KEBERMAKNAAN HIDUP PADA JANDA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEBERMAKNAAN HIDUP PADA JANDA."

Transkripsi

1 KEBERMAKNAAN HIDUP PADA JANDA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Disusun oleh : LUFIANINGSIH SETYOWATI F Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

2 KEBERMAKNAAN HIDUP PADA JANDA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Disusun oleh : LUFIANINGSIH SETYOWATI F Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 ii

3

4 iv

5 ABSTRAKSI KEBERMAKNAAN HIDUP PADA JANDA Lufianingsih Setyowati 1 Zahrotul Uyun 2 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Lufia9980@gmail.com Uyun_Zahrotul@yahoo.com Kekosongan makna hidup akan sangat terasa dalam kehidupan seseorang saat orang tersebut mengalami kejadian yang sangat mengecewakan di dalam kehidupannya. Seperti halnya kehilangan pasangan menjadikan suatu peristiwa yang menyedihkan pada suatu pernikahan, tidak terkecuali wanita yang menjanda dikarenakan perceraian atau kematian pasangan hidup mereka harus bisa menerima hidup dan memikirkan hidup untuk melanjutkan kehidupan tanpa seorang pasangan (suami). Kebermaknaan hidup adalah dapat memunculkan perasaan bangga, bahagia, sekaligus sebagai bentuk peneguhan bahwa dirinya berkembang kearah yang lebih baik karena memperoleh sesuatu. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kebermaknaan hidup pada janda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu mengunakan metode pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Teknik wawancara dilakukan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun oleh peneliti guna mendapatkan informasi dan teknik observasi adalah metode pencatatan pengumpulan data dengan cara pengamatan dan pemusatan secara langsung maupun tidak langsung. Subjek penelitian ini adalah 6 orang wanita yang berstatus janda, 2 orang janda di tinggal mati pasangannya dan 4 orang janda cerai yang berada di daerah kecamatan Masaran. Hasil dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang para wanita yang berstatus janda tidak mempengaruhi faktor tentang kebermaknaan hidup. Makna hidup dirasakan wanita yang berstatus janda berdasarkan pada pengalaman dan peristiwa yang dialami selama menjalani kehidupan ini antara lain dapat menerima keadaan dan kondisi kehidupan sekarang dengan ikhlas tidak mengeluh selalu bersyukur, selalu mendekatkan diri pada allah, serta menjalani kehidupan penuh dengan kebahagiaan bersama keluarga. Menjadi orangtua tunggal yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak, maupun keluarga. Kata kunci : Kebermaknaan hidup, Janda. v

6 PENDAHULUAN Pernikahan adalah suatu ikatan janji setia antara suami dan istri yang di dalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari kedua belah pihak. Pernikahan dilandasi dengan rasa saling cinta,kasih sayang dan peningkatan. Menurut Directur Jenderal bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama, Nazarudin Umar, sekitar 2juta pasang menikah setiap tahun, disisi lain sekitar 200 ribu pasangan, pasangan juga bercerai setiap tahun. Terlihat angka perceraian pengorbanan. Keputusan seseorang 10% dari angka pernikahan dan itu untuk menikah adalah suatu keputusan yang berat karena memiliki kesiapan di segala hal dan pernikahan merupakan kebutuhan manusia baik secara psikologis maupun fisiologis. Kehidupan seseorang akan berubah setelah memasuki gerbang pernikahan. Perubahan itu terjadi pada status, peran, tanggung jawab dan aktivitas yang dilakukan. Beragam reaksi akan timbul dari perubahan yang terjadi setelah menikah. Kertamuda, (2009) Angka perceraian di Indonesia dalam lima tahun terakhir ini telah terjadi berarti terdapat 1 perceraian di setiap 10 pernikahan. Hampir 70% dari perceraian tersebut dikarenakan istri yang menceraikan suami( gugat cerai) dan hanya yang 30% suami yang menceraikan. Setiap manusia menginginkan dirinya berkembang maju mencapai tujuan dan meraih makna hidup. Dalam mengembangkan potensi diri manusia pasti mengalami permasalahan hidup yang semakin kompleks akibat adanya tuntutan yang berasal dari lingkungan sosial, agama serta kultural. Permasalahan hidup 1

7 yang akan dihadapi dapat memberikan suatu dampak positive dan juga ada yang memberi dampak negative, yaitu terhambatnya proses pengembangan dunia ini tidak akan ada seorang wanita yang merencanakan jalan hidupnya untuk menjadi janda baik karena kematian suami atau bercerai diri untuk maju mencapai tujuan dengan pasangan hidupnya. hidup, hal ini juga dialami oleh seorang janda baik janda akibat bercerai maupun janda di tinggal meninggal suami. Janda mendapat tuntutan dari lingkungan sosial sebagai kaum minoritas yang selalu mendapatkan stigma dan deskriminasi buruk. Dari tuntutan tersebut akan menimbulakan masalah di dalam kehidupannaya dan memberikan dampak yang berbeda-beda. Menurut Santrock, (2002) Kehilangan pasangan hidup akibat kematian pasangan membuat seseorang menyandang status baru sebagai janda atau duda. Pada wanita, status janda adalah satu tantangan emosional yang paling berat karena di Hurlock, (1999) berpendapat bahwa perceraian merupakan kulminasi dari penyesuaian perkawinan yang buruk dan terjadi bila antara suami dan istri sudah tidak mampu lagi mencari cara penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak Pada sebagaian kalangan masyarakat status janda merupakan aib, atau mimpi buruk, bagi sebagian wanita yang masih tinggal dilingkungan sosial yang tidak berpihak pada status janda. Dalam tatanan masyarakat luas janda selalu dipandang sebelah mata karena banyak yang menyatakan bahwa janda adalah wanita yang kurang baik 2

8 sehingga terjadi bias jender.perceraian yang mengakibatkan seseorang menyandang status janda di dalam masyarakat bukanlah suatu status yang memalukan apabila seseorang mampu mengaktualisasi dirinya sehingga tidak dipandang sebelah mata dan tidak dianggap sebagai aib di masyarakat dengan cara seseorang mampu untuk memahami, mengenali, sekaligus mengelola hambatan atau masalah yang dihadapinya tersebut, hingga pada giliranya akan mengubah hambatan itu menjadi peluang atau kesempatan yang menjanjikan suatu kesuksesan. Sehingga dalam hidupnya seorang yang menyandang status janda melalui proses dimana ia merasakan hadirnya sebuah perubahan dalam dirinya, dan perubahan itu sangat mengesankan dan memunculkan perasaan bangga, bahagia sekaligus sebagai bentuk peneguhan bahwa dirinya berkembang kearah yang lebih baik karena memperoleh sesuatu. Menurut Atchley (dalam Mehta, Kulshrestha dan Chowdhry 2006) kehilangan pasangan, sebagai peristiwa hidup yang signifikan memiliki dampak yang kuat pada sosial dan personal terhadap penyesuaian, kesehatan dan kepuasan kehidupan seseorang. Ketika pasangan meninggal korban tidak hanya harus menyesuaikan diri dengan hilangnya menutup hubungan, tetapi juga untuk mengelola keputusan dan tanggung jawab sehari-hari yang dulunya dikelola bersama. Menjanda dapat dianggap sebagai Posisi baru yang melibatkan perubahan besar dalam diri perempuan baik peran dalam tujuan keluarga ataupun dalam masyarakat, Dia harus memberlakukan peran baru,seperti peran pencari nafkah atau peran pemimpin dalam kehidupan. 3

9 Kekosongan makna hidup akan sangat terasa dalam kehidupan seseorang saat orang tersebut mengalami kejadian yang sangat mengecewakan di dalam kehidupannya. Misalnya pasangan yang bercerai atau kehilangan pasangan karena meninggal dunia. Tidak terkecuali wanita yang menjanda karena perceraian atau kematian harus bisa menerima hidup dan memikirkan hidup untuk melanjutkan kehidupan tanpa seorang pasangan(suami). Memikirkan hidup merupakan langkah awal menuju kehidupan yang lebih baik karena itu mencari dan memilih kehidupan adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup manusia, salah satunya adalah hasrat untuk hidup bermakna yang merupakan motivasi utama dalam kehidupan ini. Tidak ada penghargaan terhadap apa yang dilakukan menjadikan orang merasakan hidup tanpa makna itu hampa dan tidak lagi mengerti tujuan hidup sehingga dapat menimbulkan mental yang tidak sehat. Individu dalam kondisi demikian semakin sulit untuk bahagia banyak dari diri individu yang bunuh diri. Bastaman, (2007) mengemukakan Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan( the purpose of life) pengertian mengenai makna hidup menunjukan bahwa dalam makna hidup terkandung juga tujuan hidup yakni hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi. Mengingat antara makna hidup dengan tujuan hidup tidak dapat dipisahkan, maka untuk keperluan praktis mengenai makna hidup dan tujuan hidup dapat 4

10 disamakan. Makna hidup dan tujuan hidup dalam penggunaan sehari hari sering disamakan artinya walaupun kadang-kadang konotasi yang berlainan. Makna hidup lebih Hidup pada Janda? Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Kebermaknaan Hidup Pada Janda menunjukan apa yang seharusnya METODE PENELITIAN Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan tujuan mengambarkan atau mendeskripsikan obyek atau fenomena kebermaknaan hidup yang dirasakan pada janda. dicapai. Kebermaknaan hidup disebut sebagai kualitas penghayatan individu terhadap seberapa besar ia dapat mengembangkan dan mengaktualisasi potensi-potensi serta kapasitas yang dimilikinya dan terhadap seberapa jauh ia telah berhasil mencapai tujuantujuan hidupnya dalam rangka Sedangkan pertanyaan memberikan arti kepada kehidupannya.(frankl 2003) Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan peneliti ingin mengetahui bagaimana janda dalam memaknai kehidupannya. Sehingga dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Bagaimana Kebermaknaan wawancara disusun berdasarkan aspek-aspek kebermaknaan hidup sesuai pendapat Frankl (2003) sebagai berikut ini: 1. Kebebasan kemauan 2. Kemauan akan arti 3. Arti kehidupan 4. Sikap terhadap kematian 5

11 5. Pikiran tentang bunuh diri 6. Kepantasan untuk hidup Adapun informan penelitian ini adalah 6 orang janda, janda cerai dan mati, janda memiliki anak dan tidak memilki anak,pekerja dan ibu rumah tangga. HASIL DAN PEMBAHASAN Janda memiliki makna hidup berbeda-beda, kebermaknaan hidup dimaknai janda dengan perasaan senang dan menikmati saat menjalani kehidupannya sehari-hari. Adapun subyek pertama hal yang paling spesifik apabila dihadapkan pada suatu masalah penyelesaiannya cenderung mengacu pada kehidupan orangtuanya. Dalam artian subyek mengedepankan kehidupan orangtuanya sebagai tolak ukur dalam menyelesaikan masalah. Selain itu subyek juga merasa tidak lain subyek percaya bahwa sikap ikhlas akan mampu membawa dirinya jauh lebih baik dengan kondisi sekarang. Pada subyek kedua,subyek tidak memiliki anak tetap merasakan bahagia. Hal ini ditunjukan dengan ungkapan subyek ketika di interview bahwa subyek tetap merasa bahagia dengan cara merawat, berbakti serta menjaga silahturahmi dengan anggota keluarganya meskipun tanpa anak disampingnya. Subyek tidak mengeluh dengan kondisinya sekarang, hidup tanpa memilki seorang anak dan pasangan tidak menjadikan subyek berputus asa dalam menjalani kehidupan. Adapun faktor yang membuat subyek tetap bertahan yaitu kedua orang tuanya subyek menginginkan kebahagian untuk orangtuanya dan dirinya. memiiliki masalah yang berarti disisi 6

12 Pada subyek ketiga hal hidup subyek mengatakan bahwa kehidupannya saat ini menyenangkan. Hal ini ditunjukan dengan ungkapan subyek bahwa kehidupan itu pasti mengalami suka-duka. Baginya permasalahan hidup itu suatu hal yang membuat kehidupannya semakin bermakna, pasalnya dengan adanya masalah membuat pola pikir subyek semakin dewasa. Hidup tanpa adanya pasangan tidak menjadikan subyek berputus asa, menyerah dengan kondisi hidup. Pada subyek keempat cukup untuk kehidupan di akhirat kelak. Mendekatkan diri pada allah merupakan suatu hal yang membuat hati subyek lebih tenang jauh lebih bisa menerima takdir. Pada subyek kelima yang paling spesifik yaitu perjuangan hidup untuk anak kehidupan yang berat tetap merasakan bahagia. Saat subyek merasakan tidak kuat dengan beban ekonomi, disitulah subyek melihat anak-anaknya subyek merasakan harus tetap bangkit dan bersemangat untuk bekerja demi mencukupi kebutuhannya dan anak-anaknya. mengatakan bahwa kematian Subyek selalu tersenyum atau ceria merupakan hal yang wajar, baginya kematian merupakan takdir tuhan dan subyek sudah merasa siap jika sudah dihadapkan pada kematian. Hal ini ditunjukan dengan ungkapan subyek ketika di interview bahwa subyek sudah merasa memilki bekal yang apabila subyek melihat kedua anaknya bahagia. Pada subyek keenam hal yang paling spesifik yaitu menikmati kehidupan seorang janda. Dalam menjalani kehidupan subyek sebagai seorang janda tetap merasakan 7

13 menikmati dengan bahagia dalam bersama anak maupun keluarga menjalani hidup, kebahagiannya didapatkan dari anak. Subyek berusaha tetap bertahan hidup dengan bekerja keras demi hidup yang layak dengan terpenuhinya kebutuhan ekonomi. Status janda tidak membuat subyek berputus asa dan merasakan hidup ini tidak bahagia, karena menurut subyek hidup itu harus dinikmati, bahagia itu tidak harus bersama suami saja akan tetapi bersama anak maupun keluarga hidup tetap bisa bahagia. Meskipun disadari oleh mereka lelah dan susahnya menjalankan tugastugas sebagai orangtua tunggal. Namun mereka tetap berfikir postif untuk tidak mengeluh. Selain itu hal positif juga didapatkan oleh janda selama menjalani hari-harinya. Memperoleh pengalaman baru, makna hidup bahwa kebahagiaan tidak hanya didapatkan bersama suami akan tetapi kebahagiaan itu dapat diperoleh. Kebermaknaan hidup yang dirasakan Janda juga didukung dengan hubungan positif yang dijalaninya dengan lingkungannya. Meskipun masih ada yang dikeluhkan oleh Janda mengenai hubungannya dengan orang disekitar lingkungannya akan mengalami pandangan yang kurang baik. Akan tetapi mereka berusaha untuk menghilangkan pandangan tersebut dan memperbaiki keluhan tersebut. Seorang Janda dalam memaknai kehidupannya ia memandang kehidupannya dengan keadaan yang baik, selalu menerima takdir hidupnya, merasakan hidup itu menyenangkan, menerima dengan ikhlas,tidak berputus asa dengan kondisi sekarang, tetap berusaha untuk hidup lebih baik tetap berkarya demi kebahagian diri 8

14 sendiri, anak serta keluarga. Dalam menghadapi masalah yang datang dikehidupanya dengan sikap sabar, pasrah menyerahkan semua kepada allah, selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh allah. Hal ini didukung oleh pendapat Hernowo (dalam Nurdin dan Hastjarjo,2006) makna dapat memunculkan perasaan bangga, bahagia, sekaligus sebagai bentuk peneguhan bahwa dirinya berkembang kearah yang lebih baik karena memperoleh sesuatu.. Sedangkan kebahagiaan subyektif adalah kebahagiaan yang datang dari dalam diri seseorang dan mendasari kebahagiaan itu pada tingkat kepuasan diri. Pada umumya subyek merasakan hidupnya bermaknaa dalam berbagai hal, dalam ekonomi yang tergolong cukup dan terkadang kurang subyek tetap bahagia dengan kondisi kehidupan saat ini perasaan syukur dan merima selalu subyek terapkan dalam kehidupannya. Hal ini terlihat dari perasaan subyek yang hidup tanpa seorang pasangan merasakan kesepian dan kebinggungan dalam mencari nafkah untuk menyambung hidup dan mendidik anak,mengurus, memberikan kasih sayang, akan tetapi subyek selalu berusaha untuk bersemangat, bagi subyek hadirnya anak dan keluarga didalam hidupnya menjadikan subyek tersemangati dan terus bangkit dalam berkarya, bekerja keras demi memenuhi kebutuhan anak dan keluarga. Hal ini sesuai dengan pendapat Bastaman, (2007) makna hidup pada hakekatnya dapat ditemukan dalam berbagai situasi baik menyenangkan, tidak menyenangkan, subyek tetap merasakan bahagia, 9

15 bahagia, penderitaan, dan kepedihan sekalipun. Sehubungan dalam penyelesaian masalah yang hadir dalam kehidupan subyek, entah itu masalah lingkungan ataupun masalah ekonomi subyek selalu dapat mengatasi sendiri apabila subyek tidak bisa mengatasi subyek berusaha meminta bantuan dari orang disekitar subyek yang subyek anggap dapat dipercaya. Selain itu subyek tidak pernah terfikirkan untuk menyelesaikan masalah dengan tindakan bunuh diri. Bunuh diri dirasa subyek hal yang dilarang agama dapat menimbulkan dosa besar. hal ini sesuai pendapat Crumbaugh & Mahollick( dalam Koeswara, 1992) yaitu Pikiran tentang bunuh diri, yaitu bagaimana pemikiran seseorang tentang masalah bunuh diri. Bagi orang yang mempunyai makna hidup akan berusaha menghindari keinginan untuk melakukan bunuh diri atau bahkan tidak pernah memikirkannya. Subyek menginginkan sebuah harapan dapat hidup bahagia dunia maupun akhirat. Bahagia subyek berharap hidup dengan layak, mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga, mampu menjadi kepala rumah tangga yang baik,maka dari itu dalam menjalani hidup adanya seorang anak dan keluarga mampu membuat subyek bertahan untuk tetap maju meraih kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Bastaman (2007) harapan adalah keyakinan akan terjadi hal-hal yang baik dan perubahan dikemudian hari. Pengharapan mengandung makna hidup karena adanya harapan memberikan sebuah peluang dan solusi serta tujuan baru yang menjanjikan yang dapat menimbulkan semangat dan optimisme. 10

16 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan kebermaknaan hidup adalah perasaan syukur didalam setiap kondisi baik dalam kondisi menyenangkan maupun menyedihkan. Dalam artian subyek mampu menikmati kehidupannya, selalu bersyukur, ikhlas dan bersabar sehingga menciptakan kehidupan yang menyenangkan. Selain itu janda cerai maupun janda mati sama-sama mampu untuk memaknai hidupnya hal itu dibuktikan bahwa mereka mampu menjadi orangtua tunggal bagi anakanaknya. Makna hidup dirasakan janda berdasarkan pada pengalaman dan peristiwa yang dialami selama menjalani kehidupan ini antara lain dapat menerima keadaan dan kondisi selalu mendekatkan diri pada allah, serta menjalani kehidupan penuh dengan kebahagiaan bersama keluarga. Menjadi orangtua tunggal yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak, maupun keluarga. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran penelitian ini adalah : 1. Bagi keluarga mapun orang-orang terdekat diharapkan selalu memberikan dukungan baik dukungan emosional, maupun material agar janda menjalani kehidupan lebih kuat. 2. Kepada informan untuk selalu dapat menjaga kesehatan psikologis maupun fisiologis dengan harapan agar dapat kehidupan sekarang dengan ikhlas tidak mengeluh selalu bersyukur, meningkatkan dan 11

17 mempertahankan kebermaknaan ini dimaksudkan untuk mengetahui hidup yang telah dirasakan. 3. Kepada masyarakat diharapkan dapat menambah wawasan tentang Kebermaknaan Hidup pada Janda. Akan lebih baik jika memikirkan suatu hal terlebih dahulu sebelum melangkah. Agar tidak menyesal dikemudian hari. 4. Bagi peneliti agar lebih memanfaatkan data yang ada secara maksimal. Sehingga diharapkan kepada peneliti lain yang tertarik mengadakan penelitian dengan tema yang sama, disarankan untuk menggali lebih dalam tentang penilaian, kebermaknaan hidup yang dialami Janda, dan menggunakan observasi sebagai metode utama agar dapat mengungkapkan fakta lebih baik. Selain itu perlu juga dilakukan kebermaknaan hidup dirasakan oleh Janda sesuai pandangan keluarga DAFTAR PUSTAKA Bastaman, H, D. (1996). Meraih Hidup Bermakna, Kisah Pribadi dengan Pengalaman Tragis. Jakarta: Paramadina Bastaman, H, D. (2007). Logo Terapi Psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bersama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Frankl, E. Victor. (2003). Logo Terapi Terapi psikologi melalui pemaknaan eksistensi. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Hurlock, E, B. (1999). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.Jakarta: Erlangga Hastjarto, Nurdin (2006). Kebermaknaan hidup narapidana ditinjau dari konsep diri dan kecerdasan adversity. Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi. Vo.8, No.1, hal Kertamuda, Fatchiah. E. (2009). Pernikahan untuk Keluarga Indonesia. Jakarta : Salemba Humanika. wawancara dengan keluarga. Hal 12

18 Koeswara, E Logoterapi Psikoterapi Victor Frankl. Yogyakarta: Kanisius. Mehta, Kulshrestha, Chowdry. (2006). Effect of Widowhood on Repression-Sensitisation Tendency. Journal of the Indian Academi of Applied Psychology. Vo.01, No Santrock, J. W. (2002), Life-Span Development Perkembangan masa hidup(jilid 2), Jakarta: Erlangga. 13

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari kedua belah pihak. Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari kedua belah pihak. Pernikahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah suatu ikatan janji setia antara suami dan istri yang di dalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari kedua belah pihak. Pernikahan dilandasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menikah merupakan salah satu tujuan hidup bagi setiap orang. Usia dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal tersebut merupakan salah

Lebih terperinci

MAKNA HIDUP PADA PEREMPUAN SINGLE PARENT KARENA BERCERAI NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1)

MAKNA HIDUP PADA PEREMPUAN SINGLE PARENT KARENA BERCERAI NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) MAKNA HIDUP PADA PEREMPUAN SINGLE PARENT KARENA BERCERAI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Diajukan oleh : SHINTIA ADRIANI F. 100 110 044 FAKULTAS

Lebih terperinci

KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA

KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi Disusun oleh : RIZKIAN

Lebih terperinci

KEBERMAKNAAN HIDUP PADA JANDA

KEBERMAKNAAN HIDUP PADA JANDA KEBERMAKNAAN HIDUP PADA JANDA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ). Sedangkan Semua agama ( yang diakui ) di Indonesia tidak ada yang. menganjurkan untuk menceraikan istri atau suami kita.

BAB I PENDAHULUAN. ). Sedangkan Semua agama ( yang diakui ) di Indonesia tidak ada yang. menganjurkan untuk menceraikan istri atau suami kita. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena perceraian tentunya secara tidak langsung memiliki andil dalam menciptakan permasalahan sosial di masyarakat. Perceraian dalam rumah tangga, dapat dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentu ingin hidup dengan pasangannya selama mungkin, bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu hubungan. Ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal ini di jelaskan dalam Al-Qur an : Kami telah menjadikan kalian berpasang-pasangan (QS.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal dengan berbagai macam penyebab yang berbeda. Tidak ada ibu rumah tangga yang menginginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makna hidup (the meaning of life) adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Makna hidup (the meaning of life) adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makna hidup (the meaning of life) adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pasti akan mengalami perkembangan dan perubahan. Perkembangan sendiri pada dasarnya melibatkan pertumbuhan yang berarti bertambahnya usia menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses berkelanjutan dalam kehidupan yang ditandai dengan berbagai perubahan ke arah penurunan. Problematika yang harus dihadapi

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal HARGA DIRI PADA WANITA DEWASA AWAL MENIKAH YANG BERSELINGKUH KARTIKA SARI Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran harga diri

Lebih terperinci

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan

BAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perceraian merupakan suatu perpisahan secara resmi antara pasangan suami-istri dan berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah adalah bagian dari ibadah, karena itu tidak ada sifat memperberat kepada orang yang akan melaksanakannya. Perkawinan atau pernikahan menurut Reiss (dalam

Lebih terperinci

SUSI RACHMAWATI F

SUSI RACHMAWATI F HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN PERKAWINAN DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA PADA AWAL PERKAWINAN PASANGAN BERSTATUS MAHASISWA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pernikahan merupakan hal yang dicita-citakan dan didambakan oleh setiap orang, karena dengan pernikahan adalah awal dibangunnya sebuah rumah tangga dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan memainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan dapat menimpa siapa saja, baik laki- laki maupun perempuan,

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan dapat menimpa siapa saja, baik laki- laki maupun perempuan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak kekerasan dalam masyarakat sebenarnya bukan satu hal yang baru. Tindak kekerasan dapat menimpa siapa saja, baik laki- laki maupun perempuan, dari anak anak sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada fase ini seorang individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi, dari kehidupan bersama antara seorang laki-laki dan perempuan tetapi lebih dari itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekuatan seseorang dalam menghadapi kehidupan di dunia ini berawal dari keluarga. Keluarga merupakan masyarakat terkecil yang sangat penting dalam membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat yang terbentuk dari hubungan pernikahan laki-laki dan wanita untuk menciptakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhlik hidup ciptaan Allah SWT. Allah SWT tidak menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup ciptaan Allah yang lain adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT menciptakan manusia yaitu laki-laki dan perempuan secara berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk setiap masing-masing

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna hidup dari pengalaman tragis,

BAB V PENUTUP. hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna hidup dari pengalaman tragis, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari ketiga subjek, kedua subjek sudah menyadari dan menemukan makna hidupnya sedangkan subjek C belum menyadari dan menemukan makna hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dihindari. Penderitaan yang terjadi pada individu akan mengakibatkan stres dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dihindari. Penderitaan yang terjadi pada individu akan mengakibatkan stres dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan manusia. Peristiwa tragis yang mengakibatkan penderitaan kadangkala terjadi dan tidak dapat dihindari. Penderitaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk kebahagiaan dirinya dan memikirkan wali untuk anaknya jika kelak

BAB I PENDAHULUAN. untuk kebahagiaan dirinya dan memikirkan wali untuk anaknya jika kelak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Selama 10 tahun saya menjanda, tidak ada pikiran untuk menikah lagi, karena pengalaman yang tidak menyenangkan dengan perkawinan saya. Tapi anak sudah besar,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENYESUAN SOSIAL 1. Pengertian Penyesuaian sosial merupakan suatu istilah yang banyak merujuk pada proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai mahluk sosial (ditengah keluarganya). Mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di berbagai Negara. Pada tahun 2005 di Inggris terdapat 1,9 juta orangtua tunggal dan 91% dari angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unit sosial terkecil di dalam lingkungan masyarakat. Bagi anak, keluarga merupakan tempat pertama mereka untuk berinteraksi. Keluarga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti mempunyai harapan-harapan dalam hidupnya dan terlebih pada pasangan suami istri yang normal, mereka mempunyai harapan agar kehidupan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para individu lanjut usia atau lansia telah pensiun dari pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Para individu lanjut usia atau lansia telah pensiun dari pekerjaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan adalah sebuah hubungan yang menjadi penting bagi individu lanjut usia yang telah kehilangan banyak peran (Indriana, 2013). Para individu lanjut usia atau

Lebih terperinci

para1). BAB I PENDAHULUAN

para1). BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menjadi tua merupakan suatu proses perubahan alami yang terjadi pada setiap individu. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 60 tahun sampai 74 tahun sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan seperti firman Allah dalam Qur`an Surat Al- Baqarah ayat 36

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan seperti firman Allah dalam Qur`an Surat Al- Baqarah ayat 36 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang menginginkan kebahagiaan dan kepuasan dalam hidupnya. Selain itu juga Allah memerintahkan manusia untuk mencari kebahagiaan seperti firman Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, hampir semua manusia hidup terikat dalam sebuah jaringan dimana seorang manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. hendak diteliti dalam penelitian ini, yaitu mengenai gambaran psychological wellbeling

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. hendak diteliti dalam penelitian ini, yaitu mengenai gambaran psychological wellbeling BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dari bagian awal penelitian ini dijelaskan mengenai pembahasan yang hendak diteliti dalam penelitian ini, yaitu mengenai gambaran psychological wellbeling pada pasangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi reproduksi dan memberikan perlindungan kepada anggota keluarga dalam masyarakat. Keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hadapi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong seseorang

BAB I PENDAHULUAN. hadapi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong seseorang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan kemajuan teknologi di Indonesia dan lapangan pekerjaan yang sedikit maka biaya hidup seseorang adalah masalah terbesar yang sedang di hadapi oleh sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan, semua perempuan tentunya ingin mempunyai keluarga yang bahagia. Suami yang perhatian, bertanggung jawab, kondisi ekonomi yang stabil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan beberapa tahap proses pencarian makna hidup telah dilakukan oleh ketiga subjek dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki beberapa kesamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal dari keluarga, sifat, kebiasaan dan budaya yang berbeda. Pernikahan juga memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan sepanjang hidup, artinya secara fisik individu akan terus tumbuh namun akan berhenti

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 1 KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) WANITA (STUDI KUALITATIF MENGENAI PENCAPAIAN MAKNA HIDUP PADA WANITA PASCA VONIS TERINFEKSI HIV/AIDS) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka pernikahan dini di Indonesia terus meningkat setiap tahunya. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN (2012), menyatakan bahwa angka pernikahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah SWT berpasang-pasangan. Sudah menjadi fitrah manusia yang mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya serta mencari pasangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. zaman sekarang dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh kaum pria.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. zaman sekarang dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh kaum pria. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini fenomena wanita bekerja bukan hal yang aneh lagi di kalangan masyarakat. Selain untuk memenuhi kebutuhan, bekerja merupakan salah satu cara untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh : FAJAR TRI UTAMI F 100 040 114 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan mengalami masa transisi peran sosial, individu dewasa awal akan menindaklanjuti hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan kehidupannya dapat dijalani dengan baik sesuai harapan-harapan di masa yang akan datang. Namun sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah telah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, dan pula menciptakan manusia lengkap dengan pasangan hidupnya yang dapat saling memberikan kebahagiaan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi dan analisis antar subjek, dapat disimpulkan bahwa kebermaknaan hidup ibu rumah tangga penderita HIV/AIDS merupakan

Lebih terperinci

STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI

STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia merupakan makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri, saling membutuhkan dan saling tergantung terhadap manusia lainnya, dengan sifat dan hakekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap pasangan menikah pasti menginginkan agar perkawinannya langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan akan kelanggengan perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan merupakan suatu misteri yang dijalani seseorang. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman

Lebih terperinci

PENGANTAR. kebiasaan, visi hidup, maupun strata pendidikan. Perbedaan dan keunikan masingmasing

PENGANTAR. kebiasaan, visi hidup, maupun strata pendidikan. Perbedaan dan keunikan masingmasing PENGANTAR Konflik dalam Pernikahan Pernikahan melibatkan dua individu yang berbeda dan unik, baik dari kebiasaan, visi hidup, maupun strata pendidikan. Perbedaan dan keunikan masingmasing pasangan menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Santrock, 2000) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Santrock, 2000) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa muda merupakan masa dimana individu mulai mengemban tugas untuk menikah dan membina keluarga. Sesuai dengan pendapat Havighurst (dalam Santrock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidup terdorong oleh keinginan yang kuat untuk. mencapai arti bagi hidupnya dan arti bagi wujudnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidup terdorong oleh keinginan yang kuat untuk. mencapai arti bagi hidupnya dan arti bagi wujudnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam hidup terdorong oleh keinginan yang kuat untuk mencapai arti bagi hidupnya dan arti bagi wujudnya. manusia selalu terdorong oleh kemauan bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang senantiasa mendambakan suasana lingkungan yang kondusif, penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan dimana mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu proses penyatuan dua individu yang memiliki komitmen berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hidup manusia dialami dalam berbagai tahapan, yang dimulai dari masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dalam setiap tahapan perkembangan terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki buah hati tentunya merupakan dambaan bagi setiap orang yang telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah terbesar nan

Lebih terperinci

GAMBARAN MAKNA HIDUP PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA. Marisa Reni Santoso Stefani Virlia Wijaya ABSTRACT

GAMBARAN MAKNA HIDUP PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA. Marisa Reni Santoso Stefani Virlia Wijaya ABSTRACT GAMBARAN MAKNA HIDUP PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA Marisa Reni Santoso Stefani Virlia Wijaya ABSTRACT The meaning of life is important and valuable for everyone, including the elderly. The elderly

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, individu dituntut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. emosional yang positif karena telah terpenuhinya kondisi-kondisi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. emosional yang positif karena telah terpenuhinya kondisi-kondisi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian Spot (2004) menjelaskan kebahagiaan adalah penghayatan dari perasaan emosional yang positif karena telah terpenuhinya kondisi-kondisi yang diinginkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kepuasan perkawinan, ialah sesuatu yang merujuk pada sebuah perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna lebih luas daripada

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 149 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab pendahuluan telah dijelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psychological well-being pada wanita dewasa muda yang menjadi istri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kasih sayang. Melainkan anak juga sebagai pemenuh kebutuhan biologis

BAB I PENDAHULUAN. dan kasih sayang. Melainkan anak juga sebagai pemenuh kebutuhan biologis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan ikatan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (UU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan tahap memasuki masa dewasa dini. Hurlock (2002)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan tahap memasuki masa dewasa dini. Hurlock (2002) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan tahap memasuki masa dewasa dini. Hurlock (2002) mengungkapkan kisaran usia 18-40 tahun, pada usia tersebut mahasiswa telah memiliki tanggung

Lebih terperinci

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kekerasan dalam rumah tangga menjadi sebuah fenomena sosial yang memprihatinkan di tengah masyarakat. Abrahams (2007), mengungkapkan bahwa kekerasan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai. Ketidakseimbangan jumlah antara laki-laki dan perempuan banyak

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai. Ketidakseimbangan jumlah antara laki-laki dan perempuan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Poligami pada saat ini tampaknya menjadi sebuah fenomena yang sering dijumpai. Ketidakseimbangan jumlah antara laki-laki dan perempuan banyak dijadikan alasan

Lebih terperinci

Hubungan tersebut akan terus menerus meningkat hingga jenjang yang lebih serius seperti pernikahan

Hubungan tersebut akan terus menerus meningkat hingga jenjang yang lebih serius seperti pernikahan Empty Nest Syndrome Pada Ibu yang Memiliki Anak Tunggal yang Akan Menikah Disusun Oleh : Nurul Lutfiyah (15510219) 3PA01 Universitas Gunadarma BAB I Pada hakekatnya manusia sebagai makhluk sosial tidak

Lebih terperinci

KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi

KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi i KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: RONA MARISCA TANJUNG F 100 060 062 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : WIDYA YULI SANTININGTYAS F100.050.270 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu tempat dimana anak bersosialisasi paling awal, keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain. Keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi untuk bertindak agresif. Remaja yang sedang berada dalam masa transisi yang banyak menimbulkan konflik, frustasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 40 tahun dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu, selain itu

BAB I PENDAHULUAN. 40 tahun dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu, selain itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa awal adalah individu yang berada pada rentang usia antara 20 hingga 40 tahun dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu, selain

Lebih terperinci

STRATEGI KOPING PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI

STRATEGI KOPING PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI STRATEGI KOPING PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN ANTARA FAMILY RESILIENCE DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PNS WANITA DI KOTA BANDUNG

2016 HUBUNGAN ANTARA FAMILY RESILIENCE DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PNS WANITA DI KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari skripsi yang akan membahas beberapa hal terkait penelitian, termasuk latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia bekerja adalah untuk mencukupi kebutuhan hidup. Baik kebutuhan yang sifatnya biologis maupun yang sifatnya psikologis. Pada tahap pertama, seseorang bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan perempuan. Kemudian ketertarikan tersebut, diwujudkan dalam bentuk perkawinan atau pernikahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti mereka. Biasanya, pasangan yang bertahan lama dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti mereka. Biasanya, pasangan yang bertahan lama dalam masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang wanita yang suaminya meninggal dunia, tentu tidak mudah menjalanikehidupan seorang diri tanpa pendamping. Wanita yang kehilangan pasangan merasa sulit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dijalaninya. Dalam memenuhi kodratnya untuk menikah, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dijalaninya. Dalam memenuhi kodratnya untuk menikah, manusia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menjalani kehidupan, seorang manusia memiliki kodrat- kodrat yang harus dijalaninya. Dalam memenuhi kodratnya untuk menikah, manusia diberi dorongan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Perkawinan 1. Pengertian Kualitas Perkawinan Menurut Gullota (Aqmalia, 2009) kepuasan pernikahan merupakan perasaan pasangan terhadap pasangannya mengenai hubungan pernikahannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan permasalahan penelitian, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, isu etis, cakupan penelitian, dan sistematika penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit kanker merupakan kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh setiap individu. Individu yang tidak dapat hidup mandiri, akan mengalami kesulitan ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin menuntut pengorbanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan menjumpai berbagai permasalahan kecil ataupun besar sedikit ataupun banyak. Permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tujuan yang ingin dicapai oleh anak dapat terwujud. Motivasi anak dalam meraih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tujuan yang ingin dicapai oleh anak dapat terwujud. Motivasi anak dalam meraih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi anak dalam meraih prestasi di sekolah sangat penting, sehingga tujuan yang ingin dicapai oleh anak dapat terwujud. Motivasi anak dalam meraih prestasinya

Lebih terperinci