BAB IV HASIL DAN ANALISA
|
|
- Hengki Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Desain Pada Tugas Akhir mengenai perancangan jaringan Fiber To The Home (FTTH) pada segemen distribusi perumahan Pluit Sakti sebanyak 465 homepass. Pengertian homepass itu sendiri adalah rumah yang berpotensi pelanggan. Segmen distribusi ini merupakan data utama dalam mengerjakan Tugas Akhir ini. Seperti yang sudah disebutkan pada bab III, bahwa data homepass yang didapatkan merupakan hasil survey secara langsung di wilayah perumahan Pluit Sakti, Jakarta Utara Data hasil survey tersebut meliputi beberapa kriteria seperti : RK eksisting, tiang eksisting, data berlangganan telkom, keterangan rumah, drop point eksisting dan lain sebagainya Desain Boundary FV Menggunakan Sistem Two Stage 1:2 dan 1:16 Pada desain boundary yang menggunakan sistem two stage 1:2 dan 1:16 memiliki perhitungan kebutuhan perangkat seperti berikut ini: a) ODP = Jumlah Homepass/kapasitas ODP yang dipakai = 465/16 = digenapkan jadi 30 buah b) jumlah passive splitter pada ODP PS 1:16 = jumlah homepass / kapasitas odp = 465/16 = digenapkan 30 buah c) Core distribusi = jumlah homepass / kapasitas odp = 465/16 = digenapkan 30 core 56
2 d) Kabel distribusi = jumlah core distribusi/kapasitas core kabel distribusi yang dipakai = 30/24 = 2 kabel distribusi e) jumlah PS di ODC PS 1:2 = = jumlah core distribusi / splitter ODC yang dipakai = 30/2 = 15 buah f) Core feeder = jumlah homepass/ total kapasitas PS = 465/32 = digenapkan menjadi 15 core Pada hasil desain, boundary FV pada kawasan perumahan Pluit Sakti tidak memiliki percabangan pada segmen distribusi. Pada sistem two stage 1:2 dan 1:16 terdapat 2 kabel distribusi dengan kapasitas kabel yang dipakai 24 core. ODP yang dipakai sebanyak 30 buah dan PS 1:16 juga berjumlah 30 buah untuk setiap ODP-nya. Berikut ini adalah hasil akhir desain pada boundary FV dengan sistem two stage 1:2 dan 1:16. Gambar 4.1 Distribusi two stage 1:2 dan 1:16 57
3 4.1.2 Desain Boundary FV Menggunakan Sistem One Stage 1:32 Pada desain boundary FV yang menggunakan sistem one stage 1:32 memiliki perhitungan kebutuhan perangkat seperti berikut ini: a) ODP = Jumlah Homepass/kapasitas ODP yang dipakai = 465/16 = digenapkan jadi 30 buah b) jumlah passive splitter pada ODP PS 1:16 = jumlah homepass / kapasitas odp = 465/16 = digenapkan 30 buah c) Kabel distribusi = jumlah homepass/kapasitas kabel yang dipakai= 465/96 = 5 kabel distribusi d) jumlah passive splitter pada ODC PS 1:32 = 465/32 = 15 buah e) e. Core feeder = Jumlah homepass / splitter ODC yang dipakai= 465/32 = digenapkan menjadi 15 core Pada hasil akhir desain boundary FV menggunakan skenario one stage 1:32 ini tidak memiliki percabangan kabel pada jaringan segmen distribusinya. Pada sistem one stage 1:32 terdapat 6 kabel distribusi dengan kapasitas kabel yang dipakai 96 core, yang secara matematis memang hanya 5 kabel distribusi akan tetapi dalam setiap kabelnya memerlukan core cadangan. ODP yang dipakai sebanyak 30 buah dan PS 1:32 juga berjumlah 30 buah yang diletakkan pada ODC. Pada skenario one stage PS 1:32 tidak menggunakan passive splitter pada ODP,jadi pada ODP hanya sebagai titik terminasi. berikut ini adalah hasil akhir desain pada boundary FV dengan sistem one stage 1:32. 58
4 Gambar 4.2 Distribusi one stage 1: Desain Boundary FV Menggunakan Sistem Two Stage 1:4 dan 1:8 Pada desain boundary FV yang menggunakan sistem two stage 1:4 dan 1:8 memiliki perhitungan kebutuhan perangkat seperti berikut ini: a) jumlah ODP = Jumlah Homepass/kapasitas ODP yang dipakai = 465/8 = 60 buah b) jumlah passive splitter ODP PS 1:8 = jumlah homepass/kapasitas ODP yang dipakai = 465/8 = 60 buah c) Core distribusi = jumlah homepass/kapasitas ODP yang dipakai = 465/8 = 60 core d) Kabel distribusi = jumlah core distribusi/kapasitas core kabel distribusi yang dipakai =60/24 = 3 kabel distribusi e) jumlah passive splitter pada ODP PS 1:4 = core distribusi/4 = 15 buah 59
5 f) Core feeder = jumlah homepass/ total kapasitas PS = 465/32 = digenapkan menjadi 15 core Pada hasil desain pada boundary FV menggunakan skenario two stage 1:4 dan 1:8 ini memiliki banyak percabangan kabel pada setiap distribusinya karena bertujuan untuk menjangkau ODP dengan panjang kabel yang efisien. ODP yang digunakan dalam desain two stage 1:4 dan 1:8 ini secara matematis memang berjumlah 60 buah, tapi untuk perumahan Pluit sakti desain boundary FV menggunakan 80 ODP karena terkait dengan kondisi geografis dan jumlah rumah dalam satu baris dari perumahan tersebut maka ditambahkan 20 ODP agar seluruh pelanggan terjangkau oleh jaringan tersebut dan juga ditambahkan 1 kabel distribusi yang berkapasitas 12 core jadi total kapasitas distribusi kabel yang digunakan berjumlah 4 kabel distribusi. Berikut ini adalah hasil akhir desain pada boundary FV dengan sistem two stage 1:4 dan 1:8. Gambar 4.3 distribusi two stage 1:4 dan 1:8 60
6 KONFIGURASI PASSIVE SPLITTER Tabel 4.1 kelebihan dan kekurangan desain one stage dan two stage Jumlah passive splitter pada ODP (pcs) Jumlah kabel distribusi Jumlah passive splitter pada ODC (pcs) Kapasitas ODC yang dipakai Core feeder 1:2 & 1: core 1: core 1:4 & 1: core Dari sistem yang dipakai memiliki kelebihan dan kelemahan masingmasing. Di antaranya sistem two stage 1:2 dan 1:16 lebih hemat kabel distribusi,lebih sedikit penggunaan port dan penyambungan di ODC akan tetapi memiliki kekurangan panjang drop core yang melebihi standar 100 meter yang memungkinkan banyak terjadi gangguan dikemudian hari dan juga titik distribusi kurang menyebar. Untuk sistem one stage 1:32 ini kelebihannya hanya memiliki redaman tidak terlalu besar,titik distribusi dapat disesuaikan dengan keadaan lapangan sedangkan kekurangannya mempunyai biaya pembangunan yang mahal,membutuhkan kapasitas ODC yang lebih besar, lebih banyak penyambungan secara keseluruhan, waktu pengerjaan yang lebih lama. Sehingga skenario one stage 1:32 ini tidak terlalu cocok untuk pemasangan optik di kawasan perumahan melainkan untuk mencatu kebutuhan pelanggan di gedung atau yang disebut desain HRB (high rise building). Maka dalam mendesain perumahan Pluit Sakti ini penulis menggunakan konfigurasi two stage 1:4 dan 1:8 karena titik distribusi lebih menyebar,hemat core distribusi,hemat drop kabel,hemat kapasitas ODC sehingga lebih efisien dalam pengunaan kabel distribusi, drop core dan port pada ODC 61
7 4.2 Tabel Bill Of Quantity (BoQ) Tabel BoQ pada umumnya berisi tentang rincian-rincian mengenai kebutuhan perangkat dengan jumlah yang dibutuhkan dalam sebuah perancangan suatu jaringan FTTH, harga dari masing-masing perangkat, harga jasa pemasangan perangkat, dan rincian pemasangan perangkat. Pada Tugas Akhir ini, pembuatan tabel Bill Of Quantity (BoQ) hanya berisi rincian tentang nama perangkat, jumlah yang dibutuhkan, dan satuan yang digunakan BOQ two stage 1:2 dan 1:16 Tabel 4.2 BOQ two stage 1:2 dan 1:16 62
8 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada tabel BoQ di boundary FV menggunakan skenario two stage 1:2 & 1:16 menghasilkan jumlah kebutuhan perangkat ODP, PS 1:2, dan PS 1:16 yang sesuai dengan hasil perhitungan kebutuhan perangkat pada sub bab Pada perhitungan kebutuhan dihasilkan ODP dengan jumlah kebutuhan sebanyak 30 buah, PS 1:2 sebanyak 15 buah, dan PS 1:16 sebanyak 30 buah. Untuk jumlah konektor pada boundary FV yang memiliki jumlah homepass sebanyak 465 unit dibutuhkan konektor sebanyak 5203 buah yang didapatkan dari jumlah homepass dikalikan dengan jumlah kebutuhan konektor dalam satu link optik dari perangkat OLT sampai dengan perangkat ONT sejumlah 11 konektor. Pada boundary dengan skenario two stage 1:2 dan 1:16 kabel distribusi tidak memiliki percabangan karena panjang nya masih dalam batas dari panjang maksimum kabel distribusi, dalam perancangan desain jaringan FTTH ini yang memiliki panjang maksimum sebesar dua kilometer. 63
9 4.2.2 BOQ one stage 1:32 Tabel 4.3 BOQ one stage 1:32 Berdasarkan tabel di atas, maka pada boundary FV yang menggunakan skenario one stage 1:32 ini menghasilkan jumlah kebutuhan perangkat ODP dan PS 1:32 sesuai dengan jumlah perhitungan pada sub bab Pada perhitungan 64
10 dihasilkan kebutuhan ODP sebanyak 30 buah dan PS 1:32 sebanyak 15 buah. Namun pada desain menghasilkan kebutuhan ODP dan PS 1:32 yang dapat dilihat pada tabel di atas. Dengan kebutuhan kapsitas kabel 96 core yang jauh lebih besar dibandingkan dengan yang lain dan ODC yang digunakan kapasitas 576 karena kebutuhan core yang lebih besar BOQ two stage 1:4 dan 1:8 Tabel 4.4 BOQ two stage 1:4 dan 1:8 65
11 Berdasarkan data tabel di atas, maka pada boundary FV yang menggunakan skenario two stage 1:4 dan 1:8 ini menghasilkan jumlah kebutuhan perangkat ODP, PS 1:4, dan PS 1:8 yang berbeda dengan jumlah perhitungan pada sub bab Pada perhitungan dihasilkan kebutuhan ODP sebanyak 60 buah, PS 1:8 sebanyak 60 buah, dan PS 1:4 sebanyak 15 buah. Namun pada desain, menghasilkan kebutuhan ODP sebanyak 8, PS 1:4 sebanyak 24 dan PS 1:8 sebanyak 80 yang dapat dilihat pada tabel di atas. Perbedaan jumlah perhitungan kebutuhan pada beberapa perangkat seperti ODP dan PS pada masing-masing boundary dengan jumlah kebutuhan perangkat pada hasil desain disebabkan karena jumlah kebutuhan perangkat berdasarkan perhitungan hanya menunjukkan jumlah atau angka yang ideal tanpa memperhitungkan kondisi di dalam sebuah boundary. Sedangkan jumlah kebutuhan perangkat hasil desain merupakan jumlah kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi dalam sebuah perancangan jaringan FTTH karena hasil desain sudah tentu kondisi di dalam sebuah boundary yang penyebaran homepass nya bisa saja tidak merata sehingga dibutuhkan perangkat yang lebih banyak dibandingkan dengan hasil perhitungan. Gambar 4.4 panjang drop kabel 66
12 Pada gambar diatas garis yang berwarna merah adalah kabel optik Drop yang ketika dilihat propertinya memiliki ukuran panjang sebanyak 70m yang didapat dari jarak odp menuju Roset dirumah pelanggan, perhitungan ini sudah termasuk toleransi karena jalur dibuat zig zag sebagai spare kabel. Total Jumlah kabel drop = panjang drop kabel kepelanggan x jumlah homepass = 70 m x jumlah hp = 70 x 465 = m Gambar 4.5 panjang feeder Pada gambar diatas garis yang berwarna biru adalah rute kabel optik feeder yang ketika dilihat propertinya memiliki ukuran panjang sebanyak 1034m yang didapat dari jarak Sentral Telepon Otomat (STO) Muara Karang menuju lokasi ODC FV. Jarak yang tertera di properti ini hanya sebatas jarak rute kabel, sedangkan untuk panjang kabel yang dipakai dapat dihitung dengan menambahkan slack pada setiap manhole yang besarnya ialah 30m dan toleransi 67
13 sebanyak 3% dari total panjang kabel sehinggal total panjang kabel feeder ialah 1100m yang didapat dari penjumlahan ( ) x 103% =1100m KONFIGURASI PASSIVE SPLITTER Tabel 4.5 Perbandingan BOQ secara one stage dan two stage KABEL FEEDER ODC JENIS / PANJANG DIST JENIS/ JUMLAH ODP KABEL DROP 1:2 & 1:16 1,1 Km C/2,7Km ODP16/ M 1:32 1,1Km C/4,2Km ODP16/ M 1:4 & 1:8 1,1 Km C/3,5Km & 12C/2,2Km ODP08/ M Dari data tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa dari tiga skenario desain di boundary FV, maka pada skenario 1:2 dan 1:16 memiliki kebutuhan kabel distribusi yang paling sedikit dibanding dengan skenario lain. Skenario 1:32 yang memiliki nilai redaman paling kecil akan tetapi memiliki kebutuhan kabel distribusi yang paling banyak dan juga lebih boros. Sedangkan pada skenario 1:4 dan 1:8 yang memiliki total ODP terbanyak, memiliki kebutuhkan drop kabel yang paling sedikit dibanding skenario lain. 4.3 Link Budget Perhitungan link budget melibatkan beberapa perangkat penyusun jaringan FTTH, dimana masing-masing dari perangkat memiliki nilai loss maksimal tersendiri. Dalam jaringan FTTH, total loss maksimum nya adalah -28 db dan loss minimumnya adalah -13 db. Sehingga apabila ada suatu link FTTH dari OLT ke ONT memiliki total loss lebih dari -28 db, maka bisa dikatakan bahwa desain pada boundary tersebut kurang baik. Analisis link budget digunakan untuk mencari redaman per elemen agar daya tidak melebihi dan tidak kurang dari batas 68
14 ambang dari daya yang dibutuhkan. Pada analisis ini menghitung link budget untuk 3 kondisi pada boundary FV dengan jumlah 465 rumah. Untuk ODP yang diambil sebagai analisa adalah ODP yang bernomor urut 45 karena posisi ODP yang berada ditengah-tengah distribusi pada PS 1:4 dan 1:8 yang akan dianalisa secara teori sistematis dan hasil penelitian di lapangan. Perhitungan link budget merumuskan Loss daya total keseluruhan. Link budget menghitung keseluruhan Loss yaitu redaman kabel, Loss konektor, Loss sambungan, dan margin. Total Loss = {(αf * L) + (Lc * m) + (Lsp* n) + S+M} Keterangan: αf = Redaman Fiber Optic (db/km) L = Panjang FO (Km) LC = Loss Connector (db/bh) m = Jumlah Connector Lsp = Loss Splice (db/bh) n = Jumlah Splice S = Loss Splitter M = Margin / Toleransi Diketahui αf = -0,25 db/km L = 1,6 Km LC = -0,35 db/bh m = 7 pcs Lsp = -0,1 db/bh n = 2 pcs S = 1:4=7,25 db, 1:8=10,38 db 69
15 Perbandingan Perhitungan Matematis dan Pengukuran 1. Untuk ODP 45 dengan Jarak 1,6 km memakai konfigurasi Splitter 1:4 dan 1:8 Total Loss = {(-0,35*2,7)} + {(-0,25 * 7)} + {(-0,1 * 2) +(-7,25+-10,38)+-1} = (-0,94) + (-1,75)+ (-0,2)+(-17,63) = -20,52 db PRx = PTx + Total Loss = 3 dbm + (-20,52dBm) = -17,52 dbm Untuk jarak 1,6 Km daya receiver yang didapatkan dari hasil perhitungan sebesar -18,52 dbm. Nilai tersebut masih memenuhi standar PRx yang ditetapkan ITU. Jadi paket data yang dikirimkan dapat diterima dengan baik. 70
16 Gambar 4.6 Hasil peengukuran pada ODP 45 Gambar diatas adalah gambar hasil ukur Power yang diterima oleh ONT dengan alat Optical Power Meter sebesar -18,42 dbm, sehingga dapat disimpulkan bahwa loss yang terdapat pada jarak antara OLT dengan ONT yang sudah melewati passive Splitter dapat dihitung dengan rumus : TL=PTx PRx PRx= Power Received PTx= Power Transmititted TL = Total Loss 71
17 Diketahui : PTx= 3dBm PRx= -18,42 dbm Sehingga Perhitungan Total Loss= - 3dBm + (-18,42dBm)= -21,42 db Jadi perbedaan antara perhitungan lapangan dengan perhitungan secara sitematis yaitu: Hasil pengukuran : -18,42 dbm Hasil perhitungan Matematis :-17,52 dbm Selisihnya adalah: -0,90 dbm yang mungkin disebabkan karena hasil implementasi lapangan pada titik sambungan atau terminasi pada konektor mengalami loss yang melebihi standar. Tabel 4.6 PERBANDINGAN HASIL SISTEMATIS DAN HASIL LAPANGAN Keterangan PRx (Power Received) Hasil Perhitungan Matematis Hasil Pengukuran -17,52 dbm -18,42 dbm Total loss -20,52 dbm -21,42 dbm Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan perbandingan hasil sistematis dengan hasil lapangan. Meliputi beberapa faktor-faktor sebagai berikut : 72
18 Secara garis besar Loss didapat dari beberapa faktor hambatan media pengantar yaitu kabel serat optik yang terjadi karena serat itu sendiri maupun terjadi karena instalasi kabel optik seperti : 1. Loss karena Penyerapan (Absorption Loss) Disebabkan karena adanya molekul-molekul air yang terperangkap didalam core (inti) serat optik, pada saat pembuatan serat optik OH - Gambar 4.7 Ilustrasi Loss penyerapan 2. Loss karena Penghamburan (Scattering Loss) Disebabkan karena adanya facet-facet yang memantulkan dan membiaskan cahaya. Gambar 4.8 Ilustrasi loss penghamburan 3. Loss perbedaan ukuran Penghamburan dapat disebabkan karena Variasi ukuran inti / core ketika dilakukan penyambungan dengan kabel yang berbeda proses fabrikasinya 73
19 Gambar 4.9 Ilustrasi loss perbedaan ukuran Maka dapat disimpulkan loss yang terdapat karena instalasi pemasangan kabel optik ialah: - Kabel optik mendapat tekanan berlebihan (faktor kesalahan teknis) - Kabel ditekuk melebihi standar tekukan (faktor human eror) - Perembesan air yang dapat merusak kedalam silica glass dan menaikkan optical loss. (faktor cuaca) - Gas Hidrogen dapat masuk kedalam silica glass dan menaikkan optical loss.(faktor suhu) 74
20 Gambar 4.10 ilustrasi Loss keseluruhan instalasi 75
BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN
BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN 4.1 Data Jaringan Untuk menghitung link power budget pada jaringan Apartemen Paddington Heights Alam Sutera South Section ini digunakan data-data sebagai berikut : a. Daya
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME
BAB III PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME 3.1 Diagram Alur Proses Perancangan Jaringan FTTH Proses perancangan jaringan fiber to the home (FTTH) tidak terlepas dari beberapa hal yang menjadi
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY Ridwan Pratama 1 1 Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom 1 ridwanpsatu@telkomuniversity.ac.id
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun oleh : ALVEN DELANO PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA INDONESIA
TUGAS AKHIR PERANCANGAN JARINGAN AKSES FTTH DENGAN KONFIGURASI BUS DUAL STAGE PASSIVE SPLITTER MELALUI SALURAN PENCATU BAWAH TANAH (SPBT) DI CLUSTER MISSISIPI, JAKARTA GARDEN CITY Disusun oleh : ALVEN
Lebih terperinciBAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET
BAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET 3.1 Diagram Alur Penelitian Selama proses penelitian dimulai dengan penentuan lokasi kemudian dilakukan perumusan masalah, dilanjutkan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN
ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN Muhammad Fachri, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON)
BAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON) Pada bab ini akan dibahas analisis parameter teknis yang berkaitan dengan penerapan passive splitter pada jaringan
Lebih terperinciBAB III METODE ANALISIS
BAB III METODE ANALISIS 3.1 Metodologi Analisis yang digunakan Pada penganalisisan ini menggunakan metodologi analisis Ex Post Facto dimana memiliki pengertian yaitu melakukan analisis peristiwa yang telah
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. luar yang disebut Cladding. Cladding adalah selubung dari inti (core). Indeks
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Serat Optik Merupakan suatu media pemandu gelombang cahaya (light wave guide) berupa kabel transparan, yang mana penampang dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian utama, yaitu
Lebih terperinciBAB III HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB III HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN 3.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga dan Fiber Optik 3.1.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga JARLOKAT digunakan untuk komunikasi, baik suara (voice) melalui telepon
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3 1,2, Prodi D3 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Ilmu Terapan,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengenalan Kabel Serat Optik Serat optik adalah suatu media transimisi berupa pemandu gelombang cahaya (light wave guide) yang berbentuk kabel tembus pandang (transparant), dimana
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan kemudian
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Teknologi serat optik merupakan suatu teknologi komunikasi yang sangat bagus pada zaman modern saat ini. Pada teknologi ini terjadi perubahan informasi yang biasanya berbentuk
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices with Optisystem
Lebih terperinciAnalisis Redaman Pada Jaringan Ftth (Fiber To The Home) Dengan Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) Di PT MNC Kabel Mediacom
Analisis Redaman Pada Jaringan Ftth (Fiber To The Home) Dengan Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) Di PT MNC Kabel Mediacom Minal Abral, Mochamad Djaohar Universitas Negeri Jakarta Abstrak
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA SARIWANGI ASRI GEGERKALONG BANDUNG
PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA SARIWANGI ASRI GEGERKALONG BANDUNG Abstrak DESIGN AND ANALYSIS OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK WITH
Lebih terperinciBAB 4. PERANCANGAN SISTEM
BAB 4. PERANCANGAN SISTEM 4.1. Diagram Alur Perancangan. Langkah awal dari analisa perancangan jaringan adalah lokasi. Setelah lokasi ditentukan, lakukan pengumpulan data data yang diperlukan dalam perancangan
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3
ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.1, No.2 Agustus 2015 Page 1404 PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2,
Lebih terperinciPEMBUATAN DESAIN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN BUAH BATU SQUARE BANDUNG
PEMBUATAN DESAIN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN BUAH BATU SQUARE BANDUNG Arfan Husni Rahmanto 1 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom 1 fanhus@students.telkomuniversity.ac.id
Lebih terperinciANALISA PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING
ANALISA PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING Analysis Implementation Fiber To The Home Devices With Optisystem on the Tower
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices
Lebih terperinciPEMBUATAN DESAIN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN BUAH BATU SQUARE BANDUNG [5]
PEMBUATAN DESAIN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN BUAH BATU SQUARE BANDUNG [5] MAKING FIBER NETWORK DESIGN TO THE HOME (FTTH) IN BUAH BATU SQUARE HOUSING BANDUNG [5] Kresna Dwipa Pramaditya
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME)
PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) Mohamad Indra Yanuardin 1, Devie Ryana S 2, Mia Rosmiati S 3 123 Program Studi D3 Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom 1 mohhindra@gmail.com,
Lebih terperinciANALISA REDAMAN SERAT OPTIK FIBER TO THE HOME (FTTH) POINT TO POINT LINK STO PADANG BULAN KE PURI TANJUNG SARI KOTA MEDAN
ANALISA REDAMAN SERAT OPTIK FIBER TO THE HOME (FTTH) POINT TO POINT LINK STO PADANG BULAN KE PURI TANJUNG SARI KOTA MEDAN Haby Emastyo Pratama 1, Yussa Ananda, 2 1 Mahasiswa Prodi Elektro, 2 Staff Pengajar
Lebih terperinciANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG. Yara romana rachman
ANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG Yara romana rachman yararach@students.telkomuniversity.ac.id Abstrak Teknologi
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM ANALYSIS IMPLEMENTATION FIBER TO THE HOME DEVICES with OPTISYSTEM
Lebih terperinciSIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM
SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM Dian Ratna Kumala Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom kumaladianratna@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM
PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM ANALYSIS IMPLEMENTATION OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK
Lebih terperinciFahmi Pahlawan*, Dwi Astuti Cahyasiwi, Kun Fayakun
Vol. 2, 2017 Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON): Studi Kasus Perumahan Graha Permai Ciputat Fahmi Pahlawan*, Dwi Astuti Cahyasiwi,
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG
PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG DESIGN AND ANALYSIS OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK WITH OPTISYSTEM FOR PERMATA
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE KOMPLEK PERUMAHAN PESONA CIGANITRI
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE KOMPLEK PERUMAHAN PESONA CIGANITRI Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut,
Lebih terperinciANALISA DAN PERENCANAAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA SURVEY HOMEPASS STO SOLO DI AREA KLATEN SELATAN
ANALISA DAN PERENCANAAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA SURVEY HOMEPASS STO SOLO DI AREA KLATEN SELATAN Alfin Hikmaturokhman 1, Defitri 2 1,2 Program Studi Diploma III Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI WILAYAH PERMATA BUAH BATU II, BANDUNG
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI WILAYAH PERMATA BUAH BATU II, BANDUNG FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK DESIGN USING GIGABIT PASSIVE
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The
54 BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The Home baru di suatu lokasi yang ditentukan dengan menggunakkan teknologi GPON yang ada di PT. Telkom,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perumahan Indah Purwakarta untuk saat ini masih belum menggunakan kabel fiber optik untuk layanan komukasi. Kebutuhan layanan masyarakat yang semakin modern
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN JARINGAN DENGAN METODE OPTICAL DRAFTER UNTUK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BERBASIS ANDROID
RANCANG BANGUN APLIKASI PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN JARINGAN DENGAN METODE OPTICAL DRAFTER UNTUK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BERBASIS ANDROID Muhamad Arief Permana, Akhmad Hambali Ir, MT., Tri Nopiani
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI KECAMATAN NGAGLIK
PERANCANGAN JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI KECAMATAN NGAGLIK Tito Yuwono *1, Farah Amirah Hutami 2 1,2 Teknik Elektro, Universitas Islam Indonesia Kontak Person : Tito Yuwono, Farah Amirah e-mail
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM Annisa Ayu Lestari1 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas Telkom annisalstr@telkomuniversity.ac.id
Lebih terperinciPerancangan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Gigabyte Passive Optical Network (GPON) pada Mall Park23 Tuban
60 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus 2017 Perancangan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Gigabyte Passive Optical Network (GPON) pada Mall Park23 Tuban I Putu Gede
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam membangun suatu sistem jaringan komunikasi fiber optik ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah parameter-parameter komponen jaringan FTTH
Lebih terperinciAnalisis Perencanaan Jaringan Akses Fiber-tothe-Home Berdasarkan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di STO Banyumanik Semarang
Analisis Perencanaan Jaringan Akses Fiber-tothe-Home Berdasarkan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di STO Banyumanik Semarang Maria Enggar Santika 1, Eva Yovita Dwi Utami 2, Budihardja Murtianta
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER PERMAI
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER PERMAI Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices
Lebih terperinciAnalisis Perancangan Jaringan Fiber To The Home Area Jakarta Garden City (Jakarta Timur) dengan Metode Link Power Budget dan Rise Time Budget
Analisis Perancangan Jaringan Fiber To The Home Area Jakarta Garden City (Jakarta Timur) dengan Metode Link Power Budget dan Rise Time Budget Fahrudin Rosanto1*), Dodi Zulherman2, Fauza Khair3 Program
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH
ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH Aninditya Esti Pratiwi Prodi S1 Teknik Telekomunikasi,Fakultas Teknik, Universitas Telkom anindityaesti@gmail.com
Lebih terperinciMANFAAT PEMASANGAN OPTICAL TERMINATION PREMISES DALAM JARINGAN FIBER TO THE HOME
MANFAAT PEMASANGAN OPTICAL TERMINATION PREMISES DALAM JARINGAN FIBER TO THE HOME Abstrak Tumbuhnya pelanggan broadband berbasis jaringan Fiber To The Home (FTTH) ternyata dibarengi dengan banyaknya keluhan
Lebih terperinciPERFORMANSI JARINGAN FIBER OPTIK DARI SENTRAL OFFICE HINGGA KE PELANGGAN DI YOGYAKARTA
PERFORMANSI JARINGAN FIBER OPTIK DARI SENTRAL OFFICE HINGGA KE PELANGGAN DI YOGYAKARTA PERFORMANCE OF FIBER OPTIC NETWORK FROM CENTRAL OFFICE TO USERS IN YOGYAKARTA Firdaus, Ferdyan Andhika Pradana, Eka
Lebih terperinciANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK
ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK Puti Mayangsari Fhatony (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK PERUMAHAN JINGGA BANDUNG
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK PERUMAHAN JINGGA BANDUNG NETWORK DESIGN OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK USING GIGABIT PASSIVE
Lebih terperinciANALISA JARINGAN FTTH STO JOHAR KE MG SETOS BERDASARKAN TEKNOLOGI GPON DI PT. TELKOM AKSES DIGITAL LIFE REGIONAL IV JATENG DAN D.I.
ANALISA JARINGAN FTTH STO JOHAR KE MG SETOS BERDASARKAN TEKNOLOGI GPON DI PT. TELKOM AKSES DIGITAL LIFE REGIONAL IV JATENG DAN D.I.Y Mochamad Subchan Mauludin 1a), Indah Rahmawati 1) Jurusan Teknik Informatika,
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON)
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) Nurul Ismi Mentari Sidauruk (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME DENGAN TEKNOLOGI GIGA BIT PASSIVE OPTICAL NETWORK DI BATALYON KAVALERY 9 / COBRA
PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME DENGAN TEKNOLOGI GIGA BIT PASSIVE OPTICAL NETWORK DI BATALYON KAVALERY 9 / COBRA DESIGN OF FIBER TO THE HOME ACCESS NETWORK USING GIGA BIT PASSIVE OPTICAL NETWOK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet berperan penting bagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar informasi melalui konten,
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PRIVATE VILLAGE, CIKONENG
PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PRIVATE VILLAGE, CIKONENG DESIGN OF FIBER TO THE HOME ACCESS NETWORK USING GIGABIT PASSIVE
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)
PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) Disusun Oleh : Hafidudin,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prodi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom 2015 Perencanaan Jarlokaf
Lebih terperinciPerancangan Jaringan Distribusi Fiber To The Home (FTTH) di Komplek Batununggal Indah Bandung
Perancangan Jaringan Distribusi Fiber To The Home (FTTH) di Komplek Batununggal Indah Bandung Wida Ningrat Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Bandung, Indonesia
Lebih terperinciDESAIN JARINGAN BROADBAND FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PENINGKATAN PERFORMANSI JARINGAN INFORMASI DAN TELEKOMUNIKASI DI UNIVERSITAS RIAU
DESAIN JARINGAN BROADBAND FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PENINGKATAN PERFORMANSI JARINGAN INFORMASI DAN TELEKOMUNIKASI DI UNIVERSITAS RIAU Ery Safrianti 1, Linna Oktaviana Sari 2, Dwi Putra Retdha Yuhana
Lebih terperinciJaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT
Jaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT Saluran / Jaringan Lokal Saluran yang menghubungkan pesawat pelanggan dengan Main Distribution Point disentral telepon. Panjang
Lebih terperinciBAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1
BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1 3.4 Jaringan Akses STO Jatinegara PT TELKOM Indonesia sebagai salah satu penyelenggara telekomunikasi terbesar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN
BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN 4.1 Analisis Hasil Perancangan Setelah dilakukan perancangan jaringan akses FTTH menggunakan GPON, untuk mengetahui kelayakan sistem maka akan di analisis
Lebih terperinciGian Dhaifannahri [1]
PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMBINASI FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN WI-FI PUBLIC DI PERUMAHAN PESONA CIGANITRI DESIGN AND ANALYSIS OF COMBINATION FIBER TO THE HOME (FTTH) WITH WI-FI PUBLIC INPESONA CIGANITRI
Lebih terperinciANALISIS TOTAL LOSS REDAMAN PADA JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN SARIJADI BANDUNG
ANALISIS TOTAL LOSS REDAMAN PADA JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN SARIJADI BANDUNG Bagas Farhan Teguh Luthfi Ananto Garizah Ganih Pranoto Gita Meirinda Firda Masitha Putu Cinthia Wikessa
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO DAGO KE PERUMAHAN DAGO ASRI DAN CISTU INDAH BANDUNG
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO DAGO KE PERUMAHAN DAGO ASRI DAN CISTU INDAH BANDUNG Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK DI GARDEN VILLAS RESIDENCE BANDUNG
ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.2, No.3 December 2016 Page 1397 PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK DI GARDEN VILLAS
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices with Optisystem
Lebih terperinciANALISA OPTIMASI JARINGAN FIBER TO THE HOME STUDI KASUS DI PERUMAHAN CIPAGERAN INDAH CIMAHI
ISSN : 44-586 e-proceeding of Applied Science : Vol., No.3 December 016 Page 1367 ANALISA OPTIMASI JARINGAN FIBER TO THE HOME STUDI KASUS DI PERUMAHAN CIPAGERAN INDAH CIMAHI NETWORK OPTIMIZATION ANALYSIS
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LAPORAN KERJA PRAKTEK IMPLEMENTASI JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) SEGMEN FEEDER DI STO CIKUPA PT TELKOM AKSES Diajukan untuk memenuhi persyaratan Penyelesaian Kerja Praktek (S1) Oleh: JIMI PRASOJO 41413110174
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN POWER BUDGET
BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN POWER BUDGET 4.1 Analisis Masalah dan Metode Perhitungan Power Budget Dalam mengevaluasi dan menilai performansi atau kinerja suatu jaringan dalam mengirimkan sinyal dari
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERHITUNGAN LINK BUDGET DALAM PENERAPAN METRO WDM
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN LINK BUDGET DALAM PENERAPAN METRO WDM 4.1 Perhitungan Rute Jaringan Jaringan akses transmisi serat optik yang dibangun dalam Aplikasi menjangkau 2 lokasi Bintaro Network Building
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN OTDR SERTA ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGGUKURAN TERHADAP RUGI-RUGI TRANSMISI
BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN OTDR SERTA ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGGUKURAN TERHADAP RUGI-RUGI TRANSMISI 4.1 Analisa Perencanaan Instalasi Penentuan metode instalasi perlu dipertimbangkan
Lebih terperinciJARINGAN AKSES. Akses Tembaga. Akses Optik. Akses Radio
JARINGAN AKSES PSTN JARINGAN AKSES Akses Tembaga Akses Optik Akses Radio AKSES TEMBAGA Struktur Umum : Elemen Jaringan Akses Tembaga : (1) Sentral Telepon (2) Kabel Primer (3) Rumah Kabel (4) Kabel Sekunder
Lebih terperinciBAB IV HASIL KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN
BAB IV HASIL KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN 4.1 Analisis Masalah dan Metode Perhitungan Power Link Budget Dalam mengevaluasi dan menilai performansi atau kinerja suatu jaringan dalam mengirimkan sinyal
Lebih terperinciANALISIS JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) BERTEKNOLOGI GPON (GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK)
ANALISIS JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME BERTEKNOLOGI GON (GIGABIT ASSIVE OTICAL NETWORK Brilian Dermawan *, Imam Santoso, and Teguh rakoso Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jln.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Merupakan suatu media pemandu gelombang cahaya (light wave guide)
BAB II DASAR TEORI 2.1 Serat Optik Merupakan suatu media pemandu gelombang cahaya (light wave guide) berupa kabel transparant, yang mana penampangan dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian utama, yaitu
Lebih terperinciPage-1. Jaringan Fiber To The Home (FTTH)
Page-1 Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Tujuan pembelajaran :: Setelah mengikuti modul ini dengan seksama, peserta diharapkan mampu : Memahami struktur jaringan FTTH Memahami istilah-istilah dalam FTTH
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE SETRA DUTA BANDUNG
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE SETRA DUTA BANDUNG Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices with Optisystem
Lebih terperinciFaculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015
PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 10 Jaringan Akses PSTN Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 JARINGAN AKSES PSTN JARINGAN AKSES Akses Tembaga Akses Optik Akses Radio AKSES TEMBAGA Struktur
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Literature Review Ada beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya mengenai GPON. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan oleh
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.3 December 2016 Page 4781
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.3 December 2016 Page 4781 PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI CIGANITRI
Lebih terperinciIgnatius Yoslan Kurniawan. Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
ANALISIS DAN SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN BUAH BATU SQUARE BANDUNG MENGGUNAKAN OPTISYSTEM ANALYSIS AND SIMULATION FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK DESIGN ON BUAH
Lebih terperinciANALISIS SOLUSI JARINGAN FTTDP DI LOKASI PERUMAHAN PT. VALE INDONESIA
ANALISIS SOLUSI JARINGAN FTTDP DI LOKASI PERUMAHAN PT. VALE INDONESIA Disusun oleh : I Gusti Dwiki Ary Wibowo (1022019) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH. No.
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI SERAT OPTIK PADA LINK CIJAURA - BOJONGSOANG PERFORMANCE ANALYSIS OF FIBER OPTIC LINK CIJAURA - BOJONGSOANG
ANALISIS PERFORMANSI SERAT OPTIK PADA LINK CIJAURA - BOJONGSOANG PERFORMANCE ANALYSIS OF FIBER OPTIC LINK CIJAURA - BOJONGSOANG Rizka Nurhasanah Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciSukiswo Jartel, Sukiswo 1
JARINGAN AKSES OPTIK Sukiswo sukiswok@yahoo.com Jartel, Sukiswo 1 JARINGAN AKSES PSTN Jartel, Sukiswo 2 Outline Akses Tembaga Akses Optik Jartel, Sukiswo 3 JARINGAN AKSES TEMBAGA Sukiswo sukiswok@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) pada saat ini sangat berkembang dengan cepat. Berdasarkan hal ini maka dibutuhkan SDM yang handal dibidangnya. Sehingga
Lebih terperinciBAB III PENGUKURAN DAYA DAN REDAMAN. adalah Link Medan-Tebing Tinggi dengan dengan dua daerah jalur ukur, yaitu
BAB III PENGUKURAN DAYA DAN REDAMAN 3.1 Umum Sistem komunikasi serat optik secara umum digunakan sebagai media transmisi jarak jauh. Pada Tugas Akhir ini daerah atau wilayah yang akan diamati adalah Link
Lebih terperinciPerencanaan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Berdasarkan Jaringan Telepon Existing di Kampus Universitas Riau(UR) Panam
Perencanaan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Berdasarkan Jaringan Telepon Existing di Kampus Universitas Riau(UR) Panam Muhammad Awaluddin*, Febrizal** *Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS TEKNOLOGI GPON UNTUK PERLUASAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH)
ANALISIS TEKNOLOGI GPON UNTUK PERLUASAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) Abdul Hamid Alfauzi *), Imam Santoso, and Teguh Prakoso Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH,
Lebih terperinciBAB IV. Hasil dan Pembahasan
BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisis Kasus Gangguan Triple Play Dalam melakukan analisis gangguan triple play, penulis menggunakan parameter standart konfigurasi system jaringan GPON fiberhome dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Passive Optical Network (PON) Kehadiran teknologi PON yaitu sekitar pertengahan tahun 90-an. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada PON mengalami banyak sekali perubahan.
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk
ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk Idham Adrian Jurusan Teknik Informatika, Binus University, Jakarta, ari_idham23891@yahoo.com Muhamad Tadarus
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH
ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH PERFORMANCE ANALYSIS FOR NETWORK ACCESS FIBER TO THE HOME (FTTH) ON THE STO GEGER KALONG TO CIPAKU
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN TAMAN KOPO INDAH 5 BANDUNG
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN TAMAN KOPO INDAH 5 BANDUNG DESIGN OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK IN TAMAN KOPO INDAH 5 BANDUNG RESIDENCE Bayu Heri Prabowo 1101120276 Prodi
Lebih terperinciPERANCANGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK WILAYAH PERUMAHAN SUKASARI BALEENDAH
ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.3, No.2 Agustus 2017 Page 1022 PERANCANGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK WILAYAH PERUMAHAN SUKASARI BALEENDAH DESIGN OF FIBER TO THE HOME (FTTH)
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Perancangan sistem pada penelitian kali ini dilalui dalam beberapa tahapan demi tahapan, hal tersebut ditampilkan melalui diagram alir sebagaimana pada
Lebih terperinciTeknologi Jarlokaf. DLC (Digital Loop Carrier) PON (Passive Optical Network) AON (Active Optical Network) Point to Point. 1 Digital Loop Carrier (DLC)
Teknologi Jarlokaf DLC (Digital Loop Carrier) PON (Passive Optical Network) AON (Active Optical Network) No Teknologi Konfigurasi Dasar Keterangan 1 Digital Loop Carrier (DLC) Point to Point DLC konvensional
Lebih terperinci11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding
TT 1122 PENGANTAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Information source Electrical Transmit Optical Source Optical Fiber Destination Receiver (demodulator) Optical Detector Secara umum blok diagram transmisi komunikasi
Lebih terperinciSIMULASI PERFORMANSI MODULASI DIRECT PADA JARINGAN FTTH DENGAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) di PERUMAHAN BATUNUNGGAL pada OPTISYSTEM
SIMULASI PERFORMANSI MODULASI DIRECT PADA JARINGAN FTTH DENGAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) di PERUMAHAN BATUNUNGGAL pada OPTISYSTEM Zillya Fatimah Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom,
Lebih terperinciPERENCANAAN JARINGAN NG-PON2 MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TWDM PADA PERUMAHAN GRAND SHARON BANDUNG
PERENCANAAN JARINGAN NG-PON2 MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TWDM PADA PERUMAHAN GRAND SHARON BANDUNG Andi Muh B Soelkifly 1), Dwiki Kurnia 2), Ahmad Hidayat 3) Hervyn Junianto Kuen 4) Erna Sri Sugesti 5) 1),2),3
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS JARINGAN GPON PADA LAYANAN IPTV PT. TELKOM DI DAERAH DENPASAR, BALI
ANALISIS KUALITAS JARINGAN GPON PADA LAYANAN IPTV PT. TELKOM DI DAERAH DENPASAR, BALI N.O. Pramundia 1, P.K. Sudiarta 2, N. Gunantara 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana
Lebih terperinci