Ciri Konstitutif Panggilan Bruder CSA 1
|
|
- Susanti Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Ciri Konstitutif Panggilan Bruder CSA 1 Ciri konstitutif adalah ciri yang menentukan keberadaan kongregasi Bruder CSA. Artinya, kongregasi tanpa ciri tersebut, pasti bukan bruder CSA. Dengan kata lain, menemukan ciri konstitutif Panggilan Bruder CSA adalah menemukan jawaban atas pertanyaan: apa itu panggilan khas Bruder CSA? Untuk menjawab pertanyaan ini pertama-tama kita harus kembali ke Riwayat dan semangat pendiri CSA, yakni Pater Willem Helemons, OCSO. Kemudian kita juga harus menelusuri bagaimana semangat pendiri itu ditafsirkan sepanjang sejarah hidup karya para bruder CSA ini. Kontemplasi dalam aksi Kontemplasi dalam aksi (contemplativus in actione) sebenarnya adalah semangatnya para Yesuit. St Ignatius Loyola, mendirikan ordo Yesuit, sebagai ordo kontemplatif tetapi aktif berkarya di tengah dunia. Karena itu kontemplasi Yesuit adalah kontemplasi dalam aksi. Semangat yang sama itu pula yang dihayati oleh Pater Willem Hellemons, pendiri kongregasi Bruder-bruder CSA. Mengapa Romo Hellemons terkesan dan menghayati semangat kontemplasi dalam aksi? Sebagai seorang trapis, Rm Hellemons telah terbiasa dengan doa kontemplasi. Tetapi penugasannya sebagai pastor paroki Oudenbosch, menuntutnya untuk berkontemplasi dalam aksi. Pendidikan seminarinya dijalaninya di Roma. Di Roma beliau mengenal SY lebih dekat lagi. Beliau mengenal cara dan kisah hidup seorang SY yang meninggal ketika masih frater, dan kemudian diangkat menjadi santo. Frater tersebut adalah Aloysius Gonzaga. Demikian sehingga nama Aloysius inilah yang dipakai untuk menamai kongregasi Bruder yang didirikannya : Congregasi St. Aloysius. Dari nama yang sama, kita tahu bahwa para bruder CSA mendirikan asrama, sekolah terkenal, baik di Belanda maupun di Indonesia (Bandung, Surapaya) : St Louis. Kecuali nama Aloysius, atau St Louis, Romo Hellemons sebenarnya juga memperjuangkan Konstitusi CSA yang bergaya Yesuit. Perjuangan ini membawa akibat konflik dengan uskupnya. Dapat diduga bahwa yang menjadi alasan konflik bukanlah masalah gaya, melainkan masalah keyakinan dan penghayatan pribadi akan semangat Ignatiannya. Demikian pun ketika tahun 1838 beliau mendirikan semacam kongregasi Maria. Ini semacam perkumpulan anak-anak laki-laki menurut yang dipakai di paroki-paroki Yesuit. 2 1 Tulisan ini saya buat untuk dimuat di buku Kenangan Yubileum 150 tahun Bruder CSA berkarya di Indonesia, Joos P.A van Vugt: Bruder-bruder dan karya mereka, Kanisius 2005, hal 43 1
2 Semua itu barulah yang tersurat alias terlihat secara kasat mripat. Lebih dari itu ternyata ada yang tersirat yang beliau buat. Semangat kontemplasi dalam aksi ini benar-benar dihayati dalam hidup dan karya-karyanya. Seperti misalnya ketika memilih anak-anak muda yang boleh dididik di asrama yang didirikannya. Kriteriumnya adalah mereka yang berasal dari kelas menengah ke atas. Tujuannya jelas, biar dampaknya nyata. Mudah menjadi dicontoh bagi orang lain. Yang dididik di asrama St Louis nantinya haruslah berdaya pengaruh tinggi di tengah masyarakat. Ini adalah semangat dan gaya Yesuit berkarya. Mereka dekat dengan para bangsawan dan pemimpin atau pemegang kekuasaan. Sebab dalam memilih karya, Yesuit memilih karya yang punya dampak besar, yang punya multiplying effect tinggi. Pilihan karya demikian tak boleh dikatakan hanya didasarkan pada pemikiran semata. Pilihan model demikian haruslah merupakan hasil dari doa mendalam, yakni lewat kontemplasi. Bagi Rm Hellemons kontemplasinya pun dijalaninya dalam aksi. Itulah sebabnya kita membaca kisah bahwa Rm Hellemons mengubah dari sekolah Minggu menjadi asrama; dan anak-anak yang diterima di asrama adalah mereka yang berasal dari keluarga kelas menengah. Demikian pun ketika asrama menjadi lebih besar, dan Rm Hellemons mengubahnya lagi menjadi sekolah dan asrama, bernama Institut St. Louis. Perubahan dan pilihan semacam ini hanya mungkin terjadi atas dasar suatu kontemplasi dalam aksi (baca: karya), yang dilakukan oleh Rm Hellemons. 3 Buah kontemplasi Ketika pater Hellemons ditugaskan jadi pastor di Oudenbosch kontemplasinya berbuah konkret dan nyata. Beliau melihat dalam kontemplasinya bahwa orangorang muda di sana, dan Belanda pada umumnya harus diselamatkan dari ancaman jaman kala itu. Mereka terancam menjadi kurban amoral, asusila, sebagai konsekuensi dari situasi perang waktu itu. Demikian pendidikan model asrama adalah buah-buah kontemplasi dalam aksinya. Ketika Romo Hellemons bertemu dengan seorang pemuda Johannes Huybrechts, 4 yang kebingungan menemukan jalan panggilannya, beliau pula yang ber-aksi. Suatu aksi yang kemudian terbukti 3 Ibid, hal Perjumpaan dengan pemuda Johannes ini adalah pemicu lahirnya kongregasi CSA. Johannes adalah bruder CSA pertama. 2
3 menjawab panggilan ilahi, bahkan sampai hari ini, tak mungkin tidak adalah buah kontemplasi. Barangkali lahirnya kongregasi CSA ini adalah buah kontemplasinya yang paling besar. Contoh lain adalah ketika pater Hellemons mengirim 4 orang bruder nya ke Indonesia. Keputusan demikian hanya mungkin kita pahami berdasarkan kacamata ini: kontemplasi dalam aksi. Pater Hellemons, 150 tahun lalu, pasti sudah lebih dulu berkontemplasi akan panggilan Tuhan di tanah missi Indonesia, sebelum mengambil keputusan visioner dan missioner tersebut. Hal itu tidak hanya tampak dalam kenekatan untuk menempatkan kebutuhan akan bruder di dalam negeri Belanda, di bawah panggilan Tuhan ke tanah misi di Indonesia. Bukti lebih kuat adalah kenyataan bahwa sekarang ini, 1,5 abat kemudian, para bruder Indonesialah yang praktis memimpin para bruder CSA di seluruh dunia. Keputusan visioner semacam itu, tak bisa tidak harus dikatakan sebagai buah dari sebuah kontemplasi. Keputusan yang tak tergoyahkan, karena dasarnya adalah keyakinan iman. Yakin akan panggilan atau kehendak Tuhan, Keyakinan demikian hanya mungkin diperoleh melalui kontemplasi. Dari kontemplasi dalam aksi ini pula pater Hellemons membangun spiritualitasnya. «Spiritualitasnya dibangun dari dan berdasaran situasi konkret, dari kebutuhan orang, kebutuhan kaum muda, kebutuhan umat, yang dilihatnya sebagai kebutuhan Tuhan sendiri. Sebab Tuhan hadir di dalam sesama!!» 5 Dalam hidup sehari-hari pater Hellemons, buah-buah kontemplasi tersebut nampak dalam semangat dan nilai-nilai yang diperjuangkannya, seperti berikut ini: 1. Pater Hellemons, melihat apa yang tak terlihat di lingkungan/karyanya. Beliau senantiasa mencari dan menemukan yang di belakang layar: yang tersirat, lebih dari yang tersurat. Ini adalah daya/kekuatan visioner, visi kenabian yang tak lain adalah buah-buah kontemplasi. 2. Pater Hellemons menggunakan cara pendekatan, dari mata sampai ke hati. Personal. Touching, inspiring, inner motivation 3. Keterlibatan pater Hellemons pada kaum muda pastilah berasal dari kontemplasinya atas masyarakat dan jaman kala itu. 4. Dalam semua itu, tak dapat diragukan lagi bahwa pater Hellemons orangnya percaya penuh upaya. Ia percaya pada Allah, tapi tetap membanting tulang, sampai menyerah pada rencana dan kehendaknya. Beliau percaya bahwa Tuhanlah yang menentukan. Dalam karya-karya yang dipilih oleh Pendiri kongregasi Bruder CSA, ciri-ciri berikut mencolok sekali: a. Memperhatikan kesejahteraan hidup umatnya: Umat, masyarakat, lingkungan? 5 Seperti dituliskan oleh Br Heri CSA, dalam Nilai-nilai Pendiri CSA yang dikirim kepada saya. 3
4 b. Berciri gerakan: kepekaan sosial: orang miskin, orang sakit, anak yatim, bidang pendidikan Gerakan pemulihan/pengembangan iman Katolik (waktu itu, iman Kristen Protestan mendominasi) c. Konsern pada tatanan sosial kemasyarakatan (Belanda waktu itu kurang tertib) d. Kreatif dan inovatif menjawab tantangan (waktu itu mendirikan sekolah Minggu, Institut St Louis, mengirim 4 bruder pertamanya ke tanah missi. e. Sekaligus bersemangat dinamis, luwes, kèwes, mentes. f. Pelayanan demi umat, bukan tergantung tempat. Kelompok kategorial, keluar dari teritorial. Ini terjadi ketika Institut St Louis didirikan. g. Ciri karya yang memberdayakan umat (Yohanes Huijbrechts) calon guru itu diangkat jadi guru iman, pemimpin rombongan guru-guru yang bernama CSA. Bahasa sekarang: memberdayakan potensi Yohanes Huijbrechts dan teman-temannya. Dalam bahasa sekarang, ciri-ciri di atas sering disebut dengan istilah entrepreneurship: punya mimpi, punya visi ke depan, punya keyakinan pribadi, penuh inovasi dan kreasi, penuh semangat, berani ambil resiko. Dan hasilnya memberi nilai tambah pada sesama dan dunianya. Itulah yang dibuat pater Hellemons, pendiri CSA. Kontemplasi, kini dan nanti Ketika para bruder CSA masuk Indonesia tentu paling mudah adalah membawa buah-buah kontemplasi asli pendiri kongregasi ke Indonesia. Pada jaman itu, bentuk dan model karya misinya masih dapat dijalankan dengan buah yang memuaskan. Namun, setiap jaman punya panggilannya sendiri. Artinya supaya buah-buah kontemplasi sungguh bermanfaat, kontemplasi harus senantiasa diperbaharui, alias dilakukan terus-menerus. Singkatnya, untuk jaman ini pun kontemplasi itu harus dilakukan lagi dan lagi. Secara sederhana kontemplasi dapat dijelaskan demikian. Comtemplasi, adalah metode doa, yang dalam Latihan Rohani St Ignatius Loyola, disebut sebagai cara berdoa paling tinggi. Berkontemplasi berarti menempatkan diri di samping Tuhan. Dalam doa itu ia menempatkan diri di samping Tuhan, hadir di sana, merasakan, memikirkan, memandang dunia, bersama Tuhan melakukannya. Kira-kira Tuhan akan melakukan apa untuk masa kini dan nanti, ketika melihat bentangan dan tantangan dunia karya di depan kita? Sesuai dengan ini, berarti para bruder CSA harus berkontemplasi untuk menemukan panggilan Tuhan di jaman ini. Secara reflektif para bruder harus bertanya, adakah karya-karya yang sekarang masih dan sedang ditangani oleh kongregasi CSA masih merupakan jawaban atas panggilannya. Secara proyektif, para bruder harus berkontemplasi untuk 4
5 menemukan vision ke depan nanti. Apa proyeksi karya yang diyakini menjawb panggilannya mengingat keadaan jaman dan dunia kini dan nanti? Berlayar ke tempat yang lebih dalam Tahun ini kongregasi Bruder CSA memperingati 150 tahun berkarya di Indonesia. Tema yang diangkat adalah berlayar ke tempat yang lebih dalam. Tema ini bagi saya mengandung konotasi bahwa tidak berlayar untuk mencari nyaman, tetapi justru siap menantang dunia. Sebab laut yang lebih dalam, kecuali menjanjikan (perolehan tangkapan) ikan-ikan besar, juga membawa konsekuensi bahaya dan resiko yang lebih besar pula. Pertanyaannya adalah seberapa besar kesiapan para bruder dalam mengarungi perjalanan karya yang lebih dalam ini? Dalam bahasa awam, jawaban atas pertanyaan ini menuntut suatu kontemplasi mendalam dari seluruh kongregasi. Kontemplasi yang menyangkut beberapa hal berikut: Perubahan mindset. Kalau kita biasa berlayar di laut dangkal dan kita memutuskan untuk berlayar di laut dalam, mindset kita harus berubah. Gelombang besar dapat saja membalikkan kapal kita. Ikan besar dapat menyeret kail kita, tanpa dapat kita kendalikan. Perubahan alat atau sarana kita gunakan adalah sine qua non, mutlak perlu. Dalam melayari laut yang lebih dalam, tak mungkin kita hanya mengandalkan kekuatan alam semata. Kemampuan nahkoda dalam mengendalikan kemudi juga berbeda. Pendeknya, persepsi kita tentang diri kita maupun medan karya kita juga harus berubah. Lebih dari itu, mindset kita harus diuah. Itu artinya, kita mesti melakukan kontemplasi lagi. Kita berdoa bersama Tuhan, dan bertanya, kira-kira apa yang dipikirkan, dirasakan dan akan dilakukannya di medan karya kita kini dan nanti, saat lautan menjadi lebih dalam menjadi kenyataan? Dalam hal ini kita bisa belajar dari Pater Hellemons ketika dulu memutuskan untuk mengirim 4 orang misionarisnya ke negeri kita Indonesia. Pandangan dunia. Persepsi kita tentang dunia pun juga harus diubah. Dunia moderen menawarkan banyak pilihan, dan janji kenyamanan. Bagaimana kita, para bruder CSA mau bersikap di tengah dunia sekarang ini. Pater Hellemons justru melawan arus dunia saat itu. Dunia yang penuh Yansenisme, dilawannya dengan 5
6 gerakan dari dalam hati dan budi para muda waktu itu. Artinya bagi kita: mari kita berkontemplasi. Seandainya saya boleh berkontemplasi bersama kongregasi CSA, maka dunia dan panggilan CSA di jaman ini akan terlihat seperti berikut ini: Dunia kita adalah dunia pasar bebas. Dunia yang ditentukan oleh kebutuhan pasar. Segala sesuatu, termasuk hidup manusia ditentukan oleh kebutuhan pasar. Orang tanpa sadar mengikuti saja gerak dan arus dunia. Manusia tidak sanggup, bahkan tidak merasa perlu lagi, untuk punya prinsip sendiri, punya nilai kemandirian. Demikian sehingga orang mulai bingung dengan karakter khas manusia. Sebab manusia seakan kehilangan karakternya. Karena itu pula, pendidikan karakter dianggap sebagai jawab atas kehilangan jati diri manusia. Padahal sebenarnya ini bukan masalah isi, melainkan masalah cara atau metode pendidikan. Selama sistem pendidikan masih berfokus pada pendidikan intelektual, maka isinya apa pun hanya akan jatuh pada perkara normatif dan kognitif belaka. Dunia pendidikan perlu pembaharuan metode dan sistem. Pembaruan sistem yang partisipatif dan eksperientatif. Untuk ini yang paling cocok adalah melalui pendidikan entrepreneuship. Kalau ini tak menggantikan, minimal melengkapi sistem yang ada sekarang ini. Khusus di Indonesia, dunia yang lebih menantang dan mengundang ternyata letaknya ada di bagian timur negeri ini. Maka kalau para bruder CSA mau berkontemplasi, yang paling tepat adalah mengkontemplasikan dunia di Indonesia timur, NTT misalnya. Dalam pandangan saya, bumi NTT sesungguhnya subur, tetapi relatif masih nganggur. Masyarakatnya masih belum mampu mengolah kesuburan tanah. Akibatnya mereka kini tergantung pada hasil bumi dari luar NTT. Daripada mengolah bumi negeri sendiri, lebih baik pergi ke luar NTT, bahkan ke luar negeri buat mengejar ringgit atau duit. Focus pilihan: orang muda. Dari awal berdirinya, kontemplasi pendiri dan para mengikutnya, membuahkan fokus pilihan karya pada orang muda. Orang muda yang waktu itu jadi kurban situasi perang. Perang antara negara ataupun perang antar keyakinan agama. Orang muda mengalami kemerosotan moral dan iman. Itulah yang melahirkan karya pendidikan asrama orang muda. Di jaman ini, orang muda masih tetap jadi kurban. Kurban atas kemajuan jaman dan kemunduran nilai kemanusiaan. Di NTT, bahkan pendidikan orang muda pun masih sungguh memprihatinkan. Di Gereja pun pelayanan dan pendampingan pada kaum muda masih terhenti pada konsep formal dan normatif 6
7 belaka. Ada begitu banyak orang muda yang dibiarkan saja hidup tanpa pendampingan, kadang tanpa tujuan. Menggerakan perubahan dunia, paling mudah adalah melalui orang-orang muda. Mereka masih punya idealisme tinggi. Energi mereka besar. Mereka punya nafsu belajar tinggi. Di sini lain, selama ini kebanyakan orang muda, menjadi kurban cinta dari kaum tua. Mereka biasanya ditempatkan sebagai penonton, bukan partisipan. Malah ada yang hanya jadi obyek dan kurang diperlakukan sebagai subyek. Orang muda sekarang juga telah terhipnotis pada tawaran dunia yang hedonistis. Akibatnya, mereka kurang sadar akan panggilan jaman nya. Dengan pendidikan entrepreneur, diharapkan orang-orang muda dapat membaharui dunia dan memberi nilai tambah pada tata kehidupan manusia. Tambahan pula, di NTT, tingkat pendidikan pada umumnya masih belum maju. Jalur pendidikan formal, terutama di Jawa sebenarnya sudah relatif dapat diandalkan. Tetapi yang terkandung dengan pendidikan formal adalah pendidikan satu dimensi : dimensi intelektual. Itu pun dalam prakteknya berarti menghafal, bukan mengerti dan memahaminya. Dimensi finansial yang menentukan sebagian besar kehidupan manusia justru belum disentuh sama sekali. Kalau ada jalur pendidikan nonformal, itu pun masih sangat terbantas. Jadi, dalam kontemplasi jaman ini jelas kiranya kalau panggilan atau undangan karya CSA itu tetap fokus pada kaum muda. Itupun bukan lewat jalur pendidikan formal, melainkan melalui jalur pendidikan nonformal. Di sana dimensi finansial dapat diangkat dan digarap melalui pendidikan semangat entrepreneurship. Dilihat dari segi kemendesakan, di wilayah Indonesia bagian Timur, kebutuhan akan hadir dan peran serta para Bruder CSA kok terasa lebih jelas. Sebab yang peduli pada orang muda di sana boleh dikata tidak banyak. Kalau pun ada lebih menyiapkan orang muda untuk menjadi pegawai kalau bukan buruh para pemodal di luar NTT. Jarang, atau malah mungkin belum ada yang menyiapkan orang muda menjadi majikan pemilik pegawai. Di sinilah perlunya orang muda digembleng dengan semangat entrepreneurship. Metode asrama Kalau dulu pater Hellemons mengembangkan bentuk pelayanan kaum muda bergerak dari «sekolah Minggu» ke «asrama», dan akhirnya ke «sekolah dan asrama» kita di Indonesia, khususnya NTT dapat meneledan sikapnya. Artinya bukan meniru begitu saja, sebab situasi, dunia dan manusianya berbeda. Memiliki sekolah dan asrama adalah pilihan turunan dari aslinya. Sekarang pilihan itu sebaiknya direfleksi kembali, kalau tak mau direvisi. Saya cenderung memilih fokus saja pada asrama. Sebab punya sekolah dan asrama mengandaikan memiliki tenaga 7
8 berkualitas, fasilitas yang memadai, dan untuk itu perlu biaya besar. Bukan karena kekurangan tenaga kalau tak mau memilih jalur sekolah. Tetapi pendidikan sekolah sudah dikelola dengan baik, bahkan lebih baik oleh dunia. Kalau CSA tidak punya kelebihan istimewa dalam menangani sekolah sebaiknya fokus di luar sekolah. Sebab di luar sekolah belum banyak yang peduli. Di luar sekolah belum dianggap sebagai strategis dalam sistem pendidikan yang ada sekarang ini. Sementara sistem asrama, jika diseriusi, dapat dijadikan sarana terbaik untuk membentuk karakter yang siap untuk mandiri. Sebab setelah pendidikan intelektual di ruang kelas (formal) pembimbing asrama masih punya kesempatan banyak untuk mendidikan orang muda ini dengan pelatihan dan pembentukan karakter yang mendukung kemandirian orang muda tersebut. Asrama adalah tempat untuk berlatih dan mengalami sendiri. Asrama tidak hanya memberi tekanan pada kognitif, tetapi justru dalam internalisasinya. Jika ini yang jadi mimpinya, maka asrama mesti dipikirkan dan dikelola secara profesional, visioner dan misioner. Di dalam sistem pendidikan asrama lah orang muda dikenalkan nilai-nilai kemanusiaan dan pembentukan karakter entrepreneur yang mengandung prasyarat : kemandirian. Jika ini dapat menjadi sumbangan khas para Bruder CSA di Indonesia, maka meskipun jumlah yang dididik tidak masal, namun peran dan sumbangannya bagi masyarakat dan Gereja akan sungguh berdampak. Lebih baik kecil tetapi unik, dan memberi sumbangan khas, daripada ikut-ikutan arus, lantas sumbangannya tak kelihatan dan kurang bermakna. Di mana-mana, bruder CSA dikenal sebagai pendidik karakter, melalui sistem pendikan asramanya. Itulah mimpi yang dapat dimaknai sebgai buah-buah kontemplasi jaman ini. Dalam situasi di mana mendidikan asrama tak mungkin diwujudkan, dapat dicari bentuk pendampingan alternatif, non formal, namun secara karakter berkualitas. Kalau itu yang dilakukan para bruder CSA Indonesaia jaman ini, maka ciri konstitutif para bruder CSA menjadi nyata kembali di jaman ini. Jika ini pula yang merupakan buah-buah kontemplasi kongregasi, maka tak perlu ragu lagi untuk menfokuskan diri dalam karya asrama ini. Lahan ini masih terbuka lebar, sebab belum banyak yang melihat dan mengambilnya sebagai sarana bernilai untuk pembentukan karakter manusia. Selamat Pesta 150 Tahun Berkarya Di Indonesia! Dulu ada St Louis, di Belanda maupun di Indonesia, Dan orang muda disapa dan diangkat drajatnya Kini ada orang muda, di Jawa maupun di Flores sana 8
9 Semua memanggil-manggil hati dan budimu untuk mereka. Nanti ada yang mengalami buah karyamu mengubah hidup mereka Dan orang-orang yang sungguh mandiri karena andil darimu Para bruder pencinta, pembela dan inspirasi jiwa mudaku. Semarang, Pada hari pesta St Matias, Rasul 14 Mei
PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.
1 PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal 28-32 Paul Suparno, S.J. Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 6 Januari 1997 telah menetapkan bahwa tanggal 2 Februari, pada pesta Kanak-kanak
Lebih terperinciKELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1
1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan
Lebih terperincidibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014
SURAT GEMBALA PRAPASKA 2014 KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 Allah Peduli dan kita menjadi perpanjangan Tangan Kasih-Nya untuk Melayani Saudari-saudaraku yang terkasih,
Lebih terperinciRELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.
1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,
Lebih terperinciMEMBERI ITU MEMBAHAGIAKAN DAN MENYEHATKAN Rohani, Agustus 2013, hal Paul Suparno, S.J.
1 MEMBERI ITU MEMBAHAGIAKAN DAN MENYEHATKAN Rohani, Agustus 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Givana bekerja sebagai pamong di asrama anak-anak SMA. Suster dikenal oleh anak-anak sebagai suster
Lebih terperinciBUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.
1 BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Bulan Oktober adalah bulan Maria. Banyak orang menyempatkan diri untuk menghormati Bunda Maria dan mohon bimbingannya
Lebih terperinciKEPEMIMPINAN SEBAGAI GEMBALA DAN PENGURUS DI BIARA Rohani, Juli 2013, hal Paul Suparno, S.J.
1 KEPEMIMPINAN SEBAGAI GEMBALA DAN PENGURUS DI BIARA Rohani, Juli 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Peduliata oleh kongregasinya diberi tugas menjadi pimpinan asrama siswi-siswi SMA. Suster Peduliata
Lebih terperinciBUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J.
1 BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Kita semua sebagai anggota suatu kongregasi diharapkan hidup saling membantu satu sama lain dalam semangat kasih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan dan nilai-nilai rohani masyarakat. Kehidupan rohani menjadi semakin terdesak dari perhatian umat
Lebih terperinciSPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.
SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. Isi singkat 1. Semangat mistik 2. Semangat kenabian 3. Spiritualitas
Lebih terperinciDAYA TAHAN LEMAH: TANTANGAN KAUL DARI DIRI SENDIRI Rohani, Oktober 2013, hal Paul Suparno, S.J.
1 DAYA TAHAN LEMAH: TANTANGAN KAUL DARI DIRI SENDIRI Rohani, Oktober 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Lemahnia sering mengeluh dan sedih karena kerap kali mengikuti kelemahannya. Ia sudah tahu
Lebih terperinciSPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal Paul Suparno, S.J.
1 SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Awal September adalah awal para biarawan-biarawati yang bertugas untuk studi memulai perutusannya. Pada awal-awal
Lebih terperinciKarya Pastoral Paroki
Karya Pastoral Paroki Pengantar Apa yang saya sampaikan ini mohon dimengerti sebagai sebuah sharing pengalaman saya yang baru setahun menggulati karya paroki. Maka silakan nanti diperkaya sendiri dengan
Lebih terperinciTANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET
1 TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET Seminar Religius di BKS 2016 Kanisius, 8 September 2016 Paul Suparno, SJ Pendahuluan Tema BKS tahun 2016 ini adalah agar keluarga mewartakan
Lebih terperinciBELAJAR DAYA TAHAN SEJAK FORMASI AWAL Rohani, Maret 2013, hal Paul Suparno, S.J.
1 BELAJAR DAYA TAHAN SEJAK FORMASI AWAL Rohani, Maret 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suatu hari dalam pertemuan para frater, bruder, dan suster yunior, diadakan sharing pengalaman waktu di formasi
Lebih terperinciGOSIP DALAM BIARA Rohani, Mei 2013, hal Paul Suparno, S.J.
1 GOSIP DALAM BIARA Rohani, Mei 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Relasiata suatu hari menjadi kaget dan sedih karena digosipkan berpacaran dengan seorang bapak keluarga, teman dia bekerja di sekolah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan
Lebih terperinciBERIMAN CERDAS, TANGGUH, DAN MISIONER BERSAMA
BERIMAN CERDAS, TANGGUH, DAN MISIONER BERSAMA Santo Ignatius Loyola Bahan Pertemuan Lingkungan BERIMAN CERDAS, TANGGUH, DAN MISIONER BERSAMA SANTO IGNATIUS LOYOLA Bahan Pertemuan Lingkungan BERIMAN CERDAS,
Lebih terperinciSEMINARI MENENGAH DI UNGARAN Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMINARI MENENGAH DI UNGARAN Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Lebih terperinciKEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN
KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif
Lebih terperinciARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA
ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Tahun 2011 2015 1 Latar Belakang Ecclesia Semper Reformanda >> gerak pastoral di KAJ >> perlunya pelayanan pastoral yg semakin baik. 1989 1990: Sinode I KAJ
Lebih terperinciKisah Hidup Jean-Claude Colin Pendiri Perkumpulan Maria (the Society of Mary)
Indonesian Dalam usia tuanya, dia meninggal dengan damai. Hari ini dia diingat dan dicintai oleh keluarga Marist sebagai pendiri dan ayah mereka. Kisah Hidup Jean-Claude Colin Pendiri Perkumpulan Maria
Lebih terperinci(Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013)
(Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013) Makin Beriman, Makin Bersaudara, Makin Berbela Rasa Melalui Pangan Sehat Para Ibu dan Bapak, Suster, Bruder, Frater,
Lebih terperinciSPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DALAM HIDUP MEMBIARA Rohani, Januari 2013, hal Paul Suparno, S.J.
1 SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DALAM HIDUP MEMBIARA Rohani, Januari 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Frustrasia adalah seorang yang sangat pandai, nilai IPKnya waktu kuliah hampir 4.00. Waktu diserahi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Secara umum gereja berada di tengah dunia yang sedang berkembang dan penuh dengan perubahan secara cepat setiap waktunya yang diakibatkan oleh kemajuan
Lebih terperinciTAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
TAHUN AYIN ALEPH Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33) Minggu I Pada tanggal 8 September 2010, kalender orang Yahudi berubah
Lebih terperinciYohanes 4. Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari. Yesus dan Perempuan YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA. Bacalah Yohanes 4:1-42
42 Yohanes 4 Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari. Yesus dan Perempuan Yesus Menyembuhkan Samaria Anak Pegawai Istana YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA Bacalah Yohanes 4:1-42 Kebanyakan orang di negeri
Lebih terperinciMENGAPA SULIT TERUS TERANG DALAM FORMASI? Rohani, April 2013, hal Paul Suparno, S.J.
1 MENGAPA SULIT TERUS TERANG DALAM FORMASI? Rohani, April 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Iziniata suatu hari minta izin kepada pikonya untuk menjumpai sahabatnya di suatu tempat, katanya ingin
Lebih terperinciSuster-suster Notre Dame
Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Paskah, 5 April 2015 Kisah sesudah kebangkitan dalam
Lebih terperinciPelayanan Dewan Pastoral GA Reposisi
1 Pelayanan Dewan Pastoral GA Reposisi Arahan Sebagaimana sudah kita alami bersama, bahwa Gereja Antonius kita kembangkan menjadi Gereja umat Allah. Dasar pengembangannya adalah visi dan misi GA, 1998
Lebih terperinciBE AMAZING TEACHERS. Lokakarya Yayasan Suaka Insan Suster SPC Jl. Danau Agung 13, Sunter, Jakarta, 22 Juli 2015 Paul Suparno, S.J.
1 BE AMAZING TEACHERS Lokakarya Yayasan Suaka Insan Suster SPC Jl. Danau Agung 13, Sunter, Jakarta, 22 Juli 2015 Paul Suparno, S.J. PENGANTAR Be Amazing Teachers! Jadilah Guru yang menakjubkan! Berarti
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2
!!! DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 I. HAKEKAT, TUJUAN, DAN SPIRITUALITAS 3 II. ALASAN DAN DASAR 4 III. MANFAAT 5 IV. KEGIATAN-KEGIATAN POKOK 5 V. KEGIATAN-KEGIATAN LAIN 6 VI. ORGANISASI 6 VII. PENDAFTARAN
Lebih terperinciOrdinary Love. Timothy Athanasios
Ordinary Love Timothy Athanasios Bab I Gereja dan Pelayanan Konsep menciptakan berhala, hanya rasa ingin tahu yang bisa memahami. (Gregory Nyssa) Jika Kerajaan Allah hendak direalisasikan dalam rupa dua
Lebih terperinciEVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.
1 EVANGELISASI BARU Rohani, Desember 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Budayanita waktu mengajar agama pada beberapa orang tua yang ingin menjadi Katolik, sering meneguhkan bahwa mereka itu sebenarnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi
Lebih terperinciTESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Magister Sains Manajemen Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSENDENTAL DENGAN KEPUASAN KERJA, KOMITMEN ORGANISASI, PERILAKU EKSTRA PERAN, DAN PRODUKTIVITAS GURU Studi Pada Yayasan Pangudi Luhur TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciSURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN
SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN Disampaikan sebagai pengganti khotbah dalam Perayaan Ekaristi Minggu Biasa VI tanggal 10-11
Lebih terperinciKELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL
Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memanggil mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus. 1 Ada tiga komponen. gelap kepada terang, dari dosa kepada kebenaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gereja adalah kumpulan orang-orang yang telah dipanggil Allah keluar dari dunia ini untuk menjadi miliknya, umat kepunyaan Allah sendiri. Allah memanggil mereka di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas
Lebih terperinci(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)
(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Frater, Kaum muda, remaja dan anak-anak yang yang terkasih dalam Kristus, 1. Bersama dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu gereja yang sudah berdiri sejak tahun 1950 di Indonesia adalah Gereja Kristen Indonesia atau yang biasa disebut GKI. GKI adalah sekelompok gereja
Lebih terperinciSOEGIJA DI MATA SAYA. Seminar Mahasiswa Universitas Sanata Dharma 17 Nopember 2012
SOEGIJA DI MATA SAYA Seminar Mahasiswa Universitas Sanata Dharma 17 Nopember 2012 Saya, orang Banyak (Anda-anda sekalian) Di mana Anda di tengah hiruk pikuk SOEGIJA? Sejauh mana Anda (pernah) mengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dinilai banyak kalangan mengalami kegagalan. Kondisi ini ada benarnya apabila dilihat kondisi yang terjadi di masyarakat maupun dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan kita telah berhasil menghasilkan lulusan dengan tanda lulus belajar untuk masuk ke pasar kerja namun sayangnya kenaikan jumlah lapangan kerja kalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Teks Membuka Kitab Suci Perjanjian Baru, kita akan berjumpa dengan empat karangan yang cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam UUD 1945, disebutkan bahwa Indonesia sebagai Negara yang berlandaskan pada Pancasila mengakui adanya lima agama di dalamnya, antara lain: Islam, Kristen,
Lebih terperinci-uhan BERSUKACITA. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. (Joh 15:16)
-uhan BERSUKACITA dengan panggilan kita Dalam panggilanmu, Tuhan berkata kepadamu: Kamu penting bagi-ku, Aku mencintaimu, Aku memperhitungkanmu. (Paus Fransiskus) Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sementara di lingkungan Gereja Kristen Protestan disebut Pendeta. Sebelum menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia banyak terdapat berbagai agama. Agama mayoritas adalah agama Islam dan Kristen. Dalam setiap agama terdapat pemuka-pemuka agama. Agama Islam, pemuka
Lebih terperinciKEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.
1 KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Serviana saat ini menjadi pimpinan suatu kongregasi. Ia termasuk pimpinan yang disenangi banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendeta adalah seorang pemimpin jemaat, khususnya dalam hal moral dan spiritual. Oleh karena itu, dia harus dapat menjadi teladan bagi jemaatnya yang nampak
Lebih terperinciKONGREGASI IMAM-IMAM HATI KUDUS YESUS (SCJ) KAPITEL JENDERAL XXII
KONGREGASI IMAM-IMAM HATI KUDUS YESUS (SCJ) KAPITEL JENDERAL XXII Roma, 22 November 2007 Para Konfrater yang terkasih, Salam sejahtera dari Komisi Persiapan Kapitel Jenderal. Kami bertemu untuk pertama
Lebih terperinciSERATUS PERSEN RELIGIUS DAN SERATUS PERSEN INDONESIA Rohani, Agustus 2012, hal Paul Suparno, S.J.
1 SERATUS PERSEN RELIGIUS DAN SERATUS PERSEN INDONESIA Rohani, Agustus 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Pada bulan Agustus kita sebagai warga Negara Indonesia merayakan hari ulang tahun kemerdekaan Negara
Lebih terperinciC. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah:
1 PERAN PIMPINAN DALAM HIDUP MEMBIARA Musyawarah PRR, Lebao, Flores Timur, 18 Desember 2015 Paul Suparno, SJ Abstrak Peran pimpinan bagi perkembangan kongregasi sangat penting. Maju tidaknya kongregasi
Lebih terperinciKarunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati
Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Kita telah menyelesaikan penelaahan mengenai keempat karunia yang kita sebut karunia pelayanan. Walaupun daftar karunia-dalam Efesus 4
Lebih terperinciJodoh dan pernikahan yang sempurna
Menemukan jodoh atau pasangan hidup yang tepat bukanlah hal yang sederhana dan tidak dapat dianggap remeh. Banyak pasangan suami-istri pada akhirnya menyesal menikah karena merasa salah memilih pasangan.
Lebih terperinci5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang
5 Bab Empat Penutup Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang merupakan uraian singkat dari bab pendahuluan dan ketiga bab di atas, guna membuktikan kebenaran hipotesis penelitian dan hal-hal
Lebih terperinciPerkebunan produktif di lereng pegunungan
Khofiffah Mudjiono: Perkebunan produktif di lereng pegunungan Bayangkan anda tengah berada di lereng pegunungan. Sejauh mata anda memandang, terlihat hamparan perkebunan berbagai komoditas. Mungkin teh
Lebih terperinciLITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.
1 Tahun C Minggu Paskah III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 5:27b-32. 40b-41 Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul: Setelah ditangkap oleh pengawal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia maupun untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas, berbagai upaya dilakukan
Lebih terperinciGRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP. 19731006 20011 2 001 Disampaikan dalamsrawung Ilmiah jurusan POR FIK UNY 16 Februari2012 ! GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER A. Latar
Lebih terperinciBagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3
Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3 Pengantar Dalam dua bagian pertama pelajaran ini, kita telah belajar pentingnya menerima Roh Kudus, membaca Alkitab, dan berkembang di mana kita ditanamkan. Dalam
Lebih terperinciI. YOSUA TELAH MENAATI SEMUA PERINTAH ALLAH
Yang paling ditakutkan kita adalah apabila orang-orang yang dipakai begitu luar biasa oleh Tuhan pada masa mudanya, namun begitu lanjut usia justru mengecewakan Tuhan. Tidak jarang kita menemukan contoh-contoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi seluruh dunia dalam gereja Katolik adalah seorang Paus, saat ini bernama Paus
Lebih terperinciGEREJA INDONESIA DAN PENDIDIKAN
1 GEREJA INDONESIA DAN PENDIDIKAN Seminar Peringatan Konsili Vatikan II Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 23 April 2013 Paul Suparno, S.J. Pendahuluan Konsili Vatikan II telah mengeluarkan
Lebih terperinciBERITA TOUR VACARE DEO ORDO KARMEL INDONESIA
BERITA TOUR VACARE DEO ORDO KARMEL INDONESIA Baru-baru ini, Ordo Karmel Indonesia mengadakan suatu kegiatan akbar yang melibatkan dua komunitas pendidikan besar di Indonesia, yakni komunitas Malang dan
Lebih terperinci5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)
Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,
Lebih terperinciOleh Pdt. Daniel Ronda. Latar Belakang Pergumulan Pendidik
Oleh Pdt Daniel Ronda Latar Belakang Pergumulan Pendidik Profesi pendidik agama Kristen di sekolah negeri maupun swasta memiliki keistimewaan, karena dia sedang menolong kebutuhan anak didik dalam menemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SEKAMI adalah gerakan Internasional anak-anak yang tertua di seluruh dunia. Serikat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner atau yang lebih dikenal dengan SEKAMI adalah gerakan Internasional anak-anak yang tertua di seluruh dunia. Serikat ini didirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah tapi di rumah dan di lingkungan sosial, bahkan sekarang ini peserta
Lebih terperinciOTORITAS PAULUS DAN INJIL
OTORITAS PAULUS DAN INJIL Lesson 2 for July 8, 2017 Banyak orang yang percaya bahwa surat-surat Paulus diinspirasikan oleh Allah, namun yang lain tidak. Beberapa orang di Galatia menipu orangorang Kristen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan bangsa dibina melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan sangat erat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan hal yang dapat membangun bangsa dan menjadikan bangsa besar. Hal itu menekankan pendidikan sebagai prioritas untuk diperhatikan, anak bangsa yang akan meneruskan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KRITIS DARI PERSPEKTIF PEDAGOGI PEMBEBASAN PAULO FREIRE TERHADAP MODEL PENYULUHAN AGAMA KRISTEN
BAB IV TINJAUAN KRITIS DARI PERSPEKTIF PEDAGOGI PEMBEBASAN PAULO FREIRE TERHADAP MODEL PENYULUHAN AGAMA KRISTEN Dalam bab ini, penulis akan melakukan tinjauan kritis terhadap model penyuluhan agama berdasarkan
Lebih terperinciRevitalisasi. Konferensi Umum, Oktober 2014, Canoas, Brazil Suster Mary Kristin Battles, SND
MERESAPI SABDA TERLIBAT DI DALAM DUNIA Revitalisasi Konferensi Umum, Oktober 2014, Canoas, Brazil Suster Mary Kristin Battles, SND Revitalisasi bagi Kongregasi Aktif Merasul berarti menggambarkan kembali
Lebih terperinciNo : 01/SYC/RegioJawa/X/00 Hal : Undangan Pelatihan Lampiran : 1 (satu) berkas. Kepada Yth. Di. Salam orang muda!
No : 01/SYC/RegioJawa/X/00 Hal : Undangan Pelatihan Lampiran : 1 (satu) berkas Kepada Yth. Di Salam orang muda! Dalam tugas perutusannya sebagai garam dan terang di tengah dunia, orang-orang muda Katolik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan
Lebih terperinciHidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean
Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Dalam hidup ini mungkinkah kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki kebanggaan-kebanggaan yang tidak bernilai kekal? Mungkinkah orang Kristen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Maria Melani Ika Susanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman senantiasa diikuti perubahan unsur-unsur di dalamnya, tak terkecuali perubahan dalam sistem sosial. Pendidikan merupakan kunci dalam perubahan
Lebih terperinciApa harapanku bagi YOUCAT Indonesia?
Hallo Sobat YOUCAT!! Apa harapanku bagi YOUCAT Indonesia? YOHANES 4 : 1-42 Yesus dikisahkan dalam Yohanes 4 sebagai peziarah bersama para rasul-nya BERZIARAH BERSAMA ORANG MUDA Yesus adalah seorang Peziarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian semakin berkembang. Persaingan bisnis perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini tidak
Lebih terperinciEtika Oleh: Magdalena Pranata Santoso Ilustrator: Yessi Mutiara
Etika Oleh: Magdalena Pranata Santoso Ilustrator: Yessi Mutiara Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2008 Hak Cipta 2008 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan
Lebih terperinciPROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF
Lebih terperinciPENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL
PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL 1. Visi dan Misi Penginjilan dalam gereja lokal a. Visi: Terlaksananya Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28: 19 20) b. Misi: (1)
Lebih terperinciPelajaran Persiapan. Hidup Melebihi Diri Sendiri Ini bukan Tentang Anda! Hidup Melebihi Diri Sendiri Ini bukan Tentang Anda! A.
Pelajaran 8 Hidup Melebihi Diri Sendiri 1. Persiapan A. Sumber Daniel 12:3 Matius 9:37, 38 1 Korintus 9:22 Markus 16:15 1 Yohanes 4:4 Wahyu 12:11 Matius 10:27, 28 B. Apa yang dikatakan tentang Hidup Melebihi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasional organisasi adalah sistem informasi dan teknologi informasi. Hampir
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah organisasi tidak dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai macam sumber daya yang ada dalam organisasi tersebut. Salah satu sumber daya yang mempunyai
Lebih terperinciMinggu 9 : Mengapa & Bagaimana Saya Memberitahukan Kepada Orang Lain?
Minggu 9 : Mengapa & Bagaimana Saya Memberitahukan Kepada Orang Lain? Tips Ceramah 1. Tujuan: Di akhir dari ceramah ini, tamu-tamu akan membagikan kesaksian pribadi kepada kelompok. 2. Poin utama dari
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan
BAB V PENUTUP Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan keluarga di Jemaat GPIB Immanuel Semarang, maka penulis membuat suatu kesimpulan berdasarkan pembahasan-pembahasan
Lebih terperinciPANDUAN HIDUP ROHANI DARI IBU CLARA FEY: MELALUI JALAN AKSI - KONTEMPLASI
Sr. María del Rocío, Konperensi 2009-2014 PANDUAN HIDUP ROHANI DARI IBU CLARA FEY: MELALUI JALAN AKSI - KONTEMPLASI Kebaktian Ibu Clara dapat dikatakan: selalu hidup di hadirat Allah. Jalan persatuan yaitu
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN TERHADAP PERUBAHAN MINAT MELAYANI DARI PERSPEKTIF PERUBAHAN SOSIAL
BAB IV TINJAUAN TERHADAP PERUBAHAN MINAT MELAYANI DARI PERSPEKTIF PERUBAHAN SOSIAL Berdasarkan hasil penelitian yang tertuang dalam bab III, peneliti ingin memberi paparan analisis terhadap perubahan minat
Lebih terperinciSALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal Paul Suparno, S.J.
1 SALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal 28-31 Paul Suparno, S.J. Suster Credentia tidak krasan di komunitas. Ia merasa tidak dipercaya karena tidak pernah diberi kepercayaan
Lebih terperinciF049 PENERAPAN PEDAGOGI REFLEKTIF DALAM MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA BIOLOGI I DI PRODI PGSD UNIVERSITAS SANATA DHARMA
F049 PENERAPAN PEDAGOGI REFLEKTIF DALAM MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA BIOLOGI I DI PRODI PGSD UNIVERSITAS SANATA DHARMA Luisa Diana Handoyo 1 & Maslichah Asy ari 2 1,2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi,
Lebih terperinciBAB IV KARYA-KARYA SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH. Pembagian wilayah yang dilakukan oleh Vikariat Apostolik Batavia di Pulau
BAB IV KARYA-KARYA SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH Pembagian wilayah yang dilakukan oleh Vikariat Apostolik Batavia di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah membuat Serikat Yesuit lebih fokus melaksanakan karya
Lebih terperinciHOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam
A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa
Lebih terperinciKADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014)
KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014) Oleh: Drs. Muniri, M.Pd Dosen Tadris Matematika IAIN Tulungagung Kaderisasi merupakan
Lebih terperinci(Matius 28:18-20, Kisah 1:8b)
(Matius 28:18-20, Kisah 1:8b) Kita tidak diminta Tuhan Yesus datang ke gereja dengan konsep 4 D. Apa maksudnya? 4 D itu adalah Datang, Duduk, Diam, Dengar, tetapi kita perlu 4 P, apa itu? Pikirkan baik-baik,
Lebih terperinciRENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order
RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order Bacaan Alkitab hari ini: 1Tesalonika 1 HARI 1 MENJADI TELADAN Mengingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita heran saat
Lebih terperinciSuster-suster Notre Dame
Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Generalat/ Rumah Induk Roma Natal, 2014 Para Suster yang terkasih, Sabda telah menjadi manusia dan berdiam
Lebih terperinciMENJADI PEMIMPIN SEL Sesi 1: DASAR ALKITAB
MENJADI PEMIMPIN SEL Sesi 1: DASAR ALKITAB PENDAHULUAN Pelajaran ini adalah tentang dasar Alkitab dari kelompok sel. Anda akan mendengar banyak ayat-ayat Firman Tuhan selama kita mempelajari pelajaran
Lebih terperinciSAUDARA BELAJAR BERJALAN
SAUDARA BELAJAR BERJALAN Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Letakkan Tangan Saudara di dalam Tangan Allah Sudahkah Iblis Berusaha untuk Menjatuhkan Saudara? Apakah Saudara Menderita karena Kristus?
Lebih terperinciAlkitab. Persiapan untuk Penelaahan
Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.
Lebih terperinci