Raushan Fikr Vol. 6 No. 1 Januari 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Raushan Fikr Vol. 6 No. 1 Januari 2017"

Transkripsi

1 DOMINASI ARSITEKTUR TIONGHOA MASJID CHENG HOO Vita Sari Dwi Saputri Institut Agama Islam Negeri Purwokerto HP Abstrak Dominasi warna pada bangunan Masjid Cheng Hoo yaitu warna merah, filosofi warna merah pada masyarakat Tionghoa melambangkan antusiasme, semangat dan keberuntungan tidak bertentangan dengan Islam. Dominasi ornament-ornamen dalam Masjid Cheng Hoo seperti bunga melati yang yang ada pada jendela dan langit-langit atap masjid yang dimaksudkan untuk menambah variasi pada atap masjid yang berjumlah delapan yang dianggap angka keberuntungan pada masyarakat Tionghoa. Dominasi bentuk atau wujud tulisan maupun bangunannya terdapat lafadz Allah pada pintu masjid yang dibuat seperti bentuk seperti huruf Cina dan asmaul husna dan asma Allah yang dibuat seperti huruf kanji di bagian langit-langit masjid bagian dalam. Model atap, pilar dan bagian-bagian lain yang sangat bervariasiada yang njawani, kearab-araban, dan mandarin. Kata Kunci: Masjid Cheng Hoo, Warna, Ornament, Wujud dan Bentuk A. Pendahuluan Dominasi terjadi di dalam masyarakat ketika salah satu dari kelompok bekuasa di dalam masyarkat tersebut dan disitulah timbul konflk Antara individu dengan kelompok. Individu yang berkuasa di dalam kelompok yang secara otoriter memerintah mereka untuk memerintah suatu hal. Dengan adanya konflik tersebut membutuhkan solusi untuk bisa menyelesaikan masalah itu, agar beberapa kelompok merasa dihargai atau diberi hak untuk menyampaikan beberapa pemikiran dari mereka. Cara mengatasi hal tersebut adalah dengan cara diskusi atau bermusyawarah. Arsitektur mewujud dalam bentuk dari bangunan yang dirancang sesuai konsep yang sudah dimusyawarahkan dalam kelompok tersebut. Arsitektur dibuat dalam pengaruh kekuasaan- kekuasaan yang dimi lilki seseorang dapat muncul melalui wacan maupun materi pada domi nasi sebuah arsitektur bisa muncul karena pemilik modal yang me ngua- Vita Sari Dwi Saputri 1

2 sai sehingga dapat diterima masyarakat. Semua bangunan mempunyai arsitektur yang berbeda-beda terutama dalam Arsitektur Masjid Cheng Hoo. Dan Masjid Cheng Hoo memiliki arsitektur tersendiri dan mempunyai bentuk yang unik dari ornament-ornamen Tionghoa di masjid tersebut. Dengan demikian dominasi Arsitektur Tionghoa di masjid Cheng Hoo menjadikan saya tertarik untuk memilih judul tersebut untuk dikaji secara mendalam. B. Pembahasan 1. Arsitektur Arsitektur secara bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan sebuah seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya selain itu dengan kata lain metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan. 1 Secara luas arsitektur disebut semua proses analisis dan perencanaan semua keutuhan fisik bangunan, misalnya pengorganisasian perancangan bangunan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancang perkotaan, arsitektur lansekap hingga ke level mikro yaitu rancang interior/eksterior, rancang asesoris dan pernak-pernik pelengkap. Berdasarkan kamus umum, kata arsitektur berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut asal kata, yaitu Archi= kepala, dan techton= tukang, maka architecture adalah karya kepala tukang. 2 Kemudian muncul teori mengenai arsitektur diantaranya arsitektur vernakuler yang tumbuh dari arsitektur rakyat, yang lahir dari masyarakat etnik dan berjangkar pada tradisi etnik. Dengan demikian Asitektur tersebut sejalan dengan paham kosmologi, pandangan hidup, gaya hidup dan memiliki tampilan khas sebagai cerminan dan jati diri yang dapat dikembangkan secara inovatif kreatif dalam pendekatan sinkretis ataupun eklektis. Modernisasi dan kemajuan teknologi serta interaksi social ekonomi menuntut kehadiran Arsitektur yang mampu berdialog dengan tuntunan baru. Meminjam istilah Christopher Alexander bahwa arsitektur itu mempunyai bahasa, maka bahasa arsitektur vernakular erat sekali hubungannya dengan aspek-aspek tradisi. Tradisi memberikan suatu jaminan untuk melanjutkan kesinambungan tatanan sebuah arsitektur melalui sistem persepsi ruang yang tercipta, bahan dan 2 Dominasi Arsitektur Tionghoa Masjid Cheng Hoo

3 jenis konstruksinya. Ruang, bentuk dan konstruksi dipahami sebagai suatu warisan yang akan mengalami perubahan secara perlahan melalui suatu kebiasaan. 3 Indonesia sendiri merupakan komplek kepulauan terbesar didunia dengan Budaya Pluralistik yang memiliki berbagai system budaya dan seni yang bermacam-macam. Dalam budaya masyarakat setempat dijadikan sebagai sebuah jati diri atau kepribadian oleh warganya. Dari berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia yang pluralistik akan memberikan sebuah sumbangan terhadap variasi inovasi Arsitektur. Asitektur dibangun untuk mampu menjawab kebutuhan manusia dan mengangkat derajat hidupnya menjadi lebih baik, sehingga tidak dapat dilepaskan dari perkembangan kebudayaan. Dalam setiap bangunan memiliki polapola yang berbeda-beda dikarenakan dalam setiap pola bangunan memiliki makna tersendiri dan kegunaan dari bangunan itu. Dengan adanya sebuah teori Arsitektur maka akan memudahkan para arsitek untuk membuat suatu racangan yang maksimal dalam setiap pekerjaanya. Arsitektur itu sendiri adalah buah daripada Budaya (Mario Salvadori/ Ruskin 1947: 12). 4 Arsitektur memiliki aspek-aspek diantaranya keindahan/ estetika (Venusitas), kekuatan (Firmitas), dan kegunaan (Fungsi). 5 Hampir setiap bangunan dalam kurun waktu tertentu akan mengalami perubahan baik langsung maupun tidak langsung, berubah akibat adanya proses adaptasi untuk menghadapi perubahan kebutuhan di tiap-tiap generasi ataupun karena faktor alam. Perubahan ini terjadi karena adanya perubahan peradaban, perubahan spirit zaman dan perubahan dari era lama ke era baru, misalnya dari era pertanian ke era industri, sehingga kemapanan secara ekonomis tentu berubah dan pada akhirnya berujung pada sebuah kebutuhan perubahan yang berimbas pada bangunan. Ciri khas dalam setiap bangunan dipengaruhi oleh budaya yang dibawa oleh perseorangan. Dalam Arsitektur Vernakuler mengandung kesepakatan yang menanggapi secara positif terhadap iklim disamping terhadap ruang waktu dan budaya. Arsitektur ini juga memberikan prinsip dan simbol masa lalu untuk dapat ditransformasikan kedalam bentuk-bentuk yang akan bermanfaat bagi perubahan-perubahan tatanan social masa kini. Kesempatan ini memberikan peluang besar bagi para arsitek untuk mencermati potensi yang dipunyai untuk berkontribusi dalam modernisasi arsitektur. Vita Sari Dwi Saputri 3

4 Dalam kajian Arsitektur Tioghoa yang diterapkan dalam sebuah bangunan masjid yang memberikan sebuah karya yang sangat mengesankan, unik dan mempunyai nilai estetika yang sangat tinggi. Hal ini perlu perhatian khusus karena dalam setiap kebudayaan yang dikolaborasikan dengan kebudayaan lain dalam bentuk bangunan, cukup memberikan gambaran bahwasannya budaya satu sama lain bisa bersamaan untuk mewujudkan karya yang menajupkan tanpa ada pro dan kontra didalamnya dan mencerminkan sebuah kerukunan antar sesamanya. Arsitektur Indonesia dalam menyikapi arus globalisasi yang sedang melanda dunia ini. Budaya, tradisi, vernakulernya yang cukup berpotensial untuk dapat dikembangkan guna menganggulangi pengaruh negatif dari luar. Dalam hl ini vernakuler tradisional memberikan daya tarik dan selera untuk masyarakat yang mempunyai hubungan harmonis terhadap lingkungan setempat dan tidak harus larut dengan pengaruh arsitektur barat yang terlalu berorientasi pada penampilan fisiknya. Karena Indonesia sendiri merupakan Negara yang yang sangat kaya akan warisan dan jejak sejarah yang panjang sehingga tidak harus begitu saja larut dalam perkembangan arsitektur barat. Harapan yang disampaikan dalam Arsiektur Vernakuler, Arsitektur Indonesia harus mampu eksis dalam evolusinya tetap memiliki jati diri. Dengan adanya Arsitektur Vernkuler, dapat digunakan untuk mengetahi perkembangan arsitektur Indonesia dengan berbagai macam budaya,etnis yang dijadikan sebagai jati diri dalam setiap bangunan yang mempunyai nilai estetika, dan kegunaan yang beragam. Dari nilai-nilai tersebut dapat diwujudkan dengan seberapa jauh pemahaman arsitek terhadap teori arsitektur itu sendiri. Maka akan dengan mudah arsitektur dapat dikatakan memiliki nilai estetika yang patut untuk dipertimbangan. 2. Sekilas Masjid Cheng Hoo Masjid Cheng Hoo terletak di Selagangeng, Mrebet, Kabupaten Purbalingga. Hanya sekitar 3 km dari Pasar Bobotsari Purbalingga dan sekitar 12 km dari Purbalingga kota. Setelah memasuki area Masjid, rupanya bangunan Masjid Nampak begitu elegan. Dengan arsitektur ala Tionghoa dan dilengkapi dengan ornament-ornamen khas Cina seperti lampion dan pilar-pilar Masjid berwarna merah, 4 Dominasi Arsitektur Tionghoa Masjid Cheng Hoo

5 serta jendela-jedela dengan ornament segi delapan, membuat Masjid ini terkesan unik namun tidak meninggalkan nilai-nilai keislaman didalamnya karena terdapat uga pada dinding dalam Masjid asmaul husna dan asma Allah yang dibuat seperti hurup kanji. Awal berdirinya Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo merupakan prakarsa dari PITI di mana piti adalah organisasi wadah berhim punnya orang-orang tionghoa muslim yang lahir pada 14 April 1961 di Jakarta, PITI merupakan singkatan dari Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, didirikannya PITI dengan tujuan mengembangkan dakwah di kalangan orang-orang tionghoa muslim di Indo nesia. Masjid Cheng Hoo dibangun atas inisiatif bapak Herry Susetyo, beliau adalah seorang mualaf yang masuk islam pada tahun 2003 dan ia ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten Purbalingga Pembina Iman Tauhid Islam dan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, ide membangun masjid sebagai tempat ibadah dan pembinaan iman tauhid para anggotanya sekaligus juga bagi seluruh kaum muslimin tanpa melihat paham golongan, sekte, komunitas dari mana mereka berasal. Masjid Jami PITI Kabupaten Purbalingga dibangun dengan rancangan bangunan yang sedikit unik dan istimewa, dengan gaya arsitektur Jawa, Arab dan Cina, sehingga terjadi satu akulturasi budaya mengemuka dalam wujud bagunan masjid yang elok dari sisi arsitekturnya seperti model atap, pilar dan bagian-bagian lain yang sangat bervariasi ada yang njawani, kearab-araban, dan mandarin. Mengenai lokasi masjid melaui proses tukar guling dengan masjid An-Naba dengan kesepakatan Antara dua belah pihak. Sebelum pembangunan Masjid dialakukan terlebih dahulu survey ke Surabaya pada minggu keempat Januari 2005 untuk menyiapkan suatu rancangan tentang profil masjid yang menampung bermacam-macam unsur kultur dan budaya dalam satu rekaan dan paduan yang penuh dengan keharonisan yang merupakan simbol-simbol kehidupan untuk bisa diimplementasikan dalam kehidupan keseharian. 6 Setelah itu pada bulan Februari tahun 2005 dimulai pengerjaan pembangunan masjid yang berlokasi di Grumbul Mejingklak RT 03 RW 04 Desa Selaganggeng Purbalingga dengan upacara peletakan batu pertama yang dihadiri oleh ketua DPP PITI dengan didampingi Bupati Purbalingga pada saat itu dengan semangat yang menggebugebu. Namun, keadaan tersebut hanya bertahan dengan hitungan bulan tidak sampai mencapai hitungan tahun karena terkendalanya Vita Sari Dwi Saputri 5

6 pendanaan. Dengan berjalannya waktu ada seorang yang terpanggil untuk membantu menyelesaikan pembangunan Masjid beliau adalah H. Achmad Zaky Arslan Junaid pemilik sekaligus Ketua Umum Kospin Jasa Pekalongan yang jaringan usahanya meliputi seluruh wilayah Indonesia. Masjid Cheng Hoo dibangun di atas tanah wakaf seluas 50 ubin yang dalam pengembangannya telah mencapai 100 ubin dan dapat diselesaikan paling lambat pada akhir Juni 2011 dengan bantuan dari berbagai pihak. Dan selanjutnya tanggal 5 Juli 2011 akan diresmikan penggunaannya dalam satu upacara protokoler. Nama masjid Jami PITI dimbil dari nama tokoh legendaris Laksamana Muhammad Cheng Hoo yang telah malang melintang mengarungi samudera dan melintasi kawasan Nusantara. Dan satu diantaraya adalah berada di Semarang sebagai tempat persinggaan, ia membangun tempat yang sekarang ini dikenal menjadi Klenteng Sam Poo Kong. Adapun nama Masjid Jami PITI Purbalingga Muhammad Cheng Hoo ditetapkan berdasarkan Surat Kospin Jasa Pekalongan yang ditanda tangani langsung oleh ketua umumnya HA. Zaky Arslan Djunaid yang disampaikan kepada ketua DPC PITI Kabupaten Purbalingga tertanggal 13 Mei 2011 Nomor: 023/Sekr- JS/G/V/2011 perihal nama Masjid Bobotsari. 7 Arsitektur secara bahasa dalam KBBI merupakan sebuah seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya selain itu dengan kata lain metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan. Dalam setiap bentuk arsitektur itu sendiri adalah buah dari budaya yang dibawa oleh pemilik bangunan atau masyarakat dilingkungannya. Arsitektur itu sendiri timbul dari masyarakat yang mempunyai beragam budaya, yang dijadikan sebagai jati diri oleh masyarakat untuk mendapatkan posisi didalam masyarakat itu sendiri. Di Indonesia sendiri perkembangan arsitektur sangatlah berkembang pesat dengan keragamaan agama, etnis, dan budaya yang ada pada masyarakat yang berkontribusi di dalamnya. Di dalam masjid Cheng Hoo sendiri yang kebetulan dibangun oleh mualaf yang berasal dari agama Cina yang ingin mendirikan sebuah masjid yang dikolaborasikan dengan arsitektur Tionghoa, namun tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman didalamnya. 6 Dominasi Arsitektur Tionghoa Masjid Cheng Hoo

7 3. Makna Dominasi dalam Masjid Cheng Hoo a. Dominasi Warna Dalam arsitektur Masjid Cheng Hoo terdapat berbagai hal seperti dinding yang berwarna merah, masjid di dominasi dengan warna merah, filosofi warna merah pada masyarakat Tionghoa melambangkan antusiasme, semangat dan keberuntungan. Warna merah pada masjid Cheng Hoo meliputi dinding, tiang penyangga masjid. Senada dengan lantai dan karpet merahnya, semakin membuat ruangan masjid ini seakan-akan menyala. b. Dominasi Ornament Di teras masjid sebelum pintu masuk terdapat bedug yang berukuran tidak terlalu besar sebagai pelengkap masjid ini, lengkap dengan hiasan dan ornamennya. Sentuhan nuansa Tiongkok hadir dalam lampu-lampu lampion merah yang terdapat di teras masjid. Bentuk dari atap luar masjid Cheng Hoo sama persis dengan bentuk atap klenteng seperti undak-undakan dan sisi atap melengkung keatas seperti bentuk pagoda. Kemudian pada bagian atas pintu masuk, terdapat sambutan papan nama masjid Cheng Hoo yang ditulis dengan bahasa mandarin. Bentuk pintu masuk masjid terbuat dari kayu diukir rapi dengan gaya Tiongkok, namun ukirannya membentuk lafadz Allah. 8 Dan dinding masjid juga dilengkapi dengan ornament-ornamen kaligrafi arab yang membuat masjid semakin unik. Apalagi ditambah dengan lampu hias berukuran cukup besar, yang membuat ruangan masjid ini menjadi indah. Beberapa lampion di dalam masjid juga dihiasi dengan lafadz Allah dan Muhammad. Di dalam jendela masjid berbentuk segi delapan dengan kaca hias warna kombinasi yang menyala dan terdapat motif bunga melati yang melambangkan kesucian dan kesederhanaan. sedangkan pada jendela masjid berbentuk segi delapan dan terdapat kaca dengan bentuk melati yang maknanya adalah angka keberuntungan dan masyarakat Cina percaya hal itu akan membawa nasib baik, terutama untuk masjid dan para pe ngunjung maupun pengurusnya yang di kombinasikan dengan bentuk jendela, jumlah tiang penyangga masjid dan rata-rata berjumlah delapan. Vita Sari Dwi Saputri 7

8 c. Dominasi Bentuk/ Wujud Tulisan Saat pertama kali masuk masjid Cheng Hoo kita akan dibuat terkesan dengan kubah masjid yang berbentuk segi delapan, juga dilengkapi ukiran melingkar yang berbentuk lafadz Allah., Sementara itu, rangka atap bagian dalam masjid disusun rapi dengan gaya khas rumah Jawa (usuk). Jika dilihat dari sisi sosial, konsep kontruksi dari masjid Cheng Hoo dikonsep untuk semakin menyatukan masyarakat serta untuk menambah daya tarik wisata di Kabupaten Purbalingga tentunya juga untuk beribadah. Disini dapat dilihat bahwa arsitektur yang berasal dari dua bahkan tiga kebudayaan yang berbeda dapat dikolaborasikan di dalam sebuah bangunan masjid yang menciptakan suatu karya yang sangat diminati oleh masyarakat bahkan wisatawan. C. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal penting. Pertama, Dominasi warna yang terdapat dalam bangunan Masjid Cheng Hoo didominasi dengan warna merah, filosofi warna merah pada masyarakat Tionghoa melambangkan antusiasme, semangat dan keberuntungan tidak bertentangan dengan Islam. Kedua, Dominasi ornament-ornamen yang adapada Masjid Cheng Hoo seperti bunga melati yang yang ada pada jendela dan langit-langit atap masjid yang dimaksudkan untuk menambah variasi pada atap masjid yang berjumlah delapan yang dianggap angka keberuntungan pada masyarakat Tionghoa. Ketiga, Dominasi bentuk atau wujud tulisan maupun bangunannya terdapat lafadz Allah pada pintu masjid yang dibuat seperti bentuk seperti huruf Cina dan asmaul husna dan asma Allah yang dibuat seperti huruf kanji di bagian langit-langit masjid bagian dalam. Model atap, pilar dan bagian-bagian lain yang sangat bervariasi ada yang njawani, kearab-araban, dan mandarin. Endnotes: 1 pada tanggal 22 Oktober Wiranto Arsitektur Vernakuler Indonesia (1999: 15-20) 3 Gatot Suharjanto comtech. vol. 2, NO.2 Desember 2011 : diakses pada tanggal 30 Oktober Wiranto Dimensi Teknik Arsitektur vol. 27, NO. 2, DESEMBER 1999: Vitruvius De Architectura diakses pada tanggal 22 Oktober Untung Supardjo, Sekilas Sejarah Berdirinya Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo Kabupaten Purbalingga, (Purbalingga: 2016), hal Dominasi Arsitektur Tionghoa Masjid Cheng Hoo

9 7 Untung Supardjo,Sekilas Sejarah Berdirinya Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo Kabupaten Purbalingga, (Purbalingga: 2016), hal 11 8 Dinda Wulan Afriani, ejournal.iainpurwokerto.ac.id vol.12, No.1, Januari-Juni Diakses pada tanggal 15 November DAFTAR PUSTAKA Afriani, Dinda Wulan. ejournal.iainpurwokerto.ac.id. vol.12, No.1, Januari- Juni Diakses pada tanggal 15 November Suharjanto, Gatot comtech. vol. 2, NO.2 Desember 2011 : diakses pada tanggal 30 Oktober Dwi, Vita Sari Dominasi Arsitektur Tionghoa di Masjid Cheng Hoo. Purbalingga.dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober Untung Supardjo, Sekilas Sejarah Berdirinya Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo Kabupaten Purbalingga, Purbalingga: Untung Supardjo, Sekilas Sejarah Berdirinya Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo Kabupaten Purbalingga, Purbalingga: Vitruvius. De Architectura. diakses pada tanggal 22 Oktober diakses pada tanggal 22 Oktober Wiranto Arsitektur Vernakuler Indonesia Wiranto Dimensi Teknik Arsitektur vol. 27, NO. 2, Desember Vita Sari Dwi Saputri 9

MASJID CHENG HOO SURABAYA

MASJID CHENG HOO SURABAYA KAJIAN MAKNA BUDAYA DALAM ARSITEKTUR : MASJID CHENG HOO SURABAYA Oleh: INDAH RAHMAWATI 0851010006 SEPTAFIAN ADHE 0851010028 SAVITRI KUSUMA W 0851010059 LUCKY MURDIYONO 0851010093 FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO A. Akulturasi China dan Jawa di Masjid Cheng Hoo Masjid Cheng Hoo Surabaya adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Tionghoa yang datang dan menetap di Indonesia sudah memiliki sejarah yang panjang. Orang Tionghoa sudah mengenal Indonesia sejak abad ke 5 M, dan selama beberapa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan. 53 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Masjid merupakan salah satu bangunan yang penting dalam agama Islam. Selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan sebagai tempat kegiatan umat Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi

BAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masjid merupakan tempat beribadah umat muslim. Akar kata dari masjid adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi Muhammad SAW, di dalam

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.

Lebih terperinci

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

SEJARAH DAN ARSITEKTUR MASJID JAMI PITI MUHAMMAD CHENG HO DI DESA SELAGANGGENG ( )

SEJARAH DAN ARSITEKTUR MASJID JAMI PITI MUHAMMAD CHENG HO DI DESA SELAGANGGENG ( ) SEJARAH DAN ARSITEKTUR MASJID JAMI PITI MUHAMMAD CHENG HO DI DESA SELAGANGGENG (2005-2016) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Anik Yosi Susanti

Lebih terperinci

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang Safira safiraulangi@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan,

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI A. Persamaan Gaya Corak Kaligrafi di Masjid Al- Akbar Surabaya dengan Masjid Syaichuna Kholil Bangkalan Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara Republik Indonesia. Wilayah Jakarta terbagi menjadi 6 wilayah yang termasuk 5 wilayah kota administratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang 1.1.1 Latarbelakang Pengadaan Proyek Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari jajaran ribuan pulau yang mempunyai masyarakat plural dimana memiliki bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masjid pertama dalam Islam yaitu Masjid Quba, masyarakat Madinah

BAB I PENDAHULUAN. Masjid pertama dalam Islam yaitu Masjid Quba, masyarakat Madinah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid pertama dalam Islam yaitu Masjid Quba, masyarakat Madinah yang dikenal berwatak lebih halus lebih bisa menerima syiar Nabi Muhammad SAW. Mereka dengan antusias

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya BAB V KAJIAN TEORI 5. V 5.1. Kajian Teori Penekanan /Tema Desain Tema desain yang digunakan pada bangunan Pusat Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam penggunaan tema arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Obyek Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.500 pulau dan dihuni 931 kelompok etnik, mulai dari Aceh di Sumatera

Lebih terperinci

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta Indah Mega Ashari indahmega19@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro

Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro Uswatun Chasanah usw ahsnh.10@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok dan diwariskan dari generasi ke generasi 2. Sebagai contoh

BAB I PENDAHULUAN. kelompok dan diwariskan dari generasi ke generasi 2. Sebagai contoh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan suatu kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau 1. Sejarah memiliki bukti nyata yang dapat diteliti atau dipelajari sehingga setiap orang dapat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pertemuan budaya yang ada pada Mesjid Raya Cipaganti dapat terkordinasi dengan baik antara budaya yang satu dengan lainnya. Budaya luar yang masuk telah mengalami

Lebih terperinci

Jawa Timur secara umum

Jawa Timur secara umum Jawa Timur secara umum Rumah Joglo secara umum mempunyai denah berbentuk bujur sangkar, mempunyai empat buah tiang pokok ditengah peruangannya yang biasa disebut sebagai saka guru. Saka guru berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cirebon sejak lama telah mendapat julukan sebagai Kota Wali. Julukan Kota Wali disebabkan oleh kehidupan masyarakatnya yang religius dan sejarah berdirinya

Lebih terperinci

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH Reny Kartika Sary Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang Email : renykartikasary@yahoo.com Abstrak Rumah Limas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai beragam kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan tersebut mempunyai unsur yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR JUDUL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERAHU WARAG SEMARANG

JURNAL TUGAS AKHIR JUDUL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERAHU WARAG SEMARANG JURNAL TUGAS AKHIR JUDUL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERAHU WARAG SEMARANG LATAR BELAKANG Semarang adalah kota raya dan merupakan Ibu kota dari Jawa Tengah dan sebagai kota metropolitan kelima di Indonesia

Lebih terperinci

MASJID JAMI PITI LAKSAMANA MUHAMMAD CHENG HO PURBALINGGA: SIMBOL KEINDAHAN TOLERANSI

MASJID JAMI PITI LAKSAMANA MUHAMMAD CHENG HO PURBALINGGA: SIMBOL KEINDAHAN TOLERANSI Arif Hidayat: Masjid dalam Menyikapi Peradaban Baru... (hal. 13-26) MASJID JAMI PITI LAKSAMANA MUHAMMAD CHENG HO PURBALINGGA: SIMBOL KEINDAHAN TOLERANSI DALAM AKULTURASI Dinda Wulan Afriani STAIN Purwokerto

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PECINAN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SETEMPAT (LOCAL COMUNITIES) TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN PECINAN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SETEMPAT (LOCAL COMUNITIES) TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN PECINAN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SETEMPAT (LOCAL COMUNITIES) TUGAS AKHIR Oleh: RIYANTO L2D000451 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama Islam, memberikan pengaruh yang kuat terhadap masjid sebagai bentuk arsitektur Islam yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah tertentu. Masing-masing daerah (wilayah) tersebut yang memiliki keragaman dan kekayaan budaya.

Lebih terperinci

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Oleh : Naya Maria Manoi nayamanoi@gmail.com Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Arsitektur tradisional Bali merupakan budaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Pelestarian Filosofi pelestarian didasarkan pada kecenderungan manusia untuk melestarikan nilai-nilai budaya pada masa yang telah lewat namun memiliki arti penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibukota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara peringkat keempat penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika, Indonesia juga banyak memiliki ragam seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Malang sebagaimana umumnya wilayah Jawa Timur lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Malang sebagaimana umumnya wilayah Jawa Timur lainnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Alasan Pemilihan Judul Kabupaten Malang sebagaimana umumnya wilayah Jawa Timur lainnya, sangat kuat memegang tradisi pesantren yang hampir di setiap kecamatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini kata modern merupakan kata yang tidak asing lagi didengar, terutama dalam dunia arsitektur. Hal ini yang kemudian memunculkan sebuah arsitektur yang disebut

Lebih terperinci

PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG

PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diwujudkan dalam berbagai karya relief. Karya relief merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dan diwujudkan dalam berbagai karya relief. Karya relief merupakan bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan salah satu bentuk kebutuhan dari sekian banyak kebutuhan kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian selalu tumbuh dan berkembang sejajar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman tradisional Kelurahan Melai, merupakan permukiman yang eksistensinya telah ada sejak zaman Kesultanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi

Lebih terperinci

B. Modernisasi Menyebabkan Terkikisnya Perhatian Generasi Muda Terhadap Budaya Bangsa

B. Modernisasi Menyebabkan Terkikisnya Perhatian Generasi Muda Terhadap Budaya Bangsa A. Latar Belakang KOPI, Dewasa ini, tradisi masyarakat menjadi perhatian aset warisan bangsa. Hal ini disebabkan karena dinamika zaman telah mengubah sikap dan perilaku masyarakat. Tradisi masyarakat selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas : BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perancangan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas di Desa Jomblang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari / BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang

Lebih terperinci

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni rupa sebagai ciptaan manusia senantiasa dikembangkan di setiap zaman dan tempat yang berbeda, hal itu akibat semakin meningkatnya kebutuhan manusia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Neo Vernacular Architecture (Materi pertemuan 8) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa

BAB I PENDAHULUAN. berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Perancangan bangunan tempat ibadah pada masa sekarang sudah banyak berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa dahulu. Dulu bangunan tempat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Introduction to Architecture

PENDAHULUAN Introduction to Architecture PENDAHULUAN Dalam mendefinisikan arsitektur, memang bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Sudah banyak buku yang membahas mengenai topik tersebut dan sudah banyak pula perdebatan yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Pagelaran merupakan salah satu daerah penghasil gerabah di Kabupaten Malang. Di tengah wilayah desa ini dilintasi jalan yang menghubungkan Malang dengan Bantur

Lebih terperinci

MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN

MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.

Lebih terperinci

ARSITEKTURAL KALIANDRA (PASURUAN)

ARSITEKTURAL KALIANDRA (PASURUAN) ARSITEKTUR VERNAKULAR JAWA TIMUR ARSITEKTURAL KALIANDRA (PASURUAN) SAVITRI KUSUMA WARDHANI 0851010059 Arsitektur vernakular adalah istilah yang digunakan untuk mengkategorikan metodekonstruksi yang menggunakan

Lebih terperinci

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan jaman, perkembangan dalam berbagai bidang kini semakin terasa di Indonesia. Kemajuan teknologi telah membawa suatu pengaruh yang cukup signifikan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR VERNAKULAR INDONESIA

ARSITEKTUR VERNAKULAR INDONESIA Modul ke: 03 Primi Fakultas FTPD ARSITEKTUR VERNAKULAR INDONESIA Vernakular dalam Arsitektur Tradisional Artiningrum Program Studi Teknik Arsitektur Tradisi berasal dari bahasa Latin: traditio, yang berarti

Lebih terperinci

Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut

Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut Annisa Maharani mhrnannisa1997@gmail.com Mahasiswa Sarjana Prodi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID,

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, PRASASTI, KALIGRAFI MASJID, ORNAMEN MASJID, DAN ANGKET Jenis-jenis Kaligrafi 2.2 Jenis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur rumah tradisional yang tersebar hingga ke pelosok Nusantara

1 BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur rumah tradisional yang tersebar hingga ke pelosok Nusantara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur rumah tradisional yang tersebar hingga ke pelosok Nusantara memiliki berbagai keistimewaan masing-masing. Proses pembuatan atau pembangunan rumah tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan lingkungan yang kondusif, keamanan, dan cara penggunaan bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi. Kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsitektur sebagai produk dari kebudayaan, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya proses perubahan

Lebih terperinci

Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK

Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Rumah adat Bali adalah cerminan dari budaya Bali yang sarat akan nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan masyarakatnya yang Pluralistic mempunyai berbagai macam bentuk dan variasi dari kesenian budaya. Warisan kebudayaan tersebut harus

Lebih terperinci

Konsep Tata Masa. Parkir. Green area. Green area

Konsep Tata Masa. Parkir. Green area. Green area Konsep Tata Masa 1. Bagian Barat langgar 2. Bagian Utara Rumah induk 3. Bagian Selatan Rumah 4. Bagian Timur kandang & Dapur Parkir Green area Konsep tata masa dalam perancangan taman wisata budaya mengutip

Lebih terperinci

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015 Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat unik dengan berbagai keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun memiliki

Lebih terperinci

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00 LANTAI DAN DINDING Seluruh ruangan dalam rumah Bubungan Tinggi tidak ada yang dipisahkan dinding. Pembagian ruang hanya didasarkan pembagian bidang horisontal atau area lantai yang ditandai dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peninggalan sejarah Islam diacehsalah satunya kesenian. Kesenian merupakan sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan yang dapat didengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang 1.1.1. Latarbelakang Pengadaan Proyek Perkembangan negara Jepang yang sangat maju dalam waktu yang singkat merupakan titik pandang tersendiri baik bagi dunia Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat sangat menguntungkan dikarenakan berdekatan dengan kota Surabaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi Judul LASEM HERITAGE CENTER Pendekatan pada Arsitektur Etnik Kontemporer, dari judul tersebut dapat diartikan perkata adalah sebagai berikut : Lasem : Merupakan kota Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang memiliki beberapa kabupaten dengan berbagai macam suku. Salah satu suku yang terdapat di Sumatera

Lebih terperinci

Tugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT.

Tugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT. Tugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT. Fenomena ~ Wayang adalah wahana untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia menjadi

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. wilayah Kabupaten Malang. Kota Malang memiliki luas Km². Penduduk

BAB 1. Pendahuluan. wilayah Kabupaten Malang. Kota Malang memiliki luas Km². Penduduk BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Malang merupakan wilayah terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Malang sendiri terbagi menjadi dua wilayah yaitu Kota Malang dan Kabupaten Seluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 1. Pengertian Arsitektur A. Kajian Gramatikal Arsitektur :... seni dan teknologi dalam mendesain dan membangun struktur atau sekelompok besar struktur dengan pertimbangan kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom,

BAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedatangan agama Islam ke Indonesia merupakan suatu proses yang panjang dalam sejarah Indonesia. Namun diyakini bahwa salah satu unsur penting dalam proses kedatangan

Lebih terperinci

PERENCANAAN BANGUNAN INFRAKSTRUKTUR PENDIDIKAN (GAZEBO) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

PERENCANAAN BANGUNAN INFRAKSTRUKTUR PENDIDIKAN (GAZEBO) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO PERENCANAAN BANGUNAN INFRAKSTRUKTUR PENDIDIKAN (GAZEBO) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO Sari Utama Dewi Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maamun Al-Rasyid Perkasa Alamsjah IX yang menjadi Sultan ketika itu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Maamun Al-Rasyid Perkasa Alamsjah IX yang menjadi Sultan ketika itu. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun didirikan pada tahun 1906, dan selesai pada tahun 1909.Secara keseluruhan biaya pembangunan masjid ditanggung sendiri oleh Sultan Maamun Al-Rasyid

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS...

BAB II LANDASAN TEORITIS... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL DAN BAGAN... v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : ARI AYU KUSUMANINGTYAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias daerah atau suku suku yang telah membudaya berabad abad. Berbagai ragam hias yang ada di

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : HASAN AL HAMID L2B 097

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009 BAB 5 KESIMPULAN Bangunan Gereja Koinonia merupakan bangunan tinggalan kolonial pada awal abad 20 jika dilihat dari tahun berdirinya. Perkembangan gaya seni arsitektur di Indonesia tidak lepas dari pengaruh

Lebih terperinci

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak penduduk yang di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda suku, adat, kepercayaan (agama) dan kebudayaan sesuai daerahnya masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kotagede adalah kawasan yang terletak sekitar 10 kilometer tenggara dari Kota Yogyakarta adalah sentra kerajinan perak yang pernah mengalami masa kejayaannya pada era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang

BAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang 1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa arsitektur rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang mencerminkan sebuah ekspresi

Lebih terperinci

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture Architecture Natural Friendly Neoclassical Style Teks: Widya Prawira Foto: BambangPurwanto Desain rumah yang everlasting dengan mengoptimalkan potensi lingkungan, menjadikan rumah ini bersahabat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Hampir setiap negara memiliki komunitas Muslim, dan dimana komunitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai satu dari beberapa kota lama di Indonesia memiliki cukup banyak sisa-sisa bangunan tua bersejarah, seperti Lawang Sewu, Stasiun Tawang, Gereja

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Cina yang merupakan salah satu dengan penduduk terbanyak di dunia memiliki berbagai seni budaya maupun mitos yang masih sangat kental. Acara-acara besar yang

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arti kata Vernakular itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu verna yang

BAB I PENDAHULUAN. Arti kata Vernakular itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu verna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki berbagai macam etnis yang tersebar di pelosok Nusantara yang salah satunya etnis Minangkabau yang berpusatkan di Provinsi

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI Interpretasi dan Elaborasi Tema Desain. a. Pengertian Arsitektur Kontekstual. Indonesia) mengenai: bangunan.

BAB V KAJIAN TEORI Interpretasi dan Elaborasi Tema Desain. a. Pengertian Arsitektur Kontekstual. Indonesia) mengenai: bangunan. BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/Tema Desain Arsitektur Kontekstual 5.1.1. Interpretasi dan Elaborasi Tema Desain a. Pengertian Arsitektur Kontekstual Definisi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa

Lebih terperinci