ANALISIS COMMON SIZE DAN TREND UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. SAMPOERNA AGRO, TBK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS COMMON SIZE DAN TREND UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. SAMPOERNA AGRO, TBK"

Transkripsi

1 ANALISIS COMMON SIZE DAN TREND UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. SAMPOERNA AGRO, TBK Yusnia Kusumaningrum Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is meant to find out the management performance in managing their financial by using common size and trend analysis. The result of this research is for short-term financial of current asset indicates down tendency and the decreasing of short-term debt. Current asset encounters decreasing while the trade accounts payable encounters decreasing. Account receivables from related parties encounters decreasing and third parties account receivables. Sales encounter increasing. Fixed asset encounters increasing, the stock capital encounters decreasing, additional paid-in capital also encounters increasing. The tendency from debt to equity, the amount of trade accounts payable is decreasing, the capital undergoes decreasing. Reviewed from this point of view it seems that the company indicates good tendency since it has sales improvement for the last 5 years, operating expense undergoes decreasing and net profit encounters decreasing. It can be concluded that sales can counterbalance the decreasing of net profit. It indicates that the company s manager is unable to control expenses proportionally which can result in the decreasing of net profit. Keywords: common size analysis, trend analysis, financial performance ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja manajemen dalam mengelola keuangan dengan menggunakan analisis common size dan trend. Hasil penelitian ini adalah untuk keuangan jangka pendek aktiva lancar menunjukkan tendensi turun dan menurunnya hutang jangka pendek. Piutang hubungan istimewa mengalami penurunan Untuk penjualan mengalami peningkatan. Aktiva tetap mengalami peningkatan, modal saham mengalami penurunan, tambahan modal disetor juga mengalami peningkatan. Untuk kecenderungan dari hutang dan modal sendiri, jumlah hutang usaha terjadi kenaikan, modal sendiri mengalami penurunan. Ditinjau dari sudut ini tampak bahwa perusahaan menunjukkan tendensi yang baik karena selama 5 tahun mengalami kenaikan penjualan, beban usaha mengalami penurunan, dan laba bersih mengalami penurunan sebesar. Sehingga dapat disimpulkan penjualan mampu mengimbangi penurunan laba bersih, hal ini menunjukkan bahwa pimpinan perusahaan tidak mampu untuk mengendalikan biaya secara proporsional yang dapat mengakibatkan laba bersih turun. Kata kunci : analisis common size, analisis trend, dan kinerja keuangan PENDAHULUAN Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan perekonomian yang hidup dalam lingkungan dunia usaha yang berubah cepat dan dinamis. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang cukup pesat, menuntut perusahaan untuk melakukan pengelolaan usaha yang lebih baik. Hal itu dilakukan untuk menghadapi persaingan antar perusahaan, baik dari industri yang sejenis maupun industry secara keseluruhan. Masingmasing perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efektif dan efisien khususnya untuk meningkatkan prestasi perusahaan dalam kinerja keuangannya baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang. Oleh karena itu, perusahaan harus mengambil langkahlangkah baru untuk tercapainya tujuan perusahaan.

2 Keberhasilan perusahaan juga tidak sepenuhnya bergantung pada manajer dan manajemen perusahaan, tetapi juga pada tingkat keterlibatan karyawan terhadap aktivitas dan pencapaian tujuan perusahaan, yaitu memperoleh keuntungan. Sumber daya manusia yang potensial dan berkualitas merupakan modal dasar organisasi yang akan mampu mengantarkan perusahaan dalam mencapai tujuannya dengan sukses. Disamping demi tercapainya tujuan perusahaan, yang utama perusahaan harus mampu mengatur posisi keuangannya. Posisi keuangan tersebut berfungsi sebagai tolok ukur kinerja keuangan perusahaan yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kemajuan dan perkembangan didalam perusahaan.untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, diperlukan suatu informasi yang relevan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan pada jangka waktu tertentu terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan merupakan sumber-sumber informasi atau media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan (Harahap, 2007:105). Suatu cara yang digunakan untuk mengetahui apakah pengelolaan struktur keuangan yang dilakukan manajemen telah efektif atau belum. Maka dalam hal ini penulis menyajikan suatu metode penilaian laporan keuangan yaitu metode analisis common size statement, yang mana teknik ini menggunakan pola penyerdehanaan angka - angka yang terdapat dalam laporan keuangan. Analisis Common Size Statement ini dilakukan untuk melihat kinerja keuangan, baik dari neraca maupun dari laporan laba rugi. Untuk melihat kinerja keuangan ini maka laporan keuangan dikonversikan ke bentuk prosentase dengan mengaitkannya dengan pos penting. Pos penting itu misalnya penjualan untuk laporan laba rugi, pos total aktiva dan pos total pasiva untuk neraca. Semua komponen atau pos dalam prosentase komponen ( Common Size Statement ) dihitung dari jumlah totalnya, tetapi unuk lebih meningkatkan atau menaikkan mutu atau kualitas data maka masing masing pos atau komponen tersebut tidak hanya dihitung prosentase dari jumlah totalnya, tetapi juga dihitung dengan menggunakan analisis rasio terhadap laporan keuangan perusahaan. Selain itu, kita juga dapat mengadakan interpretasi terhadap laporan keuangan perusahaan dan ini sangat bermanfaat bagi penganalisamaupun perusahaan yang bersangkutan untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Oleh karena itu, apabila terjadi kekurangefektifan dalam pengelolaan struktur keuangan perusahaan, maka perusahaan akan segera mengetahui dan dapat segera mengambil kebijakan dalam upaya mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja manajemen dalam mengelola keuangan PT. Sampoerna Agro, Tbk cukup efektif dengan menggunakan analisis Common Size dan Trend. Dalam permasalahan analisis Common Size Statement, yang ditunjang dengan analisis trend mencakup neraca dan laporan laba rugi tahun dengan menggunakan standart pada total aktiva, total pasiva dan penjualan masing masing dinyatakan 100%, sehingga dapat mengukur kinerja manajemen dalam mengelola keuangan PT. Sampoerna Agro, Tbk. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Laporan Keuangan (Financial Statement) Pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2002:5) adalah suatu daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan, kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perusahaan perusahaan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan). 2

3 Berdasarkan prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia disebutkan bahwa laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala keterangan-keterangan yang termuat dalam lampiran-lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan danadana (Munawir, 2002 : 6). Bagi seorang analisis, laporan keuangan merupakan media yang penting dalam menilai kondisi dan prestasi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi (screen) bagi para analisis dalam proses pengambilan keputusan. Untuk tidak salah dalam menggunakan laporan keuangan dalam kegiatan bisnis maupun dalam proses pengambilan keputusan, maka kita harus mengetahui sifat dan keterbatasan laporan keuangan. Sifat-sifat akuntansi ini sekaligus mengandung unsure keterbatasan, menurut SAK (Standart Akuntansi Keuangan) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah (Harahap, 2004:17): (a)laporan Keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat bukan masa kini, karenanya laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi apalagi untuk meramalkan masa depan atau menentukan nilai (harga) perusahaan saat ini; (b)laporan Keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak khusus saja seperti untuk pihak yang akan membeli perusahaan; (c)proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan;(d)laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil; (e)laporan Keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi dari pada untuk hukumnya (formalitas); (f)laporan Keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan di asumsikan memahami bahasa dan sifat informasi yang di laporkan; (g)adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan perusahaan; (h)informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan; (i)akuntansi hanya melaporkan yang material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini dianggap tidak material atau tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan. Adanya perbedaan pendapat dan cara-cara yang dianut maka penyajian laporan keuangan itu tergantung dari aktivitas usaha dan kepada siapa penyajian laporan keuangan itu diberikan. Dengan diterbitkannya suatu laporan akan mempermudah pihak-pihak tertentu dalam melihat dan menganalisis kondisi keuangan perusahaan serta hasil-hasilnya. 3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan cirri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi pemkai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Prastowo dan Julianty (2005:7) karakteristik kualitatif laporan keuangan meliputi: (1) Dapat Dipahami. Informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. (2) Relevan. Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. (3) Keandalan. Informasi ini memiliki kualitas andalan (reliable) jika bebas dari

4 pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithfull represation) dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan. (4) Dapat Dibandingkan. Pemakaian harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk dapat mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja perusahaan. Pemakaian juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antara perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja perusahaan serta perubahan posisi keuangan secara relative. Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut IAI (2012:5), yaitu: (1) Dapat Dipahami. Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu; (2) Relevan. Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu: (3) Materialitas. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Dalam beberapa kasus, hakikat informasi saja sudah cukup untuk menetukan relevansinya. Misalnya, pelaporan suatu segmen baru dapat mempengaruhi penilaian risiko dan peluang yang dihadapi entitas tanpa mempertimbangkan materialitas dari hasil yang dicapai segmen baru tersebut dalam periode pelaporan. Dalam kasus lain, baik hakikat maupun materialitas dipandang penting, misalnya jumlah serta kategori persediaan yang sesuai dengan kebutuhan entitas; (4) Keandalan. Agar bermanfaat, informs juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan; (5) Penyajian Jujur. Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristawa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi, misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk asset, liabilitas dan ekuitas entitas pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan; (6) Subtansi Mengungguli Bentuk. Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Subtansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum. Misalnya, suatu entitas mungkin menjual suatu asset kepada pihak lain dengan cara sedemikian rupa sehingga dokumentasi dimaksudkan untuk memindahkan kepemilikan menurut hukum ke pihak tersebut; namun demikian, mungkin terdapat persetujuan yang memastikan bahwa entitas dapat terus menikmati manfaat ekonomi masa depan yang diwujudkan dalam bentuk aset. Dalam keadaan seperti itu, pelaporan penjualan tidak menyajikan dengan jujur transaksi yang dicatat (jika sesungguhnya memang ada transaksi); (7) Netralitas. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan; (8) Pertimbangan Sehat. Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian 4

5 peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat (prudence) dalam penyusuna laporan keuangan pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga asset atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan liabilitas atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan (provision) berlebihan, dan sengaja menetapkan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan libilitas atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral, dan karena itu, tidak memiliki kualitas andal; (9) Kelengkapan. Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi; (10) Dapat Dibandingkan. Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (tren) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk entitas tersebut, antar periode entitas yang sama dan untuk entitas yang berbeda. Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusutan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut.para pemakai harus dimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang diberlakukan untuk transaksi serta peristiwa lain yang sama dalam sebuah perusahaan dari suatu period eke periode lain dan dalam perusahaan yang berbeda. Ketaatan pada standart akuntansi keuangan termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan untuk membantu pencapaian daya banding. Analisis Laporan Keuangan Sebagaimana kita ketahui bahwa laporan keuangan merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi pemakainya dan mempunyai sifat yang umum, sehingga bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut perlu melakukan interpretasi dan analisis. Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, diperlukan adanya suatu ukuran tertentu yang mana ukuran tersebut sering digunakan dalam Analisis Laporan Keuangan. Pengertian Analisis Laporan Keuangan menurut Prastowo dan Julianty (2005:56) adalah sebagai berikut: Analisis Laporan Keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa yang lalu dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja, perusahaan pada masa mendatang. Analisis Laporan Keuangan menurut Harahap (2004:190) menyebutkan yang dimaksud dengan analisa laporan keuangan adalah Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data 5

6 kuantitatif maupun data kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Jadi dapat disimpulkan bahwa Analisis Laporan Keuangan adalah menelaah hubungan dan kecenderungan atau trend-trend untuk mengetahui apa keadaan keuangan, hasil usaha dan kemajuan perusahaan memuaskan sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat. Laporan Persentase Per Komponen (Common Size Statement) Menurut Munawir (2002:37) laporan keuangan dalam persentase per komponen (Common Size Statement) adalah suatu metode analisa untuk mengetahui struktur permodalan dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan tingkat penjualannya.teknik Common Size Statement menggunakan pola penyederhanaan angkaangka yang terdapat dalam laporan keuangan. Proses ini juga memerlukan angka dasar yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan angka konversi (dirubah). Tanpa mengabaikan angka lain, biasanya untuk neraca digunakan total asset atau total hutang dan modal sebagai dasar dengan angka 100% berarti pos-pos asset akan dipresentasikan ke angka total asset tadi dan pos-pos utang modal akan dipresentasikan ke angka total asset tadi dan pos-pos utang modal akan dipresentasikan ke total kewajiban dan modal. Dengan demikian neraca akan menjadi angka-angka dalam bentuk persentase ke total asset dan total kewajiban dan modal. Sama halnya dengan laporan laba rugi, tanpa meremehkan pos lain yang biasanya menjadi pos dasar adalah penjualan. Angka penjualan dianggap 100% sehingga komponen pos laba rugi dibawahnya dikaitkan dengan angka penjualan yang dikonversikan ke angka persentase. Cara menyusun laporan keuangan seperti ini disebut teknik analisis common size dan termasuk metode analisis vertikal. Angka-angka laporan keuangan dalam bentuk persentase ini tentu bisa juga dibandingkan baik secara periodik, dengan perusahaaan lain, maupun dengan industry yang sejenis jika ada, sehingga dapat memudahkan analisis dalam menganalisa laporan keuangan.penerapan Common Size Statement dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut: (a) Common Size Statement jika diterapkan dalam neraca akan menunjukkan persentase dan total aktiva yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan cara membandingkan secara periodic dengan persentase rata-rata industry sejenis maka akan diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva telah melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu kecil (under investment) dengan demikian untuk periode berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaankebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar; (b) Common Size Statement diterapkan atas perhitungan laba rugi untuk mempelajari penjualan, harga pokok dan biaya-biaya serta laba usaha karena semua hal tersebut mempunyai hubungan yang erat dan saling menimbulkan sebab dan akibat. Metode mengubah jumlah-jumlah rupiah dari masing-masing unsure laporan keuangan menjadi angka persen dari total menurut (Djarwanto, 2004:77) adalah sebagai berikut: (a) Nyatakan total aktiva, total pasiva (total utang plus modal sendiri), dan jumlah penjualan netto dengan 100%; (b) Hitung rasio dari masing-masing pos terhadap total aktiva atau total pasiva untuk neraca dan penjualan netto untuk laba rugi. Perhitungan ini diterapkan untuk menunjukkan distribusi dari pada hutang dan modal, jadi menunjukkan sumber-sumber dimana yang diinvestasikan dalam aktiva tersebut. Sedangkan untuk perhitungan laba rugi berfungsi untuk mrnunjukkan jumlah atau persentase dari penjualan netto yang diserap tiap-tiap biaya dan persentase yang masih tersedia untuk pendapatan bersih. 6

7 Interprestasi Terhadap Common Size Statement Laporan dalam persentase per komponen banyak diterapkan atas perhitungan laba rugi, tetapi untuk neraca akan lebih baik lagi jika ditunjang dengan data-data yang lain yang berhubungan dengan laporan keuangan. (a) Interprestasi terhadap Common Size Statement untuk neraca adalah analisis terhadap neraca dapat dilakukan dengan mengetahui perubahan baik rupiah maupun persentase atas beberapa pos aktiva maupun pos passiva. Dengan membandingkan tiap-tiap pos pada aktiva dan juga pada pos pasiva maka akan diketahui kinerja manajemen perusahaan tersebut dalam mengelola keuangan perusahaan; (b) Interprestasi terhadap Common Size Statement untuk laba rugi adalah analisis pada laporan laba rugi dapat dilakukan dengan mengetahui: (1) Harga pokok dan laba kotor penjualan (pengaruh harga pokok terhadap laba kotor penjualan).dalam harga pokok penjualan dapat dilihat beberapa faktor yang mempengaruhi keduanya, yaitu meliputi: (a) Perubahan tingkat harga yang favourable (menguntungkan);(b) Kebijaksanaan harga jualnya yang favourable; (c) Kebijaksanaan penjualan pada produk-produk yang lebih menguntungkan; (d) Efisiensi dalam pembelian; (e) Perubahan dalam metode penilaian. (2)Biaya usaha dan laba. Pengaruh biaya usaha terhadap laba perusahaan baik bersih atau kotor. Jika biaya yang dikeluarkan (baik biaya operasional maupun non operasional) besar maka akibatnya laba yang diperoleh menjadi lebih besar. Biaya yang dikeluarkan harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam perusahaan baik untuk kegiatan operasional maupun untuk kegiatan non operasional. Analisis Trend Laporan keuangan dari tahun ke tahun dapat dianalisis dengan mempelajari arah trendnya. Trend dalam persentase dihitung dengan memilih tahun pertama sebagai dasar perbandingan atau sebagai tahun dasarnya. Trend dalam persentasenya, yang pada dasarnya merupakan angka indeks, menunjukkan perubahan relative dari data keuangan sepanjang kurun waktu tertentu. Menurut Prastowo dan Julianty (2005:66), analisis trend merupakan salah satu teknik analisa laporan keuangan dan termasuk metode horizontal. Analisis ini menggambarkan kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan selama beberapa periode (dari tahun ke tahun). Pada teknik analisa ini, data laporan keuangan untuk beberapa periode dinyatakan dalam satuan persentase atas tahun dasar. Analisis trend ini berguna untuk mengungkapkan perubahan yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan memberikan informasi tentang arah kemana perusahaan bergerak. Analisis ini juga bertujuan untuk mengetahui kecenderungan keadaan keuangan oerusahaan dimasa lalu dan dimasa yang akan datang baik kecenderungan naik, turun atau relative tetap. Dengan menggunakan data historis yang ada untuk mengetahui kecenderungan yang mungkin akan terjadi. Menurut Harahap (2004:245) analisis trend dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (a) Metode statistik dengan cara menghitung garis trend dari laporan keuangan beberapa periode; (b) Menggunakan angka indeks.neraca dan laporan laba rugi yang disusun dalam persentase trend dapat memberikan informasi mengenai tingkat pertumbuhan masing-masing pos laporan keuangan dari tahun ke tahun. Pengembangan Hipotesis Penelitian ini tidak merumuskan hipotesis karena penelitian ini bersifat studi kasus. Menurut (Sugiono, 2007:51) penelitian yang bersifat studi kasus tidak perlu merumuskan hipotesis. 7

8 8 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Obyek penelititan ini adalah PT. Sampoerna Agro, Tbk yang bergerak pada bidang industry perkebunan kelapa sawit. Untuk menentukan nilai pengukuran terhadap obyek ini menggunakan data sekunder yaitu data tentang ringkasan laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan oleh PT. Sampoerna Agro, Tbk. Berupa neraca dan laporan laba rugi yang dijadikan dasar analisis common size statement yang ditunjang dengan analisis trend di pusat data pasar modal. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Common Size Statement Common Size Statement adalah teknik analisis untuk melihat struktur keuangan PT. Sampoerna Agro, Tbk dengan cara mengkonversi ke dalam laporan bentuk Common Size Statement (persentase per komponen) dengan menggunakan detiminator persentasenya. Persentase terhadap total aktiva. Rumus untuk menghitung persentase terhadap total aktiva: Persentase terhadap total pasiva. Rumus untuk menghitung persentase terhadap total pasiva: Persentase terhadap penjualan. Rumus untuk menghitung persentase terhadap penjualan: Analisis trend Untuk menghitung analisis trend agar dapat terlihat jelas kecenderungan kinerja keuangan suatu perusahaan dapat menggunakan rumus metode least square sebagai berikut: Y = a + bx Di mana a dan b dihitung dengan cara sebagai berikut: a = b = Keterangan : Y = Variabel yang dicari trendnya X = Range waktu (tahun/periode waktu) a = Nilai Konstanta b = Koefisien Arah n = Jumlah data

9 9 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Common Size Statement Tabel 1 menunjukkan perhitungan analisis common size untuk laporan neraca Tabel 1 Perhitungan Analisis Common Size untuk Laporan Neraca Keterangan Common Size dalam Persentase (%) ASET ASET LANCAR Kas 29,81% 17,12% 18,41% 10,22% 5,51% Piutang usaha - pihak ketiga 0,15% 0,72% 2,19% 0,12% 2,72% Piutang pihak hub.istimewa 0,96% 0,62% 0,46% 0,39% 0,35% Piutang pihak ketiga 0,31% 2,40% 0,71% 1,03% 1,30% Persediaan 5,58% 6,01% 7,87% 9,79% 8,81% Pajak pertambahan nilai - masukan 0,21% 0,18% 0,32% 0,57% 0,14% biaya dibayar dimuka 0,26% 0,18% 0,23% 0,05% 0,05% Uang Muka dan aset lancar lainnya 0,00% 0,00% 0,00% 0,77% 0,92% Jumlah Aset Lancar 37,27% 27,21% 30,19% 22,94% 19,80% Aset Tidak Lancar Aset pajak tangguhan - bersih 0,30% 0,41% 0,43% 0,00% 0,00% uang muka proyek perkebunan 1,79% 2,95% 3,32% 4,30% 2,31% Tanaman menghasilkan 22,16% 19,92% 16,64% 14,82% 18,66% Tanaman belum menghasilkan 11,90% 15,73% 18,33% 19,48% 15,36% Hutan tanaman industri 0,00% 0,00% 2,45% 1,98% 1,53% Hutan tanaman industri dalam pengembangan 0,00% 0,00% 2,38% 2,66% 3,55% Aset tetap 22,54% 26,13% 22,71% 28,84% 32,35% Aset tak berwujud-neto 0,00% 0,00% 0,00% 28,84% 2,50% Tagihan dan keberatan atas hasil pemeriksaan 0,00% 0,00% 0,00% 1,25% 1,60% pajak Aset pajak tangguhan - neto 0,00% 0,00% 0,00% 0,55% 1,05% Beban tangguhan hak atas tanah- bersih 1,19% 1,25% 1,14% 1,01% 0,00% Goodwill - bersih 0,26% 0,16% 0,10% 0,00% 0,00% Beban ditangguhkan 0,10% 0,12% 0,03% 0,00% 0,00% Bibitan 1,31% 0,84% 0,29% 0,24% 0,95% Simpanan jaminan 0,49% 0,23% 0,26% 0,00% 0,00% Estimasi tagihan pajak penghasilan 0,64% 2,81% 1,67% 0,00% 0,00% uang muka investasi 0,00% 2,15% 0,00% 0,82% 0,02% Aset tidak lancar lainnya 0,06% 0,08% 0,06% 0,40% 0,31% Jumlah Aset Tidak Lancar 62,73% 72,79% 69,81% 77,06% 80,20% Jumlah Aset 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank jangka pendek 0,00% 0,00% 3,74% 0,64% 5,99% hutang usaha - pihak ketiga 9,37% 4,86% 6,47% 7,15% 6,12% Hutang lain-lain - Pihak relasi 0,00% 0,00% 0,00% 0,44% 0,41% Hutang lain-lain - Pihak ketiga 0,00% 0,00% 0,08% 0,003% 0,08% uang muka penjualan 0,92% 1,45% 0,82% 2,35% 1,26% hutang pajak 4,97% 1,72% 2,45% 1,51% 1,27% Beban akrual 0,00% 0,00% 0,00% 0,44% 0,32% Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 0,00% 0,00% 0,00% 0,53% 0,79% biaya masih harus dibayar 0,77% 0,82% 0,88% 0,00% 0,00% hutang pihak hubungan istimewa 0,29% 0,47% 0,41% 0,00% 0,00% hutang bank jatuh tempo 0,10% 1,11% 1,19% 1,37% 1,61% Jumlah Kewajiban Lancar 16,42% 10,42% 15,96% 14,43% 17,86% Kewajiban Tidak Lancar hutang bank 9,97% 9,68% 7,64% 10,65% 15,16%

10 10 penyisihan imbalan kerja karyawan 0,37% 0,63% 0,87% 1,25% 1,68% Kewajiban pajak tangguhan - bersih 0,05% 0,26% 0,37% 0,38% 0,85% Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 10,39% 10,58% 8,32% 12,29% 17,69% Jumlah Kewajiban 26,81% 21,00% 24,92% 26,72% 35,55% Hak Minoritas Atas Aset Bersih Anak Perusahaan 1,17% 0,94% 0,94% 0,00% 0,00% EKUITAS Modal saham 17,53% 16,71% 13,14% 11,08% 9,14% Tambahan modal disetor 43,21% 42,12% 33,13% 19,97% 16,46% Modal Saham yang dibeli kembali -3,64% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% Selisih nilai transaksi restrukturisasi -12,80% -12,00% -9,44% 0,00% 0,00% Selisih transaksi perubahan ekuitas anak 0,00% 0,02% 0,01% 0,00% 0,00% perusahaan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 0,17% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% Saldo laba telah ditentukan penggunaanya 0,65% 0,88% 0,83% 1,00% 1,06% saldo laba belum ditentukan penggunaannya 26,91% 30,33% 36,46% 40,32% 36,97% Kepentingan Non-pengendali 0,00% 0,00% 0,00% 0,89% 0,81% Jumlah Ekuitas Bersih 72,02% 78,06% 74,14% 73,28% 63,64% Jumlah kewajiban dan Ekuitas 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Tabel 2 menunjukkan perhitungan analisis common size untuk laporan laba rugi Tabel 2 Perhitungan Analisis Common Size untuk Laporan Laba Rugi KETERANGAN Common Size dalam Persentase % PENJUALAN 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% BEBAN POKOK PENJUALAN 66,10% 66,98% 63,55% -66,24% -73,45% LABA KOTOR 33,90% 33,02% 36,45% 33,76% 26,55% BEBAN USAHA 7,18% 7,68% 8,08% -11,00% -10,74% Pendapatan operasi lain 0,00% 0,00% 0,00% 1,48% 1,34% Beban Operasi lain 0,00% 0,00% 0,00% -0,40% -0,86% LABA USAHA 26,72% 25,34% 28,37% 23,83% 16,29% Pendapatan keuangan 0,00% 0,00% 0,00% 0,63% 0,25% Biaya keuangan 0,00% 0,00% 0,00% -0,83% -1,23% Pendapatan bunga 1,84% 1,29% 0,54% 0,00% 0,00% Beban bunga dan keuangan lainnya -1,07% -1,54% -1,22% 0,00% 0,00% Rugi selisih kurs - bersih -0,33% 1,12% 0,05% 0,00% 0,00% Amortisasi goodwill -0,08% -0,10% -0,09% 0,00% 0,00% Laba (rugi) penjualan aset tetap 0,07% -0,06% 0,02% 0,00% 0,00% Lain-lain - bersih 0,46% -1,27% -0,40% 0,00% 0,00% Penghasilan (beban) lain-lain - bersih -2,21% 1,12% -1,09% 0,00% 0,00% LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 27,61% 22,55% 27,27% 23,63% 15,31% PENGHASILAN BADAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN Tahun berjalan -7,99% -6,67% -7,42% 0,00% 0,00% tangguhan -0,13% -0,11% -0,07% 0,00% 0,00% JUMLAH BEBAN PAJAK PENGHASILAN -8,12% -6,78% -7,49% -6,14% -4,05% BADAN LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS 19,49% 15,77% 19,78% 0,00% 0,00% LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH -0,28% -0,25% -0,24% 0,00% 0,00% ANAK PERUSAHAAN LABA BERSIH 19,21% 15,52% 19,54% 17,49% 11,26% LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 0,00001% 0,000008% 0,00001% 0,000009% 0,000006%

11 Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa Dari laporan keuangan (neraca dan laba rugi) per 31 Desember 2008 sampai dengan per 31 Desember 2012 PT. Sampoerna Agro, Tbk dapat diberikan intrepetasi sebagai berikut: 1. Dari hasil analisis selama kurun waktu 5 tahun yaitu mulai tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012 pada PT. Sampoerna Agro, Tbk maka hasil keuangan kas yang tersedia untuk perusahaan dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang cukup signifikan karena perusahaan mengupayakan untuk melakukan perbaikan system keuangannya sehingga kas yang tersedia pada tahun 2008 adalah sebesar 29,81%, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 17,12%. Selanjutnya pada tahun 2010 perusahaan peningkatan kas menjadi sebesar 18,41%, kendati di tahun 2011 perusahaan tidak dapat menjaga kestabilan kas dan harus mengalami penurunan menjadi sebesar 10,22% dan ditahun 2012 perusahaan mengalami penurunan kas yang cukup drastis menjadi sebesar 5,51%. Kondisi ini menggambarkan persediaan keuangan perusahaan mempunyai kondisi yang cukup baik untuk mampu mendanai kegiatan operasional perusahaan, dengan rata-rata kenaikan per tahun adalah sebesar 16%. 2. Untuk hasil uang muka investasi perusahaan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami naik turun yang cukup singinifkan untuk perusahaan. Di mulai dari tahun 2008 uang muka investasi perusahaan tidak tersedia, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi sebesar 2,15%. Di tahun 2010 investasi perusahaan kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 0%. Selanjutnya di tahun 2011 mengalami fluktuasi menjadi sebesar 0,82% dan di tahun 2012 mengalami penurunan yang merosot tajam menjadi sebesar 0,02%. Dari kondisi ini terlihat bahwa keadaan investasi perusahaan mengalami kenaikan yang mencerminkan bahwa kondisi perusahaan dalam kondisi tidak baik, karena persediaan barang perusahaan tidak stabil (menumpuk) dan penagihan piutang sangat tidak efektif pembayarannya. Dengan rata-rata kenaikan per tahun adalah sebesar 0,6%. 3. Hasil total piutang usaha perusahaan PT. Sampoerna Agro, Tbk selama kurun waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2008 hingga tahun 2012 selalu turun naik yang bervariasi. Di mulai dari awal tahun 2008 persediaan piutang usaha perusahaan adalah sebesar 0,15%, kemudian di tahun 2009 piutang usaha perusahaan mengalami peningkatan menjadi sebesar 0,72%, selanjutnya di tahun 2010 piutang usaha mengalami kenaikan kembali menjadi sebesar 2,19%. Tahun 2011 piutang usaha perusahaan mengalami penurunan menjadi 0,12% dan di akhir tahun 2012 piutang perusahaan mengalami peningkatan menjadi sebesar 2,72%. Kondisi piutang usaha ini mencerminkan perusahaan memiliki tingkat perputaran penjualan yang menguntungkan untuk perusahaan. Dengan rata-rata peningkatan piutang usaha setiap tahunnya adalah sebesar 1,2%. 4. Untuk aktiva lancar perusahaan PT. Sampoerna Agro, Tbk dari tahun 2008 hingga tahun 2012 juga mengalami pasang surut, mulai tahun 2008 sebesar 37,27%, tahun 2009 mengalami penurunan menjadi sebesar 27,21%, selanjutnya tahun 2010 meningkat kembali menjadi sebesar 30,19%. Di tahun 2011 aktiva lancar perusahaan mengalami penurunan menjadi sebesar 22,94% dan di tahun 2012 aktiva perusahaan mengalami penurunan kembali sebesar 19,80%. Dari kondisi peningkatan aktiva lancar perusahaan yang tersedia maka menggambarkan bahwa adanya tingkat perbaikan likuiditas perusahaan. Dengan rata-rata peningkatan per tahun adalah sebesar 28%. 5. Untuk rasio hutang usaha perusahaan PT. Sampoerna Agro, Tbk dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 juga mengalami pasang surut seperti rasio-rasio sebelumnya. Di mulai dari tahun 2008 sebesar 9,37%, kemudian tahun 2009 turun menjadi 4,86%, selanjutnya pada tahun 2010 hutang usaha perusahaan mengalami peningkatan menjadi sebesar 6,47%. Pada tahun 2011 hutang usaha perusahaan mengalami kenaikan kembali menjadi sebesar 7,15% dan pada akhir tahun 2012 mengalami penurunan menjadi sebesar 6,12%. Kondisi ini 11

12 mencerminkan bahwa kondisi hutang usaha perusahaan yang terus menurun dan mengakibatkan kondisi keuangan perusahaan untuk membayar hutang dalam tempo yang telah ditentukan menjadi lancar. Dengan rata-rata penurunan per tahun sebesar 7%. 6. Untuk rasio modal kerja di dapatkan dari hasil pengurangan data aktiva lancar dan hutang lancar yang tersedian pada PT. Sampoerna Agro, Tbk dari tahun 2008 sampai dengan tahun Di tahun 2008 modal kerja yang tersedia adalah sebesar 17,53%, kemudian pada tahun 2009 mengalami penurunan yang tajam menjadi sebesar 16,71%, di tahun 2008 perusahaan tidak mampu untuk meningkatkan modal kerjanya kembali sehingga modal kerja mengalami penurunan menjadi sebesar 13,14%. Pada tahun 2009 modal kerja perusahaan sedikit mengalami penurunan menjadi sebesar 11,08% dan di akhir tahun 2010 perusahaan tidak mampu untuk meningkatkan modal kerjanya kembali perusahaan menjadi sebesar 9,14%. Dari kondisi ini tergambar bahwa untuk modal kerja perusahaan mengalami penurunan yang menggambarkan bahwa perusahaan mampu untuk menggunkan modal kerja yang ada secera efisien. Dengan rata-rata penurunan pertahun adalah 14%. 7. Untuk data rasio modal sendiri perusahaan PT. Sampoerna Agro, Tbk mengalami hal yang berbeda dari rasio-rasio sebelumnya. Karena untuk rasio modal sendiri dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 selalu mengalami penurunan tidak adanya peningkatan. Di mulai dari tahun 2008 rasio modal sendiri adalah sebesar 43,21%, kemudian tahun 2009 mengalami penurunan modal sendiri menjadi sebesar 42,12%, selanjutnya pada tahun 2010 untuk rasio modal sendiri mengalami hal yang sama seperti pada tahun 2009 adanya penurunan menjadi sebesar 33,13%. Namun demikian pada tahun 2011 modal sendiri perusahaan tetap mengalami kondisi penurunan menjadi sebesar 19,97% dan sampai dengan tahun 2012 juga ikut mengalami penurunan menjadi sebesar 16,46%. Kondisi penurunan yang terjadi pada modal sendiri perusahaan mencerminkan kondisi perusahaan yang tidak baik. Dengan rata-rata penurunan per tahun adalah sebesar 30%. 8. Pada rasio aktiva tetap perusahan PT. Sampoerna Agro, Tbk dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Mulai dari tahun 2008 jumlah aktiva tetap adalah sebesar 62,73%, kemudian pada tahun 2009 mengalami sedikit peningkatan menjadi sebesar 72,79%, selanjutnya pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi sebesar 69,81%. Pada tahun 2011 aktiva tetap perusahaan mengalami peningkatan kembali menjadi sebesar 77,06% dan di tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi sebesar 80,2%. Kondisi yang terjadi pada rasio aktiva tetap ini adalah mengalami peningkatan yang mencerminkan bahwa perusahaan mampu untuk mendanai operasi perusahaan yang berasal dari modal sendiri dan dari penjualan. Dengan rata-rata kenaikan per tahun adalah sebesar 30%. 9. Untuk rasio beban pokok penjualan PT. Sampoerna Agro, Tbk dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami pasang surut. Di mulai dari saldo tahun 2008 sebesar 66,10%, kemudian tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi sebesar 66,98%, selanjutnya tahun 2010 juga ikut mengalami penurunan menjadi sebesar 63,55. Namun pada tahun 2009 mengalami penurunan yang cukup drastis menjadi sebesar -66,24% dan pada tahun 2012 mengalami penurunan kembali menjadi sebesar -73,45%. Kondisi ini mencerminkan adanya penurunan beban pokok penjualan yang menggambarkan perusahaan tidak mampu mengendalikan peningkatan volume penjualan dan tidak mampu menghasilkan keuntungan bersih dari suatu kegiatan. Dengan rata-rata penurunan per tahun sebesar 70,4%. 10. Rasio beban usaha PT. Sampoerna Agro, Tbk dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 sama saja dengan rasio-rasio sebelumnya selalu adanya pasang surut dari tahun ke tahun. Mulai tahun 2008 besarnya beban usaha adalah sebesar 7,18%, kemudian tahun 2009 mengalami sedikit peningkatan menjadi sebesar 7,68%, selanjutnya tahun 2010 mengalami peningkatan kembali menjadi sebesar 8,08%. Di tahun 2011 perusahaan mengalami 12

13 penurunan yang drastis di bandingkan dengan tahun 2010 menjadi sebesar -11% dan di tahun 2012 perusahaan mengalami sedikit peningkatan menjadi sebesar -10,74%. Kondisi ini mencerminkan penurunan beban usaha yang menggambarkan perusahaan mengalami keuntungan karena pendapatan mengalami peningkatan. Dengan rata-rata penurunan per tahun adalah sebesar 2,4%. 11. Dan yang terakhir adalah rasio laba bersih perusahaan PT. Sampoerna Agro, Tbk dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 menunjukkan adanya tendensi peningkatan dan penurunan. Mulai tahun 2008 ketersediaan laba bersih perusahaan adalah sebesar 19,21%, kemudian di tahun 2009 mengalami penurunan menjadi sebesar 15,52%, selanjutnya di tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi sebesar 19,54%. Tahun 2011 mengalami penurunan kembali menjadi sebesar 17,49% dan di tahun 2012 mengalami penurunan kembali menjadi sebesar 11,26%. Kondisi peningkatan ini mencerminkan bahwa laba bersih perusahaan menggambarkan keuntungan yang di alami oleh perusahaan. Dengan rata-rata kenaikan per tahun adalah sebesar 17%. Analisis Trend Tabel 3 menunjukkan perhitungan analisis trend untuk laporan neraca dan laba rugi Tabel 3 Perhitungan Analisis Trend untuk Laporan Neraca Keterangan Trend dalam Persentase (%) ASET ASET LANCAR Kas 4% 10% 16% 22% 28% Piutang usaha - pihak ketiga 0,3% 0,75% 1,2% 1,65% 2,1% Piutang pihak hub.istimewa 0,8% 0,75% 0,6% 0,45% 0,30% Piutang pihak ketiga 1,08% 1,14% 1,2% 1,26% 1,32% Persediaan 6% 7% 8% 9% 10% Pajak pertambahan nilai - masukan 0,24% 0,27% 0,30% 0,33% 0,36% biaya dibayar dimuka 0,27% 0,21% 0,15% 0,05% 0,03% Uang Muka dan aset lancar lainnya 0,00% 0,17% 0,34% 0,51% 0,68% Jumlah Aset Lancar 20% 24% 28% 32% 36% Aset Tidak Lancar Aset pajak tangguhan - bersih 0,43% 0,33% 0,23% 0,13% 0,03% uang muka proyek perkebunan 2,52% 2,76% 3% 3,24% 3,48% Tanaman menghasilkan 20,45% 19,21% 18% 19,21% 20,45% Tanaman belum menghasilkan 13,8% 14,9% 16% 17,1% 18,2% Hutan tanaman industri 11% 11,5% 12% 12,5% 13% Hutan tanaman industri dalam pengembangan -0,1% 0,8% 1,7% 2,6% 3,5% Aset tetap 22,6% 24,8% 27% 29,2% 31,4% Aset tak berwujud-neto -0,5% 2,9% 6,3% 9,7% 13,1% Tagihan dan keberatan atas hasil pemeriksaan -0,4% 0,1% 0,6% 1,1% 1,60% pajak Aset pajak tangguhan - neto -0,22% 0,05% 0,32% 0,59% 0,86% Beban tangguhan hak atas tanah- bersih -0,22% 0,05% 0,32% 0,59% 0,86% Goodwill - bersih 0,24% 0,17% 0,10% 0,03% -0,04% Beban ditangguhkan 0,11% 0,08% 0,05% 0,02% -0,01% Bibitan 0,99% 0,86% 0,73% 0,60% 0,47% Simpanan jaminan 0,99% 0,86% 0,73% 0,60% 0,47% Estimasi tagihan pajak penghasilan 1,8% 1,4% 1% 0,60% 0,20% uang muka investasi 0,8% 0,7% 0,6% 0,5% 0,4% Aset tidak lancar lainnya 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% Jumlah Aset Tidak Lancar 62 % 66% 70% 74% 78% 13

14 14 Hutang bank jangka pendek -258% -127% 2,1% 132% 260% hutang usaha - pihak ketiga 7,8% 7,4% 7% 6,6% 6,2% Hutang lain-lain - Pihak relasi 1,72% 1,86% 2% 2,14% 2,28% Hutang lain-lain - Pihak ketiga -0,01% 0,01% 0,03% 0,05% 0,07% uang muka penjualan 1% 1,2% 1,4% 1,6% 1,8% hutang pajak 4% 3,2% 2,4% 1,6% 0,8% Beban akrual -0,07% 0,04% 0,15% 0,26% 0,37% Liabilitas imbalan kerja jangka pendek -0,1% 0,1% 0,3% 0,5% 0,7% biaya masih harus dibayar 2,5% 1,5% 0,5% -0,5% -1,5% hutang pihak hubungan istimewa 0,4% 0,3% 0,2% 0,1% 0,00% hutang bank jatuh tempo 0,43% 1,76% 1,1% 1,44% 1,78% Jumlah Kewajiban Lancar 13,6% 14,3% 15% 15,7% 16,4% hutang bank 8,8% 9,9% 11% 12% 13,2% penyisihan imbalan kerja karyawan 0,4% 0,7% 1% 1,3% 1,6% Kewajiban pajak tangguhan - bersih 0,0% 0,2% 0,4% 0,6% 0,8% Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 8% 10% 12% 14% 16% Hak Minoritas Atas Aset Bersih Anak Perusahaan 1,26% 0,93% 0,6% 0,27% -0,06% EKUITAS Modal saham 18% 16% 14% 12% 10% Tambahan modal disetor 44% 37% 30% 23% 16% Modal Saham yang dibeli kembali 2,1% 1,4% 0,7% 0% -0,7% Selisih nilai transaksi restrukturisasi -15% -11% -7% -3% 1% Selisih transaksi perubahan ekuitas anak 0,002% 0,004% 0,006% 0,008% 0,01% perusahaan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 0,102% 0,068% 0,034% 0,00% -0,00034% Saldo laba telah ditentukan penggunaanya 0,72% 0,81% 0,90% 0.99% 1,08% saldo laba belum ditentukan penggunaannya 28% 31% 34% 37% 40% Kepentingan Non-pengendali -0,26% 0,04% 0,34% 0,64% 0,94% Jumlah Ekuitas Bersih 74% 72% 70% 68% 66% Tabel 4 menunjukkan perhitungan analisis trend untuk laporan laba rugi Tabel 4 Perhitungan Analisis Trend untuk Laporan Laba Rugi KETERANGAN Trend dalam Persentase % BEBAN POKOK PENJUALAN 74% 72% 70% 68% 66% LABA KOTOR 42,8% 41,2% 40% 38,6% 37,2% BEBAN USAHA 11,2% 6,8% 2,4% -2% -6,4% Pendapatan operasi lain 0,68% 0,64% 0,60% 0,56% 0,52% Beban Operasi lain 0,00% -0,1% -0,2% -0,3% -0,4% LABA USAHA 28,4% 26,2% 24% 21,8% 19,6% Pendapatan keuangan 0,00% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% Biaya keuangan 0,2% -0,1% -0,4% -0,7% -1% Pendapatan bunga 1,7% 1,2% 0,7% 0,2% -0,3% Beban bunga dan keuangan lainnya -1,6% -1,2% -0,8% -0,4% 0,00% Rugi selisih kurs - bersih -0,7% -0,5% -0,3% -0,1% 1% Amortisasi goodwill -0,11% -0,08% -0,05% -0,02% 0,01% Laba (rugi) penjualan aset tetap 0,014% 0,006% -0,002% -0,01% -0,018% Lain-lain - bersih -0,32% -0,28% -0,24% -0,20% -0,16% Penghasilan (beban) lain-lain - bersih 0,3% -0,3% -0,9% -1,5% -2,1% LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 27,6% 25,3% 23% 20,7% 18,4% PENGHASILAN BADAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN Tahun berjalan -8,6% -6,3% -4% -1,7% 0,6% tangguhan -0,14% -0,10% -0,06% -0,02% 0,02%

15 15 JUMLAH BEBAN PAJAK PENGHASILAN -8,3% -7,4% -6,5% -5,6% -4,7% BADAN LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS 22% 16,5% 11% 5,5% 0,00% LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH -0,31% -0,23% -0,15% -0,07% -0,01% ANAK PERUSAHAAN LABA BERSIH 19,8% 18,4% 17% 15,6% 14,2% LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 0,00001% 0, % 0,000009% 0, % 0, % SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) keuangan jangka pendek aktiva lancar menunjukkan tendensi turun dan menurunnya hutang jangka pendek. Untuk aktiva lancar mengalami penurunan sebesar 17,47% sedangkan untuk hutang usaha mengalami penurunan sebesar 3,25%. (2) Piutang hubungan istimewa mengalami penurunan sebesar 0,61% dan piutang pihak ketiga 2,57%. (3) Untuk penjualan mengalami peningkatan. Aktiva tetap mengalami peningkatan 17,47%, modal saham mengalami penurunan sebesar 8,39%, tambahan modal disetor juga mengalami peningkatan sebesar 26,75%. (4) Untuk kecenderungan dari hutang dan modal sendiri, jumlah hutang usaha terjadi kenaikan sebesar 3,25%, modal sendiri mengalami penurunan sebesar 18,36%. Ditinjau dari sudut ini tampak bahwa perusahaan menunjukkan tendensi yang baik karena selama 5 tahun mengalami kenaikan penjualan, beban usaha mengalami penurunan sebesar 2,4%, dan laba bersih mengalami penurunan sebesar 7,95%. Sehingga dapat disimpulkan penjualan mampu mengimbangi penurunan laba bersih, hal ini menunjukkan bahwa pimpinan perusahaan tidak mampu untuk mengendalikan biaya secara proporsional yang dapat mengakibatkan laba bersih turun. Keterbatasan Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah bahwa analisis common size statement hanya menunjukkan arah trend dari pada hubungan dari setiap pos, tidak menunjukkan perubahan yang absolute dan lebih relevan untuk analisis income statement. Sedangkan untuk analisis trend, perubahan masing-masing pos dari tahun ke tahun dalam hubungan dengan total aktiva atau total penjualan tidak dapat dibandingkan. Sehingga perubahan masing-masing pos baik itu peningkatan atau penurunan belum tentu signifikan tanpa melihat proporsinya terhadap total aktiva atau total passivanya. DAFTAR PUSTAKA Adisaputro, G Anggaran Perusahaan. Cetakan Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Djarwanto, PS Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Hanafi, M Analisis Laporan Keuangan. Edisi ketiga. Penerbit UPP STIM-YKPN. Yoyakarta. Harahap, S Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keempat. Penerbit PT. Raja Grafindor Persada. Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

16 Mahsun, M Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Edisi Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Martono Manajemen Keuangan. Cetakan Kedelapan. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta. Mulyadi Akuntansi Manajemen (Konsep, Manfaat dan Rekayasa). Edisi Ketiga. Penerbit Salembaa Empat. Jakarta. Munawir, S Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Pabundu, M. T Metodologi Riset Bisnis. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Prastowo, D Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan Aplikasi). Edisi Kedua. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Riyanto, B Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Kesepuluh. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kesepuluh. Penerbit Alfabeta. Bandung. Sunariyah Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta. 16

BAB I PENDAHULUAN. sejenis maupun industry secara keseluruhan. Masing-masing perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. sejenis maupun industry secara keseluruhan. Masing-masing perusahaan dituntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan perekonomian yang hidup dalam lingkungan dunia usaha yang berubah cepat dan dinamis. Seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

APLIKASI COMMON SIZE STATEMENT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT RICKY PUTRA GLOBALINDO. Surya Wisnu Wardana

APLIKASI COMMON SIZE STATEMENT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT RICKY PUTRA GLOBALINDO. Surya Wisnu Wardana Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 3, Maret 2016 ISSN : 2461-0593 1 APLIKASI COMMON SIZE STATEMENT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Surya Wisnu Wardana suryawisnuwardana05@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kinerja perusahaan merupakan kata yang umum untuk menggambarkan

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kinerja perusahaan merupakan kata yang umum untuk menggambarkan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian kinerja keuangan Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan kata yang umum untuk menggambarkan keberhasilan atau kesuksesan suatu perusahaan. Kinerja yang baik menunjukan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan Di dalam mengamati perkembangan suatu perusahaan, salah satu aspek yang paling penting adalah Bidang Keuangannya. Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan unsur yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu bentuk informasi untuk melihat dan menilai perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan

Lebih terperinci

ANALISIS COMMON SIZE DAN TREND UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SAMPOERNA AGRO, Tbk DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS COMMON SIZE DAN TREND UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SAMPOERNA AGRO, Tbk DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS COMMON SIZE DAN TREND UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SAMPOERNA AGRO, Tbk DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: YUSNIA KUSUMANINGRUM NPM : 09.1.02.03940 Program Studi: Manajemen SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan

Lebih terperinci

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Teori Akuntansi Keuangan PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyusun : Mikael Siahaan (1406645168) Muhammad Gunawan H.M (1406645765) Muhammad Iqbal (1406645771) PROGRAM EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. Nama : Syarif Saefullah NPM : 26210788 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Silvia Avira SE.,MM. bab1 Latar Belakang Banyak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam mengamati perkembangan suatu perusahaan salah satu aspek yang paling penting adalah bidang keuangannya. Dengan melihataspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam mengamati perkembangan suatu perusahaan salah satu aspek yang paling penting adalah bidang keuangannya, Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS COMMON SIZE STATEMENT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT SEMEN INDONESIA, Tbk. Aprilya Fitri Latifah

ANALISIS COMMON SIZE STATEMENT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT SEMEN INDONESIA, Tbk. Aprilya Fitri Latifah ANALISIS COMMON SIZE STATEMENT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT SEMEN INDONESIA, Tbk Aprilya Fitri Latifah Aprilyalatifah@gmail.com Sri Utiyati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan memerlukan laporan keuangan perusahaan, Laporan keuangan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian dan Fungsi Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi sebuah perusahaan yang memberikan informasi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Djarwanto (2004:2), laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan sebagai alat yang cukup penting untuk memperoleh informasi sehubungan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN: STUDI KASUS PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN: STUDI KASUS PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN: STUDI KASUS PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO Prasetyo Widyo Iswara 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik NSC Surabaya, 1 interpraz08@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Irham (2012:2), Laporan Keuangan adalah produk akhir dari akuntansi yang nantinya akan dianalisa lebih lanjut oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban suatu perusahaan pada satu periode tertentu mengenai kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

KINERJA KUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk.

KINERJA KUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk. KINERJA KUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk. Lisa Rusdian Gunawan email: sansanngui@gmail.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu aktivitas perekonomian yang paling utama adalah berdirinya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu aktivitas perekonomian yang paling utama adalah berdirinya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu aktivitas perekonomian yang paling utama adalah berdirinya suatu perusahaan, dimana perusahaan dapat memberikan kontribusi positif terhadap perbaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB 5 PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan pada bab bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisis Common size statement Hasil analisis Common

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Fahmi (2013:2) menyatakan bahwa: Laporan Keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

Laporan Keuangan: Neraca

Laporan Keuangan: Neraca Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

Analisa laporan keuangan berguna untuk :

Analisa laporan keuangan berguna untuk : Perlu diketahui bahwa untuk menganalisis laporan keuangan agar lebih baik, data disajikan untuk minimal 3 tahun terakhir sehingga diperoleh data pertumbuhan untuk 2 tahun terakhir. Semakin banyak data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI Lilis Tri Jayanti lilistrijayanti@gmail.com Budhi Satrio hasta.budhisatrio@gmail.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

Lina Fauziyyah Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT

Lina Fauziyyah Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang   ABSTRACT ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada PT Express Transindo Utama Tbk Periode 2013-2016) Lina Fauziyyah Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kinerja Perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut. Wirawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan suatu perusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan

Lebih terperinci

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga 174,309,061,823 pihak relasi piutang lain - lain pihak hubungan istimewa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Menurut Soemarso (2002:34), laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan,

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia 25 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Kamel (2004) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia mempergunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA BAB 4. AKTIVITAS KETIGA Capaian yang diharapkan setelah membaca bab aktivitas ketiga dalam materi Laporan Keuangan (Financial Statement) adalah stakeholder mampu: 1. Memahami tujuan laporan keuangan (Financial

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai Alat Penguji dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f,

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f, Halaman : 2 dari 43 NERACA KONSOLIDASIAN 31 Desember Pages : 2 of 44 CONSOLIDATED BALANCE SHEETS December 31, AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 10.160.758.858 2c, 2d, 3 15.231.755.461

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO PADA MAYORA INDAH DI BEI

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO PADA MAYORA INDAH DI BEI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO PADA MAYORA INDAH DI BEI Dian Rizky Nurul Islami Dianrizky27@gmail.com Djawoto Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT main

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No.2, April 2017 ISSN 2541-1438; E-ISSN 2550-0783 Published by STIM Lasharan Jaya Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar St. Salmah

Lebih terperinci

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : :

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : : 63 dari 67 63 of 67 NERACA Per 30 September 2007, BALANCE SHEETS As of September 30, 2007 and AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 4.571.920.198 3.083.975.594 4.398.682.153 Cash

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil yang telah dicapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil penelitian ilmiah yang berkaitan dengan informasi akuntansi, informasi non akuntansi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab sebelumnya di jelaskan bahwa laporan keuangan merupkan sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan (2000:1) akuntansi adalah suatu

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009

30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009 ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 373,735,769,065 191,458,673,774 Cash and cash equivalents Investasi

Lebih terperinci

Catatan/ 2010 Notes 2009

Catatan/ 2010 Notes 2009 NERACA KONSOLIDASI CONSOLIDATED BALANCE SHEETS ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1.570.132.925.725 2c,3 1.223.600.573.265 Cash and cash equivalents 2d,4,13, Investasi jangka pendek,

Lebih terperinci