BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu bagian dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu bagian dari"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu bagian dari demokrasi. Tingkat demokrasi suatu negara sering diukur dengan kualitas penyelenggaraan pemilu di negara tersebut. Tidak ada demokrasi tanpa terselenggaranya pemilu yang jujur dan demokratis. Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dimana rakyat dapat memilih pemimpin politik secara langsung. Di Indonesia terdapat tiga jenis pemilu yaitu Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD; Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pemilukada). Pemilu tahun ini, 2014, akan dilaksanakan dua kali yaitu Pemilu Legislatif untuk memilih anggota DPR, DPD & DPRD pada 9 April 2014 dan Pemilu Presiden untuk memilih presiden dan wakil presiden Republik Indonesia pada 9 Juli Pada penyelenggaraan pemilu, tugas untuk mengajak masyarakat berpartisipasi sangat penting. Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga yang memiliki tanggung jawab besar untuk memberi kesadaran politik kepada masyarakat agar menggunakan hak politiknya untuk memilih pada pemilu 2014 mendatang. Seperti yang tercantum pada tugas-tugas dari KPU salah satunya yaitu meningkatkan 1

2 2 kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis. 1 Golongan putih (Golput) atau masyarakat yang tidak memanfaatkan hak pilihnya kian meningkat. Berdasarkan data dari surat kabar Suara Pembaruan, 1 April 2009, jumlah Golput pada Pemilu 2004 lalu yaitu sebesar orang atau sekitar 23,24%. Sementara itu, berdasarkan data dari surat kabar Kompas, 10 Mei 2009, jumlah Golput pada Pemilu 2009 lalu yaitu sebesar orang, mengalahkan jumlah suara Partai Demokrat sebagai pemenang pemilu yang hanya memperoleh suara atau 20,85 persen dari total jumlah pemilih yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT). 2 Fenomena Golput bukan hal baru. Itu sudah ada sejak Pemilu pertama di Indonesia, yakni pada tahun Pada masa itu, Golput diartikan sebagai akibat ketidaktahuan masyarakat tentang Pemilu, biasanya mereka tidak datang ke tempat pemungutan suara. 3 Saat ini, Golput merupakan hal yang selalu dikaitkan dengan tingkat partisipasi masyarakat. Beberapa kalangan menganggap bahwa Golput merupakan hal yang biasa terjadi dalam pelaksanaan Pemilu atau Pemilukada. Namun, bila Golput sudah mencapai angka yang cukup besar, hal ini tentunya memerlukan perhatian serius dari pemerintah. KPU adalah pihak yang harus bekerja keras untuk menekan golput dan meningkatkan partisipasi masyarakat. 1 Visi dan Misi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Diakses pada tanggal 14 Februari 2014 dari 2 Eko Harry Susanto, Jurnal Komunikasi, Iklan dan Kegagalan Partai Politik, Universitas Tarumanagara, Jakarta, hal 11 3 Cara Cerdas Turunkan Angka Golput. (2009, 2 April) Vivanews. Diakses pada tanggal 2 Februari 2014 dari

3 3 Partisipasi pemilih untuk menggunakan suaranya di setiap penyelenggaraan Pemilu semakin menurun. Pada Pemilu pertama Indonesia di era reformasi, yaitu Pemilu 1999, partisipasi pemilih mencapai 92,74 persen. Angka itu menurun pada Pemilu 2004 menjadi 84,07 persen. Pada Pemilu 2009, partisipasi terus merosot menjadi hanya 71 persen. Pemilu 2014 kini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberanikan diri memasang target pemilih dalam Pemilu 2014 hingga 75 persen. 4 KPU bekerja keras untuk mencapai target tersebut. Berbagai kegiatan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu 2014 dilakukan. Salah satunya yaitu KPU daerah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menggandeng Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) 5. Di Bengkulu, KPU juga menyiapkan 25 agen sosialisasi Pemilu 2014 guna menjelaskan kepada masyarakat tentang pentingnya menggunakan hak suara. Agen sosialisasi tersebut antara lain organisasi keguruan, tokoh perempuan, tokoh agama, penyandang disabilitas dan kelompok pinggiran. 6 Sedangkan di Solo, KPU mensosialisasikan pemilu kepada pemilih pemula pelajar SMK penyandang difabel atau disability. KPU melakukan sosialisasi pemilu dalam dua bahasa yaitu bahasa lisan dan bahasa isyarat. 7 4 Parpol Diminta Ikut Terlibat Tekan Angka Golput. (2013, 16 Desember). Kompas. Diakses pada tanggal 2 Februari 2014 dari 5 KPU Sumut Gandeng UMSU Sosialisasi Pemilu 2014, (2013, 16 November), KPU, Diakses pada tanggal 14 Februari 2014 dari 6 Boyke LW, KPU Siapkan Agen Sosialisasi Pemilu 2014, (2013, Oktober), Antara News, Diakses pada tanggal 14 Februari 2014 dari 7 KPU Solo Sosialisasi Pemilu untuk Pelajar Sekolah Inklusi di Solo, (2014, 14 Februari), VOA News, Diakses pada tanggal 14 Februari 2014 dari

4 4 Lembaga Survei Indonesia (LSI) bersama International Foundation for Electoral Systems (Ifes) melansir hasil survei nasional berkaitan dengan Pemilu Hasil temuan survei LSI menunjukkan tingginya keinginan masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2014, namun informasi tentang pemilu yang mereka miliki masih sangat terbatas. Direktur Riset Ifes, Rakesh Sharma, mengatakan bahwa dari survei tersebut ternyata 52 persen pemilih menyatakan bahwa mereka merasa informasi tentang pemilu dinilai sedikit, sementara 21 persen menyatakan tidak memiliki informasi sama sekali 20 persen menyatakan cukup banyak informasi, sementara yang menyatakan sangat banyak informasi hanya sebesar 2 persen. 8 Mengenai informasi yang berkaitan dengan proses pemilu, 67 persen responden menyatakan perlu informasi lebih mengenai parpol yang akan ikut serta dalam pemilu 2014, 78 persen terkait caleg yang akan mencalonkan diri, 79 persen terkait visi misi dan program partai dan 71 persen yang menyatakan perlu informasi lebih banyak tentang dimana dan kapan untuk memilih. Survey juga menunjukkan bahwa 46 persen pemilih mengatakan bahwa dokumen untuk mengikuti pemilu adalah dengan membawa undangan memilih, 35 persen dengan kartu pemilih dan 24 persen dengan KTP. Padahal dalam Pemilu 2014 ini, KPU tidak membuat kartu pemilih untuk pemilu, ini berarti informasi berkenaan 8 Disna Harvens. Informasi Tentang Pemilu Dinilai Masih Terbatas. (2014, 12 Februari). Diakses pada tanggal 12 Februari 2014 dari

5 5 dengan hal tersebut masih sangat minim, sehingga masyarakat pemilih masih terpengaruh dengan sejarah pemilu sebelumnya yang menggunakan kartu pemilih. Berkenaan dengan pengetahuan untuk menandai kertas suara, baru 68 persen responden mengetahui bahwa pemilu 2014 dengan mekanisme mencoblos. Sementara 11 persen menyatakan dengan mencontreng kertas suara, 9 persen menyatakan dengan mencoblos atau mencontreng kertas suara dan 2 persen mengatakan dengan mencoblos dan mencontreng kertas suara. Padahal pemilu 2014, mencontreng tidak diterima atau tidak masuk hitungan suara, ini poin yang juga perlu menjadi catatan bahwa pengetahuan menggunakan kertas suara dengan mencoblos masih perlu ditingkatkan lagi. 9 Hasil dari survei yang dilakukan pada Desember 2013 dengan sampel responden yang mewakili para pemilih Indonesia ini memberikan angin segar bagi KPU melihat tingginya keinginan partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2014 yang diharapkan dapat mencapai target partisipasi pemilih hingga 75 persen. Oleh karena itu, melihat tingginya keinginan masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2014, Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih harus lebih andil dan bekerja keras dalam memberikan pendidikan dan informasi seputar pemilu yang masih banyak belum diketahui masyarakat. Sebagai pendukung untuk sosialisasi berkaitan pemilu 2014, diperlukan tools untuk mentransformasi ide-ide yang salah satunya adalah melalui iklan, dalam hal ini berupa iklan layanan masyarakat. Jeffres menjelaskan iklan layanan masyarakat 9 Ibid.

6 6 (ILM) adalah iklan yang biasanya digunakan untuk tujuan sosial. 10 Sedangkan Kotler dan Roberto menambahkan bahwa: ILM selain bermanfaat untuk menggerakkan kerjasama masyarakat ketika menghadapi suatu masalah sosial, juga menyajikan pesan-pesan sosial yang dimaksud untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi seperti kondisi yang dapat mengancam keserasian dan kehidupan umum. 11 Komisi Pemilihan Umum (KPU) meningkatkan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu 2014 dengan iklan layanan masyarakat yang menggunakan berbagai jenis media yaitu dengan menyebarkan poster, iklan radio, televisi, serta media cetak. Hal tersebut sangat penting dilakukan tidak lain adalah untuk menekan angka golput dan meningkatkan partisipasi masyarakat pada Pemilu legislatif maupun presiden Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus meningkatkan tahap sosialisasi perhelatan Pemilu 2014 mendatang dengan memanfaatkan iklan layanan masyarakat di media massa elektronik terutama televisi. Berkaitan dengan pemakaian media periklanan, data Nielsen periode tengah tahun pertama 2013 menunjukkan bahwa televisi masih menjadi media yang paling efektif untuk periklanan, yaitu sebesar 68% dari porsi kue iklan. Disusul dengan surat kabar 30%, majalah dan tabloid hanya sebesar 2% dari angka belanja iklan nasional. 12 Selain itu, dalam artikel Journal of Advertising dinyatakan bahwa iklan televisi lebih mampu menciptakan sikap positif 10 Leo W. Jeffres, Mass Media Effect, Illinois: Waveland Press, 1997, hal Kotler, Philip dan Eduardo L. Roberto, Social Marketing: Strategies for Changing Public Behavior, New York: Free Press, 1989, hal 7 12 Siti Sumariyati. Pemerintahan, Pemilukada, Kopi dan Teh Dongkrak Belanja Iklan. (23 Agustus 2013). Diakses pada tanggal 24 Januari 2014 dari

7 7 terhadap produk atau yang diiklankan dibandingkan iklan cetak. 13 Kasali pun beranggapan bahwa media televisi memiliki kemampuan menyatukan fungsi audio dan visual serta dapat menjangkau khalayak luas dalam waktu bersamaan. 14 Dengan ketentuan-ketentuan tersebut, penayangan ILM sosialisasi pemilu 2014 oleh KPU di televisi diharapkan lebih dapat memberikan informasi yang efisien dan efektif kepada khalayak sasaran sehingga dapat membentuk persepsi positif yang berujung pada adanya perubahan perilaku. Televisi yang dapat menampilkan unsur audio dan visual sekaligus memiliki daya jangkau yang luas sehingga pesan iklan dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa harus membeli atau membayar karena televisi dapat diakses secara gratis. Di media televisi, iklan terdiri dari berbagai macam kata, kalimat, suara, visualisasi dan simbol komunikasi lainnya yang mendukung penyampaian pesan kepada khalayak sasaran. Terdapat berbagai teknik dan pendekatan yang digunakan dalam upaya meningkatkan efektifitas pesan ILM sosialisasi pemilu 2014 oleh KPU kepada khalayak sasaran, antara lain dengan konsep kreatif yang tepat, perencanaan yang baik seperti pemasangan di waktu dan ruang iklan yang tepat, serta penentuan jumlah frekuensi siar yang tepat. ILM sosialisasi pemilu 2014 ini berusaha mensosialisasikan kepada khalayak sasaran untuk berpartisipasi pada pemilu 2014 dengan datang untuk 13 George E. Belch dan Michael A. Belch, Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication, 5 th ed., North America: McGraw Hill, 2001, hal Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1992, hal 121

8 8 menggunakan hak suaranya dan tidak menjadi golput. Sosialisasi iklan layanan masyarakat akan semakin digencarkan untuk menarik partisipasi masyarakat Indonesia agar turut mensukseskan Pemilu Menjelang pemungutan suara Pemilu legislatif 9 April 2014, KPU memproduksi beberapa iklan layanan masyarakat yang dibagi dengan beberapa tema. Ada yang menjelaskan tentang pemungutan suara, ada yang mengajak partisipasi pemilih, ada juga beberapa gerakan untuk mensukseskan Pemilu ILM sosialisasi pemilu 2014 yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah versi Generasi Pemilih Cerdas. ILM sosialisasi pemilu 2014 versi Generasi Pemilih Cerdas ini merupakan iklan terbaru yang dibuat oleh KPU dalam rangka sosialisasi pemilu 2014 untuk membangkitkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2014, khususnya pemilih generasi muda. Alasan peneliti memilih ILM sosialisasi pemilu 2014 versi Generasi Pemilih Cerdas ini karena peneliti menyadari menjelang pemilu 2014, KPU bekerja keras mensosialisasikan pemilu kepada berbagai lapisan masyarakat demi terciptanya partisipasi pemilih yang tinggi. Melihat dari potensi tingginya jumlah pemilih yang berusia muda yang dikategorikan sebagai pemilih pemula, KPU membuat ILM yang target sasarannya adalah pemilih pemula yaitu ILM versi Generasi Pemilih Cerdas. ILM yang diproduksi oleh Kalingga Romansa Film ini berdurasi 30 detik. Tujuan dari ILM ini adalah untuk mempersuasi pemilih muda menggunakan hak pilihnya, hal tersebut 15 Perkuat Sosialisasi Pemilu, KPU Sasar Iklan Layanan Masyarakat. (2013, 10 Juli), diakses pada tanggal 12 Februari 2014 dari

9 9 dapat terlihat pada pesan iklan ini yaitu agar pemilih muda berpartisipasi pada pemilu mendatang karena jati diri generasi muda adalah bangsa Indonesia, jadi semestinya mereka memberikan suara dan semangatnya bagi Indonesia. Model/talent pada iklan ini adalah dua remaja yang masih duduk di bangku SMA yang akan menjadi pemilih pemula pada Pemilu Iklan ini juga menginformasikan bahwa pemilu 2014 mekanisme dalam menandai kertas suara kembali mencoblos lagi atau tidak dengan mencontreng kertas suara, terlihat pada iklan ketika remaja laki-laki memperlihatkan paku sebagai alat untuk mencoblos kertas suara. ILM ini mengambil tema cinta dari dua orang remaja tersebut, yang diibaratkan bahwa generasi muda yang mencintai bangsanya, oleh sebab itu mereka senang dengan adanya pemilu dan tidak menjadi generasi yang termasuk ke dalam pemilih golput. Berdasarkan pertimbangan itulah peneliti memilih ILM sosialisasi pemilu 2014 versi Generasi Pemilih Cerdas sebagai kajian dalam penelitian ini. Menurut Sri Hartati, Divisi Sosialisasi KPU Kota Bengkulu, terdapat lima segmen pemilih strategis dalam penyelenggaraan pemilu 2014 mendatang, yaitu pemilih pemula, kelompok agama, kelompok perempuan, penyandang disabilitas dan kelompok pinggiran. 16 Pemilih pemula termasuk dalam kelompok pemilih strategis karena melihat tingginya potensi dari pemilih pemula tersebut dalam Pemilu Oleh karena itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuat ILM sosialisasi pemilu 2014 versi Generasi Pemilih Cerdas untuk menarik partisipasi pemilih pemula 16 Boyke LW, KPU Siapkan Agen Sosialisasi Pemilu 2014, (2013, 20 Oktober), Antara News, Diakses pada tanggal 14 Februari 2014 dari

10 10 untuk menggunakan hak suaranya dalam pemilu 2014 dan diharapkan angka golput pada pemilu 2014 akan berkurang dari pemilu sebelumnya. Pada Pemilu di Indonesia, pemilih pemula adalah seseorang yang baru pertama kali terdaftar sebagai pemilih tetap dengan syarat telah memiliki kartu tanda penduduk (KTP) dan telah berusia di atas 17 tahun. Menurut Pasal 13 Bab II Undangundang Pemilu tahun 2003, Warga Negara Republik Indonesia yang pada hari pemungutan suara sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih. Asumsinya rata-rata pemilih pemula adalah pelajar SMA, mahasiswa atau pekerja muda yang telah memiliki KTP dan telah berusia 17 tahun. Potensi suara pemilih pemula patut diperhitungkan. Pada Pemilu 2004, jumlah pemilih pemula sekitar 27 juta dari 147 juta pemilih se-indonesia. Angka tersebut meningkat pada Pemilu 2009, yaitu jumlah pemilih pemula sekitar 36 juta pemilih dari 171 juta pemilih. Di DKI Jakarta, jumlah pemilih pada Pemilu 2014 ini mencapai pemilih, dimana 20 persennya adalah pemilih pemula yaitu sebesar pemilih. Tabel 1.1 Data Jumlah Pemilih Pemula Wilayah DKI Jakarta Pemilu 2014 Kota Jumlah Pemilih Jumlah Pemilih Pemula Jakarta Barat Jakarta Pusat Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Utara Kepulauan Seribu TOTAL Sumber: KPUD DKI Jakarta

11 11 Rentan usia pemilih pemula pada penelitian ini adalah usia 17 sampai 22 tahun, hal tersebut dipertimbangkan oleh peneliti karena rata-rata di usia tersebut mereka belum menggunakan hak pilihnya pada pemilu sebelumnya. Peneliti memilih pemilih pemula yang berdomisili di Jakarta Barat karena menurut data KPUD DKI Jakarta, Jakarta Barat memiliki jumlah pemilih pemula terbanyak kedua setelah Jakarta Timur dan peneliti berdomisili di Jakarta Barat. Pemilih pemula tersebut sangat sesuai dengan kriteria khalayak sasaran dari iklan layanan masyarakat sosialisasi pemilu 2014 oleh KPU versi Generasi Pemilih Cerdas. Pemahaman terhadap pesan begitu kompleks karena tidak mudah menyampaikan suatu pesan agar diterima oleh seluruh khalayak sasaran, khususnya pemilih pemula. Oleh karena itu, KPU harus mengetahui informasi yang dibutuhkan pemilih pemula dan mengetahui cara terbaik untuk menyampaikannya. Sebagai individu yang berbeda-beda, seseorang memiliki kecenderungan untuk melihat suatu masalah menurut caranya masing-masing. Realitas bagi seorang individu adalah persepsi dari individu itu sendiri mengenai segala sesuatu yang berada di luar sana. Individu beraksi dan bereaksi berdasarkan persepsi masingmasing, tidak berdasarkan realitas objek. Bagi pengiklan, persepsi khalayak sasaran menjadi hal yang sangat penting dibandingkan pengetahuan audiens terhadap realitas objektif. Karena menurut pengiklan, yang mempengaruhi individu dalam bertindak adalah apa yang ada dalam benak khalayak sasaran. Oleh karena itu, peneliti memilih untuk meneliti mengenai persepsi adalah untuk mengetahui dan memahami konsep pembentukan persepsi yang terdapat pada khalayak sasaran (pemilih pemula) setelah

12 12 melihat iklan layanan masyarakat sosialisasi pemilu 2014 oleh KPU versi Generasi Pemilih Cerdas. Sosialisasi pemilu yang dilakukan oleh KPU melalui iklan televisi yang ditujukan kepada pemilih pemula, bagaimana pemilih pemula tersebut menerima pesan iklan yang disampaikan pada iklan tersebut penting untuk dikaji. Tujuan iklan adalah mempersuasi penonton, persuasi dalam ILM sosialisasi pemilu oleh KPU versi Generasi Pemilih Cerdas di televisi ini bertujuan agar khalayak/audiens sasaran yaitu pemilih pemula mau untuk ikut berpartisipasi menggunakan hak pilihnya dengan tidak menjadi golput pada Pemilu Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi yang merupakan unsur penting dalam upaya menyalurkan informasi. Dengan iklan, maka masyarakat yang tidak tahu menjadi tahu. Iklan juga sebagai bentuk komunikasi non personal melalui media massa, memiliki jangkauan yang luas. 17 Oleh karena itu, kekuatan iklan tidak terbatas pada menyediakan informasi ekonomi, tetapi juga merupakan pendorong faktor sosial. 18 Iklan layanan masyarakat sosialisasi Pemilu 2014 oleh KPU ini diharapkan memiliki kekuatan mempersuasi khalayak sasaran (pemilih pemula) dengan pesan yang disampaikannya. Pemahaman pemilih pemula atas pesan mempengaruhinya akan pentingnya sebuah pemilu. Sebagai bagian penting dari sosialisasi yang dilakukan oleh KPU, ILM versi Generasi Pemilih Cerdas diharapkan dapat menjadi 17 George E. Belch dan Michael A. Belch, Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication, 5 th ed., North America: McGraw Hill, 2001, hal Thomas J. Russel dan Ronald W. Lane, Advertising: A Framework, New Jersey: Prentice Hall, 2000, hal 23

13 13 bentuk komunikasi yang efektif dalam mensosialisasikan partisipasi dalam pemilu 2014 kepada pemilih pemula. Sejak tahun 2013 telah ditayangkan spot iklan sosialisasi pemilu 2014 versi Generasi Pemilih Cerdas di televisi, maka sudah selayaknya spot iklan tersebut diukur keberhasilannya mencapai sasaran program yaitu membangkitkan kesadaran masyarakat khususnya pemilih pemula untuk berpartisipasi dalam pemilu 2014 mendatang dengan tidak ikut menjadi golput. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti mengenai persepsi pemilih pemula terhadap iklan layanan masyarakat sosialisasi pemilu 2014 oleh KPU versi Generasi Pemilih Cerdas di televisi. Pemilih pemula dalam penelitian ini adalah pemilih pemula berusia tahun yang berdomisili di Jakarta Barat. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti merumuskan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah persepsi pemilih pemula terhadap terpaan Iklan Layanan Masyarakat Sosialisasi Pemilu 2014 oleh KPU versi Generasi Pemilih Cerdas di televisi dilihat dari elemen-elemen iklan televisi? 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pemilih pemula terhadap terpaan Iklan Layanan Masyarakat

14 14 sosialisasi Pemilu 2014 oleh KPU versi Generasi Pemilih Cerdas di televisi dilihat dari elemen-elemen iklan televisi. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dilakukannya penelitian mengenai Persepsi Pemilih Pemula terhadap terpaan ILM sosialisasi Pemilu 2014 oleh KPU versi Generasi Pemilih Cerdas ini, antara lain: Manfaat Akademis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap bidang studi Periklanan khususnya mengenai Persepsi terhadap Iklan Layanan Masyarakat. Dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian lain demi kesimpulan yang lebih valid Manfaat Praktis Evaluasi praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi berbagai instansi dan praktisi periklanan (advertising agency), khususnya bidang kreatif, dalam pembuatan iklan layanan masyarakat. Bagi KPU, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk pembuatan iklan layanan masyarakat sosialisasi pemilu mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak, gas, dan sumber daya mineral lainnya menduduki posisi

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak, gas, dan sumber daya mineral lainnya menduduki posisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri minyak, gas, dan sumber daya mineral lainnya menduduki posisi penting dalam perkembangan perekonomian di banyak negara. Sedikitnya 60 negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, DPRD, dan DPD) dan Gubernur Provinsi Lampung. Sedangkan di bulan Juli 2014, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang, terutama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I 1.1.Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran-peran pihak terkait, dengan prosedur yang telah ditentukan dalam. dewan perwakilan rakyat daerah (Mashudi, 1993:23).

BAB I PENDAHULUAN. peran-peran pihak terkait, dengan prosedur yang telah ditentukan dalam. dewan perwakilan rakyat daerah (Mashudi, 1993:23). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum merupakan pilar bagi suatu negara yang mengaku dirinya sebagai suatu negara demokrasi, sebab tidak ada demokrasi tanpa adanya pemilihan umum. Terselenggranya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan sistem pemerintahan demokrasi yang dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan jalannya pemerintahan. Warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2014 merupakan tahun politik bagi Indonesia. Disebut tahun politik antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang melibatkan setidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di tahun 2009 masyarakat Indonesia akan melaksanakan Pesta Demokrasi. Dimana pesta tersebut adalah kesempatan masyarakat untuk memlih wakil dan pemimpinnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman segala sesuatu aktifitas kerja dilakukan secara efektif dan efisien serta dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan pesta, yang di tunggu-tunggu oleh seluruh rakyat Indonesia pada tahun 2014. Pemilu

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SOSIALISASI DAN PENYAMPAIAN INFORMASI PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU SEKILAS PEMILU 2004 Pemilihan umum (Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan adalah sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Iklan adalah sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Iklan adalah sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan komunikasi dari suatu organisasi atau perusahaan. Selain merupakan salah satu elemen dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi, dan kondisi masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya partisipasi politik.

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 10/Kpts/KPU-Prov-010/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI

Lebih terperinci

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN

Lebih terperinci

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Karakteristik demografi pemilih yang mencakup usia antara 20-49 tahun, berpendidikan SLTA dan di atasnya, memiliki status pekerjaan tetap (pegawai negeri sipil, pengusaha/wiraswasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokrasi, dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi pada suatu negara tersebut. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pemilih Pemula di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pemilih Pemula di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Pemilih Pemula di Indonesia Pada tahun 2014 ini, Indonesia mengadakan pemilu yang ke- 11. Dimana pemilu pertama kali diadakan pada tahun 1955.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas komunikasi tertentu yang sering disebut sebagai elemen, fungsi atau alat (tool) yang terutama

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan

BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan perilaku pemilih memiliki signifikansi yang kuat. Terdapat hubungan positif antara konsumsi

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMETAAN PERSEPSI ATAS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI KEPEMILUAN, PARTISIPASI DAN PERILAKU PEMILIH DI KABUPATEN BANGLI Kerjasama Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangli dan Fakultas

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.HASIL PENELITIAN PERAN MEDIA MASSA DALAM MEMPENGARUHI PERSPEKTIF DAN SIKAP MEMILIH PEMILIH PEMULA DALAM PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2014 Dalam bab ini penulis menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran dalam kemajuan bangsa. Pentingya peran generasi muda, didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Dikutip dari Kasali (1992), menurut Crompton dan lamb yang disebut Public

BAB I. Pendahuluan. Dikutip dari Kasali (1992), menurut Crompton dan lamb yang disebut Public BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Periklanan merupakan segala bentuk penyajian dan promosi ide. Kita dapat membedakan periklanan menjadi dua jenis antara lain periklanan komersial & periklanan nonkomersial.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan masyarakat yang memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak, serta menyampaikan hak nya sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara demokrasi. Josep Schumpeter, mengartikan demokrasi sebagai kompetisi memperoleh suara rakyat. Pengertian pada esensi itu merupakan pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi berlangsung. Pada Pemilu kali ini terdapat 38 Partai Politik untuk tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi berlangsung. Pada Pemilu kali ini terdapat 38 Partai Politik untuk tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilu 2009 merupakan pemilu ketiga yang dilaksanakan selama Era Reformasi berlangsung. Pada Pemilu kali ini terdapat 38 Partai Politik untuk tingkat Nasional,

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH PEMULA 3.1 Validitas dan Reliabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan kesempatan yang seluas-luasnya dalam mengikutsertakan warga negaranya dalam proses politik, termasuk

Lebih terperinci

SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI

SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI LAPORAN NARATIF DAERAH KHUSUS IBUKOTA (DKI) JAKARTA SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI Dipersiapkan untuk The Asia Foundation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Poster calon legislative yang dipasang di pohon. Sumbr :

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Poster calon legislative yang dipasang di pohon. Sumbr : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilu merupakan wujud dari kedaulatan rakyat untuk memilih para pejabat Negara sesuai dengan sistem pemerintahan di Indonesia. pemilihan umum adalah salah

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM

Lebih terperinci

Tujuan, Metodologi, dan Rekan Survei

Tujuan, Metodologi, dan Rekan Survei Sejak reformasi dan era pemilihan langsung di Indonesia, aturan tentang pemilu telah beberapa kali mengalami penyesuaian. Saat ini, empat UU Pemilu yang berlaku di Indonesia kembali dirasa perlu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan rakyat ini juga dicantumkan di dalam Pasal 1 butir (1) Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan rakyat ini juga dicantumkan di dalam Pasal 1 butir (1) Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum untuk selanjutnya disebut Pemilu yang diselenggarakan secara langsung merupakan perwujudan kedaulatan rakyat. Pengakuan tentang kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga mampu membentuk opini publik melalui tayangan yang disajikannya, seperti

BAB I PENDAHULUAN. juga mampu membentuk opini publik melalui tayangan yang disajikannya, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan di masyarakat telah memberikan pengaruh yang begitu signifikan di masyarakat. Berbagai bentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sosialisasi politik merupakan salah satu cara dalam menyebarluaskan informasi politik, sehingga fungsi sosialisasi politik yaitu untuk memberikan pengetahuan dan pembelajaran

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan wilayah yang luas, pertumbuhan media dari waktu kewaktu semakin menunjukan peningkatan. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebebasan media dalam memberitakan berita yang bertentangan dengan pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan bebas memberitakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat dengan masyarakat. Bukan hanya para penyelenggara pemerintahan yang mempraktekan ilmu tersebut. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilih kelompok pemula di Indonesia dari pemilu ke pemilu terus bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap yang terdaftar tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam masyarakat politik. Masyarakat yang semakin waktu mengalami peningkatan kualitas tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi maka masyarakat pada umumnya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi maka masyarakat pada umumnya membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang membutuhkan informasi dalam hidupnya, karena dengan informasi seseorang dapat mengetahui segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

LAPORAN NARATIF KALIMANTAN TIMUR SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI

LAPORAN NARATIF KALIMANTAN TIMUR SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI LAPORAN NARATIF KALIMANTAN TIMUR SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI Dipersiapkan untuk The Asia Foundation Dipersiapkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan global yang begitu cepat terjadi di masa sekarang disebabkan oleh bertambah tingginya tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pendapatan, arus informasi serta

Lebih terperinci

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Pengantar Ketua KPU Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME, karena modul yang sudah lama digagas ini akhirnya selesai juga disusun dan diterbitkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa reformasi yang terjadi di Indonesia menghasilkan perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa reformasi yang terjadi di Indonesia menghasilkan perubahanperubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa reformasi yang terjadi di Indonesia menghasilkan perubahanperubahan positif khususnya dalam dunia politik, seperti halnya kebebasan berpendapat yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. menyebarluaskan informasi kegiatan menyangkut tahapan, jadwal dan program Pemilihan;

BAB I PENDAHULUAN. a. menyebarluaskan informasi kegiatan menyangkut tahapan, jadwal dan program Pemilihan; BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sosialisasi pada Pemilihan Umum merupakan proses penyampaian informasi tentang kegiatan menyangkut tahapan dan program penyelenggaraan Pemilihan, melalui media cetak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan khususnya dalam negara. Sistem politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan pada era kemajuan teknologi, masyarakat lebih cenderung memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Peran Menurut Abdulsyani (1994) peran atau peranan adalah apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Peran merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang makin ketat sekarang ini, berbagai informasi dan terbukanya peluang untuk mengakses informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan media massa, baik elektronik maupun cetak mengalami pertumbuhan luar biasa. Indikasinya, bisa dilihat dari pertumbuhan jumlah media massa yang terus mengalami

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 TAHUN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih wakil wakil rakyat untuk duduk sebagai anggota legislatif di MPR, DPR, DPD dan DPRD. Wakil rakyat

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM 1. Untuk mengakomodir asas kepentingan umum dan untuk menjamin kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi karena di dalamnya terdapat elemen elemen komunikasi yang diantaranya terdapat komunikator sebagai pembuat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi adalah salah satu kebutuhan mendasar dari manusia, melalui informasi orang dapat memperoleh tentang berbagai hal, dari berbagai informasi yang

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, dengan perkembangan ini membuat segala hal dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pesat, dengan perkembangan ini membuat segala hal dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi semakin maju dan semakin pesat, dengan perkembangan ini membuat segala hal dapat dilakukan lebih praktis dan mudah. Perkembangan

Lebih terperinci

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN KUNJUNGAN RUMAH PINTAR PEMILU BOENDA TANAH MELAYU KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU A. Latar Belakang Rumah Pintar Pemilu (RPP)

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. - Media Elektronik : Internet, tv, dan radio. - Survei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberitahuan. Iklan merupakan segala bentuk pesan suatu produk. maupun jasa yang disampaikan menggunakan media yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. pemberitahuan. Iklan merupakan segala bentuk pesan suatu produk. maupun jasa yang disampaikan menggunakan media yang ditujukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan adalah tindakan menginformasikan, memberitahukan ataupun pemberitahuan. Iklan merupakan segala bentuk pesan suatu produk maupun jasa yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat serta pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang telah memasuki era globalisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan dalam segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tingginya tingkat persaingan di bisnis lokal maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ).

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pilkada merupakan pesta demokrasi rakyat dalam memilih kepala daerah beserta wakilnya yang berasal dari usulan partai politik tertentu, gabungan partai politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi seperti sekarang ini teknologi berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi seperti sekarang ini teknologi berkembang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pada zaman era globalisasi seperti sekarang ini teknologi berkembang dengan sangat pesat. Banyak pilihan media yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi,

Lebih terperinci

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? Jakarta, 29 Januari 2014 Q: Apakah Ibu/Bapak/Saudara tahu atau tidak tahu bahwa Tahun 2014 akan dilaksanakan Pemilihan Legislatif

Lebih terperinci

Komisi Penyiaran Indonesia PEDOMAN

Komisi Penyiaran Indonesia PEDOMAN Komisi Penyiaran Indonesia PEDOMAN GUGUS TUGAS PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PEMBERITAAN, PENYIARAN, DAN IKLAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teknologi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teknologi yang berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sekarang ini dikenal dengan era globalisasi teknologi dan inovasi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teknologi yang berkembang memudahkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaman, masyarakat dituntut untuk mengetahui berbagai informasi yang beragam. Dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. jaman, masyarakat dituntut untuk mengetahui berbagai informasi yang beragam. Dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kebutuhan mendasar dari manusia adalah informasi. Seiring dengan berkembangnya jaman, masyarakat dituntut untuk mengetahui berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 128 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang dilakukan beserta pemaparan bahasan yang didukung oleh teori-teori mengenai makna tayangan debat calon Gubernur Jabar di televisi bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tak dapat dihindari, hal ini disebabkan oleh berkembangnya kegiatan ekonomi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari setiap orang pada umumnya, sehingga mereka sulit membayangkan hidup tanpa media, tanpa koran pagi, tanpa majalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya Pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota DPR dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sama sekali tidak menarik, sehingga kita tidak pernah ingat akan iklan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sama sekali tidak menarik, sehingga kita tidak pernah ingat akan iklan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari kita dijejali oleh ratusan iklan di televisi, radio, surat kabar, majalah atau media lainnya. Ada iklan yang menarik, kurang menarik, atau bahkan

Lebih terperinci

Account Management. KULIAH 6 Proses Produksi Iklan Pada Media. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

Account Management. KULIAH 6 Proses Produksi Iklan Pada Media. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si Modul ke: Account Management KULIAH 6 Proses Produksi Iklan Pada Media Fakultas FIKOM BERLIANI ARDHA, SE, M.Si Program Studi MARKOM www.mercubuana.ac.id Life is really simple, but we insist on making it

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. politik yang demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu diselenggarakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. politik yang demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu diselenggarakan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan rakyat. Demokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pilkada beberapa daerah telah berlangsung. Hasilnya menunjukkan bahwa angka Golput semakin meningkat, bahkan pemenang pemiluhan umum adalah golput. Di Medan, angka golput

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Media massa adalah istilah yang digunakan sampai sekarang untuk jenis media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada masyarakat secara luas.

Lebih terperinci

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sangat lazim dilakukan orang dan sudah meluas di masyarakat. Meskipun hampir semua orang telah paham mengenai resiko

Lebih terperinci