BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial, kesehatan jiwa maupun persepsi kesehatan umum (Chan et al, 2006 cit
|
|
- Hendra Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas hidup merupakan konsep multidimensi yang berhubungan dengan kepuasaan individu terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk fungsi fisik, sosial, kesehatan jiwa maupun persepsi kesehatan umum (Chan et al, 2006 cit Ng et al, 2014). Kualitas hidup terdiri dari dua elemen yaitu objektif dan subjektif (Ng et al, 2014). Penilaian terhadap kualitas hidup bergantung pada sistem nilai dan budaya dimana individu tersebut tinggal (Gilgeous, 1998 cit Ruževičius dan Dalia, 2007). Kualitas hidup dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan kesehatan jiwa seseorang, tingkat kemandirian, hubungan sosial dengan lingkungan dan faktor lain. (Ruževičius dan Dalia, 2007). Kesehatan jiwa adalah kondisi sejahtera dimana setiap individu mampu untuk menyadari potensi diri mereka, mampu mengatasi stressor hidup, bekerja secara produktif dan sukses, dan mampu berkontribusi dikomunitas (WHO, 2013). Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Kesehatan jiwa telah menjadi Prioritas Global pada tahun 2009 (Depkes, 2009). Masalah kesehatan jiwa berkontribusi terhadap beban penyakit secara global, karena empat dari sepuluh penyakit dengan beban tertinggi adalah kejiwaan (Preedy et al, 2010). WHO (2008) mengestimasi gangguan 1
2 2 neuropsikiatrik di Indonesia mempunyai kontribusi 10,7 % terhadap beban penyakit secara global. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan angka rata-rata nasional gangguan mental emosional (depresi dan ansietas) pada penduduk usia 15 tahun keatas adalah enam persen. Angka ini sama dengan 14 juta penduduk, sedangkan gangguan jiwa berat (psikosis) rata-rata sebesar 0,17 persen atau sekitar penduduk. Kerugian ekonomi akibat masalah kesehatan jiwa ini mencapai 20 triliun rupiah, hal ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan dana Jamkesmas Rp. 5,1 triliun dan kerugian akibat TBC tahun 2004 yaitu sebesar Rp. 6,2 triliun (Depkes, 2014). Gangguan mental dan perilaku terjadi pada 10% populasi dewasa. Sekitar 20% pasien yang berada pada pelayanan kesehatan primer mempunyai satu atau lebih gangguan jiwa. Dua pertiga dari pasien gangguan psikiatrik ditemukan di pusat pelayanan kesehatan primer, sekitar 30% pasien yang datang ke pelayanan kesehatan primer merupakan pasien gangguan psikiatrik yang memenuhi diagnosis menurut DSM-IV (WHO, 2001 cit Hidayat, 2010). Satu dari empat keluarga mungkin mempunyai paling sedikit satu anggota keluarga dengan gangguan jiwa. Keluarga tidak hanya menyediakan dukungan fisik dan emosional namun juga menanggung dampak negatif dari stigma dan diskriminasi. Gangguan jiwa dan neurotik diestimasikan mencapai 10% pada tahun 1990 dan mencapai 20% pada tahun WHO (2001) memperkirakan bahwa pada tahun 2020 depresi akan menjadi penyebab utama dari
3 3 ketidakmampuan seorang individu di seluruh dunia dan gangguan psikiatrik akan menyumbang sekitar 15% dari angka kesakitan global. Masalah kesehatan jiwa tidak menyebabkan kematian secara langsung namun akan menyebabkan penderitaan berkepanjangan baik bagi individu, keluarga, masyarakat dan negara karena penderitanya menjadi tidak produktif dan bergantung pada orang lain (Depkes, 2006). Individu menderita karena mereka tidak dapat berpartisipasi dalam pekerjaan dan aktivitas di waktu luang, sebagai hasil dari diskriminasi. Individu khawatir tidak dapat mengemban tanggung jawab terhadap keluarga maupun teman dan takut menjadi beban orang lain. Pasien gangguan jiwa kehilangan kesempatan yang harus mereka ambil, keluarga yang mempunyai anggota keluarga dengan gangguan jiwa membuat banyak aturan dan kompromi yang mencegah anggota keluarga lain menerima potensi pekerjaan mereka, hubungan sosial dan kesenangan (Gallagher & Mechanic, 1996 cit WHO, 2001). Kualitas hidup merupakan salah satu metode untuk menilai dampak dari gangguan jiwa yaitu dengan menggunakan insrumen kualitas hidup (Lehman et al, 1998 cit WHO, 2001). Kualitas hidup pasien gangguan jiwa menjadi lebih rendah setelah penyembuhan dari gangguan jiwa sebagai hasil dari faktor sosial termasuk stigma dan diskriminasi, individu dengan gangguan jiwa berat yang tinggal lama di rumah sakit mempunyai kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan yang tinggal dikomunitas. Kebutuhan dasar sosial dan fungsional merupakan prediktor terbesar terhadap rendahnya kualitas hidup (UK700 Group, 1999 cit WHO, 2001). Oleh sebab itu masalah
4 4 kesehatan jiwa perlu ditangani secara serius karena dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien khususnya aspek practical becoming. Aspek practical becoming merupakan salah satu aspek kualitas hidup yang penting untuk diperhatikan karena aspek ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti aktivitas menjalankan peran dalam rumah tangga, bekerja, aktivitas pendidikan, perawatan diri, dan keterlibatan dalam pelayanan sosial atau kesehatan. (Brown et al, 1993) Pemerintah telah melakukan upaya untuk mengatasi masalah gangguan jiwa khususnya di setting pelayanan kesehatan primer atau puskesmas, orientasi Kementrian Kesehatan telah berubah dari kesehatan jiwa berbasis rujukan menuju kesehatan jiwa komunitas dasar (Marchira, 2011). Community Mental Health Nursing (CMHN) merupakan pelayanan kesehatan jiwa yang berada di tingkat komunitas atau puskesmas, program CMHN dikembangkan melalui Basic Course CMHN (BC CMHN) berhasil meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien secara mandiri. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan pasien, telah dikembangkan Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) pada Intermediate Course CMHN dengan melatih Kader Kesehatan Jiwa (KKJ) yang bertugas memantau kemandirian pasien dan keluarga (Stuart, 2007). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas CMHN berupa program peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan kepada petugas kesehatan melalui pelatihan dalam rangka membantu
5 5 masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan jiwa akibat dampak tsunami, gempa maupun bencana lainnya. Terjadi dinamika interaksi di dalam kelompok yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran produktivitas dan kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian (Keliat dan Wiyono, 2013). Studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada 6 Mei 2014 menunjukkan bahwa Kabupaten Bantul merupakan wilayah post bencana gempa bumi 2006 sehingga masalah gangguan psikososial dan jumlah penderita gangguan jiwa mengalami peningkatan, baik kasus baru maupun kasus lama. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 prevalensi Gangguan Mental Emosional di Kabupaten Bantul sebesar 9,9% sedangkan Gangguan Jiwa sebesar 0,2 %. Puskesmas Jetis II dan Kasihan II merupakan puskesmas yang sudah memiliki Desa Siaga Sehat Jiwa yang berada di wilayah kabupaten Bantul. Jumlah pasien gangguan jiwa di Puskesmas Jetis II Bantul mencapai 171 orang pada tahun 2012 dengan jumlah kunjungan pasien gangguan jiwa sebesar 341 pada tahun 2013 sedangkan di Puskesmas Kasihan II sebesar 139 orang pada tahun 2009 dengan jumlah kunjungan gangguan jiwa sebesar pada tahun Skizofrenia unspecified (F20.9) merupakan penyakit terbesar kedelapan yang ada di Puskesmas Jetis II dengan jumlah 823 orang. Sejak tahun 2012 puskesmas telah melakukan berbagai upaya untuk menangani kasus gangguan jiwa, antara lain melalui home visit penderita gangguan jiwa, pendataan
6 6 penderita gangguan jiwa, family gathering, pelatihan dan refreshing kader sehat jiwa dan pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa. Hasil studi penelitian yang peneliti lakukan pada bulan Juli 2014 terkait peran dalam rumah tangga menunjukkan bahwa pasien merasa kurang nyaman ketika tetangganya tidak menyapa, pasien merasa senang apabila dapat membantu tetangganya seperti membantu mengurus pendaftaran sekolah, membantu mencarikan jaminan kesehatan, pasien juga merasa senang ketika diberikan undangan dan diminta belanja ke pasar karena mereka merasa dihargai. Beberapa pasien gangguan jiwa sudah mampu melakukan pekerjaan yang bergaji sedangkan sebagian yang lain melakukan pekerjaan sederhana seperti memasak, bersih-bersih rumah, mengasuh cucu/anak, bercocok tanam, dan belanja dipasar. Pasien juga mengungkapkan ingin membantu keluarga dengan melakukan pekerjaan yang bergaji tetapi keluarga tidak memperbolehkan. Selain itu terdapat pula pasien yang hanya diam di dalam rumah. Pasien mengungkapkan ketika mereka melamun, tidak melakukan pekerjaan akan lebih mudah untuk kambuh. Sebagian besar pasien gangguan jiwa tidak menjalankan aktivitas pendidikan formal. Masalah perawatan diri juga terjadi ditunjukkan dengan adanya pasien yang tidak mau mandi, tidak mau berganti pakaian, tidak mau memotong kuku yang panjang, tidak merapikan rambut dan tidak mencuci tangan. Beberapa pasien gangguan jiwa sudah mampu pergi ke puskesmas untuk mengambil obat, namun terdapat pasien yang tidak berani pergi ke puskesmas karena merasa minder dan beberapa pasien tidak mengambil obat
7 7 apbila tidak ada yang mengantar atau mengambilkan obat di puskesmas. Selain itu terdapat pasien yang tidak mau diajak ke fasilitas kesehatan. Dukungan keluarga dalam meningkatkan keterlibatan pasien untuk datang ke fasilitas kesehatan masih kurang sehingga masih banyak pasien yang datang ke fasilitas kesehatan hanya ketika mengalami masalah (Data Primer, 2014). Terdapat banyak faktor yang bisa mempengaruhi masalah gangguan jiwa diantaranya faktor badaniah seperti kelainan genetik, faktor sosiologik seperti budaya, lingkungan sosial, tingkat ekonomi, pola asuh orangtua, dan faktor psikologik seperti pola keluarga yang patologik, interaksi ibu-anak, peranan ayah, inteligensi, dan hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan serta masyarakat. (Maramis, 1986). Petugas kesehatan Puskesmas Jetis II menyatakan bahwa tingginya masalah gangguan jiwa yang berada di wilayah tersebut dikarenakan pasien yang telah selesai menjalani fase rehabilitasi tidak kembali lagi ke puskesmas karena merasa telah sembuh dan juga menghentikan konsumsi obat. Selain itu keluarga dan anggota terdekat pasien juga belum menyadari akan pentingnya perawatan setelah rehabilitasi terhadap prevalensi terjadinya relapse (Data Primer, 2014). Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang efektifitas Terapi Aktivitas Kelompok terhadap aspek pratical becoming dalam kualitas hidup pasien gangguan jiwa di Desa Siaga Sehat Jiwa wilayah Puskesmas Kabupaten Bantul Yogyakarta.
8 8 B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Terapi Aktivitas Kelompok efektif terhadap perubahan nilai aspek pratical becoming dalam kualitas hidup pasien gangguan jiwa di Desa Siaga Sehat Jiwa wilayah Puskesmas Kabupaten Bantul Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum : Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas Terapi Aktivitas Kelompok terhadap perubahan nilai aspek pratical becoming dalam kualitas hidup pasien gangguan jiwa di Desa Siaga Sehat Jiwa wilayah Puskesmas Kabupaten Bantul Yogyakarta. Tujuan Khusus : 1. Mengetahui perubahan nilai aspek practical becoming dalam kualitas hidup pasien gangguan jiwa sebelum dan sesudah menerima Terapi Aktivitas Kelompok di Desa Siaga Sehat Jiwa wilayah Puskesmas Kabupaten Bantul Yogyakarta. 2. Mengetahui perbedaan nilai aspek practical becoming dalam kualitas hidup pasien gangguan jiwa antara kelompok yang menerima Terapi Aktivitas Kelompok dan yang tidak menerima Terapi Aktivitas Kelompok di Desa Siaga Sehat Jiwa wilayah Puskesmas Kabupaten Bantul Yogyakarta.
9 9 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan manfaat dalam beberapa aspek meliputi : 1. Manfaat Teoritis Manfaat untuk ilmu pengetahuan adalah dapat memberikan kontribusi untuk mengembangkan pengetahuan terkait efektifitas Terapi Aktivitas Kelompok terhadap kualitas hidup pasien gangguan jiwa terutama aspek practical becoming. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat untuk pasien Memberikan pengetahuan terkait gangguan jiwa serta pentingnya peran dalam rumah tangga, aktivitas bekerja, aktivitas pendidikan, perawatan diri dan keterlibatan dalam pelayanan sosial dan kesehatan dalam meningkatkan kualitas hidup. b. Manfaat untuk perawat Dapat dijadikan sumber acuan untuk memberikan terapi pada pasien gangguan jiwa tahap maintenance dan health promotion di tingkat pelayanan kesehatan primer. c. Manfaat untuk pelayanan kesehatan Bagi puskesmas modul TAK dapat dijadikan sumber acuan untuk pemberian terapi bagi pasien gangguan jiwa tahap maintenance dan health promotion yang berkaitan dengan kualitas hidup aspek practical becoming dan aspek yang lain.
10 10 d. Manfaat untuk peneliti Dapat dijadikan sebagai informasi tambahan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut terkait kualitas hidup pasien gangguan jiwa. e. Manfaat untuk pemerintah Memberikan ide baru dalam mengembangkan strategi untuk mengatasi gangguan jiwa. Sehingga selanjutnya dapat dilanjutkan dan dikembangkan sebagai standar sarana untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan pasien gangguan jiwa tahap maintenance dan health promotion supaya dapat hidup mandiri dan produktif.
11 11 E. Keaslian Penelitian Sejauh pengetahuan peneliti, belum pernah dilakukan penelitian yang sama dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang sudah dilakukan dan serupa dengan penelitian ini antara lain: No Peneliti dan Tahun 1 Suryaningsih, V. (2007) 2 Rusjini (2007) Tabel 1 Keaslian Penelitian Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan dengan Penelitian Pengaruh Terapi Jenis penelitian Seluruh sampel penelitian Sama-sama Aktivitas quasi eksperimental mengalami penurunan menggunakan Kelompok menggunakan frekuensi halusinasi setelah TAK dalam Stimulasi Persepsi rancangan pretestpostest mengikuti TAK stimulasi pemberian Halusinasi terhadap one group persepsi halusinasi. intervensi namun Frekuensi design dengan jenis TAK yang Halusinasi di teknik pengambilan diberikan Ruang P 2 A Rumah sampel berupa berbeda.. Sakit Grhasia purposive Propinsi DIY sampling. Pengaruh Konseling dan Terapi Aktivitas Kelompok terhadap Perubahan Perilaku Psikososial pada Wanita Dewasa Pasca Gempa Di Desa Wonokromo Pleret Bantul Yogyakarta Jenis penelitian pre-eksperimental design menggunakan one group pretestpostest dan metode pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling Pada kelompok intervensi terdapat perbedaan perilaku psikososial sebelum dan sesudah pemberian TAK sebesar dengan t=3.441 dan p=0.002 dibandingkan kelompok kontrol Sama-sama menggunakan TAK dalam pemberian intervensi Perbedaan dengan Penelitian Penelitian ini pemberian TAK diarahkan terhadap aspek practical becoming kualitas hidup pasien gangguan jiwa sedangkan penelitian Suryaningsih diarahkan terhadap frekuensi halusinasi pasien jiwa, selain itu tempat dan jenis TAK yang diberikan antara peneliti dan Suryaningsih juga berbeda Pada penelitian ini diarahkan terhadap aspek practical becoming kualitas hidup pasien gangguan jiwa sedangkan penelitian Rusjini terhadap perubahan perilaku psikososial pada wanita dewasa pasca gempa. Selain itu tempat dan jenis TAK yang digunakan juga berbeda.
12 12 Tabel 1. Lanjutan 3 Wulansari, I (2010) 4 Kesumaningrum, U.P. (2009) Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Pemenuhan Kebutuhan Dasar Berpakaian dan Berhias Terhadap Harga Diri Pasien Gangguan Jiwa di RS Grhasia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Hubungan Kualitas Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok dengan Tingkat Kepuasan Pasien Gangguan Jiwa di RS Grhasia Propinsi DIY Jenis penelitian quasi eksperimental yang menggunakan rancangan pretestposttest with control group. Metode pengambilan sampel adalah non probability, jenis purposive sampling Jenis penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan cross sectional Terapi Aktivitas Kelompok pemenuhan kebutuhan dasar berpakaian dan berhias secara signifikan berpengaruh untuk meningkatkan harga diri pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Grhasia Provinsi DIY, selain itu kemandirian pasien meningkat dengan baik dalam pemenuhan kebutuhan dasar berpakaian dan berhias setelah diberikan terapi Sebanyak (83,3%) pelaksanaan TAK dengan sangat berkualitas dan tingkat kepuasan pasien menunjukkan (85,5%) pasien merasa sangat memuaskan. Nilai komparasi tingkat kepuasan pasien sebesar 28,000 dengan tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05). Sama-sama menggunakan TAK dalam pemberian intervensi namun jenisnya berbeda Sama-sama meneliti tentang TAK Pada penelitian ini TAK diarahkan terhadap aspek practical becoming kualitas hidup pasien gangguan jiwa sedangkan pada penelitian Wulansari I diarahkan pada tingkat harga diri pasien jiwa Jenis penelitian berbeda TAK yang diberikan berbeda Variabel yang diteliti dalam penelitian Kesumaningrum mengenai tingkat kepuasan pasien sedangkan dalam penelitian ini mengenai kualitas hidup aspek practical becoming.
13 13 Tabel 1. Lanjutan 5 Wulandari, A. N. (2013) 6 Blazquez, F.P., Medina, P.M., Guerrero, A.G. (2014) Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan terhadap Perubahan Strategi Koping Pasien Skizofrenia dengan Perilaku Kekerasan Di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY Gaudiebility Group Therapy in Depressed Patients: A Pilot Study Tujuan: untuk menguji efektivitas terapi kelompok berdasarkan prinsip gaudibilitas (seperangkat modulator yang mengatur pengalaman menyenangkan) pada pasien dengan unipolar depression. Jenis penelitian eksperimental dengan rancangan pretestposttest with control group Jenis penelitian eksperimental dengan rancangan pretestposttest with control group. Teknik pengambilan sampel secara random Tidak terdapat pengaruh dalam perubahan strategi koping pasien skizofrenia dengan perilaku kekerasan setelah diberikan TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Namun terdapat perbedaan yang signifikan pada strategi koping PFC sebelum dan sesudah pemberian TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan pada kelompok intervensi Menunjukkan adanya peningkatan pada kelompok intervensi yang diindikasikan dengan skala evaluasi klinis Beck Depression Scale (24.57 menjadi 13.14, p=0.02), skala gaudiebilitas (32.71 menjadi 49.57, p=0.04), skala kualitas hidup (87.14 menjadi , p=0.02) dan skala psychological well being (61.86 menjadi 82.14, p=0.02). peningkatan bertahan setelah 3 bulan dan 2 tahun. Pada kelompok kontrol menunjukkan perbedaan statistik yang signifikan hanya pada skala kualitas hidup (87.1 menjadi 97.6, p=0.014). Sama-sama menggunak an TAK dalam pemberian intervensi namun jenisnya berbeda Sama-sama mengunaka n terapi kelompok sebagai intervensi. Pada penelitian ini diarahkan terhadap aspek practical becoming kualitas hidup pasien gangguan jiwa sedangkan penelitian Wulandari, A. N. terhadap Perubahan Strategi Koping Pasien Skizofrenia dengan Perilaku Kekerasan. Selain itu tempat yang digunakan juga berbeda. Jenis terapi kelompok berbeda. Responden yang akan digunakan berbeda pada penelitian Blazquez responden adalah pasien dengan unipolar depression sedangkan peneliti menggunakan pasien gangguan jiwa secara umum. Penelitian Blazquez diarahkan terhadap tingkat depresi, kualitas hidup, gaudiebilitas dan kondisi kesejahteraan psikologis sedangkan peneliti lebih mengarahkan terhadap kualitas hidup aspek practical becoming.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia hidup di lingkungan yang terus berubah, dan perubahan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup di lingkungan yang terus berubah, dan perubahan yang terjadi seringkali dipersepsikan sebagai ancaman, tantangan, atau kebutuhan bagi individu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa dapat dilakukan perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi, dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
Lebih terperincidicintai, putusnya hubungan sosial, pengangguran, masalah dalam pernikahan,
A. Latar Belakang Gangguan jiwa yang terjadi di era globalisasi dan persaingan bebas cenderung meningkat. Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan seperti kehilangan orang yang dicintai, putusnya hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas cenderung meningkat. Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan seperti kehilangan orang yang dicintai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas cenderung meningkat. Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan seperti kehilangan orang yang dicintai,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar S-1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial, sehingga individu tersebut menyadari kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perasaan dan tingkah laku seseorang sehingga menimbulkan penderitaan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Depkes RI (2003), gangguan jiwa adalah gangguan pikiran, perasaan dan tingkah laku seseorang sehingga menimbulkan penderitaan dan tergangguanya fungsi sehari-hari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gangguan kejiwaan atau skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sehat jiwa adalah keadaan mental yang sejahtera ketika seseorang mampu merealisasikan potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap stressor, produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah masyarakat yang sehat mandiri dan berkeadilan. Visi tersebut menggambarkan bahwa pelayanan kesehatan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita gangguan jiwa di dunia diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan masalah yang sangat serius.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan yang pesat dalam bidang kehidupan manusia yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik, dan budaya serta bidang bidang lain membawa pengaruh tersendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini penanganan penderita penyakit Skizofrenia belum memuaskan terutama di negara berkembang, ini disebabkan karena ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat
Lebih terperinci/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas
1 /BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara - negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 menyatakan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari seseorang dengan kualitas hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terbatas antara individu dengan lingkungannya (WHO, 2007). Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO, 2015), sekitar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan berubahnya karakteristik seseorang dari kerusakan fungsi perilaku atau psikologis yang secara umum diukur dari beberapa konsep norma dihubungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan kondisi masyarakat sangat cepat seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang cepat ini selain membawa manfaat yang
Lebih terperinciTim Riset : Budi Anna Keliat Ni Made Riasmini Novy Helena C.D.
Efektifitas Penerapan Model Community Mental Health Nursing (CMHN) terhadap Kemampuan Hidup Pasien Gangguan Jiwa dan Keluarganya di Wilayah DKI Jakarta Tim Riset : Budi Anna Keliat Ni Made Riasmini Novy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan kesehatan serius yang perlu mendapatkan perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi perpecahan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mental dalam beberapa hal disebut perilaku abnormal (abnormal behavior). Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini masyarakat menganggap bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan masalah orang-orang yang memiliki gangguan jiwa saja atau yang kerap disebut orang awam
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN KADER TERHADAP KEMAMPUAN KADER MELAKUKAN PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA DIRUMAH
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2015 PENGARUH PELATIHAN KADER TERHADAP KEMAMPUAN KADER MELAKUKAN PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA DIRUMAH Ni Made Dian Sulistiowati, Kadek Eka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan professional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah
BAB I Pendahuluan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu masalah kesehatan utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku psikologik seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan diri dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah gangguan secara psikologis atau perilaku yang terjadi pada seseorang, umumnya terkait dengan gangguan afektif, perilaku, kognitif dan perseptual.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat termasuk penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lain (NAPZA), tetapi juga meliputi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, tetapi masih kurang populer di kalangan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Gangguan jiwa adalah sebuah penyakit dengan. manifestasi dan atau ketidakmampuan psikologis atau perilaku yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stuard & Sudeen (1998) mengatakan bahwa gangguan jiwa merupakan suatu penyimpangan proses pikir, alam perasaan, dan perilaku seseorang. Gangguan jiwa adalah sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada masa globalisasi saat ini dengan kehidupan modern yang semakin kompleks, manusia cenderung akan mengalami stress apabila ia tidak mampu mengadaptasikan keinginan-keinginan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini berarti seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik dan budaya serta bidang-bidang lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik dan budaya serta bidang-bidang lain membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 menyatakan bahwa kesehatan jiwa adalah kondisi ketika seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa bertambah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyeluruh dalam menjalankan fungsi-fungsinya, karena keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga menjadi unit terkecil dalam lingkup masyarakat yang memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap suatu kondisi. Dalam ruang lingkup keluarga terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu modal penting bagi setiap individu untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan unsur terpenting dalam kesejahteraan perorangan, kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar hidup seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam ruang lingkup ilmu penyakit dalam, depresi masih sering terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena seringkali pasien depresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (WHO, 2001). Hal ini berarti seseorang dikatakan sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disabilitas di seluruh dunia (Prince et al, 2007). Meskipun penemuan terapi. mengakibatkan penderitaan yang besar pada individu,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu penyebab utama disabilitas di seluruh dunia (Prince et al, 2007). Meskipun penemuan terapi baru untuk gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan, pekerjaan dan pergaulan (Keliat, 2006). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu perubahan dalam pikiran, prilaku dan suasana perasaan yang menimbulkan hambatan dalam melaksanakan fungsi psikologis. Orang yang mengalami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa setiap
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup sehat dan memperoleh derajat kesehatan yang optimal itu merupakan hak setiap orang di republik ini, termasuk masalah kesehatan jiwa. Dalam UU No. 36 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak. meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa(keliat, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan baik positif maupun negatif dapat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak terjadi, gejalanya ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi kepribadian yang parah, serta ketidakmampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional serta hubungan interpersonal yang memuaskan (Videbeck, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan kondisi sehat baik secara emosional, psikologi, perilaku, koping yang efektif, konsep diri yang positif, kestabilan emosional serta hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita skizofrenia dapat ditemukan pada hampir seluruh bagian dunia. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock dan Sadock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat dan berbahagia mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, diperkirakan sebanyak 24 juta orang telah menderita skizofrenia (WHO, 2009). Di Indonesia, menurut Riskesdas (2007), sebanyak 1 juta orang atau sekitar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan yang terjadi setiap daerah, banyak menyebabkan perubahan dalam segi kehidupan manusia baik fisik, mental,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Penurunan yang terjadi berbagai
Lebih terperinciPENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Meraih derajat Sarjana S- 1 keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perannya dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Seseorang dikatakan dalam keadaan sehat apabila orang tersebut mampu menjalani perannya dalam masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama ini dikenali meliputi kausa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik dan budaya serta bidang- bidang lain membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), dan tindakan (psychomotor) (Yosep, 2013). Gangguan jiwa yaitu suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah penyakit dengan manifestasi psikologik atau perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial, psikologik, genetika,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) NAMA KELOMPOK 6 A4E : 1. Made Udayati (10.321.0864) 2. Kadek Ayu Kesuma W. (10.321.0858) 3. Kadek Ninik Purniawati (10.321.0859) 4. Luh Gede Wedawati (10.321.0867)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jiwa menjadi masalah yang serius dan memprihatinkan, penyebab masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini kemajuan teknologi mempengaruhi perubahan sosial pada setiap individu dengan sangat cepat. Perubahan juga terjadi di bidang kesehatan khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, menyebutkan bahwa negara menjamin kehidupan setiap orang baik lahir maupun batin,serta menjamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi merupakan masalah psikologis yang banyak terjadi pada lanjut usia. Masalah tersebut ditandai dengan perasaan sedih mendalam yang berdampak pada gangguan interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita gangguan jiwa (skizofrenia). Sampai saat ini penanganan penderita gangguan jiwa masih sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosi, pikiran, perilaku, motivasi daya tilik diri dan persepsi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan gangguan pada fungsi mental, yang meliputi emosi, pikiran, perilaku, motivasi daya tilik diri dan persepsi yang menyebabkan penurunan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya manusia memerlukan hubungan interpersonal yang positif baik dengan individu lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan kesehatan serius yang perlu mendapatkan perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi perpecahan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dari masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian, serta manfaat penelitian ini. A. Latar
Lebih terperinciPENGARUH HOME VISIT TERHADAP KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA
PENGARUH HOME VISIT TERHADAP KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Mamnu'ah STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta Email: nutriatma@yahoo.co.id Abstract: The purpose
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, Dadang yang awalnya ingin melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara serentak batal menikah, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan
Lebih terperinci64 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
PELATIHAN PERAWAT DAN KADER DALAM PENANGANAN PASUNG BERBASIS KOMUNITAS DI PROVINSI JAWA TIMUR Yuni Ramawati (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga) ABSTRAK Provinsi Jawa Timur memiliki target
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi maladaptif pada psikologis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah lain dari gangguan jiwa adalah psikosis. Salah satu contoh psikosis adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi maladaptif pada psikologis dan fisiologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Jiwa menurut Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan Jiwa menurut Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun 2012(RUU KESWA,2012) adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental, dan spiritual
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Bp. J DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bp. J DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapat Gelar Ahli Madya Keperawatan
Lebih terperinci2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) dalam (Ishak & Daud, 2010) tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat sebesar 4,6 permil, artinya ada empat sampai lima penduduk dari 1000
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Orang dianggap sehat jika mereka mampu memainkan peran dalam masyarakat dan perilaku pantas dan adaptif.organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefeniskan kesehatan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar
Lebih terperinciGAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA
GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan Jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut undang undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa menurut undang undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014 merupakan suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan
Lebih terperinciPENGARUH ELECTRO CONFULSIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI
PENGARUH ELECTRO CONFULSIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status kesehatan anak khususnya bayi dan balita. Masih tingginya kesakitan dan kematian yang terjadi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena perkembangan anak pada fase awal akan mempengaruhi perkembangan pada fase selanjutnya. Sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana. individu tidak mampu mencapai tujuan, putus asa, gelisah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana individu tidak mampu mencapai tujuan, putus asa, gelisah,
Lebih terperinci