BAB 2 LANDASAN TEORI. berdasarkan COSO yaitu pengendalian internal merupakan suatu proses yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. berdasarkan COSO yaitu pengendalian internal merupakan suatu proses yang"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Internal Pengertian Pengendalian Internal Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mendefinisikan pengendalian internal berdasarkan COSO yaitu pengendalian internal merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yang terdiri dari keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang dijalankan oleh perusahaan guna melindungi aktiva dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah patuhi. Definisi pengendalian internal menurut COSO lebih luas daripada beberapa definisi tradisional yang menekankan hanya pengendalian pelaporan keuangan. COSO (Committee of Sponsoring Organization) yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal (2013:3) : Internal Control is a process, affected by an entity s board of directors, management and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: effectiveness and efficiency of operations, reliability of financial reporting and compliance with applicable laws and regulations. Sedangkan Bambang Hartadi mengutip pengertian pengendalian menurut AICPA(American Institute of Certified Public Accountans) yaitu, pengendalian 9

2 internal meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah diterapkan. Dari definisi di atas oleh AICPA, pengendalian internal di rinci menjadi dua, yaitu : a. Pengendalian Akuntansi Terdiri dari struktur organisasi dan prosedur-prosedur serta catatancatatan yang berkaitan dengan pengamanan aktiva dan dapat dipercayanya catatan keuangan, dan konsekuensinya, organisasi, prosedur, dan catatan-catatan itu disusun untuk memberikan jaminan yang cukup dalam arti : 1) Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan pengesahan (otorisasi) manajemen yang umum maupun yang khusus. 2) Transaksi-transaksi dicatat untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang umumnya diterima dan menunjukkan pertanggungjawaban atas aktiva. 3) Penggunaan aktiva hanya diperbolehkan bila sesuai dengan otorisasi manajemen. 4) Tanggung jawab atas aktiva (menurut catatan) dibandingkan dengan aktiva yang ada setiap waktu tertentu dan diambil tindakan yang perlu bila ada perbedaan. 10

3 Pengendalian akuntansi berfungsi untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan. Pengendalian ini disebut Preventive Control, yaitu untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. b. Pengendalian Administratif Meliputi struktur organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengesahan (otorisasi) transaksi-transaksi oleh manajemen. Pengendalian administratif berfungsi untuk mendorong efisiensi, yaitu dengan mendorong dipatuhinya keputusan-keputusan manajemen. Pengendalian ini disebut juga Feedback Control Tujuan Pengendalian Internal Tujuan pengendalian internal (control objectives) dalam setiap kategori tidak mungkin melepaskan diri dari kelima komponen pendukung. Sesuai dengan Standards for The Professional Practice of Internal Auditing (Standard 300), Scope of Work, yang dikutip oleh Amin Widjaya Tunggal (2013:4) lima tujuan utama pengendalian internal adalah untuk meyakinkan : 1. Keandalan dan integritas informasi 2. Ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan 3. Mengamankan aktiva 4. Pemakaian sumber daya yang ekonomis dan efisien 5. Pencapaian tujuan dan sasaran operasi atau program yang ditetapkan Tujuan pengendalian COSO berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi operasi yang meliputi organisasi secara keseluruhan dan bermaksud untuk mengaitkan dengan misi dasar entitas. Tujuan pengendalian menurut Standard 11

4 300 tercakup dalam COSO yang dikutip oleh Amin Widjaya Tunggal (2013:4) adalah sebagai berikut : 1. Keandalan dan integritas informasi Komponen pengendalian Informasi dan Komunikasi secara utuh menjelaskan dan mencakup tujuan tersebut. 2. Ketaatan dengan kebijakan, rencana dan prosedur organisasi Komponen pengendalian aktivitas pengendalian menunjukkan bahwa penetapan dan ketaatan yang diperkuat terhadap kebijakan dan prosedur perlu untuk mempertahankan organisasi dalam alur terhadap pencapaian tujuan. 3. Mengamankan harta Pemakaian sumber daya yang ekonomis dan efisien serta pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Ketiga tujuan tersebut secara langsung dinyatakan dalam dalam halaman pertama Executive Summary COSO: Kategori pertama (efektivitas dan efisiensi operasi) menyatakan tujuan utama dari entitas, termasuk kinerja dan tujuan kemampulabaan dan pengamanan sumber daya. Menurut Putra (2007) dalam jurnal, tujuan pengendalian internal adalah : 1. Keandalan laporan keuangan Pengendalian ini dilakukan untuk tujuan laporan keuangan yang di publikasikan adalah andal dan dapat dipercaya. 2. Efisiensi dan efektivitas operasional Direksi dan manajemen mendapat pemahaman akan arah pencapaian tujuan perusahaan, dengan meliputi pencapaian tujuan atau target 12

5 perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumber daya (aset) perusahaan. 3. Ketaatan kepada hukum dan peraturan Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah ditaati dan dipatuhi dengan semestinya Komponen Pengendalian Internal Dalam framework COSO, yang dikutip oleh Amin Widjaya Tunggal (2013:8) kelima komponen pengendalian semuanya harus ada dan berfungsi untuk menyimpulkan bahwa pengendalian internal efektif dalam setiap kategori tujuan. Keberhasilan sistem pengendalian ditentukan oleh lima komponen, yaitu : 1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Meliputi integritas pegawai, nilai etika dan kompetensi dari pegawai yang ada, filosofi manajemen, cara manajemen menetapkan wewenang dan tanggung jawab, mengorganisasikan dan mengembangkan pegawai, serta melaksanakan arahan yang diberikan oleh dewan komisaris dan direksi. Terdapat tujuh faktor lingkungan pengendalian, yaitu : 1) Integritas dan nilai etis (ethical values). Manajamen perlu menetapkan setandar etis dan perilaku yang dikomunikasikan kepada karyawan dan diperkuat dengan praktik. 2) Komitmen terhadap kompetensi. Manajemen harus menspesifikasikan tingkat kompetensi untuk pekerjaan tertentu dan menjabarkan kompetensi kedalam tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. 3) Dewan Komisaris dan partisipasi panitia audit. Dewan komisaris dan panitia audit adalah orang-orang yang terpercaya dan secara aktif mengawasi akuntansi entitas, kebijakan dan prosedur pelaporan. 13

6 4) Filosofi manajemen dan gaya operasi. Menetapkan, mempertahankan, dan memonitor pengendalian internal suatu entitas merupakan tanggung jawab manajemen. Filosofi manajemen dan gaya operasi dapat secara signifikan mempengaruhi mutu pengendalian internal. Karakteristik seperti berikut dapat memberi isyarat informasi yang penting kepada auditor mengenai filosofi manajemen dan gaya operasi : pendekatan manajemen dalam mengambil dan memonitor resiko bisnis, sikap dari tindakan manajemen terhadap pelaporan keuangan, serta sikap manajemen terhadap pengolahan informasi, fungsi dan personil akuntansi. 5) Struktur organisasi. Mendefinisikan bagaimana wewenang dan tanggung jawab didelegasikan dan dimonitor. 6) Pemberian wewenang dan tanggung jawab. Mencakup kebijakan yang berkaitan dengan praktik bisnis yang dapat diterima, pengetahuan dan pengalaman personil, dan sumber daya yang diberikan untuk melaksanakan kewajiban. 7) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia. Entitas harus mempunyai kebijakan personil yang baik untuk penerimaan, pelatihan, evaluasi, konseling, promosi, kompensasi, dan tindakan perbaikan. Contohnya, dalam menerima karyawan, standar-standar yang menekankan mencari individual yang paling berkualifikasi, dengan penekanan pada latar belakang pendidikan, pengalaman kerja sebelumnya, dan bukti integritas dan perilaku etis yang menyatakan komitmen entitas untuk mempekerjakan orang yang kompeten dan dapat dipercaya. 2. Pemahaman dan Penilaian Risiko (Risk Assessment) 14

7 Merupakan proses pengidentifikasian dan analisa risiko yang ada hubungannya dengan pencapaan tujuan, pembentukan dasar penetapan bagaimana risiko harus dikelola. Proses penilaian risiko harus mempertimbangkan kejadian dan keadaan ekstern dan intern yang mungkin timbul dan secara tidak baik mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko bisnis klien dapat muncul atau berubah karena keadaan-keadaan sebagai berikut : 1) Perubahan dalam lingkungan operasi Perubahan-perubahan dalam lingkungan peraturan operasi dapat mengubah tekanan kompetitif dan menetapkan risiko yang secara signifikan berbeda. 2) Personil yang baru Personil baru mungkin mempunyai pemahaman yang berbeda mengenai pengendalian internal. 3) Sistem informasi baru atau berubah Perubahan yang signifikan dan cepat dalam sistem informasi dapat mengubah risiko yang berkaitan dengan pengendalian internal. 4) Pertumbuhan yang cepat Ekspansi operasi yang signifikan dan cepat dapat membebani pengendalian dan meningkatkan risiko tidak berjalannya pengendalian. 5) Teknologi baru 15

8 Menggabungkan teknologi baru ke dalam proses produksi atau sistem informasi dapat mengubah risiko yang berkaitan dengan pengendalian internal. 6) Lini, produk, atau aktivitas yang baru Memasuki area bisnis atau transaksi yang suatu entitas mempunyai sedikit pengalaman dapat memperkenalkan risiko baru yang berkaitan dengan pengendalian internal. 7) Restrukturisasi korporat (corporate restructuring) Restrukturisasi mungkin diikuti oleh pengurangan staf dan perubahan dalam supervisi dan pemisahan kewajiban yang dapat mengubah risiko yang berkaitan dengan pengendalian internal. 8) Operasi luar negeri Ekspansi atau akuisisi operasi luar negeri membawa risiko yang baru dan sering unik dan dapat mempengaruhi pengendalian internal. 9) Pernyataan akuntansi Mengadopsi prinsip-prinsip akuntansi yang baru atau prinsip-prinsip akuntansi yang berubah dapat mempengaruhi risiko yang tersangkut dalam penyiapan laporan keuangan. 3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Merupakan pengambilan berbagai tindakan yang diperlukan untuk mengelola risiko terhadap pencapaian tujuan perusahaan yang mencakup pengesahan, kewenangan, verifikasi, pengkajian ulang kinerja usaha, pengamanan aktiva dan pemisahan tugas. Aktivitas pengendalian yang relevan terhadap audit mencakup : 1) Penelaahan kinerja (Performance appraisal) 16

9 Sistem akuntansi yang baik harus mempunyai pengendalian yang secara independen memeriksa kinerja individu atau proses dalam sistem. 2) Pengolahan informasi (Information processing) Terdapat dua kategori luas dari aktivitas pengendalian sistem informasi, yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum berkaitan dengan pengolahan informasi secara keseluruhan meliputi pengendalian terhadap operasi pusat data, akuisisi dan pemeliharaan parangkat lunak sistem, access security, pengembangan dan pemeliharaan pengembangan sistem. Pengendalian aplikasi berlaku pada pengolahan aplikasi individual dan membantu untuk meyakinkan kelengkapan dan akurasi pengolahan transaksi, otorisasi, dan validitas. 3) Pengendalian fisik (Physical controls) Pengendalian fisik meliputi pengamanan yang memadai, seperti keamanan fasilitas, otorisasi untuk akses ke program komputer dan arsip data, dan penghitungan aktiva berkala, seperti persediaan dan perbandingan dengan catatan pengendalian. 4) Pemisahan fungsi (Segregation of duties) Entitas penting untuk memisahkan otorisasi transaksi, pencatatan transaksi, dan penyimpanan aktiva yang berkaitan. Kinerja independen dari setiap fungsi tersebut mengurangi kesempatan bagi setiap orang dalam posisi melakukan dan menyembunyikan kesalahan atau kecurangan dalam tugas normalnya. 4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi yang dapat diidentifikasi, direkam dan dikomunikasikan dalam bentuk rentang waktu dan memungkinkan semua pihak yang terkait untuk 17

10 melaksanakan tanggung jawabnya. Komunikasi meliputi sejauh mana personil memahami bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan berkaitan dengan pekerjaan dari yang lain. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau melalui tindakan manajemen. 5. Pemantauan (Monitoring) Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai mutu pengendalian internal sepanjang waktu. Kegiatan ini mencakup personil yang tepat untuk menilai desain dan operasi pengendalian dengan dasar yang tepat waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Pemantauan dapat dilakukan atas aktivitas yang sedang berjalan atau evaluasi terpisah. Pasal 22 Ayat (2) Keputusan Menteri BUMN No.117 Tahun 2002 tentang Good Corporate Governance, komponen sistem pengendalian internal tersebut mencakup : 1. Lingkungan pengendalian internal dalam perusahaan yang disiplin dan terstruktur yang terdiri : (a) integritas, nilai etika, dan kompetensi karyawan; (b) filosofi dan gaya kepemimpinan; (c) cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan dan tanggung jawabnya; (d) pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia; dan (e) perhatian dan arahan yang dilakukan direksi. 2. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha relevan. 3. Aktivitas pengendalian yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu proses pengendalian terhadap kegiatan perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi BUMN antara lain mengenai kewenangan, 18

11 otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan terhadap aset perusahaan. 4. Sistem informasi dan komunikasi suatu proses penyajian laporan mengenai kegiatan operasional, financial dan ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku pada BUMN. 5. Monitoring yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal termasuk fungsi audit internal pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi BUMN, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal dengan ketentuan bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada direksi dan tembusannya disampaikan kepada Komite Audit Keterbatasan Pengendalian Internal Menurut Weygant, Kieso, & Kimmel (2005:324), keterbatasan dari pengendalian internal adalah : 1. Unsur manusia (Human element) Suatu sistem yang baik bisa menjadi tidak efektif akibat kelemahan karyawan, kecerobohan, dan ketidakpedulian. 2. Ukuran bisnis (Size of the business) Ukuran bisnis suatu entitas juga menentukan keterbatasan dari pengendalian internal. Sebagai contoh, di perusahaan menengah yang memiliki karyawan terbatas sulit untuk melakukan pemisahan tugas. Menurut Boynton, Johnson, & Kell (2006) keterbatasan dari pengendalian internal adalah : 1. Kesalahan dalam pertimbangan (Poor Judgement) 19

12 Manajemen dan personel lainnya dapat melakukan kesalahan dalam pertimbangan pengambilan keputusan atau melaksanakan tugas karena informasi yang tidak mencukupi, keterbatasan waktu, atau prosedur lainnya. 2. Gangguan Kemacetan atau gangguan dalam melaksanakan pengendalian dapat terjadi ketika personel salah memahami instruksi atau membuat kekeliruan akibat kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan. 3. Kolusi (Collusion) Individu yang bertindak bersama, seperti karyawan yang melaksanakan suatu pengendalian penting bertindak bersama dengan karyawan lain, konsumen, atau pemasok, dapat melakukan sekaligus menutupi kecurangan sehingga tidak dapat dideteksi oleh pengendalian internal. 4. Penolakan manajemen (management override) Manajemen mengesampingkan kebijakan atau prosedur tertulis untuk tujuan tidak sah. Praktik penolakan termasuk membuat penyajian yang salah dengan sengaja kepada auditor dan lainnya seperti menerbitkan dokumen palsu untuk mendukung pencatatan trasaksi penjualan fiktif. 5. Biaya versus manfaat (Cost versus benefit) Biaya pengendalian internal suatu entitas seharusnya tidak melebihi manfaat yang diharapkan untuk diperoleh. Manajemen harus membuat baik estimasi kuantitatif maupun kualitatif dalam mengevaluasi hubungan antara biaya dan manfaat, karena pengukuran yang tepat baik dari biaya dan manfaat biasanya tidak menungkinkan. 20

13 Melalui pendekatan audit berbasis COSO yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal (2013:26) keterbatasan pengendalian internal dapat disebabkan antara lain : 1. Manajemen mengesampingkan pengendalian internal Pengendalian internal suatu entitas mungkin dikesampingkan oleh manajemen. Sebagai contoh, seorang manajer tingkat senior dapat meminta seorang karyawan tingkat yang lebih rendah untuk mencatat ayat-ayat jurnal dalam catatan akuntansi yang tidak konsisten dengan substansi transaksi dan melanggar pengendalian entitas. Aktivitas aktivitas seperti ini dapat menimbulkan pertanyaan serius tentang integritas manajemen. 2. Kesalahan yang tidak disengaja oleh personil Sistem pengendalian internal hanya efektif apabila personil yang menerapkan dan melaksanakan pengendalian juga efektif. Karyawan mungkin dapat salah memahami instruksi atau membuat kesalahan pertimbangan, melakukan kesalahan karena ketidaktelitian pribadi, kebingungan, atau kelelahan. Auditor harus berhati hati mempertimbangkan mutu dari personil entitas ketika menilai pengendalian internal. 3. Kolusi Efektivitas pemisahan fungsi terletak pada pelaksanaan individual atas tugas tugas yang diberikan kepada mereka atau pelaksanaan pekerjaan seseorang diperiksa oleh orang lain. Sering terdapat suatu resiko bahwa kolusi antar individual akan merusak efektivitas pemisahan fungsi. 21

14 2.2 Penerimaan Kas Pengertian penerimaan kas Penerimaan kas merupakan hasil dari berbagai aktivitas, sebagai contoh, kas diterima dari trasaksi pendapatan, pinjaman jangka pendek dan jangka panjang, penerbitan modal saham, dan penjualan sekuritas, investasi jangka panjang, serta aktiva lainnya. Pada intinya, penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. Menurut Warren et.al yang diterjemahkan oleh Farahmita A, Amanugrahani, dan Hendrawan T (2008:291), perusahaan menerima kas dari dua sumber utama, yaitu penerimaan kas dari pelanggan dan penerimaan wesel atau kiriman uang dari pelanggan yang melakukan pembayaran atas utang usaha Dokumen dan Catatan Umum dalam Sistem Penerimaan Kas Menurut Boynton & Johnson (2006), dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan penerimaan kas adalah : 1. Bukti penerimaan uang Dokumen yang dikirim ke pelanggan bersama dengan faktur penjualan, yang kemudian dikembalikan bersama pembayaran yang menunjukkan nama pelanggan, nomor akun, nomor faktur, dan jumlah yang dibayarkan. 2. Pradaftar Daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos. 3. Lembar perhitungan kas Daftar kas dan cek dalam register kas yang digunakan dalam merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang dicetak oleh register kas. 4. Ikhtisar kas harian 22

15 Laporan yang menunjukkan total penerimaan melalui kasir (over-the-counter) atau pos yang diterima oleh kasir sebagai setoran. 5. Slip deposit yang disahkan Daftar yang dibuat oleh penyetor dan distempel oleh bank yang menunjukkan tanggal serta total setoran yang diterima bank dan rincian penerimaan dalam setoran tersebut. 6. File transaksi penerimaan kas File komputer atas transaksi penerimaan kas yang telah disahkan yang diterima untuk pemrosesan. 7. Jurnal penerimaan kas Jurnal berisi daftar penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan piutang usaha Fungsi yang Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas Menurut Boynton & Johnson (2006), fungsi penerimaan kas yang meliputi pemrosesan penerimaan penjualan tunai dan kredit, adalah sebagai berikut : 1. Menerima penerimaan kas Dalam hal ini, prosedur pengendalian harus memberikan kepastian yang layak bahwa dokumentasi penetapan tanggung jawab telah dibuat pada saat kas diterima dan kas telah disimpan di tempat yang aman. a) Penerimaan melalui kasir (over-the-counter). Untuk penerimaan melalui kasir, penggunaan register kas sangat diperlukan. Kas, lembar perhitungan, dan register atau total yang dicetak oleh register kas kemudian diserahkan ke departemen kasir untuk selanjutnya diproses dan disetorkan ke bank. 23

16 b) Penerimaan melalui pos (mail receipts). Alat ini merupakan kotak surat yang dikendalikan oleh bank perusahaan. Dalam perusahaan, petugas bagian pos harus segera membatasi pengesahan cek hanya untuk setoran. Dan membuat daftar cek-cek pada berbagai salinan pradaftar. Bukti penerimaan uang yang diterima bersama dengan cek telah dimasukkan ke akuntansi piutang uasaha untuk digunakan dalam memperbaiki akun pelanggan. 2. Menyetorkas kas ke bank Seluruh penerimaan kas disetorkan secara utuh setiap hari (deposited intact daily). Kata utuh berarti, semua pengeluaran kas tidak boleh dilakukan dengan penerimaan yang belum disetorkan. Penerimaan kas secara over-the-counter atau melalui pos diterima oleh kasir, maka pengecekan yang independen harus dilakukan untuk menetukan kesesuaiannya dengan lembar perhitungan kas dan pradaftar. 3. Mencatat penerimaan kas Fungsi ini meliputi pembuatan jurnal penerimaan kas secara over-thecounter dan melalui pos serta posting penerimaan kas melalui pos ke akun pelanggan. Pengendalian harus menjamin bahwa hanya penerimaan yang sah yang dimasukkan dan bahwa seluruh penerimaan aktual telah dimasukkan pada jumlah yang benar Unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Penerimaan Kas Menurut Weygant, Kieso, Kimmel yang diterjemahkan oleh Ali, Wasilah, Rangga (2007:463) dalam bukunya mengungkapkan penerapan prinsip-prinsip pengendalian internal pada penerimaan kas, sebagai berikut : 1. Pembentukan tanggung jawab 24

17 Penerimaan kas hanya ditujukan kepada pihak yang memiliki wewenang untuk menerima kas. 2. Pemisahan tugas Pemisahan tugas antara individu yang menerima kas, mencatat penerimaan kas, dan memegang kas. 3. Prosedur dokumentasi Menggunakan remittance advice (slip pembayaran), pita mesin kas, dan slip setoran. 4. Pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik Menyimpan kas di tempat yang aman dan dijaga oleh bank, membatasi akses ke area penyimpanan, serta gunakan mesin kas. 5. Verifikasi internal independen Supervisor menghitung penerimaan kas harian, bendahara membandingkan total penerimaan dengan setoran bank harian. 6. Pengendalian lainnya Melakukan pemantauan pada pihak yang memegang kas dan setoran ke bank secara harian. 2.3 Pengeluaran Kas Pengertian Pengeluaran Kas Kas dikeluarkan untuk berbagai macam tujuan, seperti untuk membayar beban dan kewajiban, atau untuk membeli aset (Boynton&Johnson). Pengeluaran kas dilakukan untuk berbagai macam tujuan yang menimbulkan berkurangnya kas perusahaan. Pengeluaran dilakukan dengan menggunakan cek kecuali untuk pembayaran dalam jumlah kecil biasanya dilakukan melalui dana kas kecil. Dana kas kecil merupakan uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran- 25

18 pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek Dokumen dan Catatan Umum dalam Sistem Pengeluaran Kas Menurut Boynton & Johnson (2006), dokumen dan catatan yang digunakan dalam pemrosesan transaksi pengeluaran kas dengan cek meliputi berikut ini : 1. Cek Dokumen yang berisi perintah resmi kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang yang ditunjukkan pada perintah tersebut kepada payee. 2. Ikhtisar Cek Laporan total cek yang diterbitkan selama hari-hari bersangkutan. 3. File Transaksi Pengeluaran Kas Dokumen yang berisi informasi tentang pengeluaran dengan cek kepada pemasok dan pihak lainnya. File ini digunakan untuk pemostingan ke file induk hutang usaha dan buku besar. 4. Jurnal Pengeluaran kas atau register cek Catatan akuntansi formal mengenai cek yang diterbitkan kepada pemasok dan pihak lainnya Fungsi yang Terkait dalam Sistem Pengeluaran Kas Fungsi pengeluaran kas adalah proses dimana perusahaan akan memberikan pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kas meliputi pembayaran secara serempak dan pancatatan pengeluaran kas. Menurut Boynton & Johnson (2006), fungsi penerimaan kas yang meliputi pemrosesan pengeluaran kas, adalah : 1. Pembayaran kewajiban 26

19 Bendahara atau fungsi menajemen kas bertanggung jawab untuk menentukan tagihan yang belum dibayar agar diproses pembayarannya pada tanggal jatuh temponya. Semua pembayaran harus dilakukan dengan cek. Setelah tagihan tertentu diidentifikasi sebagai tagihan yangharus dibayar, maka komputer akan mencocokkan informasi tentang cek dengan informasi pendukung, melaksanakan program pengendalian aplikasi terprogram, member tanda bahwa tagihan telahdibayar, dan mencatat transaksi dalam file transaksi pengeluaran kas. 2. Pencatatan pengeluaran File transaksi pengeluaran kas dibuat ketika cek yang telah dibuat digunakan untuk memperbaharui file induk hutang usaha dan akun buku besar. Pada akhirnya akan menghasilkan jurnal pengeluaran dan ikhtisar buku besar yang akan diteruskan ke bagian akuntansi. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah: 1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas Apabila suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi pencatat utang (fungsi akuntansi). Jika perusahaan menggunakan voucher payable system. Bagian Akuntansi kemudian membuat bukti kas keluar (voucher) untuk memungkinkan Bagian Kasa mengisi cek sejumlah permintaan yang diajukan oleh fungsi yang memerlukan pengeluaran kas. 2. Fungsi Kas 27

20 Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur. 3. Fungsi Akuntansi Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi akuntansi bertanggung jawab atas: a. Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan b. Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek c. Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan keabsahan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar. 4. Fungsi Pemeriksaan Intern Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan penghitungan kas secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak (surprise audit) terhadap saldo kas ditangan dan membuat rekonsiliasi bank secara periodik Unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Pengeluaran Kas Menurut Weygant, Kieso, Kimmel yang diterjemahkan oleh Ali, Wasilah, Rangga (2007:463) dalam bukunya mengungkapkan penerapan prinsip-prinsip pengendalian internal pada pengeluaran kas, sebagai berikut : 1. Pembentukan tanggung jawab 28

21 Pengeluaran kas hanya dilakukan oleh pihak yang memiliki wewenang untuk menandatangani cek (bendahara). 2. Pemisahan tugas Dilakukan oleh individu yang berbeda antara mengesahkan dan melakukan pembayaran, penandatanganan cek, serta mencatat pengeluaran. 3. Prosedur dokumentasi Gunakan cek yang diberi penomoran sebelumnya (pre-numbered) dan diurutkan, dan setiap cek harus memiliki tagihan yang disetujui. 4. Pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik Simpan cek kosong di tempat yang aman dengan akses terbatas dan tulis jumlah cek dengan menggunakan tinta yang tidak bisa dihapus. 5. Verifikasi internal independen Bandingkan cek dengan faktur dan rekonsiliasikan laporan bank secara bulanan. 6. Pengendalian lainnya Berikan stempel Lunas pada faktur. Menurut Boynton & Johnson (2006), pengendalian atas pengeluaran kas meliputi hal-hal berikut : 1. Total membandingkan saldo awal file pengeluaran kas ditambah transaksi, dengan saldo akhir yang diperkirakan dalam file transaksi pengeluaran kas yang telah di perbaharui serta file induk hutang usaha. 2. Pengecekan independen atas kesesuaian total cek yang diterbitkan dengan total tagihan yang diproses untuk pembayaran. 29

22 3. Pengecekan independen oleh supervisor akuntansi atas kesesuaian jumlah yang dijurnal dan dibukukan ke hutang usaha dengan ikhtisar cek yang diterima dari bendahara. 4. Rekonsiliasi bank secara independen. 2.4 Penelitian Terdahulu Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, terdapat penelitian yang menjadi acuan dalam penulisan skripsi ini, yaitu mengenai pengendalian internal yang dilakukan oleh : 1. Atika Harlia Sakira (2012). Dalam penelitiannya yang berjudul Evaluasi Pengendalian Internal Atas Aktivitas Keuangan, Operasi, dan Pemasaran pada PT. Menara Kadin, diperoleh kesimpulan bahwa masih terdapat kelemahan pengendalian internal pada perusahaan diantaranya karyawan yang kurang memiliki integritas, tidak adanya pembagian tugas, serta invoice yang tidak bernomor urut. 2. Shelvyana Octavia (2011). Dalam penelitiannya yang berjudul Evaluasi Sistem Pengendalian Intern atas Penjualan Kredit, Piutang, dan Penerimaan Kas pada PT. Haskarma Prakarsa, diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan tidak menerapkan kebijakan tertulis mengenai wewenang dan tanggungjawab karyawan, tidak adanya pemisahan tugas yang jelas antara fungsi pencatatan dan penerimaan, dan tidak adanya auditor internal yang secara periodik melakukan pemeriksaan. Dari beberapa penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat perusahaan yang memiliki kelemahan dalam sistem pengendalian internal sehingga menimbulkan kemungkinan terjadinya kecurangan terutama pada kas 30

23 karena masih ada pemisahan tugas yang tidak jelas antara bagian penerimaan dan pencatatan. Dari kelemahan-kelemahan tersebut dapat diusulkan saran bagi perusahaan guna meningkatkan keyakinan memadai bagi pihak yang memiliki kepentingan bahwa perusahaan memiliki pengendalian internal yang efektif dan efisien. 31

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL DISUSUN OLEH : ZIDNI KARIMATAN NISA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government Organization (NGO) Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government Organization yang jika diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian sistem Pada dasarnya sistem digunakan untuk menangani suatu permasalahan atau pekerjaan agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut PP no. 60 Tahun 2008 sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data Akuntan, dan pakar ekonomi telah mengembangkan konsep dan istilah sistem, informasi dan data menurut pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan persaingan yang sangat pesat dalam mengelola manajemen

Lebih terperinci

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal dan Ruang Lingkup

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal dan Ruang Lingkup BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengendalian Internal II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal dan Ruang Lingkup Setiap perusahaan memerlukan pengendalian internal untuk mengendalikan seluruh fungsi di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

MAKALAH ELEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL. Tugas mata kuliah : Administrasi Bisnis Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum, ST., MT.

MAKALAH ELEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL. Tugas mata kuliah : Administrasi Bisnis Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum, ST., MT. MAKALAH ELEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL Tugas mata kuliah : Administrasi Bisnis Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum, ST., MT. Disusun Oleh : Bayu Putra (14121037) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin meningkat dan menambah permasalahan yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo, BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing II.1.1 Definisi Auditing Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo, H.(2006:4), Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal yang efektif dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengendalian internal II.1.1. Definisi Pengendalian internal Ada beberapa pendapat ahli mengenai definisi Pengendalian Internal, antara lain: a) Menurut Institut Akuntan Publik

Lebih terperinci

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014 CHAPTER VI Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA Politeknik Negeri Bali 2014 SPAP Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini telah banyak perusahaan dibidang industri maupun dagang menjual barang dagangannya secara kredit. Bagi banyak perusahaan, pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), pengendalian internal

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), pengendalian internal BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengendalian Internal II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang 1 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang sangat diperhatikan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA 22 BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas Dalam bahasa sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL KAS KECIL PADA PT. VR FASHIONS EXPORTINDO

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL KAS KECIL PADA PT. VR FASHIONS EXPORTINDO ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL KAS KECIL PADA PT. VR FASHIONS EXPORTINDO Nama : Desy Zsa Zsa Bila NPM : 52213244 Program Studi : DIII Manajemen Keuangan Dosen Pembimbing : Dr. Riskayanto LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas LAMPIRAN I KUESIONER Responden yang terhormat, Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha) mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern. Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern. Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Pengendalian Intern 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam perusahaan memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mendapatkan laba semaksimal mungkin dalam waktu yang tidak terbatas, sehingga perusahaan mampu mendapatkan laba yang

Lebih terperinci

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Tata kelola dan pengendalian intern perusahaan memiliki hubungan yang sangat erat dan menjadi isu bisnis penting di awal abad 21 mengikuti rangkaian skandal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Sistem dan Prosedur Ada beberapa pengertian sistem dan prosedur, diantaranya adalah sebagai berikut : Menurut Mulyadi (2008: 4) Sistem adalah suatu jaringan prosedur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat.

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Rateksi (2012), menganalisis sistem pengendalian internal fungsi penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang medis contohnya rumah sakit, terdapat manajemen yang akan melaksanakan semua kegiatan yang telah direncanakan. Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal. Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal. Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengendalian Internal II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi manajemen untuk menjaga kekayaan organisasi,

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA INTERNAL AUDIT Materi 1 Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA 1 FAKTOR PENTING PERKEMBANGAN INTERNAL AUDIT PERDEBATAN MENGENAI PERAN INTERNAL AUDIT 1. Jenis Usaha 2. Luas Kegiatan Usaha 3. Jumlah

Lebih terperinci

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan yakni dengan melakukan observasi langsung ke perusahaan, serta mengajukan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) Oleh JUMRATUL JANNAH 14121035 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi ( 2005 : 163 ) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran

Lebih terperinci

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh: Nama : Irwandi Nim : 14121041 Kelas : 21/pagi PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem O Brien, James A.(2010:32) mendefinisikan Sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk kesatuan Gelinas, U. J.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) Sistem Informasi Akuntansi adalah : Kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Akuntansi II.1.1. Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktifitas kegiatan operasional perusahaan. menurut James A. Hall

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing pada saat ini adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis moneter yang berkepanjangan. Ada beberapa perusahaan yang tidak

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis dengan berbagai macam bidang usaha. Dalam menjalankan usahanya setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi Penyelenggaraan sistem akuntansi akan menyediakan informasi keuangan mengenai harta, kewajiban, dan modal perusahaan. Berdasarkan informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf, A. A. (2002:258)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf, A. A. (2002:258) BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengendalian Internal II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Menurut Arens, Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf, A. A. (2002:258) pengendalian internal sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Efektivitas Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit (1998:14) efektivitas adalah suatu ukuran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN 1

PENGENDALIAN INTERN 1 PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini telah tumbuh dan berkembang bermacam-macam perusahaan manufaktur yang satu sama lain saling bersaing untuk memperluas daerah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional merupakan audit atas operasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional merupakan audit atas operasi yang BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit Operasional II.1.1. Pengertian Audit Operasional Ada beberapa pengertian mengenai audit operasional menurut para ahli. Menurut Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang melanda Indonesia sangat berpengaruh terhadap perekonomian secara global. Dampak krisis moneter tersebut dapat dilihat dari melemahnya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Tujuan Evaluasi Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT Kartina Tri Satria sudah baik atau belum, dan mengetahui kelemahan-kelemahannya

Lebih terperinci

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian internal yang meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi 1 2 3 4 5 6 Apakah internal auditor memiliki kedudukan yang independen dalam melakukan pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab V Simpulan dan Saran 116 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengendalian Internal II.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal dan Ruang Lingkup Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuranukuran yang

Lebih terperinci

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani ` PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani PENDAHULUAN Pengendalian internal merupakan bagian penting dari kelanjutan pertumbuhan, kinerja, dan kesuksesan setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pendahuluan Pembahasan Pengendalian Internal berkaitan erat dengan proses pemeriksaan akuntansi, sebab untuk dapat memahami secara sepenuhnya dan sekaligus memberi masukan yang bermanfaat,

Lebih terperinci

pengertian sistem pengendalian intern ada

pengertian sistem pengendalian intern ada 24 BAB II KERANGKA TEORETIS A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sebelum membahas pengertian sistem pengendalian intern ada baiknya terlebih dahulu diberikan pengertian sistem, pengendalian intern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi yang semakin pesat beriringan dengan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Situasi Indonesia yang tidak menentu saat ini sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari melemahnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini sangat dipengaruhi dengan adanya pertumbuhan ekonomi global yang sangat cepat. Dampak globalisasi terutama di sektor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam kegiatan operasional, baik untuk perusahaan dagang maupun untuk perusahaan manufaktur. Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk suatu negara tanpa disertai peraturan yang ketat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berikut adalah penelitian yang sejenis dengan apa yang akan diteliti: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti / tahun 1. Kriswanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri bahwa peran apotik dalam masyarakat sangat penting terutama dalam menunjang masalah kesehatan. Terutama

Lebih terperinci

Tugas E-learning Administrasi Bisnis Makalah Pengendalian Internal

Tugas E-learning Administrasi Bisnis Makalah Pengendalian Internal Tugas E-learning Administrasi Bisnis Makalah Pengendalian Internal Nama : Adi Sudewo Nim : 14121021 Prodi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT Definisi Materialitas FASB mendefinisikan materialitas sebagai berikut: Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dipandang dari keadaan-keadaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat, persaingannya akan menimbulkan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang melanda Indonesia sangat berpengaruh terhadap perekonomian secara global. Dapak krisis moneter tersebut dapat dilihat dari melemahnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Pulasari (2010) meneliti tentang evaluasi system pengendalian internal penjualan jasa perawatan lift pada PT.Industri Lift Indonesia Nusantara kantor cabang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab IV, dapat disimpulkan bahwa Internal Auditing cukup berperan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 319 PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber : PSA No. 69 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang pertimbangan auditor atas pengendalian intern klien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

Internal Control Framework: The COSO Standard

Internal Control Framework: The COSO Standard Audit Internal (Pertemuan ke-3) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition Internal Control Framework: The COSO Standard Committee of Sponsoring Organizations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, negara Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. Perkembangan ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) yaitu Auditing adalah suatu proses sistematis

BAB II LANDASAN TEORI. diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) yaitu Auditing adalah suatu proses sistematis BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Audit Ada banyak pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai audit. Salah satunya menurut William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini banyak perusahaan yang gulung tikar dimana era globalisasi berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, kemajuan perekonomian diberbagai belahan dunia terlihat bertambah pesat dan negara Indonesia sebagai salah satu negara didunia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem II.1.1 Pengertian Sistem O Brien, James A.(2006:29) mendefinisikan Sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Situasi Indonesia yang tidak menentu saat ini, sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari melemahnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci