PERANCANGAN ENVIRONTMENTAL GRAPHIC DESIGN AREA MUSEUM DALAM MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Dwipa Ramandhita

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN ENVIRONTMENTAL GRAPHIC DESIGN AREA MUSEUM DALAM MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Dwipa Ramandhita"

Transkripsi

1 PERANCANGAN ENVIRONTMENTAL GRAPHIC DESIGN AREA MUSEUM DALAM MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Dwipa Ramandhita

2 Identifikasi Masalah

3 Mendukung Tujuan dari Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM) yang bertujuan untuk menaikkan jumlah pengunjung serta meningkatkan kesadaran, apresiasi dan kepedulian terutama generasi muda pada warisan budaya bangsa yang dipelajari di museum. Efektivitas sistem informasi dan sistem wayfinding Museum sepuluh nopember yang kurang. Secara umum, Hal ini juga dapat mengurangi suasana yang ingin dibangun oleh Museum sepuluh nopember sebagai museum pendidikan yang modern. Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan, Depbudpar 2009 Sabtu, 06 Februari 2010, Jawa Pos

4 Banyak pengunjung yang mengunjungi monumen tugu pahlawan, namun tidak banyak yang mengetahui museumnya. Karena museum berada di belakang monumen tugu pahlawan dan berada 10 meter dibawah tanah. Dalam rencana kerja dinas kebudayaan dan pariwisata pemerintah surabaya tahun 2011, disebutkan bahwa upaya mengoptimalkan beberapa obyek wisata di kawasan tersebut perlu ditingkatkan terutama infrastruktur, penambahan sarana prasarana (papan informasi, koleksi museum terutama di museum 10 nopember). Hasil wawancara, Moch. Sutopo, SE, Kepala Museum Sepuluh Nopember Surabaya, 7 maret 2011, Surabaya Renja dinas kebudayaan dan pariwisata tahun 2011

5 Meningkatnya jumlah pengunjung museum, khususnya dari tahun 2006, membuat peremajaan branding museum dibutuhkan untuk meningkatkan pelayanan museum Sistem grafis lingkungan dapat memberi solusi yang menjaga elemenelemen grafis lingkungan dalam Museum sepuluh nopember tetap terpadu, dan efektif bagi pengunjung. Adanya kerusakan dan tidak terawatnya interior museum, secara umum menjadikan bangunan yang dibangun pada masa reformasi ini mengurangi suasana modern yang ingin dibangun oleh Museum Sepuluh Nopember.

6 Pengunjung meminta perubahan, baik dari segi tampilan, maupun dari koleksinya dengan sebuah roh yang baru, sehingga para pengunjung tidak bosan untuk datang berkali-kali ke museum sepuluh nopember. Hasil kuisioner dari pengunjung Museum 10 Nopember. Hasil wawancara, Moch. Sutopo, SE, Kepala Museum Sepuluh Nopember Surabaya, 7 maret 2011, Surabaya

7 Batasan Masalah Dalam perancangan ini tidak akan dibahas mengenai perancangan branding selain perancangan Environtmental graphic design museum sepuluh nopember Surabaya area museum dalam. Perancangan hanya membahas informasi berupa pengenalan koleksi yang ada pada museum, tidak termasuk diantaranya informasi yang bersifat mempromosikan museum Aspek Environtmental graphic design berupa Information graphic design museum, wayfinding system dan exhebition design

8 Rumusan Masalah Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana merancang Environtmental Graphic Design pada area museum dalam, museum sepuluh nopember surabaya untuk dapat memberikan kembali suasana peristiwa heroik perang sepuluh nopember tanpa merubah bentukan modern yang ingin diciptakan museum sepuluh nopember?

9 Tujuan Penelitian Memberikan tampilan museum yang lebih modern namun tetap memberikan nuansa kepahlawanan, sehingga dapat memiliki keunikan sendiri dan dapat menarik minat para pengunjung untuk lebih dalam lagi mempelajari sejarah tentang sepuluh nopember Menanamkan kepada masyarakat akan pentingnya sebuah museum melalui Informasi yang diberikan akan koleksi Museum Sepuluh Nopember

10 Konsep Desain

11 Gambaran Umum Museum sepuluh nopember surabaya merupakan museum perjuangan peristiwa sepuluh nopember yang berada pada bagian belakang dari lingkungan UPTD monumen tugu pahlawan & Museum sepuluh nopember surabaya. Museum yang terletak pada 10 meter dibawah tanah tersebut semakin membuat masyarakat umum tidak mengetahui akan keberadaan museum tersebut.

12 Deskripsi Perancangan Environmental graphic design atau grafis lingkungan merupakan penataan sebuah lingkungan dengan tujuan menyediakan informasi yang dibutuhkan pengunjung, memberikan informasi koleksi kepada pengunjung, membangun suasana lokasi, dan mempermudah pengunjung melakukan aktivitas di sebuah lokasi.

13 Penelusuran Masalah Penurunan Jumlah wisatawan Museum Nasional, ditahun Museum Sepuluh Nopember Ditunjuk Oleh KemenBudPar untuk masuk kedalam 7 museum yang mengikuti program GNCM diharapkan dapat menaikkan kunjungan wisata museum nasional. Adanya kerusakan dan tidak terawatnya interior museum, secara umum menjadikan bangunan yang dibangun pada masa reformasi ini mengurangi suasana modern yang ingin dibangun oleh Museum Sepuluh Nopember.

14 Target Audiens Demografis Laki-laki dan perempuan tahun Pengeluaran per bulan < Rp Geografis Surabaya Psikografis Kelas Sosial Menengah Gaya Hidup Cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, konsumtif dan keinginan berkumpul dengan teman.

15 Produk Berupa desain lingkungan museum sepuluh nopember surabaya areal museum dalam dengan bentukan modern dan pesan yang edukatif Segmentasi Penyuka tempat wisata budaya, terutama wisata sejarah Para siswa yang sering melaksanakan study tour Gemar mengisi waktu dengan mempelajari sejarah

16 Positioning Dengan adanya environmental graphic design ini diharapkan mampu memberikan informasi yang tepat mengenai koleksi Museum Sepuluh Nopember serta menciptakan suasana modern yang nantinya dapat menjadi daya tarik pengunjung terhadap Museum sepuluh nopember ini. Selain itu, environmental graphic design ini juga merupakan salah satu bentuk pendidikan non formal bagi masyarakat surabaya, dan Indonesia pada umumnya.

17 Kebutuhan Konsumen Kebutuhan pengunjung akan informasi yang dapat menambah wawasan mereka, sehingga secara tidak langsung mereka dapat melakukan pembelajaran sejarah dengan cara pendidikan non formal. karena informasi yang ada pada museum sepuluh nopember saat ini kurang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi koleksi. Unique Selling Point Museum sepuluh nopember merupakan salah satu museum perjuangan yang membahas seputar peristiwa sepuluh nopember, sehingga koleksi yang ada pada museum tersebut harus berhubungan dengan peristiwa sepuluh nopember

18 Strategi Komunikasi Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia yang mudah dipahami, tidak terlalu singkat, namun mudah dicerna untuk target segmen. Menggunakan bahasa Indonesia baku

19 Keyword

20

21 Fenomena Nasional penurunan jumlah pengunjung museum dalam sekala nasional menjadikan kemenbudpar menginginkan kesadaran masyarakat untuk dapat mengunjungi museum Intern Kenaikan jumlah pengunjung museum pada museum sepuluh nopember menjadikan keinginan akan kebutuhan berbenah dan memperbaiki diri agar dapat terus menaikkan jumlah kenaikan pengunjung

22 Problematik Pengelolah baru yang dimulai pada tahun 2006 lebih aktif mempromosikan museum melalui event event pada peringatan hari nasional, disamping itu program museum keliling menjadikan sekolah sekolah yang ada di surabaya semakin tertarik untuk mengunjungi museum sepuluh nopember surabaya Upaya mengoptimalkan beberapa obyek wisata di kawasan museum sepuluh nopember perlu ditingkatkan terutama infrastruktur, penambahan sarana prasarana (papan informasi dan penunjuk arah, koleksi museum terutama di museum 10 nopember) Pengertian bahwa Branding Fisik menekankan pada penggalian persepsi mengenai keberadaan museum melalui aset-aset fisik yang dimiliki, baik yang berhubungan dengan arsitektural maupun elemen-elemen di dalamnya untuk menunjukkan eksistensinya. Museum sepuluh nopember sudah melalui tahap revitalisasi yang mana belum dioptimalkan dengan baik sehingga memerlukan eksistensi pendayagunaan fungsi bangunan untuk memberikan kenyamanan untuk mengunjungi Museum sepuluh nopember

23 Rumusan Masalah Bagaimana merancang branding fisik berupa Environtmental graphic design pada area museum dalam museum sepuluh nopember surabaya sehingga dapat memberikan kembali suasana peristiwa heroisme perang 10 november?

24 What to say Environtmental Graphic design yang dapat memberikan suasana heroisme tentang pertempuran sepuluh nopember, namun masih tetap dalam pembentukan karakter museum yang modern.

25 Segmentasi Demografis Laki-laki dan perempuan tahun Pengeluaran per bulan < Rp Geografi Surabaya, sekitar area museum. Psikografis Kelas Sosial Menengah Gaya Hidup Cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi konsumtif keinginan berkumpul dengan teman

26 AIO Suka jalan jalan dengan teman Menghabiskan waktu dengan teman sebaya Tertarik dengan konsep konsep yang abstrak Tertarik pada sesosok tokoh idola yang popular Orang Tua Merupakan Sumber yang penting dalam pembentukan nilai nilai dan tujuan Mempertanyakan kebenaran dan akar akar moral.

27 Consumer Needs Kebutuhan pengunjung akan informasi yang dapat menambah wawasan mereka, sehingga secara tidak langsung mereka dapat melakukan pembelajaran sejarah dengan cara pendidikan non formal. karena informasi yang ada pada museum sepuluh nopember saat ini kurang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi koleksi.

28 USP Museum sepuluh nopember merupakan salah satu museum perjuangan yang membahas seputar peristiwa sepuluh nopember saja, sehingga koleksi yang ada pada museum tersebut harus berhubungan dengan peristiwa sepuluh nopember.

29

30 Modern Educative Makna Denotatif Playback Balik ke tempat atau ke keadaan semula, berjalana ke masa lalu, memutar kembali. History Asal-usul (keturunan) silsilah; 2 kejadian dan peristiwa yg benar-benar terjadi pd masa lampau; riwayat; tambo: cerita --; 3 pengetahuan atau uraian tt peristiwa dan kejadian yg benar-benar terjadi dl masa lampau; ilmu sejarah Battle berkelahi; berjuang; berperang. Yandianto

31 Modern Educative Makna Konotatif Menghadirkan sebuah edukasi akan sejarah yang disampaikan melalui EGD dengan materi yang ada sesuai data sejarah dan dikemas dengan media baru yang lebih modern, serta tampilan visual yang lebih menarik tetapi tetap menonjolkan suasana perjuangan kepahlawanan pada masa lampau, sehingga pengunjung dapat merasakan sebuah pengalaman mengenai peperangan dalam peristiwa sejarah tersebut.

32 Ruang Lingkup Kerja EGD Dalam perancangan ini dibagi menjadi 3 Sub ruang lingkup pengerjaan EGD, yakni : Information Graphic Wayfinding System E-Kiosk Interactive

33 Kriteria Warna Penggunaan warna lebih mengarahkan pada warna yang mampu menciptakan kesan modern bagi para pengunjung. Dalam hal ini diperlukan warna yang bersifat elegant serta profesional yang dapat mempengaruhi pola pikir pengunjung dengan kesan kekinian. Dari hasil wawancara dengan pengelolah, didapatkan warna yang menciri khaskan museum sepuluh nopember adalah warna putih tulang, sebagai simbol kepahlawanan yang di agungkan

34 Kriteria Tipografi Frutiger adalah font yang diberi nama yang sama dengan nama pengarangnya, yakni Adrian Frutiger. Font ini dibuat pada tahun Konsep Frutiger membuat font ini adalah untuk menciptakan sebuah font sans serif dengan rasionalitas dan kebersihan dari gaya font Univers, tetapi dengan aspek organik dan proporsional dari font gaya Gill Sans. Hasilnya adalah sebuah font Frutiger yang khas dan terbaca.

35 Kriteria Ilustrasi Dari hasil kuesoner visual terhadap pengunjung, bagaimana jenis ilustrasi pada papan informasi koleksi museum yang mampu memberikan informasi yang dapat mengedukasi dan memberikan wawasan adalah ilustrasi dengan menggunakan ilustrasi berupa gambar Dari hasil kuesioner tersebut, maka gambar yang dipilih adalah gaya gambar realis

36 Kriteria Material Pada sebuah Environtmental Graphic Design, faktor material mempunyai peranan penting dalam mencegah kerusakan,terutama kerusakan yang disebabkan oleh alam berkaitan dengan suhu dan kelembaban.

37 Sketsa Thumbnail

38

39 Pemilihan Alternatif Desain bersama Stakeholder Soetopo (Ketua UPTD Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember Surabaya) Dra. Wiwiek Widayati (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya) Agus Kucing (Dosen DKV UK Petra)

40 Kesimpulan pertemuan dengan Stake Holder Dra. Wiwiek Widayati Bentukan lebih disederhanakan Menggunakan bahan yang mengkilat (akrilik) Agus Kucing Mengurangi warna warna kuat Lebih diperhatikan Ergo visual penulisan konten agar pengunjung merasa nyaman

41 Zoning Area

42 Zoning Area Zoninga area memiliki fungsi untuk menentukan area yang merupakan jenis koleksi yang berbeda, sehingga audiens akan dapat dengan mudah membedakan antara kelompok koleksi satu dengan lainnya. Tidak hanya sebagai pembeda pada koleksi, zoning area juga dapat membedakan area untuk ruangan dan tempat tertentu, misalnya fasilitas umum, koleksi tertentu, patung, dan sebagainya. Dalam zoning area ini dapat dibagi menjadi 7 zona

43 Zona 1 War Spirit Zone Zona 1 merupakan zona dimana berisikan slogan slogan yang biasa digunakan pada perang sepuluh nopember. Slogan slogan ini bertujuan supaya pengunjung yang datang dapat mulai terbakar semangatnya ketika membaca slogan slogan tersebut, sehingga ketika memasuki area museum dalam, pengunjung memiliki mood untuk mempelajari sejarah yang ada didalamnya.

44 Alternatif War Spirit Board

45 Alternatif Terpilih War Spirit Board

46 Implentasi War Spirit Board

47 Scale and Size War Heroes

48 Implentasi War Heroes

49 Ambient Media

50 Ambient Media

51 Zona 2 Historical Timeline Zona 2 merupakan zona dimana berisikan fenomena fenomena yang terjadi ketika perang perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan, di zona ini terdapat fakta fakta tentang perang pada masa itu, sehingga masyarakat dapat mulai membuka wawasannya mengenai pertempuran seperti apa yang terjadi, sebelum memasuki ruang bung tomo dan auditorium yang mulai menjelaskan tokoh dan peristiwa sejarah lebih detail

52 Alternatif Fact of War

53 Alternatif Terpilih Fact of War

54 Implentasi Military Condition

55 Zona 3 Oration Room Zona 3 merupakan zona dimana berisikan barang barang yang berhubungan dengan peninggalan bung tomo. Didalam ruang ini diharapkan para pengujung dapat merasakan semangat yang di luap kan oleh bung tomo, sehingga masyarakat dapat meneladani semangat juang bung tomo yang berapi api. Di dalam ruang ini juga terdapat pothographic spot yang bertujuan untuk memberikan kenang kenangan terhadap pengunjung untuk berpose sebagai orator layaknya bung tomo

56 Alternatif Information Room

57 Alternatif Terpilih Information Room

58

59 Zona 4 Old Surabaya Room Zona 4 merupakan zona dimana pengunjung dapat menikmati film yang ditampilkan dengan suasana ruangan yang dihiasi foto kota surabaya tempoe doeloe. Tujuan dari ruangan ini adalah agar pengunjung dapat rileks sejenak dan menikmati film pendek yang diputar.

60 Implentasi Timeline Board

61 Zona 5 Fact of War Zona 5 merupakan zona dimana berisikan koleksi koleksi senjata yang digunakan pada masa perang 10 nopember. Pada info board terdapat perbedaan antara produk senjata sekutu, jepang, jerman dan sebagainya. Pada area ini juga terdapat skala ukuran tentara jepang, sekutu, dan BKR/TKR

62 Alternatif Military Condition

63 Alternatif Terpilih Military Condition

64

65 Implentasi Timeline Board

66 Zona 6&7 When The War Begin Zona 6&7 merupakan zona favorit pengunjung menurut pengelola, karena dioramaini dapat berinteraksi langsung kepada pengunjung. Photo info board berfungsi sebagai pemberi informasi siapaa saja dan bagaimana peristiwa tersebut terjadi, sehingga pengunjung dapat mengetahui bagaimana kondisi dan siapa saja yang berpengaruh pada saat itu. Dalam zona ini akan diceritakan masa sebelum perang sepuluh nopember terjadi

67 Alternatif Information Photo Board

68 Alternatif Terpilih Information Photo Board

69 Implementasi Information Photo Board

70

71

72

73

74

75

76

77

78

PERANCANGAN ENVIRONTMENTAL GRAPHIC DESIGN AREA MUSEUM LUAR MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Firmansyah Widodo

PERANCANGAN ENVIRONTMENTAL GRAPHIC DESIGN AREA MUSEUM LUAR MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Firmansyah Widodo PERANCANGAN ENVIRONTMENTAL GRAPHIC DESIGN AREA MUSEUM LUAR MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Firmansyah Widodo 340710001 Identifikasi Masalah Fisik museum sepuluh nopember yang sudah siap tetapi tidak di

Lebih terperinci

Perancangan Environmental Graphic Design Museum Sepuluh Nopember Surabaya Area Dalam

Perancangan Environmental Graphic Design Museum Sepuluh Nopember Surabaya Area Dalam JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X F-38 Perancangan Environmental Graphic Design Museum Sepuluh Nopember Surabaya Area Dalam Dwipa Ramandhita dan Denny Indrayana Jurusan

Lebih terperinci

Perancangan Environmental Graphic Design Museum Sepuluh Nopember Surabaya Area Luar

Perancangan Environmental Graphic Design Museum Sepuluh Nopember Surabaya Area Luar JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Perancangan Environmental Graphic Design Museum Sepuluh Nopember Surabaya Area Luar Penulis Firmansyah Widodo, dan Dosen Pembimbing Bpk. Baroto Tavip Indrojarwo,

Lebih terperinci

Rian Purusatama

Rian Purusatama Rian Purusatama 3406100132 PERANCANGAN ENVIRONMENT FILM SERIAL ANIMASI PERISTIWA 10 NOVEMBER 1945 PADA RUANG DIORAMA ELEKTRONIK MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Latar belakang masalah Peristiwa sejarah

Lebih terperinci

PERANCANGAN KAMPANYE MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA DENGAN TARGET AUDIENS USIA TAHUN. Pandu Dewantara

PERANCANGAN KAMPANYE MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA DENGAN TARGET AUDIENS USIA TAHUN. Pandu Dewantara PERANCANGAN KAMPANYE MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA DENGAN TARGET AUDIENS USIA 15 22 TAHUN Pandu Dewantara 3407100136 IDENTIFIKASI MASALAH Upaya mengoptimalkan beberapa obyek wisata di kawasan tersebut

Lebih terperinci

PERANCANGAN VISUAL DESTINATION BOOK MUSEUM KERETA API AMBARAWA

PERANCANGAN VISUAL DESTINATION BOOK MUSEUM KERETA API AMBARAWA 1 PERANCANGAN VISUAL DESTINATION BOOK MUSEUM KERETA API AMBARAWA GUSNUN PANGARA 3402 109 039 Museum Kereta Api Ambarawa sebagai satu-satunya museum di Indonesia yang berfungsi menyimpan benda-benda bersejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lokasi wisata di kota Bandung semakin lama semakin pesat dan meluas. Bandung memiliki banyak jenis wisata unik dan menarik yang ditawarkan, mulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lalu. Sejarah merupakan salah satu bagian penting bagi manusia, karena manusia hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

Perancangan Identitas Visual Museum 10 Nopember 1945 Surabaya

Perancangan Identitas Visual Museum 10 Nopember 1945 Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3520 (2301-928X Print) F-5 Perancangan Identitas Visual Museum 10 Nopember 1945 Surabaya Dyas Tangguh Ikranegara dan R.Eka Rizkiantono, S.sn,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. 2 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. 2 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Wayfinding merupakan tindakan seseorang dalam memilih jalan untuk menuju lokasi yang akan dia tuju. Dalam hal ini diperlukan seperti panduan agar orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu bangsa. Dari sejarah kita dapat mengetahui dan mengenal seperti apa bangsa itu tumbuh dan berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taman Bungkul yang merupakan salah satu taman kota di Surabaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Taman Bungkul yang merupakan salah satu taman kota di Surabaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Taman kota merupakan salah satu bentuk ruang terbuka hijau yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk melakukan berbagai macam aktivitas mulai rekreasi, olahraga maupun

Lebih terperinci

Perancangan Environmental Graphic Design Kebun Binatang Surabaya dengan Konsep Uniquely Playful

Perancangan Environmental Graphic Design Kebun Binatang Surabaya dengan Konsep Uniquely Playful JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X F-66 Perancangan Environmental Graphic Design Kebun Binatang Surabaya dengan Konsep Uniquely Playful M Anas Kautsar dan Denny Indrayana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan kapan cerita itu diceritakan. Salah satu dari cerita klasik yang terkenal

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan kapan cerita itu diceritakan. Salah satu dari cerita klasik yang terkenal BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cerita klasik adalah salah satu cerita yang disampaikan tanpa mengenal batasan waktu. Isinya selalu relevan terlepas dari siapa yang membaca atau dimana dan kapan cerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Sejarah merupakan hal penting yang harus dipelajari turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Lewat sejarah generasi muda belajar untuk mengenal

Lebih terperinci

Contoh : komik bertema surga dan neraka komik kisah para Nabi

Contoh : komik bertema surga dan neraka komik kisah para Nabi Sejarah komik Indonesia mengalami masa keemasan pada dekade 1950-1980an. Tidak terkecuali komik-komik Islami yang lazim di konsumsi generasi muda. Walaupun secara umum komik merupakan media hiburan, akan

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Ukiran Semarangan dan Corak Kolonialis

Gambar 4.1 Ukiran Semarangan dan Corak Kolonialis BAB IV STRATEGI KREATIF IV.1 Konsep Visual Perancangan Environmental Graphic Design Stasiun Tawang Semarang merupakan salah satu upaya pembaharuan sistem grafis wayfinding di dalam lingkungan Stasiun Tawang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP DAN PERANCANGAN Pada bab ini lebih terfokus kepada metode yang digunakan dalam perancangan karya, observasi data serta teknik pengolahannya dalam perancangan Environmental Graphic Design

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SEJARAH MUSIK KERONCONG. Antonius Natali P

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SEJARAH MUSIK KERONCONG. Antonius Natali P PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SEJARAH MUSIK KERONCONG Antonius Natali P. 3404 100 104 Buku ilustrasi adalah buku yang menampilkan hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi,

Lebih terperinci

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi adalah siasat yang direncanakan dengan sebaik mungkin sehingga dalam sebuah pembuatan sesuatu akan berjalan dengan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan industri hiburan seperti film, games, acara tv swasta, hingga berbagai event dan teknologi di era globalisasi ini, membuat semakin mudahnya

Lebih terperinci

BAB 4. KONSEP DESAIN. Corporate Branding, merupakan sebuah proses bisnis yang terencana, dan secara

BAB 4. KONSEP DESAIN. Corporate Branding, merupakan sebuah proses bisnis yang terencana, dan secara 12 BAB 4. KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori 4.1.1. Teori Branding Corporate Branding, merupakan sebuah proses bisnis yang terencana, dan secara strategis difokuskan dan disatukan melalui organisasi. Branding

Lebih terperinci

Perancangan Environment Film Serial Animasi Peristiwa 10 November 1945 Pada Ruang Diorama Elektronik Museum Sepuluh Nopember Surabaya

Perancangan Environment Film Serial Animasi Peristiwa 10 November 1945 Pada Ruang Diorama Elektronik Museum Sepuluh Nopember Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Perancangan Environment Film Serial Animasi Peristiwa 10 November 1945 Pada Ruang Diorama Elektronik Museum Sepuluh Nopember Surabaya Rian Purusatama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dan terdiri dari empat kecamatan, yakni: Pekalongan Utara, Pekalongan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN VISUAL

BAB III KONSEP PERANCANGAN VISUAL BAB III KONSEP PERANCANGAN VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Permasalahan yang ditemukan penulis setelah melakukan penelitian adalah mengenai kurangnya perhatian pengelola terhadap media informasi berupa

Lebih terperinci

Buku Visual Heritage Building of Surabaya

Buku Visual Heritage Building of Surabaya Buku Visual Heritage Building of Surabaya Penelusuran Masalah Banyak bangunan, jalan dan situs cagar budaya yang tidak terlacak bahkan dirobohkan dan digantikan dengan bangunan baru. (Badan Perencanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Desain Grafis Lingkungan, Kebun Binatang Surabaya, Uniquely Playful

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Desain Grafis Lingkungan, Kebun Binatang Surabaya, Uniquely Playful 1 Perancangan Environmental Graphic Design Kebun Binatang Surabaya dengan Konsep Uniquely Playful M Anas Kautsar (NRP : 3407100087), Denny Indrayana, ST., MDS. (NIP. 1980 1012 200604 1002) Desain Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014).

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kucing merupakan hewan yang sering ditemui dalam keseharian. Di Jakarta Utara populasi kucing bahkan mencapai 47.000 ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014). Dengan populasi

Lebih terperinci

BAB 4 Konsep Desain. Gambaran Umum

BAB 4 Konsep Desain. Gambaran Umum BAB 4 Konsep Desain Gambaran Umum Kabupaten Kediri memiliki potensi yang sangat luas untuk dikembangkan lebih jauh lagi, selain itu Kabupaten Kediri juga adalah Kabupaten yang memiliki ambisi yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk lebih meningkatkan pendapatan negara ini, tidak hanya dalam bidang perdagangan, bidang lain yang juga kerap di jadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup, seringkali kalangan anak remaja lupa betapa pentingnya untuk mengetahui dan mengenal sejarah dan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman modern sekarang ini banyak aspek kehidupan masyarakat yang berubah seiring dengan perkembangan zaman. Mobilitas yang tinggi, kemajuan teknologi, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori. Landasan teori yang saya ambil untuk mengembangkan penyelesaian masalah pada. desain saya adalah:

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori. Landasan teori yang saya ambil untuk mengembangkan penyelesaian masalah pada. desain saya adalah: 17 BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori Landasan teori yang saya ambil untuk mengembangkan penyelesaian masalah pada desain saya adalah: 4.1.1 Teori Fotografi Fotografi memiliki banyak teori mengenai bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Candi merupakan salah satu dari banyak bangunan bersejarah di Indonesia yang menjadi daya tarik wisata asing maupun wisatawan lokal. Daerah Jawa terutama Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sejarah dan setiap daerah memiliki sejarah masing-masing. Bukti sejarah Indonesia dapat dilihat dari peninggalan

Lebih terperinci

KAMPANYE MUSEUM 10 NOPEMBER SURABAYA DENGAN TARGET AUDIENS REMAJA USIA TAHUN

KAMPANYE MUSEUM 10 NOPEMBER SURABAYA DENGAN TARGET AUDIENS REMAJA USIA TAHUN KAMPANYE MUSEUM 10 NOPEMBER SURABAYA DENGAN TARGET AUDIENS REMAJA USIA 15 22 TAHUN Pandu Dewantara 3407100136 Raditya Eka Rizkiantono,S.sn,MDs Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil Dan

Lebih terperinci

Penelusuran Masalah Analisa Objek desain

Penelusuran Masalah Analisa Objek desain BAB 1V KONSEP BAB IV KONSEP DESAIN DESAIN Penelusuran Masalah Analisa Objek desain Komik Majapahit berhenti cetak pada akhir tahun 1990 Berbanding lurus dengan invasi manga ke Indonesia Komik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parfum atau wewangian merupakan aroma yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Aplikasinya pun beragam, mulai dari kosmetik, aromatherapy, obat, hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah lembaga permanen dan tempat terbuka yang bersifat umum. Museum memiliki fungsi sebagai tempat atau sarana untuk merawat, menyajikan, menyimpan, melestarikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Di era globalisasi ini persaingan antar kota menjadi semakin nyata, terlihat dari bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta memaksimalkan potensi-potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beragam budaya dan tradisi Indonesia membuat banyaknya kerajinan tradisional di Indonesia. Contohnya yang saat ini lagi disukai masyarakat Indonesia yaitu kerajinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, alam dan sejarah peninggalan dari nenek moyang sejak zaman dahulu, terbukti dengan banyaknya ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali ditemukan benda-benda kuno yang berharga. Benda-benda tersebut dikoleksi dan dikumpulkan menjadi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1. Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Strateginya yaitu mengangkat sejarah serta perkembangan industri musik indie di tanah air, mendokumentasikan sejarah agar mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik tersendiri karena penduduknya yang beragam budaya dan agama. Untuk memasuki kota Semarang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Museum Palagan Ambarawa yang terletak di Jalan Pemuda km.04 Kelurahan Panjang Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan untuk rumah sakit semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh berbagai penyakit yang sudah mulai berkembang seiring perkembangan zaman. Orang tua

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis,

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis, BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Tipografi Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis, proses perancangan dengan menggunakan huruf adalah tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan serantaian peristiwa masa lampau yang terjadi secara nyata dalam perjalanan hidup manusia. Dalam sebuah negara, sejarah dan kisah yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Cirebon adalah kota strategis yang terletak diujung timur pantai utara Jawa Barat, faktor tersebut membuat kota ini berkembang menjadi sebuah kota yang maju. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. I. 1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. I. 1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Pemberlakuan UU No 21 tahun 1999 dan telah direvisi dengan UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, dimana setiap daerah di Indonesia memiliki wewenang dalam

Lebih terperinci

BAB I. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut,

BAB I. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut, BAB I 1.1. Latar Belakang Surabaya saat ini telah menjadi sebuah kota industri yang modern, pusat perekonomian dan bisnis di Jawa Timur, serta sentra kekuatan angkatan bersenjata maritim Indonesia. Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Puri Maerakaca Taman Wisata Budaya Jawa Tengah terdapat di Semarang, sudah banyak didengar dan diketahui oleh masyarakat tentunya orang Semarang sendiri pasti

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi Menurut Laswell komunikasi meliputi lima unsur yakni komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. komunikasi merupakan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang baik selalu ditanamkan sejak dini oleh setiap orang tua karena pada usia dini, anak lebih mudah menerima dan menyerap segala informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Museum dalam..., Faika Rahima Zoraida, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Museum dalam..., Faika Rahima Zoraida, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya budaya. Keragaman budaya yang dimiliki melalui peristiwa sejarah yang panjang sudah seharusnya diapresiasi masyarakat dan diketahui

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai pahlawan kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah dan memiliki beragam budaya, seni serta wisata yang telah dikenal keindahannya di Indonesia. Ibukota Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODE DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metodologi BAB III METODE DAN PERANCANGAN KARYA Pada bagian ini menerangkan serangkaian proses atau langkah-langkah dari perancangan ini. Metode pengumpulan data perancangan yang digunakan yaitu secara

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif Menjadikan buku tersebut menjadi bagian dari dunia wacana desain di Indonesia serta diharapkan mampu membuka dan menambah wawasan masyarakat desainer grafis

Lebih terperinci

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok Ni Made Dristianti Megarini 3407100128 Potensi perkembangan kreatifitas dan seni Lombok sangat pesat dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... PRAKATA...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... PRAKATA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI...... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...... PRAKATA.... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i ii iii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi sangat berpengaruh terhadap tolak ukur maju atau tidaknya keberadaan suatu daerah. Pengaruh tesebut akan muncul dan terlihat melalui sebuah kompetisi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 STRATEGI KREATIF 4.1.1 Strategi Komunikasi Strategi komunikasi adalah sebuah perencanaan komunikasi yang digunakan untuk mencapai tujuan dari publikasi buku pada masyarakat

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG MASALAH

LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata dunia yang banyak digemari oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara setelah Bali di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan mencari informasi, pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang suatu hal yang tidak diketahui oleh manusia. Pada dasarnya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia telah menikmati kemerdekaan selama 72 Tahun, kemerdekaan atas diri sendiri, kemerdekaan beragama, kemerdekaan berkumpul dan berserikat, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya adalah salah satu aset berharga yang sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan. Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam suku, tentu memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha - 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan saat ini, remaja dalam rentang usia 13 tahun hingga 18 tahun mempelajari sejarah Indonesia baik melalui buku pelajaran sekolah maupun media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Bandung mempunyai peranan besar, salah satunya adalah peristiwa Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Bandung mempunyai peranan besar, salah satunya adalah peristiwa Bandung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung adalah kota yang memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi sejak jaman dahulu kala. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan pun Kota Bandung

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dikenal sebagai salah satu cabang ilmu yang mempelajari peristiwa pada masa lampau untuk kemudian diaplikasikan pada masa kini bahkan diproyeksikan untuk

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: membutuhkan informasi yang spesifik.

BAB IV KONSEP. Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: membutuhkan informasi yang spesifik. BAB IV KONSEP 4.1. Panduan Arah Terpadu Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: 4.1.1. Tanda orentasi : ditempatkan untuk membantu pengunjung dapat memahami arah dimana dia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Logo memegang peranan penting bagi sebuah perusahaan untuk dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Logo memegang peranan penting bagi sebuah perusahaan untuk dikenal oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Logo memegang peranan penting bagi sebuah perusahaan untuk dikenal oleh masyarakat, layaknya wajah pada manusia. Logo membantu masyarakat untuk mengingat karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia yang memukau dengan keragaman warna budaya, bahasa, agama dan kaya akan sejarah, salah satunya adalah monumen. Monumen di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki ragam warisan budaya. Seiring perubahan zaman, kemajuan teknologi menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERANCANGAN

BAB IV METODE PERANCANGAN BAB IV METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif Belum adanya buku fotografi yang menyajikan keindahan alam di wilayah Tana Toraja sepenuhnya menimbulkan kurangnya kesadaran masyarakat tentang potensi wisata

Lebih terperinci

Anidyari Kusumastuti M F Multimedia Interaktif Pembelajaran. Bahasa Jawa. KELAS 5 SD Materi Unggah Ungguh Basa & Aksara jawa

Anidyari Kusumastuti M F Multimedia Interaktif Pembelajaran. Bahasa Jawa. KELAS 5 SD Materi Unggah Ungguh Basa & Aksara jawa Anidyari Kusumastuti M F 3408100102 Multimedia Interaktif Pembelajaran Bahasa Jawa KELAS 5 SD Materi Unggah Ungguh Basa & Aksara jawa BAHASA JAWA itu... Ga menarik KETINGGALAN JAMAN SUSAH! Bahasa itu menunjukkan

Lebih terperinci

LITERATUR ILUSTRASI DESAIN KARAKTER

LITERATUR ILUSTRASI DESAIN KARAKTER LITERATUR ILUSTRASI DESAIN KARAKTER Diagram interpersonal circumlpex Character Ingredients Schell, Jesse, The Art of Game Design: a book of lenses CHARACTER INGREDIENTS Dimana lingkungan karakter berada?

Lebih terperinci

Di penghujung tahun 2009, (Kemenbudpar) melepas sebuah program baru, yaitu Tahun Kunjung Museum (TKM) 2010

Di penghujung tahun 2009, (Kemenbudpar) melepas sebuah program baru, yaitu Tahun Kunjung Museum (TKM) 2010 LATAR BELAKANG tahun 2008 Indonesia mencanangkan program Visit Indonesia Year Berlanjut di tahun 2009 - Marine Tourism & Mice Di penghujung tahun 2009, (Kemenbudpar) melepas sebuah program baru, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hari merdekanya Indonesia menjadi momentum yang sangat penting bagi perjalanan bangsa Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Hal tersebut bisa diperoleh setelah

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan kota wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan baik domestik, maupun internasional. Banyaknya tempat wisata dan hiburan yang ditawarkan kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam buku Penghargaan Konservasi Bangunan Cagar Budaya karya Dr.Dibyo Hartono tahun 2104, sejarah sebuah kota adalah sejarah kehidupan manusia yang tercermin

Lebih terperinci

Sinopsis : Buku Batik Design berisikan pembahasan

Sinopsis : Buku Batik Design berisikan pembahasan Dimensi : 24 cm X 28 cm Tebal : 1.5 cm Penerbit : Pepin Press Penulis : Pepin van Roojen Sinopsis : Buku Batik Design berisikan pembahasan dan penelusuran batik batik di Indonesia. Berisikan ulasan motif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Pulau Jawa. Tingkat kehidupan Jakarta dan sekitarnya

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN 3.1 Strategi Promosi Pada perancangan promosi wisata edukasi Saung Angklung Udjo ini menggunakan strategi pendekatan pada konsumen yaitu dengan suatu pendekatan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI & KONSEPTUAL. paradise in tidung island adalah menciptakan panduan lengkap, informatif dan

BAB III STRATEGI & KONSEPTUAL. paradise in tidung island adalah menciptakan panduan lengkap, informatif dan 53 BAB III STRATEGI & KONSEPTUAL 3.1 Strategi Perancangan Bentuk rancangan yang akan dibuat dalam buku panduan wisata little paradise in tidung island adalah menciptakan panduan lengkap, informatif dan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa 21 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Brand Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa brand identity adalah ekspresi secara visual dan verbal dari sebuah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Branding Menurut Alina Wheeler dalam buku Designing Brand Identity, Brand adalah janji, ide besar dan harapan yang mengesampingkan setiap pemikiran konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian atau peristiwa di masa lalu yang sungguh-sungguh terjadi. Dalam sejarah, terkandung nilai-nilai yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB I KAMPANYE NILAI PENGORBANAN BANDUNG LAUTAN API. Dzulfikri Abdul Jabbar

BAB I KAMPANYE NILAI PENGORBANAN BANDUNG LAUTAN API. Dzulfikri Abdul Jabbar BAB I KAMPANYE NILAI PENGORBANAN BANDUNG LAUTAN API Dzulfikri Abdul Jabbar 116010030 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandung memiliki peran dan kontribusinya sendiri dalam mencapai kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat game

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat game BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat game platform bergenre side scroll bertema sejarah hari pahlawan berjudul Sutomo. Hal ini dilatar belakangi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya Indonesia memiliki kekayaan budaya yang berlimpah dan beragam. Namun dengan kekayaan budaya yang Indonesia miliki ternyata tidak memberikan bukti nyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak orang merasa bingung mengisi hari libur mereka yang hanya berlangsung sehari atau dua hari seperti libur pada sabtu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu aset di setiap wilayah di dunia. Dari sektor pariwasata,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. Tetapi, kejelekan dari pendekatan ini adalah meskipun dalam bentuk yang

BAB 4 KONSEP. Tetapi, kejelekan dari pendekatan ini adalah meskipun dalam bentuk yang BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Simbol Menurut Veronica Napoles dalam bukunya Corporate Identity Design, menjelaskan ada 3 kategori dasar simbol, yaitu typographic, abstract, descriptive, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangunan Cagar Budaya merupakan peninggalan atau warisan budaya yang mengandung nilai sejarah, arsitektur dan ilmu pengetahuan yang patut untuk dibanggakan

Lebih terperinci