BAB III 4G LTE ROLLOUT SITE 251C378_MUNJUL_JAYA_PURWAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III 4G LTE ROLLOUT SITE 251C378_MUNJUL_JAYA_PURWAKARTA"

Transkripsi

1 BAB III 4G LTE ROLLOUT SITE 251C378_MUNJUL_JAYA_PURWAKARTA 3.1 Landasan Teori BTS Base Transciever system atau disingkat BTS atau biasa disebut juga RBS / NodeB adalah sebuah infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara piranti komunikasi dengan jaringan operator. Piranti komunikasi atau perangkat telekomunikasi dapat berupa telepon, telepon seluler, maupun jaringan PSTN Fungsi BTS Pada umumnya BTS berfungsi sebagai transciever yaitu pengirim dan penerima sinyal komunikasi dari atau ke MS (Mobile station ), serta menghubungkan Ms dengan network element lain dalam suatu sistem jaringan komunikasi baik bergerak maupun tetap ( fix ) [4]. Pad suatu BTS juga terdapat kanal Trafik yang digunakan untuk komunikasi HUAWEI BTS 3900 Banyak Cellsite pada proyek ini yang saya kerjakan mengunakan perangkat BTS dari vendor Huawei. Dimana perangkat ini memliki banyak kelebihan diantaranya adalah memliki ukuran yang tidak terlalu besar, memiliki fitur fitur untuk menjaga setiap cabinet tetap pada suhu yang disanarkan, RF modulnya mendukung Antenna sharing, with dual transmitter supprot multiple input multiple output, mudah diinstall dan dijaga, dan yang paling penting adalah murah biaya pembelian

2 Low Capital Expenditure ( CAPEX ). Gambar 3.1 Model model Huawei BTS Selain itu teknologi BTS huawei seri 3900 memilki fitur yang mendukung prioritas berdasar GSM / UMTS / LTE combined intelligent power off, contoh nya apabila daya suatu BTS telah mencukupi, beberapa modul RF akan mati dan menghentikan service, hal tersebut dilakukan untuk memperpanjang umur kerja dari BTS SPESIFIKASI BTS Dari HUAWEI BTS 3900L memiliki kelebihan kelebihan tersendiri. mulai dari kapasitas RFU atau kapasitas modul modul pengolah sinyal yang berbeda beda,hingga tempat digunakannya baik indoor maupun outdoor. Penggunaan tipe BTS tidak terlepas dari perancangan jaringan seluler oleh provider. dimana seorang perancang perlu mengetahui jumlah rata rata pelanggan dan layanan yang digunakan pada lingkungan tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk

3 menenkan biaya modal dan maintenance, juga menentukan jenis BTS yang digunakan. Gambar 3.2 HUAWEI outdoor BTS 3900A (a) BTS 3900A cabinet (b) BTS 3900A Internal Structure. Pada perangkat Huawei untuk BTS Outdoor biasa digunakan Huawei BTS 3900A dimana dapat menampung 6 buah RFU dan menggunakan sistem ventilasi langsung. dan juga memiliki pelindung kuat untuk menjaga modul modul didalamnya. sedangkan untuk BTS indoor atau berada di dalam shelter biasanya menggunakan BTS 3900L atau BTS BTS 3900, BTS 3900L,dan BTS 3900A merupakan jenis BTS yang banyak digunakan dalam project yang saya kerjakan pada saat pelaksanaan Kerja Praktek, berikut Spesifikasi teknis dari semua BTS tersebut. Tabel 3.1 Spesifikasi dari BTS Huawei seri3900 Parameter Input power External power BTS3900 BTS3900L BTS3900A Keterangan -48V DC ; -48V DC ; -48V DC ; The differene

4 input ( directly to DCDU 01 ) External input to AC/DC converter Range : to -57 V DC +24V DC ; range : V DC to +29V DC External input 110V AC ; to AC/DC Range : 90 V converter AC to 135 V AC External input 220V AC ; to AC/DC Range : 176 converter V AC to 290 V AC Equipment Spesification Dimension 900 mm x 600 mmx 450 mm Weight 154 Kg Environment Spesification Operating -20o C to + temperature 55o C Relative 5% RH to Humidity 95% RH Range : to -57 V DC - Range : to -57 V DC V AC ; Ramge : 90 V AC to 135 V AC 220V AC ; Range : 176 V AC to 290 V AC mm x 600 mm x 450 mm 266 kg between those BTS 700mm x 600 mm x 480 mm 116 kg -20o C to + 55o -40 o C to +50 o C C 5% RH to 95% 5% RH to RH 100% RH Athmospheric Pressure 70 kpa to 106 kpa Full config RF Unit RH ( Relative Humidity ) KOMPONEN BTS 3900 Pada suatu BTS terdapat banyak komponen, modul modul, dan board yang digunakan agar suatu BTS dapat berfungsi sebagai Pengolah sinyal pengirim dan penerima sinyal dari dan ke Mobile Station (MS). Begitu pula pada BTS Huawei, berikut komponen pada BTS Huawei :

5 BBU3900 ( Baseband Control Unit ) Baseband control merupakan komponen dari BTS 3900 yang pada intinya menyebabkan BTS dapat berkomunikasi dengan Base Station Control (BSC ). Fungsi fungsi utama dari suatu BBU adalah sebagai berikut : Secara Terpusat mengontrol seluruh base Station, termasuk operasional dan maintain BTS, Signalling processing, dan clock sistem. Memproses sinyal baseband uplink dan downlink. Tempat tersedianya port fisik, dimana digunakan untuk : o menghubungkan Base Station ke Transport network untuk pertukaran informasi. o untuk menjaga / mengontrol kanal, yang mana digunakan untuk menghubungkan BBU3900 ke pusat operasional dan pengontrolan ( OMC ). o Tempat tersedianya port Common Public Radio Interface ( CPRI ). Gambar 3.3 Tampilan BBU 3900 Pada BBU banyak board dan modul yang terpasang dengan kegunaan dan fungsi masing masing. Isi atau board dan module yang berada pada BBU3900 diantaranya adalah : The Universal Environment Interface Unit (UEIU) board Board ini memancarkan sinyal monitoring dan sinyal alaram dari perangkat eksternal ke board kontrol pusat.

6 Universal Main Processing and Transmission Unit ( UMPT ) board Board ini berfungsi sebagai Operation and Maintenance ( OM ) termasuk konfigurasi dan management, pemeliharaan perangkat, mengawasi performance, proses pensinyalan, dan mengatur peralihan active/standby. (a ) (b) (c) (d) Gambar 3.4 Board Pada BBU3900 (a) UEIU Panel (b) UMPT Panel (c) UELP Panel (d) UPEUa Panel UPEUb Panel Menyediakan port fisik untuk maintenance link ke pusat OM ( OMC ) yang bisa jadi merupakan LMT atau U2000, menyediakan clock acuan Mengatur sinyal dari setiap board pada BBU3900 This describes the Universal E1/T1 Lightning Protection Unit (UELP) board ini berfungsi sebagai pelindung dari petir untuk 4 sinyal E1/T1. This describes the Universal BBU Fan Unit Type A (UBFA) module Board ini mengontrol kecepatan dari kipas ( fan ) dan mendeteksi temperatur dari kipas board.

7 This describes the Universal Power and Environment Interface Unit (UPEU) board. Berfungsi untuk merubah -48 V or +24 V DC to +12 V DC. Universal Baseband Radio Interface Unit ( UBRI) Gambar 3.5 UBRI Panel UBRI berfungsi sebagai penyedia tambahan port optical atau elektrikal. Melakukan konvergensi, distribusi, dan trnasmisi multi mode pada CPRI. WCDMA Baseband Processing unit ( WBBP ) Gambar 3.6 WBBP Panel Berfungsi menyediakan interface CPRI antara RFU, RRU, dan BBU untuk komunikasi. dan mendukung Back-up CPRI pada mode 1+1. WBBP mampu memproses sinyal baseband Uplink dan Downlink.WBBP dapat mendukung 3 cell untuk seri a/b1/dan b2. sedangkan untuk seri b3/b4 dapat mendukung 6 cell sekaligus. Gambar 3.7 konfigurasi board pada BBU Direct Current Distribution Unit ( DCDU ) DCDU merupakan component dari BTS3900 yang berfungsi sebagai Sumber daya bagi setiap komponen lain yang ada pada

8 BTS 3900 Seperti BBU3900, DRFU, dan FAN. Gambar 3.8 panel DCDU tegangan yang diterima oleh DCDU adalah Tegangan -48VDC. Prinsip kerja dari DCDU adalah menerima tegangan -48VDC dan menyalurkan 10 output -48VDC. lalu memberikan perlindungan perangkat dari lonjakan 10kA pada mode turunan. dan 15kA pada mode normal. Gambar 3.9 prinsip kerja dari DCDU Radio Frequency Unit ( RFU )

9 Radio Frequency unit merupakan komponen dari BTS 3900 yang menangani proses modulasi dan demodulasi antara sinyal baseband dan RF sinyal, proses data, dan combining distribution. Komponen ini memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut. Memodulasi sinyal baseband ke sinyal RF GSM dengan menggunakan teknik konversi frekuensi secara langsung pada kanal kirim ( transmit ). setelah menguatkan atau menggabungkan sinyal RF, RFU mengirimkan sinyal tersebut ke antenna untuk disebarkan. Menerima Sinyal RF dari antenna ke bawah dan mengubah sinyal RF ke sinyal IF. setelah menguatkan, perubahan sinyal analog ke digital, merubah sinyal digital, melakukan match filtering dan Automatic Gain Control ( AGC ), selanjutnya RFU mengirim sinyal ke BBU untuk proses selanjutnya.

10 Gambar 3.10 Panel dari RFU (1) DRFU (2) MRFU (3) GRFU Mengontrol daya dan mendeteksi Standing Wave. Mendeteksi Reverse power atau daya kembali. Menyediakan CPRI clock, menyediakan kembali clock CPRI yang hilang, dan mendeteksi alaram. Sebuah RFU memiliki beberapa komponen yang bekerja secara berkesinambungan antara Lain adalah High Speed Interface Unit, Signal processing Unit, Power Amplifier,dan Dual duplexer. Gambar 3.11 Contoh Bagian fungsional dari RFU (DRFU) Setelah suatu sinyal di proses melalui RFU selanjutnya sinyal tersebut dialirkan ke BBU untuk proses selanjutnya. Fungsi dari masing masing bagian RFU: High Speed Interface Unit Mengadaptasi sinyal dari BBU ke processing Unit dan sebaliknya. Unit pengolah Sinyal (Signal Processing Unit) o Downlink Mengubah sinyal RF ke sinyal IF. Menguatkan sinyal IF dan melakukan IQ demodulasi. Mengubah sinyal analog ke digital. Menyample sinyal digital. Melakukan match filtering. Melakukan Digital Automatic Gain Control (DGAC) Enkapsulasi data.

11 o Uplink Deenkapsulasi sinyal clock, Mengontrol sinyal, dan data sinyal dari BBU dan mengirimnya ke bagian yang dituju. Membentuk dan memfilter sinyal downlink. Melakukan konversi dari sinyal digital ke analog.melalui DAC dan melakukan modulasi IQ. Merubah / menaikkan sinyal RF ke band pemancaran. Power Amplifier Berfungsi untuk menaikkan daya sinyal RF dengan daya rendah ( low power RF ) dari unit proses sinyal The dual duplexer Memiliki fungsi untuk memultiplex sinyal RX dan TX. Menggabungkan sinya RX dan TX sehingga keduanya dapat berbagi pada satu kanal antenna. Menyaring sinyal terima dan sinyal kirim. FAN Sering disebut juga sebagai modul FAN fungsi dari modul ini adalah untuk memberikan ventilasi dan disipasi pada cabinet, lalu mendeteksi temperature dari cabinet. Gambar 3.12 Panel FAN modul FAN ini memiliki 2 kemampuan untuk mengatur suhu. salah satunya berdasarkan dari temperature yang dideteksi oleh FAN. dan yang kedua mengatur temperatur berdasarkan perintah dari unit central Processing Environment Monitoring Unit (EMU) Merupakan perangkat yang mengawasi kondisi lingkungan dari ruang Perangkat. EMU terhubung pada perangkat utama dan

12 memberikan fungsi pengawasan melalui kabel alaram. fungsi dari sebuah Emu adalah. Memiliki port port monitoring. yang digunakan untuk menghubungkan alamrm temperatur, kelembapan, air, inframerah, dan sensor pintu. untuk tambahannya EMU menyediakan port untuk nilai Boolean, analog, dan kendali output. Memiliki 2 port komunikasi yaitu RS 485 dan RS 232, untuk komunikasi dengan BTS. EMU pada Perangkat Huawei disesuaikan dengan jenis BTS Cabinetnya biasanya untuk BTS yang diletakan pada shelter atau ruangan menggunakan box EMU yang menggunakan kabel RS485 untuk komunikasi. Untuk BTS outdoor digunakan Tipe EMU yang berupa modul baik EMUA atau EMUB. a b Gambar 3.13 Panel dan port EMU (a) Outdoor EMUA (b) Indoor Box EMU Prinsip kerjanya sama menghubungkan semua alaram lingkungan atau sensor untuk lalu kemudian di koneksikan pada bagian sentral BTS dengan menggunakan kabel RS485 atau RS232 agar dapat terawasi oleh BSC.

13 3.1.5 ALARAM CONNETION dari BTS 3900 Seperti yang telah dijelaskan pada point sebelumnya sebuah BTS memiliki komponen yang digunakan untuk mengawasi lingkungan dimana BTS tersebut diletakan. Baik BTS Outdoor Maupun BTS yang berada di dalam ruangan (shelter). Tujuan dari adanya komponen ini adalah agar Base Station Controller (BSC) atau engineer Installasi dapat mengetahui, merawat, dan mengontrol perangkat baik secara berkala ( scheduled maintenance ) maupun perbaikan ( Corrective Maintenance ). Selain itu dengan adanya alaram dapat melindungi No Physical Port (s) Logical Port Alaram id Name L1 L2 L3 MSP fail DC Fan AC Removed Genset Run Genset Fail Retifier Fail Rectifier Low Rectifier High Fence Break Battery low Grounding Cut BTS Door open Shelter door Open Low fuel Genset Rectifier Door Open perangkat dari kerusakan ( Faulty ) maupun kehilangan saat Terputus aliran Listrik dari Sumber atau Pencurian yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab. Tabel daftar nama dan port Alaram Pada EMU Huawei BTS 3900

14 jumlah Koneksi atau hubungan antara setiap alaram lingkungan dengan unit monitoring (EMU ) berbeda tergantung dari posisi BTS tersebut,untuk BTS indoor jumlah alaram yang dihubungkan pada EMU berjumlah 18 Alaram. Sedangkan untuk BTS outdoor hanya digunakan 7 hingga 9 Alaram. Berikut rincian dari alaram tersebut. Pada tabel diatas tidak semua alaram digunakan baik untuk BTS indoor Maupun outdoor. Koneksi alaram ke EMU bergantung pada ada tidaknya perangkat yang akan diawasi. Contoh apabila tidak ada Genset pada suatu Cellsite, maka alaram Genset tidak digunakan. Sehingga kabel alaram dilakukan hubung singkat antara bagian positive port dengan negativenya atau lebih dikenal dengan istilah loop. Hal tersebut dilakukan agar pada software Maintenance, alaram tersebut tidak muncul, sehingga tidak ada Report Alaram dari BSC ke Engineer installasi. Setiap sensor lingkungan yang terhubung dengan EMU seperti sensor air, asap, inframerah, sensor pintu, sensor suhu dan kelembapan memiliki konektivitas kabel yang berbeda pada setiap sensor tetapi prinsip kerjanya sama S8 S7 S9 Loop alaram S7

15 Gambar 3.14 Loop Alaram port fisik S7 pada Outdoor EMU

16 Prinsip kerja dari sebuah sensor adalah ketika terhubung antara port positive dengan negativnya maka tegangan bernilai 1 dan ketika tidak terhubung benilai 0. Sebagai seorang engineer wajib untuk dapat mengatur hal ini melalui Software Maintenance. Pada software kita dapat mengatur alaram tersebut akan muncul saat tegangan bernilai 1 (normaly open ) atau bernilai 0 ( normally close ). Selain terhubung dengan sensor sensor pengawas lingkungan EMU juga terhubung dengan Rectifier yang mendistribusikan,menyeimbangkkan dan mempersiapkan daya pada seluruh perangkat yang berada pada suatu Cellsite. Alaram yang terhubung dengan rectifier diantaranya adalah L1, L2, L3 yang merupakan relay, MSP, dan rectifier fail, low voltage, dan high voltage. pada standar installasi suatu alaram seorang engineer perlu mengetahui derajat atau prioritas dari suatu alaram, untuk alaram yang berhubungan dengan rectifier biasanya diberikan prioritas atau keparahan (severity ) Critical yang menandakan kondisinya sangat kritis dimana suatu BTS dapat Down atau mati bila sumber listrik tidak berfungsi dengan baik. Gambar 3.15 Koneksi antara EMU dengan Sensor lingkungan BTS3900 harus di sinkronisasi terlebih dahulu dengan cara membuat atau mendafarkan setiap alaram beserta logika aktifnya alaram tersebut pada BTS dengan menggunakan Software yang berbasis WEB yaitu WEB Local Maintenance Terminal ( LMT ). Pada software inilah alaram alaram tersebut dibuat agar sinyal yang masuk dari setiap port fisik dapat dimengerti. perlu diingat pada software web LMT port yang digunakan untuk membuat daftar alaram adalah port logic yang dimulai dari angka WEB Local Maintenance Terminal ( LMT )

17 Web LMT merupakan software yang digunakan oleh Engineer installasi atau oleh BSS utnuk melakukan pemantauan, perbaikan, dan mengkonfigurasi sebuah BTS. Gambar 3.16 Tampilan Login WEB LMT Gambar 3.17 Tampilan awal WEB LMT N Komponen BBU yang digunakan Username Password IP BTS O 1 GTMU Admin NodeB WMPT Admin hwbs@com UMPT Admin hwbs@com Cat : Username dan password pada suatu site dapat dirubah demi keamanan data dan konfiguasi dari BTS. Password dan username diatas adalah Default. Software ini berbasis WEB intranet dimana seorang Engineer akan terhubung secara lokal dengan BTS tersebut. Kabel yang digunakan untuk dapat terhubung pada suatu BTS melalui Laptop adalah kabel Ethernet. Kabel tersebut nantinya terhubung pada unit sentral processing BTS3900 yaitu BBU pada modul UMPT atau WMPT. Modul lain yang memiliki fitur untuk port untuk

18 maintenance BTS adalah GTMU, tetapi software yang digunakan untuk Login pada BTS bukanlah WEB LMT melainkan BTS Maintenance (BTSM), namun Tabel Data Username dan Password yang biasa digunakan pada intinya software tersebut sama penggunaannya. Setiap modul memiliki bentuk panel yang berbeda maka, port interface yang digunakan untuk menghubungkan Laptop dan BTS juga berbeda untuk GTMU dan WMPT Gambar 3.18 Setting IP Laptop menggunakan port Ethernet atau RJ-45, Sedangkan untuk UMPT menggunakan port USB dimana kabel ethernet dihubungkan pada port RJ-45 yang terdapat pada adapter RJ-45 to USB. Untuk dapat Login pada suatu BTS seorang Engineer memerlukan username dan password. LMT pada huawei awalnya adalah sebuah software sama seperti BTSM belum berbasis WEB. software ini mulai menggunakan basis web saat versi yang ke 15. versi tersebut saat ini menjadi standar software yang tertanam dan aktif pada suatu BTS. Hal yang perlu diperhatikan saat kita akan login adalah. kita harus merubah IP laptop yang kita gunakan sehingga berada dalam satu network yang sama. contoh kita menggunakan modul UMPT dengan IP BTS , maka IP yang kita gunakan adalah atau Lakukan PING dengan menggunakan command prompt ( CMD ) ke arah IP BTS.

19 Gambar 3.19 BTS Pinging dengan modul UMPT Hal tersebut sangat penting karena apabila kita tidak tahu kondisi link yang kita gunakan dan memasukan username dan password meskipun benar maka respon dari WEB LMT akan tetap tidak terhubung. Apabila kita melakukan hal tersebut sebanyak 3 kali, maka BTS tersebut akan mengunci pintu Loginnya untuk 30 menit dan bertambah apabila kita melakukan kesalahan yang sama Standar instalasi Untuk Penambahan sistem 4G LTE, ada 2 standar yang digunakan yaitu standar untuk rollout dengan penambahan RRU dan rollout dengan penambahan MRFU. Pada project yang saya kerjakan terdapat standar installasi sebagai berikut. 1. Jumlah RRU atau RFU yang ditambahkan pada suatu BTS 3 Buah. 2. Komponen BBU yang ditambahkan adalah, UBRI, UMPT, dan UBBPd6. 3. Kabel yang digunakan untuk menghubungkan RRU adalah Optic cable. 4. Kabel yang digunakan Untuk menghubungkan RFU adalah CPRI. 5. Kabel yang digunakan untuk komunikasi dari Indoor Unit ke BTS adalah Kabel Optik 6. Port yang digunakan adalah port GE. 7. SFP yang digunakan support kabel optik SM.

20 LAYOUT CABINET BTS3900 MRFU 1800 for 4G LTE MRFU 1800 for DCS ( 2G ) Overlay of BTS 3900L Cabinet UPEU UBRI BBU3900 UBBPd6 WBBP UEIU UMPT TO IDU SM fiber optik Gambar 3.20 Layout Standar Installasi 4G LTE dengan MRFU Pada layout diatas dapat kita lihat untuk pemasangan DCS dan rollout 4G Gambar 3.21 Kabel CPRI LTE modul diletakan di Overlay atau bagian atas kabinet dari BTS 3900L. Modul MRFU terhubung dengan UBRI dan UBBPd6 menggunakan kabel CPRI yang dipasang pada port CPRI 0 pada masing masing modul. Pada UBRI slot yang digunakan untuk sistem komunikasi DCS adalah slot 1,2,dan 3. sedangkan pada UBBPd6 slot yang digunakan adalah 0,2,dan 4 untuk sistem komunikasi 4G

21 LTE. Untuk Underlay dari cabinet BTS 3900L di gunakan untuk sistem GSM dan 3G ( WCDMA ). Pada WBBP slot 0,1, dan 2 terhubung dengan CPRI 0 dari setiap modul WRFU 2100, sedangakan untuk Modul MRFU GSM 900 (2G) dihubungkan dengan port CPRI 0 ke UBRI pada slot 3,4,dan 5 menggunakan kabel CPRI. 3.2 INSTALASI ROLLOUT XL 4G LTE SITE MANGUN_JAYA Pengambilan Material dari _PURWAKARTA. mover Report to PIC Pada Proyek XL LTE untuk area purwakarta terdapat site FINISH Mangun_jaya dimana rollout akan dilakukan. tipe dari cellsite Pengecekan Material dan 4G serah terima Request to Vendor ini adalah indoor site dengan tipe BTS Huawei cabinet 3900L. Instalasi Menggunakan Modul MRFU 1800 dan dilakukan pergantian Operation and Maintenance unit dari TAKE DATA Sesuai GTMU dan WMPT NN menjadi UMPT. Dengan keadaan tersebut maka diperlukanyupgrade softwre karena software pada UMPT tida sesuai dengan Cell checking andspeedtest script yang digunakan IZIN INSTAL Pembongkaran Material baru SKEMA INSTALASI Alaram clearing and checking INSTALL CHECK PREPARE BEFORE INTEGRATION Version checking. Software checking. Report to BSC for upgradelatest version Board checking. UPGRADE SOFTWARE. Resetting BTS. INTEGRATION (UPLOADING SCRIPT ) Board Checking

22 Gambar 3.22 SKEMA INSTALASI INSTALASI MODUL MRFU 1800 PADA BTS 3900L PENGECEKAN MATERIAL ROLLOUT a. Material RFU yang digunakan MRFU 1800 G 3 buah G G b. Modul UMPT beserta adaptor USB to RJ-45 S 1 buah S S c. Modul UBBPd6 3G 3G 3G M 3G M 1 buah 3G M 3G INSTALING MODUL IN CABINET BTS 3900L SITE MUNJUL_JAYA_PURWAKARTA BEFORE D C S G S M D G C S S M AFTER D C S G S M D C S + L T E D C S + L T E D C S + L T E D C S + L T E D C S + L T E D C S + L T E

23 RX TX Gambar 3.23 Desain Rollout 4G LTE site MUNJUL_JAYA_PURWAKARTA WBBP UBRI WBBP GTMU 3G WMPT GUEIU S UPEU M 3G G S M 3G WBBP G UBRI S UBBPd6 M WBBP UEIU UMPT UPEU Gambar 3.24 desain BBU3900 site munjul_jaya_purwakarta RX CABLING JUMPER ROLLOUT 4G LTE SITE MUNJUL_JAYA _PURWAKARTA TX D C S + TX L T E RX D C S + L T E D C S + L T E D C S + L T E D C S + L T E D C S + L T E TX RX Gambar 3.25 Cabling Jumper Site_Munjul_jaya_purwakarta

24 Dalam Instalasi Jumper ada Standar pelabelan kabel jumper untuk setiap Sistem Seluler hal ini dilakukan agar apabila akan terjadi proses pergantian perangkat atau ada maintenance mudah untuk mencari jalur atau kabel jumper mana yang bermasalah dan perlu diperbaiki. GSM DCS 3G 4G LTE LTE 1a LTE 1b Gambar 3.26 contoh Pelabelan standar pada jumper Standar diatas merupakan standar pelabelan untuk setiap sistem seluler, sedangkan untuk pelabelan setiap sektornya digunakan warna Sector 1 Sector 2 Sector 3

25 Gambar 3.27 contoh Pelabelan standar pada jumper Sehingga untuk pelabelan Jumper atau Feeder, contoh standar dari pelabelannya adalah. Dibaca : Jumper sistem 3G ( WCDMA ) sector 3 Gambar 3.28 contoh Pelabelan standar pada jumper Selain pelabelan pada jumper pembuatan / terminasi pada kabel jumper memiliki standarnya. pengetahuan pembuatan kabel jumper diperlukan untuk membuat kabel jumper dengan panjang yang tidak lazim. panjang sebuah kabel jumper yang standar dan merupakan fabrikasi adalah 2m, 4 m, 5m, 6m. selain ukuran tersebut jumper merupakan buatan seorang installer. Dalam suatu installasi pembuatan jumper dengan panjang yang berbeda lebih dianjurkan dibandingkan dengan menggunakan beberapa jumper yang disambung. Semakin banyak sambungan jumper pada suatu hubungan antara RFU dengan antenna semakin besar kemungkinan adanya daya balik dan SWR yang besar UPGRADE SOFTWARE AND INTEGRATION SITE MUNJUL_JAYA_PURWAKARTA UPGRADE SOFTWARE Menggunakan Software web LMT dan melakukan Login. menghubungkan Laptop dengan UMPT yang telah dimasukan pada BBU 3900 dengan menggunakan kabel ethernet yang terhubung pada adapter RJ-45 to USB. ke port USB pada UMPT.

26 LAPTOP USB Gambar 3.29 Set up Maintenance and Operation Sebelum melakukan Login diharuskan untuk mensinkronisasi IP Laptop dengan IP BTS seperti yang telah dicontohkan pada gambar 3.18 dan melakukan ping pada BTS. Pada Rollout 4G ini digunakan modul UMPT sebagai tatapmuka Operation and Maintenance (OAM) sehingga IP BTS tersebut adalah Setelah berhasil login pilih Ikon MML yang tertera pada Laman muka Web LMT. Gambar 3.30 Laman muka Web LMT Masuk pada Laman Tersebut lalu pada dialog box MML atau dapat menggunakan shortcut dengan menekan F5 masukan command MML LST VER execute command tersebut dan LST Software lalu execute. Kedua command tersebut diguanakan untuk mengetahui kondisi software yang terdapat pada BTS. Acuan engineer instalasi dalam mengupgrade software suatu BTS adalah script konfigurasi dari BTS tersebut, dalam script konfigurasi terdapat versi software yang compatible untuk script tersebut agar dapat dilakukan integrasi. Gambar 3.31 Versi software yang digunakan Oleh script suatu Cellsite.

27 Apabila pada BTS tersebut belum terinstal Software yang compatible maka perlu dilakukan Upgrade software. Setelah melakukan pengecekan ketersediaan software. masukkan command DLD SOFTWARE pada dialogue box lalu tekan tombol exec atau execute. Isi setiap dialogue box yang terdapat pada menu tersebut. Gambar 3.32 Menu DLD Software pada WEB LMT Seperti yang terlihat pada gambar 3.28 ada beberapa kotak yang perlu kita isi. Sebelum mengisi kotak tersebut kita perlu melakukan integrasi antara File Transfer Protocol (FTP ) server dengan BTS. Pada proses Integrasi ini Laptop merupakan Server tempat software yang akan di download berada. oleh karena itu tempat penyimpanan software dari BTS tidak perlu ditaru pada directory yang terlalu dalam. Pengaturan FTP server dilakukan dengan menekan tombol hijau yang berada pada status bar den memunculkan jendela pengaturan FTP server.

28 Gambar 3.33 Setting FTP server Untuk Username dan Password defaultnya sama dengan LMT pada modul UMPT seperti pada tabel tetapi biasanya password pada FTP server dirubah menjadi : hwbs@com2. Working directory merupakan tempat dimana file software yang akan di download disimpan, contoh : D:\KANTOR\BTS3900 V100R009C00SPC186_ALL. port number dan thread number sudah merupakan default dan pilih both. setelah selesai tekan okay. Setting pada FTP server telah selesai. Kembali pada jendela DLD software. IP FTP server merupakan IP dari laptop yang sedang digunakan dalam hal ini saya menggunakan IP Username dan password diisi oleh Username dan Password yang dimasukan pada FTP server, begitu juga directory name. Untuk software version kita cukup melakukan copy dan paste dari working directory dari mulai kata BTS, contoh : BTS3900 V100R009C00SPC186. Setelah semua tersisi tekan tombol exec.

29 Gambar 3.34 hasil dari download software Setelah berhasil download software,restart Web LMT client dan lakukan login kembali. Lakukan Pengecekan software dengan menggunakan command LST SOFTWARE. perhatikan versi dari software yang tertera, apabila telah tertera jendela common maintenance maka proses download berhasil. setelah itu aktifkan software yang telah di download dengan command MML ACT SOFTWARE. Pada menu ACT SOFTWARE terdapat beberapa box yang perlu diisi antara lain software version, dan Aplication type list. Gambar 3.35 isi dari menu ACT SOFTWARE Pada box Software version isilah seperti pada menu DLD SOFTWARE. sedangkan Aplication type list merupakan daftar software yang akan di aktifkan,

30 pada menu ini pilih select_all. sehingga keseluruhan software berganti versinya. dan sesuai dengan script yang akan di integrasi, selanjutnya tekan exec. Gambar 3.36 Software yang berhasil di aktivasi. Setelah software berhasil di aktivasi lakukan pengecekan dengan menggunakan command MML LST VER dan LST SOFTWARE pada laman MML. Pada LST VER kita dapat melihat software dari BTS yang aktif saja. sedangkan untuk memastikan software aktif dan tersimpan dengan menggunakan LST SOFTWARE, pada command tersebut perhatikan sisi kiri dari kedua software yang tersedia. apabila terdapat kata Main area maka sofware tersebut Gambar 3.37 command MML LST VER

31 untuk melihat versi software yang sedang digunakan oleh BTS, sedangkan Standby area menunjukan bahwa software tersebut telah tersimpan di dalam BTS dan tidak digunakan. Gambar 3.38 MML command LST SOFTWARE Versi software suatu BTS biasanya adalah V100R008C00SPC220 atau biasa kita sebut dengan R15 / R008, sedangkan untuk versi yang sering digunakan oleh Intergrator pada BSC adalah versi BTS3900 V100R009C00SPC186 atau yang sering disebut R16. Pada instalasi suatu BTS tahap dari mulai instal pengechekan hasil instalasi dan software hingga upgrade software ini disebut juga dengan tahap comissioning INTEGRASI BTS3900L SITE MUNJUL_JAYA_PURWAKARTA Integrasi suatu sistem pada intinya adalah, Pembaruan dan penggabungan beberapa kelompok sistem menjadi satu sistem baru yang utuh [6]. Dalam dunia sistem informasi integrasi merupakan proses menghubungkan beberapa sistem sistem baik secara fisik maupun fungsional dan menjamin semua sistem semua fungsi dari sub sub sistem yang ada dalam satu kesatuan [7]. Dalam hal ini integrasi merupakan penggabungan dari suatu cellsite atau endsite menjadi satu kesatuan dengan arsitektur jaringan seluler yang telah ada, baik fisik atau hardware maupun konfigurasi dari cellsite tersebut dijamin performanya oleh Base Station Subsystem (BSS ).

32 Pada Vendor Vendor lain seorang engineer lapangan melakukan Comissioning sebelum integrasi dimana tahapan tersebut merupakan tahap pengaturan konfigurasi secara software setiap modul baik RFU, RRU, UBBP, UBRI maupun FAN dll. Pada Huawei konfigurasi tersebut telah disusun ke dalam sebuah script berbentuk file.xml untuk lampiran script site MUNJUL_JAYA_PURWAKARTA terdapat pada lampiran.... sehingga seorang engineer lapangan dapat melakukan proses integrasi secara lebih cepat. integrasi dilakukan dengan menggunakan software Web LMT sama seperti proses upgrade. Setelah selesai tahap upgrade lakukan re-login pada software tersebut dan pilih icon Device Maintenance. Setelah terbuka pilih menu BTS maintenance maka terdapat beberapa submenu pada sebelah kiri laman, pilih Data Configrure File Transfer. Pada submenu tersebut terdapat beberapa parameter yang perlu diatur, tetapi kita perlu melakukan sinkronisasi pada FTP server karena kita akan mengambil file script yang terdapat pada suatu directory pada laptop kita. Directory dire file script sebaiknya tidak terlalu dalam karena akan memakan waktu yang lebih lama dalam proses integrasinya. Apabila telah selesai pengaturan kembali pada laman Data Configure File Transfer di web LMT.

33 IP dari FTP server tetaplah merupakan IP yang digunakan oleh laptop. lakukan browse pada dialog box Destination File Name atau memasukan secara manual directory dari file script tersebut. Directory dari file tersebut hingga nama file dari script tersebut tidak seperti saat upgrade software yang pengarahannya hanya hingga foldernya saja. contoh directory D:\KANTOR\SCRIPT MUNJULJAYA\251C378_MUNJULJAYA_PURWAKARTA_FullExport_ XML Gambar 3.39 Langkah Masuk dalam Menu Upload script Perlu kita ingat pada parameter trasfer type pilih DOWNLOAD karena pada saat ini posisi kita adalah BTS itu sendiri yang akan mengambil data dari sebuah FTP server. Selanjutnya pada dialogue box kanan terdapat username dan password yang diisi dengan username dan password FTP server. Setelah semua setting dilakukan tekan start yang berada di kanan laman. Setelah Upload berhasil maka akan terdapat bacaan download successful dan baik laman web LMT dan BTS tersebut akan melakukan restart.

34 Setelah BTS tersebut melakukan restart lakukan re-login makan dapat terlihat pada pojok atas dari laman Web LMT nama site dan site ID dari site tersebut. Gambar 3.40 Hasil dari upload konfiguration script Lakukan check semua board yang terdapat pada menu Device Maintenance lalu masuk pada laman device panel. pada laman tersebut semua board dari cabinet BTS3900L akan terlihat beserta status dari perangkat tersebut. penjelasan dari kondisi setiap board terdapat pada sisi kanan laman. Gambar 3.41 Device Panel site 251C378_MUNJUL_JAYA_PWK

35 Selain kondisi board penempatan board juga harus sesuai dengan desain baik BBU3900 maupun RFU nya, apabila penempatan RFU tidak benar maka dapat terjadi cross Feeder atau desain complain. Pengecekan yang paling utama dilakukan dengan mengguanakan MML command adalah DSP OMCH dimana command ini memperlihatkan apakah kanal OM telah terhubung dengan cellsite tersebut. Status normal dan In Use menandakan OM telah terhubung. Gambar 3.42 command MML DSP OMCH. Setelah itu lakukan report call kepada BSS yang menyatakan bahwa proses integrasi telah selesai. Setelah Report call BSS telah dapat melakukan monitoring terhadap site dan melakukan upgrade software ke versi selanjutnya. Jangan lakukan reset atau restart BTS pada saat BSS sedang melakukan upgrade dan konfigurasi selanjutnya, karena hal tersebut akan menginterupsi proses

36 konfigurasi. Pada rollout 4G jalur atau media transmisi yang digunakan antara BTS dan InDoor Unit (IDU ) adalah kabel optik Single Mode dan biasanya menggunakan port GigabitEthernet (GE) TAKE DATA DAN ALARAM CLEARING. Setelah proses comissioning dan integrasi, pengambilan data capture perlu dilakukan hal ini bertujuan agar kita dapat mempertanggungjawabkan dan hasil kerja kita. Pada rollout 4G terdapat kurang lebih 18 command yang diperlukan untuk Acceptance Test Procedure ( ATP ). Daftar command tersebut terdapat pada lampiran., Selain capture tersebut perlu juga dilakukan Speedtest dan Browsing test pada jaringan 4G yang baru saja kita instal. Speedtest dan Browsing test digunakan dengan menggunakan cellphone yang memiliki kemampuan untuk menangkap jaringan 4G dan menggunakan 2 aplikasi berbasis andriod yaitu G-net Track dan OOKLA Speedtest Prosedur Speedtest dan Browsing test Pada Proses ini pertama tama kita perlu mengetahui beberapa keadaan yaitu nomor Physical Cell ID (PCI) dan kondisi dari cell tersebut, karena apabila cell tersebut terkunci atau di blok maka kita akan mendapatkan sinyal jaringan 4G. Gambar 3.43 Melihat PCI dan kondisi cell dengan LST CELL langkah awal adalah login pada software Web LMT. Masuk pada menu MML dan gunakan command LST CELL. setelah itu perhatikan dan catat PCI dari

37 cellsite tersebut. Mencatat PCI dilakukan agar apabila terdapat sinyal jaringan 4G lain maka kita dapat mengetahui cell mana yang merupakan cell dari site yang akan kita lakukan speedtest. Pada gambar LST cell diatas terdapat kolom Cell admin State yang merupakan kondisi site. Pada kolom tersebut kondisi cell adalah high block atau sangat terkunci. oleh karena itu kita perlu membuka sementara cell tersebut hanya untuk melakukan speedtest dan Browsing test. Membuka cell tersebut melakukan command MML yaitu UBL CELL. Parameter yang perlu kita isi pada command ini adalah Local cell ID yang terdapat pada LST CELL dan pilihan kondisi cell yang diinginkan yaitu unblock. Lakukan unblock cell pada semua cell yang terdapat pada LST CELL. Gambar 3.44 cell 4G yang telah di unblock dengan UBL CELL

38 Setelah itu lakukan Pencarian cell 4G pada sekeliling daerah cellsite, disarankan untuk berkeliling disekitar tower. Pertama dengan menggunakan G- Net track kita mencari PCI yang berasal dari site yang sedang kita speedtest lalu screenshoot dengan menggunakan cellphone yang digunakan. Lalu lakukan speedtest dengan menggunakan OOKLAspeedtest. Lakukan Screenshoot pada saat speedtest untuk Downlink dan Uplink dari jaringan 4G pada cell tersebut telah selesai. lalu terakhir lakukan Test Browsing atau streaming video untuk mengetahui performa dari jaringan 4G tersebut. (a) (b) (c) Gambar 3.45 (a)cell tracking (b)speedtest (c) Browsing test. Pada gambar diatas terlihat hasil dari Speedtest dan browsing test. Hal pertama yang perlu kita perhatikan ialah PCI pada gambar 3.43 (a) Local cell ID dari cell tersebut adalah 4 dan PCInya adalah 144, perlu kita lakukan cek ulang dengan melihat pada laman web LMT seperti yang tertera pada gambar 3.43untuk memastikan bahwa pengukuran yang kita lakukan benar. Untuk provider XL standar kecepatan transfer data pada jaringan 4G mereka adalah diatas 10mbps dengan kondisi semua cell terbuka. Hasil yang saya dapatkan cukup memuaskan dengan downlink sebesar 28.20mbps dan uplink 15.44mbps. Terakhir adalah performa streaming yang didapat untuk local cell 4 adalah 1,22MBps. biasanya setiap local cell ID mewakili 1buah area cakupan antena sektoral, pada site

39 Munjul_jaya_Pwk terdapat 3 buah antenna sektoral dan 3 cell dimana nomor local cell ID terkecil biasanya mewakili sektor 1. Pengukuran Speedtest dan browsing test baru dilakukan pada 1 buah cell, Pengukuran untuk cell selanjutnya menggunakan prosedur yang sama. Untuk standar take data rollout 4G LTE terdapat pada lampiran.. Hasil capture standar diperuntukan untuk ATP untuk provider XL jumlah Speedtest minimal 5 buah. Setelah melakukan speedtest jangan lupa untuk melakukan block cell,karena pihak provider mengharuskan suatu cell site yang belum closing atau serah terima dari pihak mitra ( subcontractor ) untuk memancarkan sinyal jaringan 4G. Sehingga kita perlu mengunci cell kemabali dengan menggunakan software web LMT. Masuk pada command MML gunakan command BLK CELL. Command tersebut berisi parameter yang sama dengan UBL CELL, tetapi kali ini kita mengininkan kondisi cell tertutup atau block. Pilih High Block pada parameter tersebut. Gambar 3.46 menutup kembali cell dengan BLK CELL ALARAM CLEARING AND RECTIFICATION Setelah melakukan block kembali pada cell terakhir adalah clearing alaram. Dengan memilih icon alaram/event kita dapat melihat alaram yang aktif baik alaram yang sifatnya enginnering maupun environmental. Biasanya pada saat instalasi rollout alaram telah sepenuhnya terinstall pada setiap

40 sensornya. pada rollout 4G alaram yang sering muncul adalah alaram SCTP link Failure dan X2 interface Failure. kedua Alaram ini merupakan alaram yang berdasar pada konfigurasi dari BTS. Selain itu alaram lain yang sering muncul adalah Voltage Standing Wave Ratio (VSWR ) dan Receive Total Wideband Power (RTWP). Apabila terdapat alarm VSWR kita dapat melihat nilai dari VSWR tersebut pada software web LMT dengan menggunakan command STR VSWR TEST. Standar nilai VSWR yang merupakan treshold untuk provider XL pada modul adalah 1.30 atau 130 pada tampilan software, ketika batas tersebut terlampaui maka lampu indikator pada RFU akan menyala. Corrective Maintenance yang dilakukan biasanya adalah memeriksa sambungan antara kabel jumper dan feeder. Dan melakukan pembersihan pada setiap konektor apabila terjadi kerusakan yang berat pada kabel dilakukan penggantian kabel jumper, biasanya nilai VSWR yang besar disebabkan karena adanya air yang masuk pada sambungan atau terdapat tekukan atau bending yang terlalu tajam sehingga merusak kabel jumper tersebut. Biasanya VSWR terdapat pada jumper atau feeder sisi Transmisi atau TX. Sedangkan untuk RTWP biasanya berada pada sisi RX karena daya terima sinyal yang terlalu tinggi atau terlampau lemah. Alaram RTWP secara fisik perbaikannya mirip seperti alaram VSWR tetapi, untuk RTWP di sisi RX. Selain itu RTWP juga dapat terjadi karena performa modul RFU yang telah berkurang sehingga nilai input power tidak sesuai dengan output. Banyak RFU yang pada akhirnya akan Faulty karena dimuatkan oleh daya yang terlalu besar yang diawali dengan alaram adanya RTWP. Penanganan RTWP terkandang perlu adanya kordinasi dengan BSS agar nilai daya pancar dari modul tidak terlalu besar

41 Gambar 3.47 Tampilan Normal alaram pada web LMT. Engineer instalasi perlu melakukan pengujian alaram lingkungan yang berada pada tabel untuk menjaga kondisi dari cellsite tetap aman dan tidak terjadi masalah pada site saat telah keluar dari linkungan site tersebut. Data Capture atau screenshot dari alaram baik saat pengujian maupun selesai pengujian wajib di ambil untuk menghindari adanya tuduhan dari pihak provider dan vendor. Gambar 3.48 Alaram all_clear pada web LMT. Hal terakhir tetapi menjadi paling penting untuk team instalasi maupun engineer instalasi adalah kordinasi dengan pihak pihak bersangkutan baik sebelum maupun sesudah masuk pada suatu cellsite kepada BSS, MS, FOP, dan site keeper. Hal tersebut untuk melindngi diri dari tuduhan pekerjaan yang tidak baik dan mengetahui kondisi dari site sebelum memasuki site tersebut sehingga dapat mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan. Selain itu apabila akan menaikki tower baik untuk pemasangan dan instalasi maupun untuk perbaikan atau troubleshoot, selalu pergunakan perlengkapan pengaman agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.

42

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTEK 25 BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTEK Dalam kerja praktek ini penulis membuat rancangan instalasi antenna sector dan BTS yang dimaksudkan untuk membantu proses pengerjaan proyek upgrade sistem telekomunikasi

Lebih terperinci

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station 2.2 Skema 2 nd Generation Network Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network Keterangan dari gambar diatas adalah : 1) MS : Mobile Station 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Lebih terperinci

BAB III PERANGKAT 3G RBS 3116

BAB III PERANGKAT 3G RBS 3116 BAB III PERANGKAT 3G RBS 3116 3.1 Deskripsi RBS 3116 RBS 3116 adalah salah satu dari keluarga RBS 3000 perangkat WCDMA (Wide Code Division Multiple Access) yang dimiliki oleh Ericsson yang bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Permasalahan Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat dan maju, telah membuat teknologi tidak dapat dipungkiri dapat mempermudah pekerjaan dalam

Lebih terperinci

Perangkat pendukung dan tools yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tools Laptop Kabel Ethernet sebagai media Logi

Perangkat pendukung dan tools yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tools Laptop Kabel Ethernet sebagai media Logi BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Peneltian Pengukuran dan observasi yang dilakukan penulis di lapangan menggunakan bantuan tools aplikasi yang dilakukan secara aktual. Pada metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Indoor BTS (Base Transceiver Station) BTS (Base Transceiver Station) adalah perangkat seluler yang pertama kali berhubungan langsung dengan handset kita. Beberapa BTS

Lebih terperinci

Kata kunci : BTS, maintenance, gangguan, power.

Kata kunci : BTS, maintenance, gangguan, power. SISTEM OPERATIONAL DAN MAINTENANCE BTS (BASE TRANSCEIVER STATION) STUDI KASUS PT. TELKOMSEL PANGKALPINANG Rama Nuzary (1), Muhammad Jumnahdi (2) (1) Mahasiswa dan (2) Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR MENGATASI ADJACENT CHANNEL INTERFERENCE 3G/WCDMA PADA KANAL 11 & 12 MILIK OPERATOR AXIS DENGAN MENGUNAKAN BAND PASS FILTER STUDI KASUS SITE PURI KEMBANGAN Diajukan guna melengkapi sebagian

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK TELEKOMUNIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB III. sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Oleh karena

BAB III. sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Oleh karena BAB III KONFIGURASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Broadband Wireless Access (BWA) adalah sebuah akses nirkabel yang dirancang sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Oleh karena

Lebih terperinci

sinyal yang dihasilkan pada berbagai tahap. RF amplifier adalah perangkat luar yang harus dipasang sangat dekat dengan antena untuk mengurangi kerugia

sinyal yang dihasilkan pada berbagai tahap. RF amplifier adalah perangkat luar yang harus dipasang sangat dekat dengan antena untuk mengurangi kerugia BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi sistem jamming Sistem jamming dirancang untuk memberikan sinyal noise yang dapat dikonversi menjadi sinyal RF dari berbagai bandwidth sampai 36 MHz. Persyaratan untuk menjamming

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek UPGRADE POWER TRANSMISSION 3G KEADAAN CONGESTION

Makalah Seminar Kerja Praktek UPGRADE POWER TRANSMISSION 3G KEADAAN CONGESTION Makalah Seminar Kerja Praktek UPGRADE POWER TRANSMISSION 3G KEADAAN CONGESTION Brilian Dermawan (21060111130041), Dr. Wahyul Amien Syafei, ST. MT (197112181995121001) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat lunak yang digunakan. hasil rancangan yang ada. Halaman web dibuat dengan basis php

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat lunak yang digunakan. hasil rancangan yang ada. Halaman web dibuat dengan basis php BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem yang dirancang menggunakan 2 komponen utama yang menjadi pendukung, yaitu komponen perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA 42 BAB IV HASIL DAN ANALISA Untuk memecahkan masalah yang ada maka diperlukan pengolahan dan analisa terhadap data-data yang telah dikumpulkan, untuk menemukan suatu solusi yang tepat. Data-data tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Untuk pengumpulan dan pengolahan data hasil pengukuran dari perangkat telekomunikasi pelanggan yang dapat menimbulkan gangguan intermittent, maka kita perlu melakukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 54 LAMPIRAN 1 Pengukuran VSWR Gambar 1 Pengukuran VSWR Adapun langkah-langkah pengukuran VSWR menggunakan Networ Analyzer Anritsu MS2034B adalah 1. Hubungkan antena ke salah satu port, pada Networ

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam suatu perancangan sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan prinsip kerja dari suatu sistem yang akan dibuat. Untuk itu perlu disusun

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perancangan fire alarm sistem yang dapat ditampilkan di web server dengan koneksi Wifi melalui IP Address. Perancangan alat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi yang cenderung memerlukan data rate tinggi, hal ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi yang cenderung memerlukan data rate tinggi, hal ini terlihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan trafik dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring trend berkomunikasi yang cenderung memerlukan data rate tinggi, hal ini terlihat dari kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA 4.1 Implementasi Perangkat Lunak Dalam implementasi aplikasi alat pengendali rumah jarak jauh (smart home) penulis tidak mengunakan ip public/vpn melainkan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Untuk dapat melakukan implementasi maka diperlukan perangkat Hardware dan Software yang digunakan. Hardware - Router Wifi Mikrotik RB951 - Modem ISP Utama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian. Penelitian ini dilakukan berdasarkan langkah-langkah sistematis seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.4. Metode penelitian digunakan sebagai pedoman dalam

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN. meliputi pembahasan mengenai proses perekaman gambar berdasarkan interval

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN. meliputi pembahasan mengenai proses perekaman gambar berdasarkan interval BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Sistem Pada sub bab ini akan dibahas mengenai implementasi sistem yang perancangannya telah dibahas pada bab sebelumnya. Implementasi sistem ini

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Tahapan dan konsep penelitian yang akan dilakukan terangkum pada Gambar Gambar Flowchart Tahapan Peneliti 38 3.1 Pengecekan pada sebuah perangkat `Pada analisa alarm IP clock

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi WLAN mode ad-hoc 3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi WLAN

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem siteto-site VPN yang dibangun. Implementasi dilakukan berdasarkan analisis dan perancangan

Lebih terperinci

Tabel 1 : Perangkat dalam shelter No Gambar Perangkat Keterangan 1 CERAGON Microwave Radio;

Tabel 1 : Perangkat dalam shelter No Gambar Perangkat Keterangan 1 CERAGON Microwave Radio; Nama : Sentanu Eddy Pramandang NIM : 06324020 Minggu Pertama Kerja Praktek dimulai pada 3 Agustus 2009 dengan dipertemukannya saya dengan pihak HRD dan pihak Manager Business and Development Network selaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks seperti noise, fading, dan interferensi. Permasalahan tersebut merupakan gangguan yang

Lebih terperinci

Gambar 1 : Ruang Co-Location Cikarang

Gambar 1 : Ruang Co-Location Cikarang Nama : Sentanu Eddy Pramandang NIM : 06324020 Minggu Kesembilan Pemindahan switch layer 2 CISCO 29xx ke switch layer 2 CISCO 39xx di ruang Co-Location Cikarang (5 Oktober 2009) Ruang Co-Location berisi

Lebih terperinci

MAKALAH KONSEP SISTEM INFORMASI

MAKALAH KONSEP SISTEM INFORMASI MAKALAH KONSEP SISTEM INFORMASI Jaringan 2G & 3G Disusun oleh: - RIDLO PAMUJI 13111111/22 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2015/2016 KATA

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diterangkan secara detail mengenai perancangan trainer simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu perancangan hardware

Lebih terperinci

Saat ini saya akan menjelaskan tentang bentuk dari Jaringan Radio yang ada pada 3G yang pada dasarnya mirip juga dengan 2G.

Saat ini saya akan menjelaskan tentang bentuk dari Jaringan Radio yang ada pada 3G yang pada dasarnya mirip juga dengan 2G. TANGERANG AREA 1 Sebelum saya menjelaskan tentang cara untuk melakukan koneksi ke Node B untuk melihat software didalamnya. Ada beberapa hal tentang Node B yang akan saya paparkan dalam modul kali ini.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Konfigurasi Pelanggan MPLS PT. Astra Graphia 73135 PT. ASTRA GRAPHIA, BADAN PERPUSTAKAAN & ARSIP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA, JL.PERINTIS KEMERDEKAAN NO. 1 PULOGADUNG,

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE

ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE Makalah Seminar Kerja Praktek ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE 900 Faris Fitrianto (L2F006038) faris.fitrianto@gmail.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PERCOBAAN 8 WIRELESS LAN MODE INFRASTRUKTUR (SETTING ACCESS POINT)

PERCOBAAN 8 WIRELESS LAN MODE INFRASTRUKTUR (SETTING ACCESS POINT) PERCOBAAN 8 WIRELESS LAN MODE INFRASTRUKTUR (SETTING ACCESS POINT) A. TUJUAN 1. Mahasiswa mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi sebuah Access Point 3. Mahasiswa dapat mengukur beberapa

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN SISTEM. dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara

BAB 4 PENGUJIAN SISTEM. dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara BAB 4 PENGUJIAN SISTEM 4.1 Persiapan Simulasi Dikarenakan untuk mengimplementasikan sistem jaringan VPN dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara langsung ke dalam sistem jaringan

Lebih terperinci

BAB III RADIO MICROWAVE

BAB III RADIO MICROWAVE 26 BAB III RADIO MICROWAVE 3.1. Sistem Telekomunikasi Gelombang Mikro Pancaran Radio Bumi, menggunakan frekuensi tertentu yang dipancarkan melalui antena sehingga dapat diterima oleh receiver pada area

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi,

BAB III LANDASAN TEORI. Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Telekomunikasi 3.1.1 Pengertian Telekomunikasi Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi, dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam kaitannya dengan telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu pabrik yang menerapkan continue

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu pabrik yang menerapkan continue BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu pabrik yang menerapkan continue operasional, yang artinya pabrik tersebut bekerja secara 24 jam dan tidak ada jeda waktu

Lebih terperinci

BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL

BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL 3.1. Sistem MBC Setelah band frekuensi BCCH telah diidentifikasi, perlu untuk memilih apakah ini harus di subcell UL atau subcell OL. BCCH dapat ditempatkan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

Bertukar Data dengan Wireless LAN

Bertukar Data dengan Wireless LAN Bertukar Data dengan Wireless LAN Tedy Tirtawidjaja, S.T 25 Desember 2007 Tulisan ini saya buat setelah mencoba bertukar data dengan rekan saya, kami menggunakan notebook yang sama-sama dilengkapi dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Bab ini membahas tentang pengujian dan analisa sistem yang telah dirancang. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui respon kerja dan sistem secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsitektur Sistem GSM (Global System for Mobile Communication) Sistem GSM Ericsson merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Jaringan. Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Jaringan. Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan BAB II DASAR TEORI 2.1 Topologi Jaringan Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan lainnya) yang menggambarkan bagaimana berbagai elemen jaringan saling terhubung satu

Lebih terperinci

Mengidentifikasi Masalah Fungsionalitas Jaringan pada Perangkat Melalui Gejala yang Muncul

Mengidentifikasi Masalah Fungsionalitas Jaringan pada Perangkat Melalui Gejala yang Muncul Muhamad Husni Lafif muhamadhusnilafif@yahoo.com http://royalclaas.blogspot.com Mengidentifikasi Masalah Fungsionalitas Jaringan pada Perangkat Melalui Gejala yang Muncul Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengambilan Data Untuk Site Cloning. Melakukan Peng-copy-an Data Untuk Site Cloning. Melakukan Proses Cloning.

BAB IV PEMBAHASAN. Pengambilan Data Untuk Site Cloning. Melakukan Peng-copy-an Data Untuk Site Cloning. Melakukan Proses Cloning. BAB IV PEMBAHASAN Pengambilan Data Untuk Site Cloning Mempersiapkan Data-Data Site Cloning Melakukan Peng-copy-an Data Untuk Site Cloning Memastikan Module Terkoneksi dengan Benar Melakukan Proses Cloning

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab ini, akan dibahas mengenai langkah-langkah pengujian serta hasil yang didapatkan dari uji coba alat monitoring base transceiver station dengan identifikasi password

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA SISTEM 3.1. Analisis Sistem Sistem kendali yang akan di bangun adalah sistem keamanan yang digunakan untuk mengontrol kunci rumah menggunakan smartphone dengan format SMS tertentu sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan

Lebih terperinci

PETUNJUK SETTING RECLOSER JOONGWON, FTU R200 SERIES. Auto Recloser Control With FTU-R200 Feeder Terminal Unit For Distribution Automation System

PETUNJUK SETTING RECLOSER JOONGWON, FTU R200 SERIES. Auto Recloser Control With FTU-R200 Feeder Terminal Unit For Distribution Automation System PETUNJUK SETTING RECLOSER JOONGWON, FTU R200 SERIES Auto Recloser Control With FTU-R200 Feeder Terminal Unit For Distribution Automation System Daftar Isi: 1. Panel Antar Muka (User Interface) 2. Indikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Melakukan perancangan dalam penelitian untuk membuat suatu alat merupakan langkah pertama yang harus dibuat agar dalam proses menuju realisasi pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. 4.1 Perancangan WLAN di Dinas Pariwisata. penempatan access point dipilih di tempat-tempat yang memang membutuhkan

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. 4.1 Perancangan WLAN di Dinas Pariwisata. penempatan access point dipilih di tempat-tempat yang memang membutuhkan 36 BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Perancangan WLAN di Dinas Pariwisata Perancangan yang dilakukan berdasarkan observasi lapangan dan permintaan dari pihak Dinas Pariwisata Kota Batu sebagai perluasan dari

Lebih terperinci

Do It Yourself : Upgrading Software Sagem ADR155 to Release P5.6.1

Do It Yourself : Upgrading Software Sagem ADR155 to Release P5.6.1 Do It Yourself : Upgrading Software Sagem ADR155 to Release P5.6.1 A DR155 adalah salah satu varian dari multiplex keluaran SAGEM. Dengan aggregate trafik sebesar STM-1, multiplex ini kerap kali digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. permodul hingga pengujian sistem secara keseluruhan serta monitoring unjuk

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. permodul hingga pengujian sistem secara keseluruhan serta monitoring unjuk 49 BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini akan membahas hasil pengujian sistem, mulai dari pengujian permodul hingga pengujian sistem secara keseluruhan serta monitoring unjuk kerja dari sistem secara

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI DAN DASAR KERJA RADIO COMBA

BAB III FUNGSI DAN DASAR KERJA RADIO COMBA BAB III FUNGSI DAN DASAR KERJA COMBA 3.1 FUNGSI DASAR COMBA Radio comba ini digunakan sebagai transmisi lastmile atau koneksi transmisi akhir sebelum sampai ke customer yang menghubungkan dari beberapa

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 81 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1. Pengujian Rangkaian Untuk tahap selanjutnya setelah melakukan perancangan dan pembuatan system dan alat yang dibuat maka langkah berikutnya adalah pengujian dan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1. Metode Pengumpulan Data Metode penelitian dalam menyusun tugas akhir ini harus melalui beberapa tahapan tahapan sebagai berikut: a) Analisis kebutuhan Tahap ini dilakukan

Lebih terperinci

Manual Penggunaan dan Instalasi Software

Manual Penggunaan dan Instalasi Software Manual Penggunaan dan Instalasi Software 2014 Daftar Isi I. Instalasi... 1 1. Instalasi Software... 1 a. Instalasi Modem... 1 b. Instalasi Software... 1 c. Aktifasi Software... 1 2. Setting Fingerprint...

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Sistemnya dapat berperan sebagai manual ataupun otomatis. d. Mampu menangani kondisi-kondisi industri yang sulit.

BAB II LANDASAN TEORI. a. Sistemnya dapat berperan sebagai manual ataupun otomatis. d. Mampu menangani kondisi-kondisi industri yang sulit. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar belakang Penggunaan PLC Pada tahun 1968, para ahli devisi General Motor Corporations Hydramatic menghendaki bahwa sistem-sistem kendali yang digunakan hendaknya lebih fleksibel

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

BAB 4. Perancangan dan Implementasi

BAB 4. Perancangan dan Implementasi BAB 4 Perancangan dan Implementasi 4.1 Perancangan Sistem Sistem pemantau ini dirancang dengan menggunakan 23 kamera yang akan dibagi menjadi tiga bagian kamera P dengan 9 kamera, kamera RL dengan total

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A.

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A. 76 BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA Pada Bab IV ini akan disajikan hasil penelitian analisa performansi kinerja radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Perangkat transmisi terdiri dari berbagai macam produk yang digunakan

BAB III PEMBAHASAN. Perangkat transmisi terdiri dari berbagai macam produk yang digunakan 1 BAB III PEMBAHASAN Perangkat transmisi terdiri dari berbagai macam produk yang digunakan oleh PT. XL Axiata dan berikut ini akan dijabarkan beberapa perangkat yang di temukan dilapangan pada saat proses

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 51 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Auto Loading menggunakan Robo Cylinder pada mesin Power Press PP 60. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pembuatan

Lebih terperinci

SITE XXX. Indoor Walk Test Overview

SITE XXX. Indoor Walk Test Overview LAPORAN PERCOBAAN PERBANDINGAN PENGGUNAAN LINE AMPLIFIER 33 dbm dengan 26 dbm SITE XXX Pendahuluan Percobaan perbandingan kedua Line Amplifier ini adalah karena adanya kebutuhan dari Operator Sellular

Lebih terperinci

Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0

Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 303 Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0 Dhipo A. Putra *), Moch. Fahru Rizal **),

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM. dan juga merupakan langkah persiapan menuju ke tahap perancangan

BAB III ANALISIS SISTEM. dan juga merupakan langkah persiapan menuju ke tahap perancangan BAB III ANALISIS SISTEM Analisa sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian dari komponen dengan maksud untuk melakukan identifikasi dan evaluasi permasalahan, kesempatan,

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI ANTENA BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) NOMADIC PADA PITA FREKUENSI

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Bab ini akan membahas tentang pengujian dan simulasi alat pengendali pintu dan kamera yang menggunakan perangkat yang telah di sebutkan pada bab sebelumnya. Terdapat pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Modul 6 Drive Test 4G LTE

Modul 6 Drive Test 4G LTE Modul 6 1. TUJUAN a. Mahasiswa mampu mengoperasikan software Genex Probe dan beberapa tool lainnya untuk melakukan drive test jaringan 4G LTE b. Mahasiswa mampu mengukur beberapa parameter KPI jaringan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Setelah prototype pengontrol suhu ruangan melalui android direalisasikan. Dilakukan pengujian terjadap prototype ini. Tujuan pengujian adalah untuk memeriksa apakah prototype

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1 PENDAHULUAN Setelah proses rancangan selesai, maka pada bab ini akan dijelaskan mengenai persiapan komponen, peralatan yang dipergunakan, serta pengujian pada alat.

Lebih terperinci

CARA SETTING ACCESS POINT

CARA SETTING ACCESS POINT CARA SETTING ACCESS POINT Muhamad Satim muhamad.satim@raharja.info Abstrak Telah diketahui dan mengenal tentang Local Area Network (LAN), dimana ia merupakan jaringan yang terbentuk dari gabungan beberapa

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 10 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi VSAT VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal, awalnya merupakan suatu trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan sekitar tahun 1980 oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmisi merupakan suatu pergerakan informasi melalui sebuah media jaringan telekomunikasi. Transmisi memperhatikan pembuatan saluran yang dipakai untuk mengirim

Lebih terperinci

BAB IV PENGOPERASIAN DATA LOGGER

BAB IV PENGOPERASIAN DATA LOGGER BAB IV PENGOPERASIAN DATA LOGGER 4.1. Kriteria Pengoperasian Data logger onlimo OSS merupakan data logger yang dibuat menggunakan mainboard PC standar yang biasa digunakan di lingkungan perumahan dan perkantoran

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK MC909 MODEM CLUSTER VER: 1.242

BUKU PETUNJUK MC909 MODEM CLUSTER VER: 1.242 BUKU PETUNJUK MC909 VER: 1.242 PT NATHAN TELEMETRY NUSANTARA Tel: 021 666 04 919 Fax: 021 666 04 919 www.nathantelemetry.com PT NATHAN TELEMETRY NUSANTARA Tel: 021 666 04 919 Fax: 021 666 04 919 www.nathantelemetry.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BAB III METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Rancangan Penilitian Penilitian ini meliputi dari pengamatan dilapangan pada jaringan Kantor Pajak Jakarta Pusat yang terhubung dengan Kantor Pusat PT Indosat dengan kapasitas

Lebih terperinci

MEMBUAT MAIL SERVER DENGAN WINDOWS SERVER 2003

MEMBUAT MAIL SERVER DENGAN WINDOWS SERVER 2003 MEMBUAT MAIL SERVER DENGAN WINDOWS SERVER 2003 LANGKAH LAANGKAH SETTING : 1. Setting Active directory Pertama masuklah ke windows server 2003 yang telah diinstall. Isikan user name dan password yang telah

Lebih terperinci

BAB IV PENANGANAN GANGGUAN DAN. PERFORMANCE MONITORING PADA LINK EoS

BAB IV PENANGANAN GANGGUAN DAN. PERFORMANCE MONITORING PADA LINK EoS BAB IV PENANGANAN GANGGUAN DAN PERFORMANCE MONITORING PADA LINK EoS Pada jaringan SDH, penanganan gangguan dilakukan berdasarkan complaint dari pelanggan atau user yang menggunakan jaringan tersebut. Saat

Lebih terperinci

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data KOMUNIKASI Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia 2.1 Komunikasi Data Komunikasi data merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAR TEORI

BAB III LANDASAR TEORI BAB III LANDASAR TEORI 3.1 Sistem Transmisi PDH Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH) adalah teknologi yang digunakan dalam jaringan telekomunikasi untuk mengangkut data dalam jumlah besar melalui peralatan

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Dedy hermanto/jaringan Komputer/2010

Pertemuan 3 Dedy hermanto/jaringan Komputer/2010 Pertemuan 3 Adalah : Suatu hubungan antara unsur-unsur penyusun jaringan komputer yaitu node, link dan station Atau Yang memperlihatkan hubungan jaringan atau sambungan antar komputer. Node : Titik suatu

Lebih terperinci