LAPKIN RO. ORPA BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPKIN RO. ORPA BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Setda Provinsi Papua ditetapkan berdasarkan PERDA Nomor 11 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tatakerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRP Provinsi Papua. Kedudukan Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Setda Provinsi Papua merupakan unsur staf, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui SEKDA (pasal 2 PERDA Provinsi Papua Nomor 11 Tahun 2013) 1) Tugas Pokok dan Fungsi Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur mempunyai tugas pokok merumuskan bahan pembinaan kelembagaan perangkat daerah, analisis jabatan, serta pendayagunaan aparatur pemerintah.( pasal 21 PERDA Provinsi Papua Nomor 11 Tahun 2013). Untuk melaksanakan tugas pokok Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Setda Provinsi Papua mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan perumusan pembinaan penataan kelembagaan perangkat daerah; b. penyiapan bahan perumusan tatalaksana pemerintahan dan pembangunan serta analisis jabatan; c. penyiapan bahan perumusan pembinaan dan pendayagunaan aparatur; d. pelaksanaan ketatausahaan. 2) Susunan Organisasi Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Setda Provinsi Papua dibentuk berdasarkan pasal 23 Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 11 Tahun 2013 Biro Organisasi dipimpin oleh seorang Kepala Biro membawahi 4(empat)Kepala Bagian, yaitu: Struktur Organisasi Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Setda Provinsi Papua dapat dilihat pada TABEL 1 sebagai berikut : 1

2 Tabel 1. Struktur Organisasi Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Setda Provinsi Papua KEPALA BIRO BAGIAN KELEMBAGAAN BAGIAN KETATALAKSANAAN BAGIAN ANALISIS DAN FORMASI JABATAN BAGIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR SUB BAGIAN KELEMB. PERANGKAT DAERAH PROVINSI SUB BAGIAN SISTEM DAN PROSEDUR SUB BAGIAN ANALISIS JABATAN SUB BAGIAN PENGEMBANGAN DAN PENGEND. APARATUR SUB BAGIAN KELEMB. PERANGKAT DAERAH KAB/KOTA SUB BAGIAN STANDARISASI PRASARANA DAN SARANA KERJA SUB BAGIAN FORMASI JABATAN SUB BAGIAN KINERJA APARATUR SUB BAGIAN TATA USAHA BIRO SUB BAGIAN PELAYANAN PUBLIK SUB BAGIAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN PEMBERDAYAAN APARATUR 3) Keadaan Kepegawaian Sumberdaya manusia yang mendukung terselenggaranya program dan kegiatan Biro Organisasi dan pendayagunaan Aparatur Setda Provinsi Papua terdiri dari 51 (lima puluh satu) Pegawai Negeri Sipil, 2 (dua) tenaga Kontrak, dengan rincian sebagai berikut : a. SDM menurut jenis kelamin adalah : Laki-laki : 27 (dua puluh delapan) orang Perempuan : 24 (dua puluh empat) orang 2

3 b. SDM Menurut jenjang pangkat dan golongan adalah : Golongan I.c : 1 (satu) orang Golongan II.a : 8 (delapan) orang Golongan II.b : 6 (enam) orang Golongan II.c : 3 (tiga) orang Golongan II.d : 1 (satu) orang Golongan III.a : 5 (lima) orang Golongan III.b : 5 (lima) orang Golongan III.c : 7 (tujuh) orang Golongan III.d : 10 (sepuluh) orang Golongan IV.a : 3 (tiga) orang Golongan IV.b : 1 (satu) orang Golongan IV.c : 1 (satu) orang c. SDM menurut Tingkat Pendidikan adalah : NO Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase 1 S2 6 11,7% 2 S ,0% 3 D SMA 21 41,1% 5 SMP 1 1,9% JUMLAH % d. Tenaga Kontrak : sebanyak : 2 (dua) orang e. SDM Menurut Eselon : NO Tingkat eselon Jumlah Jabatan kosong 1 II.b 1-2 III.a 4-3 IV.a 12-3

4 f. Jumlah PNS yangmengikuti PIM Tk. IV, III, II tahun anggaran 2016, yaitu: PIM IV = - PIM III = 1 (satu) orang PIM II = - g. Jumlah PNS Biro yang naik pangkat per- April sebanyak 5(lima) orang dan per- Oktober sebanyak 2(dua) orang pada tahun h. Jumlah PNS yang mengikuti ujian dinas TK.I : 1 (satu) orang i. Jumlah PNS yang mengikuti penyesuaian ijasah : 1 (satu) orang j. Jumlah PNS Pensiun tahun anggaran 2016, adalah : 1 (satu)orang k. Jumlah PNS yang dimutasikan : Golongan III = 4 (empat) orang (mutasi sesuai pelantikan) namun demibangunnya budaya dan etos kerja Rekapitulasi data PNS di lingkungan Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur dapat di lihat pada Tabel berikut ini. No Gol Jml Per Gol Jml Per -Tingkat Pendidikan S2 S1 D4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD IV/e IV/d IV/c 1 1 IV/b 1 1 IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c 3 3 II/b 7 7 II/a 8 8 I/d I/c 1 1 I/b I/a 4) Isu Strategis Isu-isu strategis terkait eksistensi Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur dalam melaksanakan fungsi pengkoordinasian administrasi adalah : 4

5 1. Dengan berlakunya PP Nomor 18 Pada tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah sebagai amanat dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, ketentuan ini mengatur tentang pembidangan struktur organisasi yang nantinya akan menetukan berapa besar anggaran, sumberdaya manusia yang bermuara pada efisien dan efektifitas birokrasi pemerintah daerah. Penetuan tipe dari suatu kelembagaan tergantung pada beban kerja perangkat daerah, ada 3(tiga) kriteria tipelogi perangkat daerah sesuai pasal 7 yaitu : 1) Tipe A yaitu mewadahi fungsi dengan beban kerja yang besar; 2) Tipe B yaitu mewadahi fungsi dengan beban kerja yang sedang; 3) Tipe A yaitu mewadahi fungsi dengan beban kerja yang kecil; Besar tipe tergantung pada hasil pemetaan urusan pemerintahan daerah yang terdiri atas variabel : a. Variabel umum dengan bobot 20%, dan terdiri atas indikator yatiu : a) Jumlah penduduk b) Luas wilayah c) Jumlah anggaran, pendapatan dan belanja daerah b. Variabel teknis dengan bobot 80%, ditetapkan berdasarkan beban tugas utama pada setiap urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya serta fungsi penunjang urusan pemerintahn tersebut, baik di Provinsi maupun Kab/Kota. Hal inilah yang menjadi isue utama Biro Organisasi dalam melaksanakan tugas pembentukan kelembagaan perangkat daerah, agar lebih dinamis, efisien, efektif sehingga dapat mengurangi belanja pegawai dan meningkatkan belanja publik. 2. Sistem Ketatalaksanaan yang efisien dan efektif. Yang menjadi isue penting dalam bidang ketatalaksanaan adalah menyangkut pelaksanaan kebijakan dalam mekanisme presedur kerja yaitu : 1) Melakukan fasilitasi penyusunan standart operasional dan prosedur kerja (SOP), standard Pelayanan Minimal (SPM), Standart Pelayanan Publik (SPP) pada SKPD di lingkungan pemerintah Provinsi Papua 2) Penggunaan Tata Naskah Dinas (TND) yang benar sesuai Peraturan Gubernur Nomor 2 tahun ) Melakukan standarisasi sarana dan prasarana kerja, seperti perlengkapan 5

6 kantor, rumah dinas, kendaraan dinas jam kerja, tata hubungan antar SKPD dalam rangka optimalisasi hasil kerja guna meningkatkan kinerja. 4) Melakukan pengorganisasian sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah bagi SKPD dilingkungan pemrintah Provinsi Papua dan pembinaan bagi Kabupaten/Kota, sehingga pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan lebih terukur dan berkinerja terutama meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. 3. Peningkatan kapasitas aparatur melalui analisis jabatan. Hal yang menjadi isue utama adalah dengan berlakukanya PP Nomor 18 Tahun 2016 maka Biro Organisasi perlu segera menyiapkan : 1) Penyusunan uraian jabatan(analisis jabatan) untuk pemangku jabatan struktural dan pejabat fungsional. 2) Melakukan analisi beban kerja dan pelaksanaan evaluasi jabatan sehingga akan terukur berapa jumlah jabatan atau staf yang dibutuhkan dalam melaksanakaan tugas-tugas organisasi. 5) Lingkungan Strategis Pencapaian sasaran strategis sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yitu : 1. Faktor lingkungan internal 2. Faktor lingkungan eksternal a. Faktor lingkungan internal yaitu terdiri dari : a) Networking yang luas Sebagai lembaga/institusi yang menjalankan fungsi staf, Biro Organisasi dan PA memiliki jaringan kerja yang luas terutama dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi dan Kementerian Dalam Negeri R.I. Oleh karena itu Biro Organisasi dan PA dituntut untuk memberikan kontribusi aktif berupa rumusan kebijakan pembangunan administrasi dan aparatur pemerintahan sebagai solusi untuk memecahkan berbagai persoalan yang menyangkut administrasi negara terutama dalam membangun good governance. 6

7 b) Adanya pembagian tugas pokok dan fungsi yang jelas c) Adanya manajemen peningkatan SDM aparatur melalui diklat teknis dan dan fungsional d) Tingkat pendidikan SDM aparatur yang memadai e) Adanya dukungan pimpinan dalam pelaksanaan tugas-tugas organisasi terutama dalam mencapai sasaran strategis yang ditetapkan unit organisasi. b. Faktor lingkungan eksternal, yaitu terdiri atas : a) Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagaimana dipaparkan di depan, secara kuantitatif SDM Biro Organisasi dan PA sebenarnya relative memadai. Namun dari sisi manajemen pengembangannya individu masih terdapat beberapa kelemahan internal yang diidentifikasi sebagai permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian. Salah satunya adalah kapasitas SDM internal yang masih relatif kurang optimal jika dikaitkan dengan beban kerja, termasuk kurangnya inovasi dan kreatifitas serta komitmen untuk pelaksanaan tugas-tugas yang optimal. Dampak dari kondisi ini antara lain adalah sulitnya bagi Biro Organisasi dan PA untuk bisa menjawab tuntutan pimpinan secara cepat dan tepat. b) Tuntutan Reformasi Birokrasi Tuntutan masyarakat adanya aparatur yang profesional perlu disiapkan dengan meningkatkan sumber daya manusia, kelembagaan, dan ketatalaksanaan. Biro Organisasi dan PA sebagai instansi yang mempunyai tugas dan fungsi dalam pengembangan sistem administrasi pemerintahan, dimana Biro Organisasi dan PA, mempunyai peran yang besar dalam pengembangan sistem tersebut. c) Kurangnya komitmen dan ketaatan dalam peningkatan disiplin Masih terintegrasi unsur subyektif sehingga dalam penegakan disiplin belum optimal, baik dari tingkat midle pimpinan sampai dengan tingkat botton pimpinan. 7

8 d) Distribusi PNS tidak sesuai kompetensi dan kebutuhan Jumlah PNS di Biro Organisasi dan PA dari segi analisis beban kerja sudah tidak memadai bila dikaitkan dengan kebutuhan PNS Biro Organisasi, hal ini akan menyebabkan kurangnya optimalisasi capaian sasaran strategis organisasi karena tidak didukung dengan kompetensi aparatur. e) kurangnya dukungan anggaran atas pelaksanaan program/kegiatan apalagi adanya sinergitas visi dan misi Gubernur dengan visi dan misi Biro Organisasi yang diterjemahkan dalam sasaran strategis organisasi yang harus dicapai untuk waktu 5 (lima) tahun anggaran 8

9 BAB II PERENCANAAN KINERJA LAPKIN RO. ORPA A. Rencana Stratejik Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur SETDA Provinsi Papua telah menetapkan rencana strategis untuk masa periode 5 (lima) Tahun Anggaran yaitu Tahun 2014 s/d 2018, penyusunan perencanaan kinerja Biro berpedoman pada Renstra, Renstra Biro searah dengan RPJMD Provinsi Papua, melalui Renstra ditetapkan Indikator Kinerja Utama Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur SETDA Provinsi Papua, yang ditetapkan pada tanggal 24 Maret Ada 4 (empat) indikator kinerja utama yang termasuk dalan IKU Pemerintah Provinsi Papua Nomor 33 Tahun 2014, hal ini menjadikan Biro Organisasi harus menyiapkan data capaian atas pelaksanaan 4 (empat ) indikator tersebut, karena menjadi bagian dari LAPKIN Pemerintah Provinsi Papua, selain itu pada Tahun 2016 Biro Organisasi telah menettapkan Perjanjian Kinerja atas 6 sasaran strategis, dengan demikian akan lebih menguatkan sasaran, tujuan dan target sehingga outcome yang dicapai dapat berfungsi atau dapat diukur, tentu seluruh dokumen ini merupakan terjemahan dari Tugas pokok dan fungsi Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur.. 6) Visi dan Misi Organisasi a. Pernyataan Visi Untuk mewujudkan eksistensi Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur SETDA Provinsi Papua telah merumuskan visinya sesuai Rencana Strategis Tahun 2014 s/d 2018 adalah Mewujudkan organisasi dan pendayagunaan aparatur yang berkualitas menuju ketatapemerintahan yang baik Visi tersebut merupakan cita-cita yang akan diwujudkan dalam menata organisasi kelembagaan yang ideal, melalui kebijakan, program dan kegiatan. b. Pernyataan Misi Dalam rangka mewujudkan visi tersebut telah ditetapkan misi yang didalamnya mengandung tujuan dan sasaran organisasi yang akan dicapai serta menggambarkan tugas pokok dan fungsi Biro Organisasi Pendayagunaan Aparatur SETDA Provinsi Papua sebagai berikut : 9

10 1) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan analisis jabatan untuk mewujudkan Organisasi Pemerintah yang Rasional. 2) Meningkatkan Pembinaan sistem Ketatalaksanaan pemerintahan yang efesiensi dan efektifitas. 3) Meningkatkan kompetensi dan kapasitas sumberdaya aparatur yang akuntabel, profesional, bersih dan bebas KKN Penjelasan dari masing-masing misi tersebut adalah sebagai berikut : 1) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan analisis jabatan untuk mewujudkan Organisasi Pemerintah yang Rasional. Penataan kelembagaan perangkat daerah di lingkungan pemerintah Provinsi Papua di arahkan untuk membentuk struktur yang organisasi yang rasional, adaptif, transparan(tepat ukuran dan kaya fungsi) restrukturisasi kelembagaan perangkat daerah harus didahului dengan analisis beban kerja dan analisis jabatan, kesemuanya ini tidak mengurangi peran penting dari SKPD dalam memberikan masukan sebagai peran aktif dalam membentuk struktur sesuai kebutuhan daerah, hal inilah yang sangat penting sehingga tidak memperlebar rentan kendali. Analisis jabatan harus dilakukan atas Jabatan Struktural dan Jabatan fungsional perlu dikaji, dievaluasi guna mendapat informasi jabatan dalam penyusunan uraian/ikhtisar jabatan, dengan demikian dapat dirinci, dikaji, dievaluasi guna mendapat informasi jabatan dalam penyusunan uraian/ikhtisar jabatan akan diikuti dengan analisis beban kerja sehingga akan memberikan informasi tentang berapa jumlah aparatur yang dibutuhkan oleh satu jabatan, sehingga seluruh tugas akan terbagi habis (tidak ada aparatur yang tidak mendapatkan distribusi pekerjaan. 10

11 2) Meningkatkan Pembinaan sistem Ketatalaksanaan pemerintahan yang efesiensi dan efektifitas. Arah kebijakan dalam bidang Ketatalaksanaan diwujudkan melalui penataan dan efisiensi sistem prosedur kerja, percepatan penerapan Standart Pelayanan Minimal (SPM) sesuai bidang urusan, peningkatan. indeks kepuasan masyarakat (IKM) melalui peningkatan pelayanan, efisiensi Standart Operasional Prosedur (SOP), serta Penilaian kinerja pelayanan publik yang bermuara pada peningkatan pelayanan prima(kualitas) dan pengelolaan barang/sarana dan prasarana kerja daerah. 3) Meningkatkan kompetensi dan kapasitas sumberdaya aparatur yang akuntabel, profesional, bersih dan bebas KKN Peningkatan profesionalime SDM aparatur yang berbasis kompetensi dan transparan. yang diharapkan mampu mendorong mobilitas antar aparatur daerah di Provinsi dan Kab/Kota, meningkatkan pengawasan melekat secara berjenjang serta meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah khususnya atas pelaksanaan prioritas program dan kegiatan sesuai TUPOKSI yang akan dipertanggungjawabkan kepada pemberi kebijakan. 11

12 B. Tujuan, Sasaran dan Program 1. Tujuan Tujuan yang akan dicapai berdasarkan review rencana strategis Biro Organisasi Pendayagunaan Aparatur Setda Provinsi Papua dalam jangka waktu 1 (satu) anggaran, telah ditetapkan Biro Organisasi yang mengarah kepada kebijakan strategis dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki organisasi. Dibawah ini terdapat tujuan dari misi 1 s/d ke 3 untuk tahun anggaran 2016 sebagai berikut : Tujuan dari misi pertama adalah : 1. Tertatanya kelembagaan perangkat daerah Provinsi 2. Tertatanya kelembagaan perangkat daerah Kab/Kota 3. Terwujudnya peningkatan analisis jabatan dalam penempatan pejabat sesuai ANJAB 4. Meningkatkan kinerja dan efisiensi organisasi 5. Peningkatan pemahaman aparatur tentang TUPOKSI unit kerja 6. Peningkatan sumberdaya aparatur dibidang analisis jabatan Tujuan dari misi Kedua adalah : 2. Peningkatan tatalaksana pemerintahan yang efisien dan efektif khususnya administrasi pelayanan 3. Terbinanya penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan pemerintah Provinsi dan Kab/Kota 4. Terwujudnya penyusunan laporan SPM pada 9 bidang di Provinsi dan 15 Bidang SPM Kab/Kota yang harus diterapkan dan ditetapkan SPM dalam Peraturan Kepala Daerah 5. Terwujudnya standarisasi sarana dan prasarana kerja dan pengunaan pakaian dinas di Provinsi dan Kab/kota. 6. Peningkatan tatalaksana pemerintahan yang efisien dan efektif Tujuan dari misi Ketiga adalah : 1. Peningkatan kualitas aparatur berbasisi kompetensi 2. Terwujudnya SAKIP dilingkungan Pemrintah Provinsi Papua dan Kab/Kota 3. Peningkatan kualitas aparatur dalam menyelesaikan permasalahan di birokrasi 12

13 pemerintahan 4. Terfasilitasinya penyusunan IKU Provinsi Papua 5. Peningkatan jumlah dan kualitas LAKIP di lingkungan Pemerintah Provinsi dan 29 Kab/Kota 6. Meningkatnya disiplin aparatur 7. terwujudnya website data kompetensi Sumber daya aparatur di lingkungan Provinsi Papua 2. Sasaran Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Biro Organisasi dalam jangka waktu tertentu, penetapan sasaran strategis Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur tercermin dalam Renstra yang diimplementasikan dalam Indikator Kinerja Utama Biro serta Perjanjian Kinerja Biro Organisasi, kesemuanya akan menjadi ukuran keberhasilan atas pelaksanaan program dan kegiatan untuk TA Pada Tahun 2016 sasaran strategis, pada penetapan kinerja sesuai indikator kinerja utama ditetapkan sebagai berikut : No Tujuan Sasaran No. Indikator Kinerja Target Satuan Strategis Tertatanya kelembagaan perangkat daerah Provinsi dan Kab/Kota Organisasi yang Tepat fungsi dan tepat ukuran 1 Persentase Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Papua yang tepat fungsi dan tepat ukuran 6 SKPD % 2 Terwujudnya peningkatan analisis jabatan dalam penempatan pejabat sesuai ANJAB 3. Peningkatan tatalaksana pemerintahan yang efisien dan efektif Terwujudnya standarisasi sarana dan prasarana kerja dan penggunaan pakaian dinas di Provinsi dan Kabupaten/Kota Terwujudnya tata kelola jabatan yang baik Terwujudnya pelaksanaan TUPOKSI yang efisien, efektif, responsif, transparan dan akuntabel 2 Persentase Organisasi Perangkat Daerah yang memiliki data uraian jabatan 1 Persentase OPD yang memiliki SOP yang berkaitan dengan kinerja utama 2 Jumlah SKPD yang telah melaksanakan penataan standarisasi sarana dan prasarana kerja 9 SKPD % 50% % 48 SKPD SKPD 13

14 Terwujudnya penyusunan laporan SPM pada 9 bidang di provinsi dan 15 bidang SPM Kabupaten/Kota yang harus diterapkan dan ditetapkan SPM dalam Peraturan Kepala SKPD 4 Terbinanya penyelenggaraan pelayanan publik dilingkungan pemerintah provinsi dan Kab/Kota 5 Peningkatan jumlah dan kualitas LAKIP di lingkungan Pem.Provinsi dan 29 Kab/Kota 6 Meningkatnya disiplin aparatur Tersusunya SPP pada SKPD di Provinsi Papua Meningkatnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Meningkatnya disiplin aparatur 3 Jumlah Bidang yang memiliki Standar Pelayanan Minimal 1 jumlah SPP yang telah disusun dan diterapkan pada SKPD Provinsi Papua LAPKIN RO. ORPA 6 Dokumen/ 6 Bidang Bidang 5 SPP SPP 2 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 50 % % 1 Jumlah SKPD yang 48 SKPD dan mengumpulkan SKPD/29 Kab/Kota LAKIP di Provinsi Kab/Kota dan Kab/kota tepat waktu 2 Nilai Evaluasi SAKIP B Nilai 1 Rata-rata kehadiran PNS 90% % 3. Program Biro Organisasi melaksanakan 2 (dua) program utama dan 4 (empat) program pendukung yang terdiri atas : 1) Program Utama terdiri atas (1) Program penguatan kapasitas kelembagaan, merupakan program yang diajukan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi yang melekat pada 4 (empat) Bagian yaitu Bagian Kelembagaan, Bagian Analisis dan Formasi Jabatan, Bagian Ketatalaksanaan dan Bagian Pendayagunaan Aparatur : a. Penyusunan Uraian Jabatan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua b. Penyusunan analisis beban kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua c. Penataan dan Penyusunan Pedoman Tata Ruang Kantor Pemerintah Provinsi Papua d. Peningkatan disiplin dan kapasitas sumber daya aparatur dilingkungan Pemda Prov.Papua e. Rapat Kerja Pembinaan dan peningkatan kapasitas Kelembagaan Perangkat Daerah Kab/Kota se Papua 14

15 f. Fasilitasi Percepatan SPM dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua g. Pelatihan Penyusunan SOP di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua h. Penataan Kelembagaan Perangkat Daerah Provinsi Papua i. Penyusunan Data Kompetensi Sumber Daya Aparatur dilingkungn Pemerintah Provinsi Papua j. Pengumpulan dan penyusunan data analisis Kebutuhan Jabatan Fungsional Tertentu di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua k. Penyusunan LAPKIN dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua l. Bimbungan teknis penataan OPD Provinsi Papua m. Monitoring dan evaluasi data kelembagaan perangkat daerah Kab/Kota n. Sosiialisasi pakaian dinas PNS dilingkungan pemerintah Provinsi Papua o. Penyusunan IKU dilingkungan pemerintah Provinsi Papua p. Penyusunan Roadmap Reformasi Birokrasi Provinsi Papua q. Pembinaan Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua r. Rapat Koordinasi Teknis Bidang Kelembagaan se Provinsi Papua (2) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur, terdiri atas beberapa kegiatan yanhg diarahkan untuk peningkatan SDM aparatur guna menunjang pelaksanaan tugas-tugas organisasi.terdiri atas kegiatan : a. Pendidikan dan pelatihan Formal b. Bimtek Pola Karier ASN di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua dan Kab./Kota c. Bimtek Telaahan Staf Paripurna di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua (3) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan, yaitu merupakan kegiatan penyusunan pelaporan baik kinerja maupun keuangan yang terintegrasi dalam beberapa pelaporan yang harus disampaikan kepada pemerintah daerah terkait capaian dan realisasi dari target yang ditetapkan Biro Organisasi untuk tahun anggaran terdiri atas : a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD 15

16 b. Penyusunan pelaporan keuangan semesteran c. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun d. Penyusunan Renja, RKA dan Perubahan APBD 2) Program Pendukung, terdiri dari : 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, yaitu merupakan program pendukung atas pelaksanaan program utama, secara keseluruhan kegiatan ini diarahkan untuk peningkatan pelayanan administrasi, yang terdiri atas : a. Penyediaan Jasa Surat-Menyurat b. Penyediaan Jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional c. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja d. Penyediaan Alat Tulis Kantor e. Penyediaan barang cetakan dan pengandaan f. Penyediaan Bahan Bacaan & Peraturan Perundang-undangan g. Penyediaan Makanan & Minuman h. Rapat-rapat Koordinasi & Konsultasi ke luar daerah 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, yaitu kegiatan pelayanan administrasi atas sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan tugas-tugas organisasi yang terdiri atas : a. Pengadaan perlengkapan gedung kantor b. Pemeliharaan Rutin/Berkala kendaraan dinas operasional c. Sewa Rumah dinas 3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur, program ini diarahkan untuk meningkatkan persentase penggunaan pakaian dinas sesuai Peraturan Gubernur Papua Nomor 10 Tahun Melalui kegiatan : a. Pengadaan Pakaian Dinas beserta perlengkapannya 16

17 C. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Berdasarkan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, yaitu RPJMD Pemerintah Provinsi Papua pada misi ke- 2, poin 1 Mewujudkan Tatakelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa serta penguatan OTSUS dan point 5 Penataan sistem kelembagaan pemerintah daerah yang efektif, efisien dan akuntabel yang mencerminkan kebutuhan fungsi-fungsi pemerintahan Biro Organisasi mengaktualisasikan ke dalam dokumen perencanaan Renstra, Renja, RKA-Biro dan DPA-Biro yang dilaksanakan melalui beberapa program/kegiatan sebagai cerminan tugas pokok dan fungsi. Telaahan visi dan misi Biro serta keterkaitan dengan RPJMD dapat dilihat pada tabel berikut : Telaahan Visi dan Misi Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur PEMERINTAH PROVINSI PAPAPUA TELAAHAN BIRO ORGANISASI DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR VISI Papua Bangkit, Mandiri, Sejahtera Mewujudkan organisasi dan pendayagunaan aparatur yang berkualitas menuju ketatapemerintahan yang baik MISI ke-2 Pada point 1 Pada point 5 Mewujudkan Tatakelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa serta penguatan OTSUS Mewujudkan aparatur pemerintah yang profesional dan akuntabel Penataan sistem kelembagaan pemerintah daerah yang efektif, efisien dan akuntabel yang mencerminkan kebutuhan fungsifungsi pemerintahan 1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan Analisis Jabatan mewujudkan organisasi Pemerintah daerah yang rasional. 2. Meningkatkan pembinaan Sistem ketatalaksanaan pemerintahan yang efisiensi dan efektif. 3. Meningkatkan kompetensi dan kapasitas SDM aparatur yang akuntabel, profesional, bersih dan bebas KKN; 1. Mewujudkan aparatur yang disiplin, ber-etos kerja tinggi, berinovasi dan profesional 2. Mewujudkan aparatur yang berkompetensi 1. Tertatanya struktur kelembagaan perangkat daerah yang tepat ukuran dan tepat fungsi 2. Peningkatan kapasitas kelembagaan perangkat daerah 3. Mewujudkan pembinaan kelembagaan perangkat daerah Kabupaten/Kota 4. Peningkatan fungsi ketetalaksanaan yang efisien dan efektif 17

18 Berdasarkan telaahan renstra tersebut dilakukan perencanaan kinerja merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Biro Organisasi, di dalamnya menggambarkan visi, misi, tujuan, strategi, program, dan kegiatan instansi pemerintah berdasarkan tolok ukur kinerja. Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah, sebagai komitmen untuk mencapai target dari program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja, kinerja yang dimaksud bukan hanya output tetapi kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian ada keterkaitan capaian antara pelaksanaan program/kegiatan dari Tahun Penetapan kinerja bermula dari adanya Perjanjian Kinerja kepala Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Setda Provinsi Papua yang disepakati pada tanggal 29 April 2016 bersama Gubernur Papua, Perjanjian kinerja merupakan implementasi dari Penetapan Indikator Kinerja Utama Biro Organisasi yang ditetapkan untuk masa 5 Tahun anggaran, Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016, RKT Tahun 2016 dan IKU Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur terlampir. D. Telahaan Renstra Pada tahun anggaran 2016 Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur mendapat plafon anggaran sebesar Rp ,- yang terbagi dalam belanja langsung sebesar Rp ,- dan belanja tidak langsung sebesar Rp ,- untuk melaksanakan 6 program dan 39 kegiatan pembangunan, capaian realisasi anggaran pendapatan dan belanja langsung dan tidak langsung pada program dan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1 Form F4 terlampir. 18

19 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi sasaran Strategis Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Setda Provinsi Papua Tahun 2016 disajikan melalui Laporan Kinerja sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. A. Pengukuran Kinerja dan Capaian Kinerja Organisasi Adapun pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indikator Kinerja Sasaran dengan realisasinya sebagai berikut : Apabila semakin tinggi realisasinya menunjukkan semakin tinggi kinerjanya atau semakin rendah realisasinya menunjukkan semakin rendah kinerjanya, maka Capaian Kinerjanya mengunakan rumus : Capaian Kinerja = realisasi x 100 target Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) katagori sebagai berikut : Tabel. 2. Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Taun 2016 Dalam pengukuran capaian sasaran kinerja, skala yang digunakan adalah skala ordinal sebagai berikut : NOMOR JUMLAH NILAI KATEGORI Sangat berhasil Berhasil Cukup berhasil Kurang berhasil Tidak Berhasil 19

20 Penetapan terhadap pengukuran kinerja sasaran strategis yang disajikan bukan hanya sasaran strategis yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja SKPD sebagai implementasi Renstra dan IKU SKPD namun juga sasaran strategis yang menguatkan tugas-tugas organisasi untuk TA sesuai dengan Visi Bi r o O r ga ni s a si d a n P e n da ya gu n a a n Ap a r a tur Mewujudkan organisasi dan pendayagunaan aparatur yang berkualitas menuju ketatapemerintahan yang baik dan menyajikan Misi, Tujuan dan Sasaran adalah sebagai berikut : MISI I Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan analisis jabatan untuk mewujudkan Organisasi Pemerintah yang Rasional. B. Capaian Sasaran dan Target dalam Kegiatan, sebagai berikut : 1. Restrukturisasi Kelembagaan Perangkat Daerah sesuai PP Nomor 18 Tahun 2016 Tujuan peningkatan pemahaman aparatur tentang penataan OPD dijabarkan melalui sasaran terlaksananya tupoksi SKPD di lingkungan Provinsi Papua dan Kab/Kota pada tabel berikut ini : NO 1 TUJUAN Tertatanya kelembagaan perangkat daerah Provinsi dan Kab/Kota SASARAN STRATEGIS Persentase OPD Pemerintah Provinsi /Kab/Kota yang tepat fungsi dan tepat ukuran INDIKATOR KINERJA Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran TARGET 42 urusan Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut : NO 1. INDIKATOR KINERJA SASARAN Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran TARGET REALISASI CAPAIAN(%) 42 urusan 42 urusan 100% Rata-rata presentase capaian sasaran 100% Kegiatan ini dilaksanakan selama 6 hari berturut-turut pada tanggal Juli 2016 dengan menghadirkan Tim validasi data dari masing-masing Kementerian sesuai urusan bertempat di Sasana Krida Kantor Gubernur Papua. kegiatan ini untuk mendapatkan rekapitulasi Validasi Data dan Pemetaan Urusan dan P3D untuk SKPD Provinsi dan 29 Kab/Kota, Penetapan tipe perangkat daerah 20

21 ditetapkan berdasarkan perhitungan jumlah nilai variabel beban kerja yaitu variabel teknis dan variabel umum. Penataan PEREKDA diarahkan pada OPD yang efisien, efektif, rasional sesuai kebutuhan nyata dan kemampuan daerah.terlampir hasil validasi data dilingkungan Pemerintah Provinsi dan Kab/kota. Berdasarkan pengukuran capaian sasaran dalam kategori Sangat berhasil dengan capaian 100%. Dokumentasi kegiatan validasi data kelembagaan Perekda Provinsi dan 29 Kab/Kota, di gedung Sasana Krida Kantor Gubernur Papua. 2. Penataan Kelembagaan Perangkat Daerah Provinsi Tujuan peningkatan pemahaman aparatur tentang penataan OPD dijabarkan melalui sasaran terlaksananya tupoksi SKPD di lingkungan Provinsi Papua pada tabel berikut ini : 21

22 NO 1 TUJUAN Tertatanya kelembagaan perangkat daerah Provinsi dan Kab/Kota SASARAN STRATEGIS Organisasi yang Tepat fungsi dan tepat ukuran INDIKATOR KINERJA presentase OPD pemerintah provinsi yang tepat fungsi dan tepat ukuran 90% TARGET Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut : NO 1. INDIKATOR KINERJA SASARAN presentase OPD pemerintah Provinsi yang tepat fungsi dan tepat ukuran TARGET REALISASI CAPAIAN(%) 90% 90% 100% Rata-rata presentase capaian sasaran 100% Indikator kinerja presentase OPD pemerintah Provinsi yang tepat fungsi dan tepat ukuran terealisasi dengan jumlah capaian sasaran 100%, dengan demikian outcome dari kegiatan ini ditandai dengan terisinya jabatan struktural dengan adanya pelantikan pada tanggal 27 Pebruari 2017 bagi pejabat eselon I, II, III dan IV dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua. pelaksanaan kegiatan diawali dengan evaluasi atas PERDA Nomor 11, 12 dan 13 Tahun 2013 yang berpedoman pada PP Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, karena adanya perubahan paradigma tentang penataan OPD yang harus memperhatikan pembagian urusan, kriteria variabel umum dan teknis yang pada akhirnya akan membentuk tipologi OPD sesuai kriteria/tipe. Pada awal Tahun 2016 DPRP Papua telah memberikan pesetujuan terhadap rancangan PERDA Provinsi Papua yaitu melalui Surat Nomor 09/DPRP/2016, tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, selanjutnya Biro Hukum SETDA Provinsi Papua memproses dan menetapkan : 1. PERDA Provinsi Papua Nomor 2 tahun 2016 tentang Perubahan atas PERDA Provinsi Papua Nomor 12 Tahun 2013 Organisasi dan Tatakerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Papua; 2. PERDA Provinsi Papua Nomor 3 tahun 2016 tentang Perubahan atas PERDA Provinsi Papua Nomor 13 Tahun 2013 Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, BAPPEDA, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Papua. 22

23 3. Peraturan Gubernur Papua Nomor 32 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Papua 4. Peraturan Gubernur Papua Nomor 33 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Papua Provinsi Papua 5. Peraturan Gubernur Papua Nomor 34 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua 6. Peraturan Gubernur Papua Nomor 61 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi Papua 7. Peraturan Gubernur Papua Nomor 62 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Papua 8. Peraturan Gubernur Papua Nomor 63 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Papua 9. Peraturan Gubernur Papua Nomor 64 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Provinsi Papua 10. Peraturan Gubernur Papua Nomor 66 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Papua 11. Peraturan Gubernur Papua Nomor 67 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura Provinsi Papua 12. Peraturan Gubernur Papua Nomor 67 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Abepura Provinsi Papua 13. Peraturan Gubernur Papua Nomor 65 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Provinsi Papua 14. Peraturan Gubernur Papua Nomor 70 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Papua 15. Peraturan Gubernur Papua Nomor 68 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua 16. Peraturan Gubernur Papua Nomor 35 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua 17. Peraturan Gubernur Papua Nomor 36 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Provinsi Papua 18. Peraturan Gubernur Papua Nomor 53 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Papua 19. Peraturan Gubernur Papua Nomor 59 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata 23

24 Kerja Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Papua 20. Peraturan Gubernur Papua Nomor 42 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua 21. Peraturan Gubernur Papua Nomor 41 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Papua 22. Peraturan Gubernur Papua Nomor 43 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Provinsi Papua 23. Peraturan Gubernur Papua Nomor 45 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua 24. Peraturan Gubernur Papua Nomor 49 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kehutanan Provinsi Papua 25. Peraturan Gubernur Papua Nomor 38 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Papua 26. Peraturan Gubernur Papua Nomor 40 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua 27. Peraturan Gubernur Papua Nomor 50 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelola Lingkungan Hidup Provinsi Papua 28. Peraturan Gubernur Papua Nomor 48 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Papua 29. Peraturan Gubernur Papua Nomor 51 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Papua 30. Peraturan Gubernur Papua Nomor 46 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Provinsi Papua 31. Peraturan Gubernur Papua Nomor 52 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Papua 32. Peraturan Gubernur Papua Nomor 55 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Papua 33. Peraturan Gubernur Papua Nomor 54 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Provinsi Papua 34. Peraturan Gubernur Papua Nomor 44 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Papua 24

25 35. Peraturan Gubernur Papua Nomor 56 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua 36. Peraturan Gubernur Papua Nomor 39 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Papua 37. Peraturan Gubernur Papua Nomor 58 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Papua 38. Peraturan Gubernur Papua Nomor 47 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan Provinsi Papua 39. Peraturan Gubernur Papua Nomor 57 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Provinsi Papua Jumlah SKPD sesuai PERDA tersebut sebanyak 51 SKPD yang terdiri dari : 1 Sekda, 3 asisten Sekda, 10 Biro, 26 Dinas Daerah dan 15 SKPD yang terdiri dari Bappeda, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah serta Satpol PP. SKPD baru terdiri atas 5 SKPD yaitu : 1 Biro ULP Setda Provinsi Papua 2 Biro Perbatasan Setda Provinsi Papua 3 Biro Otonomi Khusus Setda Provinsi Papua 4 Dinas Kebudayaan Provinsi Papua 5 Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua dalam melakukan penataan kelembagaan Perangkat daerah Biro Organisasi membentuk Tim Restrukturisasi Kelembagaan Perangkat Daerah Nomor 188.4/299/Tahun 2016 tentang Pembentukan Tim Restrukturisasi Kelembagaan Perangkat Daerah Provinsi Papua dengan melibatkan beberapa instansi yang terkait. Dibawah ini adalah uraian tentang capaian pelaksanaan kegiatan selama 4 (empat) tahun anggaran sebagi berikut : NO URAIAN JUMLAH PERDA DAN PERATURAN GUBERNUR (SKPD) YANG DIBENTUK PERDA 2013 TERDIRI DARI 48 SKPD PERGUB UPTD, UPTB DAN PEMBIDAN GAN TUGAS ASISTEN SEKDA REVISI PERDA 2013 ATAS 8 SKPD REALISASI 100% 100% 100% 100% PERDA 2016, DAN PERGUB

26 Pada Tahun 2013 dari target 4 (empat) pembentukan PERDA terealisasi 4 (empat) yaitu ditetapkan PERDA Nomor 11, 12 dan 13 Tahun 2013 tentang SOTK SETDA dan Setwan DPRP Provinsi Papua, Dinas Daerah dan Bappeda, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah dan PERDA Nomor 7 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Provinsi Papua dengan capaian persentase 100%, kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan Peraturan Gubernur Nomor 18 dan 19 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD dan UPTB serta Peraturan Gubernur Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pembidangan Tugas Asisten Sekretaris Daerah dengan capaian persentase 100%. Pada Tahun 2015 tujuan dan sasaran strategis di ikutkan pada Kegiatan Sosialisasi dengan tujuan dan sasaran yang berbeda namun, karena tuntutan TUPOKSI Organisasi dengan adanya beberapa SKPD yang mempunyai TUPOKSI yang tumpang tindih maka dilakukan revisi atas 8 (delapan) SKPD Provinsi Papua dan pada Tahun 2016 melalui sasaran Organisasi yang Tepat fungsi dan tepat ukuran dengan indikator presentase OPD pemerintah provinsi yang tepat fungsi dan tepat ukuran dilakukan pembentukan OPD dengan berpedoman pada PP Nomor 18 tahun 2016 tentang Peramgkat Daerah maka dibentuk PERDA sebagaimana disebutkan pada hal 29.dengan capaian persentase sasaran 100%, dengan demikian pada Tahun 2017 tugas Biro Organisasi tinggal menata UPTD dan UPTB di Provinsi Papua. 3. Rapat kerja pembinaan dan Peningkatan Kapasitas kelembagaan Perangkat Daerah Kab/Kota se Papua Tujuan Tertatanya kelembagaan perangkat daerah Provinsi dan Kab/Kota dijabarkan melalui indikator adanya data kelembagaan perangkat daerah kabupaten/kota : NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS 1 Tertatanya Terwujudnya kelembagaan perangkat koordinasi, daerah Kab/Kota integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi kelembagaan Kabupaten/Kota INDIKATOR KINERJA Jumlah Rekomendasi yang disepakati dan ditindaklanjuti TARGET 29 Kabupaten/Kota Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut : 26

27 INDIKATOR KINERJA NO SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN(%) 1. Jumlah Rekomendasi yang disepakati dan ditindaklanjuti 29 Kabupaten/Kota 25Kabupaten/Kota 86,20% Rata-rata presentase capaian sasaran 86,20% Pencapaian indikator kinerja sasaran dari target yang ditetapkan mencapai 86,20% dan mendapat kategori berhasil Melalui indikator Jumlah Rekomendasi yang disepakati dan ditindaklanjuti terdiri atas : A. Rekomendasi Bagi Pemerintah Pusat 1. Pemerintah Pusat perlu lebih aktif melakukan upaya sikronisasi dan harmonisasi peraturan perundang undanga, terutama yang berkaitan dengan pemerintah Daerah. Lebih aktif ini dibutuhkan karena terdapat Kabupaten yang belum dapat melaksanakan Peraturan Pemerintah, menimbulkan kebingungan, bahkan menimbulkan polemik baru di lingkungan pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota; B. Rekomendasi Bagi Kabupaten/Kota 1. Kabupaten/Kota perlu melakukan percepatan pengisian indikator pembentukan perangkat daerah dengan menggunakan indikator yang sudah tercantum dalam RPP tentang Perangkat Daerah. 2. Bupati/Walikota perlu membentuk Tim yang bertugas melakukan koordinasi, sinkronisasi dan validasi pengisian indikator pembentukan perangkat daerah di kabupaten/kota masing-masing. 3. Melakukan langkah percepatan dengan mempersipakan naskah akademik dan rancangan peraturan daerah tentang perangkat daerah sesuai dengan hasil pemetaan indikator perangkat daerah. 4. Biro Organisasi Provinsi Papua perlu lebih aktif melakukan koordinasi dan pembinaan dengan kabupaten/kota dan koordinasi dengan pemerintah pusat dalam rangka percepatan pembentukan perangkat daerah sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Hasil rekomendasi ini menjadi dasar/kesepakatan bersama antar 29 Kab/Kota dalam menyikapi pemberlakuan Peraturan Penganti PP Nomor 41 Tahun 2007, rekomendasi ini juga disampaikan kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri R.I sebagai masukan atas pembentukan rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang OPD. 27

28 4. Monitoring dan Evaluasi Data Kelembagaan Perangkat Daerah Kab/Kota Tujuan Tertatanya kelembagaan perangkat daerah Kabupaten/Kota dijabarkan melalui indikator adanya data kelembagaan perangkat daerah kabupaten/kota : NO TUJUAN 1 Tertatanya kelembagaan perangkat daerah Kabupaten/Kota SASARAN STRATEGIS Terfasilitasinya penyusunan kelembagaan Kab/Kota INDIKATOR KINERJA Jumlah Kab/kota yang tertata OPD sesuai perundangundangan TARGET 18 Kabupaten Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabelsebagai berikut : NO INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN(%) 1. Jumlah Kab/kota yang tertata OPD sesuai perundangundangan 18(delapan belas) Kabupaten 18(delapan belas) Kabupaten 100% Rata-rata presentase capaian sasaran 100% Pencapaian indikator kinerja sasaran dari target yang ditetapkan mencapai 100% dan mendapat kategori sangat berhasil Melalui indikator Jumlah Kab/kota yang tertata OPD sesuai perundang-undangan maka akan memberikan informasi tentang rancangan PERDA yang telah dibuat oleh 18 Kabupaten terkait (nomenklatur struktur kelembagaan, jumlah eselonisasi pada SETDA, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Inspektorat, Bappeda dan Satpol PP), sebagai implementasi PP Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, penataan kelembagaan perangkat daerah diarahkan pada struktur yang efisien, efektif tepat ukuran dan tepat sasaran sesuai kriteria/tipe dalam PP Nomor 18 Tahun Rapat Koordinasi Teknis Bidang Kelembagaan se Provinsi Papua Tujuan Tertatanya kelembagaan perangkat daerah Provinsi dan Kabupaten/kota dijabarkan dalam indikator yaitu Jumlah rekomendasi yang disepakati dan ditindaklanjuti : 28

29 NO 1 TUJUAN Tertatanya kelembagaan perangkat daerah Provinsi SASARAN STRATEGIS Terwujudnya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi kelembagaan Provinsi INDIKATOR KINERJA Jumlah aparatur dan Rekomendasi yang disepakati dan ditindaklanjuti TARGET 200 Aparatur Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut : NO INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN(%) 1. Jumlah aparatur dan Rekomendasi yang disepakati dan ditindaklanjuti 200 Aparatur 200 Aparatur 100% Rata-rata presentase capaian sasaran 100% Berdasarkan pengukuran sasaran terhadap indikator dan target yang ditetapkan termasuk dalam kategori Sangat Berhasil, dengan capaian 100%. Hasil rekomendasi mencakup rekomendasi dibidang kelembagaan, analisis jabatan, ketatalaksanaan dan pendayagunaan aparatur yang merupakan kesepakatan bersama dari para pimpinan (Asisten yang membidangi Organisasi, para kepala Bagian Organisasi dari 16 Kab/kota yang hadir. Rekomendasi ini di sampaikan ke Kementerian Dalam Negeri R.I. sebagai bahan dalam Rakornas Organisasi Se Provinsi dan Kabupaten/Kota di Jakarta. 6. Bimtek Analisis Kebutuhan JAFUNG Tertentu di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua Tujuan Meningkatnya kinerja dan efisiensi organisasi birokrasi dijabarkan dalam sasaran dan indikator sebagai berikut : NO 1 TUJUAN Meningkatnya kinerja dan efisiensi organisasi birokrasi SASARAN STRATEGIS Tersusunnya data jabatan fungsional tertentu di lingkungan pemerintah Provinsi Papua INDIKATOR KINERJA jumlah jabatan fungsional tertentu pada SKPD di Provinsi Papua TARGET 38 SKPD 29

30 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut : NO INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN(%) 1. jumlah jabatan fungsional tertentu pada SKPD di Provinsi Papua 38 SKPD 26 SKPD 73,68% Rata-rata presentase capaian sasaran 73,68% Berdasarkan pengukuran pada sasaran, indikator dan target yang ditetapkan berada dalam kategori Cukup Berhasil dengan capaian persentase sasaran 73,68%, Tahun 2016 Biro Organisasi melalui Bagian Analisis dan Formasi Jabatan melakukan rekapitulasi perhitungan kebutuhan JAFUNG baik JAFUNG Tertentu dan JAFUNG Umum pada 38 SKPD dilingkungan Provinsi Papua yang dilaksanakan pada Tanggal September 2016, dari 38 SKPD hanya 26 SKPD yang menyampaikan data rekap sedangkan 10 SKPD belum mengajukan data rekap tersebut, data rekap yang sudah terkumpul dan yang belum terkumpul akan dikoordinasikan oleh Biro Organisasi ke SKPD yang bersangkutan, terkait penetapan SK. Gubernur khusus untuk JAFUNG tertentu. untuk mempercepat penginputan data pada 10 SKPD Biro Organisasi membentuk Tim/Kelompok kerja yang terdiri atas Pejabat eselon III, IV dan Staf untuk mengawal penginputan data JAFUNG SKPD, Tim melakukan kunjungan ke SKPD dan membuka klinik pendampingan selama seminggu sesuai Surat Perintah Kepala Biro Organisasi Nomor 872/001/Ro.Orpa, Tanggal 20 Mei 2016, muara dari pengumpulan data ini akan menjadi bahan evaluasi terhadap Peraturan Gubernur Papua Nomor 37 Tahun 2011 Tentang Jenis dan kebutuhan JAFUNG tertentu di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua. Hal-hal yang perlu segera tindaklanjuti adalah : a. Biro Organisasi Perlu meningkatkan fungsi koordinasi dan komunikasi ke SKPD penyusun evaluasi JAFUNG tertentu, sehingga capaian target dari kegiatan dapat tercapai. 30

31 7. Bimtek Penataan OPD Provinsi Papua Tujuan Meningkatnya kinerja dan efisiensi organisasi birokrasi dijabarkan dalam sasaran dan indikator sebagai berikut : NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS 1 peningkatan pemahaman aparatur tentang TUPOKSI unit kerja Terlaksananya TUPOKSI SKPD dilingkungan Provinsi Papua sesuai ketentuan yang berlaku INDIKATOR KINERJA Persentase pelaksanaan TUPOKSI unit kerja dengan baik TARGET 90% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut : NO 1 INDIKATOR KINERJA SASARAN Persentase pelaksanaan TUPOKSI unit kerja dengan baik TARGET REALISASI CAPAIAN(%) 90% 90% 100% Rata-rata presentase capaian sasaran 100% Indikator Persentase pelaksanaan TUPOKSI unit kerja dengan baik, kegiatan ini untuk meningkatkan SDM aparatur pada Bagian Kelembagaan menyikapi pemberlakuan Pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat daerah, Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini Biro Organisasi akan melakukan penataan OPD dilingkungan Provinsi dan pembinaan bagi 29 Kab/Kota, oleh karena itu kesiapan SDM aparatur sangat penting, karena peraturan Pemerintah ini sudah lama dinantikan oleh Birokrat di Provinsi maupun Kab/kota. Berdasarkan pengukuran pada sasaran, indikator dan target yang ditetapkan berada dalam kategori Sangat Berhasil dengan capaian 100%. 8. Penyusunan Uraian Jabatan dilingkungan pemerintah Provinsi Papua Tujuan Terwujudnya peningkatan analisis jabatan dalam penempatan pejabat sesuai ANJAB, sebagaimana tergambar pada tabel berikut : 31

32 NO TUJUAN 1 Terwujudnya peningkatan analisis jabatan dalam penempatan pejabat sesuai ANJAB SASARAN STRATEGIS Terwujudnya tata kelola jabatan yang baik INDIKATOR KINERJA Persentase OPD yang memiliki data uraian jabatan TARGET 11 SKPD Penetapan PERDA Nomor 11,12 dan 13 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tatakerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRP Provinsi Papua, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, telah dilakukan penyusunan uraian Jabatan bagi pejabat struktural dan fungsional umum sehingga akan memberikan informasi tentang uraian dari jabatan dan kompetensi apa yang harus dimiliki oleh pejabat yang duduk dalam jabatan tersebut. Indikator kinerja, target berikut : dan realisasi dari sasaran dapat dilihat pada tabel NO INDIKATOR TARGET REALISASI PERSENTASE (%) 1 Persentase OPD yang memiliki data uraian jabatan 11 SKPD 11 SKPD 100% Rata-rata presentase capaian sasaran 100% NO INDIKATOR Persentase OPD yang memiliki data uraian jabatan 19 SKPD 14 SKPD 11 SKPD Dengan demikian pada Tahun 2016 jumlah SKPD mempunyai uraian jabatan adalah 44 SKPD, tinggal 4 (empat) SKPD yang belum dilakukan penyusunan uraian jabatan dan diharapkan pada Tahun 2017 target 48 SKPD dapat tercapai, dengan demikian capaian kinerja sasaran 100%. berada pada kategori Sangat Berhasil. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mempercepat penyusunan uraian jabatan dan formasi jabatan adalah : 1. Mempersiapkan Tim analisis perwakilan dari masing-masing SKPD yang belum mempunyai uraian jabatan, yang penetapannya melalui SK. Gubernur Papua. 32

33 2. Melakukan Bimtek analisis jabatan sesuai kriteria dan standart Mutu bagi Tim dalam mempersiapkan SDM aparatur menjadi penganalisis jabatan pada masing-masing SKPD. 3. Melakukan pendampingan penyusunan dan analisis jabatan pada SKPD. 4. Melakukan koordinasi dan rapat-rapat dalam penyusunan uraian jabatan dan formasi jabatan SKPD. menyikapi penetapan PERDA dan PERGUB OPD 2017 maka Biro Organisasi akan melakukan penyesuaikan dengan kedua regulasi tersebut, karena jumlah OPD bertambah dari 48 menjadi 51 OPD, begitupula adaperubahan nomenklatur OPD dan nomenklatur Jabatan Struktural OPD serta pembidangan organisasi, maka harus disesuaikan dan akan ditetapkan dengan Peraturan Gubernur. 9. Penyusunan Analisis Beban Kerja dilingkungan Pemrintah Provinsi Papua Tujuan terwujudnya tata kelola jabatan yang baik dijabarkan dalam sasaran yang dapat diukur dengan indikator persentase OPD yang memiliki data formasi jabatan tergambar dalam Tabel sebagai berikut : NO 1 TUJUAN Peningkatan sumber daya aparatur dibidang ANJAB SASARAN STRATEGIS Terwujuudnya tatakelola jabatan yang baik INDIKATOR KINERJA Persentase OPD yang memiliki data formasi jabatan 4 SKPD TARGET Untuk tahun penyusunan formasi telah dilakukan secara bertahab untuk formasi jabatan berisikan informasi tentang : (a) jenis pekerjaan; (b) sifat pekerjaan; (c) perkiraan beban kerja; (d) perkiraan kapasitas pegawai; (e) kebijakan pelaksanaan pekerjaan; (f) jenjang dan jumlah jabatan serta pangkat; (g) peralatan yang tersedia. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut : NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN(%) SASARAN 1. Persentase OPD yang memiliki data formasi jabatan 4 SKPD 4 SKPD 100% Rata-rata presentase capaian sasaran 100% 33

34 Berdasarkan pengukuran indikator di peroleh kesimpulan bahwa capaian kinerja pada sasaran Sangat Berhasil dapat terealisasi dengan capaian sesuai target yang ditetapkan dengan nilai presentase sasaran 100%, hal ini dikarenakan penyusunan data Formasi Jabatan dilakukan melalui tender lewat lelang ULP atas 4 SKPD karena minimnya SDM aparatur yang memiliki kompetensi. Rekap Penyusunan data formasi jabatan Thn dapat dilihat pada tabel berikut : NO INSTANSI SKPD PROVINSI Berdasar capaian target tersebut diatas dari 48 SKPD yang memiliki data formasi jabatan adalah : 1. Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Papua 2. Dinas Koperasi Dan UMKM Provinsi Papua 3. Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Papua 4. Dinas Energi Dan Sumberdaya Mineral Provinsi Papua 5. Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Provinsi Papua 6. Dinas Olah Raga Dan Pemuda Provinsi Papua 7. Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Papua 8. Dinas Kehutanan Provinsi Papua 9. Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Papua 10. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua 11. Badan Perencanaan Dan Pembangunan Daerah Provinsi Papua 12. Badan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Provinsi Papua 13. Pengelola Perbatasan Dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua 14. Badan Perijinan Terpadu Dan Penanaman Modal Provinsi Papua 15. Badan Percepatan Pembangunan Kawasan Pembangunan Provinsi Papua 16. Inspektorat Provinsi Papua 17. RSUD Jayapura 18. RSUD Abepura 19. Majelis Rakyat Papua 20. Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah Provinsi Papua 21. Setwan DPRP Provinsi Papua 34

35 22. Dinas Perkebunan Provinsi Papua 23. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Papua 24. Badan Pendidikan dan Pelatihan Berdasarkan rekap tersebut diatas, dari 48 SKPD masih ada 24 SKPD yang belum mempunyai data analisis beban kerja, oleh karena itu Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mempercepat penyusunan formasi jabatan adalah : 1. Melaksanakan pembentukan Tim analisis formasi jabatan dari masing-masing SKPD di lingkungan pemerintah Provinsi Papua dengan SK.Gubernur Papua. 2. Melakukan Bimtek analisis Formasi jabatan sesuai kriteria dan standart Mutu. 3. Melakukan koordinasi dan rapat-rapat dalam penyusunan data formasi jabatan. 4. Agar Pemerintah menambah jumlah anggaran dalam penyusunan data Formasi Jabatan bagi SKPD di Provinsi Papua MISI II Meningkatkan Pembinaan sistem Ketatalaksanaan pemerintahan yang efesiensi dan efektifitas. 1. Pelatihan Penyusunan SOP dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua Tujuan Peningkatan tatalaksana pemerintahan yang efisien dan efektif dijabarkan dalam (1) sasaran dan (1) indikator yaitu Persentase OPD yang memiliki SOP yang berkaitan dengan kinerja utama, sebagai berikut : NO TUJUAN 1 Peningkatan tatalaksana pemerintahan yang efisien dan efektif SASARAN STRATEGIS Terwujudnya pelaksanaan TUPOKSI yang efisien, efektif, responsif, transparan dan akuntabel INDIKATOR KINERJA Persentase OPD yang memiliki SOP yang berkaitan dengan kinerja utama 50% TARGET Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut : 35

36 NO INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN (%) Persentase OPD yang memiliki SOP yang 50% 10,4% 20,8% 1. berkaitan dengan kinerja utama Rata-rata presentase capaian sasaran 20,8% TA Persentase OPD yang telah menetapkan SOP dengan Keputusan Kepala SKPD terdiri atas 5 (lima) SKPD yaitu : 1. Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Provinsi Papua 2. Badan Percepatan Pembangunan Kawasan Papua 3. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 4. Badan Ketahanan Pangan dan Koordinasi Penyuluh 5. Inspektorat Provinsi Papua Penetapan SOP sebagai sasaran strategis sesungguhnya merupakan implementasi visi dan misi Gubernur Papua yang termaktub dalam RPJMD Provinsi Papua, dengan capaian sasaran strategis 20,8% hal ini yang menjadi tugas dari Masing-masing SKPD untuk segera menyusun SOP sedangkan Biro Organisasi hanya memfasilitasi SKPD, karena sampai dengan tahun keempat masa kepemimpinan Gubernur Papua periode SKPD yang memiliki SOP sebanyak 21 SKPD, masih 27 SKPD dalam taraf penyusunan SOP, daftar rekap SKPD yang memiliki SOP adalah : NO SKPD THN 2015 THN JUMLAH SKPD 16 5 Pada Tahun 2016 melalui Surat Gubernur Papua Nomor 005/614/SET, Tanggl 20 Mei 2016 Biro Organisasi melaksanakan pendampingan penyusunan SOP bagi SKPD Provinsi Papua, dan out put dari kegiatan iersebut tersusunlah hasil hasil identifikasi judul 15 SKPD, yaitu : 1. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua 2. Badan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Provinsi Papua 3. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua 4. Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua 5. Biro Hukum SETDA Provinsi Papua 6. Biro Perekonomian dan Sumberdaya Alam SETDA Provinsi Papua 36

37 7. Biro Kesra dan Kemasyarakatan SETDA Provinsi Papua 8. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua 9. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Papua 10. Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Papua 11. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua 12. Satuan Polisi Pamong Proja Provinsi Papua 13. RSUD Abepura Provinsi Papua Hasil identifikasi judul tersebut akan dikaji Biro Organisasi dan dikembalikan kepada SKPD untuk menindaklanjuti dalam penyusunan SOP SKPD sampai dengan penetapan. Berdasarkan pengukuran sasaran terhadap indikator pada sasaran dan target yang ditetapkan termasuk dalam kategori Tidak Berhasil, permasalahan yang menyebabkan tidak tercapainya target, yaitu : 1. SKPD belum menggunakan SOP sebagai instruksi tertulis yang dibakukan dalam melaksanakan proses administrasi dan Belum ada perhatian pimpinan terkait keharusan SKPD mempunyai SOP dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan. 2. Pendampingan penyusunan SOP SKPD tidak dihadiri oleh peserta sesuai permintaan Surat Gubernur, sehingga out put dari kegiatan tidak berfungsi. 3. Peserta yang menghadiri kegiatan penyusunan tidak menindaklanjuti /menginformasikan kepada pimpinan tentang keharusan penyusunan SOP pada SKPD. Hal-hal yang perlu dilakukan : 1. Melalui Surat Gubernur/SEKDA dapat menindaklanjuti/ mengawal penyusunan SOP bagi SKPD sehingga target dapat tercapai. 2. Perlunya membentuk Tim Penyusun SOP pada masing-masing SKPD. 3. Perlunya Biro Organisasi dalam hal ini Tim fasilitasi membuka clinik penyusun SOP bagi SKPD, sehingga mempercepat penyelesaian/menyempurnakan SOP yang disusun oleh SKPD. 4. Perlunya meningkatkan pengawasan secara berjenjang sehingga apa yang menjadi tugas-tugas organisasi dalam meningkatkan pelayanan dapat terlaksana dengan baik, karena ASN sesungguhnya adalah publik servant. 37

38 (2) Pembinan Penyelenggaraan Pelayanan Publik dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua Tujuan terbinanya penyelenggaraan pelayanan publik dilingkungan pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota dijabarkan dalam (2) sasaran dan (2) indikator yaitu Jumlah SPP yang telah disusun dan diterapkan pada SKPD Provinsi dengan Jumlah Peserta pelatihan tenaga aparatur penyusun Standar Pelayanan Publik yang digambar seperti tabel berikut : NO 1 2 TUJUAN Terbinanya penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota SASARAN STRATEGIS Tersusunnya SPP disemua SKPD Kabupaten/Kota se Papua INDIKATOR KINERJA Jumlah SPP yang telah disusun dan diterapkan pada SKPD Provinsi Papua Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) TARGET 6 Dokumen/6 Bidang 50 % Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut : NO INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN(%) 1 Jumlah SPP yang telah 6 Dokumen/ % disusun dan diterapkan pada SKPD Provinsi Papua Bidang 2 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 50 % 40% 80% Rata-rata presentase capaian sasaran 40% Berdasarkan pengukuran pada sasaran dan indikator (1) dan (2) dari target yang ditetapkan realiasa indikator (1) -0-%, hal ini disebabkan adanya pengembalian anggaran 10% sesuai Surat Edaran Gubernur Papua Nomor 900/7676/SET, Tanggal 22 Juni 2016 perihal Pengurangan/Pemotongan Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Perubahan APBD Tahun Anggaran karena sebagian besar kegiatan di Biro hampir selesai dilaksanakan. sedangkan indikator (2) mencapai realisasi 40% dari realisasi yang ditetapkan. Pada Tahun 2016 ditetapkan 5 SKPD yang melaksanakan fungsi pelayanan sesuai UU Nomor 25 Tahun2010 untuk dilakukan survey kepada 38

39 masyarakat sebagai penerima pelayanan dan pada tanggal 8-12 Agustus 2016 Biro Organisasi telah lakukan survey IKM terhadap 5 SKPD yaitu : 1. Pelayanan IGD RSUD Jayapura, 2. Pelayanan Polilik Umum RSUD Abepura 3. Pelayanan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal 4. Pelayanan pada Samsat Jayapura Dari 5 SKPD diedarkan 150 (seratus lima puluh) kuisioner pada 150 responden/penerima pelayanan/masyarakat, namun hanya 4 (empat) SKPD yang memenuhi kriteria, hanya RS.Jiwa Abepura tidak dapat dihitung tingkat kepuasan pelayanan karena data quisioner yang terjaring tidak sampai 50%, pengukuran IKM dilakukan pada penerima pelayanan (responden) yaitu masyarakat yang pada saat itu berada di tempat pelayanan pada tanggal 8-12 Agustus Rata-rata capaian persentase sasaran dari indikator (1) dan (2) adalah 40% dan termasuk dalam kategori Tidak berhasil Adapun ruang lingkup survei kepuasan masyarakat meliputi : persyaratan, prosedur, waktu pelayanan, biaya/tarif, produk spesifikasi jenis pelayanan, kompetensi pelaksana, perilaku pelaksana, maklumat pelayanan, penanganan pengaduan, saran dan masukan. Cek ulang Hal-hal yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kualitas/pelayanan adalah : 1. Melakukan rapat-rapat koordinasi dalam meningkatkan pelayanan pada SKPD. 2. Membentuk tim Penilai dengan melibatkan lembaga ombusdmen dll. (3) Fasilitasi Percepatan Penerapan SPM dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua Tujuan Terwujudnya penyusunan laporan SPM pada 6 bidang di Provinsi yang harus diterapkan dan ditetapkan SPM dalam Peraturan Kepala SKPD Meningkatnya kinerja dan efisiensi organisasi birokrasi dijabarkan dalam (1) sasaran dan (1) indikator yaitu Jumlah bidang yang memiliki Standar Pelayanan Minimal digambarkan dalam tabel sebagai berikut : 39

40 TUJUAN NO 1 Terwujudnya penyusunan laporan SPM pada 9 bidang di provinsi dan 15 bidang SPM Kabupaten/Kota yang harus diterapkan dan ditetapkan SPM dalam Peraturan Kepala SKPD SASARAN STRATEGIS Terwujudnya pelaksanaan TUPOKSI yang efesien, efektif, responsif, transparan dan akuntabel INDIKATOR KINERJA Jumlah bidang yang memiliki Standar Pelayanan Minimal TARGET 6 Bidang Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut : NO INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN(%) 1. Jumlah bidang yang memiliki Standar Pelayanan Minimal 6 Bidang Rata-rata presentase capaian sasaran -0- Berdasarkan Hasil Pengukuran Sasaran menunjukan Tidak Berhasil dengan capaian mencapai 0% dan dapat disimpulkan bahwa pencapaian target penyampaian laporan SPM pada 6 urusan pelayanan dasar di Provinsi Papua TA belum ada SKPD pengampu yang melaporkan capaian penerapan SPM semester pertama dan kedua, Biro Organisasi dan PA sebagai leading sektor telah melaksanakan fasilitasi percepatan penerapan SPM TA. 2016, melalui Surat Gubernur Papua Nomor 100/14139/SET, Tanggal 16 November Sedangkan untuk Kab/Kota telah di sampaikan Surat Gubernur Papua Nomor 100/14138/SET, Tanggal 16 November 2016 Hal Permintaan Laporan Penerapan dan Pencapaian SPM Semester II, dari 29 Kab/Kota hanya Kabupaten Merauke dan Supiori yang menyampaikan laporan semester pertama, rekap penyampaian laporan untuk Kab/kota TA dapat dilihat pada tabel dibawah ini : NO URAIAN KAB/KOTA Sesungguhnya SPM merupakan standar minimum pelayanan dasar yang wajib disediakan oleh Pemerintah Daerah kepada masyarakat. Pelaksanaan Bimtek SPM ini 40

41 sesungguhnya sudah dimulai dari Tahun 2012, namun sampai saat ini belum dapat terlaksana dengan baik. Melihat kurangnya komitmen pimpinan dalam melaksanakan penerapan SPM bagi SKPD, maka perlu : 1. Gubernur Papua melalui SEKDA Provinsi Papua perlu mengadakan pertemuan dengan SKPD yang melaksanakan fungsi pelayanan, dan membahas pentingnya penerapan SPM didaerah. 2. Perlunya Biro Organisasi melakukan Tim Sekretariat, Tim Teknis dan Tim koordinasi terutama penguatan Tim Teknis di Biro dan pada SKPD terkait penginputan templet SPM, bila perlu Biro Organisasi membuka klinik sehingga target SPM untuk 6 Bidang dapat terealisasi dengan baik 3. SKPD pengampu harus menyusun rencana dan anggaran yang diintegrasikan ke dalam dokumen RPJMD Provinsi Papua 4. Gubernur Papua dalam melaksanaakan fungsi pengendalian telah mengeluarkan Surat Gubernur Papua Nomor 100/14138/SET, tanggal 16 November 2016, hal permintaan penyampaian laporan percepatan SPM bagi Kab/Kota untuk semester dua, namun sampai dengan minggu terakhir bulan Januari 2017 belum ada Kab/kota yang menyampaikan laporan percepatan penerapan SPMnya. 5. Perlunya dibangun koordinasi dengan Kementerian Sektor untuk mengadakan Bimtek Penyusunan SPM dengan mengundang SKPD Provinsi dan Kab/Kota, dan membentuk komitmen bersama dengan menandatangani berita acara untuk melaksanakan percepatan dan penerapan SPM pada SKPD pengampu di Provinsi dan Kab/Kota. Untuk Tahun 2013 s/d 2016 laporan pelaksanaan percepatan penerapan SPM di Kab/Kota dapat dilihat pada tabel berikut : NO URAIAN Jumlah dari 29 Kab/Kota Persentase Kab/Kota 6,8 17,2 13,7 6,8 Pemasalahan-permasalahan yang menyebabkan sasaran tidak tercapai adalah : 1. Belum adanya ketegasan pimpinan dalam hal ini komitmen Kepala Daerah dalam melakukan penerapan percepatan SPM di daerah. 41

42 2. Kurangnya sosialisasi dari kementerian Sektor. 3. Perlunya Bimtek SPM bagi aparatur Provinsi dan Kab/Kota dalam penanganan SPM 4. Pelaksanaan pelaporan SPM membutuhkan data yang tepan dan akurat serta dari sumber dan jelas, masih ada SKPD yang kesulitan dalam pengelolaan data SPM 5. Kurangnya pemahaman SKPD pengampu tentang pentingnya SPM. 6. Letak geografis Kabupaten/Kota yang mempengaruhi percepatan penerapan indikator SPM dilaksanakan. 7. Perlunya mengintegrasikan SPM ke dalam dokumen RPJMD baik di Provinsi dan Kab/Kota. (4) Penataan dan penyusunan Pedoman Tata Ruang Kantor Pemerintah Provinsi Papua Tujuan Terwujudnya standarisasi sarana dan prasarana kerja dan penggunaan pakaian dinas di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang dijabarkan dalam sasaran dan indikator Jumlah SKPD yang telah melaksanakan penataan standarisasi sarana dan prasarana kerja digambarkan pada tabel sebagai berikut : TUJUAN NO 1 Terwujudnya standarisasi sarana dan prasarana kerja dan penggunaan pakaian dinas di Provinsi dan Kabupaten/Kota SASARAN STRATEGIS Terwujudnya pelaksanaan TUPOKSI yang efisien, efektif, responsif, transparan dan akuntabel INDIKATOR KINERJA jumlah papan nama pejabat struktural yang telah dipasang TARGET 14 SKPD sebagai berikut : Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel NO 1. INDIKATOR KINERJA SASARAN jumlah papan nama pejabat struktural yang telah dipasang TARGET REALISASI CAPAIAN(%) 14 SKPD 14 SKPD 100% Rata-rata presentase capaian sasaran 100% Berdasarkan pengukuran pada sasaran, indikator dan target dapat disimpulkan Sangat Berhasil dengan capaian 100%, berdasarkan capaian 42

43 persentase jumlah papan nama pejabat struktural eselon I, II, III dan IV pada 48 SKPD sesuai PERDA Nomor 11, 12 dan 13 Tahun 2013 telah terpasang didepan pintu masuk Pejabat struktural Provinsi Papua, kecuali untuk Jabatan Struktural pada UPT dan UPTB SKPD dilingkungan Provinsi Papua belum terpasang. (5) Penyusunan IKU dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua Tujuan terfasilitasinya penyusunan IKU Pemerintah Provinsi Papua dijabarkan melalui sasaran dan indikator : NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Terfasilitasi penyusunan IKU Provinsi Papua tersedianya informasi kinerja dan ukuran keberhasilan dari pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi Jumlah SKPD yang memiliki IKU dan Penetapan Kinerja SKPD TARGET 48 SKPD Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA NO SASARAN 1. Jumlah SKPD yang memiliki IKU SKPD TARGET REALISASI CAPAIAN(%) 48 SKPD 48 SKPD 100% Rata-rata presentase capaian sasaran 100% Pencapaian indikator kinerja sasaran 100%, dengan kategori Sangat Berhasil dari target yang ditetapkan, penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua bagi 48 SKPD telah diawali dengan pertemuan bagi SKPD dalam pendampingan melalui Tim kerja yang terdiri dari Biro Organisasi, Bappeda Provinsi Papua dan Inspektorat Provinsi Papua pada tanggal Mei 2016 bertempat di UPTB BAPPEDA dan dilanjutkan sampai dengan bulan Juli di Biro Organisasi, selain menyelesaikan/merampungkan IKU SKPD dari klinik ini menghasilkan rekomendasi dilakukan Tim dengan SKPD adalah : 1. Pemerintah Provinsi Papua segera membuat SK.Gubernur Papua untuk membentuk Tim SAKIP, begitu pula dengan Kab/Kota 2. Pemerintah Provinsi Papua harus mempunyai aplikasi SAKIP, sehingga masingmasing SKPD dapat menyampaikan dan menyusun laporan capaian kinerja per3 bulan, persemester atau pertahun dan dapat dipantau oleh Gubernur Papua 43

44 3. Pemerintah Provinsi Papua harus memberi alokasi anggaran yang cukup bagi 27 SKPD yang memiliki IKU yang terakomodir dalam IKU Pemerintah Provinsi Papua, sehingga sasaran strategis Gubernur Papua sesuai PP Nomor 33 tahun 2014 tentang Penetapan IKU dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua dapat tercapai. TA Seluruh SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua telah mempunyai Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Perjanjian Kinerja (PK) 2016 yang telah ditandatangani oleh Gubernur Papua selaku pemberi Amanah dan Pimpinan SKPD selaku penerima Amanah. Tujuan dilakukan penyusunan IKU dan PK SKPD adalah sebagai berikut : 1. Komitmen untuk meningkatkan integritas akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur; 2. Sebagai tolak ukur kinerja dalam evaluasi; 3. Sebagai dasar penilaian tujuan dan sasaran organisasi serta pemberian penghargaan dan sanksi; 4. Monitoring, evaluasi dan supervisi dan 5. Dasar penetapan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan : 1. Adanya Surat Gubernur Papua kepada seluruh SKPD dilingkungan pemerintah Provinsi Papua dan Radiogram Gubernur Papua untuk pemerintah Kab/kota, untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja 2. Adanya komitmen Pimpinan SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua serta komitmen Bupati/walikota untuk membentuk Tim SAKIP dalam penyusunan Laporan akuntabilitas. Dengan demikian bila Seluruh SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua telah mempunyai indikator kinerja utama (IKU) dan perjanjian kinerja (PK) 2016 yang telah ditandatangani oleh Gubernur Papua selaku pemberi amanah dan telah ditandatangani oleh Pimpinan SKPD maka penilaian LAPKIN SKPD akan meningkat apalagi telah teraplikasinya dokemen perencanaan maka LAPKIN dimasing-masing websidenya. 44

45 (6) Sosialisasi Pakaian Dinas PNS dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua Tujuan Terwujudnya standarisasi sarana dan prasarana kerja dan penggunaan pakaian dinas di Provinsi dan Kabupaten/Kota dijabarkan melalui indikator PERGUB tentang pakaian dinas PNS Provinsi Papua dan Persentase PNS yang mengenakan pakaian dinas sesuai aturan : NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS 1 Terwujudnya standarisasi sarana dan prasarana kerja dan penggunaan pakaian dinas di Provinsi dan Kabupaten/Kota Meningkatnya disiplin dan wibawa PNS INDIKATOR KINERJA PERGUB tentang pakaian dinas PNS Provinsi Papua 2 Persentase PNS yang mengenakan pakaian dinas sesuai aturan TARGET PERGUB tentang pakaian dinas PNS Provinsi Papua 90% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut : NO 1 2 INDIKATOR KINERJA SASARAN PERGUB tentang pakaian dinas PNS Provinsi Papua Persentase PNS yang mengenakan pakaian dinas sesuai aturan TARGET REALISASI CAPAIAN(%) PERGUB tentang pakaian dinas PNS Provinsi Papua PERGUB Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pakaian Dinas Sipil dilingkungan Provinsi Papua 100% 90% 80% 88% Rata-rata presentase capaian sasaran 94% Pencapaian indikator (1) sasaran dari target yang ditetapkan mencapai 100% dan indikator (2) mencapai 88%, rata-rata persentase capaian sasaran 94%, TA telah ditetapkan Peraturan Gubernur tentang Pakaian PNS dilingkungan Provinsi Papua, Biro Organisasi telah melakukan sosialisasi selama 2 tahun berturut-turut dan diharapkan ASN dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua akan berpakaian sesuai Peraturan Gubernur Papua Nomor 10 Tahun 2016, namun dari kehadiran PNS pada Apel Pagi masih ada teguran dari Asisten Bidang Umum pada awal Januari 2017 karena ketidakseragaman warna kain yang digunakan ASN, kriteria dan jenis kain menurut standarisasi pakaian dinas telah jelas petunjuknya dan telah disosialisasi kepada SKPD 45

46 di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua sesuai Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pakaian Dinas Sipil dilingkungan Provinsi Papua pada Tanggal 14 Oktober 2016 di Aula Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Papua sesuai Surat Undangan Gubernur Papua Nomor 005/11737/SET, Tanggal 27 September Capaian persentase sasaran dari indikator 1 dan 2 termasuk kategori Sangat Berhasil Hal-hal yang perlu dilakukan agar ASN dilingkungan Provinsi Papua taat penggunaan pakaian dinas sesuai Peraturan Gubernur Papua Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pakaian Dinas Sipil adalah : 1. Perlunya Pengadaan pakaian dinas ASN dikoordinir oleh Biro Umum Setda Provinsi Papua dan tetap melakukan koordinasi dengan Biro Organisasi, sehingga jenis kain, warna kain, model pakaian akan terkontrol dengan baik. MISI III Meningkatkan kompetensi dan kapasitas sumberdaya aparatur yang akuntabel, profesional, bersih dan bebas KKN 1. Bimtek Pola karier ASN dilingkungan pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, sebagai berikut : Tujuan Peningkatan kualitas aparatur berbasis kompetensi dijabarkan dalam sasaran meningkatnya kompetensi sumberdaya aparatur yang akan dicapai yaitu melalui kebijakan peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur sebagai berikut : No 1 TUJUAN Peningkatan kualitas aparatur berbasis kompetensi SASARAN STRATEGIS Meningkatnya kompetensi SDA INDIKATOR KINERJA Jumlah aparatur dilingkungan Provinsi Papua yang memahami pola karier TARGET 49 SKPD dan 29 Kab/Kota Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut : 46

47 NO INDIKATOR TARGET REALISASI PERSENTASE (%) 1 Jumlah aparatur dilingkungan Provinsi Papua yang memahami pola karier 49 SKPD dan 29 Kab/Kota 40 SKPD dan 13 Kab/Kota 67,94% Rata-rata presentase capaian sasaran 67,94% Berdasarkan pengukuran indikator Jumlah aparatur di lingkungan Provinsi Papua yang memahami pola karier terealisasi 67,94%, hal ini dikarenakan jumlah aparatur yang diundang tidak sesuai target.karena terdapat 9(sembilan) SKPD Provinsi Papua dan 16 (enam belas)kab/kota yang tidak hadir padahal Surat Gubernur Papua Nomor 005/5803/SET, Tanggal 18 Mey 2016 telah dikirim ke SKPD dan Pemerintah Kab/Kota, dengan demikian sasaran meningkatnya kompetensi SDA mencapai kategori Cukup Berhasil, pelaksanaan Bimtek Pola karier pada merupakan pembinaan kepegawaian agar Bagian kepegawaian/staf yang menangani fungsi kepegawaian dapat melakukan penyusunan pola karier pada SKPD masingmasing. Penyebab kurangnya kehadiran peserta karena SKPD kurang memahami pentingnya penyusunan pola karier, Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah : 1 Dengan adanya pola karier akan membentu PNS untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan memaksimalkan kontribusi pada organisasinya 2 Melalui pola karier akan mendorong terwujudnya merid sistem, artinya pegawai yang memiliki kompetensi, potensi, inovasi akan mencapai karier puncak, akan ada persaingan sehat, sehingga PNS akan betul-betul menjadi publik servant. 3 Kegiatan diklat yang mendukung pengembangan SDM aparatur akan menjadi kebutuhan nyata, PNS bekerja bukan hanya melaksanakan kewajiban tetapi berusaha meningkatkan kualitas kerja, disiplin, inivasi melalui kompetensi yang terencana, sesuai kebutuhan organisasi. 2. Bimtek Telaah Staf Paripurna dilingkungan Provinsi dan Kab/Kota Tujuan meningkatkan kualitas aparatur dalam menyelesaikan permasalahan di Birokrasitahan yang dijabarkan dalam sasaran meningkatnya kualitas SDM, sebagai berikut : 47

48 i NO a p 1 a TUJUAN meningkatkan kualitas aparatur dalam menyelesaikan permasalahan di Birokrasi pemerintahan SASARAN STRATEGIS meningkatnya kualitas SDM aparatur INDIKATOR KINERJA jumlah telaah staf dalam setahun TARGET 130 Aparatur ndikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam sebagai berikut : NO INDIKATOR TARGET REALISASI PERSENTASE (%) 1 jumlah telaah staf dalam setahun 130 Aparatur 77 Aparatur 59,23% Rata-rata presentase capaian sasaran 59,23% Berdasarkan pengukuran indikator Jumlah aparatur di lingkungan Provinsi Papua yang memahami tehnik penggunaan telaahan staf dalam pemecahan masalah pemerintahan mencapai 59,23%, hal ini dikarenakan jumlah aparatur yang diundang pada kegiatan tanggal 3 November 2016 sesuai Surat Gubernur Papua Nomor 005/13169/SET, Tanggal 25 Oktober 2016 dan Formulir Berita Nomor T-500/1307/SET, Tanggal 25 Oktober 2016 tidak sesuai target yang ditetapkan, karena ada 9 (sembilan) SKPD Provinsi Papua dan 16 (enam belas) Kab/Kota yang tidak hadir, sehingga sasaran berada pada kategori kurang Berhasil. Hal-hal yang menyebabkan kurangnya kesadaran pentingnya kegiatan ini adalah 1. Kurangnya pemahaman pimpinan dan staf tentang pentingnya penggunaan telaah staf dalam memecahkan masalah pemerintahan 2. Kurangnya fungsi koordinasi Biro Organisasi dalam hal ini pelaksana kegiatan dalam mengkoordinasikan dan memastikan optimalisasi kehadiran peserta pada pelaksanaan kegiatan. 3. Penyusunan Data Kompetensi Sumberdaya Aparatur dilingkungan Provinsi Papua Tujuan Peningkatan aparatur berbasis kompetensi yang dijabarkan dalam sasaran Jumlah aparatur di lingkungan pemerintah Provinsi Papua yang memenuhi standar kompetensi jabatan. 48

49 NO TUJUAN 1 terwujudnya website data kompetensi Sumber daya aparatur dilingk. Provinsi Papua SASARAN STRATEGIS Tersedianya data akurat kompetensi SDA pada SKPD di Provinsi Papua INDIKATOR KINERJA jumlah jenis data dalam website TARGET 48 SKPD Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam sebagai berikut : NO INDIKATOR TARGET REALISASI PERSENTASE (%) 1 jumlah jenis data dalam website 48 SKPD 37 SKPD 77,08% Rata-rata presentase capaian sasaran 77,08% Pencapaian indikator kinerja sasaran 77,08% dari target yang ditetapkan dan mendapat kategori Berhasil Indikator jumlah dan jenis data dalam website yang dikumpulkan oleh SKPD baik melalui hard copy atau diinput langsung oleh operator/staf yang menangani kepegawaian melalui website untuk tahun 2016 hanya 37 SKPD yang menyampaikan data atau mengupdate data SKPD masing-masing, sedangkan 11 SKPD belum mengupdate data SKPDnya pada Web Side Biro Organisasi. Jenis data yang diinput tentang profil PNS yaitu : nama, pangkat/gol, Nip, asal, agama, usia dan jenis kelamin. Dengan demikian dapat diketahui berapa jumlah PNS Papua dan non Papua. Hal-hal yang menghambat : 1. Belum ada komitmen pimpinan untuk menindaklanjuti Surat Gubernur tentang penyediaan data pegawai SKPD. 2. Belum terbangunnya jaringan internet oleh Dinas Komunikasi dan Informatika pada beberapa SKPD yang berlokasi diluar lingkungan Kantor Gubernur Papua 3. Belum ada keseriusan bagian kepegawaian dalam penyiapan dan penyajian data pegawai SKPD. 4. Perlunya Tim penyusun data kompetensi melakukan koordinasi ke SKPD yang belum melakukan penginputan data aparatur dalam website Biro Organisasi, sehingga diketahui apa yang menjadi kendala, dan apa solusi sehingga target dapat segera terselesaikan pada Tahun anggaran Hal-hal yang ditindaklanjuti : 49

50 1. Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur perlu melakukan pertemuan dengan pimpinan SKPD karena efektifitas tugas tidak akan terlaksana bila pimpinan belum mengetahui maksud dan tujuan pengisian/penginputan data kepegawaian dalam website. 4. Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Papua Dari tujuan terwujudnya tata kelola jabatan yang baik dijabarkan dalam sasaran yang dapat diukur dengan indikator jumlah POKJA Reformasi Birokrasi dilingkungan pemerintah Provinsi dan Kab/Kota. NO 1 TUJUAN Meningkatnya kinerja dan efisiensi organisasi birokrasi SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Kapasitas kelembagaan INDIKATOR KINERJA Tersusunnya Roadmap Reformasi Birokrasi dan Terbentuknya Tim reformasi Birokrasi TARGET 100% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam sebagai berikut : NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN(%) SASARAN 1. Tersusunnya Roadmap Reformasi Birokrasi dan terbentuknya Tim reformasi Birokrasi 100% 100% 100% Rata-rata presentase capaian sasaran 100% Berdasarkan pengukuran indikator di peroleh kesimpulan bahwa capaian kinerja pada sasaran Sangat Berhasil, dengan nilai presentase sasaran 100%. Adapun hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan ini adalah : 1. Adanya Surat Gubernur Papua kepada seluruh SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi Papua terkait pendataan kompetensi pegawai serta Reformasi Birokrasi; 2. Ada penginputan awal oleh Tim Manajemen Perubahan Reformasi Birokrasi Papua Tahun 2016 yang dbentuk dengan SK.Gubernur Papua Nomor 188.4/240/Tahun 2016 pada 8 (delapan)area perubahan sehingga ada nilai skor untuk Reformasi Birokrasi untuk Pemerintah Provinsi Papua, karena sebelumnya belum pernah diinput karena belum dibentuk Tim Reformasi Birokrasi Provinsi Papua; 50

51 3. Ada evaluasi Reformasi Birokrasi oleh KEMENPAN kepada Pemerintah Provinsi Papua. 4. Perlunya segera mengajukan kepada gubernur Papua u.p Sekda Provinsi Papua rancangan Roadmap agar di tindaklanjuti ke Biro Hukum untuk mendapat penyempurnaan dan penetapan lebih lanjut. 5. Peningkatan Disiplin dan Kapasitas SDA Aparatur dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua Tujuan meningkatnya disiplin aparatur dijabarkan dalam sasaran dengan indikator jumlah peserta sosialisasi dari sasaran adalah untuk meningkatkan disiplin aparatur. NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS 1 Meningkatnya Meningkatkan disiplin aparatur disiplin PNS INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase jumlah 48 SKPD pelanggaran dalam setahun Rata-rata kehadiran PNS 90% Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel sebagai berikut : NO INDIKATOR TARGET REALISASI PERSENTASE (%) 1 Persentase jumlah 48 SKPD 7 SKPD 14,585% pelanggaran dalam setahun 2 Rata-rata kehadiran PNS 90% 97,94 108% Rata-rata presentase capaian sasaran 61,29% Capaian dari indikator kinerja (1) persentase julah pelanggaran dalam setahun terealisasi 7 SKPD yang telah menjatuhkan sanksi bagi aparatunya sesuai PP Nomor 53 Tahun 2010, capaian persentase kinerja 14, 58% angka ini bukan menunjukan persentase meningkat tetapi sebaliknya kehadiran Pegawai, untuk capaian indikator (2) dngan indikator rata-rata kehadiran PNS dari target 90% terealisasi sebesar 97,94% maka capaian kinerja menjadi 108%. Indikator ini merupakan indikator Provinsi Papua sesuai Peraturan Gubernur (PERGUB) No.33/2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua dan sebagai penanggungjawab data dari indikator ke-2 ini sesuai PERGUB dimaksud adalah Biro ORPA. Rata-rata persentase capaian sasaran Kurang Berhasil. Adapun hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan ini adalah Adanya perhatian dan komitmen dari Pemerintah Provinsi Papua hal ini dipertegas melalui surat Gubernur Papua kepada seluruh SKPD di lingkup 51

52 Pemerintah Provinsi Papua dengan melakukan tahapan-tahapan kegiatan guna sosialisasi dan penerapan dari Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Tahapan-tahapan kegiatan yang mendukung keberhasilan rata-rata kehadiran pegawai dalam tahun 2016 adalah sebagai berikut 1. penegakan disiplin telah dilakukan dengan melalui kegiatan Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion/FGD) pada tanggal 7 Desember 2016 di UPTB Bappeda Provinsi Papua, untuk mengatahui : 1. Untuk mengetahui informasi (brainstorming) terkait penerapan Disiplin PNS pada SKPD-SKPD di Lingkup Pemerintah Provinsi Papua; 2. Biro Organisasi SETDA Provinsi Papua selaku penanggungjawab data Disiplin PNS menyampaikan dinamika perkembangan Disiplin PNS dalam tahun 2016; 3. SKPD-SKPD di Lingkup Pemerintah Provinsi Papua memberikan masukan dan penyampaian kendala-kendala di SKPD terkait Penerapan Disiplin PNS; 4. SKPD-SKPD di Lingkup Pemerintah Provinsi Papua memberikan laporan tentang Penegakkan Disiplin PNS dalam hal Rekapan Absen Harian SKPD dan Pemberian Sanksi bagi PNS yang melanggar aturan sesuai Peraturan Pemerintah No.53/2010 tentang Disiplin PNS. tahapan-tahapan kegiatan yang mendukung keberhasilan rata-rata kehadiran pegawai dalam tahun 2016 yaitu sebagai berikut : 1. Pendistribusian x-banner ke SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi Papua tentang Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. 2. Pemantauan Disiplin PNS melalui Rekapan Absen Harian setiap bulan dan Sanksi bagi PNS yang Tidak Masuk Kantor melalui dua kali Surat Gubernur Papua yaitu melalui Surat pertama teranggal 21 Januari 2016 tentang Penyampaian Laporan Penegakkan Disiplin PNS dan surat pertama penekanan 52

53 pada Sanksi bagi PNS yang tidak masuk kantor dan surat kedua tertanggal 26 Feb 2016 tentang Surat Edaran Nomor :061.2/2507/SET tentang Penegakkan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS), surat kedua penekanan pada absensi kehadiran PNS. 3. Sosialisasi Penjatuhan Hukuman Disiplin dan Kode Etik PNS dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua Tahun Kegiatan ini oleh BKD Prov.Papua tetapi telah berkontribusi juga dalam mendukung IKU Provinsi Papua yaitu tentang Disiplin Pegawai 4. Diskusi Kelompok Terarah bagi SKPD tentang Disiplin PNS yang masuk dalam IKU Provinsi Papua sesuai PERGUB 33/2014 tentang Penetapan IKU Provinsi Papua, pada 7 /12/ 2016 di Gedung Pusat Data BAPPEDA Prov.Papua. 5. Perhitungan rekap absen harian dilakukan untuk mendapat data tentang rata rata jumlah kehadiran yang dilakukan oleh Biro Organisasi sebgai penaggungjawab data karena indikator ini juga termasuk dalam IKU Pemerintah Provinsi Papua (rata-rata kehadiran PNS pada SKPD terlampir) 6. Rencana Aksi program oleh Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) dimana Rencana Aksi Program ini terkait dengan pemberantasan Korupsi secara terintegrasi pada Pemerintah Provinsi Papua untuk tahun Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Provinsi Papua membentuk beberapa POKJA salah satunya adalah POKJA Tim Pembenahan SDM Aparatur yang telah menindaklanjuti dengan merumuskan beberapa masalah salah satunya adalah tentang Disiplin PNS khususnya tentang Sanksi terhadap pegawai yang melakukan Pelanggaran Disiplin karena selama ini belum 53

BIRO ORGANISASI DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR

BIRO ORGANISASI DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI PAPUA BIRO ORGANISASI DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR Jalan Soa-Siu Dok II Jayapura, Telepon / Fax (0967) 532501. Website : http://www.orpa.papua.go.id Email : organisasi_papua@yahoo.com

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 8-2003 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 89, 2007 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAHAN DAERAH. Perangkat Daerah. Organisasi.

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Biro Organisasi Tugas dan Fungsi pada Biro Organisasi berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI III.1. Identifikasi Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD Aspek Kajian Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Biro Organisasi terdapat beberapa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT PAPUA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUNAN. Sekretariat Daerah Kota Malang 2015 TAHUN BAGIAN ORGANISASI

LAPORAN KINERJA TAHUNAN. Sekretariat Daerah Kota Malang 2015 TAHUN BAGIAN ORGANISASI LAPORAN KINERJA TAHUNAN Sekretariat Daerah Kota Malang 2015 TAHUN BAGIAN ORGANISASI KATA PENGANTAR Puji syukur patut kiranya kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan

Lebih terperinci

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT KATA PENGNTAR Dengan rahmat Allah,SWT, Rencana Kerja Tahunan (RKT) Inspektorat Kabupaten Lingga Tahun 2017 ini selain berisi tentang Struktur, Tugas dan Fungsi Inspektorat, Program dan Kegiatan, Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

2017, No Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah No.349, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Prov.Papua dan Prov.Papua Barat. Perangkat Daerah PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA PEKALONGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, 23 Pebruari 2016 SEKRETARIS DAERAH KOTA MALANG, Dr. Drs. H. IDRUS, M.Si. Pembina Utama Madya NIP

KATA PENGANTAR. Malang, 23 Pebruari 2016 SEKRETARIS DAERAH KOTA MALANG, Dr. Drs. H. IDRUS, M.Si. Pembina Utama Madya NIP KATA PENGANTAR Puji syukur patut kiranya kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan petunjuknya sehingga penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Kota Malang Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

TABEL RINGKASAN TUGAS DAN FUNGSI PEJABAT STRUKTURAL PADA BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TABEL RINGKASAN TUGAS DAN FUNGSI PEJABAT STRUKTURAL PADA BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LAMPIRAN II f : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TABEL DAN FUNGSI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media/wahana pertanggungjawaban kepada publik atas penyelenggaran Pemerintahan. Untuk

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN STAF AHLI BUPATI

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN STAF AHLI BUPATI PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN STAF AHLI BUPATI BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI MALUKU

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI MALUKU GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwauntuk

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG 1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI MALUKU DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH KABUPATEN WAJO.

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH KABUPATEN WAJO. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH KABUPATEN WAJO. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kabupaten Wajo berkantor dijalan Kejaksaan Nomor 5 B Sengkang, Nomor Telpon (0485) 21021 dan Nomor Fax (0485)

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH - 1 - BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Deskripsi Singkat Instansi Biro Umum Sekretariat Daerah (SETDA) Provinsi Jawa Timur terdiri dari beberapa biro, salah satunya adalah biro umum. Kantor SETDA ini terletak

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA YANG DIBENTUK DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERSENDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD GAMBARAN PELAYANAN SKPD Bab ini menjabarkan tentang Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD, serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD. BAB 2 2.1.

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KECAMATAN MODO

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KECAMATAN MODO SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KECAMATAN MODO Lamongan, 30 Januari 2017 SISTEMATIKA PAPARAN Gambaran Umum PD Implementasi SAKIP PD Inovasi PD GAMBARAN UMUM KECAMATAN MODO 1. Tugas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN

RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH RENCANA STRATEGIS 2016-2021 PERUBAHAN Rencana Stratrgis BKPPD Kab. Bandung 2016-2020 II-1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB I PENDAHULUAN 1. PENJELASAN UMUM ORGANISASI a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI

PENGUATAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI Oleh: Menteri Dalam Negeri Jakarta, 28 Mei 2013 KEBIJAKAN NASIONAL REFORMASI BIROKRASI MAKNA REFORMASI BIROKRASI UPAYA

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 RENCANA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 REVISI KE II BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN 1 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR s BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

2016, No Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ

2016, No Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2079, 2016 KEMENDAGRI. Perangkat Daerah. Prov-DKI Jakarta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

P a g e 21. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. AKUNTABILITAS KINERJA

P a g e 21. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. AKUNTABILITAS KINERJA . AKUNTABILITAS KINERJA Kewajiban untuk menjawab dari perorangan badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejalan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sebagai Lembaga Teknis Daerah berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN TAHUN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BLITAR 1

BAB I PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN TAHUN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BLITAR 1 Lampiran I : Keputusan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Blitar Nomor : 188/ /410.202/2015 Tanggal : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan dinamika lingkungan strategis baik

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pangkalpinang, Maret 2015 KEPALA BAPPEDA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

KATA PENGANTAR. Pangkalpinang, Maret 2015 KEPALA BAPPEDA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 selesai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT SALINAN GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Restra Bappeda Tahun Page 1

Restra Bappeda Tahun Page 1 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuha Yang Maha Kuasa oleh karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-nya sehingga Rencana Kerja (Renja) Bappeda Kabupaten Soppeng Tahun 2011 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU 13 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun Lalu dan Capaian Rencana Strategis (RENSTRA) Perangkat Daerah. Rencana Kerja

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

- 1 - BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG - 1 - si PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 - 1 - LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN ADMINISTRASI, KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NOMOR 1/D, 2008 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN BUAHBATU KOTA BANDUNG. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN BUAHBATU KOTA BANDUNG. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung 214-218 BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN BUAHBATU KOTA BANDUNG 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung 2.1.1. Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Satuan Kerja Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga Teknis

Lebih terperinci