LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN ANGGARAN 2017 BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN ANGGARAN 2017 BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN ANGGARAN 2017 BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2016

2 KATA PENGANTAR Rasa syukur selalu kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas izin dan rahmat serta karunia-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) untuk kegiatan Fisik dan Non Fisik di pemerintah Kota Mojokerto. Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) ini merupakan standar atau pedoman yang digunakan untuk menganalisis kewajaran beban kerja atau beban biaya setiap program atau kegiatan Fisik dan Non Fisik yang akan dilaksanakan oleh suatu SKPD dalam satu tahun anggaran di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto. Diharapkan dengan adanya HSPK ini akan memberikan manfaat bagi SKPD sehingga mempermudah dalam perencanaan pekerjaan atau kegiatan dalam proses penyusunan anggaran, mendorong SKPD untuk lebih selektif mengalokasikan anggaran serta menghindari tumpang tindih kegiatan. Bagi Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), dengan adanya HSPK akan mempermudah melakukan evaluasi anggaran yang telah diusulkan oleh masing-masing SKPD. Laporan Akhir merupakan laporan pekerjaan pekerjaan penyusunan Harga Satuan Pokok Kegiatan. Proses pengerjaan dari awal hinga selesai menjadi Buku Harga Satuan Pokok Kegiatan. Secara lebih teknis Laporan Akhir menjelaskan tentang latar belakang pekerjaan, tujuan dan manfaat yang diharapkan dapat dicapai oleh Pemerintah Kota yang memiliki HSPK, dasar hukum yang relevan dengan penyusunan HSPK, ruang lingkup pekerjaan, metodologi pelaksanaan pekerjaan dan keluaran pekerjaan penyusunan HSPK, kerangka konseptual yang menjadi dasar penyusunan HSPK, tahapan pelaksanaan aktivitas - aktivitas dalam penyusunan HSPK yang diawali dengan tahap identifikasi kegiatan dan diakhiri dengan tahap sosialisasi, perhitungan HSPK non fisik yang secara spesifik menjelaskan tentang perumusun klasifikasi kegiatan, perumusan komponen dan pembiayaan kegiatan, perumusan koefisien belanja, jumlah total dan harga per unit output serta organisasi pelaksanaan kegiatan serta lampiran yang berisi rekap hasil HSPK Fisik dan Non Fisik dengan jumlah harga pada setiap jenis HSPK. Semoga Laporan Akhir pekerjaan penyusunan Harga Satuan Pokok Kegiatan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, yang nantinya akan berguna dan membantu ii P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

3 Pemerintah Kota Mojokerto dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran sehingga akan terselenggaranya pengelolaan anggaran yang efektif dan efisien serta akuntabel. Surabaya, Juli 2016 Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan Dan Pengembangan Masyarakat TTD iii P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

4 DAFTAR ISI Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Tabel vi BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Dan Manfaat Pekerjaan Referensi Peraturan Dan Perundangan... 5 BAB II. RUANG LINGKUP DAN OUTPUT PEKERJAAN Ruang Lingkup Pekerjaan Output Pekerjaan... 8 BAB III. TAHAPAN, METODE PENDEKATAN, DAN PELAPORAN PEKERJAAN Tahapan Pekerjaan Observasi Pendahuluan Identifikasi Kegiatan Penyusunan Format Standar Teknis Pekerjaan Pengumpulan Data Analisis Data Pembahasan Dan Diskusi Sosialisasi Metode Pendekatan Observasi Pendahuluan Pengumpulan Data Analisis Data Penyempurnaan Buku Standar Barang Dan Harga Satuan Barang Pelaporan Dan Penyajian iv P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

5 BAB IV. ANALISIS PERHITUNGAN HSPK FISIK DAN NON FISIK Analisis Perhitungan HSPK FISIK KONSTRUKSI Maksud dan Tujuan Perhitungan Harga Satuan Dasar Perhitunan Harga Satuan Pekerjaan Analisis Perhitungan HSPK Non Fisik Klasifikasi Kegiatan Perumusan Komponen Pembiayaan Kegiatan BAB V. LAMPIRAN v P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

6 DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Rekap HSPK Fisik Tabel 5.2 Rekap HSPK non Fisik vi P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Terselenggaranya pemerintahan yang baik (good governance) merupakan tuntutan, harapan dan cita - cita bagi pemerintahan di masa yang akan datang. Kedepan pemerintah akan menghadapi gelombang perubahan baik yang berasal dari tekanan internal dan eksternal. Dari sisi tekanan eksternal, pemerintah akan menghadapi globalisasi yang sarat dengan persaingan dan liberalisasi arus informasi, investasi, modal, tenaga kerja dan budaya. Dari sisi internal pemerintah akan menghadapi masyarakat yang semakin cerdas (knwoledge based society) dan masyarakat yang semakin banyak tuntutanya (demanding community). Menurut Osborne dan Gaebler (1992), salah satu syarat terwujudnya good governance adalah adanya pemerintah yang kompetitif, yaitu mengembangkan persaingan yang sehat, dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumberdaya dan produktifitas. Dengan kata lain pemerintahan yang kompetitif berusaha untuk menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian layanan publik. Kompetisi adalah satu - satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan tanpa harus memperbesar biaya. Syarat lainnya tentang kriteria pemerintah yang baik adalah adanya Effectiveness and Efficiency yaitu memenuhi kebutuhan dengan cara terbaik dalam penggunaan sumberdaya. Menurut Mardiasmo 1 efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk 1 Akuntansi Sektor Publik, Dr. Mardiasmo, MBA, Ak 1 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

8 mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output dengan input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan. Sedangkan efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output. Agar terwujud efisiensi dan efektiftas dalam pengelolaan anggaran maka proses Perencanaan anggaran perlu disusun dengan mempertimbangkan aspek akuntabilitas publik. Wujud akuntabilitas publik adalah pertangggungjawaban pemerintah terhadap setiap dana masyarakat yang dikelolahnya dalam APBD. Supaya proses pengelolaan anggaran dapat memenuhi akuntabilitas publik maka perlu merubah bentuk anggaran dari anggaran tradisional menjadi menjadi anggaran kinerja (Performance Budget) yang lebih memfokuskan pada manajemen kebijakan serta memperhatikan apa yang akan dilakukan daerah dan jenis pengeluaran apa yang akan dibelanjakan daerah. Sesuai dengan Peraturan yang berlaku mengenai mekanisme pertanggungjawaban APBD disusun dengan pendekatan kinerja dan disyaratkan untuk mengukur kinerja keuangan Pemerintah Daerah dikembangkan Standar Analisis Belanja, tolok ukur kinerja dan Standar Biaya. Standar analisis belanja adalah standar atau pedoman yang digunakan untuk menganalisis kewajaran beban kerja atau biaya setiap program atau kegiatan yang dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Tolok ukur kinerja merupakan ukuran keberhasilan yang dicapai setiap unit kerja yang ditetapkan dalam bentuk standar pelayanan dan dapat menggunakan indikator keberhasilan program atau kegiatan yang meliputi: masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dan dampak (impact). Sedangkan Standar biaya yang merupakan harga satuan unit biaya yang berlaku berbeda untuk masing-masing daerah. Dalam implementasi di lapangan, standar biaya meliputi harga satuan unit biaya barang atau bahan bangunan serta kegiatan. 2 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

9 Standar biaya untuk barang merupakan harga satuan unit biaya belanja barang. Standar biaya barang ini di beberapa Pemerintah Kabupaten/kota diterjemahkan menjadi Standar Barang dan Harga Satuan Barang Bahan Bangunan/Konstruksi yang merupakan pembakuan harga barang sesuai dengan jenis, spesifikasi, dan kualitas dalam 1 (satu) periode tertentu. Standarisasi barang dan harga satuan barang merupakan proses penentuan harga yang berlaku untuk suatu jenis barang dan untuk jangka waktu tertentu. Salah satu fungsi adanya standar barang dan harga satuan barang adalah sebagai pedoman dalam proses penyusunan anggaran yang terkait dengan belanja barang sehingga akan terwujud pembakuan harga barang yang sama untuk bila barang tersebut mempunyai jenis, spesifikasi, dan kualitas yang sama. Satu tingkat diatas standar biaya barang adalah standar biaya kegiatan, dimana salah satu unsur penyusun standar biaya kegiatan adalah standar biaya barang. Saat ini di beberapa Pemerintah Kabupaten/kota belum ada standar biaya kegiatan atau dengan istilah lain Standar Harga Satuan Pokok Kegiatan (yang selanjutnya disingkat menjadi HSPK) yang merupakan pembakuan biaya kegiatan fisik dan atau non fisik melalui analisis yang distandarkan untuk setiap jenis komponen dengan menggunakan standar barang dan harga satuan barang sebagai elemen penyusunnya. Belum adanya HSPK ini bukan berarti di lingkungan Pemerintah Kabupaten/kota belum ada analisis yang digunakan untuk menghitung besarnya harga satuan kegiatan. Masing-masing Unit Satuan Kerja, terutama Dinas Teknis, telah mempunyai analisis tersendiri untuk menghitung Satuan Harga Kegiatan yang digunakan untuk menganalisis besarnya biaya kegiatan dan biasanya berlaku di internal Satuan kerja tersebut, akan ada Satuan Kerja yang lain dengan kegiatan yang sama bisa jadi mempunyai harga satuan kegiatan yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan variebel penyusunan kegiatan yang tidak sama atau variabel penyusunnya sama akan tetapi koefisien masing-masing varabel 3 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

10 berbeda yang pada akhirnya akan mengakibatkan harga satuan kegiatan berbeda. Hal ini semakin terlihat ketidakseragaman harga satuan kegiatan apabila kita melihat kegiatan non fisik. Sebagaimana kegiatan fisik, pada kegiatan non fisik potensi perbedaan harga satuan akan semakin tinggi karena tolok ukur yang kurang baku sehingga masing-masing Satuan Kerja akan menyusun harga satuan kegiatan sesuai dengan pengalamannya sendiri. Sebagai contoh kasus, kegiatan sosialisasi yang mempunyai karakteristik sama, baik waktu dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan, akan terjadi harga satuan kegiatan yang berbeda antar Satuan Kerja. Akibat langsung belum jika belum ada harga satuan pokok kegiatan adalah yang merupakan pembakuan biaya kegiatan adalah tidak adanya keseragaman biaya dalam kegiatan yang sama, potensi terjadinya inefisiensi dalam rencana dan pelaksanaan belanja satuan kerja yang pada akhirnya akan terjadi inefisiensi dalam pengelolaan anggaran di tingkat Pemerintah Kabupaten/kota TUJUAN DAN MANFAAT PEKERJAAN Seperti telah diungkapkan pada uraian diatas, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menyeragamkan harga satuan kegiatan dan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan anggaran yang berjalan saat ini khususnya dalam proses perencanaan anggaran dengan cara menyediakan standarisasi harga satuan kegiatan. Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini adalah menyusun Standar Harga Satuan Pokok Kegiatan yang merupakan pembakuan biaya kegiatan fisik dan atau non fisik melalui analisis yang distandarkan untuk setiap jenis komponen dengan menggunakan standar barang dan harga satuan barang sebagai elemen penyusunnya Apabila tujuan kegiatan ini dapat dicapai, maka diharapkan diperoleh manfaat diantaranya adanya keseragaman biaya dalam kegiatan yang sama, mempermudah 4 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

11 Satuan Kerja Dalam menyusun rencana kegaiatan, mempermudah monitoring dan evaluasi kegiatan, efisiensi dalam rencana dan pelaksanaan anggaran yang pada akhirnya akan meningkatkan efsiensi dalam pengelolaan anggaran di Pemerintah Kabupaten/kota. 1.3 REFERENSI PERATURAN DAN PERUNDANGAN Referensi dan peraturan perundangan yang dipakai sebagai acuan dalam pelaksaanaan pekerjaan penyusunan Harga Satuan Pokok Kegiatan ini adalah : a. Undang - Undang nomor 32 Tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2000 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah c. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 105 tentag Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah e. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelakaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah g. SNI , Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Besi dan Alumunium untuk Konstruksi Bangunan Gedung. h. SNI , Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding untuk Konstruksi Bangunan Gedung. 5 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

12 i. SNI , Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Kayu untuk Konstruksi Bangunan Gedung. j. SNI , Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah untuk Konstruksi Bagunan Gedung. k. SNI , Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Langit langit untuk Konstruksi Bangunan Gedung. l. SNI 7394, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton untuk Konstruksi Bangunan Gedung. m. SNI , Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Plester untuk Konstruksi Bangunan Gedung. n. SNI , Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Dinding untuk Konstruksi Bangunan Gedung. o. SNI , Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pondasi untuk Konstruksi Bangunan Gedung. 6 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

13 2.1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN BAB II RUANG LINGKUP DAN OUTPUT PEKERJAAN Lingkup pekerjaan ini secara proses meliputi keseluruhan proses dan kegiatan yang dimaksudkan untuk Penyusunan Harga Satuan Pokok Kegiatan. Secara materi ruang lingkup pekerjaan tersusunnya Harga Satuan Pokok Kegiatan yang mencakup bidang : Bidang fisik meliputi : o Bangunan Gedung, meliputi : Pekerjaan Persiapan & Tanah Pekerjaan Pondasi Struktur Utama Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding Pekerjaan Kayu Pekerjaan Finishing o Infrastruktur jalan meliputi : Paving Dan Perkerasan Jalan Pekerjaan Pengairan Pekerjaan Penerangan Jalan Umum Sarana Lalu Lintas Taman dan Kebersihan Service Kendaraan Bidang Non Fisik, meliputi : 7 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

14 Alat Tulis Kantor (ATK) Peserta ATK Administrasi Kegiatan Jilid dan Penggandaan (Modul dan Laporan) Biaya Dokumentasi Perlengkapan Dekorasi dan Sound System Publikasi Hadiah / Penghargaan Kegiatan Lomba 2.2 OUTPUT PEKERJAAN Dengan ruang lingkup pekerjaan di atas, hasil yang diharapkan dari pekerjaan Penyusunan Harga Satuan Pokok Kegiatan adalah tersusunnya Buku Harga Satuan Pokok Kegiatan yang mencakup fisik konstruksi, fisik non konstruksi dan non fisik yang disempurnakan. 8 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

15 3.1 TAHAPAN PEKERJAAN BAB III TAHAPAN, METODE PENDEKATAN DAN PELAPORAN PEKERJAAN Untuk mencapai tujuan pekerjaan dan mendapatkan manfaat seperti yang telah disebutkan di atas, tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : Observasi Pendahululan Pada tahap ini dilakukan upaya - upaya pemahaman terhadap pekerjaan secara umum. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah : a. Studi literatur dan peraturan yang terkait dengan pekerjaan b. Identifikasi kelemahan dan kekurangan sistem penyusunan dan pembuatan standar barang dan harga satuan barang c. Menyusun alternatif pemecahan d. Menyusun metode dan rencana kerja e. Menyiapkan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan Identifikasi Kegiatan Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan identifikasi kegiatan pekerjaan fisik konstruksi berdasarkan tugas pokok dan fungsi SKPD yang terkait dengan pengelola pekerjaan fisik konstruksi. Kegiatan-kegiatan tersebut perlu diidentifikasi dan dianalisis dari sisi jenis maupun kesesuaiannya dengan TUPOKSI dan TUJUAN masing-masing SKPD. Dari identifikasi tersebut selanjutnya 9 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

16 dikembangkan dan dikonversikan sesuai dengan program dan kegiatan yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun Penyusunan Format Standar Teknis Pekerjaan Format standar teknis pekerjaan merupakan bentuk atau susunan secara keseluruhan yang mencakup bidang pekerjaan, jenis pekerjaan, jenis kegiatan yang merupakan perincian dari pekerjaan tertentu, item atau variabel untuk masing-masing kegiatan yang akan dipergunakan dalam pengisian HSPK. Format standar teknis pekerjaan ini dilakukan setelah kegiatan identifikasi kegiatan dilakukan dan akan disempurnakan setelah tahapan collecting data, yaitu setelah didapatkan data dari responden baik berupa penyempurnaan jenis pekerjaan, jenis kegiatan maupun item atau variabel penyusun kegiatan Pengumpulan data Setelah semua kebutuhan data terdefinisikan, langkah selanjutnya adalah pengumpulan data. Pengumpulan data ini dilakukan dengan meminta seluruh Satuan Kerja khususnya Satuan Kerja yang melakukan pekerjaan fisik Konstruksi untuk menyerahkan data-data terkait pekerjaan yang pernah dilakukan ataupun yang menjadi kewenangannya untuk menjadi bahan mentah penyusunan HSPK. Pengumpulan data juga dilakukan melalui studi literatur berkenaan dengan model pekerjaan konstruksi yang menjadi tugas pemerintah dalam pembangunannya. Data yang dibutuhkan dalam penyusunan HSPK ini meliputi jenis jenis pekerjaan fisik konstruksi yang telah dilakukan di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto serta kegiatan non fisik Analisis Data 10 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

17 Analisis data merupakan penelaahan dan penguraian data sehingga menghasilkan kesimpulan. Analisis data dilakukan setelah data di lapangan dikumpulkan. Kegiatan analisis data ini mencakup : a. Menghitung volume dari tiap item pekerjaan b. Menentukan satuan kegiatan c. Menghitung volume baru dari tiap item pekerjaan dengan membagi volume kegiatan dengan volume total pekerjaan Pembahasan dan Diskusi Setelah tersusun draft buku HSPK pekerjaan berisi volume persatuan pekerjaan dari tiap item pekerjaan, langkah selanjutnya adalah melakukan diskusi dengan pihak terkait di lingkungan pemerintah kabupaten Mojokerto. Diskusi merupakan kegiatan bertukar pikiran antara dua pihak atau lebih mengenai suatu masalah. Diskusi dilakukan untuk memperoleh masukan dari satuan kerja teknis dan berbagai pihak yang berkepentingan guna menyempurnakan draft buku HSPK. Satuan Kerja di lingkungan Pemerintah Kota yang terlibat dalam pembahasan dan diskusi draft buku HSPK diantaranya Dinas PU Bina Marga, PU Cipta Karya dan SKPD Lainnya Sosialisasi Setelah dokumen HSPK ditetapkan dengan Keputusan Walikota, selanjutnya dilakukan sosialisasi kepada SKPD terkait di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto. Sosialisasi diperlukan agar HSPK dapat digunakan secara optimal oleh setiap SKPD sehingga berbagai perbaikan dalam pengelolaan keuangan daerah dapat dilakukan dengan benar dan efisien. 11 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

18 3.2. METODE PENDEKATAN Berdasarkan tahapan pelaksanaan pekerjaan, metode yang digunakan dalam setiap tahapan pekerjaan adalah sebagai berikut : Observasi Pendahuluan Untuk mendapatkan pemahaman terhadap pekerjaan secara keseluruhan ditempuh metode sebagai berikut : a. Telaah Pustaka, mempelajari peraturan - peraturan dan pustaka/literatur yang memiliki relevansi standar barang dan harga satuan barang. b. Observasi langsung di lapangan, melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian guna mendapatkan gambaran pekerjaan dan menganalisis gejala - gejala yang terjadi. c. Wawancara, melakukan tanya jawab secara langsung dengan responden yang dapat memberikan keterangan atau infomasi yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. d. Diskusi, melakukan tukar menukar pengetahuan dan pengalaman guna menyamakan persepsi, mengidentifikasi dan menyusun alternatif pemecahan masalah dengan semua pihak terkait Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berdasarkan sumbernya terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari sumber data. Sedangkan data sekunder adalah data yang bersumber dari laporan atau referensi. Teknik pengambilan data dilaksanakan berdasarkan sumber data, yaitu: a. Data primer, menggunakan kuesioner, observasi dan diskusi 12 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

19 b. Data sekunder, dengan mengumpulkan brosur, leflet atau laporan - laporan Analisis Data Berdasarkan kegiatan analisis yang dilaksanakan maka teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif Penyempurnaan Harga Satuan Pokok Kegiatan Dalam penyempurnaan Harga Satuan Pokok Kegiatan menggunakan metode diskusi, eksplorasi, work desk PELAPORAN DAN PENYAJIAN Setiap tahapan pekerjaan ini diikuti dengan laporan kemajuan pekerjaan. Adapun jenis dan jumlah laporan tersebut akan diatur sebagai berikut : a. Laporan Pendahuluan b. Draft Laporan Akhir c. Laporan Akhir 13 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

20 BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN HSPK FISIK DAN NON FISIK 4.1 ANALISIS PERHITUNGAN HSPK FISIK Analisis perhitungan membahas tata cara perhitungan yang dilakukan untuk mendapatkan indeks atau koefisien yang merupakan dasar untuk menghitung analisis biaya kegiatan atau harga satuan pokok kegiatan (HSPK). Dasar acuan yang digunakan dalam analisis perhitungan adalah referensi yang merupakan hasil penelitian di lapangan dan di Laboratorium, pendapat ahli dan data histori. Beberapa hal yang dibahas dalam analisis perhitungan meliputi tata cara perhitungan indeks bahan, upah dan peralatan bidang pekerjaan fisik MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan penyusunan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) ini adalah untuk menyamakan konsep dasar pembuatan EE (Engineer's Estimate) bagi unsur Perencana dengan konsep dasar pembuatan OE (Owner's Estimate) bagi unsur Pelaksana, serta mendukung penyiapan EE dan OE tersebut agar lebih akurat pada proses perencanaan, pra kontrak maupun pada pengkajian ulang perencanaan (review design/technical justification) pada proses pelaksanaan konstruksi. Adapun yang menjadi tujuan dari penyusunan HSPK ini adalah untuk mendapatkan harga pekerjaan/kegiatan, dalam arti sebagai berikut: a. Perkiraan harga tersebut menjamin pelaksanaan pekerjaan dan memenuhi persyaratan yang berlaku, serta dapat dipertanggung jawabkan secara teknis; b. Perhitungan harga dapat dipertanggung jawabkan; c. Perhitungan harga tersebut merupakan alternatif terendah yang 14 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

21 memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam butir a dan butir b di atas ; d. Perkiraan harga tersebut merupakan acuan dalam penentuan pemenang lelang atau penentuan harga pemilihan langsung pengadaan jasa/barang PERHITUNGAN HARGA SATUAN DASAR Umum Data harga satuan dasar yang digunakan dalam perhitungan analisis harga satuan adalah sebagai berikut : a. Harga pasar setempat pada waktu yang bersangkutan b. Harga kontrak untuk barang/pekerjaan sejenis setempat yang pernah dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor-faktor kenaikan harga yang terjadi c. Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Biro Pusat Statistik (BPS), Pemerintah Kota Mojokerto dan media cetak lainnya d. Daftar harga/tarif barang/jasa yang dikeluarkan o l e h a g e n e. Data lain yang dapat digunakan Bahan Seperti yang telah dijelaskan di depan, bahan yang diperhitungkan antara lain ada 2 macam, yaitu bahan dasar dan bahan olahan Harga Satuan Bahan Dasar Untuk bahan dasar, biasanya diberi keterangan sumber bahan tersebut misalnya bahan diambil harga di quarry (batu kali, pasir, dan lain - lain) atau bahan diambil di pabrik atau gudang grosir (semen, aspal, besi, sebagainya). 15 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

22 Harga Satuan Bahan Olahan Bahan olahan biasanya diberi keterangan tempat, apakah diolah (di base camp, atau ditempat terdekat). Analisis perhitungan bahan olahan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: A. Masukan (input) Masukan yang diperlukan untuk perhitungan bahan olahan antara lain: a. Jarak Quarry (bila bahan dasar diambil dari quarry) b. Jarak yang diperhitungkan sebagai jarak angkut adalah jarak dari sumber bahan (quarry) ke lokasi dimana alat pemecah batu berada. c. Harga Satuan Bahan Dasar d. Yaitu harga satuan dasar batu kali berupa d ata otentik yang tersedia. e. Harga Satuan Dasar Alat f. Merupakan biaya sewa peralatan per satu satuan waktu yang merupakan keluaran dari Analisis Harga Satuan Dasar Alat. g. Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja h. Yaitu harga satuan dasar tenaga kerja berupa data otentik yang tersedia (sesuai kriteria point a di atas). i. Kapasitas Alat j. Merupakan kapasitas alat pemecah batu (stone crusher) dan Wheel Loader. k. Faktor Efisiensi Produksi Alat l. Yaitu faktor efisiensi kerja dari alat yang digunakan. m. Faktor Kehilangan Material 16 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

23 n. Yaitu faktor untuk memperhitungkan material yang tercecer pada saat diolah. B. Proses Perhitungan bahan olahan dilakukan meliputi : a. Biaya kerja alat dalam memproduksi bahan olahan yang bersangkutan, berdasarkan waktu yang dibutuhkan alat tersebut dan biaya sewa alatnya. b. Biaya kebutuhan bahan dasar (batu kali & pasir) yang diperlukan c. Perhitungan tenaga kerja yang diperlukan d. Biaya kerja alat dalam proses pencampuran (blending) C. Keluaran (Output) Proses perhitungan di atas akan menghasilkan Harga Satuan Dasar Bahan untuk agregat kasar dan halus. Harga satuan dasar bahan ini merupakan masukan (input) dalam proses perhitungan analisis harga satuan Alat Masukan (Input) Masukan yang diperlukan dalam perhitungan harga sewa alat (biaya sewa alat per satuan waktu) antara lain: A. Asumsi 1. Alat yang digunakan adalah alat baru 2. Biaya perawatan alat baru tersebut juga diperhitungkan B. Jenis Alat Jenis Alat yang dimaksud misalnya Wheel Loader, Track Loader, Asphal Mixing Plant, dan sebagainya. C. Kapasitas Alat 17 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

24 Kapasitas alat yang dimaksud misalnya kapasitas bucket Wheel Loader 1,30 M3, AMP 50 Ton/Jain, dan sebagainya D. Umur Ekonomis Alat Umur Ekonomis (Economic Life Years) Alat dari tahun yang lamanya t e r g a n t u n g d a r i t i n g k a t p e n g g u n a a n d a n s t a n d a r d a r i p a b r i k pembuatnya. E. Jam Kerja Alat per Tahun Adalah jam kerja alat selama satu tahun F. Harga Pokok Alat Adalah Harga Pembelian Alat Setempat, bila pengadaan alat tidak melalui dealer. Yang dimaksud harga setempat adalah harga dari asal ditambah handling cost (biaya masuk, biaya incliring sewa gudang, ongkos angkut, dll) sampai ke gudang pembeli. Bila membeli setempat artinya lewat dealer/agen adalah harga sampai ke gudang pembeli. G. Nilai Sisa Alat Nilai sisa (salvage value) yaitu nilai/harga da ri peralatan yang bersangkutan setelah umur ekonomisnya berakhir. Biasanya nilai ini diambil 10 % dari initial cost (harga pokok alat setempat). H. Tingkat Suku Bunga Pinjaman Merupakan tingkat suku bunga bank untuk investasi yang berlaku pada tahun pembelian alat yang bersangkutan. I. Tenaga Mesin Merupakan kapasitas mesin penggerak dalam horse-power (HP). J. Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja 18 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

25 Upah tenaga kerja di dalam biaya operasi biasanya dibedakan antara upah untuk operator/driver dan upah pembantu operator. K. Harga Satuan Dasar Bahan Harga Satuan Dasar Bahan di dalam biaya operasi berupa bahan bakar dan minyak pelumas. Acuan resmi yang digunakan antara lain : a. Lampiran Keputusan Menteri PU No. 167/KPTS/1991 Tentang Harga Pokok Alat di Lingkungan Dep. PU. b. Lampiran Keputusan Menteri PU No. 585/KPTS/ Proses Harga Satuan Dasar Alat terdiri dari : 1. Biaya Pasti ( Initial Cost atau Capital Cost ) 2. Biaya Operasi & Pemeliharaan (Direct Operational and Maintenance Cost). A. Biaya Pasti. Biaya pasti (pengembalian modal dan bunga) setiap tahun dihitung sebagai berikut : ( B - C ) x D + F G W Dimana: G B : Biaya Pasti per jam. : Harga alat setempat. Bila pengadaan alat tidak melalui dealer, yang dma ksud ha rga setempat a da lah harga da ri CIF ditambah handli n g cost (biaya masuk, biaya incliring sewa gudang, ongkos angkut, d1l) sampai ke gudang pembeli. B i l a m e m b e l i s e t e m p a t a r t i n y a l e w a t d e a l e r / a g e n a d a l a h h a r g a s a m p a i k e gudang pembeli. 19 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

26 C : N i l a i s i s a ( s a l v a g e v a l u e ) y a i t u n i l a i / h a r g a d a r i p e r a l a t a n y a n g b e r s a n g k u t a n s e t e l a h u m u r ekonomisnya berakhir. Biasanya nilai ini diambil 10 % dari initial cost (harga pokok alat setempat). D Faktor angsuran/pengembalian modal i X ( 1 + i )A B a g i p e r a l a t a n y a n g b e r t u g a s s e d a n g d i a n g g a p b e k e r j a 8 j a m / h a r i d a n hari/tahun maka : W= 8 x 200 x 1= 1600 jam/tahun. B a g i p e r a l a t a n y a n g b e r t u g a s r i n g a n d i a n g g a p b e k e r j a 8 j. - i m / h a r i d a n hari/tahun maka : W= 8 x 150 x 1= 1200 jam/tahun. B. Biaya Operasi dan Pemeliharaan. a. Biaya Operasi & Pemeliharaan Cara Teoritis A). Biaya bahan bakar dan biaya perawatan 1. Biaya bahan bakar (H). Kebutuhan bahan bakar tiap jam diambil dari manual peralatan yang bersangkutan. Kebutuhan bahan bakar merupakan kebutuhan bahan bakar untuk mesin penggeraknya berikut bahan bakar yang digunakan untuk proses produksi (misalnya AMP t e r m a s u k b a h a n b a k a r u n t u k p e m a n a s a n d a n pengeringan agregat). 2. Pelumas (1). 20 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

27 Bahan pelumas yang meliputi bahan pelumas mesin, pelumas hidrolik, pelumas transmisi, pelumas power steering, grease, dan lain sebagainya. Kebutuhan pelumas per jam dapat dihitung berdasarkan kebutuhan jumlah oli yang dibutuhkan dibagi beberapa jam oli tersebut harus diganti (sesuai dengah jenis oli dan manual dari peralatan yang bersangkutan). 3. Biaya Perawatan / Workshop (J). Biaya perawatan meliputi biaya penggantian saringan pelumas, saringan/filter udara dan lain sebagainya. B). Biaya Perbaikan / Spareparts (K). 1. Biaya penggantian ban. 2. Biaya penggantian bagian-bagian yang aus (bukan spare part) seperti konveyor belt, saringan agregat untuk stone crusher/amp, dan lain sebagainya. 3. Penggantian baterei/accu. 4. Perbaikan alat. C). Biaya Operator (M). Upah di dalam biaya operasi biasanya dibedakan antara upah untuk operator/driver dan upah pembantu operator. Adapun besarnya upah untuk operator/driver dan pembantunya tersebut diperhitungkan sesuai dengan "besar perhitungan upah kerja" dimana upah operator dan pembantunya per jam diperhitungkan upah 1 jam 21 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

28 kerja efektif. b. Biaya Operasi & Pemeliharaan Cara Pendekatan Mengingat banyak ragamnya peralatan dari berbagai merk yang akan dipergunakan, estimator akan mengalami kesulitan apabila perhitungan biaya operasi & pemeliharaan menggunakan manual tiap-tiap alat yang bersangkutan. Untuk memudahkan perhitungan biaya operasi & pemeliharaan suatu peralatan dapat digunakan rumus -rumus pendekatan yang berlaku untuk seluruh macam peralatan. Karena rumus ini sifatnya pendekatan, maka apabila rumus tersebut diterapkan untuk menghitung biaya operasi dan pemeliharaan satu macam peralatan hasilnya akan kurang akurat. Namun kalau dipergunakan untuk menghitung seluruh peralatan hasilnya masih dalam batas-batas kewajaran. Rumus-rumus perhitungan pendekatan biaya operasi & pemeliharaan tersebut adalah sebagaii berikut: A). Biaya Bahan Bakar (H). Besarnya bahan bakar yang digunakan untuk mesin penggerak adalah tergantung dari besarnya kapasitas mesin yang biasa diukur dengan HP (horse power). H = ( 12,50 s/d 17,50 ) % x HP Dimana; H :besarnya bahan bakar yang digunakan dalam 1 jam dalam 1 liter HP : kapasitas mesin penggerak dalam horse-power. 12,50 % = untuk alat yang bertugas ringan 22 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

29 17,50 % = untuk alat yang bertugas berat B). Biaya Pelumas (/). Besarnya pelumas (seluruh pemakaian pelumas termasuk grease) yang digunakan untuk alat yang bersangkutan clihitung berdasarkan kapasitas mesin yang diukur dengan HP. L : ( 1 s / d 2 ) % x H P dimana : besarnya pemakaian pelumas dalam 1 jam dalam 1 liter. HP : kapasitas mesin penggerak dalam horse-power. 1 % = untuk peralatan sederhana 2 % = untuk peralatan cukup kompleks C. Biaya Perbaikan & Perawatan (K). Untuk menghitung biaya spare part, ban, accu dan perbaikan alat dan lain sebagainya yang berkaitan dengan perbaikan dalam per jam kerja dipakai pendekatan K : ( 12,50 s/d 17,50 ) % x B Keluaran (Output) Keluaran harga satuan dasar alat adalah Harga Satuan Dasar Alat yang meliputi biaya pasti, biaya operasi dan pemeliharaan. Keluaran Harga Satuan Dasar Alat ini selanjutnya merupakan masukan (input) untuk proses analisis harga satuan pekerjaan TENAGA KE RJA HARI ORANG STANDAR (Standard Man Day) 23 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

30 Dalam sistem pengupahan digunakan satu satuan upah berupa orang hari standar (Standard.Man Day) yang disingkat dengan HO dan MD, yaitu sama dengan upah pekerjaan dalam 1 hari kerja (8 jam kerja termasuk 1 jam istirahat) JAM ORANG STANDAR (Standard Man Hour) Di dalam standar hari orang yang dimaksud satu hari kerja adalah 8 jam terdid dari 7 jam kerja (efektif) dan 1 jam istirahat. Apabila perhitungan upah dinyatakan dengan jam orang, maka Hari Upah Jam Orang merupakan Upah orang per 7 atau 8 jam kerja BIAYA UMUM & KEUNTUNGAN (OVERHEAD & PROFIT) Biaya Umum ( Overhead ) Biaya umum adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya pekerjaan (proyek) yang bersangkutan. Biaya ini antara lain meliputi : a. Biaya gaji pegawai di kantor pusat b. Biaya gaji pegawai lapangan c. Biaya bank (Bunga Bank, Jaminan Bank, dll) Biaya tender d. Biaya pengobatan pegawai kantor/lapangan Biaya travel, entertainment e. Biaya kantor, listrik, telepon, dll f. Penyusutan peralatan penunjang. Biaya umum/overhead ini dihitung berdasarkan prosentase dari biaya langsung yang besarnya tergantung dari lamanya waktu pelaksanaan pekerjaan, besarnya tingkat bunga yang berlaku, dan lain sebagainya. 24 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

31 KEUNTUNGAN ( Profit ) Keuntungan ini sudah termasuk biaya resiko pekerjaan PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN UMUM Harga satuan setiap mata pembayaran yang merupakan keluaran (output) diperoleh melalui proses perhitungan dari masukan-masukan (input). Dalam hal ini, masukan yang dimaksud antara lain berupa harga satuan dasar untuk bahan, alat, upah tenaga kerja serta biaya umum & laba (overhead & profit). Berdasarkan masukan tersebut dilakukan perhitungan untuk menentukan koefisien bahan, upah tenaga kerja dan peralatan setelah terlebih dahulu menentukan asumsi-asumsi dan faktor-faktor serta prosedur kerjanya. Jumlah dari seluruh hasil perkalian koefisien tersebut dengan harga satuan dasar ditambah dengan biaya umum & laba akan menghasilkan harga satuan setiap mata pembayaran. Selanjutnya Harga Satuan Setiap Mata Pembayaran dikalikan dengan Volume Pekerjaan menghasilkan Harga Pekerjaan Setiap Mata Pembayaran. Adapun jumlah Harga Pekerjaan Seluruh Mata Pembayaran yang dikalikan dengan PPN 10 % merupakan Perkiraan (Estimasi) Biaya Proyek (EE/OE) BAHAN B a h a n y a n g d i m a k s u d a d a l a h b a h a n / m a t e r i a l y a n g m e m e n u h i ketentuan/persyaratan yang tercantum dalam dokumen kontrak, baik mengenai jenis, kuantitas maupun komposisinya bila merupakan suatu produk campuran. Perhitungan dilakukan berdasarkan : a. Faktor kembang dan faktor kehilangan bahan b. Kuantitas (diperoleh dari Spesifikasi Teknis) c. Harga Satuan Dasar Bahan 25 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

32 Perhitungan yang dilakukan adalah untuk mendapatkan kuantitas komponen bahan dalam satuannya masing-masing, misalnya aspal dalam kg, semen dalam kg atau zak, dan sebagainya untuk memperoleh satu satuan produk/hasil pekerjaan yang bersangkutan. Apabila di dalam dokumen lelang tidak dicantumkan volume kebutuhan bahan untuk tiap-tiap mata pembayaran maka penyusun harus mengadakan perhitungan bahan sesuai dengan spesifikasi teknis dalam dokumen lelang dan methode kerja yang dipergunakan. Apabila kebutuhan kuantitas bahan 'untuk setiap mata pembayaran dicantumkan dalam dokumen lelang yang bertujuan untuk memudahkan evaluasi maka penyusun harus mempergunakan kuantitas tersebut sebagai dasar perhitungan Faktor Kembang Susut dan Faktor Kehilangan Menentukan beberapa faktor seperti faktor kembang susut material/bahan (lampiran 1) dan faktor kehilangan material KUANTITAS (Didapat dari Spesifikasi) Untuk mata pembayaran yang mempunyai produk terdiri atas beberapa macam bahan/material seperti Asphalt Treated Base (ATB), Hot Rolled Sheet (HRS), Asphalt Concrete (AC) dan lain-lain, komposisi campuran bahan-bahan tersebut harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Spesifkasi Teknis. Kuantitas bahan adalah volume setiap jenis bahan dalam satuannya masing-masing (zak, kg, dsb.) yang diperlukan dalam suatu mata pembayaran dengan memperhatikan satuan produk mata pembayaran yang bersangkutan, misalkan ATB dalam satuan M3, HRS 26 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

33 dan AC dalam satuan M', dan lain-lain HARGA SATUAN DASAR BAHAN Bahan yang dimaksud dapat berupa : 1. Bahan Dasar seperti semen, aspal, baja tulangan, pasir, dan lain-lain, 2. Bahan Olahan seperti agregat base dan beton ALAT Perhitungan komponen alat pada umumnya berdasarkan a. Jenis b. Kapasitas c. Faktor Efisiensi Produksi d. Waktu siklus kerja (Cycle Time) e. Hasil Produksi / Satuan Waktu f. Kuantitas Jam Kerja g. Harga Satuan Dasar Alat Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan kuantitas jam kerja suatu jenis alat yaitu waktu yang dibutuhkan oleh alat tersebut untuk menghasilkan satu satuan produk mata pembayaran yang bersangkutan JENIS Jenis alat yang diperlukan ini disesuaikan dengan ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi-spesifikasi tertentu KAPASITAS Kapasitas alat yang akan digunakan harus sesuai dengan besarnya pekerjaan yang akan dilaksanakan dan ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi (bila ada), sebagai misal dalam mata pembayaran HRS untuk penggilasan awal diperlukan Tandem Roller dengan kapasitas 6-8 ton dan untuk penggilasan 27 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

34 antara diperlukan Pneumatic Tyre Roller kapasitas 8-10 ton. Untuk alat utama seperti Asphalt Mixing Plant (AMP) dan Stone Crusher, kapasitasnya tergantung dari volume dan lamanya waktu yang diperlukan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan alat tersebut FAKTOR EFISIENSI PRODUKSI Menentukan beberapa faktor seperti : Ev = Faktor konversi material Ea = Faktor efisiensi kerja alat Eb = Faktor bucket untuk Shovel & Loader Eb = Faktor bucket untuk Excavator Ep = Faktor posisi untuk Excavator Es = Faktor sudu untuk Bulldozer HASIL PRODUKSI / SATUAN WAKTU Hasil produksi alat diukur dalam satuan produk per jam. Dalam menaksir produksi (out put) peralatan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Kinerja peralatan yang diberikan oleh pabrik b. Faktor efisiensi, operator, kondisi lapangan, material KUANTITAS JAM KERJA Kuantitas jam kerja adalah angka yang menunjukkan lamanya pemakaian alat dalam mengerjakan satu satuan produk suatu mata pembayaran HARGA SATUAN DASAR ALAT Harga satuan dasar alat yang cliperlukan dalam proses perhitungan analisis 28 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

35 harga satuan pekerjaan yaitu berupa keluaran dari analisis alat yang meliputi biaya pasti serta biaya operasi dan pemeliharaan TENAGA KERJA Perhitungan upah tenaga kerja adalah berdasarkan: a. Kualifikasi b. Jumlah c. Kuantitas Jam Kerja d. Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja KUALIFIKASI Ada beberapa kualifikasi tenaga kerja yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu jenis mata pembayaran pekerjaan, antara lain mandor, pekerja, tukang, sopir, operator, dan lain-lain JUMLAH Jumlah tenaga kerja yang digunakan sebagai faktor utama dalam proses produksi (misalnya pembesian, galian yang menggunakan tenaga manusia, pasangan batu bata, plesteran dan lain sebagainya) dihitung dengan cara di taksir. Jumlah tenaga kerja yang digunakan sebagai pendukung peralatan dihitung atas dasar produktifitas peralatan yang paling menentukan dibagi dengan jumlah dan klasifikasi tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan uraian metode kerja. Sebagai panduan dan cara terbaik untuk menaksir jumlah/produktifitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut. Produktifitas sebelumnya untuk pekerjaan yang memiliki sifat serupa Berdasarkan hasil uji cobs di daerah masing-masing KUANTITAS JAM KERJA Kuantitas jam kerja adalah angka yang menunjukkan lamanya pemakaian 29 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

36 tenaga kerja dalam mengerjakan satu satuan produk suatu mata pembayaran BIAYA UMUM DAN KEUNTUNGAN Setelah biaya langsung suatu jenis mata pembayaran didapatkan, yaitu merupakan jumlah total harga tenaga, bahan, dan alat, perlu diperhitungkan adanya biaya umum dan keuntungan yang. berupa prosentase dari biaya langsung tersebut. Biaya Umum dan Keuntungan diambil maksimum 10 % sesuai dengan Surat edaran menteri Pekerjaan Umum ESTIMASI BIAYA HARGA SATUAN SETIAP MATA PEMBAYARAN Harga Satuan setiap mata pembayaran adalah harga jenis pekerjaan tertentu per satuan tertentu berdasarkan rincian pelaksanaan, yang memuat jenis, kuantitas dan harga satuan dasar dan komponen tenaga kerja, bahan, dan peralatan yang diperlukan di dalamnya juga termasuk biaya umum dan keuntungan VOLUME PEKERJAAN Volume pekerjaan untuk setiap mata pembayaran disesuaikan dengan kebutuhan per proyek yang dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga (BOQ/Bill Of Quantities) HARGA PEKERJAAN SETIAP MATA PEMBAYARAN Harga pekerjaan setiap mata pembayaran akan tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga (BOQ/Bill Of Quantities) yang merupakan hasil perkalian volume pekerjaan dengan harga satuan setiap mata pembayaran HARGA TOTAL SELURUH MATA PEMBAYARAN Harga total seluruh mata pembayaran merupakan jumlah dari seluruh hasil 30 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

37 perkalian volume pekerjaan dengan harga satuan masing-masing mata pembayaran PERKIRAAN (ESTIMASI) BIAYA PROYEK Perkiraan biaya proyek merupakan jumlah dari harga total seluruh mata pembayaran ditambah dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 4.2 ANALISIS PERHITUNGAN HSPK NON FISIK Analisis perhitungan membahas tata cara perhitungan yang dilakukan untuk mendapatkan indeks atau koefisien yang merupakan dasar untuk menghitung analisis biaya kegiatan atau harga satuan pokok kegiatan (HSPK). Dasar acuan yang digunakan dalam analisis perhitungan adalah referensi yang merupakan hasil penelitian di lapangan, pendapat ahli dan data histori. Beberapa hal yang dibahas dalam analisis perhitungan meliputi tata cara dimulai dari mengklasifikasi kegiatan dan perumusan komponen pembiayaan kegiatan KLASIFIKASI KEGIATAN Kegiatan mengklasifikasikan kegiatan adalah kegiatan mengelompokkan atau memilah kegiatan berdasarkan suatu rumusan baku. Hal terpenting dalam membuat suatu rumusan klasifikasi kegiatan adalah identifikasi definisi dari kegiatan. Dari definisi tersebut akan dapat diketahui perbedaan dari tiap kegiatan. Pemerintah Kota Mojokerto dalam satu periode pemerintahan memiliki berbagai kegiatan yang bertujuan untuk pembangunan Kota Mojokerto. Kegiatankegiatan tersebut mengandung unsur biaya yang jumlahnya bervariasi. Dalam satu periode kedepan pemerintah Kota Mojokerto telah membuat berbagai rencana kegiatan yang diikuti dengan pembuatan anggaran dari tiap kegiatan tersebut. Perumusan klasifikasi kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses penganggaran kegiatan-kegiatan non fisik; penentuan tolak ukur 31 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

38 kinerja kegiatan dalam proses evaluasi; dan sebagai bahan dasar dalam penyusunan kegiatan di lingkungan pemerintah Kota Mojokerto. Hasil identifikasi terhadap kegiatan non fisik dapat diklasifikasi kedalam beberapan tipe. Klasifikasi kegiatan-kegiatan tersebut secara garis besar dikelompokkan berdasarkan pada jenis kegiatan. Dari tipe kegiatan kemudian di uraikan menjadi bentuk kegiatan yang memiliki komponen-komponen penentu yang berbeda-beda. Jenis kegiatan merupakan pengelompokan dari bentuk kegiatan sejenis atau memiliki kemiripan komponen penentu sedangkan pembeda dari jenis kegiatan didasarkan pada definisi menurut etimologi atau arti secara bahasa. Dalam penyusunan standarisasi biaya kegiatan non fisik ini didasarkan pada seluruh laporan pengeluaran kegiatan yang pernah dikerjakan oleh pemerintah Kota Mojokerto dan distandarkan dengan pendekatan komponen biaya. Komponen biaya merupakan variabel independen yang mempengaruhi total pengeluaran disetiap kegiatan. Dalam penentuan anggaran biaya kegiatan non fisik nantinya komponen biaya yang merupakan variabel independen dapat dijadikan ukuran dalam menganggarkan suatu kegiatan PERUMUSAN KOMPONEN PEMBIAYAAN KEGIATAN Komponen biaya kegiatan merupakan variabel penentu dalam penyusunan anggaran kegiatan non fisik. Penentuan komponen tersebut didasarkan pada kebutuhan dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Jadi dalam penyusunan anggaran biaya dari sebuah kegiatan non fisik maka penganggarannya didasarkan pada komponen-komponen biaya yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan kegiatan. Standarisasi komponen biaya dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi setiap kegiatan di Pemerintah Kota Mojokerto. Kegunaan standarisasi komponen biaya pada tiap kegiatan non fisik ini memberikan posisi anggaran setiap 32 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

39 kegiatan dapat lebih efisien dan terkontrol dalam penggunaannya. Standar komponen biaya ini berupa komponen biaya penetu yang dimasukkan dalam komponen biaya kegiatan, untuk komponen biaya penunjang belum dimasukkan dalam penyusunan ini karena nilai biayanya sudah memiliki standar sendiri. Dalam penyusunan HSPK ini terdapat beberapa bentuk kegiatan yang belum dapat di standarkan komponen pembiayanya. Beberapa faktor penyebabnya, antara lain : a. Komponen biaya kegiatan tersebut hanya dilaksanakan oleh unit kerja tertentu atau SKPD tertentu sehingga tidak perlu di ASB kan. b. Komponen biaya kegiatan tersebut merupakan kegiatan penunjang sehingga biaya yang mengikutinya dianggap komponen biaya penunjang. c. Kegiatan pelayanan kesehatan, pendidikan dan lain-lain sudah menjadi kegiatan rutin atau reguler satuan kerja Standar komponen biaya kegiatan non fisik di klasifikasikan menjadi 7 jenis Penyusun Kegiatan dengan 25 bentuk kegiatan. Beberapa bentuk kegiatan memiliki tipe-tipe yang membedakan satu sama lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian matriks berikut: 1. Alat Tulis Kantor (ATK) Peserta Alat Tulis Kantor (ATK) Peserta terbagi dalam beberapa tipe, antara lain: 1. Alat Tulis Kantor (ATK) Peserta Tipe I 2. Alat Tulis Kantor (ATK) Peserta Tipe II 3. Alat Tulis Kantor (ATK) Peserta Tipe III 4. Alat Tulis Kantor (ATK) Peserta Tipe IV 2. ATK Administrasi Kegiatan ATK Administrasi Kegiatan terbagi dalam beberapa tipe, antara lain: 33 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

40 1. ATK Administrasi Kegiatan Tipe I 2. ATK Administrasi Kegiatan Tipe II 3. ATK Administrasi Kegiatan Tipe III 4. ATK Administrasi Kegiatan Tipe IV 5. ATK Administrasi Kegiatan Tipe V 3. Jilid dan Penggandaan Tipe I (Modul) Jilid dan Penggandaan dibagi dalam beberapa tipe, antara lain: 1. Jiid dan Penggandaan Tipe I (Modul) 2. Jiid dan Penggandaan Tipe II (Modul) 3. Jiid dan Penggandaan Tipe III (Laporan) 4. Jiid dan Penggandaan Tipe IV (Laporan) 5. Jiid dan Penggandaan Tipe V (Laporan) 4. Biaya Dokumentasi Biaya Dokumentasi dibagi menjadi beberapa tipe, antara lain: 1. Biaya dokumentasi Tipe I 2. Biaya dokumentasi Tipe II 3. Biaya dokumentasi Tipe III 5. Perlengkapan Dekorasi dan Sound System Perlengkapan Dekorasi dan Sound System dibagi beberapa tipe, antara lain: 1. Perlengkapan Dekorasi dan Sound System Tipe I 2. Perlengkapan Dekorasi dan Sound System Tipe II 3. Perlengkapan Dekorasi dan Sound System Tipe III 4. Perlengkapan Dekorasi dan Sound System Tipe IV 6. Publikasi Publikasi dibagi beberapa tipe, antara lain: 34 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

41 1. Publikasi tipe I 2. Publikasi tipe II 7. Hadiah / Penghargaan Kegiatan Lomba Tipe I Hadiah / Penghargaan kegiatan Lomba dibagi beberapa tipe, antara lain : 1. Hadiah / Penghargaan Kegiatan Lomba tipe I 2. Hadiah / Penghargaan Kegiatan Lomba tipe II 3. Hadiah / Penghargaan Kegiatan Lomba tipe III 4. Hadiah / Penghargaan Kegiatan Lomba tipe IV 5. Hadiah / Penghargaan Kegiatan Lomba tipe V 6. Hadiah / Penghargaan Kegiatan Lomba tipe VI 7. Hadiah / Penghargaan Kegiatan Lomba tipe VII 35 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

42 BAB V LAMPIRAN Lampiran berikut ini merupakan rekapan dari hasil analisis HSPK fisik dan non fisik Kota Mojokerto untuk tahun Lampiran ini dimaksudkan untuk mengetahui ringkasan dari semua analisis yang terlah dilaksanakan. HSPK Fisik ditunjukkan di dalam tabel dibawah ini : Tabel 5.1 Rekap HSPK fisik KODE BARANG URAIAN KEGIATAN SAT JUMLAH HARGA 2.01 HSPK FISIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG A. PEKERJAAN PERSIAPAN & TANAH Pekerjaan Persiapan m' Pembuatan Pagar Sementara Dari Kayu Tinggi 2 M m' Pembuatan Pagar Sementara Seng Gelombang Tinggi 2 M m ,00 m' , m' Pembuatan Pagar Sementara Kawat Duri m' ,00 Tinggi 1,8 M m' Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank m' , m2 Pekerjaan Pembuatan Kantor Sementara Dengan Lantai Plesteran m , m2 Pekerjaan Pembuatan Gudang Semen Dan m ,00 Peralatan m2 Pekerjaan Pembuatan Bedeng Kerja m , m2 Pekerjaan Pembersihan Lapangan Dan m ,00 Perataan m2 Pembuatan Stegger dari Bambu m , m2 Pekerjaan Pembuatan Jalan Sementara m , m3 Pekerjaan Pembongkaran Beton (Manual) m , m3 Pembongkaran Beton (Menggunakan Alat) m , m3 Pembongkaran Pasangan Batu Kali (Manual) m , M3 Pembongkaran Pasangan Batu Kali m ,00 (Menggunakan Alat) m3 Pekerjaan Pembongkaran Tembok Batu Bata m , m2 Pekerjaan Pembongkaran Penutup Atap Tidak Dipakai Kembali m ,00 36 P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o

Bimtek Masyarakat Jasa Konstruksi- Kab. Bantul 1

Bimtek Masyarakat Jasa Konstruksi- Kab. Bantul 1 Konstruksi- Kab. Bantul 1 1. PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Untuk menyamakan konsep dasar dalam pembuatan perkiraan biaya proyek / rencanan anggran dan biaya (RAB) Menyiapkan perkiraan biaya proyek yang

Lebih terperinci

PANDUAN NO. 008/BM/2008 PANDUAN ANALISIS HARGA SATUAN. Pendukung Spesifikasi Umum edisi Desember 2006 NOPEMBER 2008

PANDUAN NO. 008/BM/2008 PANDUAN ANALISIS HARGA SATUAN. Pendukung Spesifikasi Umum edisi Desember 2006 NOPEMBER 2008 PANDUAN NO. 008/BM/2008 PANDUAN ANALISIS HARGA SATUAN Pendukung Spesifikasi Umum edisi Desember 2006 NOPEMBER 2008 D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I

Lebih terperinci

PANDUAN PANDUAN ANALISA HARGA SATUAN. Pendukung Spesifikasi Umum edisi November 2010 DESEMBER 2010 D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M

PANDUAN PANDUAN ANALISA HARGA SATUAN. Pendukung Spesifikasi Umum edisi November 2010 DESEMBER 2010 D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M PANDUAN NO. 008-1/BM/2010 PANDUAN ANALISA HARGA SATUAN Pendukung Spesifikasi Umum edisi November 2010 DESEMBER 2010 D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGAH UNIT LAYANAN PENGDAAN POKJA I

PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGAH UNIT LAYANAN PENGDAAN POKJA I PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGAH UNIT LAYANAN PENGDAAN POKJA I Lantai III Kantor Bupati Jl. Geser Masohi 97511 Tlp./Fax. (0914) 21685 E-mail : ulp.malukutengah@gmail.com BERITA ACARA ADENDUM DOKUMEN

Lebih terperinci

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) BILL OF QUANTITTY Kegiatan : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN Pekerjaan : PEMELIHARAAN JALAN Nama Paket : REHAB/PEMELIHARAAN JALAN NGATABARU - TOMPU Kabupaten : SIGI Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran :

Lebih terperinci

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017 LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : 050.401.012 / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017 ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2018 KODE BARANG URAIAN

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov. PROYEK AKHIR PU Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA 0+000 - STA 1+500 Kab. Luwu Utara Prov. Sulawesi Selatan Pembimbing : Ir. Sulchan Arifin, M.Eng. Dipresentasikan Oleh

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : SDP.BOR.239.LPSE/ULP_POKJA I/LMD/IV/2017 Tanggal : 17 April 2017

D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : SDP.BOR.239.LPSE/ULP_POKJA I/LMD/IV/2017 Tanggal : 17 April 2017 Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 - 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK

Lebih terperinci

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015 LAMPIRAN IX PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 44 TENTANG STANDARISASI HARGA SATUAN BANGUNAN, UPAH DAN ANALISA PEKERJAAN UNTUK KEGIATAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2015 A N A L

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N

D O K U M E N P E N G A D A A N Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung Ulang dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA BAB IV PENYAJIAN DATA Pada bab IV ini ditampilkan data-data yang diperlukan untuk pengerjaaan pengolahan data dan analisis. Data-data yang didapatkan merupakan data sekunder yang diantaranya bersumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat menentukan suatu nilai dari harga satuan dalam suatu pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri merupakan suatu tugas yang tidak mudah.

Lebih terperinci

RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia

RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia RSNI T-12-2002 RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia Analisa Biaya Konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan persiapan DEPATEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Daftar Isi Daftar Isi...

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase - 3 Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

DAFTAR UPAH TENAGA KERJA

DAFTAR UPAH TENAGA KERJA DAFTAR UPAH TENAGA KERJA No Uraian Kode Keterangan 1. Kepala Tukang (L10) /Jam 14,000 2. M a n d o r (L03) /Jam 13,500 3. Pekerja (L01) /Jam 11,000 4. Tukang (L02) /Jam 13,000 DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase - 3 Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE.

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami tahapan biaya konstruksi yang dibuat oleh kontraktor, mampu mengintegrasikan komponen komponen biaya sehingga menjadi biaya penawaran dan menguraikan

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN

DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN KODE PAKET : 15.2028 LOKASI KABUPATEN : BOGOR PROPINSI No. URAIAN TANDA PERIKSA 1 Rekaman Surat Perjanjian Kemitraan KSO (Bila diperlukan) 2 Surat Kuasa (Bila diperlukan) 3 Jaminan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN RAB PRODUKTIVITAS DASAR-DASAR PERHITUNGAN

PERHITUNGAN RAB PRODUKTIVITAS DASAR-DASAR PERHITUNGAN PERHITUNGAN RAB PRODUKTIVITAS 1. Dasar-Dasar Perhitungan 2. Cara SNI 3. Cara Modern 4. Menghitung Jumlah Tenaga Kerja 5. Menghitung Produktivitas DASAR-DASAR PERHITUNGAN Perhitungan biaya suatu pekerjaan

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N

D O K U M E N P E N G A D A A N Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) NOMOR : TANGGAL : NOMOR URAIAN KEGIATAN Koef. A BANGUNAN GEDUNG 24.01 Pekerjaan Persiapan & Tanah 24.01.01.01 Pembuatan Bouwplank /Titik Titik 23.02.04.01.01.F Mandor 0.0045 Orang Hari 158,000.00 711.00

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Proyek 4.1.1 Data Umum Data umum proyek pembangunan Kawasan Kota Ayodhya adalah sebagai berikut : 1. Nama proyek : Kota Ayodhya 2. Pekerjaan : Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PENAWARAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

LAMPIRAN 1 PENAWARAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN LAMPIRAN 1 Lampiran Penawaran 2012 NAMA PAKET KEGIATAN No Divisi PENAWARAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN : : : Urai an Nilai Pekerjaan ( % ) Bulan 1 Minggu 1 2 3 4 2 >>> >>> 1 Umum 2 3 4 5 6 7 Drainase.

Lebih terperinci

KOEFISIEN SATUAN UPAH (A) BAHAN (B) (A + B) SATUAN. (Rp.-) (Rp.-) (Rp.-) (Rp.-) 3. Jumlah

KOEFISIEN SATUAN UPAH (A) BAHAN (B) (A + B) SATUAN. (Rp.-) (Rp.-) (Rp.-) (Rp.-) 3. Jumlah BIDANG PENGAIRAN DINAS PEKERJAAN UMUM KEGIATAN : DAFTAR ANALISA SATUAN JENIS PEKERJAAN Pembangunan Turap/ Talud/Bronjong KABUPATEN TOBA SAMOSIR PEKERJAAN : 0 NOMOR : SUB SEKTOR : PROGRAM : LOKASI : 0 KODE

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 03 PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI JALAN

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 03 PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI JALAN PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 03 PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI JALAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA Dalam melaksanakan suatu proyek, diperlukan perencanaan yang matang agar waktu pelaksanaan proyek dapat selesai tepat waktu dengan biaya yang efisien. Besarnya biaya pelaksanaan

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : DAU + DAK Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) 1. Estimasi Biaya Proyek : Macam-macam estimasi biaya Jenis-jenis biaya proyek konstruksi 2. RAB Susunan RAB Tahap-tahap penyusunan RAB Contoh RAB ESTIMASI

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN SEKSI II RANCABUAYA KM.BD

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN SEKSI II RANCABUAYA KM.BD Rekaracana Teknik Sipil Itenas Vol. 1 No. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2015 RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN SEKSI II RANCABUAYA HERMAN TUA REONALDO SITUMEANG

Lebih terperinci

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 2) 5. No.

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

KARYA TULIS ILMIAH HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KARYA TULIS ILMIAH HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH OLEH : I MADE JELANTIK MANGUPURA 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung mencerminkan arah

BAB I PENDAHULUAN. komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung mencerminkan arah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran sektor publik merupakan instrumen kebijakan multi fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Hal tersebut terlihat dari komposisi dan besarnya

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 11/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BIDANG PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 11/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BIDANG PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 11/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BIDANG PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK

Lebih terperinci

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN PEKERJAAN NO. DIVISI URAIAN JUMLAH 1 2 3 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. UMUM DRAINASE PEKERJAAN TANAH PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN PERKERASAN BERBUTIR PERKERASAN ASPAL

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PROGRAM : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI, RAWA DAN PENGAIRAN LAINNYA KEGIATAN : PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI PEKERJAAN : PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI MENU

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

KARYA TULIS ILMIAH HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KARYA TULIS ILMIAH HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH OLEH : I MADE JELANTIK MANGUPURA 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Manajemen Proyek Kode MK : TKS 4208 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 6 HARGA SATUAN. zacoeb.lecture.ub.ac.id

Mata Kuliah : Manajemen Proyek Kode MK : TKS 4208 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 6 HARGA SATUAN. zacoeb.lecture.ub.ac.id Mata Kuliah : Manajemen Proyek Kode MK : TKS 4208 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 6 HARGA SATUAN zacoeb.lecture.ub.ac.id PENDAHULUAN Koefisien analisa harga satuan adalah angka yang menunjukkan jumlah kebutuhan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BIAYA TOTAL PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2015 KIP 1) : F BLOK I KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1 Provinsi : 2 Kabupaten / Kota 2) : 3 Kecamatan : 4 Desa / Kelurahan 2) : 5 No Blok

Lebih terperinci

Lampiran A. Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan

Lampiran A. Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan Lampiran A Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan Berikut ini koefisien tenaga kerja, koefisien bahan dan koefisien alat untuk menghitung HSP bidang ipta Karya, yang terdiri dari 6 kelompok pekerjaan:

Lebih terperinci

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Perkerasan Jalan 2.1.1.1 Pengertian Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar ar dan roda

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 ( ) ISSN: ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH (Studi Kasus Perencanaan Bandar Udara Lokasi Desa Pusungi Kec. Ampana Tete Kab. Tojo Una-una, Sulawesi Tengah) Stefi Priescha Tauro Jermias Tjakra,

Lebih terperinci

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA SKPA : Nama Pekerjaan : Lokasi : Kegiatan : Tahun Anggaran : No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume Analisa Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1 Pembersihan

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN Program : Pembangunan Jalan Dan Jembatan Kegiatan : Pengerasan Jalan Bengkinang Kelurahan Loa Tebu Lokasi : Kec. Tenggarong Sumber Dana : APBD Kab.

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI : SEMENISASI JALAN DESA KAHALA ILIR KEC. KENOHAN KABUPATEN U R A I A N. ( 10 % x A ) - ( C )

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI : SEMENISASI JALAN DESA KAHALA ILIR KEC. KENOHAN KABUPATEN U R A I A N. ( 10 % x A ) - ( C ) KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI : PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN : SEMENISASI JALAN DESA KAHALA ILIR KEC. KENOHAN KABUPATEN : KUTAI KARTANEGARA SUMBER DANA : APBD II KAB. KUTAI KARTANEGARA

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara)

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara) ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara) Fatchur Roehman Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Revisi SNI Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...3 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal,aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat

Lebih terperinci

No. U R A I A N KODE KOEF.

No. U R A I A N KODE KOEF. ITEM PEMBAYARAN NO. : Skh 16.7.(1) JENIS PEKERJAAN : Bubur Aspal Emulsi (Slurry) Dimodifikasi dengan Latex SATUAN PEMBAYARAN : M2 No. U R A I A N KODE KOEF. I. ASUMSI 1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA VKR 2011 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Kelurahan / Desa *) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No.

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I. // Dengan Huruf.// Diperiksa Oleh, Tenggarong, 2012 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) PT / CV.

KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I. // Dengan Huruf.// Diperiksa Oleh, Tenggarong, 2012 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) PT / CV. KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I PROGRAM : Pembangunan Jalan dan Jembatan PEKERJAAN : Peningkatan Jalan Desa Jonggon Kampung LOKASI : Kec.Loa Kulu T. ANGGARAN : 2012 NO. U R A I A N HARGA PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN Tabel 8.1 Perhitungan volume pekerjaan No Uraian Volume Satuan I Pekerjaan Persiapan 1 Direksi Keet 4.00 6.00 Luas = 6 x 4 = 24 m 2 24.00

Lebih terperinci

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan RPT0 RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Volume I: Umum Bagian 5. Pekerjaan Pasangan ICS 93.010 BIDANG SUMBER DAYA AIR S

Lebih terperinci

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan 34 Roda Mandala Asia Makmur Trass 2.5 35 Rumpin Satria Bangun Trass 1.3 36 Sirtu Pratama Usaha Andesit 1.8 37 Sumber Alfa Prolindo Pasir 4 38 Tarabatuh Manunggal Andesit 16 39 Wiguna Karya II Trass 2.5

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Prakata Untuk menentukan biaya bangunan / building cost rancangan pekerjaan konstruksi

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2013 KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA STA

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA STA ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA 32+375 STA 35+400 Oleh : 1. PRAHARINTA CHOIRONY ZULVAN W 3111030030 2. AGUS RENANTO ROSIDY 3111030006 Dosen Pembimbing : Ir. SULCHAN

Lebih terperinci

DAFTAR UPAH TENAGA KERJA

DAFTAR UPAH TENAGA KERJA DAFTAR UPAH TENAGA KERJA No Uraian Kode Satuan Harga Keterangan 1. M a n d o r (L03) /Jam 13,500 2. Pekerja (L01) /Jam 11,000 3. Tukang (L02) /Jam 13,000 DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN No Uraian Kode Satuan

Lebih terperinci

PERKIRAAN BIAYA PROYEK

PERKIRAAN BIAYA PROYEK Halaman 1 dari Pertemuan 5 Pertemuan 5 PERKIRAAN BIAYA PROYEK 5.1 KEGUNAAN a. Bagi Pemilik, menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan investasi. b. Bagi Konsultan, diajukan kepada pemilik

Lebih terperinci

FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN PERKIRAAN HARGA JUMLAH NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA

FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN PERKIRAAN HARGA JUMLAH NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA Analisa EI-21 FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN NAMA KEGIATAN : DAK Transportasi Perdesaan No. PAKET KONTRAK : NAMA PAKET PROP / KAB / KODYA : Sulawesi Selatan /Sidrap

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA PROYEK : PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN PAKET : PENINGKATAN JALAN SANGKULIRANG I RT. 14 KEL. LOA IPUH KECAMATAN TENGGAROG LOKASI : KECAMATAN TENGGARONG

Lebih terperinci

REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BOQ)

REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BOQ) REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BOQ) Program : PEMBANGUNAN/PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN Kegiatan : PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN Pekerjaan : PENINGKATAN JALAN KARAOYA - GUNUNG JALU Lokasi : MANDALAWANGI

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK DAERAH

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK DAERAH BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Kelurahan / Desa *) 5. Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah satu sektor usaha yang mampu memberikan sumbangan yang cukup signifikan bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 35/PRT/M/2006

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 35/PRT/M/2006 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 35/PRT/M/2006 TENTANG PENINGKATAN PEMANFAATAN ASPAL BUTON UNTUK PEMELIHARAAN DAN PEMBANGUNAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLODI PERHITUNGAN

BAB III METODOLODI PERHITUNGAN 21 BAB III METODOLODI PERHITUNGAN 3.1 TINJAUAN UMUM Metodologi yang dimaksud dalam tugas akhir ini adalah metode pengumpulan data dan pengolahan data, guna menunjang penyelesaian laporan Tugas akhir dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi

PEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi PEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PASCA KUALIFIKASI KONTRAK HARGA SATUAN UNTUK KONTRAK

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2836:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2836:2008 Daftar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Deskripsi Umum Sampel yang diambil dalam penelitian ini, Sekolah Dasar penerima bantuan P2DT-DB dan P2DB-AK yang berlokasi di daerah Kabupaten Sleman. Sampel diambil gedung

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) K/L/D/I Barat SKPD Nama PA : Pemerintah Kabupaten Kotawaringin : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kotawaringin Barat : Ir. Agus Yuwono, M.Si Nama KPA/PPK Kegiatan : Juni Gultom,

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BIAYA TOTAL PEKERJAAN NO. KODE : BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA 5.1 Jenis Pekerjaan Berikut adalah jenis pekerjaan yang dilakukan untuk perbaikan di ruas Jalan Kudus - Colo KM 0+000 3+000 : 1. Pekerjaan Perbaikan : a. Pekerjaan Galian Perkerasan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM 3.1. Analisis PIECES Untuk mengidentifikasi masalah, maka harus dilakukan analisis terhadap kinerja, informasi, ekonomi, pengendalian, efisiensi, dan pelayanan. Panduan ini dikenal

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada bidang transportasi adalah pembangunan sarana dan prasarana berupa jalan yang sangat penting bagi suatu daerah atau wilayah sehingga dapat saling

Lebih terperinci

DOKUMEN LELANG BAB XI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

DOKUMEN LELANG BAB XI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR DINAS PEKERJAAN UMUM BIDANG BINA MARGA UNIT LAYANAN PENGADAAN ( ULP ) BARANG DAN JASA PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR KELOMPOK KERJA ( POKJA ) I DOKUMEN

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT

EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT Sumarji Program Studi Teknik Sipil, Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. Tentara Rakyat Mataram 57 Yogyakarta Email: zadaahmad@gmail.com 1.

Lebih terperinci

R E K A P I T U L A S I BILL OF QUANTITY (BOQ)

R E K A P I T U L A S I BILL OF QUANTITY (BOQ) R E K A P I T U L A S I BILL OF QUANTITY (BOQ) PEKERJAAN KECAMATAN BALAESANG TAHUN ANGGARAN : 2012 NO. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA ( Rp) I. PEKERJAAN PERSIAPAN 750,000.00 II. III. IV. PEKERJAAN JEMBATAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL (Studi Kasus : Proyek Apartemen GCC Tower B Jl. Gajah Mada Jakarta Barat) Heny Purwanti ABSTRAK Dalam merencanakan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Berbagai macam industri mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah

Lebih terperinci

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2.1.1 Pengertian Analisa Harga Satuan Pekerjaan Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi

Lebih terperinci

Oleh : Ratih Ayu ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA KALI KEDINDING SURABAYA

Oleh : Ratih Ayu ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA KALI KEDINDING SURABAYA Oleh : Ratih Ayu 3106. 100. 531 ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA KALI KEDINDING SURABAYA Latar Belakang 1. Tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi di Surabaya, memicu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis konstruksi saat ini semakin marak perkembangannya, sehingga persaingan antar kontraktor tidak dapat terelakkan lagi. Di satu sisi kondisi ini sangat menguntungkan

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN Pekerjaan : Pembangunan Jalan Usaha Tani Ghonsume Lokasi : Desa Ghonsume Tahun Anggaran : 2013 Total Panjang Fisik : 1,650 Km NO. DIVISI Uraian Jumlah

Lebih terperinci

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan RPT0 RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Volume I: Umum Bagian 8. Pekerjaan Pintu Air ICS 93.010 BIDANG SUMBER DAYA AIR S

Lebih terperinci

DAFTAR BIAYA SEWA PERALATAN PER JAM KERJA

DAFTAR BIAYA SEWA PERALATAN PER JAM KERJA DAFTAR BIAYA SEWA PERALATAN PER JAM KERJA BIAYA No. URAIAN KODE HP KAPASITAS HARGA SEWA KET. ALAT ALAT/JAM (di luar PPN) 1. ASPHALT MIXING PLANT E01 125.0 50.0 T/Jam 1,710,625,000 1,217,541.46 Alat Baru

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 55 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG ANALISA STANDAR BELANJA KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci