TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013"

Transkripsi

1 TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Di ajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : EFI WULAN SARI NIM. B PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 i

2 HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013 Diajukan Oleh : EFI WULAN SARI NIM. B Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 11 Juli 2013 Pembimbing ( WIJAYANTI, SST ) NIK ii

3 HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh : EFI WULAN SARI NIM. B Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada tanggal PENGUJI I PENGUJI II (ERLYN HAPSARI, S.ST) (WIJAYANTI, SST) NIK NIK Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan (DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Tingkat Pengetahuan Kader tentang Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) di Desa Karangjati Kalijambe Sragen. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Wijayanti, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bpk. Hj. Suminto selaku Kepala Desa Karangjati Kalijambe Sragen yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam Penggunaan lahan. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. iv

5 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Juli 2013 Penulis v

6 Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Januari 2013 Efi Wulan Sari B TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013 Xiii + 40 halaman + 17 lampiran + 6 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) atau kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau / UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut. Pengetahuan sangat penting dalam memberikan pengaruh terhadap sikap dan tingkah laku kader terhadap Posyandu. Oleh karena itu, pengetahuan tentang posyandu sangat diperlukan oleh seorang kader. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dilaksanakan di Desa Karangjati Kalijambe Sragen pada bulan Januari Sampel yang diambil kader posyandu lansia sebanyak 30 responden dengan teknik sampling jenuh. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu Lansia di Desa Karangjati Kalijambe Sragen 3 responden (10%) mempunyai pengetahuan baik, 22 responden (73,3%) mempunyai pengetahuan cukup dan 5 responden (16,7%) mempunyai pengetahuan kurang. Kesimpulan : Tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu Lansia di Desa Karangjati Kalijambe Sragen menunjukkan terbanyak pada kategori cukup yaitu sebanyak 22 responden (73,3%). Kata Kunci : Pengetahuan, kader, posyandu lansia Kepustakaan : 16 literatur (Tahun 2007 s/d 2012) vi

7 MOTTO Kesuksesan Adalah Hak saya (AndrieWongso) Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-Insyiroh : 6) Awali semuanya dengan doa dan senyum (Penulis) PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahan untuk : 1. Orang Tuaku Tercinta Yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan tiada hentinya mendoakan dengan tulus setiap detik waktu serta memberikan dukungan moril dan spiritual 2. Toga ini ku persembahkan untuk mengeringkan keringat kalian, menghapus air mata sedih kalian 3. Keluarga Besarku Terima kasih semangatnya dan doanya 4. Sahabat-sahabat terkasih kubuni, riiaveria, vera (memel), ayu (sakau), lemod (rosa) yang selalu ada dalam suka citaku selama ini. 5. Terima kasih ku buat mas rizka yang memberi semangat dan dukungan dengan penuh cinta kasih vii

8 CURICULUM VITAE BIODATA Nama : Efi Wulan Sari Tempat/Tanggal Lahir : Sragen, 17 Januari 1993 Jenis Kelamin Agama Alamat Rumah : Perempuan : Islam : Soko RT 14 RW 1 Tegalombo, Kalijambe, Sragen PENDIDIKAN 1. SD Negeri Tegalombo 2 Lulus Tahun SMP Negeri 1 Kalijambe Lulus Tahun SMA Muh 2 Gemolong Lulus Tahun Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan Tahun 2010 Surakarta viii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii CURICULUM VITAE... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Keaslian Penelitian... 5 F. Sistematika Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7 A. Landasan Teori... 7 B. Kerangka Teori ix

10 C. Kerangka Konsep BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel D. Instrumen Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Variabel Penelitian G. Definisi Operasional H. Metode Pengolahan dan Analisis Data I. Etika Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian B. Hasil Penelitian C. Pembahasan D. Keterbatasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN- LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 : Kisi-kisi Kuesioner Tabel 3.2 : Definisi Operasional Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Umur Responden Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Tabel 4.3 : Mean dan Standar Deviasi Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kader tentang Posyandu Lansia xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Kerangka Teori Gambar 2.2 : Kerangka Konsep xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Balasan Permohonan Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 8. Surat Permohonan Responden Lampiran 9. Informed Consent Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Coba Kuesioner Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Hasil Data Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Lansia Lampiran 16. Perhitungan Manual Lampiran 17. Lembar Konsultasi xiii

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2008). Negara Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat ke 4 di dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000, 7,5% atau 15 juta jiwa adalah penduduk lansia. Berdasarkan proyeksi Biro Pusat Statistik (BPS), pada tahun jumlah penduduk lanjut usia akan sama dengan jumlah balita, yaitu 8,5% dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Secara umum tingkat kesehatan masyarakat Indonesia terkait erat dengan meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH). Pada tahun 2004, UHH penduduk Indonesia adalah 66,2 tahun, kemudian menjadi 69 tahun pada tahun 2007 (Depkes RI, 2008). 1

15 2 Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) atau kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau /UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut. Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun keatas (Syakira, 2009). Menurut Effendi dalam buku Kusnani (2011) kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, yang dilaksanakan oleh kaderkader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Keaktifan kader dalam kegiatan posyandu akan meningkatkan ketrampilan karena dengan selalu hdir dalam kegiatan, kader akan mendapat tambahan ketrampilan dari pembinaan petugas maupun dengan belajar dengan teman sekerjanya. Pengetahuan sangat penting dalam memberikan pengaruh terhadap sikap dan tingkah laku kader terhadap pelayanan posyandu. Oleh karena itu, pengetahuan tentang posyandu sangat diperlukan (Sofyawati, 2011). Berdasarkan studi pendahuluan terdapat 30 kader di Desa Karangjati. Dari wawancara awal yang dilakukan peneliti terhadap 10 kader didapatkan hasil 4 orang kader mengetahui tentang posyandu lansia, sedangkan 6 orang kader kurang mengetahui tentang posyandu lansia. Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk mengambil judul Tingkat Pengetahuan Kader Tentang

16 3 Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Poyandu Lansia) di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun 2013?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun 2013 dengan kategori baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun 2013 dengan kategori cukup.

17 4 c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun 2013 dengan kategori kurang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat memperluas atau memperkaya wawasan bagi dunia ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang posyandu lansia. 2. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman langsung dalam melaksanakan penelitian dan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 3. Bagi Institusi a. Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini menambah bahan bacaan, referensi, masukan bagi mahasiswa lain untuk melakukan penelitian selanjutnya dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan kesehatan terutama tentang kader dan posyandu lansia. b. Bagi Desa Karangjati Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan kader tentang posyandu lansia.

18 5 E. Keaslian Penelitian 1. Ika Ayuning Tyas (2010) dengan judul Pengetahuan Kader Tentang Posyandu di Purwosari Surakarta tahun Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Purwosari Surakarta pada bulan Juni tahun 2010 sejumlah 30 responden dengan menggunakan tehnik accidental sampling. Alat pengukuran data menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu pengetahuan kader tentang posyandu dengan 6 responden (20%) mempunyai pengetahuan baik, 20 responden (66,7%) mempunyai pengetahuan cukup dan 4 responden (13,3%) mempunyai pengetahun kurang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya terletak pada judul penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian dan jumlah responden sedangkan persamaanya terletak pada jenis penelitian, teknik penelitian dan hasil penelitian. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari : BAB I. PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan, tujuan penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.

19 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan teori tentang pengetahuan, kader, Posyandu Lansia, kerangka teori dan kerangka konsep penelitian BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, tehnik pengambilan sampel, instrumen penelitian, tehnik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengambilan data, analisa data, etika penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum tempat penelitian hasil penelitian yang mencakup, pembahasan dan keterbatasan. BAB V PENUTUP Dalam bab berisi tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil dari kata tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Objek dalam pengetahuan adalah benda atau hal yang diselidiki oleh pengetahuan itu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera peraba, perasa, penglihatan, pendengaran dan penciuman. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap aspek tersebut. b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan dibagi enam tingkatan, yaitu: 1) Tahu (Know) Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu diartikan sebagai mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 7

21 8 Untuk mengukur tingkat kognitif ini digunakan kata kerja menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehention) Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan secara benar tentang obyek yang diketahuinya. Pada tingkatan ini, individu yang bersangkutan harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap materi atau substansi yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang dipelajari berupa hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya pada kondisi nyata. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen dalam struktur organisasi tersebut, yang terkait satu sama lain. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis atau formulasi menunjukkan kepada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi adalah kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Evaluasi ini dilandaskan pada

22 9 kriteria yang telah ada atau kriteria yang disusun yang bersangkutan. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Wawan (2010) faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : 1) Faktor Internal a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. b) Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang dan kehidupan keluarga. c) Umur Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. 2) Faktor Eksternal a) Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

23 10 b) Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. d. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010) dalam memperoleh pengetahuan dibagi dalam 2 kelompok : 1) Cara Tradisional Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara- cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi : a) Cara Coba Salah (Trial and Eror) Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan metode ini banyak membantu perkembangan berfikir dan kebudayaan manusia kearah yang lebih sempurna. b) Cara Kekuasaan atau Otoritas Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemuka agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama maupun ahli

24 11 ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan pengetahuan. c) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. d) Melalui Jalan Pikiran Kebenaran pengetahuan dapat diporeh manusia dengan menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyatan yang dikemukakan dan dicari hubunganya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. 2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis dan murah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer (research methodology). 2. Kader a. Pengertian Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat setempat yang disetujui oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD). Dalam melaksanakan kegiatannya dan

25 12 bertanggung jawab pada masyarakat melalui LPMD, jadi kader adalah bentuk ketenagaan yang dimiliki oleh masyarakat dan bukan aparat sektor, yang mau dan mampu bekerja secara sukarela (Depkes, 2007) b. Kriteria Kader Menurut Wiku (2007) kriteria kader adalah sebagai berikut : 1) Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat. 2) Dapat membaca dan menulis huruf latin. 3) Mempunyai jiwa pelopor, pembaharuan dan penggerak masyarakat. 4) Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang. c. Tugas Kader Menurut Depkes (2007) tugas kader Posyandu lansia adalah sebagai berikut : 1) Tugas kader secara langsung Tugas kader secara langsung adalah tugas yang dilakukan pada saat kegiatan posyandu berlangsung, antara lain : a) Menyiapkan pelaksanaan kegiatan di Posyandu. b) Menyampaikan pemberitahuan kepada lansia tentang jadwal kegiatan hari buka Posyandu c) Menyiapkan sarana kegiatan (buku registrasi, lembar balik menuju keluarga sehat mengatur pembagian tenaga pelaksana)

26 13 d) Melaksanakan kegiatan di Posyandu yaitu melakukan pendaftaran peserta, mengukur tensi, mencatat dalam buku register dan memasukkan dalam KMS, menilai hasil penimbangan, melakukan penyuluhan sesuai hasil penimbangan. 2) Tugas kader secara tidak langsung Tugas kader secara tidak langsung adalah tugas yang dilakukan di luar kegiatan Posyandu lansia, antara lain : a) Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk bersedia membantu dalam kegiatan posyandu, khususnya di bidang penyuluhan. b) Mengajak masyarakat untuk meningkatkan gizi keluarga. c) Melakukan penyuluhan pada acara acara lain seperti arisan dan pengajian. d. Pembinaan Kader Menurut Sichese (2012), pembinaan kader pembinaan kader meliputi : 1) Sosialisasi tentang pentingnya posyandu lansia 2) Penjelasan tentang tugas 5 meja yang ada di posyandu lansia 3) Penjelasan tentang cara membaca dan mengisi KMS 4) Penjelasan tentang cara mengukur tekanan darah dan nadi 5) Penyuluhan tentang pentingnya posyandu lansia pada kader yang akan dibentuk.

27 14 6) Membentuk kader posyandu lansia dengan cara musyawarah. 3. Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) a. Pengertian Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Samara, 2011). b. Tujuan Posyandu Lansia Menurut Samara (2011) tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain : 1) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. 2) Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. c. Sasaran Posyandu Lansia Menurut Samara (2011) sasaran posyandu lansia terdiri dari :

28 15 1) Sasaran Langsung Sasaran langsung adalah sasaran yang hanya di tujukan kepada kelompok usia lanjut, antara lain : a) Kelompok prausia lanjut (45-59 tahun) b) Kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas) c) Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas) 2) Sasaran tidak Langsung Sasaran tidak langsung adalah sasaran yang ditujukan kepada seluruh bagian yang mendukung kegiatan posyandu lansia, antara lain : a) Keluarga dimana usia lanjut berada b) Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut c) Masyarakat luas d. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia Menurut Samara (2011), mekanisme pelayanan Posyandu Lansia dibagi menjadi : 1) Pelayanan Posyandu Lansia dengan sistem 5 meja. a) Meja 1 Pencatatan / registrasi data demografi dan data kesehatan lansia, yaitu : (1) Lansia menuju meja 1 untuk dilakukan pendaftaran / registrasi

29 16 (2) Registrasi dilakukan oleh kader bagian dari registrasi antara lain: (a) Nomor urut (b) Nomor register (c) Nama lansia (d) Jenis kelamin lansia (e) Umur lansia (f) Alamat lansia (3) Lansia diberikan kartu status kesehatan yang sudah berisi identitas lansia (4) Lansia menuju meja 2 untuk dilakukan pemeriksaan b) Meja 2 Pemeriksaan status kesehatan dan indeks masa tubuh lansia, yaitu : (1) Lansia dengan membawa kartu status kesehatan menuju meja 2 untuk dilakukan pemeriksaan oleh kader. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi: (a) Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan, sekaligus ditentukan Indeks Masa Tubuh (IMT) lansia (b) Pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi dan suhu (c) Pemeriksaan fisik yang lain, misalnya gigi, mulut, paru, jantung, dan lain-lain.

30 17 (d) Anamnesa keluhan kesehatan lansia (2) Semua hasil pemeriksaan ditulis ke dalam kartu status kesehatan lansia di sertai tanda tangan pemeriksa (3) Lansia menuju meja 3 untuk dilakukan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia. c) Meja 3 Pengisian KMS, yaitu : (1) Lansia menuju meja 3 untuk dilakukan pengisian KMS lansia. (2) Lansia menuju meja ke 4 untuk dilakukan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan sambil tetap membawa kartu status kesehatan dan KMS lansia. d) Meja 4 Penyuluhan dan Pemberian Makanan Tambahan Lansia, yaitu: (1) Lansia menuju meja 4 untuk dilakukan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan oleh kader. (2) Penyuluhan atau Health Education yang dilakukan secara individual sesuai dengan permasalahan lansia secara umum, khusus dan merujuk pada ringkat kemandirian lansia. (3) Lansia menuju meja 5 untuk diberikan pelayanan kesehatan yaitu pengobatan.

31 18 e) Meja 5 Pelayanan Kesehatan (Pengobatan) Lansia (1) Lansia menuju meja 5 untuk diberikan pengobatan dengan menunjukkan kartu status kesehatannya kepada dokter / petugas. (2) Dokter / petugas memberikan obat sesuai dengan keluhan lansia. (3) Kartu status kesehatan lansia disimpan oleh petugas sebagai data simpanan, sedangkan Kartu Menuju Sehat (KMS) dibawa oleh Lansia. 2) Posyandu Lansia dengan sistem 3 meja a) Meja I Kegiatan yang dilakukan oleh kader adalah : (1) Pendaftaran lansia. (2) Pengukuran tinggi badan (3) Penimbangan berat badan. b) Meja II (1) Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT). (2) Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini. c) Meja III (1) Melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling. (2) Pemberian makanan tambahan bagi lansia.

32 19 B. Kerangka Teori Tingkat Pengetahuan Kader Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Faktor Internal a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Umur 2. Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan b. Faktor Sosial Budaya Posyandu Lansia meliputi : 1. Pengertian Posyandu Lansia 2. Tujuan Posyandu Lansia 3. Sasaran Posyandu Lansia 4. Kader 5. Mekanisme pelayanan Posyandu Lansia : a. Sistem 5 Meja b. Sistem 3 Meja Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Notoatmodjo (2010)

33 20 C. Kerangka Konsep Baik Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia Cukup Kurang Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Faktor Internal a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Umur 2. Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan b. Faktor Sosial Budaya Gambar 2.2 Kerangka Konsep Keterangan : = Diteliti = Tidak Diteliti

34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah Deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan didalam suatu komunitas atau masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang di angkakan (scoring) (Sugiyono, 2010). Deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang di dalamnya tidak ada analisis hubungan variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat yang umum yang membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak siap dan analisis statistik yang di gunakan adalah deskriptif (Hidayat, 2007). Penelitian ini menggambarkan pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Karangjati Kalijambe Sragen tahun B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk pengambilan kasus atau observasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karangjati Kalijambe Sragen 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian atau observasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 26 Januari

35 22 C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Notoatmojo, 2010). Populasi yang telah diteliti adalah seluruh kader di Desa Karangjati Kalijambe, Sragen dengan jumlah 30 kader. 2. Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2010). Sampel yang digunakan adalah seluruh kader di Desa Karangjati Kalijambe Sragen dengan jumlah 30 responden. 3. Tehnik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini pengambilan sampel di lakukan dengan sampling jenuh hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 30 orang atau peneliti yang membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Sampling jenuh yaitu tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2007). D. Instrumen Penelitian Alat atau instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010). Untuk mengetahui pengetahuan kader tentang posyandu, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga responden tinggal memilih. Untuk pernyataan positif (favorable)

36 23 jawaban benar mendapat nilai 1 dan jawaban salah mendapat nilai 0 sedangkan pernyataan negatif (unfavourable) jawaban benar mendapat nilai 0 dan jawaban yang salah mendapatkan nilai 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda ( ) pada jawaban yang dianggap benar (Arikunto, 2010). Kisi-kisi tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia Variabel Tingkat Pengetahuan Kader tentang Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia. Indikator 1. Pengertian Kader. 2. Kriteria kader. 3. Tugas kader. 4. Pembinaan kader. 5. Pengertian posyandu Lansia 6. Tujuan posyandu Lansia 7. Sasaran posyandu Lansia 8. Mekanisme pelayanan posyandu lansia No. Pernyataan Favourable Unfavourable 1, 2,3* 4 5,6,8 10,11,12* 13,14 17, 18, 20 21*,22 25,28 30,31*, , ,24 26,27 29,32,33* Jumlah Jumlah

37 24 Untuk mengetahui kuesioner dalam penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian (Notoatmodjo, 2010). Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada kader posyandu lansia sebanyak 30 kader di Desa Gandurejo Gemolong karena karakteristik wilayah, umur dan pendidikannya sama dengan Desa Karangjati Kalijambe Sragen. 1. Uji Validitas Menurut Notoatmodjo (2010), validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang di ukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Product Moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel. Menurut Riwidikdo (2009) rumus product moment adalah : r xy = Keterangan: N : Jumlah responden r xy : Koefisien korelasi product moment X : Skor pertanyaan Y : Skor total XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total Untuk mengetahui apakah korelasi tiap-tiap pernyataan tersebut signifikan, maka harus dilihat pada tabel nilai product moment. Untuk

38 25 jumlah kader posyandu lansia 30 orang dengan tingkat kepercayaan 95% maka tarif signifikannya adalah 0,361 dengan taraf kesalahan 5%. Penghitungan uji validitas menggunakan sistem komputerisasi menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) for windows Release 17,0. Uji validitas dilaksanakan di Posyandu Desa Gandurejo Gemolong dengan menyebar kuesioner sebanyak 35 butir pernyataan kepada 30 kader. Dari 35 pernyataan yang telah dilakukan uji validitas didapatkan hanya 30 butir pernyataan yang dinyatakan valid sehingga untuk pernyataan nomor 3,12,21,31 dan 33 tidak valid sehingga untuk 5 pernyataan tersebut tidak digunakan. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya (Notoatmodjo, 2010). Cara mengetahui bahwa kuesioner tersebut dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data, maka dilakukan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut : r i k k 1 s 2 i 2 1 st Keterangan : r i k = Koefisien reliabilitas yang dicari = Jumlah butir pernyataan

39 26 2 s i = Variabel butir-butir pernyataan 2 s t = Variabel skor total test Berdasarkan rumus tersebut akan diketahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan dikatakan reliabel jika nilai Cronbach's Alpha lebih dari 0,7. Uji reliabilitas dalam penelitian ini diolah secara komputerisasi menggunakan SPSS For Windows Release 17,0 dengan taraf kesalahan 5% (Riwidikdo, 2009). Dari 30 butir pernyataan dinyatakan reliabel ini didapatkan hasil riil sebesar 0,900 > 0,7 sehingga instrumen penelitian ini dikatakan reliabel dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan data. E. Tehnik Pengumpulan Data Menurut Arikunto (2006), data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka. Menurut Riwidikdo (2009), Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yaitu. 1. Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek/objek oleh peneliti. Dalam penelitian ini data primer di dapatkan dari hasil jawaban kuesioner tentang posyandu lansia yang diisi oleh kader di Desa Karangjati Kalijambe Sragen.

40 27 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pendokumentasian. Data sekunder di dapatkan dari data Desa Karangjati Kalijambe Sragen tentang jumlah kader. F. Variabel Penelitian Menurut Notoatmodjo (2010), variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia. G. Definisi Operasional Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010)

41 28 Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Tingkat Hasil dari tahu pengetahuan yang terjadi kader tentang setelah kader posyandu melakukan lansia penginderaan terhadap kegiatan posyandu lansia Alat Ukur Skala Kategori Kuesioner Ordinal a. Baik (x)>mean + 1SD b. Cukup Mean 1 SD x mean + 1SD c. Kurang (x) < mean 1 SD (Riwidikdo,2010) Sumber : Data Primer, Januari 2013 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Menurut Arikunto (2010), proses pengolahan data yaitu : a. Editing Pengolahan data dimulai dari editing data dengan peneliti mengoreksi setiap kuesioner untuk memastikan pertanyaan telah terjawab seluruhnya. b. Coding Pemberian tanda kode bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama.

42 29 c. Scoring Setelah mengetahui total skor dari jawaban responden dari kuesioner tentang pengetahuan, peneliti melakukan scoring. Data pengetahuan tersebut dilakukan scoring dengan cara jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. d. Tabulating Setelah data masuk ke dalam master tabel, peneliti menghitung dan menjumlahkan data dengan bantuan komputer. 2. Analisa Data Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia maka keterangannya sebagai berikut : a. Pengetahuan baik, bila (x) > mean + 1 SD b. Pengetahuan cukup, bila mean 1 SD x mean + 1 SD c. Pengetahuan kurang, bila (x) < mean 1 SD Sebelum menentukan tingkat pengetahuan kader terlebih dahulu peneliti menghitung nilai mean dan simpangan baku. Menurut Riwikdikdo (2010), rumus untuk menghitung nilai mean dan simpangan baku yaitu :

43 30 a. Mean X = n Σi 1 x1 n Keterangan : X : Mean n : Jumlah responden xi : Nilai responden b. Simpangan baku SD = 2 xi xi n n 1 2 Keterangan : SD : Simpangan baku xi : Nilai responden n : Jumlah responden. Setelah didapatkan hasil mean dan standart deviasi tiap responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan yang sudah tercantum di atas. Menurut Riwidikdo (2010), sedangkan rumus untuk prosentase yaitu:

44 31 Kader menurut tingkat pengetahuan Skor prosentase = 100% Jumlah responden I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007) dalam melaksanakan penelitian ini peneliti memperhatikan etika, yaitu; 1. Informed consent (Persetujuan) Lembar persetujuan merupakan lembar persetujuan untuk menjadi reponden yang diberikan sebelumnya. Jika responden setuju maka responden harus menandatanganinya, jika tidak bersedia peneliti tidak akan memaksa. 2. Anonymity (Tanpa Nama) Pada penelitian ini peneliti tidak akan membuka identitas responden secara bebas dengan tujuan untuk kepentingan kerahasiaan, nama baik, hukum, dan psikologi responden. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam pengumpulan data peneliti hanya menggunakan kode pada lembar observasi. 3. Confidentiality (Kepercayaan) Semua informasi yang telah terkumpul dijamin kerahasiannya oleh peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian. Hal ini dilakukan agar responden merasa nyaman. Percaya dan memberikan informasi yang sebenarnya. 4. Sukarela Dalam penelitian responden secara sukarela mau dijadikan objek penelitian tanpa ada paksaan.

45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Karangjati Sragen dengan luas tanah sekitar hektar dengan jumlah penduduk 2688 jiwa. Desa Karangjati Sragen terdiri dari 3 dusun yaitu dusun Jatisari, Karangrejo dan Karangjati, dengan jumlah RT sebanyak 18 RT. Batas desa Karangjati bagian barat berbatasan dengan desa Saren, sebelah timur berbatasan dengan desa Tegalombo, sebelah utara dengan desa Godekan dan sebelah selatan dengan desa Kurambat. Desa Karangjati hanya terdapat satu posyandu lansia. Posyandu lanjut usia adalah posyandu gabungan dari 3 dusun sehingga pelaksanaannya dilakukan di balai desa Karangjati setiap sebulan sekali minggu ketiga. Jumlah kader posyandu lansia sebanyak 30 kader. B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Pada penelitian ini karakteristik responden kader posyandu lansia didesa Karangjati yang meliputi umur dan pendidikan. Karakteristik responden diuraikan sebagai berikut yaitu a. Umur Berdasarkan umur responden dibagi menjadi 3 kategori yaitu : umur tahun, umur tahun umur > 35 tahun. Berikut ini tabel 32

46 33 distribusi responden berdasarkan umur di posyandu lansia di desa Karangjati Kalijambe Sragen Tabel 4.1 Distribui Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Posyandu Lansia di Desa Karangjati Kalijambe Sragen No Umur Frekuensi Prosentase (%) > Total Sumber : Data Primer, Januari 2013 Berdasarkan tabel 4.1 dari 30 responden yang berumur tahun sebanyak 8 responden (27%), responden yang berumur tahun sebanyak 15 responden (50%) dan yang berumur >35 tahun sebanyak 7 responden (23%). Sehingga mayoritas responden berumur tahun sebanyak 15 responden (50%). b. Pendidikan Pendidikan responden dibagi menjadi 3 kategori, yaitu SMP, SMA, Perguruan Tinggi (PT). Berikut tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan sebagai berikut :

47 34 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pendidikan di Posyandu Lansia Karangjati Kalijambe Sragen No Pendidikan Jumlah Prosentase (%) 1. SMP SMA Perguruan Tinggi 5 17 Total Sumber : Data Primer, Januari 2013 Berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar responden berpendidikan SMP sebanyak 7 responden (23%), berpendidikan SMA sebanyak 18 responden (60%), dan sebanyak 5 responden berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 5 responden (17%). Sehingga mayoritas tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 18 responden (60%). 2. Analisis Data Setelah dilakukan analisis data terhadap tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lanjut usia di Desa Karangjati Sragen,tahun 2013 didapatkan mean 21,4 dan standar deviasi 6,9. Tabel 4.3. Mean dan Standar Deviasi Variable Mean Standar Deviasi Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (posyandu lansia) Di Desa Karangjati Kalijambe SragenTahun 2013 Sumber Data Primer, Januari ,4 6,9

48 35 Berikut ini perhiungan kategori pengetahuan responden : a. Baik, bila nilai yang diperoleh : (x) > mean + 1 SD : (x) > 21, ,9 : (x) > 28,3 Jadi pengetahuan baik jika nilai responden >28,3 b. Cukup, bila nilai yang diperoleh : mean 1 SD x mean + 1 SD : 21,4.1-6,9 x 21, ,9 : 14,5 x 28,3 Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 14,5 x 28,3 c. Kurang, bila nilai yang diperoleh : (x) < mean 1 SD : (x) < 21,4 1.6,9 : (x) < 14,5 Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden < 14,5 Dibawah ini tabel distribusi tingkat pengetahuan kader tentang pos pelayanan terpadu lanjut usia di desa Karangjati Kalijambe Sragen tahun Tabel 4.4 Pengetahuan Kader tentang Posyandu Lansia No Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%) 1. Baik Cukup 22 73,3 3. Kurang 5 16,7 Jumlah Sumber : Data primer bulan Januari 2013

49 36 Dari tabel 4.4 diatas menunjukan tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lanjut usia di Desa Karangjati Sragen dengan 3 responden (10%) mempunyai pengetahuan baik, 22 responden ( 73,3%) mempunyai pengetahuan cukup dan 5 responden (16,7%) mempunyai pengetahuan kurang. Jadi tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia yang paling banyak pada kategori cukup. C. Pembahasan Penelitian ini mengenai tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lanjut usia di Desa Karangjati Sragen ini, dilakukan terhadap 30 responden. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lanjut usia di Desa Karangjati Sragen sejumlah 3 responden (10%) mempunyai pengetahuan baik, 22 responden (73,3%) mempunyai pengetahuan cukup dan 5 responden (16,7%) mempunyai pengetahuan kurang. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa usia responden yang terbanyak adalah tahun yaitu sebanyak 15 responden (50%) dan diketahui pendidikan responden yang terbanyak adalah pada tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 18 responden (60%). Hal ini menunjukan umur dapat dikaitkan dengan pengalaman semakin tua umur maka semakin banyak pegalaman yang didapat dan semakin banyak informasi yang diperoleh (Notoatmodjo, 2007). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika Ayuning Tyas (2010) dengan judul Pengetahuan Kader Tentang Posyandu di Purwosari Surakarta tahun Hasil penelitian ini menunjukkan pada kategori baik yaitu 6 responden (20%), pada

50 37 kategori cukup yaitu 20 responden (66,7%) dan pada kategori kurang yaitu 4 responden (13,3%). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa responden berpengetahuan baik belum memahami tentang posyandu lanjut usia karena kader posyandu lanjut usia tidak sebanyak kader posyandu balita, informasi yang di dapat dari tenaga kesehatan juga terbatas sehingga perlu penambahan informasi baik dari media cetak maupun pengarahan dari tenaga kesehatan. Sedangkan responden dengan kategori cukup secara umum sudah memahami tentang posyandu lanjut usia meliputi pengertian, tujuan sasaran posyandu lanjut usia dan mekanisme posyandu lanjut usia. Responden dengan kategori kurang menunjukan bahwa kader dengan pengetahuan kurang memahami posyandu lanjut usia. Dari pembahasan diatas kemungkinan tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Karangjati dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan kurangnya informasi. D. Keterbatasan 1. Kendala penelitian Saat mengisi kuesioner responden masih berdiskusi dengan responden lain sehingga banyak jawaban sama dan bukan hasil dari pribadi. 2. Keterbatasan penelitian a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan. Penelitian ini akan berbeda hasil jika menggunakan lebih dari 1 variabel penelitian. b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.

51 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lanjut usia di Desa Karangjati Sragen dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lanjut Usia di Desa Karangjati Sragen tahun 2013 dalam kategori baik sebanyak 3 responden (10%) 2. Tingkat pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lanjut Usia di Desa Karangjati Sragen tahun 2013 dalam kategori cukup sebanyak 22 responden (73,3%) 3. Tingkat pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lanjut Usia di Desa Karangjati Sragen tahun 2013 dalam kategori kurang sebanyak 5 responden (16,7%). B. Saran 1. Institusi Pendidikan Bagi ilmu pengetahuan sebaiknya lebih mempublikasikan atau menambah referensi di perpustakaan agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum khususnya tentang posyandu lansia. 38

52 39 2. Peneliti selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan jenis penelitian dengan dua variabel serta menggunakan metode dan instrumen lain sehingga hasil penelitian tentang posyandu lanjut usia lebih baik. 3. Bagi Posyandu Lansia Sebaiknya posyandu lebih meningkatkan kegiatannya dan mampu menarik minat masyarakat agar datang ke posyandu lansia 4. Bagi Kader Posyandu Lansia Untuk lebih meningkatkan kehadiran dalam posyandu, menambah informasi dan pengetahuan tentang posyandu sehingga dapat mewujudkan posyandu lanjut usia yang berkualitas dan meningkatkan minat masyarakat untuk datang ke posyandu. 5. Bagi Diri Sendiri Untuk dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian, khususnya tentang tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia.

CURICULUM VITAE. : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991

CURICULUM VITAE. : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991 CURICULUM VITAE Nama : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Desa Banjaran RT 01 RW 06, Kelurahan Jumantoro, Kecamatan Jumapolo,

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini pengukuran perilaku menggunakan kuesioner. Dengan 15 pernyataan yang berisikan tentang perawatan kejang demam pada balita usia 0-5 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis 28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif eksploratif, yang didalamnya menggunakan analisis distribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Dalam penelitian ini, Survey

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang menggunakan desain penelitian deskriptif komparasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p.

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode pengambilan data dalam penelitian ini dengan cara survei, wawancara menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif frekuentif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional yang merujuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional yang merujuk 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara obyektif (Notoatmodjo, 2005, p.138). tertentu (Notoatmodjo, 2005, p.140)

BAB III METODE PENELITIAN. secara obyektif (Notoatmodjo, 2005, p.138). tertentu (Notoatmodjo, 2005, p.140) BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002). BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non Experimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 41 BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah one group pretest-postest.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui pengujian

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui pengujian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan kompetensi bidan dalam kesehatan reproduksi tentang hubungan pengetahuan dengan sikap remaja tentang penyakit menular

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan korelatif antara dua variabel, variabel independent (tingkat pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Pada rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk menyediakan informasi yang saling berkaitan dengan. kemauan, perilaku dan nilai ( Nursalam, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk menyediakan informasi yang saling berkaitan dengan. kemauan, perilaku dan nilai ( Nursalam, 2013). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian non eksperimen yaitu deskriptif survei. Deskriptif survei adalah suatu rancangan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

sedangkan status gizi pada balita sebagai variabel terikat.

sedangkan status gizi pada balita sebagai variabel terikat. 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independen dan dependen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis rancangan survey yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik, yaitu untuk mencari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain diskriptif analitik yaitu mendiskripsikan variabel bebas dan terikat, kemudian melakukan analisis korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2010). Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survey

BAB III METODE PENELITIAN. 2010). Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survey 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (kepribadian, pengaruh teman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test).

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen deskriptif kuantitatif dengan rancangan one group pre test post test. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif analitik untuk menganalisis fenomena perbedaaan persepsi proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan dan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei analitik yaitu suatu penelitian yang mencoba mengetahui mengapa masalah kesehatan bisa terjadi, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diangkakan (Sugiyono, 2003). Maka jenis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diangkakan (Sugiyono, 2003). Maka jenis penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rangcangan penelitian. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini menggunakan quasy experimental study with kontrol group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode pendekatan survey yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dimana akan menggali hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan menjalankan terapi diit pada penderita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode Deskriptif korelatif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode Deskriptif korelatif dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode Deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif melalui survei dan wawancara

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif melalui survei dan wawancara 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif melalui survei dan wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan Point Time. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka Konsep dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi,

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI DESA NGLEBAK TAWANGMANGU KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI DESA NGLEBAK TAWANGMANGU KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI DESA NGLEBAK TAWANGMANGU KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen berupa deskriptif korelasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pendidikan D III Kebidanan Disusun Oleh

Lebih terperinci