BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Umum Kabupaten Kudus Kondisi Fisik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Umum Kabupaten Kudus Kondisi Fisik"

Transkripsi

1 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Umum Kabupaten Kudus Kondisi Fisik Kabupaten Kudus merupakan kabupaten dengan luas wilayah terkecil di Jawa Tengah, yaitu sebesar Ha, yang terdiri dari 9 kecamatan, 123 desa dan 9 kelurahan. Secara geografis, Kabupaten Kudus terletak pada koordinat Lintang Selatan dan Bujur Timur. Secara administratif Kabupaten Kudus berbatasan dengan beberapa wilayah yaitu sebelah utara dengan Kabupaten Jepara dan Pati, sebelah barat dengan Kabupaten Demak dan Jepara, sebelah selatan dengan Kabupaten Grobogan dan Pati, dan sebelah timur dengan Kabupaten Pati. Secara umum Kabupaten Kudus memiliki jenis iklim tropis basah dengan curah hujan tertinggi adalah 368,2 mm pada bulan Januari dan yang terendah adalah 14,6 mm pada bulan September (Tabel 9). Tabel 9. Curah hujan per bulan dari tahun di Kabupaten Kudus (mm) Bulan Rata-rata Januari ,2 Pebruari ,8 Maret ,4 April ,8 Mei ,4 Juni ,4 Juli Agustus ,4 September ,6 Oktober ,8 Nopember Desember ,8 Jumlah ,6 Sumber : Bappeda, 2008 Sementara itu, berdasarkan data temperatur rata-rata dari tahun 2006 sampai dengan 2008, temperatur tertinggi mencapai 29,3 0 C pada bulan Oktober dan terendah 19,6 0 C pada bulan Januari dan Juni (Tabel 10).

2 25 Tabel 10. Suhu Udara Rata-Rata Maksimum dan Minimum dirinci per Bulan di Kabupaten Kudus Tahun ( 0 C) rata-rata Bulan maks. min. maks. min. maks. min. maks. min. Januari 25,7 18,7 27,2 20,3 27,1 19,8 26,7 19,6 Pebruari 26,2 19,7 27,6 19,9 25,3 19,9 26,4 19,8 Maret 27,1 19,4 26,9 19,9 26,3 19,9 26,8 19,7 April 27,4 19,3 27,2 20,2 27,6 20,0 27,4 19,8 Mei 27,3 19,7 27,2 20,6 27,8 19,8 27,4 20,0 Juni 27,2 19,9 27,3 20,2 27,5 19,9 27,3 20,0 Juli 27,4 19,8 27,1 20,2 27,9 18,8 27,5 19,6 Agustus 27,7 19,9 27,6 20,0 28,3 19,6 27,9 19,8 September 28,9 19,0 28,6 19,6 29,5 19,8 29,0 19,5 Oktober 29,9 20,0 29,0 20,0 29,1 20,4 29,3 20,1 Nopember 30,2 20,5 28,0 19,7 27,8 20,4 28,7 20,2 Desember 27,7 20,2 26,7 19,4 27,0 19,9 27,1 19,8 Sumber : Bappeda, 2008 Sementara itu, kelembaban rata-rata bulanan di Kudus berkisar antara 72%- 83%. Angin yang bertiup adalah angin barat dan angin timur yang bersifat basah dengan kelembaban 88% dan memiliki kecepatan angin minimum 5 km/jam dan kecepatan angin maksimum mencapai 50 km/jam. Jika dilihat berdasarkan topografi, Kabupaten Kudus memiliki ketinggian terendah 5 m di atas permukaan air laut di Kecamatan Undaan dan ketinggian tertinggi 1600 m di atas permukaan air laut di Kecamatan Dawe. Berikut adalah persentase kemiringan lahan di Kabupaten Kudus : a. Kemiringan 0-8% di daerah dataran antara lain di Kecamatan Undaan (Desa Undaan Kidul, Desa Undaan Lor, Desa Undaan Tengah), Kecamatan Kaliwungu (Desa Blimbing Kidul, Desa Sidorekso, Desa Kaliwungu, Kecamatan Gebog, Kecamatan Dawe (Desa Margorejo, Desa Samirejo, Desa Karangrejo, Desa Cendono) dan Kecamatan Jekulo (Desa Jekulo). b. Kemiringan 8-15% menempati sebagian Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dawe sebelah selatan, Kecamatan Gebog (Desa Gribig) dan Kecamatan Mejobo (Desa Jepang). c. Kemiringan 15-25% menempati Kecamatan Dawe (Desa Kajar) dan Gunung Patiayam bagian Timur.

3 26 d. Kemiringan 25-45% menempati di daerah Gunung Patiayam bagian utara, Kecamatan Gebog (Desa Padurenan). e. Kemiringan > 45% menempati Kecamatan Dawe (Desa Ternadi) Kecamatan Gebog (Desa Rahtawu, Desa Menawan) dan daerah Puncak Muria bagian selatan. Berdasarkan jenis tanahnya Kabupaten Kudus sebagian besar memiliki jenis tanah Aluvial Coklat Tua (Tabel 11). Tabel 11. Luas Tanah Berdasarkan Jenis Tanah (Ha) Kecamatan A B C D E F G H Kaliwungu 108,8 687,5 2471,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 K o t a 0,0 0,0 1047,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 J a t i 1332,5 0,0 1297,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Undaan 7177,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Mejobo 1053,3 0,0 2623,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Jekulo 3985,4 0,0 1950,5 1675,0 0,0 0,0 584,5 96,3 B a e 0,0 0,0 2332,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Gebog 0,0 1748,3 585,4 0,0 779,9 1275,4 560,4 560,4 D a w e 0,0 0,0 1196,1 0,0 632,5 591,9 3081,6 3081,6 Jumlah 13656,9 2435, ,4 1675,0 1412,4 1867,3 4226,6 3738,3 Keterangan: A(aluvial coklat tua), B(flomosol coklat kelabu), C(asosiasi mediteran coklat tua dan meditran coklat kemerahan), D(asosiasi grumusul kelabu tua dan meditran coklat kemerahan), E(andosol), F(latosol coklat), G(Asosiasi Latosal dan Grumusal Kelabu Tua), dan H(latosol merah), Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Kudus, Kawasan Industri Kabupaten Kudus Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perindagkop (perindustrian, perdagangan, dan koperasi) tahun 2008, terdapat buah perusahaan industri per unit usaha. Angka tersebut mencakup seluruh perusahaan (unit usaha) baik skala besar, sedang, kecil, maupun rumah tangga. Bila dibandingkan dengan tahun 2007, terjadi peningkatan jumlah unit usaha industri sebesar 0,93 persen. Berdasarkan jenis komoditinya, jenis industri yang paling mendominasi adalah industri pengolahan tembakau yaitu sebsar 34,7 persen dalam skala industri besar dan sedang. Industri lainnya yang cukup menonjol yaitu industri pakaian jadi sebesar 18,9 persen, Industri penerbitan dan percetakan sebesar 9,7 persen, dan industri makanan dan minuman sebesar 8,2 persen (Tabel 12).

4 27 Tabel 12. Banyaknya Perusahaan Industri Besar dan Sedang menurut Jenis Industri dan Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Kudus Banyaknya Banyaknya Jenis Industri Perusahaan % Tenaga Kerja Makanan dan Minuman 16 8,2% 965 Pengolahan Tembakau 68 34,7% Tekstil 16 8,2% Pakaian Jadi 37 18,9% Kulit & Brg dari Kulit 2 1,0% 53 Kayu & Brg dari Kayu 2 1,0% 635 Kertas & Brg dari Kertas 8 4,1% Penerbitan, Percetakan 19 9,7% Industri Kimia, Brg dari Bahan Kimia & Jamu 4 2,0% Karet, Brg dari Karet & dari Plastik 4 2,0% 686 Brg Galian Bukan Logam 1 0,5% 32 Brg dari Logam, kecuali Mesin & Peralatannya 7 3,6% 243 Mesin, Radio, TV, Peralatan Komunikasi & Perlengkapannya 12 6,1% Jumlah Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus, 2008 Kebutuhan luas lahan kawasan industri berdasarkan analisis sampai tahun 2012 adalah sebesar 1.013,6487 Ha dan sekitar 70 % dari kebutuhan tersebut digunakan untuk pengembangan kawasan industri. Berdasarkan keterangan dari Dinas Perindagkop, Kabupaten Kudus belum memiliki area yang khusus digunakan untuk kegiatan industri yang disebut kawasan industri sehingga sampai saat ini hanya ada kawasan yang disebut dengan Kawasan Peruntukan Industri (KPI). KPI ini tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Kudus, akan tetapi terdapat dua kecamatan yang diutamakan menjadi Kawasan Peruntukan Industri (KPI) khususnya untuk industri yang menghasilkan polutan yaitu Kecamatan Jekulo dan Kaliwungu. Pembagian kawasan ini diungkapkan pada pasal 29 Perda No.8 tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah bahwa pembangunan industri dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

5 28 1. kawasan industri polutan, yang pembangunan industrinya diarahkan di Kecamatan Kaliwungu dan Jekulo 2. kawasan industri industri non polutan diarahkan di Kecamatan Mejobo Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Kudus Jika dilihat dari penggunaan lahannya, berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup tahun 2006 saat ini lahan yang terbangun di Kabupaten Kudus semakin meningkat terutama untuk bangunan permukiman dan kegiatan industri. Hal ini didukung juga oleh banyaknya lahan persawahan yang dialih fungsikan untuk pembangunan sehingga berdampak pada keterbatasan lahan kosong atau lahan terbuka selain itu pengadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) juga semakin sulit. Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada saat ini didominasi oleh kawasan pertanian. Berdasarkan fungsi utama kawasan, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kudus dibedakan menjadi 2 yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Secara detail luasan kawasan tersebut dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Luas Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya di Kabupaten Kudus Jenis Kawasan Luas ( Ha ) (persentase)% Kawasan Lindung 1. Kawasan Hutan Lindung 987,32 2,3% 2. Kawasan Sempadan Sungai 477,5 1,1% 3. Kawasan Cagar Budaya 25 0,1% 4. Kawasan Sekitar Mata Air 37,5 0,1% 5. Kawasan Sekitar Waduk 150 0,4% 6. Kawasan Rawan Bencana Alam 25 0,1% Jumlah Luas Kawasan Lindung 1.702,32 4,0% Kawasan Budidaya 1. Kawasan Pertanian Lahan Basah ,00 28,9% 2. Kawasan Pertanian Lahan Kering 2.050,00 4,8% 3. Kawasan Perkebunan Rakyat 2.700,00 6,4% 4. Kawasan Hutan Produksi 894 2,1% 5. Kawasan Permukiman ,32 42,9% 6. Kawasan Pertambangan 200 0,5% 7. Kawasan Peruntukan Industri 625 1,5% 8. Kawasan Campuran 3.840,00 9,0% Jumlah Kawasan Budidaya ,32 96,0% Jumlah ,64 100% Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus, 2008

6 29 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kawasan pertanian meupakan jenis RTH yang paling mendominasi, sedangkan jenis lainnya tidak banyak. Selain itu dapat dilihat bahwa penggunaan lahan lebih banyak dipergunakan untuk kawasan pemukiman hal ini disesuaikan dengan pertimbangan bahwa kebutuhan akan lahan pemukiman akan semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. 4.2 Kondisi Umum Kecamatan Kaliwungu Kondisi Fisik Kecamatan Kaliwungu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kudus yang lokasinya sangat mudah dijangkau karena letaknya di perbatasan kabupaten dan berada pada jalur penghubung antar wilayah. Secara administrasi Kecamatan Kaliwungu dibatasi oleh beberapa wilayah (Gambar 4), antara lain sebelah barat dengan Kecamatan Kota, sebelah timur dengan Kabupaten Jepara, sebelah selatan dengan Kabupaten Demak dan Kecamatan Kota, dan sebelah utara dengan Kecamatan Gebog. Gambar 4. Peta Kecamatan Kaliwungu (Sumber : BAPPEDA Kabupaten Kudus, 2008)

7 30 Jika dilihat berdasarkan topografinya Kecamatan Kaliwungu merupakan bagian dari Kabupaten Kudus yang memiliki topografi datar dengan persentase kemiringan lahannya sebesar 0-8 %. Selain itu, sebagian besar dari Kecamatan Kaliwungu memiliki tanah jenis aluvial coklat tua yang cocok untuk berbagai jenis tanaman terutama tanaman pangan seperti padi. Selain jenis tanah yang cukup baik untuk beberapa jenis tanaman, Kecamatan Kaliwungu memiliki curah hujan yang relatif sedang dengan suhu rata-ratanya sebesar C. Berdasarkan data penggunaan lahan, sebagian besar wilayah Kecamatan Kaliwungu lebih banyak digunakan untuk area terbangun yaitu berupa permukiman dan industri. Sedangkan area tidak terbangun sampai saat ini semakin berkurang salah satunya disebabkan oleh perubahan tata guna lahan menjadi area terbangun (Tabel 14). Area tidak terbangun yang ada mencakup ruang terbuka seperti lapangan olah raga dan ruang terbuka hijau seperti sawah. Tabel 14. Luas Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian di Kabupaten Kudus Penggunaan tanah semula Peruntukan penggunaan tanah Kecamatan Sawah Tegalan Permukiman Lain-lain Bid Luas (Ha) Bid Luas (Ha) Bid Luas (Ha) Bid Luas (Ha) Kaliwungu 18 3,38 6 0, , K o t a 3 0,53 2 0,12 5 0, J a t i 7 1,51 5 0, , Undaan 1 0, , Mejobo 1 0,17 1 0,36 2 0, Jekulo 7 1,02 2 0,38 9 1, B a e 7 1,13 3 1, ,3 - - Gebog 3 0,44 5 0,88 8 1, D a w e 3 0,47 1 0,16 4 0, Jumlah 50 8, , , Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Kudus, Industri di Kecamatan Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Kudus yang diutamakan sebagai Kawasan Peruntukan Industri (KPI) oleh Dinas Perindustrian. Kawasan ini memiliki beberapa jenis industri dari mulai industri rumah tangga sampai dengan industri besar. Beberapa desa di Kecamatan Kaliwungu yang sampai saat ini terdapat kegiatan industri antara lain Desa

8 31 Papringan, Desa Bakalan Krapayak, Desa Sidorekso, dan Desa Kedungdowo. Dari beberapa desa tersebut, tersebar kegiatan industri yang berbeda. Desa Sidorekso dan Papringan merupakan desa yang paling banyak kegiatan industrinya terutama industri rumah tangga salah satunya adalah industri pembuatan genteng. Sedangkan desa Bakalan Krapyak dan Kedungdowo memiliki lebih banyak kegiatan industri besar salah satunya adalah industri rokok PT. Djarum yang tersebar merata di beberapa tempat. 4.3 Kondisi Lokasi Penelitian Industri rokok PT. Djarum dan industri elektronik PT. Polytron merupakan dua industri besar di Kawasan Peruntukan Industri Bakalan Krapyak yang lokasinya berdekatan dan hanya dibatasi oleh area permukiman. Kedua industri ini berada pada satu lingkup area yang dibatasi oleh beberapa wilayah yaitu sebelah timur berbatasan dengan Dukuh Grogol, sebelah barat berbatasan dengan Dukuh Tanjung, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Gebog, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kerjaksan (Gambar 5). Gambar 5. Peta Lokasi Industri PT. Djarum dan PT. Polytron di Desa Bakalan Krapyak (Sumber:

9 32 Lokasi kedua industri ini cukup mudah dijangkau karena didukung dengan jalur sirkulasi yang jelas dan alat transportasi umum yang cukup banyak. Jalur sirkulasi pada kedua area industri ini berupa jalan utama dan jalan percabangan. Jalur utama merupakan jalan besar dengan lebar 6-8 m yang merupakan jalan penghubung antar kota maupun antar kecamatan, sedangkan jalur percabangan merupakan jalan dengan lebar 3-5 m yang merupakan jalur penghubung antar ruang dalam area industri (Gambar 6). a b Gambar 6. Kondisi Sirkulasi dan Fasilitas Transportasi di Lokasi Industri (a. Kondisi Jalan dan b Alat Transportasi) Berdasarkan penggunaan ruangnya, kedua industri ini sebagian besar digunakan untuk area terbangun berupa lahan industri dan permukiman. Sisanya adalah area tak terbangun berupa ruang terbuka hijau (RTH) yang terdiri dari sawah, makam, dan pekarangan (Tabel 15). Tabel 15.Penggunaan Ruang di Lokasi Industri PT. Djarum dan PT. Polytron Penggunaan Luas (ha) Jenis ruang PT. Djarum (persentase)% PT. Polytron (persentase)% Permukiman 16,89 34% 10,49 15% Area terbangun Industri 11,73 24% 22,19 31% Sawah 13,23 27% 29,26 41% Area tak terbangun Pekarangan 6,18 13% 4,38 6% Pemakaman 1,17 2% 5,07 7% Total 49,2 100% 71,39 100% Jika dilihat berdasarkan topografinya kedua lokasi industri berada pada permukaan tanah yang relatif datar dengan jenis tanah Aluvial Coklat Tua. Tanah pada kedua area industri ini cukup baik untuk pertumbuhan beberapa jenis

10 33 tanaman terutama tanaman pangan seperti padi. Pertumbuhan tanaman disini juga didukung oleh ketersediaan air yang cukup. Salah satu sumber air bagi masyarakat disini adalah sungai Winong, tepatnya berada di sebelah barat PT. Djarum dengan arah aliran utara-selatan. Sungai ini merupakan salah satu sumber air bagi masyarakat disini akan tetapi sampai saat ini sungai masih dijadikan sebagai tempat terakhir pembuangan sisa limbah yang sudah diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Dengan kondisi yang cukup tercemar sungai masih dimanfaatkan oleh warga, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk pengairan sawah. Selain sungai terdapat saluran drainase yang berfungsi sebagai saluran pembuangan air maupun limbah cair dari kegiatan industri. Jenis dari saluran drainase sebagian besar adalah drainase terbuka (tanpa penutup) dan drainase yang ada di area permukiman biasanya adalah drainase alami (berupa tanah). Lebar drainase rata-rata adalah 1-2 m dengan kedalaman 0,5-1 m. Selain drainase juga terdapat saluran pembuangan air yang berguna untuk mengurangi genangan air yang ada di beberapa ruas jalan (Gambar 7). (a) Gambar 7. Tipe Saluran Pembuangan Air yang Ada di kedua lokasi industri (a. saluran drainase terbuka dan b. lubang pembuangan air tertutup) Kedua industri ini berada pada wilayah yang memiliki kondisi fisik sama, akan tetapi berdasarkan jenis dan kegiatan industri di dalamnya, kedua area industri ini memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan oleh adanya perbedaan pengaruh atau dampak yang diberikan kedua industri. a. Industri rokok PT. Djarum Industry rokok yang dipilih adalah salah satu industri rokok yang cukup luas dibandingkan dengan industri rokok lainnya, tepatnya berada di dukuh (b)

11 34 Bapangan, Bakalan Krapyak. Luas kawasan peruntukan indusyri yang digunakan untuk kegiatan industri ini adalah 11,7 ha, yang hampir mengisi sebagian besar wilayah Bapangan. Industri rokok ini berada di dalam area permukiman dan hanya dipisahkan oleh jalan selebar 3-5 meter, karena pada awalnya area ini merupakan permukiman penduduk yang sebagian besar lahannya dialih fungsikan untuk kegiatan industri (Gambar 8). Selain area terbangun berupa permukiman juga terdapat bangunan lainnya yaitu berupa fasilitas seperti pertokoan, tempat ibadah, tempat parkir, dan adanya fasilitas pengolahan limbah cair (IPAL) milik PT. Djarum. U Gambar 8. Peta Lokasi Industri Rokok PT. Djarum (Sumber: Tanpa skala Industri rokok PT. Djarum merupakan industri skala besar yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan perekonomian masyarakat khususnya di Desa Bakalan Krapyak yang dekat dengan area industri. Tetapi industri ini juga memberikan dampak yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan yang yaitu mengurangi kenyamanan. Berdasarkan keterangan masyarakat setempat beberapa pengaruh industri yang dirasakan antaralain bau menyengat, kebisingan, kondisi yang panas dan sesak, serta tercemarnya air tanah maupun sungai. Tetapi menurut

12 35 masyarakat dengan adanya tanaman terutama pohon di area industri ini dapat mengurangi pengaruh dari industri. Selain itu sejak tahun 2005 terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik PT. Djarum yang berada di dekat sungai Winong (Gambar 9). IPAL ini diperuntukkan khusus untuk mengolah limbah cair sisa pengolahan rokok. Pengolahan limbah ini mengacu pada peraturan yang diberikan oleh Dinas Lingkungan Hidup. Pada peraturan tersebut terdapat peraturan baku mutu air limbah bagi industri rokok dan atau cerutu kategori II (Tabel 16). Tabel 16. Baku Mutuu Air Limbah Bagi Industri Rokokk dan Cerutuu Kategori II Parameter Kadar maksimumm (mg/ L) TSS 100 Ph 6,0-9,0 Ammonium 10 BOD 100 COD 200 Fenol 0,5 Minyak lemak 5,0 Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, 2010 Hasil akhir dari pengolahan limbah cair ini berbentuk padat berupa pupuk kompos dan berupa air yang telah diendapkan dan dijernihkan. Untuk memastikan air dapat dimanfaatkan atau tidak mengandung bahan berbahayaa digunakann ikan nila sebagai parameter. Jika ikan nila mampu bertahan dalam air tesebut maka sisa air tersebut dianggap layak untuk dibuang ke sungai, sedangkann jika air masih belum layak maka akan dilakukan pengolahan kembali. Gambar 9. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT. Djarum Kudus

13 36 Meskipun area industri cenderung dipadati oleh bangunan dan perkerasan, pada area industri ini terdapat area tak terbangun yang cukup luas berupa lahan persawahan, pekarangan, dan pemakaman. Sawah disini didominasi oleh tanaman padi dan tebu yang merupakan milik masyarakat setempat. Sawah ini merupakan sumber penghasilan kedua setelah industri dan hasilnya sebagaian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena hasilnya yang cukup penting bagi masyarakat sehingga sawah masih dipertahankan sampai saat ini dan merupakan lahan terbuka hijau yang paling mendominasi. Jenis RTH lain yang ada disini adalah pemakaman yang tidak besar dan lokasinya dekat dengan tempat pengolahan limbah, yaitu Makam Winong Pemakaman ini cukup terawat dengan baik, karena pemakaman disini diperuntukkan bagi masyarakat setempat (makam umum) sehingga selain penjaga makam, masyarakat juga datang untuk merawat dan membersihkan makam. Sedangkan pekarangan merupakan space atau lahan kosong baik berada di depan, samping maupun belakang rumah warga. Hampir setiap rumah memiliki pekarangan yang cukup luas dengan tanaman yang bervariasi khususnya tanaman hias dan tanaman buah-buahan. Selain sawah, pekarangan, dan pemakaman juga terdapat beberapa vegetasi yang ada di sekitar lokasi industri yaitu pohon randu, pohon glodogan tiang, dan beberapa tanaman hias serta tanaman liar. Tanaman tersebut hanya terdapat di beberapa bagian saja tetapi tidak cukup banyak. Pohon randu terletak di pinggir sawah berjajar cukup rapi dengan jarak 4-6 m tetapi pohon ini hanya terdapat di pinggiran sawah. Begitu juga dengan pohon glodogan tiang yang berjajar rapi hanya terdapat di sekeliling pabrik dengan jarak 3-5 m. Tanaman hias juga dijumpai hanya di beberapa spot tertentu misalnya di bagian pintu masuk pabrik. Tanaman lainnya yang ada disini adalah tanaman liar yang banyak dijumpai di area persawahan sawah atau dekat dengan saluran drainase di sekeliling pabrik. b. Industri elektronik PT. Polytron Industri elektronik PT. Polytron merupakan salah satu industri besar lainnya yang ada di KPI Bakalan Krapak tepatnya di Dukuh Krapyak. Lokasinya tidak jauh dari industri rokok PT. Djarum yang hanya dipisahkan oleh area

14 37 permukiman. Luas area yang digunakan untuk industri ini lebih besar dari lahan yang digunakan untuk industri rokok PT. Djarum yang ada di Bapangan, yaitu sebesar 22,2 h. Jika dilihat dari pengunaan lahannya area industri ini memiliki penggunaan ruang yang sama dengan wilayah industri PT. Djarum yaitu untuk area terbangun yang berupa permukiman dan area industri serta area tak terbangun berupa sawah, pekarangan, dan pemakaman (Gambar 10). Gambar 10. Lokasi Industri PT. Polytron (Sumber: Kondisi lingkungan disini hampir sama dengan kondisi lingkungan di Dukuh Bapangan yang panas dan kering karena padatnya bangunan dan pengaruh pencemaran lingkungan. Pencemaran yang dihasilkan tidak cukup besar dan lebih sedikit pengaruhnya dibandingkan dengan industri PT. Djarum. Berdasarkan keterangan masyarakat, industri PT. Polytron tidak menghasilkan bahan pencemar yang berbahaya akan tetapi masyarakat merasa tidak nyaman karena kondisi lingkungan yang semakin panas, padat serta adanya suara bising dari pabrik yang cukup mengganggu. Hal ini didukung oleh hasil sebaran kuesioner pada kedua area industri dimana menurut masyarakat kedua industri tersebut memberikan kerugian terutama pada lingkungan (Gambar 25). U Tanpa skala

15 38 Sama halnya dengan area industri di Bapangan, disini juga terdapat area tak terbangun berupa sawah, pekarangan, dan pemakaman (Gambar 11). Sawah disini lebih luas di bandingkan dengan sawah yang ada di KPI PT. Djarum tetapi tanamannya serupa yaitu tanaman padi dan tebu. Sawah disini juga merupakan penopang mata pencaharian masyarakat disini setelah industri serta sebagai sumber makanan utama bagi masyarakat. Begitu juga untuk pekarangan, yang juga cukup luas dan biasanya dijadikan pemisah antara rumah satu dengan yang lain. Pemakaman yang dekat dengan industri PT. Polytron adalah makam Krapyak dengan luasan area yang lebih besar jika dibandingkan dengan makam Winong di lokasi industri Bapangan. Selain lebih luas, makam ini juga lebih terawat dan tertata rapi. Tanaman yang ada disini juga cukup bervariasi dari penutup tanah, semak, dan pohon yang jumlahnya merata di setiap ruang pemakaman. Selain itu, terdapat beberapa tanaman lain yang mengisi area industri ini yaitu adanya tanaman pengarah seperti glodogan tiang yang ada di sekeliling pabrik serta tanaman hias di bagian pintu masuk pabrik. (a) (b) (c) (d) Gambar 11. Jenis RTH yang Ada di Area Industri (a. sawah padi, b. sawah tebu, c. pekarangan, dan d. makam)

BAB II GAMBARAN UMUM. atau kota dengan luas wilayah terkecil di Propinsi Jawa diantara tengah yakni

BAB II GAMBARAN UMUM. atau kota dengan luas wilayah terkecil di Propinsi Jawa diantara tengah yakni 63 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kudus Kabupaten Kudus merupakan salah satu dari tiga puluh lima kabupaten atau kota dengan luas wilayah terkecil di Propinsi Jawa diantara tengah

Lebih terperinci

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG 101 GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG Wilayah Pegunungan Kendeng merupakan bagian dari Kabupaten Pati dengan kondisi umum yang tidak terpisahkan dari kondisi Kabupaten Pati. Kondisi wilayah Pegunungan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS A. Keadaan Geografi Kabupaten Kudus sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah, terletak diantara 4 Kabupaten yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Citra Digital Interpretasi dilakukan dengan pembuatan area contoh (training set) berdasarkan pengamatan visual terhadap karakteristik objek dari citra Landsat. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian, pembuktian tingkat validitas dan reliabilitas dari variabel penelitian serta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian, pembuktian tingkat validitas dan reliabilitas dari variabel penelitian serta 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan hasil analisis ini dikemukakan secara garis besar tentang gambaran atau deskripsi lokasi penelitian, identitas responden, deskripsi variabel penelitian,

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA 25 dimana : (dj + ) = jarak euclidian alternatif ke j kepada solusi ideal positif; (dj - ) = jalak euclidian alternatif ke j ke solusi ideal negatif. (5) Menghitung kedekatan dengan solusi ideal Perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta. Posisi Kota Jakarta Pusat terletak antara 106.22.42 Bujur Timur

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM TAPAK

IV KONDISI UMUM TAPAK IV KONDISI UMUM TAPAK 4.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Secara geografis kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea terletak pada 16 32 BT 16 35 46 BT dan 6 36 LS 6 55 46 LS. Secara administratif terletak di

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Embung Logung Dusun Slalang, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Embung Logung Dusun Slalang, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat dan peningkatan sektor pertanian yang menjadi roda penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, pemerintah berupaya melaksanakan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta 4.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Secara geografis DI. Yogyakarta terletak antara 7º 30' - 8º 15' lintang selatan dan

Lebih terperinci

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Lampiran II. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : Tanggal : DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Tabel-1. Lindung Berdasarkan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Boyolali 3.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak antara 110 22'

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Dilihat dari peta Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Grobogan terletak diantara dua pegunungan kendeng yang membujur dari arah ke timur dan berada

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman, IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Klaten 3.1.1 Ruang lingkup Kabupaten Klaten Gambar 3.1 : Lokasi Kab. Klaten Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/14/lo cator_kabupaten_klaten.gif

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik yang saling terkait satu sama lain. di bumi ada dua yaitu ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Kedua

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo Kawasan outbound training di Kabupaten Kulon Progo merupakan kawasan pusat di alam terbuka yang bertujuan untuk mewadahi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya alam seperti sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut, sumberdaya alam tambang,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan banyak digunakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, selain itu lahan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Semburan lumpur Lapindo terjadi di area pengeboran sumur Banjar Panji 1 yang dioperasikan oleh Lapindo Brantas Incorporation (LBI), yang berlokasi di desa Renokenongo,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Provinsi D.I. Yogyakarta 3.1.1. Keadaan Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta terletak diantara 110 0 00-110 0 50 Bujur Timur dan antara 7 0 33-8 0 12 Lintang

Lebih terperinci

III. GAMBARAN UMUM. 3.1 Cikarang dalam RTRW Kabupten Bekasi (Perda No 12 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bekasi Tahun )

III. GAMBARAN UMUM. 3.1 Cikarang dalam RTRW Kabupten Bekasi (Perda No 12 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bekasi Tahun ) III. GAMBARAN UMUM 3.1 Cikarang dalam RTRW Kabupten Bekasi 2011-2031 (Perda No 12 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bekasi Tahun 2011-2031) Berdasarkan Perpres No 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN BAB III III.1 Gambaran Umum Kabupaten Indramayu III.1.1 Kondisi Geografis dan Topografi Kabupaten Indramayu berada di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Secara geografis Kabupaten Indramayu berada pada

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1 Kondisi Administratif Gambar 3.1. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sekitarnya Sumber : www.jogjakota.go.id Daerah Istimewa Yogyakarta terletak antara 7 30' - 8 15' lintang

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1 TINJAUAN UMUM KOTA MAGELANG 3.1.1 Tinjauan Administratif Wilayah Kota Magelang Kota Magelang merupakan salah satu kota yang terletak di tengah Jawa Tengah dengan memiliki luas

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1. Tinjauan Kabupaten Jepara 3.1.1. Tinjauan Kabupaten Jepara Posisi geografis Kabupaten Jepara merupakan daerah paling ujung sebelah utara dari provinsi Jawa Tengah, yaitu pada

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN 3.1 Data Lokasi Gambar 30 Peta Lokasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62 1) Lokasi tapak berada di Kawasan Candi Prambanan tepatnya di Jalan Taman

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH 40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0

Lebih terperinci

BAB III GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK ROCK DI DENPASAR

BAB III GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK ROCK DI DENPASAR BAB III GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK ROCK DI DENPASAR Perencanaan dan perancangan bangunan gedung pertunjukan musik rock sangat dipengaruhi dengan lokasi bangunan tersebut berada. Bangunan penunjang rekreasi

Lebih terperinci

BAB III STUDI LITERATUR

BAB III STUDI LITERATUR BAB III STUDI LITERATUR 3.1 PENGERTIAN LIMBAH PADAT Limbah padat merupakan limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar

Lebih terperinci

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Sumber : Dinas CIPTARU Gambar 1. Peta Wilayah per Kecamatan A. Kondisi Geografis Kecamatan Jepara merupakan salah satu wilayah administratif yang ada di Kabupaten Jepara,

Lebih terperinci

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng) BAB II DISKRIPSI DAERAH 2.1 Letak Geografi Kabupaten Klaten termasuk daerah di Propinsi Jawa Tengah dan merupakan daerah perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dengan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan 68 V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan tingkat produksi gula antar daerah. Selain itu Jawa Timur memiliki jumlah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN Rancangan Sekolah Luar Biasa tipe C yang direncanakan berlokasi di Kabupaten Klaten. Perencanaan suatu pembangunan haruslah mengkaji dari berbagai aspek-aspek

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Daftar i ii iii vii Bab I Pendahuluan A. Kondisi Umum Daerah I- 1 B. Pemanfaatan Laporan Status LH Daerah I-10 C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 6 3.3.5 Persamaan Hubungan RTH dengan Suhu Udara Penjelasan secara ilmiah mengenai laju pemanasan/pendinginan suhu udara akibat pengurangan atau penambahan RTH adalah mengikuti hukum pendinginan Newton,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi 54 IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN IV.1. Deskripsi Umum Wilayah yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara Gembong berjarak

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci