BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain. Oleh karena sifatnya ini, maka mereka secara
|
|
- Djaja Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang akan selalu mengadakan hubungan atau interaksi dengan orang lain. Oleh karena sifatnya ini, maka mereka secara alamiah akan membentuk kelompok-kelompok yang akan berpengaruh dalam kehidupannya. Sejak kelahirannya di muka bumi, manusia telah memiliki kelompok pertama yang disebut kelompok formal-primer yaitu keluarga, dimana kelompok ini merupakan salah satu dari jenis kelompok-kelompok yang paling berkesan bagi setiap individu. Namun seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya individu pun mulai melepas hubungan-hubungan keluarga itu, dan memasuki dunia luar untuk melakukan berbagai kegiatannya dan bertemu dengan manusia lain yang memiliki kesamaan tujuan, kepentingan, dan berbagai aspirasi lainnya (Bungin, 2006:47-48). Di dalam kelompok, setiap anggota kelompok saling berinteraksi, berkomunikasi dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Hal ini disebabkan individu akan memilih kelompok yang memiliki nilai-nilai, minat dan tujuan yang sama dengan mereka sebelum memasuki suatu kelompok. Dengan demikian mereka bisa saling berbagi informasi, pengalaman, dan pengetahuan dengan anggota lainnya.
2 Sebagai suatu kelompok, mereka memiliki suatu tujuan yang ditetapkan bersama yang kemudian disebut sebagai tujuan kelompok. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya kerjasama yang solid diantara anggotanya. Di samping itu mereka juga telah menetapkan aturan-aturan atau norma-norma dan peran pada masing-masing anggotanya untuk memudahkan terwujudnya tujuan bersama tersebut. Prinsip kerjasama yang solid dalam kelompok ini juga diterapkan dalam usaha pemasaran produk-produk Multi Level Marketing (MLM). Multi Level Marketing adalah pemasaran dengan distributor yang banyak atau berjenjang. Karena anggota dari bisnis ini semakin banyak sehingga menjadi sebuah jaringan kerja, maka MLM disebut juga Network Marketing, yaitu sistem pemasaran dengan menggunakan jaringan. Seorang distributor dapat mengajak orang lain untuk turut serta sebagai distributor pula. Kemudian orang tersebut dapat pula mengajak orang lain untuk ikut bergabung, begitu seterusnya. Semua orang yang diajak dan ikut bergabung merupakan suatu kelompok distributor ( Sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu MLM memiliki satu orientasi yang merupakan landasan utama mereka untuk masuk ke dalamnya, yaitu untuk menghasilkan keuntungan bersama dari suatu kelompok manusia yang menjalankan bisnis yang sama. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya komunikasi yang berkualitas diantara anggota kelompok, sebab dengan komunikasi yang efektif di dalam kelompok dapat menyatukan semua kekuatan
3 yang ada pada masing-masing anggota serta saling mendukung/memotivasi untuk sukses secara bersama-sama. MLM saat ini merupakan salah satu usaha yang banyak digeluti orang untuk meraih kesuksesan dengan modal sedikit. Cukup hanya dengan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, setiap orang dapat meraih kesuksesan di bisnis ini. Ini dibutuhkan bukan hanya untuk meyakinkan calon pembeli terhadap kualitas produk yang ditawarkan, tetapi juga untuk meyakinkan calon anggota terhadap prospek yang dijanjikan perusahaan jika bergabung dalam bisnis tersebut. Kemampuan berkomunikasi yang baik itu, tidak diperoleh dengan segera oleh setiap anggota. Mereka belajar untuk mengasah keahlian itu melalui berinteraksi dengan kelompoknya, berdiskusi dan saling bertukar informasi untuk mengatasi masalah sampai pada belajar meniru apa yang dilakukan kelompoknya untuk meningkatkan penjualanan dan merekrut orang. Dalam hal ini, kelompok sangat berperan penting dalam memberikan motivasi bagi setiap anggota jaringannya untuk terus melatih kemampuan berkomunikasi tadi, sehingga dapat dengan mudah meraih kesuksesan melalui penjualanan dan perekrutan. Namun sayangnya yang kebanyakan terjadi pada kelompok distributor suatu MLM adalah kurang berperannya kelompok dalam melatih anggota baru untuk meningkatkan penjualanan dan perekrutan. Inilah yang menyebabkan anggota baru tersendat di tengah jalan dalam melanjutkan bisnis yang seharusnya membantu mereka untuk meraih kesuksesan. Mereka menjadi pesimis dalam setiap usahanya untuk memanfaatkan peluang yang ada dikarenakan tidak adanya kemampuan berkomunikasi yang baik tadi.
4 Di samping itu, hal lain yang menjadi penyebab kurang termotivasinya anggota baru untuk serius dalam menjalankan bisnis tersebut adalah kelompok yang berperan sedikit dalam membantu mereka untuk mengenal lebih jauh tentang profil perusahaan dan keuntungan yang ditawarkan perusahaan bagi setiap jerih payah mereka. Akibatnya, muncul persepsi-persepsi negatif tentang kegiatan MLM yang menyebutkan bahwa anggota baru hanya akan menguntungkan orang yang merekrut saja. Dengan pemikiran seperti ini tentu saja orang akan pergi meninggalkan bisnis tersebut dan jika ini terus terjadi pada semua anggotanya maka akan berdampak buruk bagi perusahaan yang bersangkutan. Di antara beberapa bisnis MLM yang sedang berkembang sekarang, yang menarik perhatian peneliti adalah Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI ). Bisnis ini menarik untuk diteliti karena CNI merupakan salah satu Network Marketing di Indonesia pada saat mulai beroperasi yaitu sejak tahun Selain itu, CNI juga memiliki pelatihan-pelatihan khusus untuk mengembangkan pengetahuan anggota (member) yang minimal diadakan setiap bulannya. Dalam acara pelatihan tersebut para member, baik upline maupun downline tidak hanya diberikan pelatihan untuk mengembangkan jaringan tetapi juga dibekali dengan pengetahuan produk dan motivasi untuk terus memanfaatkan peluang agar semakin sukses dalam bisnis ini. Selain itu, MLM CNI adalah tergolong MLM yang produk-produknya terkenal ramah lingkungan dan mutu produknya sudah tidak diragukan lagi. Karena kualitas dan semangat para member CNI di seluruh Indonesia, hampir setiap tahunnya CNI masuk ke dalam nominasi MLM yang dinilai bermutu dan
5 berkualitas. Dan di tahun 2008 yang lalu, CNI menjadi peraih IMAC Indonesia s Most Admired Companies. ( Semula, CNI bernama PT. NUSANTARA SUN-CHLORELLA TAMA (NSCT), sesuai dengan salah satu produknya yang pernah sangat popular di Tahun 1980-an, yakni Sun-Chlorella, kemudian ia mengubah namanya menjadi CentraNusa Insan Cemerlang pada tahun 1992, sekaligus memperbanyak jenis produk yang dijualnya. Setelah lebih dari 20 tahun menjalankan bisnis MLM ini, akhirnya CNI pun berganti nama menjadi Citra Nusa Insan Cemerlang pada Agustus 2007, seiring dengan banyaknya Awards yang diterimanya. Sebagai perusahaan MLM yang didirikan di Indonesia, CNI bisa dikatakan sebagai perintis, sekaligus yang paling baik pengorganisasiannya dan terluas jaringannya di Indonesia. CNI telah memenuhi kebutuhan masyarakat mulai dari produk makanan kesehatan (health food),makanan dan minuman (food and beverages), produk kebutuhan rumah tangga (home care), perawatan diri (personal care), produk program kreativitas anak, pupuk (plant catalyst, 2006), serta produk menarik lainnya. Karenanya CNI berani menerapkan sistem perlindungan konsumen untuk menjamin kepuasan konsumennya. Selain produknya, CNI juga memiliki tingkatan karier sesuai dengan prestasi masing-masing membernya. Untuk dapat memahami pentingnya peningkatan motivasi yang terjadi dalam diri seseorang, secara sistematis terlebih dahulu perlu memahami permasalahan dan urgensinya. Selanjutnya memahami pengertian motivasi, motivasi pengembangan diri dan bagaimana praktik pengembangan potensi diri
6 dalam kehidupan yang sesungguhnya. Jadi komunikasi dalam kelompok jaringan distribusi ini dan pengaruhnya patut untuk diteliti, untuk melihat sejauh mana komunikasi dalam kelompok ini berhasil menggugah anggotanya. Melalui peningkatan motivasi pengembangan diri ini, dapat diketahui apakah suatu kelompok jaringan distribusi dapat memberi inspirasi bagi anggotanya untuk meningkatkan potensi diri, serta diharapkan dapat memperluas wawasan tentang bagaimana bisnis MLM yang diminati masyarakat yang sesungguhnya. Tak lepas dari semua masalah tersebut, penelitian ini bersifat korelasional. Peneliti ingin melihat bagaimanakah hubungan komunikasi dalam kelompok jaringan distribusi dan motivasi pengembangan diri anggotanya. Berdasakan uraian yang dipaparkan di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti pengaruh komunikasi kelompok terhadap motivasi pengembangan diri pada member MLM CNI di PO DC-369 di kota Pematang Siantar. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Sejauhmana pengaruh komunikasi kelompok terhadap motivasi pengembangan diri pada member MLM CNI di PO DC-369 kota Pematang Siantar
7 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti menetapkan batasan masalah yang lebih jelas dan spesifik mengenai hal-hal yang diteliti. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Komunikasi kelompok sebagai variabel bebas dalam penelitian ini terbatas pada faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan komunikasi kelompok antara lain: interaksi, waktu, partisipasi dan tujuan. b. Motivasi pengembangan diri sebagai variabel terikat dalam penelitian ini terbatas pada faktor-faktor antara lain mengembangkan pengetahuan, mengembangkan keterampilan, dan mengembangkan kemampuan. c. Penelitian ini di khususkan pada member CNI yang masih aktip mengikuti pelatihan dan motivating day per tahun 2010 di DC BK-369 kota Pematang Siantar. d. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011, dengan lama penelitian yang akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui efektifitas komunikasi kelompok dalam perusahaan MLM CNI. b. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap perusahaan MLM CNI.
8 c. Untuk mengetahui bentuk-bentuk motivasi pengembangan diri Upline dan Downline kota Pematang Siantar. d. Untuk mengetahui Sejauhmana pengaruh komunikasi kelompok terhadap motivasi pengembangan diri pada member MLM CNI di PO DC-369 kota Pematang Siantar Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan peneliti tentang ilmu komunikasi dan komunikasi kelompok khususnya. b. Secara akademis, penelitian ini dapat memperkaya bahan referensi penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dan memberikan sumbangan pemikiran bagi para pembacanya. c. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi setiap anggota kelompok untuk mengevaluasi peranannya di dalam kelompok sehingga dapat memperbaiki hubungan dengan anggota yang lain sekaligus meningkatkan segala potensi yang dimilikinya khususnya di dalam kelompok MLM CNI. 1.5 Kerangka Teori Sebelum terjun ke lapangan atau melakukan pengumpulan data, peneliti diharapkan mampu menjawab permasalahan melalui suatu kerangka Teori.
9 Kerangka teori merupakan kajian tentang bagaimana hubungan teori dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi dalam perumusan masalah. Wilbur Schramm menyatakan bahwa teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi bisa dihasilkan dan diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku (Effendi, 2003:241). Senada dengan yang dikatakan Emory-Cooper bahwa teori merupakan suatu kumpulan konsep, defenisi, proposisi, dan variabel yang berkaitan satu sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu (Umar, 2002:55). Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah teori komunikasi, teori komunikasi kelompok, teori perbandingan sosial, dan motivasi pengembangan diri Komunikasi Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin communicatio yang artinya membagi. Sebuah defenisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia bahwa : komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia, (2)
10 melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu. (Cangara, 2004:18). Komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung dengan adanya sumber, pesan, media, penerima, efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut dengan komponen atau elemen komunikasi. Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau elemen yang mendukung terjadinya komunikasi. Ada yang menilai bahwa terciptanya proses komunikasi, cukup didukung oleh tiga unsur, sementara ada yang mengatakan umpan balik dan lingkungan juga termasuk ke dalam unsur proses komunikasi selai kelima unsur yang disebutkan tadi. Ada beberapa bentuk komunikasi yakni komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi massa Komunikasi Kelompok Filsuf Belanda, Baruch Spinoza 300 tahun yang lalu menyatakan bahwa manusia adalah binatang sosial. Pernyataannya ini diperkuat oleh psikologi modern yang menyebutkan bahwa orang lain mempunyai pengaruh yang sangat besar pada sikap kita, perilaku kita, dan bahkan persepsi kita (Saverin, 2005:219). Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari dua atau tiga orang bahkan lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara mereka satu sama lainnya. Kelompok memiliki tujuan dan aturan yang dibuat sendiri dan merupakan kontribusi arus informasi di antara mereka sehingga mampu
11 menciptakan atribut kelompok sebagai bentuk karateristik yang khas dan melekat pada kelompok itu. Kelompok yang baik adalah kelompok yang dapat mengatur sirkulasi tatap muka yang intensif diantara anggota kelompok, serta tatap muka itu pula akan mengatur sirkulasi makna diantara mereka, sehingga mampu melahirkan sentimen-sentimen kelompok serta kerinduan diantara mereka (Bungin, 2006: ). Sedangkan kelompok yang baik menurut Marvin E. Shaw adalah kelompok yang dapat bermanfaat untuk suatu periode yang relatif panjang, memiliki tujuan, dan memiliki struktur interaksi (Sendjaja, 1994:111). Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya Human Communication, A Revision of Approaching Speech/Communication, memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat. Batasan lain mengenai komunikasi kelompok yang dikemukakan oleh Ronald Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication. Mereka mengatakan bahwa kelompok atau grup merupakan sekumpulan kecil orang yang berinteraksi, biasanya tatap muka, dalam waktu yang lama guna mencapai tujuan tertentu (Sendjaja, 1994:91-92). Ronald Adler dan George Rodman membagi kelompok dalam tiga tipe, yaitu kelompok belajar (learning group), kelompok pertumbuhan (growth group), dan kelompok pemecahan masalah (problem solving group). Kelompok jaringan
12 distribusi MLM CNI termasuk ke dalam kelompok belajar dan kelompok pemecahan masalah. Salah satu bentuk komunikasi, yaitu komunikasi kelompok yang dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu small group dan large group. Komunikasi kelompok kecil ditujukan kepada kognisi komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis, tidak linear (Effendy, 2003:76-77). Umpan balik dalam sebuah kelompok kecil kerap kali berlangsung cepat dan langsung. Dalam kelompok kecil, orang memiliki keterlibatan dan komitmen yang kuat. Kelompok kecil memungkinkan keterlibatan anggotanya secara verbal dan partisipasi yang sifatnya langsung. Kelompok kecil bisa diartikan sebagai kumpulan individu. Dengan jumlah anggota yang kecil memungkinkan semua anggota bisa berkomunikasi secara relatif mudah, baik sumber maupun penerima informasi. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Misalnya, dua orang tidak akan berbicara pada saat yang sama, komentar atau pertanyaan satu anggota akan dilayani oleh anggota lain dan tidak akan diabaikan, dan sebagainya (Devito, 1997:303). Adler dan Rodman mengemukakakn empat elemen komunikasi kelompok, yaitu: 1. Interaksi, interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena melalui interaksi kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah coact. Sekumpulan dalam kelompok, bias dinyatakan sebagai kelompok, apabila mereka mulai bertukaran pesan.
13 2. Waktu, sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang panjang, karena bertinteraksi dalam jangka waktu yang panjang maka komunikasi kelompok dapat berjalan. 3. Partisipasi, keikutsertaan anggota atau keterlibatan dalam interaksi. 4. Tujuan, yang mengandung pengertian keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok dapat mencapai tujuan yang diinginkannya. Apabila sebuah pesan komunikasi akan mempengaruhi/mengubah tingkah laku atau sikap, maka anggota kelompok mengadakan penjagaan apakah norma kelompok dapat menyetujui perubahan tersebut. Jika norma kelompok ternyata tidak cocok dengan pengaruh komunikasi tersebut, maka anggota tidak akan begitu bergairah untuk membiarkan diri dipengaruhi oleh komunikasi tersebut. Hal ini berlaku selama anggota bersikap loyal terhadap kelompok (Effendy, 2003:74). Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, serta fungsi terapi. Semua fungsi ini dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, kelompok, dan para anggota kelompok itu sendiri (Sendjaja, 1994:268) Teori Perbandingan Sosial Teori atau pendekatan perbandingan sosial mengemukakan bahwa tindak komunikasi dalam kelompok berlangsung karena adanya kebutuhan-kebutuhan
14 dari individu untuk membandingkan sikap, pendapat, dan kemampuannya dengan individu-individu lainnya. Dalam pandangan teori perbandingan sosial ini, tekanan seseorang untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya akan mengalami peningkatan, jika muncul ketidaksetujuan yang berkaitan dengan suatu kejadian atau peristiwa, kalau tingkat pentingnya peristiwa tersebut meningkat dan apabila hubungan dalam kelompok (group cohesiveness) juga menunjukkan peningkatan. Selain itu, setelah suatu keputusan kelompok dibuat, para anggota kelompok akan saling berkomunikasi untuk mendapatkan informasi yang mendukung atau membuat individu dalam kelompok lebih merasa senang dengan keputusan yang dibuat tersebut. Sebagai tambahan catatan, teori perbandingan sosial ini diupayakan untuk dapat menjelaskan bagaimana tindak komunikasi dari para anggota kelompok mengalami peningkatan atau penurunan. (Sendjadja, 1994: ) Motivasi Pengembangan Diri Motivasi berasal dari kata Latin (movere) yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2005:756). Motivasi itu dapat timbul baik dari dalam diri kita sendiri maupun karena faktor di luar diri kita. Perilaku manusia ditimbulkan atau di mulai dengan adanya motivasi. Banyak prikolog memakai istilah yang berbeda-beda dalam menyebutkan sesuatu yang menimbulkan perilaku tersebut. Ada yang menyebut sebagai motivasi, atau
15 motif, kebutuhan, desakan, keinginan dan dorongan. Untuk mempersempit pembahasan, kita menggunakan istilah motivasi. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi bukanlah sesuatu yang dapat di amati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan karena adanya perilaku yang tampak. Tiap kegiatan yang dilakukan olek seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri sendiri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna, memiliki masingmasing potensi diri, harus selalu bertumbuhmenuju aktualisasi/ pengembangan diri. Pengembangan diri adalah individu-individu yang mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan-kemampuan mereka melalui usahausaha yang diarahkan oleh diri mereka sendiri. Dari defenisi itu jelas bahwa cara pendekatan pengembangan diri secara implisit memasukkan cara penting otonomi belajar yang terkandung dalam penciptaan kemandirian, tanggung jawab, keberanian mengambil resiko. Pengembangan diri mencakup tiga unsur, yaitu: mengembangkan pengetahuan, mengembangkan keterampilan dan mengembangkan kemampuan. Mengembangkan pengetahuan adalah suatu dorongan dalam diri individu untuk menambah pengetahuan. Mengembangkan keterampilan adalah suatu dorongan dalam diri individu untuk mengasah atau mempertajam serta menambah keterampilan atau keahlian. Dan, mengembangkan kemampuan adalah dorongan dalam diri individu untuk mengembangkan hal-hal yang bias ia kerjakan.
16 Mengutip buah fikiran ahli pengembangan diri, Rogers, menyebutkan bahwa teori pengembangan diri ini dilandasi pemikiran manusia merupakan sumber dari perbuatan manusia. Pengembangan diri itu dapat membuat seseorang memiliki pribadi yang dewasa dan mandiri. Untuk menghayati pengembangan diri ini perlu diketahui latar belakang apa yang dimiliki kita secara umum. Sebuah pribadi memiliki dua kebutuhan eksistensi diri. Pertama, eksistensi individual yang meliputi rasa berhak untuk mengemukakan diri ingin dihargai dan di akui. Kedua adalah eksistensi diri sosial yaitu kita dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan. Oleh karena itu, pengembangan diri menuntut kita untuk belajar lebih mandiri, apa-apa yang bisa diandalkan dari diri kita sendiri. Pengembangan diri dapat dilakukan melalui komunikasi yang baik dengan lingkungan. Seseorang yang telah termotivasi mengembangkan diri ini, biasanya memiliki kekuatan untuk lebih menonjol dibandingkan orang lain atas prestasi-prestasi yang dicapainya. Dalam kelompok MLM CNI, seorang member, upline maupun downline yang telah termotivasi biasanya, memiliki tujuan-tujuan jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang untuk meraih prestasi karier dalam kelompoknya. 1.6 Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah sebagai hasil pemikiran yang rasional, merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian
17 yang dicapai, dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi, 1995:40). Agar konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor unsur lain (Nawawi, 1991:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi kelompok. 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1991:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi pengembangan diri. 3. Variabel Antara (Z) Variabel antara adalah sejumlah variabel yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitumgkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 1991:58). Variabel antara berada di antara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dengan karakteristik responden.
18 1.7 Model Teoritis Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan-permasalahan terkait antara satu dengan lainnya. Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut: Varibel Bebas (X) Komunikasi Kelompok Varibel Terikat (Y) Motivasi Pengembangan Diri Varibel Antara (Z) Karakteristik Responden Gambar 1.7. Model Teoritis 1.8 Variabel Operasional Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan, maka untuk lebih memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, perlu dibuat operasional variabel-variabel yang terkait sebagai berikut:
19 Tabel 1.1.Variabel Operasional Variabel Teoritis 1. Variabel Bebas (X) Komunikasi Kelompok 2. Variabel Terikat (Y) Motivasi Pengembangan Diri 3. Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden Variabel Operasional a. interaksi b. Waktu c. Partisipasi d. Tujuan a. mengembangkan pengetahuan b. mengembangkan keterampilan c. mengembangkan kemampuan a. usia b. jenis kelamin c. pendidikan d. posisi e. lamanya menjadi anggota. 1.9 Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995:46). Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (Komunikasi Kelompok) a. interaksi : pertukaran pesan atau informasi antar member MLM CNI baik pesan verbal maupun non-verbal yang dapat dimengerti satu sama lain. b. waktu : lamanya waktu yang dibutuhkan antar member dalam pertukaran pesan atau informasi untuk pengembangan diri setiap member.
20 c. partisipasi : keikutsertaan atau keterlibatan setiap member dalam kegiatan pengembangan diri. d. tujuan : komunikasi kelompok yang dilakukan oleh member MLM CNI melalui pengembangan diri untuk mencapai tujuan atau target. 2. Variabel Terikat (Motivasi Pengembangan Diri) a. mengembangkan pengetahuan : adanya dorongan dalam diri setiap member MLM CNI untuk mengembangkan pengetahuannya melalui keikutsertaan atau keterlibatannya dalam komunikasi kelompok. b. mengembangkan keterampilan : adanya dorongan dalam diri setiap member MLM CNI untuk mengembangkan keterampilannya melalui keikutsertaan atau keterlibatannya dalam komunikasi kelompok. c. mengembangkan kemampuan : adanya dorongan dalam diri setiap member MLM CNI untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuannya melalui keikutsertaan atau keterlibatannya dalam komunikasi kelompok. 3. Variabel Antara (Karakteristik Responden) a. usia : umur member yang menjadi responden. b. Jenis kelamin : jenis kelamin member yang menjadi responden. c. Pendidikan : pendidikan terakhir member yang menjadi responden. d. posisi : pencapain prestasi member pada MLM CNI. e. Lamanya menjadi anggota : lamanya member menjadi anggota kelompok jaringan MLM CNI.
21 1.10 Hipotesis Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena merupakan instrument kerja dari teori (Singarimbun, 1995:43). Hipotesis adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1991:44). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho: tidak terdapat hubungan antara komunikasi kelompok dengan motivasi pengembangan diri pada member MLM CNI kota Pematang Siantar. Ha: terdapat hubungan antara komunikasi kelompok dengan motivasi pengembangan diri pada member MLM CNI kota Pematang Siantar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia.sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya.ia ingin mengetahui lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Fokus Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang berkomunikasi dan berintekrasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya, baik itu lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan kerja.
Lebih terperinciPengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 13FIKOM KOMUNIKASI KELOMPOK. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM
Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi KOMUNIKASI KELOMPOK Fakultas 13FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM KOMUNIKASI KELOMPOK Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi,
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Multi-Level Marketing atau MLM merupakan strategi pemasaran yang menggunakan sales atau tenaga penjual. Mereka tidak hanya mendapatkan kompensasi atas penjualan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa
Lebih terperinciDaniel Karo Sekali ABSTRAK
PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DAN MINAT BEROLAHRAGA (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Minat Berolahraga Pada Anggota Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. beragam, sehingga makin disadari bahwa pelayanan dan kepuasan pelanggan
B A B I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini banyak perusahaan yang menyatakan bahwa tujuan perusahaan yang bersangkutan adalah untuk memuaskan pelanggan. Cara pengungkapannya pun sangat beragam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana menganalisis, memanfaatkan dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan pegawai untuk menjamin bahwa tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi Antar Pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial dimana orang orang yag terlibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lain, bahkan memecahkan suatu permasalahan. 1 Kelompok adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi dalam kelompok adalah bagian dari kegiatan keseharian kita. Kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan, karena melalui kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu hidup bersama dengan individu lainnya sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu hidup bersama dengan individu lainnya sehingga menjadikan mereka sebagai makhluk sosial yang akan melakukan interaksi di dalam hidupnya. Interaksi sosial
Lebih terperinciPENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN. Skripsi
PENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian yang berlangsung tidak menentu di Indonesia belakangan ini memberikan dampak yang cukup drastis bagi para pebisnis maupun masyarakat sendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Komunikasi tidak lepas dalam kehidupan sehari hari, komunikasi merupakan suatu aktivitas dasar manusia dalam berinteraksi. Komunikasi akan berhasil apabila
Lebih terperinciStrategi Perekrutan Prospek di Multi Level Marketing Tiens Kota Medan Naila Vellayati. Abstrak
Strategi Perekrutan Prospek di Multi Level Marketing Tiens Kota Medan Naila Vellayati Abstrak Penelitian ini berjudul strategi perekrutan prospek di multi level marketing TIENS Kota Medan. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah
4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan kemampuan untuk berinteraksi dengan manusia lain. Dalam pelaksanaannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu bidang studi yang merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183) mengemukakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak akan pernah hilang selama kehidupan manusia berlangsung. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas manusia itu sendiri. Untuk terus dapat melangsungkan hidupnya,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sejak manusia diciptakan, kegiatan komunikasi tidak terlepas dari aktivitas manusia itu sendiri. Untuk terus dapat melangsungkan hidupnya, manusia harus saling
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Multi Level Marketing (MLM) Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing (pemasaran berjenjang) atau direct selling yang merupakan salah satu bisnis yang berhubungan
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi, baik organisasi non-profit ataupun organisasi profit tentunya memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi, baik organisasi non-profit ataupun organisasi profit tentunya memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Dalam upaya mencapai tujuan tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan bisnis saat ini membuat perusahaan melakukan
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Ketatnya persaingan bisnis saat ini membuat perusahaan melakukan berbagai cara untuk menarik minat konsumen terhadap produk mereka. Syarat agar suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI) berdiri di Bandung 1 Oktober 1986 di bawah bendera PT Nusantara Sun-Chorella Tama (NSCT), memasarkan produk unggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri baik, dan juga sebaliknya, kurang baik. sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Usia remaja merupakan saat pengenalan/ pertemuan identitas diri dan pengembangan diri. Pandangan tentang diri sendiri yang sudah berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan sebagai pengganggu ketika sedang serius menonton acara televisi. Namun iklan juga ibarat darah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan radio mulai berkembang. Semakin banyak perusahaan radio, semakin
BAB I PENDAHULUAN I.1 Belakang Masalah Hiburan menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang utama pada saat ini. Hal ini disebabkan karena gaya hidup, tingkat stres yang tinggi dan masih banyak lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Peneliti ingin mengambil tema tentang budaya komunikasi di organisasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk dikaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan sebuah investasi yang tak ternilai harganya. Pada saat ini begitu banyaknya berdiri rumah sakit-rumah sakit maupun tempat perawatan kesehatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga. Kualitas hubungan orang tua akan memberikan dampak besar terhadap tumbuh kembang anak. Hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Komunikasi tidak hanya dijadikan sebagai sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu faktor yang sangat mendukung didalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi tidak hanya dijadikan sebagai sarana pertukaran pesan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
24 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori II.1.1. Komunikasi dan Komunikasi Efektif Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada kelompok lain untuk memberitahu atau untuk merubah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki ciri khas masing-masing, berbeda antara satu dengan yang lain, karena cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi adalah suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin (communicatio)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kinerja penyuluh pertanian yang baik merupakan dambaan setiap stakeholder pertanian. Petani yang terbelenggu kemiskinan merupakan ciri bahwa penyuluhan pertanian masih perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri demikian pula halnya di dalam
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Oleh : SABRIYAH GHASSIY DWI PUTRI HADRA NIM : PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS
KOMUNIKASI KELOMPOK DAN MOTIVASI PENGEMBANGAN DIRI (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Motivasi Pengembangan Diri pada Member MLM CNI di PO DC-369 Kota Pematang Siantar) SKRIPSI
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. rangka memperoleh data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu Permasalahan yang dijadikan sebagai topik penelitian dalam rangka menyusun laporan, penelitian ini dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kesehatan, gizi, dan mental atau psikologis, dimana faktor-faktor tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui bisnis MLM tersebut, tetapi apabila diajukan beberapa. pertanyaan mendasar mengenai sistem operasional MLM maka, dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis Multi Level Marketing atau yang biasanya lebih dikenal dengan bisnis MLM, sebagian orang mengaku bahwa telah mengenal dan mengetahui bisnis MLM tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi tersebut di Indonesia menuntut auditor untuk selalu meningkatkan kinerjanya, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dapat dikatakan dengan melakukan komunikasi. Komunikasi
Lebih terperinci*Romanus **La Tarifu ***Saidin
PERAN KOMUNIKASI PEMERINTAH DESA GUNA MENINGKKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN ( Studi Kasus Desa Kalo-kalo Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan) *Romanus **La Tarifu ***Saidin Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya tidak lepas dari komunikasi. Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah
1.1.Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN Keberadaan bimbingan belajar di kota-kota besar di Indonesia semakin tahun semakin bertambah jumlahnya. Hal ini menunjukkan bahwa bimbingan belajar sangat diminati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat didukung oleh arus globalisasi yang hebat memunculkan adanya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan, kegiatan komunikasi tidak terlepas dari aktivitas
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak manusia diciptakan, kegiatan komunikasi tidak terlepas dari aktivitas manusia itu sendiri. Untuk terus-menerus dapat melangsungkan hidupnya, manusia harus saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan dari Kathleen K. Reardon dalam buku Interpersonal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kutipan dari Kathleen K. Reardon dalam buku Interpersonal Communication Where Minds Meet (1987), komunikasi berasal dari bahasa latin communis atau common
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang berkembang dan mencapai taraf perkembangan pribadi secara optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan
Lebih terperinci2015 PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK PENYULUHAN KELUARGA OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI PKK FPTK UPI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mahasiswa sebagai insan akademis yang memiliki potensi, talenta dari berbagai macam bidang ilmu keahlian dan pengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan orang tua terhadap produk bayi begitu tinggi dikarenakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan orang tua terhadap produk bayi begitu tinggi dikarenakan keinginan yang kuat dari orang tua agar anak-anaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan setiap organisasi atau penyedia jasa harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Untuk memenangkan persaingan setiap organisasi atau penyedia jasa harus memperhatikan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, karena manusia tidak dapat menjalani hidupnya secara sendirian. Manusia hidup bersama manusia lainnya, baik demi keberlangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi merupakan hal yang membantu manusia dalam bertumbuh dan berkembang serta menemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Youtube telah menjadi fenomena yang mendunia yang merupakan situs video sharing yang berfungsi sebagai sarana untuk berbagi video secara online. Situs ini memfasilitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak perhatian bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan hampir dalam setiap aspek kehidupan manusia. Komunikasi. mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Ilmu komunikasi semakin berkembang dari waktu ke waktu dan digunakan hampir dalam setiap aspek kehidupan manusia. Komunikasi mengandung makna bersama-sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar dan konsumen. Perusahaan harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan. lain guna memperebutkan pasar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dimana pemerintah sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang perekonomian khususnya perdagangan, pemasaran merupakan falsafah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan baik yang bersifat fisik maupun psikologis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin maju suatu Negara, mendorong setiap warga negaranya untuk ikut mengembangkan diri dalam berbagai pengetahuan dan kemampuan seoptimal mungkin. Bagi yang kurang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1
HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : NURUL KUSUMA WARDHANI F 100 030 219
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya yang bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok. Setiap suku dan bangsa mempunyai budaya masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan. Segala kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok masyarakat mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan salah satu kota pariwisata di tanah air, hal ini tentu menjadi suatu daya tarik bagi para penyedia jasa pariwisata untuk menawarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan dan diharapkan untuk selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehiduan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan dan diharapkan untuk selalu berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut manusia memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis semakin maju di era globalisasi saat ini sehingga membuka berbagai peluang bisnis termasuk di Indonesia. Di satu sisi era globalisasi memperluas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kecemasan Komunikasi Interpersonal 2.1.1. Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal Burgoon dan Ruffner (1978) kecemasan komunikasi interpersonal adalah kondisi ketika individu
Lebih terperinciHarap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini
Modul Versi Pengembang : Komunikasi Organisasi : 0314a : Dr. Nur Kholisoh, M.Si Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini Paket Modul Standar ini hanya digunakan untuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran
43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran langsung multi tingkat terhadap pengambilan keputusan pembelian produk herbal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mencolok untuk dijadikan daya tariknya. Selain kemasan. hal yang penting dalam pemasaran produk.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap produk berkeinginan mempunyai kemasan yang beragam dan bisa menarik perhatian calon konsumennya, hal ini terjadi pada produkproduk yang beredar di pasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, banyak timbul persaingan bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, banyak timbul persaingan bisnis yang semakin kompetitive. Perusahaan dituntut tidak sekedar menerapkan berbagai strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masyarakat pada era teknologi ini benar-benar merasakan bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa adanya interaksi terhadap lingkungan dan media massa. Ada berbagai kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas, dilihat dari konsumen yang menuntut produk dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengenal konsumen dengan kebutuhan konsumsi yang cukup tinggi, perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai bahan evaluasi perusahaan dalam meningkatkan kualitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi atau pesan dalam ruang lingkup individu, antar individu, maupun kelompok. Pada dasarnya komunikasi adalah sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehidupan manusia di muka bumi tidak dapat terlepas dari peranan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia di muka bumi tidak dapat terlepas dari peranan makhluk hidup lainnya. Secara mendasar manusia membutuhkan partner untuk dapat memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang memiliki peluang besar dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang memiliki peluang besar dan hasil yang menjanjikan bagi pelaku usahanya. Bisnis kuliner adalah suatu bisnis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu tujuan tertentu. Penguasaan substansi tidaklah cukup, jika metode yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Metode pembelajaran sangat menentukan keberhasilan anak didik dalam menuntut ilmu. Metode sebagai cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Problem Posing Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah menggunakan pendekatan
Lebih terperinciABSTRAK STUDI DESKRIPTIF PELAYANAN CUSTOMER SERVICE DAN OPINI NASABAH BCA KANTOR CABANG PEMBANTU MEDAN WURI HANDAYANI SIMAMORA
1 STUDI DESKRIPTIF PELAYANAN CUSTOMER SERVICE DAN OPINI NASABAH BCA KANTOR CABANG PEMBANTU MEDAN WURI HANDAYANI SIMAMORA 110922022 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Pelayanan Customer service dan Opini Nasabah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan pariwisata di Bali, komponen komponen. berproduktivitas tinggi. Bukanlah suatu pekerjaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi perkembangan pariwisata di Bali, komponen komponen pariwisata berusaha mengembangkan sumber daya manusianya, dalam memenuhi apa yang menjadi kebutuhan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level Marketing) banyak sekali ditemukan dewasa ini. Sistem pemasaran MLM (Multi level Marketing)
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat,
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat, sarana transportasi tidak bisa dipisahkan dan selalu dibutuhkan manusia. Salah satunya alat
Lebih terperinci