BAB III METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dan menggunakan pendekatan kuantitatif. metode deskriptif analisis adalah suatu metode dalam meniliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa di masa sekarang. Pada Metode Kuantitatif, ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisa data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan. metode Kuantitatif bisa disebut juga sebagai pendekatan ilmiah untuk pengambilan keputusan manajerial dan Ekonomi. Metode Kuantitatif merupakan pendekatan yang menyangkut pendugaan parameter, pengujian hipotesis, pembentukan selang kepercayaan, dan hubungan antara dua sifat (perubah) atau lebih bagi parameter-parameter yang mempunyai sebaran (distribusi normal) tertentu yang diketahui. Dalam ilmu-ilmu sosial, pentingnya penelitian deskriptif sangat jelas terlihat. Dari penelitian deskriptif, terutama bagi ilmu-ilmu sosial banyak 28

2 imonderabilia (hal-hal yang nampak tidak penting, tetapi pada hakekatnya sangat berperan seperti nilai-nilai, norma, dan sebagainya) dari kehidupan sosial seharihari dapat dideskripsikan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau hubungan antara dua gejala atau lebih. Biasanya penelitian seperti ini menggunakan metode survey. Penelitian ini meliputi: 1. Penelitian yang menggambarkan suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu 2. Penelitian yang menggambarkan penggunaan fasilitas masyarakat 3. Penelitian yang memperkirakan proporsisi orang yang mempunyai pendapat, sikap, atau tingkah laku tertentu 4. Penelitian yang berusaha untuk melakukan semacam ramalan 5. Penelitian diskriptif adalah penelitian yang mencari hubungan antara dua variable atau lebih Operasionalisasi Variabel Tabel 3.1 Operasional variabel Variabel Dimensi Indikator Perencanaan Tujuan: Pengembangan jaringan Fiber Optic 1. Tujuan diadakannya modernisasi 29

3 di kalangan pelanggan Keterkaitan: Dengan pembangunan adanya Ftth, 1. Apakah masyarakat siap dengan perkembangan Ftth? 2. Apa hubungan fiber optic efektifitas bertambah 100% dan bisa meng dengan layanan yang didapat pelanggan cover masyarakat koneksi kebutuhan akan broadban berkecepatan tinggi 1. Berapa perkiraan jumlah Anggaran: biaya untuk sebuah odc Jumlah anggaran pembangunan jaringan Ftth biaya berkapasitas 144 dengan meng cover 500 homepass Pengembangan: Modernisasi Gpon FTTH alat 1. Apakah Gpon FTTH dapat berkembang di masa mendatang? 30

4 Teknik Pengumpulan Data Untuk menunjang metode penelitian tersebut, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:: 1. Data Primer a. Studi Kepustakaan Yaitu pengumpulan data teoritis melalui bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan topik penelitian seperti buku-buku, peraturan tertulis, surat kabar, dokumen serta referensi yang mendukung terhadap obyek kajian yang diteliti. b. Studi Lapangan Teknik pengumpulan data yang fungsinya untuk memperoleh informasi, diperoleh dengan cara: 1) Observasi, yaitu mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung terhadap proses perencanaan dan desain jaringan ftth gpon di perumahan atau survei lapangan. 2) Wawancara, yaitu mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan melalui tanya jawab secara langsung dengan pegawai yang bertugas dibagian surveyor, drafter, supervisor design. 3) Angket, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menjabarkan sejumlah daftar pertanyaan tertulis kepada informan (pelanggan) yang menggunakan jasa broadband untuk diisi dengan jawaban yang telah tersedia. Dari hasil tersebut diharapkan dapat diketahui reaksi dan pendapat informan (pelanggan) secara 31

5 langsung serta memperoleh keterangan mengenai masalah yang diteliti. 2. Data Sekunder Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan studi kepustakaan yaitu yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari dokumen, buku-buku, maupun literatur lainnya yang berhubungan sebagai bahan untuk melengkapi penyusunan skripsi Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diteliti. menjelaskan bahwa, Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi dalam implementasi desain ini adalah wilayah generasi / objek yang diteliti, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang mempelajari dan ditarik kesimpulannya Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi ini bersifat luas, sehingga membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang besar untuk dapat mengambil datadata tersebut. Populasi juga meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan pengguna jasa broadband. 32

6 Teknik Pengambilan Sampel Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini, khusus untuk meneliti informan (pelanggan), pelanggan dipilih secara Insidental dari mereka yang sedang melakukan pembayaran tagihan rekening telepon, internet dan tv kabel pada bulan Januari-November 2013 Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah lembar tagihan para pelanggan yang membayar tagihan rekening telepon, internet dan tv kabel pada kantor PT. Telkom sebanyak.pelanggan, penentuan jumlah populasi merupakan rata-rata dari jumlah pelanggan yang menggunakan jasa tv kabel dan internet mulai bulan januari hingga Desember Kriteria pelanggan yang dijadikan sample adalah mereka yang membayar tagihan rekening telepon dan internet pada Unit Pelayanan Jaringan Telkom Jakarta. Penentuan jumlah sample dihitung dengan rumus yang dikemukakan Yamane, sebagai berikut: n= N Nd²+1 Dengan: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d = Taraf kesalahan 15% 33

7 Dari data yang diperoleh dari PT. TELKOM AKSES diketahui jumlah satu boundary ODC berkapasitas 144 pada akhir bulan November 2014 sebanyak 465 Homepass. Maka untuk mengetahui jumlah sampel yang dibutuhkan adalah: n= 465 (465.0,15²)+1 n= 465 (465.0,0225) n= 11,46 n= 40,5 41 Dari hasil diatas dapat dikemukakan sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apa yang telah diteliti, dipelajari dan dianalisis dari sample itu, kesimpulannya akan dilakukan secara populasi, oleh karena itu, sample yang dilakukan harus betul-betul representative (mewakili). Populasi yang menjadi sasaran penulis adalah para konsumen yang berlangganan atau menggunakan jasa pelayanan broadband sebanyak 41 responden di PT. TELKOM AKSES Jakarta. Dengan dasar penggunaan teknik pengambilan sampel yaitu teknik sampling insidental. Sebagai berikut: Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, 34

8 bila di pandang orang yang ditemui kebetulan cocok sebagai sumber data Teknik Analisis Data Untuk memudahkan pengolahan data, maka sebelumnya penulis memberikan tingkat bobot untuk setiap sikap jawaban responden dengan menggunakan Skala Likert.,Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi subvariable, kemudian subvariable dijabarkan menjadi komponen-komponen yang terukur, komponen-komponen yang terukur ini kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pertanyaan yang kemudian dijawab oleh informan (pelanggan). Jawaban setiap item instrument yang mengguanakan skala likert mempunyai gradisi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dengan berpedoman pada pendapat tersebut diatas, maka alternatif jawaban yang disediakan penulis adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Bobot Penilaian Jawaban Alternatif Jawaban Positif Skor Jawaban Alternatif Jawaban Negatif Sangat Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Setuju 4 Tidak Setuju Kurang Setuju 3 Kurang Setuju Tidak Setuju 2 Setuju Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Setuju 35

9 (sumber : Sugiyono, 2009 : 108) Kemudian data yang masih berbentuk kuantitatif tersebut diinterpretasikan ke dalam bentuk kualitatif, yaitu dengan menggunakan jenjang kategori, seperti : 1. Kategori sangat rendah, artinya bahwa Perangkat yang belum menggunakan optik masih belum optimal 2. Kategori rendah, artinya bahwa bahwa kualitas pelayanan Peralatan perangkat optil belum optimal Segala aspek-aspek jaringan Ftth belum sepenuhnya dilaksanakan. 3. Kategori sedang, artinya jaringan Ftth dinilai cukup. Segala aspek-aspek jaringan Ftth telah terlaksana, namun belum semuanya tercapai dengan optimal. 4. Kategori tinggi, artinya bahwa bahwa jaringan Ftth terlaksana dengan optimal. Segala aspek-aspek jaringan Ftth ada dan hampir semuanya tercapai secara optimal. 5. Kategori sangat tinggi, artinya bahwa bahwa jaringan Ftth terlaksana dengan sangat optimal. Segala aspek-aspek yang menjadi syarat Jaringan Ftth terlaksana sangat optimal. Sebelum dilakukannya pelaksanaan pekerjaan penarikan jaringan fiber optic haruslah dibuat perencanaan yang matang, agar kinerja yang dihasilkan dari jaringan yang dibangun memiliki performa sistem jaringan yang baik dengan biaya pembangunan yang efisien, sehingga provider dan pelanggan dapat saling diuntungkan. 36

10 Dalam bab ini di bahas mengenai cara membuat desain dalam merencanakan jaringan FTTH (Fiber To The Home) sesuai standar yang sudah ditentukan oleh PT.Telkom Akses 3.2. Tempat dan Waktu Pengambilan Data Dalam penulisan Tugas Akhir ini, proses pengambilan data yang akan dirancang didapat selama penulis bekerja di PT. Telkom Akses dan diambil di wilayah perumahan Pluit Sakti Jakarta Barat. Untuk waktu pengambilan data dilakukan selama bulan Desember Pengambilan data dilaksanakan atas kebutuhan permintaan layanan jaringan yang lebih baik. Untuk di perumahan Pluit Sakti sebelumnya sudah dilayani dengan jaringan tembaga. Dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat akan layanan internet dengan kecepatan tinggi maka perlu perlu dilakukan pengembangan jaringan, dengan solusi memakai teknologi Fiber To The Home yaitu dengan membangun distribusi jaringan optik ke perumahan Pluit Sakti. Data yang diambil adalah data hasil survey homepass yang sudah diinput ke dalam google earth Pengambilan Data Pada proses pengambilan data dan pengerjaan Tugas Akhir ini hal pertama yang dilakukan adalah melakukan survey distribusi sesuai dengan lokasi yang ditentukan. Team surveyor dibagi menjadi dua orang per kelompok. Kegiatan survey tersebut meliputi perhitungan jumlah homepass atau demand, dokumentasi tipe rumah, dan penamaan 37

11 demand point mengikuti ketentuan standar penamaan dan pelabelan jaringan akses. Dari data hasil survey tadi akan didapat bahan yang dibutuhkan untuk mendesain jaringan. Dan juga proses hasil uji terima sebagai bahan dasar untuk uji material Teknik Survei Lapangan Teknik pengambilan data yang dilakukan untuk memperoleh data yang dilakukan adalah melakukan kegiatan survey terlebih dahulu. Kegiatan survey ini digunakan untuk memperoleh data pelanggan, jumlah pelanggan yang menggunakan telepon atau tidak, tipe rumah, dan status pelanggan. Proses pengambilan data yang pertama adalah dengan menentukan lokasi yang akan dilakukan survey yaitu di kawasan Perumahan Pluit Sakti, Jakarta. Kemudian membuat boundary/polygon dengan menggunakan aplikasi google earth. Letak geografis dan boundary area yang dibuat terdiri dari alamat lokasi, data koordinat peta dan batas boundary yang meliputi jalan raya/toll, sungai, dan rel kereta api. Tim surveyor juga dibekali dengan aplikasi navigasi google map yang tertanam di smartphone android untuk mempermudah menuju lokasi yang telah ditentukan. Kemudian kita menuju ke lokasi sumber perangkat jaringan eksisting yang sebelumnya sudah ada yaitu Rumah kabel (RK) dan Multi Service Access Network (MSAN) untuk di kembangkan menjadi jaringan optik. 38

12 GAMBAR 3.1 Perangkat Eksisting RK dan MSAN di Perumahan Pluit Sakti Selanjutnya melakukan survey dengan berbekal surat izin dari pengelola setempat, print out polygon dan form data excel. Peralatan yang dibutuhkan antara lain sepeda motor, smartphone android, dan GPS Garmin. Survey dilakukan oleh dua orang surveyor. Salah satu surveyor mengendarai sepeda motor dan satu lagi mengambil data homepass dengan cara melihat langsung rumah calon pelanggan dan perangkat eksisting seperti tiang eksisting dalam boundary tersebut. Kemudian mencatatnya dalam tabel survey. Setelah survey dilakukan, maka langkah berikutnya adalah melakukan proses input data hasil survey ke dalam aplikasi google earth dan microsoft excel. Hasil data excel dimasukkan ke dalam aplikasi microsoft excel guna memberikan keterangan setiap hasil tagging untuk 39

13 proses input data google earth. Kemudian memasukkan data satu per satu ke dalam aplikasi google earth sesuai dengan polygon yang telah disurvey. Data yang diinput ke google earth meliputi penentuan dan penempatan letak geografis berupa koordinat hasil tagging yang telah disurvey, dimana setiap hasilnya memiliki letak geografis yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan tabel hasil survey. 40

14 GAMBAR 3.2 Flowchart Design dan Survei 41

15 3.3 Perangkat Yang Digunakan Pada penulisan Tugas Akhir ini menggunakan perangkat lunak atau software bernama Google Earth, Google Earth adalah aplikasi pemetaan interaktif yang memberikan kesempatan pada para penggunanya untuk menjelajahi atau terbang ke seluruh dunia, mengamati gambar dari satelit yang menampakkan sketsa dari jalan, bangunan, keadaan geografis, dan data spesifik mengenai lokasi atau tempat tertentu. Para pengguna juga bisa menambahkan titik keterktarikan mereka dan membaginya dengan dengan yang lain, chart routes, plot areas, perhitungan jarak, dan menampilkan gambar yang berbeda diatas aplikasi. Google Earth terhubung langsung dengan internet, yang akan menyediakan data online berkaitan dengan tempat yang diinginkan. Seperti misalnya, terbang ke Monas di Jakarta, Google Earth menunjukkan lokasi, menghubungkan ke peta online, pendapat, dan hasil dari pencarian untuk nama lokasi yang dituju. Untuk beberapa lokasi, Google Earth membuat gambar dan keadaan beberapa lokasi tersebut dalam format 3D, seperti pada Apartemen Taman Anggrek, area-area pegunungan, dan bangunan pada daerah metropolitan. Pengguna dapat menampakkan dan menyembunyikan permukaan yang tersedia dengan berbagai macam kombinasi. Perangkat lunak tersebut merupakan salah satu teknologi yang digunakan dalam melakukan pembuatan desain FTTH. Selain software penulis juga memakai Hardware berupa GPS (Global Positioning System ) yaitu sistem untuk menentukan letak dipermukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi. Sinyal ini 42

16 diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah dan waktu. Fungsinya pada penulisan ini ialah tagging koordinat perangkat yang ada pada kawasan yang disurvey. Dengan adanya Google Earth dalam desain jaringan FTTH ini akan mempermudah untuk mengetahui struktur jalan dalam pemetaan dan mengetahui denah lokasi apa saja yang ada dalam pembuatan jaringan ketika disurvei. Hanya saja untuk perangkat yang dibutuhkan dalam pengaplikasian kelapangan masih dengan perhitungan manual. Gambar 3.3 Aplikasi Google Earth 43

17 Gambar 3.4 GPS Garmin 3.4 Parameter Yang Diamati Perancangan Gambar Menggunakan Google Earth Untuk membuat sebuah gambar perancangan dibutuhkan data berdasarkan hasil survey lapangan. Setelah diperiksa bahwa data hasil survey lengkap maka dapat dibuat sebuah gambar jalur pendistribusian kabel menggunakan aplikasi Google Earth dengan cara menambahkan Item Path dengan panjang dan jalur sesuai rencana kita. Setelah itu dibuat nama untuk kabel sesuai standar penamaan dan pelabelan, juga dapat diubah warnanya untuk mempermudah pembacaan desain. Dalam perencanaan design ini menggunakan total jumlah homepass sebanyak 465 pada daerah Pluit area kerja telkom akses Jakarta Utara. 44

18 3.4.2 Penentuan Boundary atau Poligonisasi ODC Pembuatan boundary ODC dapat ditentukan berdasarkan batasan geografis area seperti jalan raya, sungai, jalur kereta, jalan toll, dan batas perumahan. Pembuatan boundary / polygon ODC tidak harus sesuai dengan coverage RK / node existing yg saat ini di modernisasi, pembuatan boundary ODC telah mengakomodasi jumlah pelanggan existing dan homepass dari area yg di cover Radius coverage dari ODC kurang lebih 1 km. Gambar 3.5 Boundary FV 45

19 3.4.3 Menentukan kapasitas Optical Distribution Cabinet (ODC) Kapasitas ODC dapat ditentukan dengan menghitung jumlah Homepass yang ada, kapasitas ODC dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3 Kapasitas ODC Jenis ODC Jumlah Homepass ODC-144 < 500 ODC-288 <1000 ODC-576 <2000 ODC yang akan digunakan pada Perumahan PLUIT SAKTI adalah ODC-144 karena jumlah rumah yang akan dilalui untuk mempunyai potensi menjadi pelanggan ada 465 homepass. Gambar 3.6 Contoh ODC

20 3.4.4 Menentukan Letak ODC Idealnya ODC ditempatkan di sentral density polygon / boundary yg telah ditetapkan, akan tetapi harus memperhatikan kondisi sekitar dengan memerhatikan beberapa aspek yaitu: Keamanan dari potensi sabotase atau vandalisme, potensi ditabrak oleh kendaraan dan juga aman dari banjir Nyaman, yaitu dengan tetap memerhatikan aspek keindahan ruang publik Letak geografis agar mudah untuk penanganan ketika ada gangguan dan penambahan kapasitas jaringan Jumlah dan lokasi pelanggan Idealnya ODC dipasang pada titik center suatu kawasan Contoh kapasitas ODC : 96, 144, 288, dan 576 pemilihan kapasitas disesuaikan dengan jumlah calon pelanggan. Gambar 3.7 letak ODC yang akan di rencanakan 47

21 3.4.5 Menentukan Jenis dan kapasitas kabel Ada 2 jenis kabel, yaitu kabel udara dan kabel tanah, jenis kabel udara adalah material yang sering dipakai, karena material tersebut adalah material standar sesuai pedoman dalam mendesain, tentunya kabel udara lebih murah dalam proses pembangunannya, karena hanya memerlukan tiang setiap empat puluh meter dari titik awal hingga titik akhir kabel, fungsinya sebagai penyangga kabel distribusi, kabel penanggal dan penempatan optical distribution point (ODP). Jenis kabel tanah dipakai hanya jika pelanggan suatu kawasan menghendaki untuk dibangun kabel dengan jalur bawah tanah (dengan data pendukung dari lokasi terkait, berupa berita acara dari pengembang/warga terkait penolakan kabel udara), hal ini dilakukan karena pelanggan ingin estetika lingkungan kawasan mereka tetap terjaga dan layanan telekomunikasi dengan tingkat gangguan yang rendah. Selain jenis kabel, kapasitas kabel juga perlu ditentukan dengan cara menghitung homepass yang dilalui kabel, ada 2 jenis kapasitas dalam kabel udara maupun tanah yaitu kapasitas 24 core fiber dan kapasitas 12 core fiber, kapasitas 24 core fiber memiliki kapasitas melayani maksimal 160 homepass, jumlah tersebut didapat dari perhitungan jumlah core yang dapat dipakai yaitu 20 (4 core dicadangkan) dikalikan kapasitas ODP (8 homepass) yang artinya terdapat 20 ODP yang dapat dicatu kabel distribusi kapasitas 24 core fiber, sedangkan kapasitas 12 core fiber memiliki kapasitas melayani maksimal 80 homepass, yang didapat dari perhitungan jumlah core yang dapat dipakai yaitu 10 (2 core 48

22 dicadangkan) dikalikan kapasitas ODP (8 homepass) yang artinya terdapat 10 ODP yang dapat dicatu kabel distribusi kapasitas 12 core fiber Menentukan Rute kabel Distribusi Jalur distribusi ditentukan dengan cara menghitung jumlah ODP sesuai kapasitas dari kabel yang telah ditentukan kemudian menggambar Path atau jalur dalam Google Earth, dengan ketentuan memilih jalur terdekat dari titik ODC hingga titik ODP terjauh dari cakupan kabel distribusi tersebut. Untuk setiap distribusi yang digambarkan melalui google earth PT TELKOM AKSES mempunyai standarisasi penggunaan warna yaitu yang disebut dengan BOHCAP (biru,oranye,hijau,cokelat,abu-abu,putih). Pada desain perumahan Pluit Sakti menggunakan 4 jalur distribusi. Pada distribusi pertama ini lah kabel yang keluar dari catuan langsung dari ODC dan ditandai dengan warna biru. Terdapat 3 jalur kabel pada distribusi pertama dengan 1 kabel utama dan 2 kabel branching. Gambar 3.8 distribusi pertama 49

23 Distribusi kedua ditandai dengan warna oranye mempunya 2 jalur kabel dengan 1 kabel utama dan 1 kabel branching. Gambar 3.9 distribusi kedua Pada distribusi ketiga ditandai dengan warna hijau mempunyai 3 jalur kabel dengan 1 jalur utama dan 2 kabel branching. Gambar 3.10 distribusi ketiga 50

24 Dan distribusi terakhir untuk perumahan Pluit Sakti yaitu distribusi keempat dengan ditandai warna cokelat mempunya 3 jalur kabel dengan 1 jalur kabel utama dan 2 kabel branching. Gambar 3.11 distribusi keempat Menggambar titik ODP beserta Aksesoris jalur kabel Kita dapat menggunakan Placemark pada Google Earth untuk menggambar titik ODP, menentukan titik lokasi ODP dengan cara menghitung homepass sesuai kapasitas ODP, misal dalam satu baris ada delapan rumah, maka kita tempatkan ODP kapasitas delapan untuk mencover rumah sejumlah delapan tersebut, lalu kita tempatkan satu ODP ditengah barisan delapan rumah tersebut, hal ini untuk memperdekat jarak antar ODP dengan rumah terjauh dan juga kabel penanggal. Ketika membangun jalur distribusi kabel udara memerlukan tiang dengan aksesorisnya, maka kita harus menggambarkannya dalam desain 51

25 rancangan kita dengan dengan menambahkan placemark setiap empat puluh meter dari panjang kabel distribusi. Dalam membangun jalur kabel bawah tanah diperlukan aktifitas galian sedalam enam puluh centi meter, menanam pipa conduit sebagai pelindung serta alur kabel, handhole setiap dua rumah hal ini juga dapat digambarkan dengan membuat Path dan placemark. Gambar 3.12 gambar odp beserta jalur kabel distribusi pertama 52

26 Gambar 3.13 gambar odp beserta jalur kabel distribusi kedua Gambar 3.14 gambar odp beserta jalur kabel distribusi ketiga 53

27 Gambar 3.15 gambar odp beserta jalur kabel distribusi keempat Dalam penempatan ODP pada perumahan Pluit Sakti terdapat 80 ODP yang nantinya akan dipasang di perumahan tersebut. Untuk setiap ODP yang akan digunakan menggunakan jenis ODP pole dan ODP PW-BR (Branching) Kebutuhan Bandwidth Salah satu alasan penggantian jaringan akses tembaga menjadi fiber optik sampai dengan ke pelanggan yaitu meningkatnya kebutuhan bandwidth untuk layanan. Kebutuhan bandwidth agar dapat mengantarkan layanan dengan stabil yaitu : 54

28 Tabel 3.4 Kebutuhan Bandwidth Pelanggan NO Aplikasi Bandwidth 1 Telepon 64 Kbps 2 Standard-definition tv (SDTV) 3 Mbps 3 High-definition tv (HDTV) 8 Mbps 4 Internet 10 Mbps Total 21,1 Mbps 55

BAB III PROSES PERENCANAAN DAN DESAIN FTTH REUSE

BAB III PROSES PERENCANAAN DAN DESAIN FTTH REUSE BAB III PROSES PERENCANAAN DAN DESAIN FTTH REUSE 3.1 Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perumahan Indah Purwakarta untuk saat ini masih belum menggunakan kabel fiber optik untuk layanan komukasi. Kebutuhan layanan masyarakat yang semakin modern

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN JARINGAN DENGAN METODE OPTICAL DRAFTER UNTUK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BERBASIS ANDROID

RANCANG BANGUN APLIKASI PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN JARINGAN DENGAN METODE OPTICAL DRAFTER UNTUK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BERBASIS ANDROID RANCANG BANGUN APLIKASI PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN JARINGAN DENGAN METODE OPTICAL DRAFTER UNTUK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BERBASIS ANDROID Muhamad Arief Permana, Akhmad Hambali Ir, MT., Tri Nopiani

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM ANALYSIS IMPLEMENTATION FIBER TO THE HOME DEVICES with OPTISYSTEM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Desain Pada Tugas Akhir mengenai perancangan jaringan Fiber To The Home (FTTH) pada segemen distribusi perumahan Pluit Sakti sebanyak 465 homepass. Pengertian homepass

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG DESIGN AND ANALYSIS OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK WITH OPTISYSTEM FOR PERMATA

Lebih terperinci

Sistem Pemetaan Rumah Kabel dan Distribution Point Telkom Witel Bali Selatan

Sistem Pemetaan Rumah Kabel dan Distribution Point Telkom Witel Bali Selatan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Sistem Rumah Kabel dan Distribution Point Telkom Witel Bali Selatan Gde Sastrawangsa 1), Agus Nam Arta Wiranata 2) STMIK

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM

SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM Dian Ratna Kumala Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom kumaladianratna@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3 PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3 1,2, Prodi D3 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Ilmu Terapan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM ANALYSIS IMPLEMENTATION OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet berperan penting bagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar informasi melalui konten,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM

PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM Nurul Kholifah 1), Maria Ulfah, S.T.,M.T 2) 1),2) Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Balikpapan,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY. Fratika Arie Yolanda NIM :

TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY. Fratika Arie Yolanda NIM : TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Departemen Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3 ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.1, No.2 Agustus 2015 Page 1404 PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perangkat lunak yang digunakan dalam mengembangkan aplikasi Sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perangkat lunak yang digunakan dalam mengembangkan aplikasi Sistem BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan Pendukung Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa alat untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi aplikasi. 3.1.1 Perangkat Lunak Perangkat lunak

Lebih terperinci

ANALISA PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING

ANALISA PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING ANALISA PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING Analysis Implementation Fiber To The Home Devices With Optisystem on the Tower

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The 54 BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The Home baru di suatu lokasi yang ditentukan dengan menggunakkan teknologi GPON yang ada di PT. Telkom,

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN SISTEM

BAB 4. PERANCANGAN SISTEM BAB 4. PERANCANGAN SISTEM 4.1. Diagram Alur Perancangan. Langkah awal dari analisa perancangan jaringan adalah lokasi. Setelah lokasi ditentukan, lakukan pengumpulan data data yang diperlukan dalam perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Telkom Akses (PTTA) merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Telkom. PTTA bergerak dalam bisnis

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat saat ini, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan sistem telekomunikasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan penerapan teknologi telekomunikasi berkembang dengan pesat, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu manusia untuk mendapatkan kebutuhan sarana dan prasarana yang praktis, mudah dan efisien. Seperti halnya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ALVEN DELANO PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA INDONESIA

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ALVEN DELANO PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA INDONESIA TUGAS AKHIR PERANCANGAN JARINGAN AKSES FTTH DENGAN KONFIGURASI BUS DUAL STAGE PASSIVE SPLITTER MELALUI SALURAN PENCATU BAWAH TANAH (SPBT) DI CLUSTER MISSISIPI, JAKARTA GARDEN CITY Disusun oleh : ALVEN

Lebih terperinci

Analisis Redaman Pada Jaringan Ftth (Fiber To The Home) Dengan Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) Di PT MNC Kabel Mediacom

Analisis Redaman Pada Jaringan Ftth (Fiber To The Home) Dengan Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) Di PT MNC Kabel Mediacom Analisis Redaman Pada Jaringan Ftth (Fiber To The Home) Dengan Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) Di PT MNC Kabel Mediacom Minal Abral, Mochamad Djaohar Universitas Negeri Jakarta Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi angkutan darat merupakan salah satu moda yang berperan penting dalam pendukung pembangunan nasional serta mempunyai kontribusi terbesar dalam melayani

Lebih terperinci

BAB II VDSL2 DAN ALGORITMA HEURISTIK

BAB II VDSL2 DAN ALGORITMA HEURISTIK BAB II VDSL2 DAN ALGORITMA HEURISTIK 2.1 KONSEP VDSL2 NGN akan mempunyai layanan konten yang bervariasi dan mengandalkan transmisi Bit Rate yang tinggi dalam prakteknya. Semua layanan akan berbasis data

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY Ridwan Pratama 1 1 Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom 1 ridwanpsatu@telkomuniversity.ac.id

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian di sekitar Jalan Cihampelas yaitu dimulai dari Jalan Bapa Husen sampai Hotel Promenade yang telah di gambarkan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Peralatan Pendukung Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa alat untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi aplikasi. 3.1.1 Perangkat Lunak Perangkat lunak

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE KOMPLEK PERUMAHAN PESONA CIGANITRI

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE KOMPLEK PERUMAHAN PESONA CIGANITRI ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE KOMPLEK PERUMAHAN PESONA CIGANITRI Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN 27 Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis studi kasus. Menurut Sugiyono (2004, p11), Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena Experience

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengintegrasikan kebutuhan perkembangan teknologi informasi. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. mengintegrasikan kebutuhan perkembangan teknologi informasi. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT.Telkom Indonesia adalah salah satu badan usaha milik Negara yang memberikan layanan jasa telekomunikasi pada masyarakat. Tahun 1999 telkom meluncurkan produk internet

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY Fratika Arie Yolanda (1), Naemah Mubarrakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices with Optisystem

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian menurut tingkat eksplanasinya ada tiga yaitu penelitian deskriptif, komparatif, dan juga asosiatif. Pada penelitian ini yang digunakan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN JARINGAN DUAL HOMING NODE-B TELKOMSEL DENGAN MEMANFAATKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) STUDI KASUS DI PT.

ANALISIS PERBANDINGAN JARINGAN DUAL HOMING NODE-B TELKOMSEL DENGAN MEMANFAATKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) STUDI KASUS DI PT. ANALISIS PERBANDINGAN JARINGAN DUAL HOMING NODE-B TELKOMSEL DENGAN MEMANFAATKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) STUDI KASUS DI PT. BANGTELINDO TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalannya komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. jalannya komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah dan efisien. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi memegang peranan penting dihampir semua sektor kehidupan, tak terkecuali pada sektor telekomunikasi dan komunikasi. Semakin beragamnya aktifitas manusia,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET

BAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET BAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET 3.1 Diagram Alur Penelitian Selama proses penelitian dimulai dengan penentuan lokasi kemudian dilakukan perumusan masalah, dilanjutkan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Flowchart Membuat Rute Lari

Gambar 3.1 Flowchart Membuat Rute Lari BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Bab ini akan menjelaskan analisa sistem dan perancangan sebuah prototipe aplikasi android untuk melakukan pembuatan rute lari dengan menggunakan algoritma haversine formula.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices with Optisystem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Global Positioning System(GPS) merupakan sistem navigasi satelit gratis yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Sistem ini menggunakan 24 satelit

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengenalan Kabel Serat Optik Serat optik adalah suatu media transimisi berupa pemandu gelombang cahaya (light wave guide) yang berbentuk kabel tembus pandang (transparant), dimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menambah layanan jaringan Internet kabel baru di kota Yogyakarta, membutuhkan perhitungan yang benar-benar spesifik. Pelanggan baru yang ingin memasang Internet

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi (Jogiyanto HM, 1999:692).

BAB III LANDASAN TEORI. benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi (Jogiyanto HM, 1999:692). 1 BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Aplikasi Aplikasi (application) adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Microsoft Word, Microsoft Excel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kota Palembang salah satu kota besar di Sumatra Selatan. Pada pertengahan 2013 berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik Kota Palembang, jumlah

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk Idham Adrian Jurusan Teknik Informatika, Binus University, Jakarta, ari_idham23891@yahoo.com Muhamad Tadarus

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE SETRA DUTA BANDUNG

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE SETRA DUTA BANDUNG ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE SETRA DUTA BANDUNG Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices with Optisystem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan seperti bisnis, perdagangan, rumah tangga, industri, dan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan seperti bisnis, perdagangan, rumah tangga, industri, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, layanan telekomunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam modernisasi kehidupan manusia dan menjadi sangat diperlukan dalam tiap aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Oleh karena itu pada smartphone banyak digunakan berbagai teknologi

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Oleh karena itu pada smartphone banyak digunakan berbagai teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia teknologi yang semakin berkembang ini semakin dinamis dan sangat dibutuhkan oleh manusia, efisiensi menjadi salah satunya yang menjadi sangat penting.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Penilaian Citra Perusahaan Oleh Konsumen Pada

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER PERMAI

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER PERMAI ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER PERMAI Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Mandailing Natal dan Wilayah Tertentu KPHP Mandailing Natal yang tertera pada Gambar

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS JARINGAN MSAN PADA LAYANAN IPTV PT.TELKOM DI DAERAH DENPASAR BALI

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS JARINGAN MSAN PADA LAYANAN IPTV PT.TELKOM DI DAERAH DENPASAR BALI ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS JARINGAN MSAN PADA LAYANAN IPTV PT.TELKOM DI DAERAH DENPASAR BALI I.G.A. Sutresna Mudri 1, P.K. Sudiarta 2, N. Gunantara 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG. Yara romana rachman

ANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG. Yara romana rachman ANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG Yara romana rachman yararach@students.telkomuniversity.ac.id Abstrak Teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM Annisa Ayu Lestari1 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas Telkom annisalstr@telkomuniversity.ac.id

Lebih terperinci

Home Passed PENGGUNAAN GOOGLE EARTH UNTUK MENGHITUNG HOME PASSED DALAM PERENCANAAN PELAYANAN FIBER TO THE HOME

Home Passed PENGGUNAAN GOOGLE EARTH UNTUK MENGHITUNG HOME PASSED DALAM PERENCANAAN PELAYANAN FIBER TO THE HOME Home Passed PENGGUNAAN GOOGLE EARTH UNTUK MENGHITUNG HOME PASSED DALAM PERENCANAAN PELAYANAN FIBER TO THE HOME Hapsari Peni Agustin Tjahyaningtyas (Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA Disusun Oleh : Widya Lestafuri K3513074 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data, informasi, keterangan-keterangan, dan hal-hal yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bandung yang secara astronomis terletak di 6 50 38-6 58 50 LS dan 107 33 34-107 43 50 BT. Secara khusus penelitian ini

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan Jaringan Akses Fiber-tothe-Home Berdasarkan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di STO Banyumanik Semarang

Analisis Perencanaan Jaringan Akses Fiber-tothe-Home Berdasarkan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di STO Banyumanik Semarang Analisis Perencanaan Jaringan Akses Fiber-tothe-Home Berdasarkan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di STO Banyumanik Semarang Maria Enggar Santika 1, Eva Yovita Dwi Utami 2, Budihardja Murtianta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah. Dengan luas sekitar 373,70 Km 2, Kota Semarang dapat digolongkan sebagai kota metropolitan di Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memiliki keuntungan keuntungan lain yang mampu meningkatkan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. juga memiliki keuntungan keuntungan lain yang mampu meningkatkan efisiensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini, memiliki peran sangat penting dalam kelancaran dan kecepatan penyediaan informasi bagi perusahaan. Selain itu juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang berkembang dengan pesat membuat setiap individu terdorong untuk memiliki alat yang mampu memenuhin

Lebih terperinci

MANFAAT PEMASANGAN OPTICAL TERMINATION PREMISES DALAM JARINGAN FIBER TO THE HOME

MANFAAT PEMASANGAN OPTICAL TERMINATION PREMISES DALAM JARINGAN FIBER TO THE HOME MANFAAT PEMASANGAN OPTICAL TERMINATION PREMISES DALAM JARINGAN FIBER TO THE HOME Abstrak Tumbuhnya pelanggan broadband berbasis jaringan Fiber To The Home (FTTH) ternyata dibarengi dengan banyaknya keluhan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PERFORMANSI LAYANAN CUSTOMER SPEEDY DI PERANGKAT OPTIC ACCESS NETWORK (OAN)

ANALISA SISTEM PERFORMANSI LAYANAN CUSTOMER SPEEDY DI PERANGKAT OPTIC ACCESS NETWORK (OAN) ANALISA SISTEM PERFORMANSI LAYANAN CUSTOMER SPEEDY DI PERANGKAT OPTIC ACCESS NETWORK (OAN) Dedi Maryadi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Fitriarryanti@gmail.com

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Yogyakarta adalah salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Objek wisata yang dapat

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN PSTN. yang lebih dikenal dengan jaringan Public Switch Telephone Network (PSTN). Jaringan ini

BAB II JARINGAN PSTN. yang lebih dikenal dengan jaringan Public Switch Telephone Network (PSTN). Jaringan ini BAB II JARINGAN PSTN 2.1 Umum Jaringan VoIP pada dasarnya pengembangan dari jaringan telepon konvensional atau yang lebih dikenal dengan jaringan Public Switch Telephone Network (PSTN). Jaringan ini menghubungkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME)

PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) Mohamad Indra Yanuardin 1, Devie Ryana S 2, Mia Rosmiati S 3 123 Program Studi D3 Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom 1 mohhindra@gmail.com,

Lebih terperinci

KONEKSI JARINGAN KECAMATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KONEKSI JARINGAN KECAMATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KONEKSI JARINGAN KECAMATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ICON+ COMPANY PROFILE PROFILE ICON+ Berdiri 3 Oktober 2000 Anak perusahaan PT PLN ( Persero ) : 84. 858. 999 saham milik PT PLN

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERENCANAAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA SURVEY HOMEPASS STO SOLO DI AREA KLATEN SELATAN

ANALISA DAN PERENCANAAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA SURVEY HOMEPASS STO SOLO DI AREA KLATEN SELATAN ANALISA DAN PERENCANAAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA SURVEY HOMEPASS STO SOLO DI AREA KLATEN SELATAN Alfin Hikmaturokhman 1, Defitri 2 1,2 Program Studi Diploma III Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, metodologi pengerjaan, dan sistematika pengerjaan yang berhubungan dengan tugas

Lebih terperinci

MODUL VII MATA KULIAH : SALURAN TRANSMISI

MODUL VII MATA KULIAH : SALURAN TRANSMISI MODUL VII MATA KULIAH : SALURAN TRANSMISI Antarmuka Teknologi antarmuka perangkat JARLOKAF dengan sentral lokal (STO) yang digunakan adalah : Antarmuka Z (analog 2 kawat) Antarmuka digital 2 Mbps V5.1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Tika (2005:4) mengemukakan penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengungkapkan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta

Lebih terperinci

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK RACHMAT HIDAYAT, MPA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FISIP UNIVERSITAS JEMBER

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK RACHMAT HIDAYAT, MPA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FISIP UNIVERSITAS JEMBER MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK COURSE MATERIAL: ANALISA SERVQUAL (Service Quality) RACHMAT HIDAYAT, MPA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FISIP UNIVERSITAS JEMBER 2012 Model ServQual Metode ServQual adalah metode

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS

BAB II PROSES BISNIS BAB II PROSES BISNIS 2.1. Proses Bisnis Utama PT Rahadjasa Media Internet (RadNet) merupakan perusahaan penyedia jasa layanan internet (Internet Service Provider-ISP). Seiring dengan berkembangnya waktu,

Lebih terperinci

ANALISIS SOLUSI JARINGAN FTTDP DI LOKASI PERUMAHAN PT. VALE INDONESIA

ANALISIS SOLUSI JARINGAN FTTDP DI LOKASI PERUMAHAN PT. VALE INDONESIA ANALISIS SOLUSI JARINGAN FTTDP DI LOKASI PERUMAHAN PT. VALE INDONESIA Disusun oleh : I Gusti Dwiki Ary Wibowo (1022019) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH. No.

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Metodologi Analisis yang digunakan Pada penganalisisan ini menggunakan metodologi analisis Ex Post Facto dimana memiliki pengertian yaitu melakukan analisis peristiwa yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan teknologi yang semakin maju membawa dampak yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Setiap teknologi diciptakan untuk dapat memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Era globalisasi menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam hal teknologi, manajemen dan sumberdaya manusia. Pada era ini, informasi masuk secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH DCISTEM kepanjangan dari Development Center of Information System and Technology for Education and Management. DCISTEM adalah unit pengelola teknologi informasi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 (MEDIA TRANSMISI FISIK)

PERTEMUAN 8 (MEDIA TRANSMISI FISIK) PERTEMUAN 8 (MEDIA TRANSMISI FISIK) POKOK BAHASAN Jaringan fisik berdasarkan bentuk fisik Jaringan fisik berdasarkan cara pemasangan Jaringan fisik berdasarkan fungsi penggunaan TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan nasional yang bergerak untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat UUD 1945. Kondisi ini mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di mana awalnya konsep jaringan komputer ini hanya untuk memanfaatkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. di mana awalnya konsep jaringan komputer ini hanya untuk memanfaatkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep jaringan komputer pertama kali bermula pada sekitar tahun 1940-an, di mana awalnya konsep jaringan komputer ini hanya untuk memanfaatkan suatu perangkat

Lebih terperinci

INTERNET-INTRANET 2. Bambang Pujiarto, S.Kom

INTERNET-INTRANET 2. Bambang Pujiarto, S.Kom INTERNET-INTRANET 2 Bambang Pujiarto, S.Kom Teknologi Internet Perangkat : PC /Komputer Modem, saluran telepon (Dial-Up) Router / Gateway (ISP) Ketentuan: Memiliki IP address dan atau jalur routing yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, internet telah memasuki di berbagai sektor, seperti pendidikan, telekomunikasi bahkan industri. Berkembangnya teknologi juga mendorong manusia untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, persaingan dalam usaha bisnis menjadi sangat kompetitif baik di pasar domestik maupun global. Persaingan bisnis yang ketat di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1

BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1 BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1 3.4 Jaringan Akses STO Jatinegara PT TELKOM Indonesia sebagai salah satu penyelenggara telekomunikasi terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia dengan dorongan untuk menuju. kehidupan yang lebih baik lagi, manusia berusaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia dengan dorongan untuk menuju. kehidupan yang lebih baik lagi, manusia berusaha untuk dapat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia dengan dorongan untuk menuju kehidupan yang lebih baik lagi, manusia berusaha untuk dapat menunjang kehidupan yang dia jalani. Untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat dunia akan layanan telekomunikasi yang bukan sekedar suara tapi juga data dan multimedia. Saat ini sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang mengarah pada pengungkapan

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jaringan lokal yang ada sampai saat ini masih dominan pada pemakaian jaringan kabel tembaga untuk mencatu pelanggannya. Diperlukan pengoperasian jaringan kabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian mengenai Pengembangan Fasilitas Taman RA. Kartini sebagai Ruang Rekreasi Publik di Kota Cimahi ini, peneliti melakukan penelitian di kawasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Iklim persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana pelanggan sangat kritis dengan kebutuhan dan keinginan yang terus berkembang. Oleh karena itu perusahaan

Lebih terperinci

Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter. 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi

Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter. 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi 3. Naufanti Zulfah (12/332429/SV/01145) >>Pembuat slide I

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci