ANALISIS IMPLEMENTASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEGIATAN PERCEPATAN PENURUNAN AKI BERBASIS KINERJA DI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN
|
|
- Sugiarto Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS IMPLEMENTASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEGIATAN PERCEPATAN PENURUNAN AKI BERBASIS KINERJA DI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012 Redhita Rizky Shantania Putri (E2A009033) Mahasiswa Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro Dosen Pembimbing : Dr. dr. Sutopo Patria Jati, MM, M.Kes Dra. Ayun Sriatmi, M.Kes Septo Pawelas Arso, SKM, MARS ABSTRACT Reform planning and budgeting implementation being based on performance represent the part of bureaucracy reform for the implementation of good governance in better society service effort, with using of public budget which more transparent, accountable, efficient and effective. Result of observation the LAKIP document from Health Office Central of Java of year 2012 and also implementation change of APBD budget document, can be explained at activity of accelerate degradation Mother Mortality Rate (MMR) from output goals 104 per live born, but realize its performance equal to 116,34 per live born, with the APBD budget allocation. Target from this research to know the evaluation of planning and budgeting implementation activity of accelerate degradation Mother Mortality Rate based on performance in the Health Department Central of Java Province of year This research used qualitative project research with approach of retrospective. Research population is all of employee at Health Department Central of Java Province by using approach of Purposive Sampling, taken by sampling in this research there are 10 people, consist of 6 primary informant people and 4 triangulation informant people. Data analysis use contextual analytic descriptive approach presented in the explanation. Result of research show performance planning in Health Office Central of Java Province of year 2012 not yet effective reaching goals from degradation of MMR on department (104/ live born), pursuant result of in-depth interview and document review, known compilation of performance indicator from accelerate of degradation MMR, there is still inappropriate in goals with strategic planning, but an appropriate with the District Action Plan (RAD) and budgeting realization to reach 96 %. From research can be concluded, planning and budgeting implementation activity of accelerate degradation Mother Mortality Rate based on performance in the Health Office Central of Java Province of year 2012, seen from usage of output performance indicator, not yet effective in reaching goals from degradation MMR on department. In its implementation, still found the obstacle at information socialization have done, allocation of resources, lack of commitment from implementer, division of task and coordination which not yet effective, and less comprehensive it supervise and evaluation have done. Key words : Planning, Budgeting Based on Performance, Degradation MMR Bibliographies : 47,
2 1. PENDAHULUAN Di Indonesia, pelaksanaan reformasi perencanaan dan penganggaran merupakan bagian dari reformasi birokrasi untuk pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) dalam upaya pelayanan masyarakat yang lebih baik, dengan penggunaan anggaran publik yang lebih transparan, akuntabel, efektif dan efisien. (1) Penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting) adalah penganggaran bagi manajemen untuk dapat mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dalam keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk pada efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran tersebut. (2) Sesuai amanat dari Pasal 7 PP No. 21 Tahun 2004, Kementerian/Lembaga diharuskan menyusun anggaran dengan mengacu pada indikator kinerja, standar biaya dan evaluasi kinerja. lndikator kinerja dan sasaran merupakan bagian dari sistem penganggaran berbasis kinerja. (3) Dalam kegiatan percepatan penurunan AKI sesuai dengan kesepakatan nasional yang mendukung target pencapaian MDG s pada tahun 2015, untuk penurunan AKI sebesar 102/ kelahiran hidup, maka upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan adalah menyusun perencanaan kerja dan alokasi anggaran sesuai dengan prioritas. Namun di dalam kebijakan penyusunan pagu anggaran oleh Kementerian Kesehatan tahun 2012, yang mendukung upaya percepatan penurunan AKI, di unit Ditjen Bina Gizi dan KIA, alokasi yang dianggarkan tahun 2012 sebesar 2, triliun rupiah sedangkan untuk tahun 2013 mengalami penurunan alokasi sebesar 4,76 % dari anggaran tahun 2012 atau pengurangan sebesar 97,434 miliar rupiah. (4) Indikator kinerja merupakan unsur terpenting penetapan akuntabilitas kinerja. (5) Hasil pelaksanaan akuntabilitas kinerja tertuang di dalam LAKIP Dinas (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah). Namun sampai dengan saat ini, pelaksanaan perencanaan dan penganggaran program kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, belum sepenuhnya menerapkan penyusunan perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja yang efektif. Selain itu, pelaksanaan perencanaan dan penganggaran dari program / kegiatan kesehatan yang ada, belum berorientasi pada pemecahan masalah. Hal ini dikarenakan alokasi anggaran yang terbatas. Sehingga berdampak pada pelaksanaan penganggaran yang didasarkan pada pagu anggaran. (6) Berdasarkan penelitian sebelumnya, terkait implementasi performance based budgeting, maka analisis implementasi kebijakan dalam perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja, mengacu pada model pendekatan yang dikembangkan oleh George C. Edward III. Menurut George C. Edward III (1980 : 10-11), keberhasilan implementasi kebijakan publik dipengaruhi oleh : 1) Komunikasi, 2) Sumberdaya, 3) Sikap, dan 4) Struktur Birokrasi. (7)
3 Hasil penelaahan dari dokumen LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 serta dokumen pelaksanaan perubahan anggaran untuk pendanaan APBD dan APBN, dijelaskan bahwa berdasarkan matrik PPS, tingkat pencapaian dari target yang telah ditetapkan berdasarkan indikator yang ada, kegiatan percepatan penurunan AKI, belum mencapai target. Dari target output sebesar 104 per kelahiran hidup, namun dalam realisasi capaiannya sebesar 116,34 per kelahiran hidup. Alokasi anggaran dari kegiatan percepatan penurunan AKI di 35 kabupaten/kota yang bersumber APBD Provinsi Jawa Tengah tahun 2012, diketahui sebesar Rp ,00 dengan realisasi anggaran Rp ,00 dan sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) mencapai Rp ,00. Dana bersumber APBN tahun 2012, alokasinya sebesar Rp ,00 dan pemotongan anggaran yang ditetapkan Ditjen Bina Gizi dan KIA mencapai 25 % per tahunnya atau pengurangan sebesar Rp ,00, menjadi Rp ,00. Kendala dalam pelaksanaan perencanaan dan penganggaran kegiatan percepatan penurunan AKI berbasis kinerja kaitannya dengan hasil LAKIP tahun 2012, adalah sulitnya sinkronisasi dalam penyusunan indikator kinerja yang terukur, kurangnya komitmen dan dukungan pemerintah daerah dalam pelaksanaan kebijakan, manajemen yang belum terpadu dalam proses perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja, kurangnya pengetahuan dan pengalaman sumber daya manusia dalam penyusunan anggaran dan penentuan indikator kinerja serta diseminasi informasi yang kurang memadai. Tujuan penelitian ini adalah : Tujuan Umum Untuk mengetahui analisis implementasi perencanaan dan penganggaran kegiatan percepatan penurunan AKI berbasis kinerja di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun Tujuan Khusus a. Menjelaskan implementasi dari perencanaan dan penganggaran kegiatan percepatan penurunan AKI berbasis kinerja yang ditinjau berdasarkan penggunaan indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. b. Menjelaskan sosialisasi informasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam perencanaan dan penganggaran. c. Menjelaskan ketersediaan sumber daya di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam perencanaan dan penganggaran. d. Menjelaskan dukungan dan komitmen dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam perencanaan dan penganggaran.
4 e. Menjelaskan pembagian tugas dan koordinasi di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam perencanaan dan penganggaran. f. Menjelaskan supervisi dan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah untuk menilai pencapaian kinerja. 2. METODE DAN SUBJEK PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah rancangan penelitian kualitatif dengan bentuk penelitian retrospektif, untuk meneliti analisis implementasi perencanaan dan penganggaran kegiatan percepatan penurunan AKI, berdasarkan pada telaah dokumen perencanaan dan penganggaran serta LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 yang dikaitkan dengan faktor-faktor implementasi kebijakan. (8) Subyek penelitian adalah anggota dari obyek penelitian yang diambil dan dipilih dengan cara-cara tertentu untuk diteliti. (9) Sampel penelitian ini diambil dengan teknik Non Probablility Sampling, dengan metode pendekatan Purposive Sampling, yaitu sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. (10) Karena penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif, maka besar sampel yang dibutuhkan adalah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dari peneliti. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 10 orang, terdiri atas 6 orang informan utama dan 4 orang informan triangulasi. Analisis data menggunakan pendekatan deskriptif analitik kontekstual. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Implementasi dari Perencanaan dan Penganggaran Kegiatan Percepatan Penurunan AKI Berbasis Kinerja di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 Analisis untuk mengetahui keterkaitan implementasi perencanaan dan penganggaran kegiatan percepatan penurunan AKI berbasis kinerja, dengan hasil supervisi dan evaluasi kegiatan, dilihat berdasarkan pada kesesuaian antara laporan kinerja instansi dinas (LAKIP) dan dokumen perubahan anggaran (DPA/DIPA) dengan dokumen perencanaan dan anggaran (Renstra, RAD, RKT, PK dan RKA). Hasil dari analisis implementasi dengan evaluasi pencapaian kinerja, dikembangkan untuk mengidentifikasi kendala-kendala di dalamnya yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja kegiatan yang dihubungkan dengan faktor - faktor implementasi kebijakan dari teori George C. Edward III, meliputi : faktor komunikasi, sumber daya, sikap dan struktur birokrasi organisasi.
5 Berdasarkan penjelasan mengenai analisis implementasi, maka hasil analisis terkait implementasi perencanaan dan penganggaran kegiatan percepatan penurunan AKI berbasis kinerja di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012, dapat dijelaskan dalam bagan, sebagai berikut : Gambar 1. Bagan Analisis Implementasi Perencanaan dan Penganggaran Kegiatan Percepatan Penurunan AKI Berbasis Kinerja B. Implementasi Perencanaan dan Penganggaran Kegiatan Percepatan Penurunan AKI Berbasis Kinerja di Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2004, Pasal 7 ayat (2) yang mengatur tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga, sebagai dasar penerapan perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja, diperlukan 3 (tiga) komponen utama yang digunakan dalam penyusunan program dan jenis kegiatan, yaitu : Komponen Indikator Kinerja, Komponen Standar Biaya dan Komponen Evaluasi Kinerja. Komponen Indikator Kinerja berdasarkan pada tingkat pelaksananya untuk Kementerian/Lembaga, terdiri dari : Indikator Impact
6 / Indikator Kinerja K/L (misi / sasaran K/L), Indikator Outcome / Indikator Kinerja Program dan Indikator Output / Indikator Kinerja Kegiatan. Perencanaan dan penganggaran di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, berkaitan dengan kegiatan percepatan penurunan AKI diawali dengan perencanaan strategis yang diturunkan menjadi perencanaan kinerja tahunan dan penganggaran kinerja. Di dalam perencanaan dan penganggaran kinerja ditetapkan indikator kinerja dan target pencapaian kinerja sesuai dengan sasaran strategisnya yang telah tertuang di dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Cara penetapan indikator kinerja untuk penurunan AKI, dilakukan secara top down, dimana indikator kinerja yang menjadi acuan di dalam dinas merupakan turunan indikator kinerja berdasarkan pedoman dari RPJMN, RPJMD, MDG s dan RKPD yang dijabarkan ke dalam Renstra Dinas dan dirumuskan ke dalam RKT serta ditetapkan di dalam PK. Hal ini berdampak pada penentuan target kinerja untuk indikator penurunan AKI yang sangat tinggi, karena mengacu pada pedoman dan kurang di dasarkan pada kondisi riil di kabupaten/kota, yang konsekuensinya pada pencapaian penurunan AKI kabupaten/kota, yang kurang mendukung di tingkat provinsi, hal ini karena masih ditemukan kantong-kantong wilayah yang memiliki AKI tinggi dari target yang ditetapkan oleh provinsi. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, melalui Seksi Kesga Gizi, melakukan kegiatan percepatan penurunan AKI dalam rangka mencapai target MDG s tahun 2015 untuk penurunan AKI sebesar 102/ KH dan target Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012, sebesar 104/ KH (sesuai acuan di dalam RKT Dinas tahun 2012). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, menetapkan indikator di dalam kegiatan percepatan penurunan AKI, meliputi : Indikator Impact berkaitan dengan pencapaian sasaran strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, berupa Program Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Indikator Outcome, berupa Percepatan Penurunan AKI Jawa Tengah Tahun 2012 sebesar 104/ KH dan Indikator Output, sesuai dengan SPM kesehatan, meliputi : persentase kabupaten/kota yang telah mencapai cakupan pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil (K4) 95 %, persentase kabupaten/kota yang telah mencapai cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 90 %, persentase kabupaten/kota yang telah mencapai cakupan nifas (Kf) 90 %, persentase kabupaten/kota yang telah mencapai cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 75 % persentase kabupaten/kota yang telah mencapai cakupan KB 75 % serta persentase kabupaten/kota yang melaksanakan P4K 100 %.
7 Sesuai dengan tujuan dalam perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja, untuk penyusunan program dan kegiatan, didasarkan pedoman Renstra kurang terpenuhi secara teknis, untuk kesesuaian target dengan RKT, karena indikator kinerja yang menjadi acuan di dalam perumusan program dan kegiatan, seperti pada indikator meningkatnya persalinan oleh tenaga kesehatan berbeda, antara Renstra targetnya 90 %, sedangkan di dalam RKT 95 %. Namun dengan adanya pedoman RAD MDG s Jawa Tengah, terkait indikator pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, targetnya di tahun 2012 mencapai 99 %, hal ini berarti dari pencapaian kinerja dinas tahun 2012 sebesar 97,14 %, untuk meningkatkan proporsi persalinan oleh tenaga kesehatan lebih tinggi dan melampaui dari target yang ditetapkan Renstra, hal ini mendukung pencapaian MDG s 2015, dengan proporsi persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 100 %. Berkaitan dengan perencanaan dan penganggaran yang efektif dan efisien, di dalam PK, untuk 1 (satu) program; akses pelayanan kesehatan masyarakat memiliki 3 (tiga) sasaran strategis; terwujudnya peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat serta terwujudnya pelayanan kesehatan berbasis kinerja sesuai peraturan yang berlaku, dengan 30 indikator kinerja, termasuk di dalamnya indikator kinerja untuk penurunan AKI menjadi 102 per KH. Hal ini karena jumlah dari sasaran strategis dinas yang mendukung RPJMD terdapat 11 sasaran, sedangkan program prioritas, ada 7 program dan 108 indikator. Sehingga dalam penetapan 1 (satu) sasaran untuk 1 (satu) program dan maksimal 6 (enam) indikator kinerja belum terwujud. Namun sesuai dengan prinsip fleksibilitas di dalam pelaksanaan kegiatan, maka keluaran dan hasil yang ada dapat mencapai sasaran (capaian sasaran di dalam LAKIP 95 %), hal ini sesuai pula dengan tujuan berbasis kinerja, dimana penyusunan berdasarkan sasaran tertentu yang dicapai di dalam satu tahun anggaran walaupun terdapat salah satu indikator yang belum tercapai, yaitu AKI. Realisasi pencapaian kinerja hasil kegiatan (outcome) percepatan penurunan AKI di Jawa Tengah, berdasarkan indikator AKI per KH antara target Renstra dengan RAD MDG s Jateng dan realisasinya, gap tertinggi terjadi di tahun 2012, dimana penetapan target AKI sesuai RAD lebih tinggi capaiannya, dibandingkan dengan Renstra. Sedangkan proporsi PN (%), gap terjadi antara target RAD dengan realisasi, sebesar 2 %, di tahun Untuk tren percepatan penurunan AKI di Jawa Tengah tahun , dapat digambarkan sebagai berikut :
8 Tabel 1. Pencapaian Indikator Outcome (Derajat Kesehatan) untuk Percepatan Penurunan AKI di Jawa Tengah No. Indikator Kinerja Target Renstra AKI per KH 112, Proporsi PN (%) No. Indikator Kinerja Realisasi Pelaksanaan AKI per KH 114,42 117,02 104,97 116,01 116,34 2. Proporsi PN (%) 90,64 93,03 93,93 96,79 97,14 No. Indikator Kinerja Target RAD MDG s Jawa Tengah AKI per KH Proporsi PN (%) (Sumber : Data Sekunder dari Buku Saku Kesehatan, Dinkes Prov. Jateng, Tahun 2012) Grafik Pencapaian AKI dan PN Target AKI Renstra Target PN Renstra Realisasi AKI Realisasi PN Target AKI RAD Target PN RAD Gambar 2. Grafik Pencapaian Indikator Outcome (Derajat Kesehatan) untuk Percepatan Penurunan AKI di Jawa Tengah Percepatan penurunan AKI di dalam RAD yang digunakan sebagai indikator kinerja adalah cakupan Angka Kematian Ibu (AKI) per kelahiran hidup dan proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih (PN). Hal ini sesuai dengan perencanaan di dalam Renstra, RKT dan PK Dinas. Dampak dengan adanya RAD adalah pencapaian kinerja pelayanan kesehatan ibu di Jawa Tengah menunjukkan angka yang jauh lebih baik dibandingkan pencapaian rata-rata nasional. Namun demikian, kesenjangan (disparitas) pencapaian kinerja antar kabupaten/kota masih terlihat dari tahun ke tahun. Seiring dengan meningkatnya proporsi dari persalinan oleh tenaga kesehatan, kejadian kematian maternal dalam 5 tahun terakhir telah bergeser dari kematian di lapangan dan fasilitas
9 kesehatan (faskes) dasar ke fasilitas rujukan (RS). Hal ini dikarenakan kurangnya kebijakan yang memperkuat jaringan kesehatan ibu, yang mencakup pemerintah (termasuk lintas sektor), masyarakat, dan lembaga swasta. Dimana antara pusat dengan daerah belum ada integrasi dalam perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan program secara terpadu. Peningkatan percepatan penurunan AKI sesuai dengan konteks dari RAD, ditemukan kendala di dalam ketersediaan sumber daya pelayanan kesehatan dan pembiayaan secara teknis dan operasional dalam upaya mendukung pemberian pelayanan kesehatan prima serta cakupan SDM kesehatan yang menangani persalinan di tempat rujukan (PONED dan PONEK) belum memadai, baik kuantitas maupun kualitasnya. Anggaran dari APBN maupun APBD, alokasinya tidak cukup untuk meningkatkan performance pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, melakukan grand design penggalangan kemitraan dengan lintas sektor terkait di dalam pemantapan komitmen dengan para penentu kebijakan dan lintas sektor, peningkatan penyerapan anggaran untuk optimalisasi prioritas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan di daerah yang terintegrasi (PONED dan PONEK) serta optimalisasi dari pemberdayaan masyarakat dalam pencapaian derajat kesehatan ibu. Di dalam pelaksanaan sosialisasi informasi terdapat kendala pada penyampaian yang kurang komprehensif, terkait informasi mengenai penetapan kegiatan dan standar biaya yang digunakan. Hal ini dapat mempengaruhi secara langsung terhadap implementasi perencanaan dan penganggaran kegiatan. Namun secara tidak langsung mempengaruhi pula dari sisi komitmen staf pelaksana yang kurang optimal di dalam perumusan kegiatan dan keluaran yang akan dicapai sesuai dengan acuan Renstra dan RAD MDG s Jawa Tengah, akibat dari penyampaian informasi yang kurang pada staf, karena hanya terbatas pada staf yang hadir di dalam pertemuan yang mendapatkan informasi langsung. Seharusnya kendala ini dapat diatasi dengan adanya penetapan PJ masing-masing seksi / bidang / subbag yang bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi kepada staf yang tidak hadir dan meningkatkan intensitas sosialisasi di dalam pertemuan internal seksi / bidang / subbag, baik di dalam satu program maupun lintas program. Terbatasnya jumlah SDM di dinas berdampak langsung terhadap implementasi dari perencanaan dan penganggaran kegiatan yang kurang optimal. Hal ini karena ketersediaan SDM berpengaruh terhadap kinerja yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan. Seharusnya dengan adanya keterbatasan personel SDM yang ada di Dinas, untuk membantu dari sisi
10 pelaksanaan operasional kegiatan di Dinas secara administratif, dapat dialokasikan formasi kebutuhan tenaga melalui cara out sourching. Hasil telaah dokumen DPA (APBD) untuk pelaksanaan perubahan anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012, dengan capaian program penurunan AKI di 35 kabupaten/kota, pada keluaran (output) kegiatan penggandaan paket kelas ibu yang merupakan sub keluaran (output) dari kegiatan penemuan kasus resiko tinggi dan tindak lanjutnya, terdapat efisiensi terhadap harga pengeluaran, sehingga di dokumen perubahan anggaran DPA untuk penggandaan materi kelas ibu (lembar balik kelas ibu, pedoman pelaksanaan kelas ibu dan pegangan fasilitator) dengan kuantitas yang sama, namun harga pengeluaran lebih kecil karena dilakukan efisiensi, sehingga terdapat selisih dari sisa dana pengembalian Rp ,- untuk dana yang tidak di SPJ kan. Sedangkan kegiatan yang mendukung kinerja dari Kementerian Kesehatan di dalam pembinaan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi bersumber dana APBN tahun 2012, dengan alokasi pagu awal anggaran sebesar Rp ,-, dilakukan pemotongan anggaran dari Ditjen Bina Gizi dan KIA, 25 % (Rp ,-) menjadi Rp ,-. Implementasi pemotongan anggaran untuk kegiatan KIA sebesar 5 %. Rincian kegiatan yang dilakukan pemblokiran adalah pada kegiatan peningkatan kapasitas petugas di dalam pelaksanaan kelas ibu sebesar Rp ,-, kegiatan review pelaksanaan kelas ibu tingkat provinsi sebesar Rp ,-, kegiatan penguatan DTPS responsif gender sebesar Rp ,-, review pelaksanaan jampersal kabupaten/kota sebesar Rp ,-, dan pengurangan pada kegiatan pengadaan paket kelas ibu sebesar Rp ,-. Alasan diblokirnya kegiatan di atas oleh Ditjen Bina Gizi dan KIA, karena kegiatan yang menjadi prioritas di dalam program pembinaan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi mengacu pada kegiatan dengan sasaran kerja pada petugas kesehatan di desa, puskesmas dan kabupaten/kota untuk meningkatkan cakupan proporsi persalinan yang ditolong tenaga kesehatan (PN) dan cakupan KB aktif sesuai standar di fasilitas yankes. Pada tahun 2012, alokasi pagu awal anggaran Rp ,- dengan realisasi penggunaannya sebesar Rp ,- (penyerapan dana kegiatan 96,01 %). Kegiatan lintas program dengan Seksi Promosi Kesehatan, Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan, Seksi Upaya Kesehatan Rujukan dan Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat, terkait cakupan alokasi anggaran yang mendukung untuk pelaksanaan percepatan
11 penurunan AKI, di masing-masing kegiatannya, terdapat efisiensi dana, sebesar 5-8 %, yang berarti daya serap belanja kegiatan optimal (> 90 %). Secara tidak langsung, pengalokasian waktu mempengaruhi dari pelaksanaan sosialisasi informasi. Karena dalam penyampaian sosialisasi informasi, diperlukan waktu lebih untuk dapat memberikan pemahaman secara jelas dan memadai kepada staf pelaksana, agar di dalam kegiatan perencanaan dan penganggaran dilakukan dengan optimal. Selain itu, secara langsung komitmen staf pelaksana yang kurang optimal dilihat dari kurangnya kepatuhan perencanaan dan penganggaran kinerja sesuai dengan acuan Renstra turut serta mempengaruhi dalam proses implementasi dari perencanaan dan penganggaran kegiatan, yang berdampak pada ketidakefektifan di dalam perumusan kegiatan sesuai indikator kinerja. Secara langsung, pembagian tugas sesuai kompetensi yang kurang merata di masing-masing unit kerja, dapat mempengaruhi implementasi dari perencanaan dan penganggaran kegiatan. Pembagian tugas yang kurang merata ini dikarenakan ketersediaan SDM yang berbeda di tiap unit kerja. Secara tidak langsung, tingginya mobilitas kinerja staf pelaksana, turut mempengaruhi komitmen pelaksana di dalam pelaksanaan kegiatan. Hal ini karena pelaksanaan tugas seringkali berbenturan dengan kepentingan lain di luar dinas dan overlapping antara perencanaan dan pelaksanaan. Selain itu, kurangnya koordinasi dari lintas program secara terintegrasi di dalam perencanaan dan penganggaran kegiatan, dapat menyebabkan pencapaian kinerja menjadi kurang sinergis. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik, adalah : a. Hasil implementasi perencanaan dan penganggaran kegiatan percepatan penurunan AKI berbasis kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012, dilihat dari penggunaan indikator kinerja, ternyata belum efektif. Hal ini terlihat dari ketidaksesuaian indikator kinerja kegiatan di dalam Renstra dengan RKT terkait cakupan pelayanan kesehatan sesuai acuan SPM kesehatan. Namun di dalam penetapan indikator kinerja Renstra, RKT dan PK telah sesuai dengan RAD MDG s Jawa Tengah. b. Sosialisasi informasi disampaikan melalui pertemuan Rakor POK, namun terkendala oleh tingginya mobilitas kinerja staf pelaksana, kurangnya koordinasi dan pertemuan di tingkat lintas program. Hal ini berdampak pada belum efektifnya perencanaan kinerja penurunan AKI Dinas.
12 c. Penyediaan sumber daya organisasi terkendala oleh terbatasnya jumlah staf pelaksana, kegiatan operasional dan teknis Dinas lebih banyak dari tahun sebelumnya (108 indikator kinerja), Renstra belum sepenuhnya dipatuhi oleh unit-unit kerja dan alokasi anggaran yankes terbatas. d. Pelaksanaan dukungan dan komitmen, terkendala komitmen pelaksana dalam penyusunan indikator kinerja kegiatan yang tidak sesuai Renstra. e. Pembagian tugas sesuai kompetensi SDM kurang merata serta waktu dan cakupan pelaksanaan koordinasi yang terbatas. Sebagai bahan masukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan percepatan penurunan AKI di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, maka saran yang dapat diberikan, adalah : 1. Peningkatan perencanaan terpadu secara lintas sektor, yang melibatkan berbagai stakeholders di dalam pencapaian tujuan RPJMD. 2. Penyusunan indikator kinerja dan target sasaran untuk penurunan AKI disesuaikan dengan tupoksi dinas dan standar yang realistis berdasarkan dari capaian target di tahun sebelumnya. 3. Optimalisasi penyerapan anggaran dalam kegiatan preventif dan promotif penurunan AKI, dengan meningkatkan kinerja pelaksana unit. 5. DAFTAR PUSTAKA 1. Lukito, Penny K. Pengembangan Sistem Monev Kinerja Pembangunan Nasional (Online). Disajikan dalam Forum Bimbingan Teknis Monitoring dan Evaluasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Direktur Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kinerja Pembangunan, Kedeputian Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan, Bappenas, Jakarta, 21 September ( PPENAS.pdf. Diakses 01 Maret 2013). 2. Dewangga, Thanon Aria. Anggaran Minimal, Kinerja Maksimal (Online). Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan Persidangan, Jakarta, ( Diakses 08 Maret 2013). 3. Kementerian Agama Republik Indonesia. Ringkasan Penyusunan RKAKL (Online).( n%20rkakl.pdf. Diakses 01 Maret 2013). 4. Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan. Kebijakan Perencanaan dan Penganggaran Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2013 (Online). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Surabaya, 17 Juli ( DEKON-TP-DAK-SBY-edit-1.ppt. Diakses 01 Maret 2013). 5. Subbag Program Dinkes Prov. Jateng. Presentasi Hasil Pertemuan RKT (Rencana Kerja Tahunan) Dinkes Prov. Jateng : Salatiga, 3 4 November Subbag Program Dinkes Prov. Jateng, Semarang, 2011.
13 6. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Semarang, Widyantoro, Ari Eko. Implementasi Performance Based Budgeting : Sebuah Kajian Fenomenologis (Studi Kasus pada Universitas Diponegoro).( Diakses 10 Maret 2013). Tesis, Program Studi Magister Akuntansi, Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang, 2009, hal Implementasi Strategi Penganggaran Berbasis Kinerja pada Universitas Hasanuddin (Online). Tesis, Program Studi Magister Manajemen Strategik, Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan, Mei 2012, hal ( %20I,%20II,%20III%20.doc?sequence=3. Diakses 17 Maret 2013). 9. Munir, Sahibul. Modul 7 : Metode Pengambilan Sampel (Sampling Methods) (Online). Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana.( Diakses 15 Maret 2013). 10. Mustafa, H. Teknik Sampling (Online). Universitas Parahyangan, ( Diakses 15 Maret 2013).
EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014
1 EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 Lulyvia Qurnia Hafidzah *), Retno Astuti Setijaningsih, SS, MM **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016
RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciKONSEPTUAL RPJMN BIDANG KESEHATAN TAHUN 2015-2019. KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN Drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes
KONSEPTUAL RPJMN BIDANG KESEHATAN TAHUN 2015-2019 KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN Drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes RAKERKESDA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 22 Januari 2014 UPAYA POKOK UU No. 17/2007
Lebih terperinciL A P O R A N K I N E R J A
L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a
Lebih terperinciKABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014
KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN
RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
Lebih terperinciDINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penganggaran di sektor pemerintahan merupakan suatu proses yang cukup rumit. Karakteristik penganggaran di sektor pemerintahan sangat berbeda dengan penganggaran
Lebih terperinciRENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018
RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan
Lebih terperinciKata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah
P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM KESEHATAN IBU YANG DIDANAI BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN DI PUSKESMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG
ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM KESEHATAN IBU YANG DIDANAI BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN DI PUSKESMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG Ananda Suryo Adi Prayogo, Antono Suryoputro, Ayun Sriatmi Bagian Administrasi
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,
Lebih terperinciV. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Upaya Pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara kepada kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Penyerahan wewenang urusan pemerintahan kepada Daerah Otonom
Lebih terperinciBUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,
1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dubnick (2005), akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi dengan
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI BARAT
GUBERNUR SULAWESI BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGANGGARAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT,
Lebih terperinciBiro Perencanaan KATA PENGANTAR
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT
KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI DENGAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,
KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L
No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta
Lebih terperinci2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah
No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI
Lebih terperinciKata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)
kesehatan ibu dan anak, penyediaan SDM yang berkulitas dan penyediaan sarana dan prasarana dalam upaya percepatan penurunan AKI di Kabupaten Bangka Tengah. Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal,
Lebih terperinciKata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah
P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.... i LEMBAR PERSETUJUAN.... ii LEMBAR PENGESAHAN.... iii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR.... iv ABSTRAK..... v RIWAYAT HIDUP... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL
PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komitmen Indonesia untuk mencapai MDG s (Millennium Development Goals) mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran dapat diinterpretasi sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang.
Lebih terperinciKOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016
KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP
KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari 2015 Kepala Biro Perencanaan,
KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah laporan kinerja Tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir ini, bangsa Indonesia sedang berupaya memperbaiki kinerja pemerintahannya melalui berbagai agenda reformasi birokrasi dalam berbagai sektor
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa pengelolaan kesehatan diselenggarakan secara bersama dan berjenjang antara pemerintah pusat,
Lebih terperinciEVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012
EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012 Karya wijaya Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRAK Puskesmas PONED
Lebih terperinciWALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON
WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015
WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan tata kelola pemerintahan dalam penganggaran sektor publik, yang
Lebih terperinciBiro Perencanaan KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-.06-0/2013 DS 0367-9073-0044-7104 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Mendasarkan pada permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat, bangsa
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinci2.1 Rencana Strategis
2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama
Lebih terperinciRENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS
RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah tak henti hentinya kita panjatkan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bersih (good governance) bebas dari KKN sehingga hasil pelayanan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Semangat reformasi membuat masyarakat menuntut pemerintah agar memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam menciptakan pemerintahan yang bersih (good
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Latar Belakang Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya. Untuk
Lebih terperinciMEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN
MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN 1 3 S A S A R A N R E F O R M A S I B I R O K R A S I Pemerintah yang bersih, akuntabel, dan berkinerja tinggi Pemerintah yang efektif dan efisien Pemerintahan
Lebih terperinciKEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU
KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU dr. Budihardja, DTM&H, MPH Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu Bandung,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.
No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016
PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A )
PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) 2011 2016 ( B A P P E D A ) LUWUK, 2011 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinci1. COVER LAKIP.doc 2. DAFTAR ISI, TABEL & GAMBAR.doc 3. IKHTISAR EKSEKUTIF.DOC 4. BAB I (PENDAHULUAN).DOC 5. BAB II (PERENCANAAN & PERJANJIAN
1. COVER LAKIP.doc 2. DAFTAR ISI, TABEL & GAMBAR.doc 3. IKHTISAR EKSEKUTIF.DOC 4. BAB I (PENDAHULUAN).DOC 5. BAB II (PERENCANAAN & PERJANJIAN KERJA).DOC 6. BAB III (AKUNTABILITAS KINERJA).doc 7. BAB IV
Lebih terperinciprasarana yang terdiri dari 1 unit perangkat backup... dikarenakan... BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA BADAN STANDARDISASI NASIONAL
prasarana yang terdiri dari 1 unit perangkat backup... dikarenakan LAPORAN... KINERJA BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 BIRO PERENCANAAN,
Lebih terperinciStrategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :
4. Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi yang belum tepat waktu Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku Design and
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku Design and implementation of health information system Geneva (2000), adalah suatu sistem informasi kesehatan yang
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi a. Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) sebagai bagian integral dari Pemerintah Kuantan Singingi
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.
RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis multidimensional yang terjadi di Indonesia pada era akhir pemerintahan orde baru, telah mendorong tuntutan demokratisasi di berbagai bidang. Terutama
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK
SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-15.6-/AG/214 DS 12-392-713-178 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun 213 tentang
Lebih terperincia. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar
IKHTISAR EKSEKUTIF Sebagai perwujudan dan pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran SKPD yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahun 2016 dan
Lebih terperinciPENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PENGARUSUTAMAAN GENDER Strategi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB. III AKUNTABILITAS KINERJA
1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014
KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjabaran latar belakang masalah pemilihan studi kasus berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan dan juga rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penganggaran berbasis kinerja (PBK) digunakan di berbagai negara penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I BAB II BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENETAPAN KINERJA BAB IV PENUTUP LAKIP BAKORLUH PROV. GORONTALO TAHUN
BAB IV LAKIP BAKORLUH PROV. GORONTALO TAHUN 2015 53 BAB IV Penutup LAKIP BAKORLUH PROV. GORONTALO TAHUN 2015 54 4.1 Simpulan 1. Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi Gorontalo merupakan instansi Pemerintah
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR : 900/ /SK/III.08/TB/I/2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA
Lebih terperincib. Tantangan Eksternal 1) Kelembagaan : Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan masih belum optimal karena masih ada anggapan bahwa
E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan 1. Peluang dan Tantangan Eksternal a. Peluang Eksternal 1) Kelembagaan : Adanya perubahan regulasi otonomi daerah memungkinkan untuk mengevaluasi kelembagaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten mempunyai peranan dan fungsi penting serta strategis dalam rangka melayani masyarakat Kabupaten Badung di bidang Peningkatan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 2015
PERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 205 BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 205 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat-nya, atas taufiq, hidayah dan karunia-nya
Lebih terperinciPerencanaan dan Perjanjian Kerja
BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kerja 2.1 Rencana Strategis Renstra Bappeda Litbang disusun adalah dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN
Lebih terperinciKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. oaching
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 1 oaching SASARAN REFORMASI BIROKRASI 2 Pemerintah belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah Pemerintah belum efektif dan efisien
Lebih terperinciAH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN
AH UN 2 0 1 7 H f ls I sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"''. EKRETARIAT JENDERAL KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN DAFTAR ISI BAB I - PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS DAN FUNGSI BIRO PERENCANAAN...
Lebih terperinciPerencanaan dan Perjanjian Kerja
BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kerja 2.1 Rencana Strategis Renstra Bappeda Litbang disusun adalah dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
Lebih terperinciPENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN
PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN Disampaikan oleh : KEPALA BAGIAN KEUANGAN DAN ASET SETDA KABUPATEN LAMONGAN DASAR HUKUM SISTEM AKIP 1. UU No. 23 Tahun 2014
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Biro Organisasi Tugas dan Fungsi pada Biro Organisasi berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011
EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011 Erna Fidyatun Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRAK Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan
Lebih terperinciRENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016
RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinci