ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAHU KUNING DI KOTA KEDIRI (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAHU KUNING DI KOTA KEDIRI (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT)"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAHU KUNING DI KOTA KEDIRI (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Program Studi Agribisnis Oleh : Oleh : Dhygia Pharestyna F.T H FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i

2 digilib.uns.ac.id HALAMAN PENGESAHAN ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAHU KUNING DI KOTA KEDIRI (STUDI KASUS TAHU KUNING MEREK LTT) Yang dipersiapkan dan disusun oleh Dhygia Pharestyna F.T H Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : Januari 2013 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Dewan Penguji Ketua Anggota I Anggota II Nuning Setyowati, SP.MSc NIP Surakarta, Januari 2013 Mengetahui, Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian Dekan Prof.Dr.Ir.H.Bambang Pudjiasmanto,M.S. NIP ii

3 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmah, barokah, inayah, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof.Dr.Ir.H.Bambang Pudjiasmanto., M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Dr.Ir.Moh.Harisudin, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ibu Ir.Sugiharti Mulya Handayani, M.P selaku Dosen Pembimbing Utama yang dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Bekti Wahyu Utami, SP.MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan, masukan dan perhatiannya dalam penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Nuning Setyowati, SP.MSc selaku Ketua Komisi Sarjana dan Dosen Penguji yang telah memberikan masukan/saran yang sangat membangun dalam penyusunan skripsi ini. 6. Pimpinan Perusahaan Tahu LTT Kota Kediri yang telah memberi izin Penulis untuk melakukan penelitian. 7. Kepala Kantor Pelayanan Perijinan Kota Kediri yang telah memberi izin Penulis melakukan penelitian. 8. Kepala Kantor Kecamatan Kota yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian. 9. Kepala Disperindag Kota Kediri yang telah membantu memberikan data dan informasi terkait dengan bahan penelitian 10. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri beserta Staf yang berkenan memberikan data-data untuk melengkapi pembuatan skripsi. iii

4 digilib.uns.ac.id 11. Bapak/Ibu, saudara dan saudari yang berkenan menjadi responden dalam penelitian ini. 12. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu, wawasan, pengalaman, serta kesempatan, sehingga hidup penulis menjadi lebih berarti dan bermakna. 13. Kedua Orangtuaku : Bapak Sugiyanto dan Ibu Dyah Angesti. Terima kasih atas segala dukungan, semangat, perhatian, motivasi dan doa yang tiada pernah putus, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 14. Kedua adikku, Irfan dan Firdaus, serta sahabatku Diyah Retna Sari dan teman-teman agribisnis terima kasih atas segala perhatian, dukungan, dan doanya. 15. Chandra Purwidyanto yang selalu memberikan dukungan, semangat, doa dan cinta kasih sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semua bantuannya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan. Akhirnya, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Surakarta, Januari 2013 Penulis iv

5 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi RINGKASAN... xii SUMMARY... xiii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Kegunaan Penelitian... 7 II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu... 9 B. Tinjauan Pustaka 1. Sikap Konsumen Atribut Produk Kepercayaan Konsumen Evaluasi Atribut Pemasaran Model Sikap Angka Ideal Kedelai Tahu Kuning C. Kerangka Teori D. Hipotesis E. Asumsi-asumsi F. Pembatasan Masalah i v

6 digilib.uns.ac.id G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operasional Pengukuran Variabel III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengambilan Objek Penelitian 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode Pengambilan Sampel C. Jenis dan Sumber Data D. Teknik Pengumpulan Data E. Metode Analisis Data IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Alam B. Keadaan Penduduk Perkembangan Penduduk Keadaan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan C. Keadaan Perekonomian D. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Lokasi Perusahaan Struktur Organisasi a. Sumberdaya Perusahaan ) Sumber Daya Fisik ) Sumber Daya Manusia ) Sumber Daya Modal ) Produk Yang Dihasilkan Permodalan Perusahaan Tujuan Perusahaan..48 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik Umum Responden.. 49 a. Jenis Kelamin Responden b. Umur Responden. 50 c. Tingkat Pendidikan Responden d. Jenis Pekerjaan Responden..53 e. Pendapatan Responden 54 f. Jumlah Anggota Keluarga Responden.55 g. Daerah Asal Responden vi

7 digilib.uns.ac.id 2. Karakteristik Pembelian Konsumen a. Alasan Pembelian b. Frekuensi Pembelian c. Jumlah Pembelian B. Analisis Masing-masing Atribut Menurut Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning Merek LTT C. Analisis Tingkat Kepentingan dan Ideal Konsumen Terhadap Atribut Produk Tahu Kuning LTT D. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning LTT VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

8 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman Tabel 1 Daftar Komposisi Protein Nabati Bahan Makanan per 100 gram 2 Tabel 2 Produk Unggulan di Kota Kediri Beserta Lokasinya per Kelurahan... 2 Tabel 3 Kandungan Gizi Kedelai Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Pengukuran Tingkat Kepentingan Atribut Kemasan, Harga, Kandungan Gizi, Rasa, dan Promosi Pada Produk Tahu Kuning Merek LTT Pengukuran Performansi Ideal (Sifat yang Diinginkan Konsumen) Terhadap Atribut Kemasan, Harga, Kandungan Gizi, Rasa, dan Promosi Pada Produk Tahu Kuning Merek LTT. 25 Pengukuran Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Kemasan, Harga, Kandungan Gizi, Rasa, dan Promosi Pada Produk Tahu Kuning Merek LTT Jumlah Sampel Pada Tiap Outlet Tahu Kuning Merek LTT di Kota Kediri Tabel 8 Luas Wilayah Kota Kediri Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Kota Kediri Tahun Jumlah Penduduk di Kota Kediri Menurut Umur dan Jenis Kelamin Pada Tahun Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Kediri Tahun Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun Tabel 13 Sarana Perekonomian di Kota Kediri Tahun Tabel 14 Tabel 15 Sarana Perhubungan Kendaraan Bermotor di Kota Kediri Tahun Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kota Kediri Tahun Tabel 16 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 17 Karakteristik Responden Tahu Kuning LTT Menurut Kelompok Umur Tabel 18 Karakteristik Responden Menurut Tingkat pendidikan Tabel 19 Karakteristik Responden Tahu Kuning LTT Menurut Jenis Pekerjaan viii

9 digilib.uns.ac.id Tabel 20 Tabel 21 Karakteristik Responden Berdasarkan Besarnya Pendapatan Per Bulan Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Tabel 22 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal Tabel 23 Alasan Pembelian Tahu Kuning LTT oleh Responden Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Frekuensi Pembelian Tahu Kuning LTT di Outlet-outlet Tahu Kuning LTT Oleh Responden Jumlah Pembelian Tahu Kuning LTT di Outlet Tahu Kuning LTT Kota Kediri Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Kemasan Produk Tahu Kuning LTT Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Harga Produk Tahu Kuning LTT Kediri Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Kandungan Gizi Produk Tahu Kuning LTT Kediri Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Rasa Produk Tahu Kuning LTT Kediri Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Promosi Produk Tahu Kuning LTT Kediri Kualitas Ideal Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning LTT Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Produk Tahu Kuning LTT Tabel 33 Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning LTT ix

10 digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikir Gambat 2 Peta Batas Administratif Kota Kediri x

11 digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman 1. Karakteristik Responden (Konsumen Tahu Kuning LTT) Tingkat Kepentingan Produk Tahu Kuning LTT Kota Kediri Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Produk Tahu Kuning LTT Kota Kediri Perhitungan Performansi Ideal, Kepercayaan Konsumen, dan Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Produk Tahu Kuning Merek LTT Kota Kediri Perhitungan Tingkat Kepentingan Produk Tahu Kuning MerekLTT Kota Kediri Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning Merek LTT Kota Kediri Kuesioner Penelitian Surat Ijin Penelitian Dokumentasi Selama Penelitian xi

12 digilib.uns.ac.id RINGKASAN Dhygia Pharestyna F.T, H Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning Di Kota Kediri (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT). Dibawah bimbingan Ir.Sugiharti Mulya Handayani, MP dan Bekti Wahyu Utami, SP.MSi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Tahu kuning merek LTT merupakan salah satu produk konsumsi sehari-hari yang bergizi dan berbeda dengan tahu kuning merek lainnya. Eksistensi perusahaan LTT yang telah berdiri sejak 46 tahun yang lalu dan masih tetap survive ditengah persaingan yang ketat di industri tahu Kota Kediri hingga saat ini, menunjukkan bahwa kualitas dari tahu kuning merek LTT tidak dapat diragukan lagi dan tetap dipercaya oleh pelanggan setianya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik umum dan karakteristik pembelian konsumen, atribut ideal menurut konsumen, serta sikap konsumen terhadap tahu kuning merek LTT. Metode dasar penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pelaksanaan penelitian menggunakan metode studi kasus. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu kota Kediri dengan mengambil 3 outlet tahu kuning merek LTT. Penentuan sampel dilakukan dengan metode judgement sampling, dengan jumlah responden 96 orang. Data yang digunakan adalah data primer yang meliputi data hasil wawancara tentang tanggapan konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT serta data sekunder yang meliputi data produksi tahu kuning merek LTT dari DISPERINDAG Kota Kediri. Data primer kemudian dianalisis menggunakan Model Sikap Angka Ideal (The Ideal-Point Model). Hasil penelitian terkait karakteristik umum dan pembelian konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT menunjukan bahwa cukup seimbang jumlah antara responden perempuan dan laki-laki, yaitu 52 responden perempuan atau sebesar 54,17% dan 44 responden laki-laki atau sebesar 45,83%, paling banyak responden terletak pada kelompok umur tahun, tingkat pendidikan Diploma/Sarjana, jenis pekerjaan pegawai negeri, tingkat pendapatan konsumen lebih dari Rp ,00, jumlah anggota keluarga 2-4 orang. Berdasarkan analisis tingkat kepentingan atribut produk tahu kuning LTT, diketahui bahwa atribut yang diprioritaskan oleh konsumen dalam mengkonsumsi secara berurutan adalah rasa, harga, kemasan, promosi, dan kandungan gizi. Berdasarkan analisis masing-masing atribut menurut ideal konsumen, diketahui bahwa atribut-atribut produk tahu kuning LTT secara keseluruhan sudah mendekati ideal konsumen, yang secara berurutan yaitu kandungan gizi, rasa, promosi, dan harga. Sedangkan atribut kemasan belum memenuhi sifat ideal konsumen. Hasil analisis tersebut dapat menjadi pertimbangan produsen untuk melakukan perbaikan melalui pencantuman masa kadaluwarsa dan daftar komposisi pada kemasan, agar konsumen paham tentang batas penyimpanan dan kandungan produk tahu kuning merek LTT, serta yakin bahwa produk tersebut aman dikonsumsi. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan sikap konsumen terhadap produk tahu kuning LTT adalah sangat baik. xii

13 digilib.uns.ac.id SUMMARY Dhygia Pharestyna F.T, H Consumer Attitude Analysis Of Yellow Tofu with LTT Brand In Kediri City (Case Study of Tahu Kuning LTT). Supervised by Ir.Sugiharti Mulya Handayani, MP dan Bekti Wahyu Utami, SP.MSi. Agriculture Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta. Yellow tofu with LTT brand that derived from processed soy foods is nutritious and beneficial for health. The existantion of LTT s company that developed since 46 years ago and keep survive at tofu s industry competition in Kediri City now appear that quality of yellow tofu with LTT brand can t doubt and keep trusted by consumers. This study aims to determine characteristic of consumers, the ideal attributes according to consumer and consumer attitude toward of yellow tofu with LTT brand. The basic method of this research is descriptive method. Techniques of research using the case study method. Locations were selected intentionally (purposive) that Kediri city by taking out 3 outlets of yellow yofu with LTT brand. Sampling done by judgment sampling method, the number of respondents 96 people. The data used are primary data such as interview data that response of consumers about yellow tofu with LTT brand and secondary data such as productions data of yellow tofu with LTT brand from DISPERINDAG Kediri City. Primary data was then analyzed using The Ideal Numbers Of Attitude Model (The Ideal - Point Model). The results showed that consumer of yellow tofu with LTT brand is a balance between female and male, that is 52 female consumers or 54,17% and 44 male consumers or 45,83%, then the most years age group, educational level is Bachelor or Diploma, income level consumer to more than Rp ,00, the amount member of family is a 2-4 peoples. Based on the analysis of the importance of product attributes out yellow tofu with LTT brand, it is known that the attributes are prioritized by consumers in consuming sequence is taste, price, packaging, promotion, and nutrient content. Based on the analysis of the importance of product attributes out yellow tofu with LTT brand, it is known that the attributes are prioritized by consumers in consuming sequence is taste, price, packaging, promotion, and nutrient content. Based on the analysis of each attribute according to the ideal consumer, it is known that the attributes of the product to know the whole yellow tofu with LTT brand is close to the ideal consumer, the sequence is the nutritional content, flavor, promotion, and price. While the packaging attributes do not meet the ideal properties consumers. The analysis can be company s consideration to do improvement by give to expired and composition list on pack that means consumers know about last date storage and material on yellow tofu with LTT brand and trust that product is safe to consumption.the results showed that consumer attitudes toward the product of yellow tofu with LTT brand was very good. \ xiii

14 digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor utama dalam perekonomian bangsa Indonesia adalah sektor pertanian. Hampir semua sektor yang ada di Indonesia tidak lepas dari sektor pertanian. Akan tetapi pada kenyataannya, sifat produk pertanian adalah mudah busuk dan rusak, sehingga memerlukan penanganan yang cepat dan cermat. Seiring dengan hal tersebut, peran agroindustri menjadi sangat penting, khususnya dalam penanganan terhadap hasil pertanian. Penanganan dilakukan dengan pengolahan melalui teknologi yang berkembang untuk menjadikan hasil pertanian tersebut lebih bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Salah satu hasil pertanian yang banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan produk pada sektor agroindustri adalah kedelai. Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, baik sebagai bahan makanan manusia, pakan ternak, dan bahan baku industri. Bahkan dalam tatanan perdagangan pasar internasional, kedelai merupakan suatu komoditas ekspor berupa minyak nabati, pakan ternak, dan lain sebagainya di berbagai negara di dunia (Rukmana, 1996:12). Di Indonesia, kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan cukup besar, dan diperkirakan pada tahun 2012 akan mencapai 2,79 juta ton. Permintaan kedelai yang meningkat tersebut disamping disebabkan oleh tingginya pertambahan jumlah penduduk (1,9% pertahun), juga akibat meningkatnya pendapatan masyarakat, serta berkembangnya industri makanan dan pakan ternak yang menggunakan bahan baku kedelai terutama untuk industri peternakan ayam ras (Puslitbangtan, 1991). Kedelai juga merupakan bahan baku dari produk tahu dan tempe yang sudah melekat di kalangan masyarakat di Indonesia. Masyarakat Indonesia menjadikan tahu dan tempe sebagai makanan konsumsi sehari-hari. Kedua makanan tersebut sudah sangat commit dikenal to user dan dapat dijangkau oleh seluruh 1

15 digilib.uns.ac.id 2 lapisan masyarakat. Kedelai dan olahannya, selain mengandung protein, juga mengandung zat besi, kalsium, vitamin A, B, B 1, dan B 2 (Cahyadi, 2007:13). Sebagai olahan kedelai, tahu merupakan makanan andalan untuk perbaikan gizi karena tahu mempunyai kandungan protein nabati yang lebih baik dibandingkan dengan beberapa bahan makanan lain. Berikut data tentang daftar komposisi protein nabati bahan makanan per 100 gram. Tabel 1. Daftar Komposisi Protein Nabati Bahan Makanan Per 100 Gram No Bahan Makanan Kandungan Protein (g) 1 Tahu 7,8 2 Beras Giling 6,8 3 Daun melinjo 5,0 4 Kentang 2,0 5 Ubi Jalar merah 1,8 6 Gaplek 1,5 7 Singkong 1,2 Sumber : Rismayanthi, 2012 Kandungan gizi dalam tahu memang masih kalah dibanding lauk pauk hewani, seperti telur, daging, dan ikan. Namun dengan harga yang lebih murah, masyarakat cenderung memilih tahu sebagai bahan makanan pengganti protein hewani (Foragri, 2012). Sebagai salah satu kota penghasil makanan yang bercita rasa khas sertabeberapa produk hasil kerajinan, Kota Kediri memiliki beberapa produk unggulan yang dihasilkan. Berikut ini data mengenai produk unggulan beserta lokasi per kelurahan di Kota Kediri yang dapat ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2. Produk Unggulan di Kota Kediri Beserta Lokasinya per Kelurahan No Produk Unggulan Lokasi per Kelurahan 1 Tahu takwa dan stik tahu Pakelan, Jagalan, Tinalan 2 Emping melinjo Ngronggo 3 Getuk pisang Kaliombo. Kemasan 4 Batik tulis Dandangan 5 Tenun Ikat ATBM Bandar Kidul Sumber : Pemerintah Daerah Kota Kediri, 2012 Tahu menjadi salah satu produk unggulan di Kota Kediri. Berbagai macam variasi produk tahu yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan tahu di Kediri meliputi tahu kuning (tahu commit takwa), to user tahu pong (tahu putih), serta stik

16 digilib.uns.ac.id 3 tahu yang dikemas dengan berbagai macam merek dagang sesuai dengan perusahaan masing-masing. Produk tahu kuning (takwa) yang menjadi salah satu produk unggulan di Kota Kediri dengan ciri khas tahu yang berwarna kuning, menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Hal tersebut memicu terhadap peningkatan permintaan tahu kuning di Kota Kediri. Berdasarkan data dari Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri Tahun 2011, pada tahun 2008 hingga 2011 tercatat sebanyak 27 industri tahu formal (memiliki ijin usaha) dan 138 industri tahu non formal (tidak memiliki ijin usaha) yang ada di Kota Kediri. Banyaknya industri tahu di Kota Kediri membuat masyarakat menyebut Kota Kediri dengan sebutan Kota Tahu. Perusahaan tahu LTT merupakan salah satu perusahaan tahu kuning yang terkenal dan cukup berpengalaman di Kota Kediri yang telah berdiri sejak 46 tahun yang lalu. Pada tahun 2008 hingga 2011 perusahaan tahu merek LTT menempati urutan ke lima dalam susunan 27 industri tahu formal terbesar berdasarkan jumlah produksi tahu kuning yang ada di Kota Kediri. Kapasitas produksi yang dihasilkan rata-rata sebanyak biji tahu kuning per tahun (DISPERINDAG Kota Kediri, 2011). Meskipun demikian, perusahaan LTT tetap menjadi perusahaan unggul yang menawarkan produk tahu kuningnya dengan kualitas terbaik dan ciri khas tahu kuning merek LTT yang gurih dan kenyal serta tanpa penggunaan bahan pengawet maupun pewarna buatan sehingga aman untuk dikonsumsi. Upaya perusahaan LTT dalam mempertahankan kualitas produk tahu kuningnya, menjadikan perusahaan LTT untuk tetap survive hingga sekarang ini karena dipercaya oleh konsumennya. Eksistensi perusahaan LTT pun terbukti dari 46 tahun lalu, yang masih bisa bertahan ditengah persaingan di perindustrrian tahu kuning Kota Kediri hingga saat ini. Berbeda halnya jika dibandingkan dengan perusahaan tahu tertua yang ada di Kota Kediri dengan brand Mbah Kacung. Perusahaan tersebut mengalami kemunduran bahkan gulung tikar karena tidak mampu bertahan ditengah persaingan industri tahu yang begitu ketat di KotaKediri.

17 digilib.uns.ac.id 4 Dalam produksinya, perusahaan tahu merek LTT menghasilkan tiga jenis produk, yaitu tahu kuning (tahu takwa), tahu pong (tahu putih), serta stick tahu. Meningkatnya persaingan industri tahu kuning di Kota Kediri membuat perusahaan LTT untuk berusaha meningkatkan kualitas produknya. Pada tahun 2012 jumlah produksi tahu kuning merek LTT mengalami peningkatan. Hal tersebut dijelaskan oleh salah satu pemilik perusahaan LTT yaitu Liem Sioe Mee, bahwa jumlah produksi tahu kuning merek LTT mencapai 17 kg kedelai dalam 1 hari atau setara dengan 210 biji dalam satu kali masak. Pada kenyataannya dilakukan 8 kali proses memasak dalam sehari, dengan jumlah 136 kg kedelai atau setara dengan biji tahu per hari, dan jika diakumulasi 1 tahun diperkirakan mencapai biji tahu. Tahu kuning merek LTT dijual dengan harga Rp ,00 per besek. Perusahaan LTT hanya menjual produk tahunya ke tokonya sendiri, sehingga harga yang dipatok tidak terlalu tinggi. Berbeda dengan beberapa perusahaan tahu pesaing lainnya, yang memproduksi tahu dalam jumlah yang lebih tinggi dibanding perusahaan tahu LTT. Kebanyakan perusahaan pesaing tersebut tidak menjual produk tahunya ke outletnya sendiri, melainkan didistribusikan ke agen pemasaran lain, sehingga tiap agen selalu mencari keuntungan masing-masing dengan harga jual tahu kuning yang lebih tinggi. Maraknya slogan back to nature saat ini, mempengaruhi kesadaran konsumen untuk mulai mengkonsumsi produk yang aman bagi kesehatan termasuk produk tahu kuning merek LTT. Pemberian kunyit sebagai pewarna alami selain memberikan warna kuning pada tahu, kunyit juga memiliki manfaat sebagai bahan pengawet alami yang berkhasiat memperlambat dan mencegah pertumbuhan bakteri. Berdirinya perusahaan-perusahaan lain yang sejenis menyebabkan perusahaan tahu LTT harus mampu bersaing untuk mendapatkan konsumen ataupun mempertahankan konsumen yang sudah ada. Strategi yang selama ini digunakan untuk menghadapi persaingan yaitu dengan meningkatkan promosi melalui berbagai media iklan seperti spanduk, papan reklame, radio serta televisi lokal yaitu Doho TV.

18 digilib.uns.ac.id 5 Penelitian mengenai sikap konsumen sangat berperan dalam membantu perusahaan untuk mengetahui hal-hal yang diinginkan oleh konsumennya. Menurut Sumarwan (2003:123), konsumen memiliki keinginan akan suatu produk sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, sehingga diharapkan produk tersebut dapat memberikan manfaat bagi konsumen. Jika produk yang dikonsumsi sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen, maka konsumen akan melakukan pembelian sehingga dapat memberikan keuntungan bagi produsen atau pemasar. B. Perumusan Masalah Berbagai perusahaan atau industri banyak terdapat di kota maupun di pedesaan. Salah satu perusahaan yang ada di Kota Kediri yaitu perusahaan tahu merek LTT. Perusahaan tahu merek LTT merupakan salah satu perusahaan yang mengolah kedelai untuk dijadikan produk tahu. Perusahaan tahu merek LTT menghasilkan tiga jenis produk, yaitu tahu kuning (tahu takwa), tahu putih (tahu pong), dan stick tahu. Perusahaan ini tergolong dalam perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri, yaitu perusahaan yang mengolah hasil pertanian menjadi suatu produk baru yang bernilai lebih tinggi. Tahu kuning menjadi salah satu makanan yang banyak digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat Kota Kediri pada khususnya. Tahu kuning baik untuk kesehatan karena kandungan gizi yang lengkap pada kedelai sebagai bahan bakunya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup akan protein dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi kedelai 55 gram/hari, sehingga dapat menjadi pengganti kebutuhan protein hewani misalnya daging (Cahyadi, 2007:7). Tinggiya tingkat persaingan dalam industri tahu kuning, dapat dilihat dari semakin banyak perusahaan-perusahaan tahu sejenis yang berdiri. Hal tersebut mengakibatkan perusahaan tahu LTT harus mampu bersaing untuk mendapatkan konsumen ataupun untuk mempertahankan konsumen yang ada sebelumnya. Perusahaan tahu kuning pesaing lainnya tidak ingin kalah dalam menawarkan produknya. Banyak strategi yang dipakai oleh perusahaan pesaing dalam memperluas pangsa pasarnya, yaitu dengan memperbesar jumlah produksi, menawarkan tahu kuning dengan kualitas yang lebih baik

19 digilib.uns.ac.id 6 atau tahan lama, harga yang murah, kemasan yang menarik, serta promosi yang baik. Dalam hal promosi, perusahaan tahu pesaing dengan gencarnya mengeluarkan iklan tentang produk mereka, terutama pada surat kabar di Kediri dan juga iklan di radio. Oleh karena itu, agar perusahaan tahu LTT tidak kalah bersaing dalam upaya peningkatkan pangsa pasarnya, perusahaan LTT perlu memahami sikap konsumen tahu kuning. Sikap konsumen merupakan salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian terhadap suatu produk. Sikap konsumen muncul, dipengaruhi oleh adanya kepercayaan konsumen dan evaluasi terhadap manfaat suatu produk. Tidak hanya produknya saja yang menjadi pertimbangan konsumen terhadap pembelian, namun juga atribut atau karakteristik yang melengkapi produk tersebut. Kesesuaian antara kepercayaan konsumen dengan yang diharapkan konsumen terhadap suatu produk, akan memicu sikap konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut, karena adanya kepuasan dari kosumen. Begitu sebaliknya, jika tidak ada kesesuaian antara yang diharapkan dengan kepercayaan kosumen saat ini maka akan memicu konsumen untuk tidak melakukan pembelian lagi terhadap suatu produk. Dengan kata lain, sebelum melakukan pembelian konsumen akan mempertimbangkan atribut yang terdapat pada tahu kuning merek LTT. Atribut yang diteliti meliputi harga, kemasan, promosi, kandungan gizi, dan rasa. Sikap konsumen dapat menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap atribut dan manfaat yang diperoleh dari produk tahu kuning merek LTT. Sehingga, dengan mengetahui sikap konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT, produsen dapat menyediakan produk sesuai dengan keinginan konsumen.

20 digilib.uns.ac.id 7 Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik konsumen produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri? 2. Apakah atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri sudah memenuhi sifat ideal yang diinginkan konsumen? 3. Bagaimana sikap konsumen terhadap atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri? C. Tujuan Penelitian Penelitian mengenai Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning di Kota Kediri (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT) ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui karakteristik konsumen produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri. 2. Mengidentifikasi atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri yang sudah memenuhi sifat ideal seperti yang diinginkan konsumen. 3. Mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri. D. Kegunaan Penelitian Penelitian mengenai Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning di Kota Kediri (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT) ini memiliki kegunaan : 1. Bagi peneliti, penelitian ini dilaksanakan untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bagi produsen, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi produsen commit tahu to kuning user merek LTT untuk meningkatkan

21 digilib.uns.ac.id 8 kualitas produknya, serta memberikan informasi di bidang pemasaran terkait dengan atribut harga dan promosi yang diteliti, dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan strategi pemasaran tahu kuning merek LTT. 3. Bagi konsumen, sebagai sumber referensi dan informasi mengenai produk tahu kuning merek LTT. 4. Bagi pengusaha/pemasar, memberikan informasi di bidang pemasaran dalam menentukan strategi pemasaran tahu kuning. 5. Bagi pihak lain sebagai sumber referensi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan terhadap suatu masalah yang sama.

22 digilib.uns.ac.id 9 II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Rismawati (2007:77) mengenai Sikap Konsumen Pasar Modern Terhadap Sayuran Organik di Kota Surakarta menggunakan analisis model sikap angka ideal menunjukkan analisis tingkat kepentingan atribut sayuran organik adalah keamanan produk, kondisi fisik, warna, kemasan, dan harga. Analisis atribut menurut ideal konsumen pasar modern, atribut keamanan produk, warna, kemasan, dan kondisi fisik mendekati ideal, tetapi atribut harga belum ideal. Sikap konsumen terhadap sayuran organik sangat baik, sedangkan sifat ideal sayuran organik adalah sayuran organik keamanannya terjamin, lubang pada daun seminimal mungkin, berwarna kehijau-hijauan, kemasan menarik, dan harga murah. Dalam penelitian Candria (2008:62) yang berjudul Sikap Konsumen Pasar Swalayan Terhadap Produk Susu Kedelai Di Kota Surakarta menunjukkan bahwa atribut-atribut susu kedelai teknologi sederhana secara keseluruhan sudah mendekati ideal konsumen, yaitu kemasan menarik, produk praktis, harga murah, kandungan gizi tinggi, promosi maksimal, rasa kedelai terasa, dan bebas bahan pengawet. Sikap konsumen terhadap produk susu kedelai cair teknologi sederhana adalah sangat baik, sedangkan sikap konsumen terhadap produk susu kedelai cair UHT, susu kedelai cair impor dan susu kedelai bubuk adalah baik. Dalam penelitian Nofitri (2011:58) yang berjudul Sikap Konsumen Pasar Tradisional Terhadap Kedelai Di Kabupaten Grobogan menunjukkan bahwa atribut-atribut pada kedelai yang telah memenuhi sifat ideal menurut konsumen adalah atribut warna kulit biji, bentuk biji, tekstur biji, dan keadaan fisik kulit biji, sedangkan atribut harga belum memenuhi sifat ideal menurut konsumen. Sikap konsumen pasar tradisional terhadap kedelai adalah sangat baik, hal ini dapat dilihat secara keseluruhan atribut-atribut yang melekat pada produk kedelai sudah memenuhi commit sifat to ideal user menurut konsumen. 9

23 digilib.uns.ac.id 10 Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat diketahui bahwa konsumen mempunyai kepercayaan terhadap atribut pada suatu produk. Atribut menjadi suatu pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian tahu kuning merek LTT. Berdasarkan penelitian Candria terdapat kesamaan dalam hal bahan baku pembuatan produk yang akan diteliti yaitu kedelai.selain itu juga diperkuat dengan penggunaan atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa serta promosi yang akan diteliti. Berdasarkan penelitian Rismawati maka atribut yang akan digunakan dalam penelitian meliputi kemasan dan harga. Begitu pula dari penelitian Nofitri yang juga menggunakan atribut harga. Berbagai atribut yang digunakan dalam penelitian tersebut dianalisis dengan maksud untuk mengetahui atribut produk yang ideal menurut konsumen atau sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen, serta bentuk sikap konsumen terhadap produk tersebut. Berdasarkan ketiga penelitian terdahulu di atas, maka peneliti mengadopsi atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi, yang akan digunakan dalam penelitian mengenai sikap konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri. B. Tinjauan Pustaka 1. Sikap Konsumen Sikap dapat didefinisikan sebagai bentuk ekspresi perasaan seseorang yang merefleksikan kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap suatu obyek. Sikap seseorang merupakan hasil dari proses psikologis, maka hal itu tidak diamati secara langsung tetapi harus disimpulkan dari apa yang dikatakan atau dilakukannya (Suprapti, 2010:135). Sikap konsumen merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan dari konsumen. Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut produk. Kepercayaan konsumen atau pengetahuan konsumen menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk memiliki berbagai atribut, dan manfaat dari berbagai commit atribut tersebut to user (Sumarwan, 2003:135).

24 digilib.uns.ac.id 11 Menurut Simamora (2004:163), sebagian strategi pemasaran ditujukan untuk mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu merek. Pemasar dapat menggunakan pengukuran sikap konsumen dalam mengindikasikan keberhasilan strategi tersebut. Misalnya, sebagian perusahaan dengan rutin melakukan survey sikap skala besar, yang disebut studi penelusuran. Studi penelusuran dilakukan untuk memantau sikap merek konsumen setiap waktu. Ketika studi ini menunjukkan perubahan sikap konsumen, pemasar dapat menyesuaikan strategi pemasaran mereka. Tiap-tiap individu dapat memilih berbagai macam keputusan pembeliannya terhadap suatu produk. Sebelum melakukan pembelian suatu produk biasanya konsumen selalu merencanakan terlebih dahulu tentang barang apa yang akan dibelinya, jumlah, harga, tempat pembelian, dan lain sebagainya. Namun demikian ada kalanya proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen timbul begitu saja saat melihat suatu barang. Karena keterkaitannya, selanjutnya melakukan pembelian pada barang yang bersangkutan. Tipe pembelian tersebut dinamakan tipe pembelian yang tanpa direncanakan atau impulsive buying (Surbakti, 2009:1). Simamora (2004:15) menyebutkan bahwa dalam proses keputusan pembelian peran pembeli mempunyai pengaruh yang besar. Terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan membeli yaitu pembeli sebagai pemrakarsa yaitu orang yang menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu. Pembeli pengaruh yaitu orang yang pandangannya memberikan bobot dalam pengambilan keputusan ahir. Pengambil keputusan yakni orang yang menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian. Pembeli sendiri adalah orang yang melakukan pembelian nyata. Terakhir adalah pemakai yakni orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa. 2. Atribut Produk Atribut merupakan suatu karakteristik yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek. Atribut intristik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat actual produk, sedangkan atribut ekstrinsik

25 digilib.uns.ac.id 12 adalah segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal produk, seperti merek, kemasan, dan label (Mowen dan Michael, 2003:312). Kemampuan konsumen berbeda-beda dalam menyebutkan atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan konsumen memiliki pengetahuan yang berbeda mengenai produk tersebut, sehingga para pemasar perlu memahami apa yang diketahui konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, dan atribut mana yang dianggap paling penting oleh konsumen. Pengetahuan mengenai atribut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut produk akan memudahkan konsumen untuk memilih produk yang akan dibelinya (Sumarwan, 2003:122). Menurut Engel et al. (1995:335) di dalam mengevaluasi atribut produk, ada dua sasaran pengukuran yang penting, yaitu mengidentifikasikan kriteria evaluasi yang mencolok, dan memperkirakan saliensi relative dari masing-masing atribut produk. Kriteria evaluasi yang mencolok ditentukan dengan menentukan atribut tertentu yang menduduki peringkat tertinggi. Sedangkan saliensi biasanya diartikan sebagai kepentingan, yaitu dengan cara meminta konsumen untuk menilai kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi. Ukuran evaluasi atribut yang dihasilkan menunjukkan kepentingan atribut sekaligus keteringinan atribut. Menurut Engel et al. dalam Sumarwan (2011:368), menyebutkan tiga atribut penting yang sering digunakan untuk evaluasi, yaitu harga, merek, dan Negara asal atau pembuat produk. Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Untuk sebagian besar konsumen Indonesia yang masih berpendapatan rendah, maka harga adalah faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih produk maupun jasa. Merek adalah nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-merek produk yang sudah lama

26 digilib.uns.ac.id 13 dikenal konsumen telah menjadi citra, bahkan simbol status bagi produk tersebut. Menurut Engel et al. (2002:260) Iklan dan promosi merupakan variabel yang penting, walaupun kontroversial sehubungan dengan pilihan toko. Keefektivannya bervariasi menurut kategori produk karena beberapa produk dan jasa memiliki sifat yang lebih menarik dibandingkan yang lain. 3. Kepercayaan Konsumen Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya. Konsumen harus memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek tersebut (Sumarwan, 2011:178). Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya (Mowen dan Minor, 2003:242). Para pemasar perlu memahami atribut dari suatu produk yang diketahui konsumen dan atribut mana yang digunakan untuk mengevaluasi produk. Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan atribut suatu produk kepada konsumen. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut, dan manfaat suatu produk menggambarkan persepsi dari konsumen. Oleh karena itu, kepercayaan akan berbeda diantara konsumen (Sumarwan, 2011:166). Kepercayaan yang dimiliki konsumen juga merupakan determinan penting. Persepsi sehubungan dengan biaya versus manfaat pencarian memainkan peranan penting dalam menuntun pencarian. Jika alternatif terbaik (yang paling dekat memenuhi spesifikasi konsumen) yang tersedia di toko persis seperti apa yang diinginkan konsumen, pencarian akan berakhir dan pembelian pun akan terjadi. Jika tidak, konsumen harus memutuskan biaya relatif versus manfaat dari pencarian yang dilanjutkan (Engel et al., 2002:168)

27 digilib.uns.ac.id Evaluasi Atribut Menurut Sumarwan (2011: ). Evaluasi adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut (evaluation of the goodness or badness of attribute atau importance weigh), yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen. Konsumen akan menganggap atribut produk memiliki tingkat kepentingan yang berbeda. Kemudian konsumen akan mengevaluasi kepentingan atribut tersebut. Konsumen akan mengukur seberapa senang persepsi konsumen terhadap atribut dari suatu produk/merek. Menurut Engel et al. (2002:183) kriteria evaluasi tidak lebih daripada dimensi/atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif pilihan. Di dalam mengevaluasi atribut produk, ada dua sasaran pengukuran yang penting, yaitu mengidentifikasikan kriteria evaluasi yang mencolok, dan memperkirakan saliensi relative dari masing-masing atribut produk. Kriteria evaluasi yang mencolok ditentukan dengan menentukan atribut tertentu yang menduduki peringkat tertinggi. Sedangkan konsep saliensi biasanya dioperasionalkan dalam penelitian pemasaran sebagai kepentingan, yaitu konsumen diminta untuk menilai kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi. Responden diberikan sebuah daftar atribut dan diperintahkan untuk memberikan angka 1 untuk atribut yang paling penting, angka 2 untuk atribut paling penting berikutnya, dan seterusnya. Sebuah atribut mungkin penting karena konsumen suka atau menginginkan produk bersangkutan memiliki atribut tersebut. Sebagai kontras, suatu atribut mungkin penting karena konsumen tidak suka atau tidak menginginkan produk yang bersangkutan memiliki atribut tersebut. Karena keterbatasan yang potensial ini, ukuran yang menilai evaluasi atau kebaikan-keburukan dari suatu atribut sering lebih berguna. 5. Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial, dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan commit dan to mempertukarkan user produk yang bernilai

28 digilib.uns.ac.id 15 dengan individu dan kelompok lainnya. Konsep pemasaran merupakan suatu filsafat bisnis yang bangkit menantang konsep sebelumnya. Kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyerahan produk yang memuaskan secara lebih efektif dan lebih efisien disbanding para pesaing (Kotler, 1996:5). Di dalam komunikasi pemasaran, banyak membentuk fungsi bagi konsumen. Konsumen dapat diberitahu bagaimana dan mengapa sebuah produk tersebut digunakan,oleh orang seperti apa dan dimana serta kapan. Komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan menghubungkan produk-produk mereka dengan orang lain. Komunikasi pemasaran dapat berkontribusi pada ekuitas produk dengan membangun produk dalam ingatan dan citra produk (Kotler, 2000:204). Pemasaran merupakan hal sangat penting setelah selesainya produksi pertanian. Kondisi pemasaran menimbulkan suatu siklus/lingkungan pasar suatu komoditas. Sistem pemasaran (tataniaga/ marketing) baru bisa dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya yang serendahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang tersebut (Soekartawi, 1989:117). 6. Model Sikap Angka Ideal Menurut Sumarwan (2003: ), Konsumen memiliki poin ideal pada setiap produk. Ditinjau dari sikap, semakin dekat atribut produk ke poin ideal, maka semakin baik posisinya, Sikap konsumen dapat diketahui dengan Analisis Model Sikap Angka Ideal (The Ideal Point Model). Model angka ideal memberikan informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang dirasakan oleh konsumen dan apa yang diinginkan (ideal) dibenak konsumen. Model ini mengukur gap (perbedaan) antara apa yang ideal dengan apa yang sesungguhnya dirasakan konsumen. Sifat commit ideal terhadap to user atribut produk adalah jika hasil

29 digilib.uns.ac.id 16 kualitas ideal mendekati nol, artinya gap atau perbedaan antara harapan dengan kenyataan yang dirasakan konsumen terhadap atribut produk semakin kecil, maka atribut produk tersebut semakin sesuai dengan keinginan atau minat konsumen. Menurut Simamora (2004: ), untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk digunakan Analisis Sikap Angka Ideal (The Ideal-Point Model). Pemahaman model ini diawali oleh pemikiran bahwa setiap orang memiliki produk ideal bagi dirinya. Ditinjau dari sikap, semakin dekat ke poin ideal, sebuah produk semakin baik posisinya. Oleh karena itu, sikap konsumen juga bisa diukur melalui jarak antara posisi produk dengan cara mengkualifikasikan kepercayaan konsumen mengenai prestasi produk pada atribut tertentu dan tingkat kepentingan atribut tersebut bagi konsumen. 7. Kedelai Kedelai termasuk dalam family Leguminosae, subfamily Papilionidae, genus Glycine dan spesies max, sehingga nama latinnya adalah Glycine max. Tanaman ini tumbuh baik pada tanah dengan ph 4,5 masih dapat member hasil. Daerah pertumbuhannya tidak lebih dari 500 m dpl dengan iklim panas dan curah hujan rata-rata 200mm/bulan. Umur tanaman kedelai berbeda-beda tergantung varietasnya, tetapi umumnya berkisar antara 75 dan 105 hari (Koswara, 1995:11). Kedudukan tanaman kedelai dalam sistematik tumbuhan (taksonomi) dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub-Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Polypetales Famili : Leguminosae (Papilionaceae) Sub-Famili : Papilionoideae Genus : Glycine

30 digilib.uns.ac.id 17 Spesies : Glycine max (L) Merril. Sinonim dengan G.soya (L) Sieb dan Zucc. atau Soya max atau S.hispida. (Rukmana,1996:19). Kedelai (Glycine max (L) adalah salah satu hasil pertanian yang menjadi komoditi tanaman pangan nomor tiga setelah padi dan jagung. Kedelai mengandung protein 35% bahkan pada varietas unggul kadar protein kedelai dapat mencapai 40-43%. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering (Anonim, 2008). Tabel 3. Kandungan Gizi Kedelai Kandungan Gizi Kalori (kal) Protein (g) Lemak(g) Karbohidrat (g) Kalsium(mg) Fosfor(mg) Zat Besi (mg) Vit.A (S.I.) Vit.B (mg) Vit.C Air (g) Bagian yang dapat dimakan Banyaknya Dalam Kedelai Basah Kedelai Kering 286,00 331,00 30,20 34,90 15,60 18,10 30,10 34,80 196,00 227,00 506,00 585,00 6,90 8,00 95,00 110,00 0,93 1, ,00 10,00 100,00% 100,00 Sumber : Direktorat Gizi Depkes R.I (1981) dalam Rukmana (1996:18) Dilihat dari kandungan gizinya, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik. Susunan asam amino kedelai lebih lengkap dan seimbang. Kedelai berkhasiat bagi pertumbuhan dan menjaga kondisi sel tubuh. Protein kedelai juga dibuktikan paling baik dibandingkan jenis kacang-kacangan lainnya. Kandungan proteinnya setara dengan protein hewani dari daging, susu, dan telur (Anonim, 2007). Kedelai yang diolah menjadi tepung kedelai secara garis besar dibagi menjadi 2 kelompok manfaat, yaitu olahan dalam bentuk protein kedelai dan minyak kedelai. Dalam bentuk protein. kedelai digunakan

31 digilib.uns.ac.id 18 sebagai bahan industri makanan. Sedangkan dalam bentuk minyak kedelai digunakan untuk bahan industri makanan dan non makanan. Industri makanan dari minyak kedelai yang digunakan sebagai bahan industri makanan berbentuk gliserida sebagai bahan pembuatan minyak goreng, margarin dan bahan lemak lainnya. Sedangkan dalam bentuk lecithin dapat dibuat menjadi produk margarin, kue, tinta, kosmetika, insektisida dan farmasi (Deputi Menegristek BPPIPT, 2012). 8. Tahu Kuning Kedelai salah satunya merupakan bahan baku utama dari tahu dan tempe sebagai makanan sehari-hari. Kedua makanan tersebut sudah sangat dikenal dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kedelai dan makanan olahannya, selain mengandung protein juga mengandung zat besi,kalsium, vitamin A, B, B 1, dan B 2 (Cahyadi, 2007:13). Ada dua jenis tahu yaitu tahu kuning dan tahu putih. Perbedaan keduanya adalah pemberian kunyit pada tahu kuning. Selain memberi warna kuning pada tahu, kunyit juga bermanfaat sebagai pengawet alami yang berkhasiat memperlambat bahkan mencegah pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, mengkonsumsi tahu kuning lebih aman dibandingkan dengan tahu putih, sebab kemungkinan tahu kuning diberi bahan pengawet formalin relatif lebih kecil dibanding dengan tahu putih (Anonim, 2012). Kandungan gizi dalam tahu memang masih kalah dibandingkan lauk pauk hewani, seperti telur, daging, dan ikan. Namun dengan harga yang lebih murah, masyarakat cenderung lebih memilih tahu sebagai bahan makanan pengganti protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi (Foragri, 2012). C. Kerangka Teori Keadaan yang menjadi latar belakang perusahaan tahu kuning merek LTT Kediri untuk meningkatkan kualitas produk serta pelayanannya dalam upaya mendapatkan konsumen sebanyak mungkin adalah semakin

32 digilib.uns.ac.id 19 meningkatnya tingkat persaingan industri tahu di Kediri. Untuk itu sangat diperlukan studi tentang sikap konsumen. Konsumen mempertimbangkan berbagai atribut dalam membeli tahu kuning merek LTT. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diteliti atribut yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian tahu kuning merek LTT yang meliputi harga, rasa, kemasan, kandungan gizi dan promosi. Sikap konsumen dapat menggambarkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap atribut serta manfaat yang diperoleh dari membeli dan mengkonsumsi tahu kuning merek LTT. Melalui analisis sikap konsumen, maka produsen tahu kuning merek LTT dapat mengetahui hal-hal yang diinginkan konsumen terkait dengan produk tahu kuning merek LTT dan tentunya dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memperbaiki kualitas dari produk tahu kuning merek LTT. Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT digunakan metode Analisis Sikap Angka Ideal (Ideal-Point Model). Pada prinsipnya, model angka ideal memberi informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang dirasakan (yang sesungguhnya) oleh konsumen dan apa yang diinginkan (yang ideal) oleh konsumen. Model ini mengukur gap (perbedaan) antara yang ideal dengan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh konsumen. Ab = å Model Angka ideal dapat dirumuskan sebagai berikut : n i= 1 W i I i - X i Di mana : Ab = sikap keseluruhan terhadap kepentingan yang diberikan responden terhadap atribut i W i = tingkat kepentingan yang diberikan responden terhadap atribut i I i = performansi ideal konsumen terhadap atribut i X i = kepercayaan konsumen terhadap atribut i n = jumlah atribut yang dievaluasi oleh konsumen.

33 digilib.uns.ac.id 20 Dari hasil pemaparan di atas, maka dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran operasional penelitian sebagai berikut. Produk tahu kuning merek LTT Peningkatan kualitas produk tahu kuning merek LTT Atribut produk tahu kuning merek LTT : 1. Intrinsik : Kandungan Gizi Rasa 2. Ekstrinsik : Harga Kemasan Promosi Evaluasi konsumen terhadap atribut produk tahu kuning merek LTT Karakteristik Konsumen Kepercayaan konsumen terhadap atribut produk tahu kuning merek LTT Model Sikap Angka Ideal (Ideal-Point Model) Identifikasi atribut produk Sikap Konsumen tahu kuning terhadap produk merek LTT tahu kuning yang merek LTT memenuhi harapan konsumen Gambar 1. commit Bagan Kerangka to user Berpikir Sangat Baik Baik Netral Buruk Sangat Buruk

34 digilib.uns.ac.id 21 D. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat diperoleh suatu hipotesis sebagai berikut : 1. Diduga atribut tahu kuning merek LTT memenuhi sifat ideal (sifat produk tahu kuning merek LTT telah sesuai dengan keinginan atau selera konsumen di Kota Kediri). 2. Diduga Atribut yang dinilai positif untuk produk tahu kuning merek LTT adalah harga, kemasan, rasa, promosi, serta kandungan gizi. 3. Diduga sikap konsumen terhadap tahu kuning merek LTT adalah positif atau baik (sikap konsumen memberikan tanggapan yang baik terhadap produk tahu kuning merek LTT). E. Asumsi-Asumsi 1. Responden merupakan pengambil keputusan dalam pembelian tahu kuning merek LTT. 2. Dalam mengambil keputusan konsumen mengevaluasi atribut-atribut yang terdapat pada produk tahu kuning merek LTT. F. Pembatasan Masalah 1. Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT dilakukan di Kota Kediri ( tiga outlet tahu kuning merek LTT Kota Kediri). 2. Atribut tahu kuning merek LTT yang diteliti adalah harga, kemasan, rasa, kandungan gizi, dan promosi. 3. Sikap konsumen pada penelitian meliputi performansi ideal dan kepercayaan konsumen. 4. Penelitian ini dilakukan pada konsumen akhir yang membeli tahu kuning merek LTT untuk dikonsumsi dan tidak dijual kembali.

35 digilib.uns.ac.id Penelitian dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 dan harga yang berlaku adalah harga pada saat penelitian. G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operasional Secara rinci, konsep yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut : 1) Tahu kuning merek LTT merupakan suatu jenis tahu yang terbuat dari bahan kedelai dengan ciri khas warna kuning yang berasal dari pemberian kunyit sebagai pewarna alami. 2) Konsumen tahu kuning merek LTT adalah seseorang yang membeli tahu kuning merek LTT di outlet-outlet tahu kuning merek LTT. 3) Sikap konsumen merupakan penilaian baik maupun tidak baik sebagai tanggapan dari produk yang diperoleh dari pengalaman atau informasi yang diperoleh. 4) Kepercayaan konsumen adalah keyakinan dan pengetahuan konsumen mengenai atribut dan manfaat produk tahu kuning merek LTT. 5) Atribut tahu kuning merek LTT adalah karakteristik atau ciri yang melekat pada produk yang berfungsi sebagai kriteria penilaian dalam pengambilan keputusan. Dalam penelitian, atribut yang diteliti adalah harga, kemasan, rasa, kandungan gizi, dan promosi. 6) Kemasan tahu kuning merek LTT adalah tampilan luar yang membungkus tahu kuning merek LTT dengan bentuk kemasan dari anyaman bambu (besek), sehingga terlihat lebih menarik dan terjaga kebersihannya. 7) Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan tahu kuning merek LTT diukur dengan satuan rupiah (Rp) per kotak (besek). 8) Kandungan gizi adalah suatu keragaman zat gizi yang terdapat pada tahu kuning merek LTT dan diukur dengan satuan rasio (kal, gr, dan mg).

36 digilib.uns.ac.id 23 9) Rasa adalah tanggapan konsumen terhadap apa yang dapat dirasakan dengan indra pengecap terhadap produk tahu kuning merek LTT. 10) Promosi adalah usaha yang dilakukan perusahaan LTT untuk menyampaikan informasi mengenai tahu kuning merek LTT. 11) Sikap konsumen terhadap suatu produk (Ab) adalah sikap konsumen secara menyeluruh terhadap tahu kuning merek LTT yang akan digambarkan oleh angka nol sampai jumlah tertentu. 12) Tingkat kepentingan atribut (Wi) adalah evaluasi yang dilakukan konsumen terhadap kepentingan suatu atribut, yaitu dengan menyatakan pilihan skala yang menggambarkan sama sekali tidak penting (1) sampai kategori sangata penting (5). 13) Performansi ideal atribut ke I (Ii) adalah keinginan performansi konsumen dari atribut yang dievaluasi. 14) Kepercayaan terhadap atribut ke I (Xi) adalah penilaian aktual suatu atribut produk seperti yang dirasakan konsumen. 15) Outlet tahu kuning merek LTT merupakan tempat dimana konsumen melakukan pembelian tahu kuning merek LTT dengan harga yang sudah ditetapkan dan dapat memilih sendiri produk yang diinginkan. 16) Sifat ideal yaitu sifat produk tahu kuning merek LTT yang sesuai dengan keinginan atau harapan dari konsumen. 2. Pengukuran variabel Pada penelitian ini menggunakan skala pengukuran likert. Menurut Sugiyono (2010:132), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. 1) Pendapat responden terhadap tingkat kepentingan atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi produk tahu kuning merek LTT.

37 digilib.uns.ac.id 24 Tabel 4. Pengukuran tingkat kepentingan atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi produk tahu kuning merek LTT Parameter Indikator Kriteria Skor a. Kemasan Kepentingan kemasan dari produk tahu kuning merek LTT Sangat tidak penting Tidak penting Netral Penting Sangat penting b. Harga Kepentingan harga dari produk tahu kuning merek LTT c. Kandungan gizi Kepentingan kandungan gizi dari produk tahu kuning merek LTT d. Rasa Kepentingan rasa dari produk tahu kuning merek LTT e. Promosi Kepentingan promosi dari produk tahu kuning merek LTT Sangat tidak penting Tidak penting Netral Penting Sangat penting Sangat tidak penting Tidak penting Netral Penting Sangat penting Sangat tidak penting Tidak penting Netral Penting Sangat penting Sangat tidak penting Tidak penting Netral Penting Sangat penting

38 digilib.uns.ac.id 25 2) Pendapat responden terhadap performansi ideal (sifat yang diinginkan konsumen) terhadap atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT Tabel 5. Pengukuran performansi ideal (sifat yang diinginkan konsumen) terhadap atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT Parameter Indikator Kriteria Skor a. Kemasan Kemenarikan bentuk dan bahan kemasan dari produk tahu kuning merek LTT Sangat tidak menarik Tidak Menarik Sedang Menarik Sangat menarik b. Harga Tingkat keterjangkauan harga yang ditawarkan dari produk tahu kuning merek LTT c. Kandungan gizi Kandungan atau ukuran gizi yang terdapat pada produk tahu kuning merek LTT d. Rasa Kesesuaian rasa yang ditawarkan dari produk tahu kuning merek LTT dengan selera konsumen e. Promosi Daya tarik iklan dalam media promosi yang digunakan Sangat tidak terjangkau Tidak terjangkau Cukup Terjangkau Sangat terjangkau Sangat tidak bergizi Tidak bergizi Cukup Bergizi Sangat bergizi (Bergizi tinggi) Sangat tidak sesuai Tidak sesuai Cukup Sesuai Sangat sesuai Sangat tidak menarik Tidak menarik Sedang Menarik Sangat menarik

39 digilib.uns.ac.id 26 3) Kepercayaan konsumen terhadap atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT. Tabel 6. Pengukuran kepercayaan konsumen terhadap atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT Parameter Indikator Kriteria Skor a. Kemasan Kemenarikan bentuk dan bahan kemasan dari produk tahu kuning merek LTT Sangat tidak menarik Tidak Menarik Sedang Menarik Sangat menarik b. Harga Tingkat keterjangkauan harga yang ditawarkan dari produk tahu kuning merek LTT c. Kandungan Kandungan atau gizi ukuran gizi yang terdapat pada produk tahu kuning merek LTT d. Rasa Kesesuaian rasa yang ditawarkan dari produk tahu kuning merek LTT dengan selera konsumen e. Promosi Daya tarik iklan dalam media promosi yang digunakan Sangat tidak terjangkau Tidak terjangkau Cukup Terjangkau Sangat terjangkau Sangat tidak bergizi Tidak bergizi Cukup Bergizi Sangat bergizi (Bergizi tinggi) Sangat tidak sesuai Tidak sesuai Cukup Sesuai Sangat sesuai Sangat tidak menarik Tidak menarik Sedang Menarik Sangat menarik

40 digilib.uns.ac.id 27 II. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Metode ini disebut deskriptif karena metode ini memusatkan diri pada suatu langkah pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang atau aktual, kemudian data-data yang dikumpulkan mulamula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (Surakhmad, 1998:140). Teknik penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Metode studi kasus lebih mirip dengan metode survei. Perbedaannya adalah pada metode studi kasus, populasi yang diteliti lebih terarah pada sifat tertentu yang tidak berlaku umum. Biasanya dibatasi oleh kasus, lokasi, tempat, serta waktu tertentu (Daniel, 2003:116). Pada penelitian ini terdapat pembatasan terhadap lokasi, sehingga penelitian yang dilakukan dapat lebih terarah. Penelitian dilakukan terpusat di outlet-outlet tahu kuning merek LTT Kota Kediri. B. Metode Pengambilan Objek Penelitian 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau disebut dengan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan sengaja karena adanya alasan-alasan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan dari penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995:155). Lokasi penelitian yang dipilih adalah outlet-outlet tahu kuning merek LTT yang berada di sekitar jalan Patimura dan jalan Yos Sudarso Kota Kediri. Pemilihan tiga outlet tahu kuning merek LTT yang berada di sekitar jalan Patimura dan jalan Yos Sudarso Kota Kediri, karena ketiga outlet tersebut merupakan tempat atau pusat untuk melakukan pembelian tahu kuning merek LTT. Metode ini juga mempertimbangkan adanya alasan yang diketahui dari daerah penelitian, yaitu tingginya persaingan antar perusahaan tahu kuning di Kota Kediri yang 27

41 digilib.uns.ac.id 28 menawarkan keunggulan masing-masing. Hal tersebut didukung dengan meningkatnya jumlah permintaan konsumen terhadap tahu kuning. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus seperti yang dijelaskan oleh (Daniel,2003:116), bahwa metode studi kasus dilakukan dengan menentukan sampel dengan populasi yang diteliti lebih terarah dan terfokus pada sifat tertentu yang tidak berlaku umum. Biasanya dibatasi oleh kasus, lokasi, tempat tertentu, serta waktu tertentu. 2. Metode Pengambilan Sampel Menurut Sugiono (2001:73) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah judgement sampling yakni teknik pengambilan sampel dari suatu populasi yang sesuai dengan kriteria untuk memenuhi tujuan riset yang populasinya tidak diketahui (Churchill, 2005: 18). Sedangkan, penentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus: n= Z 2 4( moe) 2 Keterangan : n = jumlah sampel Z = tingkat keyakinan Moe = Margin of Error Tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau Z sebesar 1,96. Nilai ini ditentukan menurut kebiasaan yang dipergunakan dalam penelitian ekonomi, sosial dan pertanian. Selanjutnya nilai moe yang digunakan sebesar 10%, semakin besar ukuran sampel maka semakin kecil margin of error atau bahkan sebaliknya. Jumlah sampel dalam penelitian ini dapat ditentukan sebagai berikut: n = 1,96 2 4(0,1) 2 3,8416 n= 0,04 n= 96,04

42 digilib.uns.ac.id 29 Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh sampel sebanyak 96 responden tahu kuning merek LTT di Kota Kediri. Alokasi pembagian responden dilakukan dengan menggunakan Quota sampling, yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan (Sugiyono, 2010:122). Quota sampling digunakan karena jumlah populasi konsumen tahu kuning merek LTT tidak diketahui. Melalui Quota sampling maka dapat dipastikan bahwa kelompok dalam populasi telah terwakili dengan berbagai karakteristik responden sampai jumlah yang ditentukan. Pada penelitian dilakukan pengambilan sampel sebanyak 96 responden yang kemudian akan dibagi pada tiga outlet tahu kuning merek LTT di Kota Kediri, dan masingmasing outlet diambil sebanyak 32 responden. Tabel 7. Jumlah Sampel Pada Tiap Outlet tahu kuning merek LTT di Kota Kediri Outlet Tahu kuning merek LTT (Alamat) Jumlah Responden 1. LTT (Jalan Patimura 57, Kediri) LTT (Jalan Patimura 67, Kediri) LTT (Jalan Yos Sudarso 44, Kediri) 32 Sumber : Data Primer, 2012 C. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer. Menurut Surakhmad (1994:145), data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyidik untuk tujuan khusus (penyelidikan). Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara pada responden dan pemilik perusahaan LTT, serta hasil pengisian kuesioner yang telah disiapkan. Data primer yang digunakan dalam penelitian meliputi data tanggapan konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri, serta data produksi tahu kuning merek LTT yang didapatkan dari pemilik perusahaan LTT.

43 digilib.uns.ac.id Data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, hasil dari pengumpulan dan pengolahan pihak lain. Data sekunder yang digunakan adalah data yang terkait dengan topik penelitian yang diperoleh dari instansi berupa naskah publikasi maupun arsip. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian meliputi data jumlah produksi tahu kuning merek LTT yang berasal dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri serta data monografi wilayah dari Badan Pusat Statistik Kota Kediri. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan yang secara khusus diadakan maupun sebenarnya atau lapangan (Muhidin,2006:32). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan langsung terhadap konsumen produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri, serta atribut produk yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian tahu kuning merek LTT. 2. Wawancara Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka dengan sumber data (responden). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono,2010:411). Penelitian dilaksanakan dengan melakukan wawancara kepada konsumen tahu kuning merek LTT di Kota Kediri secara face to face sehingga mengetahui sikap konsumen terhadap commit produk to tahu user kuning merek LTT tersebut. Selain

44 digilib.uns.ac.id 31 itu, wawancara juga dilakukan pada pemilik perusahaan LTT yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang produksi tahu kuning merek LTT dan hal yang terkait dengan produk tahu kuning merek LTT tersebut. 3. Kuesioner Kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis yang telah dipersiapkan sebelumnya mengenai sikap konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri dan harus diisi oleh responden. Bentuk kuesioner yang disebarkan adalah kuesioner tertutup yaitu pada setiap pertanyaan telah disediakan sejumlah alternatif jawaban untuk dipilih oleh setiap responden dengan menggunakan skala likert. E. Metode Analisis Data Menurut Sumarwan (2003:164), untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk tahu kuning digunakan Model Sikap Angka Ideal (Ideal- Point Model). Pada prinsipnya, model angka ideal memberikan informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang dirasakan oleh konsumen dan apa yang diinginkan (yang ideal) oleh konsumen. Model ini mengukur gap (perbedaan) antara yang ideal dengan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh konsumen. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kepercayaan konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT, yaitu konsumen diminta memberikan penilaian terhadap sifat atribut seperti yang sebenarnya dirasakan konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT yang dinilai dalam skala 1 sampai 5. Kepercayaan konsumen terhadap atribut dapat dihitung dengan rumus : Xi = å Dimana: (nxskala)i å n

45 digilib.uns.ac.id 32 Xi = Kepercayaan konsumen terhadap atribut i Skala = Kenyataan atribut I pada produk yang sebenarnya dirasakan menurut konsumen yang dinilai dalam skala 1-5 n = Jumlah responden 2. Untuk mengetahui sifat ideal yang diinginkan konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT, maka menggunakan Analisis Kualitas Ideal Konsumen terhadap atribut produk tahu kuning merek LTT, yang dapat dihitung dengan rumus : Ki = I i - X i Dimana : Ki = kualitas ideal konsumen terhadap atribut i Ii = performansi ideal konsumen terhadap atribut i Xi = kepercayaan konsumen terhadap atribut i Setiap konsumen memiliki sifat ideal produk menurut keinginan masing-masing. Keidealan produk tahu kuning merek LTT dinilai dengan melihat point selisih antara performansi ideal dan kepercayaan terhadap atribut tahu kuning merek LTT. Menurut Sumarwan (2011:181), semakin kecil skor Ab (mendekati nol), artinya perbedaan antara apa yang diharapkan (yang ideal) dengan yang sesungguhnya semakin dekat. Dengan kata lain semakin disukai oleh konsumen. Hal tersebut terlihat setelah dilakukan penelitian, misalnya diketahui bahwa perbedaan (gap) antara poin ideal dengan kepercayaan konsumen terletak antara nilai 0 sampai 2, maka diambil nilai tengah yaitu 1 sebagai batas nilai gap untuk menentukan apakah suatu atribut yang sudah mendekati dan yang belum mendekati sifat ideal menurut konsumen. Apabila gap antara poin ideal dengan kepercayaan bernilai kecil atau < 1 maka atribut tersebut sudah mendekati ideal, dan apabila bernilai 1 maka atribut tersebut belum mendekati sifat ideal menurut konsumen. 3. Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT, maka menggunakan Model Sikap Angka ideal (The Ideal-Point Model), yang dapat dirumuskan commit sebagai to user berikut :

46 digilib.uns.ac.id 33 n Ab = å i= 1 W i I i - X i Dimana : Ab = sikap keseluruhan terhadap kepentingan yang diberikan responden terhadap atribut i W i = tingkat kepentingan yang diberikan responden terhadap atribut i I i = performansi ideal konsumen terhadap atribut i X i = kepercayaan konsumen terhadap atribut i n = jumlah atribut yang dievaluasi oleh konsumen Ab adalah sikap keseluruhan konsumen terhadap suatu merek, yang digambarkan oleh angka dari nol sampai jumlah tertentu. Semakin kecil skor Ab (mendekati nol), artinya perbedaan antara yang diharapkan (yang ideal) dengan sesungguhnya semakin dekat (merek tersebut semakin disukai konsumen). Sebaliknya jika skor Ab semakin besar, artinya masih ada gap yang lebar antara yang diinginkan dengan yang dirasakan konsumen. Wi menggambarkan evaluasi terhadap kepentingan suatu atribut. Konsumen diminta untuk menyatakan pilihan dalam skala. Sedangkan Ii menyatakan keinginan performansi ideal dari atribut yang dievaluasinya. Langkah kemudian adalah mengukur komponen Xi, yaitu memberikan penilaian aktual suatu atribut produk/merek seperti yang dirasakan konsumen. Kriteria sikap konsumen dinilai dengan menggunakan skala linear numerik dengan rumus : ( Ii 1) åwi - x= Skala Skala linear numerik : 0 Ab < x sangat baik 3x Ab < 4x buruk x Ab < 2x baik 4x Ab < 5x sangat buruk 2x Ab < 3x netral

47 digilib.uns.ac.id 34 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Alam Secara geografis Kota Kediri terletak pada koordinat Bujur Timur dan Lintang Selatan. Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi dua bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak dibagian timur sungai, meliputi Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kecamatan Mojoroto. Secara administratif, Kota Kediri mempunyai luas wilayah 6340 Ha, terdiri dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan Mojoroto, Kota, dan Pesantren dengan 46 kelurahan. Tabel 8. Luas Wilayah Kota Kediri No Kecamatan Luas (Km 2 ) 1 Mojoroto 24,60 2 Kota 14,90 3 Pesantren 23,90 Total 63,40 Sumber : BPS Kota Kediri, 2010 Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Mojoroto (24,60 km 2 ), sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Kota (14,9 km 2 ). yaitu : Sebelah utara Sebelah timur Sebelah selatan Sebelah Barat Seluruh wilayah Kota Kediri dibatasi oleh wilayah Kabupaten Kediri, : Kecamatan Gampengrejo : Kecamatan Wates dan Kecamatan Gurah : Kecamatan Kandat dan Kecamatan Ngadiluwih : Kecamatan Grogol dan Kecamatan Semen 34

48 digilib.uns.ac.id 35 Berikut adalah peta administratif Kota Kediri yang berbatasan dengan Kabupaten Kediri : Gambar.2. Peta Batas Administratif Kota Kediri Wilayah Kota Kediri berada pada ketinggian antara m di atas permukaan laut. Mayoritas Kota Kediri (80,17%) berada pada ketinggian meter dari permukaan laut yang terletak sepanjang sisi kiri-kanan sungai Brantas. Seluruh wilayah Kota Kediri berbatasan dengan wilayah kecamatankecamatan yang termasuk wilayah pemerintah Kabupaten Kediri baik utara, timur, selatan, maupun barat, dengan kondisi wilayah yang relatif datar, meskipun di bagian barat dibatasi oleh Gunung Klotok dengan ketinggian 672 meter dan Gunung Maskumambang setinggi 300 meter. Keadaan geologi Kota Kediri dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Alluvium : hampir 77,49% (4.921 Ha) wilayah Kota Kediri terbentuk dari K edirian induk alluvium. b.young Quertenery Volcanic Product : terdapat di bagian timur Kota Kediri dengan luas Ha (17.78%), wilayah ini merupakan tanah pertanian yang subur karena berasal dari K edirian vulcanic muda (Gunung Kelud).

SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAHU KUNING DI KOTA KEDIRI (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT)

SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAHU KUNING DI KOTA KEDIRI (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT) 1 SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAHU KUNING DI KOTA KEDIRI (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT) Dhygia Pharestyna F.T, Sugiharti Mulya Handayani, dan Bekti Wahyu Utami Program Studi Agribisnis Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar paling utama bagi manusia adalah kebutuhan pangan. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. commit to user

I. PENDAHULUAN. commit to user digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena berkah kekayaan alam yang berlimpah, terutama di bidang sumber daya pertanian seperti lahan, varietas,

Lebih terperinci

SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK SAYURAN DI PASAR GIWANGAN KOTA YOGYAKARTA. Skripsi

SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK SAYURAN DI PASAR GIWANGAN KOTA YOGYAKARTA. Skripsi SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK SAYURAN DI PASAR GIWANGAN KOTA YOGYAKARTA Skripsi Di Susun Oleh: Riki Ilham Nadir 20130220014 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia selain sebagai negara maritim juga sekaligus sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Artinya bahwa Indonesia merupakan negara yang paling

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manuasia akan pangan merupakan hal yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia, baik dipandang dari segi kualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sistem agribisnis memiliki cakupan yang sangat luas. Sistem agribisnis terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu: Pertama, subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness)

Lebih terperinci

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta Oleh : Tri Rahayu Setyowati H0305040 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan proses produksi yang menghasilkan bahan pangan, ternak serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumberdaya alam, tumbuhan dan atau

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kacang Kedelai Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antar negara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumberdaya perikanan Indonesia sangat besar dimana luas perairan Indonesia sebesar 2 per 3 luas daratan. Luas wilayah daratan Indonesia mencakup 1.910.931,32

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi perekonomian

Lebih terperinci

OLEH: YULFINA HAYATI

OLEH: YULFINA HAYATI PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK GETHUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK GETHUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK GETHUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Nindhy Nurullita Kusumawardani, Sugiharti Mulya Handayani, Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mi bukan merupakan makanan asli budaya Indonesia. Meskipun masih banyak jenis bahan makanan lain yang dapat memenuhi karbohidrat bagi tubuh manusia selain beras, tepung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakso merupakan salah satu produk olahan daging khas Indonesia, yang banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat dan mempunyai nilai gizi yang tinggi karena kaya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketergantungan konsumen pada makanan jajanan di Indonesia telah semakin meningkat dan memegang peranan penting, karena makanan jajanan juga dikonsumsi oleh golongan

Lebih terperinci

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia. Sektor Perikanan dan Kelautan adalah salah satu sektor andalan yang dijadikan pemerintah sebagai salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada

Lebih terperinci

PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati

PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA) ( Studi Kasus di Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen ) SKRIPSI Oleh Susi Naluri H0809104

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempe adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu terdapat pula makanan serupa tempe yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max) PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max) Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perekonomian suatu negara merupakan satu kesatuan yang dicirikan oleh adanya hubungan sektor ekonomi yang satu dengan sektor ekonomi yang lain. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERSYARATAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK TAHU

IDENTIFIKASI PERSYARATAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK TAHU 72 Identifikasi persyaratan pelanggan...(millatul Ulya) IDENTIFIKASI PERSYARATAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK TAHU Millatul Ulya Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura Korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber protein nabati, kedelai berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber protein nabati, kedelai berperan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai sumber protein nabati, kedelai berperan penting dalam meningkatkan gizi masyarakat. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri pangan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian mempunyai peranan penting pada negara berkembang seperti di Indonesia. Kontribusi sektor pertanian ini sangat berpengaruh untuk pembangunan negara. Hal ini

Lebih terperinci

SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI

SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat gelar

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KESETIAAN MEREK PADA PENGGUNA KARTU SELULAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto)

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KESETIAAN MEREK PADA PENGGUNA KARTU SELULAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto) 1 PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KESETIAAN MEREK PADA PENGGUNA KARTU SELULAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mie merupakan salah satu masakan yang sangat populer di Asia, salah satunya di Indonesia. Bahan baku mie di Indonesia berupa tepung terigu

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber pangan yang diharapkan masyarakat yaitu memiliki nilai gizi tinggi serta menyehatkan. Salah satu sumber gizi yang tinggi terdapat pada bahan pangan kedelai, yang mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang sering memerlukan makanan selingan di samping makanan pokok. Makanan selingan sangat bervariasi dari makanan ringan sampai makanan berat, atau makanan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN BIJI JAMBU METE DI KABUPATEN ALOR TESIS

ANALISIS PEMASARAN BIJI JAMBU METE DI KABUPATEN ALOR TESIS ANALISIS PEMASARAN BIJI JAMBU METE DI KABUPATEN ALOR TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Agribisnis OLEH: NAEMA K. H. GORANG MAU S641408013 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) ABSTRACT

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) ABSTRACT Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan 1(1):56-62,2013 ISSN. 2355-0732 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) Wahyudir Kadir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tepung terigu sangat dibutuhkan dalam industri pangan di Indonesia. Rata-rata kebutuhan terigu perusahaan roti, dan kue kering terbesar di Indonesia mencapai 20 ton/tahun,

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP BUAH SEMANGKA MERAH BERBIJI DI KABUPATEN SRAGEN Ady Wulansari, Sugiharti Mulya H., dan Aulia Qonita Program Studi

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP BUAH SEMANGKA MERAH BERBIJI DI KABUPATEN SRAGEN Ady Wulansari, Sugiharti Mulya H., dan Aulia Qonita Program Studi ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP BUAH SEMANGKA MERAH BERBIJI DI KABUPATEN SRAGEN Ady Wulansari, Sugiharti Mulya H., dan Aulia Qonita Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA KARAK (STUDI KASUS DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO) SKRIPSI. Oleh: Nurul Khotimah H

ANALISIS USAHA KARAK (STUDI KASUS DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO) SKRIPSI. Oleh: Nurul Khotimah H ANALISIS USAHA KARAK (STUDI KASUS DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO) SKRIPSI Oleh: Nurul Khotimah H 0813137 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 i ANALISIS USAHA

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. masyarakat dan kesadaran masyarakat pentingnya mengkonsumsi protein nabati, utamanya adalah bungkil kedelai (Zakaria, 2010).

1. PENDAHULUAN. masyarakat dan kesadaran masyarakat pentingnya mengkonsumsi protein nabati, utamanya adalah bungkil kedelai (Zakaria, 2010). 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor tanaman pangan merupakan penghasil bahan makanan pokok bagi penduduk Indonesia salah satunya adalah komoditi kedelai.kedelai merupakan tanaman pangan yang penting

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya alam. Salah satu hasilnya adalah umbi-umbian, salah satunya adalah singkong yang mempunyai potensi

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Juni 2010] 6 Masalah Gizi, Pengetahuan Masyarakat Semakin Memprihatinkan. [10

II TINJAUAN PUSTAKA. Juni 2010] 6 Masalah Gizi, Pengetahuan Masyarakat Semakin Memprihatinkan.  [10 II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka dalam penelitian ini meliputi tinjauan komoditas kedelai, khususnya peranan kedelai sebagai sumber protein nabati bagi masyarakat. Tidak hanya itu, kedelai juga ditinjau

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga)

ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga) ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh

Lebih terperinci

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu bahan makanan alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, jagung juga

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan salah satu sumber nutrisi lengkap dan mengandung gizi tinggi. Kandungan kalsium susu sangat dibutuhkan dalam masa pertumbuhan dan pembentukan tulang

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI JAMUR TIRAM PADA DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DI KABUPATEN KARANGANYAR. Oleh: Lucky Yoga Adhiyana H

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI JAMUR TIRAM PADA DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DI KABUPATEN KARANGANYAR. Oleh: Lucky Yoga Adhiyana H ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI JAMUR TIRAM PADA DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DI KABUPATEN KARANGANYAR Oleh: Lucky Yoga Adhiyana H0812104 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERITAS SEBELAS

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Umum Konsumen BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Tahu Djadi Sari yang dibeli oleh konsumen bertujuan untuk dikonsumsi oleh keluarganya/rumah tangga. Hal ini dikarenakan tahu yang dijual oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai macam masalah. Menurut McCarl et al., (2001),

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai macam masalah. Menurut McCarl et al., (2001), I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang pangan telah menjadi aspek yang penting karena berkaitan erat dengan kebutuhan pokok masyarakat. Pada umumnya, masalah yang berkaitan dengan pangan dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. minuman (Saparinto dan Hidayati, 2006). banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah sosis. Data survei independen yang

I. PENDAHULUAN. minuman (Saparinto dan Hidayati, 2006). banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah sosis. Data survei independen yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan maupun minuman bagi

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK OLAHAN SUSU SEGAR DI KEDAI SUSU MOM MILK KOTA SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK OLAHAN SUSU SEGAR DI KEDAI SUSU MOM MILK KOTA SURAKARTA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK OLAHAN SUSU SEGAR DI KEDAI SUSU MOM MILK KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh Jasmine Laila Safitri H 0812088 FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. 1 I PEDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco Istilah nata berasal dari bahasa Spanyol yang diterjemahkan ke dalam bahasa latin sebagai natare, yang berarti terapung-apung. Nata dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan telah banyak dikenal, karena boleh dikatakan semua orang pernah menggunakan ikan sebagai bahan pangan dengan dimasak terlebih dahulu, misalnya sebagai lauk pauk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu dekat adalah tepung yang berkualitas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden (Anak Sekolah Dasar)

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden (Anak Sekolah Dasar) 37 4. PEMBAHASAN Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan, persepsi dan pengetahuan anak Sekolah Dasar terhadap susu kedelai fortifikasi, untuk mengetahui hubungan antara tingkat

Lebih terperinci

Namun diversifikasi pangan belum sepenuhnya menjawab atau mengimbangi. dalam bukunya An Essay on the Principle of Population, yang mengatakan bahwa

Namun diversifikasi pangan belum sepenuhnya menjawab atau mengimbangi. dalam bukunya An Essay on the Principle of Population, yang mengatakan bahwa Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk sehingga menuntut dipenuhinya kebutuhan pokok rakyat, terutama pangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini berbagai terobosan telah dilakukan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biskuit merupakan makanan kecil (snack) yang termasuk ke dalam kue kering dengan kadar air rendah, berukuran kecil, dan manis. Dalam pembuatan biskuit digunakan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Secara umum pangan diartikan sebagai segala sesuatu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilakan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Secara sempit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak goreng bagi masyarakat Indonesia adalah salah satu kebutuhan pokok atau merupakan salah satu dari Sembako (sembilan bahan pokok) menurut keputusan Menteri Perindustrian

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan jenis makanan yang digemari oleh berbagai

Lebih terperinci

PREFERENSI KONSUMEN SAYURAN HIDROPONIK AGROFARM BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI. Oleh : TALASI RUQAYA YASMIN

PREFERENSI KONSUMEN SAYURAN HIDROPONIK AGROFARM BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI. Oleh : TALASI RUQAYA YASMIN PREFERENSI KONSUMEN SAYURAN HIDROPONIK AGROFARM BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Oleh : TALASI RUQAYA YASMIN PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO S E

Lebih terperinci

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi

Lebih terperinci

OPTIMASI KONSENTRASI PENGEMULSI TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA ROTI TAWAR BERBAHAN DASAR TEPUNG SINGKONG

OPTIMASI KONSENTRASI PENGEMULSI TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA ROTI TAWAR BERBAHAN DASAR TEPUNG SINGKONG OPTIMASI KONSENTRASI PENGEMULSI TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA ROTI TAWAR BERBAHAN DASAR TEPUNG SINGKONG Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perekonomian nasional tidak terlepas dari berkembangnya sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memiliki peranan yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Salah satu peranan sektor pertanian adalah sebagai penyedia pangan. Menurut Husodo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga (Hylocereus sp.) merupakan tanaman jenis kaktus yang berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang awalnya dikenal sebagai tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar) 1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komoditas kelapa sawit Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan sangat penting dalam penerimaan devisa negara, pengembangan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,

Lebih terperinci

Formulasi Daging Analog Berbentuk Bakso Berbahan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) dan Kacang Kedelai (Glycine max)

Formulasi Daging Analog Berbentuk Bakso Berbahan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) dan Kacang Kedelai (Glycine max) Formulasi Daging Analog Berbentuk Bakso Berbahan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) dan Kacang Kedelai (Glycine max) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang tertuang di dalam Millenium Development Goals (MDGs).

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang tertuang di dalam Millenium Development Goals (MDGs). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) atau maternal merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu indikator yang tertuang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L) Merill) adalah salah satu komoditi tanaman pangan yang penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat persaingan antar usaha bisnis yang begitu ketat. Semakin banyaknya pesaing yang bermunculan maka

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan. keterbatasan sumberdaya dalam melihat prospek usaha/proyek yang

PENDAHULUAN. Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan. keterbatasan sumberdaya dalam melihat prospek usaha/proyek yang PENDAHULUAN Latar Belakang Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan cukup besar dalam mengadakan penilaian terhadap kegiatan usaha/proyek yang akan dilaksanakan. Demikian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Sumber daya alam tersebut merupakan faktor utama untuk tumbuh kembangnya sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan telah membudaya di semua lapisan masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Tempe mengandung

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG 1 PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG Agus Gusmiran 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi mirand17@yahoo.com Eri Cahrial, Ir.,

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci