BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi

1 BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis mengenai penerapan aplikasi E- SPT dan E-Payment/MP3 sebagai bagian dari Modernisasi Perpajakan pada KPP Pratama Jakarta Palmerah, maka pada bab terakhir ini diambil simpulan sebagai berikut : 1. Penerapan Modernisasi Perpajakan pada KPP Pratama Jakarta Palmerah. Penerapan Modernisasi Perpajakan pada KPP Pratama Jakarta Palmerah sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut ditandai dengan adanya struktur organisasi yang dipisahkan berdasarkan fungsi, serta berbagai pelayanan yang menawarkan kualitas pelayanan prima yaitu diantaranya Tempat Pelayanan Terpadu, E-SPT, E-Payment atau MP3, dan Account Representative. 2. Pengaruh penerapan aplikasi E-SPT dan E-Payment/MP3 terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan dan membayarkan/menyetorkan SPT Masa PPN dan PPnBM serta SSP PPN dan PPnBM. Hasil dari uji statistik untuk menjawab hipotesis yang diajukan: a. Hasil pengujian pengaruh penerapan E-SPT terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan SPT Masa PPN dan PPnBM adalah menerima Ho 92

2 (0,549 > 0,05), artinya tidak terdapat pengaruh antara sebelum dan sesudah penerapan aplikasi E-SPT terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan SPT Masa PPN dan PPnBM. b. Hasil pengujian pengaruh penerapan E-Payment atau MP3 terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam menyetorkan/membayarkan SSP PPN dan PPnBM adalah menerima Ho (0,727 > 0,05), artinya tidak terdapat pengaruh antara sebelum dan sesudah penerapan aplikasi E-Payment atau MP3 terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam menyetorkan/membayarkan SSP PPN dan PPnBM. Dari hasil-hasil uji hipotesis terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan dan menyetorkan/membayarkan kewajiban perpajakannya (dalam hal ini dibatasi pada pelaporan SPT Masa PPN dan PPnBM serta penyetoran/pembayaran SSP PPN dan PPnBM), dapat disimpulkan bahwa penerapan aplikasi E-SPT dan E-Payment sebagai bagian dari Modernisasi Perpajakan tidak cukup berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban-kewajiban perpajakannya. Hal-hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu : a. Adanya aplikasi melalui elektronik (misalnya E-SPT dan E-Payment) yang semula ditujukan untuk memudahkan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajibannya ternyata belum berjalan dengan baik, karena Wajib Pajak tetap harus datang langsung ke Kantor Pajak meskipun ia telah melakukan kewajiban tersebut melalui elektronik. 93

3 b. Sistem pelaporan SPT melalui media internet tetap memerlukan waktu yang relatif lama untuk menyampaikan laporan dari Wajib Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak yang dituju. c. Sistem pembayaran E-Payment atau MP3 belum cukup untuk memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan pembayaran, karena setelah terjadi transaksi pembayaran di tempat yang telah ditunjuk, Wajib Pajak tetap harus datang melapor ke Kantor Pelayanan Pajak dimana Wajib Pajak itu terdaftar. Faktor-faktor tersebut di atas, meyebabkan Wajib Pajak merasa sistem dari modernisasi tersebut tidak berguna karena mereka tetap harus menyediakan waktunya untuk datang langsung ke Kantor Pealayan Pajak, sehingga kecenderungan Wajib Pajak untuk tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakan akan tetap berjalan. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Dirjen Pajak untuk benar-benar mewujudkan kemudahan-kemudahan bagi Wajib Pajak demi meningkatkan kepatuhan dari Wajib Pajak tersebut. V.2. Saran Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka saran dari penulis atas penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kepatuhan dari Wajib Pajak. Untuk itu, hendaknya hal ini mendapat perhatian khusus dari Direktorat Jenderal Pajak. Diantaranya adalah mengaplikasikan Digital Certificate pada setiap transaksi 94

4 agar keamanan dan identitas data transaksi dapat lebih terjamin, sehingga masyarakat dapat lebih percaya untuk dapat menggunakan sistem tersebut. 2. Dalam pelaporan E-SPT melalui sebuah perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) menggunakan internet, dilakukan perbaikan sistem pada Kantor Pelayanan Pajak dengan cara membuat suatu sistem database yang terpusat sehingga setiap data Wajib Pajak yang ada dapat diupdate secara realtime. Hal ini akan membuat setiap transaksi pelaporan pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak akan langsung tercatat pada setiap instansi yang membutuhkan datanya. Dengan adanya Digital Certificate yang telah disebutkan sebelumnya, maka Wajib Pajak tidak perlu lagi mencetak SPT induk untuk dibawa langsung ke kantor pajak sebagai bukti pelaporan. 3. Penggunaan aplikasi E-Payment hendaknya dalam arti yang sesungguhnya, dimana Wajib Pajak juga dapat melakukan pembayaran melalui ATM, internet, dan mobile, serta berlaku untuk semua jenis pajak. Selain itu, perlu dikembangkan sistem SSP Digital yang memliki tingkat keamanan yang cukup baik, sehingga pelaporan SSP dapat dilakukan dari mana saja tanpa harus datang ke KPP. Wajib Pajak cukup memasukkan suatu nomor yang diperoleh dari transaksi pembayaran yang dilakukan ke dalam aplikasi SSP Digital yang telah tersambung dengan database bank dan kantor pajak. Dengan demikian, seluruh Wajib Pajak dapat merasakan kemudahan pembayaran pajak tanpa harus memikirkan birokrasi dalam pelaporan dan pembayaran pajak. Hal ini diharapkan akan menambah kesadaran Wajib Pajak dalam melaporkan dan membayar pajak. 95

5 4. Perlunya sosialisasi dan pelatihan-pelatihan terhadap penggunaan E-System, dimana diberikan pemahaman kepada Wajib Pajak bahwa penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut benar-benar memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Sosialisasi dibutuhkan dikarenakan masih banyak Wajib Pajak yang tidak percaya terhadap sistem online, terutama untuk sistem keamanan data, sehingga dibutuhkan pemahaman yang lebih lanjut agar Wajib Pajak dapat mempercayai dan menggunakan sistem E-SPT dan E-Payment yang ada. 5. Dengan adanya UU ITE No. 11 Tahun 2008, maka Digital Certificate memiliki kekuatan hukum di Indonesia, sehingga seluruh transaksi elektronik yang terjadi yang menggunakan bukti pembayaran dalam bentuk elektronik telah dapat disamakan dengan bukti transaksi tertulis atau tercetak. 96