PENGARUH GEOMETRIK SELUBUNG, TEGANGAN DAN KEDALAMAN ANODA PADA PROSES PRODUKSI GAS KLOR MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS PLASMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH GEOMETRIK SELUBUNG, TEGANGAN DAN KEDALAMAN ANODA PADA PROSES PRODUKSI GAS KLOR MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS PLASMA"

Transkripsi

1

2 PENGARUH GEOMETRIK SELUBUNG, TEGANGAN DAN KEDALAMAN ANODA PADA PROSES PRODUKSI GAS KLOR MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS PLASMA Nelson Saksono 1, Dimas Riska Irawan, Setijo Bismo 1Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok Kampus Baru UI- Depok 16424, Telp/Fax: (021) * nelson@che.ui.ac.id Abstrak Industri klor-alkali merupakan salah satu industri penting yang menghasilkan gas klor dan soda api dari bahan baku NaCl dan air. Penelitian ini telah berhasil melakukan pengujian pengaruh geometrik selubung, Konsentrasi NaCl, tegangan, dan kedalaman anoda pada proses produksi gas klor dengan metode elektrolisis plasma. Konsumsi energi terendah didapat pada selubung panjang sebesar 27,98 kj.mmol. Produksi gas klor tertinggi dan konsumsi energi terendah masing-masing sebesar 26,22 mmol dan 27,06 kj/mmol yang dicapai pada tegangan 700V, 1 M NaCl dan kedalaman anoda sebesar 1 cm menggunakan selubung panjang. Sementara pada konsentrasi 0,5M NaCl, produksi gas klor tertinggi sebesar 21,09 mmol dan konsumsi energinya sebesar 28 kj/mmol pada kedalaman anoda 2 cm. Produksi gas klor dengan proses elektrolisis plasma mencapai hingga 2,77 kali lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan elektrolisis Faraday dan 16,59 kali lebih tinggi dibanding proses elektrolisis pada tingkat konsumsi energi yang sama. Kata Kunci:Chlor-Alkali, Elektrolisis Plasma, Konsumsi Energi Abstract Chlorine-alkali industry is one of the most important industries for production of chlorine and caustic soda from NaCl and water. This research has succeeded to investigate the effect of veil geometric, NaCl concentration, voltage, and the depth of anode in the process of chlorine production by using plasma electrolysis method. The lowest energy consumption is obtained for the long veil at 27,98 kj.mmol. The highest chlorine production and the lowest energy consumption is 26,22 mmol and 27,06 kj/mmol, respectively, which were achieved at the voltage of 700 V, 1 M NaCl, and 1 cm depth of anode by using the long veil. With 0,5 M NaCl, the highest chlorine production is 21,09 mmol, and the highest energy consumption is 28 kj/mmol with the depth of anode at 2 cm. Chlorine production with the process of plasma electrolysis is 2,77 times higher than the one obtained with the calculation of Faraday electrolysis. It is 16,59 times higher than electrolysis process at the same rate of energy consumption. Keywords:Chlor-Alkali, Plasma Electrolysis, Energy Consumption 1. Pendahuluan Sektor industri klor-alkali merupakan salah satu sektor industri penting dalam industri kimia yang menghasilkan produkproduk seperti klor, hidrogen, soda api (caustic soda, NaOH), hipoklorit, serta turunan klor lainnya dari bahan baku NaCl dan air (Abdel Al, 2010; Bommaraju., 2011). Namun sektor produksi klor-alkali memiliki suatu permasalahan besar, yaitu merupakan pengguna listrik terbanyak yang tidak dapat tergantikan dan merepresentasikan 70% dari harga penjualan (Santorelli, 2009). Salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk mengurangi konsumsi energi produksi kloralkali adalah dengan menggunakan teknologi elektrolisis plasma (Saksono, 2010). Teknologi ini terbukti mampu meningkatkan efektivitas produksi klor-alkali serta mampu mengurangi konsumsi energi dibandingkan metode elektrolisis (Saksono, 2013). 117

3 Produksi klor-alkali dengan menggunakan metode elektrolisis plasma telah berhasil dilakukan dengan menggunakan reaktor kompartemen tunggal dan ganda (Saksono, 2013). Pada penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa produksi gas klor mencapai dua kali lebih banyak dibandingkan dengan reaktor tunggal. Selain itu, semakin dalam anoda menyebabkan produksi gas klor semakin banyak karena mempengaruhi banyaknya selubung uap yang terbentuk dipermukaan anoda. Semakin luas area anoda yang terselubungi, semakin besar plasma yang terbentuk (Jin, 2010). Hal ini meningkatkan jumlah radikal yang terbentuk, sehingga produksi gas klor akan bertambah banyak (Saksono, 2013). Pada penelitian ini telah berhasil diteliti lebih jauh mengenai pengaruh geometrik penggunaan selubung yang mengelilingi anoda dan peningkatan suhu larutan terhadap pembentukan gas klor. Anoda yang dikelilingi oleh selubung membuat proses pembentukan plasma menjadi lebih cepat karena efek pemanasan Joule yang dibutuhkan untuk membentuk plasma semakin efektif dan plasma yang dihasilkan menjadi lebih stabil, sehingga produk gas klor yang dihasilkan semakin banyak (Abqari, 2013). Adapun proses elektrolisis akan lebih efisien seiring dengan bertambahnya suhu (Nikolic, 2010). Selain itu, konduktivitas ion dan reaksi permukaan elektrolit akan meningkat secara signifikan dengan kenaikan suhu (Udagawa, 2007). Semakin besar konduktivitas larutan maka radikal yang terbentuk pun semakin besar, sehingga produk yang dihasilkan akan lebih baik (Gao, 2008). Penelitian ini juga telah berhasil menguji kinerja proses elektrolisis plasma pada tegangan dan konsentrasi larutan yang lebih tinggi dari penelitian sebelumnya (Saksono, 2013). Hal ini dilakukan karena tegangan dan konsentrasi yang tinggi diduga dapat meningkatkan produksi gas klor dan menekan konsumsi energi pada proses elektrolisis plasma. 2. Percobaan Desain reaktor pada Gambar 1 terdiri atas dua kompartemen dengan stainless steel sebagai katoda yang juga berfungsi sebagai pendingin larutan dan grafit sebagai anoda. 1. Reaktor 2. Anoda (Grafit) 3. Katoda (Stainless Steel) 4. Pompa Peristaltik 5. Air Distilat (Katolit) 6. Larutan NaCl (Anolit) 7. Bubbler Larutan KI 8. Hidrogen Analyzer 9. Termometer Anolit 10.Ampermeter 11. Dioda Bridge 12. Transformer 13. Slide regulator 14. Termometer Anolit 15. katup pembuangan Gambar 1. Konfigurasi Alat Elektrolisis Plasma produksi klor dengan kompartemen ganda Permukaan katoda yang tercelup dalam larutan harus lebih luas daripada anoda agar plasma dapat terbentuk di anoda (Sengupta, 1994). Reaktor dengan sistem semi-batch ini terbuat dari housing filter akrilik yang dihubungkan dengan water murr dengan jarak 5 cm. Pada kompartemen sisi anoda diberikan lubang untuk sirkulasi internal. Sumber listrik dihubungkan dengan slide regulator 3-kVA dan bagian keluarannya dihubungkan ke transformer step up. Jembatan diode digunakan untuk mengubah arus AC ke DC. Arus listrik yang terbentuk diukur dengan amperemeter Yuhua A830L. Hasil yang diperoleh akan dibandingkan konsumsi energi dan produksi gas klor nya 118

4 pada konsentrasi 0,5M 1M dengan tegangan 200V 900V. Senyawa yang keluar dari kompartemen anoda berupa gas klor dan uap air melainkan ada sejumlah kondensat dari hasil reaksi antara gas klor dengan uap air yang keluar bersamaan dengan gas klor. Kondensat ini kemudian diukur volume dan nilai ph-nya dengan menggunakan ph meter. Gas klor yang keluar dari kondenser diukur laju alir volumnya dengan flowmeter buble soap, sementara konsentrasinya diukur dengan metode Titrasi Iodometri dimana gas Klor di kontakkan dengan larutan KI 2% volume. KI yang berikatan dengan gas klor. berubah warna menjadi oranye kekuningan lalu larutan dititrasi dengan Na 2S 2O 3 0,01 M. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Pengaruh Penggunaan Selubung pada Anoda Selubung merupakan suatu media yang dipasang mengelilingi anoda untuk membuat proses pembentukan selubung gas akibat efek pemanasan Joule di sekitar anoda menjadi lebih intensif. Gambar 1 menunjukkan penampakan berbagai jenis selubung yang digunakan dalam penelitian ini sementaratabel 1 memberikan dimensi geometrik dari selubung yang digunakan Gambar 1. Selubung pendek (1), Selubung panjang (2) dan selubung besar (3) dimana: A. Dilihat dari samping dan B dilihat dari sisi bawah Tabel 1. Dimensi geometrik Selubung Anoda yang Digunakan dalam Penelitian No. Penggunaan Selubung L (cm) D (cm) Skema Selubung 1. Tanpa Selubung Panjang Pendek Besar 15 5 Tabel 2 menunjukkan semakin panjang dan semakin besar diameter selubung yang digunakan, semakin banyak gas klor yang diproduksi, sedangkan energi yang dikonsumsi cenderung menurun kecuali pada selubung besar. Saat penelitian dilakukan tanpa menggunakan selubung, kondisi plasma sulit terbentuk, tidak stabil, dan membutuhkan waktu yang lama, sehingga produksi gas klor hanya mencapai 6,96 mmol dengan konsumsi energi sebesar 95,88 kj/mmol. Hal ini disebabkan oleh tidak intensifnya efek pemanasan Joule disekitar anoda karena zona larutan yang dipanasi sangat luas, sehingga kondisi plasma menjadi sulit terbentuk dengan rata-rata arus listrik sebesar 1,06A. ketika digunakan selubung pendek, walaupun pembentukan plasma menjadi lebih mudah dan produksi gas klor meningkat menjadi 7,23 mmol, akan tetapi plasma masih belum stabil, sehingga penurunan konsumsi energi tidak terlalu signifikan, yaitu sebesar 73,44 kj/mmol. Tabel 2. Konsumsi energi pada berbagai geometrik selubung anoda untuk 0,5 M NaCl dan 700 V pada kedalaman anoda 1 cm Konsumsi Selubung Produksi Gas Klor Arus Rata- Daya Listrik Energi Anoda* (mmol) Rata (A) (kj) (kj/mmol) Tanpa 6,96 1,06 667,33 95,88 Pendek 7,23 0,84 530,99 73,44 Panjang 10,74 0,48 300,54 27,98 Besar 11,19 1,28 803,59 71,81 119

5 Pada selubung panjang, plasma menjadi lebih mudah terbentuk, tidak membutuhkan waktu yang lama, dan relatif stabil, sehingga produksi gas klor semakin meningkat menjadi 10,74 mmol dan konsumsi energi turun secara signifikan menjadi 27,98 kj/mmol dengan rata-rata arus listrik sebesar 0,48A. Adapun ketika selubung besar digunakan, produksi gas klor memang meningkat menjadi 11,19 mmol namun kondisi plasma lebih lama tercapai dan plasma yang terbentuk kurang stabil karena zona larutan yang harus dipanasi menjadi lebih besar. Hal ini dapat dilihat pada meningkatnya konsumsi energi menjadi 71,81 kj/mmol. Saat selubung kaca mengelilingi anoda, efek pemanasan Joule yang terjadi disekeliling anoda menjadi semakin intensif. Hal ini menyebabkan selubung gas di anoda semakin mudah terbentuk dan semakin memicu tumbukan antara gelembung gas dengan muatan listrik. Selain itu, hamburan energi yang terjadi menjadi semakin besar dan memicu terbentuknya plasma (Sengupta, 1997). Pada penelitian dengan menggunakan selubung panjang, plasma yang terbentuk menjadi lebih mudah dan stabil. Hal ini dikarenakan semakin panjang selubung yang digunakan semakin efektif dalam mencegah panas yang keluar dari selubung, sehingga plasma yang terbentuk menjadi lebih stabil. Kestabilan plasma inilah yang membuat produksi gas klor semakin meningkat. Selain itu, pembentukan selubung gas yang semakin besar ini membuat arus menjadi menurun karena gas memiliki konduktivitas yang rendah (hambatannya tinggi), sehingga arus listrik menurun (Sengupta, 1997). 3.2 Pengaruh Tegangan dan kedalaman anoda terhadap Produksi Gas Klor Tegangan dan kedalaman anoda adalah parameter penting yang mempengaruhi produksi gas klor dan konsumsi energi proses. Gambar 2 menunjukkan skema posisi anoda terhadap permukaan larutan dalam reaktor elektrolisis plasma. Pada kedalaman 0 cm, maka ujung anoda hanya menyentuh permukaan larutan NaCl Gambar 2 menunjukkan sebuah pola dimana produksi gas klor paling tinggi dicapai pada tegangan 700V untuk semua kedalaman anoda. Produksi klor tertinggi pada konsentrasi 0,5 M NaCl adalah sebesar 21,09 mmol yang dicapai pada tegangan 700 V cm dan kedalaman anoda 2 cm. Meningkatnya kedalaman anoda menyebabkan ukuran plasma menjadi lebih besar sehingga akan semakin banyak spesies radikal Cl yang dapat terbentuk dilarutan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan produksi gas klor. Tabel 3 menunjukkan konsumsi energi terendah sebesar 28 kj/mmol didapat pada kedalaman anoda sebesar 0 cm, sementara konsumsi energi tertinggi sebesar 42 kj/mmol terjadi pada kedalaman anoda 1 cm. Secara umum energi listrik yang dibutuhkan akan semakin besar dengan semakin dalamnya anoda tercelup. Peningkatan produksi klor dari 0 cm menjadi 1 cm hanya 20 %, sementara peningkatan produksi klor pada kedalaman 2 cm mencapai 100 % (Tabel 3). Itu sebabnya mengapa konsumsi energi pada kedalam anoda 1 cm adalah yang tertinggi. Tabel 3. Produksi gas Klor dan Konsumsi energi pada berbagai kedalaman anoda dengan Larutan NaCl 0,5M Menggunakan Selubung Panjang dan tegangan 700 V No. Kedalaman Anoda (cm) Produksi gas Klor (mmol) Konsumsi Energi (kj/mmol) , , ,09 33 Menurunnya produk gas klor pada tegangan diatas 700 V berbeda dengan hasil yang didapatkan oleh Gao (2008) untuk proses produksi gas hidrogen dengan metode elektrolisis plasma. Gao menyatakan bahwa semakin tinggi tegangan listrik yang digunakan untuk menghasilkan plasma, konsentrasi radikal aktif yang terbentuk akan semakin tinggi pula. Hal ini dikarenakan dengan perbedaan tegangan yang tinggi, energi pengeksitasi elektron untuk menghasilkan radikal juga semakin tinggi. Akibatnya semakin tinggi tegangan listrik yang digunakan, pembentukan radikalnya pun juga semakin besar, sehingga produksi produk utamanya semakin meningkat seiring 120

6 dengan kenaikan tegangan. Namun pada produksi gas klor dengan elektrolisis plasma, terjadi fluktuasi arus listrik yang menyebabkan pancaran plasma menjadi terputus-putus, sehingga diduga zona plasma menjadi tidak stabil dan kembali menjadi zona elektrolisis. Pada zona elektrolisis gas klor yang terbentuk hanya berdasarkan reaksi ion-ion Cl - yang bergabung menjadi gas Cl 2, sedangkan pada elektrolisis plasma, mekanisme pembentukan gas klor tidak hanya melalui ion-ion Cl - melainkan juga dapat terbentuk melalui radikal-radikal OH maupun radikal-radikal Cl yang ada dalam larutan (Jin dkk., 2010). Mekanisme pembentukan gas klor pada elektrolisis plasma dapat dijelaskan melalui reaksi berikut ini: Cl - Cl + e * OH + Cl - Cl + OH - Cl + Cl Cl 2 Cl 2 + H 2O HCl + HClO 2HClO + H 2O 2 2Cl - + O 2 + 2H + Penelitian yang dilakukan oleh Jin dkk. (2010) menunjukkan bahwa pada larutan NaCl, Cl - dapat dirubah menjadi radikal klor. Dua radikal klor akan bereaksi satu sama lain membentuk molekul Cl 2. Selain Cl 2, HClO juga terbentuk dalam reaksi yang mengonsumsi H 2O 2 di dalam anolit, sehingga konsentrasi H 2O 2 dalam larutan NaCl menjadi lebih rendah dibandingkan dengan larutan lainnya. Adapun berdasarkan analisis di atas, produksi gas klor tertinggi pada tegangan 700V. Ketika tegangan dinaikkan menjadi 800V dan 900V, kondisi plasma menjadi tidak stabil. Ketidak stabilan ini menyebabkan pembentukan radikal-radikal klor menjadi terganggu, sehingga menyebabkan produksi gas klor menjadi berkurang. Selain itu, plasma yang terbentuk pada tegangan 600V belum mencapai kondisi yang optimal, sedangkan plasma yang terbentuk pada tegangan 700V jauh lebih stabil dengan pancaran plasma tidak terputus-putus. Adapun pada tegangan 800V dan 900V, walaupun plasma terbentuk akan tetapi pembentukannya semakin tidak stabil yang ditandai dengan pancaran plasma yang semakin terputus-putus. Hal ini diduga merupakan suatu karakteristik tersendiri yang terjadi pada pembentukan gas klor dengan metode elektrolisis plasma, khususnya pada konsentrasi 0,5M dengan tegangan di atas 700V karena pada produksi hidrogen dengan elektrolisis plasma, jumlah hidrogen yang dihasilkan berbanding lurus dengan tegangan yang digunakan (Yan, 2008). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan fenomena ini. 4. Perbandingan Produksi Gas Klor dan Konsumsi Energi antara Elektrolisis Plasma dengan ElektrolisisFaraday Tabel 4 menunjukkan produksi gas klor selama 15 menit yang diukur dengan menggunakan tiga metode elektrolisis yang berbeda, yaitu: elektrolisis plasma pada 700V, elektrolisis pada 200V, dan elektrolisis Faraday. Metode elektrolisis dilakukan dengan konfigurasi reaktor yang sama dengan elektrolisis plasma, hanya saja tegangannya diturunkan menjadi 200V dimana plasma belum terbentuk. Adapun elektrolisis Faraday merupakan metode perhitungan kandungan gas klor secara teoritis dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Yan, 2009): dimana Q, F, dan adalah muatan elektrik (coulomb), konstanta Faraday, dan volum produk hidrogen. Dengan mengganti dengan yang diperoleh dari hasil titrasi iodometri pada elektrolisis 200V. Tabel 4. Produksi Gas Klor pada Larutan NaCl 0,5M-1M Kedalaman Anoda 1 cm Selama 15 menit Konsentrasi (M) Elektrolisis (200V) Produksi Gas Klor 15 Menit (mmol) Elektrolisis Plasma (700V) Elektrolisis Faraday Produksi gas klor dengan metode elektrolisis pada konsentrasi 1M mencapai 5 kali lebih besar daripada konsentrasi 0,5M. Sementara kenaikan produksi gas klor pada konsentrasi 1M dengan elektrolisis plasma hanya sekitar 2 kali lipat dari konsentrasi 121

7 0,5M. Begitu pula dengan kenaikan produksi gas klor pada konsentrasi 1M hanya sekitar 3 kali lipat dari konsentrasi 0,5M dengan elektrolisis Faraday. Hal inilah yang menyebabkan mengapa semakin tinggi konsentrasi larutan, konsumsi energi dan rasio G pada Tabel 5 dan Tabel 6 semakin menurun. Konsumsi energi merupakan hal utama yang menjadi sorotan dalam industri kloralkali karena penggunaan listriknya merepresentasikan 70% dari harga penjualan (Santorelli dkk, 2009). Satuan konsumsi energi yang digunakan adalah kj/mmol. Tabel 5 menunjukkan data bahwa energi terendah yang dikonsumsi untuk menghasilkan 1 mmol gas klor dicapai dengan menggunakan elektrolisis plasma. Apabila menggunakan metode elektrolisis, energi yang dikonsumsi mencapai 711,23 kj/mmol Cl 2 pada konsentrasi 0,5M. Adapun energi yang dikonsumsi pada konsentrasi 0,75M dan 1M dengan metode elektrolisis juga masih tetap tinggi di atas 200 kj/mmol Cl 2. Kemudian jika menggunakan perhitungan elektrolisis Faraday, diperoleh hasil konsumsi energi yang masih lebih besar daripada energi yang dikonsumsi dengan metode elektrolisis plasma. Hasil ini semakin menunjukkan bahwa produksi gas klor dengan menggunakan elektrolisis plasma tidak hanya dapat meningkatkan produksi gas klor tetapi juga dapat menekan jumlah energi yang dikonsumsi, sehingga prosesnya menjadi lebih efisien. Tabel 5. Konsumsi Energi dengan Metode Elektrolisis yang Berbeda pada Larutan NaCl 0,5M- 1M Kedalaman Anoda 1 cm Selama 15 menit Jenis Elektrolisis Konsumsi Energi (kj/mmol) 0.5M 0.75M 1M Elektrolisis Plasma (700V) Elektrolisis Faraday Elektrolisis (200V) Perhitungan konsumsi energi ini ini didasarkan pada persamaan berikut (Yan dkk, 2006): dengan V, Q, dan n adalah tegangan, muatan listrik, dan jumlah mol hidrogen. Namun dalam konteks ini diganti dengan mmol gas Cl 2 yang terukur berdasarkan titrasi iodometri. Selanjutnya dapat ditentukan rasio perbandingan jumlah mol yang dihasilkan dari elektrolisis plasma dengan elektrolisis dan dari elektrolisis plasma dengan elektrolisis Faraday dari energi yang dikonsumsi pada Tabel 5. Hasil yang diperoleh pada Tabel 6 menunjukkan bahwa produksi gas klor dengan proses elektrolisis plasma pada larutan 0,5M menghasilkan gas klor 16,59 kali lebih banyak daripada proses elektrolisis, sedangkan pada konsentrasi 0,75M dan 1M perbandingannya mencapai 9,49 dan 7,99 kali lebih besar dibandingkan proses elektrolisis. Kemudian jika dibandingkan dengan perhitungan elektrolisis Faraday, produksi gas klor dapat meningkat hingga 2,77 kali lebih besar pada 0,5M. Tabel 6. Rasio Perbandingan Produksi Gas Klor pada Larutan NaCl 0,5M-1M Kedalaman Anoda 1 cm Selama 15 menit G (mol/mol) Konsentrasi (M) Elektrolisis Plasma/Elektrolisis Elektrolisis Plasma/Elektrolisis Faraday Menurunnya nilai rasio G dengan meningkatnya konsentrasi larutan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6 disebabkan adanya peningkatan produksi gas klor yang signifikan dengan meningkatnya konsentrasi larutan pada proses elektrolisis (Tabel 4). Secara Teoritis, jumlah gas klor yang didapat dari perhitungan Elektrolisis Faraday adalah 122

8 jumlah maksimum yang dapat dicapai dari proses elektrolisis (efisiensi proses 100 %). Tabel 6 menunjukkan metode Elektrolisi Plasma mampu mencapai produksi gas klor hingga 277 % lebih besar dibanding perhitungan elektrolisis Faraday. Hal ini menunjukkan bahwa memang terjadi mekanisme pembentukan gas klor yang berbeda, dimana untuk proses elektrolisis mengikuti mekanisme reaksi redoks, sedangngkan untuk Elektrolisis plasma, selain mekanisme redoks juga melalui mekanisme pembentukan radikal klor yang dapat meingkatkan produksi gas klor (Jin, 2010). 5. Kesimpulan Penelitian ini telah berhasil melakukan pengujian berbagai variabel utama pada proses produksi gas klor dengan metode elektrolisis plasma meliputi pengaruh geometrik penggunaan selubung, peningkatan suhu larutan, konsentrasi larutan, dan tegangan listrik. Stabilitas plasma dan banyaknya kondensat yang terbentuk sangat berpengaruh pada jumlah gas klor yang dihasilkan. Pada tegangan di atas 700V dengan konsentrasi NaCl 0,5M, terjadi ketidakstabilan plasma yang berdampak pada penurunan produksi gas klor. Untuk jumlah energi yang sama, rasio G dapat mencapai hingga 2,77 kali lebih tinggi dibandingkan dengan elektrolisis Faraday pada konsentrasi NaCl 0,5M dan tegangan 700V. Acknowledgement / Ucapan Terima kasih Penelitian ini didanaioleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Republik Indonesia dan Direktorat Penelitian dan Layanan Publik Universitas Indonesia (DRPM UI) melalui pendanaan RUUI PUPTN Daftar Pustaka Abdel-Aal, H. K., Zohdy, K. M. & Kareem, M. A. (2010). Hydrogen Production Using Sea Water Electrolysis. the Open Fuel Cells Journal, 3, 1-7. Abqari, F. (2012). Aplikasi Teknologi Elektrolisis Plasma pada Proses Produksi Klor-Alkali. Sarjana, Universitas Indonesia. Bommaraju, T., Orosz, P. J., and Sokol, E. A. (2007). Brine Electrolysis. Available: [Accessed 23rd February 2014]. Gao, J. Z., Wang, A. X., Fu, Y., Wu, J. L., Ma, D. P., Guo, X., Li, Y. and Yang, W. (2008). Analysis of Energetic Species Caused by Contact Glow Discharge Electrolysis in Aqueous Solution.Plasma Science and Technology, Vol. 10, No. 1, Feb Jin, X. L., Wang, X. Y., Zhang, H. M., Xia, Q., Wei, D. B. & Yue, J. J. (2010). Influence of Solution Conductivity on Contact Glow Discharge Electrolysis. Plasma Chem Plasma Process, 30, Nikolic V.M., Tasic G.S. dkk. (2010). International Journal Hydrogen Energy. Vol. In Press, Corrected Proof. Saksono, N., Ariawan, B. & Bismo, S. (2010). Hydrogen Productions System Using Non- Thermal Plasma Electrolysis In Glycerol- KOH Solution. S1, Universitas Indonesia. Saksono, N., Abqari, F., Bismo,S.& Kartohardjono S. (2013). Effect of Process Condition in Plasma Electrolysis of Chloralkali Production.International Journal of Chemical Engineering and Applications. Vol 4 No.5 Santorelli, R. & Schervan, A. (2009). Energy Production From Hydrogen Co-Generated In Chlor-Alkali Plants By The Means Of Pem Fuel Cells Systems. Nuvera Fuel Cells Europe, Via XXV Aprile 2, Sengupta, S. K. & Singh, O. P. (1994). Contact glow discharge electrolysis: a study of its chemical yields in aqueous inert-type electrolytes. Journal of Electroanalytical Chemistry, 369, Udagawa J., Aguiar P. & Brandon N.P. (2007). Journal Power Sources. 166, 127. Yan, Z. C., Li, C. & Lin, W. H. (2006). Experimental Study of Plasma Underliquid Electrolysis in Hydrogen Generation. The Chinese Journal of Process Engineering, Vol.6 No.3. Yan, Z. C., Li, C. and Lin, W. H. (2008). Hydrogen generation by glow discharge plasma electrolysis of ethanol solutions. Journal of Physics D: Applied Physics, (7pp). Yan, Z. C., Li, C. and Lin, W. H. (2009). Hydrogen generation by glow discharge plasma electrolysis of methanol solutions. International Journal of Hydrogen Energy, 34,

PRODUKSI HIDROGEN MELALUI METODA ELEKTROLISIS PLASMA PADALARUTAN KOH - METANOL

PRODUKSI HIDROGEN MELALUI METODA ELEKTROLISIS PLASMA PADALARUTAN KOH - METANOL EN. 02 PRODUKSI HIDROGEN MELALUI METODA ELEKTROLISIS PLASMA PADALARUTAN KOH - METANOL Nelson Saksono 1*, Iryandi, dan Setijo Bismo 1Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Kampus

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI ELEKTROLISIS PLASMA PADA PROSES PRODUKSI KLOR-ALKALI

APLIKASI TEKNOLOGI ELEKTROLISIS PLASMA PADA PROSES PRODUKSI KLOR-ALKALI Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 11, No. 3, 2012, 141-148 APLIKASI TEKNOLOGI ELEKTROLISIS PLASMA PADA PROSES PRODUKSI KLOR-ALKALI Nelson Saksono*, Fakhrian Abqari, Setijo Bismo Departemen Teknik Kimia,

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI ELEKTROLISIS PLASMA PADA PROSES PRODUKSI KLOR-ALKALI

APLIKASI TEKNOLOGI ELEKTROLISIS PLASMA PADA PROSES PRODUKSI KLOR-ALKALI UNIVERSITAS INDONESIA APLIKASI TEKNOLOGI ELEKTROLISIS PLASMA PADA PROSES PRODUKSI KLOR-ALKALI SKRIPSI FAKHRIAN ABQARI 0806316051 FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA DEPOK JULI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

DEGRADASI FENOL DALAM LIMBAH CAIR DENGAN METODE CONTACT GLOW DISCHARGE ELECTROLYSIS (CGDE) MENGGUNAKAN ELEKTROLIT Na 2 SO 4

DEGRADASI FENOL DALAM LIMBAH CAIR DENGAN METODE CONTACT GLOW DISCHARGE ELECTROLYSIS (CGDE) MENGGUNAKAN ELEKTROLIT Na 2 SO 4 DEGRADASI FENOL DALAM LIMBAH CAIR DENGAN METODE CONTACT GLOW DISCHARGE ELECTROLYSIS (CGDE) MENGGUNAKAN ELEKTROLIT Na 2 SO 4 Ratih Tien Seratri dan Nelson Saksono Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

APLIKASI CONTACT GLOW DISCHARGE ELECTROLYSIS (CGDE) UNTUK DEGRADASI LINEAR ALKYLBENZENE SULPHONATE (LAS) MENGGUNAKAN LARUTAN Na 2 SO 4

APLIKASI CONTACT GLOW DISCHARGE ELECTROLYSIS (CGDE) UNTUK DEGRADASI LINEAR ALKYLBENZENE SULPHONATE (LAS) MENGGUNAKAN LARUTAN Na 2 SO 4 APLIKASI CONTACT GLOW DISCHARGE ELECTROLYSIS (CGDE) UNTUK DEGRADASI LINEAR ALKYLBENZENE SULPHONATE (LAS) MENGGUNAKAN LARUTAN Na 2 SO 4 Intan Nugraha 1, Nelson Saksono 2, Departemen Teknik Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRAK. 1. Pendahuluan. Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

ABSTRAK. 1. Pendahuluan. Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia Degradasi Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) Menggunakan Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) dengan Larutan Elektrolit KOH Nissa Utami 1, Nelson Saksono 2 Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia,

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1 JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH POLI(VINIL ALKOHOL) DAN PATI JAGUNG DALAM MEMBRAN POLI(VINIL FORMAL) TERHADAP PENGURANGAN ION KLORIDA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ELEKTROLISIS PLASMA PADA PROSES PRODUKSI KLOR ALKALI MENGGUNAKAN LARUTAN KALIUM KLORIDA SKRIPSI ADIBOWO MURSID

UNIVERSITAS INDONESIA ELEKTROLISIS PLASMA PADA PROSES PRODUKSI KLOR ALKALI MENGGUNAKAN LARUTAN KALIUM KLORIDA SKRIPSI ADIBOWO MURSID UNIVERSITAS INDONESIA ELEKTROLISIS PLASMA PADA PROSES PRODUKSI KLOR ALKALI MENGGUNAKAN LARUTAN KALIUM KLORIDA SKRIPSI ADIBOWO MURSID 0806332686 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA DEPOK JUNI 2012

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan Oleh: Anindita Hardianti (3307100015) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wahyono Hadi, MSc Ruang lingkup

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. mol NaCl

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. mol NaCl LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN No. gr NaCl Tabel 10. Ketinggian H 2 pada Tabung Penampung H 2 h H 2 (cm) mmhg P atm mol NaCl volume Air (L) Konsentrasi NaCl (Mol/L) 0,0285 1 10 28 424 1,5578 0,1709 2 20 30

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK ANTAR CELL ELEKTRODA TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO TIPE DRY CELL

PENGARUH JARAK ANTAR CELL ELEKTRODA TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO TIPE DRY CELL Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENGARUH JARAK ANTAR CELL ELEKTRODA TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO TIPE DRY CELL THE EFFECT OF ELECTRODE CELL DISTANCE ON PERFORMANCE OF DRY CELL TYPE HHO GENERATOR Adhes

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan E.Coli dalam air dengan menggunakan elektroda platina-platina (Pt/Pt) dilakukan di Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

LAMPIRAN II PERHITUNGAN LAMPIRAN II PERHITUNGAN 1. Menghitung jumlah KOH yang dibutuhkan Konsentrasi KOH Volume Elektrolit Berat Molekul KOH Maka, gram KOH gram KOH : 1.25 M : 12 Liter : 56. 11 gram = M V BM (Sumber : Kimia Analisis

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK) Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK) Jurnal Homepage: https://jurnal.uns.ac.id/jptk PENGARUH PENGGUNAAN HYDROGEN ECO BOOSTER TIPE DRY CELL DENGAN VARIASI LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TORSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER *Bambang Yunianto, Dwi Septiani Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kalium hidroksida (KOH) atau yang juga dikenal dengan nama caustic potash merupakan senyawa anorganik basa kuat yang juga termasuk dalam golongan heavy chemical industry.

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.1 Tahun ISSN X

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.1 Tahun ISSN X PRODUKSI BROWN S GAS HASIL ELEKTROLISIS H 2 O DENGAN KATALIS NaHCO 3 Ena Marlina 1) Slamet Wahyudi 2) Lilis Yuliati 3) Mahasiswa Program Magister Teknik Mesin Universitas Brawijaya 1), Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK Nama : Ririn Vidiastuti NIM : 06111010015 Shift : A Kelompok : 5 (Lima) FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK A. Jumlah Ion yang Ada Daya hantar listrik larutan elektrolit dipengaruhi oleh banyaknya

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

LAMPIRAN II PERHITUNGAN LAMPIRAN II PERHITUNGAN 1. Menghitung jumlah KOH yang dibutuhkan Konsentrasi KOH Volume Elektrolit Berat Molekul KOH Maka, gram KOH gram KOH : 1.25 M : 12 Liter : 56. 11 gram = M x V x BM (Sumber : Kimia

Lebih terperinci

PENGARUH PH DAN KONSENTRASI ION KLORIDA TERHADAP ELEKTROLISIS AMMONIA

PENGARUH PH DAN KONSENTRASI ION KLORIDA TERHADAP ELEKTROLISIS AMMONIA 1 PENGARUH PH DAN KONSENTRASI ION KLORIDA TERHADAP ELEKTROLISIS AMMONIA Erna Trisnawati (L2C308016) dan Mujtahid (L2C308023) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto,

Lebih terperinci

Elektrolisis Larutan Garam Grosok dengan Merkuri dan Polivinil Asetal Komersial (Kanebo) Sebagai Pemisah Anolit Katolit : Perbandingan Kadar Natrium

Elektrolisis Larutan Garam Grosok dengan Merkuri dan Polivinil Asetal Komersial (Kanebo) Sebagai Pemisah Anolit Katolit : Perbandingan Kadar Natrium JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Elektrolisis Larutan Garam Grosok dengan Merkuri dan Polivinil Asetal Komersial (Kanebo) Sebagai Pemisah Anolit Katolit : Perbandingan Kadar Natrium

Lebih terperinci

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Bidang Studi Kode Berkas : Kimia : KI-L01 (soal) Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Tetapan Avogadro N A = 6,022 10 23 partikel.mol 1 Tetapan Gas Universal R = 8,3145 J.mol -1.K -1 = 0,08206

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Desinfeksi merupakan salah satu proses dalam pengolahan air minum ataupun air limbah. Pada penelitian ini proses desinfeksi menggunakan metode elektrokimia yang dimodifikasi

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

Pengaruh Densitas Arus Listrik Terhadap Kinerja Sistem Elektrolisis Air Suhu Tinggi Menggunakan Molten Salt Nuclear Reactor (MSR)

Pengaruh Densitas Arus Listrik Terhadap Kinerja Sistem Elektrolisis Air Suhu Tinggi Menggunakan Molten Salt Nuclear Reactor (MSR) Pengaruh Densitas Arus Listrik Terhadap Kinerja Sistem Elektrolisis Air Suhu Tinggi Menggunakan Molten Salt Nuclear Reactor (MSR) Andang Widi Harto 1), Arnoldus Lambertus Dipu 2), Alexander Agung 3) 1)

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016 PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016 DISUSUN OLEH Amaldo Firjarahadi Tane 1 31. 32. MATERI: SISTEM PERIODIK UNSUR Energi pengionan disebut juga energi ionisasi. Setiap unsur bisa mengalami energi ionisasi berkali-kali,

Lebih terperinci

STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA. Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK

STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA. Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK Telah dilakukan penelitian dengan judul : Studi Elektrolisis Larutan Kalium Iodida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : waktu

Lebih terperinci

Elektrolisis Larutan Garam Grosok dengan Merkuri dan Polivinil Asetal Komersial (Kanebo) Sebagai Pemisah Anolit Katolit : Perbandingan Kadar Natrium

Elektrolisis Larutan Garam Grosok dengan Merkuri dan Polivinil Asetal Komersial (Kanebo) Sebagai Pemisah Anolit Katolit : Perbandingan Kadar Natrium JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) C-18 Elektrolisis Larutan Garam Grosok dengan Merkuri dan Polivinil Asetal Komersial (Kanebo) Sebagai Pemisah Anolit Katolit

Lebih terperinci

Efisiensi termal proses elektrolisis pada saat ini sudah dapat dioptimalkan dengan melakukan proses penyempurnaan pada generator HHO, sehingga dapat m

Efisiensi termal proses elektrolisis pada saat ini sudah dapat dioptimalkan dengan melakukan proses penyempurnaan pada generator HHO, sehingga dapat m BAB II TEORI DASAR 2.1. Pendahuluan Dengan semakin melonjaknya harga bahan bakar minyak dan gas hampir terjadi pada setiap tahunnya dan penggunaan bahan bakar minyak yang berasal dari energi fosil yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013 UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013 Standar Kompetensi Lulusan : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. Indikator : Siswa dapat meramalkan harga ph suatu

Lebih terperinci

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS A. Pililah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Reduksi 1 mol ion MnO 4 - menjadi ion Mn 2+, memerlukan muatan listrik sebanyak. A. 1 F D. 2 F B. 3 F E. 4 F C. 5 F 2. Reaksi

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI Satriananda 1 1 Staf Pengajar email : satria.pnl@gmail.com ABSTRAK Air yang keruh disebabkan oleh adanya

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE HYDROGEN GENERATOR WITH INSULATING COTTON (Pengaruh Konsentrasi Elektrolit NaOH Terhadap Produksi Gas Hidrogen)

LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE HYDROGEN GENERATOR WITH INSULATING COTTON (Pengaruh Konsentrasi Elektrolit NaOH Terhadap Produksi Gas Hidrogen) LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE HYDROGEN GENERATOR WITH INSULATING COTTON (Pengaruh Konsentrasi Elektrolit NaOH Terhadap Produksi Gas Hidrogen) Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan S1

Lebih terperinci

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 30 BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 4.1 UPAL-REK Hasil Rancangan Unit Pengolahan Air Limbah Reaktor Elektrokimia Aliran Kontinyu (UPAL - REK) adalah alat pengolah air limbah batik yang bekerja menggunakan proses

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. SE L EL EK TR O LI SI S Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. Email enni_p3gipa@yahoo.co.id A. Pendahuluan 1. Pengantar Beberapa reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi reduksi-oksidasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tekanan gas Dari hasil eksperimen sebanyak 27 kali dalam rentan waktu satu menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut : No Luas

Lebih terperinci

Pengaruh Konsentrasi Larutan Katalis dan Bentuk Elektroda dalam Proses Elektrolisis untuk Menghasilkan Gas Brown

Pengaruh Konsentrasi Larutan Katalis dan Bentuk Elektroda dalam Proses Elektrolisis untuk Menghasilkan Gas Brown Pengaruh Konsentrasi Larutan Katalis dan Bentuk Elektroda dalam Proses Elektrolisis untuk Menghasilkan Gas Brown Jumiati 1), Joko Sampurno 1), Irfana Diah Faryuni 1) 1)Program Studi Fisika 1) Fakultas

Lebih terperinci

KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A

KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A 2011 11030234016 Pengertia n Konduktometri Metode analisis yang memanfaatkan pengukuran daya hantar listrik, yang dihasilkan dari sepasang elektroda

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL TUGAS AKHIR TEKNIK MANUFAKTUR STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL MACHINING Dosen Pembimbing : Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan komponen yang selalu dibutuhkan manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya karena hampir semua kegiatan manusia bergantung pada ketersediaan energi.

Lebih terperinci

Laporan Kimia Fisik KI-3141

Laporan Kimia Fisik KI-3141 Laporan Kimia Fisik KI-3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 2 Tanggal Percobaan : 2 November 2012 Tanggal Laporan : 9 November

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA Disusun Oleh : Kelompok 3 Kelas C Affananda Taufik (1307122779) Yunus Olivia Novanto (1307113226) Adela Shofia Addabsi (1307114569) PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PROTOTYPE OXYHYDROGEN FUEL GENERATOR

TUGAS AKHIR PROTOTYPE OXYHYDROGEN FUEL GENERATOR TUGAS AKHIR PROTOTYPE OXYHYDROGEN FUEL GENERATOR (Pengaruh Suplai Arus Listrik dalam Produksi Gas Oxyhydrogen dengan Metode Elektrolisis Menggunakan Larutan Natrium Klorida Sebagai Elektrolit) Diajukan

Lebih terperinci

FOTOVOLTAIK PASANGAN ELEKTRODA CUO/CU DAN CUO/STAINLESS STEEL MENGGUNAKAN METODE PEMBAKARAN DALAM BENTUK TUNGGAL DAN SERABUT DENGAN ELEKTROLIT NA2SO4

FOTOVOLTAIK PASANGAN ELEKTRODA CUO/CU DAN CUO/STAINLESS STEEL MENGGUNAKAN METODE PEMBAKARAN DALAM BENTUK TUNGGAL DAN SERABUT DENGAN ELEKTROLIT NA2SO4 FOTOVOLTAIK PASANGAN ELEKTRODA CUO/CU DAN CUO/STAINLESS STEEL MENGGUNAKAN METODE PEMBAKARAN DALAM BENTUK TUNGGAL DAN SERABUT DENGAN ELEKTROLIT NA2SO4 Olly Norita Tetra*, Admin Alif dan Riana Marta Laboratorium

Lebih terperinci

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na.

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na. 20 Soal + pembahasan. 1. Unsur-unsur golongan alkali disusun dengan meningkatnya nomor atom, yaitu : Li, Na, K, Rb dan Cs. Sifat-sifat golongan alkali yang betul adalah. A. sifat reduktor Na lebih kuat

Lebih terperinci

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2) 15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,

Lebih terperinci

LAMPIRAN B PERHITUNGAN. = 27 cm x 13 cm x 17 cm = 5967 cm 3

LAMPIRAN B PERHITUNGAN. = 27 cm x 13 cm x 17 cm = 5967 cm 3 1. olume Penampung Air Umpan Panjang Lebar Tinggi olume 27 cm 13 cm 17 cm p x l x t 27 cm x 13 cm x 17 cm 5967 cm 3 5,967 dm 3 (liter) LAMPIRAN B PERHITUNGAN 2. olume Tabung Penampung Gas H2 dan O2 Tinggi

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan LARUTAN ELEKTROLIT DAN BUKAN ELEKTROLIT Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokan senyawa yakni didasarkan pada daya hantar listrik. Jika suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi:

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi: BAB II DESKRIPSI PROSES A. Macam macam Proses Kapasitas produksi sodium klorat di dunia pada tahun 1992 ± 2,3 juta ton dengan 1, 61 juta ton diproduksi oleh Amerika Utara. Proses pembuatan sodium klorat

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8 1. Pada suatu suhu tertentu, kelarutan PbI 2 dalam air adalah 1,5 x 10-3 mol/liter. Berdasarkan itu maka Kp PbI 2 adalah... A. 4,50 x 10-9 B. 3,37 x 10-9 C. 6,75 x 10-8 S : PbI 2 = 1,5. 10-3 mol/liter

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES 1 PEMBUATAN GAS HIDROGEN (H 2 ) DENGAN BAHAN DASAR AIR SECARA ELEKTROLISIS

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES 1 PEMBUATAN GAS HIDROGEN (H 2 ) DENGAN BAHAN DASAR AIR SECARA ELEKTROLISIS LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES 1 PEMBUATAN GAS HIDROGEN (H 2 ) DENGAN BAHAN DASAR AIR SECARA ELEKTROLISIS disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Satuan Proses 1 pada semester 2 Program Studi

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis

Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 31 Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis Laeli Nurajijah 1, Dewanto Harjunowibowo 2, Y. Radiyono 3 1,2,3

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Elektrolisis Elektrolisis adalah proses yang menggunakan energi listrik, agar reaksi kimia yang tidak berlansung secara remodinamika, dapat dibuat berlangsung. Sedangkan sel

Lebih terperinci

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II

SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II 1 SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi kinetik yang tersimpan dalam materi B. Energi kimia dapat dibebaskan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK PANGAN

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK PANGAN MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM KINETIKA ESTERIFIKASI (KIS) Disusun oleh: Dr. Megawati Zunita, S.Si., M.Si. Joanna Nadia, S.T., M.Sc. PROGRAM STUDI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2018

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA SISTEM PRODUKSI HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS PLASMA NON-TERMAL DALAM LARUTAN ELEKTROLIT KOH DENGAN PENAMBAHAN METANOL DAN ETANOL SKRIPSI MARDIANSYAH 0806368004 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH VARIASI VOLUME AIR PADA WATER TANK DAN BEBAN LISTRIK TERHADAP PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC)

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH VARIASI VOLUME AIR PADA WATER TANK DAN BEBAN LISTRIK TERHADAP PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC) SKRIPSI ANALISIS PENGARUH VARIASI VOLUME AIR PADA WATER TANK DAN BEBAN LISTRIK TERHADAP PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC) Oleh : I NYOMAN JULI ADI PUTRA NIM: 0804305006 JURUSAN

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010 SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU Oleh : Andri Lukismanto (3306 100 063) Dosen Pembimbing : Abdu Fadli Assomadi S.Si MT Jurusan

Lebih terperinci

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. II. Tujuan : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit pada konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Diskusi

Bab IV Hasil dan Diskusi Bab IV Hasil dan Diskusi IV.1 Hasil Eksperimen Eksperimen dikerjakan di laboratorium penelitian Kimia Analitik. Suhu ruang saat bekerja berkisar 24-25 C. Data yang diperoleh mencakup data hasil kalibrasi

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS KLORIN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI DESINFEKTAN THE PRODUCTION OF CHLORINE GAS AS DISINFECTANTS THROUGH ELECTROLYSIS PROCESS

PRODUKSI GAS KLORIN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI DESINFEKTAN THE PRODUCTION OF CHLORINE GAS AS DISINFECTANTS THROUGH ELECTROLYSIS PROCESS PRODUKSI GAS KLORIN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI DESINFEKTAN THE PRODUCTION OF CHLORINE GAS AS DISINFECTANTS THROUGH ELECTROLYSIS PROCESS Erica Nadia Roseno* Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS *email:

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN ION ELEKTROLIT TERHADAP PRODUKSI GAS HIDROGEN PADA ELEKTROLISIS LARUTAN GARAM KLORIDA TESIS

PENGARUH UKURAN ION ELEKTROLIT TERHADAP PRODUKSI GAS HIDROGEN PADA ELEKTROLISIS LARUTAN GARAM KLORIDA TESIS PENGARUH UKURAN ION ELEKTROLIT TERHADAP PRODUKSI GAS HIDROGEN PADA ELEKTROLISIS LARUTAN GARAM KLORIDA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar Magister dari Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR Ag PADA SAMPEL CAIR DENGAN LASER INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS)

ANALISIS UNSUR Ag PADA SAMPEL CAIR DENGAN LASER INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS) Analisis Unsur Ag Pada Sampel Cair Dengan Laser Induced Breakdown Spectroscopy (LIBS) (Sinaga Natalia Declarossy, dkk.) ANALISIS UNSUR Ag PADA SAMPEL CAIR DENGAN LASER INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS)

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan di Bengkel Otomotif Balai Besar Latihan Kerja Serang (BBLKI-Serang), dan sepeda motor yang akan digunaan pada penelitian adalah

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PRODUKSI GAS HIDROGEN DAN OKSIGEN TIPE WETT CELL DENGAN VARIASI LUAS PENAMPANG

PEMBUATAN ALAT PRODUKSI GAS HIDROGEN DAN OKSIGEN TIPE WETT CELL DENGAN VARIASI LUAS PENAMPANG EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 12 No. 1 Januari 2016; 18-23 PEMBUATAN ALAT PRODUKSI GAS HIDROGEN DAN OKSIGEN TIPE WETT CELL DENGAN VARIASI LUAS PENAMPANG Wahyono, Anis Roihatin Jurusan Teknik Mesin Program

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

OLEH : SYAFARIYADI ACHMAD GOZALI

OLEH : SYAFARIYADI ACHMAD GOZALI LAPORAN TUGAS AKHIR Prototype Hydrogen Fuel Generator Type Dry Cell (Produksi Gas Hidrogen Ditinjau Dari Pengaruh Jumlah Plat Netral Dengan Elektrolit Nacl Sebagai Penghemat Bahan Bakar Speda Motor) Diajukan

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

laut tersebut dan dapat di gunakan sebagai energi alternatif [3].

laut tersebut dan dapat di gunakan sebagai energi alternatif [3]. STUDI PERFORMANCE BATERE AIR LAUT YANG MENGGUNAKAN ELEKTRODA KARBON AKTIF UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK Warih Budisantoso Program Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Email : wareh_pl@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menipis. Konsumsi energi di Indonesia sangat banyak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menipis. Konsumsi energi di Indonesia sangat banyak yang membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelangkaan bahan bakar merupakan masalah yang sering terjadi dan umum di Indonesia. Masalah ini adalah salah satu masalah yang berdampak pada masyarakat, karena permintaan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20

Lebih terperinci