Efektivitas Pelatihan Pewarnaan Kulit Samak Metode Batik Ikat Di Desa Sumbersekar DAU Malang
|
|
- Ida Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Efektivitas Pelatihan Pewarnaan Kulit Samak Metode Batik Ikat Di Desa Sumbersekar DAU Malang Wehandaka Pancapalaga 1, Wiyono 2 dan Titik Ambarwati 2 1 Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang 2 Jurusan Manajemen, Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas 246, Malang Indonesia, Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan pewarnaan kulit samak metode batik ikat dengan cara mengukur tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap responden sebelum dan setelah mengikuti pelatihan. Jenis penelitian percobaan dengan teknik pengumpulan data secara observasi, dokumentasi dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistic non parametrik yaitu uji Wilcoxon Match Pairs Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis menggunakan uji Wilcoxon dengan membandingkan antara hasil sebelum dan sesudah pelatihan, menunjukkan peningkatan yang signifikan pada ketiga aspek yaitu aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap terhadap produk kulit samak yang diwarnai dengan metode batik ikat. Kesimpulan bahwa pelatihan pewarnaan kulit samak dengan motif batik ikat sangat efektif meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta sikap masyarakat di Desa Sumbersekar Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Kata Kunci : Batik Ikat, Pelatihan, Pewarnaan kulit samak, Batik Ikat 1. PENDAHULUAN Batik merupakan warisan seni budaya nenek moyang yang adiluhung dan sarat akan makna perlu untuk dilestarikan. Saat ini kerajinan batik sudah menjadi bagian dari usahadi Indonesia (Susanto, 1980) 1 Peluang bisnis sektor usaha yang secara komparatif dan kompetitif mampu memanfaatkan sumber daya alam (SDA) atau potensi daerah di Indonesia. Batik bila digarap secara profesional dan dengan keterampilan yang tepat, terukur, sesuai dengan selera dan permintaan pasar, niscaya akan dapat menjadi salah satu Soko Guru baru perekonomian Indonesia yang tengah terpuruk. Dalam tata ekonomi global mulai menunjukkan kecenderungan kuat pada potensi akan kreativitas pengolahan produk-produk berbasis warisan budaya dan batik diyakini dapat menjadi semacam deposite tambang baru untuk terus digali, diolah dan dikembangkan sesuai dengan selera konsumen agar dapat mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat atau bangsa Indonesia. Salah satu komoditas yang cukup potensial dikembangkan di Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat adalah batik kulit samak. Memproduksi batik kulit samak yang berkualitas prima merupakan usaha yang membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan khusus disisi lain perkembangan akan kulit samak sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, hal ini menyebabkan kebutuhan kulit samak senantiasa terus berjalan sesuai kebutuhan dan perkembangan manusia. Salah satu program pemberdayaan dengan menekankan peningkatan kapasitas masyarakat dapat dilakukan melalui skill empowerment, yaitu suatu program perumusan model pelatihan ketrampilan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Melalui perumusan model pemberdayaan masyarakat ini akan diperoleh formula yang tepat untuk meningkatkan ketrampilan dan motivasi masyarakat (Borg et all, 2009) 2. Desa Sumbersekar sangat potensi sekali untuk mengembangkan batik kulit dibandingkan dengan potensi industri keramik yang sudah berkembang di desa Sumber sekar. Hal ini disebabkan Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO
2 karena desa sumbersekar merupakan daerah sentra kambing dimana jumlah pemotongan ternak kambing meningkat dari tahun ketahun, sehingga jumlah bahan baku kulit kambingpun banyak tersedia. Namun sayangnya kulit kambing ini hanya dijual mentah tanpa harus diolah. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan potensi ini harus terus menerus ditingkatkan khususnya dalam rangka mendukung misi yang diemban oleh sektor industri di Jawa Timur yaitu sebagai tulang punggung ekonomi nasional sekaligus untuk dapat menjadi salah satu obyek yang dapat meningkatkan nilai tambah di daerah. Untuk itu perlu dilaksanakan upaya upaya yang dapat mengoptimalkan faktor faktor yang mempengaruhi pengembangan potensi, sehingga tingkat keberhasilannya sesuai dengan yang diharapkan. Upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan untuk menyediakan lapangan kerja yang seluas luasnya serta membuka kesempatan wirausaha baru dalam bidang usaha batik kulit dan barang barang batik kulit maka perlu diciptakan kerjasama yang berkelanjutan partipasi masyarakat desa (komunitas batik) dan perguruan tinggi yang menjadi kata kunci penting dalam mengembangkan usaha batik Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Pada intinya substansi dari program pelatihan pewarnaan kulit samak dengan motif batik ikat yang akan dilakukan adalah sebagai upaya terencana dan berkelanjutan melalui kerjasama pemerintah desa, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat sebagai subyek of interest dalam pelaksanaan pengembangan usaha kreatif batik kulit di Desa Sumbersekar untuk meningkatkan daya saing produk batik kulit dan barang-barang batik kulit, pertumbuhan ekonomi dan secara akumulatif akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sumbersekar. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pelatihan ketrampilan pewarnaan kulit samak dengan motif batik ikat di masyrakat Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Malang 2. METODE Penelitian dilakukan dengan metode percobaan. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat khususnya istri peternak kambing yang berlokasi di Desa Sumbersekar Dau Malang. Hal ini dikarenakan mulai berkembangnya populasi ternak kambing di Kecamatan Dau, sehingga jumlah kulit kambing hasil pemotongan cukup banyak namun tidak dimanfaatkan. Objek penelitian dilakukan pada aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap peserta terhadap produk kulit samak motif batik ikat yang di latihkan di desa Sumber sekar Dau Malang, dengan tujuan untuk menghasilkan model pelatihan ketrampilan yang efektif sebagai upaya pemberdayaan, sehingga kemampuan masyarakat dapat berkembang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi serta wawancara. Populasi penelitian ini adalah masyarakat khusunya istri peternak kambing yang ada di Desa Sumbersekar Dau Malang. Pengambilan sampel penelitian untuk istri peternak kambing dilakukan secara purposive sampling sebanyak 20 peserta. Desain penelitian ini menggunakan percobaan. Penggunaan desain ini bertujuan untuk menguji keefektifan model pelatihan keterampilan pelatihan pewarnaan kulit samak dengan metode batik ikat. Pengujian keefektifan model dilakukan terhadap model konseptual yang dikembangkan sehingga dapat menghasilkan model empirik. Desain ini dilakukan dengan membandingkan hasil sebelum dan sesudah pelatihan dari responden sebagai peserta pelatihan ketrampilan. Data dianalisis menggunakan analisis statistik nonparametrik yaitu dengan uji Wilcoxon Match Pairs Test (Siegel, 1997 dan Sugiyono, 2001). Uji ini untuk mengetahui perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Pengujian dilakukan dengan mentransformasi data kualitatif yang berbentuk skala likert ke dalam data kuantitatif. Hasil pengujian ini untuk membuktikan keefektifan dari model pelatihan ketrampilan pewarnaan kulit samak dengan metode batik ikat 384 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
3 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Profil Peserta Pelatihan Pelatihan dilakukan pada ibu-ibu peternak kambing di Desa Sumbersekar Kecamatan Dau, sasaran ini dipilih dengan tujuan untuk memberdayakan ibu-ibu peternak kambing sehingga pendapatan dan kesejahteraan mereka meningkat. Adapun profil peserta secara lengkaapnya dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 1. Pendidikan Peserta Pelatihan N0 Pendidikan Jumlah Peserta Presentasi 1 Lulusan SD Lulusan SMP 3 15 Lulusan SMA Lulusan Sarjana 0 0 Tidak sekolah 0 0 Jumlah Tabel 2. Usia Peserta Pelatihan N0 Umur Jumlah Peternak Presentasi 1 15 tahun kebawah tahun keatas 2 10 Jumlah Tabel 3. Pekerjaan Peserta Pelatihan N0 Umur Jumlah Peternak Presentasi 1 Ibu Rumah Tangga PNS Buruh 1 5 Jumlah Profil peserta pelatihan pewarnaan kulit samak dengan motif batik ikat dapat dijelaskan sebagai berikut peserta sebagian besar adalah ibu ibu peternak kambing di desa Sumbersekar dengan rata-rata umur antara tahun sebanyak 90 %, ini menunjukkan bahwa peserta pelatihan masih masa produktif sehingga mereka sebetulnya mampu berkarya dan sebagian besar 80 % dari peserta berprofesi sebagai ibu rumah tangga, hanya ada 3 peserta yang berprofesi sebagai guru atau Pegawai Negeri Sipil (PNS), hal ini mengindikasikan bahwa pemberdayaan ibu ibu peternak kambing sangat diperlukan guna meningkatkan kreatifitas dan guna meningkatkan pendapatan keluarga peternak kambing itu sendiri. Aplikasi pelatihan ketrampilan pewarnaan kulit samak dengan motif batik ikat ini menjadi fokus utama materi pelatihan, pertimbangannya karena mudah dikerjakan, tidak memerlukan ketrampilan khusus dan tidak banyak membutuhkan banyak tenaga, dan ini sangat cocok diterapkan untuk ibu ibu peternak kambing karena waktu curah untuk pelatihan banyak tersedia bagi peserta yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga. Waktu luang yang cukup banyak dari ibu rumah tangga ini menjadi peluang dalam mengembangkan potensi yang ada di desa Sumbersekar diantara dalam pemanfaatan hasil kulit Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO
4 kambing kambing dan domba. Pemanfaatan hasil peternakan ini dapat berupa olahan batik kulit menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi sehingga meningkatkan income (pemasukan) bagi istri peternak kambing, dengan bertambahnya penghasilan maka kehidupan akan lebih sejahtera. Riwayat pendidikan peserta diantaranya adalah SMP dan SMA. Lulusan SMA sebanyak 80% yaitu sebanyak 16 orang dan lulusan SMP sebanyak 15% sebanyak 3 orang. Dari data yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa tidak ada lulusan sarjana sama sekali sehingga minim sekali ibu ibu peternak yang berasal dari sarjana, meskipun demikian dengan adanya pelatihan ini peserta masih mampu mentransfer ilmu dan ketrampilan yang diberikan Kefektifan Pelatihan Pewarnaan Kulit Samak Metode Batik Ikat Aspek Pengetahuan Aspek pengetahuan tentang apa itu kulit, apa itu pewarnaan kulit, apa bahan baku batik kulit dan juga pengetahuan tentang proses batik ikat kulit samak dalam pelatihan ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pelatih. Hasil keefektifan pelatihan sebelum dan sesudah pelatihan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 4. Hasil Pengetahuan Peserta Sebelum dan Sesudah Pelatihan Pewarnaan Kulit Samak dengan Metode Batik Ikat Responden Pelatihan Selisih Sebelum Sesudah JUMLAH RATA RATA 19, ,3 Hasil data yang diperoleh di uji Wilcoxon Match Pairs Test maka hasil sebagai berikut : z Sesudah = sebelum a 386 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
5 Asymp. Sig. (2-tailed).000 Dari tabel 1, terlihat nilai asymp.sig ( 2 tailed) = Karena nilai sig 0.000<0.05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah pelatihan. Dijelaskan bahwa pengetahuan tentang kulit, tentang bahan baku serta pengetahuan tentang batik kulit di masyarakat Desa Sumbersekar masih minim rata rata 19,2 dan sesudah penelitian menjadi 42. Dengan peningkatan rata rata sebesar 29,3 ini menunjukkan bahwa dengan model pelatihan yang dilakukan telah terjadi peningkatan pengetahuan terutama tentang kulit serta bahan baku kulit dan pengetahuan tentang batik kulit pada masyarakat Desa Sumbersekar. Terjadinya Peningkatan pengetahuan ini mungkin disebabkan karena 80 % rata rata peserta adalah berpendidikan SMA, sehingga penjelasan dengan sistem tutorial mudah dipahami oleeh mereka. Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa setelah mengikuti pelatihan dalam pewarnaan kulit samak dengan metode batik ikat, peseta semakin memahami bahan utama dalam pembuatan batik kulit yakni dari kulit samak dan cat napthopl, menurut Pancapalaga et all, ( 2014) 4 bahan cat naphtol memberikan hasil cat pewarnaan yang leboh baik dibandingkan dengan pewarnaan indigozol dan remazol. Aspek Ketrampilan Aspek ketrampilan yang di ujikan pada responden meliputi tentang bagaimana memilih bahan baku kulit, bagaimana mencampur bahan pewarna, bagaimana mendesain motif pada kulit samak, bagaimana proses batik ikat kulit samak dalam pelatihan ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pelatih. Hasil keefektifan ketrampilan sebelum dan sesudah pelatihan dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Hasil Ketrampilan Peserta Sebelum dan Sesudah Pelatihan Pewarnaan Kulit Samak dengan Metode Batik Ikat Responden Pelatihan Selisih Sebelum Sesudah Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO
6 JUMLAH RATA RATA ,3 Hasil data yang diperoleh di uji Wilcoxon Match Pairs Test maka hasil sebagai berikut : z Sesudah = sebelum a Asymp. Sig. (2-tailed).000 Dari tabel 5 ditunjukkan bahwa nilai asymp.sig ( 2 tailed) = Karena nilai sig 0.000<0.05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan ketrampilan antara sebelum dan sesudah pelatihan, rata rata peningkatan ketrampilan lebih besar daripada peningkatan pengetahuan, rata rata peningkatan ketrampilan sebesar sedang rata rata peningkatan pengetahuan sebesar 29.3, hal ini mengindikatorkan bahwa ketrampilan lebih mudah ditangkap oleh peserta pelatihan dibanding metode tutorial atau penjelasan dalam ruangan. Ketrampilan yang diberikan bagaimana memilih bahan baku kulit, bagaimana mencampur bahan pewarna, bagaimana mendesain motif pada kulit samak, bagaimana proses batik ikat kulit samak dapat dengan mudah di aplikasikan oleh masyarakat. Menurut Pancapalaga et all, (2014 ) 5 bahwa kualitas produk akhir batik kulit ditentukan dari bahan baku, desain motif dan bahan pewarnanya. Hasil produk pewarnaan motif batik ikat seperti pada tabel dibawah ini. Gambar 1. Kulit Samak diwarnai Batik Ikat Gambar 2. Hasil Produk Dompet Kulit Gambar 1 merupakan hasil pewarnaan kulit samak dengan motif batik ikat yang di lakukan oleh peserta pelatihan, gambar 2 merupakan produk dompet kulit yang berbahan baku kulit samak dengan motif batik ikat. Dari kedua gambar tersebut terlihat bahwa produk yang hasilkan dari pelatihan sudah layak untuk dikembangkan sebagai usaha. Aspek Sikap Sikap yang digali dalam pelatihan ini meliputi sikap peserta dalam menanggapi produk kulit samak dengan motif batik ikat ini sebagai usaha baru mereka, selain itu sikap 388 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
7 peserta terhadap produk produk barang kulit yang berbasis kulit samak dengan motif batik ikat, sikap terhadap harga produk, sikap terhadap pemasaran, Hasil keefektifan sikap sebelum dan sesudah pelatihan dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Hasil Sikap peserta Sebelum dan Sesudah Pelatihan Pewarnaan Kulit Samak dengan Metode Batik Ikat Responden Pelatihan Selisih Sebelum Sesudah JUMLAH RATA RATA 14, Hasil data yang diperoleh di uji Wilcoxon Match Pairs Test maka hasil sebagai berikut : z Sesudah = sebelum a Asymp. Sig. (2-tailed).000 Dari tabel 6 ditunjukkan bahwa nilai asymp.sig ( 2 tailed) = Karena nilai sig 0.000<0.05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap peserta antara sebelum dan sesudah pelatihan. Dari tabel 6 ditunjukkan bahwa rata rata peningkatan sikap peserta terhadap produk kulit samak yang diberi motif batik ikat sangat rendah dibanding peningkatan pengetahuan maupun ketrampilan, rata rata peningkatan sikap sebesar 3.45 sedang rata rata peningkatan pengetahuan sebesar 29.3, dan rata rata peningkatan ketrampilan sebesar 37.05, hal ini menandakan bahwa peserta masih ragu akan produk yang dihasilkan, mereka meragukan apakah produk yang dihasilkan layak jual dan bagaimana pemasaran produk kulit samak dengan motif ikat ini masih belum paham. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO
8 Menurut Pancapalaga et all (2013) 6, keraguan akan produk ini dimungkinkan karena dalam pelatihan ini tidak memberikan motivasi yang mendalam bagi peserta untuk berjiwa wirausaha 4. KESIMPULAN Pelatihan pewarnaan kulit samak dengan motif batik ikat sangat efektif meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta sikap masyarakat di Desa Sumbersekar Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. 5. SARAN Perlu adanya pelatihan yang mampu membangkitkan semagat jiwa wirausaha dan juga perlu adanya pendampingan usaha, sehingga usaha kecil menengah dengan produk kulit samak bermotif batik ikat serta produk jadinya bisa terwujud. DAFTAR PUSTAKA [1] Susanto, S. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Balai Penelitian Batik dan Kerajinan. Lembaga Penelitian dan pendidikan Industri. Departemen Perindustrian Republik Indonesia. 1980; 3 : [2] Borg, W.R dan M.D.Gall Educational Research. Pinancing. New York. Fraenkel, J.R How To Design and Evaluate Research in Education. McGraw- Hill. Singapura [3] Siegel, S Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta [4] Pancapalaga, W., P. Bintoro, S. Triatmojo and Y.B. Pramono. The Evaluation of Dyeing Leather Using Batik Method. International Journal of Applied Science and Technology. 2014; 4 : [5] Pancapalaga, W., P. Bintoro, S. Triatmojo and Y.B. Pramono. Batik Quality of Chrome Tanned Goat Leather. J.Indonesian Trop. Anim. Agric. 2014; 39: [6] Pancapalaga, W., P. Bintoro, S. Triatmojo and Y.B. Pramono Evaluasi Formulasi Lilin Batik untuk Kulit Samak. Proseding Seminar Nasional Akselerasi Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Menuju Kemandirian Pangan dan Energi ISBN [7] Lollar R.M Criteria Which Define Tannage In The Chemistry and Technology of Leather. Editor By Fred O Flaherty, W.T.Rody, R.M.Lollar. Krieger R.E. Publishing Company. Huntington. New York. 1978; 2: SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN BAHAN BUSANA BATIK BANTULAN DENGAN STILASI MOTIF ETHNO MODERN
PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN BAHAN BUSANA BATIK BANTULAN DENGAN STILASI MOTIF ETHNO MODERN Oleh: Sri Wening, Enny Zuhni K, Sri Emy Yuli S A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan warisan
Lebih terperinciBATIK KULIT DAN PRODUK BARANG-BARANG BATIK KULIT SEBAGAI PRODUK BERCIRI INDONESIA
BATIK KULIT DAN PRODUK BARANG-BARANG BATIK KULIT SEBAGAI PRODUK BERCIRI INDONESIA 1,2 & 3 Staf Pengajar. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Alamat Korespondensi
Lebih terperinciEffectiveness of Skills Training Model Based on Integrated Crop-Livestock Post-Eruption of Mount Merapi in Selo, Boyolali
Sains Peternakan Vol. 10 (2), September 2012: 85-92 ISSN 1693-8828 Efektivitas Model Pelatihan Keterampilan berbasis Usaha Pertanian-Peternakan Terpadu Pasca Bencana Erupsi Gunung Merapi di Kecamatan Selo,
Lebih terperinciPENGARUH METODE RESITASI BERMEDIA KOKORU TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BENTUK GEOMETRI ANAK KELOMPOK B
PENGARUH METODE RESITASI BERMEDIA KOKORU TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BENTUK GEOMETRI ANAK KELOMPOK B Aulia Humaimah Sufyana PGPAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya, Email:
Lebih terperinciSTUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN
STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
Lebih terperinciMAGANG WIRAUSAHA PENYAMAKAN KULIT DI PT. KASIN MALANG
Wehandaka P., Endang Sri H., Zaid Al Haris, Magang Wirausaha Penyamakan kulit MAGANG WIRAUSAHA PENYAMAKAN KULIT DI PT. KASIN MALANG Wehandaka Pancapalaga 1, Endang Sri Hartati 2, Zaid Al Haris 3 Ringkasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara banyak permasalahan yang ada di Indonesia. dengan bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara berkembang adalah untuk memperkuat perekonomian nasional, memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PEMBIBITAN CABAI SEHAT MELALUI PELATIHAN DI KABUPATEN BOYOLALI
UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PEMBIBITAN CABAI SEHAT MELALUI PELATIHAN DI KABUPATEN BOYOLALI Fitri Lestari dan Tri Cahyo Mardiyanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
Lebih terperinciRANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH
RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH: HENDRA YUDHO PRAKOSO L2D 004 318 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciMeningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill
Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill Feri Haryati Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email : ririmida@yahoo.com ABSTRAK. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan kontribusi penting bagi perekonomian negara. Industri kreatif global diperkirakan tumbuh 5% per
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN DAN KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU DI KECAMATAN JATISRONO WONOGIRI
PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN DAN KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU DI KECAMATAN JATISRONO WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga, beralamat Jln. KH. Ahmad Dahlan, Salatiga,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Rumah Tangga Menurut Kartasapoetra (2000), pengertian industri adalah kegiatan ekonomiyang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi
Lebih terperinciAnalisis Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan di UD.Padma Sari
Analisis Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan di UD.Padma Sari A.A.WAHYU PRADNYANA M. TH. HANDAYANI*) PUTU UDAYANI WIJAYANTI Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas udayana Jl. PB. Sudirman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah rangkaian upaya pembangunan manusia yang berkesinambungan dan dilakukan secara sengaja untuk meningkatkan kualitas yang
Lebih terperinciROESFIAIYSJAH RASJIDIK. F STUD1 PERENCAYAAN INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI PADANG PANJANG, SUMATERA BARAT.
ROESFIAIYSJAH RASJIDIK. F 26.1406. STUD1 PERENCAYAAN INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI PADANG PANJANG, SUMATERA BARAT. Dibawah bimbingan Ir.H. Pramono D. Fewidarto, MS. Pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terletak antara lintang selatan dan. serta Kabupaten Demak di Selatan. Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepara adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten terletak antara lintang selatan dan bujur timur yang berbatasan dengan Laut Jawa di
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh:
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH (MENCARI PASANGAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN FOTOSINTESIS SISWA KELAS VIII G SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009
Lebih terperinciBAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas
BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,
Lebih terperinciIbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON
IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON 1 Suryaningsih, 2 Febry Chrisdanty Abstrak Salah satu bentuk budaya yang saat ini sedang berkembang cukup pesat di Probolinggo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini dunia telah memasuki era industri pada gelombang keempat, yaitu industri ekonomi kreatif (creative economic industry). Industri ini telah mampu
Lebih terperinciPENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN
PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian sebagai penyedia dan pemenuh kebutuhan pangan di Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan perekonomian nasional. Sektor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengolahan yang memadai (Seto, 2001). pertanian kedalam pembangunan agroindustris. Meunurut Lynn (2003)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pangan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan setiap manusia baik secara fisiologis maupun psikologis. Pembangunan pangan dilakukan sebagai
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data Kementerian Perindustrian Indonesia (Bukhari, 2011), kontribusi industri terhadap PDB Indonesia tahun 2000-2010, sektor tekstil, barang kulit dan alas
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU USIA 30-50 TAHUN TENTANG ASAM URAT DI DUSUN JATISARI SAWAHAN PONJONG GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN H. ISKANDAR ANDI NUHUNG Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian ABSTRAK Sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, sektor ekonomi Indonesia mengalami perubahan. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor pertanian. Namun seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda pada proses perencanaan strategis. itu dilakukan (Bryson and Roering 1988; Elbanna 2007; Hassan et al).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan strategis pada awalnya merupakan tradisi yang dikembangkan oleh organisasi sektor swasta menghadapi perubahan dalam memenangkan persaingan. Tetapi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat penting bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. SMA Muhammadiyah 1 Kota Yogyakarta. karimah, unggul dalam IMTAQ dan IPTEK.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. SMA Muhammadiyah 1 Kota Yogyakarta a. Visi Menghasilkan tamatan berwawasan masa depan yang berakhlaqul karimah, unggul dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Objek adalah lokasi atau bisa saja produk yang digunakan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek adalah lokasi atau bisa saja produk yang digunakan untuk penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2012) adalah target populasi yang memiliki karakteristik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sebuah organisasi perlu menerapkan organisasi pembelajaran agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal maupun internal disegala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi luar negeri. Apalagi bila negara tersebut semakin terbuka, keterbukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di masa yang akan datang, sangatlah ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memuculkan sumber mata air untuk kehidupan bagi setiap makhluk. Sedangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), terutama dalam bidang pertanian. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki dua musim, yakni musim
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati
Lebih terperinciPENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak hanya sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak hanya sebagai penyedia lapangan pekerjaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga sebagai penghasil sumber daya alam yang melimpah, terutama di sektor pertanian dan perkebunan,
Lebih terperinciPERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TERHADAP PROFESI AKUNTAN PUBLIK DI KOTA KEDIRI
PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TERHADAP PROFESI AKUNTAN PUBLIK DI KOTA KEDIRI Linawati dan Eunike Rose Mita lukiani Prodi Pendidikan Ekonomi Akuntansi, FKIP, Universitas Nusantara PGRI Kediri,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
76 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian a. Pendekatan Kualitatif Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara agraris, memiliki wilayah yang luas untuk usaha pertanian. Selain diperuntukkan sebagai budidaya dan produksi komoditi pertanian serta perkebunan,
Lebih terperinciKLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO
KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO SKRIPSI Oleh : Oleh : NURHAYATY ABDULLAH 531409033 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pengembangan soft skills yang dapat meningkatkan kesiapan kerja peserta didik SMK dalam pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu penyumbang terbesar perekonomian Indonesia. UMKM di negara berkembang seperti di Indonesia, sering dikaitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BERAS ORGANIK DI KOTA MALANG PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 303 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BERAS ORGANIK DI KOTA MALANG Lia Rohmatul Maula 1, Bambang Siswadi 2, Sri Hindarti 3 1) Mahasiswa Program Pascasarjana, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinci: Bachtiar Rifai NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Komsi Koranti, MM.
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KECIL MENENGAH PADA USAHA MEBEL (Studi Kasus pada UD. Agung Mebel Desa Ciwalen Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat) Nama : Bachtiar Rifai NPM : 10208229 Jurusan : Manajemen
Lebih terperinciModel Inovasi Motif dan Produk Dalam Membangun Sentra Industri Batik Berbasis Kreativitas Pada Pengrajin Batik Gedhog di Kabupaten Tuban
Model Inovasi Motif dan Produk Dalam Membangun Sentra Industri Batik Berbasis Kreativitas Pada Pengrajin Batik Gedhog di Kabupaten Tuban Peneliti : Sumber Dana : DIPA Universitas Jember 2013. Abstrak Fokus
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN ACEH TENGAH
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN ACEH TENGAH Khairul Asri Pendidikan Matematika Universitas Serambi Mekkah
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN TEKNOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN KLASTER PADI ORGANIK KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: A. ARU HADI EKA SAYOGA L2D
PENGARUH PERUBAHAN TEKNOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN KLASTER PADI ORGANIK KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: A. ARU HADI EKA SAYOGA L2D 003 322 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Selain itu juga Indonesia merupakan negara agraris
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
Garis kemiskian BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kemiskinan Daerah Istimewa Yogyakarta Tingkat kemiskinan merupakan cerminan dari kesejahteraan penduduk di suatu daerah. Tingkat kemiskinan berbanding terbalik
Lebih terperinciProgram Kreativitas Mahasiswa
2011 pedoman 1. PENJELASAN UMUM Program Kreativitas Mahasiswa Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta 2011 1 Lulusan
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN MEMBUAT DAN MEMANFAATKAN LIMBAH ORGANIK
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN MEMBUAT DAN MEMANFAATKAN LIMBAH ORGANIK 1 Sufianto, 2 Wiyono dan 3 Sri Mursiani Arifah Universitas Muhammadiyah Malang, Jl. Raya Tlogomas 264, Malang 65144, Jawa Timur Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap negara agar tetap dapat unggul. Menurut Nurimansyah (2011), daya saing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat persaingan dalam perdagangan internasional yang ketat mangharuskan setiap negara untuk menyiapkan industrinya agar dapat bersaing. Daya saing yang tinggi dalam
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten
BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. 1 Oleh sebab itu penting sekali bagi perusahaan untuk dapat menentukan
global. 1 Oleh sebab itu penting sekali bagi perusahaan untuk dapat menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi lingkungan persaingan bisnis yang penuh dinamika ini, manajemen dituntut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam konteks pembangunan bangsa dan negara, masih mengalami permasalahan yang serius. Kunandar (2011:7), menjelaskan bahwa bangsa Indonesia kini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini sektor Usaha kecil menengah semakin menggeliat sebagai penopang ekonomi nasional. Hal tersebut terlihat dari pengalaman yang mampu melewati masa krisis yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro selama ini terbukti dapat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia merupakan pemain utama dalam kegiatan perekonomian, dan merupakan akselerator dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciDisampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016
Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Dengan adanya sumber daya alam yang
Lebih terperinciPENDAMPINGAN PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN USAHA KERAJINAN BATIK JAMBI
PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN USAHA KERAJINAN BATIK JAMBI Endriani, Margarettha, NurHasanah Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRAK Kerajinan batik sudah menjadi bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa diharapkan mampu memberikan peran dan andil dalam akselerasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, sangat memperhatikan dan terus mengupayakan peningkatan kualitas SDM, yang salah satunya dilakukan melalui jalur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian di negara yang sedang berkembang seperti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, sektor industri merupakan sektor yang sedang dikembangkan untuk membantu meningkatkan
Lebih terperinciKata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran
Judul : Peran Inovasi Produk dan Keunggulan Bersaing Memediasi Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada IKM Mebel di Kota Denpasar) Nama : A.A. Rai Narastika NIM : 1306205182 ABSTRAK
Lebih terperinciPEKALONGAN BATIK CENTER
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PEKALONGAN BATIK CENTER DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK DIAJUKAN OLEH : LARISSA ANGESTIA SARI L2B
Lebih terperinciKEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT
KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT Rachmat Hendayana Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Jl Tentara Pelajar, 10 Bogor ABSTRAK Makalah
Lebih terperinciBAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi Visi yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan adalah Menjadi Fasilitator dan Penggerak Ekonomi Masyarakat Perikanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia meningkat seiring dengan perubahan dan perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan hidup yang semakin meningkat
Lebih terperinci2 Kegiatan usaha perikanan, khususnya perikanan tangkap dan perikanan budidaya di Indonesia sebagian besar dilakukan oleh Nelayan Kecil dan Pembudiday
No.5719 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI SUMBER DAYA ALAM. Pembudidaya. Ikan Kecil. Nelayan Kecil. Pemberdayaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 166). PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.
SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat Rumusan Sementara A. Pendahuluan 1. Dinamika impelementasi konsep pembangunan, belakangan
Lebih terperinciBuchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok
PENINGKATAN MUTU PRODUK KELOMPOK USAHA PENGRAJIN ECENG GONDOK DI DESA SEMULA JADI KEC. DATUK BANDAR TIMUR KOTA TANJUNG BALAI DENGAN PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI PADA PROSES FINISHING PRODUK Buchari, Afan
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN PENGUSAHA BATIK TULIS DI DESA JETIS KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO
PEMBERDAYAAN PENGUSAHA BATIK TULIS DI DESA JETIS KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur OLEH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN
5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/Permentan/OT.140/3/2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciJurnal FamilyEdu. Penguasaan Pengetahuan Pembuatan Batik Tulis Pada Peserta Didik SMKN 14 Bandung
Jurnal FamilyEdu Penguasaan Pengetahuan... 1 Penguasaan Pengetahuan Pembuatan Batik Tulis Pada Peserta Didik SMKN 14 Bandung Novita Permatasari Kustiana Putri 1, Yani Achdiani, Isma Widiaty 1 Prodi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keinginan serta kebutuhan masyarakat waktu ke waktu semakin meningkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keinginan serta kebutuhan masyarakat waktu ke waktu semakin meningkat sehingga kebutuhan serta keinginan setiap individu berbeda-beda serta tidak ada batasannya. Keinginan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting. dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek, khususnya untuk pemulihan ekonomi.
Lebih terperinciPangestu Furniture & Craft
PROPOSAL PROGRAM TRAINING USAHA KERAJINAN Pangestu Furniture & Craft Sanggrahan, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo Solo Raya, Jawa Tengah, Indonesia Web : www.mmfaozi.com Email : mmfaozi@yahoo.com Training
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri merupakan suatu kegiatan yang penting bagi kehidupan manusia, karena sebagian besar kebutuhan hidup manusia seperti makanan, pakaian, sampai dengan
Lebih terperinciPENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK MENGHEMAT BIAYA PRODUKSI DAN MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM KRIPIK TEMPE PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 527 PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK MENGHEMAT BIAYA PRODUKSI DAN MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM KRIPIK TEMPE Nur Baladina 1) 1) Dosen Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh beberapa sektor usaha, dimana masing-masing sektor memberikan kontribusinya terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan
Lebih terperincikewirausahaan karyawannya
3. Intra Kewirausahaan : Pengusaha membangkitkan jiwa kewirausahaan karyawannya 4. Tindakan Bebas : Upaya pengusaha dalam memajukan usaha BAB III Metode Penelitian 19 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan beraneka macam kebutuhan demi keberlangsungan hidupnya, baik secara pokok yaitu berupa makan, minum, serta kebutuhan lainnya seperti pakaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas sumber daya alam, sumber daya potensial yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan secara umum diartikan sebagai suatu usaha untuk lebih meningkatkan produktifitas sumber daya alam, sumber daya potensial yang dimiliki oleh suatu
Lebih terperinciPENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP
305 PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP Sri Susilogati Sumarti Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan perwujudan dan cita-cita luhur bangsa dan negara, yaitu menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama dalam membantu siswa untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa
Lebih terperinci