BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
|
|
- Susanto Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 1.1 Hasil Pengujian Sistem Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah perancangan yang dilakukan telah sesuai dengan yang diharapkan dan didapatkan data yang benar dari hasil pengujian tersebut untuk selanjutnya dianalisa dan didapatkan kesimpulan. Setiap rangkaian utama dari sistem akan diujikan untuk dengan parameter-parameter uji sebagai berikut: 1. Pengujian masukan dari sensor infra merah pada mikrokontroller 2. Pengujian masukan pada GPRS Shield dari mikrokontroller 3. Pengujian waktu pengiriman pesan berdasarkan jarak sensor 4. Pengujian pada sistem timer pada mikrokontroller. Setelah memasuki tahap pengujian dan mendapatkan data, maka hasil tersebut dapat diolah atau dianalisa untuk mendapatkan sebuah solusi atau kesimpulan. Analisa data yang akan dilakukan adalah berupa perhitungan jarak pengereman kereta api dengan variabel kecepatan dan berat berdasarkan waktu pesan informasi dari sistem pemantauan, untuk mendapatkan sebuah hasil yaitu : 1. Penempatan sensor infra merah yang ideal pada jalur perlintasan untuk mendapatkan pesan dalam waktu efektif. 2. Jarak aman kereta untuk memulai pengereman 3. Jarak aman kereta untuk untuk berhenti total. 58
2 Berikut ini merupakan diagram pengujian blok sistem secara keseluruhan, pengujian dilakukan dengan mengukur ataupun membaca output dari masingmasing blok, dengan mengetahui output setiap blok sehingga mempermudah proses maintenance (perbaikan) karena posisi kerusakan sistem dapat diketahui secara pasti. Pengujian masukan pada mikrokontroller dari sensor infra merah Pengujian pengaruh panjang Kable Sensor ke mikrokontroller Pengujian lama waktu pengiriman pesan singkat berdasarkan operator telepon seluler Pengujian kerja pada eror sistem KESIMPULAN Perhitungan jarak penempatan sensor infra merah pada jalur kereta api dengan pintu perlintasan berdasarkan perbedaan kecepatan. Gambar 4.1 Blok pengujian sistem Blok uji 1 : pengujian untuk melihat tegangan yang keluar pada sensor infra merah di jalur kereta dengan beberapa kondisi. Blok uji 2 : Pengujian ini untuk melihat perubahan output pada mikrokontroler menuju dengan variabel perubahan panjang kabel sensor. 59
3 Blok uji 3 : Pengujian ini untuk mengukur lama waktu proses keseluruhan sistem dari mulai sensor infra merah mendeteksi hingga menerima SMS. Blok uji 4 : Pengujian ini untuk mengetahui seberapa lama sistem akan dapat terus berjalan sebelum terjadi eror. Blok uji 5 : Merupakan pengolahan data dari uji blok 1-5 untuk mendapatkan data baru Hasil Uji Blok 1 Pengujian ini bertujuan untuk melihat nilai input yang masuk dari sensor infra merah ke mikrokontroller. Pengukuran untuk uji coba ini menggunakan multimeter dan melihat perubahan nilai yang masuk ke mikrokontroller sebagai triger sistem pertama. Pengujian dilakukan dengan mengukur nilai tegangan yang berada pada kedua ujung photodioda dan mengukur tegangan yang masuk mikrokontroller melalui pin-pin masukan analog. Berdasarkan hasil pengukuran maka didapat data seperti tabel dibawah ini 60
4 Tabel 4.2 Hasil pengujian tegangan yang masuk ke mikrokontroller dari sensor infra merah Pengujian Tegangan Pada Sensor Infra Merah ke Mikrokontroller Waktu Kerja Sistem (Vdc) Lama Waktu kecepatan sensor Jalur kereta 1 Jalur kereta 2 Pintu 1 Pintu 2 0 0,83 2,26 4,18 3,80 1 4,92 4, ,92 2 4,98 4,97 4,97 4,97 Keterangan tabel: Kondisi 0 : merupakan kondisi normal, dimana tidak ada halangan diantara sinar infra merah. Kondisi 1 : merupakan kondisi halangan dengan waktu halangan melewati sinar infra merah kurang dari 1 detik. Kondisi 2 : merupakan kondisi halangan dengan waktu halangan melewati sinar infra merah lebih dari 1 detik. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa sensor infra merah dapat bekerja dengan baik, dimana photodioda bereaksi terhadap sinar infra merah. Terdapat perbedaan nilai tegangan saat kondisi awal, antara photodioda pada jalur kereta 1 dan photo dioda pada jalur kereta 2. Demikian juga nilai 61
5 tegangan yang keluar pada photodioda pada pintu 1 dan pintu 2. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh materi dan pembuatan photodioda itu sendiri dan jarak kerapatan antara infra merah dan photodioda berbeda sehingga mempengaruhi nilai resistansi dan pada akhirnya nilai tegangan yang dapat dilewati Hasil uji Blok 2 Blok 2 menguji perubahan nilai input yang masuk ke mikroktroller dengan merubah panjang dari kabel sensor infra merah penghubung antara sensor dengan mikrokontroller. Seperti yang diketahui bahwa pada transmisi tegangan terdapat pengaruh panjang kabel yang akan menentukan nilai akhir dari tegangan yang akan masuk. Semakin panjang kabel yang digunakan, maka akan semakin berkurang nilai tegangan yang ditransmisikan. Hal ini disebabkan oleh rugi-rugi tegangan yang hilang dalam perjalanan 62
6 . Tabel 4.2 Hasil pengujian pengaruh panjang kabel sensor terhadap tegangan yang masuk ke mikrokontroller dari sensor infra merah Pengujian Pengaruh Panjang Kabel Sensor terhadap Masukan ke Mikrokontroller Nilai Tegangan yang masuk ke Mikrokontroller (Vdc) Dalam Panjang Kondisi Awal kabel Penambahan Jalur kereta 1 Awal (45 cm) Jalur kereta 2 awal (55cm) Pintu 1 awal (25Cm) Pintu 2 awal (55cm) Awal 0,83 2,26 4,18 3, cm 0,80 2, 23 4,14 3,77 + 1m 0,76 2,18 4, 09 3, m 0,70 2,10 3,98 3,66 Dari tabel data diatas maka dapat diambil sebuah kesimpulan dari analisa mengenai rugi-rugi tegangan dalam perjalanan yaitu terdapat pengurangan tegangan jika dilakukan penggatian ataupun penambahan kabel sensor yang akan mentrasmisikan sinyal tegangan ke mikrokontroller. 63
7 1.1.3 Hasil Uji Blok 3 Pengujian ini berfungsi untuk mengukur waktu proses sistem ini dalam satu periode mulai dari saat kereta api melintas sehingga mengaktifkan sensor infra merah hingga pengiriman SMS. Parameter perbandingan pada pengujian ini adalah penggunaan 2 operator SMS yang berebeda dan juga variable kecepatan kereta mainan. Perbedaan dari waktu yang didapatkan akan diambil operator dengan waktu respon tercepat untuk dijadikan acuan dalam perhitungan jarak aman pengereman kereta api. Tabel 4.3 Hasil pengujian waktu Kerja Sistem Berdasarkan Operator SMS Pengujian Waktu Kerja Sistem Berdasarkan Operator SMS No. Penggunaan Operator SMS Pengujian Kecepatan HP Telkomsel HP XL Kereta Api (m/s) sensor Jlr 1(s) sensor Jlr2 (s) sensor Jlr 1 (s) sensor Jlr 2 (s) ,3 6,3 7,8 8, ,2 6,4 9,6 9, ,2 6,3 8,5 7, ,1 7,4 8,6 8, ,2 6,5 7,7 8, ,3 6,3 7,3 8, ,4 6,2 8,8 7, ,2 8,9 8,4 9,1 64
8 Dari tabel diatas didapatkan sebuah data dengan analisa bahwa pengiriman respon tercepat adalah dengan menggunakan operator yang sama antara pengirim dan penerima guna mendapatkan respon tercepat. Perbedaan operator memungkinkan penambahan proses pada handoffer antara masing-masing operator ditambah kemungkinan antrian slot pengiriman, memungkinkan untuk mendapat respon yang lambat Hasil Uji Blok 4 Pengujian Blok 4 untuk mengukur ketahanan dari sistem untuk berjalan sampai menemukan eror pada pengujian lintasannya. Disediakan 10 lap pengujian untuk masing-masing jalur lintasan sensor. Pengujian ini dilakukan dengan melihat sistem untuk bekerja dengan memberikan kondisi pada pintu perlintasan terdapat halangan, sehingga kerja sistem dapat terpantau lengkap dan ketahanan dari program yang terdapat pada mikrokontroller dapat teruji. Pengujian dimulai dari memasuki sensor jalur kereta 1 hingga 10 kali pada setiap pintu perlintasan. Pengujian dikatakan berhasil apabila dalam 1 lap itu Led indikator menyala, dan SMS diterima. 65
9 Tabel 4.4 Hasil pengujian ketahanan kerja sistem Pengujian Ketahanan Sistem saat bekerja Hasil kerja Lap / putaran (1 Jalur Jalur kereta 1 meter) kereta 2 Uji 1 Berhasil Berhasil Uji 2 Berhasil Berhasil Uji 3 Berhasil Berhasil Uji 4 Berhasil Berhasil Uji 5 Berhasil Berhasil Uji 6 Berhasil Berhasil Uji 7 Berhasil Berhasil Uji 8 Berhasil Berhasil Uji 9 Berhasil Berhasil Uji 10 Berhasil Berhasil Dari hasil pengujian blok 4 didapatkan kesimpulan bahwa pengujian sistem berhasil dilakukan dan sistem bekerja tanpa gagal selama 10 kali putaran. Hal tersebut memungkinkan karena pengaturan waktu delay dan waktu perhitungan sensor infra merah pada program diubah untuk dipercepat perputarannya dan kecepatan kereta api disesuaikan. Pengaturan ini dilakukan dikarenakan lintasan yang pendek, sehingga dengan kecepatan kereta yang sekitar 10m/s akan mampu merusak waktu perhitungan sensor yang terdapat dalam program mikrokontroller. 66
10 1.2 Analisa Data Perhitungan Jarak Pengereman Efektif Kereta Api Analisa ini bersama dengan perhitungan jarak pengereman efektif pada kereta api. Berdasarkan waktu pengiriman SMS yang didapat dari pengujian sebelumnya, maka diperlukan perhitungan berapa jarak pengereman efektif kereta dalam kondisi sebenarnya. Pengaturan untuk waktu respon inframerah mungkin diperlukan pada mikrokontroller jika akan diujicobakan pada sistem nyata. Namun untuk saat ini diperlukan sebuah teori berapa jarak effektif yang didapatkan seorang masinis untuk merespon dari SMS informasi yang diterima. Perhitungan dengan menggunakan rumus Minden seperti yang telah di paparkan pada Bab 2. L = 3,85. V 2 6,1. ψ.( 1+ λ T 10 )± i r Dimana kondisi permukaan dapat diasumsikan rata seperti yang banyak terdapat pada jalur kereta di daerah Jabodetabek dan daerah pada Pulau Jawa yang tidak terlalu berbukit. Variabel yang akan ditentukan dan diujikan adalah kecepatan 3 kecepatan, yaitu : a. Kecepatan rendah yang diwakili dengan nilai 40Km/Jam b. Kecepatan sedang yang diwakili dengan nilai 60Km/Jam c. Kecepatan tinggi yang diwakili dengan nilai 90 Km/Jam Variabel kecepatan ini ditentukan berdasarkan kecepatan standar kereta api pada area JABODETABEK. Sementara untuk koefisien tetap lain yang ditentukan adalah kereta yang akan diujikan kereta penumpang dengan jumlah gerbong sebanyak 10 buah yang masing-masing memiliki berat 40 ton, dengan asumsi 67
11 berat tersebut sudah termasuk berat penumpang, berat lokomotif adalah 84 ton. Koefisien prosentase pengereman λ = 85% saat kereta penuh. Kondisi pengereman adalah lokomotif tidak ikut mengerem, dimaksudkan adalah lokomotif mengurangi kecepatan ketika menerima SMS informasi pintu perlintasan masuk. Dengan kondisi tersebut maka akan didapatkan perhitungan sebagai berikut : Diketahui : Berat Kereta Api (GT) = ( 10 x 40) + 84 ) = 484 ton. Berat Pengereman B = λ. G per kereta atau B = 85% x 40 = 34 ton Berat Pengereman untuk 10 Gerbong (BT) = 34 x 10 = 340 ton Maka (λt) = BT / GT x 100% atau λt = ( ) x 100% = 70,24% A. Jarak pengereman saat kereta berkecepatan rendah 40Km/jam Maka Jarak Pengereman (L) L 40 = 3,85. V 2 6,1. ψ.( 1+ λ T 10 )± i r 3, L 40 = 1,05. 70,24 6,1. 0,84. ( ) ± 0 L 40 = ,1.0,84.(8,3752)±0 68
12 L 40 = 6160 = ,1.0,84.(8,3752)±0 42,914 =143, m Sehingga dapat dikatakan bahwa menurut rumus minden bahwa jarak yang diperlukan untuk pengereman kereta api pada kecepatan 40Km/jam adalah 144 m. B. Jarak pengereman saat kereta berkecepatan rendah 60Km/jam Maka Diketahui : Berat Kereta Api (GT) = ( 10 x 40) + 84 ) = 484 ton. Berat Pengereman B = λ. G per kereta atau B = 85% x 40 = 34 ton Berat Pengereman untuk 10 Gerbong (BT) = 34 x 10 = 340 ton Maka (λt) = BT / GT x 100% atau λt = ( ) x 100% = 70,24% Maka Jarak Pengereman (L)60 L 60 = 3, ,1. 0,84.( 1+ 1,05.70,24 10 )± 0 L 60 = ,1.0,84.(8,3752)±0 L 60 = ,1.0,84.(8,3752)±0 =13860 =322, m 42,914 69
13 Sehingga dapat dikatakan bahwa menurut rumus minden bahwa jarak yang diperlukan untuk pengereman kereta api pada kecepatan 60Km/jam adalah 323 m. C. Jarak pengereman saat kereta berkecepatan rendah 90Km/jam Maka Jarak Pengereman (L) L = 3, ,1. 0,84.( 1+ 1,05.70,24 10 )± 0 L = ,1.0,84.(8,3752)±0 L= ,1.0,84.(8,3752)±0 = ,914 =726, m Sehingga dapat dikatakan bahwa menurut rumus minden bahwa jarak yang diperlukan untuk pengereman kereta api pada kecepatan 90Km/jam adalah 727m. Dari perhitungan diatas, penulis memberikan skema penempatan sensor Infra merah dengan asumsi bahwa kereta api diharuskan berhenti 100 meter sebelum perlintasan jika terjadi sinyal bahaya. Kecepatan rata-rata untuk kereta communter line yang beroperasi di Jabodetabek adalah 40Km/jam dan kecepatan tertinggi adalah 90Km/jam. Untuk penempatan sensor ini, diambil kecepatan menengah yaitu 60km/jam. Jika pada saat akan melintas kecepatan 70
14 kereta melebihi 60km/jam, dapat diletakan sinyal atau semboyan agar kereta menurunkan kecepatan hingga batas tersebut. Gambar 4.5 Skema jarak aman kereta berhenti Sehingga dengan asumsi waktu yang diperlukan untuk pengiriman adalah maksimal 8,9 detik dengan operator telkomsel dari sensor mulai mendeteksi terdapat halangan pada pintu perlintasan, maka diperlukan menghitung jarak yang dilalui dalam masa pengiriman SMS yaitu ; S = V. T V= 60 Km/jam = 17m/s T = Meter S= 17m/s. 8,9s = 151,3 m Dari perhitungan sederhana diatas, didapatkan jarak yang ditempuh kereta api saat berlangsungnya proses kerja sistem sensor dari deteksi kereta api hingga menerima informasi berupa pesan SMS adalah 151,3m. 71
BAB I PENDAHULUAN. terdapat 5211 Pintu perlintasan di seluruh Jawa dan Sumatera. Perlintasan resmi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kereta api, merupakan sebuah trasportasi darat yang cukup banyak diminati oleh masyarakan di Indonesia, terlihat dari tabel yang dikeluarkan oleh Badan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar dapat mengetahui karakteristik
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil dari pengujian alat secara keseluruhan dan disertai juga dengan analisia mengenai pengujian tersebut. Pengujian ini secara umum
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan sistem ini memerlukan sensor penerima radiasi sinar infra merah yang dapat mendeteksi adanya kehadiran manusia. Sensor tersebut merupakan sensor buka-tutup yang selanjutnya
Lebih terperinciMOUSETRAP BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR PIR
MOUSETRAP BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR PIR Nama : Dini Septia Herianti NPM : 42113584 Fakultas : D3-Teknologi Informasi Program Studi : Teknik Komputer Pembimbing : Dr. Raden Supriyanto, Ssi, S.Kom,
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT. pengujian yang akan dilakukan, yaitu pengujian fungsional dan pengujian sistem
36 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat, pengujian, ada dua jenis pengujian yang akan dilakukan, yaitu pengujian fungsional dan pengujian sistem secara keseluruhan. 4.1
Lebih terperinciGambar 4.1. Penampang Alat.
37 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Nama Alat : Prototype Hand Dryer Dilengkapi Lampu UV Dengan Tampilan LCD Berbasis Microcontroller ATmega 8 Tegangan Frekuensi Daya Arus : 220 V : 50-60 Hz : 1200
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,
Lebih terperinciBAB IV UJICOBA DAN ANALISA SISTEM
BAB IV UJICOBA DAN ANALISA SISTEM Setelah perencangan dan pembuatan program maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian program dan menganalisa terhadap program yang telah dibuat. Pengujian program
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Setelah perancangan alat selesai, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa alat yang bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dalam perancangan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN
35 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan dan diuraikan mengenai persiapan komponen, peralatan yang dipergunakan, serta langkah-langkah praktek.
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.
BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.
33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu, baik manusia atau benda dari satu tempat ke tempat lain, dengan ataupun tanpa mempergunakan alat bantu.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada penelitian ini penulis menitik beratkan pada perancangan aplikasi sistem Monitoring Level Ketinggian Air dimana sistem ini menggunakan bahasa pemrograman arduino. Adapun dari
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Setelah tahap perancangan hingga terciptanya sebuah alat maka tahap selanjutnya adalah pengukuran dan pengujian. Langkah ini ditempuh agar dapat diketahui karakteristik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1 Tujuan Setelah perancangan software dan alat telah selesai, untuk tahap selanjutnya yaitu pengujian dan analisa alat, tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengukuran Catu Daya Pada pengujian catu daya dilakukan beberapa pengukuran terhadap IC regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L78012. Maka untuk regulator
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
27 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Umum Didalam perancangan alat dirancang sebuah alat simulator penghitung orang masuk dan keluar gedung menggunakan Mikrokontroler Atmega 16. Inti dari cara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika
Lebih terperinciAPLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK
APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Oleh Ade Silvia Handayani Email: ade_silvia_armin@yahoo.co.id; armin.makmun@londonsumatra.com ABSTRAK Informasi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Kondisi Stasiun Eksisting Stasiun Cicalengka merupakan stasiun yang berada pada lintas layanan Cicalengka-Nagreg-Lebakjero, terletak
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT UKUR KECEPATAN PUTAR DENGAN MENGGUNAKAN ROTARY ENDOCER
BAB III PERANCANGAN ALAT UKUR KECEPATAN PUTAR DENGAN MENGGUNAKAN ROTARY ENDOCER 3.1 Blok diagram umum Tahapan yang wajib dilakukan berikutnya adalah membuat rancangan. Berikut ini blok digram yang menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan secara pesat, sehingga mendorong orang untuk membuat suatu alat yang
Lebih terperinciDalam perancangan sistem pengendalian gerak palang pintu kereta api ini.
BAB 111 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras. Dalam perancangan sistem pengendalian gerak palang pintu kereta api ini. Difokuskan kepada ketepatan sensor, dan ketepatan motor bergerak untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENULISAN
BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suhu Panas (hot point) pada peralatan gardu induk PLN, merupakan suatu parameter yang banyak dipantau dan dianalisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suhu Panas (hot point) pada peralatan gardu induk PLN, merupakan suatu parameter yang banyak dipantau dan dianalisa perubahannya setiap saat. Hal ini berkaitan erat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu peralatan yang sangat penting pada bagian distribusi yaitu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu peralatan yang sangat penting pada bagian distribusi yaitu transformator distribusi. Transformator distribusi berfungsi untuk mengubah tenaga atau daya listrik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM 3.1 Rangkaian Blok Diagram Fungsi Setiap Blok Gambar 3.1 Rangkaian Blok Diagram Blok Suplay Blok Fotodioda : Sebagai Sumber Tegangan : Sebagai pendeteksi cahaya Blok Mikrokontroller
Lebih terperinciDISPENSER OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR DAN GAYA PEGAS PADA GELAS BERBASIS ATMEGA8535. Dhony Kurniadi
DISPENSER OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR DAN GAYA PEGAS PADA GELAS BERBASIS ATMEGA8535 Dhony Kurniadi 21110943 Pendahuluan Latar Belakang Masalah Penggunaan dispenser pada saat ini masih manual dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN
BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipantau setiap saat sebab peralatan otomatis dapat melakukan pekerjaannya sendiri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia terhadap peralatan yang cerdas dan dapat bekerja secara otomatis semakin meningkat. Selain sistem kerjanya yang teliti juga peralatan ini
Lebih terperinciPENGUKUR KECEPATAN GERAK BENDA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTOTRANSISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER Atmega 8535
PENGUKUR KECEPATAN GERAK BENDA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTOTRANSISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER Atmega 8535 Ery Safrianti, Febrizal, Edy Alvian P. Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB IV. PERANCANGAN. Blok diagram menggambarkan cara kerja semua sistem E-dump secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa komponen:
BAB IV. PERANCANGAN 4.1 Blok Diagram Alat Blok diagram menggambarkan cara kerja semua sistem E-dump secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa komponen: Sensor IR Sharp (Buka Tutup) Motor Servo Sensor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Prosedur Perancangan Prosedur perancangan merupakan langkah langkah dalam pembuatan tugas akhir ini. Dan prosedur perancangan ini digambarkan pada diagram alir berikut:
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan dan diuraikan mengenai persiapan komponen, peralatan yang dipergunakan, serta langkah-langkah praktek.
Lebih terperinciAPLIKASI PINTU CERDAS PADA LIFT BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16
APLIKASI PINTU CERDAS PADA LIFT BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Dody Hidayat 1 * 1 Program Studi Pasca Sarjana Teknik Informatika, Universitas Sumatera Utara Jl. Universitas No. 9, Kampus USU Padang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang ada sekarang ini baik di perkantoran, gedung-gedung bertingkat dan tempattempat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan kebutuhan yang paling penting dalam kemajuan teknologi saat ini. Salah satu contohnya adalah informasi ketersediaan lahan parkir. Informasi ini
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai Desember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu singkat perkembangan teknologi melaju dengan sangat pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan Dalam kurun waktu singkat perkembangan teknologi melaju dengan sangat pesat. Perkembangan teknologi ini merupakan hasil kerja keras dari rasa ingin tahu
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah dapat digunakan sesuai dengan perencanaan yang ada. Pengujian dan
Lebih terperinciOleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP
Oleh : Armaditya T. M. S. Syahdari Lutfi Akbar 2207030015 2207030057 Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP. 19690529.199512.1.001 Bidang Studi Komputer Kontrol Program Studi D3 Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PENGONTROL BEBAN LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI SMS
PERANCANGAN ALAT PENGONTROL BEBAN LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI SMS TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Teknik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Tujuan Pengujian Prototype Setelah kita melakukan perancangan alat, kita memasuki tahap yang selanjutnya yaitu pengujian dan analisa. Tahap pengujian alat merupakan bagian
Lebih terperinciPENGISI BAK PENAMPUNGAN AIR OTOMATIS MENGGUNAKAN KERAN SELENOID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Di Susun Oleh: Putra Agustian
PENGISI BAK PENAMPUNGAN AIR OTOMATIS MENGGUNAKAN KERAN SELENOID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Di Susun Oleh: Putra Agustian 43109678 LATAR BELAKANG Latar belakang masalah yang mendorong diciptakannya
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini menjelaskan tentang pengujian sistem yang telah direalisasi. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem yang telah direalisasi sesuai dengan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat
Lebih terperinciRANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51
RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 ABDUL RIZAL NUGRAHA HARTONO SISWONO SETIYONO Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Perancangan Perancangan merupakan proses perencanaan sebelum melakukan pembuatan alat. Pembuatan alat merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan berdasarkan rancangan
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Peringatan Dini Kebakaran Menggunakan Infrared Flame Detector Pararel Dengan Arduino GSM/GPRS Shield
Jurnal PROtek Vol. 04 No. 1, Mei 2017 Rancang Bangun Sistem Peringatan Dini Kebakaran Menggunakan Infrared Flame Detector Pararel Hidayat Saman 1, Moh Jamil 2, Hafid Saifudin 3 Program Studi Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perancangan fire alarm sistem yang dapat ditampilkan di web server dengan koneksi Wifi melalui IP Address. Perancangan alat ini
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang
Lebih terperinciALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER. Hasani
ALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER Hasani 20108927 Latar Belakang Teknologi dan inovasi alat yang menggunakan sistem kendali jarak jauh, turut mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan secara pesat, sehingga mendorong orang untuk membuat suatu alat yang
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas pembuatan dan perancangan seluruh sistem perangkat dari Sistem Miniatur Palang Pintu Otomatis Kerata Api Dengan Identifikasi RFID.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. patok, serta pemasangan sensor ultrasonik HC-SR04 yang akan ditempatkan pada
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Dalam sistem perancangan ini awal mula dilakukan pemasangan sensor getar SW-420 untuk mendeteksi apakah pemohon SIM C menabrak/menyenggol
Lebih terperinciJurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X
RANCANG BANGUN ALAT UKUR GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB) PADA BIDANG MIRING BERBASIS ARDUINO [1] Vionanda Sheila Deesera, [2] Ilhamsyah, [3] Dedi Triyanto [1][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas
Lebih terperinciPerancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51
21 Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Ahmad Yusup, Muchlas Arkanuddin, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro, Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penggunaan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN ALAT
BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN ALAT 4.1 Pengujian Alat Dalam bab ini akan dibahas pengujian seluruh perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi RFID dan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengharuskan pelaku industri mempercepat setiap pekerjaan yang dilakukan. Karena waktu merupakan salah satu aset dunia industri yang paling berharga.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
Ali Firdaus, Rancang Bangun Rautan Pensil Pintar 31 RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Ali Firdaus *1, Rahmatika Inayah *2 1 Jurusan Teknik Komputer Politeknik; Negeri
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN
BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. rangkaian, kemudian ketika sensor mendeteksi objek output sensor yang berupa
21 BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Blok Gambar 3.1. Blok Diagram. Pada gambar 3.1. power supply berfungsi untuk member tegangan pada semua rangkaian, kemudian ketika sensor mendeteksi objek output sensor
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengukuran Jarak Dengan Sensor Ultrasonik Pengujian dilakukan pada sensor ultrasonik PING))), untuk menentukan jarak sensor terhadap dinding. Data yang diambil merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Cara Kerja Sistem Dalam cara kerja sistem dari alat yang akan dibuat dapat di tunjukan pada gambar blok diagram 4.1 sebagai berikut : Gambar 4.1 Diagram Blok Cara Kerja Sistem
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560
RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULASI LAMPU PENERANGAN LORONG KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN SENSOR PID (Passive Infrared Detector)
RANCANG BANGUN SIMULASI LAMPU PENERANGAN LORONG KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN SENSOR PID (Passive Infrared Detector) Zilman Syarif 1, Duma Pabiban 2, Azwar Anas 3 Abstrak : Lorong merupakan sarana area untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Metode Analisis Analisis Kebutuhan Alat dan Bahan
26 BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Analisis Metode Analisis merupakan sebuah metode untuk menjabarkan aplikasi berdasarkan komponen-komponen dan berbagai fungsi yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN SISTEM
BAB III PERECAAA SISTEM Perencanaan system control dan monitoring rumah ini untuk memudahkan mengetahui kondisi lingkungan rumah pada titik - titik tertentu serta dapat melakukan pengendalian. Dimulai
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem 4.1.1 Impelementasi Mikrokontroler Arduino Mikrokontroller berbasis Arduino merupakan bagian utama dan terpusat dari keseluruah alat yang didalamnya
Lebih terperinciAnalisis Display Sinyal Kereta Api di Stasiun Langen
Analisis Display Sinyal Kereta Api di Stasiun Langen Anggo Hapsoro Pambudy 1, Yayan Harry Yadi 2, Wahyu Susihono 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa anggocc201@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III ANALISA SISTEM
BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Gambaran Sistem Umum Pembuka pintu otomatis merupakan sebuah alat yang berfungsi membuka pintu sebagai penganti pintu konvensional. Perancangan sistem pintu otomatis ini merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Pengoperasian Alat Penjelasan pengoperasian alat terapi infra merah di lengkapi sensor jarak dan timer di sesuaikan dengan list program yang telah di rancang berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan elektronika di segala bidang menjadi semakin penting dewasa ini. Dimulai dari yang diterapkan dalam rangkain elektronika analog, kemudian digital dan kini hampir
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam perancangan dan pembuatan sistem ATS (Automatic Transfer Switch) berbasis PLC (Progammable Logic Controller) ini pengerjaannya melalui dua tahap, perancangan
Lebih terperinciAnalisis Display Sinyal Kereta Api di Stasiun Langen
Analisis Display Sinyal Kereta Api di Stasiun Langen Anggo Hapsoro Pambudy 1, Yayan Harry Yadi 2, Wahyu Susihono 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa anggocc201@yahoo.co.id
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH
PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN ROBOT PENGIKUT GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER SEBAGAI MEJA PENGANTAR MAKANAN OTOMATIS Oleh : M. NUR SHOBAKH 2108 030 061 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. Bambang Sampurno,
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN
BAB III RANCANG BANGUN 3.1 Blok Diagram Sistem Monitoring Suhu Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Monitoring Suhu Pada gambar 3.1 sensor DHT 11 akan mendeteksi suhu pada ruangan lalu terhubung ke Arduino untuk
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT HITUNG JUMLAH KENDARAAN MEMANFAATKAN SENSOR INFRAMERAH SEBAGAI INPUT PADA GERBANG PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535
RANCANG BANGUN ALAT HITUNG JUMLAH KENDARAAN MEMANFAATKAN SENSOR INFRAMERAH SEBAGAI INPUT PADA GERBANG PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR MARLENI 102408002 PROGRAM STUDI D3 FISIKA DEPARTEMEN
Lebih terperinci2 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015
10 2 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015 di Laboratorium Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung.
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari skripsi meliputi gambaran alat, cara kerja sistem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan
Lebih terperinciBAB IV PENERAPAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PENERAPAN DAN PENGUJIAN Dalam bab ini, implementasi dari rancangan sistem dibagi menjadi dua, yaitu implementasi rancangan perangkat keras dan implementasi rancangan perangkat lunak. Dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PERANCANGAN PEMBUATAN ALAT SENSOR SINYAL BUNYI POLISI TIDUR
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PERANCANGAN PEMBUATAN ALAT SENSOR SINYAL BUNYI POLISI TIDUR Gambar 4.1 Perancangan Alat Sensor Sinyal Bunyi Pada rangkaian yang diatas membutuhkan tegangan 5 V dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.
44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermotor semakin meningkat. Kasus pencurian kendaraan bermotor di kota Bandung
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya kendaraan bermotor tidak hanya membuat jalanan menjadi macet, namun pada sisi negatif lainnya adalah membuat pelaku pencurian kendaraan bermotor semakin
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Dalam bab ini akan dijelaskan dan ditampilkan hasil dari pengujian rancangan alat yang dibuat beserta pembahasan tentang sistem dan cara kerja perancangan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun
BAB III LANDASAN TEORI A. Jenis jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun Tata letak jalur stasiun terdiri atas jalan jalan rel yang tersusun sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya. Penggambaran skema
Lebih terperinci