MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM
|
|
- Farida Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGUJIAN KAYU 6.1. Umum Kayu merupakan salah satu elemen konstruksi yang mudah di dapat dan tersedia dalam jumlah yang relatif banyak. Kekuatan kayu untuk menahan gaya tarik, desak maupun geser yang cukup tinggi mengakibatkan kayu banyak dipergunakan dalam bagian konstruksi. Kayu mempunyai mechanical property yang sangat bervariasi dan hampir selalu berbeda-beda untuk kayu yang berasal dari satu bagian pohon dibanding yang berasal dari bagian lain dari pohon yang sama. Kayu mempunyai kuat tarik tertinggi untuk arah sejajar (paralel) arah serat atau arah aksial, dibanding kuat tarik tegak lurus serat, demikian juga kuat tekannya. Kemampuan kayu menahan gaya tekan sejajar (paralel) arah serat juga tergantung kemampuan sel-sel kayu untuk menahan tekuk (buckling), pada saat beban di-tingkatkan microscopic buckling yang terjadi pada dinding-dinding sel akan menentukan titik terjadinya failure atau pecahnya kayu. Sedangkan dalam menahan gaya geser, kayu mempunyai kekuatan yang tinggi dalam menahan gaya geser tegak lurus (perpendiculer) arah serat. Pada kayu umumnya terjadi failure sudah terjadi sebelum terjadinya failure karena geser tegak lurus arah serat Pengujian Pengujian Tarik Kayu Searah Serat 1) Deskripsi a. Maksud dan Tujuan Maksud : metoda ini di maksudkan sebagai pegangan dalam praktikum pengujian tarik kayu searah serat di laboratorium. Tujuan : tujuan pengujian ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui tentang cara pengujian serta memahami klasifikasi kelas/mutu kayu yang antara lain dapat mengetahui kuat tarik, kadar air/kadar lengas, berat jenis kering udara, berat jenis kering tungku, persentase kayu teras dan kayu gubal, serta lingkaran tahun (gelang tahun). Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 121 dari 136
2 b. Ruang Lingkup Pengujian ini di lakukan pada benda uji/contoh kayu jenis tertentu (bervariasi) yang telah dibuat sedemikian rupa sesuai ketentuan yang berlakuku. c. Pengertian Kuat tarik maksimum adalah besarnya gaya yang dapat di tahan benda uji sampai maksimum (putus) dalam satuan tertentu di bagi dengan luas penampang pada bagian putus. Kadar air/kadar lengas kayu adalah perbandingan berat benda uji kering udara dengan berat benda uji setelah dimaksukkan tungku/oven hingga berat tetap. erat jenis kering udara adalah perbandingan berat benda uji kering udara dengan volume benda uji. erat jenis kering tungku adalah perbandingan berat benda uji kering tungku dengan volume benda uji. Kayu teras atau kayu galih adalah bagian kayu yang sudah tidak berproduksi lagi, biasanya ditandai dengan warna yang lebih gelab di banding dengan kayu gubal. Kayu gubal adalah bagian kayu yang masih berproduksi, pada bagian ini berfungsi mengangkut air serta zat-zat dari tanah ke daun dan biasanya ditandai dengan warna yang lebih terang di banding dengan kayu teras. Gelang tahun adalah garis-garis lingkaran yang mengelilingi pusat kayu sebagai salah satu tanda masa kayu berproduksi. 2) Pelaksanaan a. Peralatan yang digunakan a) Mesin Tarik kapasitas 30 ton, merk Shimadzu b) Sketmat/jangka sorong c) Alat khusus tarik kayu d) Stop wach e) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu maks. 250 o C f) Penggaris siku g) Gergaji h) Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram. Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 122 dari 136
3 b. enda Uji enda uji berupa potongan kayu dengan dimensi dan bentuk tertentu yang sudah dibuat sedemikian rupa menurut standar pengjian. c. Cara Pengujian a) Siapkan benda uji dan amati apakah terdapat bagian yang cacat atau tidak, lalu di beri tanda/garis setiap jarak 1,50 cm memanjang sampai pada bagian yang berukuran besar/normal kemudian di beri nomor 1, 2, 3,... dst b) Ukuran dimensi benda uji dengan jangka sorong, lebar dan tebal pada tiaptiap garis 1, 2, 3,... dst c) Lakukan pengujian dengan di pandu teknisi/laboran dan atau asisten dengan mencatat semua data hasil uji : beban maksimum dan waktu pengujian. d) Amati bagian yang putus (terletak pada garis berapa ke berapa) untuk mendapatkan luas penampang putus e) Potonglah sebagian benda uji kayu yang tidak rusak, setelah itu dirapikan/digosok dengan ampelas untuk memperjelas/ memudahkan pengamaran gelang tahun f) Timbang dan ukur dimensi kayu potongan tersebut. Agar memudahkan pengukuran berikutnya, jangan lupa memberi tanda garis panjang (P), lebar (L), tebal/tinggi (T), tangensial (Tg), radial (Rd), aksial (Ak), serta kelompok dan kelas agar tidak tertukar dengan kelompok lain. g) Masukkan potongan kayu benda uji yang sudah di timbang dan di ukur ke dalam tungku/oven selama 36 jam h) Setelah 36 jam, keluarkan potongan benda uji dan letakkan dalam desikator untuk mendinginkan, agar benda uji tidak berubah beratnya. i) Timbang dan ukur benda uji potongan kayu, posisi pengukuran sesuai dengan pada waktu sebelum dimasukkan ke oven. 3) Perhitungan Parameter pengujian di hitung dengan rumus-rumus : P a. Tegangan tarik maksimum = maks A b. Kadar air/kadar lengas o = 1.100% o c. erat jenis kering udara = o Vo Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 123 dari 136
4 d. erat jenis kering oven = 1 V1 e. Penyusutan masing-masing ukuran dengan : P maks : beban A : luas penampang o : berat sebelum di oven 1 : bebat setelah di oven V o : volume sebelum di oven : volume setelah di oven V 1 4) Laporan a. Sertakan hasil hitungan dalam form yang tersedia b. Sket benda uji sebelum dan setelah di uji c. andingkan hasil pengujian dengan ketentuan yang berlaku dalam PKKI d. Lampirkan data-data lain Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 124 dari 136
5 Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 125 dari 136
6 Pengujian Geser Kayu Searah Serat 1) Deskripsi a. Maksud dan Tujuan Maksud : metoda ini dimasudkan sebagai pengangan dalam praktikum pengujian geser kayu searah serat di laboratorium Tujuan : tujuan pengujian ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui tentang cara pengujian serta mamahami klasifikasi kelas/mutu kayu yang antara lain dapat mengetahui kuat geser, kadar air/kadar lengas, berat jenis kering udara, berat jenis kering oven, presentase kayu teras dan kayu gubal, serta garis lingkaran tahun (gelang tahun) b. Ruang Lingkup Pengujian ini di lakukan pada benda uji/contoh kayu jenis tertentu (bervariasi) yang telah dibuat sedemikian rupa sesuai ketentuan yang berlakuku. c. Pengertian Kuat geser maksimum adalah besarnya gaya yang dapat di tahan benda uji sampai maksimum (putus) dalam satuan tertentu di bagi dengan luas penampang pada bagian uji. Kadar air/kadar lengas kayu adalah perbandingan berat benda uji kering udara dengan berat benda uji setelah dimaksukkan tungku/oven hingga berat tetap. erat jenis kering udara adalah perbandingan berat benda uji kering udara dengan volume benda uji. erat jenis kering tungku adalah perbandingan berat benda uji kering tungku dengan volume benda uji. Kayu teras atau kayu galih adalah bagian kayu yang sudah tidak berproduksi lagi, biasanya ditandai dengan warna yang lebih gelab di banding dengan kayu gubal. Kayu gubal adalah bagian kayu yang masih berproduksi, pada bagian ini berfungsi mengangkut air serta zat-zat dari tanah ke daun dan biasanya ditandai dengan warna yang lebih terang di banding dengan kayu teras. Gelang tahun adalah garis-garis lingkaran yang mengelilingi pusat kayu sebagai salah satu tanda masa kayu berproduksi. Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 126 dari 136
7 2) Pelaksanaan a. Peralatan yang digunakan a) Mesin UTM merk Shimadzu kapasitas 30 ton atau mesin Tekan merk Ele tipe ADR 3000 kapasitas 3000 kn b) Sketmat/jangka sorong c) Alat khusus geser kayu d) Stop wach e) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu maks. 250 o C f) Penggaris siku g) Gergaji h) Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram b. enda Uji enda uji berupa potongan kayu dengan dimensi dan bentuk tertentu yang sudah dibuat sedemikian rupa menurut standar pengjian. c. Cara Pengujian a) Siapkan benda uji dan amati apakah terdapat bagian yang cacat atau tidak. b) Ukuran dimensi benda uji dengan jangka sorong, panjang dan lebar pada bidang uji c) Lakukan pengujian dengan di pandu teknisi/laboran dan atau asisten dengan mencatat semua data hasil uji : beban maksimum dan waktu pengujian. d) Potonglah sebagian benda uji kayu yang tidak rusak, setelah itu dirapikan/digosok dengan ampelas untuk memperjelas/ memudahkan pengamaran gelang tahun e) Timbang dan ukur dimensi kayu potongan tersebut. Agar memudahkan pengukuran berikutnya, jangan lupa memberi tanda garis panjang (P), lebar (L), tebal/tinggi (T), tangensial (Tg), radial (Rd), aksial (Ak), serta kelompok dan kelas agar tidak tertukar dengan kelompok lain. f) Masukkan potongan kayu benda uji yang sudah di timbang dan di ukur ke dalam tungku/oven selama 36 jam g) Setelah 36 jam, keluarkan potongan benda uji dan letakkan dalam desikator untuk mendinginkan, agar benda uji tidak berubah beratnya. h) Timbang dan ukur benda uji potongan kayu, posisi pengukuran sesuai dengan pada waktu sebelum dimasukkan ke oven. 3) Perhitungan Parameter pengujian di hitung dengan rumus-rumus : Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 127 dari 136
8 P a. Kuat geser maksimum = maks A b. Kadar air/kadar lengas o = 1.100% o c. erat jenis kering udara = o Vo d. erat jenis kering oven = 1 V1 e. Penyusutan masing-masing ukuran dengan : P maks : beban A : luas penampang bidang uji o : berat sebelum di oven 1 : bebat setelah di oven V o : volume sebelum di oven : volume setelah di oven V 1 4) Laporan a. Sertakan hasil hitungan dalam form yang tersedia b. Sket benda uji sebelum dan setelah di uji c. andingkan hasil pengujian dengan ketentuan yang berlaku dalam PKKI d. Lampirkan data-data lain Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 128 dari 136
9 Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 129 dari 136
10 Pengujian Desak Kayu Searah Serat 1) Deskripsi a. Maksud dan Tujuan Maksud : metoda ini dimasudkan sebagai pengangan dalam praktikum pengujian desak kayu searah serat di laboratorium Tujuan : tujuan pengujian ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui tentang cara pengujian serta mamahami klasifikasi kelas/mutu kayu yang antara lain dapat mengetahui kuat desak, batas sebanding, modulus elastis, modulus kenyal, kadar air/kadar lengas, berat jenis kering udara, berat jenis kering oven, presentase kayu teras dan kayu gubal, serta garis lingkaran tahun (gelang tahun) b. Ruang Lingkup Pengujian ini di lakukan pada benda uji/contoh kayu jenis tertentu (bervariasi) yang telah dibuat sedemikian rupa sesuai ketentuan yang berlakuku. c. Pengertian Kuat desak maksimum adalah besarnya gaya yang dapat di tahan benda uji sampai maksimum (rusak) dalam satuan tertentu di bagi dengan luas penampang bidang uji. Kadar air/kadar lengas kayu adalah perbandingan berat benda uji kering udara dengan berat benda uji setelah dimaksukkan tungku/oven hingga berat tetap. erat jenis kering udara adalah perbandingan berat benda uji kering udara dengan volume benda uji. erat jenis kering tungku adalah perbandingan berat benda uji kering tungku dengan volume benda uji. Kayu teras atau kayu galih adalah bagian kayu yang sudah tidak berproduksi lagi, biasanya ditandai dengan warna yang lebih gelab di banding dengan kayu gubal. Kayu gubal adalah bagian kayu yang masih berproduksi, pada bagian ini berfungsi mengangkut air serta zat-zat dari tanah ke daun dan biasanya ditandai dengan warna yang lebih terang di banding dengan kayu teras. Gelang tahun adalah garis-garis lingkaran yang mengelilingi pusat kayu sebagai salah satu tanda masa kayu berproduksi. 2) Pelaksanaan a. Peralatan yang digunakan Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 130 dari 136
11 a) Mesin UTM merk Shimadzu kapasitas 30 ton atau mesin Tekan merk Ele tipe ADR 3000 kapasitas 3000 kn b) Sketmat/jangka sorong c) Alat khusus desak kayu (ekstensometer) d) Stop wach e) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu maks. 250 o C f) Penggaris siku g) Gergaji h) Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram b. enda Uji enda uji berupa potongan kayu dengan dimensi dan bentuk tertentu yang sudah dibuat sedemikian rupa menurut standar pengjian. c. Cara Pengujian a) Siapkan benda uji dan amati apakah terdapat bagian yang cacat atau tidak. b) Ukuran dimensi benda uji dengan jangka sorong, panjang, lebar dan tebal c) eri tanda/titik/garis pada benda uji untuk memudahkan pemasangan alat regangan (ekstensometer), dan alat tersebut langsung dipasang d) Lakukan pengujian dengan di pandu teknisi/laboran dan atau asisten dengan mencatat semua data hasil uji : beban pada interval tertentu, pembacaan perpendekan pada saat beban tertentu, beban maksimum dan waktu pengujian. e) Potonglah sebagian benda uji kayu yang tidak rusak, setelah itu dirapikan/digosok dengan ampelas untuk memperjelas/ memudahkan pengamaran gelang tahun f) Timbang dan ukur dimensi kayu potongan tersebut. Agar memudahkan pengukuran berikutnya, jangan lupa memberi tanda garis panjang (P), lebar (L), tebal/tinggi (T), tangensial (Tg), radial (Rd), aksial (Ak), serta kelompok dan kelas agar tidak tertukar dengan kelompok lain. g) Masukkan potongan kayu benda uji yang sudah di timbang dan di ukur ke dalam tungku/oven selama 36 jam h) Setelah 36 jam, keluarkan potongan benda uji dan letakkan dalam desikator untuk mendinginkan, agar benda uji tidak berubah beratnya. i) Timbang dan ukur benda uji potongan kayu, posisi pengukuran sesuai dengan pada waktu sebelum dimasukkan ke oven. Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 131 dari 136
12 4) Perhitungan Parameter pengujian di hitung dengan rumus-rumus : P a. Kuat desak maksimum = maks A b. Kadar air/kadar lengas o = 1.100% o c. erat jenis kering udara = o Vo d. erat jenis kering oven = 1 V1 σ p e. Modulus elastis E = ε p f. Modulus kenyal = 1. σ 2 p. εp g. Penyusutan masing-masing ukuran dengan : P maks : beban A : luas penampang bidang uji o : berat sebelum di oven 1 : bebat setelah di oven V o : volume sebelum di oven V 1 : volume setelah di oven E : modulus elastis 5) Laporan a. Sertakan hasil hitungan dalam form yang tersedia b. Sket benda uji sebelum dan setelah di uji c. andingkan hasil pengujian dengan ketentuan yang berlaku dalam PKKI d. Lampirkan data-data lain Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 132 dari 136
13 Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 133 dari 136
14 Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 134 dari 136
15 6.3. Gambar-gambar Peralatan yang digunakan enda Uji Tekan, Geser dan Tarik Kayu Mesin UTM Shimidzu dan Uji Tarik Kayu Uji Tarik Kayu dengan enda uji dijepit pada Penjepit khusus Alat antu Uji Geser kayu dengan enda Uji terpasang enda Uji Tekan Kayu dan Ekstensometer Versi : 2008 Revisi : 0 Halaman : 135 dari 136
PELAKSANAAN PENELITIAN
BABill PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Persiapan Bahan dan Alat Dalam pelaksanaan penelitian sangat diperlukan alat dan bahan yang akurat, agar supaya hasil dari penelitian ini nantinya akan benar-benar sesuai
Lebih terperinciPENGUJIAN BAJA-TULANGAN
PENGUJIAN BAJA-TULANGAN 5.1. Umum Besi baja atau sering disebut dengan baja saja merupakan paduan antara abesi dan karbon, dengan kandungan karbon yang lebih sedikit dibandingkan pada besi tuang, tetapi
Lebih terperinciMATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM
PENGUJIAN BETON 4.1. Umum Beton adalah material struktur bangunan yang mempunyai kelebihan kuat menahan gaya desak, tetapi mempunyai kelebahan, yaitu kuat tariknya rendah hanya 9 15% dari kuat desaknya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu : 1. Kayu Bangunan Struktural : Kayu Bangunan yang digunakan untuk bagian struktural Bangunan dan
Lebih terperinci_.._._._._- - -~-~_.----_.--'-_.-... ~.. DAFTARISI. LEMBAR PENGESAHAN...ii. iv vi x xii xiii xiv ABSTRAKSI. '" xv.
-------------_.._._._._- - -~-~_.----_.--'-_.-... ~.. DAFTARISI HALAMAN JUDUL, i LEMBAR PENGESAHAN....ii MOTTO PRAKATA DAFTAR lsi DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK. DAFTAR lampiran 111 iv vi x xii
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan
Lebih terperinci(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman
DASAR-DASAR STRUKTUR KAYU A. MENGENAL KAYU 1. Pengertian kayu Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan (dalam) alam dan termasuk vegetasi hutan. Tumbuh-tumbuhan yang dimaksud disini adalah
Lebih terperinciBABII TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku
BABII TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku laporan tugas akhir dan makalah seminar yang digunakan sebagai inspirasi untuk menyusun konsep penelitian
Lebih terperinciE(Pa) E(Pa) HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengujian Tarik Material Kayu. Spesimen uji tarik pada kayu dilakukan pada dua spesimen uji.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pengujian Tarik Material Kayu Spesimen uji tarik pada kayu dilakukan pada dua spesimen uji. Dengan mengacu pada ASTM (American Standart for Testing Material) Wood D07 Tensile
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kekuatan sambungan tarik double shear balok kayu pelat baja menurut diameter dan jumlah paku pada sesaran tertentu ini dilakukan selama kurang lebih
Lebih terperinciLaboratorium Mekanika Rekayasa
PETUNJUK PRAKTIKUM STRUKTUR KAYU Laboratorium Mekanika Rekayasa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Desain dan Teknik Perencanaan Universitas Pelita Harapan Lippo Karawaci 2 Agustus 2012 1 / 27 D A F T A R I
Lebih terperinci3. SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAMBU TALI Pendahuluan
3. SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAMBU TALI 3.1. Pendahuluan Analisa teoritis dan hasil eksperimen mempunyai peranan yang sama pentingnya dalam mekanika bahan (Gere dan Timoshenko, 1997). Teori digunakan untuk
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
DAFTAR SIMBOL BJ : Berat Jenis ρ : Berat Jenis (kg/cm 3 ) m : Massa (kg) d : Diameter Kayu (cm) V : Volume (cm 3 ) EMC : Equilibrium Moisture Content σ : Stress (N) F : Gaya Tekan / Tarik (N) A : Luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM DAN LATAR BELAKANG Sejak permulaan sejarah, manusia telah berusaha memilih bahan yang tepat untuk membangun tempat tinggalnya dan peralatan-peralatan yang dibutuhkan. Pemilihan
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KUAT TEKAN KAYU DI LABORATORIUM
METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN KAYU DI LABORATORIUM SNI 03-3958-1995 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian kuat tekan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2009 sampai dengan Mei 2010, bertempat di Laboratorium Pengeringan Kayu, Laboratorium Peningkatan Mutu Hasil Hutan dan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. (a) (b) (c) Gambar 10 (a) Bambu tali bagian pangkal, (b) Bambu tali bagian tengah, dan (c) Bambu tali bagian ujung.
22 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sifat Anatomi Bambu 4.1.1 Bentuk Batang Bambu Bambu memiliki bentuk batang yang tidak silindris. Selain itu, bambu juga memiliki buku (node) yang memisahkan antara 2 ruas (internode).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu untuk proses persiapan bahan baku, pembuatan panel CLT, dan pengujian
Lebih terperinciBab V : Analisis 32 BAB V ANALISIS
Bab V : Analisis 32 BAB V ANALISIS 5.1 Distribusi Tegangan Dari bab sebelumnya terlihat bahwa semua hasil perhitungan teoritik cocok dengan perhitungan dengan metode elemen hingga. Hal ini ditunjukkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Struktur kayu merupakan suatu struktur yang susunan elemennya adalah kayu. Dalam merancang struktur kolom kayu, hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan besarnya
Lebih terperincisipil. Kekuatan kayu sebagai bahan untuk struktur dipengaruhi oleh beberapa Kayu dapat menahan gaya tekan yang berbeda-beda sesuai dengan kelas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan salah satu bahan untuk struktur dalam bangunan teknik sipil. Kekuatan kayu sebagai bahan untuk struktur dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
Lebih terperinciBAB II TINJAIJAN PllSTAKA
BAB II TINJAIJAN PllSTAKA Kayu memiliki perbedaan kokuatan dan kekakuan bukan saja antar spesies, namun juga dalan species yang sama (Blass dkk., 1995; Rhude, ). Hal tersebut di atas disebabkan oleh beberapa
Lebih terperinciV. UJI TARIK BAJA TULANGAN
V. UJI TARIK BAJA TULANGAN 1. Pendahuluan. Semua bahan yang padat akan berubah bentuk apabila diberi beban. Perubahan bentuk itu tergantung pada besar beban, unsur kimia maupun kondisi bahan, bentuk benda
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KONDISI KADAR AIR KAYU KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS ABSTRAK
VOLUME 5 NO. 2, OKTOBER 2009 STUDI PENGARUH KONDISI KADAR AIR KAYU KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS Fauzan 1, Ruddy Kurniawan 2, Siska Martha Sari 3 ABSTRAK Kayu kelapa sebagai alternatif bahan konstruksi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi
Lebih terperinciMekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN
Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN Sifat mekanika bahan Hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja Berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan dan kekakuan Tegangan Intensitas
Lebih terperinciDalam penelitian ini digunakan jenis kayu Bangkirai ukuran 6/12, yang umum
BAB IV BAHAN PENELITIAN 4.1 Bahan Penelitian Bahan yang dipakai dalam penelitian ini berupa kayu, baut dan pelat baja. 1.Kayu Dalam penelitian ini digunakan jenis kayu Bangkirai ukuran 6/12, yang umum
Lebih terperinciPembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT
Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal
Lebih terperinciANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM TUNGGAL KAYU PANGGOH Putri Nurul Hardhanti 1, Sanci Barus 2
ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM TUNGGAL KAYU PANGGOH Putri Nurul Hardhanti 1, Sanci Barus 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia
SNI 03-6448-2000 SNI Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat tarik panel kayu struktural ICS 79.060.01 Badan Standarisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi...i 1 Ruang Lingkup...1 2 Acuan...2 3 Kegunaan...2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batang tekan merupakan batang yang mengalami tegangan tekan aksial. Dengan berbagai macam sebutan, tiang, tonggak dan batang desak, batang ini pada hakekatnya jarang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Mutu Kekakuan Lamina BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penyusunan lamina diawali dengan melakukan penentuan mutu pada tiap ketebalan lamina menggunakan uji non destructive test. Data hasil pengujian NDT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai Juli 2011 Januari 2012 dan dilaksanakan di Bagian Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Bagian Kimia Hasil Hutan, Bagian Biokomposit
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAKSI... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisis Data hasil pengujian sifat fisis kayu jabon disajikan pada Tabel 4 sementara itu untuk analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95% ditampilkan dalam
Lebih terperinciBAB X UJI KUAT TEKAN BEBAS
BAB X UJI KUAT TEKAN BEBAS A. TUJUAN Tujuan perobaan ini adalah untuk menentukan kuat tekan tanah pada arah aksial dan karakteristik tegangan regangan. B. ALAT DAN BAHAN Alat utama yang digunakan pada
Lebih terperinciDimana : g = berat jenis kayu kering udara
1. TEGANGAN-TEGANGAN IZIN 1.1 BERAT JENIS KAYU DAN KLAS KUAT KAYU Berat Jenis Kayu ditentukan pada kadar lengas kayu dalam keadaan kering udara. Sehingga berat jenis yang digunakan adalah berat jenis kering
Lebih terperincipendahuluan dan bahan penyusun kuda-kuda yang ineliputi kayu, pclat baja dan
BAB IV METODE PENELITIAN Pengujian yang akan dilakukan oleh peneliti ineliputi pengujian pendahuluan dan bahan penyusun kuda-kuda yang ineliputi kayu, pclat baja dan paku itu sendiri. Setelah dilakukan
Lebih terperinciBAB 3 HUBUNGAN ANTARA KAYU DAN AIR: PENYUSUTAN KAYU
BAB 3 HUBUNGAN ANTARA KAYU DAN AIR: PENYUSUTAN KAYU 3.1.Keterkaitan Antara Kondisi Kebasahan/Kekeringan Kayu dan Kandungan Air serta Kadar Air Dan uraian pada kuliah kedua minggu yang lalu, dipahami tentang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Tabel 6 Ukuran Contoh Uji Papan Partikel dan Papan Serat Berdasarkan SNI, ISO dan ASTM SNI ISO ASTM
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di laboratorium Produk Majemuk Kelompok Peneliti Pemanfaatan Hasil Hutan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Umum Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral dan aksial. Suatu batang yang menerima gaya aksial desak dan lateral secara bersamaan disebut balok
Lebih terperinciTRIAKSIAL PADA KONDISI UNCONSOLIDATED-UNDRAINED (ASTM D (1999))
XII. TRIAKSIAL PADA KONDISI UNCONSOLIDATED-UNDRAINED (ASTM D 2850-95 (1999)) I. MAKSUD Maksud percobaan adalah untuk menentukan parameter geser tanah dengan alat triaksial pada kondisi unconsolidated undrained
Lebih terperinciTEORI SAMBUNGAN SUSUT
TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan
Lebih terperinciPENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN Pilihan suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis, dan dari keindahan. Perlu suatu bahan diketahui sifat-sifat sepenuhnya. Sifat Utama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu untuk proses persiapan bahan baku, pembuatan panel, dan pengujian
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA II.1 UMUM Perubahan penebalan pada batang non prismatis akan menyebabkan kekakuan yang tidak sama di setiap titiknya. Besarnya momen inersia di setiap titik ini akan memberikan pengaruh
Lebih terperinciTEGANGAN DAN REGANGAN
Kokoh Tegangan mechanics of materials Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TEGANGAN DAN REGANGAN 1 Tegangan Normal (Normal Stress) tegangan yang bekerja dalam arah tegak lurus permukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu sifat kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebelum adanya bahan konstruksi dari beton, baja, dan kaca, bahan konstruksi yang umum digunakan dalam kehidupan manusia adalah kayu. Selain untuk bahan konstruksi,
Lebih terperinciBab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran
Bab 5 Puntiran 5.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas mengenai kekuatan dan kekakuan batang lurus yang dibebani puntiran (torsi). Puntiran dapat terjadi secara murni atau bersamaan dengan beban aksial,
Lebih terperinciPerancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu
Perancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu Arusmalem Ginting Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta Jurnal Janateknika Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciHHT 232 SIFAT KEKUATAN KAYU. MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331)
SIFAT KEKUATAN KAYU MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331) 1 A. Sifat yang banyak dilakukan pengujian : 1. Kekuatan Lentur Statis (Static Bending Strength) Adalah kapasitas/kemampuan kayu dalam menerima beban
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi umum Desain struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses perencanaan bangunan. Proses desain merupakan gabungan antara unsur seni dan sains yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Juni hingga Agustus 2011 di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Laboratorium Peningkatan
Lebih terperinciPUNTIRAN. A. pengertian
PUNTIRAN A. pengertian Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan puntir menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik secara teori adalah slip (geseran)
Lebih terperinciANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR
ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana
Lebih terperinciSifat Mekanik Kayu Keruing untuk Konstruksi Mechanics Characteristic of Keruing wood for Construction
Jurnal aintis Volume 13 Nomor 1, April 2013, 83-87 ISSN: 1410-7783 Sifat Mekanik Kayu Keruing untuk Konstruksi Mechanics Characteristic of Keruing wood for Construction Sri Hartati Dewi Program Studi Teknik
Lebih terperinci4. PERILAKU TEKUK BAMBU TALI Pendahuluan
4. PERILAKU TEKUK BAMBU TALI 4.1. Pendahuluan Dalam bidang konstruksi secara garis besar ada dua jenis konstruksi rangka, yaitu konstruksi portal (frame) dan konstruksi rangka batang (truss). Pada konstruksi
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA II.1 UMUM Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses dan dibentuk untuk dijadikan barang maupun konstruksi yang sesuai dengan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu pengujian mekanik beton, pengujian benda uji balok beton bertulang, analisis hasil pengujian, perhitungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisis Sifat fisis dari panel CLT yang diuji yaitu, kerapatan (ρ), kadar air (KA), pengembangan volume (KV) dan penyusutan volume (SV). Hasil pengujian sifat fisis
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix INTISARI... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar
Lebih terperincidengan ukuran batang 4/6 cm dan panjang batang (L) menyesuaikan dengan jarak klos. Sedangkan klos menggunakan ukuran 4/6 cm dan L = 10 cm skala penuh
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Bahan-bahan Penelitian 1. Kayu Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : Dalam penelitian ini digunakan kayu bangkirai (Shorea laevijolia Endert) yang umum
Lebih terperincipenelitian ini perlu diketahui tegangan dan kelas kuat kayu teriebih dahulu sebelum
BAB HI LANDASAN TEORI Landasan teori mengemukakan hubungan antara kuat tekan batang kayu tunggal dan kayu ganda. 3.1 Karakteristik Kayu Untuk mengetahui karakteristik kayu atau bahan yang akan digunakan
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA KAYU KERUING - SENGON. Oleh : Lorentius Harsi Suryawan & F. Eddy Poerwodihardjo
SIFAT-SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA KAYU KERUING - SENGON Oleh : Lorentius Harsi Suryawan & F. Eddy Poerwodihardjo Abstraksi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat fisika kayu keruing dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktural yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kolom lentur. Kolom merupakan elemen struktur yang menahan gaya aksial dan momen 2.1.1. Pengertian dan prinsip dasar kolom Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame)
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 4.1. Sifat Fisis IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat fisis papan laminasi pada dasarnya dipengaruhi oleh sifat bahan dasar kayu yang digunakan. Sifat fisis yang dibahas dalam penelitian ini diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Sifat-sifat Dasar dan Laboratorium Terpadu, Bagian Teknologi Peningkatan Mutu Kayu, Departemen Hasil
Lebih terperinciPENGUJIAN KUAT LENTUR KAYU PROFIL TERSUSUN BENTUK
PENGUJIAN KUAT LENTUR KAYU PROFIL TERSUSUN BENTUK Mega Nospita Matana Ellen J. Kumaat, Ronny Pandaleke Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Email: megamatana@ymail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 3 Bagan pembagian batang bambu.
15 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksankan mulai dari bulan November 2011 - April 2012 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu dan Laboratorium Peningkatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tampilan Kayu Pemadatan kayu menghasilkan warna yang berbeda dengan warna aslinya, dimana warnanya menjadi sedikit lebih gelap sebagai akibat dari pengaruh suhu pengeringan
Lebih terperinciUJI KUAT GESER LANGSUNG TANAH
PRAKTIKUM 02 : Cara uji kuat geser langsung tanah terkonsolidasi dan terdrainase SNI 2813:2008 2.1 TUJUAN PRAKTIKUM Pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian laboratorium geser
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 21 Oktober 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciDalam bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang akan. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikiu.
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang akan dtpergunakan dalam penelitian, metode penelitian ini dijadikan acuan dalam melaksanakan tahapan penelitian. 3.1.
Lebih terperinciAnalisis Teknis Pengaruh Suhu Ruang Mesin Kapal Kayu Terhadap Bambu Laminasi Dengan Variasi Lama Pemanasan
Analisis Teknis Pengaruh Suhu Ruang Mesin Kapal Kayu Terhadap Bambu Laminasi Dengan Variasi Lama Pemanasan Ferdy Naranda 4109100005 Dosen Pembimbing: Ir. Heri Supomo M.sc ??? LATAR BELAKANG PERUMUSAN MASALAH
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari bulan Mei sampai Juli 2011 bertempat di Laboratorium Biokomposit, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan,
Lebih terperinciSNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA
SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 03-3529 - 1994 UDC 691.024.15.035.3 MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN DAFTAR ISI Halaman 1. RUANG LINGKUP... 1 2. DEFiNISI... 1 3. ISTILAH... 1 4. KLASIFIKAS1...
Lebih terperinciBAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian terhadap agregat halus yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian kadar
Lebih terperinciANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL
ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id
Lebih terperinciPERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN
PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN TUJUAN: 1. Dapat menerapkan rumus tegangan tekuk untuk perhitungan batang tekan. 2. Dapat merencanakan dimensi batang tekan. PENDAHULUAN Perencanaan batang tekan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biokomposit dan pengujian sifat fisis dan mekanis dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa dan Desain
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
9 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian pembuatan CLT dengan sambungan perekat yang dilakukan di laboratorium dan bengkel kerja terdiri dari persiapan bahan baku,
Lebih terperinciKAJIAN SAMBUNGAN BALOK KAYU BANGKIRAI DENGAN CLAW NAIL PLATE
KAJIAN SAMBUNGAN BALOK KAYU BANGKIRAI DENGAN CLAW NAIL PLATE Arusmalem Ginting Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta Jurnal Wahana Teknik (Jurnal Bidang Keteknikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan
TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan November 2010 di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu dan Laboratorium
Lebih terperinciPENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG
PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG Arusmalem Ginting 1 Rio Masriyanto 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta 2 Alumni Jurusan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai
8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Pengupasan Pengupasan merupakan pra-proses dalam pengolahan agar didapatkan bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang sangat penting,
Lebih terperinciVII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis
VII EASTISITAS Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa setelah mempelajari bab elastisitas adalah kemampuan memahami, menganalisis dan mengaplikasikan konsep-konsep elastisitas pada kehidupan
Lebih terperinciINFO TEKNIK Volume 8 No. 1, Juli 2007 (15-18) PERILAKU GESER PADA PENGUJIAN KETEGUHAN LENTUR STATIK JENIS KAYU KELAS DUA
INFO TEKNIK Volume 8 No. 1, Juli 2007 (15-18) PERILAKU GESER PADA PENGUJIAN KETEGUHAN LENTUR STATIK JENIS KAYU KELAS DUA Muhamad Syamsuni 1 ABSTRAK - Kajian Keteguhan lentur Statik Jenis Kayu Kelas Dua
Lebih terperincisejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya
BABH TINJAUAN PUSTAKA Pada balok ternyata hanya serat tepi atas dan bawah saja yang mengalami atau dibebani tegangan-tegangan yang besar, sedangkan serat di bagian dalam tegangannya semakin kecil. Agarmenjadi
Lebih terperinci3.2 Alat Sambung Paku Sifat-sifat Sambungan Paku 14
DAFTAR ISI HALAMAN Halama n Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran Daftar Notasi Intisari i ii iii v viii x xn xih xiv BAB IPENDAHULUAN I 1.1 Latar
Lebih terperinciSTRUKTUR KAYU. Dosen Pengampu: Drs. DARMONO, M.T.
STRUKTUR KAYU Dosen Pengampu: Drs. DARMONO, M.T. KAYU Sebagai Negara tropis Indonesia kaya akan kayu sebagai hasil hutanya. Terdapat beberapa ribu jenis yang ada di nusantara ini. Ada beberapa macam sifat
Lebih terperinciNaskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D
TINJAUAN KUAT GESER BALOK BETON SEDERHANA DENGAN SENGKANG KOMBINASI ANTARA SENGKANG ALTERNATIF DAN SENGKANG MODEL U ATAU n YANG DIPASANGAN SECARA MIRING SUDUT TIGA PULUH DERAJAT Naskah Publikasi untuk
Lebih terperinciMacam-macam Tegangan dan Lambangnya
Macam-macam Tegangan dan ambangnya Tegangan Normal engetahuan dan pengertian tentang bahan dan perilakunya jika mendapat gaya atau beban sangat dibutuhkan di bidang teknik bangunan. Jika suatu batang prismatik,
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT LENTUR BALOK LAMINASI KOMBINASI ANTARA KAYU SENGON DAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT LEM EPOXY
TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK LAMINASI KOMBINASI ANTARA KAYU SENGON DAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT LEM EPOXY Abdul Rochman 1, Warsono 2 1 Pengajar Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di alam dan pertama kali digunakan dalam sejarah umat manusia. Kayu sampai saat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kayu merupakan salah satu material konstruksi yang paling banyak terdapat di alam dan pertama kali digunakan dalam sejarah umat manusia. Kayu sampai saat ini masih
Lebih terperinciKayu lapis untuk kapal dan perahu
Standar Nasional Indonesia Kayu lapis untuk kapal dan perahu ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah, definisi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi berdasarkan
Lebih terperinci