Oleh: Erna Noviana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
|
|
- Hengki Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAYA BAHASA EUFEMISME WACANA POLHUKAM (POLITIK, HUKUM, DAN KRIMINAL) MEDIA MASSA OKEZONE.COM EDISI JANUARI-APRIL 2013 DAN SKENARIO PEMBELAJARAN PADA KELAS X SMA Oleh: Erna Noviana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo ernanoviana89@gmail.com ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:(1) bentuk dan makna eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) pada media massa Okezone.com; dan (2) implementasi gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) pada media massa Okezone.com dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas X semester 1 SMA. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik simak-catat. Data dianalisis dengan metode analisis mengalir Miles dan Humberman. Hasil analisis data disajikan dengan metode informal. Hasil analisis berupa (1) bentuk penggunaan gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 terdiri atas tiga kategori tipe eufemisme, yakni eufemisme tipe kelompok I merupakan tipe kelompok eufemisme yang mempergunakan istilah lain dari sesuatu hal yang dirasa lebih halus untuk menggantikan istilah yang sebelumnya dirasa kasar; kelompok II merupakan tipe kelompok eufemisme yang mempergunakan istilah lain dari sesuatu hal yang dirasa lebih halus untuk menggantikan istilah yang sebelumnya dirasa kasar tetapi dipertimbangkan pula tingkat atau kedudukan orang yang bersangkutan; dan kelompok III merupakan tipe kelompok eufemisme yang banyak digunakan dalam kegiatan politik praktis dan birokrasi pemerintahan. Makna dari tiap-tiap penggunaan gaya bahasa eufemisme dapat diketahui melalui masing-masing konteks wacananya. Diantara ketiga kategori tipe eufemisme tersebut, kategori tipe kelompok III merupakan tipe eufemisme yang banyak digunakan. Dari 35 data didapatkan 29 data merupakan eufemisme tipe kelompok III, (2) skenario pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 pada siswa kelas X semester 1 SMA dengan kompetensi dasar 2.2. mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku) dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual tipe problem bassed learning dengan tiga langkah kegiatan pembelajaran yakni pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), dan penutup. Kata Kunci: gaya bahasa eufemisme, wacana polhukam, skenario pembelajaran.
2 PENDAHULUAN Fenomena memainkan bahasa semakin terlihat jelas dewasa ini. Memasuki dunia globalisasi yang di dalamnya terdapat banyak dinamika sosial, menyebabkan manusia tanpa sengaja telah membangun era komunikasi modern. Arus informasi yang demikian kuatnya merupakan akibat dari diciptakannya alat-alat pendukung komunikasi seperti surat kabar, radio, telepon seluler, televisi, dan internet menyebabkan banyak pihak, khususnya kalangan berpendidikan sangat mengandalkan bahasa sebagai mediator komunikasi antarmanusia. Dengan demikian, kemampuan komunikasi yang baik dan keterampilan dalam memanfaatkan bahasa menjadi sangat penting artinya (Ruriana dan Azhar, 2010: Vol 5).Dalam menyampaikan informasi tersebut selain digunakan bahasa baku, dalam surat kabar juga sering digunakan istilah-istilah khusus atau kata-kata tertentu untuk menggantikan hal-hal yang dianggap kasar. Bahasa yang digunakan untuk menggantikan istilah lain agar terdengar lebih halus itulah yang dinamakan eufemisme. Subroto (2011: 154) menyatakan bahwa eufemisme (dalam bahasa Yunani berarti wellspeaking ) adalah praktek berbahasa atau praktek membahasakan sesuatu yang menghindari sifat kasar, jorok, tabu, tidak santun menjadi pembahasan yang bersifat menyenangkan, santun, halus, dan sebangsanya. Penggunaan gaya bahasa eufemisme dalam bidang politik seringkali mengurangi kejelasan informasi. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Subroto yang menyatakan bahwa kelompok gejala eufemisme yang banyak digunakan dalam kegiatan politik praktis dan birokrasi pemerintahan merupakan eufemisme sebagai penghalusan yang memiliki dampak pengaburan dan kadang justru mengarah pada pembodohan (2011: 155). Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti berpendapat bahwa gaya bahasa eufemisme bidang Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com dapat dijadikan objek pembelajaran bahasa yang dikaitkan dengan pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas X semester 1 SMA dengan kompetensi dasar 2.2 mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku). Secara lengkap, penelitian ini berjudul Gaya Bahasa
3 Eufemisme Wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) Media Massa Okezone.com Edisi Januari-April 2013 dan Skenario Pembelajaran pada Siswa Kelas X SMA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:(1) bentuk dan makna eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) pada media massa Okezone.com; dan (2) implementasi gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) pada media massa Okezone.com dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas X semester 1 SMA. Tinjauan pustaka yang penulis gunakan sebagai kajian kritis dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Tia Rubby dan Dardanila (2008) dan Lilimiwirdi (2011). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dalam media massa Okezone.com edisi Januari-April Penelitian ini difokuskan pada aspek gaya bahasa, yakni gaya bahasa kias jenis eufemis-me, yang meliputi kategori eufemisme dan makna eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dalam media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 dan skenario pembelajaran pada kelas X SMA. Selanjutnya, Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dalam media massa Okezone.com edisi Januari-April Dalam penelitian ini, penulis bertindak sebagai instrumen penelitian. Penulis dalam mencatat hasil penelitian menggunakan kartu pencatat data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka dan teknik simak-catat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis mengalir Miles dan Humberman yang telah disarikan oleh Rohidi yang meliputi tiga komponen, yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) penarikan simpulan (1992:
4 16-18). Analisis model mengalir mempunyai tiga komponen yang saling terjalin baik, yaitu sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan pengumpulan data. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis penggunaan gaya bahasa eufemisme pada wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dalam media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013, ditemukan bentuk penggunaan gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari- April 2013 terdiri atas tiga kategori tipe eufemisme, yakni eufemisme tipe kelompok I merupakan tipe kelompok eufemisme yang mempergunakan istilah lain dari sesuatu hal yang dirasa lebih halus untuk menggantikan istilah yang sebelumnya dirasa kasar; eufemisme tipe kelompok II merupakan tipe kelompok eufemisme yang mempergunakan istilah lain dari sesuatu hal yang dirasa lebih halus untuk menggantikan istilah yang sebelumnya dirasa kasar namun dipertimbangkan pula tingkat atau kedudukan orang yang bersangkutan; dan eufemisme tipe kelompok III merupakan tipe kelompok eufemisme yang banyak digunakan dalam kegiatan politik praktis dan birokrasi pemerintahan. Makna dari tiap-tiap penggunaan gaya bahasa eufemisme dapat diketahui melalui masing-masing konteks wacananya. Diantara ketiga kategori tipe eufemisme tersebut, kategori tipe kelompok III merupakan tipe eufemisme yang banyak digunakan. Dari 35 data didapatkan 29 data merupakan eufemisme tipe kelompok III. Skenario pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 pada siswa kelas X semester 1 SMA dengan kompetensi dasar 2.2 mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku) dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual tipe problem bassed learning dengan tiga langkah kegiatan pembelajaran. Langkah pertama adalah pendahuluan, yaitu guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Langkah kedua adalah inti, adalah (a) guru menjelaskan materi keterampilan
5 berbicara dengan penerapan analisis penggunaan gaya bahasa eufemisme, (b) guru menjelaskan penggunaan gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com sebagai sampel kepada siswa, (c) guru menyuruh siswa mencari topik wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dan diskusikan secara berkelompok. Langkah ketiga adalah penutup, yaitu guru bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan dengan disiplin dan guru mengucapkan salam sebagai tanda bahwa proses pembelajaran telah berakhir. Model pembelajaran kontekstual tipe Problem bassed learning merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk mem-peroleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran. Model pembelajaran tersebut dipilih dengan tujuan siswa dapat dilibatkan dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah disajikan sebelumnya, maka simpulan penelitian ini adalah (1) menurut teori Subroto (2011: 155) terdapat tiga kategori kelompok eufemisme. Diantara ketiga kategori tipe eufemisme tersebut, kategori tipe kelompok III merupakan tipe eufemisme yang banyak digunakan. Dari 35 data didapatkan 29 data merupakan eufemisme tipe kelompok III. kelompok III merupakan tipe kelompok eufemisme yang banyak digunakan dalam kegiatan politik praktis dan birokrasi pemerintahan. Makna dari tiap-tiap penggunaan gaya bahasa eufemisme dapat diketahui melalui masing-masing konteks wacananya. (2) skenario pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 pada siswa kelas X semester 1 SMA dengan kompetensi dasar 2.2. mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku) dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual tipe
6 problem bassed learning dengan tiga langkah kegiatan pembelajaran yakni pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), dan penutup. Model pembelajaran tersebut dipilih dengan tujuan siswa dapat dilibatkan dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Berdasarkan simpulan diatas, maka saran penulis untuk tenaga pendidik dan redaksi Okezone.com adalah guru mampu menciptakan proses belajar mengajar lebih bervariasi agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Pemvariasian dapat dilakukan dengan cara melibatkan siswa untuk aktif mencari bahan pembelajaran. Selanjutnya, redaksi Okezone.com hendaknya memperhatikan bahwa pembaca media massa bukan hanya masyarakat dari kalangan terpelajar, melainkan juga sampai kepada masyarakat bawah yang mungkin bukan merupakan kalangan terpelajar yang dapat dengan mudah memahami wacana yang ia baca. Khusus dalam penggunaan gaya bahasa eufemisme, perlu diperhatikan agar penggunaan gaya bahasa eufemisme tidak mengaburkan konteks wacana sehingga pembaca masih dapat memahaminya secara jelas. DAFTAR PUSTAKA Lilimiwirdi Eufemisme dalam Masyarakat Minangkabau di Kota Padang. Skripsi. Padang: Universitas Andalas. Rubby, Tia dan Dardanila Eufemisme pada Harian Seputar Indonesia. E- Journal.usu.ac.id. Volume IV. No. 1. Hal Ruriana, Puspa dan Iqbal Nurul Azhar Variasi Makna Bahasa Indonesia. Jurnal Ilmiah Kebahasaan Medan Bahasa. Volume V. No. 1. Hal Subroto, D. Edi Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik. Surakarta: Cakrawala Media.
BAB I PENDAHULUAN. ini bisa didapat di mana saja. Contoh kecil yang ditemui ialah membaca di media masa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca dibutuhkan oleh peserta didik. Keterampilan membaca ini bisa didapat di mana saja. Contoh kecil yang ditemui ialah membaca di media masa.
Lebih terperinciOleh: Eti Suryati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Idonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ARGUMENTASI RUBRIK PIKIRAN PEMBACA SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT EDISI JANUARI 2013, RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki keanekaragaman yang unik dan memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat. Pada dasarnya bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sasaran. Hatim dan Mason (1997:1) mendefinisikan penerjemahan sebagai salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan solusi untuk memecahkan masalah perbedaan bahasa. Penerjemahan merupakan sebuah pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI
1 ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,
Lebih terperinciEUFEMIA HOTEL PRODEO PADA BERITA KETIKA ANGIE CEK GIGI DAN NYALON DI HOTEL PRODEO
EUFEMIA HOTEL PRODEO PADA BERITA KETIKA ANGIE CEK GIGI DAN NYALON DI HOTEL PRODEO Idhoofiyatul Fatin Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang utama dalam komunikasi manusia untuk menyampaikan informasi. Bahasa itu bersifat unik bagi manusia sekaligus bersifat universal. Anderson
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ciri-ciri surat kabar menurut Effendy (2000:154-155) yakni publisitas yang menyangkut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Surat kabar merupakan salah satu sumber informasi tertulis yang memuat berbagai peristiwa. Berita dalam surat kabar diperuntukan untuk umum yang menyangkut kepentingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penggunaan bahasa yang menarik perhatian pembaca maupun peneliti adalah penggunaan bahasa dalam surat kabar. Kolom dan rubrik-rubrik dalam surat
Lebih terperinciDISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR
Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR Kania Pratiwi Sakura Ridwan Aulia Rahmawati Abstrak. Penelitian ini bertujuan memahami secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Kridalaksana (1984:28) mengatakan bahasa adalah sistem lambang bunyi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat yang dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi dan dipengaruhi
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciOleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK
REALISASI PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA INDONESIA DI LINGKUNGAN SMA MUHAMMADIYAH PURWOREJO TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DI SMA Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dari dua makna. Sebagian besar orang salah mengartikan apa yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ambiguitas merupakan hal yang bermakna dua atau mempunyai lebih dari dua makna. Sebagian besar orang salah mengartikan apa yang dibaca dan yang didengarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Dengan bahasa, manusia dapat berhubungan satu sama lain sehingga akhirnya terwujud saling pengertian, kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam perkembangan intelektual,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)
Lebih terperinciOleh: Suharyadi, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, ABSTRAK. Kata kunci: media audio, model stratta, menyimak berita
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA DENGAN MEDIA AUDIO DAN MODEL PEMBELAJARAN STRATTA PADA SISWA KELAS VIII SMP N 13 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Suharyadi, Program Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun Oleh : SABARNO
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 JATISUKO MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL )TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciOleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo
PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PENCERAH SUTRADARA HANUNG BRAMANTYO, RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X
ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X Oleh: Isnani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat menulis, siswa dituntut berpikir
Lebih terperinciPENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI
PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI SUTRADARA RIRI RIZA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA Ita Roshita
Lebih terperinciUNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA
UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh: UDI BUDI
Lebih terperinciPENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009
PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I PEndidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca untuk membaca apa yang ditulisnya. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan gaya bahasa.
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat
BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa melakukan hubungan interaksi dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam melakukan interaksi tersebut manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah
Lebih terperinciKAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS. Naskah Publikasi Ilmiah. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
KAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-1 Pendidikan Bahasa Sastra dan Daerah Oleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam sebuah penelitian yang bersifat ilmiah, diperlukan sebuah metode tertentu untuk memudahkan penulis. Metode tersebut harus tepat dan sesuai dengan objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan perilaku. Melalui proses belajar disekolah siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah gejala yang disebut masalah sosial berkutat di dalamnya. Sebagaimana diketahui, dalam realitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah-masalah yang ada di sekitar kita sesuai dengan pernyataan Susanto (2014: 6) IPS merupakan
Lebih terperinciPEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA
ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA EDISI JANUARI TAHUN 2015, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN, DAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMAN 4 PURWOREJO Oleh: Gita Amelia Pendidikan
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN AKHLAK TOKOH UTAMA NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMK
NILAI PENDIDIKAN AKHLAK TOKOH UTAMA NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMK Oleh: Nurul Hidayati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan manusia lain untuk memenuhi segala kebutuhan
Lebih terperinciANALISIS PEMAKAIAN DISFEMIA PADA RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI BULAN JUNI 2010 SKRIPSI
ANALISIS PEMAKAIAN DISFEMIA PADA RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI BULAN JUNI 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini terkait dengan konteks situasi yang terjadi dalam sebuah kelompok. Metode
Lebih terperinciANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI
ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan menumbuhkan berbagai pengaruh bagi penggunanya. Masyarakat dituntut untuk lebih mampu memanfaatkan teknologi
Lebih terperinciANALISIS NILAI-NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SUMPAH KAROLINA KARYA DEWI MAHARANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS NILAI-NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SUMPAH KAROLINA KARYA DEWI MAHARANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Rofiq Handoyo Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia rofiq.hand@gmail.com Abstrak:
Lebih terperinciKata kunci: Index Card Match, kartu gambar, Bahasa Inggris
PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH (ICM) DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS V SDN PESALAKAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Tri Susanti 1, Wahyudi 2, Suhartono
Lebih terperinciOleh Nirmala Sari Siregar Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN PARAGRAF DEDUKTIF DAN PARAGRAF INDUKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH MUHAMMADIYAH 1 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Nirmala Sari Siregar
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
UPT PENDIDIKAN KECAMATAN GEBOG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH 2012 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Tema : Alat Komunikasi
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP
PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP oleh: Eliza Ratna Asih Wulandari Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Lebih terperinciAMIN MUHTADI A
REFERENSI DAN IMPLIKATUR DALAM KOLOM SMS PEMBACA LIPUTAN KHUSUS THOMAS UBER PADA HARIAN TEMPO BULAN MEI 2008 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mempelajari geografi sebagai ilmu pengetahuan tidak lepas dari fenomenafenomena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari geografi sebagai ilmu pengetahuan tidak lepas dari fenomenafenomena yang terjadi dalam kehidupan di muka bumi. Kedudukan geografi sebagai ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain. Bahasa sebagai alat komunikasi dibagi menjadi dua yaitu
Lebih terperinciNILAI RELIGIUS NOVEL KERLING SI JANDA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA
NILAI RELIGIUS NOVEL KERLING SI JANDA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Diah Retnosari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciANALISIS GEJALA KONTAMINASI, PENGGUNAAN BAHASA ASING DAN DAERAH DALAM BERITA POLITIK SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-NOVEMBER 2009 SKRIPSI
ANALISIS GEJALA KONTAMINASI, PENGGUNAAN BAHASA ASING DAN DAERAH DALAM BERITA POLITIK SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-NOVEMBER 2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran
Lebih terperinciPrakata. iii. Bandung, September Penulis
Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu,
Lebih terperinciKAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI
KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir. Manusia menggunakan bahasa untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga dapat saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rianti Febriani Setia, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di sekolah. Oleh karena itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan jalan yang ditempuh peneliti dalam menuju ke pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur kerja bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berperan penting dalam kehidupan manusia. Karena dengan bahasa lah, manusia dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ekspresi bahasa berita politik pemilu 2014 dari 1 juni 8 juli dari surat
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian mengenai perspektif pemberitaan serta bentuk ekspresi bahasa berita politik pemilu 2014 dari 1 juni 8 juli dari surat kabar Kedaulatan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.
PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Budaya dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir,
Lebih terperinciARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.
ARTIKEL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (BERPIKIR, BERPASANGAN DAN BERBAGI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SORKAM BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Jurnalisme memiliki makna penting dalam proses politik di suatu negara. Peran penting ini semakin terasa di kala pemilihan umum, dimana masyarakat menggantungkan akses informasinya
Lebih terperinciDEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA
DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA Oleh: Dwi Setiyaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kireidedew82@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN BACAAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GATAK MELALUI PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN BACAAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GATAK MELALUI PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Selain itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dalam menerapkan model pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam mencapai tujuan-tujuan
Lebih terperinciANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL
1 ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN PAILKEM PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN PAILKEM PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Tatun Fitna Ariasih Program Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tentu ada norma dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tentu ada norma dan polanya, dan pengetahuan akan norma ini memperlengkap pengetahuan orang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada tempat dan zamannya yang dipentaskan. Drama sebagai suatu jenis sastra mempunyai kekhususan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 4 Bae Kecamatan Bae Kabupaten Kudus dengan jumlah siswa 13 terdiri dari siswa laki-laki sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menjadi sarana yang paling penting dan efektif untuk membekali siswa dalam menghadapi masa depan. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang bermakna sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Tarigan (2005:1) keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN ANTARA ATRIBUT PRODUK DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SURAT KABAR KOMPAS. (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Kadipiro)
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA ATRIBUT PRODUK DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SURAT KABAR KOMPAS (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Kadipiro) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif-kualitatif. Menurut Bogdan dan Bilken dalam Subroto, penelitian kualitatif merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Chaer (2011: 1) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi, bersifat
Lebih terperinciPENANDA KOHESI SUBTITUSI PADA WACANA KOLOM JATI DIRI JAWA POS EDISI BULAN JANUARI 2008
PENANDA KOHESI SUBTITUSI PADA WACANA KOLOM JATI DIRI JAWA POS EDISI BULAN JANUARI 2008 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam potensi dan kreativitas dalam berimajinasi. Dalam menuangkan kemampuannya, manusia memiliki cara yang bervariasi dan beragam jenisnnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial memainkan peran dalam masyarakat individu atau kelompok. Interaksi diperlukan untuk berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, masyarakat membutuhkan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Permasalahan penggunaan bahasa dalam masyarakat seakan terus bermunculan. Dalam mengatasi hal tersebut, keterlibatan disiplin ilmu mutlak diperlukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia yang harus dikuasai oleh siswa. Menulis dapat membuat seseorang mengungkapkan gagasan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan tidak dapat diperoleh begitu saja
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan tidak dapat diperoleh begitu saja dalam waktu singkat, namun memerlukan proses pembelajaran
Lebih terperinciPEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI
PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI Disusun Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh LISDA OKTAVIANTINA
Lebih terperinciEconomic Education Analysis Journal
EEAJ 3 (3) (2014) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP VALUTA ASING SERTA HASIL
Lebih terperinciBAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN Ngentak Baturetno Banguntapan Bantul Yogyakarta 55197 Telepon (0274) 4436140 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA
NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Ika Yuliastuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS
MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah keterampilan yang membutuhkan proses yang lama untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit menuangkan hasil
Lebih terperinci