BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kontrak dimana satu atau lebih pemegang saham (principle) melibatkan
|
|
- Suparman Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih pemegang saham (principle) melibatkan manajemen (agent) untuk melakukan beberapa jasa atas nama mereka. Manajemen adalah pihak yang dikontrak oleh pemilik perusahaan untuk bekerja demi kepentingan perusahaan dan agen akan selalu bertindak yang terbaik bagi kepentingan perusahaan. Oleh karena itu manajer harus bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan. Teori agensi menunjukkan pentingnya pemisahan fungsi antara manajemen perusahaan dan hubungan pemilik kepada manajer. Dimana tujuan adanya pemisahan ini adalah untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas dengan cara menyewa pihak profesional untuk mengelola perusahaan. Akan tetapi dilain sisi pemisahan ini menimbulkan permasalahan yaitu ketika terjadi ketidaksamaan tujuan antara principle dan agen (Anisa, 2012). Pada dasarnya individu bertindak sesuai dengan kepentingannya masingmasing. Agen memiliki kewajiban untuk memberikan kinerja yang baik bagi principle dengan cara menciptakan laba bagi perusahaan. Sedangkan principle mempunyai kewajiban untuk memberikan apresiasi kepada agen atas kinerjanya. 12
2 Kreditor selalu ingin mendapatkan laba yang banyak dari perusahaan agar dana yang dipinjamkan cepat kembali dan tidak tergolong kategori kredit macet. Akan tetapi agency juga menginginkan bonus yang banyak atas kinerjanya. Oleh karena itu agar kedua belah pihak bisa saling mendapatkan keuntungan dari hasil kinerjanya masing-masing maka baik pihak principle maupun agen harus bisa bekerja dengan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang mereka inginkan. Kinerja agen dinilai berdasarkan kemampuannya di dalam mengatur perusahaan dengan cara menciptakan laba yang tinggi. Dengan didapatnya laba perusahaan yang tinggi maka principle akan diuntungkan dengan pengembalian utang yang cepat sehingga dana principle terus berputar. Sehingga keadaan tersebutlah yang menjadikan bonus agency menjadi naik. Ada tiga jenis asumsi sifat dasar manusia untuk menjelaskan tentang teori agensi yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia, manajer sebagai manusia kemungkinan besar akan bertindak berdasarkan sifat opportunistic. Maksud dari sifat opportunistic adalah bahwa manajer akan lebih mengutamakan kepentingan pribadinya dibandingkan kepentingan orang lain (kreditor). Agent akan berusaha mencari keuntungannya sendiri untuk mendapatkan bonus dari perusahaan dengan berbagai cara seperti memanipulasi angka-angka di laporan keuangan. 13
3 Dengan adanya perbedaan kepentingan antara agen dan principle inilah yang menyebabkan adanya konflik. Konflik ini dapat memicu terjadinya asimetri informasi diantara kedua belah pihak tersebut. Asimetri informasi antara manajer dan kreditor seringkali terjadi karena manajemen umumnya mempunyai informasi yang lebih akurat dibandingkan dengan pihak luar perusahaan (kreditor). Asimetri informasi merupakan kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang tidak diketahui pihak lain, sehingga untuk informasi tertentu hanya akan diketahui oleh suatu pihak tanpa diketahui oleh pihak lain yang juga memerlukan informasi tersebut. Asimetri informasi terjadi antara manajer dengan kreditor sebagai pengguna laporan keuangan menyebabkan kreditor tidak dapat mengamati seluruh kinerja dan prospek perusahaan secara sempurna. Ketika situasi dimana kreditor memiliki informasi yang lebih sedikit dari pada manajer, manajer dapat menggunakan wewenang yang dimilikinya untuk melakukan manajemen laba (Veronika, 2004). Hal ini akan berdampak pada kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan yang materiil Fraud Tree Secara skematis, Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) Pohon ini menggambarkan cabang-cabang dari fraud dalam bentuk skema hubungan kerja, beserta ranting dan anak rantingnya. Terdapat tiga cabang utama, yaitu Corruption, Asset Misappropriation, dan Fraudulent Statements seperti pada Gambar 2.1 berikut 14
4 Gambar 2.1Fraud tree Sumber: acfe.com/fraud-tree.aspx,
5 1) Asset Misappropriation Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya tangible atau dapat diukur/dihitung. 2) Fraudulent Statements Fraudulent statements meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan dalam penyajian laporan keuangan untuk memeroleh keuntungan. Salah satu bentuk dari fraudulent statements adalah manajemen laba (Rezaee, 2002). 3) Corruption Korupsi banyak terjadi di negara-negara yang memilki sistem penegakan hukum yang lemah, serta kurangnya kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan. Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan pihak lain seperti suap dan korupsi yang memiliki hubungan simbiosis mutualisme Kecurangan Laporan Keuangan Definisi Kecurangan Laporan Keuangan Definisi kecurangan laporan keuangan menurut ACFE (1998) adalah kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material 16
6 laporan keuangan yang merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat financial dan non financial. Kecurangan laporan keuangan dapat berkaitan dengan beberapa skema seperti: 1) pemalsuan, pengubahan atau manipulasi dari catatan keuangan, dokumen pendukung atau transaksi bisnis, 2) kesalahan pencatatan material yang disengaja, penghapusan, atau kesalahan presentasi dari kejadian, transaksi, akun, atau informasi signifikan lainnya yang merupakan sumber informasi pembuatan laporan keuangan, 3) kesalahan yang disengaja pada penggunaan prinsip akuntansi, kebijakan, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur, mengakui, melaporkan dan mengungkapkan kejadian ekonomis dan transaksi bisnis, 4) penghilangan secara sengaja dari pengungkapan atau penyajian pengungkapan yang tidak memadai berkaitan dengan standar, prinsip, praktek akuntansi dan informasi keuangan yang berhubungan. 5) penggunaan teknik akuntansi yang agresif melalui pengelolaan laba yang tidak diperbolehkan, 6) manipulasi dari praktek akuntansi yang didasarkan pada standar akuntansi yang tersedia yang memiliki celah yang dapat digunakan perusahaan untuk menutupi substansi ekonomi dari kinerjanya (Rezaee, 2002). 17
7 Imbalan Kecurangan Laporan Keuangan Imbalan yang diharapkan bagi para pelaku kecurangan adalah beragam. Menurut Mulford (2010) berbagai imbalan dibagi menjadi beberapa kategori berikut ini: 1) Dampak pada harga saham (Share-price effect) : a. Mengurangi gejolak turun dan naiknya harga saham b. Meningkatkan nilai perusahaan c. Menurunkan biaya ekuitas d. Meningkatkan nilai opsi saham 2) Dampak pada biaya pinjaman (Borrowing cost benefit) : a. Meningkatkan kualitas kredit b. Rating utang jadi lebih tinggi c. Biaya pinjaman lebih rendah d. Kontrak keuangan lebih lunak 3) Dampak pada Bonus yang diperoleh (Bonus plan effect) : a. Menaikkan laba yang menjadi dasar pemberian bonus 4) Dampak biaya politik (political cost effects) : a. Menurunkan dampak regulasi b. Menghindari pajak yang lebih tinggi Fraud triangle Teori yang mendasar dari penelitian ini yaitu teori fraud triangle. Teori ini dicetuskan oleh Cressey (1953) yang diperkenalkan dalam literatur pofesioanal pada SAS No. 99, Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit. Secara 18
8 umum kecurangan mempunyai tiga sifat seperti yang diungkapkan dalam fraud triangle. Dimana kondisi yang umumnya hadir pada saat fraud terjadi yaitu tekanan atau pressure, peluang atau opportunity, dan rasionalisasi atau rationalization (Turner et al., 2003). Menurut AICPA, hanya satu dari faktorfaktor ini yang hadir dalam rangka kecurangan yang dilakukan. SAS No. 99 mengharuskan auditor untuk menerapkan prosedur baru yang bertujuan untuk mengetahui lingkungan perusahaan dan untuk mengevaluasi jumlah luas informasi baru dalam upaya untuk mengidentifikasi fakta dan keadaan yang mengindikasikan adanya tekanan, peluang, dan rasionalisasi (Skousen, et al., 2009). Gambar 2.2 menerangkan hubungan antara pressure, opportunity, dan rationalization. Gambar 2.2 Fraud triangle Sumber: data diolah,
9 Pressure (Tekanan) Rahmanti (2013) menyebutkan bahwa pressure adalah dorongan orang untuk melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain, termasuk hal keuangan dan non keuangan. Dalam hal keuangan sebagai contoh dorongan untuk memiliki barangbarang yang bersifat materi. Tekanan dalam hal non keuangan mendorong seseorang melakukan kecurangan, misalnya tindakan untuk menutupi kinerja yang buruk karena tuntutan pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang baik. SAS No. 99 menjelaskan bahwa, terdapat empat jenis kondisi umum terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut adalah stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kebutuhan keuangan individu, dan target keuangan. Tekanan eksternal dapat berasal dari kewajiban/utang perusahaan dan target keuangan yang diberikan oleh pemilik perusahaan, investor atau kreditor. Dalam hal ini, tekanan eksternal ini akan memberikan dampak terhadap kinerja perusahaan. Dampak positifnya adalah peningkatan kinerja perusahaan yang signifikan. Namun, dampak negatifnya adalah kecurangan yang akan timbul karena manajemen tidak mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga manajemen akan melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan perusahaan agar terlihat baik. Utang perusahaan yang tinggi tidak selalu mencerminkan bahwa perusahaan tersebut sedang dalam keadaan buruk atau kekurangan dana, karena utang dapat berfungsi sebagai tambahan modal perusahaan untuk melakukan 20
10 ekspansi atau research and development. Jumlah utang yang tinggi juga dapat mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman, hal ini menjelaskan mengenai fleksibiliatas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan perusahaan untuk membayar dividen juga tinggi Oportunity (Kesempatan / peluang) Nabila (2013) berpendapat bahwa opportunity adalah peluang yang memungkinkan terjadinya fraud. Para pelaku kecurangan percaya bahwa aktivitas mereka tidak akan terdeteksi. Peluang dapat terjadi karena pengendalian internal yang lemah, pengawasan manajemen yang kurang baik atau melalui penggunaan posisi. Kesempatan untuk melakukan fraud berdasarkan pada kedudukan pada umumnya, manajemen suatu perusahaan memiliki potensi yang lebih besar untuk melakukan fraud dibandingkan dengan karyawan. Tetapi patut digaris bawahi bahwa kesempatan untuk melakukan kecurangan selalu ada pada setiap kedudukan. Kegagalan dalam menetapkan prosedur yang memadai untuk kondisi fraud juga mampu meningkatkan keterjadian suatu kecurangan. Dilihat dari ketiga elemen fraud triangle, kesempatan memiliki kontrol yang paling atas, oleh karena itu dalam mendeteksi adanya aktivitas kecurangan maka perusahaan perlu membangun sebuah proses, prosedur dan kontrol yang efektif. SAS No. 99 menyebutkan bahwa peluang pada kecurangan laporan keuangan dapat terjadi pada tiga kategori. Kondisi tersebut adalah kondisi industri, ketidakefektifan pengawasan, dan struktur organisasional. 21
11 Rationalization ( Rasionalisasi ) Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari pembenaran atas perbuatannya. Rasionalisasi merupakan bagian fraud triangle yang paling sulit untuk diukur (Skousen, et al., 2009). Sikap atau karakter adalah apa yang menyebabkan satu atau lebih individu untuk secara rasional melakukan fraud. Integritas manajemen merupakan penentu utama dari kualitas laporan keuangan. Ketika integritas manajemen dipertanyakan, keandalan laporan keuangan diragukan. Mereka yang umumnya tidak jujur maka akan lebih mudah merasionalisasi kecurangan. Bagi mereka dengan standar moral yang lebih tinggi, mungkin tidak begitu mudah. Pelaku fraud selalu mencari pembenaran rasional untuk membenarkan perbuatannya. SAS No. 99 menyebutkan bahwa rasionalisasi pada perusahaan dapat diukur dengan siklus pergantian auditor, opini audit yang didapat perusahaan tersebut serta keadaan total akrual dibagi dengan total aset Manajemen Laba Manajemen laba merupakan setiap tindakan manajemen yang dapat memengaruhi angka laba yang dilaporkan. Menurut Scott (2000), Manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajemen untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan kebijakan akuntansi tersebut termotivasi dari tujuan efisiensi maupun oportunistik. Manajemen laba bersifat efisiensi apabila manajemen perusahaan berusaha untuk menambah tingkat transparansi laba dalam mengkomunikasikan hal yang bersifat informasi internal perusahaan Beberapa kasus teknik-teknik manajemen 22
12 laba yang oportunistik sering kali menggunakan teknik perataan laba (income smoothing). Praktik perataan laba disebabkan adanya motivasi manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan. Manajemen akan melakukan income maximation ketika laba perusahaan mengalami penurunan dengan tujuan mendapatkan bonus yang besar (Scoot, 2000). Sebaliknya perusahaan akan melakukan income minimation ketika laba mendatang diperkirakan menurun drastis sehingga dapat di atasi dengan mengambil laba periode sebelumnya (Scoot, 2000). Manajemen laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang bersifat oportunistik karena melihat adanya income maximation (DACC positif) dan income minimation (DACC negatif). Standar Akuntansi Keuangan memperbolehkan manajer untuk memilih kebijakan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan, salah satunya dengan dengan berbasis akuntansi akrual. Penggunaan dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi perusahaan secara riil. FASB (1978) menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan akuntansi akrual memberikan keunggulan karena informasi laba perusahaan dan pengukuran komponennya mempunyai indikasi yang lebih baik dibandingkan informasi yang dihasilkan dari akuntansi berbasis kas. Pihak manajer dapat dengan leluasa untuk memodifikasi laporan keuangan untuk menghasilkan jumlah laba yang diinginkan dalam penggunaan dasar akrual agar memperlihatkan kinerja yang baik dalam menghasilkan nilai atau keuntungan (Halim et al., 2005). Jumlah akrual yang 23
13 tercermin dalam penghitungan laba terdiri dari discretionary accruals dan nondiscretionary accruals. Non discretionary accruals merupakan komponen akrual yang terjadi seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Discretionary accruals merupakan komponen akrual yang berasal dari earnings management yang dilakukan manajer. Manajemen laba (DACC) dapat diukur melalui discretionary accrual yang dihitung dengan cara menyelisihkan total accruals (TACC) dan nondiscretionary accruals (NDACC). Discretionary accruals (DACC) merupakan tingkat akrual yang tidak normal yang berasal dari kebijakan manajemen untuk melakukan rekayasa terhadap laba sesuai dengan yang mereka inginkan. Menghitung DACC dapat dilakukan dengan metode Modified Jones Model. Alasan penggunaan model ini karena Modified Jones Model dapat mendeteksi manajemen laba lebih baik dibandingkan dengan model-model lainnya sejalan dengan hasil penelitian Dechow et al. (1995) Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan oleh Positive Accounting Theory (PAT) dan Agency Theory. Tiga hipotesis PAT yang dapat dijadikan dasar pemahaman tindakan manajemen laba yaitu (Watts dan Zimmerman 1986): 1) Bonus plan hypothesis Bonus plan hypothesis menegaskan bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus lebih cenderung untuk memilih prosedur akuntansi yang membuat laba yang dilaporkan menjadi lebih tinggi. 24
14 2) Debt (equity) hypothesis Debt (equity) hypothesis menegaskan bahwa perusahaan dengan rasio debt to equity lebih besar, cenderung untuk memilih prosedur-prosedur akuntansi yang dapat menaikkan labanya Discretionary Accrual Discretionary accrual sering digunakan sebagai proksi manajemen laba oportunistik dalam beberapa penelitian sebelumnya sesuai dengan konteksnya masing-masing, tetapi manajer mungkin mempunyai motivasi lain untuk mencatat discretionary accrual yaitu untuk maksud pemberian sinyal mengenai kinerja manajemen kini serta yang akan datang (Widodo, 2005). Discretionary accrual adalah suatu cara untuk mengurangi atau menambah pelaporan laba yang sulit dideteksi melalui manipulasi kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan akrual, misalnya menaikkan biaya amortisasi atau depresiasi, mencatat kewajiban yang besar terhadap potongan harga dan mencatat persediaan yang sudah usang, sedangkan akrual adalah semua kejadian yang bersifat operasional pada suatu tahun yang tidak berpengaruh terhadap arus kas, dengan kata lain total akrual adalah selisih antara laba dengan arus kas dari kegiatan operasi perusahaan Pembahasan Penelitian Terdahulu Beberapa peneliti terdahulu sudah pernah mencoba untuk mendeteksi adanya fenomena fraud dalam perusahaan. Mereka mencoba menggunakan metode-metode yang berbeda untuk menjelaskan fenomena fraud pada laporan keuangan. Variabel yang digunakan bervariasi, serta teknik analisis yang digunakan juga bermacam-macam. Akan tetapi dari sekian peneliti yang mencoba 25
15 mendeteksi adanya fenomena fraud ini mendapatkan hasil yang tidak konsisten. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan oleh sampel, proksi, teknik analisis serta metode penelitian yang berbeda-beda. Tabel di bawah ini merangkum beberapa hasil penelitian, proksi, serta teknik analisis yang digunakan dalam mendeteksi atau mengetahui pengaruh faktor faktor yang memengaruhi adanya fenomena fraud dalam laporan keuangan perusahaan. Dengan adanya ringkasan penelitian dari peneliti terdahulu diharapkan dapat menjadi refrensi bagi penulis dalam melakukan penelitian. Ringkasan penelitian terdahulu disajikan dalam bentuk tabel yang berisi nama dan tahun penelitian, variabel serta proksi yang digunakan, data dan alat analisism serta hasil penelitian. Tabel ringkasan penelitian terdahulu disajikan dalam Tabel sebagai berikut. 26
16 Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Variabel Data dan Alat Analisis Hasil Penelitian 1. Skousen, et al. (2009) Dependen: Kecurangan laporan keuangan Independen: 1. Proksi untuk pressure: -Financial stability: GPM, SCHANGE, ACHANGE, CATA, SALAR, SALTA, INVSAL - External pressure: LEV, FINANCE, FREEC - Personal financial need: OSHIP, OWN - Financial target: ROA 2. Proksi untuk opportunity: - Nature of industry: RECEIVABLE, INVENTORY, FOPS - Ineffective monitoring: BDOUT, AUDCOMM, AUDSIZE, IND, EXPERT - Organizational structure: CEO, TOTALTURN 3. Proksi untuk rationalization: AUDCHANG, AUDREPORT, TACC Menggunakan data SEC Akuntansi dan Siaran Auditing Enforcement (AAERs) yang diterbitkan antara tahun 1992 dan 2001 sedangkan alat analisis yang digunakan yaitu menggunakan analisis regresi logistik Menemukan bukti bahwa: 1) Pertumbuhan aset yang cepat, peningkatan kebutuhan uang tunai dan pembiayaan eksternal berhubungan secara positif terhadap kemungkinan terjadinya fraud 2) Kepemilikan sahamsaham eksternal dan internal serta kontrol dewan direksi juga terkait dengan peningkatan kecurangan laporan keuangan 3) Ekspansi jumlah anggota independen di komite audit berhubungan negatif dengan terjadinya kecurangan 27
17 2. Lou dan Wang (2009) Dependen: Fraud Independen: pertumbuhan tinggi, kesalahan perkiraan analisis, kerugian, arus kas negatif dari aktivitas operasi, leverage, pledging, rasio investasi, transaksi pihak istimewa, CEO, auditor internal, deviation in control away from cash flow rights, penyajian ulang, pergantian auditor, ukuran perusahaan Menggunakan data yang dikumpulkan dari perusahaan publik Taiwan, termasuk Bursa Efek Taiwan (TSE). Sebagian besar sampel yang diperoleh dari database bernama Journal Ekonomi Taiwan (TEJ) sedangkan alat analisis yang digunakan yaitu analisis regresi logistik Kecurangan pelaporan berkaitan dengan salah satu kondisi berikut: tekanan keuangan dari sebuah perusahaan atau supervisor perusahaan, rasio yang lebih tinggi dari suatu transaksi yang kompleks, dipertanyakannya integritas dari manajer perusahaan, atau lebih memburuknya hubungan antara perusahaan dengan auditornya 3. Ema Kurniaw ati (2012) Dependen: fraud/kecurangan Independen: pertumbuhan tinggi, kerugian laba, arus kas negatif, kemampuan perusahaan memnuhi kewajibannya, transaksi pihak istimewa, pergantian KAP oleh perusahaan Data didapatkan dari BEI periode tahun sedangkan alat analisis yang digunakan yaitu analisis regresi logistik 1) Menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan tinggi, kerugian laba, kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannnya, dan transaksi pihak istimewa berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan 2) Arus kas negatif dan perpindahan KAP tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan 28
18 4. Martanty a Maudy Rahmant i (2013) Dependen: kecurangan laporan keuangan Independen: stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kepemilikan manajerial, target keuangan, efektivitas pengawasan, dan ukuran perusahaan Menggunakan data yang diambil dari BEI tahun sedangkan alat analisisnya menggunakan regresi logistik 1) Variabel stabilitas keuangan dan variabel target keuangan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap 2) kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan 3) Variabel tekanan eksternal, variabel kepemilikan manajerial, dan variabel efektivitas pengawasan terbukti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan. 4) Variabel ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset tidak dapat dijadikan kontrol dalam mendeteksi kemungkinan adanya kecurangan laporan keuangan 29
19 6. Hasnan et al., (2013) Dependen: kecurangan pelaporan keuangan Independen: pelanggaran terdahulu, transaksi pihak istimewa, pendiri di dewan direksi, financial distress, kepemilikan keluarga, kepemilikan asing, koneksi politik, kekurangan dewan komisaris independen, multijabatan dewan direksi, kualitas audit, dan manajemen laba Data didapatkan dari Bursa Malaysia tahun sedangkan alat analisis yang digunakan yaitu analisis regresi logistik Mendapatkan hasil bahwa: 1) Terkait dengan rasionalisasi, pelanggaran sebelumnya (PRIOR) dan pendiri di dewan direksi (FOUND) berhubungan positif dan signifikan terhadap kecurangan 2) Terkait dengan motif, kesulitan keuangan (DISTRESS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecurangan, sedangkan kepemilikan keluarga (FAMOWN) dan kepemilikan asing (FOREINOWN) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecurangan 3) Terkait dengan peluang, ditemukan bukti bahwa multijabatan dewan direksi (CROSSDIR) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kecurangan 30
20 7. Nabila Dependen : kecurangan Independen : Tekanan : - Financial stability pressure (ACHANG E) - Financial target (ROA) - Personal Financial Need (OSHIP) - Eksternal Pressure (FREEC) Peluang : - Effective monitoring (IND) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial stability pressure yang diproksikan dengan ACHANGE, financial targets yang diproksikan dengan ROA dan external pressure yang diproksikan dengan FREEC berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Sementara itu, personal financial need yang diproksikan dengan OSHIP, dan effective monitoring yang diproksikan dengan IND tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan 31
21 8. Rachma wati 2014 Dependen: Fraudulent Financial Reporting Independen : Tekanan : - Kepemilika n Asing - Kemampua n perusahaan dalam memenuhi kewajibann ya - Target keuangan Kesempatan : - Efektivitas pengawasan - Multi Jabatan Dewan Direksi - Transaksi Pihak Istimewa Rasionalisasi : Pergantian auditor Menggunakan data perusahaan yang mendapatkan sanksi dari BAPEPAM periode Menggunakan analisis regresi logistik Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya faktor multi jabatan dewan direksi dan pergantian auditor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan sedangkan faktor lainnya tidak berpengaruh secara signifikan. Sumber: data diolah, 2015 Penelitian di atas mencoba menganalisis komponen dari fraud triangle untuk mendeteksi kecurangan pada laporan keuangan. Berdasarkan teori yang dicetuskan oleh Cressey (1953) peneliti-peneliti di atas mengembangkan variabel yang diduga berpengaruh terhadap kecurangan dalam pelaporan keuangan. Penelitian mengenai fraud triangle di Indonesia masih sedikit dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini mencoba melakukan penelitian mengenai misstatement 32
22 laporan keuangan menggunakan proksi yang ada pada fraud triangle yaitu tekanan dan kesempatan, dalam penelitian ini proksi kesempatan berperan sebagai variabel pemoderasi hubungan antara variabel tekanan dengan misstatement laporan keuangan. 2.2 Hipotesis Penelitian Pengaruh External Pressure pada Misstatement Laporan Keuangan Teori keagenan menjelaskan bahwa hubungan antara pemilik dan pengelola perusahaan merupakan hubungan kontraktual dimana masing-masing memiliki keinginan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Kreditor selaku pemberi pinjaman uang pada perusahaan menginginkan adanya imbal balik atas investasinya, di sisi lain manajer selalu menginginkan bonus dari para pemilik atas hasil kinerjanya. Secara langsung kreditor memberikan tekanan kepada manajer untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan untuk mencapai hasil atau laba yang maksimal. Tekanan juga bisa timbul dari kewajiban perusahaan untuk melunasi utang. Oleh karena utang perusahaan yang terbilang cukup tinggi, maka manajemen akan merasa ditekan untuk meningkatkan penjualan untuk melunasi utang tersebut. Manajemen akan melakukan banyak cara untuk mengatasi external pressure tersebut. Salah satunya dengan melakukan pelanggaran dalam menyajikan laporan keuangan. Tinggi rendahnya salah saji yang dilakukan oleh manajemen pada laporan keuangan dapat dideteksi dengan menggunakan proksi manajemen laba. Tinggi rendahnya tekanan yang diberikan dari luar (external) dapat dilihat dari rasio keuangan perusahaan. Rasio yang digunakan untuk 33
23 mengukur tingkat External pressure adalah dengan menggunakan rasio LEV (leverage). Tak dapat dipungkiri bahwa operasional suatu perusahaan tidak bisa terlepas dari hutang. Hutang ini digunakan oleh perusahaan untuk melakukan pengembangan bisnis sehingga memengaruhi kinerja perusahaan. Kadangkala manajemen menghadapi tekanan dari pihak eksternal untuk memenuhi kewajibannya. Skousen, et al., (2009) menjelaskan bahwa manajer mungkin merasa bahwa tekanan sebagai salah satu cara untuk memeroleh tambahan utang atau pembiayaan ekuitas agar tetap kompetitif. Suatu perusahaan dikatakan mampu membayar hutang apabila kegiatan operasionalnya berlangsung terus menerus dan tidak mengalami rugi. Perusahaan dipastikan harus dapat mengembalikan pinjaman yang telah diperolehnya. Apabila perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi maka perusahaan itu memiliki hutang yang besar dan resiko kreditnya juga tinggi. Timbulnya hutang di dalam suatu perusahaan ini seringkali membawa manajemen untuk melaporkan profitabilitas yang tinggi pula. Sehingga tidak jarang perusahaan melakukan kecurangan pelaporan keuangan dengan cara menaikkan laba yang dihasilkan. Penelitian Dechow et al., (1996) menyebutkan bahwa perusahaan yang leverage nya tinggi maka kemungkinan untuk melakukan manipulasi labanya akan ikut tinggi. Namun penelitian ini bertentangan dengan yang dilakukan oleh Subroto (2012) yang menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya (LEV) tidak berpengaruh terhadap kecurangan 34
24 pelaporan keuangan. Penelitiannya tidak berhasil membuktikan bahwa tekanan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan yang diukur dengan menggunakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya (LEV) berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Peneliti lain Lou dan Wang (2009) menyatakan bahwa ketika suatu perusahaan mengalami tekanan eksternal, maka akan dapat diidentifikasi risiko salah saji material yang lebih besar akibat kecurangan. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: H1: External pressure berpengaruh positif pada misstatement laporan keuangan Pengaruh Opportunity Fraud (IND) pada Misstatement Laporan Keuangan Fraud dapat diminimalkan salah satunya dengan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang baik. Dengan adanya komite audit dipercaya dapat meningkatkan efektifitas pengawasan perusahaan. Beasly et al. (2000) berpendapat bahwa insiden fraud akan berkurang dengan perusahaan yang memiliki komite audit. Selanjutnya (Skousen, et al., 2009) mengatakan bahwa anggota komite audit yang lebih besar dapat mengurangi insiden fraud. Sejak tahun 2001, perusahaan diwajibkan untuk memiliki komite audit, maka saat ini komite audit tidak diukur dengan ada tidaknya komite audit melainkan dengan proporsi perbandingan anggota komite audit independen terhadap jumlah anggota audit secara keseluruhan, oleh sebab itu, ineffective monitoring diproksikan dengan proporsi anggota komite audit independen (IND). 35
25 Berdasarkan surat edaran Bapepam nomor SE-03/PM/2002 dinyatakan bahwa komite audit terdiri dari tiga orang. Komite audit meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan melalui: (1) pengawasan atas proses pelaporan termasuk sistem pengendalian internal dan prinsip akuntansi berterima umum; (2) mengawasi proses audit secara keseluruhan. Hasilnya mengidikasikan bahwa adanya komite audit memiliki konsekuensi pada laporan keuangan yaitu: (a) berkurangnya pengukuran akuntansi yang tidak tepat; (b) berkurangnya tindakan kecurangan manajemen dan tindakan ilegal. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa komite audit dapat mengurangi aktivitas earning management salah satu bentuk kecurangan laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Skousen, et al. (2009) membuktikan bahwa proporsi anggota komite audit independen (IND) berpengaruh negatif terhadap kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan pada uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : H2: Opportunity fraud berpengaruh negatif pada misstatement laporan keuangan Opportunity fraud (IND) Mampu Memoderasi pengaruh External Pressure pada Misstatement Laporan Keuangan Seringkali dalam permasalahan kecurangan, yang pertama kali menjadi pemicunya adalah tekanan. Tekanan yang diterima akan membuat sesorang melakukan tindakan melanggar aturan demi menghindari tekanan tersebut. Tekanan ini lah yang menciptakan adanya kesempatan. Sebagai contoh, dengan berbagai bentuk tekanan yang diterima oleh manajemen baik itu dari luar maupun 36
26 dari kebutuhan pribadinya sendiri menyebabkan manajemen mencari-cari celah untuk melakukan kecurangan. Celah inilah yang disebut dengan kesempatan. Internal control perusahaan yang buruk akan memberikan peluang atau celah yang besar bagi manajemen untuk melakukan kecurangan. Sebaliknya, apabila manajemen tidak menerima tekanan kecurangan tidak akan terjadi walaupun internal control perusahaan buruk sekalipun (Skousen, et al., 2009). Berdasarkan konsep inilah penelitian ini menjadikan variabel opportunity fraud (IND) dalam memoderasi external pressure pada misstatement laporan keuangan karena opportunity fraud (kesempatan) memerlemah adanya fraud yang disebabkan oleh external pressure. Maka diperolehlah hipotesis sebagai berikut : H3: Opportunity fraud memerlemah pengaruh external pressure pada misstatement laporan keuangan. 37
BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit ditujukan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berkewajiban melaporkan aktivitasnya dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media tertulis yang dinamakan laporan
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tijauan Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian sebelumnya yang membahas tentang kecurangan pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Hubungan keagenan yakni dimana agent dan principal atau manajer dengan pemilik memiliki sebuah kontrak kerja sama atau sebagainya (Jensen dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan berperan memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut. Laporan keuangan bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat komunikasi informasi antara manajer dengan bawahan serta kepada pihak luar perusahaan. Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah alat pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, seperti pemegang saham, investor, kreditor,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada setiap periode akuntansi, perusahaan akan mengungkapkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan catatan atas informasi keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai entitas memiliki potensi untuk terindikasi melakukan berbagai penyimpangan, salah satunya adalah kecurangan laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi instrumen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi keuangan entitas yang berguna untuk investor dan kreditor dalam membuat keputusan tentang penyediaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kecurangan (Fraud) Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara harfiah diartikan sebagai kecurangan. Menurut the Association of Certified Fraud Examiners
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Penelitian Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk membuat beberapa kesimpulan (Cooper dan Schindler, 2003). Menurut Sugiyono (1998)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat komunikasi oleh manajer puncak kepada bawahannya serta kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan berfungsi untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Laporan keuangan tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan cermin kondisi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham (principal) dengan
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori agensi (agency theory) yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling dalam Ratmono (2014) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pengguna. Menurut PSAK no 1, laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Agency Theory Menurut Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa agency theory mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal dan manajemen sebagai agent.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Teori akuntansi positif adalah teori yang memprediksi tindakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk menginformasikan kondisi keuangan dan aktivitas oprasional perusahaan kepada para pengguna laporan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agency Theory Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan perusahaan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent). Hubungan keagenan yang terjadi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori agensi dapat menjelaskan hubungan yang terjadi antara pemilik dan pemegang
Lebih terperinciPeran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan
Tugas S2 matrikulasi: Ekonomi Bisnis & Financial Dosen: Dr. Prihantoro, SE., MM Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu
Lebih terperinciBab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model
Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model 2.1 Definisi Konsep 2.1.1 Agresivitas Pajak Perusahaan Perusahaan menganggap pajak sebagai sebuah tambahan beban biaya yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan keuangan ini yang akan digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan zaman terutama pada dunia bisnis, berbagai persaingan bisnis, baik itu bersifat positif maupun negatif dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi Manajemen Laba Scott (2003) mengungkapkan bahwa manajemen laba adalah keputusan manajer dalam memilih kebijakan akuntansi
Lebih terperinciBAB II RERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. beberapa hal yang berkaitan dengan Komite Audit dalam perusahaan:
11 BAB II RERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Komite Audit Berdasarkan KEP-29/PM/2004 peraturan nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, terdapat beberapa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perusahaan karena di dalam laporan keuangan terdapat bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada calon investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data kuantitatif atas semua transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam periode tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan manfaatnya sebagai salah satu sarana untuk mengambil keputusan. Mengkomunikasikan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi keuangan yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan sebagai sebuah hasil dari kegiatan operasional sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan menjadi sebuah pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka penerapan tata kelola perusahaan yang baik, Bapepam melalui surat edaran Bapepam No.SE-03/PM/2000 merekomendasikan imbauan perusahaan publik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Teori agensi adalah teori yang menyatakan hubungan keagenan dengan prinsipal yang di dalamnya agen bertindak
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi (Agency Theory) Teori agensi berasumsi bahwa semua individu akan bertindak untuk memenuhi kepentingannya sendiri. Agen diasumsikan akan menerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber penyalahgunaan informasi yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi keuangan dan kinerja suatu entitas selama suatu periode tertentu. Sesuai dengan Konsep
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian. II.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini. Kondisi perusahaan terkini maksudnya adalah keadaan keuangan perusahaan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin penting di mata internasional. Setelah sempat lumpuh akibat krisis ekonomi pada tahun 1998, kini perekonomian Indonesia menjelma menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang disebut agency
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Laporan keuangan menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi pemangku kepentingan dan calon pemangku kepentingan (Pernyataan Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana yang disediakan oleh perusahaan kepada para pemakai baik internal maupun eksternal untuk memperoleh informasi tentang aktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agent
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah dari skandal akuntansi yang utama disebabkan dari banyaknya spekulasi salah satu di antaranya adalah bahwa manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah salah satu instrumen penting yang digunakan dalam mengkomunikasikan dan mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan dari manajer kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat serta teknologi yang semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan informasi mengenai kondisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori keagenan Teori keagenan merupakan hubungan antara pemilik (principal) dan manajer (agent) dalam suatu organisasi yang memiliki konflik kepentingan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II A. Landasan Teoritis TINJAUAN PUSTAKA 1. Teori sinyal (Signaling Theory) Teori sinyal mengasumsikan bahwa informasi yang diterima oleh masingmasing pihak tidak sama. Atau dengan kata lain, teori
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan alat yang digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan hasil dari kinerjanya selama suatu periode kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Penginformasian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan agent) umumnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Hal ini menyebabkan munculnya hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut agency theory, adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang disebut agency conflict
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan yang berfungsi sebagai pendanaan perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori keagenan, teori akunntansi positif, manajemen laba, perataan laba, sasaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan sampel
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Menurut Indriantoro (2009), populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan sampel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
2 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan industri yang lain seperti manufaktur, perdagangan, dan sebagainya. Industri perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi mengenai kinerja perusahaan dapat diperoleh dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan dengan pihak eksternal dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. bekerja untuk pemegang saham dan diberikan kekuasaan untuk membuat
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory (Teori Keagenan) Dalam sebuah perusahaan pihak manajemen merupakan pihak yang bekerja untuk pemegang saham dan diberikan kekuasaan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan (agency theory) telah menjadi basis penelitian yang kuat dalam disiplin keuangan dan akuntansi (Abdullah, 2001). Teori keagenan menjelaskan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. principal dengan agent yaitu wewenangan yang diberikan principal kepada agent
11 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) merupakan suatu kontrak yang terjadi antara principal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan dari suatu perusahaan karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha telah merambah ke berbagai negara termasuk Indonesia. Dampak dari persaingan tersebut memberikan konsekuensi yang positif maupun negatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Informasi dalam laporan keuangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laporan tahunan selama periode pengamatan yakni Selain itu,
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian No Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Lingkup Audit Pelaporan 2.1.1 Audit Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan Teori keagenan secara mendetail pertama kali dinyatakan oleh Jensen dan Meckling (1976). Jensen dan Meckling (1976) menyebut manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Earning atau laba merupakan komponen keuangan yang menjadi pusat perhatian sekaligus dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya digunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemisahan pengelolaan perusahaan. Pemilik (principal) melimpahkan
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan Teori keagenan menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau pemisahan pengelolaan perusahaan. Pemilik (principal)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengoperasikan kinerjanya. Persaingan beberapa perusahaan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan akhir-akhir ini mengalami suatu kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menjadi alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen (Schipper dan Vincent,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak 2008 hingga pada saat ini kinerja perekonomian Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak 2008 hingga pada saat ini kinerja perekonomian Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang membaik menstimulus perusahaan untuk mengembangkan usahanya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk kepada beberapa penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
Lebih terperinciJenis Sesi Paper: Full paper
ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI FINANCIAL STATEMENT FRAUD (Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014) Jenis Sesi Paper: Full paper Merissa Yesiariani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah memperlihatkan pertumbuhan yang cukup tinggi yang ditandai dengan masuknya dana-dana asing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menggambarkan hubungan kontrak kerjasama antara
digilib.uns.ac.id 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agensi Teori agensi menggambarkan hubungan kontrak kerjasama antara prinsipal (pemilik atau pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat di mana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari peningkatan pasar modalnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir bergerak menuju ke arah lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai media komunikasi, laporan keuangan harus dapat mempertemukan dua kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efek Jakarta. Pasar modal merupakan suatu pasar yang didalamnya terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang dinamis dan memasuki era globalisasi, pengumpulan dana dari investor memegang peranan penting dalam menjaga kelangsungan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori keagenan Teori agensi adalah teori yang menyatakan hubungan keagenan dengan prinsipal yang di dalamnya agen bertindak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk memperoleh informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak - pihak yang berkepentingan dalam mengambil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan Laba membutuhkan kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, dikatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau persekutuan. Seiring dengan perkembangan bisnis tersebut maka akan tiba saatnya untuk mengubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai pengganti SFAC No. 1 menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan muncul ketika pemilik perusahaan (principal) tidak mampu
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan muncul ketika pemilik perusahaan (principal) tidak mampu mengelola perusahaan miliknya sendiri, sehingga
Lebih terperinci