Pengujian Laboratorium Pengaruh Kandungan Lempung dalam Stimulasi Vibrasi terhadap Perubahan Permeabilitas dan Faktor Perolehan Minyak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengujian Laboratorium Pengaruh Kandungan Lempung dalam Stimulasi Vibrasi terhadap Perubahan Permeabilitas dan Faktor Perolehan Minyak"

Transkripsi

1 Pengujian Laboratorium Pengaruh Kandungan Lempung dalam Stimulasi Vibrasi terhadap Perubahan Permeabilitas dan Faktor Perolehan Minyak Oleh : Joko Mulyono* Sari Pada tulisan ini, pengaruh kandungan lempung dalam stimulasi vibrasi terhadap perubahan permeabilitas dan faktor perolehan minyak ditentukan dalam percobaan laboratorium stimulasi vibrasi. Eksperimen ini menggunakan 5 sampel core lapangan dengan kandungan lempung yang beragam, yaitu :, 11.5, 1, 6., dan 31. Scanning Electrone Microscope (SEM) menunjukkan bahwa dominasi lempung penyusun matrik batuan adalah kaolinite berukuran 1-1 mikron dan pori-pori batuan berkisar 1-1 mikron. Dengan menggunakan ultrapermeameter, ultraporosimeter, hasler dan vibrator sirkular, diperoleh hasil bahwa semakin tinggi kandungan lempung suatu batuan maka perubahan faktor perolehan minyak akan semakin kecil ketika diberi efek vibrasi. Penambahan 1 kadar lempung akan menurunkan perubahan faktor perolehan minyak rata-rata. Hal ini disebabkan matrik lempung yang runtuh sebagian menyumbat pore throat sehingga memperbesar nilai turtousity batuan. Peningkatan turtousity akan menghambat perolehan minyak. Ilustrasi perubahan mikroskopik sampel core diinterpretasikan dari hasil Scanning Electrone Mocroscope (SEM). Untuk meramalkan pengaruh efek stimulasi vibrasi terhadap kinerja perolehan minyak, paper ini menggunakan hasil thesis Beni Setiawan yang menerapkan persamaan Tsiklauri-Beresnev. Untuk menghitung kumulatif produksi minyak yang diperoleh selanjutnya diusulkan adanya nilai koefisien waktu vibrasi dan volume produksi minyak pada persamaan tersebut. Estimasi nilai koefisien waktu berpatokan pada hasil pembagian waktu vibrasi dengan 3.5. Sedangkan koefisien volume diperoleh dari perkalian prosentase kandungan lempung dengan kuadrat porositas yang mewakili kontribusi lempung terhadap dinding pori. Kata kunci : lempung, vibrasi, frekuensi optimum, faktor perolehan minyak, permeabilitas. Abstract This study presents the influence of clay level in stimulation vibration to the alteration of permeability and oil recovery factor. This experiment used 5 field core samples with various clay levels:, 11.5, 1, 6., and 31. Observation by Scanning Electrone Microscope (SEM) indicated that dominant clay rock matrix materials are caolinites sized 1-1 micron and pores 1-1 micron. By using ultrapermeameter, ultraporosimeter, hasler and circular vibrator, the treatment of vibration effect resulted that higher clay in rock hence lower oil recovery factor. Increasing 1 clay level degrade oil recovery factor by mean of. This phenomenas caused by collapsed clay matrix corking on throat pores so that increased turtousity and decreased the oil recovery. Illustration of microscopic core samples was interpreted from result of Scanning Electrone Mocroscope (SEM). To predict the influence of stimulation vibration effect to the performance of oil recovery, based on Beni s thesis applying equation of Tsiklauri-Beresnev. To calculate cumulative oil production, proposed the existence of vibration time coefficient and oil production volume coefficient in the equation. The estimation of time coefficient based on vibration time divided by 3.5. Volume coefficient obtained from multiplication of clay content percentage by quadrate of porosity representing clay contribution to pore wall. Keywords : clay, vibration, optimum frequency, oil recovery factor, permeability * Mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan ITB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai eksperimen dan aplikasi vibrosesimik telah membuktikan bahwa teknologi ini dapat meningkatkan perolehan minyak. Sebagai teknologi yang prospektif dikembangkan maka kinerja vibroseismik ini perlu diuji dengan kajian yang lebih komprehensif mengenai parameter-parameter yang diperkirakan akan mempengaruhi kinerjanya di lapangan. Mineral lempung adalah unsur yang hampir terdapat di setiap matrik batuan reservoir. Mineral lempung yang regas (mudah patah) ini adalah unsur pengikat antar grain yang utama. Pengaruh keberadaan lempung pada batuan reservoir adalah parameter penting yang akan ditentukan dalam penelitian ini. Menurut Ariadji 1, terdapat hipotesis yang menyatakan bahwa saat batuan divibrasi, maka lempung pada matrik batuan akan runtuh dan berpindah tempat mengisi bagian pore throat batuan. Hal ini mengakibatkan turtousity batuan Joko Mulyono, 1153, Sem1 7/8 1

2 meningkat dan meningkatnya turtousity diperkirakan menurunkan perubahan permeabilitas. Runtuhan lempung ini akan mempengaruhi osilasi dinding pori yang menjadi penentu external force aliran fluida di dalamnya. Oleh karena itu, penelitian ini akan memberikan penjelasan dan kuantifikasi mengenai hipotesis tersebut. 1. Pengaruh Stimulasi Vibrasi Terhadap Sifat Fisik Batuan dan Fluida Berbagai fenomena alamiah dan hasil eksperimen laboratorium mengindikasikan bahwa stimulasi vibrasi mampu memberikan pengaruh atau perubahan sifat petrofisik batuan maupun sifat fluida yang ada di dalamnya. Diantaranya : porositas, permeabilitas relatif, saturasi minyak tersisa (S or ), pemanasan batuan, temperatur fluida, komposisi fluida, viskositas, tegangan permukaan dan tegangan kapiler, penggabungan droplet minyak, mobilitas minyak, dan lain-lain,3, Porositas Harga porositas biasanya dipengaruhi oleh susunan butir, kompaksi, ada tidaknya mineral pengotor dalam pori, dan sebaran distribusi butir batuan. Mursalim 5 melakukan percobaan laboratorium stimulasi vibrasi untuk beberapa sampel lapangan yang menghasilkan kenaikan porositas sebesar 1,6-1,45. Adanya stimulasi vibrasi ternyata memberikan pengaruh terhadap harga porositas batuan. Bahkan, Scanning Electrone Microscope (SEM) yang pernah dilakukan menunjukkan adanya ruangan pada matrik penyusun batuan yang menambah harga porositasnya Permeabilitas Perubahan struktur pori juga akan mempengaruhi hasil stimulai vibrasi. Dalam paper Ariadji 1 ditemukan bahwa penurunan produksi minyak setelah vibrasi untuk batuan yang berpermeablitas rendah erat kaitannya dengan harga turtousity yang terbentuk pasca vibrasi. Vibrasi ini menyebabkan matrik lempung runtuh kemudian menyumbat pore throath batuan. Tersumbatnya pore throath batuan akan meningkatkan turtousity batuan sehingga mengecilkan nilai permeabilitas Saturasi Minyak Tersisa Saturasi minyak tersisa (S or ) tersebar di rongga pori dalam bentuk droplet yang terisolasi atau film. Droplet-droplet ini terdapat bersamaan pada aliran air dalam pori batuan. Suatu bukti bahwa perubahan produksi minyak dan air dalam aplikasi lapangan vibroseismik menunjukkan bahwa stimulasi vibrasi dapat membuat droplet-droplet minyak bergerak dan bercampur (coalescence) kemudian mengalir bersama-sama. Teori ini dapat didekati dengan kemungkinan yang terjadi pada saat osilasi berupa penggabungan droplet-droplet menjadi aliran minyak, pemecahan droplet minyak menjadi ukuran yang lebih kecil dari saluran pori dan penurunan tekanan kapiler. Pengaruh stimulasi vibrasi terhadap perubahan saturasi minyak sisa juga dapat didekati dengan penjelasan perubahan porositas dan permeabilitas relatif 7. Stimulasi vibrasi dapat mengakibatkan perubahan susunan butir 3 dari tidak teratur menjadi teratur, mengagitasi partikel dalam rongga pori sehingga mudah terbawa, terjadi disintegrasi material organik dan agregat yang menyumbat pori serta peronggaan. Karena terbentuknya hubungan antar pori-pori batuan maka kemampuan batuan melewatkan fluida akan meningkat, dan minyak dapat dikeluarkan lebih banyak sehingga menurunkan nilai saturasi minyak tersisa Viskositas Minyak Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas suatu fluida. Penurunan viskositas yang terjadi selama vibrasi dikarenakan efek pemanasan. Dalam penelitian mengenai stimulasi vibrasi dan viskositas fluida, Ariadji 1 menggunakan sampel dengan viskositas,66 cp dan 1,1 cp pada tekanan 1 psig. Viskositas diukur pada temperatur 7 o C, 85 o C, dan 95 o C untuk 1 psig, 15 psig, psig, 5 psig, dan 3 psig. Untuk viskositas yang lebih rendah pada temperatur 7 o C, viskositas mengecil saat frekuensi optimum dan amplitude maksimum, hal ini terbukti bahwa peningkatan viskositas dipengaruhi pressure dan temperatur, besarnya berkisar 19,38 -,6. Untuk temperatur 85 o C viskositas berkurang sekitar 3, dan untuk temperature 95 o C sekitar 15. Pada sampel dengan viskositas terbesar yield viscocitynya menurun pada temperatur 85 o C pada interval Tekanan Kapiler Perubahan porositas batuan akan mempengaruhi harga tekanan kapilernya. Penurunan tekanan kapiler 1,3 menyebabkan fluida relatif lebih mudah mengalir. Tekanan kapiler yang berbanding terbalik dengan jari-jari kapiler dapat menjelaskan hubungan antar pori-pori dan penurunan tekanan kapiler. 1.3 Hasil Penelitian Vibroseismik Pengurangan rasio permeabilitas air/minyak Studi laboratorium yang komprehensif tentang pengaruh energi ultrasonik dalam media berpori TM-FIKTM-ITB Sem1 7-8

3 dilakukan oleh Duhon 1,1. Duhon mengkaji karakteristik perpindahan minyak oleh air dalam kondisi adanya vibrasi ultrasonik. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perolehan minyak akibat adanya stimulasi ultrasonik. Hal lain yang terjadi adalah perubahan rasio permeabilitas air dan minyak Memperbesar droplet minyak dan gelembung gas dalam air Simkin dan Surguchev 1,14 mengamati pertumbuhan intensif dari droplet minyak untuk waktu menit setelah eksperimen stimulasi vibrasi yang dilakukan. Ternyata peningkatan respon getar akan membentuk coalescence Perubahan produksi minyak akibat vibrasi gempa Beberapa investigasi menunjukkan adanya pengaruh vibrasi gempa terhadap produksi minyak. Steinbruge dan Moran 1 melaporkan bahwa terjadi fenomena yang beragam dari produksi minyak di Kern akibat gempa bumi Southern California yang bermagnetudo 7,6 dan berepisentrum 8 km. Sebuah sumur mengalami kenaikan produksi dari bbl/d menjadi 34 bbl/d dan setelah gempa bumi berlangsung, sumur yang lainnya mengalami penurunan produksi dari 54 bbl/d menjadi 6 bbl/d. Ada pula beberapa sumur yang tidak berubah produksinya. Simkin dan Lopukhov 1 melaporkan dari lapangan minyak Staroznenskoye di Northern Caucasus, dimana pengaruh gempa menyebabkan peningkatan produksi sebesar 45. Voytoy 1 melaporkan bahwa gempa dengan magnitudo 6,5 dengan episentrum 3-5 km menyebabkan perubahan yang besar terhadap produksi minyak pada berbagai lapangan di Dagestan dan Northern Caucasus. Ternyata gempa mempunyai korelasi terhadap perubahan produksi minyak. Perubahan peningkatan produksi terbesar terjadi sesaat setelah kejutan besar terjadi. Sedangkan setelah penurunan kejutan produksi minyak akan menurun. Duhon 1 mengamati pengaruh ultrasonik terhadap perubahan laju produksi pada sumur yang diinjeksi air. Frekuensi ultrasonik 1-5,5 MHz dengan intensitas 5 W dan waktu stimulasi selama 6-9 jam. Hasilnya ternyata meningkatkan perolehan selama injeksi air dan meningkatkan laju produksi dari sumur injeksi Peningkatan Mobilitas Kuznetsov dan Simkin 1 melakukan eksperimen terhadap sampel pasir dengan fraksi berat minyak,5 dan fraksi air laut,4 yang berada pada pengaruh eksitasi gelombang secara kontinyu dengan frekuensi 1, Hz dan Amplitudo 4 µ. Sebelum pelaksanaan stimulasi berada pada keadaan tidak bergerak dan setelah 48 jam perlakuan stimulasi minyak mengalami pengaliran. Dyblenko 1, melakukan studi penerapan suara dengan frekuensi Hz untuk meningkatkan pemindahan kerosene oleh air pada sampel core reservoir. Mereka mengukur kenaikan perolehan kerosene sebesar 1. Selama eksitasi terjadi, terjadi peningkatan mobilitas dari sisa minyak Peningkatan pendesakan minyak Efek gelombang akustik kontinyu terhadap perpindahan fluida tak tercampur dikaji oleh Neretin dan Yudin 1. Selama pendesakan hidrokarbon oleh air dibawah pengaruh ultrasonik ternyata, waktu pendesakan berkurang dan hasil hidrokarbon meningkat 65 menjadi 85. Penelitian serupa dilakukan oleh Gadiev 9 dengan melakukan eksperimen batu pasir tersaturasi dan tak terkonsolidasi dengan cara menggetarkannya dengan alat electromagnetic shaker. Stimulasi ternyata mempercepat penetrasi fluida dalam kapiler. Hasilnya, efisiensi pendesakan minyak oleh air ternyata meningkat 1-15 dan waktu pendesakan tiga kali lebih singkat dibanding tanpa ultrasonik. 1.4 Model Matematika Stimulasi Vibrasi Aliran Fluida Pada Media Berpori Thesis Beni 3 menggunakan tiga teori sebelumnya untuk memvalidasi model matematika dengan model fisik yang diperoleh dari percobaan laboratorium, yaitu : Biot Biot mengembangkan teori perambatan gelombang elastik pada medium berpori. Beberapa asumsi yang digunakan Boit adalah : - Material dianggap kontinyu - Fluida tersaturasi adalah fluida Newtonian. - Dinding pori berosilasi longitudinal terhadap dinding pori. - Tidak ada friksi antara fluida dan dinding pori. - Panjang gelombang (λ) sangat panjang dibandingkan dimensi pori. - Permeabilitas isotropik dan seluruh pori-pori tersaturasi fluida. Asumsi di atas memodelkan pori-pori sebagai dinding dengan posisi saling sejajar yang berosilasi dalam arah longitudinal di bawah pengaruh osilasi gradien tekanan luar Del Rio Dalam eksperimen lain, del Rio mengembangkan model matematika stimulasi vibrasi yang hampir sama dengan model Biot. Del Rio menggunakan fluida non-newtonian tipe Maxwellian sebagai fluida penyaturasi sampel. Joko Mulyono, 1153, Sem1 7/8 3

4 Fluida non-newtonian tipe Maxwellian adalah fluida yang propertinya mendekati hidrokarbon (minyak). Del Rio mengasumsikan bahwa dinding pori tidak ikut berosilasi sehingga pengaruh vibrasi hanya dirasakan oleh fluida di dalam pori Model Tsiklauri-Beresnev Tsiklauri dan Beresnev mengkombinasikan model yang dibuat Biot dengan del Rio. Biot menerangkan adanya fenomena pergerakan relatif antara fluida dan dinding pori. Hal ini berarti bahwa suatu saat akan terdapat dua kondisi dimana fluida dan pori-pori akan bergerak dalam satu fasa atau berbeda fasa pergerakan. Parameter baru yang dimasukkan Tsiklauri-Beresnev ke dalam persamaan Biot adalah faktor waktu relaksasi dari fluida Maxwellian. Di mana fluida Maxwellian adalah fluida yang dipakai oleh del Rio dalam model yang dibuatnya. Sehingga model yang dibuat oleh Tsikaluri-Beresnv berlaku untuk aliran fluida Maxwellian dalam tabung berosilasi longitudinal. Dari ketiga model di atas Beni 3, melakukan validasi model matematika Tsikaluri-Beresnev dengan model fisik yang dibuat di laboratorium. Salah satu plot hasil vaidasi dilakukan di Matlab yang hasilnya menunjukkan kesesuian dengan frekuensi optimum 15 Hz pada amplitudo 45 mikron. 1.6 Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui perubahan susunan mikroskopik matrik sampel setelah divibrasi.. Mengetahui pengaruh berbagai komposisi lempung pada core yang divibrasi terhadap perubahan faktor perolehan minyak. 3. Mengetahui pengaruh berbagai komposisi lempung pada core yang divibrasi terhadap perubahan permeabilitas batuan. 4. Melakukan modifikasi matematika stimulasi vibrasi dari penelitian terdahulu untuk memprediksikan pengaruh komposisi lempung terhadap faktor perolehan minyak. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian literatur, analisis data laboratorium dan aplikasi model matematika Tsiklauri-Beresnev untuk mengevaluasi pengaruh stimulasi vibrasi terhadap sifat petrofisik batuan karena pengaruh kandungan lempung yang berbeda-beda. Percobaan di laboratorium meliputi pengukuran perubahan saturasi minyak tersisa (S or ) terhadap 5 sampel core lapangan yang divibrasi dengan frekuensi optimum rata-rata 15 Hz. Stimulasi vibrasi ini diberikan pada semua sampel core dengan tipe vibrasi sirkular. Gelombang yang dikenakan pada core adalah getaran yang kontinu sehingga bukan getaran berbentuk mekanik/pulsa. Ilustrasi tipe vibrasi ini seperti pada gambar 1 di bawah ini : Gambar 1 Vibrasi Sirkular Dari hasil laboratorium tersebut dibandingkan dengan persamaan matematika yang memodelkan stimulasi vibrasi dengan parameter tambahan berupa berbagai komposisi lempung. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perubahan Faktor Perolehan Minyak Sampel core yang dipakai dalam eksperimen ini terdiri dari, 11,5, 1, 6,, dan 31 lempung. Semua core divibrasi mengalami perubahan faktor perolehan minyak. Perubahan faktor perolehan minyak akan menunjukkan perubahan perilaku aliran dalam batuan selama vibrasi. Tampak pada gambar bahwa efek vibrasi tidak langsung memberikan pengaruh produksi minyak pada sampel. Gelombang yang merambat melalui sampel mulai terlihat efeknya setelah periode tertentu. 1.7 Pembatasan Masalah 1. Sampel core yang digunakan adalah sampel lapangan dengan interval komposisi lempung Frekuensi optimum yang digunakan adalah 15 Hz mengacu pada percobaan sebelumnya Tipe vibrasi yang digunakan adalah model sirkular. II. METODOLOGI 4 TM-FIKTM-ITB Sem1 7-8

5 Gambar Grafik faktor perolehan minyak vs waktu vibrasi setelah vibrasi untuk berbagai komposisi lempung. Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa sampel core yang mengandung lempung akan bergeser semakin ke kanan. Efek vibrasi terhadap batuan maupun fluida dijelaskan sebagai berikut : 1. Pada awal vibrasi, ikatan grain/matrik batuan masih terlalu kuat dibanding efek frekuensi dan amplitudo vibrasi untuk mendeformasi sistem pori batuan. Kalaupun terjadi deformasi sistem pori batuan maka hasilnya belum memberikan kontribusi siginfikan terhadap perubahan aliran fluida.. Setiap fluida dalam media berpori memiliki harga tekanan kapiler yang tertentu. Pada awal vibrasi, efek gelombangnya belum bisa melewati ambang untuk merubah tekanan kapiter fluida dan dinding pori bantuan. Belum tercapainya nilai ambang tekanan kapiler ini menyebabkan adhesi fluida dan batuan belum terganggu. Selama vibrasi akan terjadi proses pengumpulan energi dalam batuan dan fluida (coalescence) untuk menyatukan droplet-droplet minyak, penurunan tekanan kapiler akibat pembesaran pori, dan deformasi sistem pori secara umum. Masing-masing grafik memiliki trend perubahan. Pada sampel yang mengandung lempung perubahan trend ini terlihat sangat jelas. Sehingga dapat diperkirakan bahwa lempung memiliki pengaruh signifikan untuk menghambat efek vibrasi. Waktu untuk mencapai kestabilan faktor perolehan minyak pada sampel yang mengandung lempung relatif lebih panjang dibanding sampel yang tidak mengandung lempung. Deformasi sistem pori yang signifikan mempengaruhi perbedaan grafik di atas, yaitu terjadi rontokan matrik lempung selama vibrasi sehingga menutupi pore throath sebagaimana diilustrasikan pada gambar 3 di bawah ini : Tabel 1 Porositas Sampel A-1 seharusnya lebih mudah mengalir karena kenaikan porositas yang lebih besar dari A- 6 dan A-5. Sehingga disimpulkan bahwa efek rontoknya lempung cukup signifikan memperbesar turtoisity batuan. Turtoisity yang dimiliki sampel A-1 (lempung 1) relatif lebih besar dibandingkan 4 sampel yang lain. Hal ini dikarenakan sebaran lempung pada sample A-1 yang kurang homogen. Sebaran lempung lebih terkonsentrasi pada ujung sampel. Pada saat fluida mengalir, jalur pori efektif yang dilalui lebih panjang daripada sampel A-6 dan A-5 sehingga delay yang terjadi lebih panjang. Hal ini bisa dilihat pada gambar 4 dan 5. RF () Time vs RF A Time (minutes) Gambar 4 RF vs waktu vibrasi sampel A-1 before vibrate after vibrate Permukaan Grain Sebelum vibrasi Permukaan Grain Gambar 5 RF vs waktu vibrasi sampel A-5 Sesudah vibrasi Gambar 3 Ilustrasi penutupan pore throath oleh lempung setelah divibrasi Penurunan nilai S or setelah vibrasi, terjadi karena pembentukan droplet-droplet minyak yang lebih besar sehingga lebih mudah bermigrasi. Butir-butir minyak bergerak lebih cepat daripada droplet air, menyatu dengan mekanisme coalescence. Selain itu, vibrasi dapat mengurangi tegangan permukaan dan memungkinkan droplet minyak mengalir lebih banyak. Akan tetapi, penurunan S or tersebut menunjukkan perubahan Joko Mulyono, 1153, Sem1 7/8 5

6 yang semakin mengecil. Mengecilnya perubahan S or berarti mengecilkan pula faktor perolehan minyak. Seperti halnya perubahan permeabilitas maka runtuhnya lempung akan menyumbat pore throath batuan sehingga perubahan faktor perolehan minyak semakin mengecil sebagaimana ditunjukan dalam gambar 6. delta RF() ; 11,8 Clay vs Delta RF 11,5; 1,6 1; 6,67 31; 5,99 6,; 6, clay () Gambar 6 Grafik perubahan faktor perolehan minyak setelah vibrasi Tabel Data perubahan faktor perolehan minyak setelah vibrasi delta permebility () clay vs delta permeabilitas clay () Gambar 7 Komposisi lempung vs perubahan permeabilitas Data tabel diplot pada grafik 7 sehingga diketahui bahwa semakin besar kandungan lempung maka nilai perubahan permeabilitas semakin kecil. Efek vibrasi ini menyebabkan matrik yang tersusun oleh lempung runtuh dan menyumbat pore throat batuan. Hal ini sesuai dengan hasil yang pernah disampaikan melalui paper Ariadji 1. Ilustrasi penyumbatan throat pori ini bisa dilihat pada gambar 3 di depan. Jika dilihat pada hasil Scanning Electrone Microscope (SEM) seperti pada gambar 8 dan 9 maka diketahui bahwa core dengan kandungan lempung 31 setelah divibrasi terjadi bukaan/rekahan. 3. Perubahan Permeabilitas Permeabilitas adalah parameter penting yang harus diketahui dalam properti batuan reservoir. Permeabilitas efektif dalam eksperimen ini diukur dengan ultrapermeameter digital. Semua core divibrasi dengan frekuensi optimum 15 HZ dan semuanya mengalami perubahan permeabilitas. Hasil pengukuran perubahan tersebut seperti pada tabel 3 berikut : Gambar 8 Sampel A-5 31 lempung sebelum vibrasi Gambar 3.5 Sampel A-5 mengandung 31 lempung Tabel 3 Data Perubahan Permeabilitas Gambar 9 Sampel A-5 31 lempung sesudah vibrasi Foto SEM batuan sampel A-5 sebelum vibrasi ditunjukkan gambar 8 dengan lempung yang mendominasi adalah kaolinite (berbentuk segi enam) dan terkumpul menjadi matrik pengikat grain batuan. Diperkirakan jumlah kaolinite yang terdapat dalam matrik adalah 9 dan sisanya illite. Foto SEM batuan sampel A-5 sesudah vibrasi 6 TM-FIKTM-ITB Sem1 7-8

7 ditunjukkan dengan gambar 9 terlihat bahwa pori utama batuan bersih dari lempung dan hanya tersisa sedikit (yang dilingkari). Diameter pori baru yang terbentuk mencapai 6 mikron (garis putih) dan sedikit bukaan rongga antara matrik dan grain. Salah satu petunjuk bahwa terjadi perubahan dalam batuan tersebut adalah adanya bukaan antara lempung dan grain tersebut. Sebagian agregat lempung terbawa fluida yang sempat mengalir adalah terlihatnya rekahan lempung yang ditunjukan oleh anak panah putih. Pada gambar 9 bagian bawah terlihat rekahan matrik lempung yang berjejal di antara pore thoath. Tidak terdapatnya sisa matrik pada pori utama dikarenakan terlalu banyaknya lempung yang runtuh sehingga pori-pori baru yang terbentuk sedemikin besar. Lempung adalah mineral yang regas dan mudah patah jika mengalami gangguan. Karena banyak matrik lempung yang runtuh, grain batuan diperkirakan ikut terkikis dan lempung terbawa aliran fluida yang mengalir dalam pori saat dilakukan flooding. Lempung dan grain yang runtuh, hanyut terbawa aliran fluida yang mengalir di pori tersebut. Sebagai penjelas, pada gambar 1 dan 11 merupakan hasil SEM terhadap batuan dengan lempung 6,6. Dari hasil SEM terhadap batuan yang terkena vibrasi terlihat rekahan matrik lempung yang berada dalam pori batuan. Rekahan ini diperkirakan menjadi penyumbat aliran fluida dalam pori. Sebelum vibrasi, lempung jenis kaolinit bertumpuk mengikat grain kuarsa. Sesudah vibrasi, terlihat gerombolan lempung yang merekah berada dalam pori batuan di antara grain-grain kuarsa. 3.3 Modifikasi Model Matematika Pengaruh Stimulasi Vibrasi Pada Media Pori Yang Mengandung Lempung Dengan menggunakan persamaan Tsiklauri- Beresnev mengenai kecepatan relatif fluida U (r) terhadap pergerakan osilasi pori yang terdapt dalam thesis Beni 7, dilakukan trial error koefisien waktu vibrasi dan potensi volume kumulatif minyak maksimum untuk modifikasi model matematika yang paling mendekati hasil eksperimen laboratorium. Persamaan Tsiklauri-Beresnev adalah: ( m) 1 ( βa). ωxa 1 iωt J( βr) Ur ( ) = 1 µ J( βa) (1) Persamaan (1) di atas dikalikan dengan luas penampang pori sehingga menjadi persamaan debit aliran fluida dalam pori. ( ) Q U r r = π () Model yang dibuat Beresnev-Tsiklauri merupakan kumpulan pori yang berhubungan membentuk pipa-pipa mikro yang saling sejajar. Kumpulan pipa mikro dan fluida di dalamnya saling berosilasi sesuai getaran frekuensi optimum yang diberikan. Dalam model ini digunakan diameter pori 1 mikron dan diameter sampel core,54 cm. Ilustrasi model pori dibuat oleh Beni 7 sebagaimana gambar 1 di bawah ini : Gambar 1 Sampel A- sebelum vibrasi (lempung 6,) Gambar 11 Sampel A- sesudah vibrasi (lempung 6,) Gambar 1 Kumpulan pipa mikro dalam core sebagai analogi pori efektif 7 Nilai 1 Q debit pada persamaan () harus dikalikan dengan jumlah pori efektif yang berkontribusi dalam satu sampel core yang berbentuk tabung. Dari hasil persamaan debit () tersebut diubah menjadi persamaan kumulatif volum produksi oil. Persamaan debit ini kemudian dikalikan dengan kumulatif waktu vibrasi. Vol = Q t vibrasi (3) Dari penurunan persamaan kumulatif volum produksi oil di atas, ditambahkan faktor-faktor yang merepresentasikan pengaruh lempung. Joko Mulyono, 1153, Sem1 7/8 7

8 Faktor-faktor tersebut berupa koefisien waktu vibrasi dan koefisien volum produksi minyak. Dalam plot di matlab kedua koefisien ini berfungsi membentuk grafik profil produksi sehingga nilainya harus dicari. Koefisien tersebut merepresentasikan hubungan parameter kadar lempung dan porositas batuan. Kedua parameter ini diperkirakan sangat mempengaruhi osilasi dinding pori. Secara analitis dalam persamaan Biot dan Tsiklauri-Beresnev external force volume dinyatakan dalam variabel X sebagai parameter kontribusi dinding pori. Dalam modifikasi model matematika ini tidak diarahkan pada perubahan persamaan Tsikaluri-Beresnev (variabel X) secara analitis tetapi lebih ditekankan pada upaya penyesuaian dengan hasil laboratorium sehingga digunakan trial error angka untuk menentukan koefisien waktu maupun volume. waktu produksi Estimasi Koefisien_waktu = (4) 3,5 Angka 3,5 adalah faktor waktu yang diambil dari persamaan Tsiklauri-Beresnev awal sebelum modifikasi. Estimasi Koefisien_volume = clay φ (5) Fungsi yang terjadi dari model yang dibuat oleh Tsikaluri-Beresnev ternyata mirip fungsi sinusoidal sehingga harga maksimumnya diambil sebagai volume maksimum produksi minyak setelah vibrasi dan setelah itu volume minyak dianggap konstan. Karena mirip fungsi sinusoidal maka persamaan Tsiklauri-Beresnev yang diplot dalam matlab diberi batasan waktu vibrasi yang akan berhenti runningnya setelah mencapai volume maksimum produksi minyak. Dalam script program dinyatakan sebagai faktorwaktu oleh Beni 7. Faktor waktu ini diperoleh dari interval penentu waktu vibrasi yang dirumuskan sebagai : 1 faktorwaktu = linspace, 1,1 frekuensi Lempung Porositas (Ф) Tabel 4 Koefisien (C) 6,3 11,5,57 Koefisien 1 16,44 6, 14,4 (6) 31 18,3 Hitungan 5,7 18,9 15,7 5,7 14,3 koef isien waktu (C 1) Hitungan,58,3,48 1,4 koefisien volume (C ).4,76,7,75,78 C 3 1,8 14,44 4,455 4,5 11,544 nilai C-1 nilai C C-1 vs clay clay C1 (TIME) Linear (C1 (TIME)) Gambar 13 Kurva C-1 vs kadar lempung 3 1 C- vs clay clay C Linear (C) Gambar 14 Kurva C- vs kadar lempung Persamaan lengkap yang digunakan untuk menentukan profil produksi minyak didefinisikan sebagai :. ωxa ( ) ( ) 1 iωt m 1 J ( βr ) U r = 1 ( πa ) ( t ) vibrasi ( npori ) C µ ( βa) J( βa) Dimana C = C3 = C1 C (7) Persamaan profil produksi dari stimulasi vibrasi pada media pori harus diturunkan secara semianalitis sehingga memerlukan faktor C-3. Dari gambar 13 dan 14 menunjukan bahwa faktor koefisien waktu (C-1) memiliki kecenderungan naik sebanding dengan pertambahan prosentase kandungan lempung sedangkan faktor koefisien volume (C-) cenderung turun seiring pertambahan kadar lempung. Kecenderungan tersebut digunakan untuk memperkirakan nilai koefisien waktu vibrasi dan volume produksi minyak. Dari koefisien tersebut diperoleh hasil plot grafik dari persamaan (7) seperti di bawah ini : 8 TM-FIKTM-ITB Sem1 7-8

9 Gambar 15 Kurva hasil laboratorium dan model matematika untuk kadar lempung Gambar 19 Kurva hasil laboratorium dan model matematika untuk kadar lempung 31 Kurva Model Matematika Kumulatif Produksi Oil (cc) ,5 1 6, 31 Gambar 16 Kurva hasil laboratorium dan model matematika untuk kadar lempung 11,5 Gambar 17 Kurva hasil laboratorium dan model matematika untuk kadar lempung Waktu Vibrasi (menit ke-) Gambar Kurva Model Semua Matematika Dari gambar 15 sampai dengan masih terlihat perbedaan antara model matematika dan hasil di laboratorium. Perbedaan ini terjadi karena variasi aliran fluida dalam sampel core selama produksi minyak. Trend kemiringan kurva hingga pencapaian volume maksimum minyak relatif masih sama. Perbedaan volume kumulatif maksimum produksi minyak hanya sekitar,1 cc atau setara 8,3. Dalam aplikasi vibroseismik selanjutnya, model persamaan matematika yang diusulkan diharapkan mampu memperkirakan potensi maksimum produksi minyak setelah produksi untuk berbagai kandungan lempung. Penentuan delay waktu beberapa saat sebelum produksi minyak yang terjadi memerlukan studi lebih lanjut untuk memperkirakannya. Sebagaimana dibahas pada point 3. bahwa delay ini ditentukan secara spesifik dengan memperhitungkan deformasi sistem pori dan perubahan properti fluida di dalamnya. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Gambar 18 Kurva hasil laboratorium dan model matematika untuk kadar lempung 6, 1. Dari hasil SEM, dominasi lempung dalam sampel core yang diteliti adalah kaolinit sebesar 9 dan sisanya adalah illite. Joko Mulyono, 1153, Sem1 7/8 9

10 . Lempung pada matrik yang runtuh menyumbat pore throat yang memperbesar nilai turtousity batuan sehingga perubahan faktor perolehan minyak semakin mengecil. 3. Penambahan 1 kadar lempung akan menurunkan perubahan faktor perolehan minyak rata-rata. 4. Semakin membesarnya kandungan lempung dalam batuan yang divibrasi maka nilai perubahan permeabilitas semakin kecil. 5. Delay efek stimulasi vibrasi yang terjadi pada batuan yang mengandung lempung berkisar 1-11 menit. 5.. Saran 1. Untuk menambah akurasi maka perlu dilakukan penambahan jumlah sampel dengan interval kandungan lempung yang tidak terlalu besar.. Perlu penelitian khusus untuk menentukan besarnya delay yang akan terjadi setelah stimulasi vibrasi. VI. Daftar Pustaka 1. Ariadji, T. : Effect of Vibration On Rock and Fluid Properties : On Seeking The Vibroseismic Technology Mechanisms, paper SPE 9311 prepared for presentation at the 5 Asia Pacific Oil & Gas Conference and Exhibition held in Jakarta, Indonesia, 5 7 April 5.. Rudiono, Agus : Teori Analisis dan Aplikasi Teknologi vibroseismik Untuk Peningkatan Perolehan Minyak pada Lapangan X, Tugas Akhir Departemen Teknik Perminyakan ITB, Bandung, Indonesia, Setiawan, I Gusti Ngurah Beni : Validasi Model Matematika dengan Model Fisik di bawah Pengaruh Stimulasi Vibrasi, Tugas Akhir Departemen Teknik Perminyakan ITB, Bandung, Indonesia Poerwanto J. Herry, Douglas B. Scarborough, Igor V. Tischenko : VSIT Applications In Sumatran Oil Reservoirs, 1 Case Histories, Proceedings Indonesian Petroleum Association (IPA), Jakarta, Indonesia, Mardin, Mursalim : Penentuan Persamaan Pengaruh Frekuensi Vibrasi Terhadap Perubahan Porositas Batuan Reservoir, Tugas Akhir Departemen Teknik Perminyakan ITB, Bandung, Indonesia, Panggabean, Hermes : Hasil Analisa Sccanming Electrone Microscope terhadap Contoh Core (Contoh No. 3A dan 6A), Laporan Akhir, PusLitBang Geologi, Bandung, Indonesia, Mirawan, Trisna, I Made : Studi Laboratorium Pengaruh Vibrasi Terhadap Saturasi Minyak Sisa dan Permeabilitas Relatif Minyak-Air, Tugas Akhir Departemen Teknik Perminyakan ITB, Bandung, Indonesia, Biot, M.A., : Theory of Propagation of Elastic Waves in a Fluid-Saturated Porous Solid, Low- Frequency Range, Journal Acoustic Society of America, Vol. 8, hal , Tsiklauri, D. and Beresnev, I. : Enhancement in The Dynamic Response of a Viscoelastic Fluid Flowing Through a Longitudinally Vibrating Tube, Phys. Rev. E 63, , Paper I, Beresnev, I.A., Johnson, P.A, : Elastic Wave Stimulation of Oil Production, A Review of Methods and Results, Geophysics, Vol 59 No.6 hal 1-117, Del Rio, J.A., de Haro, M. L. and Whitaker, S. : Enhancement in The Dynamic Response of a Viscoelastic Fluid Flowing in Tube, Phys. Rev. E 58, , Duhon, R.D., Cambell, J.M. : The Effect of Ultrasonic Energy on The Flow of Fluid in Porous Media, paper SPE 1316, presented at the Second Annual Eastern Regional Meeting of the Society of Petroleum Engineers of AIME,to be held at Charleston,West Va, Nov 4-5; Kuznetsov, V. V., Efimova, S. A., : Application of Ultrasonic in Oil Industry, Nedra Press, Simkin, E. M., Surguchev, M. L., : Advanced Vibroseismic Techniques for Water Flooded Reservoir Stimulation, Mechanism and Field Results, Proc. 6 th Europe Symp. On Improved Oil Recovery (Stavanger, Norway), Book I, hal 33-41, Nikolaevskiy, N.V., Lopukhov, G.P., Liao, L., and Economides, M.J.: Residual Oil Reservoir Recovery With Seismic Vibrations, SPE Production Facilities hal , May Simkin, E. M., : Oil Will Return in Three Months, Energy No.3 hal Kuznetsov, O. L., Vakitov, G., Simkin, E. M., : Thousand Time Faster, Technology and Science, No. 9, hal 1-13, Amix, J.W., Bass, M.Jr. : Petroleum Reservoir Engineering, Physical Properties, McGraw-Hill Books Company, Prapansya, Ridaliani, Onnie : Prediksi Perubahan Sifat Fisik Batuan Reservoir dengan Studi Laboratorium Stimulasi Vibrasi Terhadap Contoh Batuan Lapangan pada Berbagai Tekanan Overburden, Thesis Tugas Akhir Departemen Teknik Perminyakan ITB, Bandung, Indonesia, 3.. Dyblenko, V.P. R.J. Sharifullin : Results Of Investigation Of Filtration Processes In Oil And Water Saturated Reservoirs Under Stimulation By Elastic Vibrowavering, Oil Engineering Ltd., Ufa. 1 TM-FIKTM-ITB Sem1 7-8

BAB II GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI

BAB II GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI BAB II GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI 2. 1 Gelombang Elastik Gelombang elastik adalah gelombang yang merambat pada medium elastik. Vibroseismik merupakan metoda baru dikembangkan dalam EOR maupun IOR

Lebih terperinci

R 7.2 Oil RF VS Time. R 7.2 Oil RF VS PV Injected

R 7.2 Oil RF VS Time. R 7.2 Oil RF VS PV Injected BAB V ANALISA DATA 5.1 Stimulasi Vibrasi Mode Aksial R 7.2 Oil RF VS Time 6 2 0 50 100 150 200 F = 0 Hz (k=42.6 F = 15 Hz (Gel. P; k=34.8 R 7.2 Oil RF VS 6 2 2.00 4.00 6.00 8.00 12.00 F = 0 Hz (k=42.6

Lebih terperinci

STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR

STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : RADEN

Lebih terperinci

12. Prasad M., Manghnani M.K., (1997): The Effect of Pore and Differential Pressure on Compressional Wave Velocity and Quality Factor in Berea and

12. Prasad M., Manghnani M.K., (1997): The Effect of Pore and Differential Pressure on Compressional Wave Velocity and Quality Factor in Berea and DAFTAR PUSTAKA 1. Ariadji, T. (2005) : Effect Of Vibration On Rock And Fluid Properties: On Seeking The Vibroseismic Technology Mechanisms, SPE 93112. 2. Beni, Setiawan, (2007): mathematical modelling

Lebih terperinci

Kata Kunci: Teknologi Stimulasi Vibrasi, Batuan Inti, Reservoir.

Kata Kunci: Teknologi Stimulasi Vibrasi, Batuan Inti, Reservoir. Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 5 Mei 2017 PENERAPAN STIMULASI VIBRASI LABORATORIUM UNTUK MEMPREDIKSI PERUBAHAN SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR ATAS

Lebih terperinci

Oleh : Onnie Ridaliani* Tutuka Ariadji* Gunawan Handayani**

Oleh : Onnie Ridaliani* Tutuka Ariadji* Gunawan Handayani** PREDIKSI PERUBAHAN SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR DENGAN STUDI LABORATORIUM STIMULASI VIBRASI TERHADAP CONTOH BATUAN LAPANGAN PADA BERBAGAI TEKANAN OVERBURDEN Sari Oleh : Onnie Ridaliani* Tutuka Ariadji*

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Injeksi Air Injeksi air merupakan salah satu metode Enhanced Oil Recovery (aterflood) untuk meningkatkan perolehan minyak yang tergolong injeksi tak tercampur. Air injeksi

Lebih terperinci

Batuan berpori merupakan media dengan struktur fisik yang tersusun atas bahan

Batuan berpori merupakan media dengan struktur fisik yang tersusun atas bahan BAB II TEORI DASAR.1 Batuan Berpori Batuan berpori merupakan media dengan struktur fisik yang tersusun atas bahan padat (matriks) dan rongga-rongga kosong (pori). Pada batuan, bagian pori inilah yang terisi

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir Bab III Metodologi Penelitian III.1 Diagram Alir Penelitian Diagram pada Gambar III.1 berikut ini merupakan diagram alir yang menunjukkan tahapan proses yang dilakukan pada penelitian studi simulasi injeksi

Lebih terperinci

HUBUNGAN RENTANG UKURAN BUTIR TERHADAP BESARAN BATUAN

HUBUNGAN RENTANG UKURAN BUTIR TERHADAP BESARAN BATUAN DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.02.epa.13 HUBUNGAN RENTANG UKURAN BUTIR TERHADAP BESARAN BATUAN Siti Sarah Munifah a), Siska Nuraidah, Siti Marya Darmawati, Selly Feranie b) Departemen Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) pertama kali muncul pada tahun 1858 ketika minyak mentah ditemukan oleh Edwin L. Drake di Titusville (IATMI SM STT MIGAS

Lebih terperinci

PENGARUH INJEKSI POLIMER ATAS STRUKTUR DAN KOMPOSISI SERTA SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR

PENGARUH INJEKSI POLIMER ATAS STRUKTUR DAN KOMPOSISI SERTA SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR PENGARUH INJEKSI POLIMER ATAS STRUKTUR DAN KOMPOSISI SERTA SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR RINGRASAN Masalah penting yang dihadapi pada pendesakan dengan polimer adalah "penyumbatan", yang disebabkan oleh

Lebih terperinci

Penentuan Absolute Open Flow Pada Akhir Periode Laju Alir Plateau Sumur Gas Estimation Absolute Open Flow Of The End Of Plateau Rate Of Gas Well

Penentuan Absolute Open Flow Pada Akhir Periode Laju Alir Plateau Sumur Gas Estimation Absolute Open Flow Of The End Of Plateau Rate Of Gas Well Penentuan Absolute Open Flow Pada Akhir Periode Laju Alir Plateau Sumur Gas Estimation Absolute Open Flow Of The End Of Plateau Rate Of Gas Well NOVRIANTI Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer Pada bab ini akan dijelaskan tentang model yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya kemudian dari model tersebut akan dioptimalisasi

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PEROSEDUR PERCOBAAN

BAB III PERALATAN DAN PEROSEDUR PERCOBAAN BAB III PERALATAN DAN PEROSEDUR PERCOBAAN Alat vibrasi yang digunakan pada ekperimen ini merupakan pengembangan dari rancangan Tim Vibroseismik Teknik Perminyakan ITB. Alat ini mampu menstimulasi vibrasi

Lebih terperinci

STUDI LABORATORIUM: PENGARUH JENIS GELOMBANG TERHADAP EFEK VIBRASI PADA SAMPEL CORE PERMEABILITAS RENDAH TESIS

STUDI LABORATORIUM: PENGARUH JENIS GELOMBANG TERHADAP EFEK VIBRASI PADA SAMPEL CORE PERMEABILITAS RENDAH TESIS STUDI LABORATORIUM: PENGARUH JENIS GELOMBANG TERHADAP EFEK VIBRASI PADA SAMPEL CORE PERMEABILITAS RENDAH TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Teknik dari Institut

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KORELASI USULAN UNTUK PENENTUAN LAMA WAKTU LAJU ALIR PLATEAU PADA SUMUR GAS KONDENSAT DENGAN FAKTOR SKIN TUGAS AKHIR.

PENGEMBANGAN KORELASI USULAN UNTUK PENENTUAN LAMA WAKTU LAJU ALIR PLATEAU PADA SUMUR GAS KONDENSAT DENGAN FAKTOR SKIN TUGAS AKHIR. PENGEMBANGAN KORELASI USULAN UNTUK PENENTUAN LAMA WAKTU LAJU ALIR PLATEAU PADA SUMUR GAS KONDENSAT DENGAN FAKTOR SKIN TUGAS AKHIR Oleh: ESTRI ANDROMEDA NIM : 12206038 Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

Kata kunci: recovery factor, surfactant flooding, seven-spot, saturasi minyak residu, water flooding recovery factor.

Kata kunci: recovery factor, surfactant flooding, seven-spot, saturasi minyak residu, water flooding recovery factor. Pengembangan Persamaan untuk Mengestimasi Recovery Factor dari Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Seven-Spot Gerdhy Ferdian* Dr. Ir. Leksono Mucharam** Abstrak Pemilihan metode peningkatan perolehan

Lebih terperinci

KAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X

KAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X KAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X Abstrak Margaretha Marissa Thomas, Siti Nuraeni, Rini Setiati Jurusan Teknik Perminyakan Universitas

Lebih terperinci

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22 Sekali lagi dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa perbandigan kurva produksi metode modifikasi Boberg-Lantz dengan data lapangan berpola mendekati. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan kenaikan produksi

Lebih terperinci

Analisa Pola dan Sifat Aliran Fluida dengan Pemodelan Fisis dan Metode Automata Gas Kisi

Analisa Pola dan Sifat Aliran Fluida dengan Pemodelan Fisis dan Metode Automata Gas Kisi Analisa Pola dan Sifat Aliran Fluida dengan Pemodelan Fisis dan Metode Automata Gas Kisi Simon Sadok Siregar 1), Suryajaya 1), dan Muliawati 2) Abstract: This research is conducted by using physical model

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Seminar Nasional Cendekiaan 205 ISSN: 60-8696 Studi Laboratorium Pengaruh Penggunaan Fluida omplesi CaBr 2 Terhadap Sifat Fisik Batuan Sandstone Sintetik Amry Nisfi Febrian, M. G. Sri Wahyuni, Listiana

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: 1. Hasil analisa decline curve dari semua

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989). Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Enhanced Oil Recovery (EOR) Enhanced oil recovery (EOR) adalah metode yang digunakan untuk memperoleh lebih banyak minyak setelah menurunnya proses produksi primer (secara

Lebih terperinci

BAB III TEORI FISIKA BATUAN. Proses perambatan gelombang yang terjadi didalam lapisan batuan dikontrol oleh

BAB III TEORI FISIKA BATUAN. Proses perambatan gelombang yang terjadi didalam lapisan batuan dikontrol oleh BAB III TEORI FISIA BATUAN III.1. Teori Elastisitas Proses perambatan gelombang yang terjadi didalam lapisan batuan dikontrol oleh sifat elastisitas batuan, yang berarti bahwa bagaimana suatu batuan terdeformasi

Lebih terperinci

STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN POLIMER TERHADAP RECOVERY FACTOR DENGAN BERBAGAI SALINITAS

STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN POLIMER TERHADAP RECOVERY FACTOR DENGAN BERBAGAI SALINITAS STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN POLIMER TERHADAP RECOVERY FACTOR DENGAN BERBAGAI SALINITAS Ricky 1), Sugiatmo Kasmungin 2), M.Taufiq Fathaddin 3) 1) Mahasiswa Magister Perminyakan, Fakultas

Lebih terperinci

Pengaruh Penurunan Permeabilitas Terhadap Laju Injeksi Polimer Pada Lapangan Y

Pengaruh Penurunan Permeabilitas Terhadap Laju Injeksi Polimer Pada Lapangan Y Pengaruh Penurunan Permeabilitas Terhadap Laju Injeksi Polimer Pada Lapangan Y Effect of Permeability Degradation to Polymer Injection Rate At Y Field Adi Novriansyah Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS EMA FITRIANI NIM :

STUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS EMA FITRIANI NIM : STUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Rekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X

Rekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X JEEE Vol. 4 No. 2 Rita, Putra, Erfando Rekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X Novia Rita 1, Andre Pratama Putra

Lebih terperinci

METODE PERAMALAN DAN EVALUASI KEEKONOMIAN TEKNOLOGI VIBROSEISMIK

METODE PERAMALAN DAN EVALUASI KEEKONOMIAN TEKNOLOGI VIBROSEISMIK IATMI 2005-04 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005. METODE PERAMALAN DAN EVALUASI KEEKONOMIAN

Lebih terperinci

Konversi Konstanta Elastik Dinamik ke Statik pada Porositas Hidrokarbon Batupasir (Sandstone)

Konversi Konstanta Elastik Dinamik ke Statik pada Porositas Hidrokarbon Batupasir (Sandstone) Konversi Konstanta Elastik Dinamik ke Statik pada Porositas Hidrokarbon Batupasir (Sandstone) Mochammad Ahied Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Jalan Raya Telang

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISIS SIFAT PATAHAN (SEALING-LEAKING) BERDASARKAN DATA TEKANAN, DECLINE CURVE, DAN CONNECTIVITY INJECTION PADA LAPANGAN DIMA Alfredo, Djoko Sulistyanto Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iv

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Di dalam ilmu kebumian, permeabilitas (biasanya bersimbol κ atau k)

BAB II TEORI DASAR. Di dalam ilmu kebumian, permeabilitas (biasanya bersimbol κ atau k) BAB II TEORI DASAR.1 Permeabilitas Di dalam ilmu kebumian, permeabilitas (biasanya bersimbol κ atau k) merupakan kemampuan suatu material (khususnya batuan) untuk melewatkan fluida. Besaran ini dapat diperoleh

Lebih terperinci

FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK. Tugas Akhir

FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK. Tugas Akhir FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK Tugas Akhir Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di Program

Lebih terperinci

METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN

METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER POROSITAS, PERMEABILITAS DAN SATURASI MINYAK SECARA SEMI-ANALITIK TUGAS AKHIR Oleh: YOGA PRATAMA

Lebih terperinci

Pemanfaatan Teknologi Seismik 4D dalam Pengelolaan Lapangan Minyak Tua ( Usulan Sumur Tambahan untuk Pengurasan Bypass-Oil )

Pemanfaatan Teknologi Seismik 4D dalam Pengelolaan Lapangan Minyak Tua ( Usulan Sumur Tambahan untuk Pengurasan Bypass-Oil ) Pemanfaatan Teknologi Seismik 4D dalam Pengelolaan Lapangan Minyak Tua ( Usulan Sumur Tambahan untuk Pengurasan Bypass-Oil ) Sugiharto Danudjaja Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

INJEKSI POLIMER DENGAN PENGARUH JENIS POLIMER,KONSENTRASI DAN SALINITAS BRINE PADA RECOVERY FACTOR MINYAK (Laboratorium Study)

INJEKSI POLIMER DENGAN PENGARUH JENIS POLIMER,KONSENTRASI DAN SALINITAS BRINE PADA RECOVERY FACTOR MINYAK (Laboratorium Study) Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 INJEKSI POLIMER DENGAN PENGARUH JENIS POLIMER,KONSENTRASI DAN SALINITAS BRINE PADA RECOVERY FACTOR MINYAK (Laboratorium

Lebih terperinci

PERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT

PERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT PERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT PADA RESERVOIR MULTI LAPISAN BERTENAGA DORONG AIR TUGAS AKHIR Oleh: SANDI RIZMAN H NIM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM

BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM Tujuan utama analisis variogram yang merupakan salah satu metode geostatistik dalam penentuan hubungan spasial terutama pada pemodelan karakterisasi

Lebih terperinci

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan Dalam suatu eksplorasi sumber daya alam khususnya gas alam dan minyak bumi, para eksplorasionis umumnya mencari suatu cekungan yang berisi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI

BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI Simulasi menggunakan model sistem reservoir seperti yang dijelaskan dan divalidasi dengan data lapangan pada Bab IV terdahulu, selanjutnya akan dilakukan analisa

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: STUDI LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK PADA INJEKSI SURFAKTAN DENGAN KADAR SALINITAS AIR FORMASI YANG BERVARIASI Tommy Viriya dan Lestari

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE USULAN PERAMALAN WATER CUT SUMURAN MENGGUNAKAN DATA PERMEABILITAS RELATIF DAN METODE X-PLOT

PENGEMBANGAN METODE USULAN PERAMALAN WATER CUT SUMURAN MENGGUNAKAN DATA PERMEABILITAS RELATIF DAN METODE X-PLOT JTM Vol. XVII No. 2 /2 PENGEMBANGAN METODE USULAN PERAMALAN WATER CUT SUMURAN MENGGUNAKAN DATA PERMEABILITAS RELATIF DAN METODE X-PLOT Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, Tutuka Ariadji Sari Lapangan minyak tua

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH KATA PENGANTAR ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH i ii iii iv vi vii viii xi xv xvi BAB I.

Lebih terperinci

KAJIAN LABORATORIUM PENGUJIAN PENGARUH POLIMER DENGAN CROSSLINKER TERHADAP RESISTANCE FACTOR

KAJIAN LABORATORIUM PENGUJIAN PENGARUH POLIMER DENGAN CROSSLINKER TERHADAP RESISTANCE FACTOR Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 KAJIAN LABORATORIUM PENGUJIAN PENGARUH POLIMER DENGAN CROSSLINKER TERHADAP RESISTANCE FACTOR Raden Himawan

Lebih terperinci

BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN

BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN Untuk memperoleh keyakinan terhadap model yang akan digunakan dalam simulasi untuk menggunakan metode metode analisa uji sumur injeksi seperti

Lebih terperinci

Pengembangan Lapangan Y Menggunakan Simulasi Reservoir

Pengembangan Lapangan Y Menggunakan Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan Y Menggunakan Simulasi Reservoir Lia Yunita Staf Pengajar Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta CoresponngAuthor. Email : ylia47@yahoo.com Lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah Pada tahun 1997, PT CPI mengaplikasikan teknik perolehan dengan metode peripheral waterflood di lapangan Bekasap untuk mengimbangi penurunan

Lebih terperinci

PENENTUAN DISTRIBUSI AREAL SATURASI MINYAK TERSISA SETELAH INJEKSI AIR PADA RESERVOIR X DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MATERIAL BALANCE

PENENTUAN DISTRIBUSI AREAL SATURASI MINYAK TERSISA SETELAH INJEKSI AIR PADA RESERVOIR X DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MATERIAL BALANCE PENENTUAN DISTRIBUSI AREAL SATURASI MINYAK TERSISA SETELAH INJEKSI AIR PADA RESERVOIR X DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MATERIAL BALANCE Oleh : Muhamad Aji Pembimbing : Dr. Ir. Utjok W.R Siagian Sari Pengukuran

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI

BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI Pada bab ini dibahas tentang beberapa metode metode analisis uji sumur injeksi, diantaranya adalah Hazebroek-Rainbow-Matthews 2 yang menggunakan prosedur

Lebih terperinci

Bab 3 MODEL MATEMATIKA INJEKSI SURFACTANT POLYMER 1-D

Bab 3 MODEL MATEMATIKA INJEKSI SURFACTANT POLYMER 1-D Bab 3 MODEL MATEMATIKA INJEKSI SURFACTANT POLYMER 1-D Pada bab ini akan dibahas model matematika yang dipakai adalah sebuah model injeksi bahan kimia satu dimensi untuk menghitung perolehan minyak sebagai

Lebih terperinci

Klasifikasi Fasies pada Reservoir Menggunakan Crossplot Data Log P-Wave dan Data Log Density

Klasifikasi Fasies pada Reservoir Menggunakan Crossplot Data Log P-Wave dan Data Log Density JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-127 Fasies pada Reservoir Menggunakan Crossplot Data Log P-Wave dan Data Log Density Ismail Zaky Alfatih, Dwa Desa Warnana, dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BATUPASIR SEBAGAI BATUAN RESERVOIR PADA SUMUR ABC-1 DAN ABC-2, DI CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

KARAKTERISTIK BATUPASIR SEBAGAI BATUAN RESERVOIR PADA SUMUR ABC-1 DAN ABC-2, DI CEKUNGAN SUMATERA SELATAN KARAKTERISTIK BATUPASIR SEBAGAI BATUAN RESERVOIR PADA SUMUR ABC-1 DAN ABC-2, DI CEKUNGAN SUMATERA SELATAN Tatya Putri S 1, Ildrem Syafri 2, Aton Patonah 2 Agus Priyantoro 3 1 Student at the Dept Of Geological

Lebih terperinci

Setelah mengikuti praktikum mata kuliah ini mahasiswa akan mampu memahami komponenkomponen

Setelah mengikuti praktikum mata kuliah ini mahasiswa akan mampu memahami komponenkomponen 2. Konsep-Konsep Dasar Tujuan: Setelah mengikuti praktikum mata kuliah ini mahasiswa akan mampu memahami komponenkomponen gelombang suara. Deskripsi: Praktikum ini akan meliputi beberapa kegiatan seperti:

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, hasil dan data yang diperoleh diolah dan dianalisis sedemikian rupa untuk didapatkan kesimpulan sesuai tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR II.1. Model Reservoir Rekah Alam

BAB II TEORI DASAR II.1. Model Reservoir Rekah Alam BAB II TEORI DASAR Pada saat ini jenis reservoir rekah alam mulai sering ditemukan, hal ini dikarenakan semakin menipisnya reservoir batu klastik yang mengandung hidrokarbon. Fakta menunjukkan bahwa sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Gambar 1.1

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Gambar 1.1 I.1. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lapangan Reira telah diproduksi sejak 30 tahun yang lalu. Hingga saat ini telah lebih dari 90 sumur diproduksi di Reira. Pada awal masa eksploitasi, sumursumur

Lebih terperinci

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia.

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia. PENGUJIAN ELASTISITAS TANAH UNTUK MENENTUKAN KEKUATAN PONDASI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS RIAU DENGAN MENGGUNAKAN SONIC WAVE ANALYZER (SOWAN) Hasanuddin Tanjung, Riad Syech, Sugianto Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :

TUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM : PENGEMBANGAN KORELASI KUMULATIF PRODUKSI MINYAK SUMURAN BERDASARKAN DATA PRODUKSI DAN SIFAT FISIK BATUAN LAPANGAN DALAM KONDISI WATER CONING DENGAN BANTUAN SIMULASI RESERVOIR TUGAS AKHIR Oleh: LUSY MARYANTI

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA RESPON SEISMIK SINTETIK PP DAN PS BERDASARKAN PEMODELAN SUBSTITUSI FLUIDA PADA SUMUR

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA RESPON SEISMIK SINTETIK PP DAN PS BERDASARKAN PEMODELAN SUBSTITUSI FLUIDA PADA SUMUR Analisis Perbandingan antara... ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA RESPON SEISMIK SINTETIK PP DAN PS BERDASARKAN PEMODELAN SUBSTITUSI FLUIDA PADA SUMUR Nova Linzai, Firman Syaifuddin, Amin Widodo Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Diskusi

Bab IV Analisis dan Diskusi Bab IV Analisis dan Diskusi IV.1 Hasil Perhitungan Permeabilitas Pemodelan Fisis Data yang diperoleh dari kelima model fisis saluran diolah dengan menggunakan hukum Darcy seperti tertulis pada persamaan

Lebih terperinci

BAB 4 DATA HASIL PENGUJIAN

BAB 4 DATA HASIL PENGUJIAN 30 BAB 4 DATA HASIL PENGUJIAN Data data hasil penelitian mencakup semua data yang dibutuhkan untuk penentuan laju korosi dari metode metode yang digunakan (kupon, software, dan metal loss). Pengambilan

Lebih terperinci

TESIS. satu syarat. Oleh NIM

TESIS. satu syarat. Oleh NIM METODE PEMILIHAN POLA INJEKSI-PRODUKSI UNTUK OPTIMASI INJEKSI AIR DI LAPANGAN X TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh ZIAD TOURIK

Lebih terperinci

KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH SALINITAS, PERMEABILITAS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PEROLEHAN MINYAK PADA PROSES INJEKSI SURFAKTAN

KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH SALINITAS, PERMEABILITAS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PEROLEHAN MINYAK PADA PROSES INJEKSI SURFAKTAN Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH SALINITAS, PERMEABILITAS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PEROLEHAN

Lebih terperinci

EVALUASI WATERFLOOD ZONA 560 DAN ZONA 660 LAPANGAN X MENGGUNAKAN OFM PADA TAHUN

EVALUASI WATERFLOOD ZONA 560 DAN ZONA 660 LAPANGAN X MENGGUNAKAN OFM PADA TAHUN EVALUASI WATERFLOOD ZONA 560 DAN ZONA 660 LAPANGAN X MENGGUNAKAN OFM PADA TAHUN 1984-2005 Reswin Hamdi Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti E-mail: reswin_hamdi@yahoo.com

Lebih terperinci

Pengembangan Resin untuk Mengatasi Kepasiran di Reservoir yang Tidak Terkonsolidasi (Unconsolidated Reservoir)

Pengembangan Resin untuk Mengatasi Kepasiran di Reservoir yang Tidak Terkonsolidasi (Unconsolidated Reservoir) Pengembangan untuk Mengatasi Kepasiran di Reservoir yang Tidak Terkonsolidasi (Unconsolidated Reservoir) Taufan Marhaendrajana, ITB; Gema Wahyudi Purnama, ITB; Ucok W. Siagian, ITB Abstract Terjadinya

Lebih terperinci

Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot

Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot TUGAS AKHIR Oleh: ISMAIL IBNU HARIS ALHAJ NIM 12206081 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

Gambar Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus (a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi 3)

Gambar Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus (a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi 3) 4.2. Injeksi Air (Waterflooding) Waterflooding merupakan metode perolehan tahap kedua dengan menginjeksikan air ke dalam reservoir untuk mendapatkan tambahan perolehan minyak yang bergerak dari reservoir

Lebih terperinci

KEASLIAN KARYA ILMIAH...

KEASLIAN KARYA ILMIAH... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... vi RINGKASAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR

Lebih terperinci

Study Peningkatan Oil Recovery Pada Injeksi Surfaktan-Polimer Pada Batuan Karbonat

Study Peningkatan Oil Recovery Pada Injeksi Surfaktan-Polimer Pada Batuan Karbonat Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti Vol. 3, No. 1, Januari 2018, ISSN (p): 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275 Study Peningkatan Oil Recovery Pada Injeksi Surfaktan-Polimer

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DENGAN INJEKSI GAS CO 2 DAN SURFAKTAN SECARA SEREMPAK

PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DENGAN INJEKSI GAS CO 2 DAN SURFAKTAN SECARA SEREMPAK IATMI 2005-56 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005. SARI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, pembuatan soft magnetic menggunakan bahan serbuk besi dari material besi laminated dengan perlakuan bahan adalah dengan proses kalsinasi dan variasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2

PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2 PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2 Jannisto Harrison Mongan Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu sistem transfer fluida dari suatu tempat ke tempat lain biasanya terdiri dari pipa,valve,sambungan (elbow,tee,shock dll ) dan pompa. Jadi pipa memiliki peranan

Lebih terperinci

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 29 Bandung, 2- Desember 29 Makalah Profesional IATMI 9-16 ANALISIS DATA WATER OIL RATIO UNTUK MEMPREDIKSI NILAI PERMEABILITAS VERTIKAL

Lebih terperinci

Perencanaan Injeksi Kimia Untuk Meningkatkan Perolehan Minyak Menggunakan Surfactant-Polymer Flooding

Perencanaan Injeksi Kimia Untuk Meningkatkan Perolehan Minyak Menggunakan Surfactant-Polymer Flooding Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan ISSN 1693 4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 26 Januari 2010 Perencanaan Injeksi Kimia Untuk Meningkatkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan minyak, maka berbagai cara dilakukan untuk dapat menaikkan produksi minyak, adapun beberapa cara yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI

BAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI BAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI V. Kurva Fractional flow History matching dilakukan terhadap data produksi aktual dibandingkan dengan data produksi hasil perhitungan. History matching ini menggunakan

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT Oleh: *)Ganjar Hermadi ABSTRAK Dalam industri migas khususnya bidang teknik produksi, analisa sistem nodal merupakan salah satu metode yang paling sering

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP Reza Fauzan *Email: reza.fauzan@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang peningkatan jumlah produksi minyak yang diperoleh dari sumur produksi

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : Buku 1 ISSN (E) :

Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : Buku 1 ISSN (E) : Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH SALINITAS, JENIS SURFAKTAN DAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP RECOVERY

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batuan Sedimen Batuan Sedimen adalah salah satu kelompok utama dari batuan di muka bumi. Batuan ini sering membentuk reservoir berpori dan permeabel pada cekungan sedimen dengan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENGARUH KONDUKTIVITAS EFEKTIF REKAHAN TAK BERDIMENSI TERHADAP RADIUS INVESTIGASI PADA SUMUR REKAH VERTIKAL

STUDI TENTANG PENGARUH KONDUKTIVITAS EFEKTIF REKAHAN TAK BERDIMENSI TERHADAP RADIUS INVESTIGASI PADA SUMUR REKAH VERTIKAL STUDI TENTANG PENGARUH KONDUKTIVITAS EFEKTIF REKAHAN TAK BERDIMENSI TERHADAP RADIUS INVESTIGASI PADA SUMUR REKAH VERTIKAL TUGAS AKHIR Oleh: RYAN ALFIAN NOOR NIM 12206069 Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI oleh : Unggul Nugroho Edi, MT *) ABSTRAK Dalam penelitian ini digunakan metode simulasi model reservoir,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v HALAMAN RINGKASAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak ribuan tahun yang lalu, minyak bumi telah digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan. Usaha pencarian sumber minyak di dalam bumi mulai dilakukan pada tahun

Lebih terperinci

IPA KESEHATAN: Fisika. Dr. Zaroh Irayani, M.Si.

IPA KESEHATAN: Fisika. Dr. Zaroh Irayani, M.Si. IPA KESEHATAN: Fisika Dr. Zaroh Irayani, M.Si. OUTLINE 11. Gelombang Bunyi & Mekanisme Pendengaran 12. Kebisingan: Intensitas Bunyi; Efek Doppler 13. Optik: Aspek Fisis Penglihatan 14. Radioaktivitas:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

Eoremila Ninetu Hartantyo, Lestari Said ABSTRAK

Eoremila Ninetu Hartantyo, Lestari Said ABSTRAK PENENTUAN ISI AWAL MINYAK DI TEMPAT DENGAN METODE VOLUMETRIK DAN MATERIAL BALANCE GARIS LURUS HAVLENA-ODEH DAN PERKIRAAN PRODUKSI ZONA ENH PADA LAPANGAN X Eoremila Ninetu Hartantyo, Lestari Said 1 Program

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X Amanu Pinandito, Sisworini, Sisworini, Djunaedi Agus Wibowo Abstrak Sumur X yang sudah beroperasi sejak 2004 merupakan sumur yang menggunakan gas lift sejak

Lebih terperinci

STUDI KESTABILAN BUSA MENGENAI PENGARUH SUHU DAN ELEKTROLITSERTA KONSENTRASI SURFAKTAN DENGAN DAN TANPA MINYAK

STUDI KESTABILAN BUSA MENGENAI PENGARUH SUHU DAN ELEKTROLITSERTA KONSENTRASI SURFAKTAN DENGAN DAN TANPA MINYAK Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 STUDI KESTABILAN BUSA MENGENAI PENGARUH SUHU DAN ELEKTROLITSERTA KONSENTRASI SURFAKTAN DENGAN DAN TANPA MINYAK

Lebih terperinci

DISAIN WAKTU BUKA SUMUR UJI BACK PRESSURE PADA SUMUR MINYAK SEMBUR ALAMI UNTUK MEMBERIKAN HASIL PERMEABILITAS YANG LEBIH AKURAT

DISAIN WAKTU BUKA SUMUR UJI BACK PRESSURE PADA SUMUR MINYAK SEMBUR ALAMI UNTUK MEMBERIKAN HASIL PERMEABILITAS YANG LEBIH AKURAT JTM Vol. XVI No.4/2009 DISAIN WAKTU BUKA SUMUR UJI BACK PRESSURE PADA SUMUR MINYAK SEMBUR ALAMI UNTUK MEMBERIKAN HASIL PERMEABILITAS YANG LEBIH AKURAT Deddy Surya Wibowo 1, Tutuka Ariadji 1 Sari Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurunnya angka produksi minyak dan gas bumi dewasa ini memberikan konsekuensi yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat. Kebutuhan akan sumber daya minyak dan gas

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL Simulasi reservoir pada reservoir rekah alam dilakukan pada studi ini untuk mengetahui performance dari reservoir dan memprediksi

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN...vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR

Lebih terperinci

Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin

Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin Yosua Sions Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Lebih terperinci

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing Abstract JEEE Vol. 5 No. 1 Novrianti, Yogi Erianto Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing Novrianti 1, Yogi Erianto 1, Program Studi Teknik Perminyakan

Lebih terperinci