STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA"

Transkripsi

1

2 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : ELYSABETH NOVITA SARI NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

3 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan DISUSUN OLEH : ELYSABETH NOVITA SARI NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012 i

4 SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Elysabeth Novita Sari Nim : P ProramStudi : DIII Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku. Surakarta, 7 Mei 2012 Penulis Elysabeth Novita Sari NIM P ii

5 HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh: Nama Nim ProramStudi : Elysabeth Novita Sari : P : DIII Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta Ditetapkan Hari / Tanggal : Surakarta : Senin / 7 Mei 2012 DEWAN PENGUJI Penguji 1 : Anissa Cindy, S.Kep.,Ns (...) NIK Penguji II : Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns (...) NIK Penguji III : Mushlihah Muliana Utami, S.Kep.,Ns (...) NIK Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta Setiyawan, S.Kep.,Ns NIK iii

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Setiyawan, S.Kep.,Ns selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Kusuma Husada yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta. 3. Anissa Cindy, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnanya studi kasus ini. 4. Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, iv

7 inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnanya studi kasus ini. 5. Mushlihah Muliana Utami, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnanya studi kasus ini. 6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikam bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 7. Kedua orang tua penulis, yang telah memberikan support baik moril maupun materiil. 8. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga laporan studi kasus ini selesai. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari sempurna. Hal ini mengingat masih terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, terutama di bidang keperawatan. Amin. Surakarta, April 2012 Elysabeth Novita Sari NIM P v

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv vi vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. Tujuan Penulisan... C. Manfaat Penulisan BAB II LAPORAN KASUS A. Pengkajian... 5 B. Perumusan Masalah Keperawatan... 7 C. Perencanaan Keperawatan... 7 D. Implementasi Keperawatan... 8 E. Evaluasi Keperawatan BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan B. Simpulan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP vi

9 Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 3 Log Book Lampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup vii

10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vertigo adalah suatu bentuk gangguan orientasi diruangan dimana perasaan dirinya bergerak berputar ataupun bergelombang terhadap ruangan sekitarnya (vertigo subjektif) atau ruangan sekitarnya bergerak terhadap dirinya (vertigo objektif) (Sjahrir, 2008). Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh (Pirawati, 2004). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008 angka kejadian pada wanita 48 persen, sedangkan pada pria 37 persen. Kejadian di Indonesia vertigo umumnya menimpa orang tua, angka kejadian vertigo akan terus meningkat pada usia lanjut. Tercatat angka kejadian vertigo di usia 40 tahun adalah 40 persen (Anonim, 2011). Angka kejadian vertigo di Surakarta menyebutkan angka kejadian vertigo 20 persen pada sekelompok orang dalam kurun satu bulan (Fajar, 2010). Tanda dan gejala vertigo perasan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan gerak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lembut atau seperti senar dan halus (Pirawati, 2004). 1

11 2 Data yang ditemukan di lapangan pada pasien vertigo mengalami nyeri pada kepala, nyeri tersebut terasa berputar-putar, skala nyeri 6, waktu nyeri yang dirasakan 30 menit. Nyeri (pain) adalah suatu konsep yang komplek untuk didefinisikan dan dipahami (Ardinata, 2007). Definisi nyeri berdasarkan Internasional Association for the Study of Pain adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan dimana berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan jaringan. Nyeri mengganggu kenyamanan seseorang, apabila seseorang merasakan nyeri, maka perilakunya akan berubah. Nyeri melelahkan dan menuntut energi seseorang (Patricia, 2006). Berdasarkan pada tinjauan di atas maka penulis tertarik mengangkat masalah gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien dengan vertigo di RS Panti Waluyo. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan kasus nyeri pada Ny. R dengan vertigo di ruang Bougenvil RS Panti Waluyo Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. R dengan nyeri pada vertigo. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. R dengan nyeri pada vertigo.

12 3 c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. R dengan nyeri pada vertigo. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. R dengan nyeri pada vertigo. e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. R dengan nyeri pada vertigo. f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Ny. R dengan nyeri pada vertigo. C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pasien dengan vertigo. 2. Manfaat Praktis a. Institusi Rumah Sakit Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek layanan keperawatan khususnya pada pasien vertigo. b. Institusi Pendidikan Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan vertigo yang dapat digunakan acuan bagi praktek mahasiswa keperawatan.

13 4 c. Bagi Penulis Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.

14 BAB II LAPORAN KASUS Bab ini menjelaskan tentang kasus asuhan keperawatan pada Ny.R dengan menjelaskan nyeri. Laporan kasus ini meliputi pengkajian, daftar perumusan masalah, intervensi, implementasi, dan evaluasi. A. Pengkajian Hasil pengkajian pada tanggal 5 April 2012 jam WIB di ruang Bougenvil RS Panti Waluyo Surakarta diperoleh dari pasien, keluarga pasien, perawat ruangan, anggota tim medis lainnya dan status pasien. Pasien bernama Ny. R, alamat Kebakkramat Karanganyar, berumur 72 tahun jenis kelamin perempuan pekerjaan ibu rumah tangga, tingkat pendidikan SMP. Penanggung pasien adalah Tn. H, umur 35 tahun alamat Kebakkramat dan hubungan dengan pasien adalah anak. Hasil pengkajian tanggal 5 April 2012 jam WIB, keluhan utama pasien adalah nyeri, berputar-putar skala nyeri 6. Riwayat penyakit sekarang pasien dibawa ke IGD tanggal 4 April 2012 jam WIB pusing berputarputar, lemas, saat masuk IGD diukur tanda-tanda vital dengan hasil tekanan darah 140/100 mmhg, nadi 86 x/menit, suhu 36 o C, pernapasan 20 x/menit. Pasien kemudian dipindah ke ruang Bougenvil dengan diagnosa medis vertigo dan mendapatkan terapi obat infus Asering 20 tpm, Neurotam 400 mg/8 jam, Gastridin 25 mg/8 jam, Mertigo 6 mg/8 jam. 5

15 6 Riwayat penyakit dahulu pasien sebelumnya pernah mondok di rumah sakit karena vertigo 3 tahun yang lalu. Pengkajian pola kognitif perseptual pasien mengatakan pusing, pasien mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di kepala, pasien mengatakan nyeri skala 6, pasien mengatakan waktu nyerinya 30 menit, perilaku meringis, perilaku memegang kepala saat digerakkan. Pola nutrisi sebelum sakit pasien mengatakan makan sehari 3 kali sehari dengan menu nasi sayur dan habis 1 porsi. Selama sakit pasien makan 3 sendok makan dari jatah rumah sakit karena mualmuntah. Pemeriksaan tekanan darah 140/100 mmhg, nadi 86 x/menit, pernapasan 19 x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan pada tanggal 4 April 2012 yaitu eosinofil 3,5% (dalam rentang normal 0 2), limfosit 50,6% (dalam rentang normal 55 80), kreatinin 1,07mg/dl (dalam rentang normal 0,6 1,1), kalsium 0,97 mmol/l (dalam rentang normal 1,17 1,29). Hasil pemeriksaan penunjang, foto torak menyokong gambaran konfigurasi jantung Hipertensi. Program terapi tanggal 5 7 April 2012 adalah infus Asering 20 tpm untuk pengobatan asidosis yang berhubungan dengan dehidrasi dan kehilangan ion alkali dari tubuh, Neurotam 400 mg/8 jam untuk sindrom involusi yang berhubungan dengan lansia sindrom paska trauma. Gastridin 25 mg/8 jam untuk anti tukak lambung, Mertigo 6 mg/8 jam mengurangi vertigo yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang terjadi pada sirkulasi darah.

16 7 B. Perumusan Masalah Pengkajian dan observasi diatas penulis melakukan analisa data kemudian merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan prioritas, penyusunan intervensi keperawatan, melakukan implementasi dan evaluasi tindakan. Data fokus yang ditemukan pada tanggal 5 April 2012 dibagi menjadi data subjektif dan data objektif, subjektif pasien mengatakan pusing, pasien mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di kepala, pasien mengatakan nyeri skala 6, pasien mengatakan waktu nyerinya 30 menit. Respon objektif pasien: tekanan darah 140/100 mmhg, nadi 86 x/ menit, respirasi 19 x/menit. Mengekspresikan perilaku meringis, perilaku memegangi kepalanya saat digerakkan. Prioritas diagnosa keperawatan adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis. Mengacu pada diagnosa keperawatan yang diangkat dapat dirumuskan permasalahan gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny.R dengan vertigo. C. Perencanaan Mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan perlu dibuat perencanaan untuk mengatasi nyeri pada pasien. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri berkurang dengan kriteria hasil tekanan darah stabil 120/80 mmhg, skala nyeri 0, pasien tampak rileks. Intervensi yang dibuat adalah kaji tanda-tanda vital (TTV), kaji skala nyeri (PQRST), berikan posisi nyaman, pendidikan

17 8 kesehatan ajarkan teknik relaksasi, motivasi pasien untuk teratur minum obat, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat. D. Implementasi Implementasi tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 5 April 2012 yaitu pukul WIB mengkaji tanda-tanda vital didapat data subjektif pasien mengatakan bersedia diukur tanda-tanda vital data objektif tekanan darah 140/100 mmhg, nadi 86 x/menit, suhu 36 0 C, respirasi 19 x/ menit. Pukul WIB mengkaji skala nyeri didapat data subjektif pasien mengatakan pusing, nyeri seperti berputar-putar, nyeri di kepala skala nyeri 6, waktu nyeri 30 menit, data objektif pasien meringis, perilaku memegangi kepala saat digerakkan, memberikan posisi yang nyaman, didapat data subjektif pasien bersedia diberikan posisi yang nyaman dengan posisi tidur berbaring, data objektifnya pasien tampak rileks. Pukul WIB mengajarkan teknik relaksasi didapat data subjektif pasien mengerti dengan apa yang diajarkan, didapat data objektif pasien bisa mempraktekan teknik relaksasi nafas dalam seperti yang diajarkan. Pukul WIB mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6 mg/8 jam dan injeksi Neurotam 400 mg/8 jam, didapat data subjektif pasien bersedia minum obat dan diinjeksi, didapat data objektif semua terapi obat masuk. Tindakan keperawatan pada tanggal 6 April 2012 yaitu pukul WIB mengkaji tanda-tanda vital didapat data subjektif pasien bersedia diukur tanda-tanda vital didapat data objektif tekanan darah 140/80 mmhg, nadi 80 x/

18 9 menit, suhu 36 o C, respirasi 20 x/menit. Pukul mengkaji skala nyeri didapat data subjektif pasien mengatakan pusing sudah berkurang, skala nyeri 3, waktu nyeri 5 menit, data objektifnya pasien tampak sedikit rileks. Pukul WIB mengajurkan teknik relaksasi didapat data subjektif menganjurkan melakukan teknik relaksasi saat nyeri kambuh didapat data objektif pasien bisa mempraktekkan teknik relaksasi yang sudah pernah diajarkan. Pukul WIB memberikan posisi yang nyaman, didapat data subjektif pasien bersedia diberikan posisi yang nyaman dengan posisi tidur berbaring didapat data objektif pasien tampak rileks. Pukul WIB mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6 mg/8 jam dan injeksi Neurotam 400 mg/8 jam, didapat data subjektif pasien bersedia minum obat dan diinjeksi, didapat data objektif semua terapi obat masuk. Tindakan keperawatan pada tanggal 7 April 2012 Pukul WIB mengkaji tanda-tanda vital didapat data subjektif pasien bersedia diukur tandatanda vital didapat data objektif tekanan darah120/80 mmhg, nadi 80 x/menit, suhu 36 o C, respirasi 20 x/menit. Pukul WIB mengkaji skala nyeri didapat data subjektif pasien mengatakan nyeri di kepala tidak terasa lagi skala nyeri 0, didapat data objektif pasien tampak rileks. Pukul WIB mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6 mg/8 jam dan injeksi Neurotam 400mg/8 jam, didapat data subjektif pasien bersedia minum obat dan diinjeksi, didapat data objektif semua terapi obat masuk. Pukul WIB memberikan motivasi pasien untuk minum obat

19 10 teratur didapat data objektif pasien bersedia untuk minum obat sesuai anjuran, kemudian pasien boleh pulang. E. Evaluasi Keperawatan Tanggal 5 April 2012 Pukul WIB dilakukan evaluasi dengan hasil sebagai berikut: respon subjektif pasien mengatakan pusing, pasien mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di kepala, pasien mengatakan nyeri skala 6, pasien mengatakan waktu nyerinya 30 menit. Respon objektif pasien: tekanan darah 140/100mmHg, nadi 86 x/menit. Mengekspresikan perilaku meringis, perilaku memegangi kepala saat digerakkan. Analisa yang dapat diambil pada masalah nyeri belum teratasi. Intervensi dilanjutkan: kaji tanda-tanda vital, kaji skala nyeri (PQRST), berikan posisi yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6 mg/8 jam dan injeksi Neurotam 400 mg/8 jam. Tanggal 6 April WIB dilakukan, evaluasi dengan hasil sebagai berikut: respon subjektif pasien mengatakan pusing, pasien mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di kepala, pasien mengatakan nyeri skala 3, pasien mengatakan waktu nyeri 5 menit. Respon objektif pasien: tekanan darah 140/80 mmhg, nadi 80 x/menit, mengekspresikan perilaku sedikit rileks. Analisa yang dapat diambil pada masalah nyeri belum teratasi. Intervensi dilanjutkan: kaji tanda-tanda vital, kaji skala nyeri (PQRST), berikan posisi yang nyaman, kolaborasi dengan

20 11 dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6 mg/8 jam dan injeksi Neurotam 400 mg/8 jam. Tanggal 7 April 2012 jam WIB dilakukan, evaluasi dengan hasil sebagai berikut: respon subjektif pasien mengatakan nyeri di kepala sudah tidak terasa lagi, skala nyeri 0. Respon objektif pasien: tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 80 x/menit, pasien tampak rileks. Analisa yang diambil pada masalah nyeri teratasi. Intervensi dipertahankan: mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6 mg/8 jam dan injeksi Neurotam 400 mg/8 jam, memberikan motivasi pasien untuk minum obat teratur, pasien boleh pulang.

21 BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman pada Ny. R dengan Vertigo di Ruang Bougenvil RS Panti Waluyo. Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan kebutuhan dasar manusia didalam asuhan keperawatan. Vertigo adalah suatu bentuk gangguan orientasi diruangan dimana perasaan dirinya bergerak berputar ataupun bergelombang terhadap ruangan sekitarnya (vertigo subjektif) atau ruangan sekitarnya bergerak terhadap dirinya (vertigo objektif) (Sjahrir, 2008). Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan (Pirawati, 2004). Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibulo retikularis dan vestibulo spinalis. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual dan proprio septik. Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang 12

22 13 tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprio septik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respon yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Disamping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar (Pirawati, 2004). Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan gejala otonom; di samping itu, respon penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya (Pirawati, 2004). Teori otonomik menekan perubahan reaksi susunan saraf sebagai adaptasi gerakan, sehingga rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi CRF (corticotropin releasing factor); peningkatan kadar CRF akan mengaktifkan susunan saraf simpatik selanjutnya mencetuskan mekanisme adaptasi berupa peningkatan aktifitas sistem saraf para simpatik. Penyebab dari vertigo meliputi, tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terletak di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba (Mardjono, 2003).

23 14 Tanda dan gejala vertigo perasan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan gerak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lembut atau seperti senar dan halus (Pirawati, 2004). Pada Ny. R gejala yang dirasakan adalah pasien mengatakan pusing, pasien mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di kepala, pasien mengatakan skala nyeri 6, pasien mengatakan waktu nyerinya 30 menit. Vertigo disebabkan gangguan dan kelainan dari sistem keseimbangan (Faisal 2004). Pandangan gandalesi di medula oblong atau yang menimbulkan gangguan gerakan okular harus dibedakan dalam lesi supranuklear, nuklear, inter nuklear dan radikular. Lesi supra nuklear berarti lesi yang memutuskan jaras yang menghantarkanimpuls kepadainti-inti nervus okulomotorius, nervus troklearis dan nervus abdusens. Lesi nuklear menduduki inti-inti atau salah salah satu inti saraf okular. Lesi inter nuklear memutuskan hubungan antara kedua belah inti saraf okular. Dan lesi radikular memutuskan saraf okular sebelum ia muncul pada permukaan batang otak (Mardjono, 2003). Rasa mual muntah merupakan gejala penyerta yang paling banyak dikeluhkan. Ini disebabkan konkusio labirin sehingga mengakibatkan paresis vestibuler unilateral (Sjahrir, 2008). Hasil pengkajian juga ditemukan adanya peningkatan tekanan darah. Hasil pemeriksaan penunjang, foto torak menyokong gambaran konfigurasi jantung Hipertensi. Penimbunan lemak di jaringan dapat menyebabkan peningkatan kolesterol dalam pembuluh darah sehingga membentuk plak yang

24 15 menebal dalam dinding ateri akibatnya pembuluh darah mengeras dan menebal. Aterosklerosis mengakibatkan kerja jantung meningkat sehingga tekanan darah meningkat mengakibatkan terjadinya hipertensi vasokontriksi kemudian aliran darah terganggu ke otak kecil (sistem keseimbangan terganggu) dapat menyebabkan terjadinya vertigo (Israr, 2008). Rumusan masalah keperawatan yang diangkat adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (NANDA, 2005). Masalah keperawatan nyeri akut tersebut lebih diprioritaskan penulis dari beberapa masalah keperawatan yang muncul pada pasien. Alasan penulis memprioritaskan masalah nyeri akut yang dirasakan merupakan salah satu masalah kebutuhan dasar manusia yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman, dimana nyeri akut tersebut lebih terdahulu untuk diatasi. Berdasarkan teori diatas sejalan dengan tanda dan gejala yang dialami klien, penulis tepat mengambil kasus pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada pasien vertigo. Berdasarkan teori diatas sejalan dengan tanda dan gejala yang dialami klien, penulis tepat mengambil kasus pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada pasien vertigo, karena pada pasien vertigo dibutuhkan posisi yang nyaman tidur berbaring untuk mengatasi nyerinya. Pengertian dari nyeri akut adalah pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau menunjukkan adanya kerusakan (Association for the Study of Pain) : serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat yang dapat diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang dari 6 bulan

25 16 (NANDA, 2005). Fungsi nyeri akut ialah memberikan peringatan cidera atau penyakit yang akan datang. Nyeri akhirnya akan menghilang dengan sendirinya dengan demikian klien mengetahui bahwa nyeri tersebut berakhir (Potter, 2006). Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri berkurang dengan kriteria hasil tekanan darah stabil 120/80 mmhg, skala nyeri 0, pasien tampak rileks. Penulis merencanakan tindakan untuk mengatasi nyeri akut yang dirasakan pasien yaitu kaji tanda-tanda vital (TTV), kaji skala nyeri (PQRST), berikan posisi nyaman, pendidikan kesehatan ajarkan teknik relaksasi, motivasi pasien untuk teratur minum obat, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat (NIC 2006). Intervensi yang direncanakan oleh penulis salah satunya adalah pemantuan tanda-tanda vital. Tekanan darah dapat meningkat secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatik, kemudian turun bila curah jantung dipengaruhi. Takikardi juga terjadi pada respon terhadap rangsangan simpatis dan dapat berlanjut sebagai kompensasi bila curah jantung turun (Doenges 2000). Tanda dan gejala fisik. Respon fisiologis terhadap nyeri dapat menunjukkan keberadaan dan sifat nyeri dan ancaman yang potensial terhadap kesejahteraan klien. Apabila klien merasakan nyeri, perawat harus mengkaji tanda-tanda vital, melakukan pemeriksaan fisik terfokus, dan mengobservasi keterlibatan sistem saraf otonom. Saat awitan nyeri akut, denyut jantung, tekanan darah dan frekuensi pernapasan meningkat perubahan tanda-tanda

26 17 vital merupakan hal yang bermakna, tetapi perawat harus mempertimbangkan semua tanda dan gejala sebelum menetapkan nyeri merupakan penyebab perubahan tersebut (Potter, 2005). Intervensi lain yang dibuat adalah pengkajian skala nyeri pada pasien. Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan (Doenges, 2000). Pengkajian nyeri dengan (PQRST) P: Provoking atau pemicu, yaitu faktor yang memicu timbulnya nyeri, Q: Quality atau kualitas nyeri, R: Region atau daerah, yaitu daerah perjalanan ke daerah lain, S: Severity atau keganasan, yaitu intensitasnya, T: Time atau waktu, yaitu serangan, lamanya, kekerapan, dan sebab. Penentuan skala nyeri pada Ny. R didasarkan pada skala nyeri Hayward yang menggunakan skala longitudinal yang terdiri dari angka 0 sampai 10. Angka 0 menggambarkan tidak adanya nyeri, 1-3 menggambarkan nyeri ringan, 4-6 menggambarkan nyeri sedang, 7-9 menggambarkan nyeri berat yang masih bisa terkontrol dan 10 menggambarkan nyeri yang sangat berat serta tidak bisa dikontrol (Mubarak, 2007). Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stres. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. Teknik relaksasi dapat digunakan saat individu dalam kondisi sehat atau sakit. Relaksasi dengan atau tanpa teknik imajinasi menghilangkan nyeri kepala, nyeri

27 18 persalinan, antisipasi rangkaian nyeri akut (misal jarum suntik) dan gangguan nyeri konis (Potter, 2005). Selain mengkaji nyeri, intervensi lain yang direncanakan adalah mengajarkan teknik relaksasi. Teknik ini berguna untuk menurunkan ketegangan otot atau stres yang dapat merangsang timbulnya sakit kepala. Teknik relaksasi kemudian dikombinasi dengan kolaborasi pemberian analgetik. Analgetik berfungsi menurunkan/mengontrol nyeri dan menurunkan rangsangan sistem saraf simpatis (Doenges, 2000). Intervensi lain yang dibuat adalah berikan pasien posisi yang nyaman tidur terlentang. Posisi yang nyaman dapat menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi sakit kepala (Doenges, 2000). Implementasi dilakukan 3 hari disesuaikan dengan kondisi klien dan perencanaan yang telah dibuat. Penulis tidak mengalami hambatan dalam melakukan tindakan keperawatan. Selama melakukan tindakan keperawatan pasien sangat kooperatif. Tindakan yang diberikan kepada pasien yaitu, mengkaji tanda-tanda vital (TTV) setiap 3 jam. Pasien bersedia untuk dilakukan pengukuran tanda-tanda vital (TTV). Mengkaji skala nyeri (PQRST), pasien bersedia untuk dilakukan pengukuran skala nyeri, pasien terlihat meringis kesakitan saat kepala digerakan. Memberikan posisi yang nyaman tidur berbaring, pasien terlihat rileks dengan posisi yang diberikan. Memberikan pendidikan kesehatan teknik relaksasi, dan motivasi minum obat teratur keluarga pasien dan pasien terlihat antusias dalam mendengarkan dan melakukan apa yang telah diajarkan. Mengajarkan teknik relaksasi, pasien

28 19 bersedia untuk diajarkan teknik nafas dalam, pasien terlihat rileks. Memberikan motivasi pasien untuk minum obat teratur, pasien bersedia untuk meminum obat sesuai anjuran. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat Mertigo 6 mg/8 jam dan Neurotam 400 mg/8 jam, perawat dan dokter saling berkolaborasi dalam memberikan terapi obat untuk pasien. Perencanaan yang dibuat dan diterapkan pada Ny. R dengan nyeri vertigo teratasi dibuktikan dengan pasien nyerinya berkurang, pasien tampak rileks, sehingga pasien boleh pulang. Hasil evaluasi selama 3 hari pengelolaan terhadap pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pasien masalah sudah teratasi dibuktikan dengan pasien boleh pulang, tanda tanda vital dalam batas normal. B. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat dibuat dalam Asuhan keparawatan pada Ny.R dengan Vertigo adalah: a. Hasil pengkajian pada Ny.R dengan nyeri pada vertigo adalah klien mengeluh nyeri berputar-putar, nyeri di kepala sakla nyeri 6, waktu nyeri 30 menit. b. Rumusan diagnosa keperawatan yang dapat dibuat pada pasien vertigo adalah nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis. c. Rencana asuhan keperawatan yang dapat dibuat pada pasien dengan nyeri vertigo adalah kaji tanda-tanda vital (TTV), kaji skala nyeri (PQRST), berikan posisi nyaman, pendidikan kesehatan ajarkan teknik

29 20 relaksasi, motivasi pasien untuk teratur minum obat, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat. d. Implementasi asuhan keperawatan yang dapat dibuat pada pasien dengan nyeri vertigo: mengkaji tanda- tanda vital (TTV), mengkaji skala nyeri (PQRST), memberikan posisi yang nyaman, pendidikan kesehatan ajarkan teknik relaksasi, motivasi pasien untuk teratur minum obat, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat. e. Hasil evaluasi pada pasien dengan nyeri vertigo adalah masalah teratasi, skala nyeri Saran Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut: a. Bagi Insitusi Pelayanan Kesehatan Khususnya Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. b. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien agar lebih maksimal, Perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan professional dan komprehensif.

30 21 c. Bagi Insitusi Pendidikan Dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan profesional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.

PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI

PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI Ny. S PADA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN HIPERTENSI DI DESA BANJAR REJO KECAMATAN GONDANGREJO

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 7-9 Agustus 2014 di Ruang Prabu Kresna

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal 17-07-2012 jam 10.00 WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG 1. Identitas Pasien Nama Nn. S, umur 25 tahun,

Lebih terperinci

NUR INDAH LESTARI NIM.P.11103

NUR INDAH LESTARI NIM.P.11103 PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN Nn. S DENGAN POST LUMPEKTOMI FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) SINISTRA DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT DAERAH SUKOHARJO Karya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. H DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG CATLEYA RS. PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. H DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG CATLEYA RS. PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. H DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG CATLEYA RS. PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH : VICA HERLIAN PUTRIANI NIM. P.09052 PROGRAM

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. W DI DESA TUBAN, KECAMATAN GODANGREJO KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. W DI DESA TUBAN, KECAMATAN GODANGREJO KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. W DI DESA TUBAN, KECAMATAN GODANGREJO KARANGANYAR DISUSUN OLEH : LINDA MAYA SARI NIM P. 10035 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA NY. W DI DESA TUBAN LOR GONDANGREJO KARANGANYAR DISUSUN OLEH :

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA NY. W DI DESA TUBAN LOR GONDANGREJO KARANGANYAR DISUSUN OLEH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA NY. W DI DESA TUBAN LOR GONDANGREJO KARANGANYAR DISUSUN OLEH : NURI MAYA SARI NIM. P.10043 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri terhadap prosedur pemasangan infus dan membandingkan antara teori yang sudah ada dengan kenyataan

Lebih terperinci

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut: A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI OLEH ANDITA NOVTIANA SARI FLAMINGO 1 P17420509004 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II A 0 hamil 40 minggu. mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,5 0 c, RR: 26 x/menit, hasil

BAB V PENUTUP. khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II A 0 hamil 40 minggu. mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,5 0 c, RR: 26 x/menit, hasil BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pengkajian dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan semua data melalui wawancara dan observasi parsipatif. Data subyektif khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 1 BAB I TINJAUAN TEORI A. Pengertian Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 mmhg,yang terjadi pada seseoang paling sedikit tiga waktu terakhir yang berbeda (who 1978,komisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB,

Lebih terperinci

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR Disusun Oleh Sigit Bangun H P17320308067 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk mengurangi sesak nafas pada pasien asma di ruang IGD Rumah Sakit Roemani Semarang tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). Nyeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vertigo merupakan suatu fenomena yang terkadang sering ditemui di masyarakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda di sekitarnya seolah-olah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan masyarakat yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan definisi

Lebih terperinci

Definisi Vertigo. Penyebab vertigo

Definisi Vertigo. Penyebab vertigo Definisi Vertigo Vertigo adalah perasaan yang abnormal mengenai adanya gerakan penderita terhadap lingkungan sekitarnya atau lingkungan sekitar terhadap penderita, dengan gambaran tiba-tiba semua terasa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Dalam pembahasan ini penulis akan membahas tentang kasus yang diambil dengan judul Penerapan teknik relaksasi genggam jari pada asuhan keperawatan kecemasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 06.45

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PADA TN. P DENGAN HEMATEMESIS MELENA DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PADA TN. P DENGAN HEMATEMESIS MELENA DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PADA TN. P DENGAN HEMATEMESIS MELENA DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : MUHAMMAD FERDAUS WAHYU UTOMO NIM. P.09032 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal

Lebih terperinci

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut Konsep kenyamanan Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba yang mengatakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea 38 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny. A post operasi sectio caesarea dengan indikasi fetal distres di bangsal Annisa RS PKU Muhammadyah Surakarta, maka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Ibu masuk memeriksakan diri ke poli pada tanggal 14 Maret 2014 pukul 09.00 WIB. Ibu mengatakan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Demografi Nama Umur Pekerjaan Alamat a. Aktifitas dan istirahat Ø Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal Ø Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga b. Sirkulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. igo yang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari dizziness yang

BAB I PENDAHULUAN. igo yang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari dizziness yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar, dan igo yang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari dizziness yang secara definitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi tubuh, karena di dalam otak terdapat berbagai pusat kontrol seperti pengendalian fisik, intelektual,

Lebih terperinci

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kompres 1. Kompres hangat Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian

Lebih terperinci

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang 3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 ) BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D DENGAN POST OPERASI FRAKTUR PHALANX DISTAL DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D DENGAN POST OPERASI FRAKTUR PHALANX DISTAL DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D DENGAN POST OPERASI FRAKTUR PHALANX DISTAL DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : DUWI SUSANTI NIM. P.09014 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi CATATAN PERKEMBANGAN No. Hari/tanggal Dx /pukul 1 Rabu 19 juni 2013 14.45 WIB 15.00 WIB 15.05 WIB 15.25 WIB Implementasi Keperawatan Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi pada aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin meningkat yaitu berupa penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes, dan penyakit saluran

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tugas Mandiri Stase Praktek Keperawatan Dasar Disusun

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Nn. P DENGAN CIDERA KEPALA RINGAN DI RUANG BOUGENFILE RS. PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Nn. P DENGAN CIDERA KEPALA RINGAN DI RUANG BOUGENFILE RS. PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Nn. P DENGAN CIDERA KEPALA RINGAN DI RUANG BOUGENFILE RS. PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : INDAH SARI NIM. P.10101 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ANGINA PECTORIS I. PENGERTIAN Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi atau pembedahan merupakan tindakan pengobatan dengan cara membuka atau menampilkan bagian dalam tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (2014), menyebut usia yang telah lanjut atau lebih dikenal dengan istilah lanjut usia (lansia)

Lebih terperinci

PROSES TERJADINYA MASALAH

PROSES TERJADINYA MASALAH PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang dirasakan mengganggu dan menyakitkan, sebagai akibat adanya kerusakan jaringan aktual dan potensial yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama. digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Dari data subjektif didapatkan hasil, ibu bernama Ny. R umur 17 tahun, dan ini merupakan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap individu tidak terlepas dari aktivitas atau pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut membutuhkan energi dan kekuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi Di Susun Oleh: EKO BUDIARTO NIM : 2016131022 PROGRAM PROFESI NERS

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. S DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. N DI DESA JETIS KARANGPUNG KALIJAMBE SRAGEN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. S DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. N DI DESA JETIS KARANGPUNG KALIJAMBE SRAGEN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. S DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. N DI DESA JETIS KARANGPUNG KALIJAMBE SRAGEN Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak. Written by Dr. Aji Hoesodo Stroke adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya gangguan peredaran darah di otak. Stroke merupakan suatu kerusakan pada system sentral yang diawali dengan penyakit darah tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu meningkatnya tekanan darah di dalam arteri. Hipertensi dihasilkan dari dua faktor utama yaitu jantung yang memompa

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION (ORIF) ATAS INDIKASI FRAKTUR RADIUS SINISTRA 1/3 DISTAL DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR DISUSUN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan Oleh: NAMA :Twenty

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. T DENGAN PRE EKLAMPSIA RINGAN DI RUANG BOUGENVILE RSUD SUKOHARJO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. T DENGAN PRE EKLAMPSIA RINGAN DI RUANG BOUGENVILE RSUD SUKOHARJO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. T DENGAN PRE EKLAMPSIA RINGAN DI RUANG BOUGENVILE RSUD SUKOHARJO DISUSUN OLEH : YULI MARLINA NIM. P.09116 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KASUS

BAB III ANALISA KASUS BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker (Karsono, 2006). Kanker merupakan salah satu jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi,

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. C DENGAN HIPERTENSI DI RUANG BOUGENVILE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. C DENGAN HIPERTENSI DI RUANG BOUGENVILE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. C DENGAN HIPERTENSI DI RUANG BOUGENVILE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH : DIKNAS DWI SAPUTRO NIM.P.10088 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN

BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN 18 JANTUNG KORONER Penyakit Jantung Sampai sekarang penyakit jantung tetap sebagai pemegang rekor pembunuh nomor satu. Kalau dilihat dari berbagai kasus kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mengggunakan teknik hypnoterapi dan musik relaksasi pada Tn. N berumur 45tahun dan

BAB V PEMBAHASAN. mengggunakan teknik hypnoterapi dan musik relaksasi pada Tn. N berumur 45tahun dan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini akan membahas mengenai permasalahan tentang penanganan nyeri pascabedah ortopedi dan membandingkan dengan teori yang sudah ada dengan kenyataan yang dihadapi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) A. Masalah Keperawatan Gangguan kebutuhan suhu tubuh (Hipertermi) B. Pengertian Hipertermi adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan

Lebih terperinci

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1 Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan. Rasa sakit (nyeri) merupakan keluhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung

Lebih terperinci

APYANDHI WIBOWO NIM. P

APYANDHI WIBOWO NIM. P STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF) ATAS INDIKASI FRAKTUR PATELA SINISTRA DI RUANG BOUGENVILE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua di dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap Pada pemeriksaan didapatkan hasil data subjektif berupa identitas pasien yaitu

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau illeus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi saluran cerna

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat BAB V PEMBAHASAN A. Tingkat Dismenorea Pada Kelompok Eksperimen Sebelum dan Setelah Diberi Terapi Musik Klasik Mozart Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat dismenorea sebelum

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. P DENGAN GASTRITIS PADA KELUARGA Tn. W DI DESA BULUREJO KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. P DENGAN GASTRITIS PADA KELUARGA Tn. W DI DESA BULUREJO KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. P DENGAN GASTRITIS PADA KELUARGA Tn. W DI DESA BULUREJO KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR DI SUSUN OLEH: CATUR ANDRIONO NIM. P. 10082 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap Tanggal : 17 Maret 2015 pukul : 12.30 WIB Pada pemeriksaan didapatkan hasil data

Lebih terperinci

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI Oleh : Meivita Dewi Purnamasari, S.Kep KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci