Construction Safety. Dosen Pengampu Mata Kuliah. Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Construction Safety. Dosen Pengampu Mata Kuliah. Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM"

Transkripsi

1 Construction Safety Dosen Pengampu Mata Kuliah Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

2 What Is A Scaffold? Platform kerja sementara untuk bekerja di ketinggian yang digunakan untuk mendukung alat, pekerja dan material selama pekerjaan berlangsung. Tiga tipe scaffolding / perancah: Supported scaffolds : Platform yang didukung oleh batang pipa kaku yang berfungsi sebagai perata beban, seperti: standard, ledger,transom dsb. Suspended scaffolds : Platform kerja yang didukung oleh tali/sling. Aerial Lifts : Platform kerja yang didukung oleh suatu alat tertentu.

3 Beberapa jenis scaffolds berdasarkan jenis perangkat yang digunakan: Frame scaffolds (Scaffold rangka) Praktis dan serbaguna. Ekonomis. Memiliki kekuatan yang memadai. Mudah digunakan.

4 Tube and coupler scaffolds (Scaffold batang-batang pipa) Diperlukan tenaga terampil khusus scaffolding untuk mendirikan dan membongkar scaffolding Kuat Dapat dirakit dalam berbagai bentuk dan arah sesuai tujuan. Sulit dirikan terutama bagi pekerja yang tidak terampil dalam penggunaan scaffolding tube and coupler.

5 Mobile scaffolds (Scaffold bergerak) Mudah dipindahkan. Cocok digunakan untuk pekerjaan yang berpindah-pindah. Memiliki keterbatasan kekuatan dan ketinggian. Hanya dapat digunakan pada permukaan yang rata dan datar.

6 Mast-climbing scaffolds Cepat dirakit. Dapat digunakan dalam konfigurasi tunggal atau jamak. Tidak cocok bila struktur mengalami perubahan ketinggian.

7 Scaffold kayu/bambu Terbuat dari bahan kayu atau bambu. Sulit digunakan ulang. Tidak kuat dan mudah patah. Ketinggalan zaman.

8 BAHAYA Bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan mendirikan/membongkar scaffolding : Falls from elevation Jatuh Tergelincir, platform kerja tidak memadai dan tidak menggunakan alat pelindung jatuh. Struck by - Tertimpa Tertimpa benda jatuh. Electrocution Tersengat Listrik Aliran listrik Scaffold collapse Runtuh Scaffolding tidak stabil Bad planking Platform tidak stabil Platform kerja tidak memadai

9 BAHAYA JATUH Bahaya terjatuh disebabkan : Ketika menaiki / menurun tangga/scaffolding. Bekerja pada platform scaffolding yang tidak dilengkapi pelindung jatuh. Apabila papan injak scaffolding tidak berfungsi.

10 Pelindung Jatuh Dari Ketinggian Jika seseorang bekerja di atas ketinggian lebih dari atau sama dengan 1,8 meter harus menggunakan: Hand rail dan / atau Personal Fall Arrest Systems (Alat Pelindung Jatuh)

11 Topik 1: Scaffold Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah prioritas utama. Bila scaffolding didirikan dengan buruk, maka akan sangat berbahaya. Bahaya bisa disebabkan oleh: Posisi dan stabilitas scaffolding. Gangguan lalu lintas. Stabilitas penopang dan landasan scaffolding. Penggunaan komponen yang berbeda pabrik dan spesifikasi. Berat beban yang membebani. Pelaksanaan mendirikan dan membongkar scaffolding.

12 Sistem Peralatan Pelindung Jatuh Personal Fall Arrest Systems (PFAS) Pekerja scaffold harus terlatih dalam menggunakan Sistem Peralatan Pelindung Jatuh: penjangkaran (anchorage), lifeline dan body harness.

13 Pemakaian Alat Pelindung Jatuh Digunakan Fall Arrest System pada suspension scaffold (Scaffold Gantung); Digunakan Fall arest System bila perlengkapan pada scaffold tidak memadai; Pekerja yang mendirikan / membongkar scaffold harus menggunakan Fall Arest System

14 Pencegah/Pelindung Benda Jatuh Hard hat / Helmet Lingkungan kerja diberi barikade untuk mencegah orang memasuki area scaffolding. Digunakan panel atau jala pengaman apabila meletakkan material melebihi ketinggian toeboard/kickboard. Dipasang jala pengaman (safety net) dibawah scaffold untuk mencegah benda jatuh.

15 Overhead Power Lines Kemungkinan tersengat aliran listrik adalah pertimbangan yang harus diperhatikan bila bekerja dekat jaringan tenaga listrik. Jarak aman bekerja dekat jaringan tenaga listrik adalah: Horisontal 4,5 meter. Vertikal 6 meter.

16 Stabilitas Pendukung Scaffolding Pendukung / suport yang baik Pendukung yang tidak memadai

17 FALL RESTRAINT ( TALI PENGAIT) Tergantung tetapi tidak dapat menyentuh daerah jatuh (pada tempat kerja yang tidak ada Handrail) Total restraint-fall not possible Restraint-fall

18 FALL RESTRAINT / FALL PROTECTION Fall Arrest / Protection Tergantung di daerah kerja, Body Harness akan mencegah pemakai jatuh ke daerah kerja.

19 Pemeriksaan Body Harness, Lanyard, Shock Absorber, semua Belts, Buckles, D Rings, Hooks Peralatan yang sedang rusak jangan digunakan (Out of service / do not use) Langsung melaporkan ke atasan Kembalikan peralatan yang rusak gudang penyimpanan dan diberi tagging.

20 PROPER USE OF HARNESS (Penggunaan Harness yang Baik) Shoulder strap Buckles Attachment hardware Optional side attachment point Waist strap Waist strap Leg strap Leg strap

21

22

23

24

25 Hindari ayunan lateral Efek pendulum Jika ada keseimbangan lateral antara line dari anchorage point ke arah potensi jatuh, maka pada saat jatuh operator bisa mengalami ayunan lateral yang bahaya yang disebut sebagai efek pendulum (pendulum effect)

26 Cara untuk mengurangi effect pendulum : Anchorage rangkap: Menggunakan dua lanyard dan dua anchorage point sehingga akan membatasi ayunan akibat jatuh Diversion anchorage: Lanyard atau anchorage line dialihkan atau dibelokkan ke anchorage point kedua atau konektor ditambatkan ke anchorage point kedua Edge stop: Stopper ditempatkan disepanjang tepi atap, platform atau stage

27 PENENTUAN JARAK JATUH YANG DIPERSYARATKAN Panjang Lanyard Jarak awal Pemanjangan Energy absorber m ++ Pemanjangan Perlengkapan Type 2/3 =1.4 m ++ Ketinggian orang (sampai di pengaitnya) = 1.8 m Ketinggian orang (di pengaitnya) = 1.8 m Jarak sisa = 1.0 m min. Jarak sisa = 1.0 m min. (a) anchor point satu titik-lanyard dengan energy absorber (b) Perlengkapan penahan jatuhtype 2/3 (contoh : inertia reel)

28 UKURAN PIPA. Ukuran nominal pipa scaffolding dan penguat sesuai standard AS adalah: A. Pipa Besi Scaffolding Diameter luar pipa = 48,3 mm Minimum ketebalan = 4 mm B. Pipa Alumunium Scaffolding Diameter luar pipa = 48,4 mm Minimum tebal = 4,47 mm

29 Pemeriksaan Pipa Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pemeriksaan pipa scaffolding, diantaranya: Kelurusan pipa, pipa yang bengkok sangat mempengaruhi kedataran (levelling) scaffolding yang didirikan dan menyulitkan pemasangan. Pipa harus bebas dari keretakan, robek (splits), penyok dan karat. Potongan ujung pipa harus halus, rata dan tidak bergerigi atau kasar. Periksa benda-benda asing yang berada didalam pipa (potongan besi beton, hewan serangga berbisa, potongan kayu dan lain sebagainya) agar tidak menimbulkan potensi bahaya pada pekerja dan orang lain.

30 Gambaran beberapa bentuk kerusakan pipa scaffolding, sebagai berikut :

31 Penyimpanan Pipa dan Papan Scaffolding :

32 SCAFFOLDING TUBE & COUPLER Water Pas/Level End Brace Face Brace Standard Transom Base Plate Ledger

33 SCAFFOLDING TUBE & COUPLER

34 SCAFFOLDING TUBE & COUPLER Perlengkapan pengikat scaffolding pipa dan klem Ratchet Wrench Ratchet Wrench

35 SCAFFOLDING TUBE & COUPLER Standard : Dipasang diatas base plate Vertikal Jarak sesuai Tabel Klasifikasi Disambung dengan End-to-End coupler Tidak ada sambungan pada: Lift yang sama membujur/melintang Lebih dari satu pada standard yang sama Berjarak 300mm dari ledger.

36 SCAFFOLDING TUBE & COUPLER Ledger : Disambungkan memanjang pada setiap standard dengan right-angle coupler. Posisi horisontal sepanjang scaffolding. Jarak vertikal antara setiap ledger tidak boleh dari 2 meter. Penyambungan dengan sleeve coupler. Tidak ada sambungan pada : Bay yang sama pada setiap ledger Lebih dari satu pada ledger yang sama Berjarak 300mm dari standard.

37 SCAFFOLDING TUBE & COUPLER Transom : Digunakan untuk mengikat batang vertikal (standard) pada arah melintang. Pipa tidak boleh ada sambungan. Posisi horisontal. Diikatkan pada batang vertikal dengan right-angle coupler Dipasang sedekat mungkin dengan titik sambungan ledger dan standard.

38 SCAFFOLDING TUBE & COUPLER Longitudinal Bracing (Face Brace): Dipasang pada bagian luar standard arah memanjang. Dipasang dari arah dasar scaffold sampai ketinggian scaffold. Dipasang melintang bidang memanjang bay. Bila dipasang pada standard dipakai swivel coupler (Klem hidup), dan bila dipasang pada transom dipakai right-angle coupler ( Klem mati )

39 Longitudinal Bracing (Face Brace):

40 Longitudinal Bracing (Face Brace):

41 Longitudinal Bracing (Face Brace):

42 SCAFFOLDING TUBE & COUPLER Transverse Bracing (End to End Brace): Dipasang pada bagian ujung ke ujung scaffold arah melintang Dipasang dari arah dasar scaffold sampai ketinggian scaffold. Pada posisi melintang setiap bay, secara diagonal. Bila dipasang pada standard dipakai swivel coupler dan biladipasang pada ledger dipakai right-angle coupler. ( Klem mati )

43 SCAFFOLDING TUBE & COUPLER Pelindung Tepian: Scaffolding dengan ketinggian minimum 1,8 meter harus dipasang pelindung bahaya jatuh untuk melindungi pekerja, alat dan peralatan, serta material terhindar dari bahaya jatuh, pelindung tepian dapat berupa : Guard Rail (Hand Rail) Guardrail harus dipasang dengan kuat secara paralel pada platform. Dipasang pada bagian dalam standard pada ketinggian di atas platform dengan ukuran tidak kurang dari 900mm dan tidak melebihi 1100mm. Toe board / Kick board Toeboard diletakkan di atas platform kerja dengan tinggi papan tidak kurang dari 150 mm Gap / celah antara toeboard dan platform tidak boleh melebihi 10mm Harus dipasang dengan aman dan kuat pada lantai atau tiang standard

44 SCAFFOLD BIRDCAGE Pagar harus berada di antara 900mm dan 1,100 mm di atas platform. Midrail harus diposisikan kurang lebih di pertengahan antara pagar dan toeboard.

45 Mesh Screens (Jala Pengaman) Dibuat dari kawat baja berdiameter tidak kurang dari 4mm dan celah tidak melebihi 50 x 50mm, dan harus ada kickplate yang kuat yang tingginya paling kurang 150mm. Mesh screens harus disiapkan dengan persyaratan: Harus diikat dengan kuat dan aman paralel dengan platform dan harus melebihi dan tidak kurang dari 900mm di atas platform. Dipasang vertikal. Gap / celah antara kickplate dengan platform tidak melebihi 10mm. Pinggir mesh screen bagian atas harus dilindungi agar tidak mencederai orang lain

46 Cladding Material cladding ini biasanya berupa lembaran plat besi tipis berlubang atau berbentuk lembaran plastik yang fleksibel yang berbentuk serupa canvas atau dari bahan heavy-gauge polythene bertulang kawat.

47 Platform Platform Kerja Sebuah Platform atau juga disebut dengan istilah Lantai kerja harus dirancang bangun dan didirikan dengan pertimbangan berikut: Mempunyai permukaan yang tahan slip. Di dek berdekatan. Tidak dapat diangkat dalam kondisi kerja. Rata, datar dan bebas dari sambungan. Plank scaffold harus memenuhi AS1577 tentang Scaffold Planks. Dimensi platform kerja harus: Tugas Ringan lebar lantai kerja sedikitnya 450 mm. Tugas Menengah lebar lantai kerja sedikitnya 900 mm. Tugas Berat lebar lantai kerja sedikitnya mm. Tugas Khusus lebar lantai kerja tidak boleh dibuat kurang dari 1000 mm.

48 Platform Akses Lebar bebas dari platform akses yang diukur antar pagar/guardrail harus: Tidak kurang dari 675 mm untuk orang dan bahan. Tidak kurang dari 450 mm untuk orang dan peralatan tangan saja. Kelandaian Platform Platform kerja : Kelandaian sebuah platform kerja tidak boleh melebihi 7 arah horizontal. Platform akses : Kelandaian platform akses tidak boleh melebihi 20 arah horizontal. Kalau kelandaian melebihi 7, platform itu harus dipaku.

49 Syarat Keselamatan mendirikan Tangga Portabel Tangga harus memiliki label batas beban kerja (WLL) sedikitnya 120kg dan buatan pabrik. Tangga harus berdiri di landasan dengan kuat dan aman. Sudut kemiringan tangga sekitar 75 atau tidak kurang dari 4 :1 dan tidak lebih dari 6 : 1 Tangga harus diikat dengan tali / kawat. Minimal jarak kelebihan tangga dari deck /platform adalah1 meter atau minimal 5 anak tangga. Jalur masuk dari tangga ke deck tidak boleh terhalang.

50 Tangga Portabel

51 Papan Scaffolds Umumnya ukuran papan scaffold adalah : Panjang 3.90 m Lebar 225 mm dan Tebal 38 mm. Terdapat bend di ujung papan untuk mencegah papan pecah. Papan Scaffold yang rusak

52 Jarak Penopang Papan

53 Penyambungan Papan Scaffold Pada penyambungan harus ditopang oleh transom/putlog. Jarak antara tepi papan dan transom pada penyambungan tidak boleh lebih dari 4 kali ketebalan papan. Papan pada penyambungan harus diamankan dengan diikat.

54 Pengikat (Ties): Apabila tinggi scaffolding melebihi tiga kali dimensi dasar paling kecil maka harus diberi pengikat. Pengikat dihubungkan pada struktur pendukung: Setiap ties harus kuat dihubungkan pada struktur pendukung Ties dihubungkan minimum dengan dua standard/ledger. Pipa penghubung tidak boleh disambung (joint). Jarak setiap ties tidak lebih dari 4 meter.

55 Pengikat (Ties):

56 Tabel Ikatan Horizontal Spacing Ikatan Horizontal Tinggi Scaffold (meter) Antara lantai bawah atau dasar sampai dengan dan termasuk tingkat 15 meter Di atas tingkat 15 meter sampai & termasuk tingkat 30 meter Di atas tingkat 30 meter sampai & termasuk tingkat 45 meter Sampai dengan dan termasuk 15 Setiap standard ketiga Diatas 15 sampai dengan dan Termasuk 30 Setiap standard kedua Setiap standard ketiga Di atas 30 sampai dan termasuk 45 Setiap standard Setiap standard kedua Setiap standard ketiga

57 Pengikat (Ties):

58 Perpanjangan Standard dan Ledger Memperpanjang standard dan ledger dilakukan pada level yang berbeda. Penyambungan dengan menggunakan sleeve coupler. Jarak penyambungan tidak boleh lebih dari 30 cm dari pertemuan antara standard & ledger.

59 PERENCANAAN BEBAN Elemen beban yang perlu diperhitungkan dalam perencanaan scaffolding: A. Beban Mati (Dead Load) Adalah beban tetap yang membebani struktur scaffolding secara langsung Seperti: Berat scaffolding beserta perlengkapannya Lantai kerja Pipa dan perlengkapannya Klem dan assessoris scaffolding yang lain B. Beban Hidup (Live Load) Adalah beban sementara yang membebani struktur scaffolding seperti: Berat pekerja Berat barang dan sisa-sisa material Berat perkakas dan peralatan Berat beban benturan / tumbukan Dll

60 Penyebaran Beban (Load Distribution)

61 Berat Scaffolding Dan Beban Mati Menghitung Berat Scaffolding

62 Faktor Perkalian Beban Komponen Panjang (m) Daftar Peralatan Scaffolding Modular Jumlah Berat (kg) TOTAL (kg) Standard 2,0 X 12 X 1 Standard 3,0 X 18 X 1 Faktor Beban Transom/Guardrail 1,2 X 8 X 0,5 Ledger/Guardrail 2,4 X 10 X 0,5 Ledger 5,0 X 21 X 0,5 End Brace (1,2m) 2,0 X 10 X 0,5 Face Brace (2,4 m) 3,6 X 17 X 0,5 Papan (225mm) 1,2 X 10 X 0,25 Papan (225mm) 2,4 X 20 X 0,25 Putlog lubang tangga 2,4 X 8 X 0,25 Adjustable Base Plate 750mm X 7 X 1 Tangga 4,0 X 20 X - TOTAL: TOTAL (Kg)

63 Dasar Penentuan Faktor Beban Dasar penentuan faktor beban perkalian, sebagai berikut : Semua berat standard dari adjustable base plate tertumpu pada papan landasan (sole plate), faktor beban = 1 Berat transom, ledger dan brace di terima oleh 2 standard, jadi perhitungan bebannya hanya separuh dari empat standard, faktor beban = 0,5 Berat papan scaffolding dibagi 4 standard, jadi hanya satu per-empat yang diterima tiap standard, faktor beban = 0,25 Sesuai dengan kategori beban hidup scaffolding yang dapat dipergunakan, diantaranya : Beban ringan (light duty) = 225 kg / bay Beban menengah (medium duty) = 450 kg / bay Beban berat (heavy duty) = 675 kg / bay

64 Klasifikasi scaffolding Klasifikasi Scaffolding Fungsi/Tujuan SWL (kg per bay) Jarak Standar Membujur (Meter) Jarak Standard Melintang (Meter) Tugas Ringan (Light Duty) Walkway, Inspeksi, Pekerjaan Ringan ,4 Tugas Sedang (MediumDuty) Pekerjaan bangunan (Mengecat, Plaster dll.) 450 2,4 1,8 Tugas Berat (Heavy Duty) Pekerjaan berat (Pengecoran beton, pemasangan bata dll.) 675 1,8 1,2

65 3 m 3 m 3 m 3 m 2,4 m 2,4 m 2,4 m 2,4 m 1,8 m 1,8 m 1,8 m 1,2 m

66 Pembebanan Pada Standard Scaffolding Beban pada standard terluar = Beban Mati + Beban Hidup 3 Beban pada standard dalam = Beban Mati + Beban Hidup x 2 3

67 Pada contoh berikut heavy duty scaffolding dengan klasifikasi beban hidup 675 kg per bay. Diketahui beban mati 538,5 kg. Beban Standard Luar (Titik B) = (538, ) : 3 = 404,5 Kg. Beban Standard Dalam (Titik A) = (538, ) x 2 : 3 = 809 Kg.

68 Panjang Sole Plate Panjang sole plate = BB : DDT : Ws Dimana: BB = Berat Beban (Kg) DDT = Daya Dukung Tanah (Ton/m³ Ws = Lebar Papan Sole Plate (M) Contoh: Diketahui: Beban pada standard dalam = 809 kg lunak) Kapasitas daya dukung tanah = 5 ton /m² (tanah Lebar papan sole plate = 0,22m Panjang sole plate = 809 : 5 : 0,22 = 735mm

69 Tabel perhitungan sole plate Panjang Sole Plate (m) = Berat Beba (kg) Daya Dukung Tanah (ton/m 2 ) Lebar papan Sole Plate (m) = Panjang = 1226mm Jadi panjang Sole Plate yang dibutuhkan = 1226mm 1.226m

70

71

72 1. Sole Plate 2. Base Plate 3. Standard 4. Transom 5. Platform / Plank 6. Putlog / Board Bearer 7. Handrail / Guardrail 8. End Brace 9. Face Brace 10. Ledger

73 MENDIRIKAN DAN MEMBONGKAR SCAFFOLDING Pendirian dan Pembongkaran Pendirian dan pembongkaran scaffold pada tempat kerja dibawah pengawasan oleh Thiess harus memenuhi Pedoman Scaffold seperti tertuang dalam Australian Srandar AS576:1995 dan persyaratan tambahan lainnya. Menyiapkan Lokasi Kerja Sebuah area kerja dimana scaffolding akan didirikan harus bebas dari pihak lain atau masyarakat sekitar yang tidak berkepentingan secara langsung terhadap pekerjaan scaffolding, yaitu dengan memberikan barikade, rambu-rambu atau papan peringatan agar orang lain yang melintas di area kerja tersebut terhindar dari cidera. Pita Peringatan berwarna hitam kuning Pita Tanda Bahaya berwarna merah putih

74 Penanganan Material Jumlah kebutuhan komponen-komponen scaffolding yang akan digunakan telahdihitung terlebihdahulu, agar pekerjaan pendirian scaffolding dapat dikerjakan tepat waktu dan tidak ada komponen yang tertinggal. Komponen-komponen scaffolding sepertitransom, tiang standard,ledgers, adjustable baseplate, sole plate ditempatkan di lokasi kerja dan mudah terjangkau.

75 Penanganan Material Kalau tali atau gin wheels (katrol) harus digunakan personil harus bekerja dari sebuah dek penuh dan dalam batasan handrail Kondisi Cuaca Scaffold tidak boleh didirikan atau dibongkar apabila hari hujan atau kalau scaffold basah akibat hujan, salju atau es (bila ada). Scaffold tidak boleh dibongkar pada saat angin kencang.

76 Inspeksi dan Perawatan Scaffold harus cocok dengan system SCAFFTAG. Seorang scaffolder harus memeriksa scaffold : Sebelum didirikan Sebelum penggunaan awal Setiap minggu pada saat sedang didirikan Sebelum digunakan setelah terpapar cuaca buruk Setelah terjadi modifikasi

77 Inspeksi dan Perawatan

78

79 Frame Scaffolding :

80

81

82 SCAFFOLDING MODULAR : Komponen scaffolding modular merupakan satu rangkaian yang terdiri dari: Rangka tegak (standard) Rangka membujur (ledger) Rangka melintang (transom) Rangka penopang lantai kerja (putlog / board bearer) Rangka menyilang (brace) Papan lantai kerja (plank) Plat landasan yang dapat disetel (adjustable base plate)

83 Scaffold Bergerak (Mobile Scaffold) Ketinggian scaffold bergerak ini tidak boleh lebih dari 3 kali lebar ukuran dasarnya. Hanya satu platform dan untuk tugas ringan (225 kg per bay) Pastikan pada saat digunakan Castor Wheels (roda) sudah terkunci. Jangan memindahkan scaffold ini pada saat: Ada pekerja yang berada pada platform. Dipindahkan oleh orang yang bukan scaffolder. Lakukan inspeksi sebelum, selama dan setelah mengunakan scaffold ini, dan segera beri tag rusak apabila menemukan kegagalan fungsi scaffold, hal ini untuk menghindarkan orang lain dari cidera. Segera laporkan ke Supervisor atau Safety Officer.

84 SCAFFOLDING MODULAR :

85 Lampiran Istilah-istilah dalam scaffolding: Access Platform : Sebuah platform yang memberi akses pada dan dari tempat kerja kepada orang, material dan peralatan. Bay: Ruang yang dilingkupi oleh empat standard yang berdekatan (vertical members), atau ruang ekuivalen dalam sebuah scaffold dengan tiang tunggal. Birdcage scaffold: Sebuah scaffold independen yang terdiri dari lebih dua baris standard yang dihubungkan oleh ledgers jendela kecil (transoms). Boatswain s chair: Sebuah scaffold suspensi di mana platform adalah sebuah kursi atau alat yang mirip yang cocok digunakan oleh satu orang. Brace : Sebuah member yang diikat secara diagonal ke dua member scaffold atau lebih untuk membuat scaffold menjadi keras/kaku.

86 Lampiran Istilah-istilah dalam scaffolding: Cantilever scaffold: Sebuah scaffold yang ditopang oleh member pembawa beban penopang. Cantilever builders hoist: Katrol orang yang membangun (A builders hoist) yang darinya bergerak, bucket atau platform ditopang yang naik turun secara ekternal di hadapan struktur pendukung. Castor: Sebuah roda putar yang dilekatkan pada ujung bawah dari sebuah standard, dengan maksud untuk menopang dan menggerakkan scaffold. Drop scaffold: Scaffold gantung. Gantry: Sebuah struktur yang dibuat dari baja struktural, scaffolding atau kayu struktural yang terutama dimaksudkan untuk menopang sebuah dek proteksi atau bangunan portable seperti amenity sheds.

87 Lampiran Istilah-istilah dalam scaffolding: Guardrail: Sebuah member struktural untuk menghindari personil jatuh dari platform, walkway/tempat berjalan, tangga atau landing. Independent scaffold: Sebuah scaffold yang terdiri dari dua atau lebih deretan standard yang dihubungkan secara membujur dan melintang. Kickboard: Sebuah papan untuk jari kaki (toeboard). Kickplate: Sebuah pelat, biasanya dari logam yang berfungsi sebagai toeboard. Ladder: Alat yang dengannya seorang dapat naik atau turun, yang terdiri dari dua stiles yang disatukan dengan interval yang teratur dengan memakai potonganpotongan yang silang (misalnya paku, jenjang, steps, anak tangga).

88 Lampiran Istilah-istilah dalam scaffolding: Ladder beam: Tiang scaffold dengan tali pengeras di sisi kanan dari tali. Landing: Sebuah daerah yang rata yang memberikan akses pada tangga, atau yang terdapat pada level di tengah dalam sebuah sistem tangga. Ledger: Sebuah member struktur horizontal yang secara membujur merentangkan scaffold. Mobile scaffold: Scaffold independen yang berdiri bebas yang dinaikkan pada castor. Modular scaffold: Scaffold yang diasembling dari komponen individual yang difabrikasi lebih dahulu, penjepit dan assesoris.

89 Lampiran Istilah-istilah dalam scaffolding: Outrigger: Komponen yang dibuat frame yang mempertinggi efektifitas dimensi dasar dari menara dan dilekatkan pada member penampung beban vertikal. Platform Bracket: Siku-siku yang dipasang pada scaffold untuk memungkinkan platform ditempatkan di antara scaffold dan struktur. Perimeter scaffold: Scaffold yang didirikan sepanjang wajah ekternal dari bangunan atau struktur lainnya. Prefabricated scaffold: Scaffold yang diasembling dari komponen yang difabrikasi lebih dahulu sehingga geometri scaffoldingnya dapat ditentukan lebih dahulu. Scaffold: Struktur sementara untuk menopang platform akses atau platform kerja.

90 Lampiran Istilah-istilah dalam scaffolding: Scaffold plank: Sebuah komponen decking, selain dari plaform yang difabrikasi lebih dahulu, yang dapat digunakan dalam konstruksi platform yang ditopang oleh scaffold. Scaffolder: Orang yang melakukan pekerjaan mendirikan, mengubah atau membongkar scaffold. Scaffolding equipment: Komponen manapun, assembling atau mesin yang digunakan atau dimaksudkan untuk digunakan untuk konstruksi scaffolding. Soleplate: Member yang digunakan untuk mendistribusikan beban melalui baseplate ke tanah atau ke struktur penopang lainnya.

91 Lampiran Istilah-istilah dalam scaffolding: Swing stage: Scaffold suspensi dengan tali suspensi berderet tunggal. Tie: Adalah member yang digunakan untuk mengikatkan scaffold pada struktur pendukung. Toeboard: Papan scaffold atau komponen yang didisain dengan sengaja yang diikat pada ujung dari ujung platform untuk menghindarkan material jatuh dari platform. Tower scaffold: Scaffold yang terdiri dari satu bay. Transom: Sebuah member struktur horizontal yang secara melintang merentangkan scaffold independen di antara standard.

JENIS PERANCAH JENIS PERANCAH MODUL 5 MODUL 5

JENIS PERANCAH JENIS PERANCAH MODUL 5 MODUL 5 1 2 Perancah Frame Fabricated frame scaffold (tubular-welded frame scaffold) 3 4 5 Two point adjustable suspension scaffold 6 7 8 9 10 SCAFFLDING SELECTION 11 Scaffolding Options 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Independent

Lebih terperinci

1. Mengenal dan memahami standar dan prosedur serta prinsip-prinsip dasar bekerja di ketinggian. 2. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko untuk

1. Mengenal dan memahami standar dan prosedur serta prinsip-prinsip dasar bekerja di ketinggian. 2. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko untuk 1. Mengenal dan memahami standar dan prosedur serta prinsip-prinsip dasar bekerja di ketinggian. 2. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko untuk bekerja di ketinggian. 3. Mengerti bahaya bekerja di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran. Persyaratan persyaratan suatu konstruksi acuan perancah adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran. Persyaratan persyaratan suatu konstruksi acuan perancah adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Scaffolding Menurut Permenaker & trans No.PER-01/MEN/1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi bangunan, Perancah (scaffolding) ialah bangunan pelataran

Lebih terperinci

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian A. Pendahuluan Seseorang yang bekerja di ketinggian sekitar 1.8 meter atau lebih termasuk aktivitas Bekerja di Ketinggian. Bekerja di Ketinggian merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

Prosedur Pemasangan dan Pembongkaran Scaffolding December 18, 2014 Armein Hutagaol Procedure 1 Comment

Prosedur Pemasangan dan Pembongkaran Scaffolding December 18, 2014 Armein Hutagaol Procedure 1 Comment Prosedur Pemasangan dan Pembongkaran Scaffolding December 18, 2014 Armein Hutagaol Procedure 1 Comment Semua sistem perancah (Scaffolding) harus diperiksa oleh HSE inspektur sebelum digunakan di tempat

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

luas lantai bangunan dikalikan satuan harga per m2 nya. Satuan harga bangunan

luas lantai bangunan dikalikan satuan harga per m2 nya. Satuan harga bangunan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perhitungan rencana anggaran biaya diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi, sehingga diperoleh biaya total yang diperlukan

Lebih terperinci

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN ELEMEN-ELEMEN BANGUNAN Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah. Fungsi struktur dapat disimpulkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan bangunan besar lainnya (Wikipedia). Perancah merupakan konstruksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan bangunan besar lainnya (Wikipedia). Perancah merupakan konstruksi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perancah Perancah merupakan suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan besar lainnya

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan

Lebih terperinci

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan JEMBATAN KOMPOSIT JEMBATAN KOMPOSIT JEMBATAN KOMPOSIT adalah jembatan yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan

Lebih terperinci

BASIC OF SCAFFOLDING

BASIC OF SCAFFOLDING BASIC OF SCAFFOLDING A. GENERAL INFORMATION International standard: 1. BS 1139 1990 : Metal Scaffolding & Accessories 2. ANSI A10.8 1988 : Scaffolding Safety Requirements 3. BS EN 74 1 1998 : Scaffolding

Lebih terperinci

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN 4.1. Pekerjaan Struktur Pekerjaan struktur adalah satu pekerjaan tetapi dalam kenyataannya merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang dibangun dengan mempertimbangkan beberapa hal. Diantaranya adalah meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA 1. Umum Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada empat metode, yaitu metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta metode sistem

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR PLAT LIPAT AZRATIH HAIRUN FRILYA YOLANDA EFRIDA UMBU NDAKULARAK AGRIAN RIZKY RINTO HARI MOHAMMAD GIFARI A. PENGERTIAN STRUKTUR PLAT LIPAT Pelat adalah struktur

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada Gedung Bertingkat. (www.ilmusipil.com/tower-crane-proyek-gedung) Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower

Lebih terperinci

Lifting and moving equipment safety Session 07. Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

Lifting and moving equipment safety Session 07. Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM Lifting and moving equipment safety Session 07 Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM Definisi Lifting Study adalah sebuah rencana pengangkatan yang komprehensip mulai dari prosedur, gambar dan spesifikasi

Lebih terperinci

STRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri

STRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri STRUKTUR LIPATAN Bentuk lipatan ini mempunyai kekakuan yang lebih dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang datar dengan luas yang sama dan dari bahan yang sama pula. Karena momen energia yang didapat dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga

Lebih terperinci

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM, BALOK, PELAT LANTAI DI LANTAI P1, P2, P3, P4, P5 PADA GEDUNG SATRIO TOWER DI JAKARTA SELATAN Nama : Rika Arba Febriyani NPM : 26312369 Pembimbing : Lia Rosmala Schiffer, ST.,

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah STRUKTUR BAJA 4.4.1 Fabrikasi komponen struktur baja a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil 2) Baja pelat atau baja pilah b. Melaksanakan fabrikasi komponen struktur baja 1) Penandaan atau

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

SAMBUNGAN PADA RANGKA BATANG BETON PRACETAK

SAMBUNGAN PADA RANGKA BATANG BETON PRACETAK SAMBUNGAN PADA RANGKA BATANG BETON PRACETAK Fx. Nurwadji Wibowo ABSTRAKSI Ereksi beton pracetak memerlukan alat berat. Guna mengurangi beratnya perlu dibagi menjadi beberapa komponen, tetapi memerlukan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PERLINDUNGAN JATUH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISA SISTEM PERLINDUNGAN JATUH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISA SISTEM PERLINDUNGAN JATUH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Lucki Krisdianto 1, Tjia Xian Wen 2, Andi 3 ABSTRAK: Pembangunan konstruksi high rise building bukan hanya memberikan manfaat bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR Telah disebutkan bahwa pada jalan rel perpindahan jalur dilakukan melalui peralatan khusus yang dikenal sebagai wesel. Apabila dua jalan rel yang terletak pada satu bidang saling

Lebih terperinci

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) 7.1 Uraian umum Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan Proyek Aeropolis Lucent Tower BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Tinjauan Umum Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan ketinggian 8 lantai pada lahan seluas 3500 m 2. Struktur

Lebih terperinci

Buku Pelajaran untuk Pekerja Orang Asing

Buku Pelajaran untuk Pekerja Orang Asing Buku Pelajaran untuk Pekerja Orang Asing Daftar Isi Ⅰ Manajemen Umum 1 Ⅰ-1.Pakaian Kerja 1 Ⅰ-2.Rapih dan Teratur 2 Ⅰ-3.Jalur Aman 3 Ⅰ-4.Kantor dan Tempat Istirahat 4 Ⅰ-5.Tempat Tinggal 5 Ⅰ-6.Peralatan

Lebih terperinci

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (METODE KERJA BEKISTING ALUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PELAT)

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (METODE KERJA BEKISTING ALUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PELAT) BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (METODE KERJA BEKISTING ALUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PELAT) 7.1 Uraian Umum Pada umumnya penggunaan bahan bangunan struktur gedung bertingkat proyek di Indonesia menggunakan bahan

Lebih terperinci

Spesifikasi kereb beton untuk jalan

Spesifikasi kereb beton untuk jalan Standar Nasional Indonesia Spesifikasi kereb beton untuk jalan ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata... iii Pendahuluan...iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak - pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka makin banyak

Lebih terperinci

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Panduan Praktis Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung 0393 Telp:(022) 7798393 ( lines), Fax: (022) 7798392, E-mail: info@puskim.pu.go.id, Website: http://puskim.pu.go.id

Lebih terperinci

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Beton Gedung Semester IV Tahun Ajaran 2015 Dibuat oleh : KELOMPOK 6 Deasy Monica Parhastuti 131111003 Gani Adnan Sastrajaya

Lebih terperinci

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n )

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n ) MATERI 2 MESIN PENGANGKAT (hoisting machine) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi Mahasiswa dapat menghitung kapasitas pesawat angkat Mahasiswa dapat menyebutkan komponenkomponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi berdasarkan

Lebih terperinci

Lifting and moving equipment safety Session Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

Lifting and moving equipment safety Session Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM Lifting and moving equipment safety Session - 05 Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM Petunjuk Keamanan Crane Jangan berada di belakang atau sekitar daerah swing crane Gunakan tali fibre kering untuk mengangkat

Lebih terperinci

No Uraian Kerja Hazard/Bahaya Risk/Resiko Risk Assessment Recommendation Action Result Act

No Uraian Kerja Hazard/Bahaya Risk/Resiko Risk Assessment Recommendation Action Result Act No Uraian Kerja Hazard/Bahaya Risk/Resiko Risk Assessment Recommendation Action Result Act LOADING UNLOADING MATERIAL 1 Menurunkan manual Material/Equipm ent dari mobil bergerak COLUMN 2 Instal Rebar/angkur

Lebih terperinci

BAB III KABEL BAWAH TANAH

BAB III KABEL BAWAH TANAH BAB III 1. TUJUAN Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan.

Lebih terperinci

K3 BEKERJA PADA KETINGGIAN & AKSES TALI [DTG1B2] K3 & Hukum Tenaga Kerja

K3 BEKERJA PADA KETINGGIAN & AKSES TALI [DTG1B2] K3 & Hukum Tenaga Kerja K3 BEKERJA PADA KETINGGIAN & AKSES TALI [DTG1B2] K3 & Hukum Tenaga Kerja DEFINISI Berdasarkan Surkep No.45 Bekerja pada ketinggian (working at height) Pekerjaan yang membutuhkan pergerakan tenaga kerja

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran LAMPIRAN Sistem proteksi pasif terdiri dari : Ketahanan Api dan Stabilitas Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran sehingga pada saat terjadi kebakaran pengguna gedung

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam pelaksanaan kerja praktik yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan (terhitung sejak 1 Maret s/d 30 April 2017) dan penulisan laporan akhir yang membutuhkan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.386, 2016 KEMENAKER. Pekerjaan pada Ketinggian. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan-peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya, peralatan-peralatan

Lebih terperinci

PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN http//: www.salmanisaleh.wordpress.com A. STANDAR KOMPETENSI Melaksanakan pekerjaan konstruksi baja ringan. B. KOMPETENSI DASAR Melaksanakan pekerjaan pemasangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang memindahkan

Lebih terperinci

BETON PRA-CETAK UNTUK RANGKA BATANG ATAP

BETON PRA-CETAK UNTUK RANGKA BATANG ATAP Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 29 BETON PRA-CETAK UNTUK RANGKA BATANG ATAP Siswadi 1 dan Wulfram I. Ervianto 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT 5.1 Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR 5.1 URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Schedule Proyek Proses pembuatan schedule proyek adalah untuk mendapatkan gambaran lamanya pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Uraian umum Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : a. Tower A 18 lantai - Atap 1 lantai b. Tower B & C 24 lantai - Atap 1 lantai c. Podium 5 lantai,

Lebih terperinci

TRANSPORTASI VERTIKAL ESKALATOR TRAVELATOR

TRANSPORTASI VERTIKAL ESKALATOR TRAVELATOR UTILITAS 02 TRANSPORTASI VERTIKAL ESKALATOR TRAVELATOR PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA Veronika Widi Prabawasari Transportasi Vertikal adalah Moda transportasi digunakan untuk mengangkut

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT 7.1 Uraian Umum Dalam konstruksi bangunan bertingkat seperti halnya pada Proyek Puri Mansion Apartment

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

ini, adalah proyek penggantian jembatan kereta api lama serta pembuatan 2 bentangan jembatan baru yang

ini, adalah proyek penggantian jembatan kereta api lama serta pembuatan 2 bentangan jembatan baru yang BAB IV STUDI KASUS PENGGANTIAN JEMBATAN KERETA API BH _812 KM 161+601 DI BREBES IV.1. Deskripsi Proyek 4.1.1. Ganbaran Unun Proyek Proyek yang menjadi studi kasus dalam tugas akhir ini, adalah proyek penggantian

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II Bahan Kuliah Ke-I Pengenalan Kolom Struktur Beton II Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh September 2008 Materi Kuliah Definisi Pembuatan Kolom Apa yang dimaksud dengan Kolom?

Lebih terperinci

Height Safety Lifting Load Control

Height Safety Lifting Load Control 01 Safety Height Safety Lifting Load Control Management SpanSet di Dunia 1 9 8 2 Company Profile SpanSet adalah sebuah nama yang sangat terkenal dalam bidang peralatan Sistem Pengaman Bekerja di Ketinggian

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan SUTT/SUTET Dan ROW Saluran Transmisi Tenaga Listrik A. Saluran Udara B. Saluran Kabel C. Saluran dengan Isolasi Gas Macam Saluran Udara Tegangan Tinggi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kv Saluran

Lebih terperinci

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang BAB II TINJAUAN PIISTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap (Senol,Utkii,Charles,John Benson, 1977), yaitu : 2.1.1 Tahap perencanaan (Planningphase)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Untuk mendapat data di dalam penelitian ini digunakan teknik pengamatan langsung, wawancara dan meminta data data dari proyek. Tolok ukur dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN Pekerjaan Bekisting Raka Pratama

METODE PELAKSANAAN Pekerjaan Bekisting Raka Pratama METODE PELAKSANAAN Pekerjaan Bekisting Raka Pratama 1. Pekerjaan Bekisting Kolom 1.1. Bahan: Kayu Suri 6/12 Plywood FF 4 x 8 x 15 mm Balok ganjal Minyak Bekisting Paku 5, 7, 10 cm 1.2. Alat-alat: Gergaji/

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu

Lebih terperinci

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA Oleh : A.A.M DINDING Menurut fungsinya dinding dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Dinding Struktural : Yaitu dinding yang berfungsi untuk ikut menahan beban struktur,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Keselamatan Kerja Menurut modul dasar-dasar K3 tahun 2005, Keselamatan kerja adalah suatu ilmu dan teknologi yang terdiri dari metode-metode yang diterapkan dengan tujuan mencapai

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Umum Jembatan adalah suatu struktur yang melintasi suatu rintangan baik rintangan alam atau buatan manusia (sungai, jurang, persimpangan, teluk dan rintangan lain) dan

Lebih terperinci

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder 1 PEKERJAAN JEMBATAN (Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan 1. Tipe Jembatan a) Jembatan Pelat Beton Berongga b) Jembatan Pelat c) Jembatan Girder d) Jembatan Beton Balok T e) Jembatan

Lebih terperinci

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian : Pengertian struktur Struktur adalah sarana untuk menyalurkan beban dalam bangunan ke dalam tanah. Fungsi struktur dalam bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahayabahaya

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN / PERENCANAAN STRUKTUR SCAFFOLDING SEBAGAI ALAT PENYOKONG BEKISTING BETON TUGAS AKHIR FRANSISKA

ANALISIS DAN DESAIN / PERENCANAAN STRUKTUR SCAFFOLDING SEBAGAI ALAT PENYOKONG BEKISTING BETON TUGAS AKHIR FRANSISKA ANALISIS DAN DESAIN / PERENCANAAN STRUKTUR SCAFFOLDING SEBAGAI ALAT PENYOKONG BEKISTING BETON TUGAS AKHIR Disusun oleh: FRANSISKA 100404044 DOSEN PEMBIMBING Ir. Sanci Barus, M.T. NIP 19520310 198003 1

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DAFTAR ISI 13. Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan Berkala

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB III PEMODELAN STRUKTUR BAB III Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan analisis statik ekivalen terhadap struktur rangka bresing konsentrik yang berfungsi sebagai sistem penahan gaya lateral. Dimensi struktur adalah simetris segiempat

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin

Lebih terperinci