BAB VII KESIMPULAN. dan berkembang di Kota Singkawang merupakan suatu fakta sosiologis yang tak
|
|
- Hadian Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 302 BAB VII KESIMPULAN 7.1. Kesimpulan Kemajemukan (pluralitas) etnis, bahasa, budaya dan agama yang tumbuh dan berkembang di Kota Singkawang merupakan suatu fakta sosiologis yang tak terbantahkan dalam kehidupan umat manusia. Pluralisme berkaitan dengan perbedaan dan keberagaman sebagai fitrah yang harus dirayakan dan dirangkai menjadi satu kekuatan untuk membangun harmoni dan menjadi modal sosial (social capital) dan perekat untuk melanggengkan keharmonisan masyarakat. Namun, di sisi lain, pluralitas dapat menjadi ancaman besar yang menyimpan potensi konflik jika tidak disadari oleh masyarakat. Kondisi seperti ini telah dimanfaatkan dengan cerdas oleh Jama ah Muslimin dalam membina kerukunan dan keharmonisan antar etnis di Kota Singkawang. Kota Singkawang dijadikan basis pengelolaan keragaman kelompok etnis karena alasan-alasan antara lain bahwa di Kota Singkawang terdapat berbagai macam kelompok etnis yang cukup beragam dengan karakter dan latar belakang yang berbeda-beda. Singkawang merupakan daerah tujuan wisata yang relatif lebih aman jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di KalBar yang sering dilanda konflik antar etnis. Di samping hal tersebut, Kota Singkawang juga di huni oleh mayoritas masyarakat Cina. Masyarakat Cina sangat menjaga rasa aman dan keharmonisan masyarakatnya, karena mereka berorientasi pada usaha bisnis dan dagang. Agama yang mereka anut Khonghucu adalah bukan agama misi sehingga tidak ada penolakan atau pertentangan dengan agama lain di
2 303 Singkawang, meskipun mereka membangun Kelenteng di tengah pemukiman masyarakat etnis lain. Strategi pengelolaan keragaman kelompok etnis diterapkan oleh Jama ah Muslimin di Kota Singkawang dilakukan dengan melalui gerakan ishlah sebagai garis perjuanagan, menjalin ukhwah Islamiyah, berhimpun dalam Shuffah (sebagai wadah bersama), pernikahan/ kawin campur, tidak membedakan etnis satu dengan lainnya, menggunakan bahasa daerah dan aqidah, tidak terlibat aktif dalam politik, adanya sistem keemiran. Semua instrumen dalam pengelolaan keragaman etnis yang dikemukakan di atas menjadi semakin kuat karena mendapat dukungan dari kekuatan lokal masyarakat Kota Singkawang. Hal ini semakin kuat jika diikuti oleh kesamaan kecenderungan pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam. Faktor keberhasilan Jama ah Muslimin dalam mengelola keragaman etnis antara lain juga karena adanya doktrin ajaan Islam. Jama ah Muslimin dalam mengelola kelompok etnis dilakukan dalam beberapa tahapan diantaranya;al- Jama ah, As-Sam u, Ath-Tha at, Hijrah dan Jihad fi sabilillah. Jama ah Muslimin dapat berhasil dalam mengelola keragaman kelompok etnis di Kota Singkawang karena Jama ah Muslimin di Kota Singkawang dalam kehidupan bermasyarakat dengan tidak mempersoalkan perbedaan etnis, status sosial dan ekonomi. Upaya menyatukan kembali kelompok etnis yang berkonflik, dilakukan Jama ah Muslimin adalah dengan cara membaurkan berbagai kelompok etnis di dalam sebuah kompleks perkampungan (Shuffah). Kelompok etnis yang bergabung dalam Jama ah Muslimin tersebut antara lain etnis Madura, Melayu, Dayak, Cina,
3 304 Bugis, Batak, Padang, Sunda dan Jawa. Berhimpunnya mereka kedalam satu wadah shuffah semata mata karena patuh pada perintah agama. Dengan demikian, disertasi ini menghasilkan beberapa temuan. Pertama, Jama ah Muslimin berhasil mengakomodasi kekuatan lokal yang ada di Singkawang. Mereka secara cerdas dapat membaca karakter geografissosial dan budaya Kota Singkawang yakni sebagai kota yang aman, bertemunya tiga etnis/budaya, kota dagang dan tujuan wisata sehingga menetapkan Singkawang sebagai basis mengelola kelompok etnis. Kedua, Strategi Jama ah Muslimin dalam mengelola kelompok etnis cukup efektif. Antara lain melalui membangun Shuffah, gerakan Ukhuwah (sosial) dan Ishlah (damai) sebagai garis perjuangan dalam menegakkan khilafah di tengah masyarakat plural, tanpa harus membawanya ke ranah politik praktis. Ketiga, disertasi ini juga menemukan adanya sebuah gagasan baru tentang model mengelola keragaman kelompok etnis yang lahir dari sebuah proses sosial di Singkawang. Proses sosial tersebut digerakkan oleh beberapa aktor yang merupakan sub-sub system dalam masyarakat Singkawang, terutama oleh Jama ahmuslimin, sehingga proses yang terjadi berhasil mempengaruhi sistem secara keseluruhan. Kota Singkawang dalam prespektif teori fungsionalisme dilihat sebagai organisme yang hidup dan tumbuh berkembang. Unsur unsur yang hidup dan berkembang di Kota Singkawang antara lain unsur pemerintah (state), kelompok etnis dan Jama ah Muslimin. Jama ah Muslimin salah satu unsur yang memberikan konstribusi positif dalam membangun kerukunan antar warga dan umat beragama. Kota Singkawang bisa berkembang dan kondusif karena semua
4 305 unsur dalam masyarakat berfungsi dan berperan sesuai dengan peranya masing masing, tidak ada yang dianaktirikan. Semua kelompok etnis diberi hak dan fasilitas yang sama oleh pemerintah Kota Singkawang. Jama ah Muslimin dapat berhasil dalam mengelola keragaman kelompok etnis di Kota Singkawang karena Jama ah Muslimin di Kota Singkawang dalam kehidupan bermasyarakat dengan tidak mempersoalkan perbedaan etnis, status sosial dan ekonomi, tetapi mereka lebih menghormati dan menghargai perbedaan tersebut dalam kesehariannya. Upaya menyatukan kembali kelompok etnis yang berkonflik, dilakukan Jama ah Muslimin adalah dengan cara membaurkan berbagai kelompok etnis di dalam sebuah kompleks perkampungan (Shuffah). Kelompok etnis yang bergabung dalam Jama ah Muslimin tersebut antara lain etnis Madura, Melayu, Dayak, Cina, Bugis, Batak, Padang, Sunda dan Jawa. Berhimpunnya mereka kedalam satu wadah shuffah semata mata karena patuh pada perintah agama. Perbedaan etnis dan agama bukan satu satunya penyebab timbulnya pertikaian, tetapi juga ditentukan oleh banyak faktor, seperti ketidakadilan ekonomi dan kebijakan yang tidak adil dalam masyarakat. Pengurus dan anggota Jama ah Muslimin di Kota Singkawang tidak lagi mempersoalkan perbedaan etnis, status sosial dan ekonomi, akan tetapi mereka lebih menghormati dan menghargai perbedaan tersebut. Kunci keberhasila pengelolaan kelompok etnis yang diterapkan Jama ah Muslimin antara lain; pernikahan/kawin campur, tidak membedakan etnis satu dengan lainnya, menggunakan bahasa daerah dan aqidah, tidak terlibat aktif
5 306 dalam politik, adanya sistem keemiran. Semua instrumen dalam pengelolaan keragaman etnis yang dikemukakan di atas menjadi semakin kuat karena mendapat dukungan kesamaan keyakinan agama. Hal ini semakin kuat jika diikuti oleh kesamaan kecenderungan pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam. Strategi Jama ah Muslimin dalam mengelola keragaman etnis ke dalam internal Jama ah dengan cara penguatan keimanan (ukhwah Islamiyah) antar umat atau etnis melalui pendidikan di Shuffah, bait, dakwah, dan ishlah, sehingga menjadi pribadi pribadi yang kuat, siap dan terampil untuk berinteraksi dengan dunia di luar Jama ah. Terdapat faktor penting yang membuat masyarakat Singkawang terintegrasi, yaitu motif ekonomi. Sebagai Kota pariwisata, sektor ekonomi sangat diandalkan oleh pemerintah maupun masyarakat. Pariwisata adalah aset ekonomi paling penting di Singkawang yang membuat berbagai usaha atau bisnis di Singkawang dapat hidup dan berkembang. Untuk menjamin keberlangsungan kehidupan ekonomi tersebut, syarat yang sangat diperlukan adalah jaminan rasa aman atau terbebas dari konflik. Maka motif ekonomi sebenarnya turut mendorong masyarakat Singkawang untuk menciptakan kondisi sosial yang baik, rukun, dan bersatu. Mengacu pada analisis Integrasi Sosial, Kebutuhan akan rasa aman bagi keberlangsungan ekonomi telah menjadi kesadaran bersama warga dari berbagai etnis dan agama di Singkawang. Dengan kata lain, hal tersebut telah menjadi collective conciousness yang merupakan prasyarat terpenting bagi terbentuknya integrasi sosial. Salah satu bukti terbentuknya integrasi sosial di Kota Singkawang
6 307 adalah pengakuan identitas bersama yang dimiliki semua etnis di Singkawang. Baik Melayu, Cina, Dayak dan lainnya sama-sama mengaku sebagai Orang Singkawang. Identitas bersama ini diposisikan di atas identitas etnis dan agama. Hal ini dipertegas dengan pengakuan identitas sebagai bumi putera. Dimana definisi Bumi Putera bukanlah etnis asli daerah tersebut (dalam hal ini Dayak dan Melayu), namun Bumi Putera adalah siapa saja yang terlahir di Singkawang dan atau yang telah tinggal di Singkawang selama lebih dari 25 tahun. Identitas baru ini merupakan sebuah bentuk integrasi yang mampu mengatasi identitas. Akhirnya, dapat diperas atau dirumuskan satu intisari kesimpulan bahwa kerukunan antar etnis dapat tercipta melalui akomodasi kekuatan lokal dan kepeloporan para pemimpin/tokoh lokal adalah salah satu bagian atau sistem dalam masyarakat. Untuk konteks Singkawang, Jama ah Muslimin adalah bagian penting dari sistem tersebut yang telah berperan dalam pengelolaan keragaman etnis. Tepatlah kiranya bahwa setiap bagian (sub-sistem) dalam masyarakat keberadaannya menentukan bagi sistem atau masyarakat tersebut. Jika keberadaannya positip maka akan bermanfaat bagi kseluruhaan sistem tempat mereka berada, namun jika negatip juga memberi ekses tidak baik bagi sistemnya Rekomendasi Keberhasilan Jama ah Muslimin Kota Singkawang dalam membangun hubungan sosial yang terbangun secara baik antara anggota kelompok Jama ah Muslimin maupun anggota Jama ah Muslimin dengan masyarakat luas sebagaimana yang dikemukakan di atas, merupakan modal sosial dan model yang
7 308 sangat penting dalam mewujudkan perdamaian. Kemampuan Jama ah Muslimin Kota Singkawang untuk menjaga dan mengembangkan pola pola integrasi sosial yang jauh dari konflik kekerasan perlu dikaji lebih mendalam untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya mempersempit peluang terjadinya konflik sosial yang dapat merusak tatanan sosial masyarakat. Kurangnya perhatian yang selama ini diberikan kepada usaha usaha untuk menggali nilai nilai budaya lokal membuka peluang bagi suburnya semangat ignoransi terhadap kearifan lokal yang telah melembaga di dalam masyarakat secara turun temurun, nilai nilai persaudaran dan solidaritas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sebagai bagian dari kearifan lokal yang diperkuat oleh penghayatan terhadap ajaran Islam, tidak dipungkiri merupakan sumber inspirasi yang sangat potensial dalam membangun suasana kehidupan harmonis antar warga dalam masyarakat. Atas dasar ini maka penelitian ini mengnggap perlu meminta perhatian para penentu pengambil kebijakan serta para pemikir sosial untuk meningkatkan upaya menjadikan kearifan lokal sebagai modal sosial yang strategis bagi usaha usaha memantapkan proses pengelolaan keragaman etnis dimasa mendatang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fety Novianty, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini peneliti akan menyajikan hal yang terkait dengan latar belakang masalah yang ada di lapangan yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, kemudian dilanjutkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Menciptakan Harmonisasi Hubungan Antaretnik di Kabupaten Ketapang
248 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Penelitian ini mengkaji tentang Internalisasi Nilai Integrasi untuk Menciptakan Harmonisasi Hubungan Antaretnik di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Dari hasil analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan apabila ada interaksi sosial yang positif, diantara setiap etnik tersebut dengan syarat kesatuan
Lebih terperinciSINGKAWANG JANTUNG KALIMANTAN BARAT
BERSAMA MEMBANGUN SINGKAWANG MENUJU MASYARAKAT YANG HARMONIS DAN MANDIRI VISI STRATEGIS: SINGKAWANG JANTUNG KALIMANTAN BARAT Oleh: Ir. H. Darmawan, MSc. LATAR BELAKANG 1. Pembangunan Kota Singkawang sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia ditakdirkan menghuni kepulauan Nusantara ini serta terdiri dari berbagai suku dan keturunan, dengan bahasa dan adat istiadat yang beraneka ragam,
Lebih terperinciMuhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI
Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Rusuh Ambon 11 September lalu merupakan salah satu bukti gagalnya sistem sekuler kapitalisme melindungi umat Islam dan melakukan integrasi sosial. Lantas bila khilafah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kesatuan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote yang penuh dengan keanekaragaman dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN 2337-8891 Vol. 1, No. 1, Juni 2017 PERAN ORGANISASI MAHASISWA EKSTRA UNIVERSITER DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTARUMAT BERAGAMA FETY NOVIANTY Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajemukan yang ada di Indonesia merupakan suatu kekayaan bangsa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajemukan yang ada di Indonesia merupakan suatu kekayaan bangsa. Masyarakat Indonesia secara demografis maupun sosiologis merupakan wujud dari bangsa yang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kerukunan umat beragama merupakan dambaan setiap umat, manusia. Sebagian besar umat beragama di dunia, ingin hidup rukun, damai dan tenteram dalam menjalankan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika
44 BAB IV ANALISIS A. Kualitas Tingkat Toleransi Pada Masyarakat Dukuh Kasaran, Desa Pasungan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten Toleransi antar umat beragama, khususnya di Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. keseluruhan penulisan skripsi ini yang mengangkat bahasan tentang Pendidikan
116 BAB V PENUTUP Dalam bab terakhir ini, penulis akan menarik kesimpulan dari keseluruhan penulisan skripsi ini yang mengangkat bahasan tentang Pendidikan Pluralism Perspektif Dr. Yusuf Qardhawi; Telaah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah negara yang penduduknya sangat plural (very
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah negara yang penduduknya sangat plural (very plural society) terdiri dari beraneka ragam bahasa, agama, suku bangsa dan budaya yang menyebar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, adat-istiadat, golongan, kelompok dan agama, dan strata sosial. Kondisi
Lebih terperincisambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Bersama Nasional, 27 Desember 2010 Senin, 27 Desember 2010
sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Bersama Nasional, 27 Desember 2010 Senin, 27 Desember 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN NATAL BERSAMA NASIONAL DI JAKARTA CONVENTION CENTER
Lebih terperinciVISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL
RETHINKING & RESHAPING VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL OLEH : DR. MUHADJIR EFFENDY, M.AP. Disampaikan dalam Acara Tanwir Muhammadiyah 2009 di Bandar Lampung, 5 8 Maret 2009 1 Lingkup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maluku merupakan bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Indonesia yang memiliki nilai-nilai adat dan budaya yang beragam dan kaya. Situasi ini telah memberikan gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ciri khas dari Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia termasuk dalam hal. konflik apabila tidak dikelola secara bijaksana.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang multikultur, yakni bangsa yang memiliki aneka ragam budaya yang dapat memperkaya budaya nasional sekaligus sebagai ciri khas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang mempunyai tingkat keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
178 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh beberapa temuan penelitian yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Berikut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Kemajukan ini di tandai oleh adanya suku-suku bangsa yang masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik dan memiliki wilayah kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang majemuk, bahkan Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34) multikulturalitas bangsa
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia yang di bangun di atas keberagaman/kemajemukan etnis, budaya, agama, bahasa, adat istiadat.kemajemukan merupakan kekayaan bangsa Indonesia, sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jarak antar Negara melalui fitur-fitur komunikasi yang terus dikembangkan. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi di era globalisasi menghilangkan jarak antar Negara melalui fitur-fitur komunikasi yang terus dikembangkan. Hal ini menjadikan
Lebih terperinciPlenary Session III : State and Religion-Learning from Best Practices of each Country in Building the Trust and Cooperation among Religions
Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Parliamentary Event on Interfaith Dialog 21-24 November 2012, Nusa Dua, Bali Plenary Session III : State and Religion-Learning from Best Practices of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multikultural seperti sekarang setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. berasal dari nama tumbuhan perdu Gulinging Betawi, Cassia glace, kerabat
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dari beribu-ribu pulau tersebut Indonesia memiliki berbagai suku, ras, agama,
Lebih terperinciBAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pada hakekatnya, Visi merupakan cara pandang jauh ke depan tentang cita-cita atau kondisi ideal yang diinginkan di masa depan dengan memperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ras, suku, agama dan yang lainnya. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakannegara multikultural yang memiliki keberagaman ras, suku, agama dan yang lainnya. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan. Hidup berdampingan secara damai antara warga negara yang beragam tersebut penting bagi
Lebih terperinciVisi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun
Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun 2016-2021 Terwujudnya Ketahanan Pangan bagi Masyarakat Kabupaten Kediri yang Religius, Cerdas, Sehat, Sejahtera, Kreatif, dan Berkeadilan, yang didukung oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya bangsa dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah negara yang terbentang luas
Lebih terperinciPeningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial
XVI Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial Untuk mewujudkan Jawa Timur makmur dan berakhlak, diperlukan landasan kesalehan sosial dalam pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dan
Lebih terperinciKESERASIAN SOSIAL MASYARAKAT MAJEMUK DI KELURAHAN BANDAR SELAMAT KECAMATAN MEDAN TEMBUNG
KESERASIAN SOSIAL MASYARAKAT MAJEMUK DI KELURAHAN BANDAR SELAMAT KECAMATAN MEDAN TEMBUNG DISUSUN OLEH RAHMADSYAH 100901060 DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciTUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA
TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA Nama : M. Akbar Aditya Kelas : X DGB SMK GRAFIKA DESA PUTERA Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu negara
Lebih terperinciparameter nominal Dapat menyebabkan disintegrasi sosial/budaya
KONFLIK ANTAR ETNIS INDONESIA Pluralisme sosial Heterogenitas diferensiasi sosial parameter nominal kesenjangan sosial parameter graduate SARA,Parpol & ormas ekonomi & jabatan Dapat menyebabkan disintegrasi
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA IMLEK 2559 DAN CAP GO MEH 2008 Hari/Tanggal : Kamis, 21 Pebruari 2008 Pukul : 09.
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA IMLEK 2559 DAN CAP GO MEH 2008 Hari/Tanggal : Kamis, 21 Pebruari 2008 Pukul : 09.00 WIB Tempat : Panggung Kehormatan (Ex Bioskop Kota Indah) Jl. Diponegoro
Lebih terperinciKONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU
BAB VI KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU Konflik merupakan sebuah fenonema yang tidak dapat dihindari dalam sebuah kehidupan sosial. Konflik memiliki dua dimensi pertama adalah dimensi penyelesaian
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi merupakan visualisasi dari apa yang ingin dicapai oleh Kota Sorong dalam 5 (lima) tahun mendatang melalui Walikota dan Wakil Walikota terpilih untuk periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama, keyakinan, ras, adat, nilai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajemukan, tetapi yang terpenting adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terdiri dari masyarakat yang plural. Dikatakan plural karena keanekaragaman bumi Indonesia dengan suku dan agamanya. Pluralitas tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai sebuah negara yang besar berdiri dalam sebuah kemajemukan komunitas. Beranekaragam suku bangsa, ras, agama, dan budaya yang masingmasing mempunyai
Lebih terperinciBUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa Kabupaten Alor merupakan bagian
Lebih terperinciBAB XIII GEREJA DI ANTARA PLURALITAS
Modul ke: BAB XIII GEREJA DI ANTARA PLURALITAS 14 Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi A. PENDAHULUAN INDONESIA GEREJA DI ANTARA PLURALITAS
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012
Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK 2563 TINGKAT NASIONAL
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Dari hasil penelitian dapat disimpulkan secara umum bahwa masyarakat kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.
Lebih terperinciPERSATUAN DAN KERUKUNAN
PERSATUAN DAN KERUKUNAN PENGERTIAN PERSATUAN DAN KESATUAN A. PERSATUAN Dari segi bahasa persatuan berarti gabungan, ikatan atau kumpulan. Sedangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta berbeda kepentingan. Akan tetapi perbedaan-perbedaan itu disatukan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, etnis, dan agama, oleh karena itu bangsa Indonesia memiliki banyak macam bahasa, adat istiadat, budaya, dan kesenian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemajemukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemajemukan penduduk yang berdasarkan suku bangsa, budaya, ras dan agama. Kemajemukan yang ada pada bangsa Indonesia
Lebih terperinciBung Karno, pohon sukun dan Pancasila
Bung Karno, pohon sukun dan Pancasila Rabu, 7 Juni 2017 16:28 WIB 88 Views Oleh Kornelis Kaha Masyarakat di depan patung Ir. Soekarno (Bung Karno) di alun-alun Kota Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). (ANTARA)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa sebagai pendatang di tengah-tengah kehidupan masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedatangan orang-orang dari berbagai suku ke Kota Palangka Raya khususnya menjadi mahasiswa di IAIN Palangka Raya dan bertempat tinggal di Ma had al-jami ah mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategis dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012
Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR'AN TAHUN 1433 H/2012 M
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU
BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU Pluralisme adalah sebuah realitas sosial yang siapapun tidak mungkin memungkirinya, kehidupan
Lebih terperinciPEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan. dalam menjaga hubungan yang
LAMPIRAN 98 Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI Hari/Tanggal Observasi : Tempat : No Aspek yang diamati Keterangan 1 Lokasi 2 Kehidupan sosial masyarakat 3 Interaksi antar warga 4 Keterlibatan warga masyarakat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui pembahasan dan analisis dari bab I sampai bab IV, maka ada beberapa hal yang sekiranya perlu penulis tekankan untuk menjadi kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena di dalam kehidupannya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Pada diri manusia juga terdapat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. pertanyaan-pertanyaan penelitian, yang menjadi fokus penelitian. Selanjutnya,
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini, paparan hasil penelitian difokuskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, yang menjadi fokus penelitian. Selanjutnya, pada bagian berikutnya dipaparkan
Lebih terperinciRESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO
RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO Membangun kembali fundamental ekonomi yang sehat dan mantap demi meningkatkan pertumbuhan, memperluas pemerataan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami oleh masyarakat yang multietnis. Hal ini tampak dari banyaknya suku yang beragam yang ada di provinsi ini misalnya
Lebih terperinciBUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN DAN DEWAN PEMBINA FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciOleh: DEPUTI VI/KESBANG KEMENKO POLHUKAM RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KAB/KOTA SE INDONESIA
Oleh: DEPUTI VI/KESBANG KEMENKO POLHUKAM RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KAB/KOTA SE INDONESIA Jakarta, 6 Oktober 2016 VISI KABINET KERJA: TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga multikultural, dimana dalam kehidupan tersebut terdapat berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan budaya yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai suku atau etnis yang berkembang dan tersebar di seluruh wilayah
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 Rencana Kerja Tahun 2018 Badan Kesbangpol Prov. Kalsel 1 KATA PENGANTAR Puji
Lebih terperinciPEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
BAHAN PAPARAN [ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA S U M A T E R A K A L I M A N T A N I R I A N J A Y A J A V A Ps 28E (1) setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbhineka, baik suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Selain itu, kondisi geografis dimana bangsa Indonesia hidup juga
Lebih terperinciVISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN
VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah merupakan salah satu negara multikultural terbesar di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia, kebenaran dari pernyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio kultural maupun
Lebih terperinciPemahaman Multikulturalisme untuk Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Pemahaman Multikulturalisme untuk Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Bahan Pembicara Untuk Dialog Kebangsaan Pada Acara Dies Natalis Universitas
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 T E N T A N G
BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 T E N T A N G PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN
Lebih terperinciMENDENGARKAN HATI NURANI
Mengejawantahkan Keputusan Kongres Nomor Kep-IX / Kongres XIX /2013 tentang Partisipasi Dalam Partai Politik dan Pemilu Wanita Katolik Republik Indonesia MENDENGARKAN HATI NURANI Ibu-ibu segenap Anggota
Lebih terperinciPentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa
Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata toleran yang berarti sifat/sikap menenggang (menghargai,
Lebih terperinciKESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA
KANTOR UTUSAN KHUSUS PRESIDEN UNTUK DIALOG DAN KERJA SAMA ANTAR AGAMA DAN PERADABAN KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA HASIL MUSYAWARAH BESAR PEMUKA AGAMA UNTUK KERUKUNAN BANGSA Jakarta 8-10 Februari 2018
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan dimana kesemuanya itu merupakan anugrah dari Tuhan yang maha
Lebih terperinci5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG
Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang
Lebih terperinciPENGELOLAAN KOMUNITAS ADAT
PENGELOLAAN KOMUNITAS ADAT A. Pendahuluan Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang masyarakatnya terdiri dari beraneka ragam suku bangsa dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Keragaman
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan ini merupakan inti pembahasan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian yang dikaji. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP A. Simpul-Simpul
BAB VI PENUTUP A. Simpul-Simpul Sejauh ini peneliti telah memberikan ulasan terinci mengenai tema penelitian ini. Ada beberapa simpul yang dapat ditarik dari uraian tersebut, khususnya dalam menjawab terhadap
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil temuan, pembahasan, dan hasil penelitian terdahulu yang telah diuraikan pada bab sebelumnya tampak bahwa nilai-nilai yang digunakan sebagai pedoman
Lebih terperinciREVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA Fakultas Hukum Universitas Brawijaya BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI SPIRIT KONSTITUSI Pasal 36A UUD 1945 menyatakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Simpulan dan Saran. Keduanya merupakan bagian penutup dari tesis ini.
BAB V PENUTUP Pada bagian ini akan dikemukakan tentang dua hal yang merupakan Simpulan dan Saran. Keduanya merupakan bagian penutup dari tesis ini. A. Simpulan 1. Denda adat di Moa merupakan tindakan adat
Lebih terperinciBAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN
BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan hasil penelitian pada BAB IV peneliti dapat merumuskan kesimpulan dan rekomendasi untuk berbagai pihak. A. Simpulan 1. Simpulan Umum Masyarakat Dusun Kalibago merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Negara Indonesia adalah negara yang sangat majemuk atau beraneka ragam, baik dilihat secara geografis, struktur kemasyarakatan, adat istiadat, kebiasaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang berdiri di atas empat pilar berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia, dan Bhinneka
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL
86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab V membahas tentang simpulan dan saran. Mengacu pada hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat dirumuskan beberapa simpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Masyarakat Jember merupakan percampuran dari berbagai suku. Pada umumnya masyarakat Jember disebut dengan masyarakat Pandhalungan. 1 Wilayah kebudayaan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. maupun negatif kepada umat manusia. Dampak tersebut berakibat kepada perubahanperubahan
BAB V PENUTUP I. Pengantar Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi memberikan dampak baik positif maupun negatif kepada umat manusia. Dampak tersebut berakibat kepada perubahanperubahan yang terjadi di
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada Bab IV di atas, maka dapat
260 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada Bab IV di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa: 1. Tinggi rendahnya transformasi struktur ekonomi masyarakat
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH
BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)
Lebih terperinciPERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA
PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA Nama : Nurina jatiningsih NIM : 11.11.4728 Kelompok Jurusan Dosen : C : S1 Teknik Informatika : Drs. Tahajudin Sudibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masyarakat yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dibuktikan melalui semboyan lambang Negara Republik
Lebih terperinciBAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH
BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH III.1. VISI Visi merupakan gambaran masa depan yang ideal yang didambakan untuk diwujudkan. Ideal yang dimaksud memiliki makna lebih baik, lebih maju, dan
Lebih terperinci