Panduan Wawancara. Penelitian Awal: Penggunaan Crystal Meth & Risiko Penularan HIV di Indonesia. Gender /jenis kelamin :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Panduan Wawancara. Penelitian Awal: Penggunaan Crystal Meth & Risiko Penularan HIV di Indonesia. Gender /jenis kelamin :"

Transkripsi

1 Panduan Wawancara Penelitian Awal Penggunaan Crystal Meth & Risiko Penularan HIV di Indonesia Kerja Sama Pusat Penelitian HIV dan AIDS (PPH) Unika Atma Jaya Jakarta Mainline - Belanda Catatan Pertanyaan-pertanyaan ini digunakan sebagai panduan mengadakan wawancara berdasarkan apa yang disampaikan oleh peserta. Semua pertanyaan tersebut tidak harus ditanyakan dengan urutan yang sama persis. Responden tidak harus menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk menggali lebih banyak informasi. Bagian 1 Demografi Catatlah informasi berikut Gender /jenis kelamin Usia (jika tanggal pasti tidak diketahui, masukkan usia kira-kira) Pendidikan (buta huruf, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguruan Tinggi, Pascasarjana, pelatihan teknis) Pekerjaan Status perkawinan (lajang, menikah, tinggal bersama, cerai, berpisah, janda) Jumlah dan jenis kelamin anak (Jika Menikah) Penghasilan (gali Informasi berikut ini) - Jumlah uang yang diperoleh dalam satu bulan terakhir (penghasilan tetap + penghasilan tidak tetap + kiriman orang tua/saudara/orang lain)

2 Bagian 2 Pengalaman Awal Penggunaan Shabu 1. Bisakah anda ceritakan awal mula menggunakan shabu? a. Tahun berapa? Pada waktu itu anda berusia berapa? b. Seberapa sering dan seberapa banyak pada waktu pertama kali anda menggunakannya? (berapa kali per minggu)? Bagaimana anda menggunakannya (dihirup atau disedot) c. Dari mana anda mengenal penggunaan shabu? Bisakah anda ceritakan prosesnya sehingga anda bisa menggunakan shabu? d. Dimana pertama kali anda menggunakan shabu? Setelah itu, dimana saja anda gunakan? e. Apakah anda menggunakan sendiri atau menggunakan bersama dengan teman? Bisa ceritakan kapan anda menggunakan sendiri dan kapan menggunakan bersama dengan teman? Dalam acara apa biasanya menggunakan shabu? 2. Bisa anda ceritakan alasan anda tertarik dan memutuskan untuk menggunakan shabu? Probe ingin senang-senang, melarikan diri dari masalah, permasalahan keluarga, agar bisa bekerja dengan lebih produktif, ingin menggunakan narkoba jenis lain, dll) Bagian 3 Penggunaan Shabu Saat ini 1. Kapan terakhir kali anda menggunakan shabu? Apakah dalam 30/60/90 hari terakhir? 2. Jika anda dalam (30/60/90 hari terakhir) menggunakan shabu, seberapa sering dalam seminggu? (sekali dua kali dalam sehari, setiap hari, beberapa hari dalam seminggu, setiap week end, beberapa kali dalam sebulan atau beberapa kali dalam 3 bulan dst) 3. Dalam situasi apa dalam 30/60/90 terakhir ini anda menggunakan shabu? 4. Adakah orang di kota ini yang kamu tahu pernah menggunakan shabu dengan cara suntik? Kira2 berapa banyak jumlahnya? 5. Apakah anda pernah menggunakan shabu dengan cara disuntik? Pernahkah kamu berpikir tentang menyuntikan shabu? 6. Seberapa banyak shabu anda gunakan dalam setiap kali menggunakan? Dengan cara seperti apa? 7. Dengan siapa saja anda menggunakan shabu dalam 30/60/90 terakhir ini? 8. Seberapa banyak uang yang pernah anda habiskan paling banyak untuk membeli dan menggunakan shabu dalam satu hari? 9. Apakah anda pernah mengalami situasi dimana anda tidak bisa memiliki uang untuk membeli shabu ketika anda membutuhkannya? Apa yang anda lakukan pada waktu itu? Bagian 4 Pengalaman Ketergantungan 1. Menurut anda, bagaimana penggunaan shabu kamu saat ini? Apakah bermasalah atau dapat diatur pemakaiannya? Bagaimana Anda menggambarkan ketergantungan shabu Anda? 2. Seberapa sering anda memiliki keinginan yang kuat untuk menggunakan shabu? 3. Apakah anda sering merasa kesulitan ketika harus mengurangi atau menghentikan penggunaan shabu atau mengurangi dosis penggunaan shabu? 4. Bila Anda pernah mencoba untuk mengurangi atau berhenti pakai shabu, kesulitan apa saja yang ditemui? Bagaimana pengalaman Anda saat itu? 5. Seberapa sering anda merasakan tidak enak badan atau tidak nyaman ketika tidak menggunakan shabu? 6. Seberapa lama anda tidur setiap harinya jika menggunakan shabu?

3 7. Apakah ada pengaruhnya dengan kehidupan sosial anda ketika anda menggunakan shabu? 8. Seberapa sering anda terlambat bekerja atau beraktivitas ketika menggunakan shabu? 9. Apa yang kamu lakukan agar bisa mengurangi keinginan menggunakan shabu agar membuat badan lebih nyaman? 10. Menurut Anda, apa resiko terbesar dari menggunaan shabu, baik secara umum dan dari pengalaman pribadi Anda? Bagian 5 Penggunaan Napza Lain 1. Pernahkah kamu menggunakan shabu dengan campuran napza lain, termasuk alkohol? Jika Ya, sebutkan jenisnya. 2. Situasi seperti apa yang mendorong kamu menggunakan shabu bersama dengan napza lain? 3. Apakah ada efek berbeda yang anda cari ketika menggunakan napza lain bersama dengan shabu? Bisakah dijelaskan efek seperti apa yang anda inginkan? Bagian 6 Akses dan Jaringan Penggunaan Shabu 1. Menurut kamu, seberapa mudah kamu bisa mendapatkan shabu? a. Adakah perbedaan dulu dan sekarang dari segi mendapatkan shabu? Kira-kira, apa penyebabnya? (misal harga, lokasi, kualitas) b. Biasanya darimana kamu tahu informasi tentang di mana tempat membeli shabu? 2. Dalam satu bulan terkahir, berapa jumlah teman yang biasanya nongkrong bersama anda? Berapa diantara mereka yang menggunakan shabu bersama anda? 3. Bisakah anda menggambarkan hubungan anda dengan teman-teman tersebut (minta 2-3 orang untuk disebutkan yang paling sering menggunakan shabu bersama Note Informan tidak akan meminta identitas atau inisial atau apapaun yang bisa menunjukkan identitas orang tersebut. Untuk itu minta saja informan untuk menyebut Orang ke-1, orang ke-2 dst.) a. Seberapa lama anda mengenal Orang ke-1? Apakah dia laki-laki atau perempuan? Usia? b. Bisakah anda gambarkan status hubungan anda dengan orang ke-1 itu? Teman, kenalan, pasangan dst? c. Seberapa sering anda bertemu dengan orang ke-1? d. Biasanya dimana saja anda anda menggunakan shabu dengan orang ke-1? e. Sudah berapa lama menggunakan shabu bersama orang ke-1? f. Ketika bersama dengan orang ke-1, apakah anda membayar sendiri-sendiri untuk membeli shabu? Atau patungan? Bisa diceritakan lebih jauh bagaimana jalannya penggunaan shabu bersama orang ke-1 tersebut? Note Lanjutkan pertanyaan serupa bila informan memiliki lebih dari 1 teman pakai Adakah orang di keluarga atau lingkungan terdekat anda (teman kerja, tetangga), kecuali yang menggunakan shabu bersama anda, tahu bahwa anda menggunakan shabu? a. Menurut kamu, bagaimana tanggapan mereka setelah tahu kamu menggunakan shabu? b. Biasanya, apa komentar yang mereka lontarkan terkait penggunaan shabu kamu?

4 Bagian 7 Perilaku Seks c. Apakah ada pengaruhnya ketika komentar orang lain terhadap pengunaan shabu kamu? Jika ada, bisakah anda ceritakan apa pengaruhnya? 1. Apakah anda pernah berhubungan seks dalam pengaruh shabu? Seberapa sering melakukan hubungan seks dalam situasi seperti itu? 2. Hubungan seksnya tersebut biasanya dilakukan dengan siapa? (pasangan tetap, pasangan komersial atau pasangan tanpa ikatan atau bertemu sekali atau dua kali). 3. Berapa banyak jumlah pasangan seks yang pernah anda miliki? Apakah pernah berhubungan seks dengan sesama jenis kelamin? 4. Apakah kamu pernah menggunakan shabu untuk/agar mendapatkan pengalaman seks yang berbeda (misal lebih nyaman, bisa tahan lama, dll)? 5. Adakah perbedaan yang kamu rasakan ketika melakukan hubungan seks dengan dan tanpa shabu? Jelaskan perbedaannya 6. Apakah anda pernah menggunakan obat kuat untuk berhubungan seks (viagra, cialis, atau obat tradisional) ketika berhubungan seks dalam pengaruh shabu? Apakah ada pengaruhnya dalam berhubungan seks? Jika ada, bisakah anda gambarkan pengaruh tersebut? 7. Jika anda berhubungan seks dengan pasangan komersial atau tanpa ikatan dalam pengaruh shabu atau obat kuat, anda pernah menggunakan kondom? Seberapa sering menggunakan kondom dengan pasangan-pasangan tersebut? Bagian 8 Jaringan Seksual 1. Dalam satu tahun terakhir, kamu melakukan hubungan seks dengan berapa orang? 2. Dari orang yang pernah berhubungan seks dengan anda, bolehkah kami mengetahui gambaran hubungan dengan 3 orang terkahir yang berhubungan seks dengan anda dalam satu tahun terakhir ini? [minta mereka untuk tidak menyebutkan nama atau inisial atau keterangan lain yang bisa menunjukkan identitas orang yang dibicarakan. Minta saja mereka untuk menyebutkan pasangan ke-1, pasangan ke-2 dst] a. Bisakah anda menggambarkan status hubungan anda dengan pasangan ke-1? Apakah dia pasangan tetap (pacar/istri/suami), pasangan komersial (pekerja seks) atau tanpa ikatan? Gambarkan juga jenis kelamin, usia atau status pekerjaan pasangan ke-1 tersebut? b. Seberapa lama anda mengenalnya dan seberapa sering anda bertemu dengan berhubungan seks dengan pasangan ke-1? c. Apakah pasangan ke-1 juga menggunakan shabu? Jika Ya, seberapa sering anda menggunakan shabu bersama dengan pasangan ke-1? d. Pernahkah kamu menggunaan shabu saat berhubungan seks dengan pasangan ke-1? e. Apakah pada saat melakukan hubungan seks dengan pasangan ke-1 apakah anda menggunakan kondom? Apa alasan anda menggunakan kondom ketika berhubungan seks dengan pasangan ke-1? f. Apakah anda tahu status HIV dari pasangan ke-1? Note Lanjutkan pertanyaan serupa bila informan memiliki lebih dari 1 pasangan----

5 Bagian 9 Pengalaman berhubungan dengan Penegak Hukum 1. Bagaimana pendapat kamu tentang maraknya penangkapan pemakai atau pengedar shabu oleh Kepolisian? a. Apakah operasi penangkapan polisi tersebut membuat anda sulit untuk memperoleh shabu? b. Apakah operasi penangkapan polisi tersebut berpengaruh terhadap penggunaan shabu anda? Apakah anda berpikir berbenti untuk menggunakan shabu karena operasi polisi seperti itu? 2. Apakah anda pernah ditangkap oleh polisi karena menggunakan shabu? Jika Ya, berapa kali anda ditangkap? Apakah saat ditangkap anda diproses hukum dan masuk penjara? Jika Ya, berapa lama anda menghabiskan waktu dipenjara karena kasus tersebut? Bagian 10 Upaya Mencari Pemulihan 1. Menurut penilaian anda, apakah kondisi tubuh anda saat ini sehat? Apakah ada kegiatan seharihari yang terhambat karena anda menggunakan shabu? 2. Apa alasan Anda mengunakan shabu? 3. Pernahkah anda berpikir bahwa anda harus berhenti menggunakan shabu? Mengapa berpikir demikian? 4. Apakah anda pernah mencoba berhenti menggunakan shabu? Bila Ya, apa motivasi atau alasan yang mendorong anda untuk mencoba berhenti? 5. Apakah ada organisasi/lsm pengurangan dampak buruk (harm reduction) yang dapat memberikan dukungan saat menggunakan shabu? Misalnya informasi untuk mengurangi resiko kesehatan saat menggunakan shabu. 6. Apakah dalam mencoba berhenti tersebut anda pernah memperoleh bantuan medis atau sosial untuk pemulihan terhadap ketergantungan shabu? Jika Ya, dimana anda memperoleh bantuan tersebut? Jika tidak, apa kendala bagi anda untuk mengakses bantuan medis atau sosial untuk pemulihan tersebut? 7. Jika anda pernah dirawat dalam rangkap pemulihan terhadap ketergantungan napza, berapa habiskan waktu di layanan perawatan ketergantungan tersebut? Apakah layanan tersebut rawat jalan atau rawat inap? 8. Setelah anda mengikuti perawatan ketergantungan napza, apakah anda pernah kembali menggunakan shabu lagi? Berapa lama anda bertahan tidak menggunakan shabu setelah melakukan perawatan/pemulihan? 9. Apa godaan terbesar yang membuat kamu sulit untuk bertahan tidak menggunakan shabu? 10. Apakah saat ini anda tahu informasi tentang tempat-tempat pemulihan ketergantungan napza di wilayah anda? Apakah anda tertarik untuk memanfaatkan salah satu layanan yang terdekat dengan anda? Jika Ya, apa manfaatnya bagi anda jika anda memanfaatkan layanan terdekat? Jika tidak, apa hambatannya untuk memanfaatkan layanan tersebut? 11. Apakah anda mengenal LSM atau organisasi yang bekerja untuk mendukung pemulihan pecandu di wilayah anda? Apakah anda pernah bertemu dengan petugas lapangan mereka? Apakah memungkinkan anda minta bantuan dari petugas tersebut? Jika Ya, bantuan apa yang bisa anda

6 peroleh? Jika tidak, hambatan apa saja yang mungkin menghalangi anda untuk meminta bantuan petugas tersebut? 12. Apakah Anda punya kebutuhan lain terkait penggunaan/dampak shabu namun tidak tahu harus datang/bertanya kepada siapa? Kebutuhan seperti apa? Jenis dukungan seperti apa yang kamu ingin terima dan dari siapa? Sekian, terima kasih!

Kategori: Tokoh Annex 2

Kategori: Tokoh Annex 2 LEMBAR INFORMASI JUDUL PENELITIAN Penelitian Operasional: Fisibilitas dan Akseptabilitas Program Pencegahan Penularan HIV pada Pengguna Crystal Meth di DKI Jakarta UNDANGAN KETERLIBATAN Anda diajak untuk

Lebih terperinci

08. MendukungPengurangan Risiko. Pelatihan Outreach Worker Program Harm Reduction

08. MendukungPengurangan Risiko. Pelatihan Outreach Worker Program Harm Reduction 08. MendukungPengurangan Risiko Pelatihan Outreach Worker Program Harm Reduction Risiko(Risk) Kemungkinanterjadinyaakibatburuk(hazard) dari sebuah tindakan Contoh: Menggunakan Napza akibat buruk: ditangkap

Lebih terperinci

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005 VSP04-PENA SUN RAHASIA SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005 [Pengguna Narkoba Suntik] Kerjasama: Badan Pusat Statistik dan Departemen Kesehatan dengan dukungan Program ASA/FHI - USAID BLOK I. PENGENALAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 I. INFORMASI WAWANCARA 1. Nomor Urut Responden... 2. Nama Responden...

Lebih terperinci

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2007

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2007 VSP07-PENASUN SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2007 [Pengguna Narkoba Suntik] Kerjasama: Badan Pusat Statistik dan Departemen Kesehatan RAHASIA BLOK I. PENGENALAN TEMPAT 1 Provinsi 2 Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Sikap Remaja

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Sikap Remaja Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Corah Julianti/105102061 adalah mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2009 pada Kelompok Remaja

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2009 pada Kelompok Remaja VSP09-REMAJA [di Dalam Sekolah] SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2009 pada Kelompok Remaja Kerjasama: Badan Pusat Statistik dan Departemen Kesehatan RAHASIA BLOK I. KETERANGAN RINGKAS Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005 VSP04-REMA JA SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005 Kerjasama: Badan Pusat Statistik dan Departemen Kesehatan dengan dukungan Program ASA/FHI USAID RAHASIA Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN SURVEI PERILAKU BERISIKO DAN PERILAKU PENCEGAHAN TERINFEKSI HIV DI LAPAS KEROBOKAN, DENPASAR, BALI 1. Nama responden 2. Blok 2. Nomor urut wawancara 4. Tanggal wawancara (TGL/BLN/TAHUN)

Lebih terperinci

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON Disusun oleh: Nama : NIP : LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan satu periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia

Lebih terperinci

STUDI KUALITATIF DAN PENDOKUMENTASIAN;

STUDI KUALITATIF DAN PENDOKUMENTASIAN; STUDI KUALITATIF DAN PENDOKUMENTASIAN; KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DENGAN HIV&AIDS DI 8 PROVINSI DKI JAKARTA, BANTEN, JAWA BARAT, SUMATERA UTARA, DIY, JAWA TIMUR, BALI DAN NTB Latar Belakang Temuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menyadarkan para wanita tuna susila tentang bahaya HIV/AIDS itu perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat. Hal ini penting karena para wanita tuna susila itu dapat

Lebih terperinci

KHARAKTERISTIK PENGGUNA NARKOBA KOTA SURABAYA 2002/2003

KHARAKTERISTIK PENGGUNA NARKOBA KOTA SURABAYA 2002/2003 KHARAKTERISTIK PENGGUNA NARKOBA KOTA SURABAYA 2002/2003 PARTISIPASI/ RESPONDEN 200 drug user s participated 193 questionnaires valid for further process JENIS NARKOBA DIKONSUMSI alkohol: 143 (74,5%) ganja:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah remaja usia tahun di Indonesia menurut data SUPAS 2005 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah remaja usia tahun di Indonesia menurut data SUPAS 2005 yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah remaja usia 10-19 tahun di Indonesia menurut data SUPAS 2005 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik saat ini mencapai 62 juta jiwa, yang merupakan 28,5%

Lebih terperinci

Napza Suntik, HIV, & Harm Reduction

Napza Suntik, HIV, & Harm Reduction Bab 1 Napza Suntik, HIV, & Harm Reduction Kaitan HIV/AIDS dan napza suntik Pengertian Harm Reduction napza suntik Strategi Harm Reduction napza suntik Program Harm Reduction napza suntik Pro-kontra Harm

Lebih terperinci

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH HIV/AIDS Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Definisi HIV/AIDS Tanda dan gejala HIV/AIDS Kasus HIV/AIDS di Indonesia Cara penularan HIV/AIDS Program penanggulangan HIV/AIDS Cara menghindari

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA I. Pertanyaan Pokok

PEDOMAN WAWANCARA I. Pertanyaan Pokok PEDOMAN WAWANCARA I. Pertanyaan Pokok 1. Menurut anda berapa banyak orang yang menggunakan narkoba suntikan atau opiat suntikan di RUTAN Klas I Jakarta Pusat? 2. Biasanya narkoba jenis apa yang sering

Lebih terperinci

SURVEILANS TERPADU HIV-PERILAKU 2006

SURVEILANS TERPADU HIV-PERILAKU 2006 STHP06-PRIA RAHASIA SURVEILANS TERPADU HIV-PERILAKU 2006 Badan Pusat Statistik bekerjasama dengan Departemen Kesehatan dengan dukungan ASA-FHI dan Bank Dunia PENDATAAN UNTUK PRIA BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

2011, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2

2011, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rehabilitasi Medis. Penyalahgunaan Narkotika. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2415/MENKES/PER/XII/2011 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus September 24 dengan jumlah sampel yang ada di Poli TB MDR sebanyak 6 pasien, namun dari

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia.

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. LEMBAR INFORMASI JUDUL PENELITIAN Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. UNDANGAN KETERLIBATAN Anda diajak untuk terlibat dalam penelitian Pemanfaatan Media

Lebih terperinci

Tentang Narkoba 27 Pernahkah anda mendengar tentang narkoba 28 Apa yang anda ketahui tentang narkoba?

Tentang Narkoba 27 Pernahkah anda mendengar tentang narkoba 28 Apa yang anda ketahui tentang narkoba? Lampiran 1 : Pedoman Pertanyaan Untuk Remaja PERTANYAAN UNTUK REMAJA PENGGUNA NARKOBA BAGIAN 1 : KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nama? 2. Berapakah usia anda saat ini (berdasarkan ulangtahun terakhir)? 3. Jenis

Lebih terperinci

INFORMED CONSENT LEMBAR PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN. Setelah mendapatkan penjelasan mengenai Hubungan Persepsi Mutu

INFORMED CONSENT LEMBAR PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN. Setelah mendapatkan penjelasan mengenai Hubungan Persepsi Mutu INFORMED CONSENT LEMBAR PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN Setelah mendapatkan penjelasan mengenai Hubungan Persepsi Mutu Pelayanan Keperawatan dengan tingkat Kepatuhan Perawat Melaksanakan SPO

Lebih terperinci

SURVEILANS TERPADU HIV-PERILAKU 2006

SURVEILANS TERPADU HIV-PERILAKU 2006 STHP06-WANITA RAHASIA SURVEILANS TERPADU HIV-PERILAKU 2006 Badan Pusat Statistik bekerjasama dengan Departemen Kesehatan dengan dukungan ASA-FHI dan Bank Dunia PENDATAAN UNTUK WANITA BLOK I. KETERANGAN

Lebih terperinci

Survei Terpadu Biologi dan Perilaku terkait Penularan HIV pada Pengguna Sabu (Crystal-Meth) di Indonesia

Survei Terpadu Biologi dan Perilaku terkait Penularan HIV pada Pengguna Sabu (Crystal-Meth) di Indonesia Survei STBP Sabu Survei Terpadu Biologi dan Perilaku terkait Penularan HIV pada Pengguna Sabu (Crystal-Meth) di Indonesia Panduan Wawancara Blok. Pengenalan Tempat (Diisi oleh enumerator) Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

20. PelaksanaanUU No.35/2009 tentangnarkotika. Pelatihan Outreach Worker Program Harm Reduction

20. PelaksanaanUU No.35/2009 tentangnarkotika. Pelatihan Outreach Worker Program Harm Reduction 20. PelaksanaanUU No.35/2009 tentangnarkotika Pelatihan Outreach Worker Program Harm Reduction Diskusi Pernah dengar seorang pecandu yang ditangkap polisi? Mengapa pecandu tersebut ditangkap? Siapa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI PUSAT REHABILITASI

BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI PUSAT REHABILITASI BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI PUSAT REHABILITASI 2.1. Informasi Menurut John Burch dan Gary Grunitski informasi adalah data yang telah diletakan dalam konteks lebih berarti yang dikomunikasikan kepada

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia.

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. LEMBAR INFORMASI JUDUL PENELITIAN Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. UNDANGAN KETERLIBATAN Anda diajak untuk terlibat dalam penelitian Pemanfaatan Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi HIV&AIDS di Indonesia sudah berlangsung selama 15 tahun dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang memudahkan penularan virus penyakit

Lebih terperinci

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005 VSP04-PEGAWAI SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005 Kerjasama: Badan Pusat Statistik, Departemen Kesehatan, dan KPAD Propinsi Papua dengan dukungan Program ASA/FHI USAID RAHASIA Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

17. Keputusan Menteri...

17. Keputusan Menteri... Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006 LAMPIRAN 1 GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006 Nama :. ( inisial ) Jenis Kelamin : L / P ( lingkari

Lebih terperinci

KOMISI ETIK Lembaga Penelitian Unika Atma Jaya FORMULIR PERMOHONAN PERSETUJUAN ETIK PENELITIAN KESEHATAN

KOMISI ETIK Lembaga Penelitian Unika Atma Jaya FORMULIR PERMOHONAN PERSETUJUAN ETIK PENELITIAN KESEHATAN KOMISI ETIK Lembaga Penelitian Unika Atma Jaya FORMULIR PERMOHONAN PERSETUJUAN ETIK PENELITIAN KESEHATAN A. Umum : 1. Judul Penelitian Penggunaan Crystal-Meth dan perilaku beresiko terkait HIV di Indonesia

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia 14 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi ini semakin banyak masalah yang dihadapi oleh negara, baik negara maju maupun negara berkembang, tak terkecuali dengan negara kita. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) semakin meningkat dan

Lebih terperinci

ESTIMASI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI TAHUN 2007

ESTIMASI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI TAHUN 2007 ESTIMASI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI TAHUN 2007 1800000 1600000 Proyeksi Kasus HIV/AIDS di Indonesia 1400000 1200000 Jumlah Infeksi 1000000 800000 600000 400000 200000

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di seluruh dunia, dan berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan morbidilitas. WHO telah

Lebih terperinci

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

(Elisabeth Riahta Santhany) ( ) 292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi. yang berasal dari alam ataupun buatan yang pada dosis

BAB I PENDAHULUAN. Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi. yang berasal dari alam ataupun buatan yang pada dosis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang berasal dari alam ataupun buatan yang pada dosis tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan hidup yang

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1238, 2015 KEMENKES. Pengguna Napza Suntik. Dampak. Pengurangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PENGURANGAN DAMPAK

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Lampiran I. Kepada Yth. Sdra/i Responden PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Bantul. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Agus Purwanto NIM : 20130320103

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun tersebut usia produktif penduduk Indonesia paling banyak dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun tersebut usia produktif penduduk Indonesia paling banyak dengan usia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada tahun 2045 diperkirakan Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Pada tahun tersebut usia produktif penduduk Indonesia paling banyak dengan usia 30 tahun sampai

Lebih terperinci

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET)

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET) Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET) Petunjuk pengisian: 1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia tahun. Remaja adalah

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia tahun. Remaja adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (1995) masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia 10-19 tahun. Remaja adalah populasi besar dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN. PEDOMAN WAWANCARA Stigma Sosial Terhadap Penderita HIV/AIDS Di Rumah Singgah Moderamen GBKP Biodata Informan

LAMPIRAN. PEDOMAN WAWANCARA Stigma Sosial Terhadap Penderita HIV/AIDS Di Rumah Singgah Moderamen GBKP Biodata Informan LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA Stigma Sosial Terhadap Penderita HIV/AIDS Di Rumah Singgah Moderamen GBKP Biodata Informan Nama : Umur : Jenis Kelamin : Agama : I. Pertanyaan untuk Masyarakat 1. Menurut anda,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Selama infeksi berlangsung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang memiliki remaja yang kuat serta memiliki kecerdasan spiritual,intelektual serta emosional yang kuat

Lebih terperinci

GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN

GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN 2007) 1. Pendahuluan Isu strategis dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit menular yang belum dapat diselesaikan dan termasuk iceberg phenomenon atau fenomena

Lebih terperinci

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi : KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KELUARGA PASIEN TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL PADA RUANG KELAS III INSTALASI RAWAT INAP TERPADU A DAN RAWAT INAP TERPADU B RUMAH SAKIT UMUM

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA 99 Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA I. KEY INFORMAN 1. Faktor Internal Hubungan Dalam Keluarga a) Status dalam keluarga b) Pekerjaan orangtua c) Hubungan kedekatan dengan orangtua d) Peran orangtua dirumah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai penanggulangannya, merupakan masalah yang sangat kompleks. Penularan HIV- AIDS saat ini tidak hanya terbatas

Lebih terperinci

..., Yang membuat pernyataan

..., Yang membuat pernyataan 55 SURAT PERNYATAAN BERSEDIA BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama : Umur : Alamat : Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI LAMPIRAN 1 GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan lingkari pada jawaban yang paling

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan untuk Responden. Respon Keluarga Terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Perempuan Dampingan Rumah Singgah Caritas

Daftar Pertanyaan untuk Responden. Respon Keluarga Terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Perempuan Dampingan Rumah Singgah Caritas Daftar Pertanyaan untuk Responden Respon Keluarga Terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Perempuan Dampingan Rumah Singgah Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi Medan DAFTAR KUESIONER Petunjuk Pengisian:

Lebih terperinci

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 merupakan survey yang berskala Nasional, sehingga untuk menganalisa tingkat propinsi perlu dilakukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kasus penyakit HIV/AIDS masih merupakan masalah di DKI Jakarta, dimana strategi penanggulangan laju peningkatan penyakit ini belum mampu mengatasi problem secara komprehensive.

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN I DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Tay Chiu Mei Tempat/Tanggal lahir : Malaysia/ 22 September 1988 Alamat :Jln.Dr Mansyur No10,20155 Medan Riwayat Pendidikan : 1. TK :Sekolah tardika Yong Eng (Malaysia)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV merupakan famili retrovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia terutama limfosit (sel darah putih) dan penyakit AIDS adalah penyakit yang merupakan

Lebih terperinci

Laporan Hasil SSP 2003 B a l i. iii. iii

Laporan Hasil SSP 2003 B a l i. iii. iii Laporan Hasil SSP 2003 B a l i iii iii Kata Pengantar Bersamaan dengan pelaksanaan Survei Surveilans Perilaku (SSP) 2002 di 10 Propinsi, kerjasama Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Program Aksi Stop

Lebih terperinci

KUESIONER. 7. Status : a. Menikah. b. Belum Menikah. 8. Pekerjaan : Universitas Sumatera Utara

KUESIONER. 7. Status : a. Menikah. b. Belum Menikah. 8. Pekerjaan : Universitas Sumatera Utara KUESIONER Mohon kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner ini guna memenuhi data penelitian saya. Kuesioner ini digunakan sebagai data yang saya butuhkan untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) di. Atas

Lebih terperinci

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005 VSP04-PRIA RAHASIA SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005 Kerjasama: Badan Pusat Statistik dan Departemen Kesehatan dengan dukungan Program ASA/FHI - USAID BLOK I. PENGENALAN TEMPAT 1 Propinsi 2 Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

SURVEI SUVEILANS PERILAKU (SSP) 2007

SURVEI SUVEILANS PERILAKU (SSP) 2007 VSP07-PRIA SURVEI SUVEILANS PERILAKU (SSP) 2007 Kerjasama: Badan Pusat Statistik dan Departemen Kesehatan RAHASIA BLOK I. PENGENALAN TEMPAT 1 Provinsi 2 Kabupaten/Kota *) 3 Kecamatan 4 Desa/Kelurahan *)

Lebih terperinci

Lampiran 1. PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Koping Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Lampiran 1. PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Koping Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. LAMPIRAN Lampiran 1. PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth.Sdra/i Responden Di Unit Hemodialisis PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta Yogyakarta, Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkoba (Narkotika dan obat-obat terlarang) atau Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang penggunaannya di

Lebih terperinci

Lampiran 1. Informed Consent. Penjelasan prosedur

Lampiran 1. Informed Consent. Penjelasan prosedur Lampiran 1 Penjelasan prosedur Informed Consent Anda diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian yang yang akan dilakukan oleh Gaby Gabriela Langi, SKM, mahasiswa Minat Utama Epidemiologi Lapangan Program

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Judul Penelitian : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus Nama Peneliti : Rina Rahmadani Sidabutar Nomor

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

KETERANGAN UMUM PRIA. MWM1. Nomor Klaster: MWM 2. Nomor Urut RumahTangga:

KETERANGAN UMUM PRIA. MWM1. Nomor Klaster: MWM 2. Nomor Urut RumahTangga: INDONESIA 2011 MICS2011-PR SURVEI INDIKATOR SOSIAL INDONESIA PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT DAFTAR PERTANYAAN PRIA RAHASIA KETERANGAN UMUM PRIA MWM Kuesioner ini ditanyakan pada semua pria usia 15 sampai

Lebih terperinci

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PENDERITA HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TENTANG PENYAKIT AIDS DAN KLINIK VCT TERHADAP TINGKAT PEMANFAATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyakit menular akibat infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang sistem kekebalan tubuh serta

Lebih terperinci

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005 RAHASIA VSP04-WPS SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2004/2005 Kerjasama: Badan Pusat Statistik dan Departemen Kesehatan dengan dukungan Program ASA/FHI - USAID BLOK I. PENGENALAN TEMPAT 1 Propinsi 2 Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BNN dan Puslitkes UI pada 10 kota besar di Indonesia

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Banyaknya Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di Provinsi Jambi. Perkotaan Perdesaan Perkotaan & Perdesaan.

Tabel 1.1. Banyaknya Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di Provinsi Jambi. Perkotaan Perdesaan Perkotaan & Perdesaan. Tabel 1.1. Banyaknya Penduduk menurut dan Jenis Kelamin di Provinsi Jambi Perkotaan Perdesaan Perkotaan & Perdesaan Laki-laki Perempuan L + P Laki-Laki Perempuan L + P Laki-laki Perempuan L + P 1501 Kerinci

Lebih terperinci

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Kompetensi (Competency Statement) Mampu merencanakan, mengambil keputusan, mengevaluasi

Lebih terperinci

B. Kegiatan Ceramah tentang Narkoba Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta Media & Alat

B. Kegiatan Ceramah tentang Narkoba Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta Media & Alat Lampiran 1 Judul : PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NARKOBA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DI SMU NEGRI5 PEMATANG SIANTAR TAHUN 2013 Topik : Pendidikan Kesehatan Tentang Narkoba Waktu : 90

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia tahun , BPS, BAPPENAS, UNFPA, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia tahun , BPS, BAPPENAS, UNFPA, 2005). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia, berdasarkan data sensus penduduk jumlah remaja 10-24 tahun mencapai 64 juta pada tahun 2010 atau 28,64% dari total

Lebih terperinci

Sugiarto Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Harapan Ibu Jambi

Sugiarto Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Harapan Ibu Jambi JURNAL KESEHATAN TERPADU 1(2) : 44 48 ISSN : 2549-8479 HUBUNGAN STATUS PERNIKAHAN DAN KEPEMILIKAN KONDOM DENGAN PENGGUNAAN KONDOM SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL PADA PASANGAN TIDAK TETAP PENGGUNA NAPZA

Lebih terperinci

Penanggulangan HIV/AIDS pada Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan

Penanggulangan HIV/AIDS pada Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Catatan Kebijakan # 2 Penanggulangan HIV/AIDS pada Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Apakah penting penanggulangan HIV di Rutan/Lapas Jumlah tahanan dan warga binaan dewasa di Indonesia

Lebih terperinci

Angket Penelitian. I. Identitas Responden. 1. Nama : 2. Usia : 3. Pekerjaan : 4. Jenis kelamin : a. Laki- laki. b. Perempuan. 4. Etnis : a.

Angket Penelitian. I. Identitas Responden. 1. Nama : 2. Usia : 3. Pekerjaan : 4. Jenis kelamin : a. Laki- laki. b. Perempuan. 4. Etnis : a. Angket Penelitian I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Usia : 3. Pekerjaan : 4. Jenis kelamin : a. Laki- laki b. Perempuan 4. Etnis : a. Cina b. Karo c. India 5. Agama : a. Islam b. Protestan c. Katolik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Narkoba Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Adapun istilah lainnya yaitu Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif

Lebih terperinci

DRUG ABUSE KELOMPOK 5

DRUG ABUSE KELOMPOK 5 DRUG ABUSE KELOMPOK 5 Pertanyaan Umum 1. Identitas Pribadi Nama Pasien : Umur : tahun (*pria/wanita) Alamat : Suku : Agama : Pendidikan terakhir : Pekerjaan : Aktivitas sehari-hari : Status pernikahan

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015 A. KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Indonesia - Surveilans Terpadu HIV - Perilaku 2006

Indonesia - Surveilans Terpadu HIV - Perilaku 2006 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Surveilans Terpadu HIV - Perilaku 2006 Laporan ditulis pada: January 20, 2015 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

DATA DEMOGRAFI RESPONDEN

DATA DEMOGRAFI RESPONDEN 53 DATA DEMOGRAFI RESPONDEN No. Responden Umur Pendidikan Pekerjaan Jenis Kelamin Pendapatan / bulan Kepatuhan 1 60 Tidak sekolah Petani Perempuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang datang.

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya.

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya. DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) No. Responden :... Petunjuk pengisian : a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya. b. Pilihlah jawaban yang sesuai atau yang paling mendekati dengan

Lebih terperinci

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR TERHADAP PROGRAM GENERASI BERENCANA DI SMA NEGERI 13 MEDAN TAHUN 2015

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR TERHADAP PROGRAM GENERASI BERENCANA DI SMA NEGERI 13 MEDAN TAHUN 2015 61 KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR TERHADAP PROGRAM GENERASI BERENCANA DI SMA NEGERI 13 MEDAN TAHUN 2015 I. Identitas Responden No. Responden : Jenis Kelamin Responden : Umur Responden

Lebih terperinci

Aspekkesehatanmental. pada Penasun

Aspekkesehatanmental. pada Penasun Aspekkesehatanmental padapenasun denganhiv diinterpretasi ulang dari data penelitian: FaktorsosialdalamkepatuhanmeminumARV pada Penasun R. Hershow, I. Irwanto, O. Kamil, R. Tambunan, S. Lenggogeni, M.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana

BAB I PENDAHULUAN. BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana BAB I PENDAHULUAN!.1. Latar Belakang Masalah BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, yang merupakan Lembaga Pemerintahan Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan

Lebih terperinci

Laporan Hasil SSP 2003 Maluku. iii. iii

Laporan Hasil SSP 2003 Maluku. iii. iii Laporan Hasil SSP 2003 Maluku iii iii Kata Pengantar Badan Pusat Statistik (BPS) dipercaya oleh Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPM & PL) Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS adalah suatu penyakit yang fatal. Penyakit ini disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus atau

Lebih terperinci

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun Catatan Kebijakan # 3 Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun Stigma terhadap penggunaan narkoba di masyarakat selama ini telah membatasi para pengguna narkoba untuk memanfaatkan layananlayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena dari tahun ke tahun terus meningkat. Dalam sepuluh tahun terakhir, peningkatan AIDS sungguh mengejutkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke No. Responden : Tanggal wawancara : Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Keterangan / Petunjuk pengisian 1. Setiap pertanyaan harus dijawab dengan jujur, karena

Lebih terperinci

Laporan Hasil SSP 2003 Jayapura (Papua) iii. iii

Laporan Hasil SSP 2003 Jayapura (Papua) iii. iii iii iii Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Tabel Indikator Kunci i iii v vii 1. Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Survei Surveilans Perilaku 1 Sasaran Survei 2 Metode Survei 2 Sketsa Lokasi

Lebih terperinci