BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Atau Produksi Pengertian Manajemen Suatu perusahaan terdiri dari banyak fungsi, yaitu produksi operasional, keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia. Untuk mencapai tujuan perusahaan, fungsi-fungsi tersebut tidak dapat berjalan sendiri-sendiri melainkan harus saling mendukung satu dengan lainnya. Oleh sebab itu, manajemen menjadi hal yang penting dalam mengatur dan mengkoordinasikan fungsifungsi tersebut. Management is defined as the process of administering and coordinating resources efficiently, and in an effort to achieve the goals of the organization. (Lewis, Pamela S, dkk,2004:3) sumber yang lain mengatakan, Management is the process of coordinating work activities so that they are completed efficiently and effectively with and through other people. (Robbins, Stephen P dan Mary Coulter,2003:6) Kesimpulannya manajemen adalah proses dalam mengatur proses pemanfaatan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien serta mengkoordinasikan dengan kegiatankegiatan lain agar tujuan organisasi yangtelah ditetapkan organisasi dapat tercapai.

2 2.1.2 Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah suatu pengarahan dan pengendalian terhadap proses perubahan bahan mentah menjadi barang jadi. Operation management is defined as the design operation, and improvement of the system that create and deliver firm s primary products and services. (Aquilano, Jacobs, dkk,2004;6) sumber yang lain lagi menyebutkan Operation management is the set of activities that creates goods and services by transforming input into output. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi adalah kegiatan mengubah faktor-faktor produksi dalam usaha menciptakan dan menambah valueadded dari suatu barang dengan cara mengendalikan dan mengarahkan proses produksi sehingga output yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen. 2.2 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan teknis yang sangat berguna dalam pengelolaan perusahaan yang bersifat konkret, yaitu bagaimana merumuskan jalan pikiran yang jernih, dan jelas. Mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengaktualisasian, dan pengontrolan system persediaan. Setiap perusahaan, baik perusahaan jasa maupun manufaktur selalu memerlukan persediaan. Inventory is the stock of any item or resources used in organization. (Chase, Jacobs, dkk,2004:545) sumber lain menyebutkan bahwa, Barang persediaan adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dlam keadaan siap pakai dan ditatausahakan

3 dalam buku perusahaan. (Djokopranoto,2003:4) sedangkan sumber yang lain lagi menyebutkan bahwa, Persediaan merupakan bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi dan produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. (Rangkuti,2004:1) Jadi dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu yang disimpandan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam keadaan siap pakai dan ditatausahakan dalam bentuk buku perusahaan Jenis-jenis Persediaan Terdapat 4 jenis persediaan (Heizer dan Render,2001: ), yaitu: 1. Persediaan bahan baku 2. Persediaan barang dalam proses 3. Persediaan barang spare-part 4. Persediaan barang jadi Sedangkan sumber yang lain menyebutkan adanya 5 jenis persediaan (Rangkuti,2004;14-15), yaitu: 1. Persediaan barang mentah (raw material)

4 2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/components) 3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies) 4. Persediaan barang dalam proses (work in process) 5. Persediaan barang jadi (finished goods) Fungsi Persediaan Persediaan memegang peranan penting dalam jalannya proses produksi. Funsi produksi dalam suatu perusahaan tidak dapat berjalan tanpa adanya persediaan pada saat dibutuhkan. Pada dasarnya, fungsi daripada persediaan adalah untuk membantu kelancaran proses produksi dalam melayani kebutuhan konsumen. yaitu: Terdapat 4 faktor yang dijadikan sebagai fungsi perlunya persediaan (Yamit,2003:6), 1. Faktor waktu yaitu menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi sebelum barang jadi sampai kepada konsumen 2. Faktor ketidakpastian waktu datang barang dari supplier menyebabkan perusahaan memerlukan persediaan agar tidak menghambat proses produksi maupun keterlambatan pengiriman kepada konsumen 3. Faktor ketidakpastian penggunaan dari dalam perusahaan disebabkan oleh kesalahan dalam peramalan permintaan, kerusakan mesin, keterlambatan operasi, bahan cacat, dan kondisi-kondisi lainnya.

5 4. Faktor Ekonomis adalah adanya keinginan perusahaan untuk mendapatkan alternatif biaya rendah dalam memproduksi atau membeli barang dengan menentukan jumlah yang paling ekonomis. Sedangkan sumber yang lain menyebutkan faktor yang dapat mempengaruhi persediaan adalah (Rangkuti,2004:15-16): 1. Fungsi Decouping Merupakan faktor yang memungkinkan perusahaan dpat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan barang mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaan dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. 2. Fungsi Economic Lot Sizing Persediaan lot size ini diperlukan dalam mempertimbangkan penghematan atau pemotongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, resiko, dan sebagainya). 3. Fungsi Antisipasi Fungsi ini dapat digunakan sebagai antisipasi dari permintaan musiman atau sering disebut juga persediaan musiman (seasonal inventory). Disamping itu, perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan barangbarang selama periode tertentu. Dalam hal ini perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman

6 2.2.3 Faktor yang Menentukan Persediaan Persediaan barang dagangan pada suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang saling berhubungan, seperti: 1. Lead time Jika perusahaan ingin beroperasi dengan lancer maka faktor lead time harus dipertimbangkan sebaik-baiknya mengingat adanya tenggang waktu antara saat pemesanan dan saat penerimaan barang sehingga dengan adanya pengaturan yang baik maka jumlah persediaan yang ada akan selalu cukup memenuhi kebutuhan-kebutuhan operasi. Dengan kata lain perusahaan harus menetapkan suatu jumlah minimum untuk saat pemesanan barang sehingga pada saat barang diterima, jumlah persediaan masih tetap berada pada titik yang memungkinkan perusahaan berproduksi dan beroperasi secara normal. 2. Jumlah penjualan Frekuensi atau jumlah penjualan barang dagangan juga mempengaruhi tingkat persediaan, semakin sering atau semakin banyak suatu barang dijual dalam operasi perusahaan maka akan semakin besar jumlah persediaan yang dibutuhkan. 3. Karakteristik fisik Karakteristik barang seperti apakah barang mudah rusak atau tidaknya mempengaruhi banyaknya persediaan. Contohnya saja roti yang mempunyai waktu kadaluarsa yang pendek akan memiliki jumlah persediaan yang sedikit dibandingkan dengan persediaan besi yang tidak memiliki batas kadaluarsa.

7 4. Biaya-biaya yang timbul Dengan adanya persediaan selain menguntungkan juga akan menimbulkan biaya. Oleh karena itu dalam menentukan jumlah persediaan harus juga mempertimbangkan biayabiaya yang akan ditimbulkan. Ada 4 jenis biaya persediaan (Rangkuti,2004:16-18), yaitu: 1. Biaya Penyimpanan (holding cost atau carrying cost) Biaya terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kualitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Yang termasuk biaya ini adalah: a. Biaya fasilitas penyimpanan, seperti: pendingin ruanagan, penerang b. Biaya modal (opportunity cost of capital) yaitu alternatif pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam perusahaan. c. Biaya keusangan d. Dan sebagainya 2. Biaya Pemesanan atau Pembelian (ordering costs atau procurement cost) Pada umumnya, biaya pemesanan tidak naik apabila kuantitas pesanan bertambah besat. Tetapi semakin banyak komponen yang dipesan, jumlah pesanan per periode semakin turun maka biaya pemesanan total per periode sama dengan jumlah pesanan yang dilakukan setiap periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesan. Biaya ini meliputi:

8 a. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi b. Biaya telepon c. Biaya pengepakan dan penimbangan d. Dan sebagainya 3. Biaya Penyiapan (set up cost) Hal ini terjadi apabila barang yang dijual diproduksi sendiri dalam pabrik perusahaan. Perusahaan menghadapi biaya penyiapan untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya ini terdiri dari: a. Biaya mesin yang menganggur b. Biaya penyiapan tenaga kerja langsung c. Biaya ekspedisi d. Dan sebagainya 4. Biaya Kehabisan atau Kekurangan Bahan (shortage cost) Biaya ini adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi permintaan dari barang yang terjadi. Biaya-biaya yang termasuk biaya ini adalah: a. Kehilangan penjualan b. Kehilangan pelanggan c. Biaya pemesanan khusus d. Dan sebagainya

9 2.3 Pengendalian Persediaan Pengendalian persediaan (inventory control) mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu perusahaan ataupun suatu proyek yang dilaksanakan dalam waktu yang relatif lama. Hal ini antara lain disebabkan oleh nilai persediaan barang yang pada umumnya cukup besar, bahkan sering mencapai lebih dari 40% daripada nilai modal perusahan Pengertian Pengendalian Persediaan Pengawasan persediaan merupakan salah satu kegiatan dari urutan kegiatankegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang telah direncanakan lebih dahulu waktu, jumlah, kuantitas maupun biayanya. (Assauri,2004:176) Tujuan Pengendalian Persediaan Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan suatu perusahaan sudah tentu memiliki tujuan-tujuan tertentu. Menurut Assauri (2004:177) secara terinci dapat dinyatakan sebagai usaha untuk: 1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi. 2. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau berlebihlebihan sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar. 3. Menjaga agar pembelian kecil-kecil dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar.

10 Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian persediaan adalah untuk memperoleh kualitas dan jumlah yang tepat dari bahan-bahan barang yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan biaya-biaya yang minimum untuk keuntungan dan kepentingan perusahaan. Dengan kata lain pengendalian persediaan untuk menjamin terdapatnya persediaan pada tingkat yang optimal agar produksi dapat berjalan dengan lancar dan biaya persediaan adalah minimal. 2.4 Metode Just In Time Just in time dalam pengertian luas adalah suatu filosofi yang memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen internal lainnya dalam suatu organisasi. Just in time merupakan perwujudan konsep sederhana dan pengeliminasian pemborosan di pabrik, dimana produksi berdasarkan just in time menggunakan sel-sel pemanufakturan yang didukung oleh manajemen distributor dan perbaikan sistem logistic, sehingga dapat meminimumkan antrian dan waktu dalam proses produksi dan persediaan. Dengan kata lain dalam just in time, jumlah persediaan sama dengan jumlah pemakaian Pengertian Just In Time Just in time merupakan suatu falsafah pemecahan masalah yang berkelanjutan dan memang harus dihadapi yang dapat menyebabkan sesuatu terbuang percuma, karena keuntungan-keuntungan yang diberikan just in time sangat berguna. Pemanfaatan just in time dapat memberikan keunggulan kompetitif.

11 Sebagai suatu sistem yang berkelanjutan, just in time meminimalisir kesia-siaan dan variabilitas yang menyebabkan kesia-siaan itu. Kesia-siaan dalam suatu proses produksi atau jasa memberikan penjelasan mengenai sesuatu yang tidak menambah nilai produk. Produk yang disimpan, diperiksa, atau terlambat diproduksi dan produk yang rusak tidak menambah nilai; kesemuanya itu merupakan kesia-siaan. Lebih jauh lagi, setiap kegiatan yang menurut konsumen tidak menambah nilai produk merupakan suatu kesia-siaan. Just in time mempercepat proses produksi sehingga memungkinkan produk dapat lebih cepat diantarkan ke konsumen dan persediaan barang dalam prosespun menurun jumlahnya. Penurunan barang dalam proses ini memungkinkan asset yang sebelumnya disimpan menjadi persediaan dapat dimanfaatkan secara lebih produktif. Untuk menjalankan pergerakan bahan baku menurut sistem just in time, manajemen mengurangi variabilitas yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Variabilitas adalah setiap penyimpangan dari proses optimal yang mengantarkan produk sempurna tepat waktu. (Heizer, Jay, dan Berry Render,2001:390). Semakin kecil variabilitas dalam sistem, semakin kecil pula kesia-siaan yang terjadi. Kebanyakan variabilitas terjadi karena perusahaan mentolerir kesia-siaan atau karena manajemen perusahaan yang digunakan tidak tepat. Variabilitas timbul karena: 1. Karyawan, mesin, distributor memproduksi unit-unit produk yang tidak sesuai dengan standar, terlambat diproduksi, atau jumlah yang tidak sesuai 2. Engineering drawing atau spesifikasi yang tidak tepat 3. Karyawan bagian produksi yang mencoba untuk memproduksi sebelum spesifikasi lengkap 4. Permintaan konsumen tidak diketahui

12 Pembelian Just In Time Definisi pembelian just in time adalah sistem pembelian barang atau bahan yang tepat waktu, dan jumlah sehingga barang tersebut dapat diterima untuk memenuhi permintaan (perusahaan dagang) atau untuk segera digunakan (perusahaan manafaktur) sehingga barang atau bahan tersebut tidak perlu disimpan di gudang atau persediaan sama dengan nol. Pembelian just in time dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara: a. Mengurangi jumlah pemasok dan akibatnya perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang dicurahkan dalam negosiasi dengan pemasok b. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok karena biasanya dalam pembelian just in time dapat dibuat persetujuan jangka panjang mengenai persyaratan pembelian termasuk mutu dan harga. Biasanya digunakan Advance Delivery Schedule (ADS) atau jadwal penyerahan yang ditentukan dimuka dirinci dengan sangat teliti setiap harinya (atau tiap jam) dalam jangka waktu tertentu. c. Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan. Dengan rencana pembelian yang mapan, dapat memberikan informasi kepada pemasok mengenai persyaratan mutu dan penyerahan barang sehingga penyerahan barang oleh pemasok ke perusahaan dapat lebih ketat. d. Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah. Dapat dikatakan dengan menyediakan kontainer yang siap (terpasang) di pabrik. Selain itu perlu diperhatikan masalah penelitian kontainer yang tepat.

13 e. Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan mutu dengan memilih pemasok yang dapat menjamin ketepatan waktu, jumlah dan mutu barang yang dibeli. Berarti ada efisiensi waktu dan biaya untuk pemeriksaaan mutu. Organisasi-organisasi meningkatkan perhatian terhadap keuntungan potensial dari: 1. Membuat pesanan pembelian yang lebih kecil dan lebih sering, dan 2. Membangun kembali hubungan dengan pemasok Kedua hal diatas berhubungan dengan peningkatan minat dalam sistem pembelian just in time. Organisasi yang menggunakan pembelian just in time biasanya menekankan biaya tersembunyi yang berhubungan dengan menahan tingkat persediaan yang tinggi. Biaya tersembunyi ini meliputi jumlah ruang penyimpanan yang lebih besar dan jumlah kerusakankerusakan yang cukup besar. Pedagang eceran telah lama mengenal biaya ini dalam hubungannya dengan barang yang tidak tahan lama. Sebagai contoh adalah roti dan susu dikirimkan secara harian ke pasar swalayan selama bertahun-tahun. Pedagang eceran yang menggunakan pembelian just in time sekarang berusaha untuk mengembangkan pengiriman harian ke banyak tempat agar barang tidak terlalu lama dalam gudang atau rak toko. Jika permintaan fluktuatif, kebijaksanaan pembelian just in time akan membutuhkan kuantitas yang berbeda-beda untuk setiap pesanan. Manajemen persediaan berkembang melebihi biaya pemesanan dan penyimpanan tetapi mencakup juga biaya pembelian, biaya kekurangan dan biaya kualitas. Kualitas bahan dan barang serta pengiriman yang tepat waktu merupakan motivasi yang penting untuk menggunakan pembelian just in time dan biaya kekurangan bahan menjadi perhatian yang sangat penting.

14 Untuk menekankan mutu dan pengiriman, perusahaan pengecer dan produksi menghitung total biaya bahan baku. Total biaya termasuk biaya mutu bahan baku, biaya pengiriman yang terlambat dan biaya pengiriman yang terlalu cepat. Biaya mutu dan pengiriman tepat waktu penting dalam lingkungan pembelian just in time. Bahan baku yang rusak dan pengiriman yang terlambat sering menghentikan kegiatan seluruh pabrik, mengakibatkan hilangnya kontribusi. Perusahaan yang menerapkan pembelian just in time memilih pemasok mereka secara hati-hati dan memberi perhatian khusus untuk mengembangkan kerjasama jangka panjang dengan pemasok. Harga hanya merupakan salah satu komponen dalam mengevaluasi pemasok Keunggulan dan Kelemahan Metode Just In Time Penggunaan metode just-in-time memberikan beberapa keunggulan dalam suatu perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Mengurangi biaya tenaga kerja sebagai akibat adanya pengurangan kegiatan Dalam suatu proses produksi, proses pertama langsung digunakan oleh proses berikutnya sehingga tidak memerlukan persediaan. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk menangani persediaan menjadi berkurang karena adanya pengurangan kegiatan. 2. Mengurangi persediaan Pengurangan persediaan dilakukan dengan pembelian dalam jumlah, kualitas, dan waktu yang tepat dengan kebutuhan produksi. Persediaan yang minimum akan menyebabkan biaya penanganan dan biaya penyimpanan persediaan menjadi lebih kecil.

15 3. Mengurangi resiko kerusakan Penggunaan sistem otonomasi merupakan suatu mekanisme untuk mencegah diproduksinya poduk rusak atau cacat. Mesin otonom adalah suatu mesin yang diberi alat penghenti otomatis bila ada produk cacat. Dalam just-in-time hampir semua mesin bersifat otonom sehingga produksi masal barang cacat dapat dicegah dan kerusakan mesin di cek secara otomatis. 4. Peningkatan kualitas produk Jika dalam proses produksi dihasilkan suatu produk yang tanpa cacat, diharapkan perusahaan tersebut mempunyai kualitas produk yang baik. Kualitas merupakan ukuran relatif kebaikan, sehingga bila suatu perusahaan menghasilkan suatu produk yang baik dan tanpa cacat maka produk tersebut mempunyai kualitas yang baik. Selain terdapat keunggulan dari penerapan metode just-in-time juga terdapat beberapa kelemahan, diantaranya adalah sebagai berikut. 1) Kesulitan mencari pemasok Faktor-faktor yang menyebabkan perusahaan kesulitan mencari pemasok antara lain adanya infrastruktur yang tidak memadai, misalnya sarana komunikasi yang tidak lancar akan menghambat penyampaian pemesanan barang dan sarana jalan yang tidak memadai akan mengakibatkan pesanan tidak dapat sampai di perusahaan tepat pada waktunya. Pemasok yang dikehendaki oleh perusahaan dalam menerapkan just-in-time adalah pemasok yang mampu menyediakan bahan baku dalam jumlah, kualitas, dan waktu yang sesuai dengan permintaan produksi. Selain itu, perusahaan akan lebih baik lagi jika dapat memperoleh pemasok yang lokasinya berdekatan dengan lokasi pabrik.

16 2) Tingginya biaya pengiriman Biaya pengiriman akan lebih mahal jika sering terjadi pengiriman dalam ukuran kecil, meskipun besar kecilnya biaya transportasi juga dipengaruhi oleh jauh dekatnya jarak antara pemasok ke lokasi pabrik perakitan dan jenis fasilitas transportasi yang digunakan. Dalam banyak hal, kenaikan biaya pengiriman dapat menjadi hambatan penyerahan komponen ke pabrik perakitan. 3) Kesulitan menghadapi perubahan permintaan Metode just-in-time biasanya menangani permintaan dalam jumlah kecil. Perusahaan yang menerapkan just-in-time sangat dipengaruhi oleh permintaan yang stabil, sehingga perusahaan dapat menyediakan permintaan secara tepat waktu. Jika permintaan pasar berfluktuatif maka perusahaan sulit untuk menghasilkan barang. Kesulitannya yaitu pihak supplier tidak dapat menyediakan bahan baku yang diperlukan perusahaan, jika kebutuhan perusahaan selalu berubah-ubah. 4) Tuntutan sumberdaya manusia yang multifungsi Perusahaan yang menerapkan just-in-time menuntut adanya pekerja yang multifungsi, sehingga pekerja dapat mengoperasikan berbagai macam mesin serta melakukan pemeliharaan terhadap mesin tersebut. Oleh karena itu perusahaan perlu mengadakan pelatihan terhadap karyawan. Waktu yang diperlukan untuk pelatihanpun relatif lama. Apalagi bila pekerja sudah menjadi pekerja multifungsi, tentu biaya gaji yang dimintanya akan lebih banyak. Hal itulah yang menyebabkan perusahaan akan mengeluarkan biaya yang cukup besar.

17 5) Perlengkapan teknologi yang membutuhkan biaya besar Perusahaan yang ingin menerapkan just-in-time pada kegiatan usahanya memerlukan biaya yang besar, terutama dalam pemakaian teknologi maju seperti komputerisasi. Perusahaan yang tidak didukung oleh sistem informasi yang dikelola dengan baik, sulit untuk mengharapkan komunikasi yang cepat, dan pengambilan keputusan yang tepat dan cepat dari pihak yang telibat. Dalam keadaan demikian maka konsep just-in-time tidak dapat diterapkan secara tepat. 2.5 Material Requirement Planning Supriyono menyebutkan bahwa tujuan MRP adalah perencanaan dan pengendalian persediaan yang terotomatisasi untuk menjamin kelancaran produksi sehingga dapat bermanfaat untuk pengembangan jadwal produksi induk (master) yang terinci menurut waktu dan kuantitas produksi. MRP menyediakan daftar terinci bahan yang diperlukan untuk produksi sehingga penyediaan bahan maupun komponen produk dapat dikelola tepat waktu dan jumlahnya serta dapat mengurangi jumlah persediaan dalam rangka menuju gagasan persediaan nol. Seperti yang disebutkan (Stasey,1994:59) MRP is the best planning tool around, just in time is the best execution tool. Karena itu dapat dikatakan bahwa MRP ini belum memiliki pengintegrasian dengan kapasitas pabrik dan pengendalian pabrik Pengertian Material Requirement Planning

18 Metode MRP merupakan metode perencanaan dan penjadwalan pesanan dan inventory untuk item-item permintaan bebas seperti bahan baku, bagian dari produk, subperakitan, dan perakitan. Berikut adalah beberapa pengertian dari MRP: Perencanaan kebutuhan material (Material Requirement Planning) adalah metode penjadwalan untuk pembelian pesanan (Purchased Planned Order) dan perencanaan pesanan manufaktur (Manufactured Planned Orders). Planned manufactured orders kemudian diajukan untuk menganalisis lanjutan berkenaan dengan ketersediaan kapasitas dan keseimbangan menggunakan perencanaan kebutuhan kapasitas. (Gaspersz,2004:177) Menurut sumber yang lain menyebutkan, MRP is a simple set of calculation that show create good and services maintain valid schedule that show what item are required and when they are need. (Sheikh,2002:88) Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan MRP adalah metode penjadwalan yang digunkaan untuk merencanakan pembelian bahan baku dengan melihat ketersediaan kapasitas bahan baku untuk keperluan produksi agar proses produksi tidak terhambat Tujuan dan Manfaat Material Requirement Planning Tujuan dari MRP menurut Shingo (1989:198), "The purpoted objective of MRP system is the efective use of limited production resource - people, matherial and money. To that extend, the started goal of MRP is no different from that of any other management or control method"

19 Sedangkan manfaat dari MRP sendiri menurut Heizer, Jay dan Barry Render (2006:538) adalah: 1. Better response to customer orders as the result of improved adherence to schedules 2. Faster response to market changes 3. Improves utilization of facilities and labor, and 4. Reduce inventory level

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi dan Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Jay Heizer dan Barry Render dalam Operation Management (2008), terdapat 3 komponen utama dalam sebuah perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya bermunculan industri-industri baru yang memproduksi berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku.

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku. BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi penelitian yang dilakukan. Referensi yang digunakan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Produksi, diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah: 10 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam perusahaan setiap manajer operasional dituntut untuk dapat mengelola dan mengadakan persediaan agar terciptanya efektifitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sejarah manajemen menurut William (2008:44) sebagai bidang studi manajemen mungkin berusia 125 tahun, tetapi ide-ide dan praktek manajemen benarbenar

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM Mengapa Perusahaan Mempunyai Persediaan? Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar. Contoh: Jika perusahaan membutuhkan bahan mentah untuk proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada Perusahaan Roti Roterdam Malang. Berdasarkan hasil analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada Perusahaan Roti Roterdam Malang. Berdasarkan hasil analisis 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian Indah (2004) dengan judul penelitian yaitu: Efisiensi perencanaan bahan baku dalam usaha untuk mencapai efisiensi tingkat

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1. Manajemen Operasional Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010:4), manajemen operasi adalah serangkaian aktifitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau profit, seperti usaha dagang, usaha jasa maupun manufaktur berupaya mencapai tujuan yaitu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Produksi 1.1.1 Pengertian Proses Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang

Lebih terperinci

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi 1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Bahan baku utama yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Sistem Informasi, teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM Konsep Just In Time (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaanperusahaan terbaik yang ada

Lebih terperinci

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY II. 1. Persediaan II. 1. 1. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di JL. Raya Moh Toha Km 5/23

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di JL. Raya Moh Toha Km 5/23 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT KYODA MAS MULIA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan spare part yang memiliki pasar sasaran baik untuk domestik maupun mancanegara. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Pengertian manajemen operasional tidak lepas dari pengertian manajemen. Dengan kata lain manajemen yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Persediaan Persediaan merupakan salah satu pos modal dalam perusahaan yang melibatkan investasi yang besar. Kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Pamela S. Lewis, Stephan H. Goodman, dan Patricia M. Fandt dalam bukunya yang berjudul Management Challenges For Tomorrow s Leaders

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan.

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Semua jenis perusahaan memiliki persediaan, baik itu perusahaan jasa, dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uji Kenormalan Lilliefors Perumusan ilmu statistik juga berguna dalam pengendalian persediaan untuk menentukan pola distribusi.pola distribusi tersebut dapat diketahui dengan melakukan

Lebih terperinci

(2004) dengan penelitian yang diiakukan oleh penulis adalah metode pemecahan

(2004) dengan penelitian yang diiakukan oleh penulis adalah metode pemecahan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu Dari hasil kajian penelitian terdahulu mi dapat ditemukan kebaikan dan kelemahan penelitian terdahulu, serta untuk mengetahui hubungan antara penelitian

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan bisnis yang semakin ketat menyebabkan perusahaan harus bisa mengambil langkah untuk menghadapi semua

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Ruang Lingkup Manajemen Persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen Pembahasan Ruang lingkup management persediaan Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pt. Anugraha Wening Caranadwaya, diperusahaan Manufacturing yang bergerak di bidang Garment (pakaian, celana, rompi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Dengan istilah manajemen yang dimaksudkan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan yang ditetapkan bersama. Suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan yang ditetapkan bersama. Suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengendalian Setiap perusahaan mempunyai perencanaan yang ditetapkan bersama. Suatu pengendalian diperlukan supaya dapat mengontrol

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak luput

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak luput BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak luput dari persaingan perekonomian global yang sedang terjadi di dunia saat ini. Persaingan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 12 Pokok Bahasan : Perencanaan Persediaan Dosen :

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL Fahmi Sulaiman 1 * & Nanda 1 1 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Tel: 061-7322634 Fax: 061-7322649

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam melaksanakan aktivitas produksi suatu barang, setiap perusahaan, baik perusahaan jasa atau pun perusahaan perdagangan serta perusahaan manufaktur pasti mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) Oleh : Henny Wunas, I Nyoman Pujawan Wunas_henny@yahoo.com, pujawan@ie.its.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEOI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih baik, karena dalam era perdagangan tanpa batas tersebut mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih baik, karena dalam era perdagangan tanpa batas tersebut mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan harus mampu mempersiapkan diri secara lebih baik, karena dalam era perdagangan tanpa batas tersebut mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal dibanyak perusahaan. Semua organisasi memiliki beberapa jenis sistem perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persediaan adalah merupakan salah satu unsur paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara kontinue diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali. Sebagian besar

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 1 3.1 PERSEDIAAN BAB III TINJAUAN PUSTAKA Maryani, dkk (2012) yang dikutip oleh Yudhistira (2015), menyatakan bahwa persediaan barang merupakan bagian yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka melaksanakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, sektor yang memegang peranan penting setelah sektor pertanian adalah sektor manufaktur.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: 01 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kontrak Perkuliahan Silabus Perkuliahan Overview Manajemen Persediaan Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Program Studii Manajemen www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

INVENTORY. (Manajemen Persediaan) INVENTORY (Manajemen Persediaan) Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama dan Tahun Penelitian : Fifi Irmalinda (2004) Judul Penelitian : Perencanaan dan Pengawasan Persediaan pada PT. Samafitro Perwakilan Medan Perumusan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

Nama : Mutiara Dey NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE.,MM,

Nama : Mutiara Dey NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE.,MM, PERBANDINGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DAN JIT (JUST IN TIME) TERHADAP EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN PADA KOVEKSI RANTI Nama : Mutiara Dey NPM : 21209532 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PENGERTIAN Persediaan : - Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan - Sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses

Lebih terperinci