PERLUNYA REVISI ATAS STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA (SPKN) 2007

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERLUNYA REVISI ATAS STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA (SPKN) 2007"

Transkripsi

1 PERLUNYA REVISI ATAS STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA (SPKN) 2007 Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang diterbitkan oleh BPK-RI tahun 2007 saat ini sudah berusia lebih dari 7 (tujuh) tahun. Sebagai sebuah standar pemeriksaan, masa tujuh tahun sudah terlalu lama. Terlebih lagi, standar yang menjadi acuan dalam penyusunan standar pemeriksaan tersebut telah mengalami perubahan-perubahan. Tulisan ini membahas perubahan-perubahan referensi yang dijadikan acuan dalam penyusunan standar pemeriksaan. Kata Kunci: audit, pemeriksaan, standar pemeriksaan Pendahuluan Bulan Juli 2014 ini, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) genap berusia 7 (tujuh) tahun lebih. SPKN tersebut, yang ditetapkan melalui Peraturan BPK-RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan keuangan Negara, adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan memuat persyaratan profesional pemeriksa, mutu pelaksanaan pemeriksaan, dan persyaratan laporan pemeriksaan yang profesional. Landasaran peraturan perundangan yang digunakan dalam penyusunan SPKN meliputi: 1) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun ) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 3) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 4) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. 5) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Pasal 5 ayat 1 UU nomor 15 tahun 2004 menyatakan bahwa pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan. Ayat 2 pasal yang sama menyatakan bahwa standar pemeriksaan dimaksud disusun oleh BPK, setelah berkonsultasi dengan

2 Pemerintah. Penjelasan ayat 2 menyatakan bahwa proses penyiapan standar dimaksud mencakup langkah-langkah yang perlu ditempuh secara cermat (due process) dengan melibatkan organisasi terkait dan mempertimbangkan standar pemeriksaan internasional agar dihasilkan standar yang diterima secara umum. Pasal 9 Peraturan BPK-RI Nomor 01 Tahun 2007 menyatakan bahwa BPK membentuk suatu Komite yang bertugas memantau penerapan dan pengembangan SPKN. Ketentuan ini ditegaskan dalam Paragraf 09 Pendahuluan Standar Pemeriksaan yang menyatakan bahwa demi penyempurnaan dan penyesuaian dengan perkembangan kebutuhan maupun perkembangan ilmu pemeriksaan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan memantau penerapan dan perkembangan standar pemeriksaan. Tidak ada ketentuan atau penjelasan lainnya mengenai batas waktu penyempurnaan dan penyesuaian dengan perkembangan kebutuhan maupun perkembangan ilmu pemeriksaan yang dapat dijadikan rujukan untuk melakukan perubahan atau revisi atas SPKN. Pada saat ini, Ilmu pemeriksaan telah mengalami perkembangan yang sangat berarti. Hal ini ditandai dengan perubahan-perubahan berbagai standar pemeriksaan yang dilakukan oleh organisasi profesi pemeriksa di luar negeri baik organisasi pemeriksa sektor pemerintahan, organisasi pemeriksa sektor privat maupun organisasi profesi pemeriksa internal. Kecenderungan untuk menyusun dan mengacu kepada standar profesi pemeriksa dunia semakin meningkat. Berbagai organisasi pemeriksa dunia telah menyusun standar profesi yang dimaksud. Mengacu kepada berbagai ketentuan tersebut di atas serta adanya perkembangan ilmu pemeriksaan yang telah penulis jelaskan di atas, penulis menganggap bahwa Standar Pemeriksaan Keuangan Negara yang telah ditetapkan oleh BPK-RI melalui Peraturan BPK-RI Nomor 01 Tahun 2007 sudah saatnya diubah. Referensi Dalam Penyusunan SPKN dan Perubahan-perubahannya Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), referensi adalah sumber acuan (rujukan, petunjuk), atau buku-buku yang dianjurkan oleh dosen kepada mahasiswanya untuk dibaca, atau buku perpustakaan yang tidak boleh di bawa keluar, harus dibaca di tempat yang telah disediakan. Paragraf 04 Pendahuluan

3 Standar Pemeriksaan menyatakan bahwa referensi yang digunakan dalam penyusunan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara adalah: 1) Standar Audit Pemerintahan Badan Pemeriksa Keuangan RI Tahun ) Generally Accepted Government Auditing Standards (GAGAS) 2003 Revision, United States General Accounting Office (US-GAO). 3) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), 2001, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 4) Auditing Standards, International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI), Latest Ammendment ) Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), AICPA, ) Internal Control Standards, INTOSAI, ) Standards for the Professional Practice of Internal Auditing, SPPIA-IIA, Latest Revision December Penggunaan berbagai referensi tersebut di atas didasarkan pada penjelasan pasal 5 ayat 2 UU Nomor 15 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa proses penyiapan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara mencakup langkah-langkah yang perlu ditempuh secara cermat (due process) dengan melibatkan organisasi terkait dan mempertimbangkan standar pemeriksaan internasional agar dihasilkan standar yang diterima secara umum. Berikut ini bahasan penulis atas referensi dan perubahan-perubahannya yang digunakan oleh BPK-RI untuk menyusun SPKN yang ada saat ini. a. Standar Audit Pemerintahan Badan Pemeriksa Keuangan RI Tahun Standar Audit Pemerintahan (SAP) adalah standar pemeriksaan yang ditetapkan melalui Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 01a/SK/K/1995 tentang Standar Audit Pemerintahan. SAP ini merupakan pengganti dari Norma-norma Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang ditetapkan oleh BPK pada tahun Referensi utama untuk penyusunan SAP 1995 adalah Government Auditing Standards, 1994 Revision dari United States General Accounting Office (US-GAO). US-GAO adalah semacam BPK negara Amerika Serikat. Sebenarnya penggunaan SAP 1995 sebagai referensi untuk penyusunan SPKN 2007 adalah tidak biasa dalam penulisan ilmiah karena standar tersebut yang akan digantikan oleh standar yang baru. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar

4 perubahan SPKN nantinya tidak perlu mencantumkan standar lama yang yang akan digantikan sebagai referensinya. b. Generally Accepted Government Auditing Standards (GAGAS) 2003 Revision, United States General Accounting Office (US-GAO). Generally Accepted Government Auditing Standards (GAGAS) adalah nama generik dari standar pemeriksaan sektor publik yang yang diterbitkan oleh United States General Accounting Office (US-GAO). Buku aslinya disebut dengan nama Government Auditing Standards (GAS) dan sering kali pula disebut dengan Yellow Book karena warna sampulnya yang kuning. Sebagaimana SAP 1995, SPKN 2007 dibuat dengan merujuk pada Generally Accepted Government Auditing (GAGAS), Kalau SAP 1995 menggunakan GAS Revisi 1994, maka SPKN 2007 merujuk pada GAS Revisi Jika SPKN 2007 dicermati secara mendalam, maka dapat disimpulkan bahwa SPKN 2007 yang dibuat oleh BPK-RI ini merupakan terjemahan dari GAS Revisi Tahun Yang membedakan adalah sistematikanya dimana dalam GAS tidak dikenal pemeriksaan dengan tujuan tertentu, tetapi digunakan istilah attestation engagement. Untuk pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja, baik sistematika maupun isinya sama. Penggunaan GAS yang diterbitkan oleh US-GAO pada dasarnya tidak menyalahi peraturan perundangan, karena yang diatur dalam penjelasan UU Nomor 15 Tahun 2004 adalah penyusunan standar harus mempertimbangkan standar pemeriksaan internasional, tanpa menyebutkan pengertian internasional itu apa. Kita juga paham, bahwa Amerika Serikat merupakan barometer bagi perkembangan akuntansi dan auditing. Namun demikian, ada satu masalah yang harus dipertimbangkan oleh BPK-RI dalam penyusunan standar pemeriksaan di masa mendatang. BPK-RI telah menjadi anggota International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI) yaitu organisasi BPK sedunia. INTOSAI sendiri juga telah menerbitkan standar pemeriksaan yang dinamakan Auditing Standards. Meskipun INTOSAI sendiri tidak memaksakan anggotanya untuk menggunakan standar yang telah mereka buat, namun alangkah eloknya bagi BPK-RI yang secara sadar menjadi anggotanya INTOSAI bisa menggunakan Auditing Standards sebagai referensi utama. Memang BPK telah mencantumkan Auditing Standards, Latest Ammendment 1995 yang

5 diterbitkan oleh INTOSAI sebagai salah satu referensi, tetapi Auditing Standards tersebut tidak secara jelas digunakan dalam SPKN. Selain masalah sumber rujukan, masalah lain adalah GAS dari US-GAO yang dirujuk oleh BPK-RI telah mengalami beberapa kali revisi. Proses penyusunan SPKN 2007 memerlukan waktu yang lama. Seiring dengan revisi GAS 1994 pada tahun 2003, BPK-RI juga membentuk tim untuk merevisi SAP 1995 pada akhir tahun Pada saat yang bersamaan, Pemerintah dan DPR-RI menerbitkan paket undang-undang keuangan negara yang membawa dampak besar bagi pemeriksaan oleh BPK-RI. Selain paket undang-undang keuangan negara, BPK-RI juga mengajukan perubahan atas UU Nomor 5 tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Negara. Draft SPKN sudah melalui due process sebagaimana diamanatkan oleh UU Nomor 15 Tahun 2004 dan sudah siap untuk ditetapkan. Namun demikan, perubahan UU Nomor 5 Tahun 1973 yang diajukan BPK-RI belum mendapat pengesahan oleh DPR-RI sampai dengan akhir tahun Setelah UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan disahkan, BPK baru menetapkan SPKN tadi pada awal tahun Pada bulan Juli 2007, US-GAO menerbitkan GAS Revisi Bahkan pada tahun 2011, US-GAO menerbitkan lagi GAS Revisi Nampaknya, US-GAO melakukan revisi atas GAS setiap 4 (empat) tahun sekali. Dengan demikian, SPKN 2007 yang menggunakan GAS Revisi 2003 sebagai referensi utama telah ketinggalan jauh. Jika siklus 4 (empat) tahunan itu digunakan, maka US-GAO diperkirakan akan menerbitkan lagi GAS Revisi 2015 tahun depan. c. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), 2001, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SPAP adalah standar profesi yang digunakan oleh akuntan publik di Indonesia yang menjalankan praktik sebagai auditor. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi para akuntan di Indonesia. BPK-RI menggunakan SPAP Tahun 2001 yang diterbitkan oleh IAI sebagai salah satu referensi dalam penyusunan SPKN Ada beberapa permasalahan dalam rujukan SPAP Tahun 2001 ini. Yang pertama adalah, akuntan publik yang menjalankan profesi sebagai auditor di Indonesia telah membentuk organisasi baru yang diberi nama Ikatan Akuntan Publik

6 Indonesia (IAPI), yang tetap menginduk kepada IAI. Penyusunan SPAP saat ini dilakukan oleh IAPI. Yang kedua adalah sumber rujukan IAI dalam penyusunan SPAP. SPAP Tahun 2001 yang dibuat oleh IAI mengacu pada AICPA Professional Standards per 1 Juni 1998 yang diterbitkan oleh AICPA, organisasi profesi akuntan publik di Amerika Serikat dan standar auditing per Juni 1998 yang diterbitkan oleh the International Auditing Practice Committee of the International Federation of Accountants (IFAC), organisasi profesi akuntan dunia. AICPA Professional Standards dan standar auditing IFAC mengalami perkembangan pesat sehingga IAPI juga melakukan revisi atas SPAP 2001 tersebut. Standar profesi paling akhir yang diterbitkan oleh IAPI adalah SPAP Sejak tahun 2011, IAPI telah menerbitkan berbagai Pernyataan Standar maupun Interpretasi Pernyataan Standar Baru yang belum dikodifikasi dalam sebuah buku SPAP. Standar yang baru merujuk pada International Standards yang diterbitkan oleh IFAC. d. Auditing Standards, International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI), Latest Ammendment Auditing standards adalah standar profesi yang diterbitkan oleh International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI), yaitu organisasi BPK sedunia. BPK-RI telah menjadi anggota INTOSAI. Salah satu referensi untuk penyusunan SPKN adalah Auditing Standards yang diamandemen tahun 1995 yang diterbitkan oleh INTOSAI. Auditing Standards ini juga telah mengalami perubahan yang sangat pesat. Pada tahun 1998, INTOSAI telah menyetujui INTOSAI Audting Standards (yang baru) dan kemudian dimutakhirkan lagi pada tahun Berdasarkan rencana stretegis (strategic plan) tahun , INTOSAI memutuskan untuk menyajikan kerangka standar profesi yang termutakhirkan, sehingga INTOSAI Professional Standards Committee memutuskan untuk menggabungkan standar dan pedoman INTOSAI yang sudah ada maupun yang baru ke dalam sebuah kerangka (framework). Kerangka yang baru terdiri dari 4 tingkatan (level) dan masing-masing tingkatan terdiri dari International Standards of Supreme Audit Institutions (ISSAI). INTOSAI telah mengesahkan berbagai ISSAI dari tahun 1997 hingga 2013.

7 e. Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), AICPA, Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) adalah nama generik dari Professional Standards yang diterbitkan oleh the American Institut of Certified Public Accountant (AICPA), organisasi akuntan publik di Amerika Serikat. Salah satu referensi yang digunakan oleh BPK-RI untuk menyusun SPKN 2007 adalah GAAS- AICPA tahun Sama sebagaimana standar-standar profesi di atas, GAAS AICPA ini juga telah mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. AICPA Professional Standards terakhir yang diterbitkan oleh AICPA dalam bentuk buku adalah tahun 2013 dan terus mengalami perubahan-perubahan dengan diterbitkannya Statement of Auditing Standards (SAS) yang baru. f. Internal Control Standards, INTOSAI, Internal Control Standards adalah standar untuk penerapan pengendalian intern bagi suatu entitas sektor publik yang diterbitkan oleh INTOSAI. Pada mulanya, INTOSAI menerbitkan Guidelines for Internal Control Standards for Public Sector ini pada tahun Pada tahun 2001, the International Congress of Supreme Audit Institutions (INCOSAI) memutuskan untuk memutakhirkan pedoman atas standar pengendalian intern tahun 1992 tersebut. Standar yang sekarang adalah Revisi 2004 oleh INTOSAI Internal Control Standards Committee, disetujui dalam INCOSAI XVIII bulan Oktober 2004 di Budapest, Hungaria. Standar ini telah diintegrasikan dalam INTOSAI Standards/Guidances dengan kode INTOSAI GOV g. Standards for the Professional Practice of Internal Auditing, SPPIA-IIA, Latest Revision December Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) adalah standar profesi bagi auditor internal yang diterbitkan oleh the Institute of Internal Auditor (IIA), organisasi profesi auditor internal di Amerika Serikat. Standar yang dijadikan referensi oleh BPK-RI adalah Revisi Desember Standar profesi terakhir yang diterbitkan oleh IIA adalah International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing Revisi Oktober Standar ini termasuk dalam kategori Pedoman Wajib (Mandatory Guidance).

8 Simpulan dan Saran Dalam melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, BPK-RI wajib menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). SPKN tersebut disusun dan ditetapkan oleh BPK-RI, setelah berkonsultasi dengan pemerintah, dan mempertimbangkan standar pemeriksaan internasional agar dihasilkan standar yang diterima secara umum. BPK-RI telah menyusun dan menetapkan SPKN melalui Peraturan BPK-RI nomor 01 tahun SPKN tersebut disusun dengan menggunakan berbagai referensi standar profesi berbagai organisasi pemeriksa, baik dalam maupun luar negeri. Acuan utama yang dipakai untuk menyusun SPKN (2007) ini adalah GAGAS 2003 yang diterbitkan oleh US-GAO. Standar profesi dari berbagai organisasi pemeriksa yang dijadikan referensi oleh BPK-RI dalam menyusun SPKN (2007) itu telah mengalami perubahan yang luar biasa seiring dengan perkembangan ilmu pemeriksaaan. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar BPK-RI segera merevisi SPKN (2007) yang diterbitkannnya untuk disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini juga diamanatkan dalam pasal 9 Peraturan BPK-RI Nomor 01 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa BPK membentuk suatu Komite yang bertugas memantau penerapan dan pengembangan SPKN. Ketentuan ini ditegaskan lagi dalam Paragraf 09 Pendahuluan Standar Pemeriksaan yang menyatakan bahwa demi penyempurnaan dan penyesuaian dengan perkembangan kebutuhan maupun perkembangan ilmu pemeriksaan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan memantau penerapan dan perkembangan standar pemeriksaan. Daftar Pustaka: 1. Peraturan BPK-RI Nomor 01 Tahun 2007 Tentang Standar pemeriksaan Keuangan Negara. 2. United States General Accounting Office (US-GAO), Government Auditing Standard, 2011 Revision Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), 2011,

9 4. International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI), International Standards of Supreme Audit Institutions (ISSAI), International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI), INTOSAI GOV 9100 Guidelines for Internal Control Standards for the Public Sector, guidelines-forinternal-control standards-for-the-public-sector.html 6. American Institute of Certified Public Accountant (AICPA), AICPA Professional Standards, Institute of Internal Auditor (IIA), International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (ISPPIA). Revised October

INTERNATIONAL STANDARDS INTOSAI ALTERNATIF RUJUKAN UNTUK MEREVISI SPKN

INTERNATIONAL STANDARDS INTOSAI ALTERNATIF RUJUKAN UNTUK MEREVISI SPKN INTERNATIONAL STANDARDS INTOSAI ALTERNATIF RUJUKAN UNTUK MEREVISI SPKN Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

Lebih terperinci

BAB 5 STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt

BAB 5 STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt BAB 5 STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Prof., Ph.D, MBA, Akt TINJAUAN BAB 5.1. Definisi Standar Akuntansi Sektor Publik 5.2. Lingkup Standar Akuntansi Sektor Publik 5.3. Ragam dan Hubungan antar Standar

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI REGULASI DAN STANDAR SEKTOR PUBLIK DISUSUN OLEH :

RANGKUMAN MATERI REGULASI DAN STANDAR SEKTOR PUBLIK DISUSUN OLEH : RANGKUMAN MATERI REGULASI DAN STANDAR SEKTOR PUBLIK DISUSUN OLEH : DIAN PURNAMASARI GLORIA YANITA SITORUS MERY MEIDIATRY PAKAANG AYL RIN RATU BUA (A31115308) (A31115319) (A31115507) (A31115510) FAKULTAS

Lebih terperinci

MEMBEDAH STANDAR AUDIT INTERN PEMERINTAH INDONESIA. Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

MEMBEDAH STANDAR AUDIT INTERN PEMERINTAH INDONESIA. Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara MEMBEDAH STANDAR AUDIT INTERN PEMERINTAH INDONESIA Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI)

Lebih terperinci

1. Sejarah Fungsi Audit Pengauditan telah dimulai sejak abad kelima belas. Tahun kelahiran pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui,

1. Sejarah Fungsi Audit Pengauditan telah dimulai sejak abad kelima belas. Tahun kelahiran pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, 1. Sejarah Fungsi Audit Pengauditan telah dimulai sejak abad kelima belas. Tahun kelahiran pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa pada

Lebih terperinci

AUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

AUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI AUDIT I Modul ke: The Audit Standars Setting Proces Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI PENGERTIAN STANDAR AUDITING Standard Auditing adalah Landasan konseptual

Lebih terperinci

PERBEDAAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DAN GOVERNMENT AUDIT STANDARDS BAGIAN PENDAHULUAN

PERBEDAAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DAN GOVERNMENT AUDIT STANDARDS BAGIAN PENDAHULUAN PERBEDAAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DAN GOVERNMENT AUDIT STANDARDS BAGIAN PENDAHULUAN No Hal Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Government Audit Standards 1. Tujuan disusunnya Untuk menjadi

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA. Disusun Oleh : : Eko Aprianto Nugroho NPM :

ETIKA PROFESI FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA. Disusun Oleh : : Eko Aprianto Nugroho NPM : ETIKA PROFESI Disusun Oleh : Nama : Eko Aprianto Nugroho NPM : 21409668 Kelas : SMTM01-06 FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2011 ETIKA PROFESI AKUNTANSI I. Pengertian

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2017 PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas disetiap bidangnya guna sebagai salah satu faktor mendukung

Lebih terperinci

PENGANTAR. Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah

PENGANTAR. Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah PENGANTAR Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah 30 Oktober 2002 Kata Pengantar Terselenggaranya sistem manajemen keuangan yang sehat merupakan salah satu kunci perwujudan good governance.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pengaruh Efektivitas Rekomendasi Audit Terhadap Pengendalian Internal Warehouse Operations

ABSTRAK. Pengaruh Efektivitas Rekomendasi Audit Terhadap Pengendalian Internal Warehouse Operations ABSTRAK Pengaruh Efektivitas Rekomendasi Audit Terhadap Pengendalian Internal Warehouse Operations Objek dalam penelitian ini adalah efektivitas rekomendasi audit dan pengaruhnya terhadap pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan strategis dan operasional organisasi. Menurut Jin (2003), teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan strategis dan operasional organisasi. Menurut Jin (2003), teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi merupakan aspek yang penting bagi suatu organisasi. Teknologi informasi akan bernilai pada saat digunakan organisasi untuk mencapai tujuan strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu proses yang berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu proses yang berperan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu proses yang berperan penting dalam pengembangan kualitas kehidupan peradaban manusia. Di Indonesia, cerminan komitmen dan perhatian

Lebih terperinci

PENGANTAR STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PENGANTAR STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL : 13 JUNI 2005 PENGANTAR STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENGANTAR STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Pengantar ini menguraikan

Lebih terperinci

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia SAMBUTAN

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia SAMBUTAN Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia SAMBUTAN Standar Pemeriksaan merupakan patokan bagi para pemeriksa dalam melakukan tugas pemeriksaannya. Seiring dengan perkembangan teori pemeriksaan,

Lebih terperinci

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011,

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011, Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011, Guidelines for auditing management systems. Standar ISO

Lebih terperinci

Regulasi & Standar Akuntansi SEKTOR PUBLIK. Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak

Regulasi & Standar Akuntansi SEKTOR PUBLIK. Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak Regulasi & Standar Akuntansi SEKTOR PUBLIK KEBUTUHAN REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK INFORMASI MEWUJUDKAN TRANSPARANSI AKUNTABILITAS PUBLIK KEBUTUHAN REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK ORGANISASI

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL LAMPIRAN III PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL LAMPIRAN III PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2010 TANGGAL 22 OKTOBER 2010 PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA AUDIT LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP) DAN INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING ( ISA

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA AUDIT LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP) DAN INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING ( ISA ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA AUDIT LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP) DAN INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING ( ISA ) Riska Merdekawati 1, HariPurnomo 2, Ahmad Mukoffi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta mengharmonisasi standar akuntansinya dengan standar akuntansi internasional. Hal ini bertujuan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun negara berkembang, sudah mulai bersiap-siap menghadapi situasi

BAB I PENDAHULUAN. maupun negara berkembang, sudah mulai bersiap-siap menghadapi situasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang ditandai dengan liberalisasi perdagangan dan investasi sudah tidak dapat dibendung lagi. Berbagai negara, baik negara maju maupun negara

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. IAI 1. Sejarah Berdirinya IAI Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu Prof.Dr.Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan

Lebih terperinci

Dr. Harnovinsah,M.Si.,Ak.,CA

Dr. Harnovinsah,M.Si.,Ak.,CA akuntansi sektor publik DosenpengamMpu mmata KuLIaH : Dr. Harnovinsah,M.Si.,Ak.,CA SILABUS BERBASIS KOMPETENSI Jurusan : Magister Akuntansi Program PascaSarjanaUniversitasMercuBuana Mata Kuliah : AkuntansiSektorPublik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Laporan keuangan menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi pemangku kepentingan dan calon pemangku kepentingan (Pernyataan Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan audit merupakan sarana atau media yang digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai kewajaran penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan kepada para pengguna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Akuntan publik adalah seorang praktisi dan gelar profesional yang diberikan kepada akuntan di Indonesia yang telah mendapatkan izin dari Menteri keuangan

Lebih terperinci

Standar Auditing & Kode Etik

Standar Auditing & Kode Etik Standar Auditing & Kode Etik ( Pertemuan ke-7) Antariksa Budileksmana antariksa_b@yahoo.com www.antariksa.info 2007 Antariksa Budileksmana Prodi Akuntansi UMY 7-1 Standar Auditing Suatu ukuran pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Audit merupakan bagian yang sangat penting bagi pelaku bisnis, pasar modal,

BAB I PENDAHULUAN. Audit merupakan bagian yang sangat penting bagi pelaku bisnis, pasar modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit merupakan bagian yang sangat penting bagi pelaku bisnis, pasar modal, hingga perekonomian di Indonesia. Melakukan audit atas laporan keuangan adalah syarat

Lebih terperinci

Menyongsong Berlakunya Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang Baru

Menyongsong Berlakunya Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang Baru Edisi: V/Mei 2009 Menyongsong Berlakunya Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang Baru Oleh : Syarief Basir, Ak, CPA, MBA Setelah melalui serangkaian proses yang relatif panjang dan lama, akhirnya pada Agustus

Lebih terperinci

1 Universitas Bhayangkara Jaya

1 Universitas Bhayangkara Jaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang cepat dalam pasar modal global memberi arti bahwa dimensi internasional dari akuntansi menjadi semakin penting dari masa sebelumnya bagi kalangan

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KESESUAIAN PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK TERHADAP STANDAR PROFESIONAL INTERNAL AUDIT DENGAN ATRIBUT BANK DI INDONESIA

ANALISIS HUBUNGAN KESESUAIAN PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK TERHADAP STANDAR PROFESIONAL INTERNAL AUDIT DENGAN ATRIBUT BANK DI INDONESIA ANALISIS HUBUNGAN KESESUAIAN PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK TERHADAP STANDAR PROFESIONAL INTERNAL AUDIT DENGAN ATRIBUT BANK DI INDONESIA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sendiri telah memiliki peraturan-peraturan yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sendiri telah memiliki peraturan-peraturan yang mengatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di saat ini, kebutuhan informasi keuangan mulai dirasakan semakin meningkat. Seiring dengan peningkatan informasi keuangan tersebut, maka peran dari seorang

Lebih terperinci

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Auditing 2015-12-17 Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki pola mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi dikenal sebagai bahasa bisnis. Dalam hal bisnis, terdapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi dikenal sebagai bahasa bisnis. Dalam hal bisnis, terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi dikenal sebagai bahasa bisnis. Dalam hal bisnis, terdapat kebutuhan sebuah bahasa sebagai penghubung antara pengirim dan penerima informasi untuk memperoleh

Lebih terperinci

REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK

REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK 2010 1 KEBUTUHAN REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK INFORMASI MEWUJUDKAN TRANSPARANSI AKUNTABILITAS PUBLIK 2010 2 STANDAR INTERNASIONAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan wajib membuat laporan keuangan pada setiap periode pembukuaan. Tujuan dari pembuatan laporan keuangan tersebut adalah untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

REGULASI DAN STANDAR TERKAIT AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

REGULASI DAN STANDAR TERKAIT AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK REGULASI DAN STANDAR TERKAIT AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Ni Made Ampriyanti (1215351166) Ni Luh Gede Krisna Dewi (1215351169) Ni Ketut Werdhi Astuti (1215351179) Vazria Ulfa Liandini (1215351191) Ni Nyoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kompetitif, bukan hanya dengan perusahaan dalam negeri namun dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan kompetitif, bukan hanya dengan perusahaan dalam negeri namun dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan di Indonesia saat ini harus mampu bertahan dalam era globalisasi. Dalam era globalisasi perusahaan harus mengikuti aturan yang berlaku didunia Internasional

Lebih terperinci

MAKALAH STANDAR UMUM AUDIT. Disusun oleh Kelompok 3: Arini Yogi Hady

MAKALAH STANDAR UMUM AUDIT. Disusun oleh Kelompok 3: Arini Yogi Hady MAKALAH STANDAR UMUM AUDIT Disusun oleh Kelompok 3: Arini Yogi Hady PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2016 PENDAHULUAN Dimulai dari sebuah perusahaan yang baru

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik atau merupakan profesi kepercayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik atau merupakan profesi kepercayaan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik atau merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dengan adanya profesi tersebut, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik menjadi kritikan karena diasumsikan memberikan informasi yang salah, hal

BAB I PENDAHULUAN. publik menjadi kritikan karena diasumsikan memberikan informasi yang salah, hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini telah banyak terjadi kasus hukum yang melibatkan entitas bisnis, terutama dalam manipulasi akuntansi. Hal tersebut menyebabkan profesi akuntan publik menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka, bidang

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka, bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1998 menyatakan bahwa setiap perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka, bidang usaha perseroan berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) bertugas

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0 TENTANG STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Dari segi fungsinya akuntansi merupakan: Suatu aktivitas penyediaan jasa Akuntansi memberikan informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan (Stakeholders),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama dua dekade ini, kecurangan pelaporan keuangan menjadi isu yang

BAB I PENDAHULUAN. Selama dua dekade ini, kecurangan pelaporan keuangan menjadi isu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama dua dekade ini, kecurangan pelaporan keuangan menjadi isu yang penting karena telah menyebabkan kerugian finansial dan non finansial seperti permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pemilik perusahaan dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

Lebih terperinci

Diterima: 12 November Disetujui: 15 Desember Dipublikasikan: Maret 2010

Diterima: 12 November Disetujui: 15 Desember Dipublikasikan: Maret 2010 JDA Vol. 2, No. 1, Maret 2010, 65-72 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda ANALISIS PERBANDINGAN SPAP, IAS DAN SPKN Maylia Pramono Sari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR AUDITING

BAB 1 PENGANTAR AUDITING BAB 1 PENGANTAR AUDITING 1.1 PENDAHULUAN AUDITING 1.1.1 PENGERTIAN AUDITING Menurut Soekrisno Agoes, (2004:3): Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistimatis, oleh pihak yang rofessiona,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan melindungi kepentingan banyak pihak inilah yang menjadi idealisme

BAB I PENDAHULUAN. dan melindungi kepentingan banyak pihak inilah yang menjadi idealisme BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang sangat cepat membutuhkan keakuratan informasi yang akuntabilitasnya dapat dipertanggung jawabkan. Dalam dinamika dunia bisnis,

Lebih terperinci

Titik Chomariyati F BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikannya, hal ini terjadi karena akuntan merupakan produk dari

Titik Chomariyati F BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikannya, hal ini terjadi karena akuntan merupakan produk dari The perceptions of accounting lecturers and accounting university students towards the Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) in Indonesia and Financial Accounting Standards (FAS) in Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kode etik profesi. Snoeyenbos et al. (1983) telah menggambarkan ini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kode etik profesi. Snoeyenbos et al. (1983) telah menggambarkan ini sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesionalitas seorang akuntan publik ditandai dengan keahlian mereka yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan, komitmen untuk belajar seumur hidup, pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan sistem informasi yang mengidentifikasi, merekam dan mengkomunikasikan kejadian ekonomik dari suatu entitas pada pengguna yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin meningkat. Perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin meningkat. Perusahaan go public diwajibkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan go public di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering dihiasi angka-angka laporan keuangan dari berbagai perusahaan. Dari angkaangka tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang selanjutnya data tersebut digunakan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang selanjutnya data tersebut digunakan sebagai dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan unsur penting bagi pihak internal maupun eksternal dalam perusahaan sebagai informasi tentang kondisi keuangan perusahaan yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, setiap badan usaha yang berbadan hukum dan berbentuk Perseroan Terbatas terbuka atau telah terdaftar dalam Bursa Efek pasti membutuhkan

Lebih terperinci

SEMINAR AKUNTANSI BAGIAN 1 AKUNTANSI DAN AKUNTAN. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

SEMINAR AKUNTANSI BAGIAN 1 AKUNTANSI DAN AKUNTAN. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA SEMINAR AKUNTANSI BAGIAN 1 AKUNTANSI DAN AKUNTAN Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA Sejarah Awal Akuntansi Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah mengenai tata kelola keuangan negara. Pemerintah dituntut untuk menciptakan tata kelola

Lebih terperinci

Paper Undang-undang yang Mengatur Audit

Paper Undang-undang yang Mengatur Audit Paper Undang-undang yang Mengatur Audit Afifah Firdiyanti 8335092909 S1 Akuntansi Reguler 2009 Universitas Negeri Jakarta Sampai saat ini Indonesia belum memiliki undang-undang yang mengatur standar audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Pengelolaan Keuangan Negara yang baik akan mensukseskan pembangunan dan mencapai tujuan

Lebih terperinci

Teori Akuntansi dan Perumusannya

Teori Akuntansi dan Perumusannya Teori Akuntansi dan Perumusannya MATERI: Teori Akuntansi Badan Penyusun Standar Akuntansi Sifat Teori Akuntansi Metode Perumusan Teori Akuntansi Pendekatan dalam Perumusan Teori Akuntansi Tingkatan Teori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan agar tetap bertahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan agar tetap bertahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan usaha semakin hari semakin cepat dan semakin bervariasi. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan agar tetap bertahan dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. FASB (Financial Accounting Standard Board) mengungkapkan ada

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. FASB (Financial Accounting Standard Board) mengungkapkan ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. sebagai tanggapan (penerimaan langsunga dari sesuatu) atau merupakan

BAB II. Tinjauan Pustaka. sebagai tanggapan (penerimaan langsunga dari sesuatu) atau merupakan 7 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Persepsi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Persepsi didefinisikan sebagai tanggapan (penerimaan langsunga dari sesuatu) atau merupakan proses seseorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut 6 BAB II LANDASAN TEORI A. AUDITING 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audire yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian yang lebih besar terhadap

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bastian, Indra Audit Sektor Publik Pemeriksaan Pertanggungjawaban Pemerintahan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

DAFTAR PUSTAKA. Bastian, Indra Audit Sektor Publik Pemeriksaan Pertanggungjawaban Pemerintahan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. DAFTAR PUSTAKA Buku Teks/Referensi Arens, Alvin A; Elder, Randal J; dan Beasley, M.S. 2012. Auditing and Assurance Services an Integrated Approach. 14th edition. New Jersey: Pearson Education. Bastian,

Lebih terperinci

AUDITING DAN JASA ASSURANCE

AUDITING DAN JASA ASSURANCE AUDITING DAN JASA ASSURANCE Kebutuhan akan jasa audit Organisasi Organisasi nirlaba dan profit (bisnis) Organisasi bisnis Perseorangan ; Kelemahan : modal dan risiko Partnership : Kelemahan : modal, risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara yang diatur dalam UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara yang diatur dalam UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit pada sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laporan hasil audit atas laporan keuangan oleh akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laporan hasil audit atas laporan keuangan oleh akuntan publik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM dan LK) menyatakan bahwa badan usaha publik wajib menyampaikan laporan keuangan berkala kepada BAPEPAM

Lebih terperinci

PERBANAS INSTITUTE JAKARTA

PERBANAS INSTITUTE JAKARTA 1 PERBANAS INSTITUTE JAKARTA SATUAN ACARA PANGAJARAN (SAP) MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : AUDITING : DA40-061 SKS : 3 SKS WAKTU PERTEMUAN : 3 X 50 PERTEMUAN KE : 1 (Pertama) A. TUJUAN 1. Instruksional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengambil inisiatif untuk menanggapinya dengan melahirkan Forum of Firm

BAB I PENDAHULUAN. mengambil inisiatif untuk menanggapinya dengan melahirkan Forum of Firm BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat beberapa tahun terakhir di dunia. Kegagalan audit mengisyaratkan bahwa jaringan internasional kantorkantor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis,

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis, pemerintahan, dan perekonomian. Boynton dan Johnson (2006) dalam bukunya mengutip Committee on Basic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan Teknologi Informasi merupakan suatu kebutuhan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan Teknologi Informasi merupakan suatu kebutuhan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan Teknologi Informasi merupakan suatu kebutuhan yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan. Pemanfaatan teknologi informasi pada masa sekarang, didukung oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Akuntan Publik a. Pengertian Akuntan Publik Menurut Halim (1997 :11) Akuntan publik atau biasa disebut Auditor Independen adalah para praktisi individual/ anggota

Lebih terperinci

Laporan keuangan bertujuan umum Kerangka bertujuan umum

Laporan keuangan bertujuan umum Kerangka bertujuan umum LAPORAN AUDITOR Definisi Laporan keuangan bertujuan umum : laporan yang disusun berdasarkan suatu kerangka bertujuan umum. Kerangka bertujuan umum : suatu kerangka pelaporan keuangan yang dirancang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap makhuk hidup di bumi memiliki keterkaitan satu sama lain salah satunya manusia dengan lingkungan. Seiring berkembangnya teknologi membuat produsen terus berinovasi

Lebih terperinci

01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Fakultas 01FEB STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani Program Studi S1 Akuntansi Fitri Indriawati, SE., M.Si Apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbisnisan pastilah memiliki data keuangan (transaksi) perusahaan kemudian dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

Lebih terperinci

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi KD 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi penting mengenai

Lebih terperinci

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PENERAPAN SPM 1 SECARA PROPORSIONAL SESUAI KARAKTERISTIK OPERASI DAN BESAR KECILNYA KANTOR AKUNTAN PUBLIK

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PENERAPAN SPM 1 SECARA PROPORSIONAL SESUAI KARAKTERISTIK OPERASI DAN BESAR KECILNYA KANTOR AKUNTAN PUBLIK PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 03 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PENERAPAN SPM 1 SECARA PROPORSIONAL SESUAI KARAKTERISTIK OPERASI DAN BESAR KECILNYA KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

3. Standar Akuntansi Syariah Standar Akuntansi Syariah akan diluncurkan dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab.

3. Standar Akuntansi Syariah Standar Akuntansi Syariah akan diluncurkan dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab. PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara. Harmonisasi terhadap

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DALAM KANTOR JASA AKUNTANSI

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DALAM KANTOR JASA AKUNTANSI SISTEM PENGENDALIAN MUTU DALAM KANTOR JASA AKUNTANSI Tia Adityasih Dewan Pengurus Nasional IAI Prospek Industri dan Peningkatan Mutu Kantor Jasa Akuntansi Kementerian Keuangan Jakarta 16.01.2017 Akuntan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi A. Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keuangan suatu entitas yang akan digunakan oleh stakeholder sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keuangan suatu entitas yang akan digunakan oleh stakeholder sebagai salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan sebagai salah satu output utama. Akuntansi berfungsi untuk mengindetifikasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan yang berbadan hukum berbentuk perseroan terbatas yang bersifat terbuka. Audit laporan keuangan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK Tujuan Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum etika didefinisikan sebagai nilai-nilai tingkah laku atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum etika didefinisikan sebagai nilai-nilai tingkah laku atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etika Profesi 2.1.1 Pengertian Etika Profesi Secara umum etika didefinisikan sebagai nilai-nilai tingkah laku atau aturan aturan tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku bisnis maupun bagi para kalangan masyarakat yang bukan pelaku bisnis. Dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan informasi penting lainnya, sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Auditing 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audit yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini reformasi pengelolaan keuangan negara masih terus dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan agar amanat yang tertuang dalam pasal

Lebih terperinci

MODUL-1 INTERNAL AUDITING

MODUL-1 INTERNAL AUDITING 2007 MODUL-1 INTERNAL AUDITING Oleh : Muh. Arief Effendi,SE, MSi, Ak, QIA STIE TRISAKTI JAKARTA Ch.1 THE NATURE OF INTERNAL AUDITING Evolusi Audit Internal (The evolution of Internal Auditing). External

Lebih terperinci