CFIT (Culture Fair Intelegence Test) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengungkap kemampuan mental umum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CFIT (Culture Fair Intelegence Test) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengungkap kemampuan mental umum"

Transkripsi

1 Tes Intelegence Question (IQ) Biasanya jenis contoh soal dalam bentuk psikotes kerja ini melibatkan serangkaian soal matematika dalam istilah tesnya tes verbal atau non verbal. Angka juga bahasa merupakan bagian dari tes ini. Jika kandidat senang dengan hitungan maka akan membantu ketika menjawabnya. Namun tes IQ memang dibuat standar agar bisa dilakukan setiap orang. Beberapa macam bentuk Tes Intelektual : CFIT (Culture Fair Intelegence Test) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengungkap kemampuan mental umum TIU (Tes Intelegensi Umum) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengungkap kemampuan mental umum Gaji : honor, Vokal >< konsonan, didinginkan jadi air) Air : Es (air didinginkan jadi es) Uap : Air (uap TKD (Tes Kemampuan Dasar) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dasar individu AA (Army Alpha) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengetahui daya tangkap / daya konsentrasi orang ADKUDAG (Administrasi dan Keuangan) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan administrasi dan keuangan IST (Tes Inteligensi) : Psikotes kerja ini mencakup dari 9 subtes didasarkan pada anggapan bahwa struktur intelegensi tertentu cocok dengan pekerjaan atau profesi tertentu Tes Kepribadian Di dalam tes ini mencakup serangkaian pertanyaan mengenai berbagai pilihan dilema dalam pekerjaan, seperti bagaimana menghadapi konflik, bagaimana bekerja sama serta bagaimana solusi jika menghadapi suatu kebimbangan (pilihan). Dari sini dapat diukur dan dikaji, seberapa jauh kemampuan kandidat bekerja dalam tim dan bekerja secara personal apakah kandidat termasuk orang yang memiliki karakteristik mudah adaptasi atau individual. Berbagai macam Tes Kepribadian : EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengukur kepribadian kandidat yang dilihat dari kebutuhan-kebutuhan yang mendorongnya (16 faktor) atau motif seseorang

2 DAM & BAUM ( Draw A Man Tes / Tes Gambar Orang) : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengetahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan serta ketahanan kerja WARTEGG TEST : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengetahui emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek. TES PAULI :Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengukur sikap kerja dan prestasi kerja (daya tahan, keuletan, sikap terhadap tekanan, daya penyesuaian, ketekunan, konsistensi, kendali diri) KRAEPLIEN TEST : Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengungkap ketelitian, kecepatan, kestabilan dan ketahanan kerja RM (The Rothwell Miller) :Psikotes kerja yang bertujuan untuk mengetahui minat seseorang terhadap jenis pekerjaan tertentu PAPI Kostick : Psikotes kerja yang bertujuan untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing-masing mewakili need maupun role tertentu, tinggi rendahnya need ataupun role tertentu yang mempunyai arti lebih spesifik. Konfigurasi yang diperoleh ialah gambaran dari pilihan testee yang bermuatan need maupun role, serta dibandingkan dengan need atau role lain dalam keseluruhan sistem kepribadian berdasarkan persepsi testee atas dirinya sendiri. Tes Kemampuan Pada jenis psikotes kerja ini kandidat akan diuji serangkaian tugas di bawah tekanan tinggi, sekaligus mengukur daya tahannya. Biasanya tes kemampuan ini mengkondisikan kandidat dalam suasana penuh tekanan tetapi harus menyelesaikan soal dengan cepat. Bisa bentuknya angka maupun permainana kata-kata tapi pula dalam bentuk berupa grafik serta bentukbentuk tiga dimensi. Tes Kreatifitas Biasanya kandidat akan diminta menulis dan menggambarkan sesuatu. Pada salah satu tes diminta melanjutkan gambar dari enam kotak yang sudah ada. Lanjutkan dengan ilustrasi yang baik semaksimal mungkin. Satu lagi tes final biasanya kandidat diminta menggambar.

3 1. Test Pemahaman Ada beberapa cara untuk mengukur kemampuan anda dalam test ini, antara lain : a. Test Analogi Verbal (korelasi makna), test ini untuk melihat pemahaman anda terhadap hubungan antar kata. Dampak positifnya adalah mengukur kemampuan anda dalam memahami suatu permasalahan. Contoh soal : Kepala Pusing = Perut a. Batuk b. Pilek c. Mules d. Ngilu Air Haus = Nasi a. Goreng b. Lapar c. Beras d. Rames b. Test Antonim (lawan kata), test ini ditujukan untuk mengukur kemampuan melihat kebenaran secara terbalik (kemampuan seseorang untuk mengetahui sesuatunya benar atau salah tidak hanya secara fenomenologis tetapi juga secara dialektis), sekaligus melihat wawasan anda. Contoh soal : Asli >< a. Orisinil b. Tiruan c. Autentik d. Murni Insidental >< a. Khusus b. Tertentu c. Rutin d. Istimewa c. Test Sinonim (persamaan/padanan makna/kata), test ini untuk mengukur tingkat kewaspadaan dan kecermatan anda terhadap suatu indikasi yang sama/mirip. Maksudnya yaitu seseorang akan lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien dalam mengambil keputusan/kebijakan, ketika dihadapkan pada permasalahan yang memiliki prinsip serta tipe yang sama dengan permasalahan yang pernah dihadapinya. Contoh : Kreasi = a. Rencana b. Pemikiran c. Ciptaan d. Program Implisit = a. Tersirat b. Terbuka c. Kedalaman d. Penggandaan d. Test Penalaran dan Pemahaman, test ini untuk melihat pemahaman anda dan tindakan yang akan anda ambil bilamana dihadapkan pada suatu situasi tertentu. Dalam test ini anda akan diberikan sejumlah narasi/cerita singkat dan anda disuruh menjawab soal-soal yang berkaitan dengan narasi/cerita tersebut. 2. Tes Logika Aritmatika Tes ini terdiri atas deret angka. Yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan analisa anda dalam memahami pola-pola/kecenderungan tertentu (dalam wujud deret angka) untuk kemudian memprediksikan hal-hal lain berdasarkan pola tersebut. Selain deret angka, bentuk tes aritmatika yang diujikan yaitu bentuk penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian, pensentase dan pecahan angka (40 soal). Contoh: / Tipsnya: Jangan terpaku pada deret hitung atau deret ukur perhitungan matematika saja yaitu jangan terpaku pada 3-4 angka terdepan dalam deret namun adakalanya anda melihat deret secara keseluruhan karena pola bisa berupa urutan, pengelompokan berurutan maupun pengelompokan loncat Ingat keterbatasan waktu. Jangan terlalu asyik dan terpaku hanya pada sebuah soal yang penasaran ingin anda pecahkan, lompati ke soal berikutnya karena terkadang soal di

4 bawahnya lebih mudah dipecahkan dibandingkan soal sebelumnya Anda bisa melatih kemampuan anda ini dari buku-buku tes UMPTN/SPMB untuk materi deret hitung/deret ukur 3. Tes Logika Penalaran Tes ini terdiri atas deret gambar baik 2 maupun 3 dimensi. Anda disuruh memilih gambar selanjutnya yang akan muncul (50 soal). Yang ingin diukur dalam tes ini adalah kemapuan anda dalam memahami pola-pola/kecenderungan tertentu (dalam wujud gambar) untuk kemudian melakukan prediksi berdasarkan pola anda tersebut. Tipsnya: konsetrasi, hati-hati dan teliti. Karena bentuk-bentuk yang ditawarkan hampir serupa walau tak sama. Contoh: 4. Kraeplien atau Pauli Tes Ke dua tes ini terdiri atas gugusan angka-angka yang tersusun secara membujur (atas-bawah) dalam bentuk lajur-lajur dalam sebuah kertas besar. Yang membedakan hanya cara dan jumlah isinya, Kraeplien tes memiliki jumlah deret angka yg lebih banyak (27 bujur, 50 kolom). Anda akan diminta untuk menjumlahkan dua angka yang berdekatan dalam waktu tertentu di setiap kolom dan menuliskan disampingnya. Biasanya sang psikolog hanya menginstruksikan pindah pada waktu tertentu dan berbeda-beda untuk melihat daya tahan otak dan konsistensi anda. Yang diukur dalam tes ini adalah konsistensi, ketahanan, sikap terhadap tekanan, kemampuan daya penyesuaian diri, ketelitian sekaligus kecepatan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Tipsnya : Jangan sekalipun menggunakan pensil mekanis dalam tes ini melainkan pensil biasa atau pulpen saja, karena tes ini sangat terikat dengan waktu. Pensil mekanis membutuhkan direload ketika ujung granitnya habis, mekanisme ini membutuhkan waktu sekitar detik. Apabila anda melakukan reload dalam 10 lajur berarti anda telah kehilangan waktu 5-10 detik Usahakan jumlah angka yang dijumlahkan di masing-masing kolom stabil. Hasilnya akan lebih baik jika dibandingkan anda memaksakan diri di awal tes namun tergopoh-gopoh di pertengahan dan akhir tes. Kendalikan diri anda untuk menghemat tenaga. Akan lebih baik hasilnya bila saat ditarik garis lurus tingkat teratas penjumlahan terbentuk grafik penjumlahan yang stabil syukur-syukur meningkat Jangan sekalipun melakukan cheating terhadap waktu maupun hasil penjumlahan. Hal ini akan merugikan anda sendiri karena justru untuk cheating anda akan membutuhkan waktu sekian detik untuk memutuskan dan itu berarti justru membuang waktu dan memubuat grafik penjumlahan anda tidak alami Hal yang paling penting dari keseluruhan tes kraeplein adalah konsentrasi. Terkadang anda akan merasa blank pada pertengahan tes, namun anda harus bisa bangkit & fokus lagi pada tes. Untuk itu kondisi fisik sangat berpengaruh. Usahakan tidak begadang dan sarapan dahulu sebelum berangkat tes karena model tes ini sangat menyedot energi anda. 5. Wartegg Test Tes Wartegg pada dasarnya adalah tes menggambar. Tes menggambar ini (wartegg) tidak memerlukan kemampuan menggambar, melainkan hal ini hanya suatu cara bagi seorang penguji/psikolog untuk mengetahui kepribadian anda dari cara anda menggambar dan apa yang anda gambar. Menurut informasi yang didapat juga menyatakan, dari cara Anda

5 menggambar akan terlihat apakah Anda seorang yang keras kepala, tidak terorganisir,dll. Semuanya terlihat dari kebersihan, kerapian, tekanan pensil dan sebagainya. Test ini juga mampu untuk mengungkapkan kemampuan IQ anda, dari hasil apa yang Anda gambar. Yang diukur dalam tes ini adalah emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek. Tes ini terdiri atas 8 kotak di selembae kertas yang berisi bentukan-bentukan tertentu seperti titik, garis kurva, 3 garis sejajar, kotak, dua garis saling memotong, dua garis terpisah, tujuh buah titik tersusun melengkung dan garis melengkung. Anda akan diminta membuat suatu gambar dari pola tersebut, kemudian menuliskan urutan gambar yang telah anda buat, judul gambar dalam setiap kotak sesuai urutan, lalu menuliskan nomor gambar mana paling disukai, tidak disukai, sulit dan mudah menurut anda. Delapan kotak tersebut adalah sebagai berikut : Makna dari masing-masing gambar adalah :gbr 1. berupa titik ditengah kotak : ini menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan penyesuaian diri yaitu bagaimana seseorang menempatkan diri dlm lingkungangbr 2. berupa ~ tp berada di kotak sebelah kiri : menunjukkan fleksibilitas perasaan.gbr 3. berupa 3 garis horisontal dr pendek, sedang tinggi sejajar: mengukur hasrat untuk maju/ambisigbr 4. berupa kotak kecil di sebelah kanan : mengukur bagaimana seseorang mengatasi kesulitangbr 5. seperti huruf T tp miring (susah gambarin nya) : mengukur bagaimana cara bertindak.gbr 6. berupa garis horisontal & vertikal : mengukur cara berpikir/analisa & sintesagbr 7. berupa titik2 : menyangkut kehidupan dan perasaan (apakah sudah stabil, kekanakan)gbr 8. berupa lengkungan : mengenai kehidupan sosial/ hubungan social Berikut ini adalah contoh pengerjaan yang pernah digunakan penulis untuk melewati tahap psikotes ini: Tipsnya : Tes Wartegg mengharuskan peserta untuk melengkapi gambar yang terdiri dari 8 gambar, 4 diantaranya berupa garis lurus (Gambar III, IV, V, dan VI) dan empat lainnya berupa garis lengkung (Gambar I, II, VII, VIII). Yang perlu anda ingat adalah untuk garis lengkung sebaiknya anda menggambar benda hidup dan untuk garis lurus yang kaku sebaiknya anda menggambar benda mati. Jika anda menggambar terbalik, misal garis lurus digambar dengan bunga, hewan dan sebagainya atau garis lengkung digambar dengan mobil, mesin dan sebagainya, hal ini menandakan ada yang salah dengan jiwa atau kepribadian anda Urutan menggambar sebaiknya anda buat kombinasi antara sesuai nomor dan acak. Misalnya 1,2,3,4 kemudian 8,7,6,5. Karena apabila anda menggambar berdasarkan urutan 1,2,3,4,5,6,7,8 anda dipandang HRD sebagai orang yang kaku/konservatif sedangkan apabila anda menggambar secara acak misalnya 5,7,6,8,3,2,4,1 anda akan dipandang HRD sebagai orang yang terlalu kreatif, inovatif dan cenderung suka akan breaking the low Kalau anda bergender lelaki jangan mulai dengan nomor 5, karena beberapa anggapan menyebutkan hal ini berpengaruh terhadap orientasi seks anda Ada beberapa versi jawaban untuk tes yang ini. Waktu itu saya sempat baca beberapa buku, dan saya menggunakan cara menyelesaikan gambar dengan gambar yang dinamis (bergerak). Misalkan ada garis lengkung setengah lingkaran, saya buat jadi gambar jembatan yang dibawahnya ada air mengalir. Ada juga lengkungan yang jadi burung yang sedang terbang. Pada prinsipnya saya mengusahakan semua gambar adalah gambar dinamis

6 Selanjutnya dari cara menggambar pun bisa kelihatan kepribadian seseorang misal : jika saat mengambar anda terlalu sering menghapus atau kotor menandakan bahwa anda adalah orang yang peragu atau tidak terencana dan jika anda menggambar terlalu kuat untuk garis yang seharusnya lembut berarti anda termasuk orang yang keras kepala Apa yang anda gambarpun juga menunjukan kepribadian atau kemampuan IQ anda. Jika anda menggambar sesuatu yang biasa saja dan umum tentu penilaian tingkat kecerdasannya akan berbeda dibanding jika anda menggambar sesuatu yang tidak terpikirkan oleh orang lain dan berwawasan (disini kreativitas kita diuji, apakah kita mampu mengembangkan hal yang sudah ada menjadi suatu ide baru; atau sifat mengekor yang terlalu besar) Bila diminta membuat gambar dari lingkaran-lingkaran, ketegasan kita dilihat; apakah menggambar lingkaran secara langsung dan tegas; atau terputus-putus dan pelan-pelan, sifat perfeksionis bisa terlihat disini Kalo titik di tengah (gbr.1) di respon dengan menggambar mobil adalah tidak tepat karena kurang adaptif. Sebaiknya responlah setiap simbol berdasarkan sifat simbol itu. Ada baiknya anda sudah mulai berkreasi dengan titik/garis tersebut agar saat pelaksanaan sudah lancar 6. BAUM TEST (Menggambar Pohon) Tes dimana anda diberi kertas kosong dan diminta untuk menggambar pohon dengan kriteria : berkambium (dicotyl), bercabang dan berbuah, sehingga kelihatan akar, batang (dahan dan ranting), daun dan buah. Otomatis anda tidak diperbolehkan menggambar pohon jenis bambu, pisang, semak belukar ataupun jenis tanaman monocotyl lainnya. Yang dinilai bukan bagus atau tidaknya gambar tersebut, melainkan besar-kecil gambar, tarikan garis (tegas atau tidak atau patah-patah), letak gambar (kanan-kiri, atas-bawah, atau center). Dari sini akan terlihat kesabaran kita, apakah kita akan gambar dahan semua dulu baru daun, atau sekaligus semuanya, daunnya juga dilihat apakah satu-satu atau semuanya sekaligus menjadi satu objek. Konon etos kerja kita bisa terlihat disini, tukang nyicil atau tidak sabaran. Dibawah gambar, anda harus mencantumkan nama pohonnya. Tipsnya : Pada setiap tes menggambar pohon yang pernah dilalui, penulis selalu menggambar pohon nangka. Karena pohon tersebut mewakili jenis tanaman dicotyl / berkambium Walaupun anda tidak begitu pandai dalam hal menggambar, usahakan menggambar secara detil dan rinci setiap komponen dari pohon tersebut seperti tangkai, bentuk daun, kerapatan daun, buah, akar bahkan alur pohon Gambar pohon, batangnya ada kroak nya maka ada kemungkinan trauma di masa lalu Untuk hasil yang lebih maksimal, fotolah pohon tersebut, pelajari karakter jenis pohonnya, kemudian latihlah kemampuan menggambar anda dengan mengacu pada foto tersebut Sifat yang diperoleh dari gambar-gambar, bersifat interpretasi. Jadi pasti akan dikonfirmasi dengan hasil tes yang lain dan juga wawancara

7 7. Draw A Man Test (DAM) Draw A Man Tes yaitu Tes Gambar Orang. Tes dimana anda diberi kertas kosong dan diminta untuk menggambar seorang manusia, untuk kemudian anda deskripsikan usia, jenis kelamin, bagaimana sifat kesehariannya dan aktifitas orang tersebut. Tes ini dipergunakan untuk mengatahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja. Tipsnya: Gambarlah orang tersebut secara utuh semua anggota tubuh di luar pakaian mulai dari ujung kepala sampai ke ujung kaki, termasuk detil muka seperti mata, hidung, mulut dan telinga. Kalau gambar orang tidak kelihatan jarinya maka ada kecenderungan bermasalah secara sosial (kemampuan adaptasinya kurang baik) Gambarlah orang tersebut dalam keadaan sedang melakukan aktifitas, misalnya pak tani sedang membawa cangkul, eksekutif muda sedang menenteng koper dsb. Konon dengan melihat ekspresi wajah yang berhasil digambar oleh kita; ekspresi dan detil wajah mampu menggambarkan sifat utama kita. Gambar orang membelakangi/ tidak terlihat mukanya diartikan introvert, kurang bisa menghadapi realitas, asocial Contoh : Bila anda ingin menggambar petani yang sedang memegang cangkul, berarti gambarnya harus laki-laki, usia biasanya sudah dewasa, sikapnya harus siap berjuang di sawah, pakaiannya juga harus mencerminkan seorang petani 8. Test Menggambar Rumah, Pohon, dan Orang Dalam test ini anda akan diberi kertas kosong dan diminta untuk menggambar rumah, pohon, dan orang dalam satu obyek gambar, serta diminta untuk mencantumkan aktivitas apa yang sedang terjadi pada gambar. Dari test ini akan terlihat perbandingan tinggi dalam anda menggambar pohon, rumah, dan orang. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara anda menerapkan keserasian dalam hubungan dengan orang lain yang kedudukkanya lebih tinggi dari anda. Tipsnya : Gambar orang tidak boleh lebih tinggi dari rumah, dan gambar rumah tidak boleh lebih tinggi dari pohon (sesuai dengan kehidupan nyata to?) Gambarlah suatu aktifitas yang dinamis, syukur-syukur dapat menggabungkan ketiga komponen dalam suatu alur aktifitas yang sama 9. PAPI Kostick Test PAPI Kostick adalah tes untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing-masing mewakili need atau role tertentu, tinggi rendahnya need atau role tertentu mempunyai arti yang spesifik (90 soal). Konfigurasi yang diperoleh adalah gambaran dari pilihan testee yang bermuatan need atau role, dan dibandingkan dengan need atau role lain dalam keseluruhan sistem kepribadian berdasarkan persepsi testee atas dirinya sendiri. Anda akan disuruh memilih (melingkari) satu dari dua pernyataan yang sama-sama menyenangkan atau samasama tidak menyenangkannya. Ikon pemilihan jawaban bukan berupa huruf A dan B, tetapi berupa simbol panah mendatar ( ) dan miring ke atas ( ) atau kebawah ( ). Tipsnya : Jawablah semua pertanyaan secara jujur dan santai. Bayangkanlah jawaban yang akan dipilih

8 saat anda dihadapkan pada pekerjaan atau profesi Jawaban sebisa mungkin disinkronkan dengan jawaban pada Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) karena kemungkinan jawaban pada kedua test ini akan dibandingkan Seimbangkanlah jawaban-jawaban yang mengarah pada need dan role. Karena bila terlalu memilih need, berarti anda adalah orang yang terlalu bebas dan tidak mengindahkan aturan. Tetapi bila terlalu memilih jawaban role, berarti anda adalah orang yang terlalu kaku dan terpaku pada aturan. Pada lembar jawab ada garis menyerong dari kanan atas menuju kiri bawah yang membagi lembar jawab menjadi dua bagian, sebisa mungkin anda melingkari tanda panah-tanda panah tersebut sesuai garis yang ada, karena kepribadian manusia secara umum tercermin dalam jawaban-jawaban dari tanda panah yang membentuk garis tersebut 10. Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) Tes ini terdiri atas pilihan-pilihan jawaban yang paling mencerminkan diri anda positif dan negative (225 soal). Mulai dari pertanyaan yang gampang sampe pertanyaan yang aneh-aneh (jenis kepribadian yang kita sukai dan tidak sukai). Tes ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar motivasi, kebutuhan dan motif seseorang. Tipsnya: Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur sesuai dengan kondisi anda, setidaknya yang paling mendekati, karena pertanyaan akan berulang di nomor-nomor berikutnya, sehingga apabila jawaban anda tidak sinkron, hal ini akan merugikan Anda. Kejujuran anda terkait dengan cerminan kesesuaian diri anda terhadap lowongan pekerjaan yang anda lamar Secara keseluruhan, tes EPPS ini memang paling sulit untuk di-adjustment (diakali), namun setidaknya ada beberapa pertanyaan yang bisa di-adjustment untuk disesuaikan dengan lowongan pekerjaan yang anda pilihan. Misalnya ketika anda melamar menjadi pegawai Bank, pilihlah jawaban-jawaban yang mencerminkan kejujuran, keteraturan, kedisiplinan dan mampu bekerja dalam teamwork Karena sulitnya proses adjusment tehadap tes ini, jalan paling praktis yang dapat ditempuh adalah memperbaiki diri (self improvement) anda dalam segala hal, setup diri anda menjadi seakan-akan seseorang profesional dalam setiap tingkah laku keseharian anda seperti: jujur, tepat janji, tanggung jawab dan disiplin. Karena cerminan pola pikir dan tingkah laku positif diri anda, akan tertuang tanpa anda sadari dalam hasil tes Contoh soalnya: A. Saya suka memuji orang yang saya kagumi B. Saya ingin merasa bebas untuk melakukan apa saja yang saya kehendaki A. Saya merasa bahwa dalam banyak hal saya kalah dibandingkan orang lain B. Saya suka mengelakkan tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban 11. Army Alpha Intelegence Test (AA) Tes ini terdiri atas 12 soal yang berisi kombinasi deretan angka dan deretan bentuk. Soal satu soal kadang terkait dengan soal sebelumya. Yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan daya tangkap Anda dalam menerima dan melaksanakan instruksi dengan cepat dan tepat. Tipsnya :

9 Konsentrasilah kepada apa yang dikatakan narator, karena narator tidak akan mengulang instruksi tersebut dan waktu yang diberikan sangat terbatas Sabar, jangan terburu menjawab, sebelum narator selesai memberikan instruksi Contoh: Narator akan mediktekan soal sebagai berikut : Coretlah angka ganjil dalam kotak dan coretlah angka genap yang berhuruf dalam lingkaran, kerjakan! dan pada lembar jawaban akan diberikan gambar sebagai berikut: 12. Wawancara dalam Tes Psikologi (Psikotes) Berbohong saat tes wawancara bukan hanya tak berguna, tapi juga bisa membuat Anda tidak diterima. Lebih bijaksana bila pertanyaan dijawab apa adanya, spontan, langsung ke pokok persoalan, tidak mengada-ada, tidak menggurui, dan sopan. Padahal tinggal wawancara lo, kok gagal. Dulu juga begitu, selalu kandas di tahap ini. Keluhan macam itu banyak kita dengar dari mereka yang tak lolos dalam wawancara psikologi untuk melamar kerja. Sebuah kenyataan yang menyesakkan, apalagi kebanyakan tahapan wawancara berada diakhir proses seleksi. Lolos di sini berarti si calon diterima di tempat kerja yang baru. Wawancara psikologi punya banyak makna. Ada beberapa versi, salah satunya, menurut Bingham dan Moore, wawancara adalah conversation directed to define purpose other than satisfaction in the conversation it self. Sedangkan menurut Weiner, The term interview has a history of usage going back for centuries. It was used normally to designate a face to face meeting of individual for a formal conference on some point. Dari kedua definisi itu didapatkan kondisi bahwa wawancara adalah pertemuan tatap muka, dengan menggunakan cara lisan, dan mempunyai tujuan tertentu. Jangan dibayangkan wawancara itu sama dengan interogasi karena tujuan utamanya memang berbeda, meskipun sedikit serupa dalam hal menggali dan mencocokkan data. Yang pasti, cara yang dipergunakan dalam kedua hal itu berlainan. Interogasi lebih menekankan pada tercapainya tujuan, dengan berbagai cara dan akibat, baik secara halus maupun kasar. Posisi interogator lebih tinggi dan bebas daripada yang diinterogasi, serta lebih langsung. Bandingkan dengan wawancara psikologi, di mana kedudukan antara pewawancara dan yang diwawancarai relatif setara. Kondisinya pun berbeda, karena tidak ada penekanan serta tidak menggunakan kekuasaan. Bahkan dalam kondisi ekstrem, seorang calon karyawan yang diwawancarai bisa saja tidak menjawab, pewawancara pun tidak akan memaksa. Namun, hal itu tentu akan sangat mempengaruhi penilaian dalam pengambilan keputusan seorang psikolog. Cocok berbobot Wawancara dalam tes psikologi (psikotes) sebenarnya satu paket dengan tes tertulisnya. Tes ini bertujuan mencari orang yang cocok dan pas, baik dari tingkat kecerdasan, serta sifat dan kepribadian. Istilah kerennya mendapatkan the right man in the right place. Dasar pemikiran lain kenapa perlu diadakan seleksi, yaitu adanya perbedaan potensi yang dimiliki setiap individu. Perbedaan itu akan menentukan pula perbedaan dalam pola pikir, tingkah laku, minat, serta pandangannya terhadap sesuatu. Kondisi itu juga akan berpengaruh

10 terhadap hasil kerja. Bisa jadi suatu pekerjaan atau jabatan akan lebih berhasil bila dikerjakan oleh individu yang mempunyai bakat serta kemampuan seperti yang dituntut oleh persyaratan dari suatu pekerjaan atau jabatan itu sendiri. Ada beberapa tujuan spesifik dari wawancara psikologi. Pertama, observasi. Dalam hal ini calon karyawan dilihat dan dinilai. Mulai dari penampilan, sikap, cara menjawab pertanyaan, postur tubuh terutama untuk pekerjaan yang memang membutuhkannya, seperti tentara, polisi, satpam, dan pramugari. Penilaian juga menyangkut bobot jawaban dan kelancaran dalam menjawab. Demikian pula perilaku dan sikap-sikap yang akan muncul secara spontan bila berada dalam situasi yang baru dan mungkin menegangkan. Misalnya, mata berkedip-kedip atau memutar jari-jemari yang dilakukan tanpa sadar. Dalam hal bobot jawaban, misalnya, si calon bisa dinilai apakah ia memberikan jawaban yang dangkal atau tidak, atau malah berbelit-belit. Jawaban berupa Ingin naik pesawat atau Ingin ke luar negeri merupakan contoh jawaban yang dinilai dangkal atas pertanyaan alasan menjadi pramugari. Sedangkan kelancaran dalam menjawab biasanya dinilai dari berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seorang calon karyawan untuk menjawab pertanyaan. Dalam wawancara psikologi yang diperlukan sebenarnya jawaban spontan dan tidak mengada-ada. Misalnya, apabila ditanya alamat, sebut saja alamat kita. Tidak usah ditambahtambahi atau malah berlagak sok pintar. Tujuan berikutnya dalam tes wawancara adalah menggali data yang tidak didapatkan dari tes tertulis. Misalnya, apakah istri bekerja, anak bersekolah di mana, masih tinggal bersama orangtua atau tidak, serta apa judul skripsi dan berapa nilai yang didapat. Yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi penilaian adalah kecocokan data. Benarkah data yang ditulis oleh sang calon? Atas dasar itu seorang psikolog sering melontarkan pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman dan intelegensi si calon. Misalnya, calon mengaku berpendidikan S2, maka diajukan pertanyaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan itu. Bila jawabannya kurang bermutu, dapat saja diambil kesimpulan bahwa calon memiliki intelegensi yang kurang atau dianggap tidak serius selama menjalani proses pendidikan. Sering juga terjadi hasil tes tulis bagus, tapi hasil wawancaranya kurang meyakinkan. Hal ini bisa terjadi karena mungkin ia telah beberapa kali mengikuti psikotes atau pernah mengikuti bimbingan psikotes. Tes ulang dapat menjadi alat untuk mengatasi keraguan itu. Perhatikan juga cara berpakaian, sebaiknya sesuaikan dengan situasi dan suasana. Misalnya, dalam wawancara untuk calon pramugari sebaiknya tidak mengenakan pakaian yang tidak selayaknya, seperti celana panjang berbahan jins. Atau menggunakan sepatu sandal, meskipun sedang mode. Kerapian dan kesopanan berpakaian juga dipertimbangkan. Misalnya, tidak mengenakan kemeja yang lengan panjangnya dilipat, atau hanya mengenakan kaus, atau kemeja tidak dimasukkan.

11 Sikap pun memberikan nilai penting. Yang dimaksud dengan sikap ialah bagaimana si calon karyawan dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Sebaiknya bersikap wajar saja, tidak dibuat-buat, tetapi juga tidak tegang atau gugup. Selain itu, biasanya dinilai pula kesopanan yang sesuai dengan norma. Misalnya, tidak tampak menjilat, mengetuk pintu bila akan masuk ruangan, atau kalau belum dipersilakan duduk, ya, jangan duduk dulu. Dalam menjawab pertanyaan tidak bertele-tele, langsung pada inti masalah. Kemudian menjawab secara jujur, tidak perlu ditutup-tutupi. Misalnya, pernah tidak naik kelas atau pernah gagal pada tes di perusahaan lain. Selain itu, dalam menjawab tidak usah menggurui, meskipun si calon sudah memiliki pendidikan yang cukup tinggi, pengalaman cukup banyak, atau dari segi usia lebih tua daripada si pewawancara. Jangan pula menjawab dengan sombong, misalnya mengaku sebagai atlet yang sudah keliling ke banyak negara dan memiliki segudang prestasi. Bangga boleh-boleh saja, tetapi kalau hasil psikologi tertulisnya kurang baik, tetap saja tidak lulus. Yang tidak kalah penting, tidak usah bertanya. Meski merasa optimistis dengan hasil tes tulis dan merasa bisa mengerjakan, calon tidak perlu bertanya mengenai hasilnya. Pada dasarnya wawancara adalah tes juga sehingga hal ini akan mempengaruhi penilaian. Selain itu, situasi yang dihadapi saat itu adalah situasi tes, bukan konsultasi psikologi. Pertimbangkan pula banyak calon lain yang menunggu. Pemahaman yang lebih baik tentang wawancara psikologi akan membuat kita lebih mudah mempersiapkan diri menghadapi jenis wawancara ini. Yang pasti, wawancara psikologi tidak perlu ditakuti dan tidak bisa dibohongi. Dalam konteks di atas, tidaklah mungkin seorang calon membohongi psikolog. Riskan pula bila dia tidak menjawab dengan sebenarnya. Terbuka sudah kepribadiannya yang tidak jujur, padahal kejujuran merupakan prasyarat penting untuk perusahaan. Pada wawancara untuk evaluasi karyawan atau promosi jabatan biasanya data curiculum vitae (CV) dari instansi atau perusahaan sudah diberikan semua dari Bagian Personalia. Manfaat lain wawancara adalah melengkapi data yang terlupakan atau tidak tertulis secara lengkap. Misalnya, sudah pernah mengalami psikotes atau belum. Kalau sudah, berapa kali? Untuk apa? Lulus atau tidak? Mungkin juga minat ataupun gaji yang diinginkan. Yang terakhir, manfaat wawancara yaitu untuk membuat keputusan. Dari hasil pemeriksaan psikologi tertulis dan wawancara, dibuatlah kesimpulan, apakah calon ini memenuhi syarat seperti job description yang diberikan oleh perusahaan atau tidak. Terkadang ada psikotes yang tidak menggunakan wawancara. Semua itu tergantung tujuan pemeriksaan, ketersediaan data yang mungkin sudah lengkap, serta tidak begitu mensyaratkan penampilan atau postur. Misalnya, bila yang diperlukan operator komputer, yang penting dia bisa komputer dan inteligensinya cukup.

12 13. Learning By Doing Pengalaman memang guru yang paling baik. Lakukan perbaikan-perbaikan secara continue baik terhadap diri anda maupun terhadap kemampuan anda, di setiap psikotes yang anda hadapi. Misalnya seperti : melatih diri terhadap kesalahan/kesulitan yang dihadapi pada psikotes sebelumnya, membaca kembali materi psikotes secara keseluruhan semalam sebelum menghadapi psikotes (refreshment) dan mempersiapkan fisik sebaik-baiknya karena pada dasarnya psikotes akan selalu Anda kerjakan dalam keadaan tegang dan tekanan. Karena dengan mekanisme tersebut, psikotes bukan merupakan momok yang harus anda hindari, namun anda akan lambat laun berteman dan akrab dengan psikotes. Namun demikian, psikotes hanyalah merupakan suatu alat buatan manusia untuk mengetahui kepribadian seseorang secara umum saja. Kesimpulan yang dihasilkannya boleh jadi berbeda dengan kepribadian yang sesungguhnya. Hal ini diakui oleh para psikolog sendiri bahwa tidak ada satu pun tes di jagad raya ini yang benar-benar akurat dapat menilai kemampuan dan kepribadian seseorang. Pada saat Anda menjalankan test ini pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana para psikolog itu memeriksa hasil test? Karena tulisan yang dibuat mungkin kecil, berantakan, dan banyak. Ternyata dari informasi yang didapat dari buku, internet dan orang-orang psikolog bahwa mereka mempunyai teknik tertentu dalam memeriksa hasil test ini, yaitu dengan mengabaikan kolom-kolom tertentu dan mengecek kolom-kolom tertentu juga. Intinya adalah bahwa gagal lulus psikotes bukan berarti gagal segala-galanya. Jika dinyatakan tidak lulus, berarti kita memang tidak memenuhi persyaratan yang seharusnya dimiliki untuk melakukan pekerjaan tertentu menurut ukuran perusahaan tersebut. Namun ukuran setiap perusahaan belum tentu sama. Ini berarti kita dapat mencoba melamar pada perusahaan lain bukan? Namun kalau berkali-kali gagal melamar untuk satu jenis pekerjaan, kemungkinan besar pekerjaaan tersebut tidak cocok untuk kita. Karena itu sebaiknya di masa mendatang kita harus melamar jenis pekerjaan yang berbeda. Mengapa gagal? Banyak calon karyawan gagal dalam psikotes, termasuk di dalamnya wawancara. Mengapa? Sesungguhnya, hasil pemeriksaan psikologi bersifat rahasia, dalam arti tidak setiap orang dapat menerjemahkan dalam bahasa sehari-hari. Jadi, yang berhak adalah psikolog yang berkompeten. Hal itu berbeda dengan tes kesehatan, di mana jenis kegagalan dapat disebutkan dengan jelas dan biasanya dapat pula dilihat. Sementara hasil psikotes masih merupakan data kasar berupa angka-angka sehingga perlu dijelaskan dalam bahasa awam oleh psikolog, untuk dijadikan data kualitatif. Pada dasarnya psikotes bukan ujian. Psikotes tidak mengukur prestasi melainkan potensi dasar setiap individu. Dalam tes prestasi ada materi yang dapat dipelajari, misalnya bahasa Inggris. Bila seseorang mendapat nilai B dalam pelajaran itu, berarti penguasaan materi Bahasa Inggrisnya baik. Sedangkan psikotes mengukur potensi dasar yang dimiliki tiap individu. Seseorang yang memang pada dasarnya cerdas, dites seperti apa pun tetap akan baik hasilnya. Asalkan dia serius pada saat mengerjakan dan tidak terganggu konsentrasinya sehingga dapat bekerja secara optimal.

13 Untuk mengurangi risiko gagal, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang pertama, penampilan fisik. Perhatikan dengan saksama apalagi bila profesi yang akan dimasuki mensyaratkan penampilan menarik seperti pramugari, teller bank, atau sekretaris. Sedangkan tentara/polisi lebih menitik-beratkan pada postur ideal antara tinggi dan bobot badan, serta ada persyaratan minimal tinggi badan. Tes DAP (Draw A Person) atau juga sering disebut DAM (Draw A Man) merupakan salah satu bentuk alat tes Psikologi yang sering kita jumpai di saat proses assessment psikologi. Tes DAP atau DAM termasuk tes individual. Pada tahun 1926, Goodenough mengembangkan Draw-A-Man (DAM) Test untuk memprediksi kemampuan kognitif anak yang direfleksikan dari kualitas hasil gambarnya. Asumsinya: akurasi dan detail gambar yang dihasilkan menunjukkan tingkat kematangan intelektual anak. DAM test ini digunakan untuk anak usia 3 10 tahun. Pada tahun 1948, Buck mengembangkan House-Tree-Person (HTP) Test à gambar rumah dan pohon yang memiliki kedekatan dengan kehidupan seseorang yang juga termasuk tes proyeksi. Tahun 1949, Machover mengembangkan Draw-A-Person (DAP) Test sebagai teknik untuk mengukur kepribadian. Machover mengembangkan sejumlah hipotesis berdasarkan obeservasi klinis dan penilaian intuitif. Misal, ukuran gambar berkaitan dengan tingkat selfesteem, penempatan gambar dalam kertas merefleksikan suasana hati dan orientasi sosial seseorang. Selanjutnya tahun 1951, Hulse mengembangkan Draw-A-Family (DAF) Test, DAP secara luas kemudian dikembangkan oleh Hammer (1958), Headler (1985), Urban (1963), Koppitz (1968, 1984). Tahun 1963, Harris membuat revisi DAM Test dengan menambahkan dua form baru (anak bukan hanya diminta untuk menggambar seorang laki-laki, tetapi juga seorang wanita, dan gambar dirinya sendiri, sistem skoring yang lebih detail, dan standarisasi yang lebih luas. Seorang tokoh tes psikologi, Levy mengemukakan beberapa kemungkinan dalam penggunaan Tes DAM (Draw A Man) atau tes DAP (Draw A Person), diantaranya sebagai berikut: 1. Gambar orang tersebut merupakan proyeksi dari self concept 2. Proyeksi dari sikap individu terhadap lingkungan

14 3. Proyeks dari ideal self image-nya 4. DAM sebagai suatu hasil pengamatan individu terhadap lingkungan 5. Sebagai ekspresi dari pola-pola kebiasaan (habit pattern) 6. Ekspresi dari keadaan emosinya (emotional tone) 7. Sebagai sikap subjek terhadap tester dan situasi tes tersebut 8. Sebagai ekspresi dari sikap individu terhadap kehidupan/masyarakat pada umumnya 9. Ekspresi sadar dan ketidaksadarannya. Reliablitas dan Validitas Tes DAP Reliabilitas test-retest DAP berdasarkan skoring kuantitatif dengan menggunakan panduan DAP yang dibuat oleh Harris (1963) didapatkan reliabilitas isi yang sedang (Median r = 0.74). Sedangkan reliabilitas interrater jauh lebih baik, yaitu median 0.90 untuk gambar laki-laki dan 0.94 untuk gambar wanita. Dasar-Dasar Klinis l Tubuh sebagai alat ekspresi diri Proses menggambar yang dilakukan individu melibatkan identifikasi melalui proyeksi dan introproyeksi yang masuk ke dalam. Tubuh (the self) merupakan titik referensi yang paling intim dalam kegiatan apapun sehingga gambar orang yang melibatkan proyeksi bayangan tubuh merupakan suatu alat alamiah untuk menyatakan kebutuhan-kebutuhan tubuh dan konflik-konflik seseorang l Suasana hati figur Berdasarkan pengalaman Machover, ekspresi figur yang digambar mencerminkan feeling tones Penyajian Tes DAP Prinsip DAP dalam penyajiannya adalah bersifat individual. DAP merupakan battery test dengan tes proyeksi yang lainnya (misal BAUM, Wartegg, dsb). a. Administrasi Tes DAP o Material Tes 1. Kertas HVS folio 2. Pensil HP 3. Meja yang permukaannya rata 4. Penerangan yang cukup o Waktu Dalam psikologi klinis tidak dibatasi ( 20 menit)

15 o Instruksi 1. Tulis identitas diri Anda di sisi kanan atas. (nama, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan). 2. Silahkan saudara menggambar orang. 3. Yang tidak boleh dilakukan tester: memberikan jawaban yang bisa memancing ketegangan, mengarahkan atau jawaban yang bersifat normatif dan evaluatif. 4. Jika ada subjek yang mengatakan: Saya tidak bisa menggambar. Jawaban tester: Gambarlah semampu anda 5. Jika muncul kembali komentar: Saya tidak bisa menggambar dengan baik. Jawaban tester: Tidak apa-apa, bukan baik dan jelek yang dilihat dari gambar tersebut o Selesai menggambar, testee diminta menuliskan: 1. Berapa usianya & apa jenis kelaminnya 2. Apa yang sedang ia lakukan 3. Apa cita-cita / keinginan yang terpendam dari orang tersebut 4. Uraikan kelebihan-kelebihan & kelemahan-kelemahan pribadi orang tersebut b. Observasi dalam Tes DAP o Orientative behavior Cara menggambar/fokus terhadap tugas. o Verbal behavior Misal: doodling/gumaman o Motor behavior Gesture, ekspresi wajah Interpretasi Tes DAP Ada 3 prinsip dasar: o Gerak : Secara umum mewakili vitalitas o Ruang : Bagaimana subjek di lingkungan sosialnya o Bentuk : Pengekspresian dirinya/sesuatu yang ditampilkan ke luar 1. Gerak (Tekanan, Arah coretan) 2. Ruang (Atas, Bawah, Tengah, Kiri, Kanan) 3. Bentuk Jenis Kelamin: - 87 % : Menggambar jenis kelaminnya sendiri

16 - Beberapa individu yang menggambar terbalik. - Indikasi: mengalami kebingungan dalam identifikasi sexual dan adanya kedekatan dengan figur yang digambar. Cirinya: akan muncul pertanyaan, Boleh tidak menggambar kedua-duanya laki-laki karena saya tidak bisa menggambar perempuan? atau Ini seorang penari/pesenam yang ototnya besar (tidak jelas laki2 atau perempuan). Tingkat ekspresif: - Mencerminkan sesuatu yang hidup (gambarnya hidup). Prinsip Bentuk: a. Bila gambar kabur/samar/memudar indikasi aktualisasi dorongan yang kabur dan tidak jelas, kurang berani menampakkan diri, ragu-ragu, kurang bergairah dan merasa tidak cocok dengan lingkungan. b. Bila gambar berupa sketsa indikasi cemas, takut, merasa tidak nyaman. c. Garis dasar yang berupa sketsa dan garis putus indikasi perasaan terisolir dari lingkungannya. Prinsip Shading: o o 3 Dimensi : Kreatif 2 Dimensi : Dipenuhi oleh perasaan dan emosi serta fantasi yang bersifat emosional/khayalan Hal lain yang perlu diperhatikan dalam interpretasi tes DAP: Kesan Awal o Apakah yang digambar tua atau muda o Sedih atau gembira o Kuat atau Lemah o Agresif atau pasif Area-area penting dalam interpretasi tes DAP 1. Kepala a. Tempat penghayatan mengenai diri atau ego. b. Menemukan gambaran tentang bgm seseorang menggambarkan interaksinya dengan orang lain/lingkungan menurut konsepnya. c. Bagian-bagian dari kepala: (Mata, Telinga, Mulut, Hidung, Dagu dan Rambut) 2. Lengan, tangan, bahu dan dada a. Ukuran, bentuk, kekuatan, kemampuan meraih, derajat agresi dan tanda-tanda konflik lainnya. b. Kesan-kesan yang muncul saat subjek mengamati area ini: o Apakah subjek menarik diri dari lingkungan o Berusaha meraih lingkungan

17 o Merasa aman atau terancam atau lemah 3. Torso (badan) / trunk of the body a. Area ini mewakili betul bagaimana seseorang ingin tampil dan hal-hal apa saja yang ia tekankan dalam upayanya menampilkan diri di lingkungan. b. Jika gambar figur telanjang dan bagian-bagian seksual ditonjolkan: subjek menyatakan pemberontakan terhadap masyarakat (figur ortu) atau dengan sadar menyadari konflik seksual. c. Hal-hal lain dari pakaian: o Dasi sering dikaitkan dengan keterikatan/hambatan o Kancing kebutuhan akan perhatian/rasa aman o Perhiasan kurang percaya diri. Jika berupa anting-anting yang besar indikasi: menarik perhatian. o Saku yang ditempatkan di dada indikasi infantil/dependen. o Ikat pinggang sering dikaitkan dengan kedisiplinan atau kekakuan/tekanan 4. Tungkai / paha dan kaki a. Merupakan area yang banyak dikaitkan dengan kemandirian, arah, gerakan dan keseimbangan. b. Pada pria kaki menggambarkan maskulinitas. c. Ex : Gambar kaki yang terlalu panjang menunjukkan keinginan yang kuat untuk mandiri. d. Jika digambar pertama (mendapat perhatian lebih) indikasi orang yang tidak berani mengekspresikan diri. 5. Activity / Passivity Gambar Pasif : Ø Kurang energi sehingga terlihat tidak energetik Ø Dependent Ø Kurang kompeten Ø Merasa dirinya kecil Gambar Pasif: Ø Kurang energi sehingga terlihat tidak energetik Ø Dependent Ø Kurang kompeten Ø Merasa dirinya kecil 6. Kelengkapan Apakah ada bagian-bagian yang tidak digambar : o Setiap bagian yang hilang/rusak dapat mengartikan subjek memiliki permasalahan yang berhubungan dengan bagian yang rusak/hilang tersebut.

18 o o Biasanya menggambarkan konflik dalam diri. Adanya shading atau penghapusan harus dieksplor lebih lanjut. Deskripsi jawaban wartegg test : 1. Gambar 1 menunjukkan kemampuan proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya 2. Gambar 2 menunjukkan fleksibilitas perasaan 3. Gambar 3 menunjukkan motivasi atau dorongan hasrat untuk maju 4. Gambar 4 menunjukkan standar bagaimana cara seseorang mengatasi kesulitan dan masalah 5. Gambar 5 menunjukkan bagaimana cara seseorang bertindak dan mengambil keputusan 6. Gambar 6 menunjukkan analisa dan pola pikir 7. Gambar 7 menggambarkan perasaan dan emosi seseorang 8. Gambar 8 menunjukkan bagaimana cara seseorang dalam menjalin sebuah hubungan sosial

19 wartegg test tips 1. Boleh menggambar apa saja, karena tidak ada batasan apa yang harus digambar seperti pada tes menggambar pohon, tapi usahakan untuk menggambar sesuatu yang kreatif karena akan menambah penilaian. Boleh dimulai dari simbol mana saja yang menurut anda paling mudah. 2. Ketika menggambar tidak harus urut dari simbol yang pertama (paling kiri atas), namun yang perlu diingat adalah untuk mencantumkan nomor setelah selesai. Misal, anda memualai dari simbol kotak hitam (pojok kanan atas), maka setelah selesai berilah nomor 1 di luar kotak yang tersedia dan begitu seterusnya. Tapi jika anda seorang laki-laki sebaiknya jangan memulai gambar dari pola lengkung begitu juga sebaliknya karena anda akan dianggap memiliki kepribadian aneh oleh penilai. 3. Menggambarlah dengan goresan tajam dan jelas. Jangan menggambar dengan goresan tipis dan buram karena akan menggambarkan kepribadian yang lemah dan ragu-ragu. 4. Usahakan agar jangan terlalu banyak coretan karena terlalu banyak coretan menggambarkan kurangnya perencanaan. 5. Gambar sesuatu yang jelas orang tahu itu gambar apa ketika melihat. Misal, ketika menggambar pensil maka harus jelas itu gambar pensil dan bukan objek yang lain. 6. Usahakan agar dari 8 gambar yang anda buat, ada paling tidak 1 gambar mahluk hidup seperti tanaman, hewan atau manusia pada simbol dengan bentuk dasar lengkung yaitu pada simbol nomor 2,7 dan 8), namun jika anda seorang muslim sebaiknya menggambar pohon atau bunga saja karena menggambar manusia dan hewan dilarang dalam Islam. 7. Gunakanlah pensil 2B ketika menggambar wartegg test agar lebih terlihat jelas. Gambar yang dibuat tidak harus berkaitan satu sama lain (tidak harus membentuk sebuah cerita), gambarlah sesuai imajinasi dan kreatifitas anda. Secara singkat, PAPI Kostick merupakan laporan inventori kepribadian (self report inventory), terdiri atas 90 pasangan pernyataan pendek berhubungan dalam situasi kerja, yang menyangkut 20 aspek keribadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang: kepemimpinan (leadership), arah kerja (work direction), aktivitas kerja (activity), relasi social (social nature), gaya bekerja (work style), sifat temperamen (temperament), dan posisi atasan-bawahan (followership).

20 Tes Papi Kostick saat ini sering digunakan dalam lingkup HRD di suatu perusahaan / organisasi. Tes ini merupakan salah satu tes kepribadian yang tercermin dalam tingkah laku yang didasarkan pada kategorisasi. Papi mengukur role dan need individu dalam kaitannya dengan situasi kerja. Dengan mempelajari Papi Kostick, maka kita akan banyak memperoleh informasi mengenai profile individu baik dari segi tipologi kepribadiannya, maupun dalam kontek pekerjaannya. LANDASAN TEORI Not a full personality (mengukur role dan need semata-mata dalam kaitannya dengan situasi kerja, sempadan kepribadian dalam situasi kerja Mengacu pada dimensi temperamen dari Thurstone (1953); pikiran Edwards (1959) dan Schulz (1960); berakar pada konsep Murray (1938). Dasar pemikiran untuk desain dan formulasi PAPI sebagai suatu asesmen yang mengukur kecenderungan (Need/ Kebutuhan) dan persepsi (Role/Peran) adalah didasarkan pada teori needs-press Murray.PAPI mengeksplor dimensi kepribadian yang luas. Dimensi-dimensi ini dipisahkan ke dalam skala Role dan Need.Sedangkan dalam keterkaitannya teori Murray dengan PAPI adalah Skala Role PAPI mengukur persepsi individu terhadap dirinya dalam lingkungan kerja dan memperhatikan area-area seperti kepemimpinan, perencanaan integratif dan gaya pekerjaan (perhatian terhadap detil).skala Need memperkirakan kecenderungan mendalam yang tidak bisa dipisahkan dari perilaku individu seperti kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompok, kebutuhan untuk diperhatikan dan kebutuhan untuk didukung. Henry Murray (1938) yang justru lebih banyak dapat bermanfaat dalam penelitian kepribadian manusia. Needs didefinisikan sebagai tujuan manusia dan dorongan dasar (desires); traits didefinisikan kebiasaan pola pikir manusia, pengaruh (affect), dan tingkah laku (behavior). Traits menjawab pertanyaan bagaimana manusia bertingkah laku; needs menjawab pertanyaan mengapa. Karena itu, traits dan needs menggambarkan dua aspek fundamental yang berbeda dari kepribadian, yang semestinya keduanya tidak dipisahkan ketika kita hendak mengetahui kepribadian manusia secara komprehensif (Sanz et.al, 2006). ASPEK YANG DIUNGKAP TES PAPI KOSTICK PAPI disusun sebagai dua aspek yang terpisah, yaitu ; Pengukuran kebutuhan (needs) dan pengukuran persepsi (roles), yaitu persepsi keadaan individu di tempat kerja. PAPI Kostick untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing masing mewakili need dan role tertentu. Aspek-aspek itu adalah sebagai berikut: a. Work Direction: 1. Need to finish task (N) 2. Hard intense worked (G) 3. Need to achieve (A) b. Leadership:

21 1. Leadership role (L) 2. Need to control others (P) 3. Ease in decision making (I) c. Activity: 1. Pace (T) 2. Vigorous type (V) d. Social Nature: 1. Need for closeness and affection (O) 2. Need to belong to groups (B) 3. Social extension (S) 4. Need to be noticed (X) e. Work Style: 1. Organized type (C) 2. Interest in working with details (D) 3. Theoretical type (R) f. Temperament: 1. Need for change (Z) 2. Emotional resistant (E) 3. Need to be forceful (K) g. Followership: 1. Need to support authority (F) 2. Need for rules and supervision (W) NORMA ALAT TES L = PERAN PEMIMPIN (Leadership Role) Skor 5-9 : yaitu tingkat dimana seseorang memproyeksikan dirinya sebagai pemimpin suatu tingkat dimana ia mencoba menggunakan orang lain untuk mencapai tujuannya.

22 Skor 4-0 : cendurung tidak secara aktif menggunakan orang lain dalam bekerja P = KEBUTUHAN MENGATUR ORANG LAIN (Need to Control Others) Skor 5-9 : tingkat kebutuhan untuk menerima tanggung jawab orang lain, menjadi orang yang bertanggung jawab. Skor 4-0 : menurunnya keinginan untuk bertanggung jawab pada pekerjaan dan tindakan orang lain. I = PERAN MEMBUAT KEPUTUSAN (Ease in Decision Making) Skor 0-2 : ragu menolak mengambil keputusan Skor 3-4 : berhati hati membuat keputusan Skor 5-7 : berhati hati lancar dan mudah mengambil keputusan Skor 8-9 : tidak ragu dalam mengambil keputusan F = KEBUTUHAN MEMBANTU ATASAN (Need to Support Authority) Skor 6-9 : bersikap setia dan membantu, kemungkinan bantuannya bersifat politis Skor 4-5 : setia terhadap perusahaan Skor 2-3 : mengurus kepentingan sendiri Skor < 2 : cenderung egois, kemungkinan bisa memberontak W = KEBUTUHAN MENGIKUTI ATURAN DAN PENGAWASAN (Need for Rules and Supervision) Skor < 4 : berorientasi pada tujuan, mandiri Skor 4-5 : kebutuhan akan pengarahan dan harapan yang dirumuskan untuknya Skor 6-9 : meningkatnya orientasi terhadap tugas dan membutuhkan instruksi yang jelas T = PERAN SIBUK (Pace) Skor < 4 : melakukan segala sesuatu menurut kemauannya sendiri Skor 4-6 : tergolong aktif secara internal dan mental

23 V = PERAN PENUH SEMANGAT (Vigorous Type) Skor < 5 : cenderung pasif Skor 5-7 : aktif secara fisik, cenderung sportif R = PERAN ORANG YANG TEORITIS (Theoretical Type) Skor 0-4 : kurang perhatian, bersifat praktis Skor 5-9 : nilai nilai penalaran tergolong tinggi D = PERAN BEKERJA DENGAN HAL HAL RINCI (Interest in Working With Details) Skor 0-3 : menyadari kebutuhan akan kecermatan, tetapi tidak berminat bekerja detail Skor 4-9 : minat tinggi untuk bekerja secara detail C = PERAN MENGATUR (Organized Type) Skor 0-2 : fleksibel tidak teratur Skor 3-5 : teratur tetapi tidak tergolong fleksibel Skor 6-9 : keteraturan tinggi cenderung kaku X = KEBUTUHAN UNTUK DIPERHATIKAN (Need to be Noticed) Skor < 2 : cenderung pemalu Skor 2-3 : rendah hati, tulus Skor 4-5 : memiliki pola perilaku yang unik Skor 6-9 : membutuhkan perhatian nyata B = KEBUTUHAN DITERIMA DALAM KELOMPOK (Need to Belong to Groups) Skor 0-3 : selektif Skor 4-5 : butuh diterima, tapi tidak mudah dipengaruhi kelompok Skor 6-9 : butuh disukai dan diakui, mudah dipengaruhi O = KEBUTUHAN KEDEKATAN DAN KASIH SAYANG (Need for Closeness and Affection)

Nursakinah Oktaviana Sasmita, S.Psi, M.Si

Nursakinah Oktaviana Sasmita, S.Psi, M.Si Modul ke: DAP (Draw A Person) Fakultas PSIKOLOGI Nursakinah Oktaviana Sasmita, S.Psi, M.Si Program Studi Tes Proyektif SEJARAH DAP Sejarah Perkembangan Tes DAP Tes DAP (Draw A Person) atau juga sering

Lebih terperinci

Rahasia Psikotest terbongkar [buat yg mw nglamar kerja masuk]

Rahasia Psikotest terbongkar [buat yg mw nglamar kerja masuk] Rahasia Psikotest terbongkar [buat yg mw nglamar kerja masuk] Buat agan2 yang mw ngelamar kerja, ni ane dapat bocoran dari teman ane yang staff HRD dari perusahaan ternama. Dia mau bocorin gimana tips

Lebih terperinci

Tes Inventori: PAPI Kostick

Tes Inventori: PAPI Kostick Modul ke: Tes Inventori: PAPI Kostick Modul ini akan menjelaskan tentang Norma, Administrasi dan skoring tes PAPI Kostick Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi., Psi. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

PERSONALITY AND PREFERENCE INVENTORY

PERSONALITY AND PREFERENCE INVENTORY LABORATORIUM LANJUT PSIKOLOGI PERSONALITY AND PREFERENCE INVENTORY (PAPI) KOSTICK 2015/2016 PERSONALITY AND PREFERENCE INVENTORY (PAPI) KOSTICK I. Sejarah PAPI ( Personality and Preference Inventory) adalah

Lebih terperinci

TIPS MENGHADAPI PSIKOTES. Candra Ariokusuma

TIPS MENGHADAPI PSIKOTES. Candra Ariokusuma TIPS MENGHADAPI PSIKOTES Candra Ariokusuma Seberapa pentingkah psikotes? Psikotes sendiri merupakan suatu tahapan yang selalu ada dalam proses seleksi untuk karyawan di perusahaan maupun instansi pemerintah.

Lebih terperinci

Berikut ini adalah beberapa contoh soal psikotes dan jawabannya terbaru yang sering di keluarkan oleh perusahaan dalam ujian psikotes.

Berikut ini adalah beberapa contoh soal psikotes dan jawabannya terbaru yang sering di keluarkan oleh perusahaan dalam ujian psikotes. SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN MASUK PERUSAHAAN PILIHAN BKK SIAP KERJA ( BKK ) SMK MUH 1 KLATEN UTARA SABTU, 10 JANUARI 2015 HTTP://BKKSIAPKERJA.COM, 0813 2965 6299, 0856 4220 9977 Psikotes pada umumnya menjadi

Lebih terperinci

Contoh Soal Psikotes dan Tips Lulusnya

Contoh Soal Psikotes dan Tips Lulusnya Contoh Soal Psikotes dan Tips Lulusnya Dengan mengenali bentuk soal psikotes melalui contoh contoh soal psikotest bisa merangsang ingatan dan pengetahuan Anda agar lebih peka dibandingkan orang yang pintar

Lebih terperinci

SUKSES MENGHADAPI TES PSIKOLOGI DAN WAWANCARA KERJA. Fiktina Vifri Ismiriyam., S.Psi.M.Si.Psikolog

SUKSES MENGHADAPI TES PSIKOLOGI DAN WAWANCARA KERJA. Fiktina Vifri Ismiriyam., S.Psi.M.Si.Psikolog SUKSES MENGHADAPI TES PSIKOLOGI DAN WAWANCARA KERJA Fiktina Vifri Ismiriyam., S.Psi.M.Si.Psikolog SURAT LAMARAN KERJA Surat lamaran kerja adalah senjata pertama untuk mendapat kesan baik kepada instasi

Lebih terperinci

Contoh Soal Psikotes

Contoh Soal Psikotes Contoh Soal Psikotes 1. Tes Logika Penalaran Soal tes logika penalaran ini terdiri atas deret gambar baik 2 maupun 3 dimensi dan lain-lain. Yang menjadi penilaian dalam tes ini adalah kemapuan Anda dalam

Lebih terperinci

Klik di sini: untuk informasi lebih

Klik di sini:  untuk informasi lebih Klik di sini: www.psikoteskerja.web.id untuk informasi lebih lengkap PENGANTAR EBOOK SUKSES PSIKOTES KERJA Penyebab kegagalan terbesar calon karyawan pada saat rekrutmen adalah sewaktu ujian psikotes.

Lebih terperinci

PAPIKOSTIC. Novia Sinta R., M.Psi. UMBY 2105

PAPIKOSTIC. Novia Sinta R., M.Psi. UMBY 2105 PAPIKOSTIC Novia Sinta R., M.Psi. UMBY 2105 1 SEJARAH TES PAPIKOSTIC Papikostic di buat oleh Guru Besar Psikologi Industri asal Massachusetts, Amerika, Dr. Max Martin Kostick, pada awal tahun 1960-an.

Lebih terperinci

NO KESAN/DETAIL DESKRIPSI ANALISIS 1. Garis Penarikan satu kali garis pada bagian cabang, Garis tipis yang dipertebal pada bagian batang

NO KESAN/DETAIL DESKRIPSI ANALISIS 1. Garis Penarikan satu kali garis pada bagian cabang, Garis tipis yang dipertebal pada bagian batang LAPORAN TES KEPRIBADIAN (TES GRAFIS) BAUM, DAP, dan HTP a. Tes Kepribadian (Tes Grafis) Nama alat tes : BAUM Tujuan : Mengetahui karakter dan kepribadian seseorang berdasarkan fungsi Id, Ego, Super Ego

Lebih terperinci

Pada soal berikut ini, Anda diminta untuk menjawab dua gambar atau bentuk yang paling mendekati dari 5 gambar pada kotak yang saling berbeda

Pada soal berikut ini, Anda diminta untuk menjawab dua gambar atau bentuk yang paling mendekati dari 5 gambar pada kotak yang saling berbeda CFIT (Culture Fair Intelligence Test) Tes ini dikembangkan oleh R.B Cattel pada tahun 1920. Jenis psikotes ini pernah mengalami beberapa kali revisi dan penelitian guna validasi. Pada tangun 1949, skala

Lebih terperinci

Kerjakan secepat mungkin dan pilihlah hanya satu pernyataan dari tiap pasang.

Kerjakan secepat mungkin dan pilihlah hanya satu pernyataan dari tiap pasang. KOSTICK PAPI TEST Nama Tanggal Test : : Petunjuk : Ada sembilan puluh ( 90 ) pasang,pilihlah satu dari setiap pasangan tersebut yang Saudara anggap paling d Bila tidak satupun dari sebuah pasangan pernyataan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM CERDAS PENILAIAN KEPEMIMPINAN BERDASARKAN TEST PAPI KOSTICK

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM CERDAS PENILAIAN KEPEMIMPINAN BERDASARKAN TEST PAPI KOSTICK RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM CERDAS PENILAIAN KEPEMIMPINAN BERDASARKAN TEST PAPI KOSTICK Fathia Hesty 1, Dhami Johar Damiri 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga

Lebih terperinci

Sharing CARA MUDAH DITERIMA KERJA DI PERUSAHAAN

Sharing CARA MUDAH DITERIMA KERJA DI PERUSAHAAN Sharing CARA MUDAH DITERIMA KERJA DI PERUSAHAAN Training and Development CEVEST 2017 Dr. Rochmad Yuwono ST, MH rochmad.yuwono@mesin-isuzu.co.id PT. MESIN ISUZU INDONESIA HRD GA EHS PURCHASING GENERAL MANAGER

Lebih terperinci

Mudah-mudahan jadi info yang berguna bagi yang lagi cari kerja

Mudah-mudahan jadi info yang berguna bagi yang lagi cari kerja TRIK PSIKOTES Posted on January 10, 2010 by rizasatrianugraha Mudah-mudahan jadi info yang berguna bagi yang lagi cari kerja Sebelum kita mengetahui trik trik dalam psikotes sebaiknya kita tahu apa sih

Lebih terperinci

Soal psikotes gambar atau Tes Logika Penalaran.

Soal psikotes gambar atau Tes Logika Penalaran. Soal psikotes gambar atau Tes Logika Penalaran. Tes ini terdiri atas deret gambar baik 2 maupun 3 dimensi. Yang ingin diukur dalam tes ini adalah kemapuan anda dalam memahami pola-pola/kecenderungan tertentu

Lebih terperinci

Tes Visualisasi Spasial

Tes Visualisasi Spasial Tes Visualisasi Spasial Tes visualisasi spasial ini ditujukan untuk menguji sejauh mana kemampuan kita memvisualisasikan sesuatu benda dan membuat pengertianya serta berpikir secara abstrak melalui benda

Lebih terperinci

Business Communication. Communication Science Study Program Tine A. Wulandari, M. I. Kom.

Business Communication. Communication Science Study Program Tine A. Wulandari, M. I. Kom. Tes Wartegg Tes Wartegg dilakukan untuk mengukur emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek. Dalam tes ini, Anda diharuskan untuk melengkapi gambar yang ada di dalam kotak. Setelah itu, pada instruksi

Lebih terperinci

Tips Lulus Cara Mengerjakan Tes WARTEGG ( Melengkapi Gambar )

Tips Lulus Cara Mengerjakan Tes WARTEGG ( Melengkapi Gambar ) Tips Lulus Cara Mengerjakan Tes WARTEGG ( Melengkapi Gambar ) Cara Menjawab Tes WARTEGG ( Melengkapi Gambar ) - Tes WARTEGG merupakan salah satu Tes Psikotes / Psikometri yang sering diujikan dalam seleksi

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIK: TES PROYEKTIF

PEDOMAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIK: TES PROYEKTIF PEDOMAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIK: TES PROYEKTIF PENDAHULUAN Kegiatan praktikum dalam mata kuliah psikodiagnostik diperlukan sebagai upaya untuk membekali mahasiswa agar memiliki kompetensi afektif dan

Lebih terperinci

Sekilas Psikotes. # PsikoMagz Edisi 1 Juli Tes Deret Angka. Daftar Isi:

Sekilas Psikotes.  # PsikoMagz Edisi 1 Juli Tes Deret Angka. Daftar Isi: # PsikoMagz Edisi 1 Juli 2013 Tes Deret Angka Daftar Isi: 2 Sekilas Psikotes Tes yang diberikan deret angka yang mempunyai pola tertentu. Setiap deret tersusun menurut suatu pola tertentu dan dapat dilanjutkan

Lebih terperinci

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,

Lebih terperinci

Tes Inventory. Pengertian Personality Test, Proses Asesmen, Aspek yang Diukur. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

Tes Inventory. Pengertian Personality Test, Proses Asesmen, Aspek yang Diukur. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Modul ke: Tes Inventory Pengertian Personality Test, Proses Asesmen, Aspek yang Diukur Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Personality Test Dalam

Lebih terperinci

House-Tree-Person (HTP) for kids

House-Tree-Person (HTP) for kids House-Tree-Person (HTP) for kids Tokoh: J.N. Buck (1948) Yoiles (1952; 1971) Emmanuel Hammer (1954) 1 Latar Belakang HTP merupakan salah satu prosedur gambar yang pertama khusus dirancang untuk mengukur

Lebih terperinci

Contoh soal : Isilah titik dengan angka pada kolom yang kosong. Contoh Soal : Psikotes Angka Kolom

Contoh soal : Isilah titik dengan angka pada kolom yang kosong. Contoh Soal : Psikotes Angka Kolom Psikotes Angka - Tes Angka berkolom merupakan bagian dari matematika psikotes yang berupa kolom berisi anka-angka. Tujuan dari tes ini untuk mengetahui daya tahan seseorang dalam menyelesaikan persoalan.

Lebih terperinci

Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre. Copyright Andin Andiyasari Mei 2008

Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre. Copyright Andin Andiyasari Mei 2008 Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre Copyright Andin Andiyasari Mei 2008 Assessment Centre Sebuah proses penilaian yang dilakukan oleh lebih dari satu penilai (multi-rater) dengan lebih dari satu

Lebih terperinci

CARA MEMBACA KARAKTER PELAMAR KERJA MELALUI PROSES WAWANCARA

CARA MEMBACA KARAKTER PELAMAR KERJA MELALUI PROSES WAWANCARA SEMINAR PENINGKATAN KOMPETENSI PSIKOLOGIS CARA MEMBACA KARAKTER PELAMAR KERJA MELALUI PROSES WAWANCARA Listya Istiningtyas, M.Psi, Psikolog Definisi kepribadian Kepribadian adalah sebuah kesatuan yang

Lebih terperinci

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1

Lebih terperinci

PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA 4 : TES GRAFIS

PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA 4 : TES GRAFIS PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA 4 : TES GRAFIS FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA IV : TES GRAFIS Praktikan hadir 10 menit sebelum

Lebih terperinci

Tes Inventori: EPPS Test

Tes Inventori: EPPS Test Modul ke: Tes Inventori: EPPS Test Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes EPPS Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi., Psi. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR. 1. Validitas dan Reliabilitas Dimensi Jarak Kekuasaan

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR. 1. Validitas dan Reliabilitas Dimensi Jarak Kekuasaan LAMPIRAN A HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR 1. Validitas dan Reliabilitas Dimensi Jarak Kekuasaan No. Item Validitas Keterangan 1 0.649 Diterima 6 0.545 Diterima 11 0.097 Ditolak 16 0.459

Lebih terperinci

CAT CPNS. Full Simulated TOEFL. Aplikasi Tes Buta warna. Simulasi TPA OTO Bappenas

CAT CPNS. Full Simulated TOEFL. Aplikasi Tes Buta warna. Simulasi TPA OTO Bappenas Full Simulated TOEFL Buku ini dilengkapi aplikasi Full Simulated TOEFL android (4 Paket) yang dapat di download di playstore dengan kata kunci genta group atau gunakan qr-code di bawah. CAT CPNS Buku ini

Lebih terperinci

RPS Mata Kuliah Diagnostik Industri Program Studi Psikologi Halaman 1 dari 10

RPS Mata Kuliah Diagnostik Industri Program Studi Psikologi Halaman 1 dari 10 RPS Mata Kuliah Diagnostik Industri Program Studi Psikologi Halaman 1 dari 10 Minggu Kemampuan Akhir yang Diharapkan Bahan Kajian (Materi Ajar) Bentuk Pembelajaran Kriteria/Indikat or Penilaian Bobot Nilai

Lebih terperinci

PSIKOGRAM. Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : PT. X Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan.

PSIKOGRAM. Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : PT. X Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan. PSIKOGRAM Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan Sidoarjo Aspek SR R S T ST Inteligensi Umum (Taraf Kecerdasan) Taraf kemampuan

Lebih terperinci

BAB 2 SELEKSI & PENEMPATAN TENAGA KERJA

BAB 2 SELEKSI & PENEMPATAN TENAGA KERJA BAB 2 SELEKSI & PENEMPATAN TENAGA KERJA Sasaran : Mengerti tentang seleksi dan penempatan Memahami perbedaan individu dan varian pekerjaan Mengerti berbagai strategi seleksi Memahami model penelitian seleksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

FORMAT LAPORAN TES GRAFIS

FORMAT LAPORAN TES GRAFIS FORMAT LAPORAN TES GRAFIS TATA PENULISAN LAPORAN TES GRAFIS 1. Dibuat pada kertas berukuran A4 80gr 2. Margins : Tepi Atas = 2.5 cm Tepi Bawah = 2.5 cm Tepi Kiri = 3 cm Tepi Kanan = 2.5 cm 3. Spasi : 1.5

Lebih terperinci

Tips Menghadapi Wawancara 5 artikel/tulisan Saran-Saran Menghadapi Wawancara

Tips Menghadapi Wawancara 5 artikel/tulisan Saran-Saran Menghadapi Wawancara Tips Menghadapi Wawancara Di bawah ini diberikan 5 artikel/tulisan yang terkait dengan tips & trick menghadapi wawancara kerja (artikel ini kami edit agar relatif mudah difahami). Semoga 5 artikel ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin bertambah juga tuntutan-tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin bertambah juga tuntutan-tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin bertambah juga tuntutan-tuntutan dalam hidup. Tuntutan-tuntuan itu tidak hanya pada satu aspek atau bidang kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa mengalami masa peralihan dari remaja akhir ke masa dewasa awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih dituntut suatu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Pengertian Wawancara

PENDAHULUAN. A. Pengertian Wawancara PENDAHULUAN A. Pengertian Wawancara Wawancara merupakan salah satu dari beberapa teknik dalam mengumpulkan informasi atau data. Pada awalnya teknik wawancara sangat jarang digunakan, tetapi pada abad ke-20

Lebih terperinci

Cara Mengatasi Kecemasan

Cara Mengatasi Kecemasan Cara Mengatasi Kecemasan S etiap manusia pasti pernah merasa cemas. Perasaan cemas tersebut sering disertai dengan gejala tubuh seperti: jantung berdetak lebih cepat, otot otot menegang, berkeringat, gemetar,

Lebih terperinci

TES PAULI. prestasi. Aspek kepribadian yang diukur dalam tes Pauli antara lain: kekuatan kemauan,

TES PAULI. prestasi. Aspek kepribadian yang diukur dalam tes Pauli antara lain: kekuatan kemauan, TES PAULI I. TUJUAN PENGUKURAN Tujuan pengukuran tes Pauli adalah mengetahui batas perbedaan kondisi individu, melihat prestasi dengan tepat, dan mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap prestasi. Aspek

Lebih terperinci

Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: 1 Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: 13/03/2016 Organisasi: Facet5

Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: 1 Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: 13/03/2016 Organisasi: Facet5 Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: /0/06 Organisasi: Facet NL Buckley 98-07 info@facet.com.au 067000 Petunjuk Wawancara Audition

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Tinggi rendahnya

Lebih terperinci

Cara Jitu Lolos Psikotes untuk Seleksi Kerja

Cara Jitu Lolos Psikotes untuk Seleksi Kerja Cara Jitu Lolos Psikotes untuk Seleksi Kerja Psikotes sendiri merupakan suatu tahapan yang selalu ada dalam proses seleksi untuk karyawan di perusahaan maupun instansi pemerintah.dari hasil psikotes inilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

Kuliah Umum TE-UAD. oleh : NUR HUDHA WIJAYA, S.T.

Kuliah Umum TE-UAD. oleh : NUR HUDHA WIJAYA, S.T. oleh : NUR HUDHA WIJAYA, S.T. Kuliah Umum Semester Gasal 2010/2011 Program Studi Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan Kamis, Pernyataan 1. Jumlah angkatan kerja banyak tetapi jumlah kebutuhan kerja

Lebih terperinci

Modul ke: Salesmanship. Pengadaan & Seleksi Tenaga Penjual. Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen. Rizal, S.ST.

Modul ke: Salesmanship. Pengadaan & Seleksi Tenaga Penjual. Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen.  Rizal, S.ST. Modul ke: Salesmanship Pengadaan & Seleksi Tenaga Penjual Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Rizal, S.ST., MM Kebutuhan Tenaga Penjual Untuk menjalankan fungsi penjualan

Lebih terperinci

DATA IDENTITAS PRIBADI

DATA IDENTITAS PRIBADI LAMPIRAN Lampiran 1 DATA IDENTITAS PRIBADI Petunjuk Pengisian Isilah pertanyaan pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas ditempat yang disediakan. Data Pribadi : Usia Pendidikan : tahun :.. Lampiran

Lebih terperinci

Professional Psychological Service

Professional Psychological Service Layanan Asesmen Psikologi Untuk seleksi, promosi dan profiling Karyawan Professional Psychological Service Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi., Psikolog Surat Izin Praktek Psikologi (SIPP: 0863-13-2-1) Office

Lebih terperinci

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI Ni Nyoman Ayu Surasmi 1 ABSTRAK Permasalahan pokok dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

PERSONALIA. SELEKSI Proses kegiatan pemilihan, mencari kesesuaian indv, dgn jabatan utk mencapai efisiensi dan efektivitas

PERSONALIA. SELEKSI Proses kegiatan pemilihan, mencari kesesuaian indv, dgn jabatan utk mencapai efisiensi dan efektivitas STAFFING, REKRUTMEN & SELEKSI LATAR BELAKANG SDM banyak namun lowongan sedikit The right man on the right place Tanggung jawab psikolog dalam proses rekrutmen, seleksi dan staffing Pengembangan alat tes

Lebih terperinci

PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE PSIKOGRAM

PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE PSIKOGRAM PROPOSAL PENAWARAN SKORINGPSIKOTES.COM Email: softwarepsikotes@yahoo.co.id Telp : 08563220005 ; 085707700086 Psikogram adalah laporan hasil tes psikologi secara keseluruhan dalam proses assessment psikologi.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN. Sekolah ini berada di sebelah Kantor Kepala Desa yang merupakan pusat desa.

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN. Sekolah ini berada di sebelah Kantor Kepala Desa yang merupakan pusat desa. BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di MTs Negeri Sumberejo yang beralamatkan di Jln. Jawa No. 1B, Desa Sumberjo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Identifikasi Masalah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

Universitas Esa Unggul 29 Mei 2015

Universitas Esa Unggul 29 Mei 2015 Universitas Esa Unggul 29 Mei 2015 Pada sudut perusahaan Curriculum Vitae (CV) atau Daftar Riwayat Hidup digunakan untuk melihat profil kandidat pelamar yang memuat informasi pribadi, pendidikan, pelatihan,

Lebih terperinci

C. Teknik-teknik Gambar

C. Teknik-teknik Gambar C. Teknik-teknik Gambar 1. Thematic Apperception Test (TAT) Dikembangkan oleh Henry Murray Stimulusnya lebih terstruktur dan meminta respon verbal yang lebih kompleks & terorganisasi secara bermakna Terdiri

Lebih terperinci

GESTURES MATERI 8 MATA KULIAH ILMU PERNYATAAN KOMUNIKASI KINESIK:

GESTURES MATERI 8 MATA KULIAH ILMU PERNYATAAN KOMUNIKASI KINESIK: KOMUNIKASI KINESIK: GESTURES Gesture termasuk bentuk komunikasi kinesik, meliputi gerakan tubuh dan tangan saat berkomunikasi. Dari penelitiannya tahun 1965, Ekman menemukan bahwa tanda-tanda (cues) dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Tes Pauli Tes Pauli dikembangkan oleh Dr. Richard Pauli (1938) Dr.Wilhem Arnold dan Prof.Dr.Van Hiss yang di modifikasi dari tes Kraeplin, untuk tujuan melihat daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerolehan proses belajar di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah salah satu masalah yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : panca indra. Dalam iklan oreo versi oreo dan handphone ayah terdapat

BAB IV ANALISIS DATA. dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : panca indra. Dalam iklan oreo versi oreo dan handphone ayah terdapat 84 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari penyajian data pada bab sebelumnya, kemudian data tersebut dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : 1. Penanda dan Petanda. Petanda merupakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa untuk mengikuti kegiatan ini tidak memerlukan kecerdasan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa untuk mengikuti kegiatan ini tidak memerlukan kecerdasan, bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Banyak pandangan orang bahwa olahraga di sekolah adalah pelajaran yang paling disukai siswa karena dianggap tidak menggunakan otak, tetapi hanya memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus salah satu tujuannya adalah agar anak dapat mengurus diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Agar dapat mengurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga pendidikan, idealnya harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga pendidikan, idealnya harus mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga pendidikan, idealnya harus mampu memberikan pengetahuan dasar dan sejumlah keterampilan khusus serta pelatihan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita yang di dalamnya terdapat unsur keintiman, pertemanan, persahabatan, kasih sayang, pemenuhan hasrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam meningkatkan sumber daya manusia yang terus diperbaiki dan direnovasi dari segala aspek. Pendidikan sebagai tempat pertumbuhan

Lebih terperinci

PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE DISC, PAULI DAN SOFTWARE EPPS

PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE DISC, PAULI DAN SOFTWARE EPPS PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE DISC, PAULI DAN SOFTWARE EPPS Proposal Penawaran Sofe DISC ah DISC itu? Teori DISC modern dimunculkan pada tahu 1920 oleh William Moulton Marston. Marston yang kini dikenal

Lebih terperinci

PELATIHAN TES POTENSI AKADEMIK (TPA) Yogyakarta, 11 Maret 2009

PELATIHAN TES POTENSI AKADEMIK (TPA) Yogyakarta, 11 Maret 2009 PELATIHAN TES POTENSI AKADEMIK (TPA) Yogyakarta, 11 Maret 2009 Apakah TPA itu? TPA adalah suatu tes yang diperuntukkan mengukur kemungkinan keberhasilan seseorang apabila yang bersangkutan melanjutkan

Lebih terperinci

Uji Penilaian Profesional Macquarie. Leaflet Latihan. Verbal, Numerikal, Pemahaman Abstrak, Kepribadian.

Uji Penilaian Profesional Macquarie. Leaflet Latihan. Verbal, Numerikal, Pemahaman Abstrak, Kepribadian. Uji Penilaian Profesional Macquarie Leaflet Latihan Verbal, Numerikal, Pemahaman Abstrak, Kepribadian. Mengapa Uji Penilaian psikometrik digunakan Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang menyertakan

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA 68 BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA A. Kualitas Soft Skill Mahasiswa Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

BLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL. Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam

BLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL. Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam BLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL Definisi Kematangan Vokasional Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan vokasional yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua persyaratan akademik yang ditentukan oleh perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. semua persyaratan akademik yang ditentukan oleh perguruan tinggi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di zaman yang sudah maju ini, masyarakat semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang meneruskan studinya

Lebih terperinci

Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory

Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory Modul ke: Tes Inventori: MMPI Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi.,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak secara keseluruhan. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA ALAT TES PSIKOLOGIS

DAFTAR HARGA ALAT TES PSIKOLOGIS Instruksi Umum pengantar psikotes 0000-97,000 lembar a. DAFTAR HARGA ALAT TES PSIKOLOGIS (Berlaku mulai Juni 00) Army Alpha Intelligence Test a. Instruksi Army Alpha 00-96,000 lembar b. Formulir Army Alpha

Lebih terperinci

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Image type unknown http://majalahmataair.co.id/upload_article_img/bagaimana memotivasi anak belajar.jpg Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Seberapa sering kita mendengar ucapan Aku benci matematika atau

Lebih terperinci

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN POKOK-POKOK BAHASAN Pengantar Gejala Jiwa dalam Pendidikan Perbedaan Individu dan Aplikasinya dalam pendidikan Masalah Belajar Masalah Pembelajaran Pengukuran dan Penilaian Diagnostik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy

Lebih terperinci

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik 45 LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING Pemilik Bagian admin Bagian desain Bagian produksi Keterangan: Pemilik membawahi karyawan bagian administrasi, desain dan bagian produksi. Dan pemilik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pemilihan Tanah Abang sebagai lokasi penelitian karena sekitar 80% pedagang yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gay dan lesbi nampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat luas. Hal yang pada awalnya tabu untuk dibicarakan, kini menjadi seolah-olah bagian dari

Lebih terperinci