BAB II. 1. Pengertian kebudayaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. 1. Pengertian kebudayaan"

Transkripsi

1 BAB II Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai landasan teori yang sesuai dengan judul penelitian yang meliputi budaya, teori dari Richard Niebuhr, upacara adat dan simbol 1. Pengertian kebudayaan Manusia dalam setiap kehidupannya selalu menghasilkan kebudayaan. Kata kebudayaan, berasal dari kata sansekerta buddhayah yang adalah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. 1. Budaya adalah akal dari budi yang juga berupa cipta, karsa dan rasa. 2 Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. 3 Ada ahli yang membedakan antara pengertian kebudayaan dan budaya. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa dan kebudayaan itu segala hasil dari cipta, karsa dan rasa. 4 Lebih jauh lagi ditegaskah oleh Bekker bahwa kebudayaan adalah penciptaan, penertiban dan pengelolaan nilai-nilai insan yang mencakup pengolahan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. 5 Dari dalam kebudayaan orang menggali motif dan perangsang untuk menjunjung perkembangan masyarakat. Kebudayaan meliputi segala segi dan aspek dari hidup kita sebagai mahluk sosial. 6 Koentjaraningrat dalam bukunya Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mengatakan bahwa kebudayaan adalah seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya, dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar. 7 Pandangan ini sangat luas karena meliputi semua aspek kehidupan manusia. 2. Wujud kebudayaan Dalam bukunya yang berjudul Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Koentjaraningrat mengatakan bahwa keberadaan kebudayaan sedikitnya mempunyai tiga wujud. Wujud pertama adalah wujud ide dari kebudayaan. Pandangan ini menyatakan bahwa kebudayaan bersifat abstrak. Kebudayaan ide ini dapat disebut sebagai adat tata kelakuan. Tata adat kelakuan ini berfungsi untuk memberikan arah pada tingkah laku manusia. Wujud yang kedua adalah sistim sosial, ini berkaitan erat dengan pola kelakuan manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan dan bergaul dari waktu kewaktu. Sistem sosial biasanya bersifat nyata dan dapat dilihat secara langsung. Wujud yang ketiga adalah kebudayaan yang bersifat fisik. Kebudayaan yang bersifat fisik ini adalah kebudayaan yang paling nyata di mana kebudayaan ini bisa untuk lihat bahkan disentuh. 8 Tri Widiarto mengatakan kebudayaan yang bersifat fisik dapat dilihat dari hal yang sederhana 1 Prof. Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi (Jakarta: Universitas indonesia, 1966), Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, 77 3 Soerjono Sukanto, sosiologi suatu pengantar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi (Jakarta: Aksara, 1962), JWM. Bakker SJ, Filsafat Kebudayaan, sebuah pengatar (Yogyakarta: Kanisius, 1984),11. 6 JWM. Bakker SJ, Filsafat Kebudayaan, sebuah pengantar, Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan (Jakarta: Gramedia,1982), 1. 8 Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, 5-7.

2 sampai hal yang canggih seperti: kue, selendang, kapak, handphone dan sebagainya. Sedangkan benda-benda canggih seperti:rumah, pesawat, kapal laut dan sebagainya. 9 Dalam kehidupan sehari-hari, ketiga wujud kebudayaan ini tidak bisa berdiri sendiri dan masing-masing akan mempengaruhi satu sama lainnya. Artinya gagasan atau ide mempengaruhi manusia untuk bertindak yang pada akhirnya akan menghasilkan karya-karya. 3. Agama Agama merupakan bagian atau segi masyarakat yakni komunitas manusia yang mempunyai keterikatan bersama berdasarkan keyakinan iman tertentu. 10 Agama adalah bagian dari kebudayaan manusia, hal ini karena agama adalah ciptaan dari manusia di mana agama tersebut dipakai untuk menjadi perantara atau sarana dari manusia untuk menuju kepada kekuatan yang transenden. Semua agama sudah barang tentu memiliki cara-caranya tersendiri untuk melakukan sistem upacaranya. Upacara keagamaan memiliki minimal 4 komponen yaitu: tempat upacara, saat upacara, benda-benda dan alat-alat upacara serta orang-orang yang melakukan dan memimpin upacara. 11 Ini menunjukan bahwa setiap agama tidak akan terlepas dari pada unsur-unsur tersebut. Tempat upacara adalah tempat yang dikhususkan dan tidak bisa didatangi dengan sembaranggan kecuali waktu tertentu. Setiap upacara biasanya memilikki tempat dan waktu yang berbeda hal itu tergantung pada waktu dan tujuan dari sebuah upacara keagamaan. Tempat melakukan upacara keaagamaan biasanyaa dilakukan di suatu tempat pusat desa seperti ladang, sawah laut dan sebaagainya. Kuburan juga bisa dijadikan tempat melakukan upacara keagamaan. Kubur biasanya juga merupakan suatu tempat keramat yang dipakai sebagai tempat upacara-upacara kegamaaan. Hal ini mudah dimengerti, karena kubur itu dibayangkan sebagai tempat di mana orang dapat paling mudah berhubungan dengan roh-roh nenek moyang yang meninggal. Penghormatan kubur nenek moyang memang suatu adat yang kita kenal tidak hanya di Indonesia saja, tetapi hampir di seluruh dunia. 12 Bila dilihat bahwa sangat menarik hasil dari kebudayaan manusia dalam menentukan tempat mereka untuk tempat di mana mereka melaksanakan upacara. Setiap tempat upacara harus disesuaikan dengan kepentingan dari upacara tersebut. Keunikan dari setiap agama memang tidak hanya terlihat pada tempat upacaraanya tetapi juga pada hal apa yang dilakukan dalam melakukan upacara terseebut. Ini dikarenakan, setiap upacara memiliki maksud dan tujuan tertentu maka dari itu harus diperhatikan juga hal yang tepat untuk dilakukan dalam melakukan upacara tersebut. Koentjaraningrat mengatakan bahwa suatau upacara keagaman yang kompleks seringkali dapat dikupas ke dalam beberapa unsur perbuatan yang khusus, yang terpenting di antaranya adalah bersaji, berkorban, berdoa, makan bersama, menari dan menyanyi, berpawai, memainkan seni drama, berpuasa, intoxikasi, bertapa dan bersemedi Drs. Tri Widiarto, M.Pd, Pengantar Antropologi Budaya, (Salatiga: Wiidya Sari Press,2007), J.B Banawiratma, SJ & J Muller, SJ, Berteologi Sosial Lintas Ilmu, Kemiskinan sebagai tantangan hidup beriman, (Yogyakarta: Kanisius, 1993), Prof. Dr. Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial ( Dian Rahmat), Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, 240.

3 4. Agama sebagai unsur dari kebudayaan Agama yang terlihat sebagai pusat kebudayaan dan penyaji aspek kebudayaan tertinggi dan suci, menunjukkan model kesadaran manusia yang menyangkut bentuk bentuk simbolik. Seperti halnya kompleks ide dan semua prespektif duniawi, seperti semua sistem simbol yang dianut oleh manusia dengan berbagai cara dijalankan dengan beberapa bentuk pola berpikir dan dengan kompleksitas hubungan manusia dalam masyarakat, termasuk lembaga- lambaga. Namun demikian, sifat agama yang luhur dan suci ini memunculkan suatu unsur yang lain pada agama. Akibat sifat yang tinggi dan yang suci ini, maka agama melahirkan dilema dari segi arti penting fungsionalnya. 14 Agama adalah hasil dari kebudayaan manusia yang berarti agama adalah ciptaan manusia. Agama adalah sebuah sarana bagi manusia dalam berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Dalam sebuah interaksi sistem keagamaan akan mengalami sebuah perubahan yang disesuaikan dengan tempat dimana agama tersebut dilakukan, dalam artian bahwa ada sebuah proses pengkontektualisasian yang dilakukan terhadap agama agar sesusai dengan apa yang menjadi kesepakatan bersama dalam masyarakat. Jika tidak maka akan ada konflik dalam sebuah kepercayaan terhadap kebudayaan lokal. Tetapi jika mampu untuk menyesuaikan dengan budaya lokal, maka sebuah sistem religi akan menjadi kuat dan memiliki keunikan. Lebih jauh lagi Bekker memiliki pendapat bahwa agama adalah unsur yang sangat penting dalam pembentukan kebudayaan. Agama sebagai keyakinan hidup rohani pemeluknya, baik seorang maupun sebagai jemaat, adalah jawaban manusia kepada panggilan ilahi di dalam alam dan rahmat. Keyakinan itu memuat iman, sikap sembah, rasa hormat, rasa tobat dan syukur yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Semua itu bukan hasil usaha manusia, tetapi mengatasi kemampuaanya. Keyakinan hidup yang bersifat eksistensial itu menyatakan diri dalam iman serta amal, menyempurnakan seluruh kelakuan manusia dan sebenarnya menghasilkan nilai-nilai. Dalam agama sebagai sistem objektif yang terdiri dari badan ajaran, peraturan dan upacara-upacara yang menjawab kepada tuntutan zaman itu, banyak terdapat unsur-unsur kebudayaan Pengertian upacara tradisional Upacara adalah rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat kepada aturan-aturan tertentu menurut adat atau agama, perbuatan atau perayaan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting. Upacara tradisional meruapakan suatu kegiatan sosial yang melibatkan warga masyarakat pendukungnya dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan keselamatan, yang mengandung aturan-aturan yang wajib dipenuhi dan dilaksanakan oleh warga masyarakat. 16 Berdasarkan pengertian tentang upacara tradisional tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa hal: a. Upacara tradisional dalam pelaksanaannya mengandung aturan-aturan yang harus dipenuhi oleh warga pendukungnya. 14 Thomas f. O Dea, Sosiologi Agama (Jakarta: Rajawali, 1987), JWM. Bakker SJ, Filsafat Kebudayaan, sebuah pengantar (Yogyakarta: Kanisius, 1984), Hambali Hasan, Upacara Tradisional yang berkaitan dengan pariwisata Alam kepercayaan daerah Sumatra Selatan (Depdikbu: 1985),1.

4 b. Upacara tradisional sebagai kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh sekelompok warga masyarakat yang bertujuan untuk mencapai keselamatan. c. Upacara tradisonal tumbuh dan menyebar melalui berbagai sikap manusia terhadap peristiwa tertentu. Sudah tentu bahwa setiap kegiatan uapaca tradisional memiliki maksud dan tujuan tertentu. Adapun maksud dan tujuan yakni untuk mewujudkan pengertian dan pemahaman atas nilai-nilai serta gagasan vital yang terkandung di dalamnya. 17 Tujuan upacara tradisional yang dilakukan oleh anggota masyarakat baik secara bersama atau individu adalah mendapatkan keselamatan agar terhindar dari segala hal-hal yang buruk yang membawa musibah. Upacara tradisional dilakukan secara berkala dan juga mengingatkan semua warga masyarakat yang ada dalam komunitas, jika terjadi penyimpangan akibat yang muncul akan menimpa seluruh masyrakat desa Hubungan kristus dan budaya menurut tipologi Niebuhr Richard Niebuhr dari Yale University di Amerika Serikat telah membuat bagan tentang sikap gereja terhadap kebudayaan dalam bukunya Christ and Culture. Kristus disini yakni penyataan Allah dalam diri Yesus Kristus yang bukan sekedar guru dan pengungkapan kebenaran serta hukum dalam dirinya sendiri, dalam penjelmaan, kematian, kebangkitan, dan kelahirannya yang hidup, ia adalah penyataan Allah. 19 kristus adalah kualitas kehidupan yang dihadirkan, kasih, ketaatan, pengabdian, kerendahan hati, dan lain-lain. Niebuhr menjelajahi sikap-sikap gereja terhadap kebudayaan sepanjang zaman dalam lima sikap atau lima tipologi yakni: a. Kristus Lawan Kebudayaan Tipologi Kristus lawan Kebudayaan adalah tipologi yang tidak mengenal kompromi dalam memegang teguh otoritas Kristus diatas orang Kristen dan dengan tegas menolak tuntutan kebudayaan untuk kesetiaan. Niebuhr mengambil pendapat dua orang tokoh yang mendukung Tipologi Kristus lawan Kebudayaan, yaitu Tertullian dan Tolstoi. Tertullian berpendapat bahwa sebagai seorang Kristen haruslah berperilaku seperti yang Yesus Kristus ajarkan yaitu mengasihi sesama manusia dan menghindari dosa (yang terdapat dalam kebudayaan). Bahkan ketika Tertullian beralih ke filsafat dan seni, ia bahkan tidak membutuhkan (menolak) apapun selain Kristus dengan kata lain Tertullian juga menolak kebudayaan. Sedangkan Tolstoi berpendapat bahwa Kristus telah mendirikan sebuah Kerajaan Allah yang akan terus menerus melawan kebudayaan manusia yang hanya berisi kejahatan manusia. Jadi kedua tokoh ini, menurut Niebuhr, telah berpendapat bahwa tidak ada keselamatan diluar Kristus. 17 Hambali Hasan, Upacara Tradisional yang berkaitan dengan pariwisata Alam kepercayaan daerah Sumatra Selatan Ds. Slamet, Upacara Tradisional dalam kaitanya dengan Pariwisata Alam dan Kepercayaan ( Jakarta: Depdikbud 1984), H. Richard Niebuhr, Kristus dan Kebudayaan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1946), 15.

5 Terhadap tipologi ini, Niebuhr jelas menolak karena tipologi ini menimbulkan suatu pandangan bahwa orang-orang penganut tipologi ini seperti berada terpisah dari dunia. Namun pada satu contoh konkrit yaitu ketika Kristen ingin menjelaskan kata Kristus dalam budaya Yunani, maka kata yang tepat agar pemahaman Kristus dapat diterima adalah kata Logos. Contoh ini memperlihatkan kerancuan dan kemunafikan dari sikap anti kebudayaan beberapa orang penganut tipologi Kristus Lawan Kebudayaan. b. Kristus Dari Kebudayaan Tipologi Kristus dari Kebudayaan adalah tipologi yang menyatakan bahwa didalam setiap kebudayaan yang didatangi Injil selalu ada orang-orang meninggikan Yesus sebagai Mesias dari masyarakat mereka, penggenapan harapan-harapan dan cita-citanya. Tipologi ini bisa menafsirkan kebudayaan melalui Kristus dan juga memahami Kristus melalui kebudayaan (mengkombinasikan Kristus dan Kebudayaan). Dua tokoh yang diangkat Niebuhr untuk mengangkat tipologi ini adalah Abelard dan Ritschl. Abelard mengatakan ketegangan antara gereja dan dunia adalah akibat salah pengertian gereja tentang Kristus. Abelard berpendapat tentang teori penebusan sebagai suatu konsep tindakan penebusan sekali dan untuk semuanya (semua orang termasuk non-kristen). Sedangkan Ritschl mengatakan bahwa Kerajaan Allah adalah perhimpunan umat manusia yang luas dan dalam melampaui semua pertimbangan alamiah dan khusus. Menurut Niebuhr, tipologi ingin mengatakan bahwa kedekatan Kristus dan para rabi Ibrani, para filsuf moral Yunani memperlihatkan bahwa Kristus hadir bukan hanya hadir sebagai Juruselamat sekelompok kecil saja tetapi untuk seluruh dunia. Terhadap tipologi, Niebuhr berpendapat bahwa tipologi ini belum cukup memadai untuk menjawab hubungan antara Kristus dan Kebudayaan. Walaupun tipologi ini seperti berusaha berkompromi dengan segala hal diluar Kristen (kebudayaan), namun kecurigaan orang-orang non-kristen terhadap Kristen dan Salib-Nya tentu tetap membatasi ruang gerak tipologi untuk melangkah lebih jauh. Karena Kristen dicurigai akan memasukkan suatu unsur yang akan melemahkan gerakan budaya. c. Kristus Di atas Kebudayaan Tipologi Kristus diatas Kebudayaan menyatakan bahwa Kristus bukan berada sama dengan budaya ataupun melawan budaya tetapi mengatakan bahwa Kristus (Yesus) adalah Anak Allah (Bapa) yang menciptakan langit dan bumi, termasuk didalamnya Kebudayaan. Brownlee menjelaskan bahwa Kristus relevan dengan kebudayaan, tetapi Ia juga Tuhan atas kebudayaan. Kebudayaan berasal dari Allah dan dari manusia, karena itu kebudayaan perlu dilihat dalam terangbilmu pengetahuan dan penyataan Tuhan. 20 Pendapat dua tokoh yang paling ditekankan oleh Niebuhr dalam tipologi ini adalah Clements dan Thomas Aquinas. Clements mengatakan bahwa Kristus tidak menentang kebudayaan melainkan menggunakan hasil terbaik dari kebudayaan sebagai karya Kristus untuk menganugerahkan manusia sesuatu yang tidak bisa 20 Malcolm Brownlee, Tugas manusia dalam Dunia Milik Tuhan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia: cet:6, 2011), 191.

6 dicapai manusia melalui usaha manusia sendiri. Senada dengan itu Thomas Aquinas berpendapat bahwa manusia tidak dapat hidup dalam kebebasan kecuali didalam hukun, yang berarti didalam kebudayaan. Tentu hukumnya harus yang benar, dan hukum yang benar dan keakl adalah dalam hukum yang sesuai dengan pikiran Allah, Pencipta dan Penguasa segala sesuatu. Terhadap tipologi ini, Niebuhr mengatakan (terutama kepada Thomas Aquinas), tipologi ini akan menciptakan tingkatan-tingkatan didalam kehidupan Kristen, namun tidak ada tingkatan dalam usaha manusia untuk mendekat kepada sesuatu yang kekal. d. Kristus dan Kebudayaan dalam Paradoks Tipologi ini sangat jelas dan jujur dalam mengungkapkan tindakan dan pergumulan nyata yang dihadapi manusia. Tipologi ini mengungkapkan bagaimana manusia itu hidup dalam konflik (dualis) yaitu antara kebenaran Allah dan kebenaran manusia. Di sisi yang satu dikatakan bahwa kenyataan bahwa manusia itu pada hakekatnya berdosa maka dosa itu terlihat dalam semua pekerjaan manusia, disisi yang lain ada anugrah pengampunan dari Allah terhadap dosa manusia. Namun karena pada hakekatnya manusia itu berdosa (lemah) maka manusia cenderung untuk mengingkari Tuhan dan lari meninggalkannya. Ada beberapa tokoh yang menjadi pendukung kelompok ini, salah satunya adalah Paulus dan Marthin Luther. Kedua tokoh ini mengungkapkan bahwa bangunan kehidupan manusia / kebudayaan dibangun oleh pandangan yang bertentangan namun memiliki tujuan untuk menegakkan bangunan itu. Marthin Luther membedakan secara tajam kehidupan duniawi dan kehidupan rohani. Ada dua kerajaan : kerajaan Allah dan kerajaan manusia. Kerajaan Allah bersifat kasih karunia dan rahmat sedangkan kerajaan manusia bersifat kermukaan dan kekerasan. 21 e. Kristus Pengubah Kebudayaan Tipologi Kristus Pengubah Kebudayaan adalah tipologi yang menyatakan bahwa di dalam setiap kebudayaan, Kristus datang sebagai pengubah dan pembaharu dari kebudayaan itu. Para pendukung tipologi ini memakai Injil Yohanes sebagai penguat teori mereka (Yohanes 3:16). Tokoh yang paling menonjol dari tipologi ini adalah Agustinus. Agustinus berpendapat bahwa Kristus adalah pengubah kebudayaan dalam arti bahwa Kristus memberi arah baru, memberi tenaga baru dan meregenerasikan hidup manusia yang dinyatakan dalam semua karya manusia. Begitu juga Wesley, beliau berpendapat bahwa Kristus adalah pengubah kehidupan, Ia membenarkan manusia dengan memberikan mereka iman. Dan bahkan F.D.Maurice menegaskan bahwa Kristus adalah Raja dan manusia harus memperhitungkan dia saja, sehingga Maurice berpendapat bahwa tidak ada satupun kebudayaan yang tidak diubah (dikuasai) oleh Kristus. 7. Simbol 21 Malcolm Brownlee, Tugas manusia dalam Dunia Milik Tuhan, 196

7 Manusia hidup tidak terlepas dari simbol. Pendapat seorang sosiolog mengatakan bahwa kesatuan sebuah kelompok, seperti semua nilai budayanya, pasti diungkapkan dengan memakai symbol. Budiono Herusatoto mengatakan bahwa simbol adalah sesuatu hal yang atau keadaan yang merupakan pengantara pemahaman terhadap objek. 22 Simbol sekaligus merupakan sebuah pusat perhatian tertentu, sebuah sarana komunikasi, dan landasan pemahaman bersama. Setiap komunikasi dengan bahasa atau sarana yang lain, menggunakan simbol. Masyarakat hampir tidak mungkin tanpa simbol-simbol. 23 Beberapa pandangan ahli mengenai simbol: Pandangan pertama dari Raymond Firth, yang dalam bukunya Symbols: Public and Private memuat menyatakan bahwa ia melihat sebuah simbol memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sebab manusia menata dan menafsirkan realitasnya dengan simbol-simbol dan bahkan merekonstruksikan realitasnya itu dengan simbol. 24 Menurut Firth, sebuah symbol dapat menjadi sarana untuk menegakkan tatanan sosial atau penggugah kepatuhan-kepatuhan sosial, selain itu sebuah simbol kadang-kadang dapat memenuhi suatu fungsi yang lebih bersifat privat dan individual, meskipun tidak mudah mengakui adanya nilai dalam sebuah simbol yang tidak mempunyai suatu acuan kepada pengalaman sosial yang lebih luas. 25 Pandangan Victor Turner yang dalam bukunya yang berjudul The Forest of Symbols and The Ritual Process, membicarakan fungsi simbol dalam mengatur kehidupan sosial. Turner sungguh-sungguh menyadari bahwa ada dua segi yang harus dipertimbangkan untuk memahami fungsi simbol dalam kehidupan sosial, yakni: penciptaan peranan-peranan dan aturan-aturan yang memungkinkan eksistensi sosial sehari-hari, munculnya kelompok-kelompok komunal yang mempunyai kemungkinan-kemungkinan yang mempunyai keyakinan-keyakinan dan hasrat-hasrat bersama serta yang menata dirinya dengan cara-cara yang berbeda dari cara-cara masyarakat luas. Pemahaman menarik dari Turner tentang simbolisme adalah bahwa simbolsimbol yang dominan dilihatnya menduduki tempat yang signifikan dalam sistem sosial manapun. Sebab, makna simbol pada umumnya tidak berubah dari zaman ke zaman dan merupakan kristalisasi pola aliran tata cara yang dipimpinnya. Walaupun demikian, simbolsimbol lainnya pun membentuk satuan perilaku ritual yang lebih kecil, tetapi bukan mebelembel: simbol-simbol itu mempengaruhi sistem-sistem sosial dan maknanya harus diturunkan dari konteks khusus berlangsungnya simbol-simbol itu. Paul Tillich memberikan cirri khas dari simbol yaitu: 22 Budiono Herusatoto, Simbolisme dalam Kebudayaan Jawa ( Yogyakarta: PT Hanindita, 1984), F. W. Dillistone. Daya Kekuatan Simbol, The Power of Symbol ( Yogyakarta: Kanisius, 2002), F. W. Dillistone. Daya Kekuatan Simbol, The Power of Symbol, F. W. Dillistone. Daya Kekuatan Simbol, The Power of Symbol, 428

8 1. Simbol bersifat fuguratif. Dalam hal ini dipahami bahwa simbol selalu menunjuk kepada sesuatu diluar dirinya sendiri, sesuatu yang tingkatannya lebih tinggi. 2. Simbol bersifat dapat diserap, baik sebagai bentuk objektif maupun sebagai konsepsi imajinatif. 3. Simbol memiliki daya kekuatan yang melekat. Ciri ini memberi kapada simbol realitas yang hampir hilang daripadanya dalam pemakaian sehari-hari. 4. Simbol mempunyai akar dalam masyarakat dan mendapatkan dukungan dari masyarakat. Tillich menyatakan bahwa jika sesuatu menjadi simbol baginya yakni bagi individu itu, maka juga menjadi simbol dalam hubungan dengan masyarakat yang pada gilirannya dapat mengenali dirinya dari simbol itu. 8. Simbol dan religi Koentjaraningrat dalam bukunya tentang Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan megatakan bahwa setiap religi memiliki setidaknya empat komponen yaitu: 1. Emosi keagamaan yang menyebabkan manusia menjadi religious. Emosi keagamaan merupakan suatu getaran yang menggerakan jiwa manusia, hal ini terjadi apabila cahaya Tuhan memasuki jiwa manusia. Getaran ini bisa dicapai seseorang dalam keadaan sunyi senyap. Seseorang bisa berdoa dengan penuh khidmat dan dalam keadaan terhinggap oleh emosi keagamaan membayangkan Tuhan, dewa dan roh yang lainnya. Wujud dari bayangan tersebut ditentukan oleh kepercayaan yang ada di masyarakat dan selanjutnya dijalankan menurut adat yang berlaku. 2. Sistim kepercayaan yang mengandung keyakinan serta bayangan-bayangan manusia tentang sifat-sifat Tuhan, serta tentang wujud dari alam gaib, supranatural, yaitu tentang hakekat hidup dan maut, dan wujud dewa-dewa dan mahluk-mahluk halus lainnya yang mendiami alam gaib. Keyakinan-keyakinan itu biasanya diajarkan kepada manusia dari buku-buku suci dari agama yang bersangkutan, atau dari mitologi dan dongeng-dongeng suci yang hidup dalam masyarakat. Sistim kepercayaan erat hubungann dengan sistim upacara religius, dan menentukan tata urut dari unsur-unsur, acara serta rangkaianalat yang dipakai dalam upacara. 3. Sistem upacara religius yang bertujuan mencari hubungan manusia dengan Tuhan, dewadewa atau mahluk halus yang mendiami alam gaib. Sistim upacara religious ini melaksanakan dan melambangkan, konsep yang terkandung dalam sistim kepercayaan.sistem kepercayaan merupakan manisfestasi dari religi. Seluruh sistim upacara terdiri dari aneka macam upacara yang bersifat harian, musiman atau kadangkala. Masing-masing uapacara terdiri dari berbagai unsur seperti misalnya: berdoa, bersujud, bersaji dan sebagainya. Tentu bahwa semua unsur tersebut adalah buatan manusia.

9 4. Kelompok-kelompok religious atau kesatuan-kesatuan sosial yang menganut sistim kepercayaan tersebut seperti: keluarga inti atau kelompok-kelompok kekerabatan kecil lainnya. Kelompok-kelompok kekerabatan yang lebih besar seperti keluarga luas, keluarga unilineal seperti klen, suku, marga dadia dan lain-lain. Kesatuan komuniti seperti desa, gabungan desa-desa dan lain-lain. Organisasi-organisasi religious seperti oragnisasi penyiaran agama, organisasi gereja dan sebagainya. Dari uraian ini, jelas bahwa kedudukan simbol atau lambang dalam religi sebagai alat atau perbuatan dalam uapacara religious. Kedudukan simbol atau tindakan simbolis dalam religi adalah merupakan relasi (penghubung) antara komunikasi human-kosmis dan komunikasi religius lahir batin. Tindakan simbolis dalam upacara religious merupakan bagian yang sangat penting dan tidak mungkin dibuang begitu saja, karena ternyata bahwa manusia harus bertindak dan berbuat sesuatu yang melambangkan komunikasinya dengan Tuhan.

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV. BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP 4.1. PENDAHULUAN Bertolak dari uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang terdapat dalam Bab I, yang dilanjutkan dengan pembahasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak

BAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Kebudayaan Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budhi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang

Lebih terperinci

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk berbudaya, karena itu manusia tidak dapat lepas dari budaya yang dianutnya. Suatu budaya memiliki nilai

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT. Nusak Dengka, dan makna perayaan Limbe dalam masyarakat tersebut.

BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT. Nusak Dengka, dan makna perayaan Limbe dalam masyarakat tersebut. BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT Bab ini merupakan pembahasan atas kerangka teoritis yang dapat menjadi referensi berpikir dalam melihat masalah penelitian yang dilakukan sekaligus menjadi

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan

Lebih terperinci

Surat-surat Petrus adalah surat-surat praktis. Ada lima tema utama di dalamnya: Bagaimanakah kita harus hidup?

Surat-surat Petrus adalah surat-surat praktis. Ada lima tema utama di dalamnya: Bagaimanakah kita harus hidup? Lesson 13 for June 24, 2017 Surat-surat Petrus adalah surat-surat praktis. Ada lima tema utama di dalamnya: Bagaimanakah kita harus hidup? Yesus Juruselamat kita yang menderita. Harapan pada Kedatangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa kebudayaan merupakan ukuran dalam hidup dan tingkah laku manusia. Kebudayaan tercakup hal-hal bagaimana tanggapan

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

Lesson 9 for May 27, 2017

Lesson 9 for May 27, 2017 Lesson 9 for May 27, 2017 Pada bagian awal dari surat Petrus yang kedua, dia menulis tentang iman sehingga kita supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu. (2 Pet 1:15). Dia

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH 41 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH Kerangka Berpikir Kebudayaan adalah sebuah pola dari makna-makna yang tertuang dalam simbol-simbol yang diwariskan melalui sejarah. Kebudayaan adalah sebuah

Lebih terperinci

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2 GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2 Tata Ibadah Minggu GKI Kebayoran Baru 27 AGUSTUS 2017 PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng

Lebih terperinci

ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono. Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4)

ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono. Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4) ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4) Proses keselamatan dalam Yesus Kristus pada dasarnya adalah proses menjadikan manusia unggul bagi Tuhan. Manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI Dalam bab ini berisi tentang analisa penulis terhadap hasil penelitian pada bab III dengan dibantu oleh teori-teori yang ada pada bab II. Analisa yang dilakukan akan

Lebih terperinci

EFEK BAPTISAN BAYI TERHADAP GEREJA SECARA JANGKA PANJANG

EFEK BAPTISAN BAYI TERHADAP GEREJA SECARA JANGKA PANJANG EFEK BAPTISAN BAYI TERHADAP GEREJA SECARA JANGKA PANJANG SEBUAH KARYA TULIS ILMIAH DITUJUKAN KEPADA Dr. Suhento Liauw, S.Th., M.R.E., D.R.E., Th.D DOSEN GRAPHE INTERNATIONAL THEOLOGICAL SEMINARY UNTUK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kebudayaan dan Kesenian. 1. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan bahwa

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa

Lebih terperinci

Kitab Mazmur : Kumpulan Tulisan Nubuatan

Kitab Mazmur : Kumpulan Tulisan Nubuatan Setelah pada bulan lalu kita mempelajari kitab Mazmur sebagai kitab puisi yang berisi seni ekspresi hati manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, pada bulan ini kita akan melihat kitab Mazmur sebagai kitab

Lebih terperinci

The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS)

The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS) The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Filipi 2:1-1111 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran: Pelajaran, Janji,

Lebih terperinci

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th.

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th. Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14 Pdt. Andi Halim, S.Th. Ayat 1. Orang-orang kudus bukan orang yang sama sekali tidak ada cacatnya. Di dunia ini semua orang berdosa, tanpa kecuali, temasuk bunda Maria, santo-santa

Lebih terperinci

BAB IV. Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan. 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan

BAB IV. Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan. 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan BAB IV Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan Jika kita kembali melihat kehidupan jemaat GKJW Magetan tentang kebudayaan slametan mau tidak mau gereja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Definisi Kebudayaan Dalam buku Tri Widiarto (Koentjaraningrat) mendefinisikan etimologi istilah kebudayan atau budaya berasal dari kata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. a. Kebudayaan sebagai proses pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. a. Kebudayaan sebagai proses pembangunan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Kebudayaan a. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU. Minggu TRINITAS

TATA IBADAH HARI MINGGU. Minggu TRINITAS TATA IBADAH HARI MINGGU Minggu TRINITAS 27 Mei 2018 TATA IBADAH PERSIAPAN Pengenalan / Latihan lagu-lagu untuk beribadah Doa para Presbiter di Konsistori Ucapan Selamat Datang P.2 Jemaat yang terkasih

Lebih terperinci

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan

Lebih terperinci

Pengamatan. - Di hadapan Allah perbuatan kita yang terbaik masih rendah mutunya dan tidak memenuhi norma-norma kekudusan-nya.

Pengamatan. - Di hadapan Allah perbuatan kita yang terbaik masih rendah mutunya dan tidak memenuhi norma-norma kekudusan-nya. Tambahan Menptasi Kesulitan Kesulitan pada pihak calon petobat terungkap dalam bentuk pertanyaan, dalih, keberatan, dan bantahan. Jenis-jenis kesulitan pilihan berikut ini merupakan contoh-contoh yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberagamaan orang Maluku, dapat dipahami melalui penelusuran sejarah yang memberi arti penting bagi kehidupan bersama di Maluku. Interaksiinteraksi keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam. Begitupun negara Indonesia. Dengan banyak pulau dan suku

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam. Begitupun negara Indonesia. Dengan banyak pulau dan suku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Setiap negara memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Mulai dari bahasa, makanan, pakaian sampai kebudayaan yang beraneka ragam. Begitupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki

Lebih terperinci

Yohanes 3 YESUS DAN NIKODEMUS. Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari..

Yohanes 3 YESUS DAN NIKODEMUS. Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari.. Yohanes 3 Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari.. Yesus dan Nikodemus Kelahiran Baru Pandangan yang Mendatangkan Hidup Yesus dan Yohanes Dia yang Datang dari Surga YESUS DAN NIKODEMUS Bacalah Yohanes

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (7/10)

Seri Iman Kristen (7/10) Seri Iman Kristen (7/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Kelahiran Baru Kode Pelajaran : DIK-P07 Pelajaran 07 - KELAHIRAN BARU DAFTAR ISI Teks Alkitab Ayat Kunci 1. Definisi 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena, masyarakat adalah pencipta sekaligus pendukung kebudayaan. Dengan demikian tidak

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,

Lebih terperinci

Persembahan yang hidup. Kel.7:16a, Rm. 6:12-14, Rm. 12:1-2. Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Persembahan yang hidup. Kel.7:16a, Rm. 6:12-14, Rm. 12:1-2. Ev. Bakti Anugrah, M.A. Persembahan yang hidup Kel.7:16a, Rm. 6:12-14, Rm. 12:1-2 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir adalah suatu tipologi / gambaran tentang apa yang akan terjadi dalam kehidupan

Lebih terperinci

Taurat dan Kasih Karunia Allah Roma 7:13-26 Pdt. Andi Halim, S.Th.

Taurat dan Kasih Karunia Allah Roma 7:13-26 Pdt. Andi Halim, S.Th. Taurat dan Kasih Karunia Allah Roma 7:13-26 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bagian ini adalah bagian yang sering ditafsir berbeda-beda. Watchman Nee, seorang penginjil di Tiongkok, menafsirkan bahwa orang yang

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya Suku 300 Etnik Bahasa pulau

Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya Suku 300 Etnik Bahasa pulau Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya 1.340 Suku 300 Etnik 1.211 Bahasa 17.504 pulau Berfikir dengan menggunakan disiplin berfikir yang tinggi Berfikir secara sistematis

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di

Lebih terperinci

Seruan pastoral Paulus. Galatia 4:12. Aku minta kepadamu, saudara-saudara jadilah sama seperti aku sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu

Seruan pastoral Paulus. Galatia 4:12. Aku minta kepadamu, saudara-saudara jadilah sama seperti aku sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu Lesson 9 for August 26, 2017 Seruan pastoral Paulus. Galatia 4:12. Aku minta kepadamu, saudara-saudara jadilah sama seperti aku sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu Mengingat permulaan. Galatia

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja hidup di tengah masyarakat. Gereja kita kenal sebagai persekutuan orangorang percaya kepada anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus

Lebih terperinci

Pelajaran Sembilan. Yesus Itu Adalah Roti Hidup. rohani. Tentu saja Yesus bukan roti secara harfiah, tetapi kata- kata ini adalah

Pelajaran Sembilan. Yesus Itu Adalah Roti Hidup. rohani. Tentu saja Yesus bukan roti secara harfiah, tetapi kata- kata ini adalah Pelajaran Sembilan Yesus Itu Adalah Roti Hidup Apa maksudnya roti hidup? Itulah makanan yang mutlak untuk kehidupan rohani. Tentu saja Yesus bukan roti secara harfiah, tetapi kata- kata ini adalah istilah

Lebih terperinci

OTORITAS PAULUS DAN INJIL

OTORITAS PAULUS DAN INJIL OTORITAS PAULUS DAN INJIL Lesson 2 for July 8, 2017 Banyak orang yang percaya bahwa surat-surat Paulus diinspirasikan oleh Allah, namun yang lain tidak. Beberapa orang di Galatia menipu orangorang Kristen

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia Alkitab mengatakan bahwa kita harus MEMILIH: untuk beribadah kepada Tuhan, atau untuk menolak-nya. Yosua 24:14-15 berbunyi, Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-nya dengan tulus

Lebih terperinci

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,

Lebih terperinci

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin melanjutkan bagian berikutnya dalam seri khotbah Menemukan

Lebih terperinci

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL VISI : Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama MISI : Menjangkau jiwa dengan Injil, membina hingga dewasa didalam Kristus dan melayani

Lebih terperinci

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku

Lebih terperinci

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Roh Kudus Penolong dan Penghibur GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

Iman Kristen dan Kebudayaan

Iman Kristen dan Kebudayaan Iman Kristen dan Kebudayaan Oleh: Ricky A.A Dumbela 682014088 Menuha Calvin 672014159 Hani Sandi Aji 562014054 Candrayani Sugiono 672014001 Yohana Dimara 672012186 Rodi 672014221 Yonas Sagita Adi C 682014046

Lebih terperinci

Dia bersukacita atas umat- Nya dengan bernyanyi (Zefanya 3:17) Dia senang para pengikut- Nya (Mazmur 147: 11) Kasih-Nya abadi (Yeremia 31:3)

Dia bersukacita atas umat- Nya dengan bernyanyi (Zefanya 3:17) Dia senang para pengikut- Nya (Mazmur 147: 11) Kasih-Nya abadi (Yeremia 31:3) Lesson 4 for April 28, 2018 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua

Lebih terperinci

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, 24 25 Ev. Andrew Kristanto Dalam Kitab Suci, Tuhan membangkitkan orang-orang untuk membuka jalan bagi Yesus Kristus. Salah satunya adalah Yohanes Pembaptis. Tuhan juga menggunakan

Lebih terperinci

UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN

UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN Syarif Firmansyah Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial IKIP PGRI

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi PENGAKUAN IMAN RASULI Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal,tuhan kita Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di segala aspek kehidupan. Keanekaragaman tersebut terlihat dari beragamnya kebudayaan

Lebih terperinci

DOA. Prinsip: Doa dimulai dengan hubungan kita dengan Tuhan.

DOA. Prinsip: Doa dimulai dengan hubungan kita dengan Tuhan. DOA Pengantar Apakah Anda pernah kagum akan sesuatu yang dikatakan oleh seorang anak kecil? Mungkin caranya menerangkan bagaimana cara kerja sebuah mainan. Atau mungkin ia menceriterakan tentang suatu

Lebih terperinci

PL1 : Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, U : Raja yang besar atas seluruh bumi.

PL1 : Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, U : Raja yang besar atas seluruh bumi. PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin Kristus dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat 1. MAZMUR PEMBUKA

Lebih terperinci

DISIAPKAN MENJADI SAKSI

DISIAPKAN MENJADI SAKSI Tata Ibadah Kenaikan Tuhan Yesus Ke Surga GKI Soka Salatiga Kamis, 25 Mei 2017 Pukul 08.30 WIB DISIAPKAN MENJADI SAKSI KETERANGAN: Ptgs. 1 : Seorang Bapak Ptgs. 2 : Seorang Ibu Ptgs. 3 : Seorang Pemuda

Lebih terperinci

a) Mencari persatuan. Galatia 2:1-3.

a) Mencari persatuan. Galatia 2:1-3. Lesson 3 for July 15, 2017 Banyak orang-orang bukan Yahudi bergabung dengan Gereja, dan itu merupakan berkat yang besar. Namun, hal itu membawa beberapa masalah. Orang Yahudi mengerti bahwa mereka harus

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria ANUGERAH ALLAH YANG MENYELAMATKAN Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam persatuan dengan Pencipta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 6 RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Di Perjanjian Lama, apa yang membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain adalah mereka merupakan sebuah teokrasi. Dengan kata lain, mereka diperintah

Lebih terperinci

PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat :

PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat : PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat : Pertanyaan-pertanyaan : 1. Aspek manusia : penjual, pembeli dan si anak (Pada saat wawancara,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. (Soerjono Soekanto, 1990:268). Berdasarkan pendapat tersebut peran

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. (Soerjono Soekanto, 1990:268). Berdasarkan pendapat tersebut peran BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Peran Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan keberadaannya. Dari ajaran resmi yang dituangkan di dalam Pokok-

BAB I PENDAHULUAN. dengan keberadaannya. Dari ajaran resmi yang dituangkan di dalam Pokok- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Identifikasi Permasalahan Sebagai salah satu penerus tradisi Gereja Reformasi, Gereja Kristen Jawa (GKJ) memiliki ajaran iman yang sangat mendasar sehubungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa anak-anak, remaja, nikah, masa tua, dan mati (Koenthjaraningrat, 1977: 89). Masa pernikahan

Lebih terperinci

The State of incarnation : Exaltation

The State of incarnation : Exaltation The State of incarnation : Exaltation (Keadaan Kemuliaan Kristus) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Mat. 28:1-10 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran: Pelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena bangsa Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan keanekaragaman budaya merupakan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 04Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GEREJA SESUDAH ZAMAN PARA RASUL (2) Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. A. Latar Belakang Dalam kepercayaan Iman Kristen,

Lebih terperinci

Pertumbuhan Iman Menuju Kesempurnaan

Pertumbuhan Iman Menuju Kesempurnaan Pertumbuhan Iman Menuju Kesempurnaan Kolose 2 : 18-19 2:18 Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada

Lebih terperinci

Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa

Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa Salah satu ayat yang paling serius di dalam Alkitab adalah ketika Yahushua mengucapkan: Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat

Lebih terperinci

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH Wagner-Modified Houts Questionnaire (WMHQ-Ed7) by C. Peter Wagner Charles E. Fuller Institute of Evangelism and Church Growth English offline version: http://bit.ly/spiritualgiftspdf

Lebih terperinci

Rahasia Keselamatan. Menjadi benar yaitu menjadi sesuai dengan Hukum Ilahi:

Rahasia Keselamatan. Menjadi benar yaitu menjadi sesuai dengan Hukum Ilahi: Rahasia Keselamatan Terkadang Firman dan ungkapan-ungkapan yang didengar atau dibaca dalam khotbah-khotbah tidak dipahami dengan jelas. Kebenaran oleh iman adalah salah satu ungkapan yang sering digunakan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. A. Latar belakang permasalahan

BAB I Pendahuluan. A. Latar belakang permasalahan BAB I Pendahuluan A. Latar belakang permasalahan Manusia membutuhkan sarana untuk mengungkapkan setiap pengalaman yang dia rasakan dan dia alami, yang di dalamnya manusia bisa berbagi dengan manusia yang

Lebih terperinci

Keselamatan. Kasih Karunia HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Keselamatan. Kasih Karunia HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Keselamatan Kasih Karunia GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

SAKRAMEN BAPTISAN KUDUS DALAM GEREJA REFORMED

SAKRAMEN BAPTISAN KUDUS DALAM GEREJA REFORMED SAKRAMEN BAPTISAN KUDUS DALAM GEREJA REFORMED Di dalam Pengakuan Iman Westminster, BAB XXVIII, point 1-4, mengenai Baptisan, disebutkan sebagai berikut: 1. Baptisan merupakan suatu sakramen Perjanjian

Lebih terperinci

TATA IBADAH Minggu Adven I

TATA IBADAH Minggu Adven I TATA IBADAH Minggu Adven I PERSIAPAN Doa Konsistori dan Doa Pribadi Saat Teduh UNGKAPAN SITUASI P.2. Saudara - saudara yang terkasih dalam Yesus kristus Minggu, 29 Nopember 2015 kita memasuki minggu Adven

Lebih terperinci

MEMPERBAHARUI PIKIRAN KITA

MEMPERBAHARUI PIKIRAN KITA MEMPERBAHARUI PIKIRAN KITA Pengantar Pernahkah Anda berharap bahwa Tuhan tidak memberi kita kehendak bebas? Bahwa Ia mengendalikan saja pikiran kita? Bahwa kita dapat taat kepada-nya tanpa pergumulan atau

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam Bab II ini penulis akan menjelaskan kajian teori yang akan digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian yang berjudul pergeseran makna Tangkin bagi masyarakat Dayak Kanayatn

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 14 Agustus 2016

GPIB Immanuel Depok Minggu, 14 Agustus 2016 PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU XIII SESUDAH PENTAKOSTA Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (10/10)

Seri Iman Kristen (10/10) Seri Iman Kristen (10/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Menang Atas Keinginan Daging Kode Pelajaran : DIK-P10 Pelajaran 10 - MENANG ATAS KEINGINAN DAGING DAFTAR ISI Teks Ayat

Lebih terperinci

Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities)

Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities) Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities) Di seluruh suratan-suratan dalam Perjanjian Baru, kita temukan frase-frase seperti dalam Kristus, bersama Kristus, melalui

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Defenisi Gereja menurut Alkitab Di terjemahkan dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil keluar. Ungkapan ini pada umumnya digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja. Di Perjanjian

Lebih terperinci