A. Teori Signal (Signalling Theory)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A. Teori Signal (Signalling Theory)"

Transkripsi

1 A. Teori Signal (Signalling Theory) Teori signal atau signaling theory didasarkan pada asumsi bahwa informasi yang diterima oleh masing-masing pihak tidak sama. Teori ini berkaitan dengan asimetri informasi yang mana menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan pihakpihak- uang berkepentingan dengan informasi. Untuk itu manajer perlu memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan melalui pernerbitan laporan keuangan. Teori signal ini pertama kali dikembangkan oleh Ross tahun Dalam membangun teori signal berdasarkan adanya inforamasi assimetris anatara informasi dari manajemen (well- informed) dan informasi dari pemegang saham (poo informed). Teori ini berdasarkan pemikiran bawah manajemen akan memberikan informasi kepada investor atau pemegang saham ketika mendapatkan informasi yang baik yang berkaitan dengan perusahaan seperti peningkatan nilai perusahaan. Akan tetapi investor tidak mempercayai informasi tersebut karena para manajener merupakan interest parti. Sehingga perusahaan yang memiliki nilai tinggi akan melakukan signaling pada kebijakan keuangan perusahaan sehingga tidak sama dengan perusahaan yang memiliki nilai rendah. Signal adalah proses yang memakan biaya berupa deadweight costing yang bertujuan untuk menyakinkan investor tentang nilai perusahaan. Signal yang baik adalah yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain yang memiliki nilai rendah karena faktor biaya. Menurut para ahli teori signal (signalling theory) adalah sebagai berikut: T. C. Melewar (2008 : 100) menyatakan teori signal menunjukkan bahwa perusahaan akan memberikan sinyal melalui tindakan dan komunikasi. Perusahaan ini mengadopsi sinyal-sinyal ini untuk mengungkapkan atribut yang tersembunyi untuk para yang berkepntingan. Eugena F. Brigham dan Joel F. Houston (2009 : 444) menyatakan teori sinyal adalah teori yang mengatakan bahwa investor menganggap perubahan deviden sebagai sinyal dari perkiraan pendapatan menajemen. S. Scott Besley dan Eugene F. Brigham (2008 : 517), Sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Menurut Jama an (2008) teori signal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini

2 berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemn untuk merealisasikan kenginginan pemilik. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teori sinyal (signaling theory) membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal (informasi) keberhasilan dan kegagalan manajemen disampaikan kepada pemilik. Sinyal-sinyal (informasi) tersebut dapat diberikan melalui laporan keuangan perusahaan. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerpakan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang berkualitas. Kebijakan akuntansi tersebut merupkan prinsip yang mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Informasi yang diterima oleh investor dapat berupas sinyal yang baik (good news) atau sinyal yang jelek (bad news). Sinyal yang baik, apabila laba yang dilaporkan perusahaan meningkat dan sebaliknya apabila laba yang dilaporkan oleh perusahaan mengalami penurunan maka termasuk sinyal yang jelek bagi investor. Sehingga informasi merupakan unsur penting bagi investor atau pelaku bisnis, karena informasi tersebut menyaikan keterangan, catatan atau gambaran perusahaan baik untuk keadaan masa lalu, saat ini dan keadaan yang akan datang bagi kelangsungan usaha perusahaan tersebut. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisi untuk pengambil keputusan investasi. Teori sinyal ini dapat digunakan dalam membahas naik turunnya harga saham dipasar modal sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan investasi. Tanggapan para investor terhadap sinyal positif dan negative akan mempengaruhi kondisi pasar. Investor akan berekasi dengan berbagai cara seperti lihat dan tunggu perkembangan yang ada baru mengambil keputusan. Teori sinyal (Signalling theory) melandasi pengungkapan sukarela. Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Manajemen berusaha mengungkapkan informasi privat yang menurut pertimbangannya sangan diminati oleh para investor dan pemegang saham khususnya informasi tersebut berita baik. Manajemen juga berusaha menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitasnnya dan kesuksesan perusahaan meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan.

3 Teori sinyal (signaling theory) dapat diaplikasikan pada tingkat laveragge perusahaan. Dimana perusahaa yang besar akan membuat insentif yang mendorong mereka mengambil laveragge tinggi. Hal tersbeut tidak akan diikuti oleh perusahaan yang lebih kecil, karena perusahaan yang lebih kecil rentan mengalami kebangkrutan. Sehingga akan menciptakan separating equilibrium yaitu dimana perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi akan menggunakan lebih bayak hutang dan perusahaan yang memiliki nilai yang lebih rendah akan lebih banyak menggunakan equity. Teori sinyal ini akan mengungkapkan bahwa investor dapat membedakan anatara perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang memiliki nilai rendah dengan cara mengobeservasi kepemilikan struktur pemodalannya serta menandai valuasi tinggi untuk perusahaan yang hightly level dan equilibrium stabil karena perusahaan bernilai rendah tidak dapat meniru perusahaan yang lebih tinggi. Selain contoh diatas, teori sinyal ini juga dapat membantu dalam melakukan stock split. Perusahaan yang melakukan stock split adalah untuk menambahkan jumlah saham yang beredar dengan menjadikan harga saham lebih murah sehingga dapat menarik investor dan saham perusahaan menjadi lebih likuid diperdagangan di pasar modal (bursa saham). Stock split ini dapat dilakukan dengan cara memecah nilai nominal saham menjadi nilai nominal yang lebih kecil sesuai dengan tingkat resiko yang ditentukan. Signaling theory menyatakan bahwa stock split dianggap perusahaan memberikan sinyal yang baik kepada publik berkaitan dengan prospek perusahaan yang bagus dimasa yang akan datang, karena perusahaan yang melakukan pemecahan saham adalah perusahaan yang memiliki saham dengan harga tinggi. Stock split hanya dilakukan oleh perusahaan yang memiliki prospek kinerja lebih baik dimana perusahaan yakin bahwa harga saham setelah dipecah akan naik sesuai dengan kenaikan kinerja perusahaan dimasa akan datang. Perusahaan yang melakukan stock split, perusahaan harus menanggung semua biaya yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut padahal pemecahan saham tidak mempengaruhi modal dan cash flow perusahaan. Dari contoh diatas dapat disimpulkan teori sinyal memilik kelebihan yaitu dapat menjelaskan mengapa terjadinya peningkatan harga saham sebagai tanggapan terhadap peningkatan financial leverage sedangkan kelemahan teori ini adalah teori ini tidak dapat menjelaskan hubungan kebalikan anatara profitabilitas dan laverage dan tidak dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan dan nilai intangible

4 aset tinggi harus menggunakan lebih banyak hutang dari pada perusahaan yang tangible aset tinggi yang tidak menggunakan hutan. Akan tetapi didalam teori ini diperlukan untuk mengurangi efek dari ketidak simetrisan informasi. B. Teori Portofolio Model Makowiz Portofolio adalah sekumpulan investasi atau gabungan dari dua atau lebih surat berharga. Teori portofolio merupakan teori yang mempelajari bagaimana investasi pada surat-surat berharga. Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa umumnya para investor dalam suratsurat berhaga tidak menginvestasikan seluruh dana mereka pada satu jenis saham, tetapi membagi-bagikannya ke dalam berbagai jenis saham atau melakukan diversifikasi untuk mengurangi resiko yang ditangguhkan. Jika suatu saham nilainya jatuh, sedangkan saham lain naik, maka kerugian dan keuntungan ini akan saling mengkompensir. Harga pasar suatu surat berharga mencermikan penaksiran consensus pasar akan nilai surat berharga. Teori portofolio merupakan pendekatan investasi yang diprakarsi oleh Harry M. Makowitz tahun Seorang ekonom lulusan Universitas Chicago yang telah memperoleh Nobel Prize di bidang ekonomi pada tahun Dasar pemikiran dibentuknya portofolio yaitu do not pull all eggs in one basket, karena jika keranang tersebut jatuh maka semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah. Begitu pula dengan investasi yang dilakukan, jangan menanamkan seluruh dana dalam satu bentuk investasi, karena ketika investasi tersebut gagal, maka seluruh dana yang tertanam kemungkinan tidak akan kembali. Teori portofolio berkaitan dengan estimasi investor terhadap ekspektasi risiko dan return yang diukur secara statistic untuk membuat portopolio investasinya. Pada prakteknya, para pemodal pada sekuritas sering melakukan diversifikasi dalam investasinya, dengan mengkombinasi sekuritas atau membuat portofolio. Teori portopolio (portofolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori ini dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa akan datang dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear anatara risiko dan pengembalian.

5 Dasar dari portopolio Markowiz adalah member bahan masukan kepada para investor untuk menghindari risiko dan memberikan keuntungan yang maksimal pada setiap keputusan investasi. Teori Markowiz ini menggunakan asumsi asumsi sebagai berikut: Waktu yang diberikan hanya satu periode Tidak ada biaya transaksi Preferensi investor hanya berdasarkan pada ekspektsi imbal hasil dan risiko dari portofolio (asumsi ini terjadi karena tidak membertimbangkan aset risiko hanya mempertimbangkan imbal hasil dan risiko) Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko. Teori portofolio Markowitz ini didasarkan atas pendekatan mean dan variance, dimana mean merupaka pengukuran tingkat return dan varian merupakan pengukuran tingkat risiko. Markowitz mengembangkan Index Model sebagai penyederhanaan dari Mean Varian Model yang berusahan untuk menjawab berbagai permasalahan dalam penyusunan portofolio. Teori porotofolio ini dapat diimplementasikan dalam investasi reksa dana di BEI. Investasi tersebut berisi saham-saham LQ 45 yang diperdagangkan di BEI. Portofolio optimal yang dibentuk, kinerjanya akan diperbandingkan dengan kinerja dua puluh reksadana saham yang telah dipasarkan oleh perusahaan sekuritas di Indonesia. Sehinga teori ini memiliki kelebihan yaitu kajian yang dilakukan Markowitz merupakan titik awal dalam pemilihan portofolio yang mempergunakan analisis alamiah dan modern, memberikan suaru kemudahan dalam memahami kedekatan hubungan anatar imbal hasi yang diharapkan dari risiko portofolio serta tidak mengesampingkan analisi dari segi portofolio efisien dan riset serta publikasi tulisan dan penjelas lisan telah meletakkan asas dasar pengkajian teori portofolio seperti CAPM, APT, risiko, imbal hasil dan nilai saham dan obligasi. Kelemahan dalam menggunakan model ini adalah permasalahan klasik dar sudut pandang manajemen keuangan yang selalu muncul pada saat data yang digunakan dalam kajian masa lalu, tidak menjelaskan berapa lama waktu yang tepat untuk memperhitungkan deversifikasi tersebut dan data yang diambil menggunakan varians dan berbagai alat lainnya sulit untuk dipahami dan diprediksi karena merupakan data masa lalu. C. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)

6 Legitimasi dapat dianggap sebagai menyamakan persepsi atau asumsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas adalah merupakan tindakan yang diinginkan yang sesuai dengan sistem norma, nilai dan kepercayaan yang dikembangkan secara sosial. Legitimasi dianggap penting bagi perusahaan dikarenakan legitimasi masyarakat kepada perusahaan menjadi faktor yang strategis bagi perkembangan perusahaan kedepan. Teori legitimasi berasal dari konsep legitimasi organisasi yang diungkapkan oleh Dowling & Pfeffer (1975) dalam Ghozali & Chariri (2007) yang mengungkapkan bahwa legitimasi adalah sebuah kondisi atau status yang ada ketika sistem nilai entitas kongruen dengan sistem nilai masyarakat yang lebih luas ditempat entitas tesebut berada. Ketika terjadi suatu perbedaan, baik yang nyata atau berpotensi muncul diantara kedua sistem nilai tersebut, maka akan muncul ancaman terhadap legitimasi entitas. Degan (2004) menyatakan bahwa teori legitimasi adalah teori yang menyatakan bahwa organisasi secara berkelanjutan mencari cara untuk menjamin operasi mereka berada dalam batas dan norma yang berlaku dimasyarakat. Suatu perusahaan akan sukarela melaporkan aktivitasnya jika manajemen manganggap bahwa hal ini adalah yang diharapkan komunitas. Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa hal yang mendasari teori legitimasi adalah kontrak social antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Kontrak social adalah semua institusi sosial tidak terkecuali perusahaan beroperasi dimasyarakat melalui kontrak sosial, baik eksplisit maupun implisit, dimana kelangsungan hidup pertumbuhannya didasarkan pada hasil akhir yang secara sosial dapat diberikan kepada masyarakat luas dan distribusi manfaa ekonomi, sosial atau politik kepada kelompok sosial sesuai dengan power yang dimiliki. Dapat disimpulkan teori legitimasi berfokus pada interaksi antara perusahaan dengan masyarakat yang menyatakan bahwa organisasi adalah bagian dari masyarakat sehingga harus memperhatikan norma-norma sosial masyarakat karena kesesuaian dengan norma sosial dapat membuat perusahaan semakin legitimate. Sehingga teori legitimasi menjadi landasan bagi perusahaan untuk memperhatikan apa yang menjadi harapan masyarakat dan mampu menyelaraskan nilai-nilai perusahaannya dengan norma-norma sosial yang berlaku di tempat perusahaan tersebut melangsungkan kegiatannya. Perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga perusahaan diterima oleh masyrakat. Dengan adanya penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan yang

7 menodorong atau membantu investor dalam melakukan pengambilan keputusan investasi. Konsep legitimasi berhubungan dengan bagaimana peran legitimasi dalam kehidupan sosial, dan teori ini dapat menjelaskan motif dari perusahaan melakukan pelaporan secara sukarela. Praktik-praktik tanggung jawab sosial dan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk memenuhi harapan-harapan masyarakat terhadap masyarakat. Aktivitas tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan diharapkan dapat meningkatkan hubungan antara pemegang saham, supplier, kreditur dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. Informasi yang diungkapkan merupakan legitimasi tanggung jawab sosial dan lingkungan yang telah dilakukan perusahaan. Pengungkapan lingkungan secara sukarela dapat digunakan untuk mempertahankan legitimasi organisasi terutama pada pihak yang terkait dengan politik dan sosial dan untuk mengalihkan perhatian pemegang saham terhadap pendeteksi manajeman laba. Pengungkapan lingkungan secara sukarela banyak dilakukan perusahaan dalam rangka menaga reputasi perusahaan dan perusahaan bisa bertahan serta terhindar dari berbagai bentuk penolakan dari masyarakat. Teori legitimasi juga dapat digunakan untuk menejelaskan keterkaitan mekanisma corporate governance dan profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Mekanisme corporate governance profitabilitas memberikan keyakinan perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan mekanisme corporate governance dan porofitabilitas yang mencukupi, perusahaan tetap akan mendapatkan keuntungan positif yaitu mendapatkan legitimasi dari masyarakat yang akhirnya berdampak pada peningkatan keuntungan perushaan dimasa akan datang. D. Teori Akuntansi Normative ( Normative Accounting Theory) Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik akuntansi. Awal perkembangan teori akuntansi menghasilkan teori normative yang didefinisikan sebagai teori yang mengharuskan dan menggunakan kebijakan nilai (value judgement) yang mengandung minimum sebuah premis, yang mengatakan jalan atau cara yang seharusnya ditempuh. Akuntansi normative adalah praktik akuntansi yang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, yang dikenala Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Salah satu bagian dari PABU yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Teori normative sering dinamakan teori apriori yaitu dari sebab

8 ke akibat atau bersifat deduktif. Karena teori ini bukan dihasilkan dari penelitian empiris tetapi dihasilkan dari kegiatan semi- research. Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal perkembangannya, teori akuntansi normative belum menggunakan pendekatan investigasi, dan cenderung disusun untuk menghasilkan porsulat akuntansi. perumusan akuntansi normative mencapai kemesan pada tahun 1950 dan Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan dan apa yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang sekarang dipraktekkan. Teori akuntansi normative berkonsentrasi pada penciptaan laba sesungguhnya (true income) selama satu periode akuntansi atau pada diskusi tentang tipe informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan (decisionusefulness). Teoritis tentang true income berkonsentrasi pada pencinptaan pengukuran tunggal yang unik dan benar untuk aktiva dan laba. Teoritis tengang pengambilan keputusan didasarkan pada konsep ekonomi klasik tentang laba dan kemakmuran atau konsep ekonomi pengambilan keputusan rasional. Konsep tersebut didasarkan juga pada penyesuaian rekening, kareana pengaruh inflasi atau nilai pasar dari aktiva. Tokoh-tokoh yang terkenal pada aliran akuntansi teori normative seperti Leonard Spacek (1961), Scott (1941), Patton dan Littleton (1940). Contoh dalam penerapan teori akuntansi normative adalah ketika kita ingin mengetahui kapan sewa guna usaha harus dikapitalisasi, sehingga penyataan tersebut menghasilkan berbagai alternative jawaban. Dengan menggunakan teori akuntansi normative kita akan memilih yang paling tepat dalam menggunakan penalaran logis. Di Indonesia, teori akuntansi normative dikenal dengan nama Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU), salah satu bagian kecilnya yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK). E. Teori Akuntansi Positif Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yaitu menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta pengguunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi.

9 Perkembangan teori akuntansi positif ini muncul pada tahun 1970an dimana akibat ketidak puasan terhadap teori akuntansi normative. Pergeseran ini disebabkan karena ketidakmampuan pendekatan normative dalam menguji teori secara empiris, pendekatan normative lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individual daripada kemakmuran masyarakat luas, tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Teori akuntansi positif ini pertama kali diperkenalkan di Universitas Chicago, kemudian meluas ke beberapa Universitas lainnya di Amerika Serikat seperti Rochester, Barkley, Stanford. Salah satu tokoh aliran teori akuntansi positif yang terkenal adalah Watts dan Zimmerman (1986). Sehingga, hubungan anatara teori akuntansi normative dan teori akuntansi positif adalah: Perbedaaan pendekatan dan dasar antara teori akuntansi tersebut yang menyebabkan dua taksonomi akuntansi. pendekatan teori akuntansi normative menghasilkan akuntansi sebagai art. Sedangkan teori akuntansi positif menghasilkan taksonomi akuntansi sains. Dimana kedua-duanya diakui sebagai sarana pendekatan teori akuntansi. Teori akuntansi normative berbentuk Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU) merupakan acuan teori dalam memberikan jalan terbaik untuk meramalkan berbagai fenomena akuntansi dan menggambarkan bagaimana interaksi antar variabel akuntansi dalam dunia nyata yang merupakan fungsi pendekatan teori akuntansi positif. F. Teori Pemilik (Propietary Theory) Teori pemilik ini muncul sejak abad kedelapan belas saat beberapa penulis mencoba memperkenalkan logika akuntansi berdasarkan pada tujuan sebuah perusahaan, sifat modal, dan pengertian akun dari sudut pandang pemilik usaha. Seluruh konsep-konsep, prosedurprosedur, dan pedoman-pedoman dalam akuntansi disusun berdasarkan kepentingan pemilik. Sama halnya dengan sebuah perusahaan sebagai sebuah alat yang digunakan pemilik, para pemegang saham, untuk mencapai tujuan mereka yaitu meningkatkan kekayaan. Neraca (Balance Sheet)

10 Akun-akun dalam neraca memberikan penegasan terhadap teori pemilik melalui sebuah persamaan: A L = P A = Asset (aset) L = Liability (kewajiban) P = proprietorship (kepemilikan) yang mencerminkan kekayaan bersih pemilik bisnis Charles Sprague menyimpulkan bahwa seluruh tujuan dari kegiatan bisnis adalah untuk meningkatkan kekayaan, yaitu meningkatkan kepemilikan. Aset merupakan hak pemilik dan kewajiban menjadi beban pemilik. Sehingga, tujuan akuntansi adalah menentukan kekayaan bersih pemilik bisnis. Kesimpulan tersebut menyebabkan beberapa akuntan meyakini bahwa nilai saat ini lebih relevan daripada biaya historis. Keuntungan (Profit) Prinsip kepemilikan (proprietorship) mencakup pendapatan (income) dan biaya (expense). Pendapatan merupakan kenaikan dalam kepemilikan dan biaya merupakan penurunan dalam kepemilikan. Sehingga, keuntungan merupakan peningkatan kekayaan pemilik yang berasal dari operasi bisnis selama periode tertentu. Jika keuntungan ditunjukkan dengan penjelasan tersebut, maka seluruh aspek yang mempengaruhi perubahan kekayaan pemilik dimasukkan sebagai keuntungan. Pertanyaan yang muncul dalam konsep keuntungan adalah apakah seluruh peningkatan nilai tetap dicatat walaupun tidak ada transaksi eksternal yang terjadi? Saat Teori Pemilik diterapkan, maka peningkatan tersebut harus dicatat. Contohnya adalah saat aset disimpan untuk jangka waktu yang lama, maka akan ada kenaikan nilainya walaupun belum terealisasi (dijual). Argumentasinya adalah kenaikan kekayaan bersih pemilik harus diperhitungkan, walaupun kenaikan ini masih belum pasti sampai aset tersebut dijual kepada pihak lain. Efek terhadap Praktik (Effect on Practice) Praktik akuntansi saat ini didasarkan pada Teori Pemilik. Contohnya adalah dividen dipertimbangkan sebagai distribusi keuntungan daripada biaya karena merupakan pembayaran kepada pemilik. Sebaliknya, bunga utang dan pajak penghasilan dipertimbangkan sebagai biaya karena keduanya mengurangi kekayaan pemilik. Dalam laporan keuangan konsolidasi, metode perusahaan induk didasarkan pada teori pemilik.

11 Perusahaan induk dilihat sebagai pemilik anak perusahaan, sehingga dengan pendekatan kepemilikan, tindakan logis apabila mempertimbangkan penurunan nilai utang anak perusahaan sebagai keuntungan perusahaan induk. Konsep Modal Keuangan (Financial Capital Concept) Teori pemilik melihat tidak adanya perbedaan antara aset pemilik dengan aset entitas. Oleh karena itu, seluruh keuntungan entitas dapat didistribusikan kepada pemilik perusahaan. Jika entitas membutuhkan tambahan sumber daya, dana yang diperlukan disediakan oleh pemilik. Sudut pandang teori pemilik memelihara nilai keuangan dari modal entitas dengan memperhatikan perubahan akun-akun modal. Dari sudut pandang ini, modal merepresentasikan kas yang diinvestasikan oleh pemilik ditambah keuntungan yang diinvestasikan kembali pada bisnis. Kebanyakan orang mengadopsi sudut pandang modal keuangan dan ini merupakan posisi yang diambil dalam praktik akuntansi tradisional. Untuk beberapa orang yang mempercayai pemeliharaan modal keuangan, modal berhubungan dengan kemampuan untuk menginvestasikan sejumlah uang pada akhir periode pelaporan dalam jumlah yang sama dengan yang diinvestasikan pada awal periode pelaporan. Keuntungan merupakan kas yang diterima perusahaan melebihi kas yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. Secara ringkas, sudut pandang kepemilikan memelihara nilai keuangan modal entitas dengan memperhatikan perubahan akun. Pembatasan-pembatasan (Limitations) Sudut pandang teori pemilik dikembangkan saat bisnis masih sederhana, kebanyakan masih berbentuk perusahaan perorangan dan persekutuan komanditer (partnership). Tetapi, dalam perkembangan lebih lanjut terbukti bahwa teori ini tidak memadai sebagai basis untuk menjelaskan akuntansi perusahaan. Secara hukum, perusahaan merupakan entitas yang berbeda dari pemilik, baik hak maupun kewajibannya. Perusahaanlah yang menguasai aset dan terbebani utang-utang, bukannya pemilik/pemegang saham. Namun, perusahaan-perusahaan besar secara tidak langsung sering dihubungkan dengan satu atau beberapa individu kunci atau organisasi pengendali. Sebagai contoh, adalah penguasaan mayoritas saham Telstra oleh Pemerintah Australia dan aktifitas-aktifitas

12 korporasi dari keluarga Murdoch dan Parker. Untuk kasus-kasus tertentu, teori kepemilikan/sudut pandang pemilik tidak bisa secara langsung dianggap tidak relevan. G. Fund Theory Fund theory diusulkan oleh William Vatter karena dia menganggap teori pemilik dan entitas tidak relevan karena mengambil pandangan pribadi orang sehingga bisa menjadi bias. Teori Dana berupaya meninggalkan hubungan pribadi yang dianjurkan oleh Teori Pemilik dan personalisasi entitas yang dianjurkan Teori Entitas. Konsep teori ini menganggap bahwa entitas merupakan sebuah unit dana, di mana kewajiban tertentu ditetapkan sebagai batasan-batasan terhadap pengguna aset. Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi adalah sebagai berikut: Aktiva = Pembatasan Konsep teori ini berorientasi pada laporan sumber dana dan penggunaan dana, yaitu laporan yang menggambarkan dari mana saja sumber dana diperoleh dan untuk apa saja dana dikeluarkan. Dalam Teori Dana, neraca dianggap sebagai 'inventory statement' dari aset dan batasanbatasan yang berlaku untuk aset. Penyusunan informasi dan metode penilaian akan bervariasi tergantung pada tujuan digunakannya neraca. Sebagai contoh, sebuah neraca untuk tujuan kredit akan berbeda dari yang disajikan kepada pemegang saham. Pendapatan merupakan kenaikan aset pada dana yang benar-benar bebas dari pembatasan ekuitas selain pembatasan akhir yang dikenakan oleh ekuitas residual. Beban adalah pemberian layanan untuk tujuan tertentu yang ditentukan dalam tujuan dana. Definisi ini mencakup konsep 'biaya yang menghasilkan pendapatan', dalam pengertian yang lebih luas juga berlaku bagi organisasi nirlaba juga. Arus Kas Beberapa studi empiris menunjukkan bahwa: Arus kas kurang berkorelasi dengan laba yang dilaporkan daripada dana dari operasi Arus kas lebih baik dalam memprediksikan arus kas yang sebenarnya daripada yang melaporkan laba atau dana dari operasi Sebagai bukti empiris tersebut menunjukkan bahwa meskipun merupakan argumen Vatter benar, konsep dana yang paling tepat adalah konsep kas. Prinsip utama yang ditetapkan untuk penyusunan laporan arus kas adalah sebagai berikut: Aktifitas Operasi (Operating Activities)

13 Arus kas (masuk/keluar) yang berasal dari kegiatan utama perusahaan (yang biasa disebut operasional perusahaan), yang tercermin dari Laporan Laba/Rugi perusahaan. Aktifitas Investasi (Investing Activities) Arus kas (masuk/keluar) yang berasal dari aktivitas-aktivitas investasi. Kegiatan yang digolongkan ke dalam kelompok ini adalah semua kegiatan kas yang terkait dengan aktifitas pembelian/penjualan aset perusahaan Aktifitas Pendanaan (Financing Activities) Arus kas yang berasal dari transaksi utang (kewajiban) perusahaan, baik yang berupa penambahan maupun pelunasan utang. Arus kas yang berasal dari penerbitan saham atau instrument sekuritas lainnya pun dimasukkan ke dalam kelompok ini. H. Commander Theory Goldbert berpendapat bahwa baik Teori Pemilik dan Teori Entitas yang didasarkan pada kepemilikan, merupakan konsep yang sulit untuk didefinisikan dan dianalisis. Dalam konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi akuntansi bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada pihak-pihak yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan pengendalian ekonomi secara efektif atas sumber daya perusahaan. Penekanan informasi menurut konsep teori ini adalah terletak pada pertanggungjawaban atau stewardship, dengan kata lain bagaimana pihak-pihak yang telah diberikan kepercayaan (commander) mengelola sumber daya perusahaan yang dipercayakan tersebut. Pada dasarnya pemilik tunggal perusahaan adalah commander, sedangkan dalam sebuah perusahaan besar, pemegang saham adalah bagian pemilik perusahaan, tapi dia tidak menguasai sumber daya perusahaan. Komando atas sumber daya perusahaan hirarkinya ada di tangan komandan, yang disebut 'commander' oleh Goldberg. Neraca lebih ke pernyataan pertanggungjawaban daripada kepemilikan (pernyataan akuntabilitas). Neraca merupakan laporan yang menunjukan sumber daya yang dipercayakan kepada commander dibawah kendalinya, tetapi ia tidak memilikinya. Sedangkan, laporan laba rugi adalah penjelasan dari hasil kegiatan-kegiatan dalam periode tertentu oleh Commander dan timnya, sesuai dengan sudut pandang mereka.

14 I. Teori Pasar Modal (Capital Market Theory) Capital Market Theory (Teori Pasar Modal) menjelaskan penetapan harga aset modal di pasar keuangan. Model Harga aset modal (CAPM) berkaitan dengan tingkat pengembalian untuk setiap saham dengan risiko saham yang diukur dengan beta. Keseimbangan pasar ada ketika harga berada pada tingkat yang memberikan insentif untuk perdagangan spekulatif. Portofolio pasar portofolio dari semua aset berisiko, dengan masing-masing aset tertimbang oleh rasio nilai pasar terhadap nilai pasar dari semua aset berisiko. Garis Pasar Modal (CML) Trade off antara return yang diharapkan dan risiko portofolio yang efisien. Garis Pasar Saham /garis pasar modal menggambarkan risk-return trade-off di pasar keuangan dalam kesetimbangan. Keamanan market line (SML) penggambaran grafis dari CAPM. Beta adalah ukuran risiko sistematis keamanan yang tidak dapat dihindari melalui diversifikasi. Jika kembali sekuritas bergerak lebih (kurang) daripada kembali pasar sebagai perubahan kedua, mengembalikan keamanan yang memiliki lebih (kurang) volatilitas (fluktuasi harga) dibandingkan dengan pasar. Hubungan antara CAPM yang diharapkan dengan beta. Aset modal model harga resmi berkaitan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan untuk setiap keamanan atau portofolio dengan ukuran risiko yang relevan. Beta adalah ukuran yang relevan dari risiko yang tidak dapat didiversifikasi dalam portofolio surat berharga dan, dengan demikian, adalah ukuran bahwa investor harus mempertimbangkan dalam proses manajemen portofolio keputusan mereka. Over-dan-undervalued sekuritas SML memiliki implikasi penting bagi harga saham. Dalam keseimbangan, saham masing-masing harus berbaring di SML karena hasil yang diharapkan keamanan harus yang diperlukan untuk mengkompensasi investor untuk risiko sistematis. Arbitrage pricing teori (APT) teori ekuilibrium pengembalian yang diharapkan untuk sekuritas yang melibatkan beberapa asumsi tentang preferensi investor. Tidak seperti CAPM, APT tidak menganggap: 1. Sebuah horizon investasi periode-tunggal 2. Tidak adanya pajak 3. Pinjam-meminjam pada tingkat RF 4. Investor memilih portofolio atas dasar keuntungan yang diharapkan dan varians APT, seperti CAPM, tidak mengasumsikan: 1. Investor memiliki keyakinan homogeny 2. Investor menghindari risiko maximizers utilitas 3. Pasar yang sempurna 4. Pengembalian dihasilkan oleh model factor

15 Sebuah model faktor ini didasarkan pada pandangan bahwa ada faktor-faktor risiko yang mendasari yang mempengaruhi keamanan pengembalian terealisasi dan diharapkan. Faktor-faktor harus memiliki 3 karakteristik: 1. Setiap faktor risiko harus memiliki pengaruh luas terhadap return saham 2. Faktor-faktor risiko harus mempengaruhi pengembalian yang diharapkan 3. Pada awal setiap periode, faktor risiko harus diprediksi ke pasar secara keseluruhan. Studi lain telah menyarankan bahwa model APT yang menggabungkan perubahan tak terduga dalam lima variabel makroekonomi lebih unggul CAPM. Kelima variabel tersebut adalah: 1. Bawaan risiko 2. Struktur Istilah suku bunga 3. Inflasi atau deflasi 4. Jangka panjang diharapkan laju pertumbuhan keuntungan bagi perekonomian 5. Sisa risiko pasar J. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principal dan agent. Pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principal dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan. Tujuan dari agency theory, yaitu : a. Untuk meningkatkan kemampuan individu (baik principal maupun agent) dalam mengevaluasi lingkungan dimana keputusan harus diambil (The belief revision role). b. Untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja (The performance evaluation role). Agency theory tidak dapat dilepaskan dari kedua belah pihak diatas, baik principal maupun agent merupakan pelaku utama dan keduanya mempunyai bargaining position masing-masing dalam menempatkan posisi, peran dan kedudukannya. Principal sebagai pemilik modal memiliki akses pada informasi internal perusahaan sedangkan agent sebagai pelaku dalam praktek operasional perusahaan mempunyai informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara riil dan menyeluruh. Posisi, fungsi, situasi, tujuan, kepentingan dan latar belakang principal dan agent yang berbeda dan saling bertolak belakang tersebut akan menimbulkan pertentangan dengan saling tarik menarik kepentingan (conflict of interest) dan pengaruh antara satu sama lain. Berkaitan

16 dengan auditing, baik principal maupun agent diasumsikan sebagai orang yang memiliki rasionalitas ekonomi, dimana setiap tindakan yang dilakukan termotivasi oleh kepentingan pribadi atau akan memenuhi kepentingannya terlebih dahulu sebelum memenuhi kepentingan orang lain. Menurut Watts dan Zimmerman (1986) hubungan principal dan agent sering ditentukan dengan angka akuntansi. Hal ini memicu agent untuk memikirkan bagaimana akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan yang dapat dilakukan agen adalah dengan melakukan manajemen laba. Agency theory menyatakan bahwa praktek manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara principal dan agent yang timbul ketika setiap pihak berusaha mencapai tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Dalam hal ini agent memiliki lebih banyak informasi dibanding principal, sehingga menimbulkan adanya asimetri informasi. Adanya informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu untuk melakukan tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan pribandinya. Bagi principal dalam hal ini pemilik modal atau investor akan sangat sulit untuk mengontrol secara efektif tindakan yang dilakukan oleh manajer karena hanya memiliki sedikit informasi. Salah satu cara yang di gunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku opportunistic manajemen adalah good corporate governance. Good corporate governance diarahkan untuk mengurangi asimetri informasi antara principal dan agent yang pada akhirnya diharapkan dapat meminimalkan tindakan manajemen laba. Prinsip - prinsip pokok good corporate governance yang perlu diperhatikan untuk terselenggaranya praktik good corporate governance, yaitu : a. Transparency (Keterbukaan Informasi) b. Accountability (Akuntabilitas) c. Responsibility (Pertanggungjawaban) d. Independency (Kemandirian) e. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran) Agency theory mengatakan sulit untuk mempercayai bahwa manajemen (agent) akan selalu bertindak berdasarkan kepentingan pemegang saham (principal), sehingga diperlukan monitoring dari pemegang saham. Shareholder atau principal mempekerjakan agent untuk melaksanakan tugas termasuk pengambilan keputusan ekonomik, dalam lingkungan yang tidak pasti seperti perusahaan dalam kondisi financial distress. Agent sebagai seorang manajer akan mengambil keputusan untuk melakukan berbagai strategi guna

17 mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan. Disisi lain agent merupakan pihak yang diberikan kewenangan oleh principal berkewajiban mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan kepadanya. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pihak yang melakukan proses pemantauan dan pemeriksaan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pihak-pihak tersebut diatas. Pemilik perusahaan membutuhkan auditor untuk memverifikasi informasi yang diberikan manajemen kepada pihak perusahaan. Sebaliknya, manajemen memerlukan auditor untuk memberikan legitimasi atas kinerja yang mereka lakukan (dalam bentuk laporan keuangan), sehingga mereka layak mendapatkan insentif atas kinerja tersebut. Disisi lain, kreditor membutuhkan auditor untuk memastikan bahwa uang yang mereka kucurkan untuk membiayai kegiatan perusahaan, benar-benar digunakan sesuai dengan persetujuan yang ada, sehingga kreditor bisa menerima bunga atas pinjaman yang diberikan. Uraian tersebut diatas memberi makna bahwa auditor merupakan pihak yang dianggap dapat menjembatani kepentingan pihak pemegang saham (principal) dengan pihak manajer (agent) dalam mengelola keuangan perusahaan termasuk menilai kelayakan strategi manajemen dalam upaya untuk mengatasi kesulitan keuangan perusahaan. Auditor independen melakukan fungsi pengawasan atau monitoring atas pekerjaan manajer melalui sebuah sarana yaitu laporan keuangan, sehingga auditor akan melakukan proses audit terhadap kewajaran laporan keuangan yang kemudian akan memberikan pendapat atas pekerjaan auditnya dalam bentuk opini audit. Auditor independen melakukan pengawasan atau monitoring karena manajer berkeinginan untuk menyajikan laporan keuangan agar tampak lebih baik dari kondisi senyatanya. Contoh implementasi agency theory adalah masalah yang terjadi pada perusahaan ENRON. ENRON adalah perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang energi. Dengan cakupan bisnis di antaranya adalah listrik, gas alam, pulp, kertas, komunikasi, dan lain-lain. Enron mengumumkan kebangkrutannya pada akhir tahun Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Kajian agency theory : 1. Pihak stockholder (principal) 2. Pihak manajemen ENRON (agent) 3. Pihak independen akuntan publik, KAP Arthur Andersen (AA).

18 AA sebagai KAP telag mencelekai kepercayaan dari pihak Stockholder untuk memberikan suatu fairness information mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal. Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang sehat. Lalu apa yang dihadapi oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidakjujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis yaitu hutang dan sebuah kehancuran. Menurut Socrates bahwa yang dimaksud dengan tindakan etis adalah tindakan yang didasarkan pada nilai-nilai kebenaran. Benar dari sisi cara, teknik, prosedur, maupun dari sisi tujuan yang akan dicapai. Ada dua pendekatan mengenai etika, yaitu : 1. Pendekatan Deontological 2. Pendekatan Teleological Prinsip bahwa auditor harus menjaga, menjunjung, dan menjalankan nilai-nilai kebenaran dan moralitas, seperti bertanggungjawab (responsibilities), berintegritas (integrity), bertindak objektif (objectivity) dan menjaga independensinya terhadap kepentingan berbagai pihak (independence), dan hati-hati dalam menjalankan profesi (due care), tidaklah berjalan sebagaimana mestinya. K. Teori Entitas (Entity Theory) Teori entitas (entity theory) memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik, merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab terhadap pemilik maupun kreditor. Teori entitas menekankan pada konsep kepengelolaan stewardship dan pertanggungjawaban accountability dimana bisnis peduli dengan tingkat keberlangsungan usaha dan informasi keuangan usaha bagi pemilik ekuitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan legal dan menjaga suatu hubungan baik dengan pemegang ekuitas tersebut dengan harapan mudah memperoleh dana di masa depan (Paton, 1962).

19 Menurut teori ini, persamaan akuntansinya adalah Aktiva = Ekuitas Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang Saham Aset adalah pertumbuhan hak perusahaan; ekuitas menunjukkan sumber aset dan terdiri dari utang dan ekuitas pemegang saham. Baik kreditor dan pemegang saham adalah pemilik ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income, kontrol risiko, dan likuidasi. Jadi, income yang diperoleh merupakan properti entitas hingga didistribusikan sebagai deviden kepada pemegang saham. Karena unit bisnis bertanggung jawab untuk memenuhi klaim pemilik ekuitas, teori entitas disebut sebagai "berpusat pada income" dan secara konsekuen berorientasi pada laporan laba rugi. Akuntabilitas kepada pemilik ekuitas dicapai dengan mengukur kinerja operasi dan keuangan perusahaan. Dengan demikian, income merupakan peningkatan dalam ekuitas pemegang saham setelah klaim pemilik ekuitas lainnya (sebagai contoh, bunga pinjaman jangka panjang dan pajak penghasilan) telah terpenuhi. Peningkatan dalam ekuitas pemegang saham dipertimbangkan sebagai income bagi pemegang saham hanya jika deviden telah diumumkan. Demikian halnya, laba yang tidak dibagi (undistributed profit) tetap menjadi milik entitas karena mereka menunjukkan "corporation's proprietary equity in itself". Sebagai catatan bahwa ketaatan yang kaku pada teori entitas mendikte bahwa pajak penghasilan dan bunga pinjaman dianggap sebagai distribusi income dan bukan expenses. Akan tetapi keyakinan umum dan interpretasi teori entitas, adalah bahwa bunga dan pajak penghasilan adalah expenses. Teori entitas merupakan teori yang paling dapat diterapkan pada perusahaan bisnis bentuk korporat, yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya. Dua Versi Teori Entitas 1. Versi Tradisional Menurut pandangan tradisional, perusahaan beroperasi untuk pemegang ekuitas (Equility holders), yaitu pihak yang memberi dana bagi perusahaan. Dengan investasi yang dilakukan pemilik. 2. Versi Baru Pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan beroperasi atas namanya sendiri dan berkepentingan terhadap kelangsungan hidupnya sendiri. Penyajian laporan kepada

20 pemegang ekuitas dimaksudkan untuk memenuhi syarat legal dan menjaga hubungan baik pemegang ekuitas dalam kaitannya dengan kebutuhan dana yang diperlukan dimasa mendatang. Meskipun kedua pandangan di atas memusatkan perhatiannya pada kesehatan usaha (entitas yang independen) namun pandangan tradisional melihat pemegang ekuitas sebagai partner (associate) dalam kegiatan usaha yang dijalankan. Sedang pandangan versi baru, melihat pemegang saham ekuitas sebagai pihak diluar perusahaan. Pemilik dan kreditor merupakan pemegang ekuitas yang memberi dana. Dalam mekanisme keuangan negara di Indonesia, teori ataupun konsep entitas telah diaplikasikan. Istilah entitas pelaporan masuk dalam khasanah perundang-undangan melalui penjelasan pasal 51 ayat (2) dan ayat (3) dari Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yang berbunyi: tiap-tiap kementerian negara atau lembaga merupakan entitas pelaporan yang tidak hanya wajib 10 menyelenggarakan akuntansi, tetapi juga wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Berangkat dari ketentuan hukum di atas, maka dalam standar akuntansi pemerintahan dibakukan dan dipertegas eksistensi Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi, sebagai berikut: 1. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. 2. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang, dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Satuan kerja sebagai unit pemerintahan yang menerima anggaran belanja atau mengelola barang merupakan entitas akuntansi yang wajib menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, dan secara periodik menyiapkan laporan keuangan menurut standar akuntansi pemerintahan. Laporan keuangan tersebut disampaikan secara intern dan berjenjang kepada unit yang lebih tinggi dalam rangka penggabungan laporan keuangan oleh entitas pelaporan. Setiap unit pemerintah dapat ditetapkan menjadi suatu entitas akuntansi apabila unit yang dimaksud mengelola anggaran sebagaimana yang dimaksud dalam PSAP 11 paragraf 15 yang mengatakan: Entitas akuntansi menyelenggarakan akuntansi dan menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan anggaran/barang yang dikelolanya yang ditujukan kepada entitas pelaporan.

21 L. Teori Ekuitas Residual (Residual Equity Theory) Seseorang teoritisi akuntansi William Patton (1962) menyatakan bahwa ekuitas residual merupakan salah satu jenis ekuitas dalam kerangka teori entitas. Dalam pandangan teori entitas, pemegang saham memiliki ekuitas di perusahaan seperti pemegang saham ekuitas lainnya, tetapi pemegang saham tidak dianggap sebagai pemilik. Patton menekankan pada hubungan khusus residual equity holder. Perubahan dalam penilaian aktiva, perubahan dalam laba bersih dan laba ditahan dan perubahan didalam hak pemegang ekuitas lainnya semua tercermin didalam residual equity pemegang saham biasa. Jadi teori ekuitas residual merupakan pandangan antara teori proprietary dan teori entitas. Dalam pandangan ini persamaan akuntansinya menjadi: Aktiva Ekuitas Khusus = Ekuitas Residual Ekuitas khusus meliputi klaim kreditur dan ekuitas pemegang saham preferen. Namun demikian pada kasus dimana kerugian begitu besar sehingga perusahaan tersebut bangkrut, ekuitas pemegang saham biasa dapat hilang dan pemegang saham preferen atau pemegang obligasi menjadi pemegang ekuitas residual. Tujuan pendekatan ekuitas residual adalah memberikan informasi yang lebih baik kepada pemegang saham biasa dalam rangka pengambilan keputusan investasi. Karena biasanya pemegang saham umumnya dianggap memiliki ekuitas residual didalam laba perusahaan dan didalam aktiva bersih pada saat likuidasi. Oleh karena laporan keuangan umumnya disusun tidak dalam rangka likuidasi, maka informasi yang disajikan dalam kaitannya dengan ekuitas residual harus berguna untuk memprediksi dividen masa datang bagi pemegang saham biasa. Laporan laba rugi dan laporan laba ditahan harus menunjukkan laba yang tersedia bagi pemegang ekuitas residual setelah semua kewajiban dipenuhi, termasuk deviden kepada pemegang saham preferen.

22 REFERANSI Ahmad Shodiqin. Teori Manajemen Portofolio Investasi Harry Markowitz. Diakses pada tanggal 11 Agustus 2016 pukul dari Chalimatus Sya diyah. Return dan Risiko Portofolio. Diakses pada tanggal 08 Agustus 2016 pukul dari Dini. Teori Akuntansi. Diakses pada tanggal 08 Agustus 2016 pukul dari

23 Dyah Ayu Khumairo, Syukriyah. Elemen dan Struktur Teori Akuntansi. Diakses pada tanggal 09 Agustus 2016 pukul dari Emrinaldi Nur DP. Teori Entitas Entity Theory. diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul dari Errie Kusriadie, Harun Al-Rasyid, Rinaldy Resinanda, Renni Ekaputri. Agency Theory. Diakses pada tanggal 08 Agustus 2016 pukul dari Illeh Satria. Ekuitas. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul dari Musdalifah Aziz. Filsafat Teori Portofolio Modern. Diakses pada tanggal 09 Agustus 2016 pukul dari Nur Fadhila Amri. Teori Legitimasi. Diakses pada tanggal 09 Agustus 2016 pukul dari Rey Naldy. Signalling Theory & Ageny Theory. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul dari Shanty Tindaon. Konsep konsep Teoritis Akuntansi. Diakses pada tanggal 08 Agustus 2016 pukul dari Suwardjono Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPEE. Definisi Teori Signal. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul dari Hubungan Antara Teori Akuntansi Positif dan Normatif. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul dari Legitimasi (legitimacy Theory). Diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul dari

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori Signal Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk

Lebih terperinci

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA KAPITA SELEKTA AKUNTANSI zmmmm Disusun oleh: IRMA YANDA 97 312 125 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 TEORI AGENSI Teori agensi memprediksi dan menjelaskan pihak-pihak yang terlibat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals dan agents. Pihak principals adalah pihak yang memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS 14 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Relevansi Nilai Setiap perusahaan sudah pasti memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut sebagai tanggung jawab dan keterbukaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Teori akuntansi positif adalah teori yang memprediksi tindakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

Unlevered firm Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas. Levered firm Perusahaan yang menggunakan bauran ekuitas dan berbagai macam.

Unlevered firm Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas. Levered firm Perusahaan yang menggunakan bauran ekuitas dan berbagai macam. Struktur Modal : Merupakan pilihan pendanaan antara hutang dan ekuitas. Bauran modal yang optimal dapat menekan biaya modal, yang dapat meningkatkan kembalian ekonomi neto dan meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Free cash flow adalah bentuk lain ukuran arus kas. Pengertian free cash

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Free cash flow adalah bentuk lain ukuran arus kas. Pengertian free cash BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Free Cash Flow Free cash flow adalah bentuk lain ukuran arus kas. Pengertian free cash flow bisa bermacam macam. Menurut Ross et al ( 2000 ), free cash flow adalah kas lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa kasus praktik income smoothing (perataan laba) yang pernah terjadi,

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa kasus praktik income smoothing (perataan laba) yang pernah terjadi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik income smoothing (perataan laba) bukanlah hal baru yang terjadi di tengah perekonomian Indonesia. Berdasarkan data dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Keagenan (Agency theory) Teori keagenan merupsksn salah satu cara untuk lebih memahami ekonomi informasi dengan mem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan kontrak dimana satu atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan akhir-akhir ini mengalami suatu kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan manufaktur semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tercapai. Pendirian sebuah perusahaan memiliki

Lebih terperinci

1. Pengertian Agency Theory

1. Pengertian Agency Theory 1. Pengertian Agency Theory Agency theory (teori keagenan) merupakan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk kepentingannya sendiri. Pemegang saham sebagai diasumsikan hanya bertindak terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai agent dengan pemilik modal sebagai principal. Teori ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai agent dengan pemilik modal sebagai principal. Teori ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Teori agensi menjelaskan hubungan antara pihak manajemen sebagai agent dengan pemilik modal sebagai principal. Teori ini pertama kali dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebagai principal dan pihak manajemen sebagai agent. Pihak principal selaku

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebagai principal dan pihak manajemen sebagai agent. Pihak principal selaku BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menggambarkan mengenai hubungan antara pemegang saham sebagai principal dan pihak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Kasenda (2005) menggunakan kepemilikan institusional, aktiva berwujud, ukuran perusahaan dan profitabilitas sebagai variabel independen dalam penelitiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan informasi atas laba bersih suatu perusahaan melalui berbagai cara akan memberikan dampak yang cukup berpengaruh terhadap tindak lanjut para pengguna

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga meningkatkan harga saham (Untung dan Hartini, 2006) dalam Sarpi

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga meningkatkan harga saham (Untung dan Hartini, 2006) dalam Sarpi BAB II LANDASAN TEORI A. Signalling Theory Teori ini menyatakan bahwa keputusan investasi memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Free Cash Flow Free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya membuat dunia usaha dijalankan secara profesional justru menjadi

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya membuat dunia usaha dijalankan secara profesional justru menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ada sisi negatif yang tidak diharapkan dari perkembangan konsep-konsep manajemen sejak awal abad dua puluhan. Konsep pengelolaan korporasi yang seharusnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keputusan finansial merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial yang diambil oleh manajer

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Utang Menurut Munawir (2004) dalam Pitaloka (2009) utang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kebijakan Hutang Pada dasarnya kebijakan hutang perusahaan merupakan tindakan manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Menurut kamus akuntansi edisi kedua oleh Abdullah (1993:176), laporan keuangan adalah laporan-laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori keagenan, teori akunntansi positif, manajemen laba, perataan laba, sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan sebagai sebuah hasil dari kegiatan operasional sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan menjadi sebuah pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Agensi (Agency Theory) Jensen dan Meckling dalam Brigham dan Houston (2010) mendefinisikan agency theory adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Investasi di Pasar Modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB Setelah mengetahui anggota dari panitia pembuat dokumen (FASB) dan berasal dari AICPA, APB dan AAA. Rangkaian dari dokumen sangatlah penting, dimana dua hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data kuantitatif atas semua transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1. Signalling theory Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka a. Teori Kebijakan Deviden Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan menyajikan data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nilai Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan bagi masyarakat sudah dikenal luas, penggunaannya, istilah yang dipakai, dan untuk sebagaian orang sudah menjadi kebutuhan, baik dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia mendapat pengaruh negatif dari krisis keuangan global pada awal tahun 2008 yaitu berupa krisis energi dan krisis komoditas. Krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan perusahaan menjadi faktor yang sangat penting didalam kegiatan bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai laba

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM STRUKTUR PERMODALAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN. Modul ke: 09Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM STRUKTUR PERMODALAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN. Modul ke: 09Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 09Fakultas EKONOMI DAN BISNIS STRUKTUR PERMODALAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pengertian Struktur Modal Kriteria struktur modal Struktur modal merupakan

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010: 45).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010: 45). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal Struktur modal adalah kombinasi dari hutang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010: 45). Dimana kunci dalam pendanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Model penetapan harga asset Capital Assets Pricing Model, biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Model penetapan harga asset Capital Assets Pricing Model, biasa disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Model penetapan harga asset Capital Assets Pricing Model, biasa disebut CAPM. Model ini memberikan prediksi yang tepat tentang bagaimana hubungan antara risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dananya untuk kegiatan operasional dan meningkatkan usahanya antara lain

BAB I PENDAHULUAN. dananya untuk kegiatan operasional dan meningkatkan usahanya antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Perusahaan dapat melakukan berbagai cara dalam memenuhi kebutuhan dananya untuk kegiatan operasional dan meningkatkan usahanya antara lain dengan hutang dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Saham dan Pasar Modal Saham adalah bukti penyertaan modal pada sebuah perusahaan. untuk digunakan pihak manajemen dalam membiayai kegiatan operasional. Imbal hasil investasi yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihakpihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimasa yang akan datang. Signalling theory menjelaskan tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimasa yang akan datang. Signalling theory menjelaskan tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signalling Theory Informasi merupakan unsur yang penting bagi investor dan pelaku bisnis lainnya, karena pada dasarnya informasi menyajikan gambaran atau keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi bagi pihak eksternal yang dapat membantu dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba adalah laporan keuangan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencari dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencari dana dalam jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan pasar modal di Indonesia telah dimulai tahun 1952. Membutuhkan sekitar 36 tahun, sejak digalakannya pasar modal oleh pemerintahan Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini menyatakan bahwa praktek perataan laba dipengaruhi oleh konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. informasi antara pihak manajemen dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. informasi antara pihak manajemen dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Signaling Theory (Teori Sinyal) Yasa (2010) menyatakan bahwa teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Salah satu dasar teori yang dapat digunakan untuk memahami konsep tentang corporate governance adalah teori keagenan, karena pada dasarnya teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pasar Modal Indonesia a. Pengertian Pasar Modal Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah memperlihatkan pertumbuhan yang cukup tinggi yang ditandai dengan masuknya dana-dana asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II A. Landasan Teoritis TINJAUAN PUSTAKA 1. Teori sinyal (Signaling Theory) Teori sinyal mengasumsikan bahwa informasi yang diterima oleh masingmasing pihak tidak sama. Atau dengan kata lain, teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah agensi telah menarik perhatian yang sangat besar dari para peneliti di bidang akuntansi keuangan (Fuad, 2005). Masalah agensi timbul karena adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi Manajemen Laba Scott (2003) mengungkapkan bahwa manajemen laba adalah keputusan manajer dalam memilih kebijakan akuntansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tepat, investor akan memperoleh return yang tinggi. Apabila investor ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. tepat, investor akan memperoleh return yang tinggi. Apabila investor ingin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi sangat bermanfaat bagi masa depan. Investasi adalah kegiatan menanamkan sejumlah dana yang dimiliki pada satu atau lebih aset dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal secara perlahan telah tumbuh menjadi bagian penting dari tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari masyarakat melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat 23 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian pasar modal adalah kegiatan

Lebih terperinci

1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap

1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap 1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:201), laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menjadi bahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan) a) Pemegang saham dengan manajer.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan) a) Pemegang saham dengan manajer. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Teori keagenan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan) diasumsikan menerima

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal a. Pengertian Modal Menurut Munawir (2001) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan yang dibangun oleh pemilik modal bertujuan untuk menjalankan bisnis yang dapat memberikan return tertentu bagi pemilik modal. Dalam menjalankan bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal Tahun 2016 telah berlaku ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

Lebih terperinci

TEORI STRUKTUR MODAL. A. Pengertian Modal dan Struktur Modal

TEORI STRUKTUR MODAL. A. Pengertian Modal dan Struktur Modal TEORI STRUKTUR MODAL A. Pengertian Modal dan Struktur Modal Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat- Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik serta BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Sinyal Teori signal (sinyal) menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Benturan kepentingan yang seringkali terjadi antara pihak prinsipal (pemegang saham) dan pihak agen (manajemen) dapat menyebabkan adanya asimetri informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan saja, namun juga memiliki pengaruh ke pihak-pihak lain, seperti kreditur, investor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu, Jogiyanto (2010). Dengan demikian diharapkan penundaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Teori agensi muncul karena adanya permasalahan agensi saat pengurusan suatu perusahaan terpisah dari pemiliknya. Menurut Jensen dan Meckling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan good corporate governance dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan good corporate governance dengan memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis yang mulai memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan perusahaan semakin tajam. Hal ini menuntut perusahaan untuk melakukan kegiatan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak berdirinya pasar modal, perdagangan surat-surat berharga di Indonesia maju pesat, hal ini terlihat dengan melonjaknya jumlah surat-surat berharga yang

Lebih terperinci

BAB II PENGUNGKAPAN SUKARELA, NILAI PERUSAHAAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II PENGUNGKAPAN SUKARELA, NILAI PERUSAHAAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II PENGUNGKAPAN SUKARELA, NILAI PERUSAHAAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengungkapan Suwardjono (2008) mendefinisikan pengungkapan sebagai penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen

Lebih terperinci