PERIKANAN ARWANA PAPUA (Scleropages jardinii Saville-Kent, 1892) DI DISTRIK KIMAAM, PULAU DOLAK, KABUPATEN MERAUKE, PAPUA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERIKANAN ARWANA PAPUA (Scleropages jardinii Saville-Kent, 1892) DI DISTRIK KIMAAM, PULAU DOLAK, KABUPATEN MERAUKE, PAPUA"

Transkripsi

1 PERIKANAN ARWANA PAPUA (Scleropages jardinii Saville-Kent, 1892) DI DISTRIK KIMAAM, PULAU DOLAK, KABUPATEN MERAUKE, PAPUA PI - 02 Agus A. Sentosa* dan Hendra Satria Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Purwakarta * agusarifinsentosa7@gmail.com Abstrak Distrik Kimaam terletak di Pulau Dolak, Merauke, Papua yang karakteristik wilayahnya didominasi oleh perairan rawa yang potensial sebagai habitat ikan arwana Papua (Scleropages jardinii) yang endemik di Papua Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek perikanan arwana Papua di Distrik Kimaam, Merauke, Papua. Metode yang digunakan adalah komunikasi langsung dengan masyarakat penangkap ikan arwana di Distrik Kimaam, Merauke yang dilakukan pada bulan Mei dan Desember Hasil menunjukkan bahwa kegiatan penangkapan S. jardinii banyak dilakukan pada lokasi pedalaman rawa yang jauh dari pemukiman. Penangkapan ikan arwana Papua telah berlangsung sejak lama dengan menggunakan jaring insang berukuran mata jaring 3 4 sebagai ikan target jika terdapat permintaan terhadap anakannya untuk ikan hias. Pada musim tangkapan tahun , Distrik Kimaam tercatat 746 ekor induk arwana Papua dan anakannya sebanyak ekor, namun pada tahun 2014 tidak ada aktivitas penangkapan anakan arwana karena ketiadaan pembeli/pengumpul akibat kendala transportasi dan biaya pengangkutannya yang relatif tinggi. Pemanfaatan arwana Papua di Distrik Kimaam sangat tergantung pada permintaan dan penawaran pasar. Kata kunci: Arwana Papua, Merauke, penangkapan ikan, Kimaam, Scleropages jardinii Pengantar Ikan arwana Papua (Scleropages jardinii Saville-Kent, 1892) merupakan salah satu ikan asli dan endemik di perairan Papua bagian selatan seperti di wilayah Kabupaten Merauke, Boven Digul, Mappi dan Asmat. Ikan arwana Papua termasuk ikan primitif dalam suku Osteoglossidae dan dikenal juga dengan nama saratoga atau bony tongue karena mempunyai lidah yang bentuknya menyerupai tulang (Kartikasari et al., 2012). Ikan arwana Papua memiliki karakteristik yang berbeda dengan kerabatnya S. formosus dengan ciri khusus jumlah baris sisik yang lebih banyak sekitar 7 8 baris dan ukuran sisiknya yang juga relatif lebih kecil. Corak warna sisik arwana Papua juga relatif lebih kusam dengan pola cincin melingkar seperti bulan sabit di tepi sisik berwarna hijau atau merah. Ikan ini termasuk surface feeder dengan pakan alami berupa mikrokrustasea, insekta, ikan kecil, krustasea dan sedikit material tumbuhan (Allen, 1991) (Gambar 1). Gambar 1. Ikan arwana Papua (Scleropages jardinii Saville-Kent, 1892) Katwaip dalam Haryono & Tjakrawidjaja (2003) menyebutkan bahwa ikan arwana Papua di kawasan Merauke banyak ditemukan di wilayah bagian tengah sampai hulu sungai dengan karakteristik habitat berupa perairan rawa banjiran dengan arus tenang dan banyak terdapat tumbuhan air. Beberapa perairan sungai di wilayah Kabupaten Merauke yang berpotensi sebagai habitat arwana Papua adalah Sungai Kumbe, Maro, Bian, Rawa Biru, Unum, Wamek, Buraka, Semnaskan_UGM // Penangkapan Ikan (PI 02) - 457

2 Malo, Heli, Rugai, Dambu, Mambu, Tabonji, Merah, Bogeram dan Korimen yang merupakan daerah rawa-rawa dengan tumbuhan air yang padat (Satria & Kartamihardja, 2010). Ikan arwana Papua dalam perdagangan juga disebut sebagai ikan arwana Irian, arwana jardinii, saratoga dan oleh masyarakat Papua sering disebut sebagai kaloso (Satria & Kartamihardja, 2010). Ikan tersebut memiliki nilai komersial yang cukup tinggi dan telah dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun Namun S. jardinii juga telah ditetapkan sebagai satwa buru berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No 209/kpts-II/2001 yang diperkuat dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.12/Menhut-II/2005 yang intinya adalah pengaturan penangkapan ikan arwana Papua yang dilakukan secara benar misalnya tidak membunuh induk untuk mengambil anakannya dan cara lain yang sejalan dengan prinsip konservasi. Selama ini, aktivitas pemanfaatan sumber daya ikan arwana Papua di Kabupaten Merauke yang telah dilaporkan relatif terbatas pada Rawa Pomo (Tjakrawidjaja & Haryono, 2001), daerah aliran sungai Maro (Astuti & Satria, 2009; Satria & Kartamihardja, 2010; Satria, 2012) dan sungai Kumbe (Satria, 2013). Wilayah Dambu, Mambu, dan Tabonji yang merupakan daerah habitat arwana Papua (Satria & Kartamihardja, 2010) yang berada di kawasan Pulau Dolak yang merupakan ujung barat wilayah Merauke dan dipisahkan oleh Selat Princess Mariana. Pulau Dolak atau kadang disebut sebagai Pualu Kimaam dan atau Pulau Yos Sudarso memiliki luas sekitar km 2 dengan panjang garis pantai sekitar 165 km dan dua pertiga wilayahnya didominasi oleh daerah rawa-rawa atau lahan basah (Dit PPK-KP3K, 2012). Mengingat lokasinya yang merupakan pulau terluar, maka informasi terkait aktivitas perikanan, khususnya penangkapan arwana Papua di Pulau Dolak relatif masih sangat terbatas. Aktivitas masyarakat di Pulau Dolak relatif lebih banyak terpusat di Distrik Kimaam sehingga kajian terkait aktivitas pemanfaatan sumber daya S. jardinii difokuskan pada wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek perikanan arwana Papua di Distrik Kimaam, Merauke, Papua. Bahan dan Metode Penelitian ini dilakukan dengan survei lapangan pada bulan Mei 2014 di beberapa titik pengamatan di Distrik Kimaam Pulau Dolak, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua (Gambar 2). Penentuan stasiun pengamatan dilakukan berdasarkan karakteristik lokasi dan kemudahan akses untuk menuju lokasi berdasarkan pertimbangan warga lokal. Selama survei lapangan dilakukan pengamatan habitat secara umum serta inventarisasi data dan informasi beberapa aspek pemanfaatan sumber daya ikan arwana Papua melalui komunikasi langsung dengan masyarakat penangkap ikan arwana di Distrik Kimaam, Merauke. Gambar 2. Peta survei lapangan di Distrik Kimaam, Pulau Dolak, Merauke Semnaskan_UGM / Agus A. Sentosa & Hendra Satria

3 Hasil dan Pembahasan Karakteristik habitat Karakteristik habitat lokasi pengamatan di perairan Distrik Kimaam secara umum disajikan pada Tabel 1. Wilayah cakupan stasiun pengamatan selama penelitian bersifat lahan basah sebagian besar berupa rawa-rawa dengan savana tergenang yang cukup luas mengingat kawasan tersebut termasuk dalam kawasan dataran rendah Trans-Fly (Trans-Fly Coastal Lowlands) (Polhemus & Allen, 2007). Kedalaman perairan relatif dangkal berkisar antara cm dan kecerahan yang umumnya mencapai dasar. Warna air cenderung jernih dan terkadang berwarna kekuningan karena pengaruh gambut dan partikel humus terlarut (Kartikasari et al., 2012) yang terdapat hampir di seluruh lahan basah rawa di Pulau Dolak. Wilayah Pulau Dolak yang 90% merupakan hamparan perairan rawa dengan kedalaman berkisar 0,2-4,5 meter dengan ratarata berkisar 0,75 meter banyak ditumbuhi dengan tanaman air antara lain rerumputan, rumput pisau, bambu rawa, teratai putih dan teratai biru. Beberapa tanaman tingkat tinggi lainnya seperti pohon sagu dan pohon nipah rawa dan pohon pinang (Dit PPK-KP3K, 2012). Tabel 1. Karakteristik habitat stasiun pengamatan di Distrik Kimaam, Pulau Dolak, Merauke No Lokasi Posisi Deskripsi Lokasi Potret Kondisi Lokasi 1 Kali Dambu 7 59,100 LS ,647 BT (9 m dpl) 2 Kodar 7 57,147 LS ,147 BT (13 m dpl) 3 Rawa Bulat 4 Rawa Panjang 5 Muara Yobi 7 56,893 LS ,520 BT (3 m dpl) 7 56,383 LS ,565 BT (7 m dpl) 7 54,985 LS ,413 BT (6 m dpl) Outlet dari dataran rawa lahan basah di Kimaam berupa sungai yang dipengaruhi pasang surut, banyak ditemukan vegetasi mangrove sekunder, dekat dengan pemukiman penduduk Lahan basah berupa rawa yang ditumbuhi oleh komunitas sagu, cenderung berkanopi, warna air terlihat kehitaman dengan banyak seresah atau sisa-sisa bagian tumbuhan mati di dasarnya, merupakan lokasi persinggahan warga. Lahan basah berupa hamparan savana rawa dengan pusat rawa berupa perairan terbuka seluas 22 ha, keliling ±2,4 km, rawa didominasi oleh tumbuhan sejenis alang-alang dan tumbuhan terapung, tidak berkanopi. Lahan basah berupa hamparan savana rawa dengan pusat berupa perairan rawa terbuka yang memanjang menyerupai sungai besar, rawa didominasi oleh tumbuhan sejenis alang-alang, tumbuhan terapung, dan tumbuhan air lainnya, tidak berkanopi. Lahan basah berupa peralihan antara hamparan savana rawa terbuka dengan komunitas tumbuhan sagu membentuk jalur perairan menyerupai kanal-kanal, juga ditemuka tumbuhan air lainnya. Semnaskan_UGM // Penangkapan Ikan (PI 02) - 459

4 6 Yobi 7 54,785 LS ,832 BT (8 m dpl) 7 Rawa Caburene 7 53,425 LS ,546 BT (6 m dpl) Lahan basah berupa genangangenangan di antara komunitas sagu, didominasi tumbuhan air, merupakan wilayah eks pemukiman penduduk, hanya terdapat 1 keluarga yang menempati wilayah tersebut. Lahan basah berupa hamparan savana rawa dengan pusat rawa berupa perairan terbuka seluas 2 ha, keliling ±1 km, rawa didominasi oleh tumbuhan sejenis alang-alang dan tumbuhan terapung, tidak berkanopi, merupakan habitat ikan arwana Papua (S. jardinii) Aktivitas Penangkapan dan Perdagangan Ikan Arwana Papua Penangkapan ikan arwana Papua baik induk maupun anakannya di Distrik Kimaam menurut masyarakat setempat berada di daerah rawa-rawa yang lokasinya lebih jauh dari pemukiman ke arah pedalaman pulau dengan karakteristik perairan yang lebih bersifat lahan basah yang banyak terdapat tumbuhan air dengan kondisi air yang selalu tergenang sepanjang tahun. Hasil survei lapangan menunjukkan bahwa S. jardinii yang merupakan ikan endemik Papua, telah tertangkap sebanyak 1 ekor (Gambar 3) pada koordinat 7 53,440 LS ,174 BT dekat dengan Rawa Caburene di daerah Kiworo yang merupakan daerah rawa-rawa yang jauh dari pemukiman dan aktivitas penduduk. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ikan arwana Papua cenderung memilih lokasi yang relatif tidak banyak gangguan antropogenik. Gambar 3. Ikan Arwana Papua yang berhasil tertangkap di dekat Rawa Caburene Menurut masyarakat setempat, waktu musim anakan ikan arwana Papua adalah pada saat musim penghujan hingga menjelang awal musim kemarau (sekitar bulan November hingga Januari). Data fluktuasi rerata curah hujan bulanan yang bersumber dari Stasiun Meteorologi BMKG Mopah Merauke Kabupaten Merauke, Provinsi Papua selama 2 tahun (2013 dan 2014) juga mendukung pernyataan bahwa musim penghujan di Kabupaten Merauke umumnya dimulai pada bulan November dan berakhir pada sekitar bulan Februari (Gambar 4). Menurut Dit PPK- KP3K (2012), ikan arwana Papua merupakan salah satu jenis komoditas ikan yang potensial di Pulau Dolak. Ikan tersebut banyak ditemukan di daerah Rawa Woner dan Kiworo. Ikan arwana akan sangat melimpah pada saat dua minggu setelah musim penghujan datang Semnaskan_UGM / Agus A. Sentosa & Hendra Satria

5 Gambar 4. Fluktuasi rerata curah hujan bulanan di Kabupaten Merauke (Sumber: Stasiun Meteorologi BMKG Mopah) Kegiatan penangkapan induk dan anakan ikan arwana Papua di Distrik Kimam banyak terdapat di wilayah bagian utara, yaitu di lokasi Caburene, Yobi, Rawa Terbakar, Rawa Bulat dan Rawa Panjang. Lokasi lainnya kurang banyak yang melakukan kegiatan penangkapan ikan arwana Papua dan hanya melakukan kegiatan penangkapan ikan untuk kebutuhan sehari-hari dengan alat berupa jaring, pancing dan serok. Khusus untuk penangkapan ikan arwana Papua dilakukan menggunakan jaring insang berukuran mata jaring 3,0 sampai 4,0 inci. Alat tangkap jaring insang ini diperoleh dari pengumpul anakan ikan arwana yang datang ke lokasi tempat tinggal nelayan di Distrik Kimaam. Nelayan di Pulau Dolak tidak akan menangkap ikan arwana irian apabila pada pembeli/pengumpul tidak ada yang datang ke lokasi pemukiman di Distrik Kimaam. Pada musim tahun 2014 tidak ada kegiatan penangkapan ikan arwana Papua. Data hasil tangkapan ikan arwana yang diperoleh dari wawancara dari para penangkap ikan dan eks pengumpul S. jardinii pada musim tangkapan Berdasarkan informasi diketahui bahwa produksi tangkapan induk dan anakan ikan arwana Papua di Distrik Kimaam, Pulau Dolak tercatat sebanyak 746 ekor induk dan anakan sebesar ekor (Tabel 2). Tabel 2. Hasil tangkapan induk dan anakan ikan arwana Papua di Distrik Kimaam periode musim tangkapan Lokasi Jumlah Induk Jumlah Rerata Jumlah Anakan Per (ekor) Anakan (ekor) Induk (ekor) Rawa Terbakar Rawa Bulat Rawa Panjang Muara Yobi Yobi Rawa Caburene Total Rerata ,5 Tidak adanya pembeli/pengumpul yang datang ke Distrik Kimaam, Pulau Dolak dikarenakan biaya operasional untuk mendapatkan anakan ikan arwana Papua cukup tinggi sedangkan dengan harga jual anakan ikan arwana di Kota Merauke tidak dapat menutupi biaya operasional. Hal tersebut didukung dari hasil wawancara dengan pengumpul/pembeli dari penangkar yang ada di Kota Merauke. Pengumpul/pembeli ini mengurungkan niatnya untuk membeli anakan ikan dari Distrik Kimaam, Pulau Dolak karena biaya angkut dan biaya operasional lainnya yang cukup Semnaskan_UGM // Penangkapan Ikan (PI 02) - 461

6 tinggi. Hal tersebut belum termasuk adanya risiko kematian anakan ikan arwana selama perjalanan ke Merauke. Kegiatan penangkapan arwana Papua di Distrik Kimaam Pulau Dolak sangat tergantung pada permintaan dan penawaran pasar. Kegiatan penangkapan ikan arwana Papua di Distrik Kimaam dilakukan 1 2 trip, satu trip dilakukan selama 7 10 hari kegiatan penangkapan dengan jumlah nelayan antara 6 8 orang nelayan sebanyak 3 4 perahu. Pembeli/pengumpul biasanya memberikan bantuan terlebih dahulu berupa jaring insang dan keperluan akomodasi selama operasional. Namun ada dari beberapa nelayan yang menjual hasil tangkapannya kepada pembeli/penampung dengan harga yang telah disepakati bersama atau menjual langsung ke Kota Merauke, sedangkan bila para pengumpul/pembeli memberikan bantuan terlebih dahulu harga akan ditentukan dari para pengumpul pembeli. Umumnya para pengumpul memperoleh izin dari ketua adat yang menguasai wilayah tersebut dengan perhitungan harga per ekor anakan berkisar Rp Rp Harga tersebut relatif masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan di Sungai Kumbe yaitu berkisar antara Rp Rp per ekor anakan (tahun ) (Satria et al., 2013). Harga anakan arwana irian di Merauke berkisar antara Rp Rp pada musim tahun Kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan pada musim penangkapan memiliki puncak musim penangkapan pada pertengahan bulan Desember dan berakhir sampai bulan Februari. Penangkapan ikan arwana Papua banyak dilakukan pada musim hujan mengingat anak-anak sungai tidak terlihat lagi alur sungainya dan menjadi hamparan air yang luas dan menutupi lahan rawa basah menjadi perairan rawa yang disebut rawa genangan atau rawa banjiran. Pada rawa-rawa genangan tersebut kegiatan penangkapan ikan banyak dilakukan. Induk ikan arwana irian yang sudah memijah pada bulan Oktober-November pada perairan kolam rawa kemudian mengasuh anaknya mulut induknya dan mencari daerah yang berupa rawa genangan. Satria & Kartamihardja (2010) menyebutkan bahwa musim pemijahan S. jardinii di Sungai Maro, Merauke terjadi pada bulan Oktober dan Nopember dan jumlah anak yang dihasilkan berkisar antara ekor. Induk arwana dapat dibedakan dari jantan dengan mudah pada musim pemijahan karena induk betina akan mengerami telurnya sampai menjadi anak (Midgley et al., 2002). Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan di Distrik Kimaam Pulau Dolak dapat dikatakan hanya terdapat satu kelompok, yaitu kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan dengan bantuan modal dari pengumpul/pembeli. Hal ini berbeda dengan kegiatan penangkapan yang dilakukan di Sungai Kumbe dan Sungai Maro, yang terdiri dari 2 kelompok. Kelompok pertama adalah kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh pengumpul yang memberikan modal atau bantuan berupa jaring termasuk akomodasinya kepada nelayan. Kelompok kedua adalah kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan dengan modal sendiri. Namun secara umum, karena akses terhadap pasar atau perdagangan yang relatif terbatas, maka aktivitas penangkapan ikan oleh masyarakat di Distrik Kimaam lebih banyak yang bersifat subsisten atau untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat setempat, khususnya di Distrik Kimaam lebih banyak menangkap ikan-ikan selain arwana Papua di perairan dekat pemukimannya saja seperti ikan gabus (Channa striata) dan tidak sampai jauh ke pedalaman rawa, kecuali untuk berburu rusa (Cervus sp.). Oleh karena tekanan penangkapan tidak intensif maka keberadaan aktivitas penangkapan ikan bukan merupakan ancaman bagi komunitas ikan di Pulau Dolak, termasuk ikan arwana Papua. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Aktivitas pemanfaatan sumber daya ikan arwana Papua (Scleropages jardinii) di Distrik Kimaam, Merauke banyak dilakukan oleh masyarakat setempat menggunakan alat tangkap jaring insang berukuran mata jaring 3 4 dengan lokasi penangkapan di pedalaman rawa Pulau Dolak. Pada musim tangkapan tahun , hasil tangkapan di Distrik Kimaam tercatat 746 ekor induk arwana Papua dan anakannya sebanyak ekor, namun pada tahun 2014 tidak ada aktivitas penangkapan. Pemanfaatan ikan arwana Papua di Distrik Kimaam sangat tergantung pada mekanisme permintaan dan penawaran pasar Semnaskan_UGM / Agus A. Sentosa & Hendra Satria

7 Saran Penelitian terkait S. jardinii di Pulau Dolak, Merauke perlu dilakukan secara lebih mendalam lagi mengingat 90% wilayahnya merupakan perairan rawa yang merupakan habitat potensial bagi arwana Papua dan belum banyak dilaporkan. Ucapan Terima Kasih Tulisan ini merupakan kontribusi dari kegiatan penelitian Penelitian Calon Kawasan Konservasi Ikan Arwana Papua, Tahun Anggaran 2014 di Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan. Terima kasih diucapkan kepada Bapak Sukamto dan Bapak Undang Sukandi sebagai teknisi litkayasa serta beberapa pihak lainnya yang telah banyak membantu selama survei di lapangan. Daftar Pustaka Allen, G.R Field Guide to the Freshwater Fishes of New Guinea. Christensen Research Institute, Madang - Papua New Guinea. 268 p. Astuti, L.P. & H. Satria Kondisi perairan pada musim pemijahan ikan Arwana Papua (Scleropages jardinii) di Sungai Maro Bagian Tengah, Kabupaten Merauke. BAWAL. 2(4) Direktorat PPK-KP3K Direktori Pulau-Pulau Kecil Indonesia: Kolepom. Diakses tanggal 11 Agustus Haryono & A.H Tjakrawidjaja Bioekologi ikan siluk irian (Scleropages jardinii) di Kabupaten Mearuke, Propinsi Papua. Berita Biologi. Edisi Khusus Kebun Biologi Wamena dan Biodiversitas Papua. Vol 6 No 3. Kartikasari, S.N., A.J. Marshall & B.M. Beehler (eds) Ekologi Papua. Seri Ekologi Indonesia, Jilid VI. Yayasan Obor Indonesia dan Conservation International, Jakarta. 982 hlm. Midgley, S. H., M. Midgley, & S. J. Rowland Technique for sexing spotted barramundi, Scleropages leichardti and northern spotted barramundi, S. jardini (Osteoglossidae). Austasia Aquaculture. 16 (5): Polhemus, D.A. & G.R. Allen Freshwater Biogeography of Papua. In: Marshall, A.J. & B.M. Beehler (eds.). The Ecology of Papua Part I. Periplus Edition, Singapore: Satria, H. & E.S. Kartamihardja Kelimpahan stok dan pengembangan suaka ikan Arwana Irian, Scleropages jardinii (Saville-Kent, 1892) di Sungai Maro, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia,16 (1): Satria, H Pengelolaan sumberdaya ikan arwana Papua (Scleropages jardinii) di perairan Sungai Maro, Merauke-Papua untuk konservasi. In: Suwardjo et al. (eds). Prosiding Seminar Nasional Perikanan Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M). Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta. p Satria, H Karakteristik habitat ikan arwana Papua (Scleropages jardinii) di Sungai Kumbe Kabupaten Merauke Papua. In: Isnansetyo, A. et al., (eds). Prosiding Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Tahun 2013 Jilid II: Manajemen Sumberdaya Perikanan. Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. p. MB Tjakrawidjaja, A.H & Haryono Studi populasi ikan kaloso (Scleropages jardinii) di Rawa Pomo, Kecamatan Citak Mitak, Kabupaten Merauke Papua. Berita Biologi, 5 (4) Semnaskan_UGM // Penangkapan Ikan (PI 02) - 463

8 Tanya jawab Penanya : Yonvitner Pertanyaan/ Saran : Jika ada baris data akan lebih baik. Misal satuan dalam bentuk luas sehingga akan menggambarkan kelimpahan Ikan Arwana (saran) Semnaskan_UGM / Agus A. Sentosa & Hendra Satria

KELIMPAHAN STOK IKAN ARWANA PAPUA (Scleropages jardinii Saville-Kent, 1892) DI SUNGAI KUMBE, KABUPATEN MERAUKE, PAPUA

KELIMPAHAN STOK IKAN ARWANA PAPUA (Scleropages jardinii Saville-Kent, 1892) DI SUNGAI KUMBE, KABUPATEN MERAUKE, PAPUA Kelimpahan Stok Ikan Arwana Papua di Sungai Kumbe, Kabupaten Merauke, Papua (A.R. Sentosa., et al) KELIMPAHAN STOK IKAN ARWANA PAPUA (Scleropages jardinii Saville-Kent, 1892) DI SUNGAI KUMBE, KABUPATEN

Lebih terperinci

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T No.714, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Larangan. Pengeluaran. Ikan. Ke Luar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2014 TENTANG LARANGAN

Lebih terperinci

SUNGAI MARO: SALAH SATU SUMBER PLASMA NUTFAH JENIS IKAN ASLI PAPUA

SUNGAI MARO: SALAH SATU SUMBER PLASMA NUTFAH JENIS IKAN ASLI PAPUA SUNGAI MARO: SALAH SATU SUMBER PLASMA NUTFAH JENIS IKAN ASLI PAPUA Andri Warsa 1), Lismining Pujiyani Astuti 1), dan Hendra Satria 1) *) Peneliti pada Loka Riset Pemacuan Stok Ikan, Jatiluhur-Purwakarta

Lebih terperinci

Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013

Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 KOMPOSISI IKAN HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI BAGIAN HULU SUNGAI KUMBE, KABUPATEN MERAUKE, PAPUA MD-11 Agus Arifin Sentosa* dan Hendra Satria Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan

Lebih terperinci

KAJIAN KARAKTERISTIK HABITAT DAN KELIMPAHAN STOK IKAN ARWANA IRIAN (Scleropages jardinii) DI SUNGAI MARO, KUMBE DAN KIMAAM, KABUPATEN MERAUKE - PAPUA

KAJIAN KARAKTERISTIK HABITAT DAN KELIMPAHAN STOK IKAN ARWANA IRIAN (Scleropages jardinii) DI SUNGAI MARO, KUMBE DAN KIMAAM, KABUPATEN MERAUKE - PAPUA Prosiding FNPKSI-V KAJIAN KARAKTERISTIK HABITAT DAN KELIMPAHAN STOK IKAN ARWANA IRIAN (Scleropages jardinii) DI SUNGAI MARO, KUMBE DAN KIMAAM, KABUPATEN MERAUKE - PAPUA Hendra Satria, Agus Arifin Sentosa,

Lebih terperinci

PENANGKAPAN IKAN DI SUNGAI MARO, MERAUKE

PENANGKAPAN IKAN DI SUNGAI MARO, MERAUKE Penangkapan Ikan di Sungai Maro, Merauke (Sugianti, Y. & Satria, H.) PENANGKAPAN IKAN DI SUNGAI MARO, MERAUKE Yayuk Sugianti 1) dan Hendra Satria 1) 1) Peneliti pada Loka Riset Pemacuan Stok Ikan, JatiluhurPurwakarta

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LIMNOLOGIS LAHAN BASAH DI DISTRIK KIMAAM PULAU DOLAK, MERAUKE, PAPUA PADA MUSIM PERALIHAN, MEI 2014

KARAKTERISTIK LIMNOLOGIS LAHAN BASAH DI DISTRIK KIMAAM PULAU DOLAK, MERAUKE, PAPUA PADA MUSIM PERALIHAN, MEI 2014 SentosaLIMNOTEK & Satria / LIMNOTEK 215 22 (2)169 : 156-169 (215) 22 (2) : 156 KARAKTERISTIK LIMNOLOGIS LAHAN BASAH DI DISTRIK KIMAAM PULAU DOLAK, MERAUKE, PAPUA PADA MUSIM PERALIHAN, MEI 214 Agus Arifin

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN SIDAT DENGAN MENGGUNAKAN BUBU DI DAERAH ALIRAN SUNGAI POSO SULAWESI TENGAH

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN SIDAT DENGAN MENGGUNAKAN BUBU DI DAERAH ALIRAN SUNGAI POSO SULAWESI TENGAH Teknik Penangkapan Ikan Sidat..di Daerah Aliran Sungai Poso Sulawesi Tengah (Muryanto, T & D. Sumarno) TEKNIK PENANGKAPAN IKAN SIDAT DENGAN MENGGUNAKAN BUBU DI DAERAH ALIRAN SUNGAI POSO SULAWESI TENGAH

Lebih terperinci

Upaya, Laju Tangkap, dan Analisis... Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan (Rupawan dan Emmy Dharyati)

Upaya, Laju Tangkap, dan Analisis... Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan (Rupawan dan Emmy Dharyati) Upaya, Laju Tangkap, dan Analisis... Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan (Rupawan dan Emmy Dharyati) UPAYA, LAJU TANGKAP, DAN ANALISIS USAHA PENANGKAPAN UDANG PEPEH (Metapenaeus ensis) DENGAN TUGUK BARIS

Lebih terperinci

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015 Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015 Papua terdiri dari Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua dengan luas total 42,22 juta ha merupakan provinsi terluas dengan jumlah penduduk

Lebih terperinci

DANAU YAMUR. Gambar 1. Peta lokasi Danau Yamur. Foto atas kanan: Citra satelit. Gambar bawah: Peta Danau Yamur dari Boeseman (1963)

DANAU YAMUR. Gambar 1. Peta lokasi Danau Yamur. Foto atas kanan: Citra satelit. Gambar bawah: Peta Danau Yamur dari Boeseman (1963) DANAU YAMUR Danau Yamur terdapat di bagian penyempitan leher Jazirah Kepala Burung (vogelkop) di Pulau Papua, yang berada di antara Teluk Cenderawasih di utara, dan Laut Afafura di Selatan. Danau ini berada

Lebih terperinci

IKAN HARUAN DI PERAIRAN RAWA KALIMANTAN SELATAN. Untung Bijaksana C / AIR

IKAN HARUAN DI PERAIRAN RAWA KALIMANTAN SELATAN. Untung Bijaksana C / AIR @ 2004 Untung Bijaksana Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS 702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor September 2004 Dosen : Prof. Dr. Ir. Rudy C Tarumingkeng IKAN HARUAN DI PERAIRAN KALIMANTAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN MERAUKE

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN MERAUKE PEMERINTAH KABUPATEN MERAUKE DINAS PEKERJAN D UMUM JL. ERMASU NO 1 MERAUKE PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN MERAUKE 1 PENDAHULUAN Kabupaten Merauke dengan luas

Lebih terperinci

PENDEKATAN EKOSISTEM UNTUK PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN ARWANA IRIAN, Scleropages jardinii DI SUNGAI MARO, MERAUKE PAPUA

PENDEKATAN EKOSISTEM UNTUK PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN ARWANA IRIAN, Scleropages jardinii DI SUNGAI MARO, MERAUKE PAPUA Pendekatan Ekosistem untuk Pengelolaan.di Sungai Maro, Merauke-Papua (Kartamihardja, E.S, et al) PENDEKATAN EKOSISTEM UNTUK PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN ARWANA IRIAN, Scleropages jardinii DI SUNGAI MARO,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan basah memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia dan lingkungan. Fungsi lahan basah tidak saja dipahami sebagai pendukung kehidupan secara langsung seperti

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil Dan Pembahasan

Bab 4 Hasil Dan Pembahasan Bab 4 Hasil Dan Pembahasan 4.1. Potensi Sumberdaya Lahan Pesisir Potensi sumberdaya lahan pesisir di Kepulauan Padaido dibedakan atas 3 tipe. Pertama adalah lahan daratan (pulau). Pada pulau-pulau berpenduduk,

Lebih terperinci

Karakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo Papua

Karakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo Papua Karakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo Papua Disusun Oleh : Ridha Chairunissa 0606071733 Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Daerah Aliran Sungai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove yang cukup besar. Dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat di dunia, sekitar

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT

CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT Sumindar dan Henra Kuslani Teknisi Litkayasa pada Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.

Lebih terperinci

Sumber daya ikan terubuk (Clupeidae: Tenualosa sp.) di perairan Pantai Pemangkat, Kalimantan Barat

Sumber daya ikan terubuk (Clupeidae: Tenualosa sp.) di perairan Pantai Pemangkat, Kalimantan Barat Abstrak Sumber daya ikan terubuk (Clupeidae: Tenualosa sp.) di perairan Pantai Pemangkat, Kalimantan Barat Suwarso Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta Jl. Muara Baru Jujung, Komple Pelabuhan Samudera

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah aliran sungai (DAS) Cilamaya secara geografis terletak pada 107 0 31 107 0 41 BT dan 06 0 12-06 0 44 LS. Sub DAS Cilamaya mempunyai luas sebesar ± 33591.29

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas 42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem mangrove merupakan ekosistem pesisir yang terdapat di sepanjang pantai tropis dan sub tropis atau muara sungai. Ekosistem ini didominasi oleh berbagai jenis

Lebih terperinci

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa 3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa Lahan basah non rawa adalah suatu lahan yang kondisinya dipengaruhi oleh air namun tidak menggenang. Lahan basah biasanya terdapat di ujung suatu daerah ketinggian

Lebih terperinci

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Legonkulon berada di sebelah utara kota Subang dengan jarak ± 50 km, secara geografis terletak pada 107 o 44 BT sampai 107 o 51 BT

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Pulau Pramuka secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surutnya

Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surutnya PENGETAHUAN RAWA RAWA adalah sumber air berupa genangan air terus menerus atau musiman yang terbentuk secara alamiah merupakan satu kesatuan jaringan sumber air dan mempunyai ciri-ciri khusus secara phisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hutan bakau / mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut (pesisir). Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara

Lebih terperinci

TEKNIK PENGUKURAN MORFOLOGI LABI LABI (Amyda cartilaginea) DI SUMATERA SELATAN

TEKNIK PENGUKURAN MORFOLOGI LABI LABI (Amyda cartilaginea) DI SUMATERA SELATAN TEKNIK PENGUKURAN MORFOLOGI LABI LABI (Amyda cartilaginea) DI SUMATERA SELATAN Tri Muryanto dan Sukamto Teknisi Litkayasa pada Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan-Jatiluhur Teregistrasi

Lebih terperinci

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya 1 Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya PENDAHULUAN Wilayah pesisir merupakan ruang pertemuan antara daratan dan lautan, karenanya wilayah ini merupakan suatu

Lebih terperinci

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial) UU No 5 tahun 1990 (KSDAE) termasuk konsep revisi UU No 41 tahun 1999 (Kehutanan) UU 32 tahun 2009 (LH) UU 23 tahun 2014 (Otonomi Daerah) PP No 28 tahun 2011 (KSA KPA) PP No. 18 tahun 2016 (Perangkat Daerah)

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surutnya

Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surutnya RAWA adalah sumber air berupa genangan air terus menerus atau musiman yang terbentuk secara alamiah merupakan satu kesatuan jaringan sumber air dan mempunyai ciri-ciri khusus secara phisik, kimiawi dan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gorontalo sebagian besar wilayahnya berbentuk dataran, perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian 0 2000 M di atas permukaan laut. Luas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN IKAN KERALI (Labocheilos falchifer) DI PERAIRAN SUNGAI LEMATANG, SUMATERA SELATAN

PERTUMBUHAN IKAN KERALI (Labocheilos falchifer) DI PERAIRAN SUNGAI LEMATANG, SUMATERA SELATAN ABSTRAK PERTUMBUHAN IKAN KERALI (Labocheilos falchifer) DI PERAIRAN SUNGAI LEMATANG, SUMATERA SELATAN Marson 1) dan Mas Tri Djoko Sunarno 2) 1) Peneliti pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Mariana-Palembang

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perairan Teluk Jakarta Pesisir Teluk Jakarta terletak di Pantai Utara Jakarta dibatasi oleh garis bujur 106⁰33 00 BT hingga 107⁰03 00 BT dan garis lintang 5⁰48

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU EDY HENDRAS WAHYONO Penerbitan ini didukung oleh : 2 BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU Ceritera oleh Edy Hendras Wahyono Illustrasi Indra Foto-foto Dokumen

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara Opini Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan di Hulu DAS Kelara OPINI MASYARAKAT TERHADAP FUNGSI HUTAN DI HULU DAS KELARA Oleh: Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.16 Makassar, 90243,

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 461/Kpts-II/1999 telah ditetapkan Penetapan Musim Berburu di Taman Buru dan Areal Buru; b. ba

2 c. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 461/Kpts-II/1999 telah ditetapkan Penetapan Musim Berburu di Taman Buru dan Areal Buru; b. ba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1347, 2014 KEMENHUT. Satwa Buru. Musim Berburu. Penetapan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/Menhut-II/2014 TENTANG PENETAPAN MUSIM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia yakni 3,2 juta ha (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau besar mulai dari Sumatera,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai lahan basah paling luas dan paling beragam di Asia Tenggara, meliputi lahan basah alami seperti hutan rawa, danau,

Lebih terperinci

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas 26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Resiko Banjir Rob Karena Pasang Surut

Gambar 3. Peta Resiko Banjir Rob Karena Pasang Surut BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kajian Peta Daerah Berpotensi Banjir Rob Karena Pasang Surut Analisis daerah yang berpotensi terendam banjir rob karena pasang surut dilakukan dengan pemetaan daerah berpotensi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak 1. Luas DTA (Daerah Tangkapan Air) Opak Dari hasil pengukuran menggunakan aplikasi ArcGis 10.1 menunjukan bahwa luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rusa timor (Rusa timorensis Blainville 1822) merupakan salah satu jenis satwa liar yang hidup tersebar pada beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sampai

Lebih terperinci

IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN

IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN Ikan Dui Dui... di Danau Towuti Sulawesi Selatan (Makmur, S., et al.) IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN Safran Makmur 1), Husnah 1), dan Samuel 1) 1)

Lebih terperinci

KADAR SALINITAS DI BEBERAPA SUNGAI YANG BERMUARA DI TELUK CEMPI, KABUPATEN DOMPU-PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KADAR SALINITAS DI BEBERAPA SUNGAI YANG BERMUARA DI TELUK CEMPI, KABUPATEN DOMPU-PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Kadar Salinitas di Beberapa... Dompu-Provinsi Nusa Tenggara Barat (Sumarno, D & Aswar R.) KADAR SALINITAS DI BEBERAPA SUNGAI YANG BERMUARA DI TELUK CEMPI, KABUPATEN DOMPU-PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Dedi

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Perairan Palabuhanratu terletak di sebelah selatan Jawa Barat, daerah ini merupakan salah satu daerah perikanan yang potensial di Jawa

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Data. B. Data Hujan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Data. B. Data Hujan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Data yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini merupakan data sekunder. Data-data yang diperlukan antara lain, data hujan, peta daerah tangkapan air, peta

Lebih terperinci

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti Sebuah lagu berjudul Nenek moyangku seorang pelaut membuat saya teringat akan kekayaan laut Indonesia. Tapi beberapa waktu lalu, beberapa nelayan Kepulauan

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN HIMMEN (Glossogobius sp) DI DANAU SENTANI KABUPATEN JAYAPURA ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN HIMMEN (Glossogobius sp) DI DANAU SENTANI KABUPATEN JAYAPURA ABSTRAK ANALISIS HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN HIMMEN (Glossogobius sp) DI DANAU SENTANI KABUPATEN JAYAPURA Annita Sari 1 1 Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Uniyap ABSTRAK Ikan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 24 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Sejarah Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu merupakan kawasan yang berubah peruntukannya dari kebun percobaan tanaman kayu menjadi taman wisata di Kota Palembang.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tembakang Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy, hidup pada habitat danau atau sungai dan lebih menyukai air yang bergerak lambat dengan vegetasi

Lebih terperinci

Tabel Posisi titik acuan (BM, dalam meter) di lokasi MIFEE

Tabel Posisi titik acuan (BM, dalam meter) di lokasi MIFEE 1 1.6. Hidrotopografi Lahan Peta hidro-topografi adalah peta yang memperlihatkan elevasi lahan relatif terhadap elevasi muka air sungai di sekitarnya. Pada lokasi yang terpengaruh oleh pasangsurut, elevasi

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir (SI 40Z1) 1.1. UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir (SI 40Z1) 1.1. UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM Propinsi Riau memiliki potensi rawa pantai yang paling luas dibandingkan propinsi lainnya. Wilayah rawa pantai di propinsi Riau mencakup luasan sebesar 3.214.360 Ha. Dalam rangka

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Ekosistem mangrove tergolong ekosistem yang unik. Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem dengan keanekaragaman hayati tertinggi di daerah tropis. Selain itu, mangrove

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yang terkandung di dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami di lahan yang relatif

Lebih terperinci

Morfologi Permukiman Pesisir pada Daerah Aliran Sungai di Kota Dumai. Muhammad Rijal a, Gun Faisal b

Morfologi Permukiman Pesisir pada Daerah Aliran Sungai di Kota Dumai. Muhammad Rijal a, Gun Faisal b Tema 7 Seminar Nasional Pengelolaan Pesisir & Daerah Aliran Sungai ke-1 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 9 April 2015 Morfologi Permukiman Pesisir pada Daerah Aliran Sungai di Kota Dumai Muhammad Rijal

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang 95.181 km terdiri dari sumber daya alam laut dan pantai yang beragam. Dengan kondisi iklim dan substrat

Lebih terperinci

1.5. Potensi Sumber Air Tawar

1.5. Potensi Sumber Air Tawar Potensi Sumber Air Tawar 1 1.5. Potensi Sumber Air Tawar Air tawar atau setidaknya air yang salinitasnya sesuai untuk irigasi tanaman amat diperlukan untuk budidaya pertanian di musim kemarau. Survei potensi

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat merupakan lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembang biak secara alami. Kondisi kualitas dan kuantitas habitat akan menentukan komposisi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat 4 TINJAUAN PUSTAKA Pendekatan Agroekologi Agroekologi adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Budidaya laut (marinecultur) merupakan bagian dari sektor kelautan dan perikanan yang mempunyai kontribusi penting dalam memenuhi target produksi perikanan. Walaupun

Lebih terperinci

ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH

ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH Nurmalita, Maulidia, dan Muhammad Syukri Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda Aceh

Lebih terperinci

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/KEPMEN-KP/2018 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN TERBATAS IKAN CAPUNGAN BANGGAI (Pterapogon kauderni) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perairan Teluk Jakarta Perairan Teluk Jakarta merupakan sebuah teluk di perairan Laut Jawa yang terletak di sebelah utara provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Sungai yang berhulu di Danau Kerinci dan bermuara di Sungai Batanghari

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN IKAN ARWANAIRIAN (Scleropagesjardinii Saville-Kent) DIAKUARIUM [Growth ofbonytongue Fish (Scleropages jardinii Saville-Kent) in Aquarium]

PERTUMBUHAN IKAN ARWANAIRIAN (Scleropagesjardinii Saville-Kent) DIAKUARIUM [Growth ofbonytongue Fish (Scleropages jardinii Saville-Kent) in Aquarium] Jurnal Iktiologi Indonesia, Volume 6, Nomor I, Juni 2006 PERTUMBUHAN IKAN ARWANAIRIAN (Scleropagesjardinii Saville-Kent) DIAKUARIUM [Growth ofbonytongue Fish (Scleropages jardinii Saville-Kent) in Aquarium]

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan hasil kajian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2001 mengenai perubahan iklim, yaitu perubahan nilai dari unsur-unsur iklim dunia sejak tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM POLA DISTRIBSI SH DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELK AMBON DALAM PENDAHLAN Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan

Lebih terperinci

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 2.1 Letak Geografis Tanjung Leidong Tanjung Leidong terletak di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu yang luasnya sekitar 34,032km2

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

DANAU MOAT. Gambar 1. Peta lokasi Danau Moat di Sulawesi Utara.

DANAU MOAT. Gambar 1. Peta lokasi Danau Moat di Sulawesi Utara. DANAU MOAT Danau Moat terletak terutama di Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Provinsi Sulawesi Utara, sekitar 20 km ke arah timur dari Kotamobagu. Sebagian kecil danau di bagian utara

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi

Lebih terperinci

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL MEROPLANKTON PADA MALAM HARI DAN HASIL TANGKAPANNYA DI TELUK CEMPI, NUSA TENGGARA BARAT

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL MEROPLANKTON PADA MALAM HARI DAN HASIL TANGKAPANNYA DI TELUK CEMPI, NUSA TENGGARA BARAT Teknik Pengambilan Sampel Meroplankton.di Teluk Cempi, Nusa Tenggara Barat (Rudi, A & D. Sumarno) TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL MEROPLANKTON PADA MALAM HARI DAN HASIL TANGKAPANNYA DI TELUK CEMPI, NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon bakau yang mampu

Lebih terperinci