BAB II PERMASALAHAN KANTOR POLSEK UBUD, GIANYAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PERMASALAHAN KANTOR POLSEK UBUD, GIANYAR"

Transkripsi

1 BAB II PERMASALAHAN KANTOR POLSEK UBUD, GIANYAR Pada bagian bab dua akan membahas mengenai gambaran umum Kabupaten objek bahasan, kondisi eksisting Polsek Ubud, serta pembahasan mengenai permasalahan yang terdapat pada Polsek Ubud. 2.1 Gambaran Umum Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar adalah salah satu bagian dari Sembilan Kabupaten atau kota yang berada di Provinsi Bali. Kabupaten Gianyar memiliki ibu kota yaitu Gianyar, berikut akan dijabarkan mengenai letak geografis dan sosial budaya dari Kabupaten Gianyar Kondisi Fisik Kabupaten Gianyar Secara Astronomis, Kabupaten Gianyar berada di Lintang Selatan, serta dan Bujur Timur. Batas-batas administrasi dari Kabupaten Gianyar adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Bangli Sebelah Timur : Kabupaten Klungkung Sebelah Selatan : Kota Denpasar Sebelah Barat : Kabupaten Badung Redesain Polsek Ubud, Gianyar 7

2 Kabupaten Gianyar memiliki luas wilayah daratan sepanjang 368,00 Km 2 atau Ha, yang terdiri dari tujuh kecamatan diantaranya adalah dapat dilihat pada tabel 2.1 dan pada gambar 2.1 : Tabel 2.1 Kecamatan di Kabupaten Gianyar No. Kecamatan Luas Wilayah 1 Kecamatan Sukawati 55,02 Km 2 2 Kecamatan Blahbatuh 39,70 Km 2 3 Kecamatan Gianyar 50,59 Km 2 4 Kecamatan Tampaksiring 42,63 Km 2 5 Kecamatan Ubud 42,38 Km 2 6 Kecamatan Tegallalang 61,80 Km 2 7 Kecamatan Payangan 75,88 Km 2 Sumber : Gianyar dalam Angka, BPS. Th 2013 Gambar 2.1 Peta Administratif Kabupaten Gianyar Sumber : Gianyar dalam Angka, BPS. Th 2013 Wilayah Kabupaten Gianyar membentang dari bagian utara atau wilayah atas ke bagian selatan yang merupakan wilayah pantai atau berbatasan Redesain Polsek Ubud, Gianyar 8

3 dengan samudra Indonesia. Kondisi ketinggian tanah Kabupaten Gianyar dari permukaan laut mencapai 750 meter Kondisi Non-Fisik Kabupaten Gianyar Dilihat dari aspek non-fisik Kabupaten Gianyar, seperti kehidupan sosial masyarakat. Polsek memiliki peranan penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan wilayah khususnya wilayah kecamatan. Hal ini dikarenakan Polsek merupakan ujung tombaknya polisi yang memiliki kantor pelayanan paling dekat dan langsung dapat melayani keluhan masyarakat. Berikut akan dijabarkan mengenai data-data sosial politik, dan budaya di Kabupaten gianyar. A. Sosial Politik Secara Adimistratif Kabupaten Gianyar memiliki 7 Kecamatan, yang meliputi 64 wilayah desa, 6 wilayah kelurahan, 271 desa pakraman, dan 503 banjar dinas/dusun. Adapun sebaran desa/kelurahan di masing-masing kecamatan di Kabupaten Gianyar dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Jumlah Desa di Kabupaten Gianyar No. Kecamatan Jumlah Desa 1 Kecamatan Sukawati 12 2 Kecamatan Blahbatuh 9 3 Kecamatan Gianyar 17 4 Kecamatan Tampaksiring 8 5 Kecamatan Ubud 8 6 Kecamatan Tegallalang 7 7 Kecamatan Payangan 9 Sumber : Gianyar dalam Angka, BPS. Th 2013 B. Sosial Budaya Sosial budaya di Kabupaten Gianyar mencangkup beberapa aspek, diantaranya adalah penduduk, lapangan pekerjaan, dan agama. A. Jumlah Penduduk Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar Tahun 2013, diketahui jumlah penduduk Gianyar sebanyak Jiwa, yang terdiri Redesain Polsek Ubud, Gianyar 9

4 dari jiwa Penduduk laki-laki dan jiwa penduduk perempuan. Sex Ratio penduduk Gianyar yaitu 99,67, dengan kepadatan mencapai 1.073, data jumlah penduduk Kabupaten Gianyar dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Jumlah Penduduk, Sex Ratio, Kepadatan Penduduk Jml No Sex Kecamatan Lakilaki Tangga Perempuan Jumlah Rumah Kepadatan Ratio 1. Sukawati , Blabatuh , Gianyar , Tampak Siring , Ubud , Tegallalang , Payangan Kabupaten Gianyar , Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar Tahun 2013 B. Lapangan Pekerjaan Di Kabupaten Gianyar terdapat empat sektor perekonomian yang paling dominan yaitu sektor pariwisata merupakan sektor yang paling dominan, sektor pertanian, industri, dan jasa. Sektor pariwisata dan industri memiliki fluktuasi yang sebangun ini menandakan bahwa kedua sektor tersebut memiliki ketergantungan satu sama lain, persentase Penduduk Kabupaten Gianyar menurut lapangan usahanya dapat dilihat pada tabel 2.4. Redesain Polsek Ubud, Gianyar 10

5 Tabel 2.4 Presentase Penduduk Kabupaten Gianyar Menurut Lapangan Usahanya. No Jenis Kegiatan Jumlah (%) 1. Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan 28,84 2. Industri Pengolahan 25,97 3. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan 21,21 4. Jasa Kemasyarakatan 8,48 5. Lainnya 15,50 Jumlah 100 Sumber : Gianyar Dalam Angka, BPS Tahun Kebijakan Pemkab Gianyar Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kota adalah rencana pembangunan tata ruang kota yang berisi mengenai pengembangan sektoral dan pengembangan wilayah yang disusun secara menyeluruh serta terpadu dengan pertimbangan aspek dan faktor pengembangan suatu wilayah. Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Gianyar Tahun 2013 dinyatakan bahwa wilayah-wilayah di Kabupaten Gianyar secara makro mengacu kepada tiga aspek karakteristik utama yaitu: struktur wilayah, ekonomi dan kependudukan. Penataan ruang kabupaten Gianyar menurut peraturan daerah No. 5 tahun 1994, berisi mengenai proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan pemerataan pembangunan untuk pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, melalui pola pemanfaatan ruang daerah secara terpadu berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras dan seimbang. Perda pembangunan bangunan gedung, sangat penting sebagai panutan untuk mendesain, berikut syarat-syarat pembangunan gedung di Bali menurut Perda Bali. A. Perda Bali No 5 tahun 2005 pasal 7 ayat 1, ayat 2, ayat 3, dan ayat 4 1. Arsitektur bangunan gedung harus memenuhi persyaratan: Redesain Polsek Ubud, Gianyar 11

6 a. penampilan luar dan penampilan ruang dalam; b. keseimbangan, keselarasan, dan keterpaduan bangunan gedung dengan lingkungan; serta c. nilai-nilai luhur dan identitas budaya setempat. 2. Persyaratan penampilan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menerapkan norma-norma pembangunan tradisional Bali dan atau memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur tradisional Bali yang berlaku umum atau arsitektur dan lingkungan setempat yang khas dimasingmasing kabupaten/kota. 3. Persyaratan ruang dalam bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan fungsi ruang dan karakter elemen-elemen yang melekat pada bangunan. 4. Persyaratan keseimbangan dan keselaran bangunan gedung dengan lingkungannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi dan terpadu dengan lingkungannya. B. Perda Bali no 5 tahun 2005 pasal 13 ayat 1 dan ayat 3 1. Arsitektur bangunan gedung non tradisional Bali harus dapat menampilkan gaya arsitektur tradisioal Bali dengan menetapkan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali yang selaras, seimbang dan terpadu dengan lingkungan setempat. 2. Pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus yang karena kekhususannya tidak mungkin menerapkan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali, dapat menampilkan gaya arsitektur lain dengan persetujuan gubernur setelah mendapat rekomendasi DPRD. 2.2 Tinjauan Eksisting Polsek Ubud Ubud merupakan daerah pariwisata yang sedang berkembang dan memiliki wilayah yang cukup luas di kabupaten Gianyar. Dari data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gianyar, Kecamatan Ubud memiliki luas 42,38 Km 2 yang terdiri dari delapan desa yaitu desa Ubud, Kedewatan, Lodtunduh, Mas, Peliatan, Petulu, Sayan, dan Singakerta. Redesain Polsek Ubud, Gianyar 12

7 Perkembangan globalisasi dunia membuat informasi mengenai daerah ubud yang memiliki daya tarik wisata budaya semakin berkembang luas, sejalan dengan hal tersebut tingkat tindakan kriminal di ubud juga semakin meningkat. Menurut data dari Kepolisian Sektor Ubud, jumlah personil yang tersedia untuk pelayanan terhadap masyarakat Ubud, terdapat sebanyak 120 orang personil polisi, yang dibagi ke dalam enam unit diantaranya adalah Unit Sabhara, Bimas, Reskrim, Intel, Lantas, dan Provos. Kepolisian Sektor Ubud memiliki beberapa bangunan diantaranya adalah bangunan kantor utama kepolisian sektor ubud, bangunan asrama bagi personil polisi, kantin, aula atau wantilan, parkir pengunjung dan personil kepolisian yang dibagi menjadi dua bagian yaitu pada bagian depan kantor utama dan bagian belakang aula atau wantilan. Pada bagian depan bangunan kantor Polsek Ubud terdapat patung Patih Kebo Iwa yang merupakan simbol dari keberanian dan kesetiaan akan pengabdian. Berdasarkan hasil wawancara dengan Wakapolsek Ubud Ketut Sudarma, SH. bangunan Polsek Ubud memiliki usia bangunan yang telah lebih dari 30 tahun. Kondisi bangunan kantor Polsek ubud sudah banyak mengalami kebocoran, serta ruang-ruang unit pelayanan untuk masyarakat masih sangat kurang, contohnya ruang pelayanan unit intelkam dan lantas dipindahkan kebagian kantin yang dialih fungsikan dikarenakan kekurangan ruang pada bangunan kantor utama. Dari hasil survei yang telah dilakukan pada bagian asrama Polsek Ubud masih banyak terjadi kebocoran dikarenakan kondisi bangunan yang sudah tidak layak huni, serta kurangnya ruang seperti dapur yang digunakan sebagai tempat memasak Lokasi Polsek Ubud, terletak di Jl. Raya Andong, Kecamatan ubud, Kabupaten Gianyar. Batas-batas Kecamatan Ubud : Sebelah Utara : Kecamatan Tegalalang Sebelah Timur : Kecamatan Tampaksiring Sebelah Selatan : Kecamatan Blahbatuh Sebelah Barat : Kecamatan Payangan Redesain Polsek Ubud, Gianyar 13

8 Berikut adalah peta lokasi dari Polsek Ubud dapat dilihat pada gambar 2.2 sampai gambar 2.4. Peta Lokasi : Gambar 2.2 Peta Pulau Bali Sumber : bappeda.gianyarkab.go.id, diakses pada tanggal 6 Oktober 2015 Gambar 2.3 Peta Kabupaten Gianyar Sumber : bappeda.gianyarkab.go.id, diakses pada tanggal 6 Oktober 2015 Gambar 2.4 Lokasi Polsek (Polisi Sektor) Ubud Sumber : Google Earth, diakses pada tanggal 6 Oktober 2015 Redesain Polsek Ubud, Gianyar 14

9 2.2.2 Denah Eksisting Polsek Ubud Ubud, Gianyar. Pada gambar 2.5 dapat dilihat kondisi denah eksisting dari Polsek Gambar 2.5 Denah Eksisting Polsek Ubud Redesain Polsek Ubud, Gianyar 15

10 2.2.3 Kondisi Sekitar Polsek Ubud Kondisi lingkungan sekitar Polsek Ubud, dapat dilihat pada gambar 2.6 sampai gambar 2.11 berikut. Gambar 2.6 Kondisi di Depan Gerbang Masuk Gambar 2.7 Pura Batur Sari di Polsek Ubud Gambar 2.8 Kondisi di Depan Kantor Polsek Gambar 2.9 Kondisi di Depan Asrama Polisi Gambar 2.10 Kondisi Aula/Wantilan Polsek Gambar 2.11 Kondisi Tempat Parkir Mobil Redesain Polsek Ubud, Gianyar 16

11 2.2.4 Luas dan Status Tanah Polsek Ubud, Gianyar memiliki luas lahan m 2 memanjang ke arah selatan. Status kepemilikan tahan Polsek Ubud, Gianyar saat ini menjadi hak milik Pemerintah Kabupaten Gianyar. Gambar bentuk lahan Polsek Ubud dapat dilihat pada gambar Gambar 2.12 Gambar Bentuk Lahan Polsek Ubud pada Surat Tanah Sumber : Dokumen Polsek Ubud Sistem dan Lingkup Pelayanan Polsek Ubud Sistem pelayanan masyarakat pada Polsek Ubud, dalam melaksanakan tugas dibagi kedalam beberapa fungsi pelayanan diantaranya adalah sebagai berikut, sesuai dengann Pasal 79, yang berisi : a. pemberian pelayanan kepolisian kepada masyarakat, dalam bentuk penerimaan dan pengamanan laporan/pengaduan, pemberian bantuan dan Redesain Polsek Ubud, Gianyar 17

12 pertolongan termasuk pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah, dan pelayanan surat izin/keterangan, serta pelayanan pengaduan atas tindakan anggota polri sesuai dengan peraturan perundangundangan; b. penyelenggaraan fungsi intelijen di bidang keamanan meliputi pengumpulan bahan keterangan/informasi untuk keperluan deteksi dini (early detection), dalam rangka pencegahan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat; c. penyelenggaraan turjawali, pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerinntah dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, dan pengamanan Tipiring serta pengamanan markas; d. penyelenggaran Turjawali dan pengamanan kecelakaan lalu lintas guna mewujudkan Kamseltibcarlantas; e. penyelidikan dan penyidikan tindak pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; f. pemberdayaan peran serta masyarakat melalui Polmas dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, guna terwujudnya kemitraan serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap polri; g. penyelenggaraan administrasi umum dan ketatausahaan; serta h. pengumpulan dan pengolahan data, serta menyajikan informasi dan dokumentasi kegiatan di lingkungan Polsek. Alur pelaporan pada Polsek Ubud, dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian pelaporan kehilangan barang serta surat-surat berharga, dan pelaporan/pengaduan tindakan kriminal. Alur sirkulasi pelaporan di kantor polsek Ubud dapat dilihat pada gambar Redesain Polsek Ubud, Gianyar 18

13 Alur Pelaporan Kehilangan : Laporan Kehilangan Diterima SPKT (KSPKT) Laporan Polisi Kehilangan Barang Pembuatan Laporan Polisi Mengenai Kehilangan Barang Surat Tanda Bukti Penerimaan Laporan Kehilangan Alur Pelaporan Kriminal : Laporan Tindakan Kriminal Diterima SPKT (KSPKT) Pemintaan Persetujuan Kapolsek Pembuatan Laporan Polisi Memberikan Surat Bukti Ke TKP BAP (Pengumpulan Keterangan Saksi) Reskrim Gambar Alur Pelaporan Pada Polsek Ubud Civitas Pada Polsek Ubud Adapun civitas yang ada pada Polsek Ubud, adalah sebagai berikut. A. Personil Kepolisian Personil kepolisian dibagi kedalam enam unsur susunan organisasi Polsek yaitu sebagai berikut: a. unsur pimpinan; b. unsur pengawas; c. unsur pelayanan dan pembantu pimpinan; d. unsur pelaksana tugas pokok; dan e. unsur pelaksana tugas kewilayahan. Adapun struktur organisasi Polsek ubud dapat dilihat pada gambar Redesain Polsek Ubud, Gianyar 19

14 KAPOLSEK Ketut Widiada, S.I.K WAKAPOLSEK Ketut Sudarma, SH UNSUR PEMIMPIN UNIT PROVOS I Dewa Nyoman Raka UNSUR PENGAWAS SIUM Ida Bagus Putu Rai SIKUM I Dewa Gede Raka, HUMAS I Ketut Suastama URRENMIN URTAUD URTAHTI UNSUR PELAYAN DAN PEMBANTU PEMIMPIN SPKT I Gst Ngr Parwata I Made Wirdastra I Ketut Arsana UNIT INTELKAM IB Pt Dana UNIT BINMAS I Nym Sukadana, SE UNIT SABHARA I Wayan Meri UNIT RESKRIM I Md Gd Widia Adnyana, SH UNIT LANTAS I Wayan Suda UNSUR PELAKSANA TUGAS POKOK POLSUBSEKTOR Gambar 2.14 Struktur Organisasi Polsek Ubud Redesain Polsek Ubud, Gianyar 20

15 Adapun tugas dari Personil Kepolisian berdasarkan susunan organisasi polsek, yaitu sebagai berikut. a. Kapolsek Kapolsek bertugas untuk memimpin, membina, mengawasi, mengatur, dan mengendalikan satuan organisasi di lingkungan Polsek dan unsur pelaksana kewilayahan dalam jajarannya termasuk kegiatan pengamanan markas, serta memberikan saran pertimbangan kepada Kapolres yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya. b. Wakapolsek Wakapolsek bertugas membantu Kapolsek dalam melaksanakan tugasnya dengan mengawasi, mengatur, mengendalikan, dan mengkoordinir pelaksanaan tugas seluruh satuan organisasi Polsek. Dalam batas kewenangannya memimpin Polsek dalam hal Kapolsek berhalangan, dan memberikan saran pertimbangan kepada Kapolsek dalam hal pengambilan keputusan berkaitan dengan tugas pokok Polsek. c. Unit Provos Unit provos bertugas melaksanakan pembinaan disiplin, pemeliharaan ketertiban, termasuk pengamanan internal, dalam rangka penegakan disiplin dan kode etik profesi Polri dan pelayanan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan perilaku dan tindakan personil polisi. d. Sium Sium bertugas menyelenggarakan perencanaan, pelayanan administrasi umum, ketatausahaan dan urusan dalam, pelayanan markas, perawatan tahanan serta pengelolaan barang bukti di lingkungan Polsek. e. Sikum Sikum bertugas memberikan pelayanan bantuan hukum, pendapat dan saran hukum, penyuluhan hukum serta pembinaan hukum di lingkungan Polsek. f. Humas Humas bertugas mengumpulkan, mengolah data dan menyajikan informasi serta dokumentasi yang berkaitan dengan tugas Polsek. Redesain Polsek Ubud, Gianyar 21

16 g. SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) SPKT bertugas memberikan pelayanan kepolisian secara terpadu terhadap laporan/pengaduan masyarakat, memberikan bantuan dan pertolongan, serta memberikan pelayanan informasi. h. Intelkam Intelkam bertugas menyelenggarakan fungsi intelijen di bidang keamanan meliputi pengumpulan bahan keterangan/informasi untuk keperluan deteksi dini dan peringatan dini, dalam rangka pencegahan terjadinya ganguan keamanan dan ketertiban masyarakat, serta pelayanan perizinan. i. Reskrim Reskrim bertugas melaksanakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi. j. Binmas Binmas bertugas melaksanakan pembinaan masyarakat meliputi kegiatan pemberdayaan Polmas, ketertiban masyarakat dan kegiatan koordinasi dengan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa, serta kegiatan kerjasama dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. k. Sabhara Sabhara bertugas melaksanakan Turjawali dan pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah, objek vital, TKPKP, penanganan tipiring, dan pengendalian massa dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat serta pengamanan markas. l. Lantas Lantas bertugas melaksanakan Turjawali bidang lalulintas, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakkan hukum di bidang lalu lintas. B. Pengunjung Polsek (Masyarakat Sekitar) Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup manusia atau sehimpunan orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dalam ikatan-ikatan antara aturan yang tertentu. (Anicun, Aziz Hartono. 2002: 43). Kegiatan yang dilakukan masyarakat di Polsek Ubud adalah sebagaian besar melakukan laporan mengenai adanya wisatawan luar negeri yang menginap Redesain Polsek Ubud, Gianyar 22

17 di homestay ataupun villa mereka, hal ini dikarenakan di ubud merupakan daerah pariwisata yang sedang berkembang sehingga setiap hari banyak warga yang melapor, selain itu laporan masyarakat yang banyak juga mengenai laporan kehilangan barang dan surat-surat berharga seperti SIM, STNK, dan lain-lainnya. C. Keluarga Personil Polisi Polsek Ubud ditunjang dengan fasilitas asrama bagi personilnya, ketika sore hari banyak terdapat anak-anak dari personil polisi yang tinggal di asrama dan bermain di depan aula/wantilan Polsek Ubud Aktivitas di Dalam Polsek ubud Aktivitas yang ada pada Polsek Ubud, akan dijabarkan sebagai berikut. A. Waktu Operasional Personil Kepolisian Berdasarkan data yang didapat dari hasil survei, personil kepolisian Polsek Ubud beraktivitas selama 24 jam dengan menggunakan sistem jaga shift 12 jam, dimana pembagian shift kerja perhari selama 12 jam dan hari berikutnya libur selama 24 jam. Setiap personil kepolisian mendapatkan shift jaga dengan waktu kerja yang sama. Pembagian tugas kerja didasari dari wilayah kerja personil polisi dengan pembagian kerja lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 1. B. Sirkulasi Kegiatan Sirkulasi kegiatan pada Polsek Ubud dibagi menjadi dua bagian yaitu pada bangunan polsek utama difungsikan sebagai tempat pelayanan laporan masyarakat mengenai kehilangan barang, surat-surat berharga, dan pengaduan, sedangkan pada bangunan selatan merupakan pelayanan mengenai laporan data penduduk asing yang berkunjung atau menetap di Ubud. Pembagian kegiatan Polsek Ubud menjadi dua bagian ini dikarenakan kurangnya ruang yang tersedia pada bangunan Kantor Polsek. Bangunan selatan yang difungsikan sebagai Intelkam dan Satlantas merupakan bangunan yang awalnya memiliki fungsi sebagai kantin namun kemudian dialih fungsikan dikarenakan keterbatasan ruang pelayanan. Redesain Polsek Ubud, Gianyar 23

18 2.2.8 Sarana dan Prasarana Pendukung Polsek Ubud memiliki beberapa sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang kegiatan pihak kepolisian dan masyarakat yang datang ke Polsek Ubud. Adapun sarana dan prasarana penunjang Polsek Ubud ini seperti adanya Pura Batur Sari pada bagian timur laut, parkir kendaraan bermotor, tempat sampah, WC, drainase pada bagian depan bangunan. Berikut Gambaran dari sarana dan prasarana pendukung Polsek Ubud dapat dilihat pada gambar 2.15 sampai Gambar 2.15 Tempat Sampah di Tempat Parkir Roda Dua Gambar 2.16 Pura Batur Sari pada Polsek Ubud Gambar 2.17 Parkir Roda Dua pada Polsek Gambar 2.18 Toilet pada Kantor Polsek Ubud Gambar 2.19 Parkir Roda Empat Redesain Polsek Ubud, Gianyar 24

19 2.3 Evaluasi Purna Huni (EPH)/Post Occupancy Evaluation Berdasarkan Evaluasi Purna Huni (EPH)/Post Occupancy Evaluation, akan dijabarkan beberapa analisa aspek yang ada pada Polsek Ubud Analisa Aspek Fungsional Analisa aspek fungsional merupakan analisa yang digunakan untuk membahas segala aspek dalam pengoperasian fungsi bangunan Polsek Ubud. Aspek fungsional memiliki hubungan keterkaitan dengan efisiensi dan efektifitas pada bangunan. Analisa aspek fungsi bangunan akan memberikan solusi terhadap pemecahan masalah terhadap desain bangunan, yang bertujuan untuk merancang desain sirkulasi di dalam bangunan dengan pertimbangan rasa nyaman terhadap penggunanya. Permasalahan aspek fungsional yang ada pada Polsek Ubud, dapat dijabarkan sebagai berikut. A. Zoning Zoning dalam bangunan sangat berkaitan erat dengan kemudahan akses di dalam bangunan. Zoning pada bangunan kantor utama Polsek Ubud tidak ditata dengan baik, dari data yang diperoleh, pada bangunan polsek ubud penzoningan bangunan tidak didasari dari fungsi masing-masing ruang yang diwadahi, melainkan penentuan ruang didasari dari besar ruang yang ada serta berdasarkan ketersediaan ruang yang ada. a. Data Lapangan Dari hasil wawancara dengan Wakapolsek Ubud Ketut Sudarma, SH menuturkan bahwa jumlah ruangan yang tersedia dalam bangunan utama kurang memadai, sehingga untuk unit bagian Intelkam dan Lantas dipisah dari bangunan utama dan dipindah pada bagian selatan bangunan yaitu pada bangunan kantin yang dialihkan fungsinya untuk keperluan unit Intelkam dan lantas. b. Analisa Pada bagian dalam Polsek Ubud, tidak menggunakan organisasi ruang yang baik sehingga membuat penataan pada bagian dalam Polsek menjadi tidak teratur. Penempatan ruang yang ada pada bagian dalam bangunan tidak ditata secara beraturan dikarenakan kondisi di dalam bangunan yang kekurangan ruangruang penunjang untuk kegiatan personil kepolisian, dampak dari penataan ruang yang tidak teratur berdampak terhadap tidak efisiennya sirkulasi di dalam Redesain Polsek Ubud, Gianyar 25

20 bangunan. Berikut dapat dilihat kondisi di dalam kantor Polsek ubud pada gambar 2.20 sampai gambar 2.25 Gambar 2.20 Lorong pada bagian Side Entrance Gambar 2.21 Kanit Binmas Polsek Ubud Gambar 2.22 SPKT Polsek Ubud Gambar 2.23 Kondisi Lorong pada Polsek Ubud Gambar 2.24 Front Office Polsek Ubud Gambar 2.26 Penempatan Ruang pada Kantor Polsek Ubud Gambar 2.25 Kondisi Lorong di Depan R. Tahanan Redesain Polsek Ubud, Gianyar 26

21 c. Solusi Permasalahan Perlu adanya penataan atau penzoningan ruang pada bangunan Polsek Ubud untuk memberikan kemudahan kepada civitas yang ada di dalam bangunan, serta memberikan kemudahan terhadap pengunjung polsek dalam mencari unit ruang pelayanan di dalam Polsek Ubud. C. Sirkulasi Pada bagian ini akan membahas mengenai sirkulasi di area sekitar bangunan Polsek Ubud. a. Data Lapangan Berdasarkan hasil survei di lapangan, kondisi lahan pada Polsek Ubud berada lebih tinggi dibandingkan akses jalan yang berada di depan lahan. Hal ini memberikan dampak pada akses masuk ke area polsek yang berupa tanjakan. Pada Polsek Ubud hanya terdapat satu tempat masuk untuk kendaraan, sedangkan tempat masuk yang lagi satu digunakan untuk pejalan kaki. Pada bagian dalam area site Polsek Ubud tidak terdapat area khusus untuk pejalan kaki, sedangkan untuk sirkulasi kendaraan pada bagian dalam polsek hanya satu arah, yaitu dari pintu masuk bagian utara menuju pintu keluar pada bagian selatan site. b. Analisa Dari hasil survey terhadap objek bahasan, didapatkan untuk akses kendaraan pada bagian depan bangunan kantor utama Polsek dapat dilalui oleh dua kendaraan, namun ketika menuju ke area parkir pada bagian selatan hanya dapat dilalui oleh satu buah kendaraan dikarenakan terjadi penyempitan akses jalan. Akses jalan bagian belakang bangunan kantor utama tidak ditata dengan baik, dikarenakan tanaman-tanaman di depan bangunan yang melewati batas sehingga menggangu sirkulasi kendaraan menuju ke bangunan asrama. Berikut dapat dilihat kondisi akses jalan pada polsek ubud pada gambar 2.27 sampai gambar Redesain Polsek Ubud, Gianyar 27

22 Gambar 2.27 Kondisi Akses Jalan di Depan Kantor Polsek Gambar 2.28 Kondisi Akses Jalan di Depan Asrama Gambar 2.29 Kondisi Akses Jalan Menuju Parkir Gambar 2.30 Kondisi Akses Jalan Keluar Polsek Ubud Kondisi akses keluar site merupakan jalanan menurun, dikarenakan kondisi site yang berada lebih tinggi dibandingkan jalan utama di depan site. Kondisi parkiran dan kebersihan jalan keluar dari site tidak terawat dengan baik, namun dari segi perkerasannya cukup baik untuk dilewati oleh kendaraan bermotor, karena tidak ada jalanan yang berlubang. c. Solusi Permasalahan Perlu adanya penataan pada site untuk memberikan akses jalan yang baik dan memudahkan bagi kendaraan serta civitas yang ada, selain itu penataan pada bagian parkir juga sangat diperlukan untuk memaksimalkan jumlah kendaraan yang dapat di tampung, serta perkerasan jalan yang baik pada site untuk menunjang sirkulasi kendaraan. Redesain Polsek Ubud, Gianyar 28

23 2.3.2 Analisa Aspek Teknis Pada aspek teknis membahas mengenai kondisi fisik dari bangunan yang ada pada Polsek Ubud meliputi struktur bangunan, utilitas, tampilan bangunan, parkir, dan besaran ruang yang mendukung kelancaran aktivitas demi kenyamanan dan keamanan civitas pada Polsek Ubud. A. Struktur Bangunan Struktur bangunan sangat berpengaruh terhadap kekuatan dan kondisi di dalam bangunan, dari hasil survey dan wawancara yang telah dilakukan di dapatkan hasil sebagai berikut. a. Data Lapangan Pada struktur bangunan kantor Polsek Ubud banyak terdapat permasalahan yang terjadi, meliputi: banyaknya terjadi kebocoran pada atap bangunan, plafond bagian ruangan depan yang berlubang, pencahayaan yang tidak baik sehingga pada siang hari di dalam ruangan terlihat gelap, sedangkan untuk finishing cat pada bangunan masih terlihat bagus, dikarenakan baru dilakukan pengecatan ulang. Kondisi pada ruang kantor Polsek Ubud dapat dilihat pada gambar 2.31 dan gambar Gambar 2.31 Kondisi Plafond pada Kantor Polsek Ubud Gambar 2.32 Kondisi Pencahayan pada Polsek Ubud Pada bangunan asrama Kepolisian Sektor Ubud, banyak terjadi permasalahan pada struktur bangunannya. Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan Kapolsek Ubud yaitu Ketut Widiada, S.I.K mengatakan bahwa pada bangunan asrama kepolisian banyak yang mengalami kebocaran pada atapnya, untuk perbaikan atap tidak dapat dilakukan perbaikan langsung dari Redesain Polsek Ubud, Gianyar 29

24 bagian atas, sehingga dilakukan dengan cara mengambil genteng satu persatu, dikarenakan kayu-kayu penyangga genteng yang sudah mulai lapuk. Permasalahan lain yang terjadi pada bangunan asrama yaitu halaman belakang asrama yang tidak memadai sehingga ditambahkan berupa emperan dari bahan material kayu dan penutup atap berupa asbes. Kondisi asrama Polsek ubud dapat dilihat pada gambar 2.33 dan gambar Gambar 2.33 Kondisi Bangunan Asrama Polsek Ubud Gambar 2.34 Kondisi di Belakang Asrama Polsek Ubud b. Analisa Dari data yang diperoleh kondisi struktur bangunan yang sudah lama menjadi permasalahan utama pada Polsek Ubud, karena sejak mulai dibangun belum pernah direnovasi secara keseluruhan. c. Solusi Permasalahn Salah satu pemecahan masalah pada bangunan, diperlukannya renovasi menyeluruh baik pada bangunan Polsek dan asrama kepolisian untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi civitas di dalamnya. B. Utilitas Sirkulasi utilitas sangat dibutuhkan untuk menunjang kelancaran pada bangunan dan pada area site sendiri, permasalahan yang terjadi pada site khususnya mengenai sarana utilitas adalah sebagai berikut. a. Data Lapangan Area site pada kantor Polsek Ubud memiliki kemiringan ke arah selatan, sedangkan letak site sendiri berada lebih tinggi dibandingkan jalan utama. Pada bagian depan bangunan kantor Polsek Ubud tidak terdapat selokan air, Redesain Polsek Ubud, Gianyar 30

25 sedangkan untuk area peresapan air hanya terdapat pada bagian kebun yang berada pada pinggir-pinggir bangunan. Pada bagian selatan bangunan yaitu di depan asrama kepolisian terdapat selokan air, akan tetapi hanya terdapat pada bagian sebelah barat jalan saja. Kondisi utilitas pada Polsek Ubud dapat dilihat pada gambar 2.35 dan Gambar 2.35 Kondisi pada Bagian Depan Polsek Ubud Gambar 2.36 Selokan Air pada Bagian Barat Jalan Jalan pada kantor Polsek ubud memiliki perkerasan berupa aspal dan beton, sehingga peresapan air hujan hanya pada bagian kebun yang berada pada bagian pinggir-pinggir site, ketika hujan air sering menggenang pada jalan di depan bangunan kantor Polsek, sehingga berdampak terhadap cepat rusaknya aksen jalan tersebut. Permasalahan lain yang terjadi pada kantor Polsek Ubud, yaitu kurangnya pencahayaan buatan yang ada pada areal site, serta tidak adanya sistem pencegahan bahaya kebakaran yang memadai baik pada bangunan ataupun pada area site. b. Analisa Permasalahan utilitas utama yang terjadi pada area site Polsek Ubud adalah kurang tersedianya drainase air hujan, sehingga menyebabkan menggenangnya air hujan pada bagian depan kantor Polsek ubud. c. Solusi Permasalah Perencanaan kedepannya dari pembuatan redesain polsek Ubud, memerlukan penataan kembali drainase air hujan terutama pada bagian depan kantor Polsek Ubud, serta perencanaan sistem pencegahan bahaya kebakaran dan Redesain Polsek Ubud, Gianyar 31

26 penempatan pencahayaan buatan pada beberapa tempat yang strategis untuk menunjang kelancaran aktifitas pada Polsek Ubud. C. Tampilan Bangunan Tampilan bangunan yang bagus akan memberikan kesan baik terhadap masyarakat yang berkunjung, serta memberikan kesan estetika yang menarik bagi yang melihat. Dilihat dari fungsi bangunan yang merupakan kantor polisi, tampilan bangunan yang tegas dan kokoh sangat diprioritaskan pada bangunannya. a. Data Lapangan Tampilan dari bangunan Polsek Ubud, tidak menggunakan atau tidak mengaplikasikan nilai-nilai dari arsitektur tradisional Bali. Bangunan Polsek Ubud merupakan bangunan lama yang hanya dilakukan renovasi pada bagian finishing catnya, Tampilan dari bangunan Polsek Ubud dapat dilihat pada gambar 2.37 dan gambar Gambar 2.37 Tampak Depan Bangunan Polsek Gambar 2.38 Tampak Samping Bangunan Polsek b. Analisa Tampilan bangunan yang tidak memberikan tampilan arsitektur Bali, memberikan kesan visual yang kurang baik, melihat kondisi ubud yang merupakan daerah pariwisata berkembang, serta banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Redesain Polsek Ubud, Gianyar 32

27 c. Solusi Permasalahan Tampilan bangunan pada Polsek Ubud memerlukan renovasi dan penataan ulang, untuk memberikan visual yang baik dan memberikan kesan yang bagus untuk pengunjung Polsek, melihat kondisi pariwisata dan budaya di ubud yang sedang maju. D. Parkir Parkir merupakan fasilitas yang sangat dibutuhkan pada sebuah bangunan, untuk memberikan sirkulasi yang baik pada bangunan serta tidak menghalangi akses civitas menuju ke bangunan. a. Data Lapangan Lahan parkir pada area Polsek Ubud dibagi menjadi dua bagian, yaitu parkir sepeda motor yang berada pada bagian depan bangunan kantor Polsek, dan parkir roda empat yang berada pada bagian belakang atau di depan aula/wantilan polsek. Kondisi parkir untuk kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat tidak tertata dengan baik, dikarenakan tidak adanya garis-garis penunjuk untuk jenis parkir yang digunakan. Kondisi parkir pada Polsek Ubud dapat dilihat pada gambar 2.39 dan gambar Gambar 2.39 Parkir Roda Dua pada Area Polsek Ubud Gambar 2.40 Parkir Roda Empat pada Area Polsek Ubud b. Analisa Kondisi parkir pada area Polsek Ubud tidak tertata dengan baik, sehingga memberikan view yang tidak bagus, selain itu area parkir yang tidak Redesain Polsek Ubud, Gianyar 33

28 menggunakan garis-garis penanda membuat pengunjung parkir di sembarang tempat. Perkerasan parkir roda empat pada bagian selatan masih menggunakan perkerasan berupa tanah, sehingga ketika terjadi hujan, area parkir menjadi tergenang lumpur dan sangat berbahaya bagi pengendara yang dapat mengalami slip ban. c. Solusi Permasalahan Diperlukannya penataan terhadap parkir yang ada pada Polsek Ubud, serta penggunaan jenis parkir yang memudahkan bagi civitas yang ada di Polsek Ubud. 2.4 Kesimpulan Evaluasi Purna Huni (EPH) Berdasarkan Evaluasi Purna Huni yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan terkait perencanaan Polsek Ubud. Hasil dari Evaluasi Purna Huni yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. ruang unit pelayanan pada kantor yang terbatas, mengakibatkan unit Intelkan dan unit Lantas dipindahkan ke bagian kantin yang dialih fungsikan; 2. penempatan unit pelayanan pada kantor Polsek Ubud yang tidak disesuaikan alur proses pelaporan, sehingga menyulitkan masyarakat yang melakukan pelaporan; 3. struktur bangunan Polsek Ubud yang belum pernah direnovasi secara keselurah, mengakibatkan banyaknya permasalahan yang terjadi terhadap bangunan polsek, meliputi struktur atap yang sudah mulai lapuk, serta kurang baiknya kondisi pencahayaan yang ada di dalam bangunan kantor; 4. asrama polsek ubud yang sudah tidak sesuai dengan kondisi kebutuhan civitas yang diwadahi, cotohnya tidak adanya ruang dapur yang menjadi kebutuhan penting di dalam suatu asrama; 5. kurangnya fasilitas-fasilitas pelayanan pada Polsek ubud, seperti ruang tunggu untuk menunjang kenyaman pengunjung Polsek; serta 6. penataan zona asrama polsek yang tidak memberikan keamanan dan privasi terhadap civitas yang ada di asrama Polsek Ubud. Dari hasil pengamatan ruang-ruang yang ada di Polsek Ubud permasalahan yang terjadi dapat dilihat pada tabel 2.5. Redesain Polsek Ubud, Gianyar 34

29 Tabel 2.5 Permasalahan yang terjadi pada Ruang Polsek Ubud No Nama Ruang Permasalahan Ruang Ruang Kantor Polsek 1 Front Office - Kurangnya lampu penerangan di malam hari - Kurangnya fasilitas untuk ruang tunggu pengunjung - Kurangnya penataan terhadap utilitas jaringan kabel listrik 2 Ruang Kapolsek - Kurangnya pencahayaan di siang hari - Penempatan furnitur ruangan yang tidak sesuai - Penempatan ruang yang tidak sesuai pada kantor 3 Ruang Wakapolsek - Kurangnya area untuk menerima tamu - Kondisi ruangan yang lembab - Penataan furniture yang menyulitkan sirkulasi 3 Ruang Sabhara - Kurang baiknya pengaturan sirkulasi udara - Kondisi ruangan yang lembab - Besaran ruangan yang tidak sesuai dengan jumlah civitas 4 Ruang SPKT - Kurangnya area tempat untuk menunggu bagi pengunjung - Kurangnya area untuk penempatan rak dokumen - Kondisi suasana ruang yang tidak nyaman - Akses sirkulasi yang tidak memadai 5 Ruang Lantas - Akses ruang yang jauh dari kantor utama - Besaran ruang yang tidak memadai 6 Ruang Reskrim - Kurangnya pencahayaan di siang hari - Kondisi ruang yang lembab - Kurangnya area untuk penempatan berkasberkas dokumen 7 Ruang Provos - Kondisi ruangan yang lembab - Kurangnya pencahayaan di siang hari - Besaran ruang yang tidak sesuai 8 Ruang Sium - Besaran ruangan yang tidak sesuai dengan jumlah civitas - Kondisi furnitur yang tidak tertata - Kurangnya area untuk penempatan rak dokumen 9 Ruang Humas dan Kasi Hukum - Besaran ruangan yang tidak sesuai dengan jumlah civitas - Kondisi sirkulasi ruang yang tidak sesuai, sehingga menyulitkan akses masuk Redesain Polsek Ubud, Gianyar 35

30 - Tidak adanya area untuk menerima tamu 10 Ruang Intelkam - Akses ruang yang dipisah dari kantor utama - Kondisi besaran ruang yang kurang memadai - Tidak tersedianya ruang tunggu untuk pengunjung 11 Ruang Tahanan - Kondisi ruangan yang lembab - Besaran ruang yang tidak sesuai dengan jumlah sel - Fasilitas yang tidak memadai - Kurangnya pencahayaan pada ruangan 12 Toilet - Jumlah toilet pada kantor Polsek hanya terdapat satu buah - Kondisi ruangan yang lembab 13 Asrama Polsek - Kurangnya ruang dapur pada asrama - Kondisi struktur atap yang sudah rapuh - Tidak adanya privasi terhadap bangunan asrama Polsek Redesain Polsek Ubud, Gianyar 36

REDESAIN POLSEK UBUD, GIANYAR

REDESAIN POLSEK UBUD, GIANYAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 REDESAIN POLSEK UBUD,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN Pada bab satu ini menjabarkan mengenai latar belakang dari Redesain Polsek Ubud, Gianyar, beserta rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian yang nantinya akan digunakan dalam merangkum

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR REDESAIN PASAR TAMPAKSIRING

KATA PENGANTAR REDESAIN PASAR TAMPAKSIRING KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 45 Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 45 Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru terletak antara 101 0 14-101 0 34 Bujur timur dan 0 0 25 0 0 45 Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987

Lebih terperinci

BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN OBYEK WISATA CEKING TERRACE

BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN OBYEK WISATA CEKING TERRACE BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN OBYEK WISATA CEKING TERRACE Pada bab ini dibahas potensi dan permasalahan obyek wisata Ceking Terrace, yang nantinya akan berpengaruh terhadap penataan dan pengembangan

Lebih terperinci

REDESAIN PASAR UMUM SUKAWATI DI KABUPATEN GIANYAR

REDESAIN PASAR UMUM SUKAWATI DI KABUPATEN GIANYAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 REDESAIN PASAR UMUM SUKAWATI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB II KONDISI EKSISTING PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DESA SIDEMEN KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM

BAB II KONDISI EKSISTING PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DESA SIDEMEN KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM BAB II KONDISI EKSISTING PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DESA SIDEMEN KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM Pada bab ini akan membahas tentang kondisi eksisting dari Pasar Tradisional Desa Sidemen serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

POTENSI DAN PERMASALAHAN PASAR UMUM SUKAWATI

POTENSI DAN PERMASALAHAN PASAR UMUM SUKAWATI BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN PASAR UMUM SUKAWATI 2.1 Profil Kabupaten Gianyar 2.1.1 Letak Geografis Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten dari sembilan Kabupaten/Kota yang

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir yang berjudul Redesain Kantor Bupati

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN DI DENPASAR

GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN DI DENPASAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN DI DENPASAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT

BAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT BAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan terhadap objek redesain yang akan dilakukan yaitu sekolah SMA Negeri 1 Seririt. Tinjauan dilakukan dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang Skema 1 : Organisasi ruang museum Keterkaitan atau hubungan ruang-ruang yang berada dalam perancangan museum kereta api Soreang dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB I PENDAHULUAN...1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN... i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ii ABSTRAK... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR ISTILAH DAN NOTASI...x

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang maupun jasa atas dasar pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali. satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng,

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali. satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali Sebagai pulau yang mempunyai luas daratan ± 5.632,86 km², Bali merupakan kesatuan wilayah Propinsi yang terbagi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bali merupakan sebuah pulau kesatuan wilayah dari Pemerintah Propinsi yang mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota madya dengan

Lebih terperinci

KANTOR PELAYANAN TERPADU SAMSAT DAN SATLANTAS POLTABES SEMARANG

KANTOR PELAYANAN TERPADU SAMSAT DAN SATLANTAS POLTABES SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KANTOR PELAYANAN TERPADU SAMSAT DAN SATLANTAS POLTABES SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Kawasan Setelah beberapa proses sebelumnya rancangan kawasan adalah salah satu hasil yang didapat dari proses perumusan masalah, analisis, dan konsep. Rancangan kawasan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... ix Daftar Diagram... x

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... ix Daftar Diagram... x Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi..... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel..... ix Daftar Diagram... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan...... 3

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA ABSTRAK Ida Bagus Surya Mahayana.NIM.1417151017. Perencanaan Jalur Sepeda Sebagai Tujuan Wisata Desa di Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar. Pembimbing I: Ir. Ida Ayu Mayun, M.P. Pembimbing II: Ir. Anak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara administratif Kupang adalah sebuah kotamadya yang merupakan ibukota dari propinsi Nusa Tenggara Timur, dan secara geografis terletak antara 10º39 58

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual

Lebih terperinci

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN 68 BAB VI RENCANA PENGELOLAAN Konsep dasar rencana pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung adalah mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG T E R M I N A L DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR DIAGRAM... vii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar 1.1. Latar Belakang Makassar merupakan kota yang strategis dimana terletak ditengah-tengah wilayah Republik Indonesia atau sebagai Center Point of Indonesia. Hal ini mendukung posisi Makassar sebagai barometer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor satu (Suwantoro,

Lebih terperinci

Re - DesainTerminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Kab. Karangasem

Re - DesainTerminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Kab. Karangasem LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Juli 2015 Re - DesainTerminal Pelabuhan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel...x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...3 1.3 Tujuan dan Sasaran...3 1.3.1 Tujuan...3 1.3.2

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN LALU LINTAS JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah hakekatnya adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menciptakan pembangunan yang seimbang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PASAR HEWAN BEBANDEM

PENGEMBANGAN PASAR HEWAN BEBANDEM LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DALAM MEMENUHI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR PERIODE APRIL 2015 PENGEMBANGAN PASAR HEWAN

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA 20 PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

: MEMBANGUN BARU, MENAMBAH, RENOVASI, BALIK NAMA

: MEMBANGUN BARU, MENAMBAH, RENOVASI, BALIK NAMA Perihal : Permohonan Surat Izin Mendirikan Bangunan Pangkajene Sidenreng,.................... Kepada Yth. Bupati Sidenreng Rappang Cq, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Yang bertandatangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION TUGAS AKHIR PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION ARSITEKTUR HIJAU DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR STRATA-1 SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR DISUSUN OLEH : IMAM ZULFIKAR FAJRI

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan menyebabkan meningkatnya tuntutan manusia terhadap sarana transportasi. Untuk menunjang kelancaran pergerakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab IV didapatkan temuan-temuan mengenai interaksi antara bentuk spasial dan aktivitas yang membentuk karakter urban

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL TEMA LATAR BELAKANG Bali tidak memiliki hasil tambang, lahan pertanian yang terbatas, namun pulau Bali memiliki keindahan alam dan budaya yang sangat mempesona Untuk meningkatkan taraf hidup penduduk Bali

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa pasar tradisional merupakan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepolisian Resor disingkat Polres adalah struktur komando Kepolisian Republik Indonesia di daerah kabupaten/kota seperti Polres yang ada di kota Balikpapan, tentunya

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan kota metropolitan dan kota wisata, yang perekonominnya berkembang pesat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM ABSTRAK Sepeda motor merupakan alat transportasi yang banyak digunakan di Indonesia. Saat ini sepeda motor telah berkembang dalam berbagai jenis dan merek. Kegunaannya pun bukan hanya untuk transportasi

Lebih terperinci

I. DESKRIPSI KEGIATAN

I. DESKRIPSI KEGIATAN I. DESKRIPSI KEGIATAN 1.1 JUDUL KKN PPM Manggis. 1.2 TEMA Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produksi Buah Manggis Sebagai Komoditas Ekspor Unggulan 1.3 LOKASI Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR TETAP OPERASIONAL SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TANGERANG SELATAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di BAB 3 METODA PERANCANGAN Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu ini secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut: 3.1 Ide Perancangan

Lebih terperinci

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nyalah penulis dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI Desa Saba termasuk wilayah Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali. Desa Saba merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Gianyar, yang saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar Seni Sukawati terletak di kabupaten Gianyar, Bali yang berada di jalan raya Desa Sukawati, pada dimana di awal tahun 1983 beberapa pengerajin

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki

BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki 17 BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki Kota Pekanbaru adalah ibu kota dan kota terbesar di provinsi Riau,

Lebih terperinci

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG -BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB III GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK ROCK DI DENPASAR

BAB III GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK ROCK DI DENPASAR BAB III GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK ROCK DI DENPASAR Perencanaan dan perancangan bangunan gedung pertunjukan musik rock sangat dipengaruhi dengan lokasi bangunan tersebut berada. Bangunan penunjang rekreasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

WISATA ALAM DI KAWASAN DANAU BUYAN, BULELENG, BALI

WISATA ALAM DI KAWASAN DANAU BUYAN, BULELENG, BALI LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas Dalam Memenuhi Syarat - Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Fabruari 2016 WISATA ALAM DI KAWASAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN V.1 Strategi Karena batasan luas yang besar maka pengembangan kawasan kerajinan gerabah membutuhkan pembagian pengembangan menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 2004 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA LATIHAN RUTIN FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN POLRES BIMA TA. 2016

RENCANA LATIHAN RUTIN FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN POLRES BIMA TA. 2016 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA RENCANA LATIHAN RUTIN FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN POLRES BIMA TA. I. PENDAHULUAN 1. Umum a. Latihan adalah merupakan salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB I DESKRIPSI KEGIATAN

BAB I DESKRIPSI KEGIATAN BAB I DESKRIPSI KEGIATAN A. JUDUL TEMA Pemberdayaan Masyarakat untuk Menciptakan Permukiman yang Layak Huni, Sehat, dan Berkelanjutan Demi Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia di Desa Blahbatuh. B.

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV. Konsep Perancangan 4. 1 Kosep Dasar Konsep dasar perancangan perpustakaan ini adalah bangunan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya serta mencerminkan fungsinya baik sebagai bangunan perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

Lebih terperinci