MEMBEDAH STANDAR AUDIT INTERN PEMERINTAH INDONESIA. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
|
|
- Sucianty Setiabudi
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MEMBEDAH STANDAR AUDIT INTERN PEMERINTAH INDONESIA Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI) diterbitkan oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) pada 30 Desember 2013 dan diluncurkan pada saat Konferensi Kedua AAIPI tanggal 13 Juni 2014 di Jakarta. SAIPI ini merupakan perwujudan dari amanat pasal 53 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang menetapkan bahwa organisasi profesi auditor, dalam hal ini AAIPI, menyusun standar audit yang wajib digunakan dan ditaati oleh auditor pada saat melaksanakan audit. Tulisan ini membahas beberapa permasalahan atas standar audit yang dimaksud. Kata Kunci: audit intern, standar audit Pendahuluan Setelah lebih dari 5 (lima) tahun ditunggu-tunggu, akhirnya terbitlah Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI). Kerja keras Asosiasi Auditor Internal Pemerintah Indonesia (AAIPI), khususnya Komite Standar Audit AAIPI ini patut diapresiasi. Keterlambatan standar ini dapat dipahami mengingat organisasi profesi audtor (intern), sebagaimana diatur dalam pasal 52 ayat 3, pasal 53 ayat 3, dan pasal 55 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, baru terbentuk pada tanggal 30 November 2012 di Jakarta dengan nama Asosisasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI). Pasal 53 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (selanjutnya disebut PP 60/2008) menyatakan bahwa standar audit yang dipakai untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan APIP disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah. Ada beberapa permasalahan yang perlu kita cermati dari standar audit tersebut. Berikut ini bahasan atas beberapa permasalahan tersebut. 1
2 Penggunaan Istilah Audit Intern Sesuai dengan pasal 53 PP 60/2008, mandat yang diberikan kepada kepada organisasi profesi auditor adalah menyusun standar audit.dalam penjelasan pasal 53 ayat (1) PP 60/2008 secara tegas dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan standar audit adalah kriteria atau ukuran mutu untuk melakukan kegiatan audit[ditebali oleh penulis] yang wajib dipedomani oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Audit sendiri adalah salah satu kegiatan dalam pengawasan intern sebagaimana yang dinyatakan dalam pasal 1 PP 60/2008 dimana pengertian pengawasan intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yan baik. Dalam penjelasan pasal 48 ayat 2 huruf a dinyatakan bahwa audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Standar yang dibuat oleh AAIPI berjudul Standar Audit Intern, mendefinisikan Audit Intern sebagai kegiatan yang independen dan obyektif dalam bentuk pemberian keyakinan (assurance activities) dan konsultasi (consulting activities), yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasional sebuah organisasi (auditi). Kegiatan ini membantu organisasi (auditi) untuk mencapai tujuannya dengan cara pendekatan yang sistematis dan teratur untuk menilai dan meningkatkan efektivitas dari proses manajemen risiko, kontrol (pengendalian), dan tata kelola (sektor publik). Definisi ini tidak sama dengan definisi pengawasan intern sebagaimana ditetapkan dalam PP 60/2008. Penulis berkeyakinan bahwa definisi audit intern yang dipakai oleh AAIPI adalah definisi audit internal oleh the Institute of Internal Audit (IIA). Disinilah letak kekurang konsistenan AAIPI dalam menggunakan istilah yang sudah diatur dalam PP 60/2008.Seandainya standar ini dimaksudkan untuk menaungi seluruh kegiatan pengawasan intern, maka seharusnya menggunakan 2
3 istilah standar pengawasan intern, bukan audit intern.demikian juga dengan definisi yang dibuat, cukup menggunakan pengawasan intern yang sudah didefinisikan dalam PP 60/2008.Namun jika standar ini dimaksudkan hanya untuk mengatur kegiatan audit, maka istilah yang digunakan seharusnya standar audit, tanpa kata intern.pembahasan lebih lanjut ada di bagian ruang lingkup. Sistematika Standar Sistematika standar audit intern yang dibuat oleh AAIPI sesuai dengan daftar isi dan sistematika adalah sebagai berikut: a. Pendahuluan b. Standar Atribut (Attribute Standards) mengatur mengenai karakteristik umum yang meliputi tanggung jawab, sikap, dan tindakan dari penugasan audit intern serta organisasi dan pihak-pihak yang melakukan kegiatan audit intern, dan berlaku umum untuk semua penugasan audit intern. Standar atribut terdiri dari: 1) Prinsip-prinsip Dasar 2) Standar Umum c. Standar Pelaksanaan (Performance Standards) menggambarkan sifat khusus kegiatan audit intern dan menyediakan kriteria untuk menilai kinerja audit intern. Standar pelaksanaan terdiri dari: 1) Standar Pelaksanaan Audit Intern 2) Standar Komunikasi Audit Intern Standar ini juga dilengkapi dengan 2 (dua) lampiran yaitu Contoh Rincian Kegiatan Audit Intern di Lingkungan APIP dan Contoh InternalAudit Charter (Piagam Audit Intern). Pendahuluan berisi latar belakang, definisi, tujuan dan fungsi standar, ruang lingkup, landasan dan referensi, interpretasi dan perubahan, dan sistematika. Prinsip-prinsip Dasar terdiri dari: 1000 Visi, Misi, Tujuan, Kewenangan dan Tanggung Jawab APIP (Audit Charter) 1100 Independensi dan Objektivitas 3
4 1200 Kepatuhan terhadap Kode Etik Standar Umum terdiri dari: 2000 Kompetensi dan Kecermatan Profesional 2100 Kewajiban Auditor 2200 Program Pengembangan dan Penjaminan Kualitas Standar Pelaksanaan Audit Intern terdiri dari: 3000 Mengelola Kegiatan Audit Intern 3100 Sifat Kerja Kegiatan Audit Intern 3200 Perencanaan Penugasan Audit Intern 3300 Pelaksanaan Penugasan Audit Intern Standar Komunikasi Audit Intern terdiri dari: 4000 Komunikasi Hasil Penugasan Audit Intern 4100 Pemantauan Tindak Lanjut Sistematika yang digunakan oleh AAIPI tersebut di atas mendekati sistematika yang digunakan oleh Institute Internal Auditor (IIA). International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (Standards) yang diterbitkan oleh IIA terakhir adalah Revisi Dalam standar tersebut, IIA membagi standar hanya dalam dua kelompok, yaitu Standar Atribut (Attribute Standards) dan Standar Pelaksanaan (Performance Standards).Jadi tidak ada rincian lagi untuk Standar Atribut ke dalam Prinsip-prinsip Dasar dan Standar Umum serta Standar Pelaksanaan ke dalam Standar Pelaksanaan Audit Intern dan Standar Komunikasi Audit Intern. Kedua kelompok standar IIA tersebut kemudian diperinci lagi dengan standar implementasi (implementations standards)yang menyajikan ketentuan-ketentuan yang diterapkan untuk setiap jenis kegiatan audit intern, yaitu kegiatan penjaminan (assurance activities) dan kegiatan konsultasi (consulting activities). Masing-masing standar implementasi diberi kode terpisah, yaitu A untuk kegiatan penjaminan dan C untuk kegiatan konsultasi. SAIPI tidak menggunakan sistematika yang sama dengan standar IIA karena pemisahan antara kegiatan penjaminan dan kegiatan konsultasi hanya diberikan penjelasan pada beberapa pernyataan standardan tidak dibuatkan kode terpisah. 4
5 Ruang Lingkup Sesuai dengan pendahuluan standar, AAIPI menyatakan bahwa Standar Audit ini mengatur mengenai kegiatan audit intern yang dapat dilakukan oleh auditor dan pimpinan APIP sesuai dengan mandat serta kedudukan, tugas, dan fungsi masingmasing. Lingkup kegiatan audit intern yang dapat dilakukan oleh auditor, dalam standar dikelompokkan sebagai kegiatan penjaminan kualitas (quality assurance) 1 dan kegiatan pengawasan lainnya yang tidak memberikan penjaminan kualitas (kegiatan consulting). Kegiatan penjaminan kualitas terdiri dari audit, evaluasi, reviu dan pemantauan/monitoring. Berdasarkan ruang lingkup di atas, maka wajarlah kalau AAIPI menggunakan judul Standar Audit Intern, karena standar yang dibuat oleh AAIPI itu berlaku untuk semua penugasan APIP, bukan khusus kegiatan audit. Dalam beberapa pernyataan standar dalam Standar Audit tersebut, AAIPI kadang-kadang masih menggunakan istilah audit, tanpa kata intern.pengecualian atas standar ini adalah atas penugasan audit keuangan yang memberikan opini yang wajib menggunakan SPKN yang diterbitkan oleh BPK-RI dan.atau SPAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah AAIPI melampaui mandat yang diberikan sesuai pasal 53 PP 60/2008 mengingat pasal tersebut menyatakan bahwa mandat yang diberikan kepada organisasi profesi auditor adalah hanya menyusun standar audit, bukan standar pengawasan intern (atau audit intern menurut AAIPI). Bahkan untuk penugasan reviu laporan keuangan, yang menetapkan standar (standard setter) reviu bukan organisasi profesi auditor tetapi oleh Menteri Keuangan sesuai pasal 57 PP 60/2008. Demikian juga standar setter untuk pejabat pengawas pemerintah, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan 1 Istilah penjaminan kualitas (quality assurance) kurang tepat. Sesuai definisi audit intern yang juga digunakan oleh AAIPI, bahwa audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam bentuk pemberian keyakinan (assurance activities), tanpa ada kata kualitas yang akan memberikan makna jauh berbeda. Hal ini dapat penulis maklumi karena istilah tersebut ada di penjelasan pasal 48 ayat 2 PP 60/2008 yang menyatakan kegiatan audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan merupakan kegiatan yang berkaitan langsung dengan penjaminan kualitas (quality assurance)] 5
6 Daerahadalah Menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang Pemerintahan Dalam Negeri. Kondisi ini berbeda dengan Standar Audit APIP yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 yang dengan secara tegas menyatakan dalam ruang lingkupnya bahwa standar audit tersebut hanya berlaku untuk kegiatan audit. Bahkan kegiatan audit yang diatur dibatasi hanya untuk audit kinerja dan audit investigatif karena untuk audit keuangan wajib menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang diterbitkan oleh BPK-RI. Landasan dan Referensi Pasal 53 ayat 3 PP 60/2008 menyatakan bahwa dalam penyusunan standar audit, organisasi profesi auditor harus mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.dalam penjelasan pasal tersebut dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan pedoman yang ditetapkan pemerintah adalah Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Atas dasar ketentuan tersebut, AAPI menggunakan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Mei 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah sebagai acuan untuk menyusun Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, landasan dan referensi yang digunakan oleh AAIPI juga sama dengan landasan dan referensi pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara tersebut di atas dengan beberapa perubahan. Namun sayangnya, AAIPI kurang cermat dalam penggunaan landasan dan referensi yang seharusnya mengakomodasi perkembangan peraturan dan pengetahuan mutakhir. AAIPI menggunakan 4 (empat) landasan peraturan perundang-undangan yaitu UU nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem pengendalian Intern Pemerintah, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya dan Anggaran Dasar serta Anggaran Rumah Tangga AAIPI. 6
7 Sebagaimana yang dinyatakan dalam definisi, AAIPI menyatakan bahwa SAIPI wajib dipedomani oleh auditor intern pemerintah Indonesia.Selanjutnya, AAIPI memberikan pengertian bahwa auditor tersebut mencakup Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (JFP2UPD). Oleh karena itu, landasan peraturan perundangan yang digunakan seharusnya juga memasukkan peraturan perundangan berkaitan dengan JFP2UPD, bukan hanya JFA saja. Adapun peraturan-peraturan berkenaan dengan JF2UPD adalah: 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menjadi Undang-Undang, 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, 3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya. Untuk referensi, AAIPI menggunakan sebelas referensi yang digunakan dalam Standar Audit APIP kecuali Standar Kualitas Investigasi Inspektorat Investigasi, Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan.Satu referensi pada SA-APIP yaitu Standar Audit Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan diganti dengan Standar Audit Internal Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan (Peraturan Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Nomor PER-10/IJ/2010 tanggal 27 Agustus 2010). Selain itu, AAIPI menambahkan 3 (tiga) referensi baru dalam penyusunan Standar Audit Intern ini, yaitu: 1. International Professional Practices Framework (IPPF), the Institute of Internal Auditors Standar Kompetensi Auditor (Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Nomor PER-211/K/JF/2010 tanggal 13 April 2010). 7
8 3. Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008). Penggunaan referensi ini menimbulkan beberapa masalah.yang pertama, referensi yang digunakan dalam SA-APIP adalah yang paling mutakhir pada saat standar tersebut disusun pada tahun 2007.Sejak tahun 2008 telah terjadi perkembangan standar yang dijadikan referensi dalam penyusunan SA-APIP, sehingga AAIPI seharusnya menggunakan referensi yang termutakhir, bukan yang digunakan dalam SA-APIP. Kedua, Standards for the Professional Practices of Internal Auditing (SPPIA) the Institute Internal Auditor pada dasarnya sudah digantikan oleh International Professional Practices Framework (IPPF) the Institute of Internal Auditor sehingga seharusnya tidak digunakan lagi. International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing sebagai bagian dari IPPF versi terakhir adalah Revisi Oktober Yang terakhir, AAIPI menggunakan Standar Kompetensi Auditor (Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Nomor PER-211/K/JF/2010 tanggal 13 April 2010) sebagai referensi tetapi tidak memasukkan Standar Kompetensi Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya). Simpulan dan Saran Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI) yang diterbitkan oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) pada akhir tahun 2013 kemarin adalah jawaban atas mandat yang diberikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Sistematika standar tersebut terdiri dari Pendahuluan, Standar Atribut, dan Standar Pelaksanaan.Selain itu, standar tersebut juga dilengkapi dengan dua lampiran yaitu Contoh Rincian Kegiatan Audit Intern di Lingkungan APIP dan Contoh Internal Audit Charter (Piagam Audit Intern). SAIPI disusun dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Standar Audit Aparat Pengawasan Intern 8
9 Pemerintah yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Mei 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Oleh karena itu, AAIPI juga menggunakan landasan dan referensi yang sama dengan SA-APIP dengan beberapa penyesuaian dan penambahan. Terdapat beberapa masalah sehubungan dengan penyusunan SAIPI tersebut yang perlu mendapatkan perhatian, terutama oleh AAIPI.Permasalahan tersebut adalah: 1. AAIPI menggunakan terminologi audit intern dimana terminologi tersebut tidak digunakan dalam PP 60/2008. PP 60/2008 menggunakan terminologi pengawasan intern dan sudah didefinisikan dalam PP tersebut. 2. Standar audit intern yang dibuat oleh AAIPI berlaku untuk semua kegiatan audit intern, termasuk kegiatan audit. Di lain pihak, PP 60/2008 secara tegas menyatakan bahwa organisasi profesi auditor hanya diberi kewenangan untuk menyusun standar audit, bukan standar pengawasan (audit) intern. 3. Standar audit intern yang disusun oleh AAIPI berlaku untuk semua kegiatan audit intern yang meliputi kegiatan penjaminan (assurance activities) dan kegiatan pengawasan lainnya yang tidak memberikan penjaminan (kegiatan consulting). Sistematika yang digunakan oleh AAIPI dalam menyusun SAIPI tersebut tidak secara tegas memerinci standar tersebut ke dalam standar implementasi (implementations standards) yang memisahkan pengaturan untuk setiap jenis kegiatan audit intern, yaitu kegiatan penjaminan (assurance activities) dan kegiatan konsultasi (consulting activities). 4. Landasan peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam penyusunan SAIPI belum memasukkan peraturan perundang-undangan berkaitan dengan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (JFP2UPD). 5. Referensi yang digunakan dalam penyusunan SAIPI belum semuanya menggunakan referensi yang paling mutakhir. Dalam bab Pendahuluan, utamanya sub-bab Interpretasi dan perubahan, AAIPI menyatakan bahwa demi penyempurnaan dan penyesuaian dengan perkembangan kebutuhan, perubahan kondisi dan lingkungan audit intern di masa mendatang, maupun perkembangan pengetahuan dan ilmu audit intern, Organisasi Profesi 9
10 Auditor (Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia/AAIPI) dapat mengubah atau menyempurnakan SAIPI. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar AAIPI dapat melakukan penyempurnaan atas SAIPI yang telah disusunnya dengan mempertimbangkan berbagai permasalahan di atas. Daftar Pustaka: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. 3. Peraturan BPK-RI Nomor 01 Tahun 2007 Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya. 5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. 6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya. 7. Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia, Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia, Institute of Internal Auditor (IIA), International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (ISPPIA). Revised October
Standar Audit Internal Pemerintah Indonesia. Asosiasi Audit Internal Pemerintah Indonesia
Standar Audit Internal Pemerintah Indonesia Asosiasi Audit Internal Pemerintah Indonesia Peran APIP Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikuti
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 82 TANGGAL : 2 DESEMBER 2014 TENTANG : PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
- 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam
Lebih terperinciJABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH (JFP2UPD) DAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR (JFA)
JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH (JFP2UPD) DAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR (JFA) Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciSATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 23
Lebih terperincijtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà
- 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciPEMERINTAH INDONESIA. Free Powerpoint Templates Page 1. Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia ASOSIASI AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH INDONESIA
ASOSIASI AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH INDONESIA Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia INDONESIAN GOVERNMEN T INTERNAL AUDITORS ASSOCIATIO N STANDAR AUDIT INTERN PEMERINTAH INDONESIA Free Powerpoint
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb
No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinci2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN
Lebih terperinciPENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL
Lampiran II Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor Tentang Tahun Piagam Pengawasan Internal di Lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinci2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup, dan batasan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup, dan batasan penelitian, serta sistematika
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang
Lebih terperinciMENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
Lebih terperinciSetyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama
Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi
Lebih terperinciPEMERINTAH INDONESIA. Free Powerpoint Templates Page 1. Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia ASOSIASI AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH INDONESIA
ASOSIASI AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH INDONESIA Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia INDONESIAN GOVERNMEN T INTERNAL AUDITORS ASSOCIATIO N STANDAR AUDIT INTERN PEMERINTAH INDONESIA Free Powerpoint
Lebih terperinciPERLUNYA REVISI ATAS STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA (SPKN) 2007
PERLUNYA REVISI ATAS STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA (SPKN) 2007 Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
Lebih terperinciBUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1123, 2014 KEMEN KP. Pengawasan. Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-02.PW.02.03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciTENTANG WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 118 TAHUN 2016
TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN KODE ETIK, STANDAR AUDIT DAN TELAAHAN SEJAWAT ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara berlapis-lapis, seperti BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal, Inspektorat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Pengawasan juga
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Visi adalah pandangan ideal keadaan masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan, dan secara potensial
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,
KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN NOMOR : /IJ-DAG/KEP/01/2017 TENTANG KODE ETIK AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang membawa kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan oleh
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit
Lebih terperinciBADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS MONITORING TINGKAT KAPABILITAS APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 121 TAHUN 2012
PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 121 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme
Lebih terperinciBUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH
BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA
Lebih terperinci2016, No atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta
No. 1178, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Auditor. Penugasan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENUGASAN AUDITOR DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya aparatur negara menjadi faktor kunci bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan hadirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia dari pola sentralisasi menjadi pola desentralisasi membawa konsekuensi terhadap makin besarnya
Lebih terperinciBEKASI : E SERI ... APARAT. yang. berdaya. guna, dan. Pemerint. tah (APIP) Pengawa. APlP yang. diperlukan. Kotamadya.
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 20122 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 TAHUN 2012... TENTANG PEDOMAN KENDALI MUTU AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (PKMA-APIP) INSPEKTORATT KOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan Intern Pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui bahwa suatu
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG
1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan perihal mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciTINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA K E U A N G A N N E G A R A B A T A S A N A U D I T R U A N G L I N G K U P A U D I T P R O S E S A U D I T T E D I L A S T 0 9 / 1 6 Keuangan Negara UU no 17 th 2003
Lebih terperinciKEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK AUDITOR DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
Lebih terperinciBERITA NEGARA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
No.1652, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. Penyelenggaran. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Pengelolaan Keuangan Negara yang baik akan mensukseskan pembangunan dan mencapai tujuan
Lebih terperinciKEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1075/SEKJEN/2015 TENTANG
KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1075/SEKJEN/2015 TENTANG PENETAPAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT UTAMA SEKRETARIAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.
No.237, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI AUDITOR DAN PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APARAT PENGAWAS INTERN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
LAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN NOMOR /IJ-DAG/KEP/1/2017 TENTANG STANDAR AUDIT INTERN PEMERINTAH INDONESIA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR
Lebih terperinci1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal
Piagam Audit Intern 1.0 PENDAHULUAN 2.0 VISI 3.0 MISI 1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal a. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan
Lebih terperinciPERBEDAAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DAN GOVERNMENT AUDIT STANDARDS BAGIAN PENDAHULUAN
PERBEDAAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DAN GOVERNMENT AUDIT STANDARDS BAGIAN PENDAHULUAN No Hal Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Government Audit Standards 1. Tujuan disusunnya Untuk menjadi
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN, KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB.
LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APIP PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT STANDAR UMUM A. VISI, MISI, TUJUAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing auditor berbeda. Auditor pemerintah dibedakan menjadi dua yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditor adalah seseorang yang profesional dan memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu organisasi, perusahaan, atau
Lebih terperinciPeran Strategis AAIPI dalam Meningkatkan Kapabilitas APIP
Peran Strategis AAIPI dalam Meningkatkan Kapabilitas APIP Sonny Loho Ketua Umum AAIPI Disampaikan pada Rapat Koordinasi Nasional APIP Jakarta, 13 Mei 2015 Agenda Sekilas Tentang AAIPI Peran APIP yang Efektif
Lebih terperinciPT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal
PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG ATURAN PERILAKU AUDITOR INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG ATURAN PERILAKU AUDITOR INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,
Lebih terperinciFungsi SPI Dalam Mengawal Pengawasan Eksternal INSPEKTUR III DR. YOHANES INDRAYONO, AK, MM, CA APRIL 2017
Fungsi SPI Dalam Mengawal Pengawasan Eksternal INSPEKTUR III DR. YOHANES INDRAYONO, AK, MM, CA APRIL 2017 Independensi dan Objektivitas Dalam semua hal yang berkaitan dengan penugasan audit intern, APIP
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR : PER/05/M.PAN/03/2008 TENTANG
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/05/M.PAN/03/2008 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH
Lebih terperinciBERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA
No.873, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinci2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1041, 2014 KEMENKOPOLHUKAM. Kode Etik. Auditor. Aparat Pengawas Intern Pemerintah. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan zaman. APIP diharapkan menjadi agen perubahan
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN INSPEKTORAT MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
Lebih terperinciINTERNATIONAL STANDARDS INTOSAI ALTERNATIF RUJUKAN UNTUK MEREVISI SPKN
INTERNATIONAL STANDARDS INTOSAI ALTERNATIF RUJUKAN UNTUK MEREVISI SPKN Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 20 Tahun 2009 Lampiran : - TENTANG PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2017 TENT ANG
WALIKOTA MOJOKERTO PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2017 TENT ANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menjelaskan latar belakang masalah yang menjadi fokus penelitian
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan latar belakang masalah yang menjadi fokus penelitian dan kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah akan ditentukan pertanyaan penelitian
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 812 TAHUN 2OI5 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Lebih terperinciPIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)
PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengarah pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan zaman. APIP diharapkan menjadi agen perubahan
Lebih terperinciStandar Audit? i Oleh: Revoldi H. Siringoringo
1 Sudahkah APIP melaksanakan Audit sesuai Standar Audit? i Oleh: Revoldi H. Siringoringo Pengantar Pada bagian pendahuluan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 5 tahun 2008 tentang Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah; 3. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola. penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah yang mulai diberlakukan sejak tahun 2001 telah memberikan kewenangan bagi Pemerintah Daerah untuk mengurus keuangannya sendiri dan sejalan dengan kewenangan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR AUDIT INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR AUDIT INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN
Lebih terperinciLAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,
BAB I PENDAHULUAN Pemahaman kegiatan pengawasan harus berangkat dari suatu pemahaman manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, actuating dan controlling. Controlling adalah salah satu
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.
PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 21 SERI E
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 21 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTEREN PEMERINTAH (APIP) DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KOTA BOGOR DENGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1525, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. SPIP. Aparat. Pertahanan. TNI. Kode Etik. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK APARAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia berimplikasi pada akuntabilitas dan transparansi sistem pengelolaan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbagai diskusi ilmiah, korupsi diakui sebagai musuh bersama bagi masyarakat Indonesia, karena dampak nyata kegiatan korupsi bukan hanya menimbulkan high cost
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa
Lebih terperinciMENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK AUDITOR DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DENGAN
Lebih terperinci