KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SIDOARJO
|
|
- Hadian Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SIDOARJO Jl. Raya Cemengkalang No. 1 Sidoarjo Telp , Fax
2 A. Pendahuluan Pemilihan umum (the election) merupakan sebuah keniscayaan bagi negara penganut demokrasi modern. Pemilihan umum (Pemilu) dijadikan titik tolak proses suksesi nasional untuk memilih para pemimpin bangsa, baik dalam domain eksekutif maupun legislatif. Pergantian pemimpin bangsa melalui pemilu dianggap paling efektif dan sesuai dengan ciri negara penganut demokrasi. Maksud dan tujuan pemilu dari berbagai negara relatif sama, yang membedakan adalah sistem dan proses yang berlangsung dalam pelaksanaannya di masing-masing negara. Pemilu yang bebas dan adil (free and fair) adalah prasyarat dalam suatu sistem politik demokrasi. Pemilu adalah tolak ukur pelaksanaan demokrasi di suatu negara. Di dunia ketiga acapkali pemilu tidak dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Pemilu hanya sekedar menunjukkan bahwa secara formal persyaratan minimal sebagai negara demokrasi telah dilakukan, sedangkan secara substansial masih jauh dari esensi demokrasi itu sendiri. Bangsa Indonesia telah melaksanakan Pemilu sebanyak sebelas (11) kali, sejak orde lama sampai orde baru dan era reformasi ini. Masing-masing orde menganut sistem yang berbeda-beda, sesuai dengan arah perpolitikan nasional. Pada masa orde lama Pemilu hanya dilaksanakan satu kali pada tahun 1955 dengan kontestan multi partai. Adapun pada era orde baru pemilu The Republic Institute Surabaya 1
3 dilaksanakan sebanyak enam (6) kali. Dan sejak era reformasi pemilu telah dilaksanakan empat (4) kali. Pasca reformasi UU pemilu mengalami perubahan secara terus menerus hingga beberapa kali. Perubahan yang paling mendasar adalah bergantinya pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan kepala daerah dipilih secara langsung (one man one vote), demikian juga dengan calon anggota legislative terpilih bukan berdasarkan nomor urut, melainkan berdasarkan suara terbanyak dimasing-masing partai politik sebagai peserta pemilu. Perubahan regulasi ini seharusnya juga diimbangi oleh proses pendidikan pemilih yang berkelanjutan dengan melibatkan berbagai unsur pemerintah dan masyarakat. Untuk membngun kesadaran politik masyarakat melalui saluran pemilu yang demokratis tentu butuh waktu dan proses pendidikan yang terusmenerus. Menggali cara yang solutif untuk mengatasi problem tersebut tentu dengan penelitian adalah langkah yang tepat, sehingga dapat diketahui secara langsung bagaimana harapan dan keinginan masyarakat sebagai rakyat yang berdulat. Karena pada prinsip dasarnya pemilu adalah dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, namun sayangnya acapkali rakyat hanya sebagai penonton dan obyek belaka tanpa dilibatkan secara aktif. B. Distribusi Sampel Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 430 sampel yang menyebar di enam Dapil dan sepuluh Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. The Republic Institute Surabaya 2
4 Distribusi sampel menyebar di enam (VI) Daerah Pemilihan sesuai dengan jumlah Dapil yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Dari enam Dapil tersebut menyebar ke sepuluh kecamatan dengan prosentasi yang tergambar dalam tabel sebagai berikut : Distribusi Sampel Berdasarkan Daerah Pemilihan No DAPIL Jumlah dalam % 1 Dapil I 21, 4 2 Dapil II 14,9 3 Dapil III 13,0 4 Dapil IV 14,4 5 Dapil V 20,9 6 Dapil VI 15,3 Distribusi Sampel Berdasarkan Wilayah Kecamatan No Kecamatan Jumlah dalam % 1 Sidoarjo 14 2 Tanggulangin 8,8 3 Porong 6,5 4 Prambon 7,0 5 Krian 13,0 6 Sukodono 7,9 7 Tulangan 6,0 8 Waru 20,9 9 Sedati 7,4 10 Gedangan 7,9 TOTAL 100 The Republic Institute Surabaya 3
5 Karakteristik Responden berdasarkan tempat tinggalnya terlihat bahwa sejumlah besar responden berada di wilayah pedesaan atau pinggiran, yaitu berjumlah 54,4%. Dan yang tinggal di daerah perkotaan atau perumahan berjumlah 45,6%. Namun dari jumlah prosentase tersebut relative berimbang mengingat wilayah Sidoarjo berkembang sebagai wilayah penyangga Kota Surabaya sehingga Sidoarjo dapat dikatakan sebagai daerah satelit bagi Surabaya. Oleh karena itu diseluruh kecamatan di Kabupaten Sidoarjo menjadi wilayah pengembangan perumahan. Distribusi Sampel Berdasarkan Tempat Tinggal No Tempt Tinggal Jum dlm % 1 Kota / Perumahan 45,6 2 Desa / Pinggiran 54,4 Umur responden adalah masyarakat yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilu, yaitu minimal umur 17 tahun. Dalam penelitian ini umur responden dibagi dalam lima kluster, sebagaimna tergambar dalam tabel berikut ini : C. Latar Belakang Responden Kelompok Usia Responden No Usia Jumlah dlm % 1 < 20 Tahun 1, Tahun 12, Tahun 25, Tahun 38,6 The Republic Institute Surabaya 4
6 5 > 50 Tahun 21,9 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi sampel merata ke semu kelompok umur, dan mayoritas responden adalah masyarakat Sidoarjo yang berumur 30 sampai 50 tahun. Adapun jenis kelamin responden terdiri dari 69,8% laki-laki dan 30,2% perempuan. Ada beberapa alasan kenapa pemilih perempuan hanya berjumlah 30 persen dari sampel, hal ini karena dalam kultur bangsa Indonesia khususnya Jawa, yang dianggap bertanggung jawab dalam sebuah rumah tangga adalah laki-laki, maka ketika dilakukan survey maka laki-lakilah yang tampil dahulu dan perempuan agak sulit jika di rumah tersebut ada laki-laki. Alasan lainnya adalah menyangkut aspek pemilu, dimana akseptabilitas politik laki-laki lebih luas daripada perempuan. Tingkat Pendidikan Responden No Tingkat Pendidikan Prosentase (%) 1 Tidak Sekolah 2,8 2 SD / Sederajat 21,4 3 SLTP / Sederajat 24,2 4 SLTA / Sederajat 42,8 5 PT. / Sederajat 8,8 Pekerjaan Responden No Pekerjaan Prosentase (%) 1 PNS 1,4 2 Pengusaha 1,4 The Republic Institute Surabaya 5
7 3 Pedagang 16,7 4 Karyawan Swasta 31,2 5 Petani 13,0 6 Sektor Informal 15,8 7 Lain-lain 20,5 Tingkat Penghasilan No Tingkat Penghasilan Prosentase (%) 1 < , < 3, ,6 3 3, < ,2 4 > Latar Belakang Responden Berdasarkan Organisasi Masyarakat Organisasi kemasyarakatan diidentifikasi sebagai dasar pemetaan kultur, bukan sebagai pengikut formal yang dibuktikan melalui kepemilikan kartu anggota atau bukti lainnya, namun berdasarkan kecenderungan kultural responden. No Ormas Prosentase (%) 1 NU / dibawah naungan NU 79,5 2 Muhammadiyah / dibawah Naungan MD 9,8 3 Gereja 7,4 4 Lain-lain 3,3 The Republic Institute Surabaya 6
8 C. Kesukarelaan Masyarakat dalam Pemilihan Umum 1. Kesukarelaan dalam memilih Bupati dan Wakil Bupati Pengukuran kesukarealaan dalam Pemilukada ini diukur berdasarkan pemilukada tahun Pada pemilukada tahun tersebut diikuti oleh lima pasang calon, yaitu 1. Yuni Sarto (YS), 2. Emy Khulaim (Mikul), 3. Agung Syamsul (Sahid), 4. Saiful Cipto (Suci), dan 5. BPW. Huda. Perolehan suara masing-masing pasangan calon berdasarkan rekapitulasi dari KPU Kabupaten Sidoarjo adalah sebagaimana tabel berikut : Perolehan Suara Pemilukada Kabupten Sidoarjo Tahun ,84% 7,32% 11,13% 3,25% ,46% 4 5 Dari jumlah tersebut angka Golputnya tergolong masih tinggi yaitu mencapai 38,45%. Hal ini selaras dengan hasil survey yang kami lakukan berdasarkan tingkat kesukarelaan masyarakat dalam mengikuti pemilukada di The Republic Institute Surabaya 7
9 Sidoarjo adalah 65,6 % menyatakan sukarela dan 34,4% menyatakan tidak sukarela. Kesukarelaan dalam Pemilukada tahun 2010 No Tingkat Kesukarelaan Prosentase (%) 1 Sukarela 65,6 2 Tidak Sukarela 34,4 Ada beberapa alasan yang kami tanyakan kepada responden, mengenai penyebab mengapa mereka sukarela dalam memberikan suaranya saat pemilukada, yaitu untuk memenuhi hak politik, untuk mendukung kemenangan calon tertentu, demi untuk perbaikan pemerinthan kedepan, menyukai sosok dari calon bupati dan wakil bupati, pemilunya yang jujur dan adil, dan sukarela karena cabupnya didukung oleh partai yang dia pilih. Dari alasan-alasan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut : No Kesukarelaan Ya (%) Tidak (%) 1 Untuk memenuhi hak politik 85,2 14,8 2 Untuk mendukung kemenangan calon tertentu 80,5 19,5 3 Demi untuk perbaikan pemerinthan kedepan 86,7 13,3 4 Menyukai sosok dari calon bupati dan wakil 62,5 37,5 bupati 5 Pemilunya yang jujur dan adil 78,9 21,1 6 Cabupnya didukung oleh partai yang dipilih 42,2 61,2 The Republic Institute Surabaya 8
10 Tabel diatas menunjukkan bahwa masyarakat yang sukarela dalam menggunakan hak politiknya memiliki kesadaran politik yang baik dan memiliki harapan yang tinggi terhadap kebaikan pemerintahan kedepan. Dimana mereka sukarela memilih karena berharap pemerintahan kedepan akan lebih baik, terdapat 86,7% yang menyatakan demikian, dan 85,2% menyatakan untuk memenuhi hak politiknya sebagai warga negara. Hal yang patut dijadikan perhatian dan harapan bagi penyelenggara pemilu dan pemerintah adalah pernyataan responden yang masih memiliki kepercayan tinggi terhadap proses penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil (sebanyak 78,9%), meskipun yang menyatakan demikian adalah dari responden yang terkelompokkan dalam kluster sukarela. Dari hasil riset ini juga menunjukkan bahwa tidak ada fanatisme terhadap partai tertentu yang didukungnya. Hal ini terbukti dari responden yang dengan sukarela menggunakan hak pilihnya hanya 42,2% yang mendukung Cabup dengan alasan didukung oleh partai tertentu yang dia pilih, tetapi sejumlah besar mereka tidak mendukung itu, yaitu sebanyak 61,2%. Pemilih partai A belum tentu dia akan memilih cabup yang diusung oleh partai A tersebut. Berdasarkan hasil survey ini ternyata mereka lebih tertarik memilih cabup berdasarkan kriteria-kriteria lainnya, bukan cabup yang diusung oleh parpol yang dia dukung. Figure calon jauh lebih penting daripada keberadaan partai pengusung. Selanjutnya jika dari masing-masing pertanyaan tersebut responden hanya diperbolehkan memilih salah satu alasan saja, maka hasilnya adalah masyarakat yang dengan sukarela menggunakan hak pilihnya karena untuk memenuhi hak politiknya (34,2%), kemudian yang mereka pilih adalah sosok pribadi calon The Republic Institute Surabaya 9
11 bupati dan wakil bupati itu sendiri, menyangkut integritas, kapabilitas, performans dan lainnya (22,2%), demi untuk perbaikan pemerintahan kedepan dipilih oleh responden sebanyak (17,1%), untuk mendukung kemenangan calon tertentu dengan berbagai alasan yang menyertainya (14,5%), calon kepala daerahnya didukung oleh partai yang dia pilih (6,8%) dan yang menyatakan pemilunya dapat berjalan jujur dan adil hanya 5,1%. Alasan Utama Kesukarelaan No Kesukarelaan Prosentase % 1 Untuk memenuhi hak politik 34,2 2 Untuk mendukung kemenangan calon tertentu 14,5 3 Demi untuk perbaikan pemerintahan kedepan 17,1 4 Menyukai sosok dari calon bupati dan wakil bupati 22,2 5 Pemilunya yang jujur dan adil 5,1 6 Cabupnya didukung oleh partai yang dipilih 6,8 2. Aspek ketidaksukarelan dalam Memilih Bupati dan Wakil Bupati Mengapa partisipasi masyarakat dalam pemilu rendah, angka golput tinggi, pemilu kurang dipercaya karena penyelenggaranya kurang jujur dan adil, serta sederet pertanyaan lain yang menyebabkan pemilu kualitasnya rendah karena kerelaan masyarakat untuk berpartisipasi juga masih rendah. Hasil riset yang kami lakukan terhadap 430 responden menunjukkan bahwa daya ikat pemilu yang paling kuat adalah faktor money politic (politik uang). Diantara beberapa alasan yang diberikan oleh responden dalam hal ketidakrelaan mereka dalam menggunakan hak pilihnya pada pemilu adalah The Republic Institute Surabaya 10
12 adanya pemberian uang, yang berjumlah cukup tinggi yaitu 86,3%. Meskipun tidak rela namun mereka tetap menggunakan hak pilihnya karena telah menerima uang, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran politik dalam pemilu belum terjadi dengan baik di masyarakat. Dalam proses pemilukada, - hampir mirip dengan aspek pemberian uangyang menjadi penyebab lainnya adalah adanya pemberian materi (rupa-rupa bentuk materinya), dalam pemilu daya pikat lain yang tidak kalah kuatnya dengan pemberian uang adalah pemberian materi yang berjumlah 71,2 %. Ini adalah masalah yang serius dan mengancam proses demoktratisasi di Indonesia. Demokrasi tidak akan berjalan tanpa ada kesadaran dari semua pihak warga Negara, terutama dari pemerintah, partai politik dan penyelenggara sebagai pihak yang mengawal proses tersebut. Penyebab lainnya yang menjadi alasan masyarakat adalah adanya anggapan bahwa pemilu tidak akan merubah keadaan (42,2%), proses pemilu yang tidak jujur dan adil (46,6%), karena faktor pekerjaan (46,6%). Faktor Penyebab Ketidaksukarelaan No Alasan Ketidaksukarelaan Ya (%) Tidak (%) 1 Diberi uang 86,3 13,7 2 Diberi materi 71,2 28,8 3 Dipaksa tim sukses 28,8 71,2 4 Bekerja 46,6 53,4 5 Pemilunya tidak jujur dan adil 46,6 53,4 6 Tidak merubah keadaan 42,2 61,2 The Republic Institute Surabaya 11
13 Data diatas dapat dikatakan pada taraf cukup mencemaskan bila masyarakat sudah apatis terhadap pemilu, kareana dengan pemilu tidak akan merubah keadaan, hanya menganggap pemilu sebagai program rutinitas saja tanpa memiliki efek yang signifikan bagi masyarakat. Harapan bahwa dengan adanya suksesi kepemimpinan melalui proses pemilu akan merubah keadaan (kearah yang semakin baik), semakin kecil harapan tersebut. Pemilu Legislatif Aspek kesukarelaan dan ketidaksukarelaan dalam pemilu legisltif relative memiliki aspek-aspek kesamaan dengan pemilihan kepala daerah, tentu ada sedikit perbedaan, namun tidak signifikan, karena pada dasarnya proses pemilu, baik legislative maupun eksekutif dimasyarakat tidak terdapat perbedaan kecuali hanya peserta pemilunya atau kontestannya saja yang membedakan. Oleh krena itu tingkat pemhaman masyarakat juga tidak berbeda. Parpol Peserta Pemilu 2014 Dibwah ini adalah parpol peserta pemilu tahun 2014 di Kabupaten Sidoarjo. The Republic Institute Surabaya 12
14 Diantara duabelas parpol tersebut hanya dua partai yang tidak memperoleh kursi di DPRD Kabupaten Sidoarjo, yaitu Hanura dan PKPI. Responden yang kami survey mengidentifiksikan pilihan parpolnya pada pemilu 2014 adalah sebagai berikut : No Nama Parpol Prosentase % 1 Nasdem 1,9 2 PKB 35,7 3 PKS 3,8 4 PDIP 20,2 5 Golkar 5,2 6 Gerindera 16,9 7 Demokrat 6,1 8 PAN 7,5 9 PPP 1,5 10 Hanura 0 11 PBB 1,3 12 PKPI 0 TOTAL 100 The Republic Institute Surabaya 13
15 Tingkat kesukarelaan dalam pemilu Terdapat beberapa faktor penting yang dijadikan alat ukur terhadap responden tingkat kesukarelaan masyarakat sebagai pemilih dlm pemilu, yaitu yang tergambarkan dalam tabel berikut : kesukarelaan pilihan partai ya, sukarela tidak sukarela Frequency Percent Percent Percent memenuhi hak politik Ya Tidak Frequency Percent Percent Percent Ya Tidak mendukung kemenangan calon Frequency Percent Percent Percent The Republic Institute Surabaya 14
16 untuk kebaikan pemerintah kedepan Ya Tidak Frequency Percent Percent Percent Ya Tidak menyukai calon Frequency Percent Percent Percent Ya Tidak pemilu jurdil Frequency Percent Percent Percent Ya Tidak mendukung calon pilihan partai Frequency Percent Percent Percent The Republic Institute Surabaya 15
17 alasan sukarela lain Ya Tidak Frequency Percent Percent Percent alasan sukarela utama memenuhi hak politik mendukung kemenangan calon kebaikan pemerintah kedepan menyukai cabup pemilu jurdil mendukung cabup pilihan lain lain2. Frequency Percent Percent Percent Faktor-Faktor yang Menyebabkan Ketidaksukarelaan dipaksa tim sukses Ya Tidak Frequency Percent Percent Percent The Republic Institute Surabaya 16
18 diberi uang calon Ya Tidak Frequency Percent Percent Percent Ya Tidak diberi materi calon Frequency Percent Percent Percent Ya Tidak bekerja Frequency Percent Percent Percent Ya Tidak pemilu tdk merubah keadaan Frequency Percent Percent Percent The Republic Institute Surabaya 17
19 kebijakan pemilu tdk fair & adil Ya Tidak Frequency Percent Percent Percent Tidak alasan tidak sukarela lain Frequency Percent Percent Percent alasan tidak sukarela utama dipaksa tim sukses sudah diberi uang oleh calon sudah diberi materi calon pemilu tdk merubah keadaan lain2 Frequency Percent Percent Percent Tingkat kesukarelaan Masyarakat dalam PILPRES 2014 Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih oleh responden pada pilpres No Calon Presiden dan Wakil Presiden Prosentase (%) 1 Prbowo Hatta 46,1 The Republic Institute Surabaya 18
20 2 Jokowi JK 53,9 Kesadaran masyarakat dalam memilih presiden dan wakil presiden cukup tinggi dan menggantungkan harapan yang kuat, bahwa pergantian pucuk pimpinan Negara ini akan mampu merubah keadaan dan efeknya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat, hal ini berbeda dengan pileg dan pilbup. Hasil riset kami terhadap 430 responden menunjukkan, bahwa kesukarelaan masyarakat dalam pemilu sangat tinggi, mencapai 90,1% dan yang menyatakan tidak sukarela hanya 9,9%. Kesukarelaan dalam PILPRES 2014 No Jenis Partisipasi Prosentase (%) 1 Ya, Sukarela 90,1 2 Tidak Sukarela 9,9 Beberapa faktor yang kami jadikan bahan pertanyaan kepada responden, yang menjadi dasar atau alasan mereka dalam mengikuti Pilpres, yaitu untuk memenuhi hak politik, untuk mendukung kemenangan calon, untuk kebaikan pemerintahan kedepan, menyukai capres dan cawapresnya, pemilu yang dpat dilaksanakan secara jujur dan adil, serta mendukung capres yang diusung oleh partai yang dia dukung. Adapun gambaran hasil risetnya sebagaimana tabel berikut : The Republic Institute Surabaya 19
21 a. Untuk memenuhi hak politik No Motif Kesukarelaan Prosentase (%) 1 Ya 83,9 2 Tidak 16,1 b. Untuk mendukung kemenangan Capres No Motif Kesukarelaan Prosentase (%) 1 Ya 86,5 2 Tidak 13,5 c. Untuk Kebaikan Pemerintahan kedepan No Motif Kesukarelaan Prosentase (%) 1 Ya 92,7 2 Tidak 7,3 d. Menyukai Capres - Cawapres No Motif Kesukarelaan Prosentase (%) 1 Ya 80,2 2 Tidak 19,8 e. Pemilu yang jujur dan adil No Motif Kesukarelaan Prosentase (%) The Republic Institute Surabaya 20
22 1 Ya 77,1 2 Tidak 22,9 f. Capres pilihan partai politik yang didukung No Motif Kesukarelaan Prosentase (%) 1 Ya 52,1 2 Tidak 47,9 Faktor utama Sukarela dalam Pilpres No Alasan Kesukarelaan Prosentase (%) 1 Untuk memenuhi hak politik 16,6 2 Untuk mendukung kemenangan Capres 13,3 3 Untuk Kebaikan Pemerintahan kedepan 20,4 4 Menyukai Capres - Cawapres 39,8 5 Pemilu yang jujur dan adil 2,2 6 Capres pilihan partai politik yang didukung 6,6 7 Lain lain 1,1 Faktor-Faktor Penyebab Ketidaksukarelaan dalam Pemilu Dipaksa oleh Tim Sukses No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya Tidak 0 The Republic Institute Surabaya 21
23 Menerima Uang dari Colon/Timses No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya Tidak 0 Dapat Bingkisan dari Calon No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya Tidak 0 Bekerja No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya 47,8 2 Tidak 52,2 Pemilu tidak merubah keadaan No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya 43,5 2 Tidak 56,5 The Republic Institute Surabaya 22
24 Pemilu tidak Jujur dan Adil No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya 4,3 2 Tidak 95,7 Dari beberapa tabel yang terpapar diatas terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara pileg dan pilpres. Dimana dalam pilpres, masyarakat relatif masih menaruh harapan besar dan tidak terlihat unsur politik uang yang menyebabkan mereka tidak sukarela dalam mengikuti pemilu. Arah Kebijakan dalam Meningkatkan Kesukarelaan Pemilu Berikut ini adalah beberapa poin penting yang dapat dijadikan ukuran untuk mengambil kebijakan terhadap proses pemilu. Bagaimana sikap, pandangan, dan pendapat masyarakat sebagai pemilih. Berikut ini adalah hasil penelitian tersebut, yaitu : 1. Proses penentuan calon yang jujur dan adil No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya 67,4 2 Tidak 32,6 2. Sanksi Tegas terhadap Pelaku Money Politic No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya 64,7 The Republic Institute Surabaya 23
25 2 Tidak 35,3 3. Sanksi Tegas terhdap Pelaku Black Compign No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya 58,6 2 Tidak 41,4 4. Prosedur Demokrasi dijalankan secara Benar No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya 72,1 2 Tidak 27,9 5. Penegakan Peraturan dalam Penyelenggaraan Pemilu No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya 69,8 2 Tidak 30,2 6. Fungsi Pengawasan diperketat (berjalan dengan Baik) No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya 75,3 2 Tidak 24,7 The Republic Institute Surabaya 24
26 7. Libur Nasional No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya 58,6 2 Tidak 41,4 8. Peningkatan Sosialisasi Pemilu No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya 76,3 2 Tidak 23,7 9. Pendidikan Pemilu secara baik No Jawaban Responden Prosentase (%) 1 Ya 84,2 2 Tidak 15,8 Selanjutnya responden peneliti minta untuk meranking sesuai dengan pilahannya dari setiap aspek yang penting untuk dijadikan dasar dalam mengambil kebijakan melalui regulasi yang tepat. The Republic Institute Surabaya 25
27 Kebijakan yang sesuai untuk meningkatkan kesukarelaan dalam pemilu Jenis Aspirasi Prosentase % 1. Proses penentuan calon presiden fair & adil 7,9 2. Adanya sanksi tegas bagi politik uang 7,4 3. Adanya sanksi tegas bagi politik hitam 3,7 4. Prosedur demokrasi yang dijalankan secara benar Penegakan peraturan dalam penyelenggaraan Pemilu 12,1 6. Pengawas pemilu dapat menjalankan fungsinya dengan baik 9,3 7. Libur nasional 6,5 8. Peningkatan Sosialisasi Pemilu 23,3 9. Pendidikan Pemilu yang Baik 15,8 10. lain-lain 1,4 TOTAL 100 Sikap Masyarakat terhadap Money Politik Hal penting yang perlu diketahui dan dipahami oleh semua pihak adalah pandangan dan sikap masyarakat yang berkaitan dengan politik uang. Oleh karena itu dalam penelitian ini kami jadikan bahan pertanyaan kepada responden, agar diperoleh data yang valid mengenai sikap masyarakat tersebut agar dapat dicarikan solusinya. Sikap terhadap Politik Uang No Sikap yang diambil Prosentase (%) 1 Menerima uang tersebut dan memilih yang 26,0 memberi 2 Menerima uang tersebut tetapi tetap memilih 41,4 The Republic Institute Surabaya 26
28 berdasarkan hati nurani 3 Menerima uang tersebut dan memilih calon yang 25,6 memberi uang paling banyak 4 Menolak menerima uang tersebut 7,0 Tabel diatas menunjukkan bahwa politik uang menjadi sesuatu yang paling menentukan dalam pemilu. Betapa tidak, hanya 7% responden yang menyatakan menolak menerima uang, berarti ada 97% pemilih yang mau menerima uang, dengan variasi sikapnya masing-masing. Terdapat 26% pemilih yang siap memilih kepada siapa yang memberi uang, dan 25,6% akan memilih calon yang mampu memberi uang paling banyak, dan sejumlah 41,4% pemilih yang menyatakan akan memilih sesuai dengan hati nuraninya, tetapi mau masih menerima uangnya. Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa persen peluang calon yang tidak memberikan sesuatu akan terpilih kalau fenomenanya seperti gambaran survey ini. Karena nyatanya masyarakat pemilih akan memilih yang memberi uang berjumlah mayoritas, yaitu 51,6% gabungan kelompok pertama dan ketiga yang sama-sama akan memilih calon yang memberi uang. Fenomena ini menjadi tantangan yang sangat berat bagi semua pihak yang peduli terhadap nasib demokrasi di Indonesia, khususnya bagi penyelenggara, pemerintah, parpol dan peserta pemilu. Selain terdapat pemberian kepada pemilih berupa uang ada bentuk lain yang seringkali digunakan dalam mendekati para pemilih, yaitu dengan memberikan bingkisan (barang), seperti kaos, tas, topi, kerudung, sembako, The Republic Institute Surabaya 27
29 souvenir dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian ini masyarakat pemilih mayoritas menyukai bingkisan berupa sembako (59,6%). Lebih terperincinya seperti terlihat dlam tabel dibawah ini : Bingkisan yang diinginkan No Jenis Bingkisan/barang Prosentase (%) 1 Kaos 15,9 2 Jilbab/kerudung 3,4 3 Sarung 4,8 4 Tas 1,4 5 Topi 0,5 6 Sembako 59,6 7 Lainnya 14,4 Pemilu dan politik uang nampaknya sudah menyatu seperti dua sisi mata uang. Dimana pemilu dijalankan aroma politik uang langsung merebak. Kalau godaan politik uang terus dibiarkan dan leluasa menjalankan aksinya tanpa ada tindakan hukum yang tegas tentu kan mengancam dan menurunkn kualitas pesta demokrasi yang menjunjung tinggi fairplay, kontestasi yang jujur dan adil. Kesimpulan Dari uraian singkat diatas, berdasarkan hasil penelitian tentang perilaku memilih masyarakat yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dalam memahami pemilu dan tingkat kerelaannya untuk ikut ambil bagian dalam proses demokrasi di Indonesia, dalam hal ini proses pemilu (Legislatif maupun Eksekutif), dapat disimpulkan dalam beberapa poin pokok yaitu : The Republic Institute Surabaya 28
30 1. Sikap atau perilaku masyarakat dalam pemilu, partisipasi dan kesukarelaannya masih dibayangi oleh berbagai aspek yang mengiringinya. Tingkat kepercayaan kepada penyelenggara pemilu yang kurang, anggapan bahwa proses pemilu tidak jujur dan adil. Tujuan mulia pemilu yang demokratis, untuk mengantarkan para pemimpin bangsa dinodai oleh beragam tindakan calon yang tidak terpuji, misalnya dengan merebaknya daya pikat politik uang yang terus menggoda para pemilih dari peserta pemilu beserta tim suksesnya (pemilukada, pileg, dan pilpres). 2. Sosialisasi dan pendidikan politik sangat penting untuk memberikan pemahaman dan kesadaran politik masyarakat. Terlihat dengan jelas dari hasil penelitian ini bahwa masyarakat menginginkan adanya pendidikan pemilu yang baik, terdapat 84,2% yang menginginkan program pendidikan pemilu ini dilaksanakan secara kontinyu. Dan masyarakat juga menginginkan adanya sosialisasi pemilu yang intens, tercatat 76,3% masih menginginkan peningkatan sosialisasi pemilu. 3. Partisipasi dan kesukarelaan masyarakat dalam pemilu akan kan meningkat jika keinginan dan harapan seperti yang tertuang dalam survey ini dapat dipenuhi oleh Negara, atau para pihak yang memiliki tanggungjawab terhadap pelaksanaan pemilu baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemilu akan berjalan dengan baik dan sukses bilamana semua pihak mampu bersinergi untuk menjalankan peran dan fungsinya dengan baik pula. The Republic Institute Surabaya 29
31 Penyelenggara yang amanah, transparan, taat asas dan menjalankan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pemerintah beserta jajarannya hingga paling bawah memberikan fasilitas yang memadai dan bersikap netral, para pihak yang berkompetisi dari parpol, caleg, calon bupati, walikota, gubernur dan presiden bersaing secara sehat dalam mendekati pemilih. Tidak melanggar aturan dan mengikuti semua aturan yang diberlakukan. Masyarakat sebagai pemilih harus cerdas dan menyadari posisinya untuk ikut aktif dalam proses pemilu, tidak mudah pindah pilihan hanya karena hal-hal yang berkitan dengan iming-iming materi, tanpa melihat visi misi dan program serta integritas dan rekam jejak si calon. The Republic Institute Surabaya 30
BAB III DATA RESPONDEN
BAB III DATA RESPONDEN A. JENIS KELAMIN RESPONDEN Penelitian ini sebagian besar mengambil kelompok laki-laki sebagai responden. Dari 8 responden yang diwawancarai dan yang ikut FGD, terdapat orang responden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca reformasi bangsa kita sudah berhasil melaksanakan pemilihan umum presiden yang di pilih langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses pengambilan hak suara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan
Lebih terperinciANATOMI CALEG PEMILU FORMAPPI 3 Oktober 2013
ANATOMI CALEG PEMILU 2014 FORMAPPI 3 Oktober 2013 I. Pengantar Alasan melakukan kajian: Membantu pemilih mendapatkan informasi yang utuh tentang Caleg dalam Pemilu 2014. Lingkup kajian: Profil Caleg Pemilu
Lebih terperinciPeningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin
Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin Jakarta, 14 Desember 2010 Mengapa Keterwakilan Perempuan di bidang politik harus ditingkatkan? 1. Perempuan perlu ikut
Lebih terperinciPublik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD
Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD September 2014 Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada Oleh DPRD Bandul RUU Pilkada kini
Lebih terperinciLAPORAN SURVEY PERILAKU PEMILIH MENJELANG PILKADA KABUPATEN LAMONGAN
LAPORAN SURVEY PERILAKU PEMILIH MENJELANG PILKADA KABUPATEN LAMONGAN Oleh: PUSAT STUDI DEMOKRASI DAN HAM ( PuSDekHAM ) FISIP UNISDA LAMONGAN 2015 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI....2 PENGANTAR..3 METODE....5 TEMUAN.6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Di negara yang menganut sistem demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan, kedaulatan berada
Lebih terperinciTAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI
TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI ENI MISDAYANI, S.Ag, MM KPU KABUPATEN KUDUS 26 MEI 2014 DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran
Lebih terperinciPENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?
PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? Jakarta, 29 Januari 2014 Q: Apakah Ibu/Bapak/Saudara tahu atau tidak tahu bahwa Tahun 2014 akan dilaksanakan Pemilihan Legislatif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian pemimpin pada tingkatan daerah sebagai syarat meneruskan estafet pemerintahan. Pemilu
Lebih terperinciBAB III SETTING PENELITIAN. Timur. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah Kabupaten
BAB III SETTING PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Sidoarjo adalah salah satu Kabupaten di provinsi Jawa Timur. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah
Lebih terperinciHead to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014
Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Vs Prabowo-Hatta dan Kampanye Negatif Geliat partai politik dan capres menggalang koalisi telah usai. Aneka
Lebih terperinciPublik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah
Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah LSI DENNY JA Oktober 2014 Mayoritas Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah Kalah lagi dalam pemilihan pimpinan MPR, Koalisi Jokowi-JK (Koalisi Indonesia
Lebih terperinci13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014
13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014 1 13 Hari Yang Menentukan Tiga belas hari menjelang pemilu presiden 9 Juli 2014, total pemilih yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih
Lebih terperinciBEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014
BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014 1 Rebutan dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar (NU, Muhammadiyah, Petani, Buruh, dan Ibu Rumah Tangga) Empat puluh hari
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMETAAN PERSEPSI ATAS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI KEPEMILUAN, PARTISIPASI DAN PERILAKU PEMILIH DI KABUPATEN BANGLI Kerjasama Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangli dan Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti
Lebih terperinciGOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014
GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM LSI DENNY JA Desember 2014 Golkar Pasca Putusan Menkumham Menteri Hukum dan Ham (Menkumham) telah mengeluarkan keputusan bahwa pemerintah tak bisa menentukan apakah Munas
Lebih terperinciNASKAH PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI ANGGOTA DPRD KABUPATEN SIDOARJO PEMILU 2019
NASKAH PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI ANGGOTA DPRD KABUPATEN SIDOARJO PEMILU 2019 Jl. Raya Cemengkalang No. 1 Sidoarjo Telp. 031-8956691, 8956692 Fax. 031-8054345 Website : kpud-sidoarjokab.go.id
Lebih terperinciMayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014
Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri LSI DENNY JA November 2014 Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segera Bubarkan Diri Mayoritas publik. sebesar 61. 20 %, ingin DPR tandingan yang
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 31 /Kpts/KPU-Kab-012.329506/2014 TENTANG PENETAPAN TANGGAL DAN TEMPAT PELAKSANAAN KAMPANYE RAPAT
Lebih terperinciEfek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental
Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental (Adinda Tenriangke Muchtar, Arfianto Purbolaksono The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research) http://www.shnews.co/detile-28182-gelombang-efek-jokowi.html
Lebih terperinciJokowi Pasca Naiknya BBM. LSI DENNY JA November 2014
Jokowi Pasca Naiknya BBM LSI DENNY JA November 2014 Jokowi Pasca Naiknya BBM Pemerintahan Jokowi-JK akhirnya memutuskan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Jokowi menaikan dua harga BBM bersubsidi
Lebih terperinciPASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016
PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016 Paska Munaslub : Golkar Perlu Branding Baru? Paska Munaslub dengan terpilihnya Setya Novanto (Ketum) dan Aburizal
Lebih terperinciPEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014
PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES 2014 Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014 Kata Pengantar PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES 2014 Pemilu Legislatif 2014 telah selesai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan pilar demokrasi dalam suatu negara seperti di Indonesia. Kehadiran partai politik telah mengubah sirkulasi elit yang sebelumnya tertutup bagi
Lebih terperinciREKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...
Lampiran 2 Model F6-Parpol REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI 1 PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) 2 PARTAI BULAN BINTANG (PBB) TAHAP I TAHAP II TAHAP I TAHAP II TAHAP I TAHAP
Lebih terperinciMAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN. Konpers LSI Juli 2014
MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN Konpers LSI Juli 2014 1 MAYORITAS PUBLIK INGINKAN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN Menjelang pengumuman pemenang Pilpres oleh KPU tanggal 22 Juli besok,
Lebih terperinciMASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.
MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014. HASIL RISET PARTISIPASI MASYARAKAT OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v
i DAFTAR ISI Daftar isi... i Daftar Tabel....... iv Daftar Gambar... v I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 12 C. Tujuan Penelitian... 12 D. Kegunaan Penelitian... 12 II.
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI
TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan
Lebih terperinciPerempuan dan Pembangunan Berkelanjutan
SEMINAR KOALISI PEREMPUAN INDONESIA (KPI) Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan 20 Januari 2016 Hotel Ambhara 1 INDONESIA SAAT INI Jumlah Penduduk Indonesia per 201 mencapai 253,60 juta jiwa, dimana
Lebih terperinciUNTUK SISWA SMA SE-KOTA MEDAN
Kuisioner Persepsi Pemilih Pemula UNTUK SISWA SMA SE-KOTA MEDAN (Siswa Telah Berusia 17 Tahun Pada Tanggal 9 April 2014) Biodata Responden Nama :............................................ Tanggal Lahir
Lebih terperinciKajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik
Koalisi Pemantauan Dana Kampanye Transparansi Internasional Indonesia dan Indonesia Corruption Watch Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN Nomor 11/Kpts/022.658791/III/2014 TENTANG JADWAL KAMPANYE RAPAT UMUM PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budiarjo (2008) mengatakan, salah satu perwujudan demokrasi yang menunjukkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Demokrasi yang sehat dapat dilihat melalui pembangunan masyarakat politik yang baik dan kondusif.
Lebih terperinciPKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO
PRESS RELEASE HASIL SURVEI ELEKTABILITAS PARPOL ORKESTRA: ELEKTABILTAS GERINDRA UNGGUL ATAS PDIP ELEKTABILITAS JOKOWI MASIH TERTINGGI PUBLIK RESPON BAIK KINERJA PEMERINTAH Hasil survei nasional yang dilakukan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon
95 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon Kepala Daerah dalam pilkada Sidoarjo 2010 Pemilihan kepala daerah secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pilkada beberapa daerah telah berlangsung. Hasilnya menunjukkan bahwa angka Golput semakin meningkat, bahkan pemenang pemiluhan umum adalah golput. Di Medan, angka golput
Lebih terperinciPEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT
Tujuan dari pemetaan dan kajian cepat pemetaan dan kajian cepat prosentase keterwakilan perempuan dan peluang keterpilihan calon perempuan dalam Daftar Caleg Tetap (DCT) Pemilu 2014 adalah: untuk memberikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demokrasi mengamanatkan adanya persamaan akses dan peran serta penuh bagi laki-laki, maupun perempuan atas dasar perinsip persamaan derajat, dalam semua wilayah
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Selain itu akan dijelaskan pula tentang pemerintahan, visi-misi Kabupaten Luwu
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kabupaten Luwu Utara Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan wilayah penelitian dimana wilayah penelitian ini berada di Kabupaten Luwu Utara Provinsi
Lebih terperinciLegacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi. LSI DENNY JA Oktober 2014
Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi LSI DENNY JA Oktober 2014 Legacy SBY di Bidang Politik dan Demokrasi Selamat Jalan Presiden SBY. Selamat datang presiden baru Joko Widodo. Selama 10 tahun menjabat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, kepala daerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan rakyat didalam konstitusinya. Hal ini menunjukkan bahwa kedaulatan rakyat merupakan suatu
Lebih terperinciPILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI
PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI Agustus 2014 1 Pilkada oleh DPRD Dinilai Publik Sebagai Penghianatan Partai Mayoritas publik menolak hak politiknya untuk memilih secara langsung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam hubungannya
Lebih terperinciBAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik
BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik Bab ini menjelaskan tentang: A. Ketahui Visi, Misi dan Program Peserta Pemilu. B. Kenali Riwayat Hidup Calon.
Lebih terperinciFINAL REPORT RISET PERILAKU POLITIK PEMILIH PADA PEMILU KEPALA DAERAH, PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN
FINAL REPORT RISET PERILAKU POLITIK PEMILIH PADA PEMILU KEPALA DAERAH, PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MADIUN Alamat e-mail Website : Jl.Raya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orde Baru telah mengalami keruntuhan seiring jatuhnya Soeharto sebagai presiden yang telah memimpin Indonesia selama 32 tahun, setelah sebelumnya krisis ekonomi menghancurkan
Lebih terperinciHARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK
HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK Agustus 2014 Harapan & Ancaman Jokowi - JK Pemerintahan Jokowi JK secara resmi akan dilantik pada Oktober mendatang. Harapan publik pada pemerintahan ini berada di posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi Komunikasi Politik adalah perencanaan komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh dengan sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas
Lebih terperinciHead to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU
Head to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU Agustus 2014 Head to Head Dukungan Prabowo-Jokowi Pasca Keputusan Resmi KPU Sejatinya Pemilu Presiden (pilpres) telah usai. Pihak pemegang otoritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem demokrasi. Pada sistem demokrasi, rakyat memiliki peran penting di dalam urusan negara atau kekuasaan
Lebih terperinciPENINGKATAN NILAI PARTISIPASI PEMILIH
Policy Brief [05] Kodifikasi Undang-undang Pemilu Oleh Sekretariat Bersama Kodifikasi Undang-undang Pemilu MASALAH Demokrasi bukanlah bentuk pemerintahan yang terbaik, namun demokrasi adalah bentuk pemerintahan
Lebih terperinciSEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at
SEJARAH PEMILU DI INDONESIA Muchamad Ali Safa at Awal Kemerdekaan Anggota KNIP 200 orang berdasarkan PP Nomor 2 Tahun 1946 tentang Pembaharuan KNIP (100 orang wakil daerah, 60 orang wakil organisasi politik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN
Lebih terperinciDibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik di era reformasi ini memiliki kekuasaan yang sangat besar, sesuatu yang wajar di negara demokrasi. Dengan kewenanangannya yang demikian besar itu, seharusnnya
Lebih terperinciMEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018
MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018 Disampakain pada acara Jogja Campus Fair Keluarga Kudus Yogyakarta 28 JANUARI 2018 Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diberitakan kemungkinan bakal menjadi calon tunggal dalam pemilihan presiden tahun 2009. Kemungkinan calon tunggal dalam pilpres
Lebih terperinciLAPORAN EKSEKUTIF SURVEI NASIONAL MEI 2014
LAPORAN EKSEKUTIF SURVEI NASIONAL 24 29 MEI 2014 1 PENGANTAR Survei nasional ini ditujukan untuk menjawab sejumlah pertanyaan besar berikut: Apakah pemilih sudah memiliki pilihan untuk pilpres 2014? Pasangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan salah satu partai politik dengan basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi sebagai pilar penting dalam sistem politik sebuah Negara, termasuk Indonesia yang sudah diterapkan dalam pemilihan secara langsung seperti legislatif, Presiden
Lebih terperinciKebangkitan Seminggu Terakhir. Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta
Kebangkitan Seminggu Terakhir Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta Survei Juli 2014 Kebangkitan Seminggu Terakhir Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta Menjelang finish pertarungan Pilpres 2014, tren
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena sebelumnya pemilihan Calon /wakil Gubernur Sumatera sudah terlaksana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan secara langsung bukanlah hal yang baru bagi rakyat Indonesia, karena sebelumnya pemilihan Calon /wakil Gubernur Sumatera sudah terlaksana pada tahun 2008
Lebih terperinci2. Usia Responden : tahun tahun tahun ke atas
Kuesioner IKLAN POLITIK DAN MINAT MEMILIH (Studi Korelasional tentang Iklan Politik di Televisi terhadap Minat Memilih Pemilih Pemula di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan) Petunjuk Pengisian 1. Seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah
Lebih terperinciLAPORAN SURVEI NASIONAL MEMBACA PETA DUKUNGAN & ELEKTABILITAS CAPRES-CAWAPRES 2014
LAPORAN SURVEI NASIONAL MEMBACA PETA DUKUNGAN & ELEKTABILITAS CAPRES-CAWAPRES TEMUAN SURVEI NASIONAL 26 MEI - 3 JUNI 1 Jl. Pangrango 3A, Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan-12980 Telp. +6221-83701545, +6221-83794995,
Lebih terperinciTIM PENYUSUN. Pengarah. Design-Layout
1 Photo Book KPU_dummy.indd 1 21/12/2015 3:44:26 PM TIM PENYUSUN Pengarah Husni Kamil Manik Ida Budhiati, SH., MH Sigit Pamungkas, S.IP., MA Arief Budiman, S.S., S.IP., MBA Dr. Ferry Kurnia Rizkiyansyah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Presiden dan kepala daerah Pilihan Rakyat. Pilihan ini diambil sebagai. menunjukkan eksistensi sebagai individu yang merdeka.
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Reformasi 1998 menghadirkan perubahan proses demokrasi di Indonesia. Pemilihan Presiden/ Wakil Presiden hingga Kepala Daerah dilaksanakan secara langsung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia setiap 5 tahun sekali mempunyai agenda besar dalam pesta demokrasinya dan agenda besar tersebut tak lain adalah Pemilu. Terhitung sejak tahun 2004
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Runtuhnya rezim Orde Baru memberikan ruang yang lebih luas bagi elit politik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Runtuhnya rezim Orde Baru memberikan ruang yang lebih luas bagi elit politik lokal untuk menjalankan peran di tengah masyarakat yang selama diperankan pemerintah, elit
Lebih terperinciENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015
ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015 1 ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK Kepala daerah sebaiknya jangan terlalu lama dan jangan terlalu banyak dijabat oleh pejabat sementara yang
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan
56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan
Lebih terperinciPT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014
1 MARKET OUTLOOK MEI: KONSOLIDASI MENJELANG PILPRES Oleh: Satrio Utomo Jadwal Pemilu 2 11 Januari 05 April Pelaksanaan Kampanye 06 April - 08 April Masa Tenang 09 April Pemungutan dan Penghitungan Suara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokrasi, dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi pada suatu negara tersebut. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum
Lebih terperinciDISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK)
DISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK) JAKARTA, 3 APRIL 2014 UUD 1945 KEWAJIBAN NEGARA : Memenuhi, Menghormati dan Melindungi hak asasi
Lebih terperinciKEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 http://kesbangpol.kemendagri.go.id I. PENDAHULUAN Dana kampanye adalah sejumlah biaya berupa uang, barang, dan jasa yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyedot perhatian yang luar biasa dari masyarakat Indonesia. Penentuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilu 2014 sebentar lagi akan digelar.perhelatan politik ini akan menyedot perhatian yang luar biasa dari masyarakat Indonesia. Penentuan berlangsungnya kekuasaan
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 41/Kpts/KPU-Kab-012.329506/2014 TENTANG PENETAPAN PERUBAHAN TANGGAL DAN TEMPAT PELAKSANAAN KAMPANYE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pilkada merupakan pesta demokrasi rakyat dalam memilih kepala daerah beserta wakilnya yang berasal dari usulan partai politik tertentu, gabungan partai politik
Lebih terperinciPEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK. MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan
PEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan Tujuan Indonesia Merdeka 1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia 2. Memajukan
Lebih terperinciProfilAnggotaDPRdan DPDRI 2014-2019. Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014
ProfilAnggotaDPRdan DPDRI 2014-2019 Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014 Pokok Bahasan 1. Keterpilihan Perempuan di Legislatif Hasil Pemilu 2014 2.
Lebih terperinciPILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)
PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah) R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 21 Mei 2008 Pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka tampak lebih independen, egaliter, terbuka, dan lebih cerdas dalam menanggapi berbagai informasi
Lebih terperinciPEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA. Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta. Abstrack
PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta Abstrack Pilkada telah memiliki aturan pemilihan secara jelas, dan adanya pembatasan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya Pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota DPR dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman
Lebih terperinciMENGKAJI TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILUKADA LANGSUNG GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH
MENGKAJI TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILUKADA LANGSUNG GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH Oleh : Drs. Sugiyanto, MSi. Dosen PNS dipekerjakan pada STIA ASMI Solo Abstrak Pemilukada
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Tingkat Partisipasi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Pada Pemilu Presiden 2014 Partisipasi merupakan salah satu aspek penting dalam
Lebih terperinciNASKAH PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI ANGGOTA DPRD KABUPATEN SIDOARJO 2019
NASKAH PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ANGGOTA DPRD KABUPATEN SIDOARJO 2019 A. DASAR HUKUM PENATAAN Meliputi: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum; 2. Peraturan KPU Nomor 16 Tahun 2017
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin
Lebih terperinci