BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Augmented Reality (AR) Azuma [1] mendifinisikan AR sebagai sistem yang menggabungkan nyata dan virtual, interaktif dalam real-time dan register dalam 3D. Dalam lingkungan virtual reality (VR) pengguna sepenuhnya berbaur dan mampu berinteraksi dengan dunia sintetik. Sementara, lingkungan AR pada sisi lain dapat menampilkan obyek virtual ke dalam dunia nyata. Berikut contoh sistem AR. Gmb 2.1 Contoh sistem AR. Sistem AR seperti pada gambar di atas memiliki tiga komponen utama. Tracking system menentukan posisi dan orientasi obyek-obyek dalam dunia nyata. Graphic system menggunakan informasi yang disediakan tracking system untuk menggambarkan gambar-gambar virtual pada tempat yang sesuai, sebagai contoh 6

2 melalui obyek-obyek nyata. Tampilan system menggabungkan dunia nyata dengan gambar virtual dan mengirimkan hasilnya ke pengguna, misalkan dikirim ke HMD, tetapi tampilan biasa juga seperti monitor dapat digunakan. Pendekatan populer untuk efek augmentasi pengguna adalah menggunakan seethrough HMD, yang terdiri dari dua jenis yaitu video see-through HMD dan optical see-through HMD. Optical see-through HMD menggunakan layar transparan dimana dunia nyata dapat dilihat. Sedangkan video see-through HMD menggabungkan closed-view HMD dengan satu atau dua head-mounted camera. Video dari kamera tersebut ditempatkan dengan material virtual dan dilihat pada tampilan. Pengguna melihat dunia nyata melalui video pada HMD. Gmb 2.2 Diagram konsep optical see-through HMD. Gmb 2.3 Dua optical see-through HMD. 7

3 Gmb 2.4 Diagram konsep video see-through HMD. Gmb 2.5 Aktual dari video see-through HMD. Ada banyak masalah dengan kedua pendekatan termasuk masalah biaya yang tinggi, berat, dan ukurannya. Optical see-through HMD tidak memiliki cukup kecerahan, resolusi, bidang pandang dan kontras untuk memberikan khayalan ketika nyata dan virtual dicampur bersama-sama. Video see-through dislay rentan terhadap kesalahan paralaks karena kamera sering diarahkan terlalu jauh dari mata pengguna sehingga menghasilkan sudut pandang yang berbeda secara signifikan. Masalah lainnya adalah bahwa kebanyakan tampilan hanya dapat memusatkan mata pada jarak tertentu, yang merupakan permasalahan ketika AR melibatkan penglihatan pada obyek-obyek 8

4 untuk lokasi yang berbeda. Ada beberapa sistem yang telah dikembangkan dapat membantu memecahkan masalah-masalah tersebut, sebagaimana digambarkan secara rinci oleh Azuma. Beberapa jenis alternatif tampilan sebagai tambahan terhadap HMD yang dipaparkan di atas yakni small handheld dan flat panel Liquid Crystal Display yang dapat berlaku sebagai window atau kaca pembesar untuk menunjukkan obyek nyata dengan penempatan AR seperti ditulis Rekimoto [14]. Pendekatan lain adalah memproyeksikan gambar virtual secara langsung ke dalam obyek nyata menggunakan sebuah proyektor yang dapat diarahkan dalam suatu lingkungan atau dipakai oleh pengguna. Keuntungan HMD atas handheld tampilan adalah memberikan keleluasaan bagi tangan untuk melakukan pergerakan secara bebas dan lebih alami ketika augmentasi terjadi melalui pandangan pengguna. Suara merupakan aspek AR yang sering diabaikan. Sintetik, suara terarah dari headphone dan mikropon dapat mendeteksi suara yang datang dari lingkungan. Haptic feedback, berhubungan dengan sensasi sentuhan atau gerak pada badan juga penting, seperti contoh sarung tangan yang memberikan tactile feedback dapat menambahkan gerak nyata dalam lingkungan. Rasa merupakan sensasi lain yang mungkin dapat ditambahkan. Obyek-obyek tertentu dalam dunia nyata dapat di-track sehingga sistem tahu dimana informasi virtual ditempatkan. Dua metoda tracking paling popular dalam AR adalah tracking magnetik dan optik. Tracking magnetik melibatkan suatu devais yang memancarkan suatu medan magnet yang dideteksi oleh beragam jenis sensor dalam lingkungan. Sensor-sensor ini melewatkan informasi tersebut, biasanya melalui suatu kawat terhadap filter yang bekerja di luar posisi dan orientasi sensor. Tracking optik menggunakan kamera untuk men-track posisi obyek dalam dunia nyata menggunakan teknik computer vision. Saat ini kebanyakan sistem optik mengandalkan pada tracking marker khusus seperti fiducial yang ditempatkan di area khusus dalam suatu lingkungan. Tracking magnetik cukup andal tetapi tidak akurat dikarenakan medan magnet, sementara tracking optik cukup presisi tetapi 9

5 tidak andal dikarenakan sering terjadi macet, bayangan, dan pergerakan cepat. Menggunakan kedua teknik bersamaan seperti dikemukakan State [18] dapat memperbaiki tracking. Outdoor atau mobile AR merupakan masalah yang menarik, ketika lingkungan tidak dikendalikan atau tidak dipersiapkan sebelumnya dan ketika ada keterbatasan menggunakan marker. Beragam pendekatan inovatif untuk proses tracking dikembangkan dalam area ini. Kebanyakan sistem sekarang sangat terbatas; sebagai contoh Global Positioning System, tak hanya tidak akurat untuk aplikasi AR, juga memerlukan kondisi optimal seperti pandangan yang jelas dari langit. Outdoor AR juga dipengaruhi oleh isu-isu perangkat keras ketika peralatan mensyaratkan harus bisa dibawa ke mana-mana, ringan, nyaman, dan daya rendah untuk kehidupan batrei yang lebih lama tetapi masih cukup daya untuk menjalankan operasi yang kompleks. Beberapa contoh isu ini ditunjukkan pada gambar berikut. Gmb 2.6 AR untuk penyiaran peristiwa olahraga. Dalam beberapa aplikasi, misalkan sistem AR untuk medis, registrasi yang akurat adalah sangat penting. Kesalahan registrasi akan berdampak langsung, ketika obyek virtual akan nampak di luar di tempat dimana pengguna melihat. Kebanyakan sistem AR yang ada memerlukan kalibrasi akurat antara devais tracking dengan devais tampilan untuk meminimalkan kesalahan registrasi. Menyedehanakan proses kalibrasi merupakan tujuan dalam banyak riset AR. 10

6 2.2 Marker-based AR Beberapa sistem AR yang telah dikembangkan didasarkan pada kemudahan untuk men-track marker, biasanya tercetak pada kertas. Teknik computer vision dapat digunakan secara akurat untuk menentukan posisi dan orientasi kartu serta memungkinkan sistem AR untuk menempatkan obyek virtual pada kartu tersebut. Ada banyak keuntungan dengan marker yang didasarkan kertas. Keuntungannya antara lain sangat murah dan mudah untuk diproduksi. Dengan cara melakukan encoding ID ke dalam marker, memungkinkan untuk melakukan link dari suatu obyek fisik atau lokasi menjadi bentuk informasi digital. Jika marker ditempatkan pada kartu sehingga dengan mudah obyek-obyek dapat dimanipulasi, marker dapat digunakan sebagai devais masukan untuk antarmuka AR Tangible. Kegunaan lainnya adalah menempatkan tag ke dalam obyek untuk memberikan penampakan bahwa pengguna sedang berinteraksi dengan obyek selain dengan marker. Suatu contoh pengguna secara fisik melakukan drag and drop printer atau proyektor data dari devais wearable AR dikemukakan oleh Rekimoto dan Ayatsuka [13]. 2.3 ARToolKit ARToolKit adalah salah satu pustaka (library) perangkat lunak berbasis C dan C++, yang dibangun pertama kali oleh Dr. Hirokazu Kato dari Universitas Osaka Jepang dan didukung oleh Human Interface Technology (HIT) Laboratory University of Washington dan HIT Lab. NZ University of Canterbury New Zealand, memberikan kebebasan bagi pemrogram untuk mengembangkan aplikasi augmented reality (AR). ARToolKit dibuat sebagai bagian dari Shared Space Project, bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi tatap muka dan kolaborasi jarak jauh. Proyek ini mengizinkan pengguna untuk saling melihat satu sama lain pada waktu yang sama, mendukung komunikasi alami antara pengguna dan mendukung manipulasi intuitif terhadap obyek virtual. Pada kolaborasi jarak jauh, window konferensi video virtual ditempatkan pada lingkungan nyata lokal, mendukung isyarat ruang dan 11

7 menghilangkan kebutuhan terhadap kehadiran fisik pada mesin desktop untuk melakukan konferensi. Collaborative web browser dikembangkan sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan loading dan menempatkan halaman web virtual disekitar mereka pada dunia nyata. Beberapa aplikasi telah diimplementasikan menggunakan ARToolKit. Augmented Groove adalah AR disk jockey system. Pengguna dapat memainkan musik bersamasama, dengan atau tanpa instrumen musik tradisional, dengan cara melakukan manipulasi terhadap marker di meja. MagicBook merupakan suatu buku kisah tradisional dimana kartu AR marker dicetak pada halaman buku tersebut. Ketika pembaca melihat buku tersebut menggunakan ARToolKit, maka gambar akan muncul pada halamannya dan hidup sebagai adegan animasi 3D virtual. Aspek penting dari ARToolKit adalah bahwa ketersediaannya secara bebas, open source dan memiliki kebutuhan sistem yang rendah seperti komputer, kamera video, dan kartu marker. Ini yang menjadikan ARToolKit menjadi demikian penting bagi banyak pendatang baru AR, dan telah digunakan oleh banyak kelompok peneliti di belahan dunia. Salah satu hal yang paling sulit dilakukan dalam mengembangkan sebuah aplikasi AR adalah perhitungan yang tepat dalam sudut pandang pengguna secara real time sehingga gambar virtual dapat sejajar dengan dengan obyek-obyek nyata. ARToolKit menggunakan metoda computer vision untuk menghitung posisi dan orientasi kamera relatif terhadap marker. Marker pada ARToolKit dilambangkan dengan gambar yang terdiri atas border outline (tepian kotak) berwarna hitam dan pattern image (gambar dalam marker) yang merupakan kombinasi warna hitam dan putih. Salah satu contoh marker dapat dilihat pada Gmb

8 Border Outline Pattern Image Gmb 2.7 Contoh marker Sistem Koordinat ARToolKit memiliki sistem koordinat yang berbeda dengan algoritma computer vision dan rendering, sehingga dibutuhkan pemahaman di antara sistem-sistem koordinat tersebut untuk menghindari tampilan yang terbalik atau posisi yang tidak tepat. Gmb 2.8 di desain oleh Kato untuk menunjukkan sistem koordinat dalam ARToolKit. Gmb 2.8 Sistem koordinat pada ARToolKit Prinsip Dasar ARToolKit Dasar dari metoda computer vision ARToolKit adalah pendeteksian marker. Secara 13

9 garis besar langkah-langkah pendeteksian tersebut sebagai berikut (Gmb 2.9). 1. Kamera menangkap gambar dari dunia nyata secara live dan mengirimkannya ke komputer. 2. Perangkat lunak dalam komputer mencari marker pada masing-masing frame video. 3. Jika ditemukan sebuak kotak, maka digunakan perhitungan matematik untuk menghitung posisi kamera relatif terhadap kotak berwarna hitam. 4. Setiap kali posisi kamera diketahui, maka model grafis hasil rekayasa komputer digambarkan pada posisi yang sama. 5. Model tersebut ditampilkan di atas gambar video dunia nyata dan tampak menempel pada marker yang berbentuk kotak. 6. Hasil akhir menunjukkan jika pengguna melihat pada tampilan, maka akan tampak obyek virtual tambahan pada dunia nyata. Gmb 2.9 Skema prinsip kerja ARToolKit Deteksi Marker pada ARToolKitPlus ARToolKitPlus adalah pengembangan dari ARToolKit. ARToolKitPlus ditulis ulang dalam pemrograman berbasis obyek. Kelebihan ARToolkitPlus antara lain adalah 14

10 pemakaian memori yang lebih efisien, penggunaan lebih dari satu tracker dalam sekali proses, dan yang paling tampak adalah identifikasi marker yang dibangun menggunakan metode digital encoding. Hal ini memungkinkan pendeteksian marker yang banyak secara serentak dan untuk mengurangi tingkat kesalahan deteksi marker. ARToolKitPlus juga menerapkan penggunaan threshold (batas warna pixel antara hitam dan putih) otomatis sehingga pengaruh pencahayaan dapat diredam. Hal ini dapat dilihat pada Gmb Gmb 2.10 Deteksi marker pada ARToolKit Plus. Dari Gmb 2.10 di atas, sebelah kiri merupakan gambar asli, gambar tengah treshold manual, dan gambar tengah menunukkan treshold otomatis. Ketika mendeteksi marker, gambar dari kamera diambil dan diproses untuk selanjutnya dicari keberadaan tepian marker yang berbentuk kotak. Pada tiap kotak yang ditemukan, dipelajari gambar yang ada di dalam kotak tersebut untuk menentukan jenis marker Deteksi Border Outline Ketika melakukan pencarian tepian marker dari kemungkinan marker-marker tiaptiap frame kamera, hal pertama yang dilakukan adalah gambar dari kamera diproses menjadi gambar abu-abu dengan kedalaman warna sebanyak 256 tingkat warna abu (grey scale). Kemudian gambar dalam grey scale tersebut diproses kembali untuk diubah menjadi gambar hitam putih berdasarkan nilai threshold (batas antara warna hitam dan putih pada warna abu-abu) untuk mengatasi penyinaran yang lemah dengan tujuan agar pixel yang berwarna putih tidak menjadi hitam. Hal ini dilakukan untuk mempercepat waktu pendeteksian bentuk kotak. Kemudian inversi warna 15

11 dilakukan sehingga hitam akan berubah menjadi putih begitu juga sebaliknya seperti tampak pada Gmb Gmb 2.11 Gambar hitam putih yang telah diinversi untuk deteksi tepian marker. 2.4 Interaksi AR Tangible Augmented Reality menggunakan teknik antarmuka pengguna tangible untuk lingkungan AR. Menurut Kato [8], antarmuka tangible didasarkan pada penelitian bahwa orang memiliki kemampuan untuk melakukan sensasi dan manipulasi terhadap lingkungan fisik mereka. Demikian sebagai ganti penggunaan devais masukan keluaran seperti mouse, keyboard dan monitor, antarmuka pengguna tangible didasarkan pada interaksi dengan obyek fisik, seperti balok kayu sederhana. Dengan menepatkan gambar virtual melalui obyek fisik tersebut, AR memberikan kemampuan tampilan yang ditingkatkan untuk antarmuka ini, menghilangkan kebutuhan untuk mengintegrasikan tampilan ke dalam obyek fisik, menggunakan proyektor besar atau monitor eksternal. Di sana ada potensi besar untuk jenis antarmuka jenis ini ketika aksi-aksi yang dilakukan pada obyek nyata, seperti menyusun, menggetarkan atau menggerakkan sesuatu sehingga memicu peristiwa atau kejadian. Hal demikian tidak praktis atau bahkan tidak mungkin dengan divais tradisional. Antarmuka tangible mengizinkan interaksi dua tangan secara alami, kolaborasi antara banyak orang disekitar antarmuka dan memberikan lingkungan lebih stabil. Tidak seperti antarmuka tradisional, obyek-obyek fisik tidak akan hilang atau 16

12 bergerak dengannya ketika sistemnya berubah status. Tangible AR menurut Poupyrev [12] memberikan kesempatan untuk menggabungkan ruang fisik tempat pengguna berada dan bekerja dengan ruang virtual untuk menyimpan dan berinteraksi dengan informasi digital. Sinergi ini dihasilkan dalam ruang AR dimana informasi digital dan obyek dapat secara sederhana dimanipulasi seolah-olah itu nyata. Tanpa adanya kebutuhan untuk devais masukan-keluaran kegunaan khusus, interaksi dapat menjadi intuitif dan seamless sehingga dapat digunakan alat yang sama untuk bekerja dengan informasi digital maupun obyek nyata. Namun demikian, diskontinu ruang terjadi ketika antarmuka terbatas pada permukaan tertentu dan tidak dapat diperluas jauh di atas ini, juga ada dukungan terbatas untuk interaksi dengan obyek virtual 3D Rancangan Interaksi pada AR Rancangan interaksi pada AR mengizinkan pengguna untuk melihat dan berinteraksi dengan model 3D untuk keperluan visualisasi informasi. ARToolkit Plus mendukung aplikasi tangible user interaction dengan fiducial marker yang berfungsi sebagai titik referensi untuk menyinkronkan posisi dan arah dunia virtual dan dunia nyata. Dijelaskan oleh Bowman [2] bahwa seleksi dan manipulasi obyek merupakan salah satu interaksi mendasar yang digunakan dalam lingkungan virtual. Seleksi kaitannya dengan kegiatan menentukan atau memilih suatu obyek untuk berbagai kegunaan, misalnya memilih item menu atau menghapus obyek. Sedangkan manipulasi adalah kegiatan mengubah posisi dan orientasi dari obyek yang diseleksi. Teknik yang paling umum dan jelas untuk interaksi tersebut adalah metafora di dunia nyata melalui manipulasi menggunakan tangan. Pengguna memilih suatu obyek dengan menyentuh obyek dengan tangan virtual dan melakukan manipulasi secara langsung dengan cara memindah-mindahkan posisi tangan tersebut. Lebih jauh Bowman menyatakan bahwa interaksi ini bersifat intuisi dan sederhana secara kognitif, tetapi memiliki keterbatasan dalam hal praktis. 17

13 Banyak metoda interaksi yang telah dikembangkan, tetapi ringkasnya menurut Poupyrev dapat dibagi ke dalam dua kategori; ray-casting dan arm-extension. Raycasting melakukan perluasan ray virtual dari tangan pengguna. Arm-extension menggunakan perpanjangan representasi virtual dari tangan pengguna, lalu menyediakan pencapaian obyek pada jarak yang jauh. Teknik Go-Go Popyrev [11] adalah contoh dari tangan virtual atau teknik perluasan tangan dengan cara melakukan seleksi dan manipulasi obyek. Teknik Go-Go memungkinkan pengguna memilih obyek yang semula di luar jangkauan dengan cara memperpanjang representasi virtual lengan pengguna. Ketika kondisi lengan pengguna berada pada dua per tiga panjangnya, maka interaksi dipertimbangkan antara pengguna dan obyek terdekatnya. Akan tetapi jika pengguna memperpanjang jangkauan tangannya jauh dari daerah tersebut, maka representasi tangan virtual akan diperluas searah dengan arah tangan pengguna. Magic Pen menggunakan teknik ray-casting untuk melakukan seleksi dan manipulasi obyek virtual. Tracking kamera dilakukan menggunakan ARToolkit. Dua atau lebih LED diarahkan pada pergerakan pena nyata. Sebuah kamera digunakan untuk melakukan tracking posisi pena menggunakan LED sebagai marker posisi. Manipulasi langsung dapat dilakukan dengan ujung pen, atau sinar virtual dapat dicast searah dengan arah pena. Teknik ini memberikan devais interaksi cable-less baik untuk lingkungan AR maupun VR. Bowman menguraikan teknik lampu senter. Teknik ini menggunakan suatu kerucut cahaya yang diposisikan dalam arah yang tangan pengguna hadapi. Teknik ini berguna untuk memilih kelompok obyek pada jarak-jarak yang besar, tetapi menjadi rumit dengan obyek kecil pada jarak yang besar. Wloka [20] menyarankan penggunaan devais jenis virtual tricorder yang dapat menjalankan tugas jamak menggunakan satu instrument. Instrumen fisik yang memiliki devais tracking dilekatkan untuk mengendalikan representasi virtual devais tersebut. Pengguna dapat melakukan loading tuga-tugas ke dalam devais dan 18

14 memilih aksi yang sesuai dengan menekan tombol yang berhubungan dengan tugastugas tertentu. Bowman mengkategorasi teknik interaksi untuk seleksi dan manipulasi melalui taksonomi sebagai berikut. Gmb 2.12 Taksonomi seleksi manipulasi pada teknik interaksi Penggunaan Fiducial Marker Fiducial marker sederhananya adalah suatu pola yang telah dilatih untuk dikenali program. Ketika program ARToolkit mendeteksi marker, posisi aktual dihitung menggunakan data yang disimpan dalam template dan menggunakan ukuran marker 19

15 dari aliran masukan. Ini kemudian digunakan untuk melakukan penskalaan grafis yang akan dilekatkan pada marker. Gmb 2.13 di bawah menunjukkan fiducial marker dengan tiga tahapan komputasi. Gambar sebelah kiri bawah menunjukkan masukan video digital terhadap program. Gambar kanan bawah menunjukkan versi masukan yang di-treshold. Pencocokan pola dijalankan pada semua area segi empat. Ketika pola yang sesuai ditemukan, model 3D diposisikan untuk menempati pusat dari pola. Gmb 2.13 Fiducial marker dengan tiga tahapan komputasi Switching Atribut Menggunakan Fiducial Marker Beberapa teknik yang dipergunakan untuk melakukan tugas switching atribut obyek virtual on dan off. 1. Array Marker Fiducial marker sederhananya disusun pada suatu permukaan. Untuk mengubah salah satu atribut obyek virtual, pengguna melakukan buka tutup terhadap susunan marker seperti contoh di bawah ini. 20

16 Gmb 2.14 Array marker. 2. Sistem Menu Fiducial Marker dapat digunakan juga sebagai sistem menu. Lima marker kecil dirancang untuk merepresentasikan opsi lima menu. Masing-masing lapisan sistem menu mempunyai suatu pembatas. Untuk memilih salah satu opsi, suatu kartu dibalik. Representasi kartu virtual akan berubah untuk menunjukkan lapisan berikutnya dari sistem menu. Berikut contoh gambar marker digunakan sebagai sistem menu. Gmb 2.15 Sistem menu. 21

17 3. Switch Toggle Fiducial marker dapat juga digunakan sebagai switch toggle. Fiducial marker ini memiliki pola pada masing-masing sisi kartu. Dua pola dihubungkan dengan tugastugas yang akan memberikan fungsi berlawanan atau berkebalikan. Sebagai contoh, gambar di bawah menunjukkan suatu kartu yang menghubungkan titik-titik grafik yang diarahkan bersama-sama ketika sisi pertama ditunjukkan, dan kartu tersebut juga memutus titik-titik ketika dibalik. Gmb 2.16 Switch toggle. 22

TSUNAMI AUGMENTED REALITY : INTERAKSI BERBASIS MARKER SEBAGAI POINTER

TSUNAMI AUGMENTED REALITY : INTERAKSI BERBASIS MARKER SEBAGAI POINTER TSUNAMI AUGMENTED REALITY : INTERAKSI BERBASIS MARKER SEBAGAI POINTER TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh IWAN KUSTIAWAN NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Augmented Reality (AR) adalah bidang penelitian komputer yang menggabungkan data komputer grafis 3D dengan dunia nyata. Inti dari AR merujuk pada penjelasan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut Silva, dkk(2003) ketika mendesain sebuah sistem AR, ada tiga aspek yang harus ada, yaitu kombinasi dari dunia nyata dan dunia virtual, interaksi secara real-time, dan registrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Augmented Reality menjadi semakin luas. Teknologi Computer Vision berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. Augmented Reality menjadi semakin luas. Teknologi Computer Vision berperan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Augmented Reality dapat memvisualisasikan dengan baik model 3 dimensi, video, paparan area, maupun animasi 3 dimensi dengan hanya membutuhkan deteksi visual

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengajaran Berbantuan Komputer Perkembangan komputer baik dalam segi kuantitas, kualitas, maupun teknologinya cenderung sangat pesat belakangan ini. Hal ini menyebabkan semakin

Lebih terperinci

Interior Design in Augmented Reality Environment

Interior Design in Augmented Reality Environment Interior Design in Augmented Reality Environment Harta Shuwanto +62856 580 99 144 waeshu@yahoo.com Augmented Reality (AR) akan diaplikasikan pada bidang interior design untuk memudahkan designer dalam

Lebih terperinci

ANALISIS. memungkink. haji. berikut.

ANALISIS. memungkink. haji. berikut. BAB II II ANALISIS S KEBUTUHAN SISTEM Dalam penelitian perancangan dan implementasi interaksi untuk media pembelajaran manasik berbasis teknologi AR,, akan dikembangkann beberapa memungkink kan pengguna

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. pendapat para responden mengenai Augmented Reality, aplikasi Virtual dressing

BAB 3 METODE PENELITIAN. pendapat para responden mengenai Augmented Reality, aplikasi Virtual dressing BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Hasil Uji Kuesioner Kuisioner terdiri dari 12 pertanyaan dan terdapat 56 responden yang menjawab kuesioner secara online. Kuisioner ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan terus meningkatnya kemajuan teknologi komputer, peranan teknologi komputer dalam mendukung kepentingan manusia juga semakin meningkat. Termasuk salah

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di dunia ini tidak akan pernah terlepas dari yang namanya suatu karya seni, salah satunya seni musik. Pada musik terdapat banyak nada, dan banyak

Lebih terperinci

Markerless Augmented Reality Pada Perangkat Android

Markerless Augmented Reality Pada Perangkat Android Markerless Augmented Reality Pada Perangkat Android Yoze Rizki - 2207 100 102 Pembimbing: Mochamad Hariadi, ST.,MSc.,PhD. Cristyowidiasmoro, ST.,MT., Department of Electrical Engineering Faculty of Industrial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Objek 3 dimensi adalah sekumpulan titik 3 dimensi (3D) dengan koordinat X,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Objek 3 dimensi adalah sekumpulan titik 3 dimensi (3D) dengan koordinat X, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Objek 3 Dimensi Objek 3 dimensi adalah sekumpulan titik 3 dimensi (3D) dengan koordinat X, Y, Z yang membentuk luasan-luasan (face) yang digabungkan menjadi satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas uraian dasar teori yang akan digunakan penulis dalam melakukan perancangan dan pembuatan program yang dapat dipergunakan sebagai pembanding atau acuan di dalam

Lebih terperinci

Informatika, yaitu Yudi Prayudi, S.Si., M.Kom dan Dr. Sri Kusumadewi, S.Si.,

Informatika, yaitu Yudi Prayudi, S.Si., M.Kom dan Dr. Sri Kusumadewi, S.Si., BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Company Profile 2.1.1 Definisi Company Profile Company profile merupakan salah satu media Public Relations yang merepresentasikan sebuah perusahaan, organisasi, maupun

Lebih terperinci

TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY BERBASIS ANDROID DALAM PEMBUATAN BROSUR INTERAKTIF

TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY BERBASIS ANDROID DALAM PEMBUATAN BROSUR INTERAKTIF TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY BERBASIS ANDROID DALAM PEMBUATAN BROSUR INTERAKTIF Handri Sunjaya,S.Si.,M.Cs Politeknik Negeri Medan handrisunjaya@polmed.ac.id ABSTRAK Bisnis properti merupakan bisnis yang

Lebih terperinci

Interior Design in Augmented Reality Environment

Interior Design in Augmented Reality Environment Interior Design in Augmented Reality Environment Nama : Harta Shuwanto Contact Number : +62856 580 99 144 Email : waeshu@yahoo.com JURUSAN SISTEM KOMPUTER BINUS UNIVERSITY JAKARTA 2012 Interior Design

Lebih terperinci

VISUALISASI GERAKAN OBJEK 3D PADA AUGMENTED REALITY DENGAN DETEKSI TUMBUKAN BERBASIS BOUNDING BOX

VISUALISASI GERAKAN OBJEK 3D PADA AUGMENTED REALITY DENGAN DETEKSI TUMBUKAN BERBASIS BOUNDING BOX VISUALISASI GERAKAN OBJEK 3D PADA AUGMENTED REALITY DENGAN DETEKSI TUMBUKAN BERBASIS BOUNDING BOX Adhi Arsandi 2208205734 PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN JARINGAN CERDAS MULTIMEDIA (TEKNOLOGI PERMAINAN)

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALSIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALSIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALSIS Evaluasi terhadap pengguna merupakan bagian penting dari suatu sistem yang melibatkan interaksi pengguna. Evaluasi ini menurut Mack [] merupakan proses yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini, akan diuraikan perancangan program, mulai dari perancangan algoritma sampai rancangan tampilan. Selain itu akan disajikan juga skema flowchart yang menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menekankan pada objek virtual tiga dimensi gedung-gedung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menekankan pada objek virtual tiga dimensi gedung-gedung 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menekankan pada objek virtual tiga dimensi gedung-gedung utama pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemodelan adalah sesuatu yang tak lepas dari dunia arsitektur. Pemodelan ini digunakan para arsitek untuk memodelkan bangunan yang akan mereka buat. Dalam istilah

Lebih terperinci

VISUALISASI STAND PAMERAN BERBASIS AUGMENTED REALITY DENGAN MENGGUNAKAN OPENSPACE3D

VISUALISASI STAND PAMERAN BERBASIS AUGMENTED REALITY DENGAN MENGGUNAKAN OPENSPACE3D Makalah Nomor: KNSI-325 VISUALISASI STAND PAMERAN BERBASIS AUGMENTED REALITY DENGAN MENGGUNAKAN OPENSPACE3D Ricky Agus Tjiptanata 1, Mardi Gunawan 2 1,2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNOLOGI AUGMNETED REALITY UNTUK PENGENALAN HEWAN

PENERAPAN TEKNOLOGI AUGMNETED REALITY UNTUK PENGENALAN HEWAN PENERAPAN TEKNOLOGI AUGMNETED REALITY UNTUK PENGENALAN HEWAN Nurul Zainal Fanani, Moh Zidki Efendi Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Jember blue_difa@yahoo.com ABSTRAK Augmented Reality adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Adapun tinjuan pustaka pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2. 1 Tabel Tinjauan Pustaka No Penelitian Library Metode Platform

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERAKSI MENGAMBIL OBYEK VIRTUAL DI AUGMENTED REALITY

PERANCANGAN INTERAKSI MENGAMBIL OBYEK VIRTUAL DI AUGMENTED REALITY PERANCANGAN INTERAKSI MENGAMBIL OBYEK VIRTUAL DI AUGMENTED REALITY Yuri Yudhaswana Joefrie Jurusan Teknik Elektro Kampus Bumi Tadulako Tondo Jl. Sukarno Hatta Km. 9 Palu Sulawesi Tengah 94111 e-mail :

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN JARAK PADA SISTEM AUGMENTED REALITY OBJEK ANIMASI

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN JARAK PADA SISTEM AUGMENTED REALITY OBJEK ANIMASI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN JARAK PADA SISTEM AUGMENTED REALITY OBJEK ANIMASI Rudy Kustijono 1, Septian Rahman Hakim 2 1) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya 2) Prodi Pendidikan Teknologi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

PROCESSING AUGMENTED REALITY MENGGUNAKAN LIBRARY NYARTOOLKIT BERBASIS JAVA

PROCESSING AUGMENTED REALITY MENGGUNAKAN LIBRARY NYARTOOLKIT BERBASIS JAVA PROCESSING AUGMENTED REALITY MENGGUNAKAN LIBRARY NYARTOOLKIT BERBASIS JAVA Faruk Alfiyan* Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Ilmu Komputer PGRI, Banyuwangi, Indonesia * farukalfiyan@gmail.com Abstrak Pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Dalam analisis sistem akan dibahas bagaimana sistem yang sudah ada dan berjalan saat ini atau as-is system dengan sistem usulan atau to-be system.

Lebih terperinci

AUGMENTED REALITY MENGGUNAKAN LIBRARY NYARTOOLKIT DAN BAHASA C#

AUGMENTED REALITY MENGGUNAKAN LIBRARY NYARTOOLKIT DAN BAHASA C# AUGMENTED REALITY MENGGUNAKAN LIBRARY NYARTOOLKIT DAN BAHASA C# Rachman Yulianto* Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Ilmu Komputer PGRI, Banyuwangi, Indonesia * habishujan@yahoo.com Abstrak Pada era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengharapkan kenaikan angka penjualan (Suyanto, 2005).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengharapkan kenaikan angka penjualan (Suyanto, 2005). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Promosi Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada konsumen dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan... VI Saran Pengembangan... VI-2 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan... VI Saran Pengembangan... VI-2 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... I-1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER

PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER Perangkat yang digunakan untuk memasukkan data atau memberikan perintah kepada komputer untuk melakukan suatu proses. Komputer hanya dapat menerima data atau perintah dalam bentuk sinyal listrik digital.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Contoh Augmented reality diambil dari (http://technabob.com)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Contoh Augmented reality diambil dari (http://technabob.com) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Augmented Reality atau biasa disingkat AR merupakan suatu metoda untuk menggabungkan dunia nyata dan dunia virtual yang dibuat melalui komputer sehingga batas antara

Lebih terperinci

Augmented Reality Sebagai Metafora Baru dalam Teknologi Interaksi Manusia dan Komputer

Augmented Reality Sebagai Metafora Baru dalam Teknologi Interaksi Manusia dan Komputer Augmented Reality Sebagai Metafora Baru dalam Teknologi Interaksi Manusia dan Komputer Kurniawan Teguh Martono Abstract This paper contains about how the augmented reality technology used in new metaphors

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL INTERAKSI TANGAN VIRTUAL DALAM DUNIA AUGMENTED REALITY

PERANCANGAN MODEL INTERAKSI TANGAN VIRTUAL DALAM DUNIA AUGMENTED REALITY PERANCANGAN MODEL INTERAKSI TANGAN VIRTUAL DALAM DUNIA AUGMENTED REALITY Yuri Yudhaswana Joefrie 1 1) Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tadulako Email : yuri.yudhaswana@untad.ac.id Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi berjalan sangat pesat di era global ini. Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi berjalan sangat pesat di era global ini. Teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi berjalan sangat pesat di era global ini. Teknologi baru terus diciptakan untuk mendukung kelancaran kegiatan dalam bidang tertentu. Salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. AUGMENTED REALITY Augmented reality merupakan penggabungan dari benda nyata dan maya pada lingkungan sebenarnya, dengan waktu yang bersamaan dan terdapat integrasi antar benda

Lebih terperinci

APLIKASI AUGMENTED REALITY MENGGUNAKAN LIBRARY FLARTOOLKIT DENGAN OBJEK 3D

APLIKASI AUGMENTED REALITY MENGGUNAKAN LIBRARY FLARTOOLKIT DENGAN OBJEK 3D APLIKASI AUGMENTED REALITY MENGGUNAKAN LIBRARY FLARTOOLKIT DENGAN OBJEK D Slamet Siswanto Utomo* Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Ilmu Komputer PGRI, Banyuwangi, Indonesia * Siswanto.stikom@gmail.com

Lebih terperinci

INTERAKSI SCALING TERHADAP OBJECT AUGMENTED REALITY DENGAN TANGAN 3D ALAMI MENGGUNAKAN PENDEKATAN STEREO-VISION

INTERAKSI SCALING TERHADAP OBJECT AUGMENTED REALITY DENGAN TANGAN 3D ALAMI MENGGUNAKAN PENDEKATAN STEREO-VISION A-157 INTERAKSI SCALING TERHADAP OBJECT AUGMENTED REALITY DENGAN TANGAN 3D ALAMI MENGGUNAKAN PENDEKATAN STEREO-VISION Yories Yolanda, Rifkie Primartha, Hadipurnawan Satria Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, dengan semakin berkembangnya penggunaan komputer yang semakin interaktif dan pintar, interaksi antara manusia dan komputer menjadi aspek yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai pendahuluan. Pokok bahasan yang terdapat pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG Keindahan dari tanaman menarik untuk diteliti Keinginan untuk memodelkan pertumbuhan tanaman yang lebih nyata/riil Keinginan agar visua

LATAR BELAKANG Keindahan dari tanaman menarik untuk diteliti Keinginan untuk memodelkan pertumbuhan tanaman yang lebih nyata/riil Keinginan agar visua PEMODELAN PERTUMBUHAN AUGMENTED REALITY VIRTUAL PLANT MENGGUNAKAN RULE BASED L- SYSTEM AMALIA SUFA 2208205718 LATAR BELAKANG Keindahan dari tanaman menarik untuk diteliti Keinginan untuk memodelkan pertumbuhan

Lebih terperinci

Piranti Interaktif LOGO

Piranti Interaktif LOGO Piranti Interaktif LOGO Piranti Input/Output Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan sebagai: Piranti

Lebih terperinci

Implementasi Augmented Reality pada Pemodelan Tata Surya

Implementasi Augmented Reality pada Pemodelan Tata Surya Implementasi Augmented Reality pada Pemodelan Tata Surya Oleh : Nur Muhammad Firdaus Hidayat Nrp : 2207 100 085 Dosen pembimbing : Dr. Surya Sumpeno,S.T.,M.Sc. Christyowidiasmoro, S.T.,M.T. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN INTERAKSI

BAB III PERANCANGAN INTERAKSI BAB III PERANCANGAN INTERAKSI 3.1 Interaksi Pengguna Perancang sistem menghadapi dua masalah penting sebagai berikut. 1. Cara informasi dari pengguna dapat disediakan untuk sistem komputer, misalnya pada

Lebih terperinci

SIMULASI PERILAKU PERGERAKAN OBJEK 3D MEDIA AUGMENTED REALITY BERBASIS LOGIKA FUZZY ABSTRAK

SIMULASI PERILAKU PERGERAKAN OBJEK 3D MEDIA AUGMENTED REALITY BERBASIS LOGIKA FUZZY ABSTRAK SIMULASI PERILAKU PERGERAKAN OBJEK 3D MEDIA AUGMENTED REALITY BERBASIS LOGIKA FUZZY Bowo Dwi Ariyanto 1) Mochammad Hariadi, P.hD 2) Supeno Mardi 3) Teknologi Permainan Konsentrasi Jaringan Cerdas Multimedia

Lebih terperinci

Aminudin NRP Dosen Pembimbing Dr. Ronny Mardiyanto, ST., MT. Dr.Ir. Djoko Purwanto, M. Eng.

Aminudin NRP Dosen Pembimbing Dr. Ronny Mardiyanto, ST., MT. Dr.Ir. Djoko Purwanto, M. Eng. Aminudin NRP 2209100050 Dosen Pembimbing Dr. Ronny Mardiyanto, ST., MT. Dr.Ir. Djoko Purwanto, M. Eng. Bidang Studi Elektronika JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DAN MESIN

INTERAKSI MANUSIA DAN MESIN INTERAKSI MANUSIA DAN MESIN Sistem Bersensor Ganda (Aplikasi Multimedia) Budhi Irawan, S.Si, M.T Pendahuluan Penggunaan saluran sensor secara bersamaan akan meningkatkan bandwith interaksi manusia dan

Lebih terperinci

Dunia Nyata atau Maya

Dunia Nyata atau Maya Dunia Nyata atau Maya Ketegangan sangat terasa di ruang bedah itu. Sedikit saja kesalahan bisa berakibat fatal. Tim medis yang terdiri dari dokter-dokter ahli bedah di seluruh dunia itu memang sudah memiliki

Lebih terperinci

Augmented Reality Sebagai Metafora Baru dalam Teknologi Interaksi Manusia dan Komputer

Augmented Reality Sebagai Metafora Baru dalam Teknologi Interaksi Manusia dan Komputer 8 Fahmi Setiawan : Augmented Reality sebagai Metafora Baru Augmented Reality Sebagai Metafora Baru dalam Teknologi Interaksi Manusia dan Komputer Fahmi Setiawan Dosen Unmuh Sidoarjo ABSTRAK Makalah ini

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Konversi Bahasa Isyarat Ke Abjad Dan Angka Berbasis Augmented Reality Dengan Teknik 3D Object Tracking

Rancang Bangun Aplikasi Konversi Bahasa Isyarat Ke Abjad Dan Angka Berbasis Augmented Reality Dengan Teknik 3D Object Tracking Rancang Bangun Aplikasi Konversi Bahasa Isyarat Ke Abjad Dan Angka Berbasis Augmented Reality Dengan Teknik 3D Object Tracking Ane Annisa 1, Nurul Hiron 2, Muhammad Adi Khairul Anshary 3. 1,2,3 Teknik

Lebih terperinci

Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan

Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan sebagai: Piranti masukan (ke komputer), mis: keyboard Piranti

Lebih terperinci

Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan

Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan sebagai: Piranti masukan (ke komputer), mis: keyboard Piranti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Augmented Reality (AR) adalah sebuah variasi dari lingkungan virtual atau lebih sering disebut dengan Virtual Reality (VR). Teknologi VR benar-benar membuat pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bermacam-macam teknologi telah diciptakan untuk berbagai keperluan dan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Bermacam-macam teknologi telah diciptakan untuk berbagai keperluan dan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan Teknologi berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Bermacam-macam teknologi telah diciptakan untuk berbagai keperluan dan berbagai bidang ilmu,

Lebih terperinci

BROSUR INTERAKTIF BERBASIS AUGMENTED REALITY

BROSUR INTERAKTIF BERBASIS AUGMENTED REALITY BROSUR INTERAKTIF BERBASIS AUGMENTED REALITY Muchammad Chafied, Rengga Asmara, S.Kom, Taufiqurrahman, S.ST, Rizky Yuniar Hakkun, S.Kom Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

PERANCANGAN WEBSITE PROMOSI PARAWISATA INDONESIA DENGAN APLIKASI AUGMENTED REALITY

PERANCANGAN WEBSITE PROMOSI PARAWISATA INDONESIA DENGAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PERANCANGAN WEBSITE PROMOSI PARAWISATA INDONESIA DENGAN APLIKASI AUGMENTED REALITY Agus Budi Dharmawan 1), Chairisni Lubis 2) 1), 2) Teknik Informatika Universitas Tarumanagara Jl S.Parman No.1. Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi yang amat pesat, menuntut pula adanya otomatisasi dan efisiensi dalam memperoleh informasi. Hal ini didukung pula oleh perkembangan mobile

Lebih terperinci

BAB IV. ditetapkan. Berdasarkan. Antara satu. mempermud mengubah-u. Marker

BAB IV. ditetapkan. Berdasarkan. Antara satu. mempermud mengubah-u. Marker BAB IV PERANCANGANN INTERAKSI Proses perancangan merupakan tahapan yangg dilakukan setelah analisis kebutuhan ditetapkan. Berdasarkan analisis yang telah ditetapkan akan dibuat perancangan yang meliputi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 PERANTI INTERAKTIF

PERTEMUAN 5 PERANTI INTERAKTIF PERTEMUAN 5 PERANTI INTERAKTIF 1. Piranti Masukan Keyboard Pertemuan 5 PERANTI INTERAKTIF Jenis-jenis tata letak papan ketik (keyboard) yaitu : Tombol pada papan ketik (keyboard) dikelompokkan menjadi

Lebih terperinci

3D STUDIO MAX. Setting awal 3D Studio Max 9

3D STUDIO MAX. Setting awal 3D Studio Max 9 3D STUDIO MAX Setting awal 3D Studio Max 9 1. Untuk kerja yang leluasa, aturlah resolusi desktop windows anda setinggi mungkin di Control Panel Display. Disarankan menggunakan monitor 17 atau lebih besar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengalaman penulis, pada saat pembelajaran berlangsung anak terkadang kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran. Hanya sebagian kecil saja anak yang bisa

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian bagian komponennya dengan maksud untuk

Lebih terperinci

i L i f e & M A C O S

i L i f e & M A C O S PERTEMUAN 2 i L i f e & M A C O S Semakin majunya teknologi komputasi membuat komputer mampu berinteraksi dengan penggunannya dengan lebih interaktif. Kemampuan processing yang semakin cepat membuat komputer

Lebih terperinci

Pertemuan 5 PERANTI INTERAKTIF

Pertemuan 5 PERANTI INTERAKTIF Pertemuan 5 PERANTI INTERAKTIF 1. Piranti Masukan Keyboard Tombol pada papan ketik (keyboard) dikelompokkan menjadi 4 bagian : a. Tombol Fungsi (function key) b. Tombol Alphanumerik (alphanumeric key)

Lebih terperinci

PENERAPAN BROSUR AUGMENTED REALITY MENGGUNAKAN SMARTPHONE ANDROID. Muhammad Budi Prasetyo

PENERAPAN BROSUR AUGMENTED REALITY MENGGUNAKAN SMARTPHONE ANDROID. Muhammad Budi Prasetyo PENERAPAN BROSUR AUGMENTED REALITY MENGGUNAKAN SMARTPHONE ANDROID Muhammad Budi Prasetyo Teknik Informatika STMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG Jl.Jendral Sudirman Selindung Lama Pangkalpinang,Bangka Belitung

Lebih terperinci

Sistem Input Output Komputer

Sistem Input Output Komputer Sistem Input Output Komputer Laura Belani Nudiyah Laura.belani17@gmail.com Abstrak Alat input adalah alat-alat yang berfungsi untuk memasukan data atau perintah dari luar sistem ke dalam suatu memori dan

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI 3.1. Pakaian Adat Indonesia

BAB III DASAR TEORI 3.1. Pakaian Adat Indonesia BAB III DASAR TEORI Bab ini akan membahas uraian dasar teori yang akan digunakan penulis dalam melakukan perancangan dan pembuatan program yang dapat dipergunakan sebagai pembanding atau acuan di dalam

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Piano Virtual Menggunakan Teknologi Augmented reality dan Vuforia SDK

Rancang Bangun Aplikasi Piano Virtual Menggunakan Teknologi Augmented reality dan Vuforia SDK Rancang Bangun Aplikasi Piano Virtual Menggunakan Teknologi Augmented reality dan Vuforia SDK Rahma Fida Fadhilah, Nanik Suciati, dan Wijayanti Nurul Khotimah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PENERAPAN AUGMENTED REALITY PADA PERANCANGAN KATA-BARANG (KATALOG BANGUN RUANG) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN BANGUN RUANG PADA ANAK

PENERAPAN AUGMENTED REALITY PADA PERANCANGAN KATA-BARANG (KATALOG BANGUN RUANG) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN BANGUN RUANG PADA ANAK PENERAPAN AUGMENTED REALITY PADA PERANCANGAN KATA-BARANG (KATALOG BANGUN RUANG) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN BANGUN RUANG PADA ANAK Setia Wardani Fakultas Teknik Universitas PGRI Yogyakarta setia_wardani@yahoo.com

Lebih terperinci

Piranti Input/Output

Piranti Input/Output Piranti Interaktif Piranti Input/Output Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan sebagai: Piranti

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Dalam analisis ini berisi penjelasan tentang analisis dan perancangan sistem yang akan dibangun. Analisis akan terdiri dari analisis permasalahan, analisis kebutuhan

Lebih terperinci

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK Wiratmoko Yuwono Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS Jl. Raya ITS, Kampus ITS, Sukolilo Surabaya 60111

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan teknologi sekarang ini, penggunaan komputer sudah hampir menjadi sebuah bagian dari kehidupan harian kita. Semakin banyak muncul peralatan-peralatan

Lebih terperinci

Aplikasi Augmented Reality untuk Katalog Penjualan Rumah

Aplikasi Augmented Reality untuk Katalog Penjualan Rumah Aplikasi Augmented Reality untuk Katalog Penjualan Rumah Bregga Tedy Gorbala¹, Mochamad Hariadi² ¹Bidang Studi Teknik Komputer & Telematika, Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya ²Bidang Studi Teknik Komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paradigma belajar manusia terutama pada kalangan muda, dari cara belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. paradigma belajar manusia terutama pada kalangan muda, dari cara belajar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telah membawa banyak perubahan pada aspek kehidupan, salah satunya dalam proses belajar mengajar. Teknologi telah menggeser paradigma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. natural user interface (NUI). Agar komputer mampu memahami masukan berbasis

BAB I PENDAHULUAN. natural user interface (NUI). Agar komputer mampu memahami masukan berbasis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi mempengaruhi gaya hidup manusia dalam melakukan aktivitas seperti berkomunikasi, bekerja, mencari hiburan, dan edukasi. Piranti seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa yang bermacam-macam dari sabang sampai merauke. Budaya lokal pada sisi

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa yang bermacam-macam dari sabang sampai merauke. Budaya lokal pada sisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam suku, kesenian, budaya, dan bahasa yang bermacam-macam dari sabang sampai merauke. Budaya lokal pada sisi lain

Lebih terperinci

Interaksi Manusia dan Komputer (Pengantar User Interface) Dosen : Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs

Interaksi Manusia dan Komputer (Pengantar User Interface) Dosen : Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs Interaksi Manusia dan Komputer (Pengantar User Interface) Dosen : Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs Gambar Ilustrasi CONTENTS: 1 2 3 PENGANTAR ANTARMUKA INPUT-OUTPUT PC JENIS PERANGKAT INPUT-OUTPUT PC

Lebih terperinci

DESAIN AUGMENTED REALITY ORIGAMI BERBASIS METODE LOGIKA FUZZY

DESAIN AUGMENTED REALITY ORIGAMI BERBASIS METODE LOGIKA FUZZY DESAIN AUGMENTED REALITY ORIGAMI BERBASIS METODE LOGIKA FUZZY CACIK SUCI ASTUTI (2209205211) DOSEN PEMBIMBING : Mochammad Hariadi, ST, MSc, PhD. Christyowidiasmoro, ST, MT Pendahuluan Pembelajaran Origami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komputer terus berkembang seiring berjalannya waktu, begitu pula dengan cara berinteraksi yang dilakukan dalam dunia digital. Diawali dari display berbasis

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Salah satu cara untuk berkomunikasi adalah dengan cara melakukan interaksi langsung. Dengan interaksi maka setiap orang dapat mengerti maksud pernyataan ataupun perintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page 2. Bekasi, 29 Februari Penyusun

KATA PENGANTAR. Page 2. Bekasi, 29 Februari Penyusun KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada

Lebih terperinci

Penerapan Teknologi Augmented Reality pada Aplikasi Perancangan Interior Ruangan Menggunakan FLARToolkit

Penerapan Teknologi Augmented Reality pada Aplikasi Perancangan Interior Ruangan Menggunakan FLARToolkit Penerapan Teknologi Augmented Reality pada Aplikasi Perancangan Interior Ruangan Menggunakan FLARToolkit Tjatur Kandaga, Andini Fiorenzy Sakkung Jurusan S1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suara, video, animasi, virtual 3D, dan sebagainya bisa diakses bisa diakses kapan

BAB I PENDAHULUAN. suara, video, animasi, virtual 3D, dan sebagainya bisa diakses bisa diakses kapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, pesatnya perkembangan teknologi telah membawa banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek tersebut adalah dalam hal

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Kebutuhan 3.1.1 Deskripsi Sistem Aplikasi Hydrocarbon Augmented Reality (HAR) dimaksudkan sebagai media pembelajaran hidrokarbon untuk memudahkan guru menyampaikan

Lebih terperinci

QWrite Pedoman Software. Hak BenQ Dilindungi oleh Undang-undang. Konten pedoman ini bisa berubah untuk penambahan produk.

QWrite Pedoman Software. Hak BenQ Dilindungi oleh Undang-undang. Konten pedoman ini bisa berubah untuk penambahan produk. Hak Cipta @ BenQ Dilindungi oleh Undang-undang. Konten pedoman ini bisa berubah untuk penambahan produk. Sebagian atau semua pada pedoman ini tidak boleh diganti atau dikirimkan ke pihak lain tanpa izin

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Model interaksi. Ergonomi. Gaya interaksi. Konteks. terjemahan antara pengguna dan sistem. karakteristik fisik dari interaksi

PENDAHULUAN. Model interaksi. Ergonomi. Gaya interaksi. Konteks. terjemahan antara pengguna dan sistem. karakteristik fisik dari interaksi INTERAKSI PENDAHULUAN Model interaksi terjemahan antara pengguna dan sistem Ergonomi karakteristik fisik dari interaksi Gaya interaksi sifat pengguna / system dialog Konteks sosial, organisasi, motivasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat. Graphic Card dengan memory minimum 64 mb

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat. Graphic Card dengan memory minimum 64 mb BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Driver 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat menjalankan driver ini adalah: Prosesor Pentium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. divisualisasikan dalam bentuk susunan gambar beserta teks cerita yang terurut sesuai

BAB I PENDAHULUAN. divisualisasikan dalam bentuk susunan gambar beserta teks cerita yang terurut sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komik adalah salah satu media bacaan yang banyak diminati, baik dari kalangan anak-anak maupun orang dewasa. Komik merupakan sebuah cerita yang divisualisasikan dalam

Lebih terperinci

Ossy Dwi Endah Wulansari dan Yunda Heningtyas

Ossy Dwi Endah Wulansari dan Yunda Heningtyas J. Sains MIPA, Desember 2010, Vol. 16, No. 3, Hal.: 163-170 ISSN 1978-1873 IMPLEMENTASI TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY PADA GEDUNG-GEDUNG DI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perkembangan teknologi tersebut adalah augmented reality (AR).

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perkembangan teknologi tersebut adalah augmented reality (AR). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat begitu berpengaruh pada dunia pendidikan untuk melakukan inovasi yang dapat menunjang kegiatan belajar. Diharapkan siswa

Lebih terperinci

PENERAPAN GRABBER PADA OPTICAL FLOW UNTUK MENGGERAKKAN CURSOR MOUSE MENGGUNAKAN BOLPOIN

PENERAPAN GRABBER PADA OPTICAL FLOW UNTUK MENGGERAKKAN CURSOR MOUSE MENGGUNAKAN BOLPOIN PENERAPAN GRABBERPADA OPTICAL FLOWUNTUK MENGGERAKKAN CURSORMOUSEMENGGUNAKAN BOLPOIN PENERAPAN GRABBER PADA OPTICAL FLOW UNTUK MENGGERAKKAN CURSOR MOUSE MENGGUNAKAN BOLPOIN Anton Setiawan Honggowibowo,

Lebih terperinci

KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1. Nugroho hary Mindiar,

KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1. Nugroho hary Mindiar, KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1 Nugroho hary Mindiar, 21104209 Mahasiswa Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma mindiar@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah Pemodelan objek tiga dimensi (3D) sangat diperlukan dalam berbagai aplikasi baik untuk simulasi maupun untuk pemahaman model Objeknya tayang sulit disajikan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai pendahuluan. Pokok bahasan yang terdapat pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI. Materi 3 Piranti Masukan

PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI. Materi 3 Piranti Masukan PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI Materi 3 Piranti Masukan Oleh:. Piranti Masukan Perangkat input merupakan peralatan yang digunakan oleh pengguna untuk melakukan interaksi dengan komputer, agar komputer dapat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Permasalahan Pemanfaatan Augmented Reality pada umumnya berfokus pada kemampuan visualnya, yaitu berupa bentuk tiga dimensi, lingkungan tiga dimensi, animasi,

Lebih terperinci