METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi"

Transkripsi

1 56 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada Penelitian ini adalah pemukim di bantaran sungai Ciliwung di DKI Jakarta yang terdiri dari tiga daerah daerah yaitu Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, melalui wilayah tersebut didapatkan beberapa daerah yang rawan banjir seperti Kelurahan Kampung Melayu di Jakarta Timur yang terbagi menjadi dua daerah yaitu Kampung Pulo, terdiri dari dua RW dan tiga RT rawan banjir diantaranya adalah: RW 02 RT 08, RT 11, RW 03 RT 13, kemudian pada daerah Kebon Pala terdapat dua lokasi rawan banjir, yang diantaranya adalah: RW 07 RT 15, dan RW 08 RT 13. Jakarta Selatan juga terdapat dua lokasi rawan banjir, diantaranya adalah: Bukit Duri yang terdiri dari satu titik rawan banjir yaitu, RW 03 RT 10, sedangkan pada Tanjung Barat adalah RW 02 RT 11 dan RW 10 RT 02. Titik rawan banjir selanjutnya di Jakarta Pusat pada Pegangsaan terdapat di RW 08 RT 09 Sampel Sampel yang diambil berdasarkan unit analisis dalam penelitian ini yang merupakan pemukim di bantaran sungai di sub DAS Ciliwung di DKI Jakarta. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara area sampling berdasarkan beberapa wilayah di Jakarta yang dialiri sungai Ciliwung seperti Jakarta Timur yang memiliki luas wilayah administratif terbagi menjadi sepuluh kecamatan, 65 kelurahan, 673 RW dan 7,513 RT, dari keseluruhan wilayah tersebut penelitian ini terkonsentrasi hanya pada kelurahan Kampung Melayu yang memiliki jumlah penduduk secara resmi sebanyak 30,359 dan memiliki titik banjir akibat sungai Ciliwung sebanyak delapan RW dan 46 RT, sedangkan pada penelitian ini lokasi hanya terkonsentrasi pada empat RW dan RT. Jakarta Selatan terdiri dari sepuluh kecamatan dan 65 kelurahan dengan luas keseluruhan mencapai 145,73 Km 2, didalam wilayah ini sungai Ciliwung berdampak banjir pada Kelurahan Tanjung Barat dan Bukit Duri. Jumlah penduduk secara resmi tercatat sebesar 43,661 jiwa dengan luas 5 Km 2.

2 57 Berdasarkan lokasi rawan banjir di kedua tempat tersebut terdapat 13 RW/RT di Tanjung Barat yang terkena banjir sedangkan hanya satu RW/RT di Bukit Duri. Jakarta Pusat terdiri dari wilayah administratif sebesar Km 2 memiliki delapan kelurahan, 44 kecamatan, 338 RW dan 4,784 RT. Berdasarkan data pemda setempat yang menjadi lokasi rawan banjir adalah kelurahan pegangsaan yang memiliki jumlah penduduk sebesar 21,968 dengan titik banjir pada tiga RW/RT. Hal tersebut kemudian dilanjutkan dengan penarikan secara acak kecamatan, kelurahan, dan RW/RT sehingga akhirnya mencapai unit analisis terkecil dalam penelitian ini yaitu kepala keluarga, berdasarkan sejumlah lokasi terkait dengan persyaratan seperti, posisi rumah pemukim yang berdekatan dengan sungai maksimal 20 M. Total responden dalam penelitian ini adalah 100 orang dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 1. Lokasi Wilayah Tabel 1. Sampel Pemukim di bantaran sungai Ciliwung di DKI Jakarta Posisi Sub DAS Kecamatan Kelurahan Jumlah Sampel Jumlah Pemukim Jakarta Kampung Jatinegara Kampung 4 25 Timur Melayu Melayu Jakarta Selatan Tanjung Barat Jagakarsa Tebet Tanjung Barat Bukit Duri Kebon Baru Jakarta Pegangsaan Menteng Menteng 1 25 Pusat Jumlah 100 Jumlah keseluruhan pemukim pada penelitian ini tidak diketahui karena beberapa alasan sebagai berikut: lokasi yang mereka tempati pada umumnya bukan merupakan wilayah perumahan sehingga banyak dari pemukim yang tidak memiliki sertifikat tanah dan banyaknya pemukim yang tidak memiliki identitas diri. Sehingga pendugaan pada jumlah penarikan sampel dilakukan dengan jumlah 100 responden untuk menghindari bias.

3 58 Gambar. 4. Peta DKI Jakarta Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: ex post facto yaitu bentuk penelitian untuk menilai peristiwa yang telah terjadi untuk menemukan faktor-faktor penyebab melalui pengamatan atau penilaian kondisi aktual di lapangan. Pengamatan utama penelitian ini adalah: mempelajari faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku bermukim dan pengaruhnya pada kondisi bantaran sungai Ciliwung di DKI Jakarta. Adapun peubah yang diamati dalam penelitian ini sebagai berikut:

4 59 Y = f X 1, X 2, X 3.. X n Y = Perilaku Pemukim X 1 = Karakteristik Pemukim X 2 = Persepsi Pemukim X 3 = Sikap Pemukim Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: metode survey dimana pengambilan data akan melalui wawancara dan pengisian kuisioner. Hasil wawancara diolah dengan menggunakan korelasi ganda, dengan rumus sebagai berikut : Rumus mencari nilai R 2 : Rumus mencari koefisien korelasi ganda (R) : Keterangan : R = koefisien kerelasi R 2 r r yx r xx r xy = koefisien korelasi ganda = koefisien korelasi pearson = hasil perhitungan koefisien korelasi variabel Y ke variabel X = hasil perhitungan koefisien korelasi variabel X dengan X = hasil perhitungan koefisien korelasi variabel X ke variabel Y

5 60 Data dan Instrumentasi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, baik kuantitatif maupun kualitatif. Suparman dalam Muliady (2009) menyatakan bahwa data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka-angka, sehingga gejala dalam penelitian dapat diukur dengan menggunakan skala dan analisis menggunakan metode statistik. Data kuisioner diperoleh dalam bentuk mentah dari kuisioner dan catatan. Data kualitatif menurut Miles dan Huberman (1992) adalah: data yang muncul berwujud kata-kata bukan rangkaian angka. Data primer adalah: data yang didapat langsung dari responden dan informan penelitian yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Data ini dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan pengamatan langsung di lapangan. Fungsi data sekunder merupakan data pelengkap untuk menjawab pertanyaan penelitian, yang didapat dengan cara langsung atau tidak langsung dari reseponden atau sumber lain. Definisi operasional dibutuhkan untuk merumuskan indikator yang tepat, akan tetapi sebelum merumuskan kedua hal tersebut komponen dalam konsep penelitian harus dengan sesuai dijabarkan dengan kebutuhan penelitian. Adapun perihal data yang dikumpulkan dalam penelitian perilaku bermukim disajikan pada Tabel 2. A. Karakteristik Pemukim (X1) Bagian dari individu pemukim yang melatarbelakangi perilakunya dan intensitasnya dalam bermukim di bantaran sungai. Adapun faktor tersebut meliputi, umur, motivasi, pendidikan formal, pekerjaan, pendapatan, jarak daerah asal dengan bantaran, masa bermukim, pengalaman dipindahkan secara paksa, perilaku bermukim kembali dan aset total yang dimiliki pemukim (Tabel 2).

6 61 Tabel 2. Peubah, sub peubah, dan indikator karakteristik pemukim. 1. Karakteristik Pemukim (X1) Umur Diukur berdasarkan jumlah tahun sejak pemukim lahir sampai tahun terdekat saat penelitian ini dilaksanakan Motivasi Kebutuhan Fisiologis a. Skor keinginan pemukim untuk merencanakan pemukiman di bantaran sungai b. Skor keinginan pemukim untuk menemukan lokasi yang sesuai untuk didirikan bangunan c. Skor keinginan pemukim untuk mendirikan bangunan di bantaran sungai. d. Skor keinginan pemukim untuk mendapatkan rumah sewa yang murah e. Skor keinginan pemukim untuk memiliki ruangan didalam rumah yang cukup f. Skor keinginan pemukim untuk mendapatkan fasilitas MCK g. Skor keinginan pemukim untuk mendapatkan fasilitas air bersih h. Skor keinginan pemukim untuk mendapatkan fasilitas

7 62 listrik i. Skor keinginan pemukim untuk mengkonsumsi produk dan makanannya sendiri. j. Skor keinginan pemukim untuk bertahan di bantaran sungai Kebutuhan Akan a. Skor harapan pemukim Rasa Aman mengenai bangunan yang dimiliki tidak digusur b. Skor harapan pemukim mengenai bangunan yang dimiliki tidak terkena longsor c. Skor harapan pemukim mengenai terlindung dari penyakit d. Skor harapan pemukim mengenai terlindung dari kebakaran e. Skor harapan pemukim mengenai aman dari konflik dengan warga maupun pemerintah f. Skor harapan pemukim mengenai terlindungi dari PHK di pekerjaannya g. Skor harapan pemukim mengenai memiliki tabungan h. Skor harapan pemukim mengenai tidak kehilangan aset

8 63 i. Skor harapan pemukim mengenai keinginan untuk memiliki akses kesehatan Kebutuhan Akan Kasih Sayang a. Skor pemukim mengenai keinginan agar keberadaannya diterima di bantaran sungai. b. Skor pemukim mengenai keinginan agar keadaannya diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat selain di bantaran c. Skor pemukim mengenai keinginannya agar mudah bersosialisasi dengan pemukim lainnya d. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk terlibat dengan organisasi Kebutuhan Akan Penghargaan a. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk dihormati pemukim lainnya b. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk dihormati oleh keluarganya c. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk menjadi tokoh dalam masyarakat. d. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk didengarkan pendapatnya oleh pemerintah

9 64 e. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk dikenal oleh pemukim lainnya Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri a. Skor pemukim mengenai keinginanya untuk menjadi warga jakarta b. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk mencari pekerjaan yang diinginkan c. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk mewujudkan harapan selama bermukim di bantaran d. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk membentuk organisasi atau terlibat dengan masyarakat di bantaran e. Skor pemukim mengenai kemampuannya untuk menerima kondisi di bantaran sungai f. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk beradaptasi dengan pemukim lain di bantaran g. Skor pemukim mengenai Kemampuannya untuk bertahan dari permasalahan di bantaran Pendidikan formal Diukur berdasarkan jumlah tahun

10 65 pemukim menempuh pendidikan formal Pekerjaan Diukur berdasarkan curahan waktu yang dimanfaatkan oleh pemukim untuk bekerja Pendapatan Diukur berdasarkan jumlah biaya yang harus dikeluarkan selama bermukim di bantaran Aset Total a. Diukur berdasarkan jumlah aset yang dimiliki pemukim selama di bantaran Jarak Daerah Asal Dengan Bantaran Sungai Diukur berdasarkan jarak total daerah asal pemukim dengan tempat tinggal. Masa Bermukim Diukur berdasarkan jumlah tahun selama bermukim di bantaran Perilaku Bermukim Diukur berdasarkan jumlah Kembali bermukim kembali ke bantaran sungai Jumlah pemukim Diukur berdasarkan jumlah dalam satu rumah penghuni total yang ada di dalam suatu bangunan. B. Persepsi Pemukim Tentang Bermukim Di Bantaran Sungai (X2). Pandangan para pemukim tentang bermukim di bantaran sungai. Adapun faktor yang terdapat didalamnya adalah, penilaian sungai berada dalam kondisi optimal, yang berarti pengetahuan pemukim tentang bantaran sungai dan bantaran dalam kondisi optimal untuk dijadikan tempat bermukim, yang berarti terkait dengan pemahaman mereka tentang lingkungan bantaran sungai (Tabel. 3).

11 66 Tabel 3. Peubah, sub peubah, dan indikator persepsi pemukim 1. Persepsi Pemukim Tentang Bermukim Di Bantaran Sungai (X2) Keuntungan yang di dapatkan dengan bermukim di bantaran (Cost Benefit) a. Skor pemukim mengenai keuntungan mendirikan bangunan di bantaran dibandingkan dengan mendirikan bangunan di tempat lain b. Skor pemukim mengenai keuntungan biaya hidup dibandingkan dengan bermukim di tempat lain c. Skor pemukim mengenai keuntungan mendirikan usaha di bantaran di bandingkan di tempat lain d. Skor pemukim mengenai keuntungan menghemat biaya sewa bangunan dibandingkan ditempat lain e. Skor pemukim mengenai keuntungan membayar pajak bangunan di bantaran dibandingkan di tempat lain f. Skor pemukim mengenai keuntungan menghemat biaya pemakaian air dibandingkan dengan tempat lain g. Skor pemukim mengenai keuntungan meghemat biaya pemasangan listrik dibandingkan dengan bermukim di tempat lain

12 67 h. Skor pemukim mengenai keuntungan menghemat biaya pemakaian listrik dibandingkan dengan bermukim di tempat lain Tujuan Bermukim Di Bantaran a. Skor pemukim mengenai keuntungan mencari pekerjaan b. Skor pemukim mengenai mendirikan usaha di perkotaan c. Skor pemukim mengenai berpindah tempat tinggal d. Skor pemukim mengenai menghindari konflik di daerah asal e. Skor pemukim mengenai mengikuti kerabat yang dikenal Pengetahuan bermukim di bantaran a. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada Fungsi dari bantaran sungai b. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada Fungsi dari sungai a. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada peraturan yang ada mengenai bantaran sungai b. Skor pemukim mengenai pengetahuannya penyakit endemik di bantaran sungai c. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada Material bangunan yang dapat di gunakan

13 68 di bantaran d. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada bahaya yang dialami selama bermukim di bantaran e. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada pohonpohon atau tumbuhan yang dapat di tanam di bantaran sungai f. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada perilaku yang boleh dilakukan di bantaran g. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada perilaku yang tidak boleh dilakukan di bantaran h. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada tindakan/kebiasaan yang dilakukan pada saat arus air normal i. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada tindakan yang dilakukan pada saat arus air pasang j. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada tindakan yang dilakukan pada saat banjir k. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada tindakan

14 69 yang dilakukan pada saat longsor l. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada tindakan yang dilakukan pada saat musim hujan m. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada tindakan yang dilakukan pada saat musim kemarau Kemudahan bermukim di bantaran a. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kemudahan mendirikan bangunan di bantaran sungai. b. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kemudahan akses menuju lokasi kerja c. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kemudahan mendapatkan air bersih d. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kemudahan memasang fasilitas listrik e. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kemudahan mendapatkan izin tinggal f. Skor pemukim mengenai

15 70 pengetahuannya pada kemudahan berdagang (aktivitas bisnis) di bantaran sungai g. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kemudahan mengakses fasilitas MCK h. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kemudahan mengakses fasilitas kesehatan Gangguan yang dialami di bantaran a. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada penggusuran secara paksa b. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada relokasi ke rumah susun c. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada pencemaran air di bantaran d. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada pemulangan ke daerah asal e. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada konflik di bantaran f. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada air pasang g. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada pemandangan yang tidak indah

16 71 h. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada perlakuan yang didapatkan i. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada bau yang tidak sedap j. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada suara bising di pemukiman k. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada banjir tahunan l. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada longsor pada bantaran Kesamaan pola hidup di bantaran dengan daerah asal a. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kesamaan adat istiadat bermukim b. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kesamaan kebiasaan pemukim c. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada normanorma yang berlaku di bantaran sungai d. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kerabat dari daerah asal yang sama e. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada penerimaan pemukim lain di

17 72 bantaran C. Sikap Pemukim Tentang Bermukim Di Bantaran Sungai (X3) Keyakinan yang dimiliki oleh pemukim mengenai bermukim di bantaran sungai. adapun faktor yang terkait di dalamnya berada pada aspek kognitif, afektif dan konatif (Tabel 4). Tabel 4. Peubah, sub peubah, dan indikator sikap pemukim 1. Sikap Pemukim Tentang Bermukim Di Bantaran Sungai (X3) Kepercayaan pemukim tentang bermukim di bantaran sungai (Kognisi) a. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa di bantaran sungai dapat didirikan bangunan pemukiman. b. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa bantaran sungai merupakan tempat usaha yang menguntungkan. c. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa bermukim di bantaran tidak berbahaya d. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa menyewa rumah di bantaran sungai lebih murah. e. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa mendirikan bangunan di bantaran sungai lebih murah secara material maupun tenaga kerja. f. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa bermukim di

18 73 bantaran sungai menghemat biaya transportasi ke lokasi kerja karena jarak yang dekat. g. Skor mengenai kepercayaan pemukim sampah dapat dibuang di sungai h. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa air sungai dapat dikonsumsi. i. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa bermukim di bantaran sungai tidak akan terkena penyakit menular j. Skor mengenai kepercayaan bangunan dapat rusak karena longsor maupun banjir. k. Skor mengenai kepercayaan pemukim bangunan dapat digusur kapan saja. l. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa bantaran sungai dapat dilestarikan. Keyakinan pemukim tentang bermukim di bantaran sungai (Afeksi) a. Skor keyakinan pemukim merasa senang dapat mendirikan bangunan di bantaran sungai b. Skor keyakinan pemukim merasa senang karena dapat mendirikan usaha di bantaran sungai c. Skor keyakinan pemukim

19 74 tidak merasa takut dengan bahaya dari bermukim di bantaran sungai d. Skor keyakinan pemukim merasa senang karena mendirikan bangunan di bantaran lebih murah e. Skor keyakinan pemukim merasa senang karena biaya sewa rumah lebih murah di bantaran f. Skor keyakinan pemukim merasa senang karena dapat menghemat biaya transportasi ke lokasi kerja g. Skor keyakinan pemukim merasa senang karena dapat membuang sampah di sungai h. Skor keyakinan pemukim tidak merasa jijik karena mengkonsumsi air sungai i. Skor keyakinan pemukim tidak merasa takut dengan penyakit menular yang ada di bantaran j. Skor keyakinan pemukim tidak merasa takut dengan dampak dari banjir dan longsor di bantaran sungai k. Skor keyakinan pemukim tidak merasa takut dengan

20 75 penggusuran rumah di bantaran l. Skor keyakinan pemukim merasa senang jika dapat melestarikan bantaran sungai Kecenderungan berperilaku para pemukim di bantaran sungai (Konasi) a. Skor kemampuan pemukim untuk bisa mendirikan bangunan di bantaran sungai. b. Skor kemampuan pemukim untuk bisa mendirikan usaha di bantaran c. Skor kemampuan pemukim untuk bisa meninggikan bangunannya sehingga tidak terkena banjir d. Skor kemampuan pemukim untuk bisa membuat secara swadaya bangunannya e. Skor kemampuan pemukim untuk bisa menyewa bangunan di bantaran sungai. f. Skor kemampuan pemukim untuk bisa memilih lokasi yang dekat dengan tempat kerja di bantaran g. Skor kemampuan pemukim untuk bisa membuang sampah di sungai. h. Skor kemampuan pemukim untuk bisa menggunakan air sungai sebagai sarana MCK

21 76 i. Skor kemampuan pemukim untuk bisa menggunakan pestisida sebagai penangkal nyamuk penyebar penyakit dan berobat ke pusat kesehatan terdekat j. Skor kemampuan pemukim untuk bisa menentukan lokasi rumahnya menjauhi tepi sungai k. Skor kemampuan pemukim untuk bisa berpindah dari bantaran dan mengikuti upaya negosiasi l. Skor kemampuan pemukim untuk bisa melestarikan bantaran sungai.. D. Perilaku Bermukim (Y) Upaya seseorang untuk mendapatkan tempat tinggal dan bertahan hidup melalui beberapa tahapan seperti, merencanakan, membangun, dan menghuni. Dengan cara menyesuaikan diri pada tempat dimana mereka bermukim melalui penggunaan sumber daya, baik dari diri sendiri maupun lingkungan secara illegal maupun legal, yang digunakan sebagai penunjang kehidupan untuk diaplikasikan pada bentuk bangunan dan kondisi lingkungan ditempat mereka bermukim (Tabel 5).

22 77 Tabel 5. Peubah, sub peubah, dan indikator perilaku pemukim 1 Perilaku Bermukim (Y) Perbaikan dan Perawatan Bangunan a. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam memperbaiki atap bangunan b. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam memperbaiki pondasi bangunan c. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam memperbaiki tembok atau dinding d. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam memperbaiki pintu e. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam memperbaiki jendela f. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam memperbaiki ruangan g. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam memperbaiki kamar h. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan atau merawat rumah i. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan atau merawat pekarangan/halaman rumah j. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan

23 78 WC dalam rumah Perilaku Pemukim di Bantaran a. Diukur berdasarkan frekuensi penggunaan air sungai b. Diukur berdasarkan frekuensi penggunaan air sungai untuk BAB c. Diukur berdasarkan frekuensi pembuangan sampah di sungai d. Diukur berdasarkan frekuensi penggunaan air sungai untuk mencuci pakaian e. Diukur berdasarkan frekuensi penggunaan air sungai untuk mencuci perlengkapan makan f. Diukur berdasarkan frekuensi penggunaan air sungai untuk mencuci peralatan masak g. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan sungai h. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan bantaran i. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan parit j. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam menanam pohon di pekarangan rumah k. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam menanam

24 79 pohon di bantaran sungai l. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan WC umum di lingkungannya m. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan balai warga di lingkungannya Aktivitas Sosial Pemukim Aktivitas Kesehatan a. Diukur berdasarkan interaksi pemukim dalam kegiatan Majelis ta lim b. Diukur berdasarkan interaksi pemukim dalam kegiatan Rapat RT/RW c. Diukur berdasarkan interaksi pemukim dalam kegiatan Gotong royong d. Diukur berdasarkan interaksi pemukim dalam kegiatan pengajian e. Diukur berdasarkan interaksi pemukim dalam kegiatan karang taruna a. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian obat nyamuk semprot b. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian obat nyamuk bakar c. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian obat nyamuk jenis aerosol

25 80 d. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian pembersih lantai e. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian pembersih kaca f. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian cat g. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian pengharum ruangan h. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian pengkilap kayu/logam i. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian pengjilang noda pakaian j. Diukur berdasarkan intensitas persiapan makanan utama di rumah k. Diukur berdasarkan intensitas persiapan makanan penunjang di rumah l. Diukur berdasarkan intensitas persiapan makanan kecil di rumah Mempertahankan Bangunan Di Bantaran a. Diukur berdasarkan intensitas pemukim dalam meninggikan lantai hunian b. Diukur berdasarkan intensitas pemukim dalam meninggikan bangunan menjadi dua lantai atau lebih c. Diukur berdasarkan intensitas

26 81 pemukim dalam menguruk tanah bantaran d. Diukur berdasarkan intensitas pemukim ketika mencari tempat pada saat banjir Instrumentasi Instrumentasi merupakan proses penyusunan instrumen yang digunakan sebagai alat ukur dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu berupa kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan peubah penelitian. Pengembangan instrumen dilakukan dengan cara (1) menentukan peubah-peubah yang ada di dalam penelitian, (2) mengembangkan sub-sub peubah, (3) menetapkan indikator pada setiap peubah, (4) mengembangkan pertanyaan disetiap indikator, (5) menyusun kuesioner. Agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmah, instrumen penelitian diuji terlebih dahulu baik validitas maupun realibilitas. Validitas Instrumen Instrumen penelitian tidak pernah terlepas dari tools apa yang digunakan. Penyusunan suatu hipotesa yang benar tidak akan pernah terjawab dengan baik jika kualitas data penelitian tersebut tidak diuji dengan baik oleh alat ukur yang tepat. Validitas instrumen tersusun melalui konsep ketepatan alat ukur mengukur data yang dijadikan objek penelitian. Kesesuaian penggunaan alat ukur dalam penelitian sangat besar peranannya, hal ini karena suatu data dapat dikelompokan dengan alat ukur yang telah disesuaikan dengan alat ukur yang dapat mengukurnya. Ancok dalam Singarimbun (1989) mendefinisikan bahwa validitas adalah ketepatan alat ukur dalam mengukur sedangkan reabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten. Dalam penelitian uji validitas akan menggunakan dua tahapan yaitu, validitas

27 82 konstruk dan validitas isi, validitas konstruk akan menggunakan tahapan sebagai berikut: Pencarian definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli Pendifinisan pribadi oleh peneliti Konfirmasi dengan calon responden Uji validitas isi akan mengujikan pada responden yang memiliki karakteristik sama dengan responden yang akan diteliti, untuk memastikan kesepahaman akan isi dari kuisioner. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemampuan suatu alat ukur dalam mengukur secara konsisten dan sebagai alat ukur yang tepat untuk mengukur gejala yang sama. Suatu penelitian dikatakan reliabel, andal, memiliki ketepatan atau presisi apabila memberikan nilai yang sama ataupun hampir sama jika pemeriksaan dilakukan berulang-ulang. Reliabilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Langkah yang dilakukan untuk memperoleh instrument yang andal (reliable), maka digunakan uji coba lapangan terhadap 15 pemukim didapatkan nilai sebesar dan masuk kedalam kategori reliabel. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji reliabilitas instrument Alfa Cronbach (α) dalam software SPSS 17. Hasil tersebut menunjukkan bahwa alat ukur yang telah diuji coba dapat digunakan dalam penelitian. Muhidin dan Abdurrahman (2007) mengelompokkan nilai uji reliabilitas sebagai berikut: (1) Kurang reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,00 0,20 (2) Agak reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,21 0,40 (3) Cukup reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,41 0,60 (4) Reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,61 0,80 (5) Sangat reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,81 1,00

28 83 Pengumpulan Data Data dikumpulkan pada bulan 30 September sampai dengan 30 November. Pengumpulan data dilakukan pada responden yaitu pemukim di bantaran sungai Ciliwung di DKI Jakarta dibeberapa wilayah seperti Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Pusat (data primer). Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan bantuan tiga orang enumerator yang telah telah diberi penjelasan sebelumnya tentang data yang akan dikumpulkan. Selain itu dikumpulkan juga data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Analisis Data Keseluruhan data yang dikumpulkan, ditabulasi dan dianalisis sesuai dengan kebutuhan dalam pembahasan. Langkah awal yaitu mencari koofisien korelasi setiap variabel dengan menggunakan program SPSS, selanjutnya untuk mengetahui hubungan bersama variabel karakteristik (X1) dengan persepsi (X2), karakteristik (X1) dengan sikap (X3), karakteristik (X1) dengan perilaku bermukim (Y) dan karakteristik (X1), persepsi (X2) dan sikap (X3) dengan perilaku bermukim (Y) digunakan korelasi ganda dengan bantuan program excel 2007.

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Pemikiran 47 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Pemikiran Biogas merupakan salah satu teknologi tepat guna yang dapat memanfaatkan limbah ternak menjadi sumber energi. Biogas (Gas Bio) merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perilaku pemukim di bantaran sungai Jakarta merupakan perilaku yang merugikan dan memiliki sejumlah alasan kuat untuk dirubah karena berdampak buruk pada kerusakan lingkungan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kota Jakarta Timur, dengan fokus pada Kecamatan Jatinegara. Kecamatan ini memiliki 8 Kelurahan yaitu Cipinang Cempedak, Cipinang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan desain penelitian survei, yaitu mengambil contoh dari suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 25 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah semua nelayan yang seluruh atau sebagian besar aktivitasnya melakukan usaha penangkapan ikan demersal di Kecamatan Wangi-Wangi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini: 50 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data wawancara langsung kepada responden

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan perkotaan yang begitu cepat, memberikan dampak terhadap pemanfaatan ruang kota oleh masyarakat yang tidak mengacu pada tata ruang kota yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK GOTONG ROYONG

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK GOTONG ROYONG BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK GOTONG ROYONG TELAGA Kab. Gorontalo kelasx AP 1 pada mata pelajaran PKn. Alasan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai 32 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin Rahmat (000:4), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian merupakan rancangan penelitian yang menggambarkan pendekatan dan metode yang akan dipilih dalam penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega di Jalan Soekarno Hatta No 216,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN Metoda penelitian ini meliputi unsur-unsur: (1) populasi, sampel, dan responden, (2) desain penelitian, (3) data dan instrumentasi, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBANGUNAN KAMPUNG PERKOTAAN TERHADAP KONDISI FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

PENGARUH PEMBANGUNAN KAMPUNG PERKOTAAN TERHADAP KONDISI FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGARUH PEMBANGUNAN KAMPUNG PERKOTAAN TERHADAP KONDISI FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT (Studi Kasus: Kampung Kanalsari Semarang) Tugas Akhir Oleh : Sari Widyastuti L2D

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model adopsi internet oleh guru SMA Negeri. Karena itu, tipe penelitian ini termasuk pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metodologi digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tumbihe. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai bulan November tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR ISI PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini yaitu Tempat Pegolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. Sementara yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data 40 BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan psikologis

Lebih terperinci

Dampak kesehatan lingkungan rumah susun: studi kasus rumah susun Pulo Gadung Bose Devi

Dampak kesehatan lingkungan rumah susun: studi kasus rumah susun Pulo Gadung Bose Devi Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Dampak kesehatan lingkungan rumah susun: studi kasus rumah susun Pulo Gadung Bose Devi Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=76899&lokasi=lokal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan 20 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan cara pengambilan sampel data kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan cara purposive

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation study) yakni penelitian atau penelaahan hubungan antara variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang dimiliki oleh Kota Bogor. Munculnya objek wisata baru yang menawarkan keunggulannya baik dalam bentuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terpaan pesan pencegahan bahaya demam berdarah dan sikap ibu-ibu rumah tangga dilakukan di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data, 1 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan pendekatan penelitian Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data, guna mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Menurut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menjawab persoalan-persoalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Hypermart Kota Gorontalo, dengan waktu penelitian selama 3 bulan dari bulan September-November Tahun 2013. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif tahun ajaran 2013, Universitas Katolik Soegijapranata, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan waktu 1. Tempat : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 50 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metodologi yang dipilih dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk menemukan hubungan modal

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Menurut Singarimbun (1995) survai adalah metode yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan

III.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan III.METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif dengan format eksplanasi. Format eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya

Lebih terperinci

3 METODE Rancangan Penelitian

3 METODE Rancangan Penelitian Peningkatan kesadaran perusahaan terhadap perlunya perilaku tanggung jawab sosial terjadi secara global. Para pengambil kebijakan di perusahaan semakin menyadari bahwa tujuan tanggung jawab sosial adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian Pengaruh faktor bermukim masyarakat terhadap pola persebaran adalah pendekatan penelitian deduktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Cikapundung adalah salah satu sungai yang membelah Kota Bandung melewati 9 kecamatan yang mencakup 13 kelurahan. Sungai Cikapundung memiliki fungsi dan peran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Persero) Kantor Cabang Syariah Malang Jl. Bandung No. 40 Malang

BAB III METODE PENELITIAN. (Persero) Kantor Cabang Syariah Malang Jl. Bandung No. 40 Malang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian akan dilaksanakan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Syariah Malang Jl. Bandung No. 40 Malang 65119 Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian Kuantitatif adalah suatu penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan survei. Menurut Tika (2005: 4) metode deskriptif adalah penelitian yang lebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelurahan Limba B kota Selatan kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni 2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis BAB I PENDAHULUAN 1.4. Latar Belakang Permukiman kumuh merupakan permasalahan klasik yang sejak lama telah berkembang di kota-kota besar. Walaupun demikian, permasalahan permukiman kumuh tetap menjadi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal ini dikarenakan data yang didapat dari penelitian berupa angka atau

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 21 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualititatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menggambarkan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan dipaparkan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan infrastruktur permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu sejak Juni 2008 sampai September 2008 dilakukan di daerah tujuan wisata Jakarta Timur. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

3. METODE PE ELITIA. Hubungan Universitas Antara..., Edesia Indonesia Sekarwiri, F.PSI UI, 2008

3. METODE PE ELITIA. Hubungan Universitas Antara..., Edesia Indonesia Sekarwiri, F.PSI UI, 2008 32 3. METODE PE ELITIA 3.1 Variabel Penelitian Variabel adalah konsep yang dapat diukur dan memiliki variasi hasil pengukuran sehingga dapat dikatakan bahwa variabel merupakan operasionalisasi dari konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai metode survei yang menurut Singarimbun dan Effendi (2011) adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III. Objek dan Metode Penelitian. Objek penelitian ini dilakukan di My Little Kitchen Aussie Steak & Burger.

BAB III. Objek dan Metode Penelitian. Objek penelitian ini dilakukan di My Little Kitchen Aussie Steak & Burger. BAB III Objek dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan di My Little Kitchen Aussie Steak & Burger. Adapun yang menjadi variabel terikat (dependent) pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang ditemukan oleh Karl Pearson pada awal faktor lainnya (Hasan, 2002). B. Populasi dan Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang ditemukan oleh Karl Pearson pada awal faktor lainnya (Hasan, 2002). B. Populasi dan Sampel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Usman (2008), korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat linier antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN Lingkup Penelitian Pada bab ini akan dibahas metodologi yang digunakan dalam penelitian ini. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi penelitian,

Lebih terperinci

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang sering terjadi di suatu negara yang tingkat pembangunannya tidak merata. Fenomena urbanisasi menyebabkan timbulnya pemukimanpemukiman

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi kuantitatif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasi kuantitatif dengan mengkaji keterkaitan antar variabel dengan data berupa angka. B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Populasi dan Sampel 9 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga kampung yaitu: Kampung Legon Pakis da Kampung Cikawung Girang Desa Ujung Jaya serta Kampung Kopi Desa Kertajaya, Kecamatan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. 44 III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini jenis yang digunakan adalah kuantitatif, karena jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini jenis yang digunakan adalah kuantitatif, karena jenis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis yang digunakan adalah kuantitatif, karena jenis kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian memiliki arti yang sangat penting di dalam suatu kegiatan penelitian. Dalam setiap penelitian diperlukan metode penelitian yang tepat dan akurat. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi menurut Suharsimi (2010) adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, penulis ingin mengetahui Daya tarik dan Kepuasan menonton Program acara Talkshow Show Imah di Trans TV terhadap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

METODE PENELITIAN. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pekerjaan Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pegawai Badan Perencanaan. Bappeda dan BPMPPKB Pemerintah Kota Cimahi.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pekerjaan Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pegawai Badan Perencanaan. Bappeda dan BPMPPKB Pemerintah Kota Cimahi. 51 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Sebagai obyek penelitian Pengaruh Implementasi Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pegawai Badan Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian explanatory untuk memahami pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, melalui penelitian survey untuk mendapat generalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi, yaitu penelitian deskriptif untuk mencari hubungan antara dua variabel pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. H. Juanda yang terletak disebelah utara Kota Bandung berjarak + 7 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. H. Juanda yang terletak disebelah utara Kota Bandung berjarak + 7 km dari pusat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda yang terletak disebelah utara Kota Bandung berjarak + 7 km

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kepuasan pemakai jasa Warnet. Untuk itu dalam penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemukiman kumuh merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua kota kota besar di Indonesia bahkan kota-kota besar di negara berkembang lainnya. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang lakukan ini adalah penelitian survey, dimana peneliti melakukan observasi dalam pengumpulan data, peneliti hanya mencatat data seperti

Lebih terperinci