ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN"

Transkripsi

1 ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN BIRO REFORMASI BIROKRASI POLRI KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP/54/V/206 TANGGAL 30 MEI 206

2 Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN BIROKRASI POLRI Kemajuan, Harapan dan Permasalahan 3 A. Gambaran umum... B. Harapan Pemangku Kepentingan.... Program Revolusi Mental Aparatur Program Penguatan Sistem Pengawasan Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja Program Penguatan Kelembagaan Program Penguatan Tatalaksana Program Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Program Penguatan Peraturan Perundangundangan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Program Monitoring dan Evaluasi... C. Permasalahan Birokrasi Polri BAB III AGENDA REFORMASI BIROKRASI POLRI Langkahlangkah konkrit menuju WorldClass Organization Arah kebijakan dan strategi Polri Tahun Sembilan Program Reformasi Birokrasi Polri... Quick Wins

3 RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN DALAM MEWUJUDKAN BIROKRASI YANG BERSIH DAN AKUNTABEL... RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN DALAM MEWUJUDKAN BIROKRASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN... RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN DALAM MEWUJUDKAN BIROKRASI YANG MEMILIKI PELAYANAN PUBLIK BERKUALITAS... BAB IV MONITORING DAN EVALUASI Menjaga momentum perubahan secara terus menerus agar rencana aksi dijalankan secara konsisten 59 BAB V PENUTUP Membangun komitmen bersama dalam mewujudkan Profesionalisme Polri 63

4 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Nomor: Kep/ 54 /V/206 tentang PENGESAHAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor Tahun 205 tentang Road Map Reformasi Birokrasi , dipandang perlu menetapkan keputusan. Mengingat :. UndangUndang Nomor 28 Tahun 999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 385); 2. UndangUndang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 468); 3. UndangUndang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. UndangUndang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 200 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi ; 6. Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 205 tentang Pembentukan Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional; 7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor Tahun 205 tentang Road Map Reformasi Birokrasi ; 8. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 200 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia; 9. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 200 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Daerah; 0. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 200 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor. Memperhatikan...

5 2 KEPUTUSAN KAPOLRI NOMOR : KEP/54 /V/206 TANGGAL : 30 MEI 206 Memperhatikan :. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: Kep/30/IV/205 tanggal 8 April 205 tentang Rencana Strategis Kepolisian Negara Republik Indonesia Tahun ; 2. Surat Perintah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: Sprin/2300/XI/205 tanggal 5 November 205 tentang penunjukan Tim Kelompok Kerja Reformasi Birokrasi di lingkungan Polri Tahun ; 3. saran dan pertimbangan staf Mabes Polri. MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN Road Map Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun , digunakan sebagai acuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Polri; 2. Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun dilaksanakan di Satker tingkat Mabes Polri dan tingkat Kewilayahan/Polda dan jajarannya; 3. dengan terbitnya keputusan ini maka Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: Kep/346/VI/20tanggal 2 Juni 20 tentang Pengesahan Road Map Reformasi Birokrasi Polri Gelombang II Tahun dinyatakan tidak berlaku; 4. pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun di lingkungan Polri didukung anggaran DIPA Polri Tahun ; 5. halhal yang berhubungan dengan perkembangan keadaan yang memerlukan pengaturan lebih lanjut akan diatur dengan keputusan tersendiri; 6. keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Paraf:. Konseptor/Karo RBP: Asrena Kapolri: Kasetum Polri: Wakapolri:... Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 30 Mei 206 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SELAKU PENGARAH REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN Kepada Yth.: Distribusi A, B dan C Mabes Polri. Drs. BADRODIN HAITI JENDERAL POLISI

6 BAB I PENDAHULUAN Reformasi Birokrasi Polri bukan lagi merupakan suatu tuntutan masyarakat yang mengharapkan agar Birokrasi dan terutama aparatur Polri dapat berkualitas lebih baik tetapi benarbenar menjadi kebutuhan dalam mewujudkan good governance dan clean government. Dengan bergulirnya Reformasi Birokrasi Nasional, Polri telah melaksanakan program Reformasi Birokrasi sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 204 yang terbagi dalam dua gelombang yaitu Reformasi Birokrasi Polri Gelombang I Tahun dan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang II Tahun Keberlanjutan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri memiliki peran penting dalam mewujudkan Polri yang professional dan mandiri sesuai harapan masyarakat dan hasilhasil yang telah dicapai dari pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada periode sebelumnya menjadi dasar pelaksanaan Reformasi Birokrasi Gelombang III Tahun yang dituangkan dalam Road Map Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun Karena itu pelaksanaan Reformasi Birokrasi saat ini merupakan penguatan dari pelaksanaan Reformasi Birokrasi sebelumnya. Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Polri diarahkan agar dapat memenuhi tuntutan masyarakat sesuai dengan tugas pokok Polri selaku pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat serta menegakkan hukum dalam mewujudkan Birokrasi yang berbasis kinerja (Performance Based Bureaucracy) yang efektif, efisien dan ekonomis, difokuskan pada upaya untuk mewujudkan outcomes (hasil), menerapkan manajemen kinerja yang didukung dengan penerapan sistem berbasis elektronik dan setiap anggota Polri memiliki kontribusi yang jelas terhadap kinerja organisasi. Dalam penyusunannya mengacu pada program Reformasi Birokrasi Nasional sesuai Permen PANRB Nomor Tahun 205 terintegrasi dengan rencana strategis Polri dalam Grand Strategy Polri Tahap IIIStrive for

7 Excellent yang tertuang dalam Renstra Polri , Program Prioritas Polri termasuk diantaranya delapan program Quick Wins, program Pemerintah dalam Nawa Cita, masukan dari pemerhati masalah Polri dan pemerintah dari Kementerian PANRB. Sehingga pelaksanaan Reformasi Birokrasi Gelombang III Tahun bukan lagi pada dokumentasi semata, namun harus mampu dirasakan oleh seluruh masyarakat, bukan pada prosedur atau laporan saja, namun bagaimana masyarakat yang dilayani dapat merasakan dampak perubahan yang lebih baik. Dengan demikian, tidak akan terjadi pelaksanaan program yang terkotakkotak, semua program akan terintegrasi dalam mencapai tujuan strategis Polri guna mendukung tercapainya tiga sasaran Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun dalam mewujudkan Birokrasi yang bersih dan akuntabel, Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas dan Birokrasi yang efektif dan efisien sesuai dengan semangat Reformasi Birokrasi Nasional. Pada dokumen ini, akan disampaikan beberapa hal mengenai gambaran umum pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri, harapan masyarakat dan pemangku kepentingan, permasalahan dan agenda Reformasi Birokrasi Polri Tahun , dengan sistematika: Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V : Pendahuluan : Gambaran Birokrasi Polri A. Gambaran Umum B. Harapan Pemangku Kepentingan C. Permasalahan Birokrasi Polri : Agenda Reformasi Birokrasi Polri : Monitoring dan Evaluasi : Penutup 2

8 BAB II GAMBARAN BIROKRASI POLRI Kemajuan, Harapan dan Permasalahan 3 A. Gambaran Umum Polri telah mencanangkan program Reformasi Birokrasi guna mewujudkan harapan masyarakat menjadi Polri yang dipercaya, yang memberikan pelayanan prima, minimal zero complain, menjadikan Polri unggul dan profesional berlandaskan revolusi mental dalam bidang Sumber Daya Manusia, administrasi, operasional dan pelayanan yang cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif dan mudah diakses. Hal ini seiring dengan program Reformasi Birokrasi Nasional dalam mewujudkan good governance dan clean government. Sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 200 Polri melaksanakan program Reformasi Birokrasi gelombang pertama dengan lima area perubahan bidang kelembagaan, budaya organisasi, ketatalaksanaan, regulasideregulasi dan SDM, dilanjutkan Reformasi Birokrasi gelombang kedua tahun dengan delapan area perubahan bidang Organisasi, Tata Laksana, Peraturan Perundangundangan, SDM Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas, Pelayanan Publik dan Mind Set dan Culture Set Aparatur dalam mewujudkan aparatur Polri yang bersih dan bebas dari KKN, meningkatkan pelayanan prima kepolisian dan meningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja. Dalam dua gelombang pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Polri telah berhasil mencapai kemajuan dan perbaikan dalam kinerjanya. Terbukti pada tahun 200 Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional (RBN) telah melakukan penilaian terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri gelombang pertama, terhadap empat unsur pokok area perubahan, yaitu: quick wins, kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya manusia dengan ratarata nilai Polri adalah Baik yaitu sebesar 3.63, yang menyimpulkan bahwa Polri telah siap untuk melaksanakan Reformasi Birokrasi. Penilaian secara masingmasing unsur, didapati bahwa program quick wins Polri memperoleh nilai yang paling baik, yaitu 3,88, dibandingkan dengan tiga unsur yang lainnya (kelembagaan 3,66; SDM 3,55; dan tatalaksana 3,42). Hal ini menunjukkan upaya Polri dalam melakukan

9 program quick wins yang dapat berdampak nyata dan membuahkan hasil serta dirasakan oleh masyarakat. Program quick wins ini, terutama terkait dengan peningkatan pelayanan quick respons Sabhara, transparansi pelayanan di bidang SIM, STNK dan BPKB, transparansi pelayanan di bidang penyidikan dan transparansi pelayanan di bidang rekruitmen anggota Polri, perlu untuk terus ditingkatkan. Sebagai wujud nyata kesiapan Polri melaksanakan program Reformasi Birokrasi, Pemerintah memberikan tunjangan kinerja. Pada tahun 205 Tim Independen dari Kementerian PANRB melakukan verifikasi dan penilaian Reformasi Birokrasi Polri dengan sistem Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) terhadap delapan area perubahan dengan nilai 67,23 kategori B. Hasil penilaian tersebut diikuti dengan persetujuan penyesuaian tunjangan kinerja berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 89/VII/205 tanggal 3 Juli 205 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Polri sebesar 70% terhitung tanggal Mei 205. Namun mengingat keterbatasan dan kemampuan keuangan negara, saat ini tunjangan kinerja diterimakan ratarata 53%. Selanjutnya, sebagai komitmen implementasi dari pelaksanaan Reformasi Birokrasi, telah ditetapkan tujuh Satker tingkat kewilayahan sebagai Satker berpredikat Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) yaitu Ditlantas dan Polresta Palembang Polda Sumsel, Polres Aceh Besar Polda Aceh, Polres Cimahi Polda Jabar, Polres Banyumas Polda Jateng, Polres Dumai Polda Riau dan Polresta Pontianak Polda Kalbar. Keberhasilan Polri dalam mewujudkan aparatur Polri yang bersih dan bebas dari KKN, meningkatnya pelayanan prima kepolisian dan meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja sebagai sasaran Reformasi Birokrasi Polri Gelombang II Tahun dapat digambarkan sebagai berikut:. Pada sasaran dalam mewujudkan aparatur Polri yang bersih dan bebas dari KKN. Penilaian laporan hasil pemeriksaan keuangan oleh BPKRI tahun 205 mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 4

10 Penilaian WTP diperoleh sejak tahun 203 dimana sebelumnya Polri mendapatkan predikat WTP Dengan Penjelasan Paragraf (WTPDPP). Namun demikian penilaian tersebut tidak menjamin aparatur Polri bebas dari korupsi, hal ini dibuktikan pada penilaian KPK yang memberikan skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Polri sebesar 2,65 skala 4. Penilaian secara keseluruhan pada komponen hasil dalam mewujudkan aparatur Polri yang bersih dan bebas dari KKN mendapat nilai 7,60 dari skala 0, jika disetarakan dengan nilai raport maka masuk dalam kategori di atas ratarata; 2. Pada sasaran dalam meningkatkan pelayanan prima kepolisian. Diperoleh nilai hasil inovasi pelayanan publik bidang bantuan SAR yang diselenggarakan Kementerian PANRB, masuk dalam Top 99 Inovasi dari 55 Inovasi Kementerian/Lembaga. Evaluasi Quick Wins Layanan Dasar Publik bidang pelayanan SSB, SKCK, Transparansi Penanganan Perkara terhadap kelengkapan data dukung mencapai nilai 99% yang artinya sangat lengkap. Hasil Survei Perilaku Anti Korupsi (IPAK) tahun 202 Bidang Pelayanan SIM dan STNK yang diselenggarakan Bappenas, Polri menduduki peringkat I dari masyarakat yang membayar lebih ketika berurusan dengan Polisi dan pada tahun 203 menjadi peringkat IV turun 4,5% hal ini berarti ada peningkatan pelayanan. Demikian halnya diantara lima aparat penegak hukum, KPK menilai Polri berada pada peringkat III dengan nilai 6,69 yang masih berperilaku koruptif. Hal ini menyimpulkan masih ada aparat penegak hukum lainnya yang lebih berperilaku koruptif. Indeks Kepuasan Masyarakat tahun (IKM) tahun 204 diperoleh nilai 2,85 dari skala 4 artinya sudah ada upaya untuk meningkatkan pelayanan. Hasil pengukuran kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri berdasarkan Indeks Tata Kelola Polri (ITK) dalam rangka mewujudkan good governance yang berdampak pada pelayanan masyarakat, diperoleh nilai ratarata nasional 5,693 dari skala 0 atau kategori cenderung baik, jika disetarakan dengan nilai rapor masih berwarna merah artinya perlu peningkatan tatakelola Kepolisian dalam mewujudkan pelayanan prima kepolisian. Penilaian pelayanan publik berdasarkan Permenpan Nomor 38 Tahun 202 yang dilakukan bersamaan dengan pengukuran ITK dengan focus pada kelengkapan administrasi pelayanan publik mencapai nilai tertinggi 3875 dan terendah 66 skala hal ini menunjukkan kesiapan dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik; 5

11 3. Pada sasaran dalam meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja. Tahun 204 penilaian AKIP Polri mendapat nilai 65,0 kategori B peringkat 42 dari 82 K/L lebih tinggi jika dibanding dengan penilaian tahun 203 dengan nilai 60,02 (CC). Tahun 205 penilaian AKIP Polri naik menjadi 68,04 kategori Baik peringkat 36 dari 77 K/L sedangkan dalam lingkungan Lembaga Peradilan, Polri berada pada peringkat 3 dari 6 Lembaga dibawah MK dan Kemenkumham, diatas MA, KY dan Kejagung. Nilai survey kapasitas organisasi yang dilakukan secara online baik oleh anggota Polri maupun masyarakat diperoleh nilai dengan hasil 3,52 dari skala 5. Namun demikian masih banyak gejala dalam masyarakat yang menunjukkan rendahnya kepercayaan publik terhadap Polri, meski seharusnya mendapat kepercayaan masyarakat merupakan tujuan dari reformasi tahun 200 yang harus tercapai seiring dengan strategi Polri dalam mewujudkan kepercayaan masyarakat. Indikasi kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap Polri juga terlihat dari tren laporan pengaduan masyarakat yang masih tinggi, semakin meningkatnya jumlah pelanggaran hukum, penggunaan sloganslogan yang memojokkan Polri, keburukan yang terjadi terhadap Polri baik institusi maupun personel kerap diekspos media masa secara masif sehingga memperburuk citra Polri. B. Harapan Pemangku Kepentingan Guna mewujudkan harapan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam mewujudkan Polri Polri yang dipercaya, yang memberikan pelayanan prima, minimal zero complain, menjadikan Polri unggul dan profesional berlandaskan revolusi mental baik secara internal maupun eksternal di lingkungan masyarakat dan para pemangku kepentingan, Polri menyusun Road Map Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun yang memuat 9 program, 37 kegiatan, 94 rencana aksi dan 5 quick wins yang tidak lain sebagai aktualisasi 8 area perubahan bidang Mental Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas, Kelembagaan, Tatalaksana, Sumber Daya Manusia Aparatur, Peraturan perundangundangan dan Pelayanan publik. Sehingga indikator yang belum tercapai pada pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang II Tahun akan menjadi prioritas pada pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun Sebagai wujud nyata dari proses Reformasi Birokrasi Polri, dijabarkan dalam Road Map Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III tahun , sebagai berikut: 6

12 . Program Revolusi Mental Aparatur. Program ini bertujuan untuk membentuk sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif. Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah meningkatnya kepuasan masyarakat/ publik atas pelayanan Polri, dengan ukuran keberhasilan skor Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) 90% dan skor Indeks Integritas Pelayanan Publik 8,5; 2. Program Penguatan Sistem Pengawasan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan peran APIP dalam mendorong penyelenggaraan pemerintahan yang berintegritas dan berkinerja tinggi. Sasaran yang akan dicapai melalui program ini ada 2 point yaitu () mempertahankan penilaian Laporan Keuangan oleh BPK dengan predikat WTP, dengan ukuran keberhasilan Opini WTP dan (2) meningkatkan kapasitas manajemen pengawasan dengan ukuran keberhasilan skor tingkat kapasitas APIP nilai 2 dan tingkat kematangan implementasi SPIP nilai 2; 3. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas pelaksanaan system manajemen kinerja organisasi. Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah meningkatnya kinerja instansi pemerintah dengan ukuran keberhasilan peningkatan nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (AKIP) mencapai 70 sebelumnya 68,04; 7

13 4. Program Penguatan Kelembagaan. Program ini bertujuan untuk membentuk organisasi pemerintahan yang tepat struktur, efektif, efisien dan berkinerja tinggi. Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah terwujudnya organisasi Polri yang tepat ukuran, tepat fungsi, tidak tumpang tindih dan bersinergi antar instansi, sehingga mampu mendorong upaya perwujudan tata kelola kepolisian yang baik, dengan ukuran keberhasilan postur Polri yang tepat fungsi tepat ukuran dan Indeks Kelembagaan berdasarkan PMPRB (Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri) dan Indeks Tatakelola Polri (ITK) dengan nilai 70 sebelumnya 67,23 dari skala 00; 5. Program Penguatan Tatalaksana. Program ini bertujuan untuk membentuk proses manajemen birokrasi yang sederhana, transparan, efektif dan efisien berbasis TIK. Sasaran yang akan dicapai melalui program ini ada 2 point yaitu () terwujudnya ketatalaksanaan yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong upaya perwujudan tatakelola kepolisian yang baik, dengan ukuran keberhasilan yaitu penerapan ketatalaksanaan yang baik dan Indeks Tatalaksana dengan ITK diatas ratarata nasional atau setara nilai 7 dari skala 0 dan (2) terwujudnya ketatalaksanaan yang berbasis elektronik yang menyeluruh dan terpadu dengan ukuran keberhasilan skor Indeks egovernment dengan nilai 2,66 dan penggunaan eprocurement sd 80%. 6. Program Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Program ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme anggota Polri. Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah meningkatnya profesionalisme anggota Polri, dengan ukuran keberhasilan skor Indeks Profesionalitas anggota Polri 86 dari skor 00; 7. Program Penguatan Peraturan Perundang Undangan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kebijakan publik berbasis kebutuhan publik. Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah meningkatnya kualitas peraturan perundangundangan, dengan ukuran keberhasilan tercapainya peraturan perundangundangan yang harmonis, sinkron dan pelaksanaannya efektif dan efisien; 8

14 8. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik secara terus menerus. Sasaran yang akan dicapai melalui program ini ada 2 point yaitu () meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan ukuran keberhasilan skor hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) 90% dan (2) meningkatkan kapasitas manajemen penyelenggaraan pelayanan publik dengan ukuran keberhasilan jumlah inovasi pelayanan, hasil evaluasi kinerja penyelenggara pelayanan publik, skor Indeks Integritas Pelayanan Publik dengan nilai 8,5; Persentase tingkat kepatuhan dalam pelaksanaan UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik, tindak lanjut pengaduan pelayanan publik dan Public Service Index dengan menetapkan Zona Hijau ada pelayanan di 0 Satpas dan 453 pelayanan SKCK; 9. Program Monitoring dan Evaluasi Program ini bertujuan untuk menjamin agar pelaksanaan Reformasi Birokrasi dijalankan sesuai dengan ketentuan, kegiatan, rencana aksi dan target yang telah ditetapkan. Hasil yang ingin dicapai melalui program ini adalah memberikan peringatan dini tentang resiko kegagalan pencapaian target yang telah ditetapkan. Program Quick Wins Disamping melaksanakan 9 program tersebut, Reformasi Birokrasi Polri melaksanakan program Quick Wins yang merupakan agenda prioritas dalam Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun sebagai upaya meningkatkan kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Polri dengan ukuran keberhasilan yang dapat diperoleh dari Survei Kepuasan Masyarakat (SKM). c. Permasalahan Birokrasi Polri Secara keseluruhan pada pencapaian tiga sasaran Reformasi Birokrasi Polri dalam mewujudkan aparatur Polri yang bebas dari KKN, peningkatan pelayanan publik dan peningkatan akuntabilitas kinerja dengan fakta yang ada maka pelaksanaan Reformasi Birokrasi belum mencapai target yang diharapkan, hal ini terlihat pada Indeks Reformasi Birokrasi Polri Tahun 205 berdasarkan hasil verifikasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) oleh Kementerian PANRB dengan hasil nilai ratarata 67,23 yang meliputi komponen pengungkit dengan nilai 39,8 dari nilai maksimal 60 dan komponen hasil dengan nilai 28,05 dari nilai maksimal 40. 9

15 Dari komposisi penilaian tersebut digambarkan bahwa pencapaian hasil belum maksimal yang tentunya menjadi permasalahan Birokrasi Polri untuk diprioritaskan pada pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun , sebagaimana tergambar dalam pencapaian delapan area perubahan, yaitu:. Bidang Organisasi dengan program Penataan Penguatan Organisasi, terdapat 3 indikator keberhasilan yang belum tercapai yaitu belum dilakukan pengukuran jenjang organisasi, masih ditemukan kemungkinan duplikasi fungsi dan kesesuaian struktur organisasi dengan mandat; 2. Bidang Tata Laksana dengan program Penataan Tata Laksana, terdapat indikator keberhasilan yang belum tercapai yaitu belum seluruh anggota dalam melaksanakan tugas dilengkapi dengan SOP yang memiliki peta proses bisnis sesuai dengan tugas dan fungsi kepada seluruh unit kerja; 3. Bidang Peraturan PerundangUndangan dengan program Penataan Peraturan Perundangundangan, terdapat indikator keberhasilan yang belum tercapai yaitu belum melakukan evaluasi pada system pengendalian penyusunan peraturan perundangundangan; 4. Bidang SDM Aparatur dengan program Sistem Manajemen SDM, terdapat 2 indikator keberhasilan yang belum tercapai yaitu belum diterapkan sistem pengembangan pegawai berdasarkan assessment dan promosi jabatan secara terbuka; 5. Bidang Pengawasan, dengan program Penguatan Pengawasan, terdapat 3 indikator keberhasilan yang belum tercapai yaitu belum diterapkan kebijakan gratifikasi, penanganan benturan kepentingan dan pembangunan Zona Integritas secara optimal; 6. Bidang Akuntabilitas, dengan program Penguatan Akuntabilitas, terdapat indikator keberhasilan yang belum tercapai yaitu belum diterapkan system pengukuran kinerja berbasis elektronik secara terintegrasi; 7. Bidang Pelayanan Publik, dengan program Pelayanan Publik, terdapat indikator keberhasilan yang belum tercapai yaitu belum diterapkan kebijakan standar pelayanan dan budaya pelayanan prima; 8. Bidang Mind Set dan Culture Set Aparatur dengan program Manajemen Perubahan, terdapat 3 indikator keberhasilan yang belum tercapai yaitu program quick wins yang belum memenuhi ekspetasi masyarakat, dokumen Roadmap Reformasi Birokrasi Polri belum 0

16 tersosialisasi sampai dengan anggota dan belum dilaksanakan internalisasi dalam penyusunan Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Polri di tingkat Satker, hasil evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri belum dilengkapi rencana tindak lanjut dan belum dibentuk tim agent of change/role model sebagai agen perubahan pola pikir dan budaya kinerja. Kondisi tersebut diatas, berdampak pada pencapaian tiga sasaran Reformasi Birokrasi Polri sebagai komponen hasil atas upaya kinerja yang telah dilakukan pada delapan area perubahan tersebut, yaitu:. Dalam rangka mewujudkan aparatur Polri yang bersih dan bebas dari KKN, mencapai nilai 7,60 dari skala 0, hal ini disebabkan karena: a. belum mengimplementasikan penanganan gratifikasi dan penanganan benturan kepentingan untuk menguatkan pengawasan di lingkungan Polri; b. Wisthle Blowing System yang telah di implementasikan belum dievaluasi untuk menjamin kualitas pelaksanaan system; c. belum membangun lingkungan pengendalian dan penilaian resiko keseluruh organisasi; d. tindak lanjut seluruh hasil penanganan pengaduan masyarakat belum dilaksanakan; e. belum melakukan fungsi pengawasan internal di lingkungan Polri yang berfokus pada client dan audit berbasis resiko. 2. Dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan publik Kepolisian memperoleh nilai 7,2 dari skala 0, hal ini disebabkan karena: a. belum menerapkan system sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar dalam meningkatkan budaya pelayanan prima; b. belum melakukan tindak lanjut atas seluruh pengaduan pelayanan untuk perbaikan kualitas pelayanan dan mengevaluasi atas penanganan keluhan/masukan pelayanan secara berkala; c. belum membuka akses terhadap data hasil survei kepuasan masyarakat dan belum menindaklanjuti hasil suvei kepuasan masyarakat agar kualitas pelayanan kepada masyarakat dapat terus terjaga; d. belum menerapkan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan secara optimal.

17 3. Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja Polri memperoleh nilai 3,34 dari skala 20, hal ini disebabkan karena: a. pelaksanaan sistem pengendalian penyusunan peraturan perundangundangan yang selama ini telah dilaksanakan untuk perbaikan system sesuai dengan kondisi saat ini belum dilakukan evaluasi; b. belum melakukan evaluasi organisasi yang menganalisis satuan organisasi yang berbeda tujuan namun ditempatkan dalam satu kelompok, dan evaluasi atas kesesuaian struktur organisasi dengan mandat, kemudian menindaklanjutinya dengan mengajukan perubahan organisasi yang diperlukan untuk menata dan menguatkan organisasi; c. belum menyusun rencana redistribusi pegawai dan melakukan promosi terbuka secara kompetitif, dengan penilaian yang obyektif, dan dilakukan oleh panitia seleksi yang independen, serta pengumuman hasil setiap tahapan seleksi secara terbuka untuk menguatkan penataan sistem manajemen SDM; d. belum melakukan monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja individu, dan menjadikan dasar untuk pemberian tunjangan kinerja; e. belum membangun sistem pengukuran kinerja berbasis elektronik yang dapat diakses oleh seluruh Satker; f. belum melibatkan peran langsung Pimpinan Polri dalam penguatan akuntabilitas, dimulai dari perencanaan sampai dengan pemantauan terhadap capaian kinerja yang diukur secara berkala. 2

18 BAB III AGENDA REFORMASI BIROKRASI POLRI Langkahlangkah konkrit menuju WorldClass Organization Pelaksanaan tugas Polri pada Renstra diarahkan untuk mencapai tujuan dalam rangka mewujudkan organisasi Polri menuju NationalClass Organization (NCO) hingga mencapai status WorldClass Organization (WCO) pada 2025; organisasi Polri dengan Good and Clean Governance; perubahan mind set dan culture set menuju Pemolisian Demokratis (Democratic Policing); rasa aman dan nyaman di masyarakat dalam melaksanakan aktivitas dan kegiatan kehidupan seharihari; Polri yang profesional dan kompeten, bermoral, modern, unggul dan dipercaya masyarakat; dan penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan anti KKN yang mampu memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat serta memenuhi rasa keadilan masyarakat, yang tidak lain sebagai aktualisasi arah kebijakan pemerintah dalam Nawa Cita menuju perubahan dengan menghadirkan negara yang bekerja, kemandirian yang mensejahterakan, dan revolusi mental sebagaimana tertuang dalam RPJMN Tahun Guna mewujudkan tujuan tersebut, Polri menetapkan Visi Tahun yaitu Terwujudnya Polri yang makin profesional, unggul dan dapat dipercaya masyarakat guna mendukung terciptanya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian yang berlandaskan gotong royong serta 0 arah kebijakan dan strategi Polri, sebagai berikut:. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapaian sasaran strategis terpenuhinya Alpalkam/Almatsus Polri guna mendukung penguatan Tupoksi Polri, yaitu: a. membangun dan mengembangkan sarana prasarana yang berbasis teknologi dan informasi dalam rangka sebaran pelayanan Kamtibmas dan penegakan hukum; b. melanjutkan pembangunan Laboratorium Forensik yang belum tersedia pada tingkat pusat dan Polda serta melakukan renovasi bangunan Labfor cabang yang diperlukan. 2. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapain sasaran strategis terbangunnya Postur Polri yang profesional, bermoral, modern dan unggul melalui perubahan mindset dan culture set, yaitu: 3

19 a. rekrutment personel Polri dan PNS dengan mempertimbangkan kebijakan minimal zero growth; b. percepatan peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM serta modernisasi teknologi kepolisian sebagai bagian dari penerapan reformasi Polri; c. meningkatkan profesionalisme anggota Polri melalui pendidikan dan pelatihan; d. membangun SDM Polri yang profesional melalui metode sekolah sambil bekerja (off campus) di STIKPTIK; e. melakukan sertifikasi terhadap kemampuan teknis profesi Kepolisian; f. mewujudkan tata kelola organisasi Polri yang bersih, transparan dan akuntabel untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri; g. melanjutkan pembangunan standar pelayanan prima pada tingkat Polsek, Polres dan Polda dengan melengkapi Daftar Susunan Personel dan Peralatan (DSPP); h. membangun hukum kepolisian di pusat dan daerah sebagai elemen Prolegnas bidang Kepolisian serta memfungsikan sebagai pusat informasi hukum Kepolisian bagi pelaksana tugas Polri di lapangan serta pusat penelitian hukum Indonesia dan negaranegara lain di dunia; i. peningkatan kesejahteraan personel Polri dalam rangka meningkatkan profesionalisme; j. menyelaraskan dan mengefektifkan secara optimal kegiatan pengawasan dan pemeriksaan oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) guna mewujudkan aparat Polri yang profesional dan akuntabel serta menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) secara maksimal guna mencegah terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). 3. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapaian sasaran strategis tergelarnya kekuatan Polri di wilayah perbatasan dan pulau terluar berpenghuni serta sebagai poros maritim secara berkelanjutan, yaitu: a. merevisi struktur organisasi Polri dengan menggabungkan Ditpolair dan Ditpoludara menjadi Korps Kepolisian Perairan dan Udara; 4

20 b. peningkatan kemampuan Polair dan udara dengan didukung penambahan kapal dan pesawat udara yang dapat menjangkau pulaupulau terluar dan wilayah terluar berpenghuni/berpenduduk dalam rangka mendukung poros maritim. 4. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapaian sasaran strategis terbangunnya teknologi kepolisian dan sistem informasi secara berkelanjutan yang terintegrasi melalui penelitian dan kajian ilmiah dalam mendukung kinerja Polri yang optimal, yaitu: a. penguatan lembaga penelitian dan pengembangan dalam rangka membangun kemampuan industri Kepolisian melalui rintisan perangkat inovasi teknologi Kepolisian yang mencakup semua bentuk Almatsus Polri menuju standar minimal pelayanan Polri; b. membangun sistem teknologi informasi dan komunikasi secara terpadu mulai dari Mabes Polri sampai dengan Polda dan Polres. 5. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapain sasaran strategis meningkatnya pelayanan prima dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan mengedepankan upaya preemtif dan preventif yang didukung oleh penegakan hukum yang tegas, yaitu: a. optimalisasi pelayanan masyarakat yang prima melalui penggelaran personel dan peralatan Polri yang berbasis teknologi; b. penguatan bidang kehumasan melalui implementasi keterbukaan informasi publik guna mewujudkan kepercayaan masyarakat; c. mengoptimalkan pengelolaan keamanan dalam negeri terhadap segenap warga negara dan penciptaan rasa aman masyarakat; d. mempersiapkan seluruh satuan wilayah dalam rangka pengamanan Pemilukada sepanjang tahun, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden/Wakil Presiden tahun Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapaian sasaran strategis meningkatnya peran intelijen dalam mendukung upaya mengelola keamanan dan ketertiban masyarakat, yaitu: Memperkuat kemampuan deteksi aksi intelijen (deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini) yang didukung personel, anggaran dan teknologi 5

21 intelijen yang memadai dalam rangka mengeliminir setiap potensi gangguan dan gejolak sosial. 7. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapain sasaran strategis terbangunnya kerja sama dalam negeri dan luar negeri dalam rangka sinergi polisional, yaitu: a. mengoptimalkan sinergi polisional antar kementerian dan lembaga serta kerja sama dengan luar negeri; b. meningkatkan partisipasi Polri dalam menjaga perdamaian dunia. 8. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapaian sasaran strategis tergelarnya Bhabinkamtibmas di seluruh desa/kelurahan dalam rangka implementasi Polmas dan melakukan deteksi dini terhadap potensi gangguan keamanan dan gejala sosial masyarakat, yaitu: Melanjutkan pemantapan pelaksanaan pemolisian masyarakat (community policing) dengan Bhabinkamtibmas dan kelompok kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas. 9. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapaian sasaran strategis memantapkan keselamatan lalu lintas dalam rangka mendukung program Decade of Action for Road Safety , yaitu: a. meningkatkan peran sebagai Pusat Kendali, Koordinasi, Komunikasi dan Informasi (K3I); b. meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan; c. membangun budaya tertib lalu lintas dan angkutan jalan; d. meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang Regident pengemudi dan kendaraan bermotor berbasis teknologi. 0. Arah kebijakan Polri dalam rangka pencapaian sasaran strategis meningkatnya penyelesaian dan pengungkapan serta terciptanya rasa aman terhadap empat jenis kejahatan (kejahatan konvensional, kejahatan terhadap kekayaan negara, kejahatan transnasional dan kejahatan berimplikasi kontinjensi), yaitu: a. pemantapan fungsi pencegahan dan penegakan hukum terhadap empat jenis kejahatan yang meliputi: kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan terhadap kekayaan negara, dan kejahatan yang berimplikasi kontijensi yang disertai pengadaan sarana dan prasarananya; 6

22 b. membangun kemampuan back up operasional di tingkat Mabes Polri dalam penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi (Flash Point) secara langsung dan cepat, khususnya terorisme, separatisme dan konflik social; c. membangun kemampuan penyidikan berstandar investigasi pidana yang ilmiah (Scientific Criminal InvestigationSCI) dari tingkat Mabes Polri sampai tingkat Polsek. Oleh karena itu, dalam penyusunan agenda Reformasi Birokrasi diintegrasikan dengan mengacu pada delapan area perubahan Reformasi Birokrasi Nasional bidang Mental Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas, Kelembagaan, Tatalaksana, Sumber Daya Manusia Aparatur, Peraturan perundang undangan dan Pelayanan publik. Kedelapan area perubahan tersebut dijabarkan dalam 9 program, 37 kegiatan, 94 rencana aksi dan 5 quick wins, sebagaimana ditentukan Tim Reformasi Birokrasi Nasional dalam Permen PANRB Nomor Tahun 205 dengan tiga sasaran yaitu mewujudkan Birokrasi Polri yang bersih dan akuntabel, Birokrasi Polri yang memiliki pelayanan publik berkualitas dan Birokrasi yang efektif dan efisien, sebagai berikut: 7

23 . Program Revolusi Mental Aparatur. Program ini bertujuan untuk membentuk sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah: a. meningkatnya penerapan/internalisasi asas, prinsip, nilai dasar, kode etik, dan kode perilaku, termasuk penguatan budaya kinerja dan budaya pelayanan; b. meningkatnya penerapan budaya kerja positif di setiap instansi pemerintah; c. meningkatnya integritas aparatur; d. meningkatnya profesionalisme aparatur; e. meningkatnya citra positif aparatur sebagai pelayan masyarakat; f. meningkatnya kepuasan masyarakat. Program Revolusi Mental Aparatur, dilaksanakan dengan dua kegiatan: a. pengembangan nilainilai untuk menegakkan integritas; b. pembentukan agen perubahan yang dapat mendorong terjadinya perubahan pola pikir. 2. Program Penguatan Sistem Pengawasan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan peran APIP dalam mendorong penyelenggaraan pemerintahan yang berintegritas dan berkinerja tinggi dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah: a. meningkatnya kapasitas APIP; b. meningkatnya penerapan sistem pengawasan yang independen, profesional, dan sinergis; c. meningkatnya penerapan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; d. meningkatnya efisiensi penyelenggaraan birokrasi; e. menurunnya tingkat penyimpangan oleh aparatur; f. meningkatnya jumlah instansi pemerintah yang memperoleh opini WTP BPK. Program Penguatan Sistem Pengawasan, dilaksanakan enam kegiatan: 8

24 a. pembangunan unit kerja untuk memperoleh predikat menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM); b. pelaksanaan pengendalian gratifikasi; c. pelaksanaan whistleblowing system; d. pelaksanaan pemantauan benturan kepentingan; e. pembangunan SPIP di lingkungan unit kerja; f. penanganan pengaduan masyarakat. 3. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan system manajemen kinerja organisasi dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah: a. meningkatnya kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja yang terintegrasi; b. meningkatnya kualitas penerapan sistem pengadaan barang dan jasa yang adil, transparan, dan professional; c. meningkatnya penerapan sistem manajemen kinerja nasional; d. meningkatnya akuntabilitas aparatur. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dilaksanakan dengan satu kegiatan yaitu pembangunan/pengembangan teknologi informasi dalam manajemen kinerja. 4. Program Penguatan Kelembagaan. Program ini bertujuan untuk membentuk organisasi pemerintahan yang tepat stuktur, efektif, efisien dan berkinerja tinggi dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah: a. meningkatnya kualitas pelaksanaan agenda reformasi birokrasi nasional; b. meningkatnya ketepatan ukuran, ketepatan fungsi dan sinergisme/kesinergisan kelembagaan Kementerian/lembaga pemerintah non kementerian/lembaga non struktural; c. menurunnya tumpang tindih tugas dan fungsi antar Kementerian/Lembaga dan antar Kementerian/Lembaga dengan Pemerintah daerah; 9

25 d. meningkatnya kejelasan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota; e. meningkatnya sinergisme kelembagaan antara instansi pemerintah pusat dan daerah; f. meningkatnya sinergisme dan penguatan kelembagaan pada masingmasing bidang pembangunan; g. meningkatnya kinerja aparatur. Program Penguatan Kelembagaan, dilaksanakan dengan satu kegiatan yaitu evaluasi dan restrukturisasi kelembagaan di lingkungan Polri. 5. Program Penguatan Tatalaksana. Program ini bertujuan untuk membentuk proses manajemen birokrasi yang sederhana, transparan, efektif dan efisien berbasis TIK dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah: a. meningkatnya penerapan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, cepat, terukur sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis egovernment; b. meningkatnya kualitas tata hubungan antara pemerintah pusat dan daerah; c. meningkatnya penerapan keterbukaan informasi publik; d. meningkatnya penerapan sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik; e. meningkatnya penerapan manajemen kearsipan yang handal; f. meningkatnya kualitas pelayanan. Program Penguatan Tatalaksana, dilaksanakan dengan empat kegiatan: a. Perluasan penerapan egovernment yang terintegrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan; b. Penerapan efisiensi penyelenggaraan Pemerintah; c. Implementasi UndangUndang Keterbukaan Infomasi; d. Penerapan sistem kearsipan yang handal. 20

26 6. Program Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Program ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme aparatur sipil negara dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah: a. meningkatnya kemampuan unit yang mengelola SDM ASN untuk mewujudkan SDM aparatur yang kompeten dan kompetitif; b. meningkatnya kepatuhan instansi untuk penerapan manajemen SDM aparatur yang berbasis merit; c. meningkatnya jumlah instansi yang mampu menerapkan manajemen kinerja individu untuk mengidentifikasi dan meningkatkan kompetensi SDM aparatur; d. meningkatnya jumlah instansi untuk membentuk talent pool (kelompok suksesi) untuk pengembangan karier pegawai di lingkungannya; e. meningkatnya jumlah instansi yang mampu mewujudkan sistem informasi manajemen SDM yang terintegrasi di lingkungannya; f. meningkatnya penerapan sistem pengembangan kepemimpinan untuk perubahan; g. meningkatnya pengendalian penerapan sistem merit dalam Manajamen SDM aparatur; h. meningkatnya profesionalisme aparatur. Program Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia, dilaksanakan dengan 4 kegiatan: a. perbaikan berkelanjutan sistem perencanaan kebutuhan personel Polri; b. perumusan dan penetapan kebijakan sistem rekruitmen dan seleksi secara transparan dan berbasis kompetensi; c. perumusan dan penetapan kebijakan sistem promosi secara terbuka; d. perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan assessment center; e. perumusan dan penetapan kebijakan penilaian kinerja personel Polri; f. perumusan dan penetapan kebijakan reward and punishment berbasis kinerja; g. pembangunan/pengembangan sistem informasi personel Polri; 2

27 h. perumusan dan penetapan kebijakan sistem pengkaderan personel Polri; i. perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan/ pengembangan data base profil kompetensi calon dan pejabat tinggi Polri; j. perumusan dan penetapan kebijakan pengendalian kualitas pendidikan dan pelatihan; k. penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif dan berbasis kompetensi didukung oleh makin efektifnya pengawasan; l. menyusun dan menetapkan pola karier; m. pengukuran gap competency (kesenjangan kompetensi) antara pemangku jabatan dan syarat kompetensi jabatan; n. penguatan sistem dan kualitas pendidikan dan pelatihan untuk mendukung kinerja. 7. Program Penguatan Peraturan PerundangUndangan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kebijakan publik berbasis kebutuhan publik dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah: a. meningkatnya keterlibatan publik dalam proses perumusan kebijakan; b. meningkatnya kualitas regulasi yang melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak tumpang tindih dan mendorong iklim kondusif bagi publik. Program Penguatan Peraturan PerundangUndangan, dilaksanakan dengan tiga kegiatan: a. evaluasi secara berkala berbagai peraturan perundangundangan yang sedang diberlakukan; b. menyempurnakan/mengubah berbagai peraturan perundangundangan yang dipandang tidak relevan lagi, tumpang tindih atau disharmonis dengan peraturan perundangundangan lain; c. melakukan deregulasi untuk memangkas peraturan perundangundangan yang dipandang menghambat pelayanan. 22

28 8. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik secara terus menerus dan hasil yang diharapkan melalui program ini adalah: a. meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik; b. meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat; c. meningkatnya profesionalisme aparatur. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dilaksanakan dengan empat kegiatan: a. penerapan pelayanan satu atap; b. percepatan pelayanan menjadi maksimal 5 hari; c. deregulasi dalam rangka mempercepat proses pelayanan; d. pembangunan/pengembangan penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan; 9. Program Monitoring dan Evaluasi Program ini bertujuan untuk menjamin agar pelaksanaan Reformasi Birokrasi dijalankan sesuai dengan ketentuan dan rencana aksi yang ditetapkan. Hasil yang ingin dicapai melalui program ini adalah memberikan peringatan dini tentang resiko kegagalan pencapaian target yang ditetapkan. Program Monitoring dan Evaluasi, dilaksanakan dengan dua kegiatan: a. monitoring; b. evaluasi (tahunan dan menyeluruh pada semester kedua Tahun 209); Dari masingmasing program tersebut, dalam rencana aksinya ditetapkan program quick wins yang merupakan agenda prioritas dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun , guna memberikan dampak positif jangka pendek yang dapat dirasakan oleh publik/masyarakat sekaligus sebagai outcome dari langkahlangkah Reformasi Birokrasi Polri dan bermanfaat dalam mendapatkan momentum yang positif dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat, yaitu: 23

29 . Program Revolusi Mental Aparatur, dengan Quick Wins Sebagai Penggerak Revolusi Mental dan Pelopor Tertib Sosial di Ruang Publik; 2. Program Penguatan Sistem Pengawasan, dengan Quick Wins Penetapan Zona Integritas menuju WBK tingkat Mabes Polri, Polda dan Polres; 3. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dengan Quick Wins Peningkatan Nilai AKIP; 4. Program Penguatan Kelembagaan, dengan Quick Wins: a. Restrukturisasi Organisasi Polri tingkat Mabes, Polda dan Polres yang Efektif, Efesien dan Akuntabel; b. mengintensifkan sinergitas Polisional dengan Kementerian Lembaga; 5. Program Penguatan Tata Laksana, dengan Quick Wins Penerapan egovernment yang terintergrasi dalam System Informasi Manajemen Teknologi Polri (Simtekpol), edocument dan eoffice. 6. Program Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia, dengan Quick Wins Pemberlakuan promosi jabatan terbuka di lingkungan Polri (Polres, Polda dan Mabes Polri); 7. Program Penguatan Peraturan Perundangundangan, dengan Quick Wins Revisi Perkap Nomor 26 Tahun 200 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Kepolisian. 8. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dengan Quick Wins: a. Bidang Lantas: Mewujudkan Zona bebas percaloan layanan SIM di Satpas Polda Metrojaya, Polresta Bandung, Polresta Semarang, Polresta Medan, Polresta Surabaya, Polresta Makasar, Polresta Palembang, Polresta Pontianak, Polres Banyumnas dan Polres Cimahi; b. Bidang Intelkam: Mewujudkan Zona bebas percaloan layanan SKCK di 32 Polda dan 453 Polres; c. Bidang Binmas: Penerapan Sentra Pelayanan Masyarakat (Mobile); 24

30 d. Bidang Sabhara: Melaksanakan patroli dialogis di seluruh jajaran kewilayahan; e. Bidang Polair: Pelayanan masyarakat di wilayah pelabuhan berbasis tehnologi informasi (aplikasi smarth phone di wilayah sekitar pelabuhan); f. Bidang Reskrim: Pelayanan masyarakat dalam pemberian SP2HP; g. Bidang Brimob: Quick respon JIBOM, bantuan SAR dan KBR. Penetapan program quick wins tersebut tidak terlepas dari penetapan program quick wins nasional sebagaimana yang ditetapkan dalam Permen PANRB Nomor Tahun 205 tentang Road Map Reformasi Birokrasi , yaitu:. Kampanye Gerakan Nasional Revolusi Mental. Kampanye akan dilakukan dengan menggunakan berbagai sarana komunikasi, yang diharapkan dapat menjangkau seluruh lini anggota. Tujuannya untuk mengakselerasi perubahan mindset anggota Polri dari budaya priyayi ke budaya melayani; dan memberikan pesan kepada masyarakat tentang tekad pelayanan prima kepolisian untuk hadir dan memberikan pelayanan publik yang lebih baik. 2. Penetapan Struktur Organisasi Polri yang efektif, efisien, dan akuntabel Penataan Struktur Organisasi Polri dilakukan melalui penerbitan Peraturan Kapolri. Tujuannya untuk memastikan bahwa Struktur Organisasi Polri yang efektif dan efisien tersebut dapat segera ditetapkan dan beroperasi. 3. Penguatan Sistem Manajemen SDM Polri yang transparan, kompetitif, berintegritas dan berbasis merit Penguatan Sistem Manajemen SDM Polri yang transparan, kompetitif, berintegritas dan berbasis merit dilakukan melalui penerbitan Peraturan Kapolri tentang Sistem Manajemen SDM Polri. Tujuannya adalah agar Sistem Manajemen SDM Polri yang transparan, kompetitif, berintegritas, dan berbasis merit dapat segera diwujudkan. 25

31 4. Rekrutmen Anggota Polri. Rekrutmen anggota Polri diarahkan pada penyelesaian status tenaga honorer K2 menjadi CPNS dan pemberlakukan rekrutmen terbuka untuk jabatan di lingkungan Polri. 5. Penguatan Pelayanan Publik di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik bidang perijinan, diselenggarakan di PTSP dengan tujuan terwujudnya model pelayanan terpadu satu pintu. 6. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik untuk mengakselerasi peningkatan kualitas pelayanan publik Mendorong dan mengakselerasi peningkatan kualitas pelayanan publik, melalui pelaksanaan Satu Instansi Satu Inovasi (one agency one innovation) dengan mengikuti kompetisi inovasi pelayanan publik. Pemenang kompetisi akan mendapat penghargaan dari Presiden/Wakil Presiden dan diikutsertakan dalam kompetisi tingkat dunia yang diselenggarakan oleh PBB. 7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja dan Integritas Instansi Pemerintah melalui evaluasi tingkat akuntabilitas kinerja, evaluasi terhadap unit kerja pelayanan yg telah mencanangkan Zona Integritas, serta penerbitan kebijakan tentang perjanjian kinerja dan pelaporan kinerja Dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Secara umum, indikator keberhasilan pada sasaran agenda Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun dapat digambarkan sebagai berikut: 26

32 . Mewujudkan Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel Indikator Baseline 205 Target 209 Opini WTP dari BPK Opini WTP Opini WTP Tingkat Kapabilitas APIP (skor 5) 2 Tingkat Kematangan Implementasi SPIP (skor 5) 2 Nilai AKIP Skor 68,04 Skor 70 Penggunaan eprocurement 30% 80% 2. Mewujudkan Birokrasi yang Efektif dan Efisien Indikator Baseline 205 Target 209 Indeks Reformasi Birokrasi Polri Skor 67,23 (B) Skor 70 (B) (PMPRB) Indeks Profesionalitas Aparatur Polri Skor 86 Skor 86 (Skor 00) Indeks egovernment Polri (Skor 04) Skor 2,66 Skor 2,66 3. Mewujudkan Birokrasi yang memiliki Pelayanan Publik Berkualitas Indikator Baseline 205 Target 209 Indeks Integritas Pelayanan Publik (Skor 00) Skor 7,22 Skor 8,5 Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) 80% 90% Persentase kepatuhan pelaksanaan UU Pelayanan Publik (Zona Hijau) 0 Satpas, 453 Yan SKCK Gambaran umum Road Map menuju kondisi dimana Birokrasi Polri menjadi Birokrasi yang bersih dan akuntabel menuju Birokrasi berkinerja tinggi yang menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki secara efisien untuk kepentingan publik, Birokrasi yang efektif dan efisien menuju Birokrasi yang berintegritas tinggi, bersih dari praktek KKN dan akuntabel pada publik dan Birokrasi yang memiliki pelayanan publik yang berkualitas menuju Birokrasi yang mampu memenuhi public needs, sebagaimana dalam matriks sebagai berikut: 27

33 KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIHARAPKAN TERWUJUDNYA BIROKRASI BERKINERJA TINGGI BIROKRASI YANG BERSIH DAN AKUNTABEL BIROKRASI YANG MENGGUNAKAN SELURUH SUMBER DAYA YANG DIMILIKI SECARA EFISIEN UNTUK KEPENTINGAN PUBLIK Meningkatnya internalisasi sistem nilai dan integritas birokrasi; 2. Meningkatnya sinergitas sistem pengawasan; 3. Meningkatnya sinergitas sistem perencanaan, penganggaran dan pelaporan kinerja; 4. Meningkatnya keterbukaan sistem pelaporan; 5. Meningkatnya penerapan sistem reward and punishment dalam manajemen kinerja nasional.. Meningkatnya integritas birokrasi; 2. Meningkatnya sinergitas sistem pengawasan; 3. Meningkatnya sinergitas sistem perencanaan, penganggaran dan pelaporan kinerja; 4. Meningkatnya keterbukaan sistem pelaporan; 5. Meningkatnya penerapan sistem reward and punishment dalam manajemen kinerja nasional; 6. Meningkatnya keselarasan antara kinerja individu dengan kinerja organisasi; 7. Meningkatnya independensi APIP; 8. Meningkatnya pengendalian internal di lingkungan instansi pemerintah; 9. Meningkatnya sinergitas sistem pelaporan.. Meningkatnya integritas birokrasi; 2. Meningkatnya sinergitas sistem pengawasan; 3. Meningkatnya sinergitas sistem perencanaan, penganggaran dan pelaporan kinerja; 4. Meningkatnya intensitas keterbukaan sistem pelaporan; 5. Meningkatnya intensitas penerapan sistem reward and punishment dalam manajemen kinerja nasional; 6. Meningkatnya intensitas keselarasan antara kinerja individu dengan kinerja organisasi; 7. Meningkatnya intensitas independensi APIP; 8. Meningkatnya intensitas pengendalian internal di lingkungan instansi pemerintah; 9. Meningkatnya kinerja organisasi instansi pemerintah; 0. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi sistem pelaporan.. Meningkatnya integritas birokrasi; 2. Meningkatnya sinergitas sistem pengawasan; 3. Meningkatnya sinergitas sistem perencanaan, penganggaran dan pelaporan kinerja; 4. Meningkatnya intensitas keterbukaan sistem pelaporan; 5. Meningkatnya intensitas penerapan sistem reward and punishment dalam manajemen kinerja nasional; 6. Meningkatnya intensitas keselarasan antara kinerja individu dengan kinerja organisasi; 7. Meningkatnya intensitas independensi APIP; 8. Meningkatnya intensitas pengendalian internal di lingkungan instansi pemerintah; 9. Meningkatnya kinerja organisasi instansi pemerintah; 0. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi sistem pelaporan;. Meningkatnya transparansi informasi laporan keuangan dan kinerja; 2. Meningkatnya akuntabilitas publik; 3. Terinternalisasinya Nilai Dasar, Kode Etik, Kode Perilaku dan Integritas pada Instansi Pemerintah; 4. Terwujudnya birokrasi yang bersih dan bebas dari praktek KKN; 5. Meningkatnya kontribusi setiap instansi pemerintah pada peningkatan kinerja pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan. 28

34 KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIHARAPKAN TERWUJUDNYA BIROKRASI BERKINERJA TINGGI BIROKRASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN BIROKRASI YANG BERINTEGRITAS TINGGI, BERSIH DARI PRAKTEK KKN DAN AKUNTABEL PADA PUBLIK Meningkatnya kualitas dan intensitas pelaksanaan reformasi birokrasi; 2. Meningkatnya ketepatan ukuran dan fungsi kelembagaan; 3. Meningkatnya efisiensi; 4. Meningkatnya kecepatan proses penyelenggaraan pemerintah; 5. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi; 6. Meningkatnya keterbukaan informasi publik; 7. Meningkatnya kemampuan unit pengelola SDM untuk menerapkan manajemen SDM yang berbasis merit; 8. Meningkatnya kesejahteraan SDM Aparatur; 9. Meningkatnya sinergi antar instansi pemerintah dalam harmonisasi peraturan perundangundangan; 0. Meningkatnya peran serta publik dalam perumusan kebijakan.. Meningkatnya kualitas dan intensitas pelaksanaan reformasi birokrasi; 2. Meningkatnya ketepatan ukuran dan fungsi kelembagaan; 3. Meningkatnya efisiensi; 4. Meningkatnya kecepatan proses penyelenggaraan pemerintah; 5. Meningkatnya sinergi fungsi dan kewenangan antar instansi pemerintah; 6. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi; 7. Meningkatnya keterbukaan informasi publik; 8. Meningkatnya penerapan manajemen SDM yang berbasis merit; 9. Meningkatnya kesejahteraan SDM Aparatur; 0. Meningkatnya transparansi dalam rekruitmen pegawai;. Meningkatnya harmonisasi peraturan perundangundangan; 2. Meningkatnya dukungan publik terhadap penerapan kebijakan pemerintah.. Meningkatnya kualitas dan intensitas pelaksanaan reformasi birokrasi; 2. Meningkatnya ketepatan ukuran dan fungsi kelembagaan; 3. Menurunnya tumpang tindih tugas dan fungsi antar instansi; 4. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi; 5. Meningkatnya kecepatan proses penyelenggaraan pemerintah; 6. Meningkatnya penggunaan teknologi; 7. Meningkatnya keterbukaan informasi publik; 8. Meningkatnya penerapan manajemen SDM yang berbasis merit; 9. Meningkatnya transparansi dalam rekruitmen pegawai; 0. Meningkatnya kesejahteraan SDM Aparatur;. Meningkatnya harmonisasi peraturan perundangundangan 2. Meningkatnya kualitas kebijakan publik; 3. Meningkatnya dukungan publik terhadap penerapan kebijakan pemerintah.. Meningkatnya kualitas dan intensitas pelaksanaan reformasi birokrasi; 2. Meningkatnya ketepatan ukuran dan fungsi kelembagaan; 3. Menurunnya tumpang tindih tugas dan fungsi antar instansi; 4. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi; 5. Meningkatnya kecepatan proses penyelenggaraan pemerintah; 6. Meningkatnya efektivitas tata hubungan antar instansi pemerintah dan pemerintah daerah; 7. Meningkatnya penggunaan teknologi; 8. Meningkatnya keterbukaan informasi publik; 9. Meningkatnya penerapan manajemen SDM yang berbasis merit; 0. Meningkatnya transparansi dalam rekruitmen pegawai;. Meningkatnya kesejahteraan SDM Aparatur; 2. Meningkatnya integritas aparatur; 3. Meningkatnya harmonisasi peraturan perundangundangan; 4. Meningkatnya kualitas kebijakan publik; 5. Meningkatnya dukungan publik terhadap penerapan kebijakan pemerintah. 29

35 KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIHARAPKAN TERWUJUDNYA BIROKRASI BERKINERJA TINGGI BIROKRASI YANG MEMILIKI PELAYANAN PUBLIK BERKUALITAS BIROKRASI YANG MAMPU MEMENUHI PUBLIC NEEDS Meningkatnya kemudahan, kepastian dan kecepatan proses pelayanan; 2. Meningkatnya aksesibiltas pelayanan; 3. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam pemberian pelayanan; 4. Meningkatnya kompetensi SDM pelayanan; 5. Meningkatnya inovasi dalam pelayanan publik; 6. Meningkatnya partisipasi publik dalam mendorong peningkatan kualitas pelayanan; 7. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik.. Meningkatnya kemudahan, kepastian dan kecepatan proses pelayanan; 2. Meningkatnya aksesibiltas pelayanan; 3. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam pemberian pelayanan; 4. Meningkatnya kompetensi SDM pelayanan; 5. Meningkatnya inovasi dalam pelayanan publik; 6. Meningkatnya partisipasi publik dalam mendorong peningkatan kualitas pelayanan; 7. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik; 8. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah; 9. Meningkatnya investasi dalam negeri.. Meningkatnya kemudahan, kepastian dan kecepatan proses pelayanan; 2. Meningkatnya aksesibiltas pelayanan; 3. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam pemberian pelayanan; 4. Meningkatnya kompetensi SDM pelayanan; 5. Meningkatnya intensitas inovasi dalam pelayanan publik; 6. Meningkatnya partisipasi publik dalam mendorong peningkatan kualitas pelayanan; 7. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik; 8. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah; 9. Meningkatnya kepercayaan global terhadap Indonesia; 0. Meningkatnya investasi dalam negeri dan luar negeri.. Meningkatnya kemudahan, kepastian dan kecepatan proses pelayanan; 2. Meningkatnya aksesibiltas pelayanan; 3. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam pemberian pelayanan; 4. Meningkatnya kompetensi SDM pelayanan; 5. Meningkatnya intensitas inovasi dalam pelayanan publik; 6. Meningkatnya partisipasi publik dalam mendorong peningkatan kualitas pelayanan; 7. Meningkatnya kesadaran publik terhadap kualitas pelayanan; 8. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik; 9. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah; 0. Meningkatnya kepercayaan global terhadap Indonesia;. Meningkatnya investasi dalam negeri dan luar negeri; 2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang setara dengan negaranegara maju di Asia; 3. Menurunnya kesenjangan kualitas pelayanan antar daerah dan antar golongan masyarakat; 4. Terwujudnya budaya pelayanan prima; 5. Meningkatnya daya saing nasional. 30

36 Sasaran: RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN DALAM MEWUJUDKAN BIROKRASI YANG BERSIH DAN AKUNTABEL. Penerapan system nilai dan integritas birokrasi yang efektif. 2. Penerapan pengawasan yang independen, profesional, dan sinergis. 3. Peningkatan kualitas pelaksanaan dan integrasian system akuntabilitas keuangan dan kinerja. 4. Peningkatan fairness, transparansi, dan profesionalisme dalam pengadaan barang dan jasa.. AREA PERUBAHAN : MENTAL APARATUR PROGRAM : REVOLUSI MENTAL APARATUR HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI TAHUN PENANGGUNG JAWAB SATKER RENCANA AKSI INDIKATOR PENDUKUNG Pengembangan. Pembuatan kurikulum. 324 Modul dan * Modul 340 Modul 357 Modul 375 Modul Kalemdiklat nilainilai untuk dan modul; kurikulum di publikasikan; 208* menegakkan kurikulum kurikulum kurikulum kurikulum integritas;. Meningkatnya penerapan/ internalisasi asas, prinsip, nilai dasar, kode etik, dan kode perilaku, termasuk penguatan budaya kinerja dan budaya pelayanan; 2. Pembacaan Tribrata dan Catur Prasetya, Panca Prasetya Korpri pada saat apel pagi; 3. Melakukan dikjur sesuai dengan kompetensi; 2. Surat Edaran Kapolri tentang Pembacaan Tribrata dan Catur Prasetya, Panca Prasetya Korpri pada saat apel pagi; Kompol, 2863 Inspektur polisi dan 3065 Brigpol mengikuti dikjur; 3 Kp 265* Ip 2863* Brig 3065 Kp 278 Ip 3006 Brig 328 Kp 29 Ip 349 Brig 337 Kp 304 Ip 3292 Brig Kabaintelkam Polri; 2. Kabareskrim Polri; 3. ASSDM Polri; 4. Kakorlantas Polri; 5. Dirsabhara Baharkam Polri; 6. Dirbinmas Baharkam Polri; 7. Kadivpropam Polri *kenaikan 5%

37 Meningkatnya penerapan budaya kerja positif di setiap instansi pemerintah; 3. Meningkatnya integritas aparatur; 4. Meningkatnya profesionalisme aparatur; 5. Meningkatnya citra positif aparatur sebagai pelayan masyarakat; 6. Meningkatnya kepuasan masyarakat 2. Pembentukan agen perubahan yang dapat mendorong terjadinya perubahan pola pikir. 4. Membentuk dan meningkatkan jumlah TOT revolusi mental dan bela Negara 5. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap hasil TOT; 6. Peningkatan kompetensi gadik, gadikan dan peserta didik; 7. Sosialisasi Perkap No. 856/ X /205 tentang pembentukan Role Model/Agen perubahan; 8. Melakukan seleksi terhadap calon agen perubahan; 4. TOT tingkat Mabes Polri dan 453 TOT tingkat Polres; 5. 5 dokumenhasil Monev TOT di 5 Rayon; 6. Melaksanakan sertifikasi gadik, gadikan, peserta didik dan pengasuh sebanyak kali sosialisasi Pembentukan Role Model/Agen Perubahan tingkat Mabes Polri sd Polres; agen perubahan tingkat Polda dan 453 tingkat Polres; TOT Pati Mabes Polri Wilayah 33500* Pusat Agen Polda 5 Polres Wilayah 3575 Pusat Agen Polres 5 Polres Wilayah Pusat Agen Polres 5 Polres 5 Wilayah Pusat Agen Polres 9. Pembuatan VCD fungsi teknis Polri Polres melaksanakan Pelatihan fungsi teknis Polri. 453 Polres 453 Polres 453 Polres 453 Polres 32

38 2. AREA PERUBAHAN : PENGAWASAN PROGRAM : PENGUATAN SISTEM PENGAWASAN HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI TAHUN PENANGGUNG JAWAB SATKER RENCANA AKSI INDIKATOR PENDUKUNG. Meningkatnya kapasitas APIP; Pembangunan. Meningkatkan. Sertifikasi Auditor (APIP) unit kerja untuk kapabilitas APIP Polri ke Polri ke level II: memperoleh Level II: a. piagam audit intern; predikat menuju a. Pembuatan piagam wilayah bebas audit intern; 25JFA 00JFA 0 JFA 35 JFA dari korupsi b. Peningkatan 30 AI 0 AI 40 AI 0 AI (WBK)/ wilayah kompetensi; 45 PBJ 30 PBJ 30 PBJ 30 PBJ birokrasi bersih c. Pembuatan 45 Keu 40 Keu 30 Keu 30 Keu dan melayani peraturan/sop; 05 AD 0 AD 0 AD 0 AD (WBBM). d. Pembuatan Peta resiko objek pemeriksaan Meningkatnya penerapan sistem pengawasan yang independen, profesional dan sinergis; 3. Meningkatnya penerapan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN; 4. Meningkatnya efisiensi penyelenggaraan birokrasi; 2. Penyelenggaraaan Wasrik, reviu, pemantauan tindak lanjut dan evaluasi Akuntabilitas Instansi Pemerintah; b. 370 Bersertifikasi JFA, bersertifikasi audit investigasi, bersertifikasi audit PBJ, Sertifikat review Lapkeu, sertifikat audit dasar; c. 7 Peraturan kapolri/irwasum/kadivpro pam; d. peta resiko objek pemeriksaan tahunan Laporan Hasil Wasrik tahunan, 3 Laporan Hasil Review, Jumlah rekomendasi temuan yang selesai ditindaklanjuti, % ITW 90% BPK % ITW 60 % BPK % ITW 70% BPK % ITW 75% BPK Irwasum Polri. Karo Wasidik Bareskrim Polri 2. Karo RBP Srena Polri 3. Karopaminal Divpropam Polri Hasil evaluasi AKIP dengan predikat BB ; BB BB BB A 33

39 Mendorong pelaksanaan reformasi birokrasi melalui Indeks Tata Kelola Polri (ITK); 3. Nilai ITK lebih baik dibandingkan nilai ITK 205 (Ratarata Nasional 5,693); 6,5 (cenderung Baik) 6,50 (cenderung baik) 7,50 (baik) 7,70 (baik) 4. Penetapan WBK/ WBBM; 4. WBK/WBBM tingkat Polres, Polda dan Mabes Polri; 4 WBK/ WBBM Polresta Palembang Polresta Pontianak, Polres Cimahi dan Polres Banyumas 4 WBK/ WBBM satker Polda dan Dittipidkor Bareskrim Polri 4 WBK/ WBBM satker Polda Satker Mabes 4 WBK/ WBBM satker Polda Satker Mabes 5. Pemenuhan LHKPN; 6. Pemenuhan kewajiban pelaporan keuangan; 7. Penerapan disiplin dan kode etik; 5. Pejabat Polri Eselon I, Kapolda, Eselon IIA dan Eselon II yang wajib mengisi dan menyerahkan LHKPN; 6. Mempertahankan laporan keuangan oleh BPK dengan Predikat WTP; 7. 4 Laporan hasil penerapan disiplin dan kode etik; 00% Es I dan Ka WTP Dokumen 00% Es I dan Ka 60% Es IIA WTP Dokumen 00% Es I dan Ka 70% Es IIA WTP Dokumen 00% Es I dan Ka 80% Es IIA 30% Es II WTP Dokumen 34

40 5. Menurunnya tingkat penyimpangan oleh aparatur; Pelaksanaan Pengendalian gratifikasi Tersedianya Perkap tentang Perkap pengendalian pengendalian gratifikasi bagi gratifikasi; seluruh anggota Polri 6. Meningkatnya jumlah instansi pemerintah yang memperoleh opini WTPBPK 3. Pelaksanaan whistleblowing system; 4. Pelaksanaan pemantauan benturan kepentingan; 5. Pembangunan SPIP di lingkungan unit kerja; Penerapan whistle blower system Tipikor Penanganan benturan kepentingan Optimalisasi penataan penyelenggaraan SPIP pada Satker di lingkungan Polri 4 Laporan sharing informasi WBS online antara Polri, KPK dan LPSK; Terkoneksinya WBS online tingkat Mabes Polri Surat Edaran Kapolri tentang penanganan benturan kepentingan 3 Laporan benturan kepentingan SPIP di tingkat Mabes Polri dan Polda terbentuk Laporan Sistem Surat Edaran SPIP tingkat Mabes Polri Laporan Sistem Laporan SPIP tingkat Mabes Polri dan Polda Laporan Sistem Laporan SPIP tingkat Mabes Polri dan Polda Laporan Sistem Laporan SPIP tingkat Mabes Polri dan Polda 6. Penanganan pengaduan masyarakat; Membangun sistem Pengaduan Masyarakat (Dumas) online terintegrasi dengan Satfung di lingkungan Polri yang menangani Dumas Terbentuknya Dumas online 3 Laporan Dumas online Sistem Laporan Laporan Laporan 35

41 3. AREA PERUBAHAN : AKUNTABILITAS PROGRAM : PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI TAHUN PENANGGUNG JAWAB SATKER RENCANA AKSI INDIKATOR PENDUKUNG. Meningkatnya kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja yang terintegrasi; 2. Meningkatnya kualitas penerapan sistem pengadaan barang dan jasa yang adil, transparan, dan profesional; 3. Meningkatnya penerapan Sistem Manajemen Kinerja Nasional 4. Meningkatnya akuntabilitas aparatur Pembangunan/. 258 Dokumen perjanjian Pengembangan kinerja sudah sesuai Perkap Teknologi no 6 tahun 205; Informasi Dalam Manajemen Kinerja. Pemantapan penyusunan dokumen perjanjian kinerja sebagaimana Perkap 6 tahun 205; 2. Menyediakan alat pengolah data untuk melaksanakan pelaporan pembayaran belanja pegawai pada Polri dgn mengunakan aplikasi BPP dan aplikasi GPP; 3. Melaksanakan kegiatan pelatihan dan sertifikasi pengadaan barang/jasa 4. Penggunaan eproc terhadap belanja pengadaan tingkat mabes Polri, Polda dan Polres. 5. Penyusunan IKU yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan terhadap masyarakat. 2. Tersedianya alat pengolah data dengan menggunakan aplikasi BPP & GPP pada tingkat Mabes Polri dan Polda; personil Polri mengikuti pelatihan pengadaan barang dan jasa dan 50% peserta pelatihan bersertifiksasi PBJ; polres, 32 polda dan 60 satker Mabes Naskah IKU Polda 50 00% Naskah 2 Mabes 75 00% Naskah 2 Mabes 00 00% Naskah 20 Mabes 25 00% Naskah Karo Jakstra Srena Polri. Karo Jianstra Ssarpras Polri 2. Kapuskeu Polri

42 Sasaran: RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN DALAM MEWUJUDKAN BIROKRASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN. Penguatan agenda Reformasi Birokrasi Nasional dan peningkatan kualitas implementasinya. 2. Penataan kelembagaan instansi pemerintah yang tepat ukuran, tepat fungsi, dan sinergis. 3. Penataan bisnis proses yang sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis egovernment. 4. Penerapan manajemen ASN yang transparan, kompetitif,dan berbasis merit untuk mewujudkan ASN yang professional dan bermartabat. 5. Penerapan system manajemen kinerja nasional yang efektif. 6. Peningkatan kualitas kebijakan publik. 7. Pengembangan kepemimpinan untuk perubahan dalam birokrasi untuk mewujudkan kepemimpinan yang visioner, berkomitmen tinggi, dan transformatif. 8. Peningkatan efisiensi (belanja aparatur) penyelenggaraan birokrasi. 9. Penerapan manajemen kearsipan yang handal, komprehensif, dan terpadu. 4. AREA PERUBAHAN : KELEMBAGAAN PROGRAM : PENGUATAN KELEMBAGAAN HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI TAHUN PENANGGUNG JAWAB SATKER RENCANA AKSI INDIKATOR PENDUKUNG Evaluasi dan. Pembentukan Polsek. Terbentuknya Polsek baru restrukturisasi baru yang sudah hasil evaluasi dan kelembagaan memenuhi persyaratan; restrukturisasi kelembagaan di lingkungan di lingkungan Polri. Polri.. Meningkatnya kualitas pelaksanaan agenda reformasi birokrasi nasional; 2. Pembentukan Rumkit Bhayangkara; 2. Terbentuknya 6 Rumkit Bhayangkara dari tingkat III menjadi tingkat II; 4 2 Karolemtala Srena Polri Karokerma Sops Polri 37

43 Pembentukan Polda 3. Terbentuknya 2 Polda yaitu 2 Polda Sulbar dan Kaltara; Sulbar dan Kaltara; 2. Meningkatnya ketepatan ukuran, ketepatan fungsi & sinergisme Kelembagaan Kementerian/Lembaga/ pemerintah non Kementerian / lembaga non struktural; 3. Menurunnya tumpang tindih tugas dan fungsi antar kementerian/ lembaga dan antar kementerian/lembaga dengan pemerintah daerah; 4. Meningkatnya kejelasan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota; 5. Meningkatnya sinergisme kelembagaan antara instansi pemerintah pusat dan daerah; 6. Meningkatnya sinergisme dan penguatan kelembagaan pada masingmasing bidang pembangunan; 7. Meningkatnya kinerja aparatur. 4. Peningkatan tipologi Polres; 5. Revisi organisasi Polri tingkat Mabes dan kewilayahan; 6. Penguatan sinergi Polisional kelembagaan antara instansi terkait pemerintah pusat dan daerah; 4. 5 SKEP Kapolri tentang peningkatan tipologi Polres; 5. 3 Perkap tentang SOTK tingkat Mabes Polri, Polda dan Polres. 6. MoU Sinergi tingkat pusat dan daerah Perkap tingkat Polres MoU tingkat pusat dan daerah 5 SKEP Kapolri Perkap tingkat Polda MoU tingkat pusat dan daerah Perkap tingkat Mabes MoU tingkat pusat dan daerah MoU tingkat pusat dan daerah 38

44 5. AREA PERUBAHAN : TATA LAKSANA PROGRAM : PENGUATAN TATA LAKSANA HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI TAHUN PENANGGUNG JAWAB SATKER RENCANA AKSI INDIKATOR PENDUKUNG Perluasan. Penerapan LPSE..230 Satker menerapkan penerapan e pengadaan barang LPSE pengadaan barang Satker Satker Satker Satker government yang & jasa pada tingkat & jasa pada tingkat terintegrasi dalam satker; satker; penyelenggaraan pemerintahan dan 32 edoc 0 eoffice 0 e pembangunan Polda Polda office. Polda. Meningkatnya penerapan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif dan efisien, cepat, terukur sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis e government; 2. Meningkatnya kualitas tata hubungan antara pemerintah pusat dan daerah; 3. Meningkatnya penerapan keterbukaan informasi publik; 4. Meningkatnya penerapan sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik; 5. Meningkatnya penerapan manajemen ke arsipan yg handal; 6. Meningkatnya kualitas pelayanan; 2. Penerapan sistem pengelolaan informasi dan dokumentasi (edocument & e office); 3. Penyempurnaan draft Almatsus Polri; 4. Pengkajian HTCK pada unsur pengawas dan pembantu pimpinan/ pelayanan di tingkat Polda; 2. Penerapan edocument tingkat mabes Polri 32 satker Polda, penerapan pengintegrasian eoffice (epost, Aplikasi naskah dinas elektronik (ANDE), Sistem informasi kearsipan dinamis (SIKD) dan aplikasi daftar nama pejabat ; 3. Perkap Kapolri tentang Almatsus Polri; Hasil kajian HTCK pada tingkat Polda, 54 HTCK Polair pada tingkat polda dan polres, 25 HTCK satfung mabes. 39 edoc Mabes, eoffice Mabes 32 HTCK Polda Perkap 54 HTCK Polair 25 HTCK Satfung Mabes Karolemtala Srena polri. Assarpras Polri 2. Karowabprof Divpropam Polri 3. Karo PID Divhumas Polri 4. Kasetum Polri

45 Penerapan efisiensi penyelenggaraan pemerintah. Penyusunan SOP pada tingkat Satker Mabes Polri;. 06 Jumlah SOP satfung Mabes Polri; 25 SOP 25 SOP 25 SOP 3 SOP 2. Penyusunan Evaluasi Analisa Beban Kerja (ABK) dalam rangka penerapan pembayaran tunjangan kinerja dokumen Perhitungan tunjangan kinerja berdasarkan Analisa Beban Kerja (ABK). Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen 3. Implementasi undangundang keterbukaan infomasi; 4. Penerapan Sistem Kearsipan yang handal. Peningkatan pengumuman rencana umum pengadaan barang/jasa seluruh satker di lingkungan Polri dengan menggunakan aplikasi SIRUP; 2. Evaluasi implementasi Perkap Nomor 4 Tahun 204 tentang Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Polri; 3. Evaluasi implementasi Perkap Nomor 2 Tahun 203 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Terbangunnya eoffice yang terintegrasi. 4 kali Rencana umum pengadaan barang/jasa seluruh satker di lingkungan Polri dapat diakses publik; 2. 4 dokumen Laporan evaluasi 3. 4 dokumen Laporan evaluasi Perkap epost, ANDE, SIKD dan aplikasi daftar nama pejabat edoc Mabes Polri, eoffice Mabes Polri 32 edoc Polda 0 e office Polda 0 e office Polda 40

46 6. AREA PERUBAHAN : SDM APARATUR PROGRAM : PENGUATAN SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI TAHUN PENANGGUNG JAWAB SATKER RENCANA AKSI INDIKATOR PENDUKUNG. Meningkatnya kemampuan unit yang mengelola SDM ASN untuk mewujudkan SDM aparatur yang kompeten dan kompetitif; 2. Meningkatnya kepatuhan instansi untuk menerapkan manajemen SDM Polri yang berbasis merit; 3. Meningkatnya jumlah instansi yang mampu menerapkan manajemen kinerja individu untuk mengidentifikasi dan meningkatkan kompetensi SDM Aparatur; 4. Meningkatnya jumlah instansi untuk membentuk talent pool (kelompok suksesi) untuk pengembangan karier pegawai di lingkungannya; Perbaikan. Penyusunan rencana. Dokumen perencanaan ASSDM berkelanjutan kebutuhan personel Polri kebutuhan personel Polri Kapolri sistem dalam memunuhi standar tahun ; perencanaan ideal minimal dengan prinisp kebutuhan minimal zero growth; personel Polri 2. Perumusan dan penetapan kebijakan sistem rekruitmen dan seleksi secara transparan dan berbasis kompetensi; 2. Pendistribusian kuota pendidikan pembentukan dan pendidikan pengembangan secara proporsional dengan mempertimbangkan kebutuhan Satker dan Satwil dan kaderisasi personel;. Rekrutmen anggota Polri di wilayah perbatasan, wilayah pesisir dan pulaupulau terluar; 2. Pendaftaran untuk rekrutmen dan seleksi anggota Polri melalui penggunaan teknologi informasi (online) di tingkat Polda Kep Kapolri tentang pendistribusian hasil didik secara proporsional proporsional dengan mempertimbangkan kebutuhan Satker dan Satwil dan kaderisasi personel;. 0% Anggota Polri yang direkrut berasal dari wilayah perbatasan negara, wilayah pesisir dan pulaupulau terluar; Polda menggunakan teknologi online 0% 0 0% 0 0% 0 0% 2 4

47 5. Meningkatnya jumlah instansi yang mampu mewujudkan sistem informasi manajemen SDM yang terintegrasi di lingkungannya; 6. Meningkatnya penerapan sistem pengembangan kepemimpinan untuk perubahan; 7. Meningkatnya pengendalian penerapan sistem merit dalam manajemen SDM Aparatur; 8. Meningkatnya profesionalisme aparatur Perumusan dan penetapan kebijakan sistem promosi secara terbuka; 4. Perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan assessment center; 3. Pelaksanaan rekrutmen yang proaktif melalui kampanye rekrutmen setiap hari sepanjang tahun di tingkat Polres Kebijakan sistem promosi dengan mekanisme: a. Pengumuman dan pendaftaran secara terbuka, b. Penilaian kompetensi manajerial dan kompetensi bidang (substansi tugas c. Tata cara pengisian jabatan struktural dan fungsional;. Menetapkan Kebijakan kompetensi dalam jabatan struktural di tingkat Mabes, Polda, Polres dan Polsek maupun jabatan fungsional umum; 2. Menetapkan Kebijakan pengembangan assessment center dalam pembinaan karier sampai pada tingkat Polda melalui revisi Perkap No. 2 tahun pelatihan dan sertifikasi bagi para assessor tingkat Polda; Polres 80% 90% 95% 00% Peraturan Kapolri tentang sistem promosi terbuka di lingkungan Polri;. Peraturan ASSDM Kapolri; 2. Hasil revisi Peraturan Kapolri tentang Assessment Center; 3. Peraturan Kapolri tentang Assessment Center; 4. Penyelenggaraan uji kompetensi jabatan dgn menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) di tingkat Mabes Polri dan 6 Polda Pelatihan di 32 Polda 42 Mabes Polri 4 Polda 0 Pelatihan Mabes Polri 4 Polda 0 Pelatihan Mabes Polri 4 Polda 0 Pelatihan Mabes Polri 4 Polda 0 Pelatihan

48 Perumusan dan penetapan kebijakan penilaian kinerja personel Polri. 6. Perumusan dan penetapan kebijakan reward and punishment berbasis kinerja; 7. Pembangunan/ pengembangan sistem informasi personel Polri 8. Perumusan dan penetapan kebijakan sistem pengkaderan personel Polri; Revisi Peraturan Kapolri tentang penilaian kinerja bagi anggota Polri dengan SMK; Penyusunan Kebijakan tentang reward and punishment bagi anggota Polri. Pengembangan aplikasi rekam jejak personel Polri di tingkat Mabes Polri dan Polda; Menyusun peraturan tentang penerimaan anggota Polri terpadu Peraturan Kapolri tentang Sistem Penilaian Kinerja; Peraturan Kapolri tentang Reward and punishment system; Tersedianya aplikasi rekam jejak personel Polri di seluruh satker Mabes Polri dan 32 Polda Peraturan Kapolri tentang penerimaan anggota Polri terpadu. 40% 00% 9. Perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan/ pengembangan data base profil kompetensi calon dan pejabat tinggi Polri. Kebijakan pemanfaatan dan pengembangan data base profil kompetensi calon dan pejabat tinggi pada level Mabes dan Polda. Keputusan Kapolri tentang Sistem Pembinaan Karir. 43

49 Perumusan dan penetapan kebijakan pengendalian kualitas Diklat; Evaluasi dan validasi Diklat meliputi Diktuk, Dikbangpim, Dikbangspes dan Program latihan Polri serta pelaksanaan Kerja sama pendidikan dan latihan Dagri/Lugri dalam rangka mendukung penguatan sistem dan kualitas Diklat sesuai kebutuhan guna mendukung kinerja. 4 Laporan Hasil evaluasi dan validasi.. Penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi didukung oleh makin efektifnya pengawasan.. Diterapkan promosi secara terbuka pada jabatan tertentu di tingkat Mabes Polri, Polda dan Polres. 2. Penerapan prosedur dan kriteria pelaksanaan seleksi dalam rangka promosi secara terbuka untuk pengisian jabatan struktural dan fungsional; 3. Penerapan tim pengawasan pelaksanaan proses seleksi promosi jabatan struktural dan fungsional untuk menjamin system merit dalam Binkar personel Polri;. Naskah profil kompetensi jabatan; 2. Assesment tingkat Mabes, 32 Polda dan Polres Naskah Tingkat Mabes, 32 Polda Tingkat Mabes, 32 Polda Tingkat Mabes, 32 Polda dan Polres Tingkat Mabes, 32 Polda dan Polres 44

50 Menyusun dan menetapkan pola karier; Peraturan Kapolri tentang sistem promosi terbuka di lingkungan Polri; Perkap 3. Pengukuran GAP Competency (kesenjangan kompetensi) antara pemangku jabatan dan syarat kompetensi jabatan; 4. Penguatan sistem dan kualitas pendidikan dan pelatihan untuk mendukung kinerja.. Menyusun dan menetapkan pola karier dengan pedoman merit system yang bebas dari KKN, transparan, dan akuntabel; 2. Menyusun dan menetapkan seleksi/uji kompetensi bagi pemangku jabatan yang telah habis masa jabatannya untuk menduduki jabatan pada periode tertentu. Melakukan monitoring dan evaluasi pengukuran hasil assesement Kerjasama pendidikan dan pelatihan Dagri/Lugri dengan perguruan tinggi, dan Kementerian/Lembaga guna pengembangan kapasitas SDM Polri dlm rangka mendukung pelaksanaan tugas melalui perintisan MoU maupun perpanjangan MoU bidang pendidikan dan latihan. Assesment tingkat Mabes, 32 Polda dan Polres 4 laporan Hasil Monitoring dan evaluasi 45 Tingkat Mabes, 32 Polda Tingkat Mabes, 32 Polda Tingkat Mabes, 32 Polda dan Polres Tingkat Mabes, 32 Polda dan Polres Laporan Laporan Laporan Laporan 6 MoU 7 2 6

51 7. AREA PERUBAHAN : PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN PROGRAM : PENGUATAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI TAHUN PENANGGUNG JAWAB SATKER RENCANA AKSI INDIKATOR PENDUKUNG Meningkatnya. Memetakan peraturan 95 Kadivkum Polri keterlibatan peruuan yang berlaku, publik dalam terutama di lingkungan proses Polri (Perkap). perumusan kebijakan; 2. Meningkatnya kualitas regulasi yang melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak tumpang tindih dan mendorong iklim kondusif bagi publik. Evaluasi secara berkala berbagai peraturan perundangundangan yang sedang diberlakukan Pemetaan 95 Perkap dan dibuat surat kepada Satker Pemrakarsa untuk dianalisa, evaluasi & peruuan yang berlaku, terutama Polri: a. Apakah Perkap yang ada saat ini masih valid dan masih dibutuhkan untuk mendukung Tupoksi Polri? b. Sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini dan/atau tidak mendukung Tupoksi Polri sehingga perlu dicabut/ atau c. Beberapa pasal dalam Perkap tersebut ada yang perlu revisi? Atau d. Perkap tersebut masih valid dan dibutuhkan untuk mendukung Tupoksi Polri tetapi substansinya dapat disederhanakan dalam bentuk Standar Operasional Prosedur (SOP) atau Peraturan Kepala Satuan Fungsional (Perkasatfung) 46

52 Menyempurnakan/men gubah berbagai peraturan perundangundangan yang dipandang tidak relevan lagi, tumpang tindih atau disharmonis dengan peraturan perundangundangan lain; Harmonisasi dan Sinkronisasi peraturan peruuan, terutama Peraturan Kepolisian. 00% Hasil harmonisasi dan sinkronisasi Perkap. 20% 30% 30% 20% 3. Melakukan deregulasi untuk memangkas peraturan perundangundangan yang dipandang menghambat pelayanan Melakukan revisi Perkap 26 Tahun 200. Hasil revisi Perkap 26 Tahun 200; 47

53 Sasaran: RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN DALAM MEWUJUDKAN BIROKRASI YANG MEMILIKI PELAYANAN PUBLIK BERKUALITAS. Penguatan kelembagaan dan manajemen pelayanan: a. Implementasi UU Pelayanan Publik b. Pemanfaatan ICT c. Integritas dan kualitas SDM Pelayanan d. Budaya pelayanan e. Quick Wins 8. AREA PERUBAHAN : PELAYANAN PUBLIK PROGRAM : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK FUNGSI : LALU LINTAS KONDISI YANG DIHARAPKAN. Meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik; 2. Meningkatnya kualitas pelayanan public sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat; KEGIATAN RENCANA AKSI 48 TAHUN PENANGGUN G JAWAB SATKER PENDUKUNG RENCANA AKSI INDIKATOR Penerapan pelayanan satu atap; 2. Percepatan pelayanan menjadi maksimal 5 hari; 3. Deregulasi dalam rangka mempercepat proses pelayanan;. Pengembangan SIM online (pelayanan perpanjangan SIM). 4 kali kordinasi dengan Dinas Kependudukan Kementerian Dalam Negari terkait penggunaan NIK dalam pelayanan penerbitan dan perpanjangan SIM; 2. kali revisi Kerjasama dengan PT. BRI Tbk pembayaran PNBP bidang SIM dengan sistem SIMPONI; Kakorlantas Polri

54 3. Meningkatnya profesionalisme aparatur Pembangunan / pengembangan Unit Unit Unit Unit penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan; a. Penyempurnaan sistem uji SIM b. Peningkatan profesionalitas Sumber Daya Petugas Penerbit SIM melalui kompetensi penguji SIM c. Standarisasi kantor pelayanan SIM / Satpas d. Pelayanan Satpas bersih dari calo 3. penambahan 250 unit mobil SIM Keliling tingkat Polres untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat; 4. Penunjukkan 80 Satpas SIM online perpanjangan menggunakan aplikasi SIM online. Terlaksananya penyusunan revisi perkap 9 tahun 202 ttg SIM Terlaksananya pelatihan dan sertifikasi kompetensi petugas penguji SIM di seluruh Satpas Indonesia sebanyak 2000 orang Standarisasi tata layanan dan gedung 44 Kantor layanan Satpas Mewujudkan Zona bebas percaloan layanan SIM di Satpas Polda Metro Jaya, Polrestabes Bandung, Polrestabes Semarang, Polrestabes Medan, Polrestabes Surabaya & Polrestabes Makassar, Polres Banyumas, Polresta Palembang, Polresta Pontianak satpas 45 satpas 45 satpas 45 satpas Perkap 500 orang satpas Satpas Polres Banyumas, Polresta Palembang, Polresta Pontianak, Polres Cimahi 500 orang satpas Satpas Polda Metro Jaya, 500 orang satpas Satpas Polrestabes Bandung dan Polrestabes Semarang, 500 orang satpas Satpas Polrestabes Medan, Polrestabes Surabaya, Polrestabes Makassar

55 Penyempurnaan sistem pelayanan BPKB dan STNK yang akan online secara integrasi dengan Korlantas Polri. Penambahan hardware dan software pada unit layanan BPKB dan STNK di 24 Polda. 2. Terlaksananya penyusunan revisi Perkap 5 th 202 ttg Regident 6 Polda 6 Polda 6 Polda 6 Polda a. Peningkatan profesionalitas Sumber Daya Petugas Penerbit BPKB dan STNK melalui kompetensi penerbit BPKB dan STNK b. Pengaktifan regident ranmor yang terintegrasi Ranmor. Terlaksananya pelatihan dan sertifikasi kompetensi 800 petugas penerbit BPKB dan STNK di seluruh Indonesia Terlaksananya operasional regident ranmor yang terintegrasi di 32 Polda 200 orang 200 orang 200 orang 200 orang 6 Polda 0 Polda 0 Polda 6 Polda c. Pelayanan Samsat bersih dari calo Mewujudkan Zona bebas percaloan layanan Samsat di Polda Metro Jaya, Polrestabes Bandung, Polrestabes Semarang, Polrestabes Medan, Polrestabes Surabaya & Polrestabes Makassar, Polres Banyumas, Polresta Palembang, Polresta Pontianak. Samsat Polres Banyumas, Polresta Palembang, Polresta Pontianak, Polres Cimahi Samsat Polda Metro Jaya, Samsat Polrestabes Bandung dan Polrestabes Semarang, Samsat Polrestabes Medan, Polrestabes Surabaya, Polrestabes Makassar 50

56 FUNGSI : INTELKAM HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI TAHUN PENANGGUNG JAWAB SATKER RENCANA AKSI INDIKATOR PENDUKUNG. Meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik; 2. Meningkatnya kualitas pelayanan public sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat; 3. Meningkatnya profesionalisme aparatur Penerapan pelayanan satu atap; 2. Percepatan pelayanan menjadi maksimal 5 hari; 3. Deregulasi dalam rangka mempercepat proses pelayanan; 4. Pembangunan / pengembangan penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan.. Membangun Akses aplikasi secara online dalam rangka pelayanan SKCK a. Terimplementasi nya aplikasi registrasi SKCK Online di Satker Mabes Polri, 32 Polda dan 453 Polres. b. Terlaksananya Sertifikasi kompetensi petugas penerbitan SKCK di 32 Polda dan 453 Polres. c. Terimplementasi nya aplikasi penerimaan dan penyetoran PNBP secara online tingkat Mabes Polri, Polda dan Polres. Mewujudkan Zona bebas percaloan pelayanan SKCK di 32 Polda dan 453 Polres. 32 Polda dan 453 Polres. Mabes Polri, 32 Polda, 453 Polres dan Polsek. 32 Polda dan 453 Polres 4 Polda 5 Polres Mabes Polri, 32 Polda, 453 Polres dan Polsek. 8 Polda 5 Polres 8 Polda 5 Polres 2 Polda 50 Polres Kabaintelkam Polri 5

57 d. Terlaksananya penyelenggara an Survei Kepuasan Masyarakat. e. Deklarasi Pernyataan zona bebas percaloan SKCK di Mabes Polri, Polda dan Polres. 4 Laporan hasil Survei kepuasan masyarakat di 453 Polres Naskah Deklarasi Pernyataan Zona Bebas Percaloan SKCK di tigkat Mabes Polri, 32 Polda dan 453 Polres Laporan 00 Polres Naskah Laporan 50 Polres Laporan 50 Polres Laporan 53 Polres 2. Membangun Link Sistem online tentang Data Kriminalitas perorangan dengan Pusiknas a. Terimplementasinya Catatan Kriminal di Satker Mabes Polri, Polda dan Polres dan Polsek. b. Terbangunnya rancang bangun (kajian akademia) intregated SKCK online. c. Terimplementasinya Intregated SKCK Online. Mabes Polri, 32 Polda, 453 Polres dan Polsek. naskah kajian akademia Mabes Polri, 32 Polda, 453 Polres dan Polsek. Paket Paket Polsek.500 Polsek.429 Polsek 3. Penerapan Sistem First In First Out di level Polda dan Polres. Terimplementasinya Mesin Antrian FIFO di 32 Polda dan 453 Polres

58 FUNGSI: BINMAS HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI TAHUN PENANGGUNG JAWAB SATKER RENCANA AKSI INDIKATOR PENDUKUNG Penerapan. Menyusun per dir perdir Perkaba pelayanan satu binmas, perkaba atap; tentang ADR/RJ; 2. Percepatan pelayanan menjadi maksimal 5 hari; unit. Meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik; 2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat; 3. Meningkatnya profesionalisme aparatur. 3. Deregulasi dalam rangka mempercepat proses pelayanan; 4. Pembangunan/peng embangan penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan; 2. Membuat aplikasi database BUJP online di tingkat mabes polri 3. Penyusunan peraturan Dit Binmas/per Kabaharkam tentang pelayanan BUJP online 4. Penerapan Sentra Pelayanan Masyarakat (Mobile). Tersusunnya per dir dan perkaba tentang Alternative Dispute Resolution/Restorative Justice 2. Tersedianya unit system aplikasi BUJP online 3. dokumen Peraturan Kabaharkam/Dir Binmas ttg layanan BUJP online 4. Unit mobile SPM pada tingkat Polda dan tingkat Polres dok dirbinmas 32 unit polda, 73 polres 26 unit polres dok perkaba 57 unit polres 88 unit polres Dirbinmas Baharkam Polri 53

59 FUNGSI: POLAIR HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI TAHUN PENANGGUNG JAWAB SATKER RENCANA AKSI INDIKATOR PENDUKUNG Penerapan pelayanan satu atap; 2. Percepatan pelayanan menjadi maksimal 5 hari;. Meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik; 2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat; 3. Meningkatnya profesionalisme aparatur. 3. Deregulasi dalam rangka mempercepat proses pelayanan; 4. Pembangunan/pen gembangan penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan;. Peningkatan pengamanan area Hot Spot 0 area prioritas, area labuh jangkar/ lego jangkar, kapalkapal niaga dan wilayah pelabuhan; 2. Peningkatan giat Polmas dan sambang nusa ke pulau kecil terluar dan berpenghuni;. Berkurangnya sebanyak 50% kejadian pencurian di atas kapal di area 0 hot spot area berdasarkan laporan hasil giat pengamanan pada tahun 205 sebanyak 02 kasus; kegiatan Polmas Perairan dan 60 kegiatan sambang nusa pulau kecil terluar berpenghuni; 240 giat polmas 2 Sambang nusa 264 giat polmas 4 Sambang nusa 288 giat polmas 6 Sambang nusa 32 giat polmas 8 Sambang nusa Dirpolair Baharkam Polri 3. Pengintegrasian sistem monitoring dan kontrol terhadap kapalkapal ikan kerjasama dengan KKP dalam rangka penanggulangan IUU fishing. 3. MoU Polri dan KKP. X 54

60 FUNGSI : SABHARA HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI TAHUN PENANGGUNG JAWAB SATKER RENCANA AKSI INDIKATOR PENDUKUNG Penerapan. Tersusunnya Revisi. Naskah Perkabaharkam Naskah pelayanan satu Perkabaharkam tentang hasil revisi tentang Perkaba atap; Patroli Patroli; 2. Percepatan pelayanan menjadi 2. Tersosialisasinya Revisi 0 Polda 0 Polda 2 Polda maksimal 5 hari; Perkabaharkam tentang 3. Deregulasi dalam patroli di 32 Polda rangka 2. Tergelarnya Turjawali mempercepat di tempat rawan 3. Laporan hasil giat proses pelayanan; kriminalitas dan Pengaturan, Pembangunan/pen kemacetan. Penjagaan, gembangan Pengawalan, penggunaan Patroli, Di tempat rawan teknologi informasi kriminalitas dan rawan dalam pelayanan. kemacetan.. Meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik; 2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat; 3. Meningkatnya profesionalisme aparatur. 3. Tergelarnya kendaraan Patroli berbasis GPS 3.Terkendalinya(monitoring) pelaksanaan Patroli sesuai route yang telah ditentukan dan Kecepatan mendatangi TKP 520 menit 5 20 menit 520 menit 520 menit Dirsabhara Baharkam Polri 55

61 FUNGSI : RESKRIM HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI TAHUN PENANGGUNG JAWAB SATKER RENCANA AKSI INDIKATOR PENDUKUNG Penerapan Laporan laporan Kabareskrim pelayanan satu atap; Polri. Meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik; 2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat; 2. Percepatan pelayanan menjadi maksimal 5 hari; 3. Deregulasi dalam rangka mempercepat proses pelayanan;. Sistem informasi LP, SPDP online dengan Kemenkumham, Kejaksaan dan Bappennas seluruh Indonesia; 2. Penerapan SP2HP online di seluruh wilayah indonesia melalui pusiknas; 3. Revisi 4 Perkap, 9 Perkaba dan 30 SOP. 2 Laporan hasil Koordinasi rencana pembangunan database SPDP online dengan Kemenkumham, Kejaksaan dan Bappennas; 2. MoU dengan Kemenkumham, Kejaksaan dan Bappennas; 3. 4 Laporan hasil monitoring SP2HP online di tingkat Mabes Polri, 32 Polda dan 453 Polres. 4. Pengesahan Revisi 4 Perkap, 9 Perkaba dan 30 SOP Laporan Laporan MoU Laporan Laporan 4 Perkap 9 Perkaba 30 SOP 3. Meningkatnya profesionalisme aparatur. 4. Pembangunan/ pengembangan penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan. 4. Sertifikasi penyidik Polri dan PPNS, 5. Jumlah Penyidik Polri dan PPNS bersertifikasi penyidik Tingkat Mabes Tingkat Polda Tingkat Polres Tingkat Polres 56

62 FUNGSI : BRIMOB HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI TAHUN PENANGGUNG JAWAB SATKER RENCANA AKSI INDIKATOR PENDUKUNG Penerapan. 3 Unit tingkat Korbrimob 3 Unit 0 Unit 0 Unit 2 Unit Kakorbrimob Polri pelayanan satu Polri, 32 Sat Brimobda ; atap;. Meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik; 2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat; 3. Meningkatnya profesionalisme aparatur. 2. Percepatan pelayanan menjadi maksimal 5 hari; 3. Deregulasi dalam rangka mempercepat proses pelayanan; 4. Pembangunan/ pengembangan penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan;. Menyiagakan unit/ satuan Korbrimob dan Satbrimobda 24 jam untuk bantuan SAR dan KBR; 2. Quick Respon JIBOM 3. Meningkatkan back up Kewilayahan thdp gangguan kamtibmas berintensitas tinggi; 4. Meningkatkan pemanfaatan layanan telepon Korbrimob dan Satbrimobda 24 jam Laporan hasil peningkatan back up kewilayahan dan 32 unit tim siaga gangguan kamtibmas berintensitas tinggi pada tingkat Polda terbentuk 3. 4 Laporan hasil peningkatan layanan telp siaga Brimob di 32 Polda. Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan 57

63 9. PROGRAM: MONITORING DAN EVALUASI HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI TAHUN PENANGGUNG JAWAB SATKER RENCANA AKSI INDIKATOR PENDUKUNG Monitoring. Penyusunan SOP SOP SOP pedoman Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri berjalan sesuai dengan Road Map dalam mewujudkan 3 sasaran Reformasi Birokrasi Polri Gel. III tahun yaitu Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel, Birokrasi yang Efektif dan Efesien dan Birokrasi yang memiliki Pelayanan Publik Berkualitas. 2. Evaluasi 2. Laporan Monitoring. Laporan Tahunan 2. Laporan Keseluruhan 4 Laporan 2 Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Karo RBP Srena Polri 58

64 BAB IV MONITORING DAN EVALUASI Menjaga momentum perubahan secara terus menerus agar rencana aksi dijalankan secara konsisten A. Organisasi Agar pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri dapat berjalan dengan baik, maka perlu dilakukan pengelolaan yang baik pula. Untuk itu perlu dibentuk Tim yang diberi tugas untuk melakukan pengelolaan Reformasi Birokrasi Polri agar seluruh rencana aksi dapat dilaksanakan sesuai dengan target dan jadwal yang telah ditentukan, meliputi dua tingkatan yaitu Tim Pengarah dan Tim Pelaksana, dengan masingmasing tugas sebagai berikut:. Tim Pengarah Reformasi Birokrasi Polri dipimpin oleh Kapolri dan Wakapolri selaku penanggung jawab pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri dengan Tugas dari Tim Pengarah adalah sebagai berikut: a. memberikan arahan dalam penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun serta menetapkan Road Map; b. memastikan pelaksanaan Road Map Reformasi Birokrasi Polri sesuai dengan sasaran Reformasi Birokrasi Nasional, yang dapat memberikan dampak pada perbaikan Birokrasi Polri dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat; c. memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri secara berkala, termasuk pelaksanaan Quick Wins, dan memberikan arahan agar pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri tetap berjalan konsisten, terarah sesuai dengan Road Map dan berkelanjutan. 2. Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi Polri dipimpin oleh Asrena Kapolri, dalam pelaksanaannya dibantu Sekretaris Tim yang dipegang oleh Kepala Biro Reformasi Birokrasi Polri dan Tim pelaksana yang dibagi ke dalam sembilan Tim yaitu: a. Tim I : Program Revolusi Mental Aparatur, selaku Ketua Tim Karorenmin Lemdiklat Polri; b. Tim II : Program Penguatan Sistem Pengawasan, selaku Ketua Tim Karorenmin Itwasum Polri; c. Tim III : Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja, selaku Ketua Tim Karojakstra Srena Polri; 59

65 d. Tim IV : Program Penguatan Kelembagaan, selaku Ketua Tim Karolemtala Srena Polri; e. Tim V : Program Penguatan Tatalaksana, selaku Ketua Tim Karolemtala Srena Polri; f. Tim VI : Program Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia ASN, selaku Ketua Tim Karojianstra SSDM Polri; h. Tim VII : Program Penguatan Peraturan Perundang Undangan, selaku Ketua Tim Karosunluhkum Divkum Polri; i. Tim VIII : Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, selaku Ketua Tim Wakakorlantas Polri, yang dilaksanakan oleh: ) bidang Lantas oleh Kabidregident Korlantas Polri; 2) bidang Reskrim oleh Kabagren Rorenmin Bareskrim Polri; 3) bidang Intel oleh Kabidyanmas Baintelkam Polri; 4) bidang Sabhara oleh Kasubditgasum Ditsabhara Baharkam Polri; 5) bidang Binmas oleh Kasubdibintibmas Ditbinmas Baharkam Polri; 6) bidang Polair oleh Kasatrolnus Ditpolair Baharkam Polri; 7) bidang Brimob oleh Kabagren Korbrimob Polri; j. Tim IX : Program Monitoring dan Evaluasi, selaku Ketua Tim Karo RBP Srena Polri. Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi Polri bertugas: a. merumuskan Road Map Reformasi Birokrasi Polri; b. merumuskan quick wins; c. merancang rencana Manajemen Perubahan; d. bersama dengan Satker terkait melaksanakan Quick Wins; e. melaksanakan fokus perubahan sesuai rencana yang tertuang dalam Road Map; f. melakukan pemeliharaan terhadap areaarea yang sudah maju; g. melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala, melakukan penyesuaianpenyesuaian yang diperlukan agar target yang dihasilkan selalu dapat menyesuaikan kebutuhan stakeholders; h. menjadi agen perubahan. 60

66 B. Monitoring dan Evaluasi. Monitoring Monitoring dilakukan untuk mempertahankan agar rencana aksi yang dituangkan dalam Road Map Reformasi Birokrasi Polri dapat berjalan sesuai dengan jadwal, target dan tahapan sebagaimana telah ditetapkan. Dari proses monitoring, berbagai hal yang perlu dikoreksi dapat langsung dikoreksi pada saat kegiatan Reformasi Birokrasi Polri dilaksanakan, sehingga tidak terjadi penyimpangan dari targettarget yang telah ditentukan. Kegiatan monitoring dapat dilakukan melalui beberapa media sebagai berikut: a. pertemuan rutin dengan Kasatker untuk membahas kemajuan, hambatan yang dihadapi, dan penyesuaian yang perlu dilakukan untuk merespon permasalahan atau perkembangan lingkungan strategis. Pertemuan ini penting mengingat Reformasi Birokrasi Polri harus terus dimonitor oleh Kasatker untuk menjaga keberlanjutannya; b. pertemuan dengan Kasatker untuk merespon permasalahan yang harus cepat diselesaikan; c. survei terhadap kepuasan masyarakat dan pengaduan masyarakat; d. pengukuran targettarget kegiatan Reformasi Birokrasi Polri sebagaimana diuraikan dalam Road Map dengan realisasinya; e. pertemuan dalam rangka Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yang dikoordinasikan oleh Inspektorat. Pada tingkat Mabes Polri, monitoring dilakukan melalui beberapa media sebagai berikut: a. pertemuan rutin pada tingkat Tim Pengarah; b. pertemuan rutin pada tingkat Tim Pelaksana; c. survei kepuasan masyarakat dan pengaduan masyarakat; d. pengukuran targettarget kegiatan Reformasi Birokrasi Polri sebagaimana diuraikan dalam Road Map dengan realisasinya; e. pertemuan dalam rangka Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yang dikoordinasikan oleh Itwasum Polri. 6

67 2. Evaluasi Evaluasi terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri dilakukan dalam rentang waktu tertentu setiap enam bulan dan tahunan. Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri secara keseluruhan termasuk tindak lanjut hasil monitoring yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari tingkat Satker sampai pada Mabes Polri, sebagai berikut: a. evaluasi semesteran, tahunan dan keseluruhan di tingkat Satker yang dipimpin oleh Kasatker untuk membahas kemajuan, hambatan yang dihadapi, dan penyesuaian kegiatan yang perlu dilakukan pada enam bulan atau satu tahun ke depan, sehingga tidak terjadi permasalahan yang sama atau dalam rangka merespon perkembangan lingkungan strategis. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh terhadap seluruh prioritas yang telah ditetapkan; b. evaluasi semesteran atau tahunan di tingkat Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi Polri yang dipimpin langsung oleh Ketua Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi; c. evaluasi semesteran atau tahunan di tingkat Mabes Polri, yang dipimpin langsung oleh Kapolri selaku Ketua Tim Pengarah Reformasi Birokrasi Polri. 62

68 BAB V PENUTUP Membangun komitmen bersama dalam mewujudkan Profesionalisme Polri Road Map Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun merupakan peta jalan sebagai acuan dalam merealisasikan sasaran Reformasi Birokrasi Polri dalam mewujudkan Birokrasi yang berbasis kinerja (Performance Based Bureaucracy) menuju Birokrasi yang bersih dan akuntabel, Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas dan Birokrasi yang efektif dan efisien. Sehingga Birokrasi Polri harus dikelola berdasarkan prinsipprinsip tata kelola kepolisian yang baik dan professional, mengabdi pada kepentingan rakyat dan bekerja untuk memberikan pelayanan prima, transparan, akuntabel, dan bebas dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Semangat inilah yang mendasari pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri. Oleh karena itu kunci keberhasilan dari implementasi Reformasi Birokrasi Polri sangat bergantung dari konsistensi masingmasing Tim Pelaksana dalam menjalankan program, kegiatan dan rencana aksi yang telah ditetapkan. Road Map Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun akan dilaksanakan dari pada tahun 206 sampai dengan akhir tahun 209, namun tidak menutup kemungkinan terhadap masukan dan kritik yang membangun guna penyempurnaan dokumen ini guna mewujudkan citacita Reformasi Birokrasi Polri khususnya dan menunjang pencapaian Reformasi Birokrasi Nasional secara keseluruhan. Jakarta, 30 Mei 206 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Paraf:. Konseptor/Karo RBP : Asrena Kapolri : Kasetum Polri : 4. Wakapolri : Drs. BADRODIN HAITI JENDERAL POLISI 63

69 Diterbitkan oleh: BIRO REFORMASI BIROKRASI SRENA POLRI Jln. Trunojoyo 3, Kebayoran Baru Jakarta Selatan Website : itk.polri.go.id Telp :

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO Lampiran A 73 KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2015 2019 TINGKAT MAKRO Sasaran Reformasi A. yang bersih dan akuntabel. 1. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif. 2.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PETA JALAN REFORMASI BIROKRASI BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH Sasaran Reformasi Birokrasi Maraknya KKN Buruknya Pelayanan Publik Rendahnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja 8 Area Perubahan Bersih dari KKN Pelayanan

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Instruksi Presiden Ri Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Aksi Pencegahan Dan Pemberantasan. Korupsi Tahun 2015.

PENDAHULUAN. Instruksi Presiden Ri Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Aksi Pencegahan Dan Pemberantasan. Korupsi Tahun 2015. 1 PENDAHULUAN Korupsi merupakan wabah berbahaya yang memiliki berbagai efek korosif pada masyarakat. Perbuatan tercela ini merongrong demokrasi dan supremasi hukum, mengarah pada pelanggaran HAM, mendistorsi

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

REFORMASI DALAM PENEGAKAN HUKUM DAN PELAYANAN PUBLIK YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL OLEH ASRENA KAPOLRI IRJEN POL DRS. BAMBANG SUNARWIBOWO, SH, M.

REFORMASI DALAM PENEGAKAN HUKUM DAN PELAYANAN PUBLIK YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL OLEH ASRENA KAPOLRI IRJEN POL DRS. BAMBANG SUNARWIBOWO, SH, M. REFORMASI DALAM PENEGAKAN HUKUM DAN PELAYANAN PUBLIK YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL OLEH ASRENA KAPOLRI IRJEN POL DRS. BAMBANG SUNARWIBOWO, SH, M.HUM 1 PENDAHULUAN Korupsi merupakan wabah berbahaya yang

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI Jakarta, 11 Agustus 2015 Disampaikan pada acara : Rapat kerja Tengah Tahun Lembaga Penyiaran RRI Tahun 2015 Esensi Reformasi

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014 BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PENILAIAN A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5.0

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017 1 REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017 2 REFORMASI BIROKRASI PENGERTIAN Upaya melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015 EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015 Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah Model

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 201

2016, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 201 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1430, 2016 KEMEN-DPDTT. Road Map RB 2015-2019. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi KONDISI UMUM SEBELUM REFORMASI BIROKRASI 2 MASIH DIWARNAI DENGAN

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017 A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 3,46 1 Tim Reformasi Birokrasi (1) 0,78 a. Tim Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA - 2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 1 ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 2015-2019 DASAR HUKUM ARAH KEBIJAKAN 1. UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Menteri PAN dan RB, pelaksanaan proses pembangunan zona integritas harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, karena di sini akan menentukan

Lebih terperinci

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI INSPEKTORAT UTAMA 7 AGUSTUS 2017 OUTLINE 1 2 3 Tujuan, Sasaran, Arah dan Kerangka Kebijakan RB Ukuran Keberhasilan RB Peran Inspektorat dalam

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015 EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015 Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah Model

Lebih terperinci

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI Herry Yana Sutisna Deputi Bidang Pengawasan dan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM Jakarta, Mei 2015 DAFTAR ISI Halaman Pengertian.... 2 Syarat Penetapan WBK/WBBM. 3 Komponen Pengungkit dan Hasil. 3 I. Komponen Pengungkit... 3 II. Komponen

Lebih terperinci

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS - 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS A. KEMAJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai langkah strategis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016 PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016 SASARAN REFORMASI BIROKRASI Maraknya KKN Rendahnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Buruknya Pelayanan Publik 8 Area Perubahan

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN ASRENA POLRI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016 Masa

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016 PENILAIAN A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5.00 100.00% 1 Tim Reformasi Birokrasi (1) 1.00 100.00% a. Tim

Lebih terperinci

- 2 - Pasal 3. Pasal 5 Area sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini.

- 2 - Pasal 3. Pasal 5 Area sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini. - 2 - Pasal 1 Menetapkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika tentang Road Map Reformasi Birokrasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika 2015 2019. Pasal 2 Road Map Reformasi

Lebih terperinci

ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL AZWAR ABUBAKAR Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PADA RAPAT KOORDINASI PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH REGIONAL II RIAU

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PADA RAPAT KOORDINASI PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH REGIONAL II RIAU KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 7 Jakarta 10110 SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PADA RAPAT KOORDINASI PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategi Biro Rena Polda NTB Rencana Strategis Polri Tahun 2015-2019, sedang berjalan ada beberapa keberhasilan yang telah dicapai namun disisi lain tentunya masih

Lebih terperinci

BAB II VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

BAB II VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 29 BAB II VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Renstra Polri tahun 2015-2019 merupakan program Renstra Tahap III, dengan agenda Strive For Excellent (Berusaha/Berjuang yang terbaik/prima/unggul), sebagai

Lebih terperinci

DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA

DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA SOSIALISASI PEDOMAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI

PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI Lampiran II Peraturan Menpan dan RB No. 31 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Secara Online PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR Herry Yana Sutisna Deputi Bidang Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur SASARAN DAN TARGET

Lebih terperinci

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1249, 2015 BNP2TKI. Zona Integritas. Pembangunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN (PERUBAHAN)

INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN (PERUBAHAN) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT SIDOARJO INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN 2015-2019 (PERUBAHAN) 1 Terpenuhinya Alpalkam / Almatsus dan kapor Polri guna

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017

REFORMASI BIROKRASI. (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017 REFORMASI BIROKRASI (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017 Kegiatan Belajar 1 Reformasi Birokrasi Pengertian Reformasi Birokrasi Salah satu cara untuk membangun kepercayaan masyarakat.

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DI LINGKUNGAN POLRI

PETUNJUK PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DI LINGKUNGAN POLRI PETUNJUK PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DI LINGKUNGAN POLRI BIRO REFORMASI BIROKRASI POLRI KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI A. Pendahuluan Salah satu area perubahan dalam reformasi birokrasi yang wajib dilaksanakan oleh kementerian/lembaga/pemerintah daerah adalah penataan tata

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 23 TAHUN 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH A. DASAR HUKUM Dengan berlakunya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI A. DASAR HUKUM Dengan berlakunya Peraturan Menteri Pendayagunaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018 PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI KECAMATAN CICURUG Jalan Siliwangi Nomor 111 Telepon (0266) 731002 Faksimil (0266) 731002 Website: sidikcicurug@yahoo.com email: cicurug.marema@gmail.com CICURUG 43359 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR A. DASAR 1. Peraturan Menteri Pendayagunanaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN

Lebih terperinci

PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH

PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH 2018-2019 OLEH: DR. BUDI UTOMO, S.IP., M.Si. KEPALA BAGIAN REFORMASI BIROKRASI PADA BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL & KOORDINASI TINDAK LANJUT PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL & KOORDINASI TINDAK LANJUT PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SOSIALISASI ROADMAP REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL & KOORDINASI TINDAK LANJUT PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI ASISTEN DEPUTI PEMANTAUAN DAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B 1 PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2017 T E N T A N G RENCANA KERJA PEMBANGUNAN REFORMASI BIROKRASI PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL KETUA PENGADILAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA BANDA ACEH TAHUN

Lebih terperinci

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan AREA PERUBAHAN Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) didasarkan pada kondisi dan kebutuhan Kemenko PMK dalam mewujudkan agenda

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.753, 2015 KEMEN-ESDM. Reformasi Birokrasi. Unit Pengelola. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG UNIT PENGELOLA

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Disampaikan Oleh: ADI SETIADI, SH KEPALA SUB BAGIAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANG BIDANG BINDA MARGA DAN PIW KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

TARGET KINERJA DAN PENDANAAN POLRES BIMA KOTA TAHUN

TARGET KINERJA DAN PENDANAAN POLRES BIMA KOTA TAHUN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA KOTA TARGET KINERJA DAN PENDANAAN POLRES BIMA KOTA TAHUN 2015-2019 PROGRAM/KEGIATAN SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN KEGIATAN

Lebih terperinci

MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN MELAYANI

MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN MELAYANI MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN MELAYANI OLEH : MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI JAKARTA, 14 FEBRUARI 2012

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT BERBASIS RESIKO

PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT BERBASIS RESIKO PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT BERBASIS RESIKO Disampaikan dalam Training Peningkatan Kapasitas Aparat Pengawasan Internal Itjen Kemenristekdikti Bogor 29 April 2016

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) PEMBEKALAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) WISNU SARDJONO SOENARSO KEPALA

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016

LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016 LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016 DAFTAR ISI Kata Pengantar..... i Daftar Isi..... ii Daftar Gambar... v Daftar Tabel... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG REFORMASI BIROKRASI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI Agenda Prioritas mempunyai agenda prioritas yang dibagi 3 (tiga) fase yang masing-masing berlangsung selama 12 (dua belas) bulan. Untuk menjamin tercapainya

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN OKTOBER 2012 1. Krisis ekonomi Tahun 1997 berkembang menjadi krisis multidimensi.

Lebih terperinci

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI Manajemen Perubahan Seluruh proses reformasi birokrasi di instansi akan mengarah pada rekonseptualisasi organisasi dan mekanisme kerja instansi secara menyeluruh. Proses

Lebih terperinci

BIROKRASI INDONESIA. Panjang, Berbelit dan Mahal

BIROKRASI INDONESIA. Panjang, Berbelit dan Mahal BIROKRASI INDONESIA Panjang, Berbelit dan Mahal REFORMASI BIROKRASI... untuk menjawab tantangan di masa depan FONDASI UU UNTUK REFORMASI BIROKRASI UU No. 25 Tahun 2009 Pelayanan Publik RUU Sistem Pengawasan

Lebih terperinci

1. Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai

1. Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai 1. Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Sosialisasi Road Map dan PMPRB Pejabat Eselon II dan III Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Jl. Ki Hajar Dewantoro 80 Jebres Kotak Pos 187 Surakarta 57126 Telp. (0271) 641442 Fax. (0271)648920 E-mail : rsjsurakarta@jatengprov.go.id

Lebih terperinci

1. Komponen Pengungkit 4

1. Komponen Pengungkit 4 Daftar Isi PENDAHULUAN.. 1 Menjaga momentum perubahan secara terus menerus agar rencana aksi dijalankan secara konsisten MODEL PENILAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI POLRI.. 3 Program-program Reformasi

Lebih terperinci

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1140, 2017 KEMEN-DPDTT. Road Map. 2017-2019. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ROAD

Lebih terperinci

SKEMA ZONA INTEGRITAS WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)

SKEMA ZONA INTEGRITAS WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) SKEMA ZONA INTEGRITAS WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) KOMPONEN PENGUNGKIT 60% INDIKATOR HASIL 40% MANAJEMEN PERUBAHAN PENATAAN TATA LAKSANA PENATAAN SISTEM

Lebih terperinci

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Sasaran Reformasi Birokrasi Maraknya KKN Buruknya Pelayanan

Lebih terperinci

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT S A L I N A N BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI

Lebih terperinci

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 Februari 2016 1 PERMASALAHAN BIROKRASI Mengapa Harus

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 1 LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2016 2 KATA PENGANTAR Dalam

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Powerpoint Templates Page 1

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Powerpoint Templates Page 1 Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Page 1 Indeks Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal DPR RI tahun 2015 adalah 65,99 atau Kategori B Evaluasi PMPRB adalah Menilai kemajuan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI REFORMASI BIROKRASI PEMDA MELALUI PTSP

ARAH KEBIJAKAN PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI REFORMASI BIROKRASI PEMDA MELALUI PTSP KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA ARAH KEBIJAKAN PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI REFORMASI BIROKRASI PEMDA MELALUI PTSP Jeffrey Erlan Muler, SH Asisten

Lebih terperinci

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM INTERNAL AUDIT (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 Februari 2016 1 A. Penyerderhanaan Nomenklatur Anggaran

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2015 2019 SEKRETARIS JENDERAL

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

Pelaksanaan Evaluasi berpedoman pada Peraturan MenPAN RB 14/2014 ttg Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah

Pelaksanaan Evaluasi berpedoman pada Peraturan MenPAN RB 14/2014 ttg Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah 1 Sesuai PP 81/2010 ttg Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2025 dan PerMenPAN RB 11/2015 ttg Road Map RB 2015-2019, Tim Kementerian PAN RB telah melakukan Evaluasi atas Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal tanpa didukung oleh komitmen untuk memperbaiki validitas dari standar penilaian kinerja kelembagaan

Lebih terperinci

- 7 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintahan telah menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

ROADMAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ROADMAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015-2019 ROADMAP

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.710, 2015 LEMSANEG. Zona Integritas. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Korupsi merupakan kejahatan kemanusiaan yang luar biasa, karena korupsi berakibat secara signifikan terhadap segala aspek kehidupan, khususnya aspek sosial dan ekonomi.

Lebih terperinci