MASJID JAMI PITI LAKSAMANA MUHAMMAD CHENG HO PURBALINGGA: SIMBOL KEINDAHAN TOLERANSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MASJID JAMI PITI LAKSAMANA MUHAMMAD CHENG HO PURBALINGGA: SIMBOL KEINDAHAN TOLERANSI"

Transkripsi

1 Arif Hidayat: Masjid dalam Menyikapi Peradaban Baru... (hal ) MASJID JAMI PITI LAKSAMANA MUHAMMAD CHENG HO PURBALINGGA: SIMBOL KEINDAHAN TOLERANSI DALAM AKULTURASI Dinda Wulan Afriani STAIN Purwokerto Jl. Ahmad Yani 40-A, Purwokerto Telp. (0281) HP Abstrak: Artikel ini menganalisis salah satu masjid unik di Indonesia yang terletak di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Masjid Laksamana Muhammad Cheng Ho Purbalingga merupakan salah satu dari tiga masjid Cheng Ho di Indonesia. Kehadiran masjid ini merupakan wujud simbol keindahan toleransi antar etnis dan budaya dalam sebuah akulturasi. Bentuk arsitektur masjid ini merupakan perpaduan dari budaya Islam- Tiongkok-Arab-Jawa. Keistimewaan masjid ini bukan hanya terletak pada bentuk arsitektur bangunan dan ragam hias arsitekturnya saja. Namun juga pada keindahan makna dan nilai falsafah kehidupan yang terkandung di dalamnya, yang tentu saja selaras dengan peran sertanya dalam masyarakat. Dalam membaca tanda dan makna, artikel ini juga menyajikan penalaran melalui metode semiotika visual secara singkat namun cukup padat. Kata Kunci: Masjid, Cheng Ho, Akulturasi, Simbol, Ornamen, dan Arsitektur. A. PENDAHULUAN Islam di Indonesia mengalami sejarah dan perkembangan yang cukup unik dengan adanya akulturasi budaya. Indonesia dengan keberagaman budaya memiliki harmonisasi yang terjalin sangat erat dalam beragam. Hal itu salah satunya tercermin dalam arsitektur masjid, lengkap dengan ragam hias ornamennya. Masjid pun menjadi salah satu perwujudan akulturasi budaya. Dalam keyakinan Islam, masjid juga sering disebut baitullah yang berarti rumah Allah. Maka dari itu, kehadiran sebuah masjid pun menjadi sangat 27

2 Jurnal Kebudayaan Islam istimewa. Keistimewaan masjid juga dijelaskan pada sebuah hadis riwayat Muslim dalam sahihnya, bahwa Rasulullah telah bersabda Bagian negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya. Masyarakat Muslim biasanya membangun masjid dengan bergotongroyong, baik dalam hal perencanaan, pendanaan sampai tenaga. Masyarakat muslim percaya bahwa membangun masjid merupakan suatu ibadah jariah yang diartikan sebagai ibadah yang mengandung pahala abadi, selama masjid yang dibangun nantinya masih digunakan sebagai tempat untuk beribadah. Rasulullah bersabda: barang siapa membina (membangun) masjid karena Allah dan mengharapkan keridaannya, maka Allah akan membuat rumah baginya dalam surga Masjid memang identik dengan Islam sebagai agama yang diturunkan Allah SWT dijazirah Arab. Namun, seiring ekspansi dakwah rasul beserta sahabat yang sangat luas, maka Islam pun sampai di berbagai penjuru negeri di bumi ini. Beberapa diantaranya, di negeri Tiongkok dan Indonesia. Tiongkok atau Cina sebagai sebuah negeri yang kaya akan tradisi dan budaya, ternyata juga telah mendapatkan sentuhan ajaran Islam kira-kira sejak pertengahan abad ke 7 ( ). Sa ad bin Abi Waqqash, seorang utusan di zaman Khalifah Ustman bin Affan yang bertugas mengenalkan ajaran Islam di tanah Cina. Tidak heran, pada saat itu pun telah di bangun sebuah masjid pertama di daratan Cina, letaknya di Guangzhou bernama masjid Huai Sheng (Yuanzhi, 2007: ). Di Indonesia sendiri, proses Islamisasi telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, tradisi, dan budaya asli masyarakatnya. Menurut sejarah dan perkembangan, teori tentang masuknya Islam ke Indonesia adalah melalui para saudagar dari berbagai penjuru dunia. Baik itu dari Arab, Persia, India, juga Cina (Sunanto, 2005: 7). Dengan demikian, maka akulturasi budaya pun terjadi seiring dengan harmonisasi Islamisasi. Lalu seperti apakah wajah akulturasi kebudayaan Islam-Cina di tanah Jawa jika terwujud dalam sebuah masjid? Bagaimana pula makna simbol dan ragam hias ornamen yang ada pada masjid tersebut? Tulisan ini hadir untuk memaparkan akulturasi budaya dalam arsitektur s masjid yang unik nan menawan, yaitu Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Ho Purbalingga. Selain itu, tulisan ini juga berusaha mengungkap sisi filosofis pahatan ragam hias ornamen dan arsitektur, serta peran fungsinya di masyarakat. 28 Vol. 12, No. 1, Januari - Juni 2014

3 Dinda Wulan Afriani: Masjid Jami Piti Laksamana Muhammad Cheng Ho... (hal ) B. KONSEP KONTRUKSI ARSITEKTUR MASJID CHENG HO PUR- BALINGGA Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Ho Purbalingga berada di grumbul Mejingklak Rt 3 Rw 4, desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Masjid yang mulai dibangun kira-kira pada tahun 2005 dan diresmikan pada 5 Juli 2011 ini merupakan satu dari tiga masjid Cheng Ho di Indonesia. Dua masjid Cheng Ho Indonesia yang sebelumnya telah dibangun, adalah Masjid Jami Cheng Ho Surabaya dan Masjid Cheng Ho Palembang. Sesuai dengan namanya, masjid Cheng Ho Purbalingga adalah masjid yang bernuansa budaya Tiongkok (Cina). Salah satu latar belakang dibangunnya masjid Cheng Ho di Indonesia, adalah untuk mengenang dan menghormati jasa seorang bahariwan muslim Cina bernama Laksamana Muhammad Cheng Ho, yang dalam sejarah diceritakan sebagai salah seorang tokoh pembawa risalah Islam di Nusantara (wawancara dengan Bpk Untung, Ketua Imam masjid Cheng Ho Purbalingga). Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Ho Purbalingga dibangun atas inisiatif seorang warga setempat yang merupakan mualaf keturunan Cina bernama Herry Wakong. Dengan bangun rancang yang unik dan istimewa di bawah naungan Persatuan Imam Tauhid Indonesia (PITI) cabang Purbalingga. Bergaya arsitektur khas Cina dikombinasikan dengan sentuhan budaya Arab dan Jawa sehingga terjadi satu akulturasi budaya yang mengemuka dalam wujud masjid jami yang elok, bersih dan enak dipandang mata. Hal itu ditopang dengan nilai-nilai seni dan budaya lewat sentuhan tangan-tangan para ahli yang punya kemampuan dan capable di bidangnya baik dari sisi teknik bangunannya sendiri maupun arsitekturnya (Suparjdo, 2011: 2-3). Sehingga pada saat ini, bisa dilihat dan dinikmati model atap, pilar-pilar dan bagian-bagian yang sangat bervariasi pada masjid ini. Konsep pembangunan masjid Cheng Ho Purbalingga sendiri, mengacu pada konsep masjid Cheng Ho Surabaya. Sepintas, masjid Cheng Ho Purbalingga ini serupa dengan bangunan klenteng atau tempat ibadah umat Tridharma. Dominan warna merah menghiasi masjid ini, lengkap dengan hiasan dan ornamennya. Di teras masjid sebelum pintu masuk, terdapat sebuah bedug berukuran tidak terlalu besar sebagai pelengkap masjid. Sentuhan nuansa Tiongkok hadir dalam lampu-lampu lampion merah yang cantik. Kemudian pada bagian atas pintu masuk, terdapat sambutan papan nama masjid Cheng Hoo yang ditulis dengan huruf mandarin. 29

4 Jurnal Kebudayaan Islam Pintu masuknya terbuat dari kayu, diukir rapi dengan gaya Tiongkok, namun ukirannya membentuk lafadz Allah. Saat pertama kali masuk kedalam masjid Cheng Ho Purbalingga ini, maka kita akan sangat dibuat terkesan dengan segala perpaduan simbol ornamennya. Fokus pertama pada bagian kubah masjid yang berbentuk segi delapan, juga dilengkapi ukiran melingkar yang membentuk lafadz Allah. Sementara itu, rangka atap bagian dalam masjid disusun rapi dengan gaya khas rumah Jawa (usuk). Jendela masjid juga berbentuk segi delapan dengan kaca hias warna kombinasi yang menyala. Senada dengan lantai dan karpet merahnya, semakin membuat ruangan masjid ini seakan-akan menyala. Apalagi ditambah dengan lampu hias berukuran cukup besar, yang membuat ruangan masjid ini menjadi indah. Beberapa lampion didalam masjid juga dihiasi lafadz Allah dan Muhammad. Dinding di dalam masjid juga dilengkapi ornamen kaligrafi arab yang semakin membuat masjid ini benar-benar menjadi sangat unik dan istimewa. Dari sisi sosial, kontruksi masjid Cheng Ho ini juga dikonsep untuk semakin menyatukan masyarakat serta untuk menambah daya tarik wisata di Kabupaten Purbalingga. Sejak diresmikan pada tahun 2011, masjid Cheng Ho Purbalingga sudah mulai digunakan oleh masyarakat sekitar untuk berbagai kegiatan ibadah seperti sholat berjamaah, majelis ta lim, sholat Jum at dan sholat hari raya. Karena konsep bangunannya yang unik, maka masjid ini juga sering di jadikan pilihan untuk melaksanakan prosesi akad nikah dan lokasi foto pre-wedding. Masjid ini juga tidak pernah sepi pengunjung, baik di waktu sholat maupun di luar waktu sholat. Pengunjung rata-rata adalah para musafir atau orang yang sedang dalam perjalanan dan tidak sengaja melewati kawasan tersebut. Para pengunjung dari berbagai penjuru yang mampir ke masjid ini rata-rata mampir untuk beribadah, beristirahat atau sekedar berfoto-foto menikmati keindahan dan keunikan masjid ini (wawancara dengan Teguh, Penjaga Masjid). C. SEMIOTIKA VISUAL DAN MAKNA VISUALITAS ARSITEKTUR MASJID CHENG HO PURBALINGGA Semiotika visual (visual semiotics) (dalam Budiman, 2003: 13) pada dasarnya merupakan salah sebuah bidang studi semiotika yang khusus menaruh minat pada penyelidikan terhadap segala jenis makna yang disampaikan melalui sarana indra lihatan (visual senses). Salah satu tokoh pelopor dari konsep dasar ilmu adalah Charles Sanders Pierce. Pierce dalam semiotika komunikasi melihat tanda (representament) sebagai bagian yang tak terpisahkan dari objek referensinya serta pemahaman subjek atas tanda (interpretant) (Sobur, 2003: xii). 30 Vol. 12, No. 1, Januari - Juni 2014

5 Dinda Wulan Afriani: Masjid Jami Piti Laksamana Muhammad Cheng Ho... (hal ) Dalam gagasannya, Pierce mengatakan bahwa sebuah tanda atau representament adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu dinamakan sebagai interpretant dari tanda yang pertama pada gilirannya mengacu kepada objek. Dengan demikian, sebuah tanda atau representament memiliki relasi triadik langsung dengan interpretant dan objeknya. Lalu muncul istilah proses semiosis yang merupakan suatu proses yang memadukan entitas yang disebut sebagai representament satu dengan entitas lain yang disebut sebagai objek. Proses semiosis ini sering pula disebut sebagai signifikasi (signification) (Budiman, 2003: 25-26). Secara sederhana, semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Sobur, 2003: 15). Memang, tidaklah sederhana dalam menjelaskan semiotika. Namun dalam perkembangannya, bisa diambil telaah yang sekiranya cukup simpel melalui upaya klasifikasi yang dikerjakan oleh Pierce terkait semiotika visual. Pembedaan tipe-tipe tanda telah dibagi menjadi beberapa diantaranya : ikon (icon), indeks (index) dan simbol (symbol) (Budiman, 2003: 29). 1. Ikon (ikon) (dalam Budiman, 2003: 29) adalah tanda yang mengandung kemiripan rupa (resemblance) sebagaimana dapat dikenali oleh para pemakainya. Di dalam ikon hubungan antara representament dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas. Suatu peta atau lukisan, misalnya, memiliki hubungan ikonik dengan objeknya sejauh di antara keduanya terdapat keserupaan. Hal ini tentu dapat diterapkan pada pola arsitektur masjid Cheng Ho Purbalingga yang memang, secara bentuk bangunannya memiliki keserupaan, kesamaan atau kemiripan dengan bangunan klenteng atau tempat ibadah umat Tridharma dari negeri Tiongkok. Terlepas dari makna falsafah yang sesungguhnya, eksistensi masjid Cheng Ho Purbalingga secara visual telah menjadi sebuah ikon toleransi antara 2 umat, yaitu Islam dan Tridharma. Atau sah saja jika disebut sebagai ikon dari akulturasi 2 budaya, Islam- Tiongkok. 2. Indeks (index) adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di antara representamen dan objeknya bersifat konkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal. Misalnya : jejak telapak kaki di atas permukaan tanah merupakan indeks dari seseorang yang telah lewat disana (Budiman, 2003: 31). Jika konsep indeks ini digunakan untuk memandang keberadaan masjid Cheng Ho Purbalingga, maka bisa saja secara visual bermakna beberapa kemungkinan di antaranya : masjid tersebut merupakan indeks dari eksistensi etnis Muslim-Tionghoa di sekitar wilayah tersebut. Bisa jadi, sebuah indeks bahwa masjid tersebut dibangun oleh seorang 31

6 Jurnal Kebudayaan Islam tokoh Muslim-Tionghoa, atau bahkan karena masjid tersebut ber papan nama masjid Muhammad Cheng Ho, dengan demikian lewat pemaknaan visual akan menghasilkan semacam indeks prasangka bahwa tokoh bernama Muhammad Cheng Ho adalah seorang tokoh penting dan pernah mukim atau mampir di kawasan tersebut. 3. Simbol (Symbol), yang merupakan jenis tanda yang bersifat arbitrer dan konvensional (Budiman, 2003: 32). Secara etimologis, simbol (symbol) berasal dari kata Yunani sym-ballein yang berarti melemparkan bersama suatu (benda, perbuatan) dikaitkan dengan suatu ide (Hartoko & Rahmanto, 1998: 133). Simbol atau lambang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana dan sebagainya, yang menyatakan sesuatu hal, atau mengandung maksud tertentu. Ketika konsep simbol ini digunakan untuk memandang wajah arsitektur multikultural dari masjid Cheng Ho Purbalingga, sekiranya boleh mengatakan bahwa secara visual, kehadiran masjid Cheng Ho di Kabupaten Purbalingga menjadi simbol keindahan akulturasi budaya sekaligus menjadi simbol kerukunan antar etnis dan agama (toleransi). Selain itu, kehadiran masjid Cheng Ho ini juga menjadi simbol daya tarik wisata religi di Kabupaten Purbalingga. D. MEMBACA MAKNA SIMBOL DAN RAGAM HIAS ORNAMEN MASJID CHENG HO PURBALINGGA MELALUI MATA RETORI- KA CITRA Setelah beberapa kali mengunjungi, mengumpulkan data, serta sempat berdialog dengan pengurus masjid Cheng Ho Purbalingga, penulis menyadari bahwa keindahan dan keunikan masjid Cheng Ho Purbalingga tidak terlepas dari falsafah maupun mitos atau mitologi dalam ragam hias ornamennya. Untuk dapat membaca makna simbol dan ragam hias ornamen dari masjid Cheng Ho Purbalingga dari tinjauan semiotika visual, maka tidak ada salahnya jika kita menggunakan mata dari seorang tokoh semiotika, Roland Barthes. Dalam teori retorika citranya, Barthes (dalam Budiman, 2003: 70) mengatakan bahwa apabila kita secara khusus hendak membaca mitos-mitos yang bersifat citrawi, kita lebih dahulu harus membedakan dua buah tipe pesan yang niscaya terkandung didalam sebuah citra. Barthes mengklasifikasikan dua tipe pesan yang niscaya terkandung dalam sebuah citra. 1. Citra Ikonik Hal yang dimaksud oleh Barthes citra itu sendiri sebagai pesan ikonik (iconic message) yang dapat kita lihat, entah berupa adegan (scene), lanskap 32 Vol. 12, No. 1, Januari - Juni 2014

7 Dinda Wulan Afriani: Masjid Jami Piti Laksamana Muhammad Cheng Ho... (hal ) atau relitas harfiah yang terekam. Citra sendiri menurut Barthes (1984: 17 dan dalam Budiman, 2003: 70), dibedakan menjadi dua tataran : (1). Pesan harfiah atau pesan ikonik tak berkode (non-coded iconic message) dan (2). Pesan simbolik atau pesan ikonik berkode (coded iconic message). Pesan harfiah atau pesan ikonik tak berkode (non-coded iconic message) sebagai analogon itu sendiri, merupakan tataran denotasi citra yang berfungsi untuk menaturalkan pesan simbolik. Pesan harfiah misalnya terkait makna warna-warna yang mendominasi masjid Cheng Ho Purbalingga. Warna dalam arsitektur Cina mengandung makna dan simbolisasi yang sangat mendalam. Karena warna merupakan simbol dari lima elemen, dan masing-masing memiliki makna sendiri. Lima elemen unsur dasar tersebut merupakan penggambaran dari Yin dan Yang (simbol keseimbangan dalam mitologi Cina). Unsur-unsur tersebut adalah : Shui (Air), Huo (Api), Mu (Kayu), Chin (Logam), Tu (Tanah) (Moedjiono, 2011: 22). Secara keseluruhan, Masjid Cheng Ho Purbalingga didominasi oleh warna merah, hijau dan putih. Makna warna merah dalam arsitektur Cina merupakan simbol unsur api (Huo) yang melambangkan kegembiraan, harapan, keberuntungan dan kebahagiaan. Warna hijau merupakan simbol unsur kayu (Mu) yang melambangkan panjang umur, pertumbuhan dan keabadian. Kemudian warna putih simbol dari unsur logam (Chin) yang menjadi lambang kedudukan dan kesucian. Ketiga warna tersebut, merupakan warna-warna yang dianggap melambangkan makna dan pesan yang sakral dan penting dalam mitologi kepercayaan Cina. Namun ketika warna-warna tersebut diaplikasikan dalam sebuah masjid, maka makna dan pesan dalam simbol warna-warna tersebut menjadi lebih natural dan bermakna lebih umum, yakni warna yang bermakna mempercantik sebuah bangunan. Sementara itu, pesan simbolik itu sendiri merupakan tataran konotasi yang keberadaannya didasarkan atas kode budaya tertentu atau familiaritas (kesamaan) terhadap strereotipe tertentu. Dengan kata lain, sebagai suplemen dari isi analogis tersebut, kita menemukan makna pada tataran kedua yang petanda-petandanya mengacu kepada budaya tertentu: kode dari tataran konotasi ini mungkin tersusun dari suatu tatanan simbolik universal atau retorik dari satu periode tertentu, atau singkatnya dari semacam stok stereotipe kultural. Petanda-petanda dari citra yang berkonotasi kemudian disebut dengan ideologi, sedangkan penanda-penandanya disebut retorik atau konotator-konotator (Budiman, 2003: 70-71) Sebagai contoh, ornamen segi delapan yang melengkapi keindahan dan keunikan arsitektur masjid Cheng Ho Purbalingga. Secara simbolik, segi 33

8 Jurnal Kebudayaan Islam delapan atau dalam falsafah mitologi China disebut dengan pat kwa, angka 8 dalam bahasa Tionghoa disebut fat yang berarti jaya dan keberuntungan,. Pat Kwa juga bermakna mengusir hawa jahat dan sebagai lambang kemakmuran serta keselamatan (Moedjiono, 2011: 21-22). Namun, pemaknaan menggunakan falsafah tersebut ditepis oleh salah seorang tokoh pengurus masjid Cheng Ho Purbalingga. Dalam sebuah kesempatan, penulis sempat berdialog dengan salah seorang tokoh pengurus masjid kemudian bertanya perihal makna ornamen segi delapan yang banyak ditemukan pada bangunan masjid Cheng Ho Purbalingga. Makna ornamen segi delapan yang dimaksud ternyata terkait dengan sebuah risalah dalam Islam. Alkisah, pada saat Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah, beliau dikejarkejar oleh kaum kafir Quraish dan bersembunyi di dalam gua Tsur. Pada saat hendak memasuki gua tersebut, terdapat rumah laba-laba yang bentuknya seperti segi 8, Nabi yang meskipun dalam keadaan bahaya tidak mau merusak rumah laba-laba tersebut. Beliau lalu memohon kepada Allah SWT agar diberikan perlindungan dan keselamatan dari kejaran kaum kafir Quraish. Dengan bantuan Allah SWT, Nabi pun akhirnya dapat memasuki gua Tsur tanpa harus merusak rumah laba-laba tersebut. Saat situasi sudah aman, beliau keluar dari gua Tsur dan melanjutkan perjalanan menuju Madinah untuk berhijrah guna menyampaikan wahyu yang diberikan Allah SWT kepada umat muslim di Madinah. Saat berada di gua Tsur pada waktu perjalanan hijrah tersebut, Allah SWT memberikan perlindungan (keberuntungan dan keselamatan) kepada Nabi Muhammad SAW untuk dapat melalui rumah laba-laba itu dengan damai tanpa harus merusak dan mengganggu makhluk lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa agama Islam yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW merupakan agama yang cinta damai. Dari ornamen segi delapan yang ditemukan pada masjid Cheng Ho Purbalingga, maka dapat dikatakan bahwa ornamen segi delapan merupakan sebuah pesan simbolik yang merupakan tataran konotasi (mitos) yang keberadaannya didasarkan atas kode budaya tertentu serta mengandung familiaritas terhadap stereotipe tertentu. Ornamen berbentuk segi delapan yang terdapat di masjid Cheng Ho Purbalingga merupakan sebuah tanda atau simbol yang didasarkan pada kode budaya. Dalam falsafah atau mitologi budaya Tionghoa, segi delapan dikenal dengan pat kwa yang bermakna jaya dan keberuntungan serta keselamatan. Sementara itu dalam risalah kebudayaan Islam, segi delapan disebut sebagai bentuk sarang laba-laba yang maknanya dikaitkan dalam sebuah peristiwa kenabian pada masa lampau. Akhirnya, dipahami makna pada tataran semiologis kedua yang oleh Barthes disebut dengan tataran konotasi 34 Vol. 12, No. 1, Januari - Juni 2014

9 Dinda Wulan Afriani: Masjid Jami Piti Laksamana Muhammad Cheng Ho... (hal ) atau mitos (Budiman, 2003: 67) pada suatu petanda berbentuk segi delapan, dan ternyata petanda tersebut mengandung makna dualisme budaya yaitu Tionghoa dan Islam. 2. Citra Tekstual Sebuah citra sebenarnya bukanlah suatu struktur yang tertutup karena, setidaknya, ia berkomunikasi dengan sebuah struktur lain, yaitu teks. Dalam hal ini, apa yang dimaksud dengan teks adalah semata susunan kata-kata, perkataan-perkataan, atau kalimat-kalimat yang bersifat parasitik dan sengaja didesain untuk mengkonotasikan citra. Oleh karena itu, tipe pesan yang kedua ini disebut Barthes dengan pesan lingual (linguistic message). Konsep struktur arsitektur masjid Cheng Ho Purbalingga memang sengaja disusun secara unik. Pun demikian, untuk semakin menegaskan citra akulturasi budaya pada masjid ini, kemudian dikomunikasikan dengan struktur lainnya, berupa ragam hias ornamen dalam bentuk teks. Papan nama di atas pintu masuk masjid sengaja didesain menggunakan huruf mandarin. Pintu masuk kayu bergaya khas Tiongkok nya diukir rapi dengan detail ukiran yang membentuk lafadz Allah serta dihiasi ornamen geometri. Secara umum, arsitektur Tiongkok atau Cina dikelompokkan menjadi 5 kategori; Hewan (fauna), tumbuhan (flora), fenomena alam, legenda dan geometri. Begitu juga dengan detail ukiran pada kubah segi delapan di dalam masjid yang dihiasi dengan ukiran lafadz Allah. Selain itu, di dalam dinding masjid juga terdapat ornamen kaligrafi Arab Asmaul Husna (nama-nama Allah) dan sebuah ayat yang diambil dari Q.S. Al-Hajj ayat ke 77 tentang perintah kewajiban shalat. Pada beberapa lampion di dalam masjid juga sengaja dipercantik dengan lafadz Allah dan Muhammad. Maka itulah, yang dimaksud Barthes dengan pesan lingual (linguistic message). E. FALSAFAH DALAM EKSOTISME MASJID CHENG HO PURBA- LINGGA Secara umum, masjid Cheng Ho Indonesia berukuran 21 x 11 meter, dengan bangunan utama berukuran 11 x 9 meter. Pada sisi kiri dan kanan bangunan utama terdapat bangunan pendukung yang tempatnya lebih rendah dari bangunan utama. Setiap bangunan Masjid Muhammad Cheng Ho Indonesia memiliki arti tersendiri. Misalnya ukuran bangunan utama, panjang 11 meter pada bangunan utama Masjid cheng Ho ini menandakan bahwa Ka bah saat dibangun pertama kali oleh Nabi Ibrahim AS memiliki panjang dan lebar 11 meter. Sedangkan lebar 9 meter pada bangunan utama ini diambil dari 35

10 Jurnal Kebudayaan Islam keberadaan Walisongo dalam melaksanakan syi ar Islam di tanah Jawa. Arsitekturnya yang menyerupai model klenteng itu adalah gagasan untuk menunjukkan identitas dan eksistensi muslim Tionghoa (Islam Tiongkok) di Indonesia dan untuk mengenang leluhur warga Tionghoa yang mayoritas beragama Budha. Bagian depan masjid Cheng Ho Purbalingga memiliki tiga ambal lantai sebelum mencapai pintu masuk. Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh Imam setempat, makna tiga ambal lantai tersebut melambangkan falsafah trilogi dasar agama Islam yang meliputi Islam (penyerahan), Iman (keyakinan) dan Ihsan (kebaikan). Dalam ajaran Islam, seorang muslim untuk mencapai apa yang disebut dengan Insan Mukmin al-kamil (manusia mukmin yang sempurna) harus memiliki ketiga hal tersebut. Dengan memiliki Islam, Iman dan Ihsan maka seorang muslim akan mempunyai ahlak yang baik (ahlak al karimah). Dengan ahlak yang baik seorang muslim pun akan menjadi insan kamil. Karena Nabi pun pernah mengatakan bahwa manusia yang paling baik adalah mausia yang paling baik ahlaknya. Dan tokoh Imam setempat menjelaskan bahwa masjid Cheng Ho Purbalingga pun menjadi salah satu tempat untuk bisa mencapai hal tersebut. Maka siapapun orang Islam, sudah semestinya masuk ke dalam masjid dan menjadikan masjid sebagai tempat untuk menempa spiritualitas dengan berbagai macam aktivitas ibadah. Rasulullah SAW bersabda: Di masjid seorang mukmin laksana matahari yang terpantul di Air Dalam hadis lain juga dijelaskan bahwa salah satu dari tujuh golongan mukmin yang kelak akan mendapatkan naungan (pertolongan) Allah SWT pada hari kiamat adalah golongan mukmin yang hatinya senantiasa terikat dengan masjid (Nawawi: 227). Setiap Muslim dalam ajaran Islam juga dianjurkan untuk senantiasa memakmurkan masjid (Q.S. At-Taubah : 18-19). Selain sebagai tempat ibadah, masjid dalam ajaran Islam memiliki makna dan nilai falsafah kehidupan yang mendalam. Sejak masa kenabian, masjid sangat berperan penting dalam penyebaran dan pengajaran nilai-nilai tauhid. Bahkan, masjid Nabawi sebagai masjid yang pertama kali dibangun pada masa Nabi Muhammad bin Abdullah, memang sempat menjadi pusat dakwah, tarbiyah, dan segala aktivitas umat muslim pada masa itu. Meskipun bangunan arsitektur Masjid Nabawi pada saat itu tentunya belum semegah sekarang, namun peran dan fungsinya sangat penting dalam mengumpulkan dan menyatukan umat pada kala itu. Di Indonesia, para pejuang dakwah Islam terdahulu atau lebih dikenal dengan Wali Songo ketika mendirikan kerajaan Islam pertama di Jawa, yaitu 36 Vol. 12, No. 1, Januari - Juni 2014

11 Dinda Wulan Afriani: Masjid Jami Piti Laksamana Muhammad Cheng Ho... (hal ) kerajaan Demak, bebarengan dengan itu juga mendirikan masjid Agung Demak. Dalam melaksanakan misi dakwah, para Wali kemudian juga menjadikan masjid sebagai basis gerakannya. Dan hal tersebut merupakan semacam tradisi yang diwariskan Nabi Muhammad SAW pada awal-awal menenggakan ajaran Islam. Masjid (dalam Thoha, 2002: 37) dianggap sebagai miniatur (kosmos kecil) dari konfigurasi kehidupan (kosmos besar). Di sana terjadi interaksi sosial, di sana ada masyarakat (makmum) dan pemimpin (imam), masjid adalah tempat untuk beribadah; memperhalus benang spiritual (hablum minallah); dan ada ruang untuk mengaji; memperdalam keilmuan, silaturahim serta membahas permasalahan sosial (hablum minannas). Masjid kemudian menjadi simbol kehidupan yang tertata apik membentuk arsitektur kebudayaan serta mozaik peradaban. Masjid, langgar, surau, meunasah (Rasyidah, 2012: 222) dalam arti luas bukan hanya terbatas sebagai tempat untuk melakukan ibadah sembahyang atau shalat, tetapi juga sebagai pusat kegiatan budaya masyarakat Muslim. Karena itu di dalam masjid, langgar, meunasah dan lain-lain diucapkan khotbahkhotbah, tabligh-tabligh mengenai keagamaan kemasyarakatan untuk kehidupan masyarakat Muslim di dunia dan akhirat. Secara tradisional serambi masjid dipergunakan untuk kenduri-kenduri seperti maulidan dan lain-lain yang bersifat semiprofan (Tjandrasasmita, 2000: ). Sejak eksistensinya, Masjid Cheng Ho Purbalingga sebagai masjid yang memiliki wajah multikultural nan menawan, juga telah menjelma sebagai tempat untuk berbagai kegiatan umat Islam. Bahkan, sholat Idul Adha pertama di masjid ini dilaksanakan pada tahun 2010 saat bangunan masjid belum sempurna selesai dibangun. Pasca peresmian pada tahun 2011, maka peningkatan aktivitas ibadah masyarakat di masjid ini pun semakin terasa. Sholat wajib berjama ah, sholat Jum at, madrasah pendidikan al-qur an (TPQ), ta lim muslimat, pengajian peringatan hari bersejarah Islam serta prosesi akad nikah. Dari penjelasan tokoh masjid setempat, halaman belakang masjid juga tengah dalam perencanaan hendak dibangun sebuah pesantren agar masjid tersebut semakin berperan dan berfungsi. Respon masyarakat setempat terhadap masjid berbentuk klenteng tersebut juga sangat baik. Pada bulan Ramadhan tahun 2013 misalnya, masyarakat secara swadaya dan sukarela menyediakan ta jil di serambi masjid guna berbuka puasa bagi siapa saja yang mampir di masjid tersebut (wawancara dengan Teguh, penjaga masjid). Hal tersebut mencerminkan bahwa kehadiran masjid ini telah menggerakkan semangat gotong-royong dan kebersamaan masyarakat setempat dalam hal ibadah dan kebaikan. 37

12 Jurnal Kebudayaan Islam Peran sosial-ekonomi dari eksistensi masjid unik ini juga terlihat pada geliat pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Karena daya tariknya sebagai salah satu dari tiga masjid Cheng Ho di Indonesia, kawasan inipun menjadi ramai dikunjungi oleh para wisatawan lokal dari berbagai daerah. Hal ini membuat masyarakat setempat kemudian berinisiatif untuk membuka usaha tempat makan dan semacam warung souvenir. Pasca selesai pembangunan dan peresmian pada tahun 2011, tidak berarti menandakan pembangunan masjid ini telah dihentikan. Justru, saat inilah masyarakat setempat bersama dengan komando para tokoh Imam masjid, tengah dalam tahap perjuangan yang lebih berat lagi yaitu bagaimana caranya memakmurkan masjid (QS:9 : 18) dalam rangka membangun masjid dalam setiap hati umat. Karena, jika dalam setiap hati umat telah terbangun masjid atau semacam ruang untuk senantiasa beribadah dan mengingat Allah, maka energi positif akan terpancar dari setiap insan muslim dalam wujud akhlak al karimah. F. SIMPULAN Salah satu kekayaan khazanah kebudayaan Islam di Indonesia terwujud dalam bangunan arsitektur masjid. Masjid Laksamana Muhammad Cheng Ho Purbalingga merupakan salah satu contoh nyata dari sekian banyak masjid unik nan istimewa di Indonesia. Perpaduan akulturasi dari budaya Islam-Tiongkok- Arab-Jawa menjadikan masjid ini hadir sebagai simbol keindahan toleransi antar etnis dan umat beragama di Indonesia. Keistimewaan masjid ini bukan hanya dari bentuk arsitektur dan ragam hias ornamennya semata. Namun nilainilai falsafah yang indah seperti toleransi atas keberagaman, semangat spiritualitas dan kedamaian pun selaras terpadu bersama dengan peran fungsinya di masyarakat dalam bidang dakwah, pendidikan dan sosial-ekonomi. DAFTAR PUSTAKA Budiman, Kris Semiotika Visual. Yogyakarta: Buku Baik. Departemen Agama RI Al-Qur an dan Terjemahanya: Special For Women. Bandung: Syaamil al-qur an. Hasil Observasi Lapangan di Masjid Cheng Ho Purbalingga September Liliweri, Alo Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Moedjiono Ragam Hias dan Warna Sebagai Simbol dalam Arsitektur Cina dalam jurnal Modul edisi Vol. 11, No. 1, Januari Vol. 12, No. 1, Januari - Juni 2014

13 Dinda Wulan Afriani: Masjid Jami Piti Laksamana Muhammad Cheng Ho... (hal ) Rasyidah Kontruksi Makna Budaya Islam pada Masyarakat Aceh dalam Jurnal Ibda edisi Vol. 10, No, 2, Juli-Desember Sobur, Alex Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosydakarya. Supardjo, Untung Sekilas Sejarah Berdirinya Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Ho Kabupaten Purbalingga. Purbalingga: DPC PITI Kabupaten Purbalingga. Thoha, Zainal Arifin Eksotisme Seni Budaya Islam : Khazanah Peradaban dari Serambi Pesantren. Yogyakarta: BukuLaela. Tjandrasasmita, Uka Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-kota Muslim di Indonesia. Kudus: Menara Kudus. Yuanzhi, Kong Muslim Tionghoa: Cheng Ho Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara. Jakarta: Pustaka Populer Obor. 39

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO A. Akulturasi China dan Jawa di Masjid Cheng Hoo Masjid Cheng Hoo Surabaya adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi

Lebih terperinci

MASJID CHENG HOO SURABAYA

MASJID CHENG HOO SURABAYA KAJIAN MAKNA BUDAYA DALAM ARSITEKTUR : MASJID CHENG HOO SURABAYA Oleh: INDAH RAHMAWATI 0851010006 SEPTAFIAN ADHE 0851010028 SAVITRI KUSUMA W 0851010059 LUCKY MURDIYONO 0851010093 FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan. 53 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Masjid merupakan salah satu bangunan yang penting dalam agama Islam. Selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan sebagai tempat kegiatan umat Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Tionghoa yang datang dan menetap di Indonesia sudah memiliki sejarah yang panjang. Orang Tionghoa sudah mengenal Indonesia sejak abad ke 5 M, dan selama beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama Islam, memberikan pengaruh yang kuat terhadap masjid sebagai bentuk arsitektur Islam yang

Lebih terperinci

Raushan Fikr Vol. 6 No. 1 Januari 2017

Raushan Fikr Vol. 6 No. 1 Januari 2017 DOMINASI ARSITEKTUR TIONGHOA MASJID CHENG HOO Vita Sari Dwi Saputri Institut Agama Islam Negeri Purwokerto E-mail: vitasaridwisaputri@yahoo.com HP. 085875481171 Abstrak Dominasi warna pada bangunan Masjid

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masjid pertama dalam Islam yaitu Masjid Quba, masyarakat Madinah

BAB I PENDAHULUAN. Masjid pertama dalam Islam yaitu Masjid Quba, masyarakat Madinah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid pertama dalam Islam yaitu Masjid Quba, masyarakat Madinah yang dikenal berwatak lebih halus lebih bisa menerima syiar Nabi Muhammad SAW. Mereka dengan antusias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara Republik Indonesia. Wilayah Jakarta terbagi menjadi 6 wilayah yang termasuk 5 wilayah kota administratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom,

BAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedatangan agama Islam ke Indonesia merupakan suatu proses yang panjang dalam sejarah Indonesia. Namun diyakini bahwa salah satu unsur penting dalam proses kedatangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi

BAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masjid merupakan tempat beribadah umat muslim. Akar kata dari masjid adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi Muhammad SAW, di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa yang objek penggambarannya bisa dilakukan pada media batu atau tembok, kertas, kanvas, dan kebanyakan pelukis memilih

Lebih terperinci

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan Rihan Rizaldy Wibowo rihanrw @gmail.com Mahasisw a Jurusan A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peninggalan sejarah Islam diacehsalah satunya kesenian. Kesenian merupakan sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan yang dapat didengar

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN. a. Keharusan saling mengenal, b. Keberagamaan keyakinan, c. Keberagamaan etnis.

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN. a. Keharusan saling mengenal, b. Keberagamaan keyakinan, c. Keberagamaan etnis. BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN A. Keharusan Saling Mengenal Di sini akan dijelaskan tentang persamaan dan perbedaan pemikiran pluralisme agama dalam Islam dan pluralisme agama menurut Alwi Shihab, meliputi:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Menurut Marvin Harris (dalam Spradley, 2007:5) konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompokkelompok masyarakat tertentu,

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR JUDUL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERAHU WARAG SEMARANG

JURNAL TUGAS AKHIR JUDUL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERAHU WARAG SEMARANG JURNAL TUGAS AKHIR JUDUL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERAHU WARAG SEMARANG LATAR BELAKANG Semarang adalah kota raya dan merupakan Ibu kota dari Jawa Tengah dan sebagai kota metropolitan kelima di Indonesia

Lebih terperinci

SEJARAH DAN ARSITEKTUR MASJID JAMI PITI MUHAMMAD CHENG HO DI DESA SELAGANGGENG ( )

SEJARAH DAN ARSITEKTUR MASJID JAMI PITI MUHAMMAD CHENG HO DI DESA SELAGANGGENG ( ) SEJARAH DAN ARSITEKTUR MASJID JAMI PITI MUHAMMAD CHENG HO DI DESA SELAGANGGENG (2005-2016) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Anik Yosi Susanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.

Lebih terperinci

Isra Mi'raj dan Makna Fundamental Shalat

Isra Mi'raj dan Makna Fundamental Shalat Isra Mi'raj dan Makna Fundamental Shalat Oleh: Muhammad Irfan Helmy "Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-nya pada malam hari dari masjid al-haram ke al-masjid al-aqsha yang telah Kami berkahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan

Lebih terperinci

Sumber Ajaran Islam. Informatika. DR. Rais Hidayat.

Sumber Ajaran Islam. Informatika. DR. Rais Hidayat. Sumber Ajaran Islam DR. Rais Hidayat Informatika www.mercubuana.ac.id Kompetensi Menjelaskan sumber-sumber ajaran Islam. Menguraikan Al-Qur an, As-Sunnah dan ijtihad sebagai sumber ajaran Islam. Memahami

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Proses analisis tanda dalam film telah dilakukan untuk mengetahui representasi multikulturalisme dalam film Cheng Cheng Po. Berdasarkan hasil temuan data yang diperoleh, film

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah penelitian yang bersifat Kualitatif. Metode ini adalah meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masjid Agung Madani Islamic Center Pasir Pangaraian mulai dibangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masjid Agung Madani Islamic Center Pasir Pangaraian mulai dibangunan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masjid Agung Madani Islamic Center Pasir Pangaraian mulai dibangunan dengan peletakan batu pertama, diawal tahun hijriah dan dipenghujung tahun masehi tepatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya memiliki nilai spiritual. Anggapan ini membuat hewan, tumbuhan, dan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya memiliki nilai spiritual. Anggapan ini membuat hewan, tumbuhan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan manusia dengan hewan, tumbuhan, dan beberapa benda alam lainnya memiliki nilai spiritual. Anggapan ini membuat hewan, tumbuhan, dan beberapa benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia dengan berbagai suku bangsa memiliki kekayaan motif hias yang terdapat pada hasil karya sebagai wujud dari kebudayaan yang melambangkan gagasan tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai satu dari beberapa kota lama di Indonesia memiliki cukup banyak sisa-sisa bangunan tua bersejarah, seperti Lawang Sewu, Stasiun Tawang, Gereja

Lebih terperinci

[Nasihat Islam Tentang Hari Esok]

[Nasihat Islam Tentang Hari Esok] [Nasihat Islam Tentang Hari Esok] Firman Allah Swt., Artinya: Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan beramal soleh dan berwasiat dengan kebenaran dan

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI A. Persamaan Gaya Corak Kaligrafi di Masjid Al- Akbar Surabaya dengan Masjid Syaichuna Kholil Bangkalan Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta Indah Mega Ashari indahmega19@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHMI DENGAN PARA PESERTA MUSABAQAH

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal memiliki segudang sejarah yang panjang dari kebudayaankebudayaan masa lampau. Sejarah tersebut hingga kini masih dapat dinikmati baik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dalam hal perpindahan kekuasaan atau kualitas

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dalam hal perpindahan kekuasaan atau kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pemimpin di negeri ini selalu ramai jika diperbincangkan, baik dalam hal perpindahan kekuasaan atau kualitas kinerjanya selama masa pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu tonggak utama pembangun bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mengedepankan pendidikan bagi warga negaranya, karena dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan

Lebih terperinci

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. semiotika Modul ke: Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. Fakultas 12Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588). BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- Nya.. Dalam menanamkan keyakinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multikultural seperti sekarang setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah adalah kewajiban bagi semua muslim, karena dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah, baik melalui lisan,

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama dan

BAB I PENDAHULUAN. Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Ajaran Islam pertama kali masuk di Nusantara yaitu sejak abad pertama Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara peringkat keempat penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika, Indonesia juga banyak memiliki ragam seni

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Masjid Agung Demak mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan

BAB V PENUTUP. Masjid Agung Demak mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan BAB V PENUTUP Masjid Agung Demak mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan orang-orang Islam di Jawa. Kedudukan dan kelebihan Masjid Agung Demak tidak terlepas dari peran para ulama yang bertindak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu minat yang berkembang pada masa remaja adalah minat terhadap agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam membahas hal-hal

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN PANTI ASUHAN PUTRA DAN MASJID AL-MA UN BANYUBIRU

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN PANTI ASUHAN PUTRA DAN MASJID AL-MA UN BANYUBIRU 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN PANTI ASUHAN PUTRA DAN MASJID AL-MA UN BANYUBIRU TANGGAL 13 JULI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata songket memiliki banyak definisi dari beberapa beberapa para ahli yang telah mengadakan penelitian dan pengamatan terhadap kain songket. Menurut para ahli

Lebih terperinci

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan Tauhid untuk Anak Tingkat 1 Oleh: Dr. Saleh As-Saleh Alih bahasa: Ummu Abdullah Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary Desain Sampul: Ummu Zaidaan Sumber: www.understand-islam.net Disebarluaskan melalui:

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara

Lebih terperinci

Kajian Semiotik Huruf dan Aksara

Kajian Semiotik Huruf dan Aksara Kajian Semiotik Huruf dan Aksara Huruf sebagai bagian dari sistem Tanda Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun kata lalu kalimat. Rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat manusia secara keseluruhan. Ajaran Islam dapat berpengaruh bagi umat manusia dalam segala

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA

BAB V IMPLEMENTASI KARYA BAB V IMPLEMENTASI KARYA 5.1 Desain Layout Cover Gambar 5.1 Desain Layout Cover Sumber: Hasil olahan Peneliti, 2015 Untuk Cover (lihat gambar 5.1) berisi tentang foto para peziarah sedang mengaji dan mengirimkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid

Lebih terperinci

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cirebon sejak lama telah mendapat julukan sebagai Kota Wali. Julukan Kota Wali disebabkan oleh kehidupan masyarakatnya yang religius dan sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang memuat banyak sekali tanda dan makna yang menggambarkan suatu paham tertentu. Selain itu, film juga merupakan

Lebih terperinci

Semiotika, Tanda dan Makna

Semiotika, Tanda dan Makna Modul 8 Semiotika, Tanda dan Makna Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami jenis-jenis semiotika. 8.1. Tiga Pendekatan Semiotika Berkenaan dengan studi semiotik pada

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010

Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010 Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QUR'AN (MTQ) TINGKAT NASIONAL KE-XXIII TAHUN

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Haji Syiar Islam Terbesar

Mam MAKALAH ISLAM. Haji Syiar Islam Terbesar Mam MAKALAH ISLAM Haji Syiar Islam Terbesar 9 Oktober 2014 Makalah Islam Haji Syiar Islam Terbesar Oleh M. Fuad Nasar (Wakil Sekretaris BAZNAS) Wukuf di Arafah 9 Dzulhijjah yang pada musim haji tahun 1435

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam masyarakat. Media massa merupakan bagian yang penting dalam memberikan informasi dan pengetahuan di dalam

Lebih terperinci

ORNAMEN MASJID AGUNG BAITURRAHMAN BANYUWANGI

ORNAMEN MASJID AGUNG BAITURRAHMAN BANYUWANGI ORNAMEN MASJID AGUNG BAITURRAHMAN BANYUWANGI QOLBUN muallaqun fiil masaajid; selalu saja mencintai masjid, dan hatinya menyatu dengan masjid. Inilah harapan yang selama pembangunan Masjid Agung Baiturrahman

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Bentuk Soal : Pilihan Ganda (PG) Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah soal : 50 Butir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk dijadikan dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk dilaksanakan di tengah-tengah kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur rumah tradisional yang tersebar hingga ke pelosok Nusantara

1 BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur rumah tradisional yang tersebar hingga ke pelosok Nusantara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur rumah tradisional yang tersebar hingga ke pelosok Nusantara memiliki berbagai keistimewaan masing-masing. Proses pembuatan atau pembangunan rumah tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia merupakan agama penutup, sekaligus sebagai penyempurna agama samawi terdahulu. Sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,

Lebih terperinci

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut; Kkeberkahan puasa yang bentuk konkretnya bisa kita saksikan di bulan Ramadhan. Saat bulan itu ada ibadah shalat Tarawih dan kecendenderungan umat untuk bersemangat menjalankan shalat berjamaah. Kebaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H WALIKOTA BLITAR SAMBUTAN WALIKOTA BLITAR PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H SENIN, 11 JUNI 2012 Assalamu

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRO MI ROJ NABI MUHAMMAD SAW. FORUM TAKMIR MASJID SE-DESA MUNCAR

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRO MI ROJ NABI MUHAMMAD SAW. FORUM TAKMIR MASJID SE-DESA MUNCAR 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRO MI ROJ NABI MUHAMMAD SAW. FORUM TAKMIR MASJID SE-DESA MUNCAR TANGGAL 7 MEI 2016 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat melalui cara-cara yang damai. Selama ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat melalui cara-cara yang damai. Selama ini banyak 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah, dengan dakwah agama Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat melalui cara-cara yang damai. Selama ini banyak orang mengganggap

Lebih terperinci

DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI

DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI AR 3232 - Arsitektur Indonesia Pasca Kemerdekaan Dosen : Dr. Ir. Himasari Hanan, MAE Nama / NIM : Teresa Zefanya / 152 13 035 DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI Sebuah bidang yang diangkat dapat membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kontak antara Cina dengan Nusantara sudah terjadi sejak berabad-abad

BAB I PENDAHULUAN. Kontak antara Cina dengan Nusantara sudah terjadi sejak berabad-abad BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontak antara Cina dengan Nusantara sudah terjadi sejak berabad-abad lalu, dan Cina mengalami migrasi besar-besaran sekitar abad 16 (Purcell, 1997: 33 dalam Supardi,

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel Abstrak Penelitian ini menggunakan analisis semiotika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Tinjauan Historis Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. Kata tinjauan dalam bahasa Indonesia berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pribadi muslim wajib melaksanakan syari at Islam dalam kehidupan pribadinya sekalipun sendirian, di mana pun ia berada. Dalam lingkup kehidupan pribadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang atas dasar konvensi sosial yang terhubung sebelumnya - dapat

BAB III METODE PENELITIAN. yang atas dasar konvensi sosial yang terhubung sebelumnya - dapat 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Analisis Semiotik Secara etimologis istilah semiotika berasal dari kata Yunani Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefisinikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana peneliti hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR (TKA 490) MASJID RAYA JOHOR ARSITEKTUR ISLAM

TUGAS AKHIR (TKA 490) MASJID RAYA JOHOR ARSITEKTUR ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu dari 21 kecamatan di Medan yang sedang mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Kompleks perumahan, pemukiman, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peringatan Maulid Nabi Muhammad, merupakan peristiwa bersejarah bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peringatan Maulid Nabi Muhammad, merupakan peristiwa bersejarah bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peringatan Maulid Nabi Muhammad, merupakan peristiwa bersejarah bagi umat Islam. Peringatan ini diperingati sebagai hari lahirnya nabi Muhammad yang merupakan nabi

Lebih terperinci

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik tersendiri karena penduduknya yang beragam budaya dan agama. Untuk memasuki kota Semarang dapat

Lebih terperinci

Takwa dan Keutamaannya

Takwa dan Keutamaannya Takwa dan Keutamaannya Khutbah Jumat berikut ini menjelaskan tentang hakikat dan keutamaan takwa. Sebab, takwa merupakan wasiat Allah Subhanahu wa Ta ala dan Rasul-Nya yang harus dipahami maksudnya dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisanskripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judulskripsi ini. Adapun buku-buku yang digunakan dalam memahami dan

Lebih terperinci

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6 MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pertemuan ke-6 PENDAHULUAN Muqoddimah AD Muhammadiyah; pokok pikiran yang menjiwai dan melandasi gerakan Muhammadiyah Isi AD/ART

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER Modul ke: SUMBER AJARAN ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Umat Islam

Lebih terperinci

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Al Qur an merupakan petunjuk dari Allah Swt bagi makhluknya, jin dan manusia, yang harus diikuti sebagai pedoman dalam

Lebih terperinci