BEKERJA DI KETINGGIAN. Disampaikan oleh: Robert Sugihardjo Disiapkan oleh : Anas Zaini Z. Iksan & RBS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BEKERJA DI KETINGGIAN. Disampaikan oleh: Robert Sugihardjo Disiapkan oleh : Anas Zaini Z. Iksan & RBS"

Transkripsi

1 BEKERJA DI KETINGGIAN Disampaikan oleh: Robert Sugihardjo Disiapkan oleh : Anas Zaini Z. Iksan & RBS

2 SASARAN Memberi peserta pengetahuan tentang pencegahan jatuh untuk pekerjaan di ketinggian dan keselamatan penggunaan perancah (scaffolding) melalui: Pengenalan, penilaian dan pengendalian bahaya dan resiko terhadap berbagai fasilitas dan tempat kerja yang dilengkapi fall protection devices, pekerjaan dengan penggunaan scaffolding, platform, tangga, manlift dan alatalat lain pendukung kerja selamat di ketinggian Pemahaman persyaratan penggunaan dan pemeliharaan peralatan pelindung diri pencegahan jatuh Pembahasan program proaktif prilaku aman dalam pencegahan jatuh

3 PRINSIP Bahwa kematian dapat terjadi akibat kecelakaan terjatuh, Walaupun tidak semua, namun pada dasarnya kecelakaan terjatuh dapat dicegah Pencegahan dapat dilakukan melalui pelatihan yang benar dan penggunaan alat pencegah jatuh yang benar.

4 TANGGUNG JAWAB Karyawan Menjaga keselamatan dirinya dan keselamatan orang lain di sekitarnya. Penyelia Mendorong karyawan bekerja degan aman. Memastikan bawahannya mematuhi prosedur yang ada. Pimpinan Merencanakan semua kegiatan kerja dan pengiriman barang tepat waktu sebanyak mungkin sehingga pekerjaan dapat diselesaikan di tempat yang serendah mungkin.

5 Kebersihan yang baik dapat menghindari bahaya jatuh.

6 PERSYARATAN KESELAMATAN LAINNYA

7

8 Pengaman tempat terbuka

9 Pasang tanda peringatan agar teman sekerja mengetahui.

10 Pencegahan Jatuh Agar bisa selamat dari pekerjaan di ketinggian setaip waktunya Anda harus mengingat dua hal Gunakan alat pencegah jatuh dnegan benar menyelamatkan jiwa anda Peralatan terbaik di dunia tidak bisa menyelamatkan tidak di (Peralatan terbaik di dunia ini tidakbisa dapat membantu anda jika anada tidak menggunakannya secara benar). pergunakan dengan benar.

11 Peralatan Pencegah Jatuh Merupakan standar yang ditetapkan Perusahaan berdasarkan desain, penggunaan dan aplikasi railings, stairways, ramps, stiles, walkways, platforms dan fixed ladders Desain mengacu pada: 1. OSHA 29CFR ( ttg Guarding Floor and Wall and Holes, ttg Fixed Industrial Stairs, ttg Fixex Ladders), 2. ANSI (A ttg Safety Requirements for Floor and Wall Opening, Railings, and Toeboards, A ttg Fixed Industrial Stairs, A ttg Ladders),

12 Pagar Desain penggunaan steel materials merupakan pertimbangan pertama Penggunaan wooden materials harus dikurangi Guard railing pelindung platforms, walkways, ramps & floors posisi pinggiran terbuka harus memiliki ketinggian minimal 2 6, jarak lobang terbuka pada railing adalah 3 Guard railing pelindung lantai terbuka adalah 1 x 1 atau

13 Jarak Bebas Pagar Jarak Bebas Pagr. Pencatelan alat pada railing bagian atas (jarak bebas minimum 1-1/2 inci sepanjang atas dan sisi railing atas dan sambungan pencantelan di sisi bawah dari railing bagian atas) Jarak antara pada railing pelindung. Pencantelan alat pada railing bagian atas (jarak bebas minimum 1-1/2 inci sepanjang atas dan sisi railing atas dan sambungan pencantelan di sisi bawah dari railing bagian atas)

14 Pagar Pelindung Paar Pelindung Metal Seperti terlampir adalah dua dari beberapa support yang bisa diterima Pipa 1-1/4 inci dengan schedule 40 sangat dianjurkan untuk bagian atas dan tengah pagar Pagar besi Yang Bisa Dipindahkan Bisa dipergunakan untuk bagian yang bisa dipindahpindahkan, sehingga bisa memberi pelindung bagi keselamatan personil

15 KEADAAN-KEADAAN YANG MENSYARATKAN DIGUNAKANNYA ALAT PELINDUNG JATUH DAN LANYARDS Di semua stage, float dan jenis perancah menggantung lainnya. Di perancah dengan decking atau guardrail yang tidak lengkap Di atap yang landai Dalam 2 (dua) meter dari pinggir lantai atau atap dimana tidak terdapat guardrail atau susuran tali kawat. Ketika melepaskan plank lantai, cover lubang, grating, dan sebagainya dari panel terakhir di lantai sementara di ketinggian.

16 KEADAAN-KEADAAN YANG MENSYARATKAN DIGUNAKANNYA ALAT PELINDUNG JATUH DAN LANYARDS Di lokasi ketinggian 2 (dua) meter atau lebih dimana tidak terdapat alat pelindung jatuh lainnya. Ketika ada bahaya jatuh mengancam di lokasi kerja di ketinggian. Di area-area ketinggian yang terpapar oleh baja penguat yang menonjol dan tidak terlindung di bawah area kerja. Ketika terpapar oleh bahaya jatuh ke dalam peralatan yang berbahaya di bawah area kerja.

17 KEBIJAKAN PENCEGAH JATUH Alat pelindung jatuh harus selalu dipakai oleh karyawan apabila resiko cedera karena jatuh tidak dapat dihilangkan. Alat pelindung jatuh harus dipakai oleh karyawan yang bekerja lebih dari 2 meter di atas permukaan lantai dan berada diluar platform dan handrail pengaman. Ini juga berlaku untuk karyawan yang bekerja di ketinggian dengan man box dan platform peralatan mesin yang bergerak.

18 KEBIJAKAN PENCEGAH JATUH Lifeline horisontal harus dirancang, dipasang dan digunakan di bawah pengawasan orang yang ahli di bidangnya dan memiliki faktor safety 2 (dua). Lifeline harus dilindungi dari resiko putus atau tergores. Rope dan strap (webbing) yang digunakan di lanyard, lifeline dan komponen-komponen kekuatan body harness dan belt harus terbuat dari bahan fiber sintetis.

19 DEFINISI ALAT PELINDUNG JATUH Safety Harness Alat pelindung jatuh yang dipakai melingkari batang tubuh dan selangkang kaki sehingga dapat melindungi pemakaianya dari kemungkinan cedera karena jatuh. Safety Belt - Alat pelindung jatuh yang dipakai melingkari pinggang.

20 DEFINISI ALAT PELINDUNG JATUH Lanyard Tali yang sesuai untuk menopang satu orang, dimana salah satu ujungnya diikatkan pada safety harness dan ujung lainnya diikatkan pada benda, struktur atau tali yang tidak bergerak. Lifeline Tali yang digantung secara vertikal, dimana salah satu ujungnya diikatkan pada benda atau struktur, sehinnga mampu menahan minimal 2700 kg beban mati, dan ujung lainnya diikatkan pada lanyard atau safety harness.

21 Pencegah Jatuh 3 macam Sistem Pencegah Jatuh Peralatan Pengatur Posisi Orang Peralatan Pencegah Jatuh Peralatan Pencegah Jatuh digunakan saat kegiatan panjat

22 Pencegah Jatuh Sistem Pencegah Jatuh dengan kelengkapannya Tempat cantolan Harnes Pelindung Tubuh Tali/kawat bentangan Kerekan Perangkat Penahan Hentakan

23 Pencegah Jatuh Peralatan Pengatur Posisi Orang Dipergunakan untuk mencegah Jatuh dengan cara memberi support pekerja pada posisi yang diperlukan Perangkat untuk Petugas Pembersih kaca Tali pinggang Pemanjat tiang dan sangkutan untuk tiang

24 Pencegah Jatuh 3 macam Perangkat Pencegah Jatuh Pengaturan disertai Body Harness, Perangkat Penahan Hentakan dan Tempat cantolan Kerekan Perangkat kerekan penurunan / pengangkatan

25 Pencegah Jatuh Peralatan Pencegah Jatuh digunakan saat kegiatan memanjat tangga

26 Pencegah Jatuh Apa yang terjadi saat anda terjatuh? Tenaga apa yang ada? Bagaimana Sistem Pencegah Jatuh bekerja?

27 Pencegah Jatuh Sistem penahan hentakan membantu meredam tenaga dari peralatan pencegah jatuh Harnes pelindung tubuh membagi tenaga pada daerah tubuh yang dilindungi oleh tulang

28 Pencegah Jatuh Selalu gunakan alat yang tepat untuk pekerjaan Ikuti instruksi pabrik pembuatan Gunakan perangkat penahan hentakan dengan pola yang benar dari harness pelindung

29 Pencegah Jatuh Pemeriksaan harnes anda

30 Pencegah Jatuh Peralatan pencegah jatuh dimana resiko jatuh dengan jarak kurang dari 6m harus dilengkapi Lanyard biasa.

31 Pencegah Jatuh Secara suka rela diantara peserta bisa bantu untuk melihatkan penggunaan harness?

32 Pencegah Jatuh Perangkat pencegah jatuh untuk kerja lebih dari 6m menggunakan 2 lanyard dihubungkan ke satu peredam yang dihubungkan ke ring D dari harness tersebut.

33 Pencegah Jatuh Tali lanyard Fungsi Pemeriksaan sebelum penggunaan

34 Pencegah Jatuh Apa itu tempat cantolan? Bagaiamana memilih tempat cantolan yang sesuai? Bagaimana pencantelannya

35 Pencegah Jatuh Lanyard Tali Tergulung sendiri/ Tali Lifelines - SLR (contoh SALA Mini Block) SLR adalah komponen dari sistem pencegah jatuh individu. Dipergunakan untuk mobilitas pekerja SLR adalah bagian dari kelengkapan sistem peralatan pencegah jatuh individu. Titik pencantelan harus diusahakan berada dibagian atas bila memungkin

36 Pencegah Jatuh Harua ada jarak bebas cukup dbawahnya SRL dirancang untuk dipergunakan dengan kombinasi berat tidak lebih dari 140kg

37 Pencegah Jatuh SLR diperlukan bila bekerja di ketinggian diatas 6m karena penahan kejut standar tidak akan bisa mencegah pekerja dari keadaa jatuh bebas terhempas kebawah atau benda lain pada jarak jatuh bebas tadi.

38 Pencegah Jatuh SLR digunakan dengan cara berikut: Bagian kait terbuat dari besi stainless steel pada bagian atas dar mini block dicantelkan pada ring Ddari full body harness dengan menggunakan penyambung karabiner besar (hook).

39

40 Pencegah Jatuh Saat anda memilih tempat mencantolkan, ikuti aturan jarak jatuh bebas, jarak hentakan dari peralatan anda dan jarak regangan tali bentangan anda

41 Pencegah Jatuh Saat menyangkutkan tali lanyard pada temat yang aman, pikirkan faktor-faktor berikut:

42 Pencegah Jatuh Konektor cantolan Sling webbing yang lunak Braket Cincin Collar Baut bermata

43 Pencegah Jatuh Jangan gunakan tempat-tempat ini sebagai posisi cantolan Anak tangga Konduit listrik Tiang pagar Klem bentuk C Bagian ujung yang menonjol Pipa Tonjolan baut Antena Pinggiran dari IBeam

44 Pencegah Jatuh Snap Hooks: Locking Non-Locking

45 Pencegah Jatuh Untuk diingat: Snap-hooks digunakan untuk perangkat keras yang dirancang untuk itu Semua bagian dari sistem tersebut harus berkerja secara benar dengan sesamanya Peralatan pencegah jatuh hanya digunakan untuk proteksi pekerja terjatuh

46 Pencegah Jatuh Carabiner:

47 Pencegah Jatuh Tempat yang perlu diingat saat mengkat atau mencantolkan

48 Pencegah Jatuh Untuk mencegah meluncur atau terlepas snaphook anda secara tiba-tiba, jangan sekali-kali menyambung snaphook dengan cara-cara ini kecuali hal ini dapat mengunci snaphook!

49 Pencegah Jatuh Penggunaan Tali Bentangan Pemasangan secara horizontal/ mendatar

50 Pencegah Jatuh Hati-hati Acunan Saat Jatuh

51 Pencegah Jatuh Untuk mencegah ayunan saat jatuh: Lanyard tersangkut tegak lurus Tempat sangkutan langsung di posisi atas Tidak terbentuk sudut pada lanyard Posisi penyambung/ konektor

52 Pencegah Jatuh Periksa peralatan untuk mengetahui adanya sobek, kerusakan, adanya gangguan Periksa peralatan untuk mengetahui adanya sobek, kerusakan, adanya gangguan Periksa untuk mengetahui rusak bakar, asam kimia dan pengkaratan Perangkat keras harus bebas dari keretakan, pinggiran yang tajam Snap hook tertutup dan terkunci kuat

53 Pencegah Jatuh Apabila seorang pekerja benar-benar jatuh (setelah dilakukannya tindakan pencegahan yang memungkinkan dilakukan), lalu bagaimana dia bisa jatuh?

54 Pencegah Jatuh Program Penyelamatan (Sistem Penyelamatan Perusahaan untuk pekerjaan itu sendiri harus direncanakan).

55 Pencegah Jatuh Bila terjatuh: Dalam keaaan darurat, yang terpenting adalah meminta bantuan! Nomor panggilan darurat adalah Saluran radio darurat adalah

56 Pencegah Jatuh Bila sudah meminta bantuan, apa lagi yang harus dilakukan? Pencegah Jatuh Komunikasi

57 Pencegah Jatuh Bahaya Jatuh Robah Posisi Ambil Alih Tanggung jawab Material Penutup yang sesuai Lantai dan dinding terbuka Pagar pelindung Jalur dan tangga Obat-obatan

58 Pencegah Jatuh Bahaya Jatuh

59 Pencegah Jatuh Tempat Kerja yang Dinaikan Perancah Pagar Tali penahan Rute jalan masuk dan keluar Papan pelindung barang perancah Tangga Penerangan jatuh pd

60 Pencegah Jatuh Pedoman Umum Perencanaan Pelindung Kaki dan Permukaan lantai Bekerja Diatas Air Penggunaan beam dan papa Tali statis sementara

61 Pencegah Jatuh Bahaya Lingkungan Cuaca Faktor lepas pantai Kondisi yang ekstrim

62 Pencegah Jatuh Mengapa orang-orang ini tidak dilindungi dari jatuh? Apakah ini OK?

63 Alat keselamatan Full Body Harness harus dipakai apabila: Bekerja diatas ketinggian 1,8 meter dan lebih Bekerja dengan panggung kerja bergerak / keranjang kerja Tidak ada alat pencegah jatuh yang lain tersedia. Operator crane tidak boleh mengangkat dalam posisi orang belum aman

64 CONTOH PENGGUNAN FULL BODY HARNESS

65 Pemeriksaan alat keselamatan Test kemampuan.

66 Simpanlah alat-alat pencegah jatuh dengan baik. Periksa alat pencegah jatuh jika pernah terkena sentakan berat yang tiba-tiba.

67 DAFTAR PERIKSA (CHECKLIST) Peralatan Pelindung Jatuh (Personal) HAL-HAL YANG HARUS DIINSPEKSI DAN DIPERIKSA: Apakah jahitan kuat dan tidak kusut atau lepas? Is the stitching secure and not unraveling Apakah gesper (timang) masih utuh dan tidak rusak, pecah, cacat atau berkarat? Are the buckles intact and not damaged, broken, deformed or corroded Apakah D-ring dan hook bebas dari distorsi, aus, pecah atau berkarat? Are D-rings and hooks free from distortion, wear points, cracks or corrosion? Apakah paku keling masih utuh dan tidak longgar? Are the rivets intact and not loose? Tali selempang dan sabuk tidak boleh terpotong, terbakar atau terlihat aus yang berlebihan Straps and webbing must not be cut, frayed, burned or show excessive wear Lanyard dan lifeline tidak boleh terlihat aus, terpotong atau tenunan terurai Lanyards and lifelines must not show signs of wear, cuts or be frayed Semua alat pelindung jatuh harus memiliki label yang dapat terbaca All fall protective equipment must have a legible label Semua alat pelindung jatuh harus diberi nomor All fall protective equipment must be numbered NOTE: Jika harness atau sabuk pengaman pernah digunakan untuk mengangkat barang, peralatan tidak boleh digunakan dan dibuang secara benar. Any service loading will automatically render the equipment null and void and must be discarded and disposed properly.

68 Safe Practice untuk bekerja di atap.

69 Penerangan yang cukup ketika : bekerja pd malam hari bekerja di dlm ruang tertutup. Penyakit atau takut bekerja di ketinggian.

70 Kondisi cuaca yang berlawanan. Structural beams di bawah 20 lebar flangenya.

71 Papan tunggal tidak boleh digunakan untuk jalan masuk atau keluar bekerja di flatform. Sepatu boot harus dalam kondisi baik.

72 Bekerja di pinggiran terbuka di atas air harus pakai baju pelampung

73 SCAFFOLDING Adalah bangunan pelataran (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahanbahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran. (Permenaker No.01 Thn. 1980).

74 STRUKTUR SCAFFOLD PIPA BAJA

75 SCAFFOLD BEBAS (INDEPENDENT SCAFFOLD)

76 SCAFFOLD BERGERAK (MOBILE SCAFFOLD)

77 SCAFFOLD PERSEGI (BIRDCAGE SCAFFOLD)

78 Hanya orang yang disetujui Perancah hanya boleh diubah dan dibuka oleh orang yang sudah terlatih.

79 HINDARI BAHAYA-BAHAYA SEPERTI INI

80 HINDARI CARA KERJA DEMIKIAN!!!!

81 PENGGUNAAN SCAFFOLDING NO! NO! NO! NO! YES

82 ACCESS/ JALAN MASUK LADDER LONG ENOUGH MUCH SAFER, ISN T IT? FIRM FOOTING

83 SCAFFTAG Erection and Inspection Tag Scafftag berwarna hijau dengan tulisan Scaffolding Aman untuk Digunakan

84 SCAFFTAG Scafftag Prohibition Notice Scafftag berwarna merah dengan tulisan Jangan Gunakan Scaffolding

85 TANGGA - JENIS Tangga yang digunakan di lingkungan operasi kerja perusahaan terdiri dari: Tangga tegak (standing ladder) Tangga galah (pole ladder) Tangga yang dapat di panjangkan (extension ladder)

86 TANGGA BAHAN/ MATERIAL Tangga yang digunakan di lingkungan operasi kerja perusahaan terbuat dari bahan/ material: Tangga bahan kayu dengan spesifikasi grade 1 Tangga bahan baja galvanis (galvanised steel) Tangga bahan alumunium Rating beban (duty Tipe tangga (ladder rating) grade) Beban extra berat Beban kerja (working load) (lbs) IA 300 Beban berat I 250 Beban medium II 225 Beban ringan III 200

87 PENGGUNAAN TANGGA YANG AMAN Tangga harus dalam keadaan baik, cukup kuat untuk digunakan dan selalu diperiksa terhadap kerusakan, bagian yang hilang atau cacat Tidak boleh menutupi kerusakan atau cacat pada tangga dengan cara mengecat atau dengan cara lainnya.

88 CONTOH KERUSAKAN TANGGA Susuran tangga (side rail) rusak atau sobek Anak tangga (rung) hilang atau rusak Baut engsel (hinge) penyok atau hilang

89 ATURAN SEDERHANA UNTUK MENEMPATKAN TANGGA Meletakkan dasar tangga dari dinding pada jarak ¼ panjang tangga ke titik tumpu atas (rasio 4 : 1 untuk setiap 4 meter ketinggian, bagian dasarnya ditempatkan 1 meter menjauh dari dinding) Setiap ujung anak tangga harus dipanjangkan sekurangnya 900 mm (3 kaki) di atas dek atau bagian atap

90 ATURAN SEDERHANA UNTUK MENEMPATKAN TANGGA Saat menggunakan tangga, tidak boleh dipanjat oleh lebih dari satu orang bersamaan, kecuali didesain untuk dapat mendukung lebih dari satu orang Pengguna tangga harus memanjat dan bekerja dengan badan yang didekatkan dengan bagian tangga, tidak diperbolehkan badannya bergeser ke samping keluar tangga dan melangkah atau berdiri pada anak tangga yang paling atas Pada saat bergerak naik atau turun, personil harus menghadap ke tangga dan menjaga agar tangga dipegang dengan kuat

91 HINDARI PENGGUNAAN TANGGA SBB. Sudut penempatan tangga yang tidak benar Tangga tidak diikat pada bagian atas Kaki-kaki tangga tidak ditempatkan di tempat yang aman Ujung atas tangga tidak dipanjangkan ± 1 meter di atas dek kerja Anak tangga yang rusak atau hilang Tidak bekerja pada posisi anak tangga paling atas

92 HAL-HAL YANG HARUS DIINSPEKSI DAN DIPERIKSA TANGGAL PORTABEL Apakah anak-tangga (rung) atau undakan (step) longgar atau rusak? Apakah paku, sekrup atau bagian logam lain longgar? Apakah bagian tangga yang tegak (uprights) dan penguat (brace) retak, terbelah atau patah? Apakah bagian dasar (base) yang berupa bahan anti terpeleset rusak atau aus? Apakah penahan (stop) pada hinge spreaders dalam kondisi baik? Apakah engsel (hinge) longgar? Apakah pengunci extension longgar, rusak atau hilang? Apakah tangga tidak disimpan secara benar?

93 Penggunaan Tangga - Umum Bagaimana jika saya menggunakan tangga? Sudut yang terbentuk Aman kedudukannya Terikat Kelebihan tangga Tangga kayu/ baja Pemeriksaan

1. Mengenal dan memahami standar dan prosedur serta prinsip-prinsip dasar bekerja di ketinggian. 2. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko untuk

1. Mengenal dan memahami standar dan prosedur serta prinsip-prinsip dasar bekerja di ketinggian. 2. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko untuk 1. Mengenal dan memahami standar dan prosedur serta prinsip-prinsip dasar bekerja di ketinggian. 2. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko untuk bekerja di ketinggian. 3. Mengerti bahaya bekerja di

Lebih terperinci

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian A. Pendahuluan Seseorang yang bekerja di ketinggian sekitar 1.8 meter atau lebih termasuk aktivitas Bekerja di Ketinggian. Bekerja di Ketinggian merupakan aktivitas

Lebih terperinci

Height Safety Lifting Load Control

Height Safety Lifting Load Control 01 Safety Height Safety Lifting Load Control Management SpanSet di Dunia 1 9 8 2 Company Profile SpanSet adalah sebuah nama yang sangat terkenal dalam bidang peralatan Sistem Pengaman Bekerja di Ketinggian

Lebih terperinci

JENIS PERANCAH JENIS PERANCAH MODUL 5 MODUL 5

JENIS PERANCAH JENIS PERANCAH MODUL 5 MODUL 5 1 2 Perancah Frame Fabricated frame scaffold (tubular-welded frame scaffold) 3 4 5 Two point adjustable suspension scaffold 6 7 8 9 10 SCAFFLDING SELECTION 11 Scaffolding Options 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Independent

Lebih terperinci

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Beton Gedung Semester IV Tahun Ajaran 2015 Dibuat oleh : KELOMPOK 6 Deasy Monica Parhastuti 131111003 Gani Adnan Sastrajaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan bangunan besar lainnya (Wikipedia). Perancah merupakan konstruksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan bangunan besar lainnya (Wikipedia). Perancah merupakan konstruksi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perancah Perancah merupakan suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan besar lainnya

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Daftar Isi

Kata Pengantar. Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Oiltanking berkomitmen untuk menjalankan semua kegiatan usaha dengan cara yang aman dan efisien. Tujuan kami adalah untuk mencegah semua kecelakaan, cidera dan penyakit akibat

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PERLINDUNGAN JATUH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISA SISTEM PERLINDUNGAN JATUH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISA SISTEM PERLINDUNGAN JATUH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Lucki Krisdianto 1, Tjia Xian Wen 2, Andi 3 ABSTRAK: Pembangunan konstruksi high rise building bukan hanya memberikan manfaat bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran. Persyaratan persyaratan suatu konstruksi acuan perancah adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran. Persyaratan persyaratan suatu konstruksi acuan perancah adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Scaffolding Menurut Permenaker & trans No.PER-01/MEN/1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi bangunan, Perancah (scaffolding) ialah bangunan pelataran

Lebih terperinci

JOB SAFETY ANALYSIS JOB DESCRIPTION Menggunakan (Memasang Melepas) Scaffolding (Perancah)

JOB SAFETY ANALYSIS JOB DESCRIPTION Menggunakan (Memasang Melepas) Scaffolding (Perancah) No. Pekerjaan Resiko Tindakan Pencegahan 1. Pemeriksaan kondisi tiang perancah 1.1 Terjepit 1.2 Kejatuhan perancah 1.3 Perancah rusak 1.4 Tergores 1.1.1.Pastikan bahwa perancah yang akan dipakai adalahp

Lebih terperinci

K3 KERJA DIKETINGGIAN Oleh: Ramadin Wahono Subekti

K3 KERJA DIKETINGGIAN Oleh: Ramadin Wahono Subekti K3 KERJA DIKETINGGIAN Oleh: Ramadin Wahono Subekti PENDAHULUAN Globalisasi disegala aktifitas pekerjaan manusia menuntut tersedianya prasarana dan sarana kerja yang dapat menjamin lancarnya suatu pekerjaan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

Modul 08- Program Penanganan Manual dan Mekanik

Modul 08- Program Penanganan Manual dan Mekanik Orientasi Chevron OE/HES untuk FDT Modul 08- Program Penanganan Manual dan Mekanik Chevron 2005 DOC ID Tujuan Modul Memami bahaya dan aturan Keselamatan Penanganan Manual Memahami bahaya dan aturan Keselamatan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.386, 2016 KEMENAKER. Pekerjaan pada Ketinggian. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016

Lebih terperinci

2. Pengoperasian Cam-lock

2. Pengoperasian Cam-lock Daftar isi 1. Kata pengantar. 2. Pengoperasian Cam-lock.. 3. Pencegahan Kebocoran Uap Air. 4. Panel Cold Storage Dengan Panel Atap & Lantai 5. Memasangan Lantai Panel Cold Storage. 6. Memasang Wall Panel

Lebih terperinci

Lifting and moving equipment safety Session Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

Lifting and moving equipment safety Session Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM Lifting and moving equipment safety Session - 05 Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM Petunjuk Keamanan Crane Jangan berada di belakang atau sekitar daerah swing crane Gunakan tali fibre kering untuk mengangkat

Lebih terperinci

Prosedur Pemasangan dan Pembongkaran Scaffolding December 18, 2014 Armein Hutagaol Procedure 1 Comment

Prosedur Pemasangan dan Pembongkaran Scaffolding December 18, 2014 Armein Hutagaol Procedure 1 Comment Prosedur Pemasangan dan Pembongkaran Scaffolding December 18, 2014 Armein Hutagaol Procedure 1 Comment Semua sistem perancah (Scaffolding) harus diperiksa oleh HSE inspektur sebelum digunakan di tempat

Lebih terperinci

BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP

BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP Pasal 1 : Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan 1. Bentuk kuda-kuda baja ringan baik bentang, tinggi dan kemiringanya sesuai dengan Gambar Bestek. 2. Kuda-kuda dirakit/dipasang

Lebih terperinci

Buku Pelajaran untuk Pekerja Orang Asing

Buku Pelajaran untuk Pekerja Orang Asing Buku Pelajaran untuk Pekerja Orang Asing Daftar Isi Ⅰ Manajemen Umum 1 Ⅰ-1.Pakaian Kerja 1 Ⅰ-2.Rapih dan Teratur 2 Ⅰ-3.Jalur Aman 3 Ⅰ-4.Kantor dan Tempat Istirahat 4 Ⅰ-5.Tempat Tinggal 5 Ⅰ-6.Peralatan

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah STRUKTUR BAJA 4.4.1 Fabrikasi komponen struktur baja a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil 2) Baja pelat atau baja pilah b. Melaksanakan fabrikasi komponen struktur baja 1) Penandaan atau

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Untuk mendapat data di dalam penelitian ini digunakan teknik pengamatan langsung, wawancara dan meminta data data dari proyek. Tolok ukur dalam penelitian

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning

Lebih terperinci

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M Alat Pemotong Berbentuk Jari Manual 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk memotong material belt termoplastik. PERINGATAN Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK

Lebih terperinci

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder 1 PEKERJAAN JEMBATAN (Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan 1. Tipe Jembatan a) Jembatan Pelat Beton Berongga b) Jembatan Pelat c) Jembatan Girder d) Jembatan Beton Balok T e) Jembatan

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah Nomor Modul SBW 07 Judul Modul TEKNIK PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN BEKISTING DAN PERANCAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu

Lebih terperinci

K3 BEKERJA PADA KETINGGIAN & AKSES TALI [DTG1B2] K3 & Hukum Tenaga Kerja

K3 BEKERJA PADA KETINGGIAN & AKSES TALI [DTG1B2] K3 & Hukum Tenaga Kerja K3 BEKERJA PADA KETINGGIAN & AKSES TALI [DTG1B2] K3 & Hukum Tenaga Kerja DEFINISI Berdasarkan Surkep No.45 Bekerja pada ketinggian (working at height) Pekerjaan yang membutuhkan pergerakan tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI Pasal 1 : Material Plafond 1. Material utama plafond adalah GYPSUM BOARD 9 MM DAN ACRILYC 5 MM dengan ukuran panel standard adalah 1220 mm x 2440 mm. 2. Material

Lebih terperinci

PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN http//: www.salmanisaleh.wordpress.com A. STANDAR KOMPETENSI Melaksanakan pekerjaan konstruksi baja ringan. B. KOMPETENSI DASAR Melaksanakan pekerjaan pemasangan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIK KOMPOR GAS BAHAN BAKAR LPG SATU TUNGKU DENGAN SISTEM PEMANTIK MEKANIK KHUSUS UNTUK USAHA MIKRO

SPESIFIKASI TEKNIK KOMPOR GAS BAHAN BAKAR LPG SATU TUNGKU DENGAN SISTEM PEMANTIK MEKANIK KHUSUS UNTUK USAHA MIKRO LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 56/M-IND/PER/5/2009 TANGGAL : 28 Mei 2009 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated. MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DIREKTORAT PEMBEKALAN ANGKUTAN SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : 20-251 I. BAHAN. 1. Kain filament polyester 100% double side coated. a. Lebar kain,cm (inchi)

Lebih terperinci

PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk MEMOTONG material sabuk termoplastik. Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK AMAN dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN BENAR NO. KODE : INA.5230.223.23.01.07

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi.

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi. BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS 7.1. Definisi dan Fungsi Belt Truss Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi. Penggunaan belt truss berfungsi mengikat

Lebih terperinci

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA 1. Umum Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada empat metode, yaitu metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta metode sistem

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH...

UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan Proyek Aeropolis Lucent Tower BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Tinjauan Umum Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan ketinggian 8 lantai pada lahan seluas 3500 m 2. Struktur

Lebih terperinci

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI Kementerian Pekerjaan Umum 1 KERUSAKAN 501 Pengendapan/Pendangkalan Pengendapan atau pendangkalan : Alur sungai menjadi sempit maka dapat mengakibatkan terjadinya afflux

Lebih terperinci

Personal Protective Equipments (PPE)

Personal Protective Equipments (PPE) Personal Protective Equipments (PPE) Definisi Alat Pelindung Diri Personal Protective Equipments (PPE) Alat Pelindung Diri (APD) dalam susunan sistem pengendalian bahaya ditempat kerja merupakan bagian

Lebih terperinci

PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA

PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA A. PEMAHAMAN GAMBAR KERJA Konsep pemahaman gambar-gambar Baja / Gambar Pelaksanaan sebelum masuk bengkel seperti denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

Konveyor check in adalah interface antara penumpang dan sistem penanganan bagasi. Konveyor ini didesain untuk menjamin kapasitas loading yang mudah.

Konveyor check in adalah interface antara penumpang dan sistem penanganan bagasi. Konveyor ini didesain untuk menjamin kapasitas loading yang mudah. Check-in Pendahuluan check in adalah interface antara penumpang dan sistem penanganan bagasi. ini didesain untuk menjamin kapasitas loading yang mudah. check in bisa dipasok dalam satu, dua, tiga atau

Lebih terperinci

KONSTRUKSI TANGGA. Minggu X

KONSTRUKSI TANGGA. Minggu X KONSTRUKSI TANGGA Minggu X 1. CAKUPAN ISI - Fungsi, jenis, persyaratan dan bahan tangga - Konstruksi tangga dan hubungannya dengan elemen lainnya 2. TUJUAN PEMBELAJARAN (Learning Outcome) Memahami fungsi,

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang dibangun dengan mempertimbangkan beberapa hal. Diantaranya adalah meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

No Uraian Kerja Hazard/Bahaya Risk/Resiko Risk Assessment Recommendation Action Result Act

No Uraian Kerja Hazard/Bahaya Risk/Resiko Risk Assessment Recommendation Action Result Act No Uraian Kerja Hazard/Bahaya Risk/Resiko Risk Assessment Recommendation Action Result Act LOADING UNLOADING MATERIAL 1 Menurunkan manual Material/Equipm ent dari mobil bergerak COLUMN 2 Instal Rebar/angkur

Lebih terperinci

luas lantai bangunan dikalikan satuan harga per m2 nya. Satuan harga bangunan

luas lantai bangunan dikalikan satuan harga per m2 nya. Satuan harga bangunan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perhitungan rencana anggaran biaya diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi, sehingga diperoleh biaya total yang diperlukan

Lebih terperinci

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan SUTT/SUTET Dan ROW Saluran Transmisi Tenaga Listrik A. Saluran Udara B. Saluran Kabel C. Saluran dengan Isolasi Gas Macam Saluran Udara Tegangan Tinggi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kv Saluran

Lebih terperinci

Construction Safety. Dosen Pengampu Mata Kuliah. Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

Construction Safety. Dosen Pengampu Mata Kuliah. Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM Construction Safety Dosen Pengampu Mata Kuliah Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM What Is A Scaffold? Platform kerja sementara untuk bekerja di ketinggian yang digunakan untuk mendukung alat, pekerja dan material

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang...

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... DAFTAR ISI halaman LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Pertanyaan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

Rem Kantilever. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman

Rem Kantilever. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman (Bahasa Indonesia) DM-RCBR001-00 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Rem Kantilever BR-CX70 BR-CX50 BL-4700 BL-4600 BL-R780 BL-R3000 ST-7900 ST-6700 ST-5700

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" LIFTING JACK TIANG PANCANG LIFTING

Lebih terperinci

MODUL III BAJA RINGAN

MODUL III BAJA RINGAN MODUL III BAJA RINGAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN TAHAN GEMPA A. STANDAR KOMPETENSI Melaksanakan pekerjaan konstruksi baja ringan tahan gempa. B. KOMPETENSI DASAR Melaksanakan

Lebih terperinci

by: Moh. Samsul Hadi

by: Moh. Samsul Hadi by: Moh. Samsul Hadi - 6507. 040. 008 - BAB I Latar Belakang PT. Unilever Indonesia (ULI) Rungkut difokuskan untuk produksi sabun batangan, deo dan pasta gigi PT. ULI Rungkut mempunyai 2 pabrik produksi,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit) Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit) Pertanyaan : 1. Apakah RSUP H Adam Malik mempunyai

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab IV Analisis dan Pembahasan 4.1 Pendahuluan Pada bab ini akan memaparkan tahapan pelaksanaan pekerjaan kolom precast dan konvensional, dan membandingkan biaya dan waktu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 16

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 16 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 2 1.2. Penjelasan Modul... 2 1.2.1. Desain Modul... 3 1.2.2. Isi Modul... 3 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 4 1.3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya. Dalam

Lebih terperinci

BASIC OF SCAFFOLDING

BASIC OF SCAFFOLDING BASIC OF SCAFFOLDING A. GENERAL INFORMATION International standard: 1. BS 1139 1990 : Metal Scaffolding & Accessories 2. ANSI A10.8 1988 : Scaffolding Safety Requirements 3. BS EN 74 1 1998 : Scaffolding

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa Buletin 70 Teknik Pertanian Vol. 15, No. 2, 2010: 70-74 R. Bambang Djajasukmana: Teknik pembuatan alat pengupas kulit lada tipe piringan TEKNIK PEMBUATAN ALAT PENGUPAS KULIT LADA TIPE PIRINGAN R. Bambang

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah Nomor Modul SBW 04 Judul Modul KONSTRUKSI BEKISTING DAN PERANCAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bagian-bagian Utama Pada Truck Crane a) Kabin Operator Seperti yang telah kita ketahui pada crane jenis ini memiliki dua buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Melaksanakan Pekerjaan Struktur 1.2 Kode Unit F.45xxx.005.02 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN..

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN.. DAFTAR ISI 01. LINGKUP PEKERJAAN.. 127 02. BAHAN - BAHAN.. 127 03. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN...... 127 PT. Jasa Ferrie Pratama 126 01. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Tahap ini meliputi: 1. Survei pendahuluan lokasi untuk mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR PLAT LIPAT AZRATIH HAIRUN FRILYA YOLANDA EFRIDA UMBU NDAKULARAK AGRIAN RIZKY RINTO HARI MOHAMMAD GIFARI A. PENGERTIAN STRUKTUR PLAT LIPAT Pelat adalah struktur

Lebih terperinci

Panduan Dealer Rantai (11-kecepatan)

Panduan Dealer Rantai (11-kecepatan) (Bahasa Indonesia) DM-CN0001-05 Panduan Dealer Rantai (11-kecepatan) CN-9000 CN-6800 CN-HG901-11 CN-HG900-11 CN-HG701-11 CN-HG700-11 CN-HG601-11 CN-HG600-11 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3 UNTUK MENJAGA

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. KONE MiniSpace TM KONE Minispace TM adalah lift dengan pengimbang menggunakan EcoDisc, motor sinkronisasi tanpa perseneling yang digerakkan oleh suatu penggerak frekuensi variable.

Lebih terperinci

Alat pengangkat baterai tegangan tinggi untuk PHEV (F30 BMW)

Alat pengangkat baterai tegangan tinggi untuk PHEV (F30 BMW) Alat pengangkat baterai tegangan tinggi untuk PHEV (F30 BMW) Sebelum alat pengangkat beban ini pertama kali dipakai harap membaca pedoman pemakaian ini dengan saksama. Anda akan memperoleh petunjuk penting

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecelakaan kerja yang menimpa pekerja disebuah proyek. konstruksi bisa terjadi karena faktor tindakan manusia itu sendiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecelakaan kerja yang menimpa pekerja disebuah proyek. konstruksi bisa terjadi karena faktor tindakan manusia itu sendiri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja yang menimpa pekerja disebuah proyek konstruksi bisa terjadi karena faktor tindakan manusia itu sendiri atau kondisi tempat bekerjanya

Lebih terperinci

Lifting and moving equipment safety Session 07. Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

Lifting and moving equipment safety Session 07. Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM Lifting and moving equipment safety Session 07 Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM Definisi Lifting Study adalah sebuah rencana pengangkatan yang komprehensip mulai dari prosedur, gambar dan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL 7.1. Uraian umum. Pada setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Keselamatan Kerja Menurut modul dasar-dasar K3 tahun 2005, Keselamatan kerja adalah suatu ilmu dan teknologi yang terdiri dari metode-metode yang diterapkan dengan tujuan mencapai

Lebih terperinci

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN 4.1. Pekerjaan Struktur Pekerjaan struktur adalah satu pekerjaan tetapi dalam kenyataannya merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION) 1. KAPAN DIGUNAKAN Prosedur ini berlaku pada saat melakukan pekerjaan menggunakan chainsaw 2. TUJUAN Prosedur ini memberikan petunjuk penggunaan chainsaw secara aman dalam melakukan pekerjaan dimana chainsaw

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT 7.1 Uraian Umum Dalam konstruksi bangunan bertingkat seperti halnya pada Proyek Puri Mansion Apartment

Lebih terperinci