BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Rekayasa Ulang Proses Bisnis Banyak persepsi salah yang beredar di masyarakat, khususnya kalangan bisnis mengenai pengertian rekayasa ulang proses bisnis. Seringkali suatu organisasi atau perusahaan melakukan perombakan organisasi secara besar-besaran dan menyebutnya sebagai rekayasa ulang atau kesalahan lainnya adalah bahwa pengertian rekayasa ulang tersebut seringkali dikaitkan dengan kebijakan perusahaan dengan melakukan pengurangan sumber daya manusia secara besar-besaran. Pengertian ini tentunya tidak selalu benar, pengertian rekayasa ulang tidak harus membuat suatu proses perubahan terhadap struktur organisasi perusahaan. Rekayasa ulang lebih menekankan pada suatu konsep bagaimana suatu kegiatan atau proses bisnis dapat dikerjakan dan tidak terpaku pada struktur organisasi. Struktur organisasi itu sendiri dibentuk setelah proses kerja bisnis itu sudah terwujud. Rekayasa ulang juga bukan merupakan suatu proses efisiensi melalui pengurangan karyawan secara besar-besaran, karena pengertian itu sendiri lebih terfokus pada pengurangan sumber daya manusia di dalam upaya perusahaan untuk mengefisiensi operasional bisnisnya untuk periode tertentu. Sedangkan rekayasa ulang sendiri lebih terfokus pada konsep bagaimana suatu proses kerja itu berlangsung dan mengeliminasi proses kerja yang tidak diperlukan sehingga proses kerja menjadi lebih efektif. Secara

2 9 umum factor-faktor yang mendorong terwujudnya suatu rekayasa ulang proses bisnis dapat ditunjukkan dalam table 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Faktor Pendorong Rekayasa ulang Motivator Percentage Reduce Cost 84 Improve Quality 79 Increase Speed (Throughput) 62 Overcome a competitive threat 50 Change the organizational structure 35 Other 9 Rekayasa ulang juga bukan merupakan suatu proses sederhana yang hanya membuat suatu organisasi perusahaan menjadi lebih efisien, akan tetapi lebih dari itu proses tersebut juga diarahkan terhadap bagaimana organisasi bisa berjalan secara efektif atau dengan kata lain rekayasa ulang proses bisnis merupakan suatu proses untuk menciptakan suatu nilai tambah untuk pelanggan, di mana nilai tersebut dapat didefinisikan oleh pelanggan dengan harga yang murah, kualitas barang yang baik ataupun peningkatan dalam kecepatan tanggapan (response time). Ada beberapa definisi dan teori yang telah dikembangkan sejumlah praktisi maupun komentator di dalam mempopulerkan konsep rekayasa ulang bisnis. Davenport and Short

3 10 (1993), mendefinisikan rekayasa ulang bisnis sebagai Seperangkat aktivitas/ kegiatan yang berhubungan secara logis dibentuk dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Pengertian definisi tersebut menggambarkan adanya suatu proses sistimatik yang telah terencana dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Davenport and Short lebih menekankan pada pengertian proses bisnis yang diartikan sebagai suatu aturan yang berhubungan dengan bagaimana suatu tugas atau kegiatan itu dilakukan untuk mencapai tujuan bisnis, sedangkan proses itu sendiri merupakan suatu struktur/ aturan yang dipergunakan untuk mengukur aktivitas yang dilakukan untuk pelanggan atau pasar atau dengan kata lain bagaimana suatu pekerjaan itu dilakukan di dalam suatu organisasi. Gambar 2.1 menjelaskan apa yang dimaksud dengan proses yang merupakan suatu aktivitas yang saling terhubung sartu sama lain yang mengubah bisnis input menjadi bisnis output dengan melakukan perubahan sesuai dengan yang diperlukan. SUPPLIER INPUT TRANSFOR MATION OUTPUT CUSTOMER ACTIVITIES Gambar 2.1 Sistem proses dalam suatu perusahaan

4 11 Proses bisnis itu sendiri dapat terbagi ke dalam tiga tipe aktivitas yaitu antara lain: 1. Value Adding Activities Aktivitas yang memiliki nilai sangat penting bagi pelanggan 2. Hand-off Activities Aktivitas yang mengubah jalannya informasi (workflow) melalui suatu proses bisnis yang biasanya merupakan fungsi utama dari suatu departemen atau organisasi. 3. Control Activities Aktivitas yang memegang peranan kontrol di dalam suatu proses bisnis. Pengertian lain seperti yang dikatakan oleh Hammer and Champy (1993), adalah sebagai berikut Rekayasa ulang bisnis adalah pemikiran ulang yang mendasar dan melakukan desain ulang yang radikal dari proses bisnis untuk menciptakan perbaikan yang dramatis dan kritikal, melakukan penilaian sementara atas kinerja perusahaan, seperti biaya, kualitas, pelayanan dan kecepatan. Ada beberapa penekanan yang dapat dilakukan perusahaan di dalam menerapkan strategi rekayasa ulang bisnis. Menurut Lawler, Edward E (1986), dikatakan bahwa tingkat kompetisi untuk memenangkan pasar membutuhkan prestasi perusahaan tingkat tinggi dan perbaikan yang terus-menerus pada empat daeerah kritis antara lain: 1. Kualitas barang dan jasa 2. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan jasa 3. Kecepatan penyampaian barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut kepada pelanggan.

5 12 4. Inovasi dan pengembangan atas barang dan jasa yang baru Agar dapat mencapai kesuksesan, perusahaan harus mempunyai kemampuan yang membuat mereka dapat mengatur dan lebih memfokuskan diri pada keadaan pasar dan menghasilkan prestasi yang baik, sebagai cara untuk membedakan mereka dengan para pesaingnya. Setiap organisasi harus tahu bahwa kemampuan perusahaan sangatlah dibutuhkan untuk melakukan kompetisi di dalam pasar dan kemudian mengembangkan perusahaan itu dengan menciptakan struktur organisasi dan manajemen sistem yang baik. Definisi ini memberikan pengertian bahwa penekanan rekayasa ulang proses bisnis ada pada proses-proses baru atas kegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk memenuhi tujuan perusahaan di dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Hammer and Champy menggunakan analogi clean sheet of paper untuk menggambarkan pemikiran ulang dan mulai menggunakan aspek baru atas proses rekayasa ulang ini. Obeng dan Crainer juga menekankan konsep pendekatan lain yang mengatakan rekayasa ulang sebagai: Perubahan dengan tujuan untuk melakukan perbaikan atas kinerja perusahaan, bahkan juga berarti mundur balik (drawing board) Mereka melakukan rekayasa ulang untuk menekankan bahwa sejumlah masalah harus diatasi untuk dapat melakukan implementasi. Dalam tulisannya Peraturan-peraturan dalam melakukan renovasi Obeng and Crainer (1994), mereka menuliskan tentang meniadakan pemikiran yang lalu dan jalan ke luar yang terdahulu untuk mencapai tujuan sekarang.

6 13 Johansson (1993), menghubungkan proses rekayasa ulang bisnis dengan beberapa inisiatif yang kontemporer. Beliau mengatakan: Proses rekayasa ulang, meskipun berhubungan erat dengan konsep Just In Time (JIT) dan Total Quality Mutu (TQM), terlihat radikal dibanding dua konsep terdahulu yang memiliki konsep perbaikan dan terus-menerus serta berkesinambungan. Hal ini memperluas usaha dari JIT dan TQM untuk membuat proses atas kegiatan usahanya berorientasi pada strategic tool dan berpegang pada core competence dari perusahaan, Proses rekayasa ulang ini berkonsentrasi pada bisnis utama perusahaan dan menggunakan teknik yang spesifik dengan JIT dan TQM sebagai alat yang memungkinkan terjadinya rekayasa ulang, ketika kita akan memperluas visi kita atas pemikiran proses. Andrews and Stalick (1994), menekankan integrasi atas kegiatan organisasi, dengan menekankan proses rekayasa ulang itu sebagai: Perubahan yang radikal atas cara kerja dari orang-orang, mengubah kebijaksanaan dan kontrol atas kegiatan bisnis, sistem dan teknologi, hubungan antara organisasi dan pelaksanaan bisnis, dan program pemberian penghargaan. Andrews and Stalick menekankan pada penggantian cara berpikir dan kegiatan operasi yang lama dengan peranan teknologi informasi. Definisi-definisi ini, oleh beberapa ahli (penulis dan praktisi) adalah cukup untuk memilih wacana secara umum mengenai konsep rekayasa ulang.. Salah satu aspek kunci dalam melakukan rekayasa ulang adalah mendefinisikan cara-cara baru secara keseluruhan dan radikal, tentang bagaimana perusahaan mengambil aktifitas-aktifitasnya.

7 Focus Rekayasa Ulang Proses Bisnis Skinner (1992), mendefinisikan rekayasa ulang proses bisnis sebagai suatu konsep terobosan radikal untuk memikirkan kembali cara-cara kita berbisnis dengan membuat lagi dari awal proses bisnis yang baru sama sekali untuk melipatgandakan kinerja bisnis kita. Dari definisi di atas dapat kita temukan 4 kata kunci yaitu: 1. Fundamental (mendasar) Dalam melaksanakan rekayasa ulang proses bisnis, maka sebagai organisasi bisnis harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang paling mendasar yang berkaitan dengan perusahaan dan bagaimana mengoperasikannya. Pertanyaan pertama adalah Mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan? dan pertanyaan kedua adalah Mengapa kita melakukan hal tersebut dengan cara yang kita lakukan sekarang? Pertanyaan-pertanyaan yang paling mendasar tersebut akan memaksa orang untuk melihat aturan-aturan tak tertulis dan asumsi-asumsi yang berlaku dan menjadi dasar dalam penyelenggaraan bisnisnya. Perusahaan harus mampu menemukan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan, dan kemudian menentukan bagaimana melakukannya. Seringkali terjadi aturan-aturan dan asumsi-asumsi yang dimiliki oleh perusahaan sudah usang, salah, atau tidak sesuai lagi dengan proses bisnis yang ada, oleh karena itu perlu dilakukan suatu proses peruubahan aturan-aturan maupun asumsi-asumsi secara menyeluruh.

8 15 Rekayasa ulang memerlukan peninjauan atas proses bisnis dari perspektif antar fungsi. Ini adalah sesuatu yang fundamental dan melibatkan staf dari berbagai departemen yang terkait dalam proses rekayasa tersebut. Bisa terjadi setiap unit fungsi merasa bahwa mereka telah melakukan tugasnya secara maksimal, tetapi setelah aktivitas tersebut dikaitkan dengan kesatuan proses, yang biasanya merupakan kesatuan aktivitas lintas fungsi, hal tersebut tidak efektif. Rekayasa ulang melakukan bagaimana seharusnya dan berkonsentrasi pada apa yang seharusnya dilakukan. 2. Radikal Radikal berasal dari kata Radix yang berati akar. Oleh karena yang dimaksud dengan perencanaan kembali secara radikal adalah perencanaan ulang dengan mendasarkan pada akar permasalahan, bukan membuat perubahan-perubahan yang superficial (pada permukaan/ kulitnya saja) atau berkutat dengan apa yang sudah ada, tetapi membuang yang sudah lama dan usang. Dalam rekayasa ulang perencanaan kembali secara radikal dimaksudkan bukan hanya memperhatikan pada struktur dan prosedur yang sudah ada sekarang ini saja namun lebih dari itu juga menciptakan cara-cara yang sama sekali baru secara keseluruhan dan lengkap dalam menyelesaikan pekerjaan. Dalam rekayasa ulang proses bisnis terkandung suatu kegiatan perombakan atas suatu proses operasi perusahaan, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan usaha yang baru. Ini merupakan suatu keharusan yang perlu dilakukan,

9 16 karena kalau perubahan yang dimaksudkan tidak menyeluruh berarti masih ada bagian dari proses lain yang dipertahankan, padahal sasaran yang ingin dicapai sudah berubah. Hal ini dapat menimbulkan ketidak-efektifan dari suatu proses yang baru dilakukan. Pengubahan beberapa proses parameter tekhnis akan mempengaruhi kemampuan keuntungan usaha dan biaya, tapi kini saatnya untuk menyusun tujuan-tujuan proyek yang menemukan terobosan terpilih melalui tingkat penampilan yang tidak pernah terpikirkan mampu untuk dilaksanakan. Alat untuk mencapai terobosanterobosan tersebut dalam tampilan bisnis adalah dengan melakukan rekayasa ulang yang cepat dan radikal dari proses bisnis. Dalam kata cepat dan radikal bukanlah berarti sekedar memberikan kebebasan memilih tetapi mutlak dibutuhkan. Rekayasa ulang harus dilakukan secara cepat karena eksekutif senior membutuhkan hasil-hasil dalam jangka waktu yang lebih singkat daripada sebelumnya. Lagipula program rekayasa ulang mempunyai peluang gagal bilamana proses aplikasinya memakan waktu yang cukup lama. 3. Dramatis Rekayasa ulang bukan merupakan hal yang berkenaan dengan pencapaian peningkatan secara marginal ataupun incremental, tetapi lebih merupakan pencapaian suatu lompatan besar (Quantum Leaps) dalam kinerja perusahaan. Untuk mencapai peningkatan secara marginal maka dibutuhkan upaya perbaikan secara terus menerus. Dalam hal rekayasa ulang hendaknya digunakan bila ada

10 17 kebutuhan untuk perbaikan secara dramatis. Perbaikan dramatis meminta kita untuk membuang yang lain dan menggantikannnya dengan yang baru. 4. Proses Proses merupakan sekumpulan aktifitas yang meliputi satu atau lebih jenis dari input dan menghasilkan output yang memberikan nilai tambah. Kata ini merupakan kata yang paling penting dalam definisi rekayasa ulang, tetapi sekaligus juga memberikan kesukaran yang besar bagi para manajemen. Sebagian besar kalangan bisnis seringkali terjebak pada paradigma yang salah di mana mereka seringkali menjalankan bisnis yang terfokus pada tugas, pekerjaan, organisasi, struktur, tetapi mengabaikan proses bisnis itu sendiri. Dari batasan di atas dapat dilihat bahwa rekayasa ulang proses bisnis merupakan totalitas upaya kilat yang radikal dari suatu organisasi untuk meraih peningkatan nilai yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Ini semua harus dimulai dari sisi strategik hingga optimasi arus kerja fungsional untuk perbaikan kualitas produk atau jasa dan masalah produktivitas. Sasaran rekayasa ulang adalah bagaimana proses berjalan dan bukan bagaimana tugas dari masing-masing organisasi atau fungsi departemen. Dalam hakekatnya adalah bahwa setiap proses harus menghasilkan nilai tambah dan berusaha mencari cara baru untuk menghasilkan suatu proses yang mengacu pada pelanggan. Singkatnya bahwa rekayasa ulang perlu menghasilkan suatu tingkat perbaikan yang dramatis, menerobos

11 18 batas-batas kebijakan manajemen lama dan kendali organisasi dengan cakrawala pandangan yang luas dan mencakup antar fungsi. 2.3 Tahapan-tahapan Rekayasa Ulang Proses Bisnis Suatu perusahaan yang melakukan rekayasa ulang proses bisnis akan melalui beberapa tahapan. Raymond L. Manganelli dan Mark M. Klein (1994), dalam bukunya The Reengineering Handbook A step By Step Guide To Business Transformation menggunakan konsep Rapid Re di dalam membagi tahapan-tahapan pelaksanaan rekayasa ulang proses bisnis. Adapun tahapan-tahapan tersebut meliputi tahap persiapan, tahap identifikasi, tahap penentuan visi, tahap solusi dan yang terkahir tahap transformasi Tahap I : Persiapan Tahap ini dimulai dengan pengembangan konsensus eksekutif sebagai pemecahan sasaran bisnis dan objektivitas untuk menggambarkan maksud dari proyek rekayasa ulang ini Tahap II : Identifikasi Dalam tahap ini dikembangkan model orientasi bisnis pelanggan yang mempunyai nilai tambah, sumber daya, dan kapasitas untuk spesifikasi proses dan prioritas serta sasaran spesifikasi proses sebagai dampak tertinggi dari target rekayasa ulang.

12 Tahap III : Penentuan Visi Dalam tahapan ini akan dilihat kemungkinan pemecahan dalam proses, menganalisa dan merestrukturisasikan mereka sebagai visi dari perubahan yang radikal Tahap IV : Solusi Tahapan ini dapat dibagi menjadi dua bagian tahapan yaitu tahapan pengembangan disain tekhnik yang diperlukan untuk mengimplementasikan visi, serta tahapan disain sosial di mana dilakukan pengorganisasian dan restrukturisasi sumber daya manusia yang menjadi anggota dari proses rekayasa ulang tersebut Tahap V : Peralihan Mencapai visi dari proses, menerapkan panduan dan menerapkan secara penuh dari proses yang baru. 2.4 Sistem Informasi Suatu organisasi baik organisasi sosial maupun organisasi perusahaan membutuhkan suatu pengaturan dan agar semua unsur-unsur yang terlibat di dalam suatu perusahaan dapat berjalan seperti yang diharapkan membutuhkan suatu sistem yang terencana dengan baik. Sistem mengatur setiap unsur yang ada dalam sebuah organisasi berjalan sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu.

13 20 Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur (manusia, peralatan, mesin-mesin, prosedur, dll) yang terintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Henley (1991), Sistem-sistem dibuat untuk menyusun pengetahuan, diatur dalam suatu susunan yang logis. Yang termasuk di dalamya mencakup proses-proses, metode-metode, prosedur-prosedur, peraturan-peraturan, teknik-teknik, teknologi, buku-buku pegangan dan lain-lain, yang dibuat untuk meyakinkan bahwa pekerjaan ditangani dengan efisien dan akurat. Demikian juga instruksi-instruksi yang membantu karyawan dan manajemen dalam melakukan tugasnya sehari-hari. Menurut W. Gerald Cole, seperti yang diterjemahkan oleh Zaki Baridwan (1985), sistem dapat didefinisikan sebagai berikut: Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun dengan suatu skema menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Pengertian sistem informasi itu sendiri merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur, perangkat keras, perangkat lunak prosedur, dan orang-orang yang saling berinteraksi satu sama lain untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan. Sistem informasi pada saat ini dirasakan sangat dibutuhkan dalam membantu perusahaan di dalam memperoleh dan mengolah informasi yang dibutuhkan bagi perusahaan di dalam memecahkan masalah pengambilan keputusan yang mendesak. Menurut Laudon (1996), secara tekhnis, sistem informasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen saling terhubung yang mengumpulkan, memproses,

14 21 menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan, pengawasan, pengkordinasian, penganalisaan masalah, dan menvisualisasikan masalah yang kompleks dalam suatu organisasi. Ada empat tingkatan dalam sistem informasi, hal ini disebabkan karena perbedaan titik pandang, spesialisasi, dan tingkatan dalam suatu perusahaan. Keempat tingkatan sistem informasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sistem Tingkat Operasional (Operation Level System) Sistem yang memonitor aktifitas organisasi pada tingkat dasar. 2. Sistem Tingkat Pengetahuan (Knowledge Level System) Sistem yang mendukung dan menyediakan data 3. Sistem Tingkat Manajemen (Management Level System) Ssitem yang mendukung pengawasan, pengambilan keputusan dan aktifitas adminitrasi dari manajer menengah 4. Sistem Tingkat Strategis (Strategic Level System) Sistem yang mendukung aktifitas perencanaan jangka panjang yang disusun oleh menajer tingkat atas.

15 22 EIS STRATEGIC LEVEL SYSTEMS TOP MANAGERS EXECUTIVE DSS MIS MANAGEMENT LEVEL SYSTEMS MIDDLE MANAGERS EXECUTIVE KWS OAS KNOWLEDGE LEVEL SYSTEMS KNOWLEDGE WORKER TPS OPERATIONAL LEVEL SYSTEMS OPERATIONAL PEOPLES, SUPERVISOR Gambar 2.2 Hubungan Tingkat Sistem Informasi,Tipe Informasi dan Kelompok Pengguna Informasi Sistem informasi dalam konsep bisnis secara umum mencakup tekhnik-tekhnik, prosedurprosedur, dan orang-orang yang berkaitan dengan komputer dan pengolahan informasi. Beberapa peran sistem informasi dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan sebagai pedoman dalam: 1. Membantu identifikasi masalah 2. Menyediakan informasi tentang keadaan yang sedang berjalan 3. Menyediakan informasi yang berkaitan dengan standar yang berlaku

16 23 4. Memungkinkan komunikasi antar kelompok-kelompok kerja dalam organisasi. Dalam perkembangannya, sistem informasi dapat diklasifikasikan kedalam beberapa jenis sistem informasi berdasarkan penekanan unsurnya. 1. Berfokus pada data. (Data Processing DP) 2. Berfokus pada informasi (Management Information System MIS) 3. Berfokus pada dukungan terhadap keputusan ( Decision Support System DSS) 4. Berfokus pada kantor (Office Automation OA) 5. Berfokus pada konsultasi (Expert System ES) 2.5 Teknologi Informasi Sebagai Penggerak Rekayasa Ulang Ada empat tekhnik pengembangan dari teknologi informasi (TI) yang dapat digunakan dalam proses rekayasa ulang dalam sebuah organisasi. Tekhnik pertama adalah eliminasi, tekhnik ini dilakukan untuk proses yang sudah tidak dibutuhkan dan tidak relevan terhadap sistem, untuk itu fungsi komputerisasi dirasakan sangat berperan dalam tekhnik ini. Alat Bantu yang dapat digunakan dalam penerapan tekhnik ini adalah penggunaan spreadsheet yang dapat melakukan pemeriksaan secara manual terhadap proses yang luas. Tekhnik kedua adalah penyederhanaan atas bermacam-macam proses atau pengurangan rantai proses untuk pencapaian pengembangan biaya dan produktifitas. Bentuk penyederhanaan ini disesuaikan dengan menggunakan semua fasilitas teknologi informasi yang dapat diimplementasikan dan disejajarkan dengan bentuk dari pelaporan yang ada.

17 24 Fasilitas teknologi informasi yang dapat digunakan dalam tekhnik kedua ini adalah penggunaan sistem intranet, dan workflow sebagai salah satu alternatif dalam efektifitas dan efisiensi penggunaan formulir-formulir dalam proses dokumentasi baik internal maupun eksternal. Integrasi dari berbagai macam proses dengan berbagai pekerja dari banyak divisi sampai dengan proses yang sederhana. Sebagai contoh di mana proses pengintegrasian antara sistem persediaan dengan penjualan dalam sistem intranet akan sangat memudahkan manajer penjualan dalam memantau persediaan barang yang dimiliki di gudang dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap proses penjualan, di mana dapat dikurangi resiko kekurangan atau kelebihan dalam penjualan barang. Pada suatu perusahaan penyewaan mobil sistem intranet ini sering digunakan untuk memberikan kemudahan bagi staf pemasaran perusahaan untuk dapat segera mengetahui dengan ketersediaan cadangan mobil dari bagian gudang untuk tipe kendaraan mobil yang masih tersedia jika ada pelanggan yang membutuhkannya sewaktu-waktu. Staf pemasaran hanya perlu membuka komputernya untuk memastikan akan ketersediaan kendaraan mobil yang siap digunakan untuk pelanggannya. Tekhnik yang terakhir adalah otomatisasi dari proses manual ke dalam komputerisasi. Salah satu proses penggunaan tekhnik ini dapat dilakukan di mana pelanggan penyewa kendaraan mobil melakukan pemesanan penyewaan secara on-line system melalui jaringan internet, maka saat setelah pelanggan mengisi formulir administrasi yang dibutuhkan secara on-line, maka data tersebut akan langsung ditransfer secara

18 25 otomatis ke dalam proses pembuatan Contract Letter (Legal Department) dan bagian gundang (persediaan) untuk diproses lebih lanjut dan seterusnya. Dalam faktanya, tidak semua organisasi dapat menggunakan keempat tekhnik di atas. Karena beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kesuksesan rekayasa ulang ini. Seperti faktor manusia yang masih merasa enggan untuk melakukan perubahan terhadap sistem yang berjalan sangat memegang peranan penting dalam kelangsungan proses ini. Seperti ada istilah people don t like to change, maka tingkat keberhasilan dari proses rekayasa ulang ini juga akan sangat dipengaruhi dari faktor manusia. 2.6 Mata Rantai Menurut Michael Porter Michael Porter (1980), mengatakan bahwa semua aktifitas seperti perancangan, produksi, pasar, pengiriman dan pendukung produk lainnya dapat digambarkan dalam sebuah mata rantai. Sebuah mata rantai merupakan urutan dari aktifitas yang terpisah di mana tujuan akhirnya adalah pemberian jasa atau produk kepada pelanggan. Mata rantai dapat dibagi dalam dua jenis aktifitas yaitu aktifitas utama dan aktifitas pendukung. Aktifitas utama atau aktifitas inti adalah aktifitas yang terdiri dari kreasi fisik dari produk mencakup penjualan dan jasa kepada pelanggan setelah penjualan, sedangkan aktifitas pendukung adalah pendukung aktifitas utama dan didukung oleh infrastruktur, teknologi, sumber daya manusia dan aktifitas pendukung lainnya. Dalam hubungannya dengan rekayasa ulang proses bisnis, maka sangat berguna sekali penggunaan mata rantai dalam menganalisa dan merancang proses bisnis. Saat proses

19 26 utama dan aktifitas pendukung telah didefinisikan untuk melengkapi mata rantai, maka nilai dari proses tersebut bertambah dan dapat diidentifikasikan dengan lebih baik. Perusahaan dapat lebih fokus terhadap proyek rekayasa ulang pada aktifitas-aktifitas yang mempunyai nilai lebih untuk proses bisnis tersebut.

20 27

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Definisi dari BPR Menurut Manganelli dan Klein (1994), rekayasa ulang adalah suatu perencanaan secara cepat dan radikal terhadap proses bisnis yang strategis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Philip Kotler (2000, p8) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dan managerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Logistik Proses pemenuhan pesanan pelanggan dan distribusi merupakan salah satu kegiatan pada proses bisnis logistik. Kegiatan logistik dalam suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Business Process Business process merupakan sekumpulan kegiatan yang mengubah sejumlah inputs menjadi sejumlah outputs (baik barang maupun jasa) untuk orang-orang lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Rekayasa Ulang Proses Bisnis Definisi rekayasa ulang menurut Hammer & Champy (1993) adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal atas

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rekayasa Ulang Proses Bisnis Istilah BPR pertama kali dipopulerkan oleh Michael Hammer dan James Champy (1993) dalam bukunya Reengineering the Corporation. Menurut keduanya

Lebih terperinci

Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen 01

Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen 01 Modul ke: Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen 01 Sistem Informasi dalam Perusahaan Fakultas FEB Dr. Syamsu Alam, SE., M.Si., Ak. Program Studi Magister Akuntansi 1 Jenis Sistem Utama dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengawasan Mutu Pengertian Pengawasan mutu menurut Goldberger (1991, p138) ialah: Sebuah fungsi analisa secara fisik, kimiawi dan metode lainnya guna melakukan pengawasan terhadap

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Manajemen Bisnis Logistik Proses pemenuhan order pelanggan dan distribusi merupakan salah satu kegiatan pada proses bisnis logistik. Kegiatan logistik dalam suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Proses suatu usaha didefinisikan sebagai kumpulan aktifitas yang membawa satu atau lebih input dan membuat output yang dapat bernilai lebih bagi yang menggunakannya. Input

Lebih terperinci

Pengelompokan Sistem

Pengelompokan Sistem Pengelompokan Sistem Jenis sistem menurut kelompok : 1. Sistem alam 2. Sistem buatan manusia 3. Sistem terbuka atau dinamis 4. Sistem tertutup atau statis 5. Sistem sederhana 6. Sistem rumit 7. Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Ulang Proses Bisnis (BPR) 2.1.1 Pengertian Rekayasa Ulang Proses Bisnis Menurut Michael Hammer dan James Champy, 1994 ( Reengineering the Corporation, a Manifesto for

Lebih terperinci

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce Pengantar Sekilas E-Bisnis E-bisnis menghubungkan semua karyawan, pelanggan, pemasok, dan stakeholders lainnya tanpa pandang wilayah geografis. E-bisnis pakai standar data elektronik umum dan otomatisasi

Lebih terperinci

9. JENIS-JENIS SISTEM INFORMASI

9. JENIS-JENIS SISTEM INFORMASI Analisis & Perancangan Sistem Informasi Lucky K, SKom, MMSI (http://lcpro.wordpress.com) 7 9. JENIS-JENIS SISTEM INFORMASI Jenis-jenis sistem informasi menurut kebutuhan manajemen, antara lain: 1. Transaction

Lebih terperinci

Modul ke: CHAPTER 2. Sistem Informasi dalam Perusahaan. Fakultas PASCA SARJANA. Dr. Istianingsih. Program Studi Magister Akuntansi

Modul ke: CHAPTER 2. Sistem Informasi dalam Perusahaan. Fakultas PASCA SARJANA. Dr. Istianingsih. Program Studi Magister Akuntansi Modul ke: 02 Fakultas PASCA SARJANA CHAPTER 2 Sistem Informasi dalam Perusahaan Dr. Istianingsih Program Studi Magister Akuntansi Sistem Informasi dalam Perusahaan Jenis Sistem Utama dalam Organisasi Jenis

Lebih terperinci

Minggu 01 Sistem Informasi

Minggu 01 Sistem Informasi Minggu 01 Sistem Informasi Sistem Informasi (IS) adalah susunan dari orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis Persaingan di dunia usaha yang sangat ketat dewasa ini terjadi karena setiap perusahaan berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Analisa Proses Bisnis Analisa proses bisnis adalah kajian dan evaluasi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan proses bisnis Perusahaan untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Ulang Proses Bisnis Hammer dan Champy (1995, hal 27-30) mengatakan bahwa Rekayasa Ulang adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan / Inventory Sebuah persediaan / inventory adalah setiap barang atau bahan yang disimpan untuk keperluan dimasa mendatang (Joseph S. Martinich, 1997, hal 661). Dan sebuah

Lebih terperinci

Part 2. Management Support System (MSS)

Part 2. Management Support System (MSS) Part 2. Management Support System (MSS) Pendahuluan Teknologi Management Support System ( MSS ) dapat diintegrasikan dengan CBIS. Dimana teknologi Management Support System ( MSS ) adalah interaktif sehingga

Lebih terperinci

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Business Process and Information Systems Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan pokok bahasan ini mahasiswa

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN

SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN Level Sistem Informasi pada Perusahaan Sistem dalam suatu perusahaan terbagi menjadi empat level, yaitu: Operasional ( Operational-level Systems ) Pengetahuan ( Knowledge-level

Lebih terperinci

Pendahuluan. Konsep dan Prinsip Dasar Sistem Informasi. Definisi informasi. Siklusinformasi 7/19/2008. PSI - I Gede Made Karma 1

Pendahuluan. Konsep dan Prinsip Dasar Sistem Informasi. Definisi informasi. Siklusinformasi 7/19/2008. PSI - I Gede Made Karma 1 Pendahuluan Konsep dan Prinsip Dasar Sistem Informasi Oleh I Gede Made Karma Organisasi sangat penting mengelola sumberdaya utama seperti buruh, dan bahan mentah. Saat ini informasi juga merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definsi Teknologi Informasi. Teknologi Informasi mencakup komponen teknologi yang dibutuhkan untuk mengolah, menyimpan dan menyampaikan informasi. ( Luhukay,1994 ) 1. Teknologi

Lebih terperinci

Materi II Overview Sistem Informasi. Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto

Materi II Overview Sistem Informasi. Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto Materi II Overview Sistem Informasi Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto Why Study Information Systems? Teknologi Informasi dapat digunakan untuk meningkatkan proses bisnis secara efisien dan efektif

Lebih terperinci

Konsep Sistem Informasi. I Gde Dharma Nugraha

Konsep Sistem Informasi. I Gde Dharma Nugraha Konsep Sistem Informasi I Gde Dharma Nugraha Perkembangan Sistem Teknologi Informasi Era Akuntansi (1950-1960-an): Fokus aplikasinya adalah untuk aplikasi seperti aplikasi penggajian, piutang dagang, kas,

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen (dan Bisnis)

Sistem Informasi Manajemen (dan Bisnis) Pengertian Sistem Sistem Informasi Manajemen (dan Bisnis) Part 3 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Ada dua jenis sistem, yakni: Abstrak: suatu susunan teratur gagasan atau konsep yang saling bergantung satu

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Pertemuan 2 Pengantar Sistem Informasi Mulyadi, S.Kom, M.S.I Definisi Sistem Informasi Satu set komponen yang saling terkait yang mengumpulkan (atau mengambil), memproses,

Lebih terperinci

BAB I PERAN SIA DALAM ORGANISASI

BAB I PERAN SIA DALAM ORGANISASI BAB I PERAN SIA DALAM ORGANISASI Peran/posisi SIA dalam Proses Bisnis SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Kebijakan, Prosedur, Dokumentasi, Pengolahan/Transmisi Data, Pelaporan, Teknologi Informasi, SDM) SIA dirancang

Lebih terperinci

Fungsi utama manajemen : perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi

Fungsi utama manajemen : perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi Sistem Informasi Akuntansi suatu kumpulan manusia dan sumber modal dalam suatu organisasi yang bertanggungjawab dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk menghasilkan informasi berguna bagi berbagai

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Sistem Informasi Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 SILABUS MATA KULIAH 1. Pendahuluan 2. Data dan Informasi

Lebih terperinci

TUGAS 1 SISTEM INFORMASI BERBASIS INTERNET ( SIBI )

TUGAS 1 SISTEM INFORMASI BERBASIS INTERNET ( SIBI ) TUGAS 1 SISTEM INFORMASI BERBASIS INTERNET ( SIBI ) DISUSUN OLEH : Aksa Badi : 52007003 Febrin Adrianus : 52007018 Harianto S : 52007024 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER (STMIK KHARISMA)

Lebih terperinci

PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA

PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA EDP pada umumnya berkonsentrasi dengan pengolahan transakasi dan record keeping untuk satu area fungsi tertentu. EDP merupakan sistem informasi yang paling sederhana. Contoh : Payroll System, Accounts

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Informasi BAB III LANDASAN TEORI 3.1.1. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai seperangkat komponen yang saling terkait yang mengumpulkan (atau

Lebih terperinci

MANAGEMENT SUPPORT SYSTEM (MSS) FT. UMS

MANAGEMENT SUPPORT SYSTEM (MSS) FT. UMS MANAGEMENT SUPPORT SYSTEM (MSS) FT. UMS MANAGEMENT SUPPORT SYSTEM (MSS) Manajer dan Dukungan Komputer. Teknologi komputer sekarang ini merupakan bagian terpenting dalam dunia bisnis, dan jelas dalam pelbagai

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 SISTEM PENGOLAHAN TRANSAKSI PADA PT SUKSES CITRA PANGAN PALEMBANG Afandi 2005240234 Abstrak Tujuan penulisan

Lebih terperinci

Tipe-tipe Sistem Informasi

Tipe-tipe Sistem Informasi Tipe-tipe Sistem Informasi OPERATIONS SUPPORT SYSTEM (OSS) OSS memproduksi berbagai bentuk informasi yang digunakan secara internal atau eksternal. Namun demikian sistem informasi ini tidak ditujukan untuk

Lebih terperinci

BUSINESS INTELLIGENCE. Management Database & Informasi

BUSINESS INTELLIGENCE. Management Database & Informasi BUSINESS INTELLIGENCE Management Database & Informasi Pengorganisasian data di lingkungan file tradisional vs Pendekatan database Dasar-dasar Business Intellegence Basis Data Vs Pemrosesan File Tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas suatu bisnis baru dijalankan pemiliknya, terlihat bahwa bisnis tersebut masih

BAB I PENDAHULUAN. luas suatu bisnis baru dijalankan pemiliknya, terlihat bahwa bisnis tersebut masih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat suatu perusahaan bisnis baru mulai didirikan atau dalam konteks lebih luas suatu bisnis baru dijalankan pemiliknya, terlihat bahwa bisnis tersebut masih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Definisi strategi secara umum adalah rencana tindakan atau kebijaksanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut beberapa ahli, strategi adalah arah dan

Lebih terperinci

Konsep Sistem Informasi Team Dosen KSI

Konsep Sistem Informasi Team Dosen KSI Konsep Sistem Informasi Team Dosen KSI Tujuan Perkuliahan Memberikan pemahaman kepada mahasiswa secara global, keterkaitan materi perkuliahan interlink dengan materi perkuliahan lain Memberikan gambaran

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

Analisa dan Perancangan Sistem Informasi. Pengantar System Analyst. Ir. Hendra,M.T., IPP Dosen STMIK IBBI

Analisa dan Perancangan Sistem Informasi. Pengantar System Analyst. Ir. Hendra,M.T., IPP Dosen STMIK IBBI Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Pengantar System Analyst Ir. Hendra,M.T., IPP Dosen STMIK IBBI Definisi System Himpunan dari elemen-elemen yang berinteraksi satu sama yang lain untuk mencapai

Lebih terperinci

Pengantar Analisis Bisnis

Pengantar Analisis Bisnis Modul ke: Pengantar Analisis Bisnis Fakultas FASILKOM Winarsih, S.Si., MMSI Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Sejarah Analisis Bisnis Perkembangan TI memungkinkan organisasi untuk membangun

Lebih terperinci

SI, Organisasi, Manajemen

SI, Organisasi, Manajemen APK D3/IT/MIS/E1/0806 Manajemen Sistem Informasi SI, Organisasi, Manajemen Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Pokok Bahasan Sistem Informasi Pengertian SI, Tujuan dan Manfaat SI

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 Pengertian ERP adalah aplikasi sistem informasi manajemen terintegrasi untuk bisnis/organisasi yang mencakup multi fungsionalitas seperti penjualan, pembelian,

Lebih terperinci

Information System Design and Analysis

Information System Design and Analysis Information System Design and Analysis Indra Tobing Information System Design and Analysis 1 Basic Concept What System is What Information is What Information System is Why need Information System Who

Lebih terperinci

80 Slamet Hariyanto, Sistem Informasi Manajemen SISTEM INFORMASI MANAJEMEN OLEH : SLAMET HARIYANTO

80 Slamet Hariyanto, Sistem Informasi Manajemen SISTEM INFORMASI MANAJEMEN OLEH : SLAMET HARIYANTO 80 Slamet Hariyanto, Sistem Informasi SISTEM INFORMASI MANAJEMEN OLEH : SLAMET HARIYANTO ABSTRAK Seiring perkembangan global di era informasi, keberadaan masyarakat mengalami pergeseran pola yang dinamis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang dimana teknologi informasi sudah memasuki setiap bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang dimana teknologi informasi sudah memasuki setiap bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang dimana teknologi informasi sudah memasuki setiap bidang dalam kehidupan kita maka posisi dari teknologi informasi sudah menjadi bagian dari kehidupan

Lebih terperinci

Management Support System: Scope of Coverage

Management Support System: Scope of Coverage Sistem Penunjang Keputusan Management Support System: Scope of Coverage Mara Nugraha,SKom.,MMSI. Pengambilan Keputusan Managerial Manajemen adalah proses dalam mengaturpemakaian sumber daya yang ada (man,

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BABII LANDASAN TEORI

BABII LANDASAN TEORI BABII LANDASAN TEORI 1.1 Perkembangan Bisnis Persaingan adalah satu kata penting di dalam menjalankan perusahaan pada saat ini. Hal ini ditunjang dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Rekayasa Informasi Saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung aktivitas perusahaan. Sebagian besar pemanfaatan sistem

Lebih terperinci

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis utama: penjualan dan pemasaran, manufaktur dan produksi,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bagian ini membahas tentang teori - teori yang digunakan sebagai landasan pada penelitian ini. 3.1 Sistem Informasi Data merupakan bahan baku yang akan di proses untuk menghasilkan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Oleh: Deni Mahdiana,S.Kom,MM,M.Kom E-BUSINESS GLOBAL : BAGAIMANA BISNIS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI 1 PROSES BISNIS DAN SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014 Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014 Pengertian Sistem dan Informasi Sistem Suatu jaringan kerja dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Pelaksanaan BPR di Perusahaan X dilakukan berdasarkan kerangka pikir berikut: Proses Rekayasa Ulang Alternatif saat ini Proses Bisnis Proses baru (metode

Lebih terperinci

DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS

DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS 1. Konsep dasar sistem informasi bisnis DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS 1.1 Teknologi informasi Istilah TI ( Teknologi Informasi ) atau IT ( Information Technology ) yang populer saat ini adalah bagian dari

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma Tujuan Pembelajaran Memahami Konsep dasar SIM Mempunyai Gambaran Umum

Lebih terperinci

Sistem Informasi (Information System)

Sistem Informasi (Information System) Sistem Informasi (Information System) Gambaran Sistem Informasi Sistem informasi telah banyak digunakan (diterapkan) di mana-mana (kantor, super market, air port, bahkan di rumah-rumah internet). Sistem

Lebih terperinci

PERANAN IT DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

PERANAN IT DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN PERANAN IT DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Pembangunan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh banyak kalangan, baik kalangan masyarakat ataupun para pihak-pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh banyak kalangan, baik kalangan masyarakat ataupun para pihak-pihak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, ketepatan akan informasi dan waktu sangatlah dibutuhkan oleh banyak kalangan, baik kalangan masyarakat ataupun para pihak-pihak yang

Lebih terperinci

E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom E-CRM strategis bisnis yang menggunakan teknologi informasi yang memberikan perusahaan suatu pandangan pelanggannya secara luas, yang dapat diandalkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

BAGAIMANA STRATEGI BERKEMBANG DI DALAM ORGANISASI? Oleh: Tri Widodo W. Utomo Pengantar Pembahasan mengenai hal ini berkisar sekitar dasar-dasar

BAGAIMANA STRATEGI BERKEMBANG DI DALAM ORGANISASI? Oleh: Tri Widodo W. Utomo Pengantar Pembahasan mengenai hal ini berkisar sekitar dasar-dasar BAGAIMANA STRATEGI BERKEMBANG DI DALAM ORGANISASI? Oleh: Tri Widodo W. Utomo Pengantar Pembahasan mengenai hal ini berkisar sekitar dasar-dasar pembentukan strategi. Atau dengan kata lain, ingin diketahui

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN. Sistem adalah sekelompok elemen yang diintegrasikan dengan fungsi. Gambar 1.1 Komponen dari sistem

Bab 1. PENDAHULUAN. Sistem adalah sekelompok elemen yang diintegrasikan dengan fungsi. Gambar 1.1 Komponen dari sistem SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Page 1 of 9 Bab 1. PENDAHULUAN 1. SISTEM Sistem adalah sekelompok elemen yang diintegrasikan dengan fungsi umum untuk mencapai tujuan ( Raymond McLeod) Gambar 1.1 Komponen dari

Lebih terperinci

DASAR SISTEM DALAM BISNIS

DASAR SISTEM DALAM BISNIS DASAR SISTEM DALAM BISNIS SISTEM INFORMASI Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan (O Brien dan Marakas

Lebih terperinci

28/10/2010 PENGENALAN TEKNOLOGI INFORMASI KONSEP DASAR SISTEM. Materi 9 : Pengantar Sistem Informasi

28/10/2010 PENGENALAN TEKNOLOGI INFORMASI KONSEP DASAR SISTEM. Materi 9 : Pengantar Sistem Informasi PENGENALAN TEKNOLOGI INFORMASI Materi 9 : Pengantar Sistem Informasi KONSEP DASAR SISTEM Sistem menekankan pada Prosedur : suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

Lebih terperinci

Referensi. Buku : Systems Analysis & Design Methods (SADM), Whitten Jeffrey L, Leonny B., Kevin D., McGraw-Hill, 2004,ISBN :

Referensi. Buku : Systems Analysis & Design Methods (SADM), Whitten Jeffrey L, Leonny B., Kevin D., McGraw-Hill, 2004,ISBN : Buku : Referensi Systems Analysis & Design Methods (SADM), Whitten Jeffrey L, Leonny B., Kevin D., McGraw-Hill, 2004,ISBN : 0-07-121521-2 Analisa dan Perancangan Sistem, Keneth E. Kendall, Julie E.Kendall,

Lebih terperinci

SELAKU PIMPINAN SEKELOMPOK TENAGA-TENAGA PELAKSANA BERBAGAI KEGIATAN OPERASIONAL

SELAKU PIMPINAN SEKELOMPOK TENAGA-TENAGA PELAKSANA BERBAGAI KEGIATAN OPERASIONAL Pertemuan Ke 9 Eksekutif ADALAH SESEORANG YANG DIANGKAT ATAU DITUNJUK dan BERTINDAK SELAKU PIMPINAN SEKELOMPOK TENAGA-TENAGA PELAKSANA BERBAGAI KEGIATAN OPERASIONAL Sistem Informasi Eksekutif Adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Just In Time Pada tahun 1970 konsep Just In Time mulai dipopulerkan oleh Mr. Taiichi Ohno dan rekannya di Toyota Motor Company, Jepang. Akar dari konsep Just In Time dapat ditelusuri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG AKUNTANSI

TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG AKUNTANSI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG AKUNTANSI Eka Indriani eka.indriani@raharja.info :: http://ilmuti.org/author/ekaindriani/ Abstrak Teknologi informasi sangat berperan dalam membantu proses akuntansi dalam

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 1 Apakah Sistem Informasi Itu? Sistem Informasi dapat dibedakan menjadi 2, sistem informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer (CBIS) CBIS

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS A. Konsep Dasar Sistem Informasi Bisnis 1. Teknologi Informasi Istilah TI (Teknologi Informasi) atau IT (Information Technology) yang populer saat perkembangan ini adalah

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

MANAGEMENT SUPPORT SYSTEM

MANAGEMENT SUPPORT SYSTEM MANAGEMENT SUPPORT SYSTEM Manajemen adalah proses dalam mengatur pemakaian sumber daya yang ada (man, money, material, time, space, dsb) untuk mendapatkan keluaran yang sesuai dengan tujuan organisasi

Lebih terperinci

Teknologi dan Informasi. Stefany Y. Bara langi, S.Si., MT Aplikasi Komputer Pertemuan II

Teknologi dan Informasi. Stefany Y. Bara langi, S.Si., MT Aplikasi Komputer Pertemuan II Teknologi dan Informasi Stefany Y. Bara langi, S.Si., MT Aplikasi Komputer Pertemuan II - 2012 Teknologi David L. Goetsch People tools, resources, to solve problems or to extend their capabilities. Teknologi

Lebih terperinci

TRANSFORMASI MASYARAKAT

TRANSFORMASI MASYARAKAT TRANSFORMASI MASYARAKAT GELOMBANG I (800-1700) MASYARAKAT PERTANIAN Era ini manusia fokus pada kehidupan agraris dan mengolah sumber daya alam. Teknologi belum berkembang sehingga masyarakat lebih menonjolkan

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan

Lebih terperinci

Kontrak Kuliah. Konsep Dasar Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Kontrak Kuliah. Konsep Dasar Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Kontrak Kuliah Konsep Dasar Sistem Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem Sistem Merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur atau komponen-komponen yang saling berkaitan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat turut memacu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat turut memacu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat turut memacu perkembangan pada dunia bisnis untuk mampu mengikuti perubahan yang terjadi dan menjadi lebih maju

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 HASIL PENELITIAN 5.1.1 Kondisi SDM eksisting Perancangan sumber daya manusia termasuk dalam fungsi Organizing dalam manajemen. Fungsi pengorganisasian adalah suatu

Lebih terperinci

Management Support System: Scope of Coverage. Presentation from url teknik.unitomo.ac.id/ elearning

Management Support System: Scope of Coverage. Presentation from url  teknik.unitomo.ac.id/ elearning Management Support System: Scope of Coverage Noviyanto, ST Sistem Penunjang Keputusan Presentation from url http:// teknik.unitomo.ac.id/ elearning Pengambilan Keputusan Managerial Manajemen adalah proses

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci