o C sampai berat tetap. Bahan disimpan dalam refrigerator.
|
|
- Hadi Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRODUKSI BIODIESEL DARI BIJI BUAH MANGROVE XYLOCARPUS MOLUCCENSIS DENGAN PROSES 2-LANGKAH Akhmad Dhika S. ( ), Ajeng Setio W. ( ) Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Tri Widjaja, M.Eng.; Setiyo Gunawan, ST., PhD. Laboratorium : Teknologi Biokimia Jurusan Teknik Kimia FTI ITS Surabaya PENDAHULUAN Penelitian pembuatan biodiesel di Indonesia masih terfokus dari minyak kelapa sawit dan minyak jarak pagar. Secara geografis Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk menghasilkan sumber energi alternatif, yaitu dari bahan biji buah mangrove xylocarpus moluccensis. Penelitian pembuatan biodiesel di Indonesia masih terfokus dari minyak kelapa sawit dan minyak jarak pagar. Lebih lanjut, secara geografis Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk menghasilkan sumber energi alternatif, diantaranya dari bahan biji buah xylocarpus molluccensis. Sementara itu, menurut Noor dkk. (1999) Indonesia merupakan negara yang mempunyai luas hutan mangrove terluas di dunia dengan keragaman hayati terbesar di dunia dan struktur paling bervariasi di dunia. Menurut Gunarto (2004) luas hutan mangrove di Indonesia pada tahun 1999 diperkirakan mencapai 8,60 juta hektar, akan tetapi sekitar 5,30 juta hektar dalam keadaan rusak. Sedangkan data FAO (2007) luas hutan Mangrove di Indonesia pada tahun 2005 hanya mencapai ha atau 19% dari luas hutan mangrove di dunia dan yang terbesar di dunia melebihi Australia (10%) dan Brazil (7%). METODE PENELITIAN Persiapan bahan Biji buah Xylocarpus moluccensis disuplai dari petani mangrove, buah yang berbentuk seperti apel ini kemudian dikupas kulitnya, didalamnya biji buah dikupas dulu kulitnya, setelah itu biji buahnya dikeringkan dan dihaluskan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 80 o C sampai berat tetap. Bahan disimpan dalam refrigerator. Ekstraksi minyak mentah Bahan (10 g) diletakan ke dalam kolom ekstraksi dan dibungkus dengan kertas saring agar tidak tumpah. Lipid murni diekstrak dari bahan menggunakan sokhlet ekstraksi dengan pelarut n-heksane teknis (350 ml) yang telah diletakan dalam labu 500 ml dengan stirer magnetik dan dipanaskan. Setelah ekstraksi selama 4 jam, proses dihentikan. Larutan yang berisi heksane dan minyak kemudian didistilasi sehingga didapatkan heksane kembali. Ekstrak minyak yang tertinggal, yang dinamakan sebagai minyak mentah (Crude Oil / CO) dianalisis dengan TLC dan titrasi (AOCS Ca 5a-40, 1997). Konversi total minyak mentah ke FAME CMO (1 g) dan larutan kalium hidroksida (10 ml, 2N) ditambahkan pada botol berukuran 50 ml dengan tutup karet. Botol tersebut kemudian dipanaskan pada suhu 60 o C dengan strirer magnetik diputar di dalam botol sampai reaksi saponifikasi sempurna (24 jam). Heksane dimasukkan ke dalam campuran hasil saponifikasi untuk mengekstrak bahan yang tidak tersaponifikasi dan dianalisis dengan TLC. Heksane diambil dari botol dan campuran di bagian bawah yang berisi bahan yang tersaponifikasi diasamkan sampai ph=2 dengan menggunakan asam sulfat 1 M, dan reaksi sempurna sekitar 24 jam menghasilkan asam lemak (Fatty Acid) dan garam sulfat (K 2 SO 4 ). Semua asam lemak diekstrak dari campuran tersebut dengan menggunakan pelarut heksane berulang kali. Hasilnya dianalisis dengan TLC. Heksane kemudian diuapkan sehingga hanya tertinggal ekstrak heksane yang berisi asam lemak. Kemudian asam lemak dikonversi menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dengan memanaskannya dalam 5%-v asam sulfat (H 2 SO %) dalam metanol pada suhu 60 o C
2 selama 24 jam. Air digunakan untuk menghilangkan residu H 2 SO 4 dan FAME dipisahkan dengan ekstraksi menggunakan n-hexane-air. Heksane diambil dari botol dan diuapkan, sehingga tersisa produk berupa FAME. Produk dianalisis dengan TLC dan gas chromatography (GC). Langkah produksi FAME (biodiesel) Reaktor batch, dilengkapi strirer magnetik dan sistem kondenser dipakai pada penelitian ini. Pada tahap pertama yaitu esterifikasi bahan (1 g) dicampur dengan larutan yang disiapkan dari metanol (2 dan 5 ml) yang mengandung 1%-v asam sulfat 95-97% sebagai katalis asam. Campuran ditaruh dalam 350 ml reaktor batch pada suhu 60 o C dan tekanan atmosfir. Kondenser dipasang di atas reaktor dan air kran digunakan sebagai pendingin. Kondenser memastikan uap metanol terkondensasi dan kembali jatuh ke dalam reaktor. Strirer magnetik diputar di dalam reaktor dan reaksi berakhir pada waktu yang ditentukan yaitu 20 menit. Selanjutnya dilakukan proses transesterifikasi dengan menambahkan 30% dan 50%-v kalium hidroksida 2N sebagai katalis basa. Suhu pada reaktor tetap yaitu 60 o C dengan variabel waktu 15 menit dan 30 menit. Di dalam reaktor tersebut terjadi reaksi esterifikasi dan transesterifikasi, secara berturutan digunakan katalis asam yakni Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) sebesar 1 % dan katalis basa yakni Kalium Hidroksida (KOH) sebesar 30 % dan 50 % dari volume minyak. Sedangkan rasio penambahan metanol terhadap minyak adalah 2mL dan 5mL per 1 g CMO. Metanol berlebih yang ada di hasil reaksi diuapkan kemudian dilanjutkan dengan proses washing menggunakan n-heksane-air dengan volume 1:1. Heksane yang berisi FAME diambil dan diuapkan sehingga hanya tertinggal produk FAME. Produk dianalisis dengan TLC dan gas chromatography (GC). Total yield = berat produk,g x kandungan kemurnian FAME dalam pro duk,% berat potensi FAME dalam ba han,g x100% HASIL DAN PEMBAHASAN Biji buah mangrove diharapkan dapat digunakan sebagai bahan baku yang murah untuk memproduksi biodiesel. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi produksi biodiesel dari biji buah mangrove Xylocarpus moluccensis dengan proses dua-langkah. Biji buah mangrove yang digunakan adalah biji buah yang sudah tua, dihaluskan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 80 o C sampai massanya tetap. Kandungan air pada biji pada awalnya 64,28 % sedangkan setelah dipanaskan sampai suhu 80 o C moisture content-nya menjadi 1,99 % dari berat biji. Setalah itu biji buah xylocarpus moluccensis yang telah dihaluskan diekstraksi per 10 gram (menghasilkan g CMO) dengan menggunakan solvent n- heksan teknis untuk diambil Crudenya dan dikumpulkan. Waktu yang digunakan untuk ekstraksi adalah 4 jam(maulana dan anwar,2010). Dari 1 gram minyak mentah, hasil proses 2- langkah produksi biodiesel yang diperoleh dapat terkonversi menjadi FAME 0,3233 g (32,33%-berat). Penentuan reaksi pembuatan biodiesel Setelah dilakukan analisa kandungan FFA menggunakan titrasi dengan metode AOCS Official Method Ca 5a-40, didapati bahwa kandungan FFA masih tinggi Yaitu % sehingga untuk melakukan transesterifikasi berkatalis basa tidak mungkin dilakukan (Joelianingsih dkk.2006). Selanjutnya perlu dilakukan esterifikasi terlebih dahulu untuk mengkonversi FFA yang berada dalam minyak mentah untuk menjadi FAME selama 20 menit. Setelah itu dilakukan uji titrasi kembali menggunakan metode AOCS Official Method Ca 5a- 40, dan hasilnya kandungan FFA berkurang sampai dibawah 5% yaitu 1.040%. Sehingga memungkinkan untuk dilakukan transesterifikasi basa terhadap kandungan Trigliserida yang terdapat pada minyak mentah.
3 Proses esterifikasi dengan katalis asam diperlukan jika minyak nabati mengandung FFA di atas 5%. Jika minyak berkadar FFA tinggi (> 5%) langsung ditransesterifikasi dengan katalis basa maka FFA akan bereaksi dengan katalis membentuk sabun, terbentuknya sabun dalam jumlah yang cukup besar dapat menghambat pemisahan gliserol dari metil ester dan berakibat terbentuknya emulsi selama proses pencucian. Jadi esterifikasi digunakan sebagai proses pendahuluan untuk mengkonversi FFA menjadi metil ester sehingga mengurangi kadar FFA dalam minyak nabati dan selanjutnya ditransesterifikasi dengan katalis basa untuk mengkonversikan trigliserida menjadi metil ester. Design expert 8 Analisa Hasil kemurnian Dari respon 1 atau kemurnian dari sampel diperoleh normal plot dimana interaksi normal terhadap %-kemungkinan antara ABC, B, dan AC secara berurutan menunjukkan efek negatif dan C, A, AB, dan BC menunjukkan efek positif terhadap efek standarisasi. Yang berarti efek terhadap data kemurnian, harga ABC atau efek interaksi antara ketiga variabel terhadap kemurnian, B atau efek waktu reaksi terhadap kemurnian, dan AC atau efek interaksi antara methanol dengan KOH terhadap kemurnian menunjukkan efek negatif terhadap data kemurnian, sedangkan C atau efek KOH, A atau efek Methanol, AB atau efek interaksi antara methanol dan waktu reaksi, dan BC yaitu efek interaksi antara waktu reaksi dengan KOH menunjukkan efek positif terhadap data kemurnian. Ini juga menunjukkan bahwa ketika data positif, menujukkan bahwa plot C, A, AB dan BC menunjukkan kualitas data yang bagus, sehingga tidak ada alasan untuk mencurigai validasi data dari kesimpulan atau mendukung hasil analisa data oleh software design expert. Kemudian dari Analysis of variance table atau ANOVA dengan menggunakan metode mean square diketahui bahwa p-value menunjukkan hubungan kemurnian terhadap variabel percobaan, yang disini model menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap respon kemurnian karena menunjukkan angka p-value >0.05, hal ini dikarenakan dalam pencucian atau ekstraksi methanol menggunakan heksan-air (v:v=1:1) belum dapat memurnikan kandungan biodiesel yang dihasilkan dalam percobaan sehingga di dalam kandungan biodiesel masih terdapat pengotor.(douglas C. Montgomery,2001) Analisa Hasil recovery Dari respon 1 atau kemurnian dari sampel diperoleh normal plot dimana interaksi normal terhadap %-kemungkinan antara A, AC, dan ABC secara berurutan menunjukkan efek negatif dan B, AB, BC, dan C menunjukkan efek positif terhadap efek standarisasi. Yang berarti terhadap recovery, harga A atau efek Methanol, AC atau efek interaksi antara methanol dengan KOH, dan ABC atau efek interaksi antara ketiga variabel menunjukkan efek negatif terhadap hasil recovery, sedangkan B atau efek waktu reaksi, AB atau efek interaksi antara methanol dan waktu reaksi, dan BC yaitu efek interaksi antara waktu reaksi dengan KOH, C atau efek KOH menunjukkan efek positif terhadap data recovery. Ini juga menunjukkan bahwa ketika data positif, menujukkan bahwa plot B, AB, BC dan C menunjukkan kualitas data yang bagus, sehingga tidak ada alasan untuk mencurigai validasi data dari kesimpulan atau mendukung hasil analisa data oleh software design expert. (Douglas C. Montgomery,2001) Kemudian dari Analysis of variance table atau ANOVA dengan menggunakan metode mean square diketahui bahwa p-value menunjukkan hasil yang signifikan dimana harga p- value dari model recovery secara model menunjukkan angka di bawah 0.05 yaitu , yang berarti secara umum faktor-faktor percobaan tersebut mempengaruhi hasil recovery dari percobaan. Selain itu dari data menunjukkan bahwa waktu reaksi (B) memiliki harga p-value yang tidak signifikan dalam hasil, dengan harga P-value , yang berarti waktu reaksi tidak memiliki pengaruh signifikan yang mempengaruhi hasil atau respon recovery biodiesel. selain itu interaksi antara variabel A-B atau methanol-waktu reaksi dan interaksi antara
4 ketiganya atau A-B-C secara berturut-turut menunjukkan p-value dan yang menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap respon recovery. Justru interaksi antara A-C atau methanol-koh dan B-C atau waktu reaksi-koh yang menunjukkan p-value signifikan terhadap respon recovery yang berarti keduanya memiliki pengaruh signifikan terhadap recovery. (Douglas C. Montgomery,2001) Optimisasi purity dan recovery Dari software design expert 8 ini data-data yang telah diinputkan yaitu data-data variabel percobaan dan hasil kemurnian serta recovery dari biodiesel dari biji buah mangrove xylocarpus moluccensis dengan proses 2-langkah ini dapat disimulsikan, yaitu jika dengan harga variabel yang berupa Methanol, waktu reaksi, dan katalis basa (KOH) minimum ingin dihasilkan purity dan recovery maksimum maka didapati kemungkinan terbaik sebagai berikut : Methanol = 2mL; Waktu reaksi = 15 menit; KOH = 0.3%-berat CMO yang menghasilkan purity 3,32% dan recovery sebesar 13,275% dengan desirability sebesar Bila diinginkan hasil maksimal seperti pada software design expert maka dalam optimisasi data, data variabel methanol maksimal, waktu reaksi dalam range min karena waktu tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terhadap recovery dan KOH berharga maksimal. (Douglas C. Montgomery,2001) Selanjutnya didapati : Methanol 5 ml, waktu reaksi 30 min, dan KOH sebesar 0.5 g menghasilkan recovery sebesar 14,22 % dan purity sebesar 3.375%. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Jenis mangrove xylocarpus moluccensis berpotensi menghasilkan biodiesel, buah mangrove xylocarpus moluccensis tersebar di berbagai pulau di Indonesia, contohnya di Pulau Jawa, Pesisir Pantai Timur, Sumatera Selatan dan Kalimantan sehingga sangat berpotensi menjadi alternative bahan baku pembuatan biodiesel. 2. Dari 1 gram crude mangrove oil menghasilkan 0,3233 gram biodiesel. 3. Dengan menggunakan software design expert 8 dengan menggunakan variabel methanol, waktu reaksi dan katalis KOH minimum dan mendapatkan purity dan recovery maksimum, maka didapati kemungkinan terbaik Methanol = 2mL; Waktu reaksi = 15 menit; KOH = 0.3%-berat CMO yang menghasilkan purity 3,32% dan recovery sebesar 13,275% dengan desirability sebesar DAFTAR PUSTAKA Gerpen, J.V. dan G. Knothe Basics of Transesterification Reaction. In : Knothe, G., J.V. Gerpen, dan J. Krahl, (ed). The Biodiesel Handbook. AOCS PRESS, Champaign, Illinois. Goffman, F.D., Pinson S., and Bergman C Genetic Diversity for Lipid Content and Fatty Acid Profile in Rice Bran. J. Am. Oil Chem. Soc., pp Gunarto Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai. Jurnal Litbang Pertanian, 23 (1) Gunawan, Setiyo., Syahrizal Maulana, Khairiel Anwar, Raden Darmawan, Tri Widjaja, and Achmad Roesyadi Biodiesel Production from Rice Bran by in-situ Esterification: The Effect of Methanol Concentration and Reaction Time. ISFAChE Gunawan, Setiyo., Syahrizal Maulana, Khairiel Anwar, Mulyanto, Arief Widjaja, and Tri Widjaja The Effect of Acid Catalyst Concentration on The Purity and Yield of Biodiesel Produced from in-situ Esterification of Rice Bran. ISFAChE 2010.
5 Haryanto, Bode Bahan Bakar Alternatif Biodiesel (Bagian I. Pengenalan). Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara. Joelianingsih,, dkk Perkembangan Proses Pembuatan Biodiesel Sebagai Bahan Bakar Nabati (BBN). Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 3 Desember Mangrove Information Center (MIC) Xylocarpus Moluccensis. Bali: Denpasar. (Diakses 28 Juli 2010). Maulana, Syahrizal dan Anwar, Khaeril Alternatif pembuatan biodiesel daru dedak padi dan biji buah mangrove dengan proses in situ esterifikasi. Undergraduated final project-its. Montgomery. Douglas C Design and analysis of experiments, 5th ed. John Willey & Sons, Inc. Plantamor:: situs dunia tumbuhan. Nyiri Batu (Xylocarpus Moluccensis). (Diakses 29 Juli 2010). Rahmania, O Transesterifikasi Minyak Dedak Padi Menjadi Biodiesel dengan Katalis Asam. Surabaya: Thesis Program Pasca Sarjana, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Sarin, Rakesh., Meeta Sharma, Arif Ali Khan Terminalia belerica Roxb. Seed oil: A potential biodiesel resource. Bioresource technology vol page Salunkhe, D.K., Chavan J.K., Adsule R.N., dan Kadam S.S World Oilseeds: Chemistry, Technology, and Utilization. New York: Van Nostrand Reinhold. Shiu, P.J., Setiyo Gunawan, Wen-Hao Hsieh, Novy S. Kasim, Yi-Hsu Ju Biodiesel production from rice bran by a two-step in-situ process. Bioresource Technology 101 (2010) Wetlands Iternational Indonesia Programme. (Diakses 29 Juli 2010) Wildfactsheets (diakses 20 desember 2010) Zullaikah Siti, Chao-Chao Lai, Shaik Ramjan Vali, Yi Hsu-Ju A two-step Acidcatalyzed process for the production of biodiesel from rice bran oil. Bioresource Technology. 96:
POTENSI BIJI BUAH MANGROVE XYLOCARPUS MOLUCCENSIS SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL
POTENSI BIJI BUAH MANGROVE XYLOCARPUS MOLUCCENSIS SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL Setiyo Gunawan 1, R.Darmawan, Akhmad Dhika S, Ajeng Setio W, Miranti Nanda H, Aliwafa Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Lebih terperinciOleh: Nufi Dini Masfufah Ajeng Nina Rizqi
VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI DENGAN METODE IN-SITU DUA TAHAP Oleh: Nufi Dini Masfufah 2306 100 055 Ajeng Nina Rizqi 2306 100 148 Dosen Pembimbing: Siti Zullaikah, ST, MT,
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL TANPA KATALIS DENGAN AIR DAN METHANOL SUBKRITIS
Skripsi TK - 091383 PEMBUATAN BIODIESEL TANPA KATALIS DENGAN AIR DAN METHANOL SUBKRITIS Oleh : SUHADAK NASRULLAH NRP. 2311 105 002 ALFIN BARIK NRP. 2311 105 003 Dosen Pembimbing : Siti Zullaikah, ST. MT.
Lebih terperinciMODIFIKASI PROSES IN SITU ESTERIFIKASI UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI
SEMINAR SKRIPSI MODIFIKASI PROSES IN SITU ESTERIFIKASI UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI Oleh: Arsita Permatasari 2308 100 539 Indah Marita 2308 100 540 Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir.H.M.Rachimoellah,Dipl.EST
Lebih terperinciMODIFIKASI PROSES IN-SITU DUA TAHAP UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI LOGO
MODIFIKASI PROSES IN-SITU DUA TAHAP UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI LOGO LABORATORIUM BIOMASSA DAN KONVERSI ENERGI, JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS OUTLINE 1 2 3 4 5 LATAR BELAKANG Harga BBM meningkat
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,
24 BAB III METODA PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini terdiri dari bahan utama yaitu biji kesambi yang diperoleh dari bantuan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Permintaan energi global sedang meningkat sebagai hasil dari prtumbuhan dari populasi, industri serta peningkatan penggunaan alat transportasi [1], Bahan bakar minyak
Lebih terperinciPEMBUATAN METIL ESTER (BIODIESEL) DARI MINYAK DEDAK DAN METANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI DAN TRANSESTERIFIKASI
1 PEMBUATAN METIL ESTER (BIODIESEL) DARI MINYAK DEDAK DAN METANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI DAN TRANSESTERIFIKASI Maharani Nurul Hikmah (L2C308022) dan Zuliyana (L2C308041) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Lebih terperinciPROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN
PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN Harimbi Setyawati, Sanny Andjar Sari,Nani Wahyuni Dosen Tetap Teknik Kimia Institut Teknologi Nasional Malang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan manusia akan bahan bakar semakin meningkat. Namun, peningkatan kebutuhan akan bahan bakar tersebut kurang
Lebih terperinciPRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP
PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP Eka Kurniasih Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan km. 280 Buketrata Lhokseumawe Email: echakurniasih@yahoo.com
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji karet, dan bahan pembantu berupa metanol, HCl dan NaOH teknis. Selain bahan-bahan di atas,
Lebih terperinciLAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED
LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA Oleh : M Isa Anshary 2309 106
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
METDE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Sebagian besar sumber bahan bakar yang digunakan saat ini adalah bahan bakar fosil. Persediaan sumber bahan bakar fosil semakin menurun dari waktu ke waktu. Hal ini
Lebih terperinciLAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)
LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi Berat Mikroalga Kering (gr) Volume Pelarut n-heksana Berat minyak (gr) Rendemen (%) 1. 7821 3912 2. 8029 4023 20 120 3. 8431
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Teknik Pengolahan
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN PENELITIAN
BAB III RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Metodologi Merujuk pada hal yang telah dibahas dalam bab I, penelitian ini berbasis pada pembuatan metil ester, yakni reaksi transesterifikasi metanol. Dalam skala laboratorium,
Lebih terperinciPENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)
PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum) Disusun oleh : Dyah Ayu Resti N. Ali Zibbeni 2305 100 023
Lebih terperinciPembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa dengan Katalis H 3 PO 4 secara Batch dengan Menggunakan Gelombang Mikro (Microwave)
Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa dengan Katalis H 3 PO 4 secara Batch dengan Menggunakan Gelombang Mikro (Microwave) Dipresentasikan oleh : 1. Jaharani (2310100061) 2. Nasichah (2310100120) Laboratorium
Lebih terperinciLAMPIRAN A DATA PENGAMATAN
LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN TABEL DATA HASIL PENELITIAN Tabel 1. Perbandingan Persentase Perolehan Rendemen Lipid dari Proses Ekstraksi Metode Soxhlet dan Maserasi Metode Ekstraksi Rendemen Minyak (%) Soxhletasi
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KARBON AKTIF TERHADAP REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites trisperma) YANG SUDAH DIPERLAKUKAN DENGAN KITOSAN
Tugas Akhir / 28 Januari 2014 PENGARUH PENAMBAHAN KARBON AKTIF TERHADAP REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites trisperma) YANG SUDAH DIPERLAKUKAN DENGAN KITOSAN IBNU MUHARIAWAN R. / 1409100046
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Penelitian penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan jenis penstabil katalis (K 3 PO 4, Na 3 PO 4, KOOCCH 3, NaOOCCH 3 ) yang
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1, Juni 2010 ISSN :
PENGARUH PENAMBAHAN KATALIS KALIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU PADA PROSES TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL MINYAK BIJI KAPUK Harimbi Setyawati, Sanny Andjar Sari, Hetty Nur Handayani Jurusan Teknik Kimia, Institut
Lebih terperinciIndonesian Journal of Chemical Science
Indo. J. Chem. Sci. 1 (2) (2012) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI (Rice Bran) MELALUI DUA TAHAP REAKSI IN-SITU Luluk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dimulai pada bulan Mei hingga Desember 2010. Penelitian dilakukan di laboratorium di Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (Surfactant
Lebih terperinci4 Pembahasan Degumming
4 Pembahasan Proses pengolahan biodiesel dari biji nyamplung hampir sama dengan pengolahan biodiesel dari minyak sawit, jarak pagar, dan jarak kepyar. Tetapi karena biji nyamplung mengandung zat ekstraktif
Lebih terperinciGambar 7 Desain peralatan penelitian
21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah pemucat bekas yang diperoleh dari Asian Agri Group Jakarta. Bahan bahan kimia yang digunakan adalah
Lebih terperinciPENGARUH STIR WASHING
PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum) Dyah Ayu R. (2305100023), Ali Zibbeni (2305100104) Pembimbing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.8. Latar Belakang Indonesia mulai tahun 2007 dicatat sebagai produsen minyak nabati terbesar di dunia, mengungguli Malaysia, dengan proyeksi produksi minimal 17 juta ton/tahun di areal
Lebih terperinciEsterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas
Valensi Vol. 2 No. 2, Mei 2011 (384 388) ISSN : 1978 8193 Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas Isalmi Aziz, Siti Nurbayti, Badrul Ulum Program Studi Kimia FST UIN Syarif Hidayatullah
Lebih terperinciKAJIAN AWAL SINTESIS BIODIESEL DARI MINYAK DEDAK DAN METANOL MELALUI EKSTRAKSI DAN PROSES ESTERIFIKASI
1 KAJIAN AWAL SINTESIS BIODIESEL DARI MINYAK DEDAK DAN METANOL MELALUI EKSTRAKSI DAN PROSES ESTERIFIKASI Erna Nurhayanti dan Ika Permatawati Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah jarak pagar varietas Lampung IP3 yang diperoleh dari kebun induk jarak pagar BALITRI Pakuwon, Sukabumi.
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L) DENGAN REAKSI TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KI/H-ZA BERBASIS ZEOLIT ALAM
SEMINAR SKRIPSI 2013 PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L) DENGAN REAKSI TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KI/H-ZA BERBASIS ZEOLIT ALAM Disusun oleh : Archita Permatasari
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan mulai 1 Agustus 2009 sampai dengan 18 Januari 2010 di Laboratorium SBRC (Surfactant and Bioenergy Research Center) LPPM IPB dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Kimia Dan Peralatan. 3.1.1. Bahan Kimia. Minyak goreng bekas ini di dapatkan dari minyak hasil penggorengan rumah tangga (MGB 1), bekas warung tenda (MGB 2), dan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. Bahan dan Alat 1. Alat 2. Bahan
III. METODOLOGI A. Bahan dan Alat 1. Alat Peralatan yang digunakan untuk memproduksi MESA adalah Single Tube Falling Film Reactor (STFR). Gambar STFR dapat dilihat pada Gambar 6. Untuk menganalisis tegangan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang begitu pesat telah menyebabkan penambahan banyaknya kebutuhan yang diperlukan masyarakat. Salah satu bahan baku dan bahan penunjang
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI, WAKTU, PENGADUKAN DAN JUMLAH KATALIS TERHADAP YIELD BIODIESEL DARI MINYAK DEDAK PADI
PENGARUH KONSENTRASI, WAKTU, PENGADUKAN DAN JUMLAH KATALIS TERHADAP YIELD BIODIESEL DARI MINYAK DEDAK PADI Robiah 1), Netty Herawati 1) dan Asty Khoiriyah 2) 1,2) Dosen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciMolekul, Vol. 2. No. 1. Mei, 2007 : REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KACANG TANAH (Arahis hypogea. L) DAN METANOL DENGAN KATALIS KOH
REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KACANG TANAH (Arahis hypogea. L) DAN METANOL DENGAN KATALIS KOH Purwati, Hartiwi Diastuti Program Studi Kimia, Jurusan MIPA Unsoed Purwokerto ABSTRACT Oil and fat as part
Lebih terperinciIII. METODA PENELITIAN
III. METODA PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Proses Balai Besar Industri Agro (BBIA), Jalan Ir. H. Juanda No 11 Bogor. Penelitian dimulai pada bulan Maret
Lebih terperinciPENGARUH RASIO REAKTAN DAN JUMLAH KATALIS TERHADAP PROSES PEMBENTUKAN METIL ESTER DARI PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD)
PENGARUH RASIO REAKTAN DAN JUMLAH KATALIS TERHADAP PROSES PEMBENTUKAN METIL ESTER DARI PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD) LEILY NURUL KOMARIAH, ST.MT JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SRIWIJAYA Jl. Raya
Lebih terperinciBab III Pelaksanaan Penelitian
Bab III Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas transesterifikasi in situ pada ampas kelapa. Penelitian dilakukan 2 tahap terdiri dari penelitian pendahuluan dan
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI ALPUKAT (Persea gratissima) DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI
TUGAS AKHIR RK 1583 PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI ALPUKAT (Persea gratissima) DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI RISKA PRAWITASARI NRP 2305.100.093 KARTIKA YENI LESTARI NRP 2305.100.094 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik
Lebih terperinciOleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP
Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH 2311105008 RAHMASARI IBRAHIM 2311105023 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP. 19500428 197903 1 002 LABORATORIUM TEKNIK REAKSI KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG MENGGUNAKAN PEMANASAN GELOMBANG MIKRO
PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG MENGGUNAKAN PEMANASAN GELOMBANG MIKRO Dosen Pembimbing : Dr. Lailatul Qadariyah, ST. MT. Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA. Safetyllah Jatranti 2310100001 Fatih Ridho
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL PENGEMBANGAN REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN METANOL DENGAN METODE REAKTIF DISTILASI
LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL PENGEMBANGAN REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN METANOL DENGAN METODE REAKTIF DISTILASI Oleh: Kusmiyati, ST, MT, PhD DIBIAYAI OLEH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI,
Lebih terperinciPERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES
PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh: Achmad Hambali NIM: 12 644 024 JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Lebih terperinciMETANOLISIS MINYAK KOPRA (COPRA OIL) PADA PEMBUATAN BIODIESEL SECARA KONTINYU MENGGUNAKAN TRICKLE BED REACTOR
Jurnal Rekayasa Produk dan Proses Kimia JRPPK 2015,1/ISSN (dalam pengurusan) - Astriana, p.6-10. Berkas: 07-05-2015 Ditelaah: 19-05-2015 DITERIMA: 27-05-2015 Yulia Astriana 1 dan Rizka Afrilia 2 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Februari sampai dengan Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL SECARA SIMULTAN DARI MINYAK JELANTAH DENGAN MENGUNAKAN CONTINUOUS MICROWAVE BIODISEL REACTOR
PEMBUATAN BIODIESEL SECARA SIMULTAN DARI MINYAK JELANTAH DENGAN MENGUNAKAN CONTINUOUS MICROWAVE BIODISEL REACTOR Galih Prasiwanto 1), Yudi Armansyah 2) 1. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Lingkup Penelitian Penyiapan Gliserol dari Minyak Jarak Pagar (Modifikasi Gerpen 2005 dan Syam et al.
13 BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji jarak pagar dari Indramayu, klinker Plan 4 dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Cibinong, dan gipsum sintetis.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Di sisi lain ketersediaan bahan bakar minyak bumi dalam negeri semakin hari semakin
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada beberapa dekade terakhir ini, konsumsi bahan bakar fosil seperti minyak bumi terus mengalami kenaikan. Hal itu dikarenakan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat
Lebih terperinciPRODUKSI BIOFUEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT CaO/γ-Al 2 O 3 dan CoMo/γ-Al 2 O 3
PRODUKSI BIOFUEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT CaO/γ-Al 2 O 3 dan CoMo/γ-Al 2 O 3 Maya Kurnia Puspita Ayu 238.1.66 Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA 2. Ir. Ignatius Gunardi,
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DALAM KOLOM PACKED BED. Oleh : Yanatra NRP.
Laporan Tesis PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DALAM KOLOM PACKED BED Oleh : Yanatra NRP. 2309201015 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. HM. Rachimoellah, Dipl. EST
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bahan bakar minyak bumi adalah salah satu sumber energi utama yang banyak digunakan berbagai negara didunia pada saat ini. Beberapa tahun kedepan kebutuhan terhadap
Lebih terperinciABSTRAK. POTENSI BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF BIODIESEL
ABSTRAK POTENSI BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF BIODIESEL Produksi minyak bumi mengalami penurunan berbanding terbalik dengan penggunaannya yang semakin meningkat setiap
Lebih terperinci: Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.
SKRIPSI/TUGAS AKHIR APLIKASI BAHAN BAKAR BIODIESEL M20 DARI MINYAK JELANTAH DENGAN KATALIS 0,25% NaOH PADA MOTOR DIESEL S-111O Nama : Rifana NPM : 21407013 Jurusan Pembimbing : Teknik Mesin : Dr. Rr. Sri
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit Sumber minyak dari kelapa sawit ada dua, yaitu daging buah dan inti buah kelapa sawit. Minyak yang diperoleh dari daging buah disebut dengan minyak kelapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketercukupannya, dan sangat nyata mempengaruhi kelangsungan hidup suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat dihindari ketercukupannya, dan sangat nyata mempengaruhi kelangsungan hidup suatu bangsa di masa sekarang
Lebih terperinciKadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu
40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.
Lebih terperinciMETODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel
METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk penelitian ini adalah gliserol kasar (crude glycerol) yang merupakan hasil samping dari pembuatan biodiesel. Adsorben
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa cadangan sumber energi fosil dunia sudah semakin menipis. Hal ini dapat berakibat pada krisis energi yang akan menyebabkan terganggunya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN PERBANDINGAN MASSA ALUMINIUM SILIKAT DAN MAGNESIUM SILIKAT Tahapan ini merupakan tahap pendahuluan dari penelitian ini, diawali dengan menentukan perbandingan massa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Beberapa tahun ini produksi minyak bumi selalu mengalami penurunan, sedangkan konsumsi minyak selalu mengalami penaikan. Menurut Pusat Data Energi dan Sumber Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ketertarikan dunia industri terhadap bahan baku proses yang bersifat biobased mengalami perkembangan pesat. Perkembangan pesat ini merujuk kepada karakteristik bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Jumlah cadangan minyak bumi dunia semakin menipis. Sampai akhir tahun 2013, cadangan minyak bumi dunia tercatat pada nilai 1687,9 miliar barel. Jika tidak
Lebih terperinciOPTIMASI TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL MENGGUNAKAN CAMPURAN MINYAK KELAPA SAWIT DAN MINYAK JARAK DENGAN TEKNIK ULTRASONIK PADA FREKUENSI 28 khz
OPTIMASI TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL MENGGUNAKAN CAMPURAN MINYAK KELAPA SAWIT DAN MINYAK JARAK DENGAN TEKNIK ULTRASONIK PADA FREKUENSI 28 khz * Berkah Fajar TK 1,a, Ben Wahyudi H 1,b, Widayat 2,c 1) Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gliserol Biodiesel dari proses transesterifikasi menghasilkan dua tahap. Fase atas berisi biodiesel dan fase bawah mengandung gliserin mentah dari 55-90% berat kemurnian [13].
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU
LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU L1.1 KOMPOSISI TRIGLISERIDA BAHAN BAKU MINYAK SAWIT MENTAH CPO HASIL ANALISA GC-MS Tabel L1.1 Komposisi Trigliserida CPO Komponen Penyusun Komposisi Berat Mol %Mol %Mol x (%)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa sawit yang ada. Tahun 2012 luas areal kelapa sawit Indonesia mencapai 9.074.621 hektar (Direktorat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biodiesel Biodiesel adalah bahan bakar yang terdiri atas mono-alkil ester dari fatty acid rantai panjang, yang diperoleh dari minyak tumbuhan atau lemak binatang (Soerawidjaja,
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS
PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS GLISEROL HASIL SAMPING BIODIESEL JARAK PAGAR
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS GLISEROL HASIL SAMPING BIODIESEL JARAK PAGAR Gliserol hasil samping produksi biodiesel jarak pagar dengan katalis KOH merupakan satu fase yang mengandung banyak pengotor.
Lebih terperinciPengaruh Kecepatan Pengadukan dan Suhu Reaksi terhadap Konstanta Kecepatan Reaksi Esterifikasi Minyak Mentah Dedak Padi Berkandungan Asam Tinggi
Pengaruh Kecepatan Pengadukan dan Suhu Reaksi terhadap Konstanta Kecepatan Reaksi Esterifikasi Minyak Mentah Dedak Padi Berkandungan Asam Tinggi Orchidea R., Armanto, Lidia Yustianingsih, dan M. Rachimoellah
Lebih terperinciProses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)
Proses Pembuatan Biodiesel (Proses TransEsterifikasi) Biodiesel dapat digunakan untuk bahan bakar mesin diesel, yang biasanya menggunakan minyak solar. seperti untuk pembangkit listrik, mesinmesin pabrik
Lebih terperinciESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST] Disusun oleh: Lia Priscilla Dr. Tirto Prakoso Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Hasil penentuan asam lemak bebas dan kandungan air Analisa awal yang dilakukan pada sampel CPO {Crude Palm Oil) yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN BAHAN 1. Ekstraksi Biji kesambi dikeringkan terlebih dahulu kemudian digiling dengan penggiling mekanis. Tujuan pengeringan untuk mengurangi kandungan air dalam biji,
Lebih terperincilebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini bahan bakar minyak bumi merupakan sumber energi utama yang digunakan di berbagai negara. Tingkat kebutuhan manusia akan bahan bakar seiring meningkatnya
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL (TAHUN KE II)
LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL (TAHUN KE II) PENGEMBANGAN REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN METANOL DENGAN METODE REAKTIF DISTILASI Oleh : Dr. Kusmiyati, MT Dibiayai Direktorat Penelitian Dan Pengabdian
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN BIODIESEL DARI BIJI ALPUKAT (Persea americana) MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN BIODIESEL DARI BIJI ALPUKAT (Persea americana) MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI Disusun oleh: CANDRA TRI MEISANDI EDI SANTOSO I8310019 I8310028 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED)
PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED) Dwi Ardiana Setyawardhani 1), Sperisa Distantina 1), Anita Saktika Dewi 2), Hayyu Henfiana 2), Ayu
Lebih terperinciEKA DIAN SARI / FTI / TK
PEMBENTUKAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PROSES ESTERIFIKASI DAN TRANSESTERIFIKASI SKRIPSI Oleh: EKA DIAN SARI 0731010031 / FTI / TK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
Lebih terperinciKONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT TERAKTIVASI HCl
KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT TERAKTIVASI HCl Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakterisasi Minyak Goreng Bekas. Minyak goreng bekas yang digunakan dalam penelitian adalah yang berasal dari minyak goreng bekas rumah tangga (MGB 1), minyak goreng
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BIDIESEL Biodiesel merupakan sumber bahan bakar alternatif pengganti solar yang terbuat dari minyak tumbuhan atau lemak hewan. Biodiesel bersifat ramah terhadap lingkungan karena
Lebih terperinciEsterifikasi Asam Lemak Bebas Minyak Biji Karet Menggunakan Katalis Alumina Tersulfatasi
TPP 01 Esterifikasi Asam Lemak Bebas Minyak Biji Karet Menggunakan Katalis Alumina Tersulfatasi Elly Desni Rahman, Maria Ulfah, Ellyta Sari, Erti Praputri Jurusan Teknik Kimia, Universitas Bung Hatta-Padang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
y BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini, adalah : heksana (Ceih), aquades, Katalis Abu Tandan Sawit (K2CO3) pijar, CH3OH, Na2S203, KMn04/H20,
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET
PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET Dwi Ardiana Setyawardhani*), Sperisa Distantina, Hayyu Henfiana, Anita Saktika Dewi Jurusan Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta
Lebih terperinciDISAIN PROSES DUA TAHAP ESTERIFIKASI-TRANSESTERIFIKASI (ESTRANS) PADA PEMBUATAN METIL ESTER (BIODIESEL) DARI MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas.
DISAIN PROSES DUA TAHAP ESTERIFIKASI-TRANSESTERIFIKASI (ESTRANS) PADA PEMBUATAN METIL ESTER (BIODIESEL) DARI MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas.l) Yeti Widyawati SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciSintesis Metil Ester dari Minyak Goreng Bekas dengan Pembeda Jumlah Tahapan Transesterifikasi
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011 79 Sintesis Metil Ester dari Minyak Goreng Bekas dengan Pembeda Jumlah Tahapan Transesterifikasi Wara Dyah Pita Rengga & Wenny Istiani Program Studi Teknik
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL DIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2010
BIDANG ILMU ENERGI LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL DIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2010 Judul : APLIKASI GELOMBANG ULTRASONIK DAN KONDISI SUPER KRITIS PADA PROSES EKSTRAKSI
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Bahan Baku Sebelum digunakan sebagai bahan baku pembuatan cocodiesel, minyak kelapa terlebih dahulu dianalisa. Adapun hasil analisa beberapa karakteristik minyak
Lebih terperinciPengaruh Ukuran Arang Aktif Ampas Tebu sebagai Biomaterial Pretreatment terhadap Karakteristik Biodiesel Minyak Jelantah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-268 Pengaruh Ukuran Arang Aktif Ampas Tebu sebagai Biomaterial Pretreatment terhadap Karakteristik Biodiesel Minyak Jelantah
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertanian Vol. 11 No. 3 (Desember 2010)
ANALISIS PENGARUH HIDROLISIS KONDISI SUB KRITIS AIR TERHADAP KANDUNGAN ASAM LEMAK BEBAS PADA PRODUKSI BIODIESEL DENGAN METODE METANOL SUPERKRITIS The Analysis of Water Sub Critical Hydrolysis Conditions
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Minyak Sawit Sebagai Bahan Baku Biodiesel Tanaman sawit (Elaeis guineensis jacquin) merupakan tanaman yang berasal dari afrika selatan. Tanaman ini merupakan tanaman
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)
23 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Penyiapan Sampel Kualitas minyak kastor yang digunakan sangat mempengaruhi pelaksanaan reaksi transesterifikasi. Parameter kualitas minyak kastor yang dapat menjadi
Lebih terperinci