ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN BTS TELKOMSEL DI JAWA TIMUR. S u h a r j o Manajemen Industri MMT-ITS Surabaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN BTS TELKOMSEL DI JAWA TIMUR. S u h a r j o Manajemen Industri MMT-ITS Surabaya"

Transkripsi

1 ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN BTS TELKOMSEL DI JAWA TIMUR S u h a r j o Manajemen Industri MMT-ITS Surabaya

2 LATAR BELAKANG Data Pelanggan Selular Nasional (Dec 2010) Total: 234 jt Telkomsel: 94 jt (40%) Jawa Timur Telkomsel: 9jt Prediksi Awal 2010 Pertumbuhan Pelanggan 1.5 jt 16 me/sub Penambahan Kapasitas Network 3000 TRx (1TRx=8E) New BTS Upgrade BTS Existing

3 GAMBARAN PROYEK PEMBANGUNAN BTS Telkomsel membangun sendiri hampir semua menara BTS baru Pembangunan dilakukan bekerja sama dengan vendor utama: Nokia Siemens Networks, Ericsson, dan Huawei, dengan sistem Turn-key Project. Dengan turn-key project, Telkomsel akan menerima hasil proyek berupa menara termasuk di dalamnya perangkat BTS dan pendukungnya dalam kondisi siap pakai. Hampir semua risiko-risiko yang muncul selama implementasi proyek, sudah ditransfer ke vendor, antara lain: Project management integration (life cycle and enviromental variable) Information/communication (ideas, creatives, data exchange accuracy) Human resources (service, plant, materials: performance) Contract/procurement (cost objectives, restrains) Cost (cost objectives, restraints) Time (time objectives, restraints) Quality (requirement, standard) Scope (expectations, feasibility) Risiko yang masih melekat di Telkomsel adalah keterlambatan penyelesaian proyek. Keterlambatan pelaksanaan proyek berarti hilangnya potensi untuk mendapatkan revenue dari area tersebut selama jangka waktu keterlambatan.

4 PERUMUSAN MASALAH Pencapaian roll out proyek pembangunan menara BTS baru < Perencanaan Diperlukan perbaikan dalam implementasi proyek Mengidentifikasi risiko-risiko penyebab kegagalan pembangunan menara BTS.

5 PENDAHULUAN Tujuan Penelitian Mengetahui durasi rata-rata aktual pelaksanaan pembangunan menara BTS Mengetahui gambaran besarnya biaya pembangunan sebuah BTS new site Mengetahui perbandingan pembiayaan antara membangun BTS new site dan menyewa pada tower provider Melakukan analisa kelayakan proyek pembangunan menara BTS di satu lokasi melalui analisa biaya manfaat Melakukan analisa risiko proyek dan langkah mitigasinya Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek Usulan strategi dalam implementasi BTS new site di waktu mendatang Manfaat Penelitian Mengetahui rentang waktu yang dibutuhkan dalam pelaksaan proyek Mengetahui kelayakan proyek pembangunan menara BTS melalui analisa biaya manfaat Mendapatkan informasi tentang berbagai risiko yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek Mendapatkan langkah-langkah yang terarah dalam penentuan keputusan pelaksanaan pembangunan menara

6 PENDAHULUAN (2) Batasan Masalah Penelitian dilakukan terbatas pada proyek pembangunan menara BTS baru yang dibangun sendiri oleh Telkomsel Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan menara BTS baru dilihat dari sisi Telkomsel sebagai owner Penelitian mengambil data implementasi 2010 Perhitungan cost-benefit dilakukan pada saat akuisisi lahan Analisa risiko dilakukan pada tahap implementasi proyek pembangunan BTS Evaluasi dilakukan di akhir tahun setelah proses pembangunan Asumsi Budget untuk pembangunan menara BTS mencukupi sesuai plan yang ditentukan

7 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian (batasan dan asumsi) Sistematika Pelaporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Proyek Studi Kelayakan Proyek Manajemen Risiko Proyek BAB III METODOLOGI PENELITIAN Studi Literatur dan Studi Lapangan Pengambilan dan Pengolahan data Analisa dan Kesimpulan

8 SISTEMATIKA PENULISAN (2) BAB IV ANALISA PENGOLAHAN DATA Gambaran Umum Proyek Pembangunan BTS Perencanaan Proyek Implementasi Proyek Perhitungan Durasi Pelaksanaan Proyek Analisa Kelayakan Proyek Biaya Pembangunan Menara BTS Baru Prediksi Pendapatan BTS Analisa Biaya Manfaat (NPV dan IRR) Biaya Sewa Menara pada Tower Provider Identifikasi Risiko Risk Event Risk Agent House of Risk (HOR) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran

9 MANAJEMEN PROYEK Definisi Proyek Serangkaian aktifitas dan tugas-tugas yang memiliki tujuan spesifik untuk diselesaikan dengan spesifikasi tertentu, memiliki waktu mulai dan waktu pemyelesaian yang sudah ditentukan, memiliki jumlah dana tertentu, membutuhkan sumberdaya manusia dan sumber daya lainya (material, peralatan, dan lain-lain) Siklus Proyek

10 MANAJEMEN PROYEK (2) Interaksi Antar Proses dalam Suatu Proyek Perencanaan Waktu Proyek dengan Metode Jalur Kritis Jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukan kurun waktu penyelesaian proyek tercepat

11 MANAJEMEN PROYEK (3) Terminologi dalam proses identifikasi jalur kritis TE (Earliest Time of Occ.) : Waktu paling awal satu aktifitas proyek bisa dimulai TL (Latest Allowable Event) : Waktu paling akhir satu aktifitas proyek dapat dimulai ES (Earliest Start Time) : Waktu mulai paling awal dari satu aktifitas proyek EF (Earliest Finish Time): Waktu selesai paling awal dari satu akctivitas proyek LS (Latest Start Time) : Waktu paling akhir satu aktifitas proyek boleh dimulai LF (Lastest Finish Time) : Waktu paling akhir satu aktifitas proyek boleh selesai D(Duration) : Kurun waktu pelaksanaan aktifitas proyek Jaringan Kerja Proyek dengan 6 Komponen Kegiatan

12 MANAJEMEN PROYEK (4) Hasil Perhitungan Durasi Pelaksanaan Proyek (2) (5) (3) 3 (6) (4) 5 (3) 6

13 STUDI KELAYAKAN PROYEK Studi kelayakan dari aspek financial: Net Present Value (NPV) Mendiskonto seluruh aliran kas masuk dan keluar selama umur proyek ke nilai sekarang Internal Return Rate (IRR) Memberikan gambaran apakah proyek memberi arus pengembalian sesuai yang diinginkan. Saat NPV =0, IRR harus lebih besar dari yang diharapkan

14 MANAJEMEN RISIKO Definisi Risiko: suatu kejadian yang potensial yang dapat menjadi suatu ancaman dalam suatu proyek Manajemen risiko: seni penanganan risiko agar risiko dapat dikendalikan dengan cara mengidentifikasi, melakukan penilaian, dan menentukan langkah mitigasi untuk menangani risiko. Menurut Wideman (1992), risiko dapat dikategorikan berdasarkan sumbernya menjadi 5 kelompok: External Unpredictable, meliputi: regulatory, natural hazards, postulated events, side effect, completion. External Predictable, meliputi: market risks, operational, enviromental impacts, social impact, currency changes, inflation, taxation. Internal Non-technical, meliputi: management, schedule, cost, cash flow, loss potential. Technical, meliputi: changes in technology, performance, risks specific in technology, design, complexity of project. Legal, meliputi: licences, patent rights, contractual, outsider suit, insider suit, force majeure.

15 MANAJEMEN RISIKO Macam-macam risiko dalam sebuah proyek dipetakan Wideman (1992) sebagai berikut:

16 Macam-macam Risiko

17 MANAJEMEN RISIKO (2) Tahapan dalam Manajemen Risiko (PMBOK, 2004) vrisk Management Planning vrisk Identification vrisk Analysis (Qualitative and Quantitative) vrisk Response Planning vrisk Monitoring and Control

18 PROSES MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT PLANNING RISK IDENTIFICATION

19 PROSES MANAJEMEN RISIKO (2) QUALITATIVE RISK ANALYSIS QUANTITATIVE RISK ANALYSIS

20 PROSES MANAJEMEN RISIKO (3) RISK RESPONSES PLANNING RISK MONITORING AND CONTROL

21 HOUSE OF RISK (HOR) Definisi Metode untuk memanage risiko secara proaktif, dimana risk agent yang teridentifikasi sebagai penyebab risk event dapat dikelola dengan cara memberikan urutan berdasarkan besarnya dampak yang mungkin dapat ditimbulkan. Berdasarkan urutan tersebut dapat ditentukan langkah proaktif yang efektif untuk dapat mengurangi kemungkinan terjadinya risiko Model HOR HOR1 Untuk menentukan prioritas risk agent sebagai penyebab terjadinya risiko guna pengambilan langkah pencegahan HOR2 untuk memberikan prioritas langkah proaktif yang efektif mengurangi terjadinya risiko didasarkan kemampuan keuangan dan resources lainya

22 LANGKAH-LANGKAH DALAM HOR1 Mengidentifikasi terjadinya risiko (risk event, Ej) dan menilai tingkat keparahannya (severity, Sj) Mengidentifikasi risk agent (Aj) dan menilai tingkat keseringan (Oj) untuk kemungkinan terjadi Memberikan nilai korelasi (Rij) antara risk event dan risk agent dengan 0,1,3,9 (no, low, moderate, high) Menghitung aggregate risk potential (ARPj) ditentukan oleh kemungkinan terjadinya risk agent dan agregat dampak dari risk event yang ditimbulkan ARP j = O j SiRij Membuat prioritas risk agent berdasarkan potensi risiko agregat

23 TABEL HOR1 Business Process Risk Agent (Aj) Risk Event (Ei) A1 A2 A3 A4 A5 Severity of Risk E1 R11 R12 R13 S1 E2 R21 R22 S2 E3 R31 S3 E4 R41 S4 E5 S5 E6 S6 E7 S7 E8 S8 E9 Rij S9 Occurrence of Agent j Aggregate Risk Priority Rank of O1 O2 O3 O4 O5 ARP1 ARP2 ARP3 ARP4 ARP5

24 LANGKAH-LANGKAH DALAM HOR2 Menentukan beberapa risk agent dengan rangking teratas untuk dijadikan penyebab risiko yang akan diprioritaskan ditangani Mengidentifikasi langkah proactive action (PAk) yang relevan untuk mencegah risk agent Menentukan tingkat hubungan antara masing-masing PA dan risk agent (Ejk) dengan nilai 0,1,3,9 (no, low, moderate, high) Menghitung total efektifitas masing-masing proactive action TE k = ARPj E jk Menilai tingkat kesulitan (Dk) dalam melaksanakan PA Menghitung rasio total efektifitas dengan tingkat kesulitan TE ETD k = D k k Memberikan ranking prioritas pada proactive action yang paling efektif mengurangi terjadinya risiko sesuai kemampuan perusahaan

25 TABEL HOR2 Preventive Action (PAk) To be treated risk agent (Aj) A1 A2 A3 A4 A5 Aggregate Risk Potentials (ARPj) A1 E11 E12 E13 ARP1 A2 E21 E22 ARP2 A3 E31 ARP3 A4 E41 ARP4 A5 ARP5 A6 ARP6 A7 ARP7 A8 ARP8 A9 Ejk ARP9 Total effectiveness of action k TE1 TE2 TE3 TE4 TE5 Degree of difficulty performing action k D1 D2 D3 D4 D5 Effectiveness to difficulty ratio ETD1 ETD2 ETD3 ETD4 ETD5 Rank of priority R1 R2 R3 R4 R5

26 METODE PENELITIAN

27

28

29

30

31

32 PENGELOLAAN RISIKO PROYEK Dari hasil brainstorming, dan pembagian kuesioner diperoleh hasil indentifikasi risiko sebagai berikut: Risk Event

33 PENGELOLAAN RISIKO PROYEK Dari hasil brainstorming, dan pembagian kuesioner diperoleh hasil indentifikasi risiko sebagai berikut: Risk Agent

34 HOUSE OF RISK Langkah-langkah dalam House of Risk: HOR1 HOR2

35 HOUSE OF RISK Pengolahan hasil identifikasi risiko dengan menggunakan Metode House of Risk. House of Risk terdiri dari 2 Model: Model House of Risk 1 Untuk mengetahui urutan risk agent sebagai penyebab terjadinya risiko yang memberikan dampak terbesar bila risiko terjadi Model House of Risk 2 Untuk mengetahui urutan langkah mitigasi (proactive action) yang paling paling efektif dalam mengurangi kemungkinan terjadinya risk agent sesuai kemampuan pendanaan dan resources yang dimiliki perusahaan Formula yang digunakan dalam perhitungan pada House of Risk: ARP j = O j SiRij TE k = ARPj E jk ETD = k TE D k k *) Si: Severity of Risk Event; Oj: Occurance of Risk Agent; Rij: Relationship Risk Event & Risk Agent; Ejk: CorrelationRisk Agent & Proactive Agent; Dk: Difficulty Level; ARP: Aggregate Risk Pontential; TE : Total Effectiveness of Proactive Action; ETD: Effectiveness to Difficulty Ratio of Proactive Action

36 LANGKAH-LANGKAH DALAM HOR1 Mengidentifikasi terjadinya risiko (risk event, Ej) dan menilai tingkat keparahannya (severity, Sj) Mengidentifikasi risk agent (Aj) dan menilai tingkat keseringan (Oj) untuk kemungkinan terjadi Memberikan nilai korelasi (Rij) antara risk event dan risk agent dengan 0,1,3,9 (no, low, moderate, high) Menghitung aggregate risk potential (ARPj) ditentukan oleh kemungkinan terjadinya risk agent dan agregat dampak dari risk event yang ditimbulkan ARP j = O j SiRij Membuat prioritas risk agent berdasarkan potensi risiko agregat

37 TABEL HOR1 Business Process Risk Agent (Aj) Risk Event (Ei) A1 A2 A3 A4 A5 Severity of Risk E1 R11 R12 R13 S1 E2 R21 R22 S2 E3 R31 S3 E4 R41 S4 E5 S5 E6 S6 E7 S7 E8 S8 E9 Rij S9 Occurrence of Agent j Aggregate Risk Priority Rank of O1 O2 O3 O4 O5 ARP1 ARP2 ARP3 ARP4 ARP5

38 HOUSE OF RISK 1

39 Diagram Pareto ARP dari Risk Agent ARPj Cum. ARPj 0 A8 A2 A1 A9 A11 A7 A6 A21 A4 A23 A14 A12 A18 A13 A22 A5 A17 A16 A10 A15 A24 A3 A20 A19 0

40 Urutan Risk Agent Dalam gambar Diagram Pareto menunjukkan 8 riskagent memberikan kontribusi total ARP sebesar 1893 atau 80% dari total ARP Dalam hal ini penanganan risiko untuk 8 riskagent tersebut harus mendapatkan perhatian utama untuk menjadi perhatian. Adapun urutan kedelapan risk agent tersebut masing-masing adalah sebagai berikut: 1. Warga menolak rencana pembangunan menara (A8) ARP = Kualifikasi pelaksana SIS kurang baik(a2) ARP = Keterlambatan penerbitan PO SIS (A1) ARP = Warga meminta tali asih yang mahal (A9) ARP = Belum ada aturan yang jelas perihal menara bersama dan pemerintah setempat tidak bersedia menerbitkan IMB menara BTS baru (A11) ARP = Pemilik menginginkan harga sewa yang tinggi (A7) ARP = Legalitas dan kelengkapan kepemilikan tanah/bangunan tidak dapat disediakan (A6) ARP = Rekomendasi PLN untuk penambahan atau manajemen trafo (A21) ARP = 222

41 HOUSE OF RISK Langkah-langkah dalam House of Risk: HOR1 HOR2

42 LANGKAH-LANGKAH DALAM HOR2 Menentukan beberapa risk agent dengan rangking teratas untuk dijadikan penyebab risiko yang akan diprioritaskan ditangani Mengidentifikasi langkah proactive action (PAk) yang relevan untuk mencegah risk agent Menentukan tingkat hubungan antara masing-masing PA dan risk agent (Ejk) dengan nilai 0,1,3,9 (no, low, moderate, high) Menghitung total efektifitas masing-masing proactive action TE k = ARPj E jk Menilai tingkat kesulitan (Dk) dalam melaksanakan PA dengan nilai 1-5, dimana nilai 1 menunjukan tingkat kemudahan dalam pelaksanaan PA. Menghitung rasio total efektifitas dengan tingkat kesulitan TE ETD k = D k k Memberikan ranking prioritas pada proactive action yang paling efektif mengurangi terjadinya risiko sesuai kemampuan perusahaan

43 TABEL HOR2 Proactive Action (PAk) To be treated risk agent (Aj) PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 Aggregate Risk Potentials (ARPj) A1 E11 E12 E13 ARP1 A2 E21 E22 ARP2 A3 E31 ARP3 A4 E41 ARP4 A5 ARP5 A6 ARP6 A7 ARP7 A8 ARP8 A9 Ejk ARP9 Total effectiveness of action k TE1 TE2 TE3 TE4 TE5 Degree of difficulty performing action k D1 D2 D3 D4 D5 Effectiveness to difficulty ratio ETD1 ETD2 ETD3 ETD4 ETD5 Rank of priority R1 R2 R3 R4 R5

44 HOUSE OF RISK 2

45 Urutan Proactive Action Dari hasil perhitungan pada Tabel House of Risk 2 didapatkan peringkat proactive action (PA) dengan nilai efektifitas tertinggi untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko pada proyek pembangunan menara BTS. Urutan peringkat proactive action berdasarkan nilai ETDk besar adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan terhadap masyarakat, aparat, dan tokoh setempat untuk memberikan pengertian pentingnya sarana telekomunikasi yang akan dibangun (PA8) dengan nilai ETDk = Radius pencarian site yang diperluas dari central point (PA7) dengan nilai ETDk = Pesyaratan kebutuhan ideal terhadap new site dari Operasional yang lebih fleksible (PA6) dengan nilai ETDk = Perhatian Top Management untuk mendukung seluruh aktifitas proyek (PA1) dengan nilai ETDk = Penyediaan anggaran perijinan proyek yang lebih besar (PA10) dengan nilai ETDk = Pemilihan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan (PA2) dengan nilai ETDk = 4345

46 PENGOLAHAN DATA IMPLEMENTASI Durasi Pelaksanaan Proyek PROYEK Dari perhitungan durasi rata-rata tiap aktifitas proyek dalam bisnis proses diperoleh durasi total pelaksanaan pembangunan menara BTS baru adalah 408 hari. Hal ini berarti awal implementasi harus memulai pekerjaanya 408 hari sebelum sebuah site dibutuhkan untuk on air di suatu tempat.

47 PENGOLAHAN DATA IMPLEMENTASI PROYEK Studi Kelayakan Proyek Penambahan BTS Baru (Membangun Sendiri MenaraBTS Baru) Pembiayaan dan Pendapatan: Biaya SITAC : Rp ; Biaya CME : Rp ; Biaya EQP : Rp ; Pendapatan per bulan : Rp ; Biaya Operasional per bulan : Rp ; Diperoleh perhitungan: NPV : Rp IRR : 51%, masih diatas nilai yang diharapkan sebesar 25% sesuai pertumbuhan perusahaan Dalam hal ini berarti proyek layak untuk dilanjutkan.

48 PENGOLAHAN DATA IMPLEMENTASI PROYEK Studi Kelayakan Proyek Penambahan BTS Baru (MenyewaMenara pada Tower Provider) Biaya sewa sebesar rata-rata Rp ; selama jangka waktu 10 th. Biaya yang hilang: Biaya operasional Biaya implementasi SITAC Biaya implementasi CME Diperoleh perhitungan: NPV : Rp ; IRR : 32% Dalam hal ini berarti sistem menyewa layak untuk dijadikan alternatif pilihan bila pada satu lokasi yang akan dibangun menara BTS terdapat menara existing.

49 KESIMPULAN Durasi pelaksanaan seluruh rangkaian aktifitas proyek pembangunan menara BTS dari mulai terbitnya PO Survey sampai dengan BTS on air adalah rata-rata selama 408 hari. Hal ini berarti bahwa proses implementasi harus dimulai 408 hari sebelum sebuah BTS diperlukan untuk on air di lokasi tertentu untuk melayani trafik Analisa biaya manfaat dapat digunakan untuk menentukan kelayakan rencana pembangunan menara BTS baru di suatu lokasi. Dari salah satu rencana proyek pembangunan menara BTS didapatkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode NPV sebesar Rp ; dan IRR sebesar 51%. Hal ini berarti proyek pembangunan layak untuk dilaksanakan dan tingkat pengembalian masih diatas nilai yang diharapkan yaitu pertumbuhan perusahaan sebesar 25%. Menyewa sarana penunjang penempatan BTS pada tower provider menjadi alternatif pilihan yang menarik. Dari hasil perhitungan, nilai NPV masih positif dan nilai IRR masih diatas prosentase pertumbuhan perusahaan. Penggunaan metode House of Risk sangat membantu mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi selama proses pelaksanaan proyek dan langkah mitigasi yang efektif untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya risiko tersebut. Dua langkah mitigasi yang menjadi prioritas adalah pendekatan terhadap masyarakat, aparat, dan tokoh setempat untuk memberikan pengertian pentingnya sarana telekomunikasi yang akan dibangun tersebut dan radius pencarian site yang diperluas dari central point. Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan banyak kandidat yang memungkinkan untuk dibangun menara BTS, sehingga kemungkinan untuk berhasil juga lebih besar. Dengan demikian pencapaian roll out proyek pembangunan menara baru dapat sesuai dengan perencanaan

50 Terima kasih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Responden Penelitian Responden penelitian ini adalah para pelaku konstruksi yang bekerja dalam suatu proyek konstruksi gedung yang ada di kota Yogyakarta. Responden terdiri

Lebih terperinci

ANALISIS DAN MANAJEMEN RISIKO PEMBANGUNAN TOWER PADA PT. GAIA ENGINEERING DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK

ANALISIS DAN MANAJEMEN RISIKO PEMBANGUNAN TOWER PADA PT. GAIA ENGINEERING DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK ANALISIS DAN MANAJEMEN RISIKO PEMBANGUNAN TOWER PADA PT. GAIA ENGINEERING DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK Dimas Nugroho Nuradryanto 1) dan Suparno 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK Magister Manajemen Teknologi Manajemen Industri Tesis ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK Oleh : Jogi Krisdianto Nrm. 9106 201 303 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN ANALISA DATA PEMETAAN PROSES ALIRAN IMPOR CKD

BAB 3 METODE PENELITIAN PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN ANALISA DATA PEMETAAN PROSES ALIRAN IMPOR CKD BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan model House of Risk (HOR) yang merupakan integrasi dari metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). Diagram alir penelitian ini dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

Studi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan Kapal Baru

Studi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan Kapal Baru JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) G52 Studi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT. Nurlela 1 Heri Suprapto 2

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT. Nurlela 1 Heri Suprapto 2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT Nurlela 1 Heri Suprapto 2 1,2 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma 1,2

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISA RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK ANALISA RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK Jogi Krisdianto, Budi Santosa Program Studi Magister Manajemen Industri Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PROJECT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 PENGERTIAN RESIKO

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO TRANSISI PROYEK OPERATOR ROUTINE DUTIES CHECKLIST (ORDC) HANDHELD DI SUMATERA LIGHT NORTH (SLN) PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

ANALISIS RISIKO TRANSISI PROYEK OPERATOR ROUTINE DUTIES CHECKLIST (ORDC) HANDHELD DI SUMATERA LIGHT NORTH (SLN) PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA ANALISIS RISIKO TRANSISI PROYEK OPERATOR ROUTINE DUTIES CHECKLIST (ORDC) HANDHELD DI SUMATERA LIGHT NORTH (SLN) PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA Niken Nisita Hidayah 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) Program Studi

Lebih terperinci

Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk

Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.3, September 2013, pp.222-226 ISSN 2302-495X Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk Flora Tampubolon 1, Achmad Bahaudin 2, Putro Ferro Ferdinant 3

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN BAHAN BAKU KULIT

APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN BAHAN BAKU KULIT APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN BAHAN BAKU KULIT Bayu Rizki Kristanto dan Ni Luh Putu Hariastuti Abstract: Dalam aktivitas supply chain selalu berpotensi untuk

Lebih terperinci

Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House Of Risk di PT. XYZ

Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House Of Risk di PT. XYZ Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House Of Risk di PT. XYZ Flora Tampubolon 1, Achmad Bahaudin 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENINGKATAN FASILITAS-FASILITAS PENGETESAN SUMUR MINYAK

ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENINGKATAN FASILITAS-FASILITAS PENGETESAN SUMUR MINYAK ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENINGKATAN FASILITAS-FASILITAS PENGETESAN SUMUR MINYAK Bagus Budi Nurcahya 1), Budi Santosa Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada proyek perakitan truk di gedung commercial vehicle di PT. Mercedes-Benz Indonesia dan mengambil bahan penelitian

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK

PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK Retno Utari 1) dan Imam Baihaqi 2) 1) Program Studi Magiter Manajemen Teknologi Manajemen Proyek

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ

ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ Dyah Lintang Trenggonowati Dosen Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis Definisi float Float (Waktu Jeda) Float adalah sejumlah waktu pada suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian dan pemanfaatan sumber daya seoptimal

Lebih terperinci

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur.

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur. Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis Halaman 1 dari Pertemuan ke - 10 10.1 Terminologi dan Perhitungan Dalam proses identifikasi jalur kritis, dikenal beberapa terminologi dan rumus-rumus perhitungan sebagai

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

MANAJEMEN RISIKO PROYEK MANAJEMEN RISIKO PROYEK Gentisya Tri Mardiani, M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Risiko Proyek Risiko proyek merupakan peristiwa negatif yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup sebuah proyek Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN RESIKO PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Resiko : peluang mendapatkan kerugian atau akibat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart Mulai Survey Perusahaan Identifikasi Maslah Rumuskan Masalah Menetapkan Tujuan Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PASURUAN

APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PASURUAN APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PASURUAN Dewi Kurniasari Purwandono*, I. Nyoman Pujawan** Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Supply Chain Management Menurut (Eko, 2005) supply chain pertama kali digunakan oleh beberapa konsultan logistik pada sekitar tahun 1980-an, yang kemudian oleh para akademisi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) 1. Identifikasi Resiko Karakteristik Resiko Uncertainty : tidak ada resiko yang 100% pasti muncul, sehingga tetap harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam menyelesaikan kajian risiko pada Proyek Pembangunan Transmisi Saluran udara tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Malingping Bayah ini terdapat beberapa langkah

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) (Studi Kasus di PT. XYZ)

PENGELOLAAN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) (Studi Kasus di PT. XYZ) PENGELOLAAN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) (Studi Kasus di PT. XYZ) RISK MANAGEMENT IN THE SUPPLY CHAIN USING THE METHOD OF HOUSE OF RISK (HOR) (CASE STUDY : PT.

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Teori yang digunakan sebagai acuan untuk penyusunan tesis ini adalah

BAB III METODOLOGI. Teori yang digunakan sebagai acuan untuk penyusunan tesis ini adalah BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Teori yang digunakan sebagai acuan untuk penyusunan tesis ini adalah berlandaskan pada ruang lingkup Manajemen Proyek yang difokuskan kepada

Lebih terperinci

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC Yulianto, Aris Tjahyanto Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) ABSTRAK

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) ABSTRAK ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) Harry Slamet Setiawan NRP: 1221014 Pembimbing: Deni Setiawan, S.T., M.T. ABSTRAK Pengadaan material adalah salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA

3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA BAB III METODOLOGI 3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA Tahap kegiatan ini adalah sebelum kita memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Penelitian ini didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Program inovasi penyediaan akses internet hotspot di lokasi sekolah dan Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah : Critical Path Method (CPM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK

ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK Maria Ulfah 1), Siti Murni 2), Nindy Chandra Sari 3), Muhamad Ganivan Maryunani Sidek 4), Fitri Anjani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

RISK ANALYSIS OF ALAT ANTRIAN C2000 PROJECT USING HOUSE OF RISK(Case Study in PT. Cendana Teknika Utama)

RISK ANALYSIS OF ALAT ANTRIAN C2000 PROJECT USING HOUSE OF RISK(Case Study in PT. Cendana Teknika Utama) AALISIS RISIKO PROJECT ALAT ATRIA C2000 MEGGUAKA HOUSE OF RISK (Studi Kasus di PT. Cendana Teknika Utama) RISK AALYSIS OF ALAT ATRIA C2000 PROJECT USIG HOUSE OF RISK(Case Study in PT. Cendana Teknika Utama)

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HOUSE OF RISK (HOR) PADA PETANI DALAM AGRIBISNIS MANGGA GEDONG GINCU

IMPLEMENTASI HOUSE OF RISK (HOR) PADA PETANI DALAM AGRIBISNIS MANGGA GEDONG GINCU IMPLEMENTASI HOUSE OF RISK (HOR) PADA PETANI DALAM AGRIBISNIS MANGGA GEDONG GINCU 97 Cindy Pedekawati 1, Tuti Karyani 2, Lies Sulistyowati 2 1 Mahasiswa Program Magister Ekonomi Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Proyek

Manajemen Resiko Proyek Manajemen Resiko Proyek Tujuan Paparan Memahami apa yang dimaksud dengan resiko dan apa pentingnya mengelola resiko proyek Mengetahui resiko yang umum terjadi pada Proyek TI Memahami proses/ tahapan dalam

Lebih terperinci

Paradigma Manajemen Resiko. control. track RISK. identify. plan. analyze

Paradigma Manajemen Resiko. control. track RISK. identify. plan. analyze Manajemen Resiko 1 Paradigma Manajemen Resiko control track plan RISK analyze identify 2 Manajemen Resiko Strategi Risiko Reaktif & Proaktif Risiko Perangkat Lunak Identifikasi Risiko Proyeksi Risiko Pengurangan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian ini akan dijelaskan mengenai struktur kerja penelitian, data-data yang diperlukan, metode pengumpulan data serta hasil yang diharapkan. 3.1.

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

MANAJEMEN RISIKO PROYEK MANAJEMEN RISIKO PROYEK 1. D E F I N I S I R I S I K O 2. D E F I N I S I M A N A J E M E N R I S I K O 3. T O L E R A N S I T E R H A D A P R I S I K O 4. P R O S E S M A N A J E M E N R I S I K O 1 DEFINISI

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOR (HOUSE OF RISK) PADA PT. PERMATA HIJAU PALM OLEO DRAFT TUGAS SARJANA

ANALISIS RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOR (HOUSE OF RISK) PADA PT. PERMATA HIJAU PALM OLEO DRAFT TUGAS SARJANA ANALISIS RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOR (HOUSE OF RISK) PADA PT. PERMATA HIJAU PALM OLEO DRAFT TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan yang meningkat pada masyarakat Indonesia diikuti peningkatan kesadaran akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka permintaan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) 2 PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) Yudi Syahrudin NRP : 0221054 Pembimbing : Yohanes L.D. Adianto. Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan perumahan merupakan kumpulan atau kelompok rumah yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterlambatan Pengertian penundaan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang

Lebih terperinci

Jakarta, 17 Desember Penulis

Jakarta, 17 Desember Penulis KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis ingin memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tesis ini dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Analisis kelayakan investasi proyek jalan tol pada dasaraya adalah mencoba mengkaji ulang suatu rencana penanaman sejumlah uang dengan memperhatikan manfaat yang dinikmati oleh

Lebih terperinci

Inisiasi, Perencanan dan Esekusi dalam Proyek

Inisiasi, Perencanan dan Esekusi dalam Proyek Inisiasi, Perencanan dan Esekusi dalam Proyek Project Phases 1. Initiation Tahap pertama adalah tahap inisiasi, di mana proyek dipilih dan ditetapkan. 2. Planning Pada tahap perencanaan, keputusan dibuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Proyek Proyek adalah suatu usaha atau aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

INISIASI PROYEK PERTEMUAN 3

INISIASI PROYEK PERTEMUAN 3 INISIASI PROYEK PERTEMUAN 3 PROSES MANAJEMEN PROYEK Project Initiation (Inisiasi proyek) Project Planning (perencanaan awal proyek) Project Executing (Pelaksanaan proyek) Project Control (Pengendalian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik Awang Djohan Bachtiar 9105205402 Pendahuluan Profil PT Petrokimia Gresik. Penjelasan singkat Mengapa butuh power monitoring

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2008

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2008 Universitas Bina Nusantara Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2008 MANAJEMEN PROYEK NEW CORE SYSTEM PT. ASURANSI XYZ Rahmawati Desyanti 0800754960 Clevera Raidani 0800767010

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun 47 BAB III METODOLOGI 3.1 Pendahuluan Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun perencanaan Strategic Planning tahap demi tahap. Metodologi yang digunakan pada tesis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya

Lebih terperinci

Ir Wajan Harivan, MBA, PMP, ITIL Lingga Wardhana, ST, MBA

Ir Wajan Harivan, MBA, PMP, ITIL Lingga Wardhana, ST, MBA Ir Wajan Harivan, MBA, PMP, ITIL Lingga Wardhana, ST, MBA i Ir Wajan Harivan, MBA, PMP, ITIL Lingga Wardhana, ST, MBA Risk Management In Telecommunication Project ii Risk Management in Telecommunication

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta Dosen Pengampu: Anief Fauzan Rozi, S.Kom., M.Eng. Phone/WA: 0856 4384 6541 PIN BB: 29543EC4 Email: anief.umby@gmail.com Website: http://anief.mercubuana- yogya.ac.id 3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Manajemen Risiko Proyek Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Risiko Proyek Peristiwa tidak pasti yang bila terjadi memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

Manajemen Biaya Proyek

Manajemen Biaya Proyek Manajemen Biaya Proyek Pengertian Dasar Biaya adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya Biaya pada umumnya diukur dalam

Lebih terperinci

KONTEN DAN PROSES MANAJEMEN PROYEK

KONTEN DAN PROSES MANAJEMEN PROYEK KONTEN DAN PROSES MANAJEMEN PROYEK Manajemen Ruang Lingkup Proyek Ruang lingkup/scope : semua pekerjaan dan proses yang terkait dengan pembuatan produk. Apa yang harus atau tidak dilakukan Deliverables

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Gambaran Umum Perusahaan Gambaran umum perusahaan akan menjelaskan tentang latar belakang perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk dan jasa yang diperjualkan, struktur

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Manajemen waktu proyek dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP ABSTRAK Town house merupakan salah satu investasi yang diminati dengan membidik pasar wisatawan asing yang berkunjung ke Bali. Town house adalah kompleks perumahan dengan unit terbatas disertai fasilitas

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN Parasian Sihombing NRP : 0221071 Pembimbing : Yohanes L. D. Adianto, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini diawali dengan permasalahan tingginya tingkat NPL (Non Performing Loan) di PT BPR SIP yang telah beroperasi sejak tahun 1993. Masalah di atas diidentifikasi disebabkan oleh tidak

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA DIVISI KAPAL PERANG PT. PAL INDONESIA DENGAN METODE HOUSE OF RISK

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA DIVISI KAPAL PERANG PT. PAL INDONESIA DENGAN METODE HOUSE OF RISK Association for Information Systems Indonesia chapter (AISINDO) 1 ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA DIVISI KAPAL PERANG PT. PAL INDONESIA DENGAN METODE HOUSE OF RISK Putri Amelia 1, Iwan Vanany 2, Indarso

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANNYA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANNYA BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANNYA Perhitungan nilai ekonomis investasi upgrading LTE akan menentukan kelayakan dari teknologi itu untuk di implementasikan di Indonesia khususnya Jakarta. Biaya investasi

Lebih terperinci

MINGGU KE-12 MANAJEMEN RESIKO

MINGGU KE-12 MANAJEMEN RESIKO MINGGU KE-12 MANAJEMEN RESIKO Manajemen resiko proyek adalah suatu seni dan pengetahuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon resiko sepanjang siklus proyek dalam rangka mencapai sasaran proyek.

Lebih terperinci

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB III METODE PERENCANAAN BAB III METODE PERENCANAAN 3.1 PRINSIP PERANCANGAN MICROWAVE LINK Kondisi iklim tidak dapat diprediksi secara akurat, namun jika telah dilakukan pengamatan terhadap perubahan iklim selama beberapa tahun,

Lebih terperinci