ANALISIS USAHA LEBAH MADU ANGGOTA PAGUYUBAN PETERNAK LEBAH BUNGA ALAM LESTARI KABUPATEN BATANG SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS USAHA LEBAH MADU ANGGOTA PAGUYUBAN PETERNAK LEBAH BUNGA ALAM LESTARI KABUPATEN BATANG SKRIPSI"

Transkripsi

1 ANALISIS USAHA LEBAH MADU ANGGOTA PAGUYUBAN PETERNAK LEBAH BUNGA ALAM LESTARI KABUPATEN BATANG SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi Agribisnis Oleh : RISKY KUSUMANINGRUM H FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 i

2 ANALISIS USAHA LEBAH MADU ANGGOTA PAGUYUBAN PETERNAK LEBAH BUNGA ALAM LESTARI KABUPATEN BATANG yang dipersiapkan dan disusun oleh: Risky Kusumaningrum H telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal: dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Tim Penguji Ketua Anggota I Anggota II Dr. Ir. Minar Ferichani, MP R. Kunto Adi, SP, MP Bekti Wahyu Utami, SP, M.Si NIP NIP NIP Surakarta, Mengetahui Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian Dekan Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP ii

3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Usaha Lebah Madu Anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang, sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si, selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ibu Nuning Setyowati, SP, M.Sc, selaku Komisi Sarjana Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Ibu Dr. Ir. Minar Ferichani, MP, selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing Utama skripsi yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak R. Kunto Adi, SP, MP, selaku Pembimbing Pendamping dalam skripsi ini, terimaksih atas diskusi, bimbingan serta arahan kepada penulis. 6. Ibu Bekti Wahyu Utami, SP, M.Si, selaku Penguji Tamu dalam skripsi ini, terimakasih atas diskusi, bimbingan serta arahan kepada penulis. 7. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta atas bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama kegiatan studi di Fakultas Pertanian Universitas Surakarta. 8. Seluruh karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu administrasi penulis yang berkenaan dengan studi dan skripsi. iii

4 9. BAPPEDA Kabupaten Batang, yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis. 10. Dinas Kehutanan dan BPS Kabupaten Batang, atas bantuan kepada penulis selama penelitian. 11. Seluruh Anggota Paguyuban Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang yang telah bersedia menjadi responden dan memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian. 12. Orang tua penulis, yang selalu mendukung dan membantu penulis dalam segala sesuatu serta selalu memberikan bimbingan dan semangat kepada penulis. 13. Seseorang yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis. 14. Kakak dan Adik-Adik penulis yang selalu memberi semangat kepada penulis. 15. Teman-teman kos Wisma Riski yang selalu membantu penulis dan memberikan semangat dalam menyusun skripsi ini. Terimakasih atas kebersamaan yang terjalin selama ini baik di Wisma Riski maupun di Kampus kita tercinta. 16. Seluruh teman-teman Agribisnis 2008 yang telah bersama-sama berjuang dalam kegiatan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 17. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Namun penulis berharap semoga sumbangan pemikiran ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amiin. Surakarta, Juli 2012 Penulis iv

5 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x RINGKASAN... xi SUMMARY xii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Kegunaan Penelitian... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu... 7 B. Landasan Teori Lebah Madu Budidaya Lebah Madu Analisis Usaha a. Biaya b. Penerimaan c. Keuntungan d. Profitabilitas e. Efisiensi Usaha f. Kontribusi Pendapatan C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah D. Hipotesis E. Asumsi-Asumsi F. Pembatasan Masalah G. Definisi Operasional Dan Konsep Pengukuran Variabel v

6 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Penentuan Responden Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode Pengambilan Responden C. Jenis dan Sumber Data D. Teknik Pengumpulan Data E. Metode Analisis Data Biaya Penerimaan Keuntungan Profitabilitas Efisiensi Usaha Kontribusi Pendapatan IV. KONDISI UMUM KABUPATEN BATANG A. Keadaan Geografis Letak dan Wilayah Administratif Topografi Keadaan Iklim dan Curah Hujan B. Keadaan Penduduk Penduduk Menurut Jenis Kelamin Penduduk Menurut Umur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Penduduk Menurut Mata Pencaharian C. Keadaan Perekonomian D. Keadaan Usaha Lebah Madu V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Identitas Responden Bahan Pakan Lebah Madu Peralatan Usaha Lebah Madu Proses Budidaya Lebah Madu Pemasaran Analisis Usaha a. Biaya b. Penerimaan c. Keuntungan d. Efisiensi Usaha e. Kontribusi Pendapatan commit... to user 50 vi

7 B. Pembahasan Analisis Usaha Lebah Madu Permasalahan Dalam Usaha Lebah Madu VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

8 DAFTAR TABEL No Judul Halaman Tabel 1 Data jumlah stup, produksi, rata-rata produksi per jumlah stup, jumlah peternak dan rata-rata produksi per peternak madu Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Tahun Tabel 2 Inti kajian penelitian terdahulu... 8 Tabel 3 Keadaan penduduk Kabupaten Batang menurut jenis kelamin tahun Tabel 4 Keadaan penduduk Kabupaten Batang menurut kelompok umur tahun Tabel 5 Keadaan penduduk Kabupaten Batang menurut tingkat pendidikan tahun Tabel 6 Keadaan penduduk Kabupaten Batang menurut mata pencaharian tahun Tabel 7 Karakteristik responden anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang Tabel 8 Rata-rata biaya tetap anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang Tabel 9 Rata-rata biaya variabel anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang Tabel 10 Rata-rata biaya total usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang Tabel 11 Rata-rata penerimaan usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang Tabel 12 Rata-rata keuntungan usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang Tabel 13 Rata-rata efisiensi usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang Tabel 14 Rata-rata kontribusi pendapatan usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang viii

9 DAFTAR GAMBAR No Judul Halaman Gambar 1 Bagan kerangka berfikir pendekatan masalah Analisis Usaha Lebah Madu Anggota Paguyuban Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang Gambar 2 Bagan teknik pengambilan responden Gambar 3 Bagan proses budidaya lebah madu ix

10 DAFTAR LAMPIRAN No Judul Halaman Lampiran 1 Identitas responden usaha lebah madu Lampiran 2 Biaya investasi peralatan usaha lebah madu Lampiran 3 Biaya penyusutan peralatan usaha lebah madu Lampiran 4 Biaya tetap usaha lebah madu Lampiran 5 Biaya tenaga kerja usaha lebah madu Lampiran 6 Biaya saprodi usaha lebah madu Lampiran 7 Biaya variabel usaha lebah madu Lampiran 8 Biaya total usaha lebah madu Lampiran 9 Penerimaan usaha lebah madu Lampiran 10 Keuntungan, profitabilitas dan efisiensi usaha 89 lebah madu... Lampiran 11 Kontribusi pendapatan usaha lebah madu Lampiran 12 Kuisioner penelitian Lampiran 13 Dokumentasi penelitian x

11 RINGKASAN Risky Kusumaningrum. H Analisis Usaha Lebah Madu Anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang. Skripsi dengan pembimbing Dr. Ir. Minar Ferichani, MP dan R. Kunto Adi, SP, MP. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kabupaten Batang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang mempunyai potensi besar untuk usaha lebah madu karena terdapat potensi tanaman randu dan karet sebagai penyediaan pakan lebah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keuntungan dan profitabilitas usaha, efisiensi usaha dan kontribusi pendapatan usaha lebah madu anggota paguyuban peternak lebah bunga alam lestari terhadap pendapatan rumah tangga anggota paguyuban peternak lebah bunga alam lestari Kabupaten Batang. Metode dasar penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu Kabupaten Batang. Pemilihan sampel peternak lebah madu dilakukan secara simple random sampling, yaitu peternak lebah madu yang telah menjadi anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam usaha lebah madu adalah sebesar Rp ,32/tahun dan rata-rata penerimaan dari usaha budidaya lebah madu adalah sebesar Rp ,33/tahun. Usaha lebah madu memberikan rata-rata keuntungan sebesar Rp ,01/tahun dan rata-rata profitabilitas yang diperoleh dari usaha lebah madu adalah sebesar 58,12%. Nilai R/C rasio usaha lebah madu sebesar 1,58 yang berarti setiap Rp1,00 yang dikeluarkan dalam usaha lebah madu akan didapatkan penerimaan 1,58 kali dari biaya yang telah dikeluarkan dalam usaha lebah madu sehingga dikatakan usaha lebah madu sudah efisien. Kontribusi pendapatan usaha lebah madu terhadap pendapatan rumah tangga anggota paguyuban peternak lebah bunga alam lestari sebesar 63,04% yang diperoleh dari perbandingan antara rata-rata pendapatan usaha lebah madu sebesar Rp ,85/tahun dengan rata-rata pendapatan total rumah tangga sebesar Rp ,85/tahun. Saran yang dapat diberikan kepada peternak lebah adalah sebaiknya dapat meningkatkan pengetahuan tentang lokasi terdekat yang dapat dijadikan ternak lebah sehingga dapat meminimalkan biaya dan dapat menambah jumlah stup untuk meningkatkan keuntungan. xi

12 SUMMARY Risky Kusumaningrum. H Analysis Of The Honey Bee Business of Beekeepers Association Members Bunga Alam Lestari Batang Regency. Thesis with the supervisor Dr. Ir. Minar Ferichani, MP dan R. Kunto Adi, SP, MP. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University Surakarta. Batang is one of regency in Central Java which has great potential for the business of honey bees as there are potential crops as cotton and rubber supply of feed bees. The purpose of this study was to determine the benefits and profitability, the business efficiency and the contribution of honey bees revenues beekeepers association members bunga alam lestari with household income to beekeepers association members bunga alam lestari Batang Regency. The basic method of this research is analytical descriptive method. Site selection studies done on purpose (purposive), namely Batang Regency. The selection of samples of honey beekeepers performed simple random sampling, the honey bee breeder who has been beekeepers association members bunga alam lestari Batang Regency. The results showed that the average cost incurred in the business of the honey bee is Rp ,32/year and the average receipts of the beekeeping business amounted to Rp ,33/year. Honeybee businesses provide an average gain of Rp ,01/year and the average profitability of the acquired business amounted to honey bees 58,12%. Value of R/C ratio of 1,58 honeybee business, which means every Rp1,00 issued in the honey bee business will get 1,58 times the revenue of the costs incurred in the business of honey bees honey bees so that said business has been efficient. Revenue contribution of honey bees against members of the household income of beekeepers association bunga alam lestar of 63,04% obtained from the comparison between the average revenue of Rp 43,327,843.85/year with an average total household income for Rp ,85/year. Advice can be given to the beekeeper should be able to increase the knowledge about the nearest location that can be used as livestock so that bees can minimize costs and to increase the number of stup to increase profits. xii

13 ANALISIS USAHA LEBAH MADU ANGGOTA PAGUYUBAN PETERNAK LEBAH BUNGA ALAM LESTARI KABUPATEN BATANG SKRIPSI Oleh : RISKY KUSUMANINGRUM H FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 xiii

14 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Madu merupakan bahan makanan yang istimewa karena rasa, nilai gizi dan khasiatnya yang tinggi. Madu juga mempunyai peranan yang penting bukan hanya sebagai bahan makanan dan pemanis, tetapi juga sebagai penangkal berbagai penyakit. Secara tradisional, madu telah lama digunakan untuk tujuan medis dan terapis, serta perawatan kecantikan dan keperluan industri (Syarif, 2005). Usaha pengembangan lebah madu merupakan salah satu usaha potensial untuk dikembangkan sebab Indonesia memiliki areal hutan yang cukup luas. Apabila hutan tersebut dimanfaatkan untuk pemeliharaan lebah madu secara intensif maka Indonesia dapat menjadi salah satu negara pemasok madu cukup besar. Selain areal hutan yang luas, Indonesia juga memiliki kondisi iklim tropis dan beraneka ragam jenis tumbuhan sebagai sumber pakan lebah, sehingga terdapat berbagai jenis lebah asli Indonesia. Pemeliharaan lebah madu juga tidak hanya menguntungkan secara ekonomis, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja, sekaligus menunjang produktivitas perkebunan dan hortikultura. Perlebahan merupakan suatu bentuk pengusahaan hasil hutan yang dikembangkan di Indonesia sejak tahun oleh seorang kebangsaan Belanda. Kegiatan ini menghasilkan produk berupa madu, royal jelly, bee propolis dan bee pollen. Riset ilmiah terbaru membuktikan bahwa madu potensial sebagai antioksidan, antimikroba, anti jamur, perawatan kulit, pengawet makanan, dan sebagai obat luka. Pengusahaan madu juga dapat menghasilkan manfaat tidak langsung berupa meningkatnya penyerbukan tanaman (Sarwono, 2005). Produksi madu Indonesia hingga dewasa ini masih belum tercatat dalam statistik. Luas hutan ± 120 juta hektar yang penuh dengan beraneka ragam tumbuh-tumbuhan, sehingga commit to Indonesia user mempunyai potensi besar

15 dalam pengembangan apiari untuk menjadi pengekspor madu di dunia. Madu di Indonesia saat ini dihasilkan dari Sumba, Sumbawa, Kalimantan Timur, Riau, Lampung, dan Jawa (Sumoprastowo, 1980). Kabupaten Batang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang mempunyai potensi besar untuk usaha lebah madu karena keadaan alamnya sangat mendukung terhadap keberhasilan budidaya lebah madu dan terdapat potensi tanaman randu dan karet sebagai penyediaan pakan lebah. Peternakan lebah di Kabupaten Batang dikelola oleh unit usaha Apiari Pramuka merupakan pusat perlebahan yang didirikan oleh Gerakan Pramuka dan bertujuan untuk menjadi pusat promosi di bidang perlebahan. Peternakan lebah lainnya yang lebih kecil diusahakan oleh Puspa Alas Roban dan Queen Bee. Industri pengolahan madu dapat dijumpai di Kecamatan Gringsing. Madu ternak ini selain untuk konsumsi lokal, juga dipasarkan untuk konsumsi luar daerah seperti Jakarta, Semarang dan Pekalongan. Usaha budidaya lebah madu juga dapat meningkatkan pembangunan di Kabupaten Batang, baik dari segi ekonomi yakni mampu meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat maupun dari segi sosial yakni dapat mengurangi jumlah pengangguran di Kabupaten Batang (Anonim, 2010). Salah satu paguyuban peternak lebah madu yang ada di Kabupaten Batang adalah Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari yang terdapat di Kecamatan Gringsing. Jenis lebah yang dibudidayakan adalah lebah unggul (Apis mellifera). Lebah tersebut dikatakan lebah unggul karena produksi madu dan daya adaptasinya yang tinggi. Lebah unggul (Apis mellifera) dapat dibudidayakan dengan peralatan yang standar untuk memperoleh hasilnya lebih optimal. Berikut data produksi madu di Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari tahun :

16 Tabel 1. Data Jumlah Stup, Produksi, Rata-Rata Produksi Per Jumlah Stup, Jumlah Peternak Dan Rata-Rata Produksi Per Peternak Madu Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Tahun Tahun Jumlah Stup (buah) Produksi (kg) Rata-Rata Produksi/Jumlah Stup (kg) Jumlah Peternak (orang) Rata-Rata Produksi/Peternak (kg) ,80 52, , ,48 53, , ,50 54, , ,33 55, , ,10 56, ,73 Sumber : Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Tabel 1 menunjukkan bahwa dari tahun 2006 sampai tahun 2010 produksi madu terus mengalami peningkatan. Lain halnya dengan jumlah stup yang dimiliki oleh peternak, dari tahun 2006 sampai tahun 2010 mengalami pertambahan yang semakin menurun. Tahun 2006 hingga 2007 jumlah stup bertambah sebesar 20 buah, sedangkan tahun 2007 hingga 2008 jumlah stup hanya bertambah sebesar 10 buah. Hal tersebut juga terjadi pada tahun 2009 jumlah stup bertambah sebesar 9 buah dan tahun 2010 pertambahan jumlah stup hanya sebesar 8 buah. Penurunan jumlah stup disebabkan oleh ditebangnya pohon kapuk randu di PTP (Perseroan Terbatas Perkebunan) yang mengakibatkan peternak kehilangan tempat menggembalakan lebah sehingga peternak harus menggembalakan lebahnya sampai ke Pati, Kudus, Jepara, Pasuruan, Probolinggo dan Banyuwangi. Penggembalaan lebah sampai ke luar kota tersebut dapat menyebabkan biaya produksi menjadi semakin tinggi karena selain harus mengeluarkan biaya untuk transportasi dan tenaga kerja juga harus membayar sewa lokasi penggembalaan. B. Perumusan Masalah Usaha lebah madu merupakan kegiatan agribisnis yang sudah akrab dengan lingkungan dan hasil dari usaha lebah madu sendiri juga banyak bermanfaat bagi masyarakat. Manfaat yang dapat diperoleh dari pengembangan usaha lebah madu commit antara to user lain meningkatnya pendapatan dan

17 mutu gizi masyarakat dari hasil-hasil usaha lebah madu yang berupa madu, tepungsari, royal jelly, koloni lebah dan ratu lebah. Usaha lebah madu juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam partisipasi terhadap upaya pelestarian alam. Menurut Departemen Kehutanan (2001) bahwa usaha lebah madu dewasa ini merupakan komponen dalam pembangunan sektor pertanian dan kehutanan. Peran lebah madu dalam penyerbukan tanaman memberikan keuntungan ekologis khususnya bagi kelestarian flora, selain itu produk yang dihasilkan juga akan memberikan keuntungan ekonomis bagi peternaknya. Kemajuan kegiatan usaha lebah madu sangat diharapkan dapat mengangkat harkat usaha lebah madu dan masyarakat pedesaan terutama yang berada di sekitar hutan sehingga tingkat kesejahteraannya menjadi lebih baik. Kegiatan usaha lebah madu disamping menyediakan pakan lebah juga dipengaruhi oleh sumberdaya manusia sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang diterima oleh peternak itu sendiri. Tujuan setiap pengusaha dalam menjalankan usahanya adalah untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan cara memaksimalkan keuntungan dan meminimumkan biaya. Begitu juga dengan peternak lebah madu, dalam usaha lebah madu sangat diperlukan analisis mengenai keuntungan, profitabilitas dan efisiensi usaha sehingga diharapkan pengusaha dapat melihat perkembangan dari usahanya. Tujuan dari adanya analisis usaha lebah madu adalah untuk melihat layak atau tidaknya usaha lebah madu untuk dijalankan dalam jangka panjang. Berdasarkan uraian diatas penelitian ini mengambil judul Analisis Usaha Lebah Madu Anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang, yang diharapkan dapat mengetahui usaha lebah madu yang dilakukan saat ini dapat memberikan keuntungan atau tidak. Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang menguntungkan dan profitabel?

18 2. Apakah usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang sudah efisien? 3. Seberapa besar usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang memberikan kontribusi pendapatan terhadap pendapatan rumah tangga anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui keuntungan dan profitabilitas usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang. 2. Untuk mengetahui tingkat efisiensi usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang. 3. Untuk mengetahui kontribusi pendapatan usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang terhadap pendapatan rumah tangga anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang. D. Kegunaan Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini, diantaranya adalah sebagi berikut : 1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan tentang penelitian yang dilakukan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bagi pemerintah dan instansi terkait, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan khususnya pada bidang usaha lebah madu.

19 3. Bagi para pengusaha lebah madu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan usaha pengembangan dan peningkatan usaha. 4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan pertimbangan dalam melakukan penelitian pada permasalahan yang sama.

20 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Mudzaky (2003) dengan judul Usaha Lebah Madu Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, menunjukkan bahwa secara keseluruhan rata-rata keuntungan usahatani lebah madu adalah Rp Kontribusi usahatani lebah madu terhadap total pendapatan rumah tangga petani sebesar 85,35%. Hasil analisis regresi memperlihatkan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen pada taraf kepercayaan 99 %. Secara parsial variabel jumlah kepemilikan koloni dan lama migrasi masing-masing berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 99 % dan 95 %, variabel pemberian stimulan dan dummy pengalaman masing-masing berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 90 %, sedangkan variabel penggunaan obat, tenaga kerja dan dummy skala usaha tidak berpengaruh nyata. Hasil analisis efisiensi memperlihatkan bahwa penggunaan input variabel kepemilikan koloni, pemberian stimulan dan lama migrasi secara teknis masih rasional (stage II). Secara ekonomis penggunaan input variabel kepemilikan koloni belum efisien, variabel stimulan sudah efisien dan variabel migrasi belum tercapai (under utilized faktor produksi). Penelitian yang dilakukan oleh Mayasari (2008) dengan judul Analisis Usaha Perlebahan Di Kabupaten Pati, menunjukkan bahwa dari 30 sampel peternak lebah madu rata-rata telah mengusahakan selama 11,4 tahun, dengan rata-rata volume usaha sebanyak 116 stup. Biaya total rata-rata usaha budidaya lebah madu selama tahun 2006 adalah Rp ,30/tahun. Penerimaan rata-rata peternak lebah madu sebesar Rp ,00/tahun sehingga keuntungan rata-rata yang diperoleh adalah Rp ,07/tahun dengan profitabilitas sebesar 42,63%. Dengan diketahui rata-rata penerimaan dan rata-rata biaya dalam usaha perlebahan, maka diperoleh efisiensi usaha

21 perlebahan di Kabupaten Pati sebesar 1,43. Hal ini menunjukkan bahwa usaha perlebahan yang dijalankan ini efisien. Penelitian Adalina (2008) dengan judul Analisis Finansial Usaha Lebah Madu Apis mellifera L, menunjukkan bahwa pengusahaan lebah madu Apis mellifera L layak untuk diusahakan karena besarnya produksi di atas titik impas, rasio manfaat terhadap biaya (B/C rasio) lebih dari satu, tingkat bunga maksimum yang dapat dibayar diatas bunga bank, nilai sekarang dari arus uang pada masa yang akan datang dengan tingkat diskonto 10 persen bernilai positif dan jangka waktu pengembalian dana investasi lebih pendek dari jangka waktu maksimum yang diusulkan. Tabel 2. Inti Kajian Penelitian Terdahulu Peneliti Tahun Judul Inti Kajian Farid 2003 Usaha Lebah Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mudzaky Madu Dalam usahatani lebah madu merupakan solusi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan alternatif untuk mengatasi persoalan sosial ekonomi di desa. Hal tersebut terlihat dari besarnya kontribusi usahatani lebah madu terhadap total pendapatan rumah tangga petani sebesar 85,35% dan keuntungan rata-rata usahatani lebah madu adalah Rp Manisa 2008 Analisis Usaha Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dika Perlebahan Di usaha perlebahan yang dijalankan ini Mayasari Kabupaten Pati efisien. Hal ini terlihat dari keuntungan rata-rata yang diperoleh adalah Rp ,07/tahun dengan profitabilitas sebesar 42,63%, maka diperoleh efisiensi usaha perlebahan di Kabupaten Pati sebesar 1,43. Yelin 2008 Analisis Hasil penelitian menunjukkan bahwa Adalina Finansial Usaha Lebah Madu Apis mellifera L pengusahaan lebah madu Apis mellifera L layak untuk diusahakan.

22 Menurut hasil penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa usaha budidaya lebah madu memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan agar dapat menjadi produk madu yang berkualitas dan menghasilkan keuntungan. Besarnya keuntungan tersebut dipengaruhi oleh besarnya penerimaan dan besarnya biaya yang dikeluarkan. Selain itu besarnya penerimaan dan besarnya biaya yang dikeluarkan akan menunjukkan tingkat efisiensi dari pengelolaan usaha tersebut. Berdasarkan dari sumber pemikiran diatas, peneliti mencoba menerapkan pada analisis usaha lebah madu anggota paguyuban peternak lebah bunga alam lestari Kabupaten Batang. B. Landasan Teori 1. Lebah Lebah madu termasuk golongan serangga berdarah dingin, sehingga dalam aktivitas kehidupan dipengaruhi perubahan suhu sekitarnya. Suhu 33 C-34 C merupakan suhu optimal bagi lebah dalam melakukan kegiatannya. Di Indonesia, temperatur rata-rata 26 C, sehingga belum mengganggu kehidupan lebah (Samadi, 2004). Lebah merupakan serangga sosial yang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hidup soliter dan hidup secara berkoloni. Lebah yang hidup secara bersoliter lebih banyak jenisnya. Lebah berkoloni adalah lebah yang hidup bersama dalam suatu kelompok besar dan membentuk masyarakat (Sarwono, 2005). Lebah madu selalu hidup berkoloni, rata-rata setiap koloni berkisar ribu lebah dalam satu sarang. Walaupun populasi yang demikian padat, lebah mampu melakukan pekerjaannya secara terencana dan teratur rapi. Suatu koloni lebah umumnya terdiri dari lebah pekerja, lebah pejantan dan ratu lebah. Lebah pekerja boleh dikatakan mengerjakan seluruh tugas dalam sarang yaitu membuat sarang, membersihkan sarang, menjaga sarang, memberi makan larva dan ratu lebah, dan yang utama adalah mengumpulkan madu dan bee pollen sebagai sumber pakannya. Lebah jantan bertugas membersihkan sarang, menjaga sarang dan tugas ringan lainnya. Fungsi utama dari lebah jantan adalah mengawini ratu

23 lebah. Ratu lebah bertugas memimpin dan menjaga keharmonisan lebah dalam satu koloni. Ratu lebha mempunyai umur yang lebih lama dibandingkan dengan lebah pekerja (Anonim, 2009). Lebah madu adalah insekta sosial yang hidup selalu dalam suatu keluarga besar, yang disebut koloni lebah. Setiap sarang dihuni oleh satu koloni. Keunikan koloni lebah ini adalah mempunyai sifat polimorfisme, yaitu anggotanya mempunyai keunikan anatomis, fisiologis dan fungsi biologis yang berbeda satu golongan dari golongan atau strata yang lain. Di dalam satu koloni lebah terdapat hanya satu ratu, beberapa ratus lebah jantan, beberapa puluh ribu lebah pekerja, ditambah penghuni dalam bentuk telur, larva dan pupa (Sihombing, 2005). Koloni lebah yang sehat dan kuat merupakan salah satu persyaratan untuk menghasilkan madu secara optimal. Kondisi tersebut dapat tercapai bila dalam satu koloni didominasi oleh lebah pekerja muda, larva dan didukung ratu lebah yang masih produktif untuk menghasilkan telur minimal 1500butir/tahun. Dengan didukung jumlah lebah pekerja muda yang banyak, maka akan menghasilkan madu lebih banyak dalam waktu yang singkat (Samadi, 2004). Makanan lebah berupa nektar, madu, tepungsari dan air. Nektar setelah menjadi madu sebagai sumber karbohidrat, sedikit protein, vitamin dan mineral. Energi dari makanan dipergunakan selama beristirahat dan bekerja. Untuk menghasilkan sari madu diperlukan protein sangat banyak yang dapat dipenuhi dari tepungsari. Makanan saru dan tempayak sangat tergantung dari hasil sari madu. oleh karena itu pemeliharaan tempayak yang terbanyak ialah pada musim tepungsari sedang berlimpah di alam bebas. Kebutuhan tepungsari juga untuk menjaga kelangsungan fungsi kelenjar malam (Sumoprastowo, 1980). 2. Madu

24 Madu adalah bahan makanan energi yang baik sekali karena ia mengandung gula-gula sederhana yang dapat dimanfaatkan tubuh. Madu mengandung garam-garam mineral dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Hanya madulah bahan makanan gula yang tidak diolah terlebih dahulu untuk dimanfaatkan manusia (Sihombing, 2005). Madu merupakan produksi utama yang dihasilkan lebah, bentuknya berupa cairan kental manis yang berasal dari nektar. Seekor lebah madu dengan beberapa kali penerbangan dapat mengumpulkan nektar ± 50mgr/hari. Pada madu terkandung zat-zat mineral (kapur, fosfat, magnesium dan besi) yang sangat bermanfaat bagi manusia. Madu dapat membantu pembentukan butir-butir darah merah dan mengobati penyakit magh (Samadi, 2004). Warna madu tergantung dari jenis tanaman asal dan sifat tanah, tetapi tingkatan pemanasan mempengaruhi warna pula. Pemanasan madu yang lama, mempertua warna. Aroma madu ada hubungannya dengan warna. Makin gelap warnanya, aromanya semakin keras atau tajam. Kualitas madu biasanya ditentukan oleh warna, aroma, dan keadaannya. Madu yang tidak berwarna adalah termasuk madu kelas satu. Beberapa orang ahli mengatakan, bahwa madu yang berwarna gelap mengandung banyak mineral, terutama mineral Fe, Cu, dan Mn (Sihombing, 2005). Banyaknya air dalam madu menentukan keawetan madu. Madu yang isi airnya tinggi mudah untuk berfermentasi. Fermentasi terjadi karena jamur yang terdapat dalam madu tinggi. Sewaktu madu masih tersimpan dalam sel sisiran yang tertutup rapat, selama itu madu tidak mengalami fermentasi (Sumoprastowo, 1980). Madu siap panen adalah madu yang berkadar air ± 20% yang ditandai dengan sel-sel sarang penyimpanan madu tebal telah tertutup lilin. Jangan memanen madu terlalu muda karena mudah mengalami peragian, sehingga rasa madu asam. Demikian pula memanen madu terlalu masak akan lebih sulit dikeluarkan dari sel-sel sarang madu karena sudah mengkristal. Pengambilan commit madu sebaiknya to user dilakukan pada pagi hari atau

25 sore hari ketika cuaca cerah, yaitu saat lebah melakukan aktivitasnya mencari makan. Saat memungut madu, sebaiknya posisi pemungut tidak berdiri di depan pintu rumah lebah karena bisa mengganggu aktivitas lebah (Samadi, 2004). 3. Budidaya Lebah Madu Budidaya lebah madu merupakan salah satu usaha sampingan bagi masyarakat pedesaan yang dapat memperbaiki gizi dan pendapatan. Para peternak lebah cenderung untuk memelihara dan menambah tanaman pakan lebah, sehingga secara tidak langsung ikut menjaga kelestarian sumber daya alam dan ikut menahan laju kerusakan hutan dan erosi. Lebah madu sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia karena berbagai hasil yang secara langsung maupun tidak langsung dapat kita nikmati. Berbagai hasil yang dapat kita nikmati secara langsung adalah madu. hasil secara tidak langsung kita peroleh dari kenaikan produksi tanaman pertanian yang diserbuki oleh lebah (Rojak, 2010). Dalam budidaya lebah yang paling baik, adalah menggunakan stup/kotak yang diisi dengan bingkai sisiran. Jumlah bingkai sarang antara 7-10 buah. Bagian bawah (dasar) kotak lebah dibuat sedikit miring dan dapat dilepas, agar mudah membersihkannya. Tutup bagian atas dibuat lubang ventilasi dan ditutup dengan kawat kassa dan diharapkan sirkulasi udara akan lebih baik. Perlengkapan agar peternak tahan terhadap sengatan berupa masker, sarung tangan, baju lengan panjang. Semua peralatan diusahakan berwarna terang, sebab warna gelap dan merah akan sangat menarik bagi lebah untuk dijadikan sasaran sengatan. Selain itu diperlukan pula pengasapan untuk menjinakkan lebah, pisau dan alat pembersih kotak lainnya (Anonim, 2008). Ternak lebah adalah pemeliharaan lebah yang bertujuan untuk mengambil madunya. Orang beternak lebah disebut peternak lebah. Selain madu, peternak juga dapat memperoleh hasil lain dari lebah yang diternak berupa lilin lebah (berasal dari sarang lebah), pollen (tepungsari bunga) dan royal jelly (cairan putih susu hasil dari lebah pekerja atau disebut juga

26 sari madu). Pada dasarnya bentuk peternakan lebah madu ada dua macam yaitu peternakan secara tradisional/sederhana dan peternakan modern. Sifat dari jenis peternakan ini satu sama lain berbeda, baik pengelolannya maupun produksi yang dapat dicapai (Sarwono, 2005). Panen untuk madu hutan berlainan untuk masing-masing daerah sesuai dengan adat dan budaya setempat. Lazimnya di beberapa daerah menggunakan cara panen dimalam hari karena lebah tidak bisa melihat di malam hari. Saat ini beberapa daerah dampingan sudah mulai menggunakan panen lestari, dimana untuk panen hanya mengambil bagian kepala madu saja sehingga lebah masih mempunyai persedian madu untuk makanan anak lebah, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi dewasa dan membentuk koloni baru. Selain itu dengan panen lestari jika bunga mencukupi untuk makanan lebah hutan, madu bisa dipanen hingga 3 kali dalam setahun dari yang awalnya hanya 1 kali panen dengan cara panen mengambil semua bagian sarang (Anonim a, 2011). Sekarang ini hampir seluruh kalangan masyarakat membutuhkan madu untuk berbagai macam kepentingan, sehingga peluang pasarnya pun semakin hari semakin terbuka lebar. Selain produk madu yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi, sekarang ini produk turunan lainnya seperti royal jelly, propolis, dan malam (wax) juga mulai diminati para konsumen. Kendala serta resiko bisnis yang ditanggung para pelaku usaha lebah madu adalah kendala cuaca yang tidak menentu, serta serangan hama dan penyakit menjadi hambatan utama dalam menjalankan bisnis ternak lebah. Cuaca yang tidak menentu membuat tumbuhan gagal berbunga, sehingga tingkat produksi lebah cenderung ikut menurun. Sedangkan hama dan penyakit yang sering mengganggu ternak lebah yaitu tungau parastik, burung, tawon, cicak, tikus, serta beberapa penyakit lainnya seperti virus, nosema, European foulbrood, stonebrood, chalkbrood, dan sebagainya (Anonim b, 2011). 4. Analisis Usaha a. Biaya

27 Jenis-jenis biaya produksi dapat dibagi dalam biaya tetap dan biaya variabel (biaya tidak tetap). Yang dimaksud dengan biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa atau bunga tanah yang berupa uang. Biaya lainnya masuk pada biaya variabel karena besar kecilnya berhunungan langsung dengan besarnya produksi, misalnya pengeluaran-pengeluaran untuk bibit, biaya persiapan dan pengolahan tanah (Mubyarto, 1995). Penggolongan biaya produksi digolongkan berdasarkan sifatnya. Biaya tetap (fixed cost) ialah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang diproduksi. Sebagai contoh, sewa lahan untuk jangka waktu yang lama maka jumlah sewa lahan yang harus dibayar setiap tahunnya sama dan tidak tergantung kepada produksi yang diperoleh pada tahun tersebut. Biaya tidak tetap (variable cost) ialah biaya yang berubah apabila luas usahanya berubah, biaya ini ada apabila ada sesuatu barang yang diproduksi. Sebagai contoh biaya untuk upah buruh tani, apabila produksi sayuran meningkat maka kebutuhan terhadap buruh tani juga akan meningkat, tetapi apabila tidak ada produksi sayuran maka tidak akan ada kebutuhan terhadap buruh tani (Soekartawi et al, 1986). Menurut Downey dan Erickson (1992), biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah karena volume bisnis. Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara langsung sesuai dengan volume penjualan. Pertanyaan kunci dalam menentukan pembagian biaya ini adalah apakah biaya dipengaruhi langsung oleh produk yang dijual. Dengan kata lain, biaya tetap selalu ada tanpa menghiraukan jumlah bisnis yang dilakukan. Segera setelah bisnis menghasilkan produk untuk dijual, maka akan muncul sejumlah biaya tertentu, tanpa memperdulikan ada tidaknya penjualan. Hal ini disebut biaya tetap atau biaya tertanam (sunk cost). Sebaliknya, ada beberapa beban tambahan yang dikeluarkan ketika produk commit dijual. to user Beban ini tidak dibebankan pada

28 perhitungan rugi laba apabila penjualan belum diselesaikan. Hal ini merupakan biaya variabel. Biaya depresiasi/penyusutan adalah jumlah dana penyusutan disesuaikan dengan jumlah dana yang dihitung setiap tahunnya berdasarkan metode yang digunakan. Biaya bahan baku adalah biaya bahan yang dikeluarkan untuk memproduksi sejumlah barang sesuai dengan jumlah produksi yang direncanakan. Besarnya jumlah bahan baku yang diperkirakan berdasarkan rencana penjualan. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan terhadap tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan produksi (Ibrahim, 2003). b. Penerimaan Penerimaan total adalah banyaknya produksi total dikalikan dengan harga. Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan maupun semakin tinggi harga per unit produksi yang bersangkutan, maka penerimaan total yang diterima produsen akan semakin besar. Sebaliknya jika produk yang dihasilkan sedikit dan harganya rendah maka penerimaan total yang diterima oleh produsen akan semakin kecil (Soekartawi, 1994). Bentuk penerimaan dapat digolongkan atas dua bagian, yaitu penerimaan yang berasal dari hasil penjualan barang-barang yang diproses dan penerimaan yang berasal dari luar barang-barang yang diproses. Penerimaan yang berasal dari luar kegiatan usaha tapi berhubungan dengan adanya kegiatan usaha, seperti penerimaan dalam bentuk bonus karena pembelian barang-barang kebutuhan kegiatan usaha, penerimaan bunga bank, nilai sisa aset (serap value), sewa gedung, sewa kendaraan dan lain sebagainya (Ibrahim, 2003). c. Keuntungan Dalam melakukan usaha pertanian, seorang pengusaha atau seorang petani akan selalu berfikir bagaimana ia mengalokasikan input seefisien mungkin untuk dapat memperoleh produksi yang maksimal. Cara pemikiran tersebut commit karena to petani user melakukan konsep bagaimana

29 memaksimalkan keuntungan atau profit maximization. Dilain pihak manakala petani dihadapkan dalam keterbatasan biaya dalam melaksanakan usahataninya, maka mereka juga tetap mencoba untuk meningkatkan keuntungan tersebut dengan kendala biaya usahatani yang terbatas. Suatu tindakan yang dapat dilakukan adalah bagaimana memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan menekan biaya produksi sekecil-kecilnya. Pendekatan seperti ini dikenal dengan istilah meminimumkan biaya atau cost minimization (Soekartawi, 1994). Keuntungan (profit) adalah tujuan utama dalam pembukaan usaha yang direncanakan. Semakin besar keuntungan yang diterima, semakin layak usaha yang dikembangkan. Didasarkan pada perkiraan dan perencanaan produksi dapat diketahui pada jumlah produksi berapa perusahaan mendapat keuntungan dan pada jumlah produksi berapa pula perusahaan mendapat kerugian (Ibrahim, 2003). Ketika membicarakan laba, kebanyakan orang mengaitkannya dengan uang sisa dari pendapatan, setelah dikurangi semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan itu. Laba biasanya mengacu pada surplus atau kelebihan pendapatan atas biaya (keuntungan bersih dari suatu proses produksi). Selain itu, laba dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara laba kotor (gross income) dan biaya operasi (operating cost). Biaya operasi adalah jumlah semua biaya tetap ditambah biaya variabel untuk operasi (Makeham dan Malcolm, 1991). Keuntungan atau kerugian perusahaan adalah perbedaan antara pendapatan bersih dengan bunga dari seluruh modal yang dipergunakan dalam usahatani atau merupakan perbedaan antara pendapatan kotor dengan biaya menghasilkan. Keuntungan atau keruguian pengusaha diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan petani dengan upah tenaga kerja keluarga dan bunga modal sendiri (Hadisapoetro, 1973). Keuntungan atau kerugian petani merupakan selisih dari pendapatan petani dikurangi dengan upah keluarga dan bunga modal sendiri (Suratiyah, 2008).

30 d. Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, istilah rasio profitabilitas merujuk pada beberapa indikator atau rasio yang berbeda yang bisa digunakan untuk menentukan profitabilitas dan prestasi kerja perusahaan (Downey dan Erickson, 1992). Analisis laba atau profitabilitas analisis bermaksud untuk mengetahui besarnya perubahan biaya terhadap laba apabila terdapat faktor-faktor seperti biaya produksi, volume dan biaya penjualan (Soeharto, 1997). Profitabilitas dimaksud untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya kinerja usaha. Profitabitas merupakan perbandingan antara keuntungan dari penjualan dengan biaya total yang dinyatakan dengan prosentase (Riyanto, 1994). e. Efisiensi Usaha Menurut Soekartawi (1994), efisiensi diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar besarnya. Bila seseorang sudah memasukkan kata efisiensi dalam analisisnya, maka variabel baru yang harus dipertimbangkan dalam model analisinya adalah variabel harga. Oleh karena itu ada dua hal yang perlu diperhatikan sebelum analisis efisiensi dikerjakan, yaitu : 1) Tingkat tranformasi antara input dan output dalam fungsi produksi. 2) Perbandingan (nisbah) antara harga input dan harga output sebagai upaya untuk mencapai indikator efisiensi. Efisiensi mempunyai tujuan memperkecil biaya produksi persatuan produk yang dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut adalah memperkecil commit biaya to keseluruhan user dengan mempertahankan

31 produksi yang telah dicapai untuk memperbesar produksi tanpa meningkatkan biaya keseluruhan ( Rahardi, 1999). Menurut Soekartawi (2001), R/C ratio adalah perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total Semakin besar R/C ratio maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh petani. Hal ini dapat dicapai bila petani mengalokasikan faktor produksi dengan lebih efisien. f. Kontribusi Pendapatan Pendapatan petani dapat diperhitungkan dengan mengurangi penerimaan dengan biaya alat-alat luar dan bunga modal dari luar. Sedangkan pendapatan bersih dapat diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan. Biaya mengusahakan adalah biaya alat-alat luar ditambah upah tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar (Hadisapoetro, 1973). Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani (Soekartawi et al, 1986). Menurut Samuel dalam Muninggar (2005), pendapatan rumah tangga petani diperoleh dari pendapatan usahatani (on farm income) dan pendapatan dari luar usahatani (off farm income). Kontribusi pendapatan usahatani adalah besarnya sumbangan pendapatan dari usahatani terhadap pendapatan total rumah tangga petani dan dinyatakan dalam persen (%). C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Seorang pengusaha dalam menjalankan usahanya pasti memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Begitu pula dengan usaha lebah madu mempunyai commit tujuan to memperoleh user keuntungan yang sebesar-

32 besarnya dengan proses produksi yang efisien. Oleh karenanya, analisis biaya sangatlah penting dilakukan oleh seorang pengusaha dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan. Menurut Soekartawi (2002), biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : (a) biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, misalnya biaya untuk sarana produksi. Penerimaan total dari usaha lebah madu dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah produk yang dihasilkan dengan harga produk tersebut. Menurut Wisnuadji, et al., (1979), jumlah penerimaan yang akan diterima dari suatu proses produksi tertentu dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga produksi tersebut. Keuntungan usaha lebah madu anggota paguyuban peternak lebah bunga alam lestari Kabupaten Batang adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Menurut Ibrahim (2003), keuntungan (profit) adalah tujuan utama dalam pembukaan usaha yang direncanakan. Semakin besar keuntungan yang diterima, semakin layak usaha yang dikembangkan. Didasarkan pada perkiraan dan perencanaan produksi dapat diketahui pada jumlah produksi berapa perusahaan mendapat keuntungan dan pada jumlah produksi berapa pula perusahaan mendapat kerugian. Untuk menjawab apakah usaha tersebut menguntungkan atau tidak, maka perlu diketahui rasio profitabilitas. Profitabilitas merupakan hasil bagi antara keuntungan usaha lebah madu dengan total biaya dikalikan 100%. Apabila tingkat profitabilitas > 0 maka usaha lebah madu menguntungkan, sedangkan apabila tingkat profitabilitas 0 maka usaha lebah madu tidak menguntungkan.

33 Selain keuntungan, pengusaha juga harus memperhatikan efisiensi usaha. Efisiensi usaha dapat dihitung dengan menggunakan analisis R/C rasio yaitu dengan membandingkan antara besarnya penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. Apabila nilai R/C rasio < 1 maka usaha lebah madu tidak efisien (merugi), apabila nilai R/C rasio = 1 maka usaha lebah madu break event point atau baru mencapai kondisi impas (belum efisien) dan apabila nilai R/C rasio > 1 maka usaha lebah madu efisien (menguntungkan). Usaha lebah madu bertujuan untuk memperoleh peningkatan pendapatan rumah tangga. Untuk mengetahui adanya kontribusi pendapatan dari usaha lebah madu tersebut digunakan pendekatan kontribusi pendapatan. Kontribusi pendapatan dihitung dengan membandingkan pendapatan usaha lebah madu dengan pendapatan total rumah tangga dikalikan 100%. Untuk menghitung kontribusi pendapatan terlebih dahulu harus menghitung besarnya pendapatan dalam usaha lebah madu. Pendapatan bersih pada usaha lebah madu dihitung dari total penerimaan usaha lebah madu dikurangi total biaya usaha lebah madu. Biaya yang digunakan dalam menghitung pendapatan bersih adalah biaya mengusahakan dari usaha lebah madu. Kerangka berfikir pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut : Usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak commit Lebah to Bunga user Alam Lestari Kabupaten Batang

34 Budidaya lebah madu ** Produksi madu yang dihasilkan Biaya tetap : - Biaya penyusutan - Biaya bunga modal sendiri Biaya variabel : - Biaya tenaga kerja - Biaya saprodi - Biaya transportasi - Biaya sewa lahan - Biaya pemasaran - Biaya keamanan Penerimaan Biaya total Analisis usaha Keuntungan Profitabilitas Efisiensi Usaha Kontribusi Pendapatan Pendapatan Rumah Tangga Gambar 1. Bagan kerangka berfikir pendekatan masalah Analisis Usaha Lebah Madu Anggota Paguyuban Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang D. Hipotesis 1. Diduga usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang menguntungkan dan profitabel. 2. Diduga usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang commit sudah to user efisien.

35 3. Diduga usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang memberikan kontribusi pendapatan terhadap pendapatan rumah tangga. E. Asumsi-Asumsi 1. Teknologi yang digunakan dalam usaha lebah madu tetap selama periode analisis. 2. Produksi madu dijual seluruhnya. 3. Sarana produksi seluruhnya diperoleh dari pembelian. F. Pembatasan Masalah 1. Lebah madu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis lebah madu Apis mellifera. 2. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peternak lebah yang telah menjadi anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang. 3. Penelitian ini menggunakan data usaha budidaya lebah madu pada tahun G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel 1. Usaha lebah madu merupakan suatu rangkaian usaha budidaya lebah yang bertujuan untuk mengambil madu dari lebah yang diternakkan. 2. Analisis usaha lebah madu merupakan pengkajian terhadap besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas dan efisiensi usaha lebah madu selama masa produksi tahun Biaya total usaha lebah madu merupakan semua biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri biaya tetap dan biaya variabel dari usaha lebah madu yang dinyatakan dalam satuan rupiah. 4. Biaya tetap usaha lebah madu merupakan biaya yang dalam batas tertentu tidak berubah ketika tingkat usaha lebah madu berubah, yang dinyatakan dalam rupiah. Biaya tetap dalam penelitian ini adalah biaya penyusutan dan biaya bunga modal sendiri yaitu besarnya modal yang diinvestasikan, misalnya biaya peralatan (stup) commit dinyatakan to user dalam rupiah.

ANALISIS DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KONDISI USAHA UMKM MITRA BINAAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KONDISI USAHA UMKM MITRA BINAAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) SKRIPSI ANALISIS DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KONDISI USAHA UMKM MITRA BINAAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI JAMUR TIRAM PADA DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DI KABUPATEN KARANGANYAR. Oleh: Lucky Yoga Adhiyana H

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI JAMUR TIRAM PADA DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DI KABUPATEN KARANGANYAR. Oleh: Lucky Yoga Adhiyana H ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI JAMUR TIRAM PADA DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DI KABUPATEN KARANGANYAR Oleh: Lucky Yoga Adhiyana H0812104 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERITAS SEBELAS

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga)

ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga) ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI Hesty Suryanti, Minar Ferichani, dan Suprapto Program Studi Agribisnis Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA) ( Studi Kasus di Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen ) SKRIPSI Oleh Susi Naluri H0809104

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon 18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa,

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA KARAK (STUDI KASUS DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO) SKRIPSI. Oleh: Nurul Khotimah H

ANALISIS USAHA KARAK (STUDI KASUS DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO) SKRIPSI. Oleh: Nurul Khotimah H ANALISIS USAHA KARAK (STUDI KASUS DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO) SKRIPSI Oleh: Nurul Khotimah H 0813137 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 i ANALISIS USAHA

Lebih terperinci

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN : AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : 106 112 ISSN : 1411-1063 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI USAHATANI LEBAH MADU DI DESA KALISARI, KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS Purwanto Badan Pelaksana Penyuluhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa flora dan fauna. Indonesia juga memiliki potensi besar dalam pengembangan usaha peternakan lebah

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH UBI KAYU SEBAGAI BAHAN BAKU KRECEK SINGKONG DI SENTRA INDUSTRI KRECEK SINGKONG BEDOYO KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL

ANALISIS NILAI TAMBAH UBI KAYU SEBAGAI BAHAN BAKU KRECEK SINGKONG DI SENTRA INDUSTRI KRECEK SINGKONG BEDOYO KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL ANALISIS NILAI TAMBAH UBI KAYU SEBAGAI BAHAN BAKU KRECEK SINGKONG DI SENTRA INDUSTRI KRECEK SINGKONG BEDOYO KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEPUTUSAN PETANI PADI ORGANIK DALAM MENJALIN KEMITRAAN DENGAN PERUSAHAAN BERAS PADI MULYA DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Oleh : Rita Tutik

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU

KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU Disusun Oleh : Muhammad Burhan Kurniawan NIM : 10.11.4556 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Meraup Untung dari Usaha Lebah Madu Abstraksi Bisnis lebah madu

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF PEMANFAATAN KREDIT DARI KOPERASI KELOMPOK TANI (KKT) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS KOMPARATIF PEMANFAATAN KREDIT DARI KOPERASI KELOMPOK TANI (KKT) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO ANALISIS KOMPARATIF PEMANFAATAN KREDIT DARI KOPERASI KELOMPOK TANI (KKT) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun Oleh : Fitri Kisworo Wardani H0808102

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA INDUSTRI ABON DAN DENDENG SAPI DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA. Skripsi. Oleh : ARISTA HENY UNTARI H

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA INDUSTRI ABON DAN DENDENG SAPI DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA. Skripsi. Oleh : ARISTA HENY UNTARI H ANALISIS NILAI TAMBAH PADA INDUSTRI ABON DAN DENDENG SAPI DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA Skripsi Oleh : ARISTA HENY UNTARI H 0809015 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i ANALISIS

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI KETELA RAMBAT KUNING DAN KETELA RAMBAT PUTIH DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR. Skripsi

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI KETELA RAMBAT KUNING DAN KETELA RAMBAT PUTIH DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR. Skripsi ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI KETELA RAMBAT KUNING DAN KETELA RAMBAT PUTIH DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Skripsi Oleh : Fika Ayu Widayanti H0809048 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

BUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis

BUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis BUDIDAYA LEBAH MADU Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis Budidaya lebah ada 2 cara yaitu : 1) Budidaya Lebah Secara Menetap, dan 2) Budidaya Lebah Secara Berpindah. Pada budidaya lebah

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO Suryanto, Mohd. Harisudin, R. R. Aulia Qonita Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN MENDASARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis LOUR var) MELALUI TENGKULAK (Studi Kasus Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran Kabupaten

Lebih terperinci

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56 No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) 3.405.545,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56 Tabel 11. Rata-rata Nilai Tambah per Tenaga Kerja Industri

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN CABAI RAWIT DI DESA PAGERJURANG KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN CABAI RAWIT DI DESA PAGERJURANG KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN CABAI RAWIT DI DESA PAGERJURANG KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Oleh Yunita Khusnul Khotimah H0813180 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017

Lebih terperinci

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAMBU MENTE (Anacardium Occidentale L.) (Kasus di Desa Ratulodong, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur ) Oleh : Apollonaris Ratu

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PEMBESARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus Vannamei) STUDI KASUS DI KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI

ANALISIS USAHA PEMBESARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus Vannamei) STUDI KASUS DI KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI ANALISIS USAHA PEMBESARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus Vannamei) STUDI KASUS DI KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI Oleh : Ahmad Mustofa H 0812006 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04 Tabel 4. Rata-rata Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Usahatani Jamur Kuping per Periode Tanam di Kabupaten Sukoharjo No. 1. 2. 3. Uraian Penerimaan usahatani Biaya usahatani Pendapatan usahatani Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH. Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH. Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : 07.12.2638 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM YOGYAKARTA 2012 - Abstraksi Lebah merupakan insekta

Lebih terperinci

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN BIAYA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TANI TEMBAKAU KASTURI, PADI DAN JAGUNG TRHADAP TOTAL PENDAPATAN USAHA TANI KELUARGA ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME

Lebih terperinci

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA IDENTIFIKASI SUB SEKTOR PERTANIAN DAN PERANNYA DALAM MENGURANGI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI EKS KARESIDENAN KEDU (PENDEKATAN MINIMUM REQUIREMENTS TECHNIQUE DAN INDEKS WILLIAMSON) SKRIPSI Oleh : Dinan Azifah

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA 39 Buana Sains Vol 12 No 2: 39-44, 2012 ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA Asnah 1) dan L. Latu 2) 1)Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI AGROINDUSTRI TAHU BAKSO DI KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI

ANALISIS EFISIENSI AGROINDUSTRI TAHU BAKSO DI KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI ANALISIS EFISIENSI AGROINDUSTRI TAHU BAKSO DI KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Oleh: Alifian Adi Fathoni H0812012 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 i ANALISIS EFISIENSI

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT Agricola, Vol 5 (1), Maret 2015, 4754 pissn : 2088 1673., eissn 23547731 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE Ineke Nursih Widyantari 1) Surel: inekeenwe@gmail.com

Lebih terperinci

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup 7 II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pola makan anak balita Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup khususnya manusia. Pangan merupakan bahan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN sangat kaya akan ragam tanaman berbunga dan hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN sangat kaya akan ragam tanaman berbunga dan hasil pertanian yang I. PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang lndonesia sangat cocok untuk usaha peternakan lebah, karena sangat kaya akan ragam tanaman berbunga dan hasil pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan lebah

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF USAHA SALE PISANG GORENG DAN KERIPIK PISANG DI KABUPATEN GROBOGAN. Skripsi

STUDI KOMPARATIF USAHA SALE PISANG GORENG DAN KERIPIK PISANG DI KABUPATEN GROBOGAN. Skripsi STUDI KOMPARATIF USAHA SALE PISANG GORENG DAN KERIPIK PISANG DI KABUPATEN GROBOGAN Skripsi Oleh : Denok Setia Pratiwi H 0809022 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i STUDI KOMPARATIF

Lebih terperinci

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS LAHAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI BERDASARKAN KELEMBAGAAN LAHAN DI DUKUH SRIBIT LOR DESA SRIBIT KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN Skripsi Untuk memenuhi

Lebih terperinci

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio). III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Definisi usahatani ialah setiap organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Gaol (2011) yang berjudul Analisis Luas Lahan Minimum untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN

LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN Oleh : Kuntadi Pusat Litbang Konservasi Dan Rehabilitasi MANFAAT PERLEBAHAN Optimalisasi sumberdaya tumbuhan/tanaman (tanpa dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Marga dan Hutan Rakyat 1. Hutan Marga Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti 11 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur pada bulan Maret sampai bulan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Organisasi Produksi Usahatani Menurut Rivai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Di Indonesia, tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentrum produksi jagung di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang optimasi penggunaan input produksi telah dilakukan oleh beberapa peneliti pada komoditas lain, seperti pada tanaman bawang merah dan kubis.

Lebih terperinci

Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013

Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 eskalisa.sch.id Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jenis

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN digilib.uns.ac.id ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil hutan non kayu sudah sejak lama masuk dalam bagian penting strategi penghidupan penduduk sekitar hutan. Adapun upaya mempromosikan pemanfaatan hutan yang ramah lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI DESA LEMBUPURWO KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI DESA LEMBUPURWO KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI DESA LEMBUPURWO KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI DisusunOleh : Ari Hendardi (20100220023) PROGRAM STUDI JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Budidaya lebah madu merupakan salah satu alternatif usaha peternakan yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk madu secara nasional. Beberapa

Lebih terperinci

Gambar 1. Koloni Trigona sp

Gambar 1. Koloni Trigona sp BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP Oleh : Victor Winarto *) Rusmalia *) I. PENDAHULUAN Madu adalah salah satu produk primadona HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) di Indonesia. Banyaknya manfaat madu bagi kesehatan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Ekonomi 3.1.1. Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil yang akan diperoleh.

Lebih terperinci

AGUS PRANOTO

AGUS PRANOTO ANALISIS USAHA PENGGILINGAN PADI DI DESA RAMBAH BARU KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU ARTIKEL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. BUDIDAYA SELADA KEPALA MERAH (Lactuca sativa var. Capitata) SECARA HIDROPONIK NFT DENGAN MEDIA ORGANIK DAN AN-ORGANIK

LAPORAN TUGAS AKHIR. BUDIDAYA SELADA KEPALA MERAH (Lactuca sativa var. Capitata) SECARA HIDROPONIK NFT DENGAN MEDIA ORGANIK DAN AN-ORGANIK LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA SELADA KEPALA MERAH (Lactuca sativa var. Capitata) SECARA HIDROPONIK NFT DENGAN MEDIA ORGANIK DAN AN-ORGANIK Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor)

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor) ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor) SKRIPSI FAJAR MUTAQIEN PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN Agros Vol.17 No.2, Juli 2015: 214-221 ISSN 1411-0172 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN ANALYSIS OF LIVESTOCK REVENUE AND FEASIBILITY BROILER CHICKENS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling TINJAUAN PUSTAKA Kambing Etawa Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak perkelahiran

Lebih terperinci

SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI

SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat gelar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Definisi Konversi Lestari (2009) dalam Irsalina (2009) mendefinisikan bahwa alih fungsi lahan atau lazimnya disebut konversi lahan adalah perubahan fungsi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI BUNGA KRISAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG.

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI BUNGA KRISAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG. KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI BUNGA KRISAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Oleh ASTARI MAGHFIRA NIM : 2304013190012 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan merupakan suatu rancangan kerja penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan konsep dan teori dalam menjawab

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Usahatani Usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian khususnya tanaman hortikultura selama ini mempunyai peluang yang besar, tidak hanya sebagai penyedia bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Setiap petani dalam pengelolaan usahataninya mempunyai tujuan yang berbedabeda. Ada tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang disebut usahatani subsisten,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi, persaingan antarbangsa semakin ketat. Hanya bangsa yang mampu mengembangkan daya sainglah yang bisa maju dan bertahan. Produksi yang tinggi harus

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Pengertian Usahatani Rifai (1973) dalam Purba (1989) mendefinisikan usahatani sebagai pengorganisasian dari faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan manajemen,

Lebih terperinci

CARA PRAKTIS. Budidaya Lebah Madu ( Apis indica )

CARA PRAKTIS. Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) CARA PRAKTIS Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) Pelatihan Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) di Desa Karangmulya Kecamatan Bojong dan Desa Sesepan Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal Oleh : TIM PELATIHAN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Ekonomi 3.1.1.1 Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktorfaktor produksi dengan produk

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG 1 PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG Agus Gusmiran 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi mirand17@yahoo.com Eri Cahrial, Ir.,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Agribisnis Semakin bergemanya kata agribisnis ternyata belum diikuti dengan pemahaman yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering

Lebih terperinci

EFFICIENCY MARKETING ANALYSIS OF HONEY BEE IN PASURUAN

EFFICIENCY MARKETING ANALYSIS OF HONEY BEE IN PASURUAN EFFICIENCY MARKETING ANALYSIS OF HONEY BEE IN PASURUAN Ujang Indra Trismawan 1, Hari Dwi Utami 2 and Bambang Ali Nugroho 2 1) Student at Social Economic Department, Faculty of Animal Husbandry, University

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ade Epa Apriani 1, Soetoro 2, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT Karina Shafira*), Lily Fauzia **), Iskandarini ***) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK, definisi HHBK adalah hasil hutan baik

I. PENDAHULUAN. 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK, definisi HHBK adalah hasil hutan baik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil hutan dapat dikelompokkan menjadi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK,

Lebih terperinci

ANALISIS RENTABILITAS USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI DESA KEBONSARI KECAMATAN CANDI SIDOARJO SKRIPSI. Oleh : EKO SETYO BUDI NPM :

ANALISIS RENTABILITAS USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI DESA KEBONSARI KECAMATAN CANDI SIDOARJO SKRIPSI. Oleh : EKO SETYO BUDI NPM : ANALISIS RENTABILITAS USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI DESA KEBONSARI KECAMATAN CANDI SIDOARJO SKRIPSI Oleh : EKO SETYO BUDI NPM : 0924010025 Kepada FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PETERNAK KELINCI DI KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PETERNAK KELINCI DI KABUPATEN BANYUMAS ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PETERNAK KELINCI DI KABUPATEN BANYUMAS (ANALYSIS OF BUSINESS EFFICIENCY AND INCOME CONTRIBUTION OF RABBITS FARMS IN BANYUMAS DISTRICT) Denny Wibowo, Krismiwati

Lebih terperinci

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : 1829-9946 ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO UMI BAROKAH Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki areal perkebunan jambu mete (Anacardium occidentale L.) seluas 560.813 ha, tersebar di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki rasa manis alami yang dihasilkan oleh lebah berbahan baku nektar bunga. Madu kaya akan kandungan nutrisi

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK 1 ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK FARMING ANALYSIS OF PADDY IN KEMUNINGMUDA VILLAGE BUNGARAYA SUB DISTRICT SIAK REGENCY Sopan Sujeri 1), Evy Maharani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU e-j. Agrotekbis 3 (3) : 353-359, Juni 05 ISSN : 338-30 ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU Break

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI KELOMPOK TANI SEDYO LESTARI KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL

ANALISIS USAHA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI KELOMPOK TANI SEDYO LESTARI KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL ANALISIS USAHA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI KELOMPOK TANI SEDYO LESTARI KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Usahatani didefinisikan sebagai satuan organisasi produksi di lapangan pertanian dimana terdapat unsur lahan yang mewakili

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PATI SKRIPSI

IDENTIFIKASI DAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PATI SKRIPSI IDENTIFIKASI DAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PATI SKRIPSI Oleh : Selviana M H 0809101 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit i to user IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS AGROINDUSTRI PENGOLAHAN IKAN LELE (STUDI KASUS DI KUB KARMINA, KECAMATAN SAWIT, KABUPATEN BOYOLALI )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS AGROINDUSTRI PENGOLAHAN IKAN LELE (STUDI KASUS DI KUB KARMINA, KECAMATAN SAWIT, KABUPATEN BOYOLALI ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS AGROINDUSTRI PENGOLAHAN IKAN LELE (STUDI KASUS DI KUB KARMINA, KECAMATAN SAWIT, KABUPATEN BOYOLALI ) SKRIPSI Oleh Amalia Nita Kusumastuti H 0812013 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Kopi (Copea spp.) dikenal sebagai bahan minuman yang memiliki aroma harum, rasa nikmat yang khas, serta dipercaya memiliki

Lebih terperinci

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT EPP.Vo. 7. No 1. 2010 : 14-19 14 DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT (Lycopersicum Esculentum L. Mill) DI DESA BANGUNREJO KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG KABUPATEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lebah Madu Lebah madu termasuk hewan serangga bersayap, sebagai penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Tubuh lebah madu beruas-ruas dan ruas tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma PT. Bilabong di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang)

ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma PT. Bilabong di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang) ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma PT. Bilabong di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang) SKRIPSI Oleh: Andi Kurnianto 124010138 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci