Oleh : M Indah. Zaini :
|
|
- Budi Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Oleh : M. Indah Zaini :
2 ANALISA PERUBAHAN SISTEM PEMANAS BAHAN BAKAR KM. ANUGRAH MANDIRI DARI THERMAL OIL BOILER MENJADI ELECTRIC HEATER DAN DAMPAKNYA PADA SISTEM KELISTRIKAN Bidang Studi: Marine, Automation and System (MEAS)
3 Ikhtisar Tugas Akhir -. Dampak perubahan penggunaan dari HFO menjadi HSD pada biaya operasional kapal -. Dampak perubahan oil thermal system menjadi elektic heater dan akibatnya pada sistem kelistrikan. Latar belakang -. Bahan bakar merupakan komponen biaya operasional yang signifikan dalam biaya operasional kapal. -. Dampak perubahan penggunaan dari HFO menjadi HSD pada biaya operasional kapal -. Solusi alternatif untuk melakukan pengurangan biaya bahan bakar adalah penggunaan kembali HFO sebagai bahan bakar pada kapal -. Dampak perubahan oil thermal system menjadi elektic heater dan akibatnya pada sistem kelistrikan.
4 Perumusan Masalah: -. Analisa pergantian dan pemilihan dari perubahan oil thermal system menjadi electric heater. -. Perhitungan kebutuhan daya pemanas elektrik (electric heater) untuk kebutuhan operasional kapal. -. Analisa berdasarkan pertimbangan teknis dilapangan, akibat perubahan oil thermal system menjadi electric electric steam boiler pada sistem kelistrikan Batasan Masalah: Dalam Tugas Akhir ini objek yang dianalisa adalah KM. ANUGRAH MANDIRI Tidak menjelaskan tentang proses kerja detail dari komponen- komponen penunjang akibat perubahan oil thermal system menjadi electric heater. Perhitungan ditekankan pada aspek teknis akibat perubahan oil thermal system menjadi electric heater dan dampaknya pada sistem kelistrikan.
5 Tujuan Penulisan: Mengubah,dari penggunan oil thermal system menjadi pemanas elektrik (heater electric) Pemilihan heater electric akibat perubahan dari penggunan oil thermal system menjadi pemanas elektrik (heater electric). Mendapatkan analisa aspek teknis pada sistem kelistrikan k akibat dari perubahan oil thermal system menjadi electric heater. Manfaat Penulisan: -. Sebagai pertimbangan dan masukan kepada operator kapal agar kembali menggunakan HFO sebagai bahan bakar kapal. Dan berdampak langsung pada biaya operasional kapal.
6 Dasar Teori: Sistem Operasi Heavy Fuel Oil Perbedaan property dari MFO ada pada viskositas dan berat jenisnya yang lebih tinggi dibandingkan bahan bakar jenis lainya. Oleh karena itu diperlukan sistem rekondisi i bahan bakar sebelum bahan bakar masuk kemesin. maka viskositas dari bahan bakar perlu diturunkan. Sehingga untuk tujuan tersebut perlu ditambahkan suatu sistem pemanas. Storage tank Min 3 buah untuk menghindari percampuran saat bunkering Design mengacu pada naval architectural dan peraturan badan klasifikasi Temperature minimum pada storage tank adalah C bahan bakar 80 cst/50 C dan C untuk viskositas 80 cst/50 C. untuk itu minimum temperature pourpoint. Batasan viskositas pompa yang dianjurkan adalah 1000cSt. Dilengkapi dengan alat pemanas.
7 Settling tank Umumnya dipasang 2 tangki pengendap sesuai dengan konsumsi bahan bakar untuk 24 jam operasi untuk tiap tangkinya Day tank Tangki harian adalah tangki MFO yang telah dipurifikasi Design Volume tangki min 4 jam operasi
8 Power yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu Power yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu dapat dinyatakan dengan rumus dalam tangki: Panas yang diserap material: Dimana : Q : beban panas m : massa c : panas spesifik Δt : perbedaan temperature Panas yang dibutuhkan untuk mengganti losses Dimana: A : luas area permukaan Ql : haet loses pada temperatur akhir t : waktu (Caloritech,2002)
9 Kalor yang dibutuhkan dalam tangki m h c ph t hi m h c ph t ho m c c pc t ci m c c pc t ho Berdasarkan gambar diatas, maka dirumuskan : m h c ph t hi + m c c pc t ci = m h c ph t ho + m c c pc t co m h c ph (t hi - t ho )=m c c pc (t co - t ci ) t ho +m c c pc t co panas yang diberikan = panas yang diterima muatan keterangan : m h = laju aliran massa fluida pemanas c ph = panas spesifik fluida pemanas t hi = temperatur fluida pemanas pada sisi masuk t ho = temperatur fluida pemanas pada sisi keluar m c = laju aliran massa fluida yang dipanaskan c pc = panas spesifik fluida yang dipanaskan t ci = temperatur fluida yang dipanaskan t co = temperatur fluida yang dipanaskan pada kondisi akhir
10 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain alat penukar panas antara lain: 1.Proses conditions (misalnya komposisi aliran fluida, kecepatan aliran, suhu dan tekanan) beberapa kondisi tersebut harus ditentukan terlebih dahulu. 2. Jangkauan batasan suhu dan tekanan fluida harus ditentukan. 3. Tipe penukar kalor yang digunakan 4. Estimasi awal ukuran (dimensi) penukar kalor menggunakan pendekatan koefisien perpindahan panas baik untuk fluida yang akan digunakan, perpindahan panasnya dan peralatan yang dgunakan. 5. Berdasarkan pada estimasi awal tersebut, maka dapat didapatkan pemilihan desain awal yang akan dl dilengkapi dengan detail perhitungan. 6. Desain awal ini dipilih, kemudian dievaluasi mengenai kemampuan kerja atau kinerja terutama dari segi pressure drop dan perpindahan panasnya. 7. Hasil evaluasi desain awal ini didapatkan konfigurasi baru apabila db dibutuhkan dan langkah 6 kembali dl dilakukan. k Apabila bl desain awal mencakupi untuk penukar kalor memenuhi batasan minimal untuk pressure drop panjan pembuluh(tube), diameter shell. Artinya pada desain ini biasanya membutuhkan konfigurasi multiple exchanger. 8. Desain akhir harus dapat memenuhi proses requirement(desain dengan nilai eror yang rasional) pada biaya terendah(terutama biaya operasional dan pemaliharaan).
11 SISTEM INSTALASI LISTRIK DI KAPAL PENGERTIAN GENERATOR Generator merupakan pembangkit listrikik yang utama di kapal. Di gunakan untuk mensuplai hampir seluruh peralatan listrik. Prinsip kerjanya mengubah energi kinetis menjadi energi listrik dengan memanfaatkan induksi elektro magnetik Paraller Generator Menghubungkan dua buah generator kemudian di operasikan secara bersama dengan tujuan mendapatkan arus listrik yang lebih besar Syarat-syarat paralel generator 1. Frekuensi tegangan pada masing-masing unit generator harus sama 2. Rangkaian masing-masing terhubung pada fase yang sama 3. Tegangan pada masing-masing fase harus sama 4. Jumlah fase sama Keuntungan paralel generator 1.Efesiensi 2. Memperbesar daya 3. Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator 4. Menjamin kontinuitas i
12 Elementary one line diagram One line diagram yang akan diuraikan disini adalah one line diagram of electrical power system yaitu khusus untuk distribusi daya generator seperti : 1. Main swich board 2. Feder-feder d panel 3. Distributions panel box Pemilihan lh kabel Untuk tujuan keamanan, undang-undang dan peraturan IEE menetapkan bahwa semua kabel harus cukup besar bagi arus yang melaluinya. Pemilihan yang tepat untuk setiap instalasi bergantung pada aspek-aspek dasar dari : Persyaratan lingkungan dan karakteristik proteksi Kapasitas pengaliran arus Penurunan tegangan Bila arus mengalir melalui sebuah penghantar tersebut menghasilkan kalor, maka pertambahan kalor sebanding dengan tahanan kabel yang pada gilirannya bergantung pada luas penampang kabel tersebut.
13 METODOLOGI Start Studi Literatur Pengumpulan data dan Referensi Perhit electric steam bil boiler Pemilihan Electric steam boiler Analisa Teknis
14 Perhitungan Kebutuhan Daya listrik Analisa kebutuhan daya listrik untuk operasional kapal Analisa Tk Teknis YES Sesuai NO dengan Klasifikasi Kesimpulan dan Saran End
15 HASIL DAN PEMBAHASAN DATA AAKAPAL Name of Ship : KM.ANUGRAH MANDIRI Purphose of ship : Container Ship Principal dimension : LOA : Meter Lpp : Meter Breadth : Meter Depth : 5.80 Meter Draft : 4.50 Meter Complement : 15 Person Container : 368 TEU Main Engine : Merk : YANMAR 6EY26 Service : 12 knot Cont Rating :1920 Kw
16 Generator : Merk : Henan Diesel ENG 4 unit Cont Rating : 250 Kw Output Voltage : 400 v Frekuensi : 50 Hz Dalam analisa ini dilakukan perhitungan untuk menunjang perubahan sistem sste pemanas as bahan a bakar a yaitu: 1. Perhitungan pemanasan pada tangki storage -.beban operasi (Q operasi) -.loses pada tangki storage (Q loses) -.safety factor (Q safety) -.total panas (Q total) 2. Perhitungan pemanasan pada tangki settling -.beban operasi (Q operasi) -.loses pada tangki settling (Q loses) -.safety ft factor (Q safety) ft) -.total panas (Q total)
17 3.Perhitungan pemanasan pada preheater separator -.beban operasi (Q operasi) -.beban untuk memanasi pipa (Q pipa) -.safety factor (Q safety) -.total panas (Q total) 4.Perhitungan pemanasan asa pada tangki daily -.loses pada tangki daily(q loses) -.safety factor (Q safety) -.total panas (Q total) 5.Perhitungan pemanasan pada final preheater -.beban operasi (Qoperasi) -.beban untuk memanasi pipa (Q pipa) -.loses pada pipa dari tangki daily ke engine (Q loses) -.safety ft factor (Q safety) ft) -. total panas (Q total)
18 Sehingga untuk desain pemanas KM. Anugrah Mandiri perhitungan dilakukan berdasarkan kepastian equipment yang telah terpasang dikapal. Daya mesin induk : 1920 kw Berat jenis MFO : 0,99 ton/m 3 Berat jenis HSD : 0,84 ton/m 3 Konduktivitas plat : 54 w/m c : Btu/ft²h F Panas spesifik plat : 0,465 kj/kg c : 0,111Btu/lb F Berat jenis plat : 7833 kg/m 3 Panas spesifik MFO : 0,41 Btu/16 F Jenis isolasi : Tebal isolasi : Konduktivias isolasi : Ambient temperature : 32 c
19 1. Beban Pemanasan Pada tangki Storage Volume tangki storage : 246 m 3 -. Panjang : 8800 mm = 8.8 m -. Lebar : 7400 mm = 7.4 m -. Tinggi i : 3800 mm = 3.8 m -. Tebal plat : 8 mm = 0,008 m -. Temperature awal: 32 o C = 89.6 o F -. Temperature akhir: 40 o C = 104 o F A. Beban operasi Berat HFO yang digunakan untuk perhitungan adalah berat HFO yang akan dipindahkan dari storage tang ke settling tank sebesar =35 m³ Berat MFO = volume (m 3 ) x berat jenis(ton/m 3 ) Berat MFO = 34,65on = lb Q = m x C x Δt Dimana : Q: beban pemanasan (Btu) m: berat (lb) C : panas spesifik (Btu/lb o F) Δt : penambahan temperature ( o F) Q operasi = ,2 Btu = 119,9 kwh
20 Waktu yang direncanakan untuk mencapai suhu yang diinginkan direncanakan 4 jam. Maka beban pemanasan tiap jamnya : Q operasi = 29,97 kw B. Losses pada tangki storage Q = α A Δt Dimana : Q : heat losses (Btu/h) A : luas plat (ft 2 ) A : (2 x p x l) + (2 x p x t) + (2 x l x t) A = m 2 = ft 2 Dimana : Δt : perbedaaan temperatur dalam tangki dan ambient( F) α: heat transfer rate (Btu/ft 2 h F) Expossed tank, 50 F, uninsulated =1.4 14Btu/ft 2 h F Q loss: Btu/h =16.1 kw
21 c. Safety factor diambil nilai 20% Q safety = 20% x (Q operasi + Q loss ) = 9,21 kw Total panas yang dibutuhkan untuk tangki storage : Q st = Q operasi + Q 1oses + Q safety = 55,3 kw Total panas yang dibutuhkan untuk 2 tangki storage adalah: Qstorage = 110,6 kw Pada kapal KM. ANUGERAH MANDIRI terdiri dari: 2 tangki storage= 246 m³ =110,6 kw 1tangki settling = 32 m³ = 67,02 kw 2 tangki day( service) = 26 m³ = 26,41 kw Total beban pemanasan pada tangki-tangki bahan bakar KM. ANUGERAH MANDIRI sebesar = 204,03 kw
22 2.Beban pemanasan preheater separator Kapasitas :2m 3 /h Diameter dalam pipa : 25 mm = 0,025 m Diameter luar pipa : 33,7 mm = 0,0337 m Tebal pipa : 3,25 mm = 0,0032 m Berat jenis pipa : 2,46 kg/m (nom.32 DIN 2440) Konduktivitas pipa : 36 W/m C = 249,6 Btu/ft 2 h F Panas spesifik pipa : 0,486 kj/kg C = 0,116 Btu/lb F Temperature awal : 80 C = 176 F Temperature akhir :98 C = 208,4 F A. Beban operasi Berat MFO = volume (m 3 ) x berat jenis(ton/m 3 ) Berat MFO = 1.98 ton = 3960 lb/h Q = m x C x Δt Dimana : Q : beban pemanasan (Btu) m : berat (lb) C : panas spesifik (Btu/lb o F) Δt : penambahan temperature ( o F) Q operasi = Btu = kwh
23 B. Beban untuk memanasi pipa Q = m x C x Δt Dimana : Q : beban pemanasan (kwh) m: laju berat (kg/h) C : panas spesifik (kj/kg C) Δt : penambahan temperature ( C) Q pipa = kw/m Panjang pipa : 22 m = 0.38 kw Q pipa C. Loses pada pipa 1. Heat losses pipa dari settling tank ke separator Dimana : α : αc + αr αr :415(V 4,15 0,8 /De 0.2 ) αc : 1,051 x a x e (0,005 x tcw)
24 α : transfer coeffeicient between external survace of pipe and ambient area of pipe work (W/m 2 h) A: external area of pipe work Q: heat losses (W) ΔTm: different temperature fluid and ambient temperature ( C) αc : convection αc : radiation V : wind velocity = 4 m/s De : external diameter (m) Tcw : tube external wall temperature a : rough surface = 4.6 αr : 4,15 (V 0,8 /De 0.2 ) : W/m 2o C αc : 1,051 x a x e (0,005 x tcw) : W/m 2o C α : αc +αr : W/m 2 o C
25 A : External area of pipework = x OD : m 2 = x x (98-32) = W = kw Panjang pipa dari setting tank ke separator = 11 m Q lpsettling : x 11 Q lpsettling : kw 2. Heat losses pipa dari separator ke service tank Dimana : α : αc + αr αr : 415(V 4, ,8 /De ) αc : 1,051 x a x e (0,005 x tcw) α : transfer coeffeicient between external survace of pipe and ambient area of pipe ppework (W/m 2 h) A: external area of pipe work Q: heat losses (W) ΔTm: different temperature fluid and ambient temperature ( C) αc : convection αc : radiation
26 V : wind velocity = 4 m/s De : external diameter (m) Tcw : tube external wall temperature a : rough surface = 4.6 αr : 4,15 (V 0,8 /De 0.2 ) : W/m 2o C αc : 1,051 x a x e (0,005 x tcw) : W/m 2o C α : αc + αr : W/m 2 o C A : External area of pipework = x OD : m 2 = x x (98-32) = W = kw Panjang pipa dari setting tank ke separator = 11 m Q lpseparator : x 11 Q lpseparator : kw
27 C. Safety factor diambil nilai 10% Q safety = 10% x (Q operasi + Q pipa + Q lpsettling + Q lpseparator ) = 1,621 kw Total panas yang dibutuhkan : Q ps = Q operasi + Q pipa + Q lpsettling + Q lpseparator + Q safety = 17,83 kw beban pemanasan untuk 2 preheater separator = 35,66 kw Pada KM. ANUGERAH MANDIRI terdiri dari : 2 preheater separator = 35,66 kw 2 final preheater = 53, 8 kw Jadi Beban pemanas total: Qtot t = Q storage + Q settling +Q service + Q ps + Qfp = 110,6 + 67, ,41 +35, ,8 = 293,49 kw
28 . Maka didapat kan lah spesifikasi dari merk SSangma Industri Electric Steam Boiler seperti berikut ini: Product name : SSangma Industri Electric Steam Boiler Type : SM-0300 Steam capacity : 420 kg/h Working Pressure: 5-7( ) 5 07)kg/cm (MPa) Input power : 300 Kw Voltage : 400 Volt
29
30 Kondisi berlayar Dengan 2 buah generator yang bekerja, factor beban generator berdasarkan perhitungan adalah 44,04%. Kondisi Bongkar Muat Dengan 3 buah generator yang bekerja, factor beban generator berdasarkan perhitungan adalah 63,21%. Kondisi Arrived dan Departure Kondisi Arrived dan Departure Dengan 4 buah generator yang bekerja, factor beban generator berdasarkan perhitungan adalah 42,04%.
31 Perhitungan Generator Setelah Perubahan Sistem Pemanas Bahan Bakar HFO Peralatan yang ditambahkan setelah penggunaan pemanas electric (electric heater) adalah : 1 Vertical Electric Steam Boiler 2 Circulating pump 2 Supply pump 2 Heat exchanger preheater separator 2 heat exchanger final preheater
32
33 Designation Arrival Normal at Cargo and sea Handling Departure Intermitten load Faktor Diversitas Continious load Jumlah beban Genset yang di perlukan (2 x 420) (2 x 420) (2 x 420) Kapasitas Faktor Beban 57% 81% 56.5% Dari factor beban generator setelah menggunakkan electric heater (electric steam boiler) maka harus dilakukan pergantian generator dengan daya yang lebih besar serta adanya space yang terbatas pada kamar mesin dan agar mendapatkan efektifitas kerja. Sehingga dipilih alternatif dengan pengurangan jumlah generator dari, sekarang terpasang 4 buah generator dengan daya 249 kw dan akan dikurangi menjadi 3 buah generator dengan daya 420 kw. Maka didapatkan factor beban generator terbesar pada kondisi Arrival & departure masih 81%.
34 Analisa Perubahan Perubahan MSB untuk mengetahui berapa besar pengaman dan penampang kabel yang digunakan dapat dilakukan perhitungan dibawah ini : Pengaman Electric heater : Untuk menghitung pangaman Electric heater menggunakan daya generator yang dipakai pada saat operasi. Daya Electric heater: 420 kw Arus nominal = = = A Dari table Ukuran penampang kabel dan pengaman didapat nilai sebagai berikut : Arus pengaman : 700Ampere Penampang Kabel : 625 mm
35 MAIN ELECTRICAL SWICTHBOARD
36 Kesimpulan Dan Saran Dari pengkajian yang telah dilakukan berdasarkan pembahasan dan analisa data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan perhitungan kapasitas pemanasan pada heater sistem bahan bakar yang meliputi: beban pemanas 2 tangki storage = kw, beban pemanas 1 tangki settling = kw, beban pemanas 2 tangki service = kw, beban pemanas 2 preheater separator kw, Beban pemanas 2fi final Jadi dibeban total t untuk sistem pemanas bahan bakar sebesar 293,49 kw 2. Berdasarkan hasil perhitungan untuk memenuhi kebutuhan pemanasan bahan bakar sebesar 293,49 kw. Dan didapatkan spesifikasi electric steam boiler dipasaran dengan daya sebesar 300 kw. 3. Berdasarkan penentuan load factor generator maka didapatkan beberapa nilai load factor dari generator seperti terlihat dibawah ini: Kondisi KM. ANUGERAH MANDIRI menggunakkan thermal oil boiler : Normal at sea : 44% Arrival & departure : 42% Cargo handling : 63%
37 Kondisi KM. ANUGERAH MANDIRI menggunakkan electric heater (electric steam boiler) : Normal at sea : 57% Arrival & departure : 81% Cargo handling : 56.5% Dari factor beban b generator setelah menggunakkan electric heater (electric steam boiler) maka harus dilakukan pergantian generator dengan daya yang lebih besar serta adanya space yang terbatas pada kamar mesin dan agar mendapatkan efektifitas kerja. Sehingga dipilih alternatif dengan pengurangan jumlah generator dari, sekarang terpasang 4 buah generator dengan daya 249 kw dan akan dikurangi menjadi 3 buah generator dengan daya 420 kw. Maka didapatkan factor beban generator terbesar pada kondisi Arrival & departure masih 81%. Saran Perlunya perhitungan kembali pada komponen-komponen pendukung sistem pemanas bahan bakar seperti dearator, exspansion tank, circulating pump, dan ecomizer. Akibat perubahan sistem pemanas bahan bakar.
38 DAFTAR PUSTAKA 1. Biro Klasifikasi i Indonesia ; [2004]; Rules For The Clasification and Construction of seagoing Steel ships ; Volume III; BKI Jakarta. 2. Biro Klasifikasi Indonesia ; [2004]; Rules For Electrical Instalation ; Volume IV; BKI Jakarta. 3. Firmansyah, Y A, 2008, Studi Teknis Pemakaian Thermal Oil Sebagai Pemanas Sistem Bahan Bakar MFO Pada KM. Dorolonda, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 4. Harrington, Roy ; [1977]; Marine Engineering ; SNAME ; New York. 5. Novarianto, S, 2010, Analisa Karakteristik KebutuhanDaya Listrik Pada Kapal Cargo Dalam Rangka Efesiensi i Energi, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 6. Prasetyo, Edy hidayat ; [2002]; Diktat Kuliah distribusi daya listrik ; Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya; Surabaya. 7. Sarwito, S. 1999, Diktat Perancangan Instalasi Listrik, JTSP FTK ITS.
39
menggunakan HSD. Perubahan penggunaan bahan bakar tentu berdampak pada penambahan jumlah nominal biaya operasional kapal, khususnya pada bahan bakar.
Analisa Perubahan Sistem Pemanas Bahan Bakar KM. Anugrah Mandiri Dari Thermal Oil Boiler Menjadi Electric Heater Dan Dampaknya Pada Sistem Kelistrikan Oleh: M. Indah Zaini Dosen Pembimbing:1. Ir. Sardono
Lebih terperinci2.10 Caesar II. 5.10Pipe Strees Analysis
2.8 Pipe Support Karena pipa dipengaruhi oleh ekspansi termal. Mendukung dalam sebuah langkah sistem perpipaan termal dalam arah yang berbeda. Pipe support oleh dua jenis support-kaku (rigid support) dan
Lebih terperinciPERENCANAAN ISOLASI TANGKI SETLING DAN TANGKI HARIAN BAHAN BAKAR MARINE FUEL OIL (MFO) PLTD LOPANA SEKTOR MINAHASA
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 10, Nomor 2, Juli - Desember 2012 PERENCANAAN ISOLASI TANGKI SETLING DAN TANGKI HARIAN BAHAN BAKAR MARINE FUEL OIL (MFO) PLTD LOPANA SEKTOR MINAHASA Syerly
Lebih terperinciPratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS
Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)
ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine 600-1200 rpm) Oleh: NURHADI GINANJAR KUSUMA NRP. 6308030042 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Analisa Karakteristik Kebutuhan Daya Listrik Pada Kapal Cargo Dalam Rangka Effisiensi Energi. Oleh : Novarianto S.
TUGAS AKHIR Analisa Karakteristik Kebutuhan Daya Listrik Pada Kapal Cargo Dalam Rangka Effisiensi Energi Oleh : Novarianto S. 4205 100 004 LATAR BELAKANG Effisiensi dari generator yang di gunakan pada
Lebih terperinciOleh Fretty Harauli Sitohang JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN ITS
Tinjauan Teknis Ekonomis Perbandingan Penggunaan Diesel Engine dan Motor Listrik sebagai Penggerak Cargo Pump pada Kapal Tanker KM Avila. Oleh Fretty Harauli Sitohang JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS
Lebih terperinciANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN
ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Keluatan Institut Teknolgi Sepuluh Nopember Surabaya 2011
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses
Lebih terperinciANALISA KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DAYA LISTRIK PADA KAPAL FERRY DALAM RANGKA EFISIENSI ENERGI
ANALISA KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DAYA LISTRIK PADA KAPAL FERRY DALAM RANGKA EFISIENSI ENERGI Oleh : Frenniko Eka Bestari Dosen pembimbing : Eddy Setyo Koenhardono, ST, M.Sc Department of Marine Enginering,
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMANFAATAN MARINE FUEL OIL (MFO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL MaK
PERENCANAAN PEMANFAATAN MARINE FUEL OIL (MFO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL MaK Hendra Poeswanto 1) Ahmad Yani 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Trunajaya Bontang. 1,2) Jl.Taekwondo
Lebih terperinciSIDANG HASIL TUGAS AKHIR
SIDANG HASIL TUGAS AKHIR DESAIN COMPACT HEAT EXCHANGER TIPE FIN AND TUBE SEBAGAI ALAT PENDINGIN MOTOR PADA BOILER FEED PUMP STUDI KASUS PLTU PAITON, PJB Disusun Oleh : LUKI APRILIASARI NRP. 2109100073
Lebih terperinciDESAIN DAN ANALISA PERFORMA GENERATOR PADA REFRIGERASI ABSORBSI UNTUK KAPAL PERIKANAN
DESAIN DAN ANALISA PERFORMA GENERATOR PADA REFRIGERASI ABSORBSI UNTUK KAPAL PERIKANAN Oleh: Dhony Prabowo Setyawan Dosen pembimbing : Ir. Alam Baheramsyah, Msc. Abstrak Nelayan tradisional Indonesia menggunakan
Lebih terperinciPEMANFAATAN BOIL-OFF GAS (BOG) PADA COMBINED CYCLE PROPULSION PLANT UNTUK LNG CRRIER
PEMANFAATAN BOIL-OFF GAS (BOG) PADA COMBINED CYCLE PROPULSION PLANT UNTUK LNG CRRIER Tugas Akhir Ini Didedikasikan Untuk Pengembangan Teknologi LNG di Indonesia TRANSPORT Disusun oleh : PRATAMA NOTARIZA
Lebih terperinciWATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian
1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran
Lebih terperinciTabel 2.3 Daftar Faktor Pengotoran Normal ( Frank Kreit )
h i = Konduktansi permukaan rata-rata fluida sebelah dalam pipa (Btu/h ft 2 F) R o = Tahanan pengotoran pada sebelah luar pipa (Btu/h ft 2 F) R i = Tahanan pengotoran pada sebelah dalam pipa (Btu/h ft
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 B-169 Studi Numerik Peningkatan Cooling Performance pada Lube Oil Cooler Gas Turbine yang Disusun Secara Seri dan Paralel dengan Variasi Kapasitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
56 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Varian Prinsip Solusi Pada Varian Pertama dari cover diikatkan dengan tabung pirolisis menggunakan 3 buah toggle clamp, sehingga mudah dan sederhana dalam
Lebih terperinciKarakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah
Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah Mustaza Ma a 1) Ary Bachtiar Krishna Putra 2) 1) Mahasiswa Program Pasca Sarjana Teknik Mesin
Lebih terperinciSKRIPSI Studi Analisa Desain Instalasi dan Investasi Sistem Kelistrikan Kapal Penumpang dengan Menggunakan Sistem Busbar Trunking
SKRIPSI ME 091217 Operations (ME 091329) Research SKRIPSI Studi Analisa Desain Instalasi dan Investasi Sistem Kelistrikan Kapal Penumpang dengan Menggunakan Sistem Busbar Trunking Dosen Pembimbing 1 :
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Pabrik Fosgen ini diproduksi dengan kapasitas 30.000 ton/tahun dari bahan baku karbon monoksida dan klorin yang akan beroperasi selama 24 jam perhari dalam
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN
ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR
27 BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR 4.1 Pemilihan Sistem Pemanasan Air Terdapat beberapa alternatif sistem pemanasan air yang dapat dilakukan, seperti yang telah dijelaskan dalam subbab 2.2.1 mengenai
Lebih terperinciTugas Akhir. Perancangan Hydraulic Oil Cooler. bagi Mesin Injection Stretch Blow Molding
Tugas Akhir Perancangan Hydraulic Oil Cooler bagi Mesin Injection Stretch Blow Molding Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh:
Lebih terperinciTekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) YANG MEMANFAATKAN GAS BUANG TURBIN GAS DI PLTG PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR BELAWAN Tekad Sitepu, Sahala Hadi
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Perhitungan Daya Motor 4.1.1 Torsi pada poros (T 1 ) T3 T2 T1 Torsi pada poros dengan beban teh 10 kg Torsi pada poros tanpa beban - Massa poros; IV-1 Momen inersia pada poros;
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA
BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA 4.1. Spesifikasi Main Engine KRI Rencong memiliki dua buah main engine merk Caterpillar di bagian port dan starboard, masing-masing memiliki daya sebesar 1450 HP. Main
Lebih terperinciANALISA KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DAYA LISTRIK PADA KAPAL FERRY DALAM RANGKA EFISIENSI ENERGI FRENNIKO EKA BESTARI
ANALISA KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DAYA LISTRIK PADA KAPAL FERRY DALAM RANGKA EFISIENSI ENERGI FRENNIKO EKA BESTARI 4206100011 Latar Belakang Pada saat ini terdapat tiga metode dalam menentukan kapasitas
Lebih terperinciBAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL
BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL 1. Pendahuluan Untuk bahan bakar diesel perkapalan kita mengenal a. Marine Gas Oil (MGO) b. Marine Diesel Oil (MDO) c. Marine Fuel Oil (MFO) d. Marine
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN THERMOSIPHON PASSIVE SOLAR WATER HEATER SEBAGAI PEMANAS AIR PADA SISTEM DOMESTIK MT. VANDA 6300 DWT
TUGAS AKHIR PERENCANAAN THERMOSIPHON PASSIVE SOLAR WATER HEATER SEBAGAI PEMANAS AIR PADA SISTEM DOMESTIK MT. VANDA 6300 DWT SKRIPSI (ME 091329) NRP. 4212 105 004 Bahasan Materi 1. Tujuan 2. Metodologi
Lebih terperinciBAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP
BAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP 3.1 Pengaruh LP drain pump terhadap effisiensi thermal Low Pressure drain pump (LP drain pump) merupakan jenis pompa sentrifugal yang digunakan untuk memindahkan fluida
Lebih terperinciPOLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER EVALUASI KINERJA BOILER 10 TPH(TON/HOUR) MILIK FSO CINTA NATOMAS
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER EVALUASI KINERJA BOILER 10 TPH(TON/HOUR) MILIK FSO CINTA NATOMAS By Ilham Ardiansyay P. 630.803.0021 Dosen Pembimbing : Arief Subekti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemanasan atau pendinginan fluida sering digunakan dan merupakan kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang elektronika. Sifat
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP :
STUDI PENENTUAN KAPASITAS MOTOR LISTRIK UNTUK PENDINGIN DAN PENGGERAK POMPA AIR HIGH PRESSURE PENGISI BOILER UNTUK MELAYANI KEBUTUHAN AIR PADA PLTGU BLOK III (PLTG 3x112 MW & PLTU 189 MW) UNIT PEMBANGKITAN
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Laju Alir Fluida terhadap Laju Perpindahan Kalor pada Alat Penukar Panas Tipe Shell dan Tube
TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh Laju Alir Fluida terhadap Laju Perpindahan Kalor pada Alat Penukar Panas Tipe Shell dan Tube (Analysis of Fluid Flow Rate Effect On The Rate of Heat Transfer Shell and Tube
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kebutuhan energi listrik pada zaman globalisasi ini, Indonesia melaksanakan program percepatan pembangkitan listrik sebesar 10.000 MW dengan mendirikan
Lebih terperinciANALISA SISTEM PENDINGIN KAPASITAS GPM PADA MESIN DIESEL DI PLTD TITI KUNING
ANALISA SISTEM PENDINGIN KAPASITAS 1.200 GPM PADA MESIN DIESEL DI PLTD TITI KUNING LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 4.1 Data Utama Kapal Tabel 4.1 Prinsiple Dimension No Principle Dimension 1 Nama Proyek Kapal KAL 28 M 3 Owner TNI AL 4 Class BKI 5 Designer PT. TESCO INDOMARITIM 6 Produksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijabarkan mengenai penukar panas (heat exchanger), mekanisme perpindahan panas pada heat exchanger, konfigurasi aliran fluida, shell and tube heat exchanger,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penggunaan energi surya dalam berbagai bidang telah lama dikembangkan di dunia. Berbagai teknologi terkait pemanfaatan energi surya mulai diterapkan pada berbagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA
BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.
Lebih terperinciKata kunci : Diesel engine, motor listrik, genset, penggerak, cargo pump
TINJAUAN TEKNIS EKONOMIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN DIESEL ENGINE DAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK CARGO PUMP PADA KAPAL TANKER KM. AVILA Fretty Harauli Sitohang* Taufik Fajar Nugroho, ST. M.Sc** Ir. Hari
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-192 Studi Numerik Pengaruh Baffle Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-91 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Performa Heat Exchanger Jenis Compact Heat Exchanger (Radiator)
Lebih terperinciPERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA
PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA Rasyid Atmodigdo 1, Muhammad Nadjib 2, TitoHadji Agung Santoso 3 Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE
Studi Eksperimental Pengaruh Perubahan Debit Aliran... (Kristian dkk.) STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE Rio Adi
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL
PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL Dhani Mishbah Firmanullah 1), M Wahyu Firmansyah 2), Fandhika Putera Santoso 3) Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG DUA LALUAN TABUNG SEBAGAI PENDINGINAN OLI DENGAN FLUIDA PENDINGIN AIR
ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG DUA LALUAN TABUNG SEBAGAI PENDINGINAN OLI DENGAN FLUIDA PENDINGIN AIR SKRIPSI Skripsi yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator
BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR 3.1. Perencanaan Modifikasi Evaporator Pertumbuhan pertumbuhan tube ice mengharuskan diciptakannya sistem produksi tube ice dengan kapasitas produksi yang lebih besar, untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik, untuk mengatasi hal ini maka pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan percepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas/Kalor Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.
Lebih terperinciBAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN
BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN 5.1 Pemilihan Kompresor Kompresor berfungsi menaikkan tekanan fluida dalam hal ini uap refrigeran dengan temperatur dan tekanan rendah yang keluar dari evaporator
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air
Lebih terperinciStudi Teknis dan Ekonomis Perubahan Steam Boiler Menjadi Thermal Oil Boiler Sebagai Pemanas Hfo Pada Kapal MV Amazon
Studi Teknis dan Ekonomis Perubahan Steam Boiler Menjadi Thermal Oil Boiler Sebagai Pemanas Hfo Pada Kapal MV Amazon Hendra Saputra, Indrajaya Gerianto, Hari Prastowo Department of Marine Engineering,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan efisiensi boiler. Rotary Air Preheater, lazim digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit listrik tenaga batu bara membutuhkan pemanasan awal untuk udara pembakaran pada boiler sekarang ini menjadi suatu keharusan sebagai usaha untuk meningkatkan
Lebih terperinciANALISIS ECONOMIZER#2 PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATION (HRSG) DI TURBIN GAS#2 UNTUK PROSES MAINTENANCE DI PT. XXX
Volume 2 No.1 Januari 2017 Website : www.journal.unsika.ac.id Email : barometer_ftusk@staff.unsika.ac.id ANALISIS ECONOMIZER#2 PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATION (HRSG) DI TURBIN GAS#2 UNTUK PROSES MAINTENANCE
Lebih terperinciDESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES
DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TUGAS AKHIR PENGUJIAN MODEL WATER HEATER FLOW BOILING DENGAN VARIASI GELEMBUNG UDARA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Mesin Fakultas Teknik Univesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi selalu memainkan peranan penting dalam perkembangan hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat. Contohnya, bahan bakar kayu telah digunakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
34 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1. Tangki Tangki Bahan Baku (T-01) Tangki Produk (T-02) Menyimpan kebutuhan Menyimpan Produk Isobutylene selama 30 hari. Methacrolein selama 15 hari. Spherical
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi : PT. Kunago Jantan Jl. By Pass Km. 25 Korong Sei. Pinang, Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). 3.2 Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Skema Oraganic Rankine Cycle Pada penelitian ini sistem Organic Rankine Cycle secara umum dibutuhkan sebuah alat uji sistem ORC yang terdiri dari pompa, boiler, turbin dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa
Lebih terperinciSTUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE
SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE Disusun oleh : Sori Tua Nrp : 21.11.106.006 Dosen pembimbing : Ary Bacthiar
Lebih terperinciINVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)
INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) Mirza Quanta Ahady Husainiy 2408100023 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03
BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Metanol Tangki Asam Tangki Metil Sulfat Salisilat Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan asam Menyimpan metil metanol untuk 15 sulfat
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo
B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciMV. AMAZON & DWT
Desain dan Analisa Tegangan Pipa,Heat Losses & Heat Output Terhadap Perbandingan Pemakaian Steam Boiler dan Thermal Oil Boiler Untuk Kebutuhan Pemanas Pada Sistem Bahan Bakar Main Engine MV. AMAZON 14.150
Lebih terperinciVERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN
VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN Harto Tanujaya, Suroso dan Edwin Slamet Gunadarma Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN.
BAB III PERANCANGAN 3.1 Beban Pendinginan (Cooling Load) Beban pendinginan pada peralatan mesin pendingin jarang diperoleh hanya dari salah satu sumber panas. Biasanya perhitungan sumber panas berkembang
Lebih terperinciBAB lll METODE PENELITIAN
BAB lll METODE PENELITIAN 3.1 Tujuan Proses ini bertujuan untuk menentukan hasil design oil cooler pada mesin diesel penggerak kapal laut untuk jenis Heat Exchager Sheel and Tube. Design ini bertujuan
Lebih terperinciANALISA HEAT EXCHANGER JENIS SHEEL AND TUBE DENGAN SISTEM SINGLE PASS
ANALISA HEAT EXHANGER JENIS SHEEL AND TUBE DENGAN SISTEM SINGLE PASS ahya Sutowo Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Proses perpindahan kalor pada dunia industri pada saat ini, merupakan
Lebih terperinciPerancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-132 Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin Anson Elian dan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PITCH
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PITCH TERHADAP PENINGKATAN PERPINDAHAN PANAS PADA PENUKAR KALOR PIPA KONSENTRIK DENGAN LOUVERED STRIP INSERT SUSUNAN BACKWARD SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciPENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 202 Heri Witono, Ahmad Nurjana
Lebih terperinciHEAT EXCHANGER ALOGARITAMA PERANCANGAN [ PENUKAR PANAS ]
-07504046-Indra wibawads- HEAT EXCHANGER [ PENUKAR PANAS ] ALOGARITAMA PERANCANGAN. Menuliskan data-data yang diketahui Data-data dari fluida panas dan fluida dingin meliputi suhu masuk dan suhu keluar,
Lebih terperinciSTUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI
STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI Oleh : La Ode Torega Palinta (2108100524) Dosen Pembimbing : Dr.Eng Harus L.G, ST, M.Eng PROGRAM SARJANA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Alat penukar kalor (Heat Exchanger) merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menukarkan energi dalam bentuk panas antara fluida yang berbeda temperatur yang
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN
KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN Nama : Arief Wibowo NPM : 21411117 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses 3.1.1 Persiapan Bahan Baku Proses pembuatan Acrylonitrile menggunakan bahan baku Ethylene Cyanohidrin dengan katalis alumina. Ethylene Cyanohidrin pada T-01
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERCOBAAN KUALITAS ETHYLENE DAN AIR PADA ALAT PERPINDAHAN PANAS DENGAN SIMULASI ALIRAN FLUIDA
PERCOBAAN KUALITAS ETHYLENE DAN AIR PADA ALAT PERPINDAHAN PANAS DENGAN SIMULASI ALIRAN FLUIDA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil dan Analisa pengujian Pengujian yang dilakukan menghasilkan data data berupa waktu, temperatur ruang cool box, temperatur sisi dingin peltier, dan temperatur sisi panas
Lebih terperinciAnalisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur
Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur Nur Rima Samarotul Janah, Harsono Hadi dan Nur Laila Hamidah Departemen Teknik Fisika,
Lebih terperinciBab IV. Pengolahan dan Perhitungan Data 57 Maka setelah di klik akan muncul seperti gambar dibawah ini, lalu klik continue.
Bab IV. Pengolahan dan Perhitungan Data BAB IV PENGOLAHAN DAN PERHITUNGAN DATA Hasil dari pengambilan data parabolic solar concentrator pada skripsi ini secara umum berhasil karena alat ini mampu memanaskan
Lebih terperinciPEMANFAATAN PANAS TERBUANG
2002 Belyamin Posted 29 December 2002 Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor Desember 2002 Dosen : Prof Dr. Ir. Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR
38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE
TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Kurikulum Sarjana Strata Satu (S-1)
Lebih terperinciTermodinamika. Energi dan Hukum 1 Termodinamika
Termodinamika Energi dan Hukum 1 Termodinamika Energi Energi dapat disimpan dalam sistem dengan berbagai macam bentuk. Energi dapat dikonversikan dari satu bentuk ke bentuk yang lain, contoh thermal, mekanik,
Lebih terperinciPENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER
PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER Rianto, W. Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Gondangmanis PO.Box 53-Bae, Kudus, telp 0291 4438229-443844, fax 0291 437198
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN
EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS 70.000 TON / TAHUN JESSICA DIMA F. M. Oleh: RISA DEVINA MANAO L2C008066 L2C008095 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciPRESENTASI SKRIPSI ANALISA PERBANDINGAN KEKUATAN KONSTRUKSI CORRUGATED WATERTIGHT BULKHEAD
PRESENTASI SKRIPSI ANALISA PERBANDINGAN KEKUATAN KONSTRUKSI CORRUGATED WATERTIGHT BULKHEAD DENGAN TRANSVERSE PLANE WATERTIGHT BULKHEAD PADA RUANG MUAT KAPAL TANKER Oleh: STEVAN MANUKY PUTRA NRP. 4212105021
Lebih terperinciKINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN
KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN BAKAR Warsono Rohmat Subodro (UNU Surakarta, rohmadsubodro@yahoo.com) ABSTRAK Tujuan penelitian
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PERPINDAHAN PANAS DAN TAHANAN TERMAL TERHADAP RANCANGAN TERMAL ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE
ISSN: 1410-233 ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PERPINDAHAN PANAS DAN TAHANAN TERMAL TERHADAP RANCANGAN TERMAL ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE Chandrasa Soekardi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)
ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL) David Oktavianus 1,Hady Gunawan 2,Hendrico 3,Farel H Napitupulu
Lebih terperinciSKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik SUHERI SUSANTO NIM
ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR SHELL AND TUBE SEBAGAI PEMANAS MARINE FUEL OIL ( MFO ) UNTUK BAHAN BAKAR BOILER PLTU UNIT 4 DI PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk
Lebih terperinci