Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh : RINI J

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh : RINI J"

Transkripsi

1 HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN ASUPAN PURIN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA DI POSYANDU PEDULI INSANI MENDUNGAN DESA PABELAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : RINI J PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2 2

3 3

4 4

5 HUBUNGAN JENIS KEAMIN DAN ASUPAN PURIN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA DI POSYANDU PEDULI INSANI MENDUNGAN DESA PABELAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO Abstrak Jenis kelamin berpengaruh pada kadar asam urat karena pengaruh hormon estrogen. Asupan purin yang tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat dikarenakan produk akhir dari metabolisme purin berupa asam urat dengan bantuan enzim xantin oksidase. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dan asupan purin dengan kadar asam urat pada lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional dengan melibatkan 67 lansia. Pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling. Data jenis kelamin didapatkan dengan formulir karakteristik responden, data asupan purin didapatkan dengan Food Frequecy Questionnairesemi kuantitatif dan kadar asam urat didapatkan dengan cara pengambilan sampel darah vena dengan menggunakan metode spektrofotometer. Analisis hubungan jenis kelamin dengan kadar asam urat menggunakan Chi Square, sedangkan asupan purin dengan kadar asam urat menggunakan PearsonProduct. Dua puluh tujuh (96.40%) lansia berjenis kelamin perempuan memiliki kadar asam urat tinggi dan dua puluh enam (92.90%) lansia memiliki asupan purin tinggi dengan kadar asam urat tinggi. Hasil uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan jenis kelamin dan asupan purin dengan kadar asam urat pada lansia, dengan nilai pvalue dan Kata Kunci: Asam Urat, Lansia, Jenis Kelamin, Asupan Purin Abstracts Gender may effect the level of uric acid due to the influence of the estrogen hormone. High purine intake can increase the uric acid levels since the final product of purine metabolism is in the form of uric acid catalized by the enzyme xanthine oxidase. To determine the relationship of gender and purine intake with the uric acid levels of elderly at Posyandu Peduli Insani Mendungan Pabelan Kartasura Sukoharjo. The research was an observasional study with cross sectional approach. Sixty-seven elderly were recruited using Simple Random Sampling technique. A questionnaire was used to measure respondent characteristics. The data of purine intake were obtained using semi-quantitative Food Frequency Questionnaire and uric acid levels were analyzed by spectrophotometer using venous blood. The relationship between gender and uric acid levels using Chi Square test, while purine intake and uric acid levels using Pearson Product Moment test. Twenty-seven (96.40%) female elderly have high uric acid levels and 26 (92.90%) elderly have high purine intake with high uric acid levels. The result of correlation test indicated that there is a relationship between gender and purine intake and the uric acid levels of elderly, with p value and respectively. Keywords:Blood uric acid, Elderly, Gender, Purine intake 1

6 1. PENDAHULUAN Peningkatan taraf kesehatan pada masyarakat di Indonesia, berakibat usia harapan hidup meningkat sehingga jumlah kelompok usia lanjut bertambah. Usia harapan hidup ini sebagai salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat di Indonesia. Populasi lansia dikategorikan sebagai usia tidak produktif, sehingga memerlukan perhatian khusus karena penurunan kesehatan dan masalah asupan gizi (Badriah, 2011). Manusia lanjut usia akan mengalami penurunan sistem imun dan kemampuan untuk melawan infeksi juga semakin sulit dilakukan. Kondisi ini dapat semakin memburuk akibat asupan gizi yang tidak adekuat (Sharlin dan Edelstein, 2015). Proses menua menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan. Permasalahan kesehatan disebabkan karena pada lansia mengalami kemunduran sel-sel, kelemahan organ dan kemunduran fisik sehingga menimbulkan kerentanan terhadap penyakit, selain itu lansia juga mengalami perubahan biokimiawi yang terlihat pada peningkatan kadar kolesterol, kadar asam urat, penurunan berbagai enzim dan syaraf (Suardiman, 2011). Angka kejadian hiperurisemia pada masyarakat Indonesia belum ada data yang pasti namun, survei epidemologik yang dilakukan di Jawa Tengah atas kerjasama WHO-COPCORD terhadap sampel berusia antara 15-45, didapatkan prevalensi artritis gout sebesar 24.30%. Penelitian yang dilakukan di kecamatan Gajah Mungkur Semarang terjadi peningkatan ke jadian artritis gout sebesar 17.26% pada tahun 2011 (Diantari dan Candra, 2013). Data lansia yang memeriksakan kadar asam urat di Posyandu Peduli Insani didapatkan hasil 13.33% yang mempunyai kadar asam urat tinggi. Asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purin. Purin (adenin dan guanin) merupakan kontituen asam nukleat. Perputaran purin terjadi secara terus-menerus didalam tubuh seiring dengan sintesis dan penguraian DNA dan RNA, walaupun tidak ada asupan purin akan tetap terbentuk asam urat dalam jumlah substansial. Asam urat disintesis terutama di hati oleh enzim xantin oksidase (Kurniawan, 2015). Asupan Purin dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah, hal tersebut dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Setyoningsih (2009) pada pasien rawat jalan RSUP Dr.Kariadi Semarang bahwa terdapat hubungan asupan purin dengan kadar asam urat dalam darah, purin dalam bahan makanan memiliki kandungan dan bioavailabilitas yang berbeda-beda, selain itu perubahan purin menjadi asam urat juga tergantung pada selularitas dan aktifitas transkripsi serta metabolik seluler bahan makanan tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dan asupan purin dengan kadar asam urat pada lansia di Posyandu Peduli Insani di Mendungan Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. 2

7 2. METODE Jenis penelitian adalah observasional dengan metode pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 1-3 Agustus 2016 di Posyandu Peduli Insani Mendungan, sebelum dilakukan pengambilan data, penelitian ini dinyatakan lolos etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan No:286/B.1/KEPK-FKUMS/VI/2016. Pengambilan sampel dengan sistem Simple Random Sampling yaitu dengan cara undian. Dari 217 populasi yang tersebar, terlebih dahulu membuat gulungan kertas diberi nama responden kemudian dikocok, diambil 67 gulungan dan dibuka. Nama yang tertera merupakan sampel penelitian. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square dan uji Pearson Product Moment. 2.1 Jenis Kelamin Pengambilan data jenis kelamin didapatkan dari formulir karakteristik responden dengan wawancara secara langsung pada lansia, kategori jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. 2.2 Asupan Purin Pengambilan data asupan purin dengan wawancara langsung pada lansia menggunakan form FFQ oleh peneliti. Data FFQ yang didapatkan, selanjutnya dilakukan perhitungan asupan purin per hari dan perhitungan jumlah asupan purin berdasarkan pada tabel daftar bahan makanan yang mengandung purin. Hasil perhitungan jumlah asupan purin dikategorikan menjadi cukup ( mg/hari) dan tinggi (> mg/hari) (Setyoningsih, 2009). 2.3 Kadar Asam Urat Pengambilan data kadar asam urat dilakukan dengan cara pengambilan sampel darah vena. Pengukuran kadar asam urat menggunakan metode spektrofotometer yang dilakukan oleh petugas Laboratorium Klinik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan surat keterangan No:01/LK/VIII/2016, kategori kadar asam urat yaitu normal (laki-laki 7 mg/dl dan perempuan 6 mg/dl) dan tinggi (laki-laki >7 mg/dl dan perempuan >6 mg/dl) (Wahyuningsih, 2013). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Posyandu Peduli Insani Mendungan sebagai lokasi penelitian karena kegiatan Posyandu Peduli Insani Mendungan aktif setiap bulan. Populasi lansia yang berada di lingkup Posyandu Peduli Insani Mendungan berjumlah 217 orang. Pelaksanaan Posyandu Lansia Peduli Insani ini berprinsip Orang boleh tua tetapi sehat selalu. Posyandu lansia didirikan secara mandiri dengan dilandasi ibadah dan rasa pengabdian. Posyandu lansia ini memiliki 3 tujuan yaitu meningkatkan harkat dan martabat lansia, meningkatkan derajat 3

8 kesehatan lansia dan meringankan beban keluarga lansia. Berdasarkan hasil penelitian, distribusi responden berdasarkan karakteristiknya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Karakteristik Lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan Karakteristik Responden Kadar Asam Urat Total Normal Tinggi % n % n % Umur Lansia Kelompok Pertengahan Lansia Kelompok Dini Lansia Kelompok Lanjut Total Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah Pendidikan Dasar Pendidikan Lanjut Total Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Total Status Gizi Kurang Normal Lebih Total Sumber: Data Primer Bulan Agustus 2016 Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 67 lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan. Berdasarkan Tabel 1 Hasil penelitian ini responden pada lansia kelompok dini (55-64 tahun) dengan kadar asam urat tinggi sebesar 50.00%. Responden dengan tingkat pendidikan dasar yang memiliki kadar asam urat tinggi sebesar 71.40%. Berdasarkan pekerjaan, menunjukkan bahwa responden yang bekerja memiliki kadar asam urat tinggi sebesar 60.70%. Berdasarkan status gizi, responden status gizi lebih dengan kadar asam urat tinggi sebesar 64.30%. 3.1 Jenis Kelamin, Asupan Purin dan Kadar Asam Urat Lansia Data asupan purin diperoleh berdasarkan wawancara secara langsung pada lansia dengan menggunakan form FFQ semi kuantitatif. Data asupan diperoleh dalam ukuran rumah tangga (URT) dikonversikan kedalam gram. Data kadar asam urat diperoleh dengan cara pengambilan sampel darah yang diukur dengan metode pengukuran spektrofotometer. Distribusi asupan purin dan kadar asam urat lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan dapat dilihat pada Tabel 2. 4

9 Tabel 2. Distribusi Asupan Purin dan Kadar Asam Urat Lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan Mean Standar Deviasi Nilai Minimum Nilai Maksimum Asupan Purin (mg/hari) Laki-Laki ,50 953,10 Perempuan Kadar Asam Urat (mg/dl) Laki-Laki Perempuan Sumber: Data Primer Terolah Bulan Agustus 2016 Berdasarkan Tabel 2 didapatkan hasil bahwa rata-rata jumlah asupan purin pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, yaitu ± yang berarti sebagian besar lansia memiliki asupan purin yang cukup. Menurut Setyoningsih (2009) asupan purin dikategorikan cukup apabila mg/hari dan dikategorikan tinggi apabila > mg/hari. Nilai minimum dari jumlah asupan purin sebesar mg/hari. Hal tersebut dikarenakan responden hanya mengkonsumsi sedikit makanan yang mengandung sumber purin dan usia yang sudah tua mempengaruhi responden untuk lebih memilih jenis bahan makanan dan mengurangi makan-makanan yang mengandung purin agar tidak terjadi masalah kesehatan seperti kadar asam urat yang tinggi. Nilai maksimum jumlah asupan purin mg/hari. Hal tersebut dikarenakan responden mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung purin dalam jumlah yang lebih banyak seperti jamur kuping 1xseminggu (17.80 g/hari), ikan teri segar 5-6x/minggu (21.40 g/hari), daun mlinjo 5-6x/minggu (89.20 g/hari), daging ayam dengan kulit 2-4x/minggu (32.10 g/hari), air kaldu 2-4x/minggu (85.70 g/hari), tempe 2-3x/hari (150 g/hari) dan tahu 2-3x/hari (250 g/hari). Berdasarkan penelitian pada usia lanjut terdapat hubungan yang signifikan antara asupan purin dengan penyakit arthritis gout (Nengsi, Bahar dan Salam, 2014). Berdasarkan Tabel 2, didapatkan hasil bahwa rata-rata kadar asam urat pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan 5.80±0.98 mg/dl yang berarti sebagian besar lansia memiliki kadar asam urat yang normal. Kadar asam urat pada laki-laki berkisar antara mg/dl, sedangkan pada perempuan mg/dl (Wahyuningsih, 2013). Nilai minimum kadar asam urat sebesar 2.80 mg/dl, hal tersebut dikarenakan responden mengatakan bahwa biasanya memiliki kadar asam urat yang normal dan dilihat dari jumlah asupan purin termasuk kategori cukup. Nilai maksimum kadar asam urat 8.20 mg/dl dikarenakan jumlah asupan purin yang dikonsumsi termasuk kategori tinggi. Asupan purin yang dikonsumsi dapat mempengaruhi kadar asam urat, karena tahap akhir dari metabolisme purin dengan bantuan enzim xantin oksidase berupa asam urat (Ian, 2012). 5

10 Tabel 3. Distribusi Kategori Jenis Kelamin, Asupan Purin dan Kadar Asam Urat Lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan Kategori Kadar Asam Urat Total Normal Tinggi % N % N % Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total Asupan Purin Cukup Tinggi Total Sumber: Data Primer Terolah Bulan Agustus 2016 Berdasarkan pada Tabel 3, penelitian ini lebih dari ¾ responden berjenis kelamin perempuan 79.10% dan lansia perempuan yang memiliki kadar asam urat tinggi 96.40%. Hasil penelitian ini didapatkan jumlah asupan purin kategori cukup 53.70% lebih besar dibandingkan dengan kategori tinggi 46.30%, lansia yang memiliki asupan purin tinggi dengan kadar asam urat tinggi sebanyak 92.90%. Jenis kelamin laki-laki memiliki risiko lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Hasil penelitian ini kadar asam urat tinggi lebih banyak ditemukan pada perempuan hal ini disebabkan pada laki-laki tidak memiliki hormon estrogen, sedangkan pada perempuan memiliki hormon estrogen yang berfungsi sebagai uricosuric agent, yaitu suatu bahan kimia yang berfungsi membantu eksresi asam urat lewat ginjal (Setyoningsih, 2009). Berdasarkan penelitian Lina dan Setiyono (2014) konsumsi makanan tinggi purin ada hubungannya dengan kejadian hiperurisemia. Asupan purin yang dikonsumsi dapat mempengaruhi kadar asam urat, karena tahap akhir dari metabolisme purin dengan bantuan enzim xantin oksidase berupa asam urat (Ian, 2012). Penyebab tingginya kadar asam urat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, jenis kelamin, asupan purin, asupan karbohidrat dan status gizi (Setyoningsih, 2009). 6

11 Tabel 4. Distibusi Jenis Bahan Makanan yang Dikonsumsi Berdasarkan Sumber Purin pada Lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan Sumber Purin* Konsumen Persentase Rata-Rata Purin Frekuensi (%) (g/hari)* * Ikan teri segar x/bulan Daun mlinjo x/bulan Ikan sarden x/bulan Hati ayam ,79 1x/minggu Daging ayam dengan kulit x/minggu Daging ayam tanpa kulit x/minggu Ikan kakap x/bulan Tempe x/hari Air kaldu x/bulan Bayam x/minggu Kangkung x/minggu Kacang tanah x/minggu Tahu x/hari Jamur x/bulan Bunga kol x/minggu Daun singkong x/minggu Sumber: Data Primer Terolah Bulan Agustus 2016 * Sumber purin diurutkan berdasarkan jumlah kandungan purin yang paling tinggi. **Rata-rata konsumsi (g/hari) berdasarkan jumlah lansia yang mengkonsumsinya. Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa bahan makanan sumber purin yang tingkat konsumen paling tinggi yaitu daging ayam dengan kulit, tempe dan tahu dengan persentase %. Responden mengkonsumsi daging ayam dengan kulit sebanyak 2-4x/minggu sebesar 20,69 gram/hari. Setiap hari semua responden mengkonsumsi tempe dan tahu dengan frekuensi 2-3x/hari sebanyak gram/hari untuk tempe dan gram/hari untuk tahu. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk kedalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein (Wahyuningsih, 2013). Menurut Murray, Granner dan Rodwell (2006) purin yang terkandung dalam bahan makanan akan diubah menjadi asam urat. Konsumsi bahan makanan yang mengandung purin tinggi merupakan salah satu faktor resiko kadar asam urat meningkat (Choi et al, 2004) Hubungan Jenis Kelamin dan Asupan Purin dengan Kadar Asam Urat Data jenis kelamin didapatkan dengan menggunakan formulir isian identitas diri responden data asupan purin didapatkan dari hasil wawancara dengan metode FFQ semi kuantitatif yang berisi daftar bahan makanan yang mengandung purin dan data kadar asam urat diperoleh dengan cara pengambilan sampel darah vena yang diukur dengan metode pengukuran spektrofotometer. Distribusi hubungan jenis kelamin dengan kadar asam urat dapat dilihat pada Tabel 5 dan distribusi hubungan asupan purin dengan kadar asam urat dapat dilihat pada Tabel 6. 7

12 Tabel 5. Distribusi Hubungan Jenis Kelamin dengan Kadar Asam Urat Jenis Kelamin Kadar Asam Urat Total p* value Normal Tinggi N % N % N % Laki-Laki Perempuan Total *= Hasil uji analisis Chi-Square Tabel 6. Disribusi Hubungan Asupan Purin dengan Kadar Asam Urat Variabel Mean SD P* value r Asupan Purin (mg/hari) Kadar Asam Urat (mg/dl) * = Hasil uji analisis Pearson Product Moment Berdasarkan Tabel 5, hasil penelitian yang dilakukan pada lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo menggunakan uji Chi Square menunjukan hasil bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan kadar asam urat pada lansia (p=0.003). Kadar asam urat yang tinggi pada umumnya banyak menyerang pada laki-laki. Kadar asam urat pada perempuan tidak meningkat sampai setelah menopause karena hormon estrogen membantu meningkatkan eksresi asam urat melalui 8 ginjal. Peningkatan kadar asam urat pada perempuan akan meningkat setelah menopause. Kadar asam urat juga akan meningkat seiring bertambahnya usia (Price dan Wilson, 2006). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Setyoningsih (2009) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hiperurisemia pada pasien rawat jalan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar asam urat yang tinggi lebih banyak ditemukan pada responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini disebabkan karena pada usia lanjut perempuan telah mengalami menopause sehingga hormon estrogen menurun dan dapat mempengaruhi meningkatnya kadar asam urat. Hormon estrogen ini berfungsi sebagai uricosuric agent, yaitu suatu zat kimia yang berfungsi membantu eksresi asam urat melalui ginjal. Mekanisme uricosuric agent dalam eksresi asam urat adalah menghambat URAT1 (urate trasporter-1) dari lumen ke sel tubular proksimal pada saat pengaturan keseimbangan cairan elektrolit (Elisabet dan Choi, 2008). Berdasarkan Tabel 6, Hasil penelitian yang dilakukan pada lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo menggunakan uji Pearson Product Moment menunjukan hasil bahwa ada hubungan antara asupan purin dengan kadar asam urat pada lansia (p=0.001). Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan nilai r atau Pearson Correlation sebesar Hal ini berarti hubungan bersifat kuat. Tanda positif menunjukkan hubungan bersifat searah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hensen (2007) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antaran asupan purin dengan

13 hiperurisemia pada suku Bali di daerah pariwisata pedesaan. Purin yang terdapat dalam bahan makanan, terdapat dalam asam nukleat yang berupa nukleoprotein (Ian, 2012). Ketika bahan makanan yang mengandung purin ini dikonsumsi, maka didalam usus asam nukleat ini akan dibebaskan dari nukleoprotein oleh enzim pencernaan. Selanjutnya, asam nukleat dipecah menjadi purin dan pirimidin. Purin akan membentuk adenosin, yang kemudian dideaminasi oleh adenosin deaminase (ADA) membentuk inosin. Inosin dan guanosin selanjutnya dipecah dengan memotong basa purin dari gula ribosa menghasilkan ribosa 1-fosfat, hipoxantin dan guanin secara berurutan dengan bantuan enzim purin nukleosida fosforilase. Guanin dideaminasi membentuk xantin, sedangkan hipoxantin dioksidasi membentuk xantin oleh enzim xantin oksidase. Tahap akhir dari penguraian purin pada manusia dilakukan oleh enzim xantin oksidase. Xantin selanjutnya dioksidasi lagi oleh xantin oxidase membentuk asam urat (Murray, Granner dan Rodwell, 2006). Studi epidemiologi menunjukkan bahwa bebrapa faktor makanan dapat meningkatkan risiko peningkatan kadar asam urat seperti alkohol, makanan kaya purin dan makanan laut (Kienhorst et al, 2014). 4. PENUTUP Dari hasil penelitian yang dilakukan di Posyandu Peduli Insani Mendungan Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin lansia di dominasi oleh perempuan 79.10%. Rata-rata asupan purin lansia sebesar mg/hari dan 53.70% lansia memiliki persen asupan dalam kategori cukup. Rata-rata kadar asam urat lansia sebesar 5.68mg/dL. Kadar asam urat tinggi banyak ditemukan pada perempuan 40.30% dengan asupan purin tinggi 38.80%. Ada hubungan jenis kelamin dan asupan purin dengan kadar asam urat pada lansia di Posyandu Peduli Insani Mendungan Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. DAFTAR PUSTAKA Badriah, DL Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: PT Refika Aditama. Choi, HK., Atkinson, K., Karlson, EW., Willett, W., Curhan, G Purine Rich Foods, Dairy and Protein Intake, and the Risk of Gout in Men. The New England Journal of Medicine. 2004;350:11. Diantari, E dan Candra, A Pengaruh Asupan Purin dan Cairan Terhadap Kadar Asam Urat Wanita Usia Tahun di Kecamatan Gajah Mungkur Semarang. Journal of Nutrition College. 2013;2:3-22. Elisabeth H dan Choi, Hyon K Menopause Postmenopausal Hormone Use Serum Uric Acid Levels in US Women The Third National Health andnutrition Examination Survey. Arthritis Research and Therapy. 2008;10:R116. 9

14 Hensen, TRP Hubungan Konsumsi Purin Dengan Hiperurisemia pada Suku Bali di Daerah Pariwisata Pedesaan. FK Unud. Ian, DKH Sinopsis Biokimia. Terjemahan: Winarsi Rudiharso. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher. Kienhorst, LBE., Janssens, HJEM., Janssen, M Gout A Clinical Overview and its Association with Cardivascular Diseases. World Journal of Rheumatology. 2014;4:3 Kurniawan, FB Kimia Klinik: Praktikum Analisis Kesehatan. Jakarta: EGC. Lina, N dan Stiyono, A Analilis Kebiasaan Makan yang Menyebabkan Peningkatan Kadar Asam Urat. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia. 2014;10:2. Murray, RK., Granner, DK., Rodwell, VW Biokimia Harper. Alih bahasa: Brahm U. Jakarta: EGC. Price, SA dan Wilson, LM Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC Setyoningsih, R Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hiperurisemia pada Pasien Dr.Kariadi Semarang. Skripsi. Semarang:Fakultas Kedokteran UNDIP. Sharlin, J dan Edelstein, S Gizi dalam Daur Kehidupan. Alih bahasa: Kristianto, Y dan Tampubolon, AO. Jakarta: EGC. Suardiman, SP Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Wahyuningsih, R Penatalaksanaan Diet pada Pasien.Yogyakarta: Graha Ilmu. 10

SKRIPSI. Oleh : RINI J Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh. ijazah S1 Ilmu Gizi

SKRIPSI. Oleh : RINI J Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh. ijazah S1 Ilmu Gizi HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN ASUPAN PURIN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA DI POSYANDU PEDULI INSANI MENDUNGAN DESA PABELAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gout (penyakit akibat pengendapan kristal Mono Sodium Urat/MSU)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gout (penyakit akibat pengendapan kristal Mono Sodium Urat/MSU) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kadar asam urat yang tinggi atau hiperurisemia bisa menimbulkan penyakit gout (penyakit akibat pengendapan kristal Mono Sodium Urat/MSU) di jaringan. Endapan kristal

Lebih terperinci

RANISHA RETZI ANTARI J

RANISHA RETZI ANTARI J HUBUNGAN ASUPAN KARBOHIDRAT DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA DI POSYANDU PEDULI INSANI MENDUNGAN DESA PABELAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO Disusun sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peradangan sendi pada artritis gout akan menimbulkan serangan nyeri

BAB I PENDAHULUAN. Peradangan sendi pada artritis gout akan menimbulkan serangan nyeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Artritis gout merupakan penyakit peradangan sendi yang disebabkan asam urat berlebih dalam darah (Price and Wilson, 2006). Peradangan sendi pada artritis gout akan menimbulkan

Lebih terperinci

GAMBARAN ASUPAN PURIN, PENYAKIT ARTRITIS GOUT, KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI KECAMATAN TAMALANREA

GAMBARAN ASUPAN PURIN, PENYAKIT ARTRITIS GOUT, KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI KECAMATAN TAMALANREA GAMBARAN ASUPAN PURIN, PENYAKIT ARTRITIS GOUT, KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI KECAMATAN TAMALANREA Description of the Intake Purin, Arthritis Gout, Quality of life Elderly in Tamalanrea Sri Wahyu Nengsi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1-30 November 2014 di Puskesmas Sukaraja Kota Bandar Lampung yang memiliki wilayah

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Renny Anggraeni, 2011 Pembimbing I : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto,dr.,M.H. Asam urat telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tentang hubungan antara kadar asam urat serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan

Lebih terperinci

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di suatu negara dapat dinilai melalui derajat kesehatan masyarakat. Indikator yang digunakan untuk menilai kesehatan masyarakat ialah angka kesakitan,

Lebih terperinci

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat.

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikebal sebagai gout merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit banyak muncul pada lansia. Selain itu masalah degeneratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belatang kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, sehingga tingkat yang diwakili oleh angka harapan hidup menjadi indikator yang akan selalu digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperurisemia adalah keadaan di mana terjadi peningkatan kadar asam urat darah di atas normal. Hiperurisemia dapat terjadi karena peningkatan metabolisme asam urat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Asam urat atau gout merupakan penyakit di mana terjadi penumpukan asam urat (uric acid) dalam tubuh yang berlebihan (Sustrani, Alam & Hadibroto, 2007). Penyakit

Lebih terperinci

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR ASAM URAT DARAHPADA MASYARAKAT YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Jilly Priskila Lioso*, Ricky C. Sondakh*,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tentang korelasi antara kadar asam urat dan kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR Rizka Dwi Ariani 1), Sunardi 2), Rufaida Nur Fitriana 3) 1,2,3 Prodi

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR ASAM URAT DARAH DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI DAN METODE ELECTRODE-BASED BIOSENSOR

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR ASAM URAT DARAH DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI DAN METODE ELECTRODE-BASED BIOSENSOR ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR ASAM URAT DARAH DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI DAN METODE ELECTRODE-BASED BIOSENSOR Stevany Jessica Manoach, 2013 Pembimbing I : dr.christine Sugiarto, Sp.PK. Pembimbing II :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Karakteristik dasar subyek penelitian Penelitian dilakukan sejak 22 Juni 2016 sampai 1 Agustus 2016 di Puskesmas Pandak I Bantul. Sampel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan Cross-

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan Cross- BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan Cross- Sectional Study. Dalam penelitian ini digunakan pengukuran variabel terikat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proporsi dan jumlah lansia terus meningkat di semua negara. Saat ini, di seluruh dunia terdapat 380 juta orang yang berumur 65 tahun ke atas dan diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari 7,0 mg/dl pada laki-laki dan lebih dari 5,7 mg/dl darah pada wanita (Soeroso dan Algristian,

Lebih terperinci

PENCEGAHAN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA MASYARAKAT DUSUN DEMANGAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA

PENCEGAHAN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA MASYARAKAT DUSUN DEMANGAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA PENCEGAHAN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA MASYARAKAT DUSUN DEMANGAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA Mitra Agus Telaumbanua, Adi Sucipto *), Siti Fadlilah Progam Studi S1 Ilmu Keperawatan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ginjal. Dari data American Heart Association tahun 2013 menyebutkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ginjal. Dari data American Heart Association tahun 2013 menyebutkan bahwa di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Hipertensi masih merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian utama diberbagai negara karena angka kematian yang ditimbulkan masih sangat tinggi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Artritis gout merupakan suatu penyakit peradangan pada persendian yang dapat diakibatkan oleh gangguan metabolisme (peningkatan produksi) maupun gangguan ekskresi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

Adelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan. Abstrak

Adelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan. Abstrak HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU LANSIA TERHADAP PENCEGAHAN PENINGKATAN ASAM URAT DI POSKESDES DESA PARULOHAN KECAMATAN LINTONGNIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2016 Adelima C R Simamora Jurusan

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK ASUPAN EMPING GORENG (PRODUK OLAHAN MELINJO Gnetum Gnemon ) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH LAKI-LAKI DEWASA

ABSTRAK. EFEK ASUPAN EMPING GORENG (PRODUK OLAHAN MELINJO Gnetum Gnemon ) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH LAKI-LAKI DEWASA ABSTRAK EFEK ASUPAN EMPING GORENG (PRODUK OLAHAN MELINJO Gnetum Gnemon ) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH LAKI-LAKI DEWASA Ni Luh Putu Ayu Dewi W., 2009.Pembimbing Utama : Budi Liem, dr., M.Med Pembimbing

Lebih terperinci

Hubungan Status Gizi, Asupan Bahan Makan Sumber Purin dengan Kadar Asam Urat pada Pasien Hiperuresemia Rawat Jalan di Rumah Sakit Tugurejo Semarang

Hubungan Status Gizi, Asupan Bahan Makan Sumber Purin dengan Kadar Asam Urat pada Pasien Hiperuresemia Rawat Jalan di Rumah Sakit Tugurejo Semarang Hubungan Status Gizi, Asupan Bahan Makan Sumber Purin dengan Kadar Asam Urat pada Pasien Hiperuresemia Rawat Jalan di Rumah Sakit Tugurejo Semarang Hana Silviana 1, Sufiati Bintanah 2, Joko Teguh Isworo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah. Untuk lakilaki,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah. Untuk lakilaki, 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hiperurisemia Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah. Untuk lakilaki, ambang normalnya dalam darah adalah 7,0 mg/dl. Adapun pada perempuan normalnya adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DIET PURIN DENGAN KADAR ASAM URAT PASIEN GOUT ARTHRITIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN DIET PURIN DENGAN KADAR ASAM URAT PASIEN GOUT ARTHRITIS HUBUNGAN PENGETAHUAN DIET PURIN DENGAN KADAR ASAM URAT PASIEN GOUT ARTHRITIS Husnah dan Dewi Rahmatika Chamayasinta Abstrak. Gout Arthritis adalah penyakit akibat kelainan metabolisme asam urat yang disebut

Lebih terperinci

College, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 44

College, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 44 Journal of Nutrition College, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 44-49 Journal of Online Nutrition di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc College, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam urat merupakan hasil pemecahan metabolisme purin ( asam nukleat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam urat merupakan hasil pemecahan metabolisme purin ( asam nukleat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asam Urat 1. Definisi Asam Urat Asam urat merupakan hasil pemecahan metabolisme purin ( asam nukleat ) tubuh, yang sebagian kecil berasal dari makanan. Sebagian besar asam urat

Lebih terperinci

KORELASI KADAR ASAM URAT DALAM DARAH DAN KRISTAL ASAM URAT DALAM URINE. Tadjuddin Naid, Ita Ayuningsih Mas ud, Kus Haryono

KORELASI KADAR ASAM URAT DALAM DARAH DAN KRISTAL ASAM URAT DALAM URINE. Tadjuddin Naid, Ita Ayuningsih Mas ud, Kus Haryono As-Syifaa Vol 06 (01) : Hal. 56-60, Juli 2014 ISSN : 2085-4714 KORELASI KADAR ASAM URAT DALAM DARAH DAN KRISTAL ASAM URAT DALAM URINE Tadjuddin Naid, Ita Ayuningsih Mas ud, Kus Haryono Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Penyakit Hiperurisemia 1. Pengertian Penyakit Hiperurisemia Penyakit hiperurisemian adalah jenis rematik yang sangat menyakitkan yang disebabkan oleh penumpukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insidensi gangguan toleransi glukosa cenderung meningkat seiring dengan peningkatan kasus Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 dan Sindrom Metabolik (Mets). Peningkatan insidensi

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KONSUMSI PUTIH TELUR, IKAN NILA, DAN PROTEIN KEDELAI OLAHAN TERHADAP KADAR ASAM URAT DALAM DARAH

ABSTRAK PENGARUH KONSUMSI PUTIH TELUR, IKAN NILA, DAN PROTEIN KEDELAI OLAHAN TERHADAP KADAR ASAM URAT DALAM DARAH ABSTRAK PENGARUH KONSUMSI PUTIH TELUR, IKAN NILA, DAN PROTEIN KEDELAI OLAHAN TERHADAP KADAR ASAM URAT DALAM DARAH Katherine Hermanto, 2009 Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., MKes., AIF. Latar

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE DAN BELUM MENOPAUSE

PERBANDINGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE DAN BELUM MENOPAUSE PERBANDINGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE DAN BELUM MENOPAUSE THE COMPARISON OF URIC ACID LEVEL IN POSTMENOPAUSAL AND PREMENOPAUSAL WOMEN Fentih 1, Christine Sugiarto 2, Novianti 3

Lebih terperinci

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING SNACKING HABIT ON NUTRITIONAL STATUS OF CATERING AND NON-CATERING STUDENTS FOOD CONSUMER Iken Rahma

Lebih terperinci

BAB III METODE STUDI KASUS. Metode penelitian deskripti adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

BAB III METODE STUDI KASUS. Metode penelitian deskripti adalah suatu metode penelitian yang dilakukan BAB III METODE STUDI KASUS 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian yang bersifat deskriptif. Metode penelitian deskripti adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA WANITA POSTMENOPAUSE DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS Dr.

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA WANITA POSTMENOPAUSE DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS Dr. HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA WANITA POSTMENOPAUSE DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS Dr. SOETOMO SURABAYA 1 Pipit Festy, 2 Anis Rosyiatul H., 3 Afnan Aris 1 Bagian

Lebih terperinci

Oleh : J PROGRAM FAKULTAS

Oleh : J PROGRAM FAKULTAS HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA NGUDI WARAS DESA BLULUKAN KECAMATAN COLOMADU, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Fruktosa banyak dipakai untuk pemanis makanan selama beberapa puluh tahun terakhir. Fruktosa dalam bentuk sirup jagung tinggi fruktora (high fructose corn syrup) digunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lebih dari 6,0 mg/dl terdapat pada wanita (Ferri, 2017).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lebih dari 6,0 mg/dl terdapat pada wanita (Ferri, 2017). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Serum asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purin (Liu et al, 2014). Kadar serum asam urat dapat menjadi tinggi tergantung pada purin makanan, pemecahan purin

Lebih terperinci

ABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes

ABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes ABSTRAK PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU MENGGUNAKAN GLUKOMETER DAN SPEKTROFOTOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI KLINIK NIRLABA BANDUNG Fenny Mariady, 2013. Pembimbing

Lebih terperinci

480 Online di : HUBUNGAN ASUPAN KAFEIN DENGAN KADAR ASAM URAT DI PUSKESMAS BANJARNEGARA

480 Online di :  HUBUNGAN ASUPAN KAFEIN DENGAN KADAR ASAM URAT DI PUSKESMAS BANJARNEGARA 0 Journal Journal of Nutrition of Nutrition College, College, Volume Volume, Nomor,, Nomor Tahun, 0 Tahun 0, Halaman 0-5 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc HUBUNGAN ASUPAN KAFEIN

Lebih terperinci

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang 13 Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang Filandita Nur Septianggi 1, Tatik Mulyati, Hapsari Sulistya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN SUMBER PURIN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA WANITA USIA TAHUN DI DESA SANGGRAHAN KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN SUMBER PURIN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA WANITA USIA TAHUN DI DESA SANGGRAHAN KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN TEMANGGUNG HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN SUMBER PURIN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA WANITA USIA 45-59 TAHUN DI DESA SANGGRAHAN KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN TEMANGGUNG Evi Lestari, Sugeng Maryanto, Meilita Dwi Paundrianagari*

Lebih terperinci

Kata kunci : Pola konsumsi ikan, oily fish, non oily fish, kadar kolesterol

Kata kunci : Pola konsumsi ikan, oily fish, non oily fish, kadar kolesterol HUBUNGAN POLA KONSUMSI IKAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA LANSIA DI POSYANDU AISYIYAH CABANG SOLO UTARA RANTING BANYUANYAR Aurulia Banuar Anggarianti 1, Setyaningrum Rahmawaty 2, Elida Soviana 3 1 RSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan crosssectional. Penelitian analitik yaitu penelitian yang hasilnya tidak hanya berhenti pada taraf

Lebih terperinci

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PUBLIKASI KARYA ILMIAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES GIGI DAN ASUPAN LEMAK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

: asupan energi, protein, tingkat depresi dan status gizi, pasien, Prop Kalbar

: asupan energi, protein, tingkat depresi dan status gizi, pasien, Prop Kalbar HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI, ASUPAN PROTEIN DAN TINGKAT DEPRESI DENGAN STATUS GIZI PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat) Sri Mariati 1, Marlenywati 2, Indah Budiastutik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta bertambah baiknya kondisi sosial ekonomi menyebabkan semakin meningkatnya umur harapan hidup (life

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebelumnya menduduki peringkat ketiga (berdasarkan survei pada tahun 2006). Laporan Departemen

Lebih terperinci

Pengetahuan Gizi Tentang Asam Urat

Pengetahuan Gizi Tentang Asam Urat LAMPIRAN 66 65 Pengetahuan Gizi Tentang Asam Urat 1. Apa yang dimaksud dengan asam urat? a. asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin b. asam yang ada di urat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi

PUBLIKASI ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN B1 (TIAMIN) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA NGUDI WARAS DESA BLULUKAN KECAMATAN COLOMADU, KARANGANYAR, JAWA TENGAH PUBLIKASI ILMIAH Karya Tulis Ilmiah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu sebuah studi pada sekelompok orang pada satu titik waktu untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan program kesehatan dan pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari meningkatnya derajat kesehatan suatu negara yang secara tidak langsung

Lebih terperinci

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA EFEK PEMBERIAN Kombucha coffee TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus. L) JANTAN YANG DIINDUKSI Uric Acid SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2 GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH 17-27 kg/m 2 Agung Setiyawan MahasiswaPeminatanEpidemiologidanPenyakitTropik FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoro

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KADAR ASAM URAT PADA STAF DOSEN DAN PEGAWAI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Linda R. Lande eo*, Nita Momongan*,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMK N 1 Sukoharjo 1. Keadaan Demografis SMK Negeri 1 Sukoharjo terletak di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran PRISMA CAHYANING RATRI G0013189

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya. akan tetapi manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa makan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya. akan tetapi manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa makan BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia dan zat gizi yang dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya memerlukan air untuk minum. Manusia tidak

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nur Khatim AH Tiaki 201510104338 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PASIEN GOUT DI DESA KEDUNGWINONG SUKOLILO PATI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PASIEN GOUT DI DESA KEDUNGWINONG SUKOLILO PATI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PASIEN GOUT DI DESA KEDUNGWINONG SUKOLILO PATI Sukarmin STIKES Muhammadiyah Kudus Email: maskarmin@yahoo.com Abstrak Di Indonesia, asam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol serum (hiperkolesterolemia) merupakan salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi utama hiperkolesterolemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami seorang wanita adalah datangnya menopause, menopause adalah keadaan biologis yang wajar ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu tatanan yang menghimpun upaya secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh bermacammacam fungsi, lain untuk membuat

Lebih terperinci

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua. PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN LANSIA Apa Itu ASAM URAT...?? Nilai normal asam urat : Pria 3,4 7 mg/dl Wanita 2,4 5,7 mg/dl Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat darah di atas normal. Seseorang dapat di katakan hiperurisemia apabila kadar asam urat

Lebih terperinci

ABSTRAK. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPADATAN TULANG REMAJA (Studi di SMA Negeri 3 Semarang)

ABSTRAK. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPADATAN TULANG REMAJA (Studi di SMA Negeri 3 Semarang) ABSTRAK FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPADATAN TULANG REMAJA (Studi di SMA Negeri 3 Semarang) Wulandari Meikawati 1, S. Fatimah Muis 2, SA. Nugraheni 2 Latar belakang : Kebutuhan kalsium pada masa remaja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun

BAB 1 PENDAHULUAN. Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun beberapa aspek patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum dipahami dengan baik. Selama

Lebih terperinci

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG Nunung Nurjanah * Tiara Dewi Septiani** Keperawatan Anak, Program Studi Ilmu Keperawatan,

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh :

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh : HUBUNGAN ASUPAN PURIN, VITAMIN C DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA PANJANG YUSWO KELURAHAN PAJANG KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS ATAU RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka masalah gizi lebih dianggap

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT), ASUPAN PURIN DAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN GOUT ARTHRITIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGSARI PACITAN Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nefrolitiasis adalah sebuah material solid yang terbentuk di ginjal ketika zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit ini bagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GOUT ARTRITIS DI RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GOUT ARTRITIS DI RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GOUT ARTRITIS DI RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh : Imran Tumenggung e-mail: imrantumenggung@yahoo.co.id ABSTRAK Penyakit gout artritis adalah salah satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA I.1 Obesitas Kadar lemak berlebih dalam tubuh akan disimpan pada jaringan ekstrahepatik atau jaringan adiposa dalam bentuk trigliserida. Pada individu obesitas, kadar lemak yang

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015 Lampiran 1 KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015 Nama Mahasiswa : Umur : Tinggi Badan :

Lebih terperinci